UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI FETTUCCINE MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI FETTUCCINE MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS"

Transkripsi

1 UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI FETTUCCINE MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS Samuel Putralo Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp : (62-21) , Fax : (62-21) samuel.putralo15@gmail.com Samuel Putralo, Trias Septyoari Putranto, SST.Par., M.M ABSTRACT This study describes the organoleptic test result of fettuccine using taro plants that have been processed into taro flour with 25%, 50% and 75% ratio to replace wheat flour. It is expected to be beneficial to reduce wheat imports in Indonesia as well as help the government in food diversification efforts. The method of research that has been used is quantitative with data collection techniques using questionnaires. The analysis of data is a descriptive analysis of the frequency and statistics shown in diagram form. Conclusion, taro flour can be used as a substitute for wheat flour even though only a few percent and proved that the use of taro flour mixture can make a difference to the aroma, texture, flavor and color of fettuccine.(sp) Keywords: Organoleptic Test, Fettuccine, Taro Flour, Wheat Flour, Food Diversification Efforts ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan uji organoleptik hasil jadi fettuccine menggunakan tanaman talas yang sudah diolah menjadi tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% untuk menggantikan tepung terigu. Hal tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk mengurangi impor gandum di Indonesia serta membantu pemerintah dalam upaya diversifikasi pangan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data berupa analisis deksriptif frekuensi dan statistik yang ditunjukkan dalam bentuk diagram. Kesimpulan, tepung talas dapat digunakan sebagai bahan pengganti tepung terigu walau hanya beberapa persen dan terbukti penggunaan campuran tepung talas dapat memberikan perbedaan terhadap aroma, tekstur, rasa dan warna dari fettuccine.(sp) Kata kunci: Uji Organoleptik, Fettuccine, Tepung Talas, Tepung Terigu, Upaya Diversifikasi Pangan

2 PENDAHULUAN Dewasa ini, bisnis di bidang makanan terus berkembang karena manusia terus menerus mengkonsumsi makanan. Inovasi dan kreasi juga harus dilakukan yang bertujuan untuk memenuhi keinginan konsumen, karena produk dan jasa yang dihasilkan harus memenuhi kualifikasi pasar sesuai kebutuhan/keinginan konsumen (Soegoto, 2014: 45). Pertumbuhan bisnis makanan ditandai dengan semakin banyaknya restoran baru yang bermunculan, contohnya restoran bertema western terutama makanan Italia seperti pasta. Pasta terbuat dari campuran tepung terigu, air dan telur. Pasta yang awal mulanya terkenal di Italia mulai menjamur ke Amerika dan Eropa. Namun sekarang pasta sudah menjadi makanan yang dikenal di seluruh dunia (Gisslen, 2011: 657). Di Indonesia, pasta seperti spaghetti, fettuccine, lasagna, dan macaroni sudah tidak asing lagi bagi masyarakatnya, khususnya di ibu kota Jakarta. Salah satu bahan dasar yang terdapat dalam pasta adalah tepung terigu. Tepung terigu berasal dari gandum yang ditumbuk/dihaluskan (Gisslen, 2013: 56). Tepung terigu mengandung gluten yang berperan dalam menentukan kekenyalan terhadap adonan makanan, sehingga tepung terigu sangat cocok untuk membuat makanan seperti roti, mi, pasta dan lain-lain. Namun, Indonesia bukanlah Negara penghasil gandum sehingga harus mengimpor dari beberapa Negara seperti Australia, Amerika, Kanada, dan lain-lain. Berikut adalah tabel data impor gandum Indonesia dari tahun Tabel Data Impor Gandum Indonesia, tahun No. Nama (Jumlah, Harga) (Jumlah, Harga) (Jumlah, Harga) Negara Ton USD Ton USD Ton USD (juta) (juta) (juta) (juta) (juta) (juta) 1. Australia 3,612 1,355 4,420 1,482 3,791 1, Amerika 0,747 0,307 0,686 0,256 0,535 0, Kanada 0,982 0,447 0,930 0,389 1,372 0, Lain-lain 0,048 0,015 0,212 0,126 1,021 0,310 Jumlah 5,475 2,158 6,250 2,253 6,720 2,433 Sumber: Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), (diolah) Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk makanan seperti mi dan roti menyebabkan produksi tepung terigu harus ditingkatkan. Produksi tepung terigu yang terus meningkat harus diikuti dengan ketersediaan gandum. Hal ini mengakibatkan impor gandum yang dilakukan Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya dan menyebabkan pengeluaran Negara terus bertambah. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus memanfaatkan bahan pangan lokal asli Indonesia yang melimpah seperti talas, singkong, ubi, ubi ungu dan sebagainya. Talas merupakan tanaman umbi-umbian mengandung karbohidrat non beras yang digemari masyarakat. Talas menjadi makanan pokok pengganti nasi bagi masyarakat di daerah Mentawai Barat dan Papua Barat. Talas merupakan makanan yang rendah lemak, bebas gluten dan mudah dicerna (Arpah,M. Apriani. Setyadjit, 2011). Awalnya umbi talas hanya dimasak dengan cara digoreng, dikukus atau direbus namun sekarang sudah banyak olahan dari umbi ini seperti keripik talas, getuk

3 talas, dodol, cookies, dan sebagainya. Selain itu, umbi talas juga dapat dijadikan tepung sehingga lebih mudah diolah menjadi makanan serta memiliki daya simpan yang lebih lama. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menghadirkan sebuah kreasi baru dari olahan fettuccine disubstitusikan dengan tepung talas. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan perbedaan dari fettuccine pada umumnya yaitu membuat fettuccine yang memiliki gabungan komposisi antara tepung terigu dan tepung talas untuk meningkatkan pemanfaatan bahan pangan lokal serta membantu pemerintah dalam upaya diversifikasi pangan. Jika pemakaian bahan pangan lokal dapat ditingkatkan, maka hal tersebut dapat membantu menyejahterakan para petani dalam negeri dan meningkatkan perekonomian negara. Selain itu, upaya diversifikasi pangan dapat menjadi strategi pengentasan kemiskinan, peningkatan lapangan kerja, konservasi lingkungan dan meningkatkan pendapatan usaha tani (Setyawan, 2015). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menarik formulasi masalah yaitu: 1. Bagaimana perbedaan aroma, tekstur, rasa dan warna terhadap hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75%? 2. Bagaimana hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% yang memiliki komposisi terbaik? Berikut adalah tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk memvariasikan fettuccine menggunakan tepung talas. 2. Untuk mengetahui hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% yang memiliki komposisi terbaik. UJI HEDONIK PEMBUATAN MARTABAK MANIS MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS Oleh: Daniel (Universitas Bina Nusantara, 2014) Penelitian ini berupa uji hedonik/kesukaan terhadap martabak manis untuk mensubstitusi tepung terigu menggunakan tepung talas dengan perbandingan 50%, 75% dan 100%. Bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap penggunaan tepung talas pada martabak manis. Hasil yang dicapai adalah masyarakat menyukai produk martabak manis menggunakan tepung talas dengan perbandingan 50%. Dari segi warna, masyarakat lebih menyukai martabak manis dengan perbandingan 75% tepung talas sedangkan dari segi aroma, rasa dan tekstur masyarakat lebih menyukai martabak manis dengan perbandingan 50% tepung talas. PENGARUH RASIO TEPUNG TALAS, PATI TALAS, DAN TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK MI INSTAN Oleh: Nursalimah Tinambunan (Universitas Sumatera Utara, Medan, 2014) Tepung talas digunakan untuk substitusi tepung terigu pada pembuatan mi instan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung talas dan tepung terigu berpengaruh berbeda nyata pada kadar air, kadar abu, elastisitas, warna, dan rasa mi instan. Pada penelitian ini digunakan rasio tepung talas, pati talas, dan tepung terigu (80:0:20, 60:20:20, 40:40:20, 20:60:20, 0:80:20)% dengan penambahan CMC (konsentrasi 1%, 2%, dan 3%) sebagai pengental untuk menggantikan fungsi gluten pada pembuatan mi instan.

4 METODE PENELITIAN Penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Menggunakan Tepung Talas dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 17), metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian kuesioner, analisa data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Substitusi Tepung Talas bersifat eksploratif yaitu ingin menemukan suatu problematika baru (Sangadji & Sopiah, 2010). Selain itu juga merupakan penelitian eksperimen (experimental research) karena penelitian ini digunakan untuk mencari perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012: 72). Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk membandingkan hasil jadi fettuccine substitusi tepung talas sebesar 75%, 50% dan 25%. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner akan disebarkan kepada panelis bersamaan dengan fettuccine menggunakan tepung talas yang memiliki Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan aroma, tekstur, rasa dan warna dari fettuccine menggunakan tepung talas serta dapat dianalisa menggunakan analisis statistik frekuensi dan deskriptif. Waktu pengumpulan data (kuesioner) dilakukan pada jangka waktu tertentu atau temporer yang biasa disebut Cross Sectional. Desain Penelitian No. Desain Penelitian Metode yang digunakan 1. Tujuan Studi Eksploratif 2. Jenis Penelitian Eksperimen 3. Lingkungan Penelitian Laboratorium (lingkungan terkontrol) 4. Sumber Data Data Primer dan Data Sekunder 5. Unit Analisis Individu 6. Teknik Pengumpulan Data Kuesioner 7. Waktu Pengumpulan Data Cross Sectional (Temporer) Hipotesis yang disusun oleh penulis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 H 0 : Tidak ada perbedaan terhadap Aroma pada fettuccine substitusi tepung talas dengan H 1 : Ada perbedaan terhadap Aroma pada fettuccine substitusi tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75%. Hipotesis 2 H 0 : Tidak ada perbedaan terhadap Rasa pada fettuccine substitusi tepung talas dengan H 1 : Ada perbedaan terhadap Rasa pada fettuccine substitusi tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75%. Hipotesis 3 H 0 : Tidak ada perbedaan terhadap Tekstur pada fettuccine substitusi tepung talas dengan H 1 : Ada perbedaan terhadap Tekstur pada fettuccine substitusi tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75%. Hipotesis 4 H 0 : Tidak ada perbedaan terhadap Warna pada fettuccine substitusi tepung talas dengan

5 H 1 : Ada perbedaan terhadap Warna pada fettuccine substitusi tepung talas dengan perbandingan 25%, 50% dan 75%. Untuk mengetahui signifikansi, bandingkan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai Sig sebagai berikut: Jika nilai Sig > 0,05 maka H 0 diterima dan H 1 ditolak Jika nilai Sig < 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima Populasi yang ditetapkan penulis dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i Hotel Management Universitas Bina Nusantara. Sampel dalam penelitian ini adalah 29 orang, yang terdiri dari 4 panelis terlatih (3 orang Chef dari Hotel Dharmawangsa dan 1 orang Chef dari Grand Hyatt Jakarta) dan 25 panelis agak terlatih (Mahasiswa Binus University jurusan Hotel Management peminatan Culinary Art.) Penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Menggunakan Tepung Talas menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Kuesioner dibagikan pada bulan Juni Pada penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder dan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitan ini adalah studi pustaka dan kuesioner. HASIL DAN BAHASAN Berikut adalah hasil analisa peneliti dalam penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Menggunakan Tepung Talas yaitu: Uji Perbandingan Rata-Rata (Mean) Aroma Tabel Deskriptif Statistik Aroma Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Aroma K Aroma A Aroma B Aroma C Valid N (listwise) 29 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa Aroma Fettuccine K, A, B dan C memiliki nilai rata-rata yang tidak jauh berbeda. Hasil perhitungan menunjukkan nilai mean Aroma Fettuccine K dan B sebesar 3.34, Fettuccine A sebesar 3.58 dan Fettuccine C sebesar Menurut hasil tersebut serta hasil uji frekuensi, Fettuccine K (100% Tepung Terigu), A (25% Tepung Talas), B (50% Tepung Talas), dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Wangi. Uji Perbandingan Rata-Rata (Mean) Tekstur Tabel Deskriptif Statistik Tekstur Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Tekstur K Tekstur A Tekstur B Tekstur C Valid N (listwise) 29 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan hasil perhitungan nilai mean Tekstur Fettuccine K sebesar 4.27, Fettuccine A sebesar 3.75, Fettuccine B sebesar 2.86 dan Fettuccine C sebesar Menurut hasil tersebut serta hasil uji frekuensi, Fettuccine K (100% Tepung Terigu) dinyatakan Kenyal, A (25% Tepung Talas) dinyatakan Kenyal, B (50% Tepung Talas) dinyatakan Cukup Kenyal, dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Kurang Kenyal.

6 Uji Perbandingan Rata-Rata (Mean) Rasa Tabel Deskriptif Statistik Rasa Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Rasa K Rasa A Rasa B Rasa C Valid N (listwise) 29 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan hasil perhitungan nilai mean Rasa Fettuccine K sebesar 4.1, Fettuccine A sebesar 3.89, Fettuccine B sebesar 3.48 dan Fettuccine C sebesar Menurut hasil tersebut serta hasil uji frekuensi, Fettuccine K (100% Tepung Terigu) dinyatakan Enak, A (25% Tepung Talas) dinyatakan Enak, B (50% Tepung Talas) dinyatakan Cukup Enak, dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Kurang Enak. Uji Perbandingan Rata-Rata (Mean) Warna Tabel Deskriptif Statistik Warna Descriptive Statistics N Mean Std. Deviation Warna K Warna A Warna B Warna C Valid N (listwise) 29 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan hasil perhitungan nilai mean Warna Fettuccine K sebesar 4.69, Fettuccine A sebesar 3.62, Fettuccine B sebesar 2.89 dan Fettuccine C sebesar Menurut hasil tersebut serta hasil uji frekuensi, Fettuccine K (100% Tepung Terigu) dinyatakan Sangat Terang, A (25% Tepung Talas) dinyatakan Terang, B (50% Tepung Talas) dinyatakan Cukup Terang, dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Kurang Terang. Uji Perbandingan Rata-Rata (Mean) Total K, A, B dan C Tabel Rangkuman Nilai Rata-Rata (Mean) K A B C Aroma Tekstur Rasa Warna Total Mean Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat rangkuman nilai rata-rata (mean) dari fettuccine K (100% Tepung Terigu), A (25% Tepung Talas), B (50% Tepung Talas), C (75% Tepung Talas). Total ratarata (mean) dari fettuccine K sebesar 4.1, fettuccine A sebesar 3.71, fettuccine B sebesar 3.14, dan fettuccine C sebesar Dari data tersebut, dibandingkan dengan semua total mean dapat dilihat bahwa Fettuccine A memiliki nilai lebih tinggi dari Fettuccine B dan C sehingga dapat disimpulkan bahwa Fettuccine A lebih baik dari Fettuccine B dan C serta paling mendekati Fettuccine K.

7 Uji Hipotesis Uji Perbandingan Aroma Aroma Tabel Uji Perbandingan Aroma ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai sig dari tabel Anova Aroma sebesar Nilai sig > 0,05 yang berarti H 0 diterima dan H 1 ditolak. Jadi, tidak ada perbedaan terhadap Aroma pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Menurut hasil uji frekuensi, tidak ada perbedaan terhadap Aroma Fettuccine dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% karena semua dinyatakan Wangi. Uji Perbandingan Tekstur Tekstur Tabel Uji Perbandingan Tekstur ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai sig dari tabel Anova Tekstur sebesar Nilai sig < 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. Jadi, ada perbedaan terhadap Tekstur pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Menurut hasil uji frekuensi, ada perbedaan terhadap Tekstur Fettuccine dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% karena Fettuccine K (100% Tepung Terigu) dinyatakan Kenyal, A (25% Tepung Talas) dinyatakan Kenyal, B (50% Tepung Talas) dinyatakan Cukup Kenyal, dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Kurang Kenyal. Uji Perbandingan Rasa Rasa Tabel Uji Perbandingan Rasa ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai sig dari tabel Anova Rasa sebesar Nilai sig < 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. Jadi, ada perbedaan terhadap Rasa pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Menurut hasil uji frekuensi, ada perbedaan terhadap Rasa Fettuccine dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% karena Fettuccine K (100% Tepung Terigu) dinyatakan Enak, A (25% Tepung Talas) dinyatakan Enak, B (50% Tepung Talas) dinyatakan Cukup Enak, dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Kurang Enak.

8 Uji Perbandingan Warna Warna Tabel Uji Perbandingan Warna ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai sig dari tabel Anova Warna sebesar Nilai sig < 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima. Jadi, ada perbedaan terhadap Warna pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Menurut hasil uji frekuensi, ada perbedaan terhadap Warna Fettuccine dengan perbandingan 25%, 50% dan 75% karena Fettuccine K (100% Tepung Terigu) dinyatakan Sangat Terang, A (25% Tepung Talas) dinyatakan Terang, B (50% Tepung Talas) dinyatakan Cukup Terang, dan C (75% Tepung Talas) dinyatakan Kurang Terang. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Hipotesis 1 mengenai Aroma Fettuccine Hasil: H 0 diterima dan H 1 ditolak. Kesimpulan: Tidak ada perbedaan terhadap Aroma pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Hipotesis 2 mengenai Tekstur Fettuccine Hasil: H 0 ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulan: Ada perbedaan terhadap Tekstur pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Hipotesis 1 mengenai Rasa Fettuccine Hasil: H 0 ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulan: Ada perbedaan terhadap Rasa pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Hipotesis 1 mengenai Warna Fettuccine Hasil: H 0 ditolak dan H 1 diterima. Kesimpulan: Ada perbedaan terhadap Warna pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang ditarik peneliti dari hasil pembuatan produk dan analisis data terhadap penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Menggunakan Tepung Talas yaitu: 1. Berikut adalah perbedaan yang tampak dari Fettuccine K (100% Tepung Terigu), A (25% Tepung Talas), B (50% Tepung Talas), dan C (75% Tepung Talas) berdasarkan nilai mean dan frekuensi: Menurut panelis, Aroma Fettuccine K, A, B dan C dinyatakan Wangi. Menurut panelis, Tekstur Fettuccine K dinyatakan Kenyal, A dinyatakan Kenyal, B dinyatakan Cukup Kenyal, dan C dinyatakan Kurang Kenyal. Menurut panelis, Rasa Fettuccine K dinyatakan Enak, A dinyatakan Enak, B dinyatakan Cukup Enak, dan C dinyatakan Kurang Enak. Menurut panelis, Warna Fettuccine K dinyatakan Sangat Terang, A dinyatakan Terang, B dinyatakan Cukup Terang, dan C dinyatakan Kurang Terang. Berdasarkan total nilai rata-rata (mean), dapat disimpulkan bahwa Fettuccine A lebih baik dari Fettuccine B dan C serta paling mendekati Fettuccine K. 2. Berdasarkan hasil uji hipotesis; Tidak ada perbedaan terhadap Aroma pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Ada perbedaan terhadap Tekstur pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan

9 Ada perbedaan terhadap Rasa pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Ada perbedaan terhadap Warna pada hasil jadi fettuccine menggunakan tepung talas dengan Berikut adalah saran yang ditarik peneliti dari hasil pembuatan produk dan analisis data terhadap penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Menggunakan Tepung Talas yaitu: Indonesia memiliki potensi yang bagus dari bahan dasar makanan maupun individu yang memproduksi. Inovasi dan kreasi dalam dunia kuliner harus terus dikembangkan melalui ide dan kreatifitas dari setiap individu. Pada penelitian ini, tepung talas digunakan untuk menggantikan sebagian tepung terigu agar dapat mengurangi impor gandum. Tepung talas berasal dari umbi talas yaitu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Warna dari tepung talas tidak berbeda jauh dengan tepung terigu, namun saat terkena air akan langsung berubah warna menjadi coklat. Selain itu, tepung talas tidak mengandung gluten (gluten-free) sehingga menyebabkan adonan berbahan dasar tepung talas menjadi mudah pecah atau rapuh serta susah untuk menyatu, sedangkan tepung terigu mengandung gluten yang membuat adonan menjadi kenyal dan elastis. Tepung talas yang ditambahkan ke dalam adonan Fettuccine memberikan perbedaan yaitu menjadikan Fettuccine berwarna coklat serta penambahan kandungan gizi. Selain itu, juga mempengaruhi aroma, tekstur, rasa dan warna dari Fettuccine sehingga menghasilkan sebuah inovasi baru. Hasil penelitian Uji Organoleptik Hasil Jadi Fettuccine Menggunakan Tepung Talas ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian berikutnya. Oleh karena itu, diharapkan ada penelitian selanjutnya menggunakan tepung talas sebagai pengganti bahan dasar dengan produk selain Fettuccine. Jika pemakaian tepung talas meningkat maka dapat membantu menyejahterakan petani talas di Indonesia. REFERENSI Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arpah, M. Apriani. Setyadjit. (2011). Karakterisasi Empat Jenis Umbi Talas Varian Mentega, Hijau, Semir dan Beneng serta Tepung yang Dihasilkan dari Keempat Varian Umbi Talas. Jurnal Ilmu Pangan, Jilid 1, No. 1, diakses 27 Februari 2015 pukul WIB dari Daniel. (2014). Uji Hedonik Pembuatan Martabak Manis Menggunakan Tepung Talas. Skripsi D4. Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Ermayuli. (2011). Analisis Teknis dan Finansial Agroindustri Skala Kecil pada Berbagai Proses Pembuatan Keripik Talas di Kabupaten Lampung Barat. Program Studi PascaSarjana. Universitas Lampung, Lampung. Edt. (2014). Industri Pariwisata Jakarta Tumbuh 10,32 persen. Diakses 27 Februari 2015 pukul WIB dari Gisslen, W. (2011). Professional Cooking. (7 th edition). Canada: John Wiley & Sons, Inc. Gisslen, W. (2013). Professional Baking. (6 th edition). Canada: John Wiley & Sons, Inc. Koswara, S. (2010). Teknologi Pengolahan Umbi-umbian. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Overview Industri Tepung Terigu Nasional Indonesia. (2013). Aptindo. Overview Industri Tepung Terigu Nasional Indonesia. (2014). Aptindo. Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: Andi. Rossi, G. et al. (2012). The Best-Ever Book of Italian Cooking. Leicestershire: Hermes House. Ryan, T. et al. (2011). The Professional Chef (9 th edition). Canada: John Wiley & Sons, Inc. Sangadji, E.M. dan Sopiah, M.M. (2010). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi. Setyawan, B. (2015). Budidaya Umbi-umbian Padat Nutrisi. (Cetakan ke-1). Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Soegoto, DR. IR. E.S. (2014). Entrepeneurship Menjadi Pebisnis Ulung. (Cetakan ke-4). Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sofiah, B.D. & Achyar, T.S. (2008). Penilaian Indera. Bandung: Universitas Padjajaran Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

10 Tinambunan, N. (2014). Pengaruh Rasio Tepung Talas, Pati Talas, dan Tepung Terigu dengan Penambahan CMC terhadap Sifat Kimia dan Organoleptik Mi Instan. Skripsi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan. RIWAYAT PENULIS Samuel Putralo lahir di Jakarta pada 15 April Penulis menamatkan pendidikan D4 di BINUS University dalam jurusan Hotel Management peminatan Culinary Art tahun 2015.

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE BALAPIS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE BALAPIS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI KUE BALAPIS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA Herfano Winata Salam 4, Jakarta Barat, 11540, 087841655510, herfanow@gmail.com Trias Septyoari Putranto, SST.Par.,

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE PANDAN KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE PANDAN KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE PANDAN KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TAPIOKA Meirlane Renata Prabaharjana Hotel Management Department, BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk,

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS

UJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS UJI KESUKAAN HASI JADI POUND CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS Helenica Liauwandy Jln. Raya Cibarusah, (021) 89677009, helenicaliauwandy@yahoo.com, Dianka Wahyuningtias, SST.Par., MM ABSTRACT

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM. Julian Wibowo

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM. Julian Wibowo UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE KERING NASTAR MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS KETAN HITAM Julian Wibowo Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak : Kue kering yang banyak digemari masyarakat

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI BROWNIES MENGGUNAKAN MARGARIN DAN ALPUKAT

UJI KESUKAAN HASIL JADI BROWNIES MENGGUNAKAN MARGARIN DAN ALPUKAT UJI KESUKAAN HASIL JADI BROWNIES MENGGUNAKAN MARGARIN DAN ALPUKAT Phoa Grecia Jln. Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Phoa.grecia@yahoo.co.id Trias Septyoari Putranto, SST.Par., M.M. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah industri kuliner atau makanan. Salah satu makanan yang sedang digemari oleh masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SORGUM TERMODIFIKASI

UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SORGUM TERMODIFIKASI UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG SORGUM TERMODIFIKASI Pebriani Jln. Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, febriani28021991@gmail.com, Dianka Wahyuningtias, SST.Par.,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono (2009:72) Penelitian Eksperimen atau Experimental Research dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GANDUM UTUH

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GANDUM UTUH UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG GANDUM UTUH Dianka Wahyuningtias; Trias Septyoari Putranto; Raden Nana Kusdiana Hotel Management Department, Faculty of Economic

Lebih terperinci

UJI HEDONIK PEMBUATAN MARTABAK MANIS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS

UJI HEDONIK PEMBUATAN MARTABAK MANIS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS UJI HEDONIK PEMBUATAN MARTABAK MANIS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TALAS Daniel Jurusan Hotel Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan manusia, karenanya hak atas pangan menjadi bagian sangat penting dari hak azasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan (food additives). Penggantian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Mie adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE BROWNIES MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS NATHANIA IDAMA RAHMAYUNI Binus University, Jalan Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk Jakarta Barat, Fax : (+62 21) 535 0655,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum

BAB I PENDAHULUAN. impor. Volume impor gandum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Berdasarkan data APTINDO (2013), Indonesia mengimpor gandum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gandum merupakan bahan baku dalam pembuatan tepung terigu. Indonesia belum bisa memproduksi sendiri gandum sebagai tanaman penghasil tepung terigu, karena iklim yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penilitian,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panelis Agar hasil yang didapat menjadi lebih akurat, maka panelis yang digunakan oleh penulis merupakan sampel jenuh dimana penulis menggunakan seluruh anggota populasi

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN CHOCOLATE BUTTER CAKE DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TALAS

UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN CHOCOLATE BUTTER CAKE DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TALAS UJI ORGANOLEPTIK PEMBUATAN CHOCOLATE BUTTER CAKE DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG TALAS Pinka Pinasthika Puri Laras 2, Tangerang Selatan, 15419, 087888480831, pinkapinasthika@gmail.com Dianka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan iklim yang tropis, dan memiliki kekayaan sumber daya alam serta keberagamannya. Indonesia juga terletak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Brownies Kukus

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Brownies Kukus BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Brownies Kukus 4.1.1 Panelis Menurut Betty dan Tjutju ( 2008 : 67 ) panelis merupakan orang-orang yang memiliki kelebihan sensorik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan impor tepung terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor gandum di Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Jenis Panelis. Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Panelis. Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Jenis Panelis. Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Panelis. Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4. 1 Panelis 4.1.1 Jumlah Panelis Jenis Panelis 35 5 30 P anelis Ahli Panelis Terlatih Panelis Tidak Gambar 4.1 Pie Chart Jenis Panelis Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Pada

Lebih terperinci

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI

KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI KADAR PROTEIN, SIFAT FISIK DAN DAYA TERIMA KULIT BAKPIA YANG DISUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: NUR AINI ERNA ROSTIAMINASIH J 310 090 008 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian Uji kesukaan hasil jadi kue kering nastar menggunakan tepung terigu dan tepung beras ketan hitam ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Mi merupakan bahan pangan yang cukup potensial, selain harganya relatif murah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di indonesia kini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sumber pendapatan negara karena kekayaan indonesia dalam dunia wisata sangat

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG PATI GARUT (Maranta Arundinacea L) PADA DAYA KEMBANG DAN DAYA TERIMA DONAT NASKAH PUBLIKASI Oleh : DENNY FITRIA APRIYANI J 300 101 003 PROGRAM STUDI D III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan pola hidup, masyarakat Indonesia dituntut untuk beraktivitas serba cepat. Pola hidup demikian

Lebih terperinci

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mi bukan merupakan makanan asli budaya Indonesia. Meskipun masih banyak jenis bahan makanan lain yang dapat memenuhi karbohidrat bagi tubuh manusia selain beras, tepung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Peningkatan permintaan dari pelanggan menuntut bakery dan cake shop semakin meningkatkan lagi produksinya demi memuaskan para pelanggan. Bila dilihat trend

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN ANTARA PERKEDEL TAHU DENGAN PERKEDEL AMPAS KEDELAI

UJI KESUKAAN ANTARA PERKEDEL TAHU DENGAN PERKEDEL AMPAS KEDELAI UJI KESUKAAN ANTARA PERKEDEL TAHU DENGAN PERKEDEL AMPAS KEDELAI Billy Mardhana Jalan Terate Raya No 38a, Jembatan Lima, Jakarta Barat, 081381910561, billy_mardhana@yahoo.com Trias Septyoari Putranto, SST.Par.,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Singkong juga mudah diolah menjadi berbagai olahan pangan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian eksperimen Uji Hedonik Hasil Jadi Brownies Kukus Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Sorgum Termodifikasi dilakukan dalam mencari tahu perbandingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan

BAB I PENDAHULUAN. dibuat dengan menambahkan santan, gula merah, daun pandan dan. pisang.menurut Veranita (2012), bolu kukus adalah bolu yang berbahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bolu merupakan salah satu makanan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia.Bolu kukus sangat beranekaragam, ada yang dibuat dengan menambahkan santan, gula merah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung

BAB I PENDAHULUAN. oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu dapat diolah menjadi

Lebih terperinci

Food Science and Culinary Education Journal

Food Science and Culinary Education Journal FSCEJ 2 (2) (2013) Food Science and Culinary Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/fsce PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG JAGUNG KUNING SEBAGAI SUMBER VITAMIN A TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan terigu oleh masyarakat Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari APTINDO (2014) dilaporkan bahwa konsumsi tepung terigu nasional pada tahun 2011, 2012,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

Uji Kesukaan Hasil Jadi Lemon Cake Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kedelai

Uji Kesukaan Hasil Jadi Lemon Cake Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kedelai Uji Kesukaan Hasil Jadi Lemon Cake Menggunakan Tepung Terigu dan Tepung Kedelai Yessy Ching Fudin Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI CHURROS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS

UJI KESUKAAN HASIL JADI CHURROS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS UJI KESUKAAN HASIL JADI CHURROS DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BERAS Syeiny Jl. Pademangan 2 Gang 7 Nomor 42, Pademangan Timur, Jakarta Utara, 081286492062, syeiny.susanto@gmail.com Trias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dewasa ini, salah satu industri yang berkembang dengan pesat di Indonesia adalah industri makanan minuman atau industri kuliner. Menurut Investor

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI BAKPAO DENGAN MENGGUNAKAN RAGI INSTAN DAN RAGI ALAMI

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI BAKPAO DENGAN MENGGUNAKAN RAGI INSTAN DAN RAGI ALAMI UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI BAKPAO DENGAN MENGGUNAKAN RAGI INSTAN DAN RAGI ALAMI Kristianto Vikamas 2 J6/2, (021) 5451315, abcdefg_qyat@yahoo.com Dosen Pembimbing : Dianka Wahyuningtias, Sst.Par., M.M

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE NAGASARI MENGGUNAKAN TEPUNG GANYONG Putri Rezeki

UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE NAGASARI MENGGUNAKAN TEPUNG GANYONG Putri Rezeki UJI KESUKAAN HASIL JADI KUE NAGASARI MENGGUNAKAN TEPUNG GANYONG Putri Rezeki Jurusan Hotel Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Bahan 2.1.1 Talas Talas (Colocasia esculenta) merupakan tanaman pangan jenis herba menahun. Talas memiliki nama umum di dunia yaitu Taro, Old cocoyam, Abalong, Taioba,

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KACANG HIJAU

UJI KESUKAAN BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KACANG HIJAU UJI KESUKAAN BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG KACANG HIJAU Shanty Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia Telp : (62-21) 5369

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat dan Kegunaan Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya di ibu kota jakarta. Melihat semakin banyaknya konsumen yang senang menghabiskan waktu

Lebih terperinci

EFFECT OF RICEBEAN FLOUR (V

EFFECT OF RICEBEAN FLOUR (V EFFECT OF RICEBEAN FLOUR (Vigna umbellata) AND WHEAT FLOUR MIXING VARIATIONS ON PHYSICAL PROPERTIES, ORGANOLEPTIC PROPERTIES AND CALCIUM LEVELS OF COOKIES PRODUCTION Savietry Violeta Milla Kii 1, Agus

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI COLOURFUL STEAMED CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG JAGUNG

UJI KESUKAAN HASIL JADI COLOURFUL STEAMED CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG JAGUNG UJI KESUKAAN HASIL JADI COLOURFUL STEAMED CAKE MENGGUNAKAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG JAGUNG Vinsensia Angelis Tanza Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27. Kebon Jeruk. Jakarta Barat 11530

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Talas termasuk dalam salah satu jenis umbi-umbian. Talas mudah tumbuh di Indonesia. Pada tahun 2011 melalui pelaksanaan kegiatan dem area pangan alternatif, jumlah produktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang

Lebih terperinci

PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT JAGUNG (Zea mays l), KACANG HIJAU DAN UBI JALAR KUNING TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS

PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT JAGUNG (Zea mays l), KACANG HIJAU DAN UBI JALAR KUNING TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT JAGUNG (Zea mays l), KACANG HIJAU DAN UBI JALAR KUNING TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar minyak kemangi. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar minyak kemangi Lampiran 2. Gambar sediaan pasta gigi A Keterangan : A : Saat selesai dibuat B : Setelah penyimpanan 12 minggu F1 : Sediaan mengandung minyak kemangi 0,1% F2

Lebih terperinci

UJI KESUKAAN HASIL JADI MACARON DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG ALMOND DAN TEPUNG KEDELAI

UJI KESUKAAN HASIL JADI MACARON DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG ALMOND DAN TEPUNG KEDELAI UJI KESUKAAN HASIL JADI MACARON DENGAN MENGGUNAKAN TEPUNG ALMOND DAN TEPUNG KEDELAI Grace Ratnasari Tenggara Jl. Pulau Pelangi I no 91, Kembangan Utara, Jakarta Barat, 082145901938, graceratnasari@hotmail.com

Lebih terperinci

KUALITAS MI BASAH DENGAN SUBSTITUSI JAGUNG ARTIKEL

KUALITAS MI BASAH DENGAN SUBSTITUSI JAGUNG ARTIKEL KUALITAS MI BASAH DENGAN SUBSTITUSI JAGUNG ARTIKEL Oleh: ADE IRFERAMUNA Nim : 55709 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI OATMEAL COOKIES MENGGUNAKAN GULA PASIR DAN MADU KELENGKENG

UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI OATMEAL COOKIES MENGGUNAKAN GULA PASIR DAN MADU KELENGKENG UJI ORGANOLEPTIK HASIL JADI OATMEAL COOKIES MENGGUNAKAN GULA PASIR DAN MADU KELENGKENG Maryana Jurusan Hotel Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), legum (polong-polongan) dan umbi-umbian.

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dituntut harus selalu ambil bagian dan tanggap dalam mendukung

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sebagai sumber serat dan protein. Keunggalan tepung gandum adalah kandungan

I PENDAHULUAN. sebagai sumber serat dan protein. Keunggalan tepung gandum adalah kandungan I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,(2)Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penduduk di Indonesia kini mulai meminati makan mi sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan harga yang terjangkau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntukan bagi konsumsi manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri. Berdasarkan data dari Wardhana (2013) dalam Majalah Tempo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat konsumsi mi di Indonesia cukup tinggi. Kurniawati (2006) mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara ke dua terbesar di dunia dalam tingkat konsumsi mi gandum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman nangka berbuah sepanjang tahun jika dirawat dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai PENDAHULUAN Latar Belakang Umbi-umbian di Indonesia masih kurang mendapat perhatian, karena komoditi ini dianggap sebagai makanan kelas rendahan yang dihubungkan dengan kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan proyeksi Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun lalu sebesar 5,08 juta ton karena

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Syarifah Aminah BPTP DKI Jakarta Jl raya ragunan no.30 ABSTRAK Tepung

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan kesukaan hasil dari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan kesukaan hasil dari BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan kesukaan hasil dari pembuatan brownies dengan menggunakan tepung terigu dan tepung beras. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.

BAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan roti telah berlangsung sejak 30,000 tahun yang lalu, yang pada awalnya hanya berasal dari air dan tepung gandum yang dicampur sehingga menjadi adonan pasta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan PENDAHULUAN Latar Belakang Konsumsi pangan yang beragam dan berimbang melalui diversifikasi pangan akan meningkatkan kualitas hidup manusia. Manusia memerlukan lebih 40 jenis zat gizi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

EFFECT OF SORGHUM FLOUR

EFFECT OF SORGHUM FLOUR EFFECT OF SORGHUM FLOUR (Sorghum bicolor L. Moench) AND GREEN BEAN FLOUR (Phaseolus radiatus) MIXING VARIATIONS ON PHYSICAL PROPERTIES, ORGANOLEPTIC AND PROTEIN LEVELS OF LUNKHEAD PRODUCTION Hedwigis Ana

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kuliner memang tidak ada kata habis bagi setiap individu yang ingin memberikan sentuhan baru ataupun mengembangkan produk kuliner demi menciptakan kepuasan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi.

BAB I PENDAHULUAN. yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah (7-9 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah gizi yaitu kekurangan protein dan energi. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013

Lebih terperinci

UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG GANDUM UTUH

UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG GANDUM UTUH UJI HEDONIK HASIL JADI BROWNIES KUKUS MENGGUNAKAN TEPUNG GANDUM UTUH Irene Jurusan Hotel Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis BINUS University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530, Indonesia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Naan bread merupakan salah satu olahan roti tradisional dari daerah Timur Tengah yaitu India. Naan bread biasanya berbentuk bulat hingga agak lonjong, terbuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu ini mulai dilirik oleh masyarakat karena disamping warnanya yang menarik rasanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Bahan pangan memang melimpah namun Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan impor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai

Lebih terperinci

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa

memenuhi kebutuhan warga negaranya. Kemampuan produksi pangan dalam negeri dari tahun ke tahun semakin terbatas. Agar kecukupan pangan nasional bisa BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan pangan secara nasional setiap tahun terus bertambah sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk, sementara lahan untuk budi daya tanaman biji-bijian seperti padi dan jagung luasannya

Lebih terperinci

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata oleh karena itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kota Bandung, baik dari luar kota, luar pulau bahkan dari luar negeri.

Lebih terperinci

Disusun Oleh : J

Disusun Oleh : J PENGARUH PENGGUNAANN SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbhitamoschata)PADA PEMBUATAN ROTI TAWAR DITINJAU DARI TINGKATPENGEMBANGAN DAN DAYAA TERIMA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : EFFA NURMADIANI J300120025

Lebih terperinci