II. METODE PELAKSANAAN
|
|
- Yandi Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. METODE PELAKSANAAN A. Dasar Pelaksanaan a. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.335/Menlhk- Setjen/2015 tanggal 18 Agustus 2015 tentang penetapan status organisasi unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. b. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Petikan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII Denpasar Tahun Anggaran 2015 Nomor : DIPA /2015 tanggal 14 November 2014 c. Petunjuk teknis pengecekan lapanganpenafsiran citra resolusi sedang untuk menghasilkan data penutupan lahan tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, September d. Rencana kerja pelaksanaankegiatan pengecekan lapangan hasil penafsiran citra resolusi sedang. e. Peta penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit landsat 8. f. Surat Perintah Tugas Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VIII Denpasar Nomor : PT.274/BPKH/VIII-1/2015 dan PT.275/BPKH/VIII-1/2015 tanggal 26 November 2015, PT.324/BPKH/VIII-1/2015 tanggal 10 Desember g. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat No.090/717/PPH/Dishut/2015 dan No.090/718/PPH/Dishut/2015 tanggal 01 Desember h. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Dompu Nomor : 094/300/Dishut/2015 tanggal 11 Desember i. Surat Perintah Tugas Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Bima Nomor : 094/516/01.15/2015 tanggal 12 Desember
2 B. Waktu Kegiatan pengecekan lapangan hasil penafsiran citra resolusi sedang ini dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. - Tahap I dilaksanakan selama 13 (tiga belas) hari mulai tanggal 01 s/d 13 Desember 2015 yang berlokasi di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. - Tahap II dilaksanakan selama 13 (tiga belas) hari mulai tanggal 11 s/d 23 Desember 2015yang berlokasi di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. C. Pelaksana Kegiatan pengecekan lapangan hasil penafsiran citra resolusi sedang ini dilaksanakan oleh 4 (empat) regu yang terdiri dari : - Regu I yang berlokasi di Kabupaten Lombok Timur pelaksananya adalah : 1. Nama : Doni Eko Fernando, A.Md NIP : : PEH Pelaksana 2. Nama : Ketut Maruta NIP : : Pengelola SIG dan Perpetaan 3. Nama : Ir. Zaim Sulistyanto NIP : : Fungsional PEH Dishut Prov NTB 4
3 - Regu II yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa pelaksananya adalah : 1. Nama : Didik Prihandono, S.Si NIP : : Surveyor Pemetaan 2. Nama : I Gusti Ketut Adijaya Kusuma NIP : : Penganalis Data ISDH 3. Nama : Sutikno, A.Md NIP : : Kasi Kawasan Hutan Dishut NTB - Regu III yang berlokasi di Kabupaten Dompu pelaksananya adalah : 1. Nama : Hartono, SP NIP : : PEH Pertama 2. Nama : Made Pastin, SP NIP : : Penganalis dan Perencanaan Kawasan Hutan 3. Nama : Mahyudin, ST NIP : : PLH Kasi Pengelolaan Kawasan Dishut Kab.Dompu 5
4 - Regu IV yang berlokasi di Kabupaten Bima pelaksananya adalah : 1. Nama : Lasidi NIP : : Pengolah Data Perencanaan ISDH 2. Nama : Nyoman GG Yogi Dharma, S.Kom, MT, M.Eng NIP : : Penyaji NSDH dan Informasi SDH 3. Nama : Ahmad Joni, S. Hut NIP : : Kasi Rencana Umum Kehutanan Dishut Kab. Bima D. Lokasi Kegiatan pengecekan lapangan penafsiran citra satelit resolusi sedang berada di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan jumlah titik sampel sebanyak 148 titik yang terbagi di empat wilayah Kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Timur terdapat 35 titik sampel, Kabupaten Sumbawa terdapat 40 titik sampel, Kabupaten Dompu terdapat 38 titik sampel dan Kabupaten Bima terdapat 35 titik sampel. 1. Kabupaten Lombok Timur (35 titik sampel) Hasil penafsiran citra resolusi sedang (citra landsat 8) tahun 2015, Kabupaten Lombok Timur memiliki 14 (empat belas) kelas penutupan lahan dengan rincian tersaji pada tabel di bawah ini: 6
5 Tabel.1 Kelas Penutupan Lahan Kabupaten Lombok Timur. NO PENUTUPAN ID KODE LUAS (Ha) 1 Hutan Lahan Kering Primer 33702, ,32 2 Hutan Lahan Kering Sekunder 8955, ,49 3 Hutan Mangrove Primer 890, ,73 4 Hutan Tanaman 449, ,39 5 Semak / Belukar 21622, ,05 6 Pemukiman 2451, ,84 7 Tanah Terbuka 2060, ,48 8 Padang Rumput/Savanna 2193, ,94 9 Danau 65, ,91 10 Hutan Mangrove Sekunder 1639, ,12 11 Pertanian Lahan Kering 15900, ,89 12 Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak 36112, ,61 13 Sawah 33553, ,75 14 Tambak 381, ,94 JUMLAH ,46 Dengan memperhatikan berbagai aspek, dari 14 (empat belas) kelas penutupan lahan yang ada tersebut kemudian ditentukan 35 (tiga puluh lima) lokasi sampel pengamatan. Lokasi titik sampel pengecekan lapangan hasil penafsiran citra satelit resolusi sedang di Kabupaten Lombok Timur tersaji dalam tabel 2. Tabel 2. Lokasi Titik Sampel Pengecekan Lapangan Kabupaten Lombok Timur No Kode Hasil Penafsiran Koordinat X Y Desa Hutan lahan kering Primer Sembalun bumbung Kecamatan Sembalun Pertanian lahan Kering Obel-obel Sambelia Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak Hutan Lahan Kering Sekunder Hutan Lahan Kering sekunder Obel-obel Sambelia Labuhan Pandan Sambelia Obel-obel Sambelia Obel-obel Sambelia Hutan lahan Kering Primer Sapit Suela Tambak Labuhan Pandan Sambelia 7
6 Tambak Sekaroh Serumbung Hutan Mangrove Sekunder Sugian Sambelia Hutan Mangrove Sekunder Sugian Sambelia Sawah Sugian Sambelia Pertanian Lahan Kering Labuhan Sambelia Pandan Hutan Tanaman Suela Suela Pemukiman Bedidas Wanasaba Hutan lahan kering Primer Pringgajurang Montonggading Pemukiman Ketangga Suela Pemukiman Pringgabaya Pringgabaya Hutan Mangrove Sekunder Pemongkong Jerowaru Pertanian Lahan Kering Paremas Jerowaru Bercampur semak Semak / Belukar Sekaroh Jerowaru Sawah Sekaroh Jerowaru Hutan Lahan Kering Sekunder Sekaroh Jerowaru Hutan Mangrove Primer Pemongkong Jerowaru Hutan Mangrove Primer Oleng Jerowaru Hutan Mangrove primer Sekaroh Jerowaru Tambak Oleng Jerowaru Sawah Seriwe Jerowaru Semak/Belukar Kwanrundun Jerowaru Tanah terbuka Seriwe Jerowaru Tanah Terbuka Kwanrundun Jerowaru Pertanian Lahan Kering Ekas Jerowaru Semak/Belukar Ekas Jerowaru Tanah Terbuka Pemongkong Jerowaru Tambak Sekaroh Jerowaru 2. Kabupaten Sumbawa (40 titik sampel) Hasil penafsiran citra resolusi sedang (citra landsat 8) tahun 2015, Kabupaten Sumbawa memiliki 17 (tujuh belas) kelas penutupan lahan dengan rincian tersaji pada tabel 3. 8
7 Tabel 3.Kelas Penutupan Lahan Kabupaten Sumbawa NO PENUTUPAN ID KODE LUAS (Ha) 1 Tubuh Air A ,69 2 Semak Belukar B ,52 3 Bandara/Pelabuhan Bdr/Plb ,39 4 Semak Belukar Rawa Br ,59 5 Hutan Mangrove Primer Hmp ,06 6 Hutan Mangrove Sekunder/ Bekas Tebangan Hms ,53 7 Hutan Lahan Kering Primer Hp ,54 8 Hutan Lahan Kering Hs ,31 9 Hutan Tanaman Ht ,11 10 Pertanian Lahan Kering Campur Semak/Kebun Campur Pc ,30 11 Perkebunan/Kebun Pk ,24 12 Pemukiman/Lahan Pm ,00 13 Pertanian Lahan Kering Pt ,30 14 Savana/Padang Rumput S ,00 15 Sawah Sw ,58 16 Lahan Terbuka T ,89 17 Tambak Tm ,56 JUMLAH ,61 Dengan memperhatikan berbagai aspek, dari 17 (tujuh belas) kelas penutupan lahan yang ada tersebut kemudian ditentukan 40 (empat puluh) lokasi sampel pengamatan. Lokasi titik sampel pengecekan lapangan hasil penafsiran citra satelit resolusi sedang di Kabupaten Sumbawa tersaji dalam tabel 4. Tabel 4. Lokasi Titik Sampel Pengecekan Lapangan Kabupaten Sumbawa Koordinat No Kode Hasil Penafsiran Desa Kecamatan X Y Hutan Mangrove Primer Stowe Brang Utan Hutan Lahan Kering Stowe Brang Utan Semak Belukar Sabedo Utan Tambak Rhee Rhee Bandara/Pelabuhan Lempeh Sumbawa Hutan Lahan Kering Batudulang Batulanteh Hutan Lahan Kering Primer Semamung Moyohulu Pemukiman/Lahan Hutan Lahan Kering Marga Karya Moyohulu Lenangguar Lenangguar
8 Pertanian Lahan Kering Telaga Lenangguar Hutan Lahan Kering Primer Telaga Lenangguar Pertanian Lahan Kering Ledang Lenangguar Campur Semak/Kebun Campur Hutan Lahan Kering Ledang Lenangguar Sawah Langam Lopok Pemukiman/Lahan Berora Lopok Tubuh Air Mama Lopok Hutan Mangrove Primer Labuan Kuris Lape Savana/Padang Rumput Labuan Kuris Lape Hutan Mangrove Sekunder/ Labuan Kuris Lape Bekas Tebangan Tambak Labuhan Maronge Sangoro Lahan Terbuka Labuhan Sangoro Maronge Pertanian Lahan Kering Campur Semak/Kebun Campur Labuhan Sangoro Maronge Semak Belukar Labuhan Maronge Sangoro Tubuh Air Simu Maronge Pertanian Lahan Kering Brang Kolong Plampang Hutan Lahan Kering Brang Kolong Plampang Lahan Terbuka Muer Plampang Pertanian Lahan Kering Campur Semak/Kebun Campur Muer Plampang Sawah Sekokat Labangka Semak Belukar Muer Plampang Savana/Padang Rumput Ranan Ropang Pemukiman/Lahan Sepayung Plampang Tubuh Air Sepayung Plampang Semak Belukar Sepayung Plampang Pertanian Lahan Kering Gapit Empang Sawah Bantulanteh Tarano Pertanian Lahan Kering Ongko Empang Tambak Labuan Jambu Tarano Lahan Terbuka Pidang Tarano Hutan Mangrove Primer Pidang Tarano 10
9 3. Kabupaten Dompu (38 titik sampel) Hasil penafsiran citra resolusi sedang (citra landsat 8) tahun 2015, Kabupaten Dompu memiliki 13 (tiga belas) kelas penutupan lahan dengan rincian tersaji pada tabel di bawah ini : Tabel 5.Kelas Penutupan Lahan Kabupaten Dompu NO PENUTUPAN ID KODE LUAS (Ha) 1 Hutan Lahan Kering Primer Hp ,24 2 Hutan Lahan Kering Hs ,85 3 Hutan Tanaman Ht ,33 4 Semak Belukar B ,77 5 Pemukiman/Lahan Pm ,21 6 Lahan Terbuka T ,03 7 Savana/Padang Rumput S ,20 8 Tubuh Air A ,98 9 Hutan Mangrove Sekunder/ Bekas Tebangan Hms ,98 10 Pertanian Lahan Kering Pt ,78 11 Pertanian Lahan Kering Campur Semak Pc ,27 12 Sawah Sw ,71 13 Tambak Tm ,52 JUMLAH ,86 Dengan memperhatikan berbagai aspek, dari 13 (tiga belas) kelas penutupan lahan yang ada tersebut kemudian ditentukan 38 (tiga puluh delapan) titik sampel pengamatan. Lokasi titik sampel pengecekan lapangan hasil penafsiran citra satelit resolusi sedang di Kabupaten Dompu tersaji dalam tabel 6. Tabel 6. Lokasi Titik Sampel Pengecekan Lapangan Kabupaten Dompu No Kode Hasil Penafsiran Koordinat X Y Desa Kecamatan Pemukiman/Lahan Pekat Pekat Pertanian Lahan Kering Pekat Pekat Campur Semak/Kebun Campur Hutan Lahan Kering Primer Sorinomo Pekat Sawah Upt Pekat nangakara Pertanian Lahan Kering Upt nangakara Pekat 11
10 Pertanian Lahan Kering Campur Semak/Kebun Campur Upt nangakara Pekat Semak Belukar Doropeti Pekat Semak Belukar Persiapan sori Pekat tatanga Pemukiman/Lahan Tolo kalo Kempo Pemukiman/Lahan So nggajah Kempo Pertanian Lahan Kering Konte Kempo Sawah Malaju Kilo Hutan Lahan Kering Primer Malaju Kilo Hutan Lahan Kering Kampas meci Manggalewa Hutan Lahan Kering Mbuju Kilo Pertanian Lahan Kering Banggo Manggalewa Campur Semak/Kebun Campur Pemukiman/Lahan Soriutu Manggalewa Pertanian Lahan Kering Karamabura Dompu Campur Semak/Kebun Campur Sawah Banggo Manggalewa Hutan Lahan Kering Oo Dompu Semak Belukar Nangatumpu Manggalewa Semak Belukar Mumbu Woja Sawah Wawonduru Woja Hutan Lahan Kering Dorebara Dompu Semak Belukar Kwangko Manggalewa Tambak Kwangko Manggalewa Tambak Kwangko Manggalewa Hutan Mangrove Sekunder/ Kwangko Manggalewa Bekas Tebangan Tambak Riwo Woja Hutan Mangrove Sekunder/ Riwo Woja Bekas Tebangan Hutan Mangrove Sekunder/ Mbawi Dompu Bekas Tebangan Tubuh Air Jambu Pajo Hutan Lahan Kering Primer Ranggo Pajo Pertanian Lahan Kering Daha Hu'u Pemukiman/Lahan Huu Hu'u
11 Pertanian Lahan Kering Huu Hu'u Pemukiman/Lahan Lasi Kilo Sawah Taropo Kilo 4. Kabupaten Bima (35 titik sampel) Hasil penafsiran citra resolusi sedang (citra landsat 8) tahun 2015, Kabupaten Bima memiliki 14 (empat belas) kelas penutupan lahan dengan rincian tersaji pada tabel di bawah ini : Tabel 7. Kelas Penutupan Lahan Kabupaten Bima NO PENUTUPAN ID KODE LUAS (Ha) 1 Hutan lahan kering primer Hp ,51 2 Hutan lahan kering sekunder /bekas tebangan Hs ,85 3 Hutan mangrove primer Hmp ,13 4 Hutan mangrove sekunder Hms ,54 5 Semak belukar B ,18 6 Savana/padang rumput S ,83 7 Pertanian lahan kering Pt ,85 8 Pertanian lahan kering campur semak/kebun campur Pc ,69 9 Sawah Sw ,55 10 Tambak Tm ,28 11 Permukiman/lahan Pm ,80 12 Lahan terbuka T ,60 13 Tubuh air A ,25 14 Bandara Bdr ,08 JUMLAH ,90 Dengan memperhatikan berbagai aspek, dari 14 (empat belas) kelas penutupan lahan yang ada tersebut kemudian ditentukan 35 (tiga puluh delapan) titik sampel pengamatan. Lokasi titik sampel pengecekan lapangan hasil penafsiran citra satelit resolusi sedang di Kabupaten Bima tersaji dalam tabel 8. 13
12 Tabel.8 Lokasi Titik Sampel Pengecekan Lapangan Kabupaten Bima Koordinat NO Kode Hasil Penafsiran Desa Kecamatan X Y Bandara Belo Palibelo Sawah Roi Palibelo Tubuh air Roka Belo Tambak Donggobolo Woha Pertanian lahan kering Pandai Woha Pemukiman/Lahan Rato Bolo Sawah Tonda Mada Pangga Pertanian lahan kering campur Semak/ kebun campur Palama Donggo Hutan lahan kering primer Bumi Pajo Donggo Tubuh air Paradowane Parado Hutan Lahan Kering Sekunder/bekas tebangan Kuta Parado Tambak Willamaci Monta Hutan mangrove primer Tangga Monta Baru Hutan mangrove sekunder Laju Langgudu Hutan mangrove sekunder Wadu Ruka Langgudu Pertanian lahan kering Wadu Ruka Langgudu Lahan terbuka Pusu Langgudu Hutan lahan kering primer Wadu Ruka Langgudu Tambak Upt Laju Langgudu Tubuh air Hidirasa Lambu Sawah Lanta Lambu Hutan mangrove primer Lambu Lambu Savana / padang rumput Kowo Sape Savana /padangrumput Poja Sape Semak belukar Kel.Ntobo Rasanae Timur Lahan terbuka Mawu Ambalawi Pertanian lahan kering Hidirasa Wera Pemukiman/lahan Pemukiman/lahan Hutan Lahan Kering Sekunder/bekas tebangan Sangiang Wera Rasanae Rasanae Barat Maria Wawo 14
13 Pertanian Lahan Kering campur Semak/kebun campur Punti Soromandi Pertanian lahan kering Taloko Sanggar Pemukiman/Lahan Kore Sanggar Semak / belukar Piong Sanggar Pertanian lahan kering campur semak/kebun campur Oi Saro Sanggar E. Metode 1. Pencarian lokasi sampel Pencarian lokasi sampel dilakukan mengikuti sampel yang telah disusun koordinat serta arah rute perjalanan dengan memperhatikan aksesibilitas lokasi sampel.apabila terdapat kelas penutupan lahan yang tidak terjangkau atau dibatalkan atau dialihkan perlu dimasukkan dalam catatan tentang penyebabnya. 2. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap kondisi-kondisi sebagai berikut : a. Wilayah Administrasi pemerintahan dan wilayah pengelolaan hutan b. Kondisi penutupan lahan 1) Kondisi saat ini Objek yang diamati adalah penutupan lahan yang terlihat pada saat itu pada beberapa arah. Pengamatan dilakukan dengan memandang pada arah utara, timur, selatan dan barat, atau depan, kanan, belakang dan kiri. Pengamatan objek yang jauh dapat dibantu dengan binokuler. 2) Dinamika / Perubahan Pengamatan dilakukan pada kondisi objek yang tampak terjadi perubahan, contoh pada pembukaan lahan, penambangan, kebakaran hutan dan lahan atau kenampakan lain. Informasi pendukung pengamatan dapat dibantu keterangan warga atau aparat setempat. Informasi yang diperoleh perlu diperiksa silang (cross check) dengan sumber lain. 15
14 c. Kondisi Topografi Objek yang diamati adalah kenampakan bentang lahan, yang dapat dikelompokkan menjadi : 1) Dataran. 2) Bergelombang, apabila kondisi topografis terdapat beda tinggi kurang dari 50 meter. 3) Berbukit, apabila terdapat beda tinggi titik terendah dan tertinggi antara 50 s.d 300 meter. 4) Bergunung, apabila beda tinggi antara titik terendah dan tertinggi lokasi tersebut melebihi 300 meter. d. Material Pembentuk Tanah Objek yang diamati adalah material yang membentuk tanah yang dapat dikelompokkan menjadi : 1) Batuan induk 2) Karang 3) Pasiran 4) Lempungan e. Kondisi Drainase Objek yang diamati adalah kemampuan material untuk menyalurkan air, yang dikelompokkan menjadi : 1) Baik, apabila material pembentuk tanahnya mampu menyerap air dengan baik (contoh : pasiran) 2) Sedang, apabila material pembentuk tanahnya mampu menyerap air sebagian. 3) Buruk, apabila material pembentuk tanahnya tidak mampu menyerap air dengan baik (contoh batuan induk atau tanah lempung) 16
15 f. Bentuk Lahan Objek yang diamati adalah kelompok utama bentuk lahan, yang dikelompokkan menjadi : 1) Marin, apabila faktor pembentuk lahan utamanya adalah laut (contoh tebing pantai) 2) Aluvial, apabila faktor pembentuk lahan utamanya adalah pengendapan material pada dataran lebih rendah 3) Fluvio-marin, apabila pembentuk lahan utamanya adalah pengaruh energy sungai dan laut (contoh : delta) 4) Vulkanik, apabila pembentuk lahan utamanya adalah aktivitas vulkanik (contoh: gunung api) 5) Denudasional, apabila faktor pembentuknya adalah aktivitas angin atau air yang telah mengubah bentuk aslinya (contoh : ngarai) g. Kelerengan Objek yang tingkat keterjalan lereng, yang dikelompokkan menjadi : 1) 0-2 % 2) 2-8 % 3) 8-16 % 4) % 5) 25-40% 6) >40 % 3. Pengukuran Pengukuran posisi titik sampel dilakukan dengan menggunakan GPS.Hasil pengukuran koordinat lokasi sampel disimpan dalam GPS dan dicatat pada Tally sheet / daftar isian pengecekan lapangan. 4. Pencatatan / Perekaman data Objek yang diamati di lapangan direkam informasinya dalam lembar isisan (tally sheet) atau dalam piranti rekam elektronik. 17
III. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Hasil Pengecekan Lapangan Wilayah Kabupaten Lombok Timur
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Hasil pelaksanaan kegiatan pengecekan lapangan hasil penafsiran citra satelit resolusi sedang sebanyak 148 titik sampel yang tersebar di empat wilayah Kabupaten yaitu
Lebih terperinciLampiran I.52 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014
Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 0/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciTipologi dari Kecamatan dan Pedesaan di NTB
Climate Futures and Rural Livelihood Adaptation Strategies in Nusa Tenggara Barat Province, Indonesia Dampak perubahan iklim terhadap penghidupan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia Policy
Lebih terperinciSukudana. Anyar. Bayan. Bayan. Masbagik. Kopang. Pancor. Sakra. Ganti
8 45' L 8 30' L 8 15' L Labuhanpoh E L A T L O M B O K 116 00' BT Blongos Ampenan Teluk Waru Pemenang Gondang Tanjung MATARAM Narmada Cakranegara Kediri Jonggat 116 15' BT Kabupaten Lombok Barat Tampes
Lebih terperinciOleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VIII
Oleh Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VIII BPKH mempunyai tugas melaksanakan pemantapan kawasan hutan, penilaian perubahan status dan fungsi hutan serta penyajian data dan informasi sumber
Lebih terperinciPemerintahan/ Government SEKAT
SEKAT Nusa Tenggara Barat In Figures 2008 25 26 Nusa Tenggara Barat in Figures 2008 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 7 kabupaten, 2 kota, 116 kecamatan,
Lebih terperinciBALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VIII DENPASAR
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VIII DENPASAR LAPORAN INVENTARISASI SOSIAL BUDAYA DI KESATUAN
Lebih terperinciPOTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN
POTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN POTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN Wilayah Pesisir dan Lautan Provinsi NTB Secara biofisik, Provinsi NTB mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan laut yang cukup
Lebih terperinciPOTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN
POTENSI DAERAH KELAUTAN DAN PERIKANAN Wilayah Pesisir dan Lautan Provinsi NTB Secara biofisik, Provinsi NTB mempunyai potensi sumberdaya pesisir dan laut yang cukup tinggi, yaitu luas perairan lautnya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Denpasar, Maret 2016 Kepala Balai, Ir. S y a f r i, MM NIP
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Biogeofisik di Wilayah
Lebih terperinciPENGERTIAN 1. Cuaca 2. Iklim Hujan 4. Sifat Hujan : a. Atas Normal (AN) b. Normal (N) c. Bawah Normal (BN)
PENGERTIAN 1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang berlangsung dalam waktu singkat di suatu daerah yang sempit. 2. Iklim adalah pengertian kondisi atmosfer yang berlangsung dalam waktu yang lama di suatu
Lebih terperinciPOPULASI TERNAK TAHUN 2010 DI KABUPATEN BIMA
DI KABUPATEN BIMA 1 Ambalawi 5.561 2.151 306 12.301-33.109-2.303 10.306 - - - 2 Belo 3.358 2.566 888 13.451 4.376 21.726 - - 6.888 - - - 3 Bolo 3.237 592 489 10.176 355 24.670-192.100 8.707 172 3 160 4
Lebih terperinciPOPULASI TERNAK TAHUN 2007 DI KABUPATEN BIMA
Kecamatan POPULASI TERNAK TAHUN 2007 DI KABUPATEN BIMA 1 Ambalawi 4.650 1.512 52 5.162-24.749-300 7.086 - - 2 Belo 1.947 1.405 680 4.148 2.453 12.665 - - 3.406 - - 3 Bolo 2.082 351 455 6.756 134 15.647-12.800
Lebih terperinciPOPULASI TERNAK TAHUN 2009 DI KABUPATEN BIMA
DI KABUPATEN BIMA Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Itik Puyuh 1 Ambalawi 4.521 1.955 291 9.462-32.460-2.700 10.104 - - - 2 Belo 2.730 2.333 846 10.347 3.805 21.300 - - 6.753 - - 246 3 Bolo 2.632 538
Lebih terperinciPOPULASI TERNAK TAHUN 2008 DI KABUPATEN BIMA
POPULASI TERNAK TAHUN 2008 DI KABUPATEN BIMA Kecamatan Kerbau Kuda Kambing Domba Petelur Pedaging Puyuh Merpati 1 Ambalawi 4.372 1.712 172 8.236 418 30.986-743 9.939 - - - 2 Belo 2.601 1.996 813 8.275
Lebih terperinciStatistik Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XII Tanjungpinang Tahun Halaman 34 VI. PERPETAAN HUTAN
VI. PERPETAAN HUTAN Perpetaan Kehutanan adalah pengurusan segala sesuatu yang berkaitan dengan peta kehutanan yang mempunyai tujuan menyediakan data dan informasi kehutanan terutama dalam bentuk peta,
Lebih terperinciBerbagai artikel KEKERINGAN DI PULAU LOMBOK (dihimpun cepat Surana, 2012)
Berbagai artikel KEKERINGAN DI PULAU (dihimpun cepat Surana, 2012) Pemprov NTB Terus Identifikasi Kekeringan di NTB Sumber Global FM Lombok Sat, 07/07/2012-11:07 Ozie Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H.
Lebih terperinciJUMLAH PUSKESMAS MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013)
JUMLAH MENURUT KABUPATEN/KOTA (KEADAAN 31 DESEMBER 2013) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 5201 LOMBOK BARAT 5 12 17 5202 LOMBOK TENGAH 25 0 25 5203 LOMBOK TIMUR 29
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang Undang Nomor 69 Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.928, 2016 KEMENDAGRI. Kabupaten Bima dengan Kabupaten Dompu. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH
Lebih terperinciPemerintahan/ Government
Nusa Tenggara Barat In Figures 2009 27 28 Nusa Tenggara Barat in Figures 2009 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak, Batas, dan Luas Wilayah Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis Kabupaten
Lebih terperinciPemerintahan/ Government
2010 Nusa Tenggara Barat In Figures 2010 27 28 Nusa Tenggara Barat in Figures 2010 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,
Lebih terperinciANALISIS CUACA EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA ( TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 )
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id
Lebih terperinciPemerintahan/ Government
Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 27 28 Nusa Tenggara Barat in Figures 2012 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI DOMPU NOMOR : W25-U5/117.a/SK/II/2017
KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI DOMPU NOMOR : W25-U5/117.a/SK/II/2017 T E N T A N G PANJAR BIAYA PROSES PENYELESAIAN PERKARA DAN BIAYA HAK KEPANITERAAN PADA PENGADILAN NEGERI DOMPU KETUA PENGADILAN NEGERI
Lebih terperinciPENUTUP. Sekapur Sirih
HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 (ANGKA SEMENTARA) KABUPATEN SUMBAWA PENUTUP Sekapur Sirih Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali dengan
Lebih terperinciPemerintahan/ Government
2010 2011 Nusa Tenggara Barat In Figures 2011 23 24 Nusa Tenggara Barat in Figures 2011 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 kabupaten,
Lebih terperinciB U L E T I N BMKG PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP. REDAKTUR WAN DAYANTOLIS, SSi, MSi IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom
PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP REDAKTUR WAN DAYANTOLIS, SSi, MSi IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom B U L E T I N ANALISIS DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT EDITOR ADI RIPALDI, MSi HAMDAN NURDIN
Lebih terperinciPEMERINTAHAN. Government
PEMERINTAHAN NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 BAB II PEMERINTAHAN CHAPTER II GOVERNMENT Pemerintahan/ 2.1. Wilayah Administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PADA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PADA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA BMKG Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Penghitungan Deforestasi Indonesia Periode Tahun 2009-2011
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN BELAS ) DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN BELAS ) DESA 2006 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN 18 ( DELAPAN
Lebih terperinciLAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA DAN KOTA BIMA TANGGAL DESEMBER 2016
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I LOMBOK BARAT NTB Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362 Website : http://iklim.ntb.bmkg.go.id
Lebih terperinciLAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA TANGGAL 6-10 FEBRUARI 2017
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I LOMBOK BARAT NTB Jl. TGH. Ibrahim Khalidy Telp.(0370)674134, Fax.(0370)674135, Kediri-Lobar, NTB 83362 Website : http://iklim.ntb.bmkg.go.id
Lebih terperinci1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah VIII Tahun
1. UMUM 1.1 Dasar Balai Pemantapan Kawasan Hutan adalah Unit Pelaksana Teknis Dirjen Planologi Kehutanan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.13/Menhut-II/2011 Tanggal 10 Maret 2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan tata kelola pemerintahan dan sistem manajemen berfokus pada peningkatan akuntabilitas sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil. Hal ini
Lebih terperinciKONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN
KONDISI TUTUPAN HUTAN PADA KAWASAN HUTAN EKOREGION KALIMANTAN oleh: Ruhyat Hardansyah (Kasubbid Hutan dan Hasil Hutan pada Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH) Kawasan Hutan Hutan setidaknya memiliki
Lebih terperinciLampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan
Lampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan No. Kelas 1 Hutan lahan kering primer dataran rendah 2 Hutan lahan kering primer pegunungan rendah 3 Hutan lahan kering sekunder dataran
Lebih terperinciKATA PENGANTAR CATATAN
CATATAN KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya buku Panduan Penyelenggaraan Rapat Kerja Pimpinan Satuan Kerja pada Kantor Wilayah Kementerian
Lebih terperinciMEMBANGUN DESA MELALUI BUMDESA
MEMBANGUN DESA MELALUI BUMDESA BUMDESA KABUPATEN SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan dalam : Workshop BUMDesa Refleksi 3 Tahun UU Desa Yogyakarta, 18 Desember 2016 DASAR HUKUM BUMDESA Sebelumnya
Lebih terperinciANALISIS CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN SAPE ( TANGGAL 02 JANUARI 2017 )
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Web : www.bmkgbima.net
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciSTATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN
52001 LOMBOK BARAT 1201260 SEKOTONG 52001101 PELANGAN 0,5323 Tertinggal 52001 LOMBOK BARAT 1201260 SEKOTONG 52001102 SEKOTONG BARAT 0,6109 Berkembang 52001 LOMBOK BARAT 1201260 SEKOTONG 52001103 BUWUN
Lebih terperinciMetode penghitungan perubahan tutupan hutan berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan jauh optik secara visual
Standar Nasional Indonesia Metode penghitungan perubahan tutupan hutan berdasarkan hasil penafsiran citra penginderaan jauh optik secara visual ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2014 Hak cipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bekerja di luar Negeri, jauh dari keluarga merupakan. bermigrasi ke Negara lain. Pekerjaan rumah tangga yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam sebuah rumah tangga Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar Negeri, jauh dari keluarga merupakan keharusan sebagai sebuah konsekuensi logis dari pilihan
Lebih terperinciKONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Luas dan Letak Wilayah Kota Sintang memiliki luas 4.587 Ha yang terdiri dari 3 Bagian Wilayah Kota (BWK) sesuai dengan pembagian aliran Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Pertama,
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM WILAYAH
III. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Letak dan Luas Wilayah KPH Wilayah KPHP Maria Donggomasa berdasarkan administrasi pemerintahannya berada di dua Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat Yaitu : 1. Kota Bima, meliputi
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
23 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Tabalong merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan Selatan dengan ibukota Tanjung yang mempunyai
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT
SIDANG TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KERUSAKAN HUTAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) MENGGUNAKAN DATA CITRA LANDSAT 7 DAN LANDSAT 8 (Studi Kasus : Sub Das Brantas Bagian Hulu, Kota Batu) Oleh : Aning Prastiwi
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Bima Tahun 2013 PENDAHULUAN BAB I
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang merupakan tahun ketiga implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2011-2015, yang dilaksanakan dalam kerangka mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA BMKG Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 9 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BIMA TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 9 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan
Lebih terperinciREKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003
REKALKUKASI SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA TAHUN 2003 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku
Lebih terperinci6. INFORMASI SUMBER DAYA HUTAN 6.1 Perkembangan Pelaksanaan Inventarisasi Hutan pada BPKH Wil. VIII sampai dengan Desember 2015
6. INFORMASI SUMBER DAYA HUTAN 6.1 Perkembangan Pelaksanaan Inventarisasi Hutan pada BPKH Wil. VIII sampai dengan Desember 2015 NO JENIS IVENTARISASI TAHUN KELOMPOK HUTAN RTK L U A S (Ha) JENIS POTENSI
Lebih terperinciWIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : WIL RAWAN KAMTIBMAS : 3C (CURAT, CURAS DAN BIMA KOTA KAB.
WIL RAWAN KAMTIBMAS : C (CURAT, CURAS DAN WIL RAWAN KAMTIBMAS : C (CURAT, CURAS DAN NARKOBA TRAFICKING NARKOBA PEOPLE SEMOGLING WIL RAWAN KAMTIBMAS C (CURAT, CURAS DAN NARKOBA TRAFICKING TRAFICKNG SBW
Lebih terperinciRekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)
Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian pedesaan di Kabupaten Bima. Sebagian besar petani peternak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang peternakan merupakan sektor penting dalam menunjang perekonomian pedesaan di Kabupaten Bima. Sebagian besar petani peternak masih mengandalkan hidupnya dari
Lebih terperinciBAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI
BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
Lebih terperinciDARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT
REFERENCE EMISSION LEVEL (REL) DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI DAN KEBAKARAN GAMBUT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 1 Provinsi Kalimantan Timur 2014 REFERENCE EMISSION LEVEL (REL) DARI DEFORESTASI, DEKOMPOSISI
Lebih terperinciGambar 9. Peta Batas Administrasi
IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 2, pasal
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 28 TAHUN 2005
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR INFORMASI KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDATA PASAR PERMANEN DAN PASAR SEMI PERMANEN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
I DATA PASAR PERMANEN DAN PASAR SEMI PERMANEN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KOTA MATARAM 1 Mandalika Bertais Sandubaya 1,765 2 Cakranegara Cakra Barat Cakranegara 482 3 Kr. Lelede Saptamarga Cakranegara
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK JAMINAN PERSALINAN KABUPATEN BIMA TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,
Lebih terperinciLombok Timur Dalam Data
Lombok Timur Dalam Data 2016 1 GEOGRAFI Lombok Timur Kabupaten Terluas di Pulau Lombok. Luas Daratan Lombok Timur Mencapai 33,88 Persen Dari Luas Pulau Lombok. Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tengg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 926, 2016 KEMENDAGRI. Kabupaten Sumbawa dengan Kabupaten Dompu. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH
Lebih terperinciTabel III.8. PENYEBARAN KELOMPOK TANI (KTH) PENGELOLAAN HUTAN BINAAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI NTB S/D TAHUN 2007
Tabel III.8. PENYEBARAN KELOMPOK TANI (KTH) PENGELOLAAN HUTAN BINAAN DINAS KEHUTANAN PROVINSI NTB S/D TAHUN 2007 JUMLAH ANGGOTA (Orang) PENDAPATAN PER KK/TAHUN (Rp.) S/d Tahun 2005 I. Kab. Lombok Barat
Lebih terperinciKeamanan dan Ketertiban. Pendidikan Masyarakat. Kesehatan Masyarakat. Kedaulatan Politik Masyarakat
No. Kabupaten/Kota Kecamatan Status Kode PUM Desa/Kelurahan Ekonomi Pendidikan Kesehatan Keamanan dan Ketertiban Kedaulatan Politik Peranserta dalam Indeks Klasifikasi Kategori Tipologi 1 KABUPATEN LOMBOK
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2012 yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH ( R P J M D ) KABUPATEN BIMA TAHUN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH ( R P J M D ) KABUPATEN BIMA TAHUN 2011-1015 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah telah
Lebih terperincip-issn : e-issn : Accreditation Number: 766/AU3/P2MI-LIPI/10/2016
J. Segara Vol.12 No.3 Desember 2016: 139-147 JURNAL SEGARA http://p3sdlp.litbang.kkp.go.id/segara p-issn : 1907-0659 e-issn : 2461-1166 Accreditation Number: 766/AU3/P2MI-LIPI/10/2016 IDENTIFIKASI PERUBAHAN
Lebih terperinciTitle : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009
Contributor : Doni Prihatna Tanggal : April 2012 Posting : Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009 Pada 19 Januari 2012 lalu, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA SMK SLB NEGERI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA SMK SLB NEGERI TAHUN PELAJARAN 2018/2019 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2018 KATA PENGANTAR Dalam rangka memberi kesempatan
Lebih terperinci2011, No Mengingat Pengukuran dan Penataan Batas Areal Kerja Hak Pengusahaan di Bidang Kehutanan perlu disesuaikan dengan ketentuan perundang-un
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.192. 2011 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Batas Areal Kerja. Izin Pemanfaatan Hutan. Penataan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 19/Menhut-II/2011 TENTANG
Lebih terperinciGEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA
GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA PULAU BALI 1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8 3'40" - 8 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" -
Lebih terperinciPRAKIRAAN CURAH HUJAN Penanggung Jawab BULAN FEBRUARI MARET APRIL 2017 DARYATNO, SP, MP PRAKIRAAN CUACA BULAN FEBRUARI 2017 KABUPATEN BIMA DAN DOMPU
TIM PENYUSUN KONDISI CUACA BULAN JANUARI 2017 PRAKIRAAN CURAH HUJAN Penanggung Jawab BULAN FEBRUARI MARET APRIL 2017 DARYATNO, SP, MP PRAKIRAAN CUACA BULAN FEBRUARI 2017 KABUPATEN BIMA DAN DOMPU Ketua
Lebih terperinciDiterbitkan oleh STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA JL. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Bima Nusa Tenggara Barat
Diterbitkan oleh STASIUN METEOROLOGI SULTAN MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA JL. Sultan Muhammad Salahuddin Bima, 84173 Bima Nusa Tenggara Barat TIM PENYUSUN Penanggung Jawab DARYATNO, SP,MP Ketua SUPRIADIN, SP
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 19/Menhut-II/2011 TENTANG PENATAAN BATAS AREAL KERJA IZIN PEMANFAATAN HUTAN
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 19/Menhut-II/2011 TENTANG PENATAAN BATAS AREAL KERJA IZIN PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr.wb.
DIREKTORAT INVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2015 DEFORESTASI INDONESIA TAHUN 2013-2014
Lebih terperinciAPLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH. Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2
APLIKASI PJ UNTUK PENGGUNAAN TANAH Ratna Saraswati Kuliah Aplikasi SIG 2 Prosedur analisis citra untuk penggunaan tanah 1. Pra-pengolahan data atau pengolahan awal yang merupakan restorasi citra 2. Pemotongan
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PENYESUAIAN TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,
Lebih terperinciPEMETAAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR KOTA MEDAN DAN KABUPATEN DELI SERDANG
PEMETAAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR KOTA MEDAN DAN KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI SEPTIAN HARDI PUTRA 061201011 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 PEMETAAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Juli 2010 sampai dengan Mei 2011. Lokasi penelitian terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat. Pengolahan
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah Kabupaten Bima tahun 2015 merupakan ikhtisar pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja dan dokumen
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN 23 (DUA PULUH TIGA) DESA DALAM KABUPATEN BIMA
BUPATI BIMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN 23 (DUA PULUH TIGA) DESA DALAM KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciKondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan
Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan Iman Santosa T. (isantosa@dephut.go.id) Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumberdaya Hutan
Lebih terperinciDATA BHABINKAMTIBMAS JANUARI 2016 NO HP PENUGASAN LAINN R2 MGP TMT JADI BBKTM DS. ADU HU U SKEP/389/V/2015
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT DOMPU DATA BHABINKAMTIBMAS JANUARI 2016 PANGKAT/NRP NO. SKEP/SPRIN DIKJUR PERALATAN DESA/KEL NO. PAS FOTO NAMA TMT JADI POLRI POLSEK
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra 5.1.1 Kompilasi Citra Penelitian menggunakan citra Quickbird yang diunduh dari salah satu situs Internet yaitu, Wikimapia. Dalam hal ini penulis memilih mengambil
Lebih terperinciLAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD) KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2016 TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945 yang terjabarkan ke dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Lebih terperinciDAFTAR PENYULUH PROV. NUSA TENGGARA BARAT
DAFTAR PENYULUH PROV. NUSA TENGGARA BARAT NO LEMBAGA NAMA PENYULUH JENIS PENYULUH ALAMAT 1. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana AA. Gde Oka Sudana PNS - 2. - Abdullah PNS - 3. Badan Ketahanan Pangan dan
Lebih terperinciBERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 53 TAHUN 2017 PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciPEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA
PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN INDONESIA Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan PEMANTAUAN
Lebih terperinciB U L E T I N BMKG PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP. REDAKTUR AMINUDIN AL RONIRI, SP IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom
PENANGGUNG JAWAB WAKODIM, SP REDAKTUR AMINUDIN AL RONIRI, SP IIS WIDYA HARMOKO, M.Kom B U L E T I N ANALISIS DAN PRAKIRAAN CURAH HUJAN PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT EDITOR ADI RIPALDI, M.Si HAMDAN NURDIN
Lebih terperinci