PERBANDINGAN METODE RISK BASED INSPECTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN METODE RISK BASED INSPECTION"

Transkripsi

1 PERBANDINGAN METODE RISK BASED INSPECTION DAN TIME BASED INSPECTION DARI SISI FINANSIAL PADA INDUSTRI MIGAS DI INDONESIA Comparation Risk Based Inspection and Time Based Inspection Method From Financial View for Oil and Gas Industry in Indonesia Christy Sicilia 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan Raya ITS, SukoliloCokroaminoto 12A, Surabaya, Jawa Timur, , Indonesia cchristy.sicilia@gmail.com 2) JurusanTeknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jalan ITS Sukolilo Surabaya, Jawa Timur, , Indonesia Ik.gunarta@gmail.com Formatted: Superscript Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering Formatted: Indent: Left: 0.5" ABSTRAK Inspeksi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pengoperasian sebuah Plant, namun di sisi lain inspeksi jugayang membutuhkan biaya dan sumber daya manusia yangsumber daya dan biaya yang tidak sedikit. Pemilihan metode inspeksi yang tepat, sangat berguna dengan tujuan utamabermanfaat untuk meminimalkan penggunaan sumber daya dan biaya inspeksi dengan tanpa mengurangi kehandalan sebuah Plant. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang metode inspeksi yang lebih efektif dan efisien untuk diterapkan antara Risk Based Inspection (RBI) atau Time Based Inspection (TBI) dengan menggunakan prinsip NPV (Net Present Value)metode penilaian keuangan (financial valuation). RBI adalah sebuah metode yang menggunakan resiko sebagai dasar untuk mengatur interval program inspeksi,. Sedangkan sementara Peraturan Pemerintah mengharuskan inspeksi dilakukan menggunakan acuan TBI. Penelitian ini dilakukan di salah satu perusahaan migas di Indonesia, dan memberikan hasil bahwa metode RBI memberikan keuntungan NPVnilai tambah lebih besar sebesar 48% dibandingkan dengan metode TBI. Oleh karena biaya inspeksi merupakan biaya operasional yang termasuk kedalam komponen cost recovery, maka penurunan biaya inspeksi pada perusahaan Migas, otomatis akan menurunkan beban biaya tahunan pemerintah. Dari Berdasarkan hasil penelitian ini, metode RBI layak dipertimbangkan untuk dimasukkan kedalam Peraturan Pemerintah agar dapat memberikan kontribusi finansial lebih tinggi.manfaat ekonomi yang lebih tinggi bagi Negara. Kata kunci: Risk Based Inspection (RBI), Time Based Inspection (TBI), Net Present Value (NPV), Migas, Cost Recovery. PENDAHULUAN Pengelolaan Migas di Indonesia menggunakan prinsip KKKS, dimana Pemerintah Indonesia membagi hasil produksi bersih menurut suatu persentase tertentu. Hasil produksi bersih merupakan selisih antara hasil penjualan produksi migas ( lifting) dengan biaya pokok atau biaya operasinya. Pada hakikatnya, biaya operasi yang timbul dalam pelaksanaan kontrak KKKS akan diganti atau ditanggung oleh pemerintah. Penggantian biaya operasi (termasuk Formatted: Font: Bold, Adjust space between Latin and Asian text, Adjust space between Asian text and numbers B-11-1

2 didalamnya biaya maintenance) oleh Pemerintah tersebut dalam perhitungan bagi hasil disebut sebagai Cost Recovery. Keikutsertaan pemerintah melalui Ditjen Migas dalam bidang penjaminan keselamatan kerja, pembinaan, dan pengawasan usaha hulu industri MIGAS tertuang dalam dalam beberapa Peraturan Pemerintah antara lain: 1. Peraturan Menteri Nomor: PerMen-PE-No.06 P0746M.PE.1991, tentang Pemeriksaan keselamatan kerja atas instalasi, peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam pertambangan minyak dan gas bumi. 2. Keputusan Ditjen MIGAS Nomor: 84.K/38/DJM/1998, tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan Dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Penguasaan Sumber Daya Panas Bumi. Peraturan ini secara langsung menyebutkan bahwa keterlibatan langsung Pemerintah Indonesia dalam penjaminan keselamatan kerja bersifat periodik, atau biasa disebut Periodical Inspection/Calender Based/Time Based Inspection yang memiliki periode 1 3 tahun sesuai dengan jenis peralatan. Sebagai perbandingan, di beberapa negara maju lain seperti Amerika Serikat dan Inggris, peraturan metode Risk Based Inspection didalam industri migas telah diberlakukan lebih dahulu, sehingga metode Time Based Inspection telah ditinggalkan dikarenakan kurang efektifnya metode ini. Pada metode RBI terjadi kompromi antara finansial, bahaya dan resiko yang terjadi pada sebuah peralatan proses dalam sebuah plant. Tingkat resiko diprioritaskan dengan sistematis sehingga program inspeksi dapat difokuskan pada peralatan yang memiliki resiko lebih tinggi, sebaliknya jika tidak terlalu tinggi maka dapat disesuaikan, sehingga dapat menghemat biaya dan sumberdaya. Secara umum keuntungan secara ekonomi yang didapat setelah penerapan RBI oleh negara tersebut adalah: a. Berkurangnya frekuensi inspeksi yang berdampak pada berkurangnya jumlah manhours yang diperlukan untuk melakukan inspeksi. b. Berkurangnya biaya inspeksi Berdasarkan latar belakang tersebut, maka metode RBI dipandang perlu diterapkan dan diatur dalam sebuah Peraturan Pemerintah Indonesia yang keuntungan ekonomisnya akan langsung dapat dirasakan melalui turunnya biaya inspeksi dan perawatan tahunan, serta lebih jauh akan menurunkan beban cost recovery tahunan yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia didalam menjalankan operasi minyak dan gas bumi. Dalam penelitian ini ruang lingkup masalah yang akan dibahas dibatasi agar sesuai dengan tujuannya. Batasan dalam penelitian ini adalah: a. Analisis hanya didasarkan dari sisi finansial b. Jenis Peralatan yang akan di analisa dibatasi pada peralatan pipeline c. Konsekuensi biaya akibat probability kegagalan dari peralatan yang diharuskan memiliki interval inspeksi kurang dari interval Time Based Inspection (3 tahun) akan diasumsikan berdasarkan terhentinya laju alir produksi yang berada didalamnya. METODE Financial valuation digunakan untuk menentukan kedua metode inspeksi yang lebih efektif dan efisien untuk diterapkan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan NPV (Net Present Value) selama periode 12 tahun. Formatted: Indent: First line: 0.5", Line spacing: Multiple 0.97 li Formatted: Indent: Left: 0", Line spacing: Multiple 0.97 li Formatted: Indent: First line: 0.5", Line spacing: Multiple 0.97 li Formatted: Indent: First line: 0", Line spacing: Multiple 0.97 li B-11-2

3 Definisi Net Present Value (NPV) adalah 1 : Sum of the present values (PVs) of incoming and outgoing cash flows over a period of time. minus initial cash outflow. Secara persamaan matematis dapat dituliskan sebagai berikut: (1) Dimana: CF : Net Cash Flow pada tahun ke-(n), dapat berupa income maupun outcome ICO : Initial Cash Flow, Biaya capital di awal Proyek i : Tingkat suku bunga a. Adapun diagram penelitian yang dilakukan sebagai berikut: Pengumpulan data awal Formatted: Normal, Left, Line spacing: single, No bullets, Adjust space between Latin and Asian text, Adjust space between Asian text and numbers Formatted: Centered Data hasil RBI Pipeline Perusahaan sebagai referensi inspeksi Data hasil inspeksi Pipeline sebelumnya Penentuan frekuensi interval inspeksi berdasarkan hasil RBI 3 3 Interval inspeksi didasarkan dari Peraturan Pemerintah Menghitung biaya inspeksi RBI pipa Menghitung biaya kapital pembuatan prorgam RBI 4 Menghitung biaya inspeksi pipa TBI per 3 Tahun Menghitung asumsi failure TBI untuk interval < 3 Tahun Analisis menggunakan metode Ekonomi Teknik NPV (Net Present Value) untuk kurun waktu Analisis menggunakan metode Ekonomi Teknik NPV (Net Present Value) untuk kurun waktu Membandingkan hasil kedua analisis yang lebih efisien Membuat Kesimpulan atas hasil analisis yang didapatkan 7 Gambar 1. Diagram alir penelitian Pengumpulan Data Awal Tahap ini adalah tahapan dalam pengumpulan data sekunder sebagai bahan untuk memulai penelitian, seperti: 1. Regulasi Pemerintah Republik Indonesia berkaitan dengan ketentuan inspeksi di industri hulu migas 2. Harga kontrak jasa inspeksi pipeline yang masih berlaku 1 Definisi NPV (Net Present Value) Berdasarkan: Berk, Johnathan; DeMarzo, Peter; Stangeland, David (2015). Corporate Finance (3rd Canadian ed.). Toronto: Pearson Canada. p. 64. B-11-3

4 3. Jurnal nasional maupun internasional yang berkaitan dengan penerapan RBI pada industi migas 4. Teori dasar ekonomi teknik yang digunakan untuk analisis Data Referensi Data yang digunakan untuk menentukan biaya Risk Based adalah data RBI Perusahaan yang dibuat bersama oleh tim ahli Perusahaan dan sebuah Service Company yang bergerak di bidang RBI. Sedangkan untuk Time based, digunakan data hasil inspeksi tahun sebelumnya dalam bentuk spreadsheet. B-11-4

5 Penentuan Interval Inspeksi Interval inspeksi mengacu pada output program RBI pipeline yang dikembangkan oleh Perusahaan, di dalam proses pembuatannya terdapat sejumlah parameter yang mengacu pada API-580 tentang Risk Based Inspection. Parameter dan input data tersebut pada akhirnya akan menentukan pipeline tersebut masuk kedalam klasifikasi ranking resiko tinggi, medium, atau rendah. Secara singkat, program tersebut akan membuat iterasi berdasarkan Probability of Failure (POF) yang diprediksikan akan memiliki kemungkinan paling besar untuk terjadi, ditambah dengan hasil inspeksi terakhir (jika ada) sebagai validat or, kemudian memproyeksikannya dalam bentuk interval inspeksi yang paling optimal serta menentukan ruang lingkup inspeksi yang diperlukan untuk masing-masing pipeline. Untuk interval TBI, ditentukan dari Regulasi Pemerintah, yaitu setiap 3 tahun sekali, melalui: 1. Peraturan Menteri PerMen-PE-No.06 P0746M.PE Keputusan Ditjen MIGAS Nomor: 84.K/38/DJM/1998 Perhitungan Biaya Inspeksi Perhitungan biaya didasarkan pada kontrak jasa inspeksi teknis yang berlaku. Oleh karena periode kontrak dibatasi per 3 tahun, maka untuk periode kontrak 3 tahun berikutnya yang belum dilalui, penulis menggunakan asumsi kenaikan harga 10%. Jenis biaya inspeksi yang digunakan adalah: 1. Biaya inspeksi smart pigging 2. Biaya inspeksi tingkat efektifitas cathodic protection pipeline onshore dengan test point reading 3. Biaya inspeksi tingkat efektifitas cathodic protection pipeline offshore dengan reading underwater anode Perhitungan Biaya RBI Untuk perhitungan keseluruhan biaya RBI, komponen biaya tahun ke-(n) (A) harus ditambahkan Capital Cost untuk pembuatan program itu sendiri (B), sehingga biaya pengeluaran seluruhnya untuk metode RBI adalah penjumlahan (A) dan (B). Perhitungan Biaya TBI Untuk perhitungan biaya Time based method didapatkan dengan cara mengalikan biaya inspeksi tiap pipeline dengan jumlah seluruhnya, dan hasil tersebut dijumlahkan setiap 3 tahun sekali sesuai regulasi pemerintah (C). Konsekuensi biaya akibat probability kegagalan dari peralatan yang diharuskan memiliki interval inspeksi kurang dari interval Time Based Inspection (3 tahun) akan diasumsikan berdasarkan terhentinya laju alir produksi yang berada didalamnya (D). Sehingga biaya pengeluaran seluruhnya untuk metode TBI adalah penjumlahan (C) dan (D). Analisis Kedua Metode Menggunakan Teori NPV Setelah didapatkan hasil perhitungan dari masing-masing kedua metode tersebut, tahap berikutnya adalah membandingkannya dengan metode NPV ( Net Present Value) untuk periode inspeksi antara tahun 2010 hingga Perhitungan NPV untuk RBI: Untuk mendapatkan NPV metode RBI adalah dengan menjumlahkan biaya pengeluaran pada tahun ke-(n) berdasarkan interval RBI ditambah biaya pembuatan program itu sendiri. Oleh karena yang diperhitungkan disini seluruhnya adalah biaya pengeluaran, maka nilai CF dan RBI semuanya akan bernilai negatif, sehingga persamaan NPV nya dapat didefinisikan sebagai berikut: Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.6", Space Before: 0 pt, Line spacing: Multiple 0.97 li Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.6", Space Before: 0 pt, Line spacing: Multiple 0.97 li Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.6", Space Before: 0 pt, Line spacing: Multiple 0.97 li B-11-5

6 .(2) Dimana: RBI 0 : Biaya awal pembuatan program RBI (Bernilai negatif) CF RBI : Biaya inspeksi tahun ke-(n) berdasarkan RBI (Bernilai negatif) i : Tingkat suku bunga saat dilakukannya inspeksi RBI Perhitungan NPV untuk TBI: Untuk mendapatkan NPV metode TBI adalah dengan menjumlahkan biaya pengeluaran setiap 3 tahun berdasarkan aturan Pemerintah ditambah konsekuensi biaya akibat (probability) kegagalan untuk peralatan yang diharuskan memiliki interval inspeksi kurang dari interval TBI (3 tahun). Besarnya nilai probability kegagalan tersebut akan diasumsikan berdasarkan terhentinya laju alir produksi yang berada didalamnya. Oleh karena yang diperhitungkan disini seluruhnya adalah biaya pengeluaran, maka nilai CF dan TBI failure semuanya akan bernilai negatif, sehingga persamaan NPV nya dapat didefinisikan sebagai berikut: Formatted: Indent: First line: 0", Line spacing: Multiple 0.97 li Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.6", Space Before: 0 pt, Line spacing: Multiple 0.97 li Dimana: TBI Fail CF TBI I.(3) : Asumsi biaya keluar akibat probability kegagalan sebelum siklus inspeksi 3 tahunan (Bernilai negatif) : Biaya inspeksi TBI setiap 3 tahun sekali : Tingkat suku bunga pada tahun dilaksanakannya inspeksi TBI Analisis Hasil Perbandingan dan Kesimpulan Tahap akhir dari penelitian ini adalah mendapatkan kesimpulan yang dapat menjawab tujuan penelitian ini, yaitu untuk menentukan biaya inspeksi yang lebih efektif dan efisien di antara metode Risk Based atau Time Based untuk diterapkan pada industri migas. Oleh karena tidak ada arus kas masuk yang akan diterima selama jangka waktu inspeksi, maka hasil perhitungan NPV untuk kedua metode diatas akan bernilai negatif ( -). Metode yang lebih baik secara finansial adalah metode yang memberikan hasil nilai NPV yang bernilai negatif paling rendah. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Biaya RBI Smart Pigging Total biaya inspeksi smart pigging berdasarkan RBI pada tahun ke-n dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini: Formatted: Font: Bold Formatted: Centered, Line spacing: Multiple 0.97 li, No bullets B-11-6

7 Tabel 1 Ringkasan Biaya Inspeksi Smart Pigging Tahun ke-n Risk Ranking Risk-1 252, , , , , , , , , , , , ,953 Risk-2 435, , , , , , ,884 Risk-3 378, , , , ,430 Risk-4 1,096, ,205, ,326, ,458, ,604,654 Risk-5 3,053, ,358, ,694, ,469,897 Risk-6 6,181, ,799, ,226, Risk-7;8;10 8,165, ,867, Biaya Tahunan RBI 19,560, , ,000 1,898,600 4,114,000 7,076,300 2,614, ,920 4,525,400 13,164,921 9,141, ,412 7,633,817 Perhitungan Biaya RBI Proteksi Katodik Lepas Pantai Total biaya inspeksi proteksi katodik pipeline lepas pantai berdasarkan RBI pada tahun ke-n dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini: Tabel 2 Ringkasan Biaya Inspeksi Proteksi Katodik Lepas Pantai Tahun Ke-n Risk Ranking Risk Risk Risk Risk-4 1, , , , ,196 Risk-5 5, , , , ,467 Risk-6 14, , , Risk-7;8;10 21, , Biaya Tahunan RBI 44,100 1,500 1,500 8,910 1,650 17,490 9,801 1,815 1,815 39,531 21,163 1,997 11,859 Perhitungan Biaya RBI Proteksi Katodik Darat Total biaya inspeksi proteksi katodik pipeline darat berdasarkan RBI pada tahun ke-n dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini: Tabel 3 Ringkasan Biaya Inspeksi Proteksi Katodik Darat Tahun Ke-n Risk Ranking Risk-1 1,100 1,100 1,100 1,210 1,210 1,210 1,331 1,331 1,331 1,464 1,464 1,464 1,611 Risk-2 1,100 1,100 1,100 1,210 1,210 1,210 1,331 1,331 1,331 1,464 1,464 1,464 1,611 Risk-3 1,100 1,100 1,100 1,210 1,210 1,210 1,331 1,331 1,331 1,464 1,464 1,464 1,611 Risk-4 1, , , , ,611 Risk-5 7, , , , ,274 Risk-6 5, , , Risk-7 2, , Biaya Tahunan RBI 19,800 3,300 3,300 13,310 3,630 9,680 14,641 3,993 6,655 16,105 11,713 4,392 17,716 Perhitungan Biaya RBI Keseluruhan Dengan menggabungkan Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3, maka akan didapatkan total biaya RBI pipeline pada tahun ke-n selama periode tahun 2010 hingga tahun 2022, seperti terlihat didalam Tabel 4 dibawah ini: Tabel 4 Total Biaya RBI Pipeline Dari Tahun 2010 Hingga 2022 Biaya Inspeksi RBI Tahun ke-n (Dalam US Dollar) Pekerjaan Inspeksi Smart Pigging 19,560, , ,000 1,898,600 4,114,000 7,076,300 2,614, ,920 4,525,400 13,164,921 9,141, ,412 7,633,817 Test point CP - Onshore 19,800 3,300 3,300 13,310 3,630 9,680 14,641 3,993 6,655 16,105 11,713 4,392 17,716 Anode reading - Offshore 44,100 1,500 1,500 8,910 1,650 17,490 9,801 1,815 1,815 39,531 21,163 1,997 11,859 Biaya Tahun ke-n 19,623, , ,800 1,920,820 4,119,280 7,103,470 2,639, ,728 4,533,870 13,220,557 9,174, ,801 7,663,392 Perhitungan Biaya TBI untuk Smart Pigging Karena ukuran pipeline mempengaruhi besarnya biaya inspeksi smart pigging, maka populasi pipeline harus di-segregasikan menurut ukuran dan populasi masing-masing. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini: Formatted: Font: 11 pt, Italic Formatted: Centered, No bullets Formatted: Centered, No bullets Formatted: Centered, No bullets Formatted: Centered, Indent: Left: 0", No bullets B-11-7

8 Tabel 5 Biaya Inspeksi Smart Pigging Per 3-Tahunan Untuk Seluruh pipeline Ukuran Pipa Jumlah Pipa 4" 33 3,234,000 3,557,400 3,913,140 4,304,454 4,734,899 6" 25 2,550,000 2,805,000 3,085,500 3,394,050 3,733,455 8" 39 4,134,000 4,547,400 5,002,140 5,502,354 6,052,589 10" 10 1,190,000 1,309,000 1,439,900 1,583,890 1,742,279 12" 43 5,418,000 5,959,800 6,555,780 7,211,358 7,932,494 16" 6 972,000 1,069,200 1,176,120 1,293,732 1,423,105 18" 5 915,000 1,006,500 1,107,150 1,217,865 1,339,652 24" 1 262, , , , ,594 30" 3 885, ,500 1,070,850 1,177,935 1,295,729 Biaya Per 3-Tahunan ,560, ,516, ,667, ,034, ,637,796 Perhitungan Biaya TBI untuk Inspeksi Proteksi Katodik Pipeline Lepas Pantai Jumlah pipeline lepas pantai adalah 147, sehingga biaya inspeksi proteksi katodik lepas pantai per 3-tahunan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini: Tabel 6 Biaya Inspeksi Proteksi Katodik Pipeline Lepas Pantai per 3 tahunan Harga Kontrak Biaya Inspeksi offshore (147 pipeline) 44,100 48, , , ,567 Perhitungan Biaya TBI untuk Inspeksi Proteksi Katodik Pipeline Darat Jumlah pipeline darat adalah 18, sehingga biaya inspeksi proteksi katodik darat per 3- tahunan dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini: Tabel 7 Biaya Inspeksi Proteksi Katodik Pipeline Darat Per 3 Tahunan Harga Kontrak 1,100 1,210 1,331 1,464 1,611 Biaya Inspeksi onshore (18 pipeline) 19, , , , ,989 Perhitungan Biaya TBI Keseluruhan Dengan menggabungkan Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel 7, maka akan didapat biaya TBI pipeline secara keseluruhan untuk periode tahun 2010 hingga 2022, seperti terlihat pada Tabel 8 dibawah ini: Tabel 8 Biaya 3 Tahunan TBI pipeline Dari Tahun 2010 Hingga 2022 Pekerjaan Inspeksi Biaya Inspeksi Tahun ke-n (US-Dollar) Smart Pigging 19,560, ,516, ,667, ,034, ,637,796 Proteksi katodik - Offshore 44, , , , ,567 Proteksi katodik - Onshore 19, , , , ,989 Biaya Inspeksi Per 3-Tahun 19,623, ,586, ,744, ,119, ,731,352 Analisa hasil perhitungan dengan NPV Untuk menghitung NPV kedua metode inspeksi, digunakan tingkat suku bunga BI sebesar 7.5% 2. Perhitungan NPV metode RBI Rumus untuk menghitung NPV RBI dapat dilihat pada rumus Nomor (2) diatas, sehingga jika dimasukkan dalam persamaan NPV, menjadi: 2 Berdasarkan data pada situs Bank Indonesia tanggal 07 Desember 2015, No bullets Formatted: Font: 11 pt, Italic, No bullets, Italic, No bullets Formatted: Indent: Left: 0", Line spacing: single, No bullets Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Check spelling and grammar, No bullets Formatted: Indent: First line: 0.25", Line spacing: single B-11-8

9 Tabel 9. Hasil Perhitungan Metode NPV RBI Biaya Inspeksi Tahun ke-n (US-Dollar) CF RBI -19,623, , ,800-1,920,820-4,119,280-7,103,470-2,639, ,728-4,533,870-13,220,557-9,174, ,801-7,663,392 (1 + i) RBI CF RBI / (1+i) RBI -19,623, , ,637-1,546,184-3,084,519-4,947,983-1,710, ,293-2,542,151-6,895,624-4,451, ,269-3,217,507 = [(-19,623,900) + (-238,884) + (-598,637) + (-1,546,184) + (-3,084,519) + (-4,947,983) + (-1,710,134) + (-187,293) + (-2,542,151) + (-6,895,624) + (-4,451,258) + (-3,217,507) ] + (- 202,995) = (- 49,198,344) + (-202,995) = - 49,401,339 Perhitungan NPV metode TBI Rumus untuk menghitung NPV TBI dapat dilihat pada rumus Nomor (3 ) diatas, sehingga jika dimasukkan dalam persamaan NPV, menjadi: Tabel 10. Hasil Perhitungan Metode NPV TBI Biaya Inspeksi Tahun ke-n (US-Dollar) CF TBI -19,623, ,586, ,744, ,119, ,731,352 (1 + i) TBI CF TBI / (1+i) TBI -19,623, ,376, ,385, ,623, ,062,977 = [(-19,623,900) + (-17,376,112) + (-15,385,794) + (-13,623,453) + (-12,062,977)] + [(-5,025,00) + (-5,350,000) + (-2,750,000) + (-2,275,000) + (-1,825,000)] = (-78,072,236) + (-17,225,000) = -95,297,236 KESIMPULAN DAN SARAN Formatted: No Spacing,Gambar, Indent: First line: 0", Line spacing: single Formatted: Centered, Indent: Left: 0", Line spacing: single Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Check spelling and grammar, No bullets Formatted: Subscript Formatted: No Spacing,Gambar, Left Formatted: Indent: Left: 0", Line spacing: single Formatted: Font: Bold Bila digambarkan dalam grafik, NPV RBI terletak lebih positif dibandingkan dengan NPV TBI, dengan demikian secara prinsip investasi, metode RBI untuk inspeksi pipeline di salah satu perusahaan migas Indonesia selama jangka waktu 12 tahun lebih menguntungkan dibandingkan dengan metode TBI setiap 3 tahun sekali yang saat ini diwajibkan oleh Pemerintah. B-11-9

10 NPV (-) 0 NPV (+) -$ 95,297,236 NPV TBI -$ 49,401,339 NPV RBI Gambar Grafik Letak Nilai NPV RBI dan NPV TBI Pipeline Penelitian ini didasarkan dari hasil RBI perusahaan yang menggunakan referensi risk matriks korporasi perusahaan ( worldwide) untuk men-segregasikan setiap pipeline kedalam resiko-nya masing-masing. Kekurangannya adalah pada kenyataannya karakteristik tiap unit bisnis di suatu negara berbeda dengan negara (regional) lainnya. Sebagai contoh unit bisnis perusahaan di GOM (Gulf of Mexico) yang beroperasi di laut dalam dan memiliki kapasitas produksi diatas 1 juta barrel crude oil setiap harinya, tentu akan berbeda jauh dengan unit bisnis di Indonesia dengan kapasitas produksi harian hanya sekitar 100,000 barrel. Bila menggunakan standar risk matriks yang sama, maka fasilitas produksi di GOM kebanyakan akan masuk pada risk ranking 1-2, karena jika terjadi kegagalan, maka dampak lost produksinya juga sangat tinggi. Sebaliknya untuk unit bisnis di Indonesia dampak lost produksi maksimal bahkan tidak akan menyentuh risk ranking-2. Untuk meningkatkan akurasi penentuan interval RBI yang berfungsi sebagai data utama penelitian ini, perlu dibuat suatu acuan risk matriks yang khusus diperuntukkan bagi Indonesia, dalam hal ini mungkin membutuhkan bantuan dari SKKMigas dan atau DitJen Migas untuk mem-fasilitasi pembuatannya. Dengan demikian acuan ini akan lebih akurat untuk diterapkan pada operasional migas yang ada, dalam hal kapasitas produksi, asset perusahaan, kondisi geografis, dan sebagainya. Setelah ditetapkan standar risk matriks untuk industri migas Indonesia, maka selanjutnya disarankan dilakukan validasi penelitian kembali di beberapa perusahaan migas sebagai sampling. Apabila tetap terbukti metode RBI lebih menguntungkan dibandingkan TBI yang saat ini diterapkan, maka sebaiknya diberikan rekomendasi kepada Pemerintah melalui kementerian ESDM agar memperbolehkan RBI untuk diterapkan sebagai metode inspeksi pipeline di semua perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia, karena dampaknya akan menurunkan biaya cost recovery tahunan. DAFTAR PUSTAKA Ablit, Chris and J Speck.Experiences in Implementing Risk-Based Inspection an adoption of RBI Planning for Presure System (n.d), Middle East Nondestructive Testing Conference & Exhibition, November 27 30, 2005, Bahrain, Manama ASME B : Pipeline Transportation Systems for Liquid Hydrocarbon and other Liquids, American Society of Mechanical Engineers. Formatted: Font: 12 pt Formatted: Heading 1 Formatted: Heading 1, Indent: Left: 0", Hanging: 0.5", Space After: 6 pt Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.5", Space After: 6 pt, Line spacing: single B-11-10

11 ASME B : Gas Transmission and Distributions Pipeline System, American Society of Mechanical Engineers John L. Tischuk, Economics of Risk Based Inspection Systems in Offshore Oil and Gas Production, publicated on Conferencia sobre Tecnologia de Equipamentos COTEQ, Salvador. August 19-21, Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 84.K/38/DJM/1998 Tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan Dalam Usaha Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi. Leksono Edi & Karmawijata, Muhammad Iman Design and Development of Risk Based Inspection (RBI) System Application, International Conference on Risk Technology & Management, ITB, Bandung, March 20-21, 2007, Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 06.P/0746/M.PE/1991 Tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi, Peralatan, dan Teknik yang Dipergunakan Dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumberdaya Panas BumiABSTRACT Formatted: Heading 1, Indent: Left: 0", Hanging: 0.5", Space After: 6 pt Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.5", Space After: 6 pt, Line spacing: single Inspection is the most important factor in Plant operation, however inspection also require significant man power allocation and cost. Selection of inspection program must be determined carefully in order to minimize inspection resource without compromising reliability of a Plant. This study aimed to obtain information about the methods of inspection which giving more effective and efficient to be implemented between Risk Based Inspection (RBI) or Time Based Inspection (TBI) using the principles of NPV (Net Pres ent Value). RBI is a method that uses risk as a basis to set the interval inspection program. While the Government Regulation requires that inspection have to be conducted using TBI method. This study was conducted in one of the oil and gas company in Indonesia, and the results showed that the RBI method was generated NPV benefit of 48% compared to the TBI method. Since inspection cost is part of operating costs that included in cost recovery components, reduction of the cost inspections in oil and gas company will automatically reduce annual cost of Government s budget. From this result, RBI is worth to be considered into Government Regulation in order to generate higher financial contribution. Keywords: Risk Based Inspection (RBI), Time Based Inspectio n (TBI) Net Present Value (NPV), Migas, Cost Recovery Formatted: Font: Not Italic B-11-11

Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left

Formatted: Bottom: 1.6 Formatted: Tab stops: 6.69, Left Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left Formatted: Font: 5 pt, Not Bold, Font color: Auto Formatted: Left, None, Indent: Left: 0", First line: 0", Space Before: 0 pt, Don't keep with

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

Pelatihan Singkat FINANCIAL MODELLING FOR NON FINANCE MANAGER. Workshop Financial Modelling 1

Pelatihan Singkat FINANCIAL MODELLING FOR NON FINANCE MANAGER. Workshop Financial Modelling 1 Pelatihan Singkat FINANCIAL MODELLING FOR NON FINANCE MANAGER Workshop Financial Modelling 1 LATAR BELAKANG Financial Model adalah alat yang digunakan untuk meramalkan kinerja bisnis, proyek, atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double

BAB 1 PENDAHULUAN. Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double BAB 1 PENDAHULUAN Style Definition: Heading 1: Font color: Auto, Space Before: 0 pt Formatted: Heading 1, Line spacing: Double 1.1. Latar Belakang Penelitian Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI

DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan salah satu masalah utama dalam dunia industri. Tentunya karena korosi menyebabkan kegagalan pada material yang berujung pada kerusakan pada peralatan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii ABSTRACT This study describes the application of Capital Budgeting analysis to determine and assess the feasibility of fixed asset investment plan that will be carried CV. Qolbu Tamajaya form of additional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk

Lebih terperinci

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan

KOMERSIALITAS. hasil ini, managemennya seluruhnya dipegang oleh BP migas, sedangkan KOMERSIALITAS 1 Sistem Kontrak Bagi Hasil Kontrak bagi hasil adalah bentuk kerjasama antara pemerintah dan kontraktor untuk melaksanakan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya migas berdasarkan prinsip

Lebih terperinci

Indonesia Regulation & Pipelines International Standardd &

Indonesia Regulation & Pipelines International Standardd & Indonesia Regulation & Pipelines International Standardd & Certification INDOPIPE The 5 th International IndoensiaGas Infrastructure Conference & Exhibition by Rudiyanto, Chairman of APITINDO Content 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semangat melakukan eksplorasi sumber daya alam di Indonesia adalah UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor

Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor Analisis Ekonomi Pemilihan Electric Submersible Pump Pada Beberapa Vendor Economic Analysis of Electric Submersible Pump Selection on Multiple Vendors Muhammad Ariyon Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas

Lebih terperinci

PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X

PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X PENENTUAN KISARAN HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DAN RISIKO INVESTASI REHABILITASI GAS TURBINE DI PT X Eko Purwanto 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

ii Universitas Kristen Maranatha

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Industri kuliner sedang berkembang pesat di kota-kota pariwisata seperti kota Bandung sehingga mendorong Toko Roti dan Kue Abadi untuk melakukan ekspansi dengan membuka toko baru. Ekspansi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang minyak masih menjadi kebutuhan bahan bakar yang utama bagi manusia. Minyak sangat penting untuk menggerakkan kehidupan dan roda perekonomian.

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Capital Budgeting Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value and Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value and Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT PT. Dollar Super Plastin is one of manufacturing companies which engaged in the manufacture of plastics and as a distributor. Company today wants to invest capital in the form of a new branch

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI

TESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI TESIS A.A. ASTRI DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS A.A ASTRI DEWI NIM 1091561021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : industri cat otomotif, investasi jangka panjang, ekspansi, estimasi arus kas, studi kelayakan, capital budgeting,

ABSTRAK. Kata kunci : industri cat otomotif, investasi jangka panjang, ekspansi, estimasi arus kas, studi kelayakan, capital budgeting, ABSTRAK Industri cat otomotif sedang berkembang sehingga mendorong CV Elang Jaya Lestari untuk melakukan ekspansi dengan membuka toko cat otomotif. Ekspansi merupakan salah satu bentuk pendanaan jangka

Lebih terperinci

PEMILIHAN ALTERNATIF. Present Worth, Annual Worth, ROR, BCR, Payback period

PEMILIHAN ALTERNATIF. Present Worth, Annual Worth, ROR, BCR, Payback period PEMILIHAN ALTERNATIF Present Worth, Annual Worth, ROR, BCR, Payback period Pemilihan Alternatif Konsep perbandingan alternatif : melihat kelebihan profit/benefit atau dibandingkan dengan batas ttt Periode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam mencapai tujuan dalam penulisan tugas akhir ini, digunakan landasan teori yang mendukung, dimana landasan teori ini didapat dari materi mata kuliah yang pernah didapatkan serta

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI

EKONOMI TEKNIK. Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI EKONOMI TEKNIK Annual Equivalent (AE) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI Investasi Kegiatan penting yg memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang thd kelanjutan usaha Kebutuhan : 1. Apakah investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Program Abandontment and Site Restoration (ASR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Program Abandontment and Site Restoration (ASR) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Program Abandontment and Site Restoration (ASR) Pada sebagian besar sejarah dari industri minyak dan gas di lepas pantai (offshore), pembongkaran fasilitas (facility decommissioning)

Lebih terperinci

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERMEN ESDM NO. 08 TAHUN 2017 KONTRAK BAGI HASIL GROSS SPLIT BAGIAN HUKUM DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI 1 1 I LATAR BELAKANG 2 2 Kondisi Hulu Migas Saat ini 1. Skema PSC Cost Recovery kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, investment, expansion, payback period, net present value, internal rate of return UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, investment, expansion, payback period, net present value, internal rate of return UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vi ABSTRACT Companies are often faced with opportunities to make investments in assetss.the investment consists of two: long term investments and short term investments. One of the long term investment

Lebih terperinci

`ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Investment Decision. vii. Universitas Kristen Maranatha

`ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Investment Decision. vii. Universitas Kristen Maranatha `ABSTRACT One obstacle in developing small and medium enterprises is difficult to perform the planning and decision making in this regrad is to make an investment decision. Management accountants are rquired

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

CAPITAL BUDGETING. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi

CAPITAL BUDGETING. Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi BAB I4 PENGANGGARAN MODAL CAPITAL BUDGETING Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa faktor..., Esther Noershanti, FT UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas kegiatan investasi eksplorasi minyak dan gas yang dilakukan memiliki risiko dimana terdapat kemungkinan tidak ditemukannya sumber minyak dan gas baru,

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR L 1 ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DIE MAKING PT ASTRA DAIHATSU MOTOR Dicky Fransdelly Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstrak Making merupakan salah

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The aim of this research is to explore the feasibility of potato plantation project. From the finance point of view, Capital Budgeting Method will be suitable to be used as a measurement for the

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Analisa Risiko Implementasi Investasi bisa mendatangkan keuntungan, bisa juga menyebabkan kerugian. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko. 1 Untuk menghindari

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan-tindakan untuk dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian dibutuhkan desain penelitian agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian dibutuhkan desain penelitian agar 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Dalam melaksanakan penelitian dibutuhkan desain penelitian agar memudahkan pembaca untuk melihat alur penelitian yang dilakukan. Desain penelitian

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, No.305, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. Pasca Operasi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15

Lebih terperinci

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO Dwi Joko Fachrur Rozi 1) dan I Ketut Gunarta 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1

ANALISA EKONOMI 12/11/2014 Nur Istianah-PUP-Analisa Ekonomi 1 ANALISA EKONOMI 1 2 3 Nilai tukar uang Ongkos Cash flow Alternatif Ekonomi ROI BEP POT Depresiasi Pajak Inflasi Analisa manfaat-biaya Penganggaran 4 Nilai tukar uang Tahun 2000 Tahun 2014 5 Nilai tukar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sejalan dengan visi, misi, dan program transformasi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, dan seiring dengan berkembangnya pasar angkutan

Lebih terperinci

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung

I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET. Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung ds.erni@rocketmail.com ABSTRAK Biaya perawatan (maintenance cost) aset

Lebih terperinci

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik)

Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Perancangan Aktivitas Pemeliharaan Dengan Reliability Centered Maintenance II (Studi Kasus : Unit 4 PLTU PT. PJB Gresik) Ahmad Nizar Pratama, Yudha Prasetyawan Teknik Industri,

Lebih terperinci

2.5.5Kriteria UKM Kerangka Pemikiran... 25

2.5.5Kriteria UKM Kerangka Pemikiran... 25 ABSTRACT Small and Medium Enterprise (SMEs) is a type of business that many are obtain by various parties due to not require huge capital and can obtain on a variety of fields. Often times business owners

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung TAUPIK HIDAYAT¹,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii ABSTRACT Inventory is an important factor to be planned and controlled in the best possible. In inventory control and planning,policy is needed so that the good operation can produce the optimal number

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index.

ABSTRACT. Keywords : Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index. ABSTRACT Iraq state planning to invest around $ 130 billion over the next five years. Iraq state will increase natural gas production and refinery capacity. So that the Iraq state will benefit to triple

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA

ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA TUGAS AKHIR PS 1380 ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE JL.PEMUDA SURABAYA NAZIFATUL FUADIYAH NRP 3107 100 522 Dosen Pembimbing : RETNO INDRYANI, Ir.

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 Yth. 1. Perusahaan Asuransi;, dan 2. Perusahaan Reasuransi yang Menyelenggarakan Sebagian atau Seluruh Usahanya dengan Prinsip Syariah di tempatindonesia. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang melimpah, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, iklim yang bersahabat, dan potensi lahan yang besar. Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT

BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT BAB IV ANALISA RETURN ON INVESTMENT 4.1 Biaya pembangunan Proyek VPN Sub bab ini akan membahas biaya pembangunan proyek VPN yang terdiri dari biaya pemasangan, pemeliharaan dan manfaat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment decision making, productivity. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment decision making, productivity. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The condition of old production machine caused productivity reduction to textile companies in Bandung for the last years. The risk of business shutting and severance of work relation in large

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Internal Rate of Return, Profitability Index, Net Present Value, Investasi.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Internal Rate of Return, Profitability Index, Net Present Value, Investasi. ABSTRAK Krisis perekonomian Indonesia telah membuat perusahaan-perusahaan terguncang dan lemah. Banyak perusahaan melakukan investasi untuk mempertahankan keberadaannya dan agar tidak kalah bersaing dengan

Lebih terperinci

Muhammad

Muhammad Oleh: Muhammad 707 100 058 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pembimbing: Ir. Muchtar Karokaro M.Sc Sutarsis ST, M.Sc Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Finansial Proyek Jalan Tol Balikpapan-Samarinda INDRA SATYA RUSWANDI 1, DWI PRASETYANTO

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Yogyakarta 15 September 2012 SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP Eko Nursubiyantoro dan Triwiyanto Program studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010 SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010 Analisa Resiko pada Reducer Pipeline Akibat Internal Corrosion dengan Metode RBI (Risk Based Inspection) Oleh: Zulfikar A. H. Lubis 4305 100

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU DAN LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI PT XYZ MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE AHP DAN RISK BASED INSPECTION

PENENTUAN WAKTU DAN LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI PT XYZ MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE AHP DAN RISK BASED INSPECTION PENENTUAN WAKTU DAN LINGKUP PEMERIKSAAN BERKALA ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI PT XYZ MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE AHP DAN RISK BASED INSPECTION Dian Maulana 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1),2) Program Studi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M.

Penganggaran Modal. Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. Nurahasan Wiradjegha, S.E.,M. Modul ke: Penganggaran Modal Fakultas EKONOMI Gambaran Umum Penganggaran Modal, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return Program Studi Manajemen 84008 www.mercubuana.ac.id Nurahasan Wiradjegha,

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT

ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. ABSTRACT SAHDIANNOR,

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL Capital Budgeting

PENGANGGARAN MODAL Capital Budgeting PENGANGGARAN MODAL Capital Budgeting Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA Hendra Taufik 1 dan Ria Larici 2 1,2 Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau

Lebih terperinci

Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power Plant

Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power Plant ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL INVESTASI PEMANFAATAN AIR LIMBAH SAMPLE TABLE PLTU CILACAP Analysis Of Financial Feasibility Study Reprocessing Sample Table Waste Water Project at Cilacap Coal Power

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Provisioning Provisioning (Quickguide Standar Instalasi PT-1) adalah proses penyediaan suatu layanan jaringan FTTH (Fiber To The Home) yang mencakup persiapan material, aksesoris

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022)

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA

MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA MODEL STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PERUMAHAN SEDERHANA Bernard Julius Seto 1, Danny Sungko 2, Ratna Setiawardani Alifen 3 ABSTRAK: Meningkatnya kebutuhan akan perumahan sederhana memunculkan peluang

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan ke - : 1 : The Role and Environment of Managerial Finance. Indikator Uraian Materi Perkuliahan Metode dan Media Buku The Role and Environment 1. dapat menjelaskan 1. Finance and Business a,b,e,g,h

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Capital Budgeting, the maximum profit. vii. Universitas Kristen Maranatha

Abstract. Keywords: Capital Budgeting, the maximum profit. vii. Universitas Kristen Maranatha Abstract Bertolucci is a company engaged in the garment industry. Currently, Bertolucci is planning for the replacement of fixed assets such as machinery Singers too. This machine has a bad condition and

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pertemuan 6 ANALISA BIAYA Dan MANFAAT ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Investasi Investasi ialah komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lainnya, dengan pengharapan untuk memperoleh imbalan di masa mendatang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2008).

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci