BAB III Nilai Strategis Ekonomi Kota Palmyra

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III Nilai Strategis Ekonomi Kota Palmyra"

Transkripsi

1 BAB III Nilai Strategis Ekonomi Kota Palmyra Pada Bab ini, penulis akan sedikit membahas mengenai kota Palmyra yang berada di bawah rezim Bashar al-assad. Kemudian penulis membahas faktor-faktor yang menjadi alasan prioritas Pemerintah Suriah membebaskan kota Palmyra dengan terlebih dahulu membandingkan salah satu kota dengan kota kuno Palmyra yang pada tahun masih dikuasai oleh ISIS (Islamic State in Iraq and Syiria). Berikut adalah pemaparannya; Kota Palmyra yang berada di bawah Rezim Assad adalah kota Palmyra modern. Kota Palmyra modern merupakan pusat administrasi Distrik Tadmur dan Kecamatan Tadmur. Menurut Biro Suriah Pusat Statistik (CBS), kota ini memiliki populasi dan kecamatan populasi sebanyak dalam sensus penduduk tahun Pada tahun 1838, penduduk kota Palmyra tercatat menjadi Muslim Sunni. Selama perang Sipil Suriah, penduduk kota meningkat secara signifikan. Hal ini dikarenakan masuknya pengungsi internal dari bagian lain di negara Suriah itu sendiri. 2 Ketika perang saudara terjadi akibat fenomena Arab Spring, keamanan di Suriah pun mulai terganggu. Banyaknya kelompok-kelompok oposisi yang ingin 1 General Census of Population and Housing (n.d.). Diakses Januari 6, 2017, from The Central Bureau of Statistic (Syria): 2 Barnard, A., & Saad, H. (2015, May 20). ISIS Fighters Seize Control of Syrian City of Palmyra, and Ancient Ruins. Diakses Januari 6, 2017, from The New York Times: 58

2 menggulingkan rezim Assad. Keadaan seperti ini pun dimanfaatkan oleh beberapa kelompok militant asing untuk masuk ke Suriah dan membantu kelompok oposisi melawan pemerintah Assad. Tanpa adanya pengontrolan keamanan yang ketat, munculah kelompok yang menamai dirinya ISIS di negara Suriah. Tidak lama setelah ISIS resmi berdiri di Suriah, ISIS mulai menguasai beberapa wilayah di Suriah.ISIS pun berhasil menguasai hampir sebagian wilayah di Suriah. Pada tahun 2014, ISIS menderita kekalahan di Suriah dan Irak. ISIS pun kehilangan beberapa kota yang mereka kuasai. ISIS juga mendapatkan perlawanan hebat baik dari tentara pemerintah Irak, tentara pemerintah Suriah dan juga tentara koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Tentara pemerintah Suriah sendiri dipimpin oleh etnis Kurdi dan mendapat bantuan dari tentara Amerika Serikat yang bergera dari utara menuju selatan ke kota Raqqa, Suriah. 3 Sedangkan tentara pemerintah Turki yang mendukung kelompok oposisi di Suriah bergerak ke utara menuju kota al-bab. Kota al-bab adalah salah satu basis ISIS di utara Suriah. Akibat perebutan kembali beberapa kota yang dikuasai ISIS oleh tentara pemerintah Suriah, ISIS pun menjadikan kota Palmyra sebagai basis strategis mereka. Hal ini dikarenakan kota Palmyra berada di tengah-tengah antara kota Raqqa dan Damaskus. Selain itu juga, kota Palmyra menghubungkan Damaskus dengan wilayah timur Suriah serta negara tetangga Irak. Jatuhnya kota Palmyra ke tangan ISIS 3 Lukman, A. (2016, 12 12). ISIS Kembali Kuasai Kota Palmyra, Suriah. Diakses Januari 4, 2017, from 59

3 merupakan potensi jalan bagi kelompok militan tersebut untuk meningkatkan gempurannya ke kawasan-kawasan yang dikuasai oleh Pemerintah Suriah, seperti Ibu Kota Damaskus dan Homs. Dalam perebutan kembali kota Pamyra oleh Pemerintah Suriah yakni pada kurun waktu tahun , ada beberapa kota yang juga sedang diperjuangkan oleh Pemerintah Suriah untuk dibebaskan dari kekuasaan ISIS, salah satu dari kota tersebut adalah kota Aleppo, yang mana kota Aleppo merupakan situs warisan dunia yang diakui oleh UNESCO sama halnya dengan kota Palmyra. Namun dalam pembebasan dua kota kuno tersebut, Pemerintah Suriah memiliki faktor prioritas terhadap kota Palmyra. Sehingga pada pembebasan kota tersebut, Pemerintah Suriah lebih dulu membebaskan kota Palmyra dibandingkan dengan kota Aleppo. Padahal kota Aleppo merupakan kota terbesar kedua di Suriah dan memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan kota Palmyra yang mana kota tersebut telah dikuasai oleh ISIS sejak tahun Ada pun faktor pertama yang mempengaruhi pembebasan kota Palmyra menjadi prioritas bagi Pemerintah Suriah dalam melawan ISIS di tahun 2016 yaitu dapat dilihat dari nilai strategis secara ekonomi di kota Palmyra. Kota kuno Palmyra dan kota kuno Aleppo adalah dua kota kuno yang samasama pernah memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian di abad sebelum masehi (SM). Dua kota tersebut juga menjadi tempat pemberhentian bagi kafilah ataupun para pedagang yang melewati jalur-jalur di dua kota tersebut. Kota 60

4 kuno Aleppo menjadi daerah yang sibuk sejak abad ke-3 SM 4. Namun, baru pada abad ke-18 SM, kota kuno Aleppo menjadi pusat transit atau pemberhentian utama bagi para pedagang yang melewati jalur Mediterania, yakni antara negara-negara timur dan Eropa. Masa ini pun berlangsung selama periode Helenistik (gabungan dri peradaban Yunani dengan peradaban Timur Dekat) di bawah kepemimpinan Byzantium. Sedangkan kota Palmyra sudah menjadi pusat pemberhentian para pedagang atau kafilah sejak abad ke-1 SM. Pada pertengahan abad ke-1 SM, kota Palmyra mejadi kota makmur dan elegan yang terletak di rute kafilah yang menghubungkan Persia dengan pelabuhan Suriah-Romawi dan Fenisia di Mediterania. Kemudian, kota Palmyra dan kota Aleppo masuk ke dalam Kekaisaran Romawi yang memiliki peranan penting sebagai jalur-lintas perdangan pada masa itu. Ekonomi kota Palmyra sendiri saat sebelum dan awal periode Romawi, tidak hanya didasarkan pada perdagangan, namun juga pada pertanian, penggembala 5, dan memberikan pelayan sebagai tempat istirahat atau pemberhentian bagi para kafilah yang melintas gurun di kota Palmyra. 6 Kemudian di akhir abad SM, ekonomi di kota Palmyra ini memiliki ekonomi campuran yang berbasis pada pertanian, pengembalaan, perpajakan 7 dan yang paling penting juga pada perdagangan. Pajak merupakan sumber yang penting bagi pemerintah kota Palmyra. Ada regulasi hukum mengenai tarif yang 4 Meyers, E. M. (1997). The Oxford Encyclopedia of Archaelogy in the Near East. Oxford University Press. 5 Young, G. K. (2011). Rome's Eastern Trade: International Commerce and Imperial Policy, 31 BC- AD 305. Routledge. Diakses Januari 6, hlmn Ball, W. (2002). Rome in the East: The Transformation of an Empire. Routledge. Diakses Januari 6, p.74 7 Stoneman, R. (1994). Op. cit. hlmn.57 61

5 harus dibayar oleh pedagang adalah untuk barang-barang yang dijual di pasar internal atau diekspor dari kota. Pada abad ke 13, ketika kota Aleppo dibangun kembali oleh Raja Nur Aldin Zinki, ko`ta Aleppo mengalami puncak kejayaan. Pada tahun 1516, Kekaisaran Ottoman yang berhasil menaklukan kota Alpeppo, menjadikan kota Aleppo menjadi pos utama perdangan antara Timur dan Eropa. Perekonomian kota Aleppo juga sempat berhenti pada tahun 1869 ketika Terusan Suez dibuka yang mengakibatkan perdagangan di kota kuno Aleppo dialihkan ke laut dan Aleppo perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Pada akhir abad ke-18, masa kejayaan kota Aleppo sebagai pos utama perdangangan antara Timur dan Eropa mulai menurun, yang mana hal ini semakin parah ketika gerakan blockade Inggris dan Prancis yang memotong jalur dari Turki Selatan dan Utara Irak. Sedangkan, perekonomian kota Palmyra juga sempat terhenti pada tahun 212 M, ketika Kekaisaran Sassaniyah Iran menguasai pinggiran sungai Tigris dan Eufrat. Pada tahun 272, Kota kuno Palmyra berhasil dikuasai kembali oleh Kekaisaran Romawi, namun sayangnya kota palmyra tidak lagi menjadi pusat perdangan. Meskipun begitu, kota ini masih menjadi persimpangan jalan Romawi yang penting di Gurun Suriah. Setelah kehancuran kota Palmyra di tahun 273, kota Palmyra menjadi pasar bagi penduduk desa dan perantau dari daerah sekitarnya. 62

6 Gambar 3.1. Bangunan Sejarah Pasar Kota Palmyra Sumber: Kota Palmyra pun kembali pada masa kemakmurannya selama era Umayyah. Hal ini ditandai dengan ditemukannya sebuah pasar terbesar Umayyah bertiang yang ada di jalan-jalan kota Palmyra. 8 Kota Palmyra pun menjadi pusat perdagangan kecil sampai kehancurannya pada tahun Setelah penggalian kembali kota Palmyra oleh para ekspedisi dan juga para arkeolog, Kota Palmyra saat ini menjadi sebuah pemukiman modern yang secara adjacently ke utara reruntuhan kuno yang tidak jauh dari kota kuno Palmyra. Kota modern ini dibangun di sepanjang pola grid dimana terdapat sebuah Quwatli Street yang merupakan sebuah jalan utama yang membentang dari timur ke barat, mulai dari Saahat al-ra'is Square di tepi barat kota 8 Kennedy, H. N. (2006). The Byzantine and Early Islamic Near East. Variorum Collected Studies Series. Ashgate. Diakses Januari 7,

7 Palmyra. 9 Ekonomi kota Palmyra saat ini ditopang dari perdagangan, pertanian, pelayanan, produksi pertambangan, industri dan sektor wisata. Berbagai sumber daya yang dimiliki oleh kota Palmyra yang dapat menopang perekonomian negara Suriah menjadi salah satu faktor prioritas Pemerintah Suriah dalam pembebasan kota Palmyra. Berikut adalah penjelasan dari beberapa sumber daya yang menopang perekonomian Suriah yang terdapat di kota Palmyra; A. Perdagangan Kota Palmyra sejak dulu terkenal sebagai pusat perdagangan yang penting dengan letak geografisnya yang strategis.kota ini berada di persimpangan lalu lintas perniagaan internasional.kota ini juga merupakan tempat bertemunya jalur-jalur perdagangan dari timur ke barat, yakni jalur perdagangan yang dilalui oleh kafilah-kafilah yang datang dari negera-negara di kawasan Timur ke negara-negara di kawasan Barat melalui Mesopotamia (Irak). Jalur perdagangan utama berasal dari timur kota Palmyra menuju Eufrat, dimana jalur tersebut terhubung dengan kota Hit. 10 Jalur perdagangan tersebut kemudian meluas ke selatan di sepanjang sungai menuju pelabuhan Charax Spasinu di Teluk Persia. Pelabuhan tersebut menjadi tempat bagi kapal-kapal Palmyra dalam perjalanan bolak-balik ke India Carter, T. (2008). Syria and Lebanon. Lonely Planet. Diakses Januari 7, McLaughlin, R. (2010). Rome and the Distant East: Trade Routes to the ancient lands of Arabia, India and China. Continuum International Publishing Group. Diakses Januari 7, Young, G. K. (2011). Op. cit. hlmn

8 Kemudian barang-barang yang diimpor dari India, Cina dan Transoxiana, dan diekspor barat ke Emesa (atau Antiokhia) melalui pelabuhan Mediterania, dan didistribusikan ke Kekaisaran Romawi.Selain itu jalur-jalur perdagangan dari selatan ke utara juga merupakan jalur yang dilalui oleh kafilah-kafilah yang datang dari negara-negara di kawasan Timur ke negara-negara di kawasan Barat melalui Yaman. Para pedagang kota Palmyra juga memiliki kapal-kapal diperairan Italia dan mengendalikan jalur perdangan India. Perdangangan tersebut, membuat kota Palmyra menjadi salah satu kota terkaya di Timur Dekat. Gambar 3.2. Jalur Perdagangan Kota Palmyra Sumber: gr2.png Dari sejumlah jalur perdagangan yang ada di Suriah, menjadikan kota Palmyra sebagai tempat bertemunya kafilah-kafilah pedagang yang datang dari 65

9 berbagai belahan dunia. Tak heran jika letak dari kota Palmyra yang strategis meyebabkan kota tersebut sering menjadi tempat persinggahahan para pedagang tersebut. Selain jalur perdagangan, beberapa pedagang di kota Palmyra juga menggunakan Laut Merah, sebagai jalur perdagangan mereka. 12 Barang-barang yang diperdagangkan tersebut dibawa melalui jalur darat dari pelabuhan di Suriah ke pelabuhan Nil, di Mesir. Kemudian barang-barang tersebut dibawa ke pelabuhan Mediterania Mesir untuk ekspor. Hal ini pun membuktikan adanya perjanjianperdagangan antara kotapalmyra dengan Mesir di era pemerintahan Hadrian. 13 Setelah runtuhnya Kerajaan Anbath, maka kedudukan kota Palmyra dalam dunia perdagangan internasional semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kedudukan Anbath sebagai pusat perdagangan internasional berpindah ke kota Palmyra. Perdagangan yang begitu pesat pun terjadi di kota Palmyra. Hal ini memberikan pengaruh yang baik terhadap perekonomian kota Palmyra terutama dalam hal keuangan. Perdagangan yang pesat ini pun berdampak pada meningkatnya jumlah pajak yang masuk pada saat itu. Selain itu masyarakat kota Palmyra juga memanfaatkan kesempatan ini dengan memperluas jaringan 12 Bryce, T. (2014). Ancient Syria: A Three Thousand Year History. Oxford University Press. Diakses Januari 7, Hourani, G. F. (1995). Carswell, John, ed. Arab Seafaring in the Indian Ocean in Ancient and Early Medieval Times. Khayats Oriental Reprints. (3 ed.). Princeton University Press. Diakses Januari 7,

10 perdagangan mereka dengan Persia, India dan negara-negara lain di sekitar Laut Tengah. Seiring berjalannya waktu perekonomian dalam bidang perdagangan di kota Palmyra terus berjalan. Perdagangan selalu penting bagi ekonomi Suriah sejak dulu hingga saat ini, terutama kota Palmyra yang diuntungkan dari lokasi negara tersebut, dimana kota Palmyra berada di sepanjang jalur perdagangan utama Timur-Barat. Kota-kota Suriah membanggakan industri tradisional seperti tenun dan pengepakan buah kering dan industri berat modern. Tak heran jika pendapatan utama dari hasil perdagangan kota Palmyra adalah kain sutra. Kain sutra tersebut diekspor dari Timur ke Barat. 14 Selain sutra, barang-barang yang diekspor lainnya seperti batu giok, muslin, rempah-rempah, ebony, gading, batu mulia 15. Sedangkan untuk barang-barang yang ada di pasar domestik, para pedagang di kota Palmyra mengimpor berbagai barang termasuk budak, pelacur, minyak zaitun, barang dicelup, mur, parfum 16. Selain barang-barang yang diekspor dari kota Palmyra, secara keseluruhan Suriah juga mengekspor minyak mentah, mineral, produk minyak bumi, buahbuahan, sayuran, serat kaps, tekstil, pakaian, dan gandum. Selain itu juga, sebagian besar Suriah mengimpor mesin dan peralatan transportasi, mesin 14 Stoneman, R. (1994). Op. cit. hlmn Ball, W. (2002). Op. cit. hlmn Stoneman, R. (1994). Op. cit. hlmn

11 20,000,000,000 18,000,000,000 16,000,000,000 14,000,000,000 12,000,000,000 10,000,000,000 8,000,000,000 6,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 tenaga listrik, makanan dan ternak, logam, bahan kimia dan produk kimia, plastik, benang dan kertas. Sejak pecahnya perang sipil Suriah, ekonomi Suriah telah terkena sanksi ekonomi besar-besaran yang membatasi perdagangan dengan Liga Arab, Australia, Kanada, Uni Eropa, (dan juga Negara-negara Eropa di Albania, Islandia, Liechtenstein, Macedonia, Moldova, Montenegro, Norwegia, Serbia, dan Swiss), Georgia, Jepang, Turki, dan Amerika Serikat. Sanksi dan ketidakstabilan yang terkait dengan perang saudara ini telah membalikkan pertumbuhan ekonomi Suriah sebelumnya hingga keadaan menurun selama tahun 2011 dan Ekspor dan Impor Barang Perdagangan (US $) Ekspor 10,855,120,000 12,796,108,000 10,000,000,000 4,000,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 Impor 15,442,770,000 17,561,576,000 16,800,000,000 7,300,000,000 5,400,000,000 6,700,000,000 Grafik 3.1. Ekspor-Impor Perdagangan Suriah (US $) Sumber: Dari grafik diatas, dapat dilihat pendapatan sektor perdagangan dari ekspor dan impor Suriah dari tahun Tahun tersebut adalah tahun dimana 68

12 munculnya konflik-konflik kecil di Suriah yang disebabkan adanya fenomena Arab Spring hingga munculnya kelompok militan asing atau ISIS di Suriah. Dari grafik tersebut dapat dilihat terjadinya kenaikan dan penurunan nilai ekspor di Suriah, dimana dari tahun terjadi kenaikan jumlah pendapatan ekspor sebesar $1,9 milliar. Namun di tahun selanjutnya, jumlah pendapatan sektor perdagangan dari ekspor menurun secara drastis hingga $2 milliar. Hal ini pun dikarenakan konflik internal di Suriah yang disertai masuknya ISIS yang menguasai beberapa kota di Suriah termasuk kota Palmyra yang menjadi pusat jalur perdagangan bagi Suriah. Penurunan tidak hanya terjadi pada nilai ekspor namun juga dari nilai impor yang juga turun drastis di tahun Dari grafik tersebut juga terlihat dengan jelas bahwasanya nilai impor dari sektor perdagangan dari tahun mencapai 2-3 kali lipat dari nilai ekspor sektor perdagangan. B. Pertanian Selain perdagangan, ekonomi kota Palmyra saat ini ditopang dari basis pertanian, dimana letak pemukiman penduduk kota Palmyra yang terletak di perbatasan padang pasir membuat penduduk di kota Palmyra digiring dan dibudidayakan menjadi beberapa petak kecil untuk menjadi petani sayuran dan jagung. 17 Ekonomi yang ditopang dari sektor pertanian merupakan salah satu 17 Addison, C. G. (1838). Damascus and Palmyra: a journey to the East. (Vol. 2). Richard Bentley. Diakses Januari 7,

13 pilar utaa dari perekonomian di Suriah. Hal ini dikarenakan, sektor pertanian menyumbang sekitar 25% dari PDB dan mempekerjakan 25% dari total angkatan kerja. Pertanian merupakan prioritas utama dalam rencana pembangunan ekonomi Suriah, karena pemerintah berusaha mencapai swasembada pangan, meningkatkan pendapatan ekspor, dan menghentikan migrasi keluar desa. Pedesaan di kota Palmyra secara intensif menanam tanaman zaitun, buah ara, pistachio (kacang pistasi) atau pun kebun-tanaman yang dikenal di wilayah tersebut dari era Romawi dan masih umum di Suriah. Tanaman Barley juga ditumbuhkan di desa tersebut. Namun, perekonomian yang ditopang dari basis pertanian tidak bisa mendukung populasi dan makanan diimpor. Sehingga, Petani lokal bekerja sama dengan penggembala nomaden yang membawa unta dan domba kekota Palmyra, yang memungkinkan mereka untuk membawa hasil kebun setelah panen. Selain itu, unta dan domba juga dijadikan sebagai hewan yang membantu menyuburkan ladang. Para pengembara yang datang dengan membawa ternak mereka dan meninggalkan hadiah kecil, dan mendapatkan air sebagai imbalannya. 18 Berkat investasi modal yang berkelanjutan, pembangunan infrastruktur, subsidi input, dan dukungan harga, Suriah telah beralih dari importir bersih 18 Curry, A. (2012, July 20). Mystery of Lost Roman City Solved: Ancients Greened the Desert? Diakses Januari 7, 2017, from National Geographic: 70

14 menjadi pengekspor produk pertanian. Produk pertanian yang diekspor yaitu kapas, buah-buahan, sayuran, dan bahan makanan lainnya. Sektor pertanian sendiri, pada tahun 2009, mempekerjakan sekitar 17% angkatan kerja dan menghasilkan sekitar 21% produk domestik bruto, 19 dimana ternak menyumbang 16 % dan buah dan biji-bijian lebih dari 40%. 20 Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan, dimana sektor pertanian hanya mempekerjakan 13.20% angkatan kerja pada sektor ini. 21 Hal ini pun dikarenakan, konflik yang terjadi sejak tahun 2009 dan munculnya ISIS sebagai kelompok oposisi yang kuat di tahun selanjutnya. Pada tahun 2013, sektor pertanian memproduksi tons buah jeruk, tons olive oil, tons minyak bunga matahari, 147 tons pisang, tons jeruk, tons apel, dan 85 tons wine. Kemudian Pada tahun 2014, sektor pertanian memproduksi tons gandum, tons kentang, tanaman barley, tons jagung. 22 Dari grafik dibawah ini dapat dilihat terjadi penurunan jumlah produksi hasil pertanian di tahun 2010 sebanyak 837,808 tons. Di tahun selanjutnya, hasil produksi pertanian meningkat hingga mencapai angka 4,827,927 tons. Kemudian dari tahun terjadi penurunan hasil produksi pertanian 19 The World Bank Data Collelo, T. (Ed.). (n.d.). Syria, a country study (3 ed.). Federal Research Division. Hlmn Syria : Employment in agriculture(% of total employment). (2015). Diakses Maret 22, 2017, from 22 Agriculture Production. Syria- Statisticals Agriculture. (2015). Diakses Maret 22, 2017, from 71

15 meskipun angka hasil produksi pertanian masih berada di 4juta tons pertahunnya. Namun di tahun 2014, hasil produksi pertanian turun hingga setengah dari hasil produksi pertanian ditahun Hal ini pun dikarenakan pada tahun 2014, beberapa kota di Suriah termasuk kota Palmyra sebagai salah satu penyumbang hasil produksi pertanian berhasil dikuasai oleh ISIS. Tons 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 Hasil Produksi Pertanian (- tons) 4,738,674 4,827,927 4,599,397 4,206,428 3,900,866 2,695, Grafik 3.2. Hasil Produksi Pertanian Suriah Sumber: C. Pertambangan dan Industri Kemakmuran perekonomian yang terjadi di kota Palmyra tidak hanya datang dari perdagangan dan pariwisata saja. Kota Palmyra memiliki sumber daya alam yang dapat memberikan keuntungan dan mendatangkan penghasilan yang besar bagi negara Suriah dan juga penduduknya. Kota Palmyra saat ini berfungsi sebagai pusat industri pertambangan fosfat dan gas alam Suriah. Berikut adalah penjelasannya; 72

16 1. Tambang Fosfat Tambang fosfat tersebut terletak di 45 mill sebelah selatan kota Palmyra. 23 Tambang fosfat pertama yang dijalankan oleh pemerintah Suriah didirikan dekat Tadmur dan mulai produksi pada tahun Kemudian pada tahun 1978, dimulailah pekerjaan untuk menghubungkan tambang fosfat di kota Palmyra ke pelabuhan Tartus sejak tahun Pada tahun 1986 surveyor Soviet menemukan deposit bijih besi yang besar di sekitar kota Palmyra. Suriah memiliki cadangan batu fosfat yang luas, diperkirakan mencapai juta ton, dimana negara tersebut mengeksploitasi sekitar 3,5juta ton pertahun. 26 Suriah sendiri memiliki tiga lokasi penambangan fosfat yang terletak di kota Palmyra. Penambangan fosfat tersebut beroperasi di Charkiet, Sawwaneh, dan Khneifiss. 27 Suriah menggunakan batuan fosfat yang ditambang dari deposit Charkiet untuk menghasilkan asam fosfat di pabrik pupuk Homs. Batuan fosfat Charkiet juga mengandung sekitar 60 sampai 100 bagiaan per juta uranium. Suriah berusaha memisahkan uranium dari asa fosfat tersebut 23 Isil seizes Syrian regime's lucrative phosphate mines. (2015, May 27). Diakses Januari 8, 2017, from The Telegraph: Syrian-regimes-lucrative-phosphate-mines.html 24 Collelo, T. (Ed.). Op. cit. 25 Ibid. Hlmn Asfahani, J. (2002). Phospate Prospecting Using Natural Gamma Ray Well Logging in the Khneifiss Mine, Syria. In Exploration and Mining Geology (Vol. 11, hlmn. 62) 27 Fertilizer International: Commercial Phosphate Rock from Syria. (2001, Agustus 9). Diakses Maret 29, 2017, from Chemical Business Newbase: 73

17 pada pabrik penyiapan Uranium mikro-politnya. 28 Nama dari tambang fosfat Charkiet yaitu deposit no yang merupakan rangkaian deposit fosfat, dengan tambang Alsharqia A dan B yang paling produktif dengan cadangan sebanyak ton 29. Kemudian fosfat yang beroperasi di Sawwaneh, deposit no. 1184, dilengkapi dengan fosfat erasbdan lunak pada akhir jaman kapur. Batuan fosfat Sawwaneh mengandung sekitar 60 sampai 80 bagian per juta uranium. 30 Namun pabrik penyiapan Uranium mikro-polit di Homs tidak mencoba untuk mengekstrak uranium dari batuan fosfat tersebut. Hal ini dikarenakan batuan fosfat tersebut berpotensi untuk dapat dimanfaatkan di masa depan. Terkahir ada deposit no atau tambang Khneifiss yang dibuka pada tahun 1971 dengn output awal sebesar ton per tahun. 31 Tambang ini merupakan tambang fosfat terbesar di Suriah yang menghasilkan 1,1juta ton bijih fosfat per tahun. 32 Batu fosfat tersebut digunakan untuk menghasilkan asam fosfat di pabrik pupuk Homs. Batuan fosfat ini 28 Asfahani, J. (2002). Op. cit. 29 S. Omara. (1965, Maret). Phospatic Deposits in Syria and Safaga, Egypt. Economic Geology and The Bulletin of the Society of Economic Geologist, 215. Diakses Maret 22, The phosporic resources of Syria. (1989). In A.J.G. Notholt, R.P. Sheldon, and D.F. Davidson (Ed.), Phosphate Deposits of the World 2 (p. 361). Cambridge, UK: Cambridge University Press. 31 Survey, Syria : Economic. (1973). In P. Mansfield (Ed.), The Midde East : A Political and Economic Survey (hlmn. 486). London: Oxford University Press. 32 The phosporic resources of Syria. (1989). Op. cit. 74

18 mengandung sekitar 60 sampai 140 bagian per juta uranium. 33 Fosfat adalah mineral utama yang dieksploitasi di Suriah. Fosfat biasanya digunakan sebagai pupuk fosfat untuk pertanian, fosfor dari batuan fosfat juga digunakan dalam suplemen pakan ternak, pengawet makanan, agen anti korosi, kosmetik, fungisida, keramik, pengolahan air dan metalurgi. Jika tiga lokasi tambang fosfat itu digabungkan, maka Suriah menghasilkan sekitar 1,9% produksi batu fosfat dunia dan merupakan penghasil fosfat peringkat kesembilan di dunia pada tahun Tambang fosfat menjadi salah satu sumber pendapatan terakhir negara Suriah, ketika Suriah mendapatkan penangguhan ekspor minyak. 35 Sebagai salah satu sumber ekonomi Suriah, fosfat adalah satu-satunya industri yang meningkatkan perekonomian di Suriah pada tahun Sekitar ton diekspor senilai $ kuartal pertama ini, naik dari hanya $ pada kuartal yang sama tahun lalu. 36 Namun sayangnya di tahun 2015, ISIS menguasai ranjau fosfat di kota Palmyra tersebut. Tambang tersebut merupakan yang terbesar kedua di 33 Carlotta B. Chernoff dan G.J. Orris (2002). Data Set of World Phosphate Mines, Deposits, and Occurrences - Part A.: Geological Data. U.S. Geological Survey. 34 Taib, M. (n.d.) Minerals Yearbook : Syria (pdf). US Geological Survey. Diakses Maret 22, 2017, from https//minerals.usgs.gov/minerals/pubs/country/2009/myb sy.pdf 35 Isil seizes Syrian regime's lucrative phosphate mines. (2015, May 27). Diakses Januari 8, 2017, from The Telegraph: Syrian-regimes-lucrative-phosphate-mines.html 36 Syria s Oil and Gas Output Stabel in Q1, (n.d.). Diakses Januari 8, 2017, from The Syrian Reports : Economic news, Data and Analysis: 75

19 Suriah. Tambang fosfat merupakan salah satu sumber pendapatan Suriah terakhir dari rezim Assad. Suriah dianggap sebagai salah satu negara yang memiliki kandungan fosfat terbesar di dunia. Akibat dari penguasaan tambang fosfat tersebut oleh ISIS, pemerintah Suriah mengalami kerugian yang cukup besar. 2. Gas Alam Kota Palmyra juga memiliki ladang gas sebagai sumber ekonomi mereka. Namun sayangnya, ISIS menguasai lapangan gas tersebut dan tiga fasilitas lainnya di kawasan tersebut - Hayan, Jihar dan Ebla - dengan hilangnya ladang gas barat ini yang berpotensi, menyebabkan Iran untuk mensubsidi lebih jauh kepada rezim Assad. Gas alam sendiri berfungsi sebagai sumber energi utama pembangkit listrik di Suriah yang dipadukan dengan bahan bakar minyak. Kapasitas pasokan listrik Suriah merupakan prioritas nasional yang penting. Cadangan gas alam di kota Palmyra sekitar tiga perempat di antaranya dimiliki oleh Perusahaan Perminyakan Suriah, diperkirakan mencapai 2,6 triliun meter kubik (9,1 triliun kaki kubik) pada tahun Gas alam tersebut juga digunakan untuk reinjeksi untuk pemulihan minyak yang ditingkatkan. Berikut adalah grafik dari produksi dan konsumsi Gas Alam di Suriah; 76

20 Grafik Produksi dan Konsumsi Gas Alam Produksi Konsumsi Grafik 3.3. Produksi dan Konsumsi Gas Alam Suriah Sumber: duction&consumption Dari grafik diatas, terlihat bahwasanya pada tahun terlihat ada peningkatan produksi gas alam sebesar 37.39%. 37 Namun setelah kenaikan produksi yang cukup banyak ditahun selanjut hingga tahun 2013 produksi gas alam menurun hingga 17,98%. Penurunan pada jumlah produksi gas alam di Suriah diakibatkan dari konflik yang terjadi di Suriah dan penguasaan ladang gas oleh ISIS di Suriah. Selain itu juga terlihat bahwasanya penggunaan atau pemakaian dari gas alam tersebut pada tahun melebihi dari kapasitas produksi gas alam tersebut. Kemudian di tahun , pemerintah menekan jumlah pemakaian terhadapa gas alam tersebut. 37 Syrian Arab Republic Dry Natural Gas Production by Year. (n.d.). Diakses Maret 22, 2017, from Index Mundi: 77

21 D. Pariwisata Pariwisata merupakan penghasil devisa potensial yang berpotensi besar dan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi. Pariwisata menghasilkan lebih dari 6 persen produk domestik bruto Suriah pada tahun Pengunjung non-arab ke Suriah mencapai 1,1 juta pada tahun 2002, yang mencakup semua pengunjung ke negara ini, bukan hanya wisatawan. 38 Jumlah pengunjung Arab pada tahun 2002 adalah 3,2 juta, sebagian besar berasal dari Lebanon, Yordania, Arab Saudi, dan Irak. 39 Saat ini kota Palmyra menjadi kota wisata bagi para wisatawan untuk dapat mengunjungi reruntuhan di kota kuno Palmyra. Kota Palmyra sendiri memiliki sebuah museum di bagian barat daya kota. 40 Tidak hanya museum, kota Palmyra juga memiliki banyak bangunan-bangunan kuno, artefak, prasasti, kuil, dan beberapa makam. Keadaan Kota Palmyra saat ini sangat terawat dengan baik. Hal ini pun membuat keuntungan bagi sektor wisata di Suriah. Selain itu berkat pemerintah daerah yang mengelola peninggalan bersejarah dengan baik dan juga mengembangkan wisata ekologis dengan kunjungan ke padang pasir dan alam yang diawetkan sehingga kota Palmyra pun menjadi salah satu pusat tujuan wisata. Kota kuno Palmyra yang terawat dengan baik, membuat para pengunjung yang datang dapat merasakan atmosfer berjalan- 38 Middle East: Syria. (2017, Januari 12). Diakses Maret 22, 2017, from Central Inteligence Agency: 39 Ibid. 40 Ibid. 78

22 jalan serasa di abad ke-2 dan ke-3 Masehi. Salah seorang professor dalam bidang sejarah Timur Tengah dan antropologi dari Shawnee State University, Ohio, AS, Dr Amr al-azm, menggambarkan bahwasanya kota Palmyra sangat kaya bagi akademisi dan arkeolog 41. Banyak artefak-artefak yang indah ditemukan di kota Palmyra. Kota Palmyra disebut sebagai Bride of Desert atau Venice of Desert, dimana kota ini menjadi situs yang paling banyak dikunjungi di Suriah. 42 Kota Palmyra juga menjadi salah satu kota klasik yang paling menggugah dan lengkap di dunia. Terlebih lagi ketika kota Palmyra mendapatkan pengakuan dari UNESCO, maka pemerintah daerah perlu melakukan pelestarian terhadap bangunan-bangunan bersejarahnya. Selain itu pelestarian terhadap budayanya, dan juga penataan kota. Pentaan kota yang baik menjadi kunci utama keberhasilan suatu kawasan bisa sukses memaksimalkan potensi peninggalan sejarahnya 43. Pariwisata merupakan salah satu pilar utama perekonomian negara Suriah. 44 Sektor pariwisata sangat banyak menyerap tenaga kerja. Hampir setiap tahunnya, 150 ribu wisatawan atau pengunjung kota kuno Palmyra berkunjung 41 Adhi, R. (2015, Mei 22). Hancurnya Warisan Budaya Berusia Ribuan Tahun di Palmyra. Diakses Januari 2017, 3, from Kompas: Warisan-Budaya-Ribuan-Tahun-di-P 42 Darke, D. (2006). Op. cit. hlmn Aditiasari, D. (2016, May 9). Ini Untungnya Kota yang Bisa Kelola Peninggalan Sejarahnya. Diakses Maret 29, 2017, from Detik News: 44 Redupnya Kilau Mutiara Padang Pasir, Palmyra. (2016, April 26). Diakses from Pars Today: 79

23 ke kota wisata tersebut. 45 Menjadi tujuan kota pariwisata di Suriah, membuat perekonomian di kota Palmyra semakin berkembang. Hal ini pun dimanfaatkan oleh penduduk kota Palmyra untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pengunjung wisata ke kota tersebut. Untuk memajukan pariwisata kota kuno Palmyra dan memberikan rasa nyaman terhadap para wisatawan, para penduduk dan pemerintah pun membangun sebuah tempat penginapan atau hotel. Saat ini terdapat lebih dari 20 hotel yang menawarkan lebih mengenai akomodasi turis dari mana saja di luar Damaskus. 46 Di sekitaran situs bangunan bersejarah maupun di kota Palmyra sendiri terdapat restauran-restauran yang menyajikan makanan khas negara tersebut. Tidak hanya restaurant, di kota modern Palmyra juga terdapat sebuah kafe unik. Kafe tersebut bernama Baghdad Café. 47 Kafe tersebut memiliki interior kuno dan khas Arab. Di kafe tersebut menyediakan kopi (Turkish Coffee) dan teh (Shai). Kafe tersebut biasanya menjadi tempat istirahat sejenak para wisatawan sebelum meneruskan perjalan di padang gersang dan sepi menuju kota kuno Palmyra. Selain menjual minuman, kafe tersebut juga menjual barang-barang antik. 45 Ibid. 46 Ibid. 47 Mencari Jejak Ratu Zanubia di Palmyra. (2011, Januari 16). Diakses from Kompasiana: 80

24 Di kota Palmyra juga terdapat sebuah bandara domestik, yang bernama Bandara Palmyra. Bandara tersebut berada di ketinggian 403 meter (1.322 kaki) di atas permukaan laut. Bandara Palmyra ini memiliki satu landasan pacu yang dengan permukaan aspal berukuran dengan 45 meter (9449ft 148ft). 48 Namun, semenjak perang Suriah berlangsung, tidak ada penerbangan yang dijadwalkan ke atau dari bandara ini. Hal ini pun juga dirasakan kota Aleppo yang juga memiliki bandara internasional yang ditutup akibat perang sipil di Suriah. Penutupan bandara tersebut menyebabkan jumlah wisatawan yang datang juga semakin berkurang setiap tahunnya. Turunnya pengunjung wisatawan memberikan dampak bagi perekonomian di kota Palmyra itu sendiri, dimana pendapatan dari pariwisata turun drastis, dengan tingkat hunian hotel turun dari 90% sebelum perang menjadi kurang dari 15% di bulan Mei Sekitar 40% dari seluruh karyawan di sektor pariwisata kehilangan pekerjaan sejak awal perang. 50 Hal ini pun juga dapat dilihat dari jumlah pengunjung atau turis yang datang ke kota Suriah. 48 Airport information for OSPR. (n.d.). Diakses Januari 8, 2017, from World Aero Data: Catatan: Data mengenai jumlah turis wisatawan yang datang ke Suriah bisa dilihat pada halaman lampiran 49 Syria complains to U.N. about touris downturn amid conflict. (2012, May 17). Diakses Maret 12, 2017, from 50 Ibid. 81

25 Million 10,000,000 Turis Pendatang Pariwisata Internasional Suriah 8,546,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 4,231,000 4,158,000 5,430,000 6,092,000 5,070,000 2,000, Grafik 3.4. Turis Pendatang Pariwisata Internasional Suriah Sumber: art=2006 Dari grafik diatas dapat dilihat jumlah turis wisatawan yang datang ke Suriah dari tahun , dimana setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah turis yang datang ke Suriah. Peningkatan jumlah turis di Suriah di tahun 2010 meningkat hingga mencapai angka 8juta orang. Di tahun selanjutnya yakni tahun 2011, jumlah turis wisatawan menurun secara drastic, dimana hanya 5juta orang turis yang datang ke Suriah. hal ini dikarenakan konflik yang terjadi di beberapa kota Suriah yang semakin memanas. Konflik tersebut semakin memanas ketika ISIS masuk ke Suriah yang mengakibatkan jumlah kedatangan turis ke Suriah berkurang setiap bulannya. Di tahun 2012 tercatat tidak ada turis asing yang berkunjung ke Suriah yang menyebabkan pariwisata Suriah secara khusus telah hancur. 82

26 Billion Ditambah lagi semenjak kota kuno Palmyra dikuasai oleh ISIS, tidak ada pengunjung wisata yang datang ke Suriah terutama ke kota kuno Palmyra. Industri pariwisata mencapai titik nol, dimana tidak ada wisatawan asing yang berkunjung baik ke kota kuno Palmyra maupun ke Suriah. Sehingga industri pariwisata mengalami kerugian yang besar. Hal ini pun dapat dilihat dari grafik pendapatan pariwisata Suriah, yang tertera dibawah ini; Pendapatan Pariwisata Suriah (US $) Grafik 3.5. Pendapatan Pariwisata Suriah Sumber: SY&start=2006 Dari grafik diatas dapat dilihat pendapatan Suriah dari sektor pariwisata, dimana dari tahun terjadi peningkatan dari jumlah pendapatan di sektor pariwisata tersebut. Peningkatan tajam dari hasil pendapatan sektor pariwisata terjadi di tahun 2010, dimana mencapai $ milliar. Namun di tahun selanjutnya yakni di tahun 2011, pendapatan sektor perdagangan 83

27 mengalam penurunan yang tajam, dimana pendapatan dari sektor pariwisata hanya mencapai angka $ milliar. Ekonomi merupakan faktor yang krusial bagi kesejahteraan masyarakat suatu negara, terutama bagi negara Suriah yang saat ini masih mengalami konflik. Hal ini dikarenakan pendapatan dari ekonomi menjadi sumber kehidupan dan kelangsungan kehidupan masyarakat Suriah. Sehingga ketika salah satu sumber daya penopang ekonomi suatu negara dikuasai oleh kelompok asing maka akan berdampak pada penurunan sumber pendapatan ekonomi negara tersebut. Hal inilah yang membuat Pemerintah Suriah menjadikan Palmyra sebagai prioritas pembebasan dari ISIS, karena kota Palmyra merupakan jalur atau pusat dari perdagangan yang strategis di Suriah. Ketika suatu negara mengalami konflik maka akan berdampak pada nilai ekspor dan nilai impor keseluruhan dari semua sektor, seperti yang terjadi di Suriah. Salah satu sektor pendapatan negara yang terkena dampak dari konflik yang terjadi di negaranya adalah sektor ekonomi. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini, dimana selama konflik yang terjadi di Suriah yakni dari tahun 2009 ratarata nilai ekspor Suriah menurun. Meskipun di tahun 2010 terjadi peningkatan nilai ekspor sebesar $ 1.08 M, namun di tahun selanjutnya nilai ekspor terus menurun hingga mencapai angka $ 2.68 M di tahun Menurunnya nilai ekspor tersebut mempengaruhi pendapatan negara dari sektor ekonomi, yang mana sektor ekonomi menjadi faktor kesejahteraan masyarakat Suriah. Penurunan nilai ekspor selama konflik tidak sebanding dengan nilai impor. Meskipun rata-rata nilai impor juga mengalami penurunan, namun penurunan nilai impor tersebut tidak sebanyak 84

28 penurunan nilai ekspor. Pada tahun nilai impor 2-4 kali lebih banyak dari nilai ekspor. Dengan kata lain di tahun tersebut Pemerintah Suriah lebih banyak pengeluaran dari pada pemasukan di sektor ekonomi. Grafik ekspor dan impor Suriah ada di bawah ini; 16 Ekspor dan Impor Suriah (Billion $) Ekspor Impor Grafik 3.6. Ekspor-Impor Suriah (Billion $) Sumber: SY&start=2006 Penurunan nilai ekspor-impor akibat konflik di Suriah pun berdampak pada pendapatan nasional. Pendapatan nasional dihitung dengan menggunakan metode Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB). GDP sendiri merupakan nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Berdasarkan grafik pertumbuhan GDP Suriah dapat dilihat persentase penurunan GDP Suriah. Dimana dari tahun 2009 penurunan GDP Suriah terus menurun 85

29 hingga mencapai persentase dibawah 0 yakni -2,3% di tahun Berikut adalah grafik GDP Suriah; Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (-%) Grafik 3.7. Gross Domestic Product Suriah Sumber: Jika dilihat dari segi prioritas antara kota Palmyra dengan kota Aleppo, tentu kota Palmyra menjadi prioritas pembebasan Pemerintah Suriah, hal ini dikarenakan dari penjelasan mengenai nilai strategis kota kuno Palmyra dari sektor ekonomi dapat disimpulkan bahwa sejak dulu kota kuno Palmyra telah menjadi jalur perdagangan yang strategis bagi Suriah. Kota Palmyra sudah menjadi pusat pemberhentian para pedagang atau kafilah sejak abad ke-1 SM. Hal ini dikarenakan kota ini berada di persimpangan lalu lintas perniagaan internasional. Jalur perdagangan tersebut kemudian meluas ke selatan di sepanjang sungai menuju pelabuhan Charax Spasinu di Teluk Persia. Pelabuhan tersebut menjadi tempat bagi kapal-kapal Palmyra dalam perjalanan bolak-balik ke India. Sedangkan kota Aleppo pernah menjadi pos utama perdangangan antara Timur dan Eropa, namun hal tersebut mulai menurun ketika gerakan blockade Inggris dan 86

30 Prancis yang memotong jalur dari Turki Selatan dan Utara Irak. Perekonomian perdagangan di kota Aleppo sempat berhenti pada tahun 1869 ketika Terusan Suez dibuka yang mengakibatkan perdagangan di kota kuno Aleppo dialihkan ke laut dan Aleppo perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Meskipun kota Palmyra dan kota Aleppo pernah sama-sama ditinggalkan namun, kota Palmyra tetap menjadi tempat pemberhentian para pedagang maupun kafilah hingga sampai saat ini. Pada perekonomian modern antara kota Palmyra dan kota Aleppo, ekonomi kota Palmyra saat ini ditopang dari sektor perdagangan, pertanian, industri dan sektor pariwisata yang menawarkan berbagai bangunan tua seperti museum, kuil, serta artefak, prasasti, dan beberapa makam. Berbeda dengan kota Palmyra, sebagai kota terbesar kedua di Suriah, perekonomian kota Aleppo ditopang dari sektor perdagangan, industri (tekstil, bahan kimia, industri pengolahan hasil pertanian, komoditas listrik) dan pariwisata. Kota Aleppo sendiri bertransformasi menjadi pusat kota industri sejak kemerdekaan Suriah. Kota Aleppo menjadi kota yang juga menyumbang pendapatan ekonomi negara seperti halnya dengan kota Palmyra. Kemakmuran perekonomian yang terjadi di kota Palmyra juga berasal dari sektor industri, dimana Kota Palmyra saat ini berfungsi sebagai pusat industri produksi pertambangan fosfat dan gas alam Suriah. Sedangkan kota Aleppo juga menjadi pusat industri untuk pembuatan logam mulia dan batu. 87

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.

BAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. BAB V KESIMPULAN Fenomena Arab Spring yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. Fenomena ini menjadi momen

Lebih terperinci

Kennedy, H. N. (2006). The Byzantine and Early Islamic Near East. Variorum Collected Studies Series. Ashgate. Diakses Januari 7, 2017 Meyers, E. M.

Kennedy, H. N. (2006). The Byzantine and Early Islamic Near East. Variorum Collected Studies Series. Ashgate. Diakses Januari 7, 2017 Meyers, E. M. Daftar Pustaka BUKU ABM, M. Agastya. (2013). Arab Spring - Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah. Yogyakarta: IRCiSoD Addison, C. G. (1838). Damascus and Palmyra: a journey to the East. (Vol. 2).

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia, karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu subsektor pertanian yang berpotensi untuk dijadikan andalan adalah subsektor perkebunan. Sebagai salah satu subsektor yang penting dalam sektor pertanian,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama November 2015, Nilai Ekspor US$ 106,27 Juta dan Impor US$ 87,33 Juta Selama November 2015, total ekspor senilai US$ 106,27 juta, naik US$ 21,06 juta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat

Lebih terperinci

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2) Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang,

merupakan salah satu anomali mengingat beberapa prasyarat tidak terpenuhi di Kashgar. Kashgar merupakan prefektur kecil di bagian selatan Xinjiang, BAB V PENUTUP Kebijakan pintu terbuka pada akhir 1978 menjadi awal keterbukan Cina atas berbagai peraturan yang bersifat lebih liberal terhadap pasar. Kawasan ekonomi khusus (Special Economic Zones, SEZ)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 43/08/12/Thn. XX, 01 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JUNI SEBESAR US$632,13 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 03/03/53/Th. XIV, 1 Maret 2011 Total Nilai Ekspor Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010 sebesar 35,937 juta US$, dengan volume sebesar 151,994 ribu ton. Angka sementara

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Harga Minyak Bumi Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global.

Lebih terperinci

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju Peta Konsep Potensi lokasi Potensi Sumber Daya Alam Potensi Sumber Daya Manusia Potensi Sumber Daya Manusia Upaya Pemanfaatan Potensi lokasi, Sumber

Lebih terperinci

NEGARA MESIR. : Islam, Kristen Mata uang : Pound Mesir

NEGARA MESIR. : Islam, Kristen Mata uang : Pound Mesir NEGARA MESIR Negara : Mesir Ibu kota : Kairo Luas wilayah : 997.739 km2 Bentuk pemerintahan : Republik Jumlah penduduk : 76.117.420 jiwa Lagu kebangsaan : "Hani an be tu da to Samil Ma Kam" Bahasa : Arab

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Agustus 2015, Nilai Ekspor US$ 42,49 Juta dan Impor US$ 53,06 Juta Selama Agustus 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serat kapas yang berasal dari tanaman kapas (Gossypium hirsutum L.) merupakan salah satu bahan baku penting untuk mendukung perkembangan industri Tekstil dan Produk Tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam industri yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat ekonomi yang terjadi. Bagi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 42/08/72/Th.XVIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juni 2015, Nilai Ekspor US$ 28,73 Juta dan Impor US$ 23,94 Juta Selama Juni 2015, total ekspor senilai US$ 28,73

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 69/12/72/Th.XVIII, 01 Desember 2015 Selama Oktober 2015, Nilai Ekspor US$ 85,21 Juta dan Impor US$ 71,73 Juta Selama Oktober 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sampai saat ini masih mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap pendapatan nasional, sektor

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif. 5. RANGKUMAN HASIL Dari hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dirangkum beberapa poin penting sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1. Deviasi hasil estimasi total output dengan data aktual

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 33/06/12/Thn. XX, 02 Juni PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN APRIL SEBESAR US$775,84 JUTA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di suatu negara. Fluktuasi harga minyak mentah dunia mempengaruhi suatu negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INFLASI, EKSPOR-IMPOR, KUNJUNGAN WISMAN, TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL, TRANSPORTASI, NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH.

PERKEMBANGAN INFLASI, EKSPOR-IMPOR, KUNJUNGAN WISMAN, TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL, TRANSPORTASI, NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH. BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 35/06/12/Thn.XVII, 02 Juni 2014 PERKEMBANGAN INFLASI, EKSPOR-IMPOR, KUNJUNGAN WISMAN, TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL, TRANSPORTASI, NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 51/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2015, Nilai Ekspor US$ 21,82 Juta dan Impor US$ 82,70 Juta Selama Juli 2015, total ekspor senilai US$

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Pembangunan nasional tahun 2015-2017 menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia, yaitu ketahanan pangan

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp www.indoanalisis.co.id Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : Juli 2013 Halaman : 174 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 )

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Pengertian dan Sejarah (Materi pertemuan 1 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI 23/2/2017 MATERI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI 2014 14/03/13/Th. XVII, 3 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT JANUARI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$161,9 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan Januari mencapai US$161,9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara dapat dicapai melalui suatu sistem yang bersinergi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH AGUSTUS 2017 No.64/09/33/Th.XI, 15 September PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH AGUSTUS A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH AGUSTUS MENCAPAI US$ 562,99 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah bulan mencapai US$ 562,99

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH JUNI 2017 No.48/07/33/Th.XI, 17 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH JUNI MENCAPAI US$ 409,61 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Juni mencapai US$ 409,61 juta

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI 2013 No. 20/05/14/Th. XIV, 1 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU FEBRUARI EKSPOR RIAU BULAN FEBRUARI TURUN 4,79 PERSEN Nilai ekspor Riau pada bulan mencapai US$ 1.462,30 juta atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MEI 2017 No.42/06/33/Th.XI, 15 Juni 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR JAWA TENGAH MEI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JAWA TENGAH MEI 2017 MENCAPAI US$ 547,33 JUTA Nilai ekspor Jawa Tengah bulan Mei 2017 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI 2014 19/04/13/Th. XVII, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA BARAT FEBRUARI I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$188,0 JUTA Nilai ekspor Sumatera Barat bulan 2 01 4 mencapai US$ 1 8

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005 No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar

Lebih terperinci

SISTEM IRIGASI PADA LAHAN KERING (TANAH PASIR) STUDI KASUS: ARAB SAUDI. Farida Ery

SISTEM IRIGASI PADA LAHAN KERING (TANAH PASIR) STUDI KASUS: ARAB SAUDI. Farida Ery SISTEM IRIGASI PADA LAHAN KERING (TANAH PASIR) STUDI KASUS: ARAB SAUDI Farida Ery PENDAHULUAN Irigasi merupakan sistem yang sudah ada sejak jaman kuno: - Irigasi telah dikenal masyarakat Babilonia pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di 120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 42/08/73/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA i BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 14/03/12/Thn. XIX, 01 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SUMATERA UTARA I. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SUMATERA UTARA BULAN JANUARI SEBESAR US$574,08 JUTA Nilai ekspor

Lebih terperinci

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- 166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014 No. 36/08/36/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2014 NAIK 2,68 PERSEN MENJADI US$904,57 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 2,68

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015 No.08/02/36/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER NAIK 0,11 PERSEN MENJADI US$733,66 JUTA Nilai ekspor Banten pada naik 0,11 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 54/10/73/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR BADAN PUSAT STATISTIK No. 24/04/Th. XIII, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR FEBRUARI HARGA GROSIR NAIK 0,04 PERSEN, HARGA GROSIR BAHAN BAKU NAIK 0,05 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur A. Perkembangan Ekspor Ekspor Jawa Timur Sebesar USD 1,73 Miliar, Turun 11,39 persen Nilai Ekspor Jawa Timur mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JUNI 2015 49/08/51/Th. IX, 3 Agustus 2015 A. EKSPOR Nilai ekspor barang asal Provinsi Bali yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia pada bulan Juni 2015 mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI MENCAPAI US$ 2,11 MILYAR No. 14/02/32/Th.XVII, 16 Februari Nilai ekspor Jawa Barat mencapai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 No. 02/02/Th. VII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 Nilai ekspor Sulawesi Tenggara pada bulan 2015 tercatat US$ 30,04 juta atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi

STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi LAPORAN INDUSTRI Juli 2013 STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1 2 IV. PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

SINGKATAN DAN ISTILAH...

SINGKATAN DAN ISTILAH... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR SINGKATAN

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014 No. 19/05/36/Th.VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2014 NAIK 0,99 PERSEN MENJADI US$802,39 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret 2014 naik

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci