EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

Transkripsi

1 EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH Wike Yolanda, Endah Angreni, Adhi Yuniarto Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan ITS ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan di Kota Mempawah adalah 40,87% dengan tingkat pelayanan pengangkutan sebesar 16,61% Tahun Daerah pelayanan pengangkutan sampah mencakup 6 (enam) kecamatan dengan lokasi tersebar dan jarak antar lokasi TPA ke tiap-tiap kecamatan relatif jauh maka perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah. Penelitian ini bertujuan menentukan pola pengangkutan sampah yang tepat dan relevan didukung oleh pembiayaan yang efisien terkait dengan target cakupan pelayanan bidang persampahan 60% jumlah penduduk Tahun Analisa teknis didukung analisa efektifitas-biaya dilakukan untuk mengevaluasi korelasi antara volume sampah terangkut (output) dan biaya nyata (input) untuk menghasi lkan produktifitas optimal (tingkat pelayanan pengangkutan sampah). Analisa penentuan alternatif dengan skoring juga dilakukan dalam menilai kelayakan investasi yang paling layak dan sesuai dengan kondisi daerah. Melihat dari segi kelayakan rencana jangka pendek (2011), tolok ukur produktivitas, dan efektifitas-biaya, investasi yang dipilih adalah investasi untuk alternatif dengan nilai skor tertinggi 4(empat) untuk alternatif zonanisasi wilayah dengan menyediakan 2 buah TPA dan maksimalisasi ritase. Pola ini memberikan tingkat pelayanan pengangkutan sebesar 36,84%, potensi reduksi 24,26%, dan tingkat pelayanan persampahan sebesar 61,10%. NPW total pola ini adalah Rp. 3,947 M dengan rincian NPW investasi sebesar Rp. 507,60 Juta dan NPW operasional sebesar Rp. 3,440 M untuk periode 5 tahun. Kata Kunci: Pengangkutan, Pelayanan persampahan, Efektifitas biaya Pendahuluan Latar Belakang Luasnya wilayah Kabupaten Pontianak dengan pola persebaran kecamatan yang tidak merata adalah salah satu kendala dalam mengoptimalkan pelayanan publik, khususnya di bidang pengangkutan sampah. Saat ini pengangkutan sampah dilayani oleh Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pontianak yang melayani 6 (enam) daerah pelayanan di 6 (enam) kecamatan dengan rincian sebagai berikut: Tabel Kecamatan Layanan Pengangkutan Sampah di Kota Mempawah Error! Not a valid link. Sumber: BPS Kabupaten Pontianak, 2004 Data Bidang Kebersihan DPU Kabupaten Pontianak Tahun 2003 menyebutkan laju timbulan sampah per kecamatan adalah 2,68 l/org/hari. Dengan jumlah kendaraan pengangkut sampah yang tersedia yaitu 11 (se belas) unit dump truck dan 1 (satu) unit armroll truck berkapasitas masing-masing adalah 8 M 3 dan 5 M 3 hanya dapat memberikan pelayanan pengangkutan sampah sebesar 16,61% dan tingkat pelayanan

2 bidang persampahan sebesar 40,87%.(Bidang Kebersihan DPU Kabupaten Pontianak,2006). Angka ini masih jauh dari sasaran utama kebijakan persampahan yang diturunkan dari RPJP dan Renstra Pekerjaan Umum yaitu pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk. Mengacu pada peraturan dan perundangan yang berlaku serta tuntutan pemenuhan komitmen Internasional seperti Agenda 21, dan prinsip Dublin Rio, MDGs (Millenium Development Goals), serta era otonomi daerah yang memberikan kewenangan penuh pada daerah untuk mengurus daerahnya sendiri memaksa pemerintah daerah untuk lebih memprioritaskan masalah persampahan khususnya pengangkutan sampah. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah efektifitas yang dicapai dalam pola sistem pengangkutan sampah eksisting di Kota Mempawah? 2. Bagaimanakah penentuan pola sistem pengangkutan sampah yang tepat dan relevan sehingga dapat meningkatkan efektifitas sistem pengangkutan sampah di Kota Mempawah? 3. Bagaimanakah dukungan aspek pembiayaan dan kelembagaan pengelola yang diperlukan guna menunjang aplikasi rancangan teknis pola sistem pengangkutan sampah tersebut? Tujuan Penelitian 1. Menganalisis efektifitas pola sistem pengangkutan sampah eksisting di Kota Mempawah. 2. Menentukan pola sistem pengangkutan sampah yang tepat dan relevan untuk meningkatkan efektifitas sistem pengangkutan sampah di Kota Mempawah 3. Menentukan strategi dari aspek teknis didukung oleh pembiayaan yang efisien, serta dukungan aspek kelembagaan yang mendukung konsep, metode, dan pola sistem pengangkutan sampah yang tepat. Manfaat Penelitian Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kabupaten dan institusi pengelola persampahan di Kota Mempawah tentang gambaran dan kondisi teknis operasional pengangkutan sampah sebagai hasil evaluasi dan rencana tindak yang harus dilaksanakan guna pencapaian kegiatan pelayanan yang lebih optimal. Ruang Lingkup Penelitian 1. Tinjauan teknis dibatasi pada sistem pengangkutan sampah TPS-TPA tiap kecamatan. 2. Laju timbulan diambil berdasarkan data jumlah timbulan sampah per kecamatan Tahun 2003 dari Bidang Kebersihan DPU Kabupaten Pontianak. 3. Proyeksi kebutuhan pengangkutan sampah di Kota Mempawah untuk perhitungan sampai tahun 2011 sesuai dengan sasaran pembangunan bidang persampahan sampai tahun 2010 yang diturunkan dari RPJP dan Renstra Pekerjaan Umum yaitu pencapaian sasaran cakupan pelayanan 60% penduduk pada tahun Pola pengangkutan adalah Stationary Container System. D-10-2

3 Metodologi Penelitian IDE PENELITIAN PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN STUDI PUSTAKA SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA DATA SEKUNDER - Laju timbulan sampah - Densitas sampah - Komposisi sampah - Jumlah sarana angkutan sampah - Data kondisi wilayah - Data institusi pengelola SOTK, Tupoksi - Data pembiayaan untuk operasional pengangkutan sampah DATA PRIMER - Wawancara dengan petugas kebersihan dan instansi terkait - Pengukuran waktu tempuh kendaraan - Pengukuran waktu pengumpulan sampah - Jumlah trip per hari (SCS dan HCS) - Densitas sampah di atas truk ANALISA PENGANGKUTAN SAMPAH ASPEK TEKNIS Analisa penentuan metode, konsep, dan pola pengangkutan sampah yang tepat dan relevan ASPEK KELEMBAGAAN Analisa kinerja institusi pengelola sampah untuk mengembangkan kapasitas dan potensi kelembagaan dalam mendukung pola pengangkutan sampah yang tepat dan relevan hasil analisis teknis ASPEK PEMBIAYAAN Analisa ini digunakan untuk mengevaluasi korelasi antara efektifitas dan biaya investasi yang meliputi biaya operasional dan pemeliharaan (BOP) dari alternatifalternatif terbaik hasil optimasi ALTERNATIF-ALTERNATIF ANALISA PENENTUAN ALTERNATIF Produktivitas & Skoring PENENTUAN ALTERNATIF KESIMPULAN DAN SARAN Analisa Data Eksisting Gambar Skema Alur Pikir Perbandingan sistem pengangkutan sampah eksisting dengan SNI dan Tchobanoglous adalah sebagai berikut: D-10-3

4 Tabel Hasil Evaluasi Sistem Pengangkutan Eksisting terhadap SNI dan Tchobanoglous (1993) No SCS HCS Eksisting 1. Dump Truck/ Tipper Truck Arm Roll Truck Dump Truck/ Tipper Truck Umur kendaraan 5 7 tahun Umur kendaraan 5 7 tahun Umur kendaraan 5 7 tahun 2. Perlu fasilitas bengkel Perlu fasilitas bengkel Service ringan diserahkan /workshop terpusat/swasta /workshop terpusat/swasta Penggunaan arm roll truck dan compactor truck harus mempertimbangkan pada swasta Menggunakan dump truck dengan mempertimbangkan kemampuan pemeliharaan kemampuan pemeliharaan 3. Vol. Truk 7 10 M 3 melayani 1000 KK (10000 jiwa) 4. Jumlah petugas pelaksana 8 oh Petugas pelaksana tetap & dapat dipindahkan secara periodik 5. Ritase antara 1-4 rit/hari Faktor off-route bervariasi 0,1-0,4 dan secara umum pada kebanyakan operasi bernilai 0,15 Waktu kerja 6-8 jam per hari Digunakan stasiun transfer apabila jarak TPA > 25 Km Sumber: Hasil Analisis, 2006 Jumlah Sampah Terangkut (BOP tinggi) 6 M 3 melayani 825 KK (4950 jiwa) 8 M 3 melayani 1100 KK (6600 jiwa) 10 M 3 melayani 1375 KK (8250 jiwa) Jumlah petugas pelaksana 8 oh Petugas pelaksana tetap & dapat dipindahkan secara periodik Ritase antara 1-4 rit/hari Faktor off-route bervariasi 0,1-0,4 dan secara umum pada kebanyakan operasi bernilai 0,15 Waktu kerja 6-8 jam per hari Digunakan stasiun transfer apabila jarak TPA > 25 Km 8 M 3. Jumlah truk eksisting adalah 8 unit. Untuk melayani jiwa Tahun 2006 maka dibutuhkan 20 truk + 1 cadangan 21 unit. Jumlah sopir 1 oh & petugas pengumpul 5 atau 6 oh Jumlah petugas pelaksana 6 atau 7 oh Petugas pelaksana tetap & dapat dipindahkan secara periodik Ritase adalah 1 rit/hari Faktor off-route adalah 0,125 Waktu kerja 6 jam per hari Kegiatan pengangkutan berdasarkan kombinasi pola pengumpulan individual langsung & komunal langsung Tidak ada stasiun transfer/transfer depo Berdasarkan laju timbulan 2,68 liter/org/hari, faktor densitas 1,42, jumlah dump truck 8 unit dengan 10 ritase per hari menghasilkan timbulan sampah terangkut Tahun 2006 baru mencapai 16,61 % dari jumlah penduduk, dengan perhitungan sebagai berikut: Jumlah timbulan sampah terangkut dump truck (jumlah ritase x kapasitas x faktor pemadatan) ( 10 x 8 m 3 x 1,42 ) 113,60 m 3 Jumlah timbulan sampah Kota Mempawah Tahun 2006 D-10-4

5 Persentase sampah terangkut Tahun 2006 ( 113,60 m 3 /684,10 m 3 ) x 100 % 16,61 % Analisa Pengangkutan (jumlah penduduk x laju timbulan) + (25% x jumlah penduduk x laju timbulan) ( x 2,68 liter/org/hari ) + ( 0.25 x x 2,68 liter/org/hari) 684,10 m 3 Dengan faktor off route sebesar 0,125, maka diperoleh Nd hasil analisis sebagai berikut: Tabel Hasil Perhitungan Jumlah Trip Kendaraan Error! Not a valid link.sumber: Hasil pengamatan dan perhitungan, Pengembangan dan Peningkatan Pelayanan Target Volume Sampah Terangkut Tabel Volume Sampah yang Diangkut ke TPA Tahun 2011 Error! Not a valid link.sumber: Hasil pengamatan dan perhitungan, Dengan kapasitas dump truck yang dapat mengangkut 11,36 m 3 per ritase, maka untuk mengangkut timbulan sebesar 499,51 m 3 /hari membutuhkan 26,19 27 ritase/hari. Alternatif Pola Pengangkutan Sampah Optimasi Memperhitungkan Pola Pengumpulan Sampah Tabel Tingkat Efektifitas Alternatif Pola Pengumpulan (Tahun 2011) Error! Not a valid link.sumber: Hasil pengamatan dan perhitungan, 2006 Optimasi Tanpa Memperhitungkan Pola Pengumpulan Sampah Tabel Tingkat Efektifitas Alternatif Pola Pengumpulan (Tahun 2011) Error! Not a valid link.sumber: Hasil pengamatan dan perhitungan, 2006 Analisa Penentuan Alternatif Produktifitas alternatif optimal tercapai jika timbulan terangkut (output) maksimal dan sumber daya 5 M (input) minimal. Untuk jangka pendek sampai Tahun 2011, alternatif terpilih.adalah hasil optimasi pengangkutan tanpa memperhitungkan pola pengumpulan sampah. Tabel Matriks Analisa Penentuan Alternatif Produktifitas Error! Not a valid link. Sumber: Hasil pengamatan dan perhitungan, 2006 Selanjutnya dilakukan penilaian tiap alternatif dengan memberi skor terhadap alternatif, dengan menetapkan pedoman penilaian.kemudian memasukkan nilai skor untuk tiap alternatif sesuai dengan pedoman penilaian. Penilaian diberikan setelah melalui proses analisis seobyektif mungkin berdasarkan kondisi daerah pada saat pengamatan dan D-10-5

6 perkembangan jangka pendek yaitu 5 tahun kedepan (2011). Tabel Matriks Score (Keputusan Input) Error! Not a valid link.sumber : Hasil pengamatan dan perhitungan, 2006 Tabel Matriks Score menunjukkan bahwa dari segi kelayakan dan efektifitas-biaya, investasi yang dipilih untuk jangka pendek adalah investasi untuk alternatif dengan nilai skor tertinggi dengan skor 3,2 untuk alternatif zonanisasi wilayah dengan menyediakan 2 buah TPA dan maksimalisasi ritase. Analisa Usia Kendaraan Sampai Tahun 2011, kegiatan pengangkutan sampah belum memerlukan penggantian dump truck. Walaupun pada beberapa unit dump truck sudah memasuki tahun akhir umur efektif kendaraan, namun masih layak beroperasi dengan, biaya operasional pemeliharaan yang lebih tinggi. Tabel Analisis Penggantian Dump Truck Sampai Tahun 2014 Error! Not a valid link.sumber: Hasil pengamatan dan perhitungan, Rekomendasi Alternatif Melihat dari segi kelayakan, tolok ukur produktifitas, dan efektifitas-biaya, investasi terpilih adalah alternatif zonanisasi wilayah dengan menyediakan 2 buah TPA dan maksimalisasi ritase hasil optimasi tanpa memperhitungkan pola pengumpulan sampah. Kesimpulan 1. Efektifitas pola sistem pengangkutan sampah eksisting Kota Mempawah Tahun 2006 adalah 16,61% (dari jiwa) dan potensi reduksi adalah 24,26 %. Jika diproyeksikan Tahun 2011 maka tingkat pelayanan pengangkutan sampah Kota Mempawah (eksisting) adalah 13,65 % (dari jiwa) dan potensi reduksi masyarakat dianggap tetap 24,26 %. 2. Alternatif pola sistem pengangkutan sampah yang tepat dan relevan untuk meningkatkan efektifitas sistem pengangkutan sampah di Kota Mempawah adalah dengan mengoptimalkan jumlah dump truck yang ada, menambah shift kerja menjadi 2 (dua) shift, dan menambah 2 (dua) TPA di Peniti dan Sengkubang untuk zonanisasi daerah pelayanan. 3. Hasil analisis efektifitas biaya untuk pola pada poin no. 2 mampu mencapai tingkat efektifitas pelayanan sebesar 61,10% dengan NPW investasi adalah Rp. 507,60 Juta, NPW Operasional adalah Rp. 4,358 M, dan NPW Total adalah Rp. 4,886 M untuk periode 5 tahun atau nilai annuity sebesar Rp. 1,349 M. 4. Strategi lembaga untuk mendukung pola poin nomor 2 adalah dengan mewujudkan terbentuknya dinas kebersihan menjadi instansi mandiri, membentuk unit pengelola teknis (upt), melaku kan tinjauan ulang terhadap penyesuaian tarif retribusi, dan penerbitan peraturan daerah yang mengatur tata cara pengelolaan sampah dengan law enforcement. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum (1990), Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T F, Yayasan LPBM, Jakarta. D-10-6

7 Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigil, S., (1993), Integrated Solid Waste Management, Mc.Graw Hill lnc, International Editions, New York. Thuesen, G.J., W.J. Fabrycky. 1993, Engineering Economy, Eight Edition. New Jersey : Prentice-Hall International, Inc. D-10-7