Perbedaan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi
|
|
- Hendra Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perbedaan Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi Differences in Mathematics Learning Outcomes Seen From Combination Model Cooperative Learning and Achievement Motivation Muh. Syarwa Sangila 1 dan Mustamin Anggo 2 ( 1&2 Alumni S2 dan Dosen Pendidikan Matematika FKIP UHO, syarwa@yahoo.com) Abstrak: Penelitian eksperimen ini menggunakan desain 2x3 faktorial dengan tujuan: (i) mempelajari pengaruh sikap terhadap hasil belajar matematika, (ii) mempelajari perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) dan motivasi berprestasi (B j ), (iii) mempelajari perbedaan rerata hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor motivasi berprestasi (B j ) untuk setiap tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ), (iv) mempelajari perbedaan rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) untuk setiap tingkat faktor motivasi berprestasi (B j ) dan (v) mempelajari perbedaan rerata hasil belajar matematika antara semua tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) dan motivasi berprestasi (B j ). Hasil analisis: motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika, kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW tidak lebih efektif dari model pembelajaran kooperatif tipe TTW dan motivasi berprestasi tinggi tidak lebih baik dari motivasi berprestasi rendah dan motivasi berprestasi sedang tidak lebih baik dari motivasi berprestasi rendah. Kata Kunci: Motivasi Berprestasi, Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan TTW, Hasil Belajar Matematika Abstract: The experimental research design of this 2x3 factorial with the aim of: (i) study the influence attitudes towards learning outcomes of mathematics, (ii) study the differences between the mean result of learning mathematics for all of the cells formed by a factor of cooperative learning model (Ai) and achievement motivation (Bj ), (iii) to study differences between the mean results of students' mathematics learning between factor levels of achievement motivation (Bj) for each level of factor cooperative learning model (Ai), (iv) to study differences between the mean result of learning mathematics between levels of factor cooperative learning model (Ai) to each level of achievement motivation factor (Bj) and (v) to study mathematics learning outcomes mean difference between all levels of cooperative learning model factor (Ai) and achievement motivation (Bj). Result analysis: achievement motivation have a significant positive impact on learning outcomes of mathematics, a combination of cooperative learning model Jigsaw-TTW is no more effective than cooperative learning model TTW and high achievement motivation is not better than the low achievement motivation and achievement motivation was not better of low achievement motivation. Keywords: Achievement Motivation, Jigsaw type of cooperative learning model and TTW, Mathematics Learning Outcomes PENDAHULUAN Pola pembelajaran yang berkualitas dan efektif sangat diperlukan oleh guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Pola pembelajaran yang berkualitas dapat diterapkan dengan tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber ilmu, tetapi guru dan siswa merupakan dua bagian penting dalam tercapainya proses belajar yang saling melengkapi. Keberhasilan pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama 62
2 (SMP) menjadi harapan semua pihak khususnya guru matematika. Dalam proses pembelajaran melibatkan berbagai macam kegiatan yang harus dilakukan, terutama jika menginginkan hasil yang optimal. Salah satu cara yang dapat dipakai agar mendapatkan hasil optimal seperti yang diinginkan adalah memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilaksanakan dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan model pembelajaran yang tepat pada hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan hasil belajar siswa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam meningkatkan kemampuan intelektual siswa. Dengan belajar matematika, maka siswa dapat berpikir kritis, terampil berhitung, memiliki kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dasar matematika pada pelajaran lain maupun pada matematika itu sendiri. Berdasarkan pendapat Suyitno, pengajaran matematika perlu diperbarui, dimana siswa diberikan porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan siswa harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mengembangkan potensi to live together salah satunya melalui model pembelajaran kooperatif. Aktifitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi. Dalam hal ini, pembelajaran kooperatif dimaksudkan agar siswa benar-benar menerima ilmu dari pengalaman belajar bersama temantemannya baik yang sudah dikatakan cakap maupun yang masih dikatakan lemah dalam memahami konsep atau materi pelajaran. Salah satu ciri dalam pembelajaran kooperatif adalah adanya pembagian kelompok belajar yang diarahkan untuk mencapai keberhasilan dalam menguasai suatu konsep yang diajarkan. Kenyataan menunjukkan bahwa, penggunaan model mengajar yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan cenderung menghasilkan hasil belajar siswa kurang optimal. Penyebab lain rendahnya hasil 63 belajar siswa adalah bahwa perencanaan dan implementasi pembelajaran yang dilakukan oleh para guru matematika tampaknya masih dilandasi dengan metode transfer informasi. Kondisi secara umum terjadi di SMP khususnya SMP Negeri 10 Kendari dimana informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa model pembelajaran kooperatif sudah diterapkan sebelumnya namun dalam proses pelaksanaannnya ditemukan kendala-kendala baik yang bersumber dari siswa maupun dari guru yang bersangkutan seperti pembagian kelompok yang sederhana kurang menarik oleh siswa. Dewasa ini, banyak tipe (pendekatan) model pembelajaran kooperatif yang telah diterapkan di kelas-kelas dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika, diantaranya adalah mengkombinasikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan TTW. Model pembelajaran ini salah satu alternatif solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah pendidikan dalam hal ini rendahnya hasil belajar matematika siswa. Selain itu, terkadang persepsi siswa yang menganggap matematika itu adalah hal yang menakutkan, terkadang matematika salah satu kecemasan siswa dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Agar proses pembelajaran berhasil salah satunya menggunakan model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran adalah salah satu sarana interaksi antara guru dan siswa. Djamarah mengatakan bahwa seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan (Bahri:2010). Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat secara tidak langsung mempengaruhi keinginan siswa dalam mengikuti materi pelajaran. Jadi, berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mencoba untuk mengadakan suatu eksperimentasi pembelajaran matematika dengan menerapkan kombinasi model pembelajaran jigsaw dan TTW untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Model pembelajaran kombinasi jigsaw dan TTW ini adalah kombinasi dua model kooperatif
3 yang digunakan dalam suatu pembelajaran. Dimana pembelajaran ini menggunakan pembelajaran jigsaw sebagai penguasaan konsep serta menjadikan siswa bisa aktif saling bekerja sama mengeluarkan pendapatnya. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TTW diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat ditunjukkan dengan mendorong siswa untuk berfikir (think), aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi dengan baik (talk), siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis. Faktor lain yang ikut memberi andil terhadap hasil belajar siswa adalah motivasi berprestasi. Dalam proses belajar, motivasi berprestasi sangat penting diberikan kepada siswa. Motivasi berprestasi (achiement motivasion) adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha untuk mencapai kesuksesan (John: 2003). Mc Clelland mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai suatu usaha untuk mencapai sukses, yang bertujuan untuk berhasil dalam kompetensi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini dapat prestasi orang lain, akan tetapi juga dapat prestasinya sendiri sebelumnya (Mulyani: 1984). Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang baik ditandai dengan beberapa hal yaitu siswa tersebut tanggap terhadap tantangan terutama dalam belajar, rasional dalam berpikir, bertanggung jawab dalam hal ini selalu bersikap jujur dan semangat METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, menggunakan Anava desain 2x3 factorial pada siswa SMPN 10 Kendari, dengan populasi berjumlah 236 orang siswa yakni siswa kelas VIII tahun ajaran 2014/2015 yang tersebar dalam 7 kelas paralel yakni kelas VIII-1 sampai kelas VIII-7. Untuk menentukan kelas yang akan dijadikan penelitian menggunakan dalam belajar, berusaha unggul dalam kelompok dan selalu dapat menyesuaikan diri bila ia berinteraksi dengan teman-temannya. Selain itu, hal yang juga berperan dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa adalah guru itu sendiri. Boleh jadi siswa mempunyai semangat yang tinggi dalam belajar tapi karena gurunya yang kurang baik dalam memberikan perhatian dan penghargaan kepada siswa, maka motivasi belajar siswa menjadi menurun yang berimplikasi pada rendahnya hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengkaji gambaran deskripsi hasil belajar matematika siswa SMPN 10 Kendari setelah diberi kombinasi model pembelajaran kooperatif dengan tingkat motivasi berprestasi, (2) Mengkaji motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar matematika, (3) Mengkaji perbedaan rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) dan motivasi berprestasi (B j ), (4) Mengkaji perbedaan rerata hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor motivasi berprestasi (B j ) untuk setiap tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ), (v) Mengkaji perbedaan rerata hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) untuk setiap tingkat faktor motivasi berprestasi (B j ) dan (6) Mengkaji perbedaan rerata hasil belajar matematika siswa antara semua tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) dan faktor motivasi berprestasi (B j ). cluster random sampling. Sampel dalam penelitian sebanyak 90 siswa yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Jumlah sampel yang dipakai berdasarkan jumlah kelas dan jumlah siswa dalam setiap kelompok (sel), ditunjukkan dalam Tabel 1 sebagai berikut. 64
4 Tabel 1. Jumlah Sampel pada Setiap Sel dalam Penelitian Eksperimen dan Kontrol di SMP Negeri 10 Kendari A B B 1 B 2 B 3 Jumlah A* A Jumlah Dimana A adalah model pembelajaran kooperatif dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif Jigsaw-TTW (A 1 ), model pembelajaran kooperatif tipe TTW (A 2 ), dan B adalah motivasi berprestasi dengan motivasi berprestasi tinggi (B 1 ), motivasi berprestasi sedang (B 2 ) dan motivasi berprestasi rendah (B 3 ). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel dependen (variabel terikat) yaitu hasil belajar matematika dan variabel independen (variabel bebas) yaitu model pembelajaran kooperatif sebagai faktor A dan sikap siswa sebagai faktor B. Faktor A terdiri dari A 1 kombinasi model pembelajaran kooperatif (Jigsaw-TTW) sebagai kelompok eksperimen, A 2 model pembelajaran kooperatif tipe TTW. Sedangkan faktor B terdiri atas motivasi berprestasi tinggi (B 1 ), motivasi berprestasi sedang (B 2 ) dan motivasi berpresatsi rendah (B 3 ). Variable terikat dalam penelitian menggunakan instrumen yang divalidasi melalui panelis (tim ahli) dengan menggunakan Randomized Control Group Design sebagaimana dijelaskan pada desain berikut: R E T O1 R K O2 di mana: R=random; E=eksperimen (model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan TSTS); T=true eksperimen; K=kontrol; = tanpa perlakuan, Ok = Observasi, k=1,2 (O1= tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan O2 = tes yang diberikan pada kelas kontrol. (Agung ; 1992: 93) Teknik yang digunakan dalam pengambilan data adalah teknik tes hasil belajar matematika dan angket sikap. Adapun tahapan dalam mengumpulkan data tersebut yakni (1) Menyusun instrumen penelitian (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa, kisi-kisi tes untuk mengukur hasil belajar siswa dan kisi-kisi item untuk mengukur sikap belajar, serta rubrik penskoran); (2) Meminta beberapa dosen ahli untuk memvalidasi instrumen penelitian; (3) Melakukan uji panelis instrumen penelitian; (4) Estimasi validitas dan reliabilitas instrumen penelitian; (5) Revisi instrumen penelitian; (6) Memberikan angket motivasi berprestasi kepada sampel penelitian; (7) Melaksanakan penelitian di sekolah; dan (8) Memberikan tes hasil belajar matematika kepada sampel penelitian di setiap akhir proses pembelajaran. Analisis data yaitu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisa data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran, dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah. Kegiatan analisis data diawali dengan ujian prasyarat yaitu analisis validitas dan reliabilitas instrumen penelitian. Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Validitas empiris suatu instrumen atau tes ditentukan berdasarkan data hasil uji panelis. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen melalui penilaian panelis dengan memberikan penilaian terhadap butir-butir pernyataan instrumen dengan memberikan skor pada kolom penilaian panelis yang telah disediakan dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Skor 1, jika dalam pernyataan tidak satupun kriteria yang muncul, (2) Skor 2, jika dalam pernyataan ada satu kriteria yang muncul, (3) Skor 3, jika dalam pernyataan ada dua kriteria yang muncul, (4) Skor 4, jika dalam pernyataan ada tiga kriteria yang muncul dan (5) Skor 65
5 5, jika dalam pernyataan ada semua kriteria yang muncul. Analisis validitas instrumen digunakan untuk mengetahui validitas konsep instrumen melalui penilaian panelis. Perhitungan validitas hasil penilaian panelis menggunakan rumus Aiken. Analisis reliabilitas instrumen diperlukan untuk mengetahui sejauh mana konsep yang disusun menggambarkan keadaan sesungguhnya. Untuk menentukan ketepatan butir instrumen menggunakan rumus alpha. Kriteria untuk pengujian tingkat reliabilitas tes digunakan kriteria sebagai berikut : (1) r 11 0,20 tingkat reliabilitas tes rendah sekali, (2) 20 < r tingkat reliabilitas tes rendah, (3) 40 < r 11 0,60 tingkat reliabilitas tes sedang, (4) 60 < r 11 0,80 tingkat reliabilitas tes tinggi dan (5) 0,80 < r 11 1,00 tingkat reliabilitas tes sangat tinggi. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden melalui skor rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing sel yang dibentuk oleh model pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi. Analisis deskriptif tersebut mencakup mean (rata-rata) dan standar deviasi. Analisis inferensial merupakan analisis yang digunakan untuk menguji sejumlah hipotesis penelitian, sebelumnya melalui uji normalitas dan homogenitas. Uji Normalitas menggunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan statistik uji Levene. Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Untuk keperluan ini digunakan statistik uji Kolmogorov- Smirnov. Dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah varian dari kedua sampel yang diselidiki homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan perangkat program analisis siap pakai yaitu SPSS versi 16 berdasarkan uji Levene yaitu statistik uji F. Pada uji Dimana Y ijk = Observasi ke-k dalam sel (A=i,B=j) = (i,j), µ = Parameter rerata variabel Y, dan (AB) ij = parameter pengaruh interaksi pada sel (i,j), untuk i = 66 Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus kontinyu. Pengujian hipotesis yaitu : H 0 : σ 2 11 = σ = = σ 23 2 H 1 : paling sedikit ada satu pasangan σ ij yang tidak sama. Jika F hit F tab maka H 0 diterima, yang berarti kedua kelas mempunyai varian homogen, dan jika F hit > F tab maka H 0 ditolak, yang berarti kedua kelas mempunyai varian tidak homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan pada df = (df1/df2). Analisis korelasi merupakan salah satu teknik statistik yang dipakai untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Korelasi product moment digunakan untuk menentukan besarnya koefisien korelasi jika data yang digunakan berskala interval atau rasio. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukan hubungan searah (x naik maka y naik) dan nilai negatif menunjukan hubungan terbalik (x naik maka y turun). Analisis regresi linear sederhana merupakan hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Data yang digunakan biasanya berskala interval dan rasio. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis sikap siswa mempunyai pengaruh positif yang siginifikan terhadap hasil belajar matematika menggunakan regresi linear sederhana dengn persamaan Y i = β 0 + β 1 X + ε i. Untuk menguji hipotesis perbedaan perlakuan atau perbedaan pengaruh antara variabel bebas, yakni kombinasi model pembelajaran kooperatif Jigsaw-TTW, model pembelajaran tipe TTW, motivasi berprestasi berkategori tinggi, motivasi berprestasi berkategori sedang, motivasi berprestasi berkategori rendah terhadap variabel terikat yakni hasil belajar matematika (Y), maka analisis varian yang digunakan adalah : Model Analisis Varian tanpa faktor utama Y ijk = µ + (AB) ij + ɛ ijk 1,...,i; j = 1,... j; k = 1,...,N ij ; dengan syarat: ij (AB) ij = 0. dan ɛ ijk = suku kesalahan random dengan asumsi mempunyai distribusi normal yang
6 identik dan independen dengan mean/ekspektasi E(ɛ ijk ) = 0 dan variansi konstan: Var (ɛ ijk ) = σ 2. Berdasarkan model di atas hipotesis yang diperlukan adalah H 0 :(AB)ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Pernyataan hipotesis di atas adalah rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) dan faktor motivasi berprestasi (B j ) mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. a. Model Analisis Varian dengan faktor utama A (kombinasi model pembelajaran kooperatif) Model Anava dengan faktor utama A : Y ijk = µ + A i + (AB) ij + ɛ ijk Dimana Y ijk = observasi ke-k dalam sel (A i,b i ) = (i,j), µ = parameter rerata variabel Y, A i = parameter pengaruh tingkat ke-i dari faktor A,(AB) ij = parameter pengaruh interaksi pada sel (i,j), untuk i = 1,...,I; j = 1,... J; k = 1,..., N ij,dengan syarat: i A i = j (AB) ij = 0. Dan ɛ ijk = suku kesalahan random dengan asumsi mempunyai distribusi normal yang identik dan independen dengan mean/ ekspektasi E(ɛ ijk ) = 0 dan varian konstan: Var (ɛ ijk ) = σ 2. Berdasarkan model di atas hipotesis yang diperlukan adalah H 0 : (AB)ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Pernyataan hipotesis di atas adalah rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor motivasi berprestasi (B j ) untuk setiap tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. Persamaan regresi non hirarkhi: Y ijk = α 0 + α 1 [A=1] + α 2 [A=1]*[B=1] + α 3 [A=1]*[B=2] + α 4 [A=2]*[B=1] + α 5 [A=2]*[B=2] + ɛ ijk b. Model Analisis Varian dengan faktor utama B (motivasi berprestasi) Model Anava dengan faktor utama B: Y ijk = µ + B j + (AB) ij + ɛ ijk dimana Y ijk = observasi ke-k dalam sel (A = i,b = j) = (i,j), µ = parameter rerata variabel Y, A i = parameter pengaruh tingkat ke-i dari faktor A, dan (AB) ij = parameter pengaruh interaksi pada sel (i,j), untuk i = 1,...,I; j = 1,... J; k = 1,..., N ij,dengan syarat: j B j = i (AB) ij = 0 Dan ɛ ijk = suku kesalahan random dengan asumsi mempunyai distribusi normal yang identik dan independen dengan mean/ ekspektasi E(ɛ ijk ) = 0 dan varian konstan: Var (ɛ ijk ) = σ 2. Berdasarkan model di atas hipotesis yang diperlukan adalah H 0 : (AB)ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Pernyataan hipotesis di atas adalah rerata hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) untuk setiap tingkat faktor motivasi berprestasi (B j ) mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. Persamaan regresi non hirarkhi: Y ijk = β 0 + β 1 [B=1] + β 2 [B=2] + β 3 [A=1]*[B=1] + β 4 [A=1]*[B=2] + β 5 [A=1]*[B=3] + ɛ ijk Untuk setiap persamaan regresi non hierarki mempunyai parameter sebagai berikut: Tabel 2. Parameter koefisien regresi non hirarkhi berdasarkan desain B A*B B1 B2 B3 selisih 1-3 selisih 2-3 A1 β 0 + β 1 + β 3 β 0 + β 2 + β 4 β 0 + β 5 β 1 + β 3 + β 5 β 2 + β 4 + β 5 A2 β 0 + β 1 β 0 + β 2 β 0 β 1 β 2 selisih 1 2 β 3 β 4 β 5 Model Analisis Varian dengan semua tingkat faktor utama A (kombinasi model pembelajaran kooperatif) dan faktor utama B (motivasi berprestasi). Y ijk = µ + A i +B j + (AB) ij + ɛ ijk ; dimana Y ijk = observasi ke-k dalam sel (A = i; B = j) = (i,j), µ = parameter rerata variabel Y, A i = parameter pengaruh tingkat ke-i dari faktor A, dan (AB) ij = parameter pengaruh interaksi pada sel (i,j), untuk i = 1,...,I; j = 1,... J; k = 1,..., N ij,dengan syarat: j B j = i (AB) ij = 0. dan ɛ ijk = suku kesalahan random dengan asumsi mempunyai distribusi normal yang identik dan independen dengan mean/ ekspektasi E(ɛ ijk ) = 0 dan varian konstan: Var (ɛ ijk ) = σ 2. Berdasarkan model di atas hipotesis yang diperlukan adalah H 0 : (AB)ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 67
7 Pernyataan hipotesis di atas adalah rerata hasil belajar matematika antara semua tingkat faktor model pembelajaran kooperatif (A i ) dan faktor motivasi HASIL Analisis dalam penelitian eksperimen 2 3 faktorial ini mencakup hal-hal sebagai berikut, yaitu: (i) Analisis validitas dan reliabilitas instrumen berdasarkan penilaian panelis, (ii) Analisis deskriptif hasil belajar matematika, dan (iii) Analisis inferensial. Hasil analisis validitas berdasarkan penilaian panelis dilakukan oleh peneliti dengan memberikan konsep instrumen yang telah disusun kepada 20 orang yang dipilih berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya dalam menilai suatu instrumen. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua), yaitu (1) instrumen hasil belajar matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel dan bangun ruang sisi datar yang terdiri dari 30 butir soal uraian dan (2) instrumen sikap siswa yang terdiri dari 60 butir pernyataan. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang penting pula. Semua item butir valid sehingga bahwa 30 butir tes hasil belajar matematika dan instrumen motivasi berprestasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 butir pernyataan yang terdiri berprestasi (B j ) mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. Persamaan regresi non hirarkhi: Y ijk = γ 0 + γ 1 [A=1] + γ 2 [B=1] + γ 3 [B=2] dari 30 butir pernyataan positif dan 30 butir pernyataan negatif. Hasil analisis Cronbach s Alpha diperoleh nilai 0,883. Hal ini berarti bahwa reliabilitas tes termasuk dalam kategori sangat tinggi, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa semua instrumen yang dinilai oleh panelis memenuhi kriteria sehingga instrumen tersebut dapat dipakai sebagai alat ukur untuk dapat mengukur hasil belajar matematika siswa. Analisis deskriptif hasil belajar matematika dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik responden melalui skor rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing sel yang dibentuk oleh kombinasi antara faktor model pembelajaran kooperatif dan faktor motivasi berprestasi siswa. A 1 B 1, A 1 B 2 dan A 1 B 3 adalah kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW untuk siswa yang mempunyai motivasi berprestasi siswa kategori tinggi, sedang dan rendah, serta A 2 B 1, A 2 B 2 dan A 2 B 3 adalah kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW untuk siswa yang mempunyai motivasi berprestasi siswa kategori tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel bebas A dan B terhadap hasil belajar matematika (Y) pada Tabel diperoleh: 68
8 Tabel 3. Analisis Deskriptif Antara Variabel Bebas Ai dan Bj Terhadap Hasil Belajar Matematika (Y) A B Mean Std. Deviation Total Total Total Total N Berdasarkan hasil analisis Tabel 5 dapat dikemukakan bahwa secara empiris analisis deskriptif antara kelas eksperimen dilihat dari kolom mean dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw-ttw serta kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW, dapat diurai bahwa kelas yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw-ttw nilai rataratanya dan kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW nilai rata-ratanya Hal ini menunjukkan bahwa kelas yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw-ttw dan kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW nilai rata-rata hasil belajar matematikanya relatif tidak mempunyai perbedaan nyata dengan selisih rata-rata yang kecil. Secara empiris rata-rata hasil belajar matematika dilihat dari kolom mean antara kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw-ttw yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi (A 1 B 1 ) dengan rata-rata dan motivasi berprestasi sedang (A 1 B 2 ) dengan rata-rata serta motivasi berprestasi rendah (A 1 B 3 ) dengan rata-rata Uji Normalitas data menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Dengan syarat jika nilai Sig.(2- tailed) > α = 0,05, maka H 0 diterima. Berdasarkan hasil analisis pada baris Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z = 0,701, sig. (2-tailed) = 0,0701 > α = 0,05, maka H 0 diterima. Dengan diterimanya H 0 dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Sebelum melakukan analisis inferensial untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dahulu dilakukan uji persyaratan analisis menyangkut uji kesamaan varians berdasarkan uji Lavene s melalui pengujian hipotesis sebagai berikut : H 0 : σ 2 11 = σ 2 12 = σ 2 13 = σ 2 21 = σ = σ 23 vs H 1 : bukan H 0. Dengan syarat, jika H 0 di tolak, maka data tidak homogen. Atau, jika pada uji Lavene s F hitung = df=5,84 dengan nilai-p > α = 0,05, maka H 0 diterima. Dengan diterimanya H0 maka dapat disimpulkan bahwa data diterapkan mempunyai kesamaan varian. Berdasarkan hasil analisis bahwa F hitung = 1,248, sedangkan F tabel untuk taraf signifikan 5% 69
9 dengan db = 5 : 84 adalah 2,94 maka F hitung < F tabel. Dengan demikian maka H 0 diterima. Dengan diterimanya H 0 maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mendukung asumsi bahwa Y, A dan B mempunyai varians yang sama (homogen) antara model pembelajaran kooperatif (A i ) dan motivasi berprestasi siswa (B j ). Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan persamaan atau model sebagai berikut : Y i = β 0 + β 1 X i + ε i Analisis inferensial untuk menguji hipotesis dengan menggunakan paket program SPSS versi Hasil analisis inferensial tersebut dijabarkan sebagai berikut. Hipotesis-1 dengan pernyataan: motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hipotesis statistik: H 0 : β 1 0 vs H 1 : β 1 > 0 Hasil analisis pada baris X Tabel 4 diperoleh nilai statistik Uji-t diperoleh statistik uji-t 0 = 1,194, nilai-p = 0.059/2 = 0,0295 < α = 0.05, dengan demikian H 0 ditolak. Ditolaknya H 0 dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika dengan kontribusi sebesar 0,182 satuan artinya setiap perubahan satu satuan motivasi berprestasi siswa akan meningkatkan hasil belajar matematika sebesar 0,182 satuan dalam populasi. Hasil perhitungan selengkapnya, dapat diuraikan sebagai berikut. Model Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Antara Var X terhadap Y Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) X a Dependent Variable: Y Hipotesis-2 : rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan level motivasi berprestasi siswa mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. Hipotesis statistik yang diperlukan sebagai berikut: H 0 : (AB) ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Hasil analisis pada baris A*B Tabel 5 diperoleh nilai statistik uji F dengan F 0 = 2,265, df = 5/84, dengan nilai p = 0,055 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H 0 diterima. Diterimanya H 0 dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi siswa mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan. Hasil perhitungan selengkapnya, dapat diuraikan pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Hasil Analisis untuk Semua Sel yang Dibentuk Oleh Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept A * B Error Total Corrected Total
10 Hipotesis-3 : rerata hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor motivasi berprestasi siswa untuk setiap tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang signifikan. Hipotesis statistik yang diperlukan sebagai berikut: H 0 : (AB) ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Model ANAVA Bi-faktor atau ANAVA i j nonhierarki dengan faktor utama A: Y ijk = µ + A i + (AB) ij + ɛ ijk Hasil analisis pada baris A*B Tabel 6 melalui uji F dengan diperoleh F = 2.184, df = 5/84, dengan nilai p = 0,078 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor motivasi berprestasi untuk setiap tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Karena faktor interaksi dalam model ini diterima maka dilanjutkan dengan pengujian faktor utama A i. Tabel 6. Source Hasil Analisis Antara Tingkat Faktor Sikap Siswa untuk Setiap Faktor Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept A A * B Error Total Corrected Total Hipotesis-3a : faktor utama kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW dan model pembelajaran kooperatif tipe TTW secara bersamasama mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hipotesis statistik yang diperlukan sebagai berikut: H 0 : A 0 vs H 1 : bukan H 0 Hasil analisis pada baris corrected model Tabel 7 melaliui statistik uji F diperoleh nilai F 0 = i 534,193, df = 1/88, dengan nilai p = 0,121 > α = 0,05 sehingga H 0 diterima. Dengan diterimanyanya H 0 dapat disimpulkan bahwa faktor utama kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW dan model pembelajaran kooperatif tipe TTW secara bersama-sama mempunyai perbedaan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hasil perhitungan selengkapnya, dapat diuraikan pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7. Hasil Analisis Antara Semua Tingkat Faktor Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept A Error Total Corrected Total a R Squared =.027 (Adjusted R Squared =.016) 71
11 Hipotesis-4 : rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif untuk setiap tingkat faktor motivasi berprestasi siswa mempunyai pengaruh yang signifikan. Hipotesis statistik yang diperlukan sebagai berikut: H 0 : (AB) ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Hasil analisis pada baris A*B Tabel 8 melalui statistik Uji-F diperoleh nilai F 0 = 0,869, df = (5, 84), dengan nilai-p = 0,460 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif untuk setiap tingkat faktor motivasi berprestasi siswa mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap hasil belajar matematika. Karena faktor interaksi dalam model ini diterima maka dilanjutkan dengan pengujian faktor utama B j. Tabel 8. Hasil Analisis Antara Tingkat Faktor Model Pembelajaran Kooperatif untuk Setiap Faktor Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept B A * B Error Total Corrected Total a R Squared =.119 (Adjusted R Squared =.066) Hipotesis-4a : Faktor utama motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hipotesis statistik yang diperlukan sebagai berikut: H 0 : B j = 0 vs H 1 : Bukan H 0. Hasil analisis pada baris corrected model Tabel 9 melaliui statistik uji F diperoleh nilai F = 4.377, df = 3/86, dengan nilai p = 0, 015 < α = 0,05 sehingga H 0 ditolak. Dengan ditolaknya H 0 dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama mempunyai perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hasil perhitungan selengkapnya, dapat diuraikan pada Tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Hasil Analisis Pengaruh Faktor Utama Motivasi Berprestasi (Bj) terhadap Hasil Belajar Matematematika Dependent Variable: Y Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept B Error Total Corrected Total
12 Selanjutnya karena H 0 ditolak maka dilakukan uji lanjutan untuk hipotesis 4b dan hipotesis 4c yang tertera ke Table 10 sebagai berikut. Hipotesis-4b : siswa dengan motivasi berprestasi kategori tinggi lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori rendah terhadap hasil belajar matematika mempunyai perbedaan yang signifikan. Hipotesis statistik melalui persamaan Y = βo + β1[b=1] + β2[b=2] + ε adalah sebagai berikut : H 0 : β1 0 vs H 1 : β1 > 0 Hasil analisis pada baris [B=1] Tabel 10 berdasarkan statistik uji-t dengan nilai t = dengan nilai p/2 = 0,247/2 = 0,123 > = 0,05 sehingga H 0 diterima. Dengan diterimanya H 0 dapat disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori tinggi tidak lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori rendah terhadap hasil belajar matematika mempunyai perbedaan yang tidak signifikan. Hipotesis-4c : Siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori rendah terhadap hasil belajar matematika mempunyai perbedaan yang signifikan. Hipotesis statistik sebagai berikut : H 0 : β2 vs H 1 : β2 > 0 Hasil analisis pada baris [B=2] Tabel 10 berdasarkan statistik uji-t dengan nilai t 0 = dengan nilai p/2 = 0,004/2 = 0,002 < = 0,05 sehingga H 0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori sedang lebih baik daripada siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori rendah terhadap hasil belajar matematika mempunyai perbedaan yang signifikan. Tabel 10. Hasil Analisis Pengaruh Faktor Utama Bj secara Parsial terhadap Hasil Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Parameter B Std. Error t Sig % Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Intercept [B=1.00] [B=2.00] [B=3.00] 0(a)..... a This parameter is set to zero because it is redundant. Hipotesis-5 : rerata hasil belajar matematika antara semua tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan faktor motivasi berprestasi siswa mempunyai pengaruh yang signifikan. Hipotesis statistik yang diperlukan adalah sebagai berikut. H 0 : (AB) ij = 0 vs H 1 : Bukan H 0 Hasil analisis pada baris A*B Tabel 11 melalui statistik uji F diperoleh nilai F 0 = 0,010, df = (5, 84), dengan nilai p = 0,990 > α = 0,05. Dengan demikian, maka H 0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa : rerata hasil belajar matematika antara semua tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan faktor motivasi berprestasi siswa mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Karena faktor interaksi dalam model ini diterima maka dilanjutkan dengan pengujian faktor utama A i dan faktor utama B j. Hipotesis-5a : faktor utama untuk kombinasi model pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hipotesis statistik yang diperlukan sebagai berikut: H 0 : A i = B j = 0 vs H 1 : bukan H 0. Hasil analisis pada baris corrected model Tabel 12 melaliui statistik uji F diperoleh nilai F = 3.856, df = 3/86, dengan nilai p = 0,012 < α = 0,05 sehingga H 0 ditolak. Dengan ditolaknya H 0 dapat disimpulkan bahwa faktor utama Ai dan Bj secara bersama-sama mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Karena H 0 diterima maka dilakukan uji lanjutan yang tertera ke Tabel 13.
13 Tabel 11. Hasil Analisis Antara Semua Tingkat Faktor Model Pembelajaran Kooperatif untuk dan Faktor Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept A B A * B Error Total Corrected Total a R Squared =.119 (Adjusted R Squared =.066) Hipotesis-5b : siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw- TTW lebih baik dari model pembelajaran koperatif tipe TTW terhadap hasil belajar matematika. Hipotesis statistik sebagai berikut : H 0 : δ 1 vs H 1 : δ 1 > 0. Hasil analisis pada baris [A=1] Tabel 13 berdasarkan statistik Uji-t dengan nilai-t = dengan nilai-p/2 = 0,107/2 = 0,0503 > = 0,05 sehingga H 0 diterima. Dengan diterimanya H 0 dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw- TTW baik dari model pembelajaran koperatif tipe TTW mempunyai perbedaan yang tidak signifikan terhadap hasil belajar matematika. Tabel 12. Hasil Analisis Pengaruh Faktor Utama Ai dan Bj Terhadap Hasil Belajar Matematika Source Type III Sum of Squares 74 df Mean Square F Sig. Corrected Model (a) Intercept A B Error Total Corrected Total Hipotesis-5c : Siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori tinggi lebih baik dari motivasi berprestasi dengan kategori rendah mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar. Hipotesis statistik sebagai berikut : H 0 : δ 2 0 vs H 1 : δ 2 > 0. Hasil analisis pada baris [B=1] Tabel 13 berdasarkan statistik uji t dengan nilai-t = dan nilai p/2 = 0,242/2 = 0,121 > = 0,05 maka H 0 diterima. Diterimanya H 0 dapat disimpulkan bahwa siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori tinggi tidak lebih baik dari motivasi berprestasi dengan kategori rendah terhadap hasil belajar matematika mempunyai perbedaan yang tidak signifikan. Hipotesis-5d : Siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori sedang lebih baik dari motivasi berprestasi dengan kategori rendah mempunyai perbedn yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hipotesis statistik : H 0 : δ 3 0 vs H 1 : δ 3 > 0. Hasil analisis pada baris [B=2] tabel 18 berdasarkan statistik uji T dengan t = dengan nilai p/2 = 0,004/2 = 0,002 < = 0,05 maka
14 H 0 ditolak. Ditolaknya H 0 dapat disimpulkan bahwa Siswa dengan motivasi berprestasi dengan kategori sedang lebih baik dari motivasi berprestasi dengan kategori rendah mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hasil analisis selengkapnya, dapat diuraikan pada Table 13 di bawah ini Tabel 13. Hasil Analisis Indikator Pengaruh Faktor Ai dan Bj Secara Parsial terhadap Hasil Belajar Matematika Dependent Variable: Y Parameter B Std. Error t Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Intercept [A=1.00] [A=2.00] 0(a)..... [B=1.00] [B=2.00] [B=3.00] 0(a)..... PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Belajar Matematika. Secara empiris (deskriptif) hasil belajar setelah diberi kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW sebagai kelas eksperimen dan TTW sebagai kelas kontrol, diperoleh hasil yang relatif tidak mempunyai perbedaan secara nyata. Hasil ini disebabkan oleh karena model pembelajaran kooperatif tipe TTW yang digunakan sebagai kelas kontrol turut digunakan pada kelas eksperimen dalam pengkombinasian model pembelajaran kooperatif. Deskripsi hasil belajar matematika yang dihitung dari jumlah antara perlakuan kombinasi Jigsaw-TTW dan TTW sendiri dengan motivasi berprestasi mempunyai perbedaan yang memiliki selisih tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapakan baik kombinasi model pembelajaran kooperatif Jigsaw-TTW dan pembelajaran kooperatif tipe TTW sama-sama berfungsi dengan baik dalam mengangkat siswa-siswa yang motivasi berkategori tinggi, sedang maupun rendah. Terlihat juga dari kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki standar deviasi yang hampir sama dengan selisih tidak lebih dari satu. Ini menandakan bahwa data pengamatan itu homogen yang artinya hampir semua siswa memiliki nilai yang hampir sama. Hasil penelitian ini didukung oleh perilaku siswa dilihat dari indikator untuk dapat dipercaya, menghargai orang lain, bertanggung jawab secara individu, bertanggung jawab secara sosial, adil, dan peduli. Presentase yang menjawab pernyataan benar dengan nilai terendah yaitu pada indikator adil dan yang menjawab pernyataan benar dengan nilai tertinggi yaitu pada indikator peduli Artinya indikator ini menunjukkan siswa aktif dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ikman dan Erlin (2011:92) dengan nilai rata-rata hasil belajar matematika yang relatif kecil tidak mempunyai perbedaan nyata. Secara umum hasil belajar matematika baik kelas eksperimen maupun kelas control tergolong masih rendah. Hal ini terjadi karena perolehan hasil belajar khususnya untuk materi sistem persamaan linear dua variabel hampir sebagian besar siswa sangat rendah. Siswa tidak menjawab semua soal yang diberikan khusus pada nomor soal 6 sampai 10 ditambah lagi waktu yang diberikan tidak cukup untuk menjawab soal sebanyak 10 nomor. Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Matematika Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai standar mencapai kesuksesan John (2003:474) Motivasi 75
15 berprestasi sangat berperan penting dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan motivasi pula kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dapat proses belajar mengajar mempunyai motivasi berprestasi yang kuat dan tekun pasti akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar matematika merupakan hipotesis-1 dalam penelitian ini yang berbunyi motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hasil analisis hipotesis tersebut menolak H 0. Ditolaknyanya H 0 berarti bahwa motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara motivasi berprestasi siswa yang signifikan dengan nilai hasil belajar matematika siswa serta dengan sumbangan sebesar 2,6% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Serta kontribusi motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar matematika sebesar 0,182. Yang artinya kenaikan setiap perubahan satu satuan motivasi berprestasi siswa akan meningkatkan hasil belajar matematika sebesar 0,182 satuan dalam populasi. Hasil penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara motivasi dan belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar. Menurut Prastya Irawan dkk. Mengutip hasil penelitian Fyan dan Maehr bahwa dari tiga faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yaitu latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah, dan motivasi, maka faktor terakhir merupakan faktor yang paling baik. Welberg dkk. Menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribususi antara 11 sampai 20% terhadap hasil dan prestasi belajar. Studi yang dilakukan Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan Mc Clelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai kontribusi sampai 64% terhadap hasil dan prestasi belajar. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Latiet & Dini Jamil Motivasi berperstasi secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Sahidin & Dini Jamil (2014: ). Pengaruh Faktor Interaksi Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivsi Berprestasi Interaksi menurut Kerlinger adalah kerjasama dua variabel bebas atau lebih dalam mempengaruhi suatu variabel terikat. Interaksi dua faktor antara atau lebih dapat menjelaskan keterkaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Anasilis hipotesis yang dilakuakan pada bagian kombinasi model pembelajaran kooperatif dan ini adalah rerata hasil belajar matematika untuk motivasi siswa (A*B) dua faktor yang saling mempengaruhi antara satu faktor dengan faktor semua sel yang dibentuk oleh faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi lainnya terhadap hasil belajar matematika. Dalam hal siswa mempunyai perbedaan pengaruh yang ini bahwa antara faktor A dan B adalah dua variabel signifikan. Berdasarkan hasil analisis diperoleh yang saling ketergantungan dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Agung dalam Maonde, menekankan pentingnya faktor interaksi terhadap variabel tak bebas invariant (konstan) terhadap translasi sumbu-sumbu koordinat dari ruang model yang ditinjau. Interaksi dua faktor bahwa H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa rerata hasil belajar matematika untuk semua sel yang dibentuk oleh faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif dan motivasi berprestasi siswa mempunyai perbedaan pengaruh yang tidak signifikan. Pengaruh Faktor Interaksi Antara Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi Dengan Desain A A*B Dari desain A A*B memperlihatkan pengaruh matematika siswa dengan mengontrol faktor utama A faktor interaksi A*B terhadap hasil belajar sebagai hipotesis ke-3 menunjukkan bahwa rerata 76
16 hasil belajar matematika siswa antara tingkat faktor motivasi berprestasi untuk setiap tingkat faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Tidak signifikannya interaksi ini berarti kombinasi model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran matematika disekolah tidak berpengaruh nyata terhadap hasil belajar matematika. Hal ini diduga terjadi karena model pembelajaran kooperatif tipe TTW yang digunakan sebagai kelas kontrol turut digunakan pada kelas eksperimen dalam pengkombinasian model pembelajaran kooperatif. Selain itu, selama proses pembelajaran pada kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW, siswa tidak terlibat aktif dalam kelompok, dimana siswa yang mengerjakan soal tertentu tidak berusaha untuk menyelesaikan soal yang ditugaskan. Selain itu waktu yang diberikan tidak cukup bagi siswa untuk menyelesaikan materi. Seperti yang diketahui dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw membutuhkan waktu yang cukup banyak karena adanya pembagian kelompok asal dan kelompok ahli. Akan tetapi kedua model pembelajaran Jigsaw dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW memberikan pengalaman baru pada siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan atau jenuh dengan pembelajaran yang selama ini selalu satu arah atau ceramah. Untuk model pembelajaran kooperatif tipe TTW cenderung siswa berdiskusi dengan siswa yang memiliki kemampuan yang sama atau siswa yang aktif. Sedangkan siswa yang tidak aktif atau merasa tidak mampu menyelesaiaka masalah matematika lebih memilih diam dan menunggu jawaban sehingga proses pembelajaran tidak berjalan sebagaimana semestinya. Karena kita tahu bersama bahwa Cooperative learning merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok kecil yang menuntut adanya kerja sama setiap anggota kelompok sehingga mereka mampu memaksimalkan pembelajaran mereka. Dalam setiap kelompok, masing-masing anggota memiliki tanggung jawab dan tugas masingmasing untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Wardoyo (2013:45) Karena faktor interaksi dalam model ini diterima maka dilanjutkan dengan pengujian faktor utama A i yakni hipotesis 3a dimana H 0 diterima dengan kesimpulan bahwa faktor utama kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW dan model pembelajaran kooperatif tipe TTW secara bersama-sama mempunyai perbedaan pengaruh yang tidak signifikan terhadap hasil belajar matematika. Ini berarti kelas yang diberi perlakuan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw-TTW dan model pembelajaran kooperatif TTW memiliki nilai rerata hasil belajar yang hampir sama. Penemuan ini bersebrangan dengan hasil penelitian Suroto yang berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelas yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan konvensional. Suroto (2012:51-56) Pengaruh Faktor Interaksi Antara Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Berprestasi Dengan Desain B A*B Analisis pada desain B A*B memperlihatkan pengaruh faktor interaksi A*B terhadap hasil belajar matematika siswa dengan mengontrol faktor utama B menunjukkan bahwa rerata hasil belajar matematika antara tingkat faktor motivasi berprestasi untuk setiap faktor kombinasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Karena belajar matematika. Ini terjadi akibat motivasi berprestasi berkontribusinya terhadap hasil belajar matematika walaupun sangat sangat kecil. Selanjutnya karena H 0 ditolak maka dilakukan uji lanjutan untuk hipotesis 4b dan hipotesis 4c. Hipotesis 4b berkesimpulan bahwa siswa yang diajar dengan kombinasi model pembelajaran koperatif tipe faktor interaksi dalam model ini diterima maka Jigsaw-TTW tidak lebih baik dari model dilanjutkan dengan pengujian faktor utama B j yakni hipotesis 4a, dimana H 0 ditolak yang bearti motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama mempunyai pembelajaran koperatif tipe TTW terhadap hasil belajar matematika. Kita tahu bersama dalam model pembelajaran jigsaw ini setiap anggota kelompok perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. 77
Pengaruh Sikap Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif
Pengaruh Sikap Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif The Effect of Students Attitude on the their Maths Achievement through The Combination of Cooperative
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai
61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika DEVID AGUS HARTATO
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BELAJAR HEURISTIK DAN EKSPOSITORI DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
143 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat analisis; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penyajian statistik deskripsi hasil penelitian
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Abidin 1), Moh. Salam ) 1) Alumni Program Studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
Lebih terperinciMoh. Hamzah, Siti Aminah
Model Pembelajaran Koopertif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Dan Pengaruhnya Terhadap Penguasaan Konsep Matematika Siswa Kelas VIII Di SMPN 1 Ciwaringin Kabupaten Cirebon Moh. Hamzah, Siti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul Pengaruh Penggunaan Media Cetak dan Media Audio Visual Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur an Hadits di MTs Negeri Aryojeding. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berlokasi di SMPN 1 Kauman dengan populasinya semua kelas VIII yaitu kelas VIII A, B, C, D, E, F, G, H, I dan J tahun pelajaran 2016/2017. Teknik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Pogalan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII yang ada sebanyak 3 kelas yaitu kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, Terbuka dengan jumlah
Lebih terperinciPengaruh Minat Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif
Pengaruh Minat Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Interests Influence Students Against Mathematics Learning Outcomes Through a combination of Cooperative
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANNIK DWI HARYUNINGSIH A
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELECTUAL REPETITION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik Data tentang skor motivasi belajar peserta didik diperoleh melalui angket yang dimaksudkan untuk meninjau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Disain penelitian Melalui uraian yang dikemukakan dalam latar belakang dan rumusan masalah, penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok sampel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN O X O
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design, yang merupakan bentuk desain dari Quasi Eksperimental, di mana subjek penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh di lapangan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 1 yang
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa responden yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa pada Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
110 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) deskripsi data; b) uji prasyarat; dan c) pengujian hipotesis penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul Pengaruh Profesionalisme
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.
101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan
Lebih terperinciEKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN GUIDED DISCOVERY DITINJAU DARI KEDISIPLINAN SISWA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD Islam Al Madina Semarang tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subyek penelitian dan merupakan populasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir
133 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan tentang: a) Deskripsi Data; b) Uji Persyratan Analisis; c) Pengujian Hipotesis Penelitian. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: SUGIYARNO NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Artikel Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR LEMPAR CAKRAM GAYA MENYAMPING SISWA KELAS VIII MTs NEGERI KEBONAGUNGTAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP N 28 Padang, yang terdiri dari deskripsi data dan analisis data, penguraian hipotesis dan pembahasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,
81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul perbedaan kompetensi guru PAI tersertifikasi melalui portofolio dan PLPG pada hasil belajar siswa SMKN se Kota Kediri, penyajian hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
70 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Mendeskripsikan data hasil penelitian merupakan langkah yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan analisis data sebagai prasyarat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),
BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ), disiplin belajar (X 2 ) dan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey.(Y). berdasarkan pengelohan data, maka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu data nilai
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati kondisi sekolah meliputi
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa metode, yaitu metode interview, metode tes, dan metode dokumentasi. Metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebagai kelas kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
80 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian yang telah penulis lakukan di SMPN 1 Batang Anai terdiri dari tiga kelas sampel, yaitu dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI DATA Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel gaya belajar siswa (X1) dan variabel minat belajar siswa (X2) serta satu variabel terikat
Lebih terperinciOleh Ervina Maret Sulistiyaningrum FPMIPA IKIP PGRI Madiun
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 5 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DITINJAU
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar
III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 19 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa terbagi dalam delapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD N Salatiga 06 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang terdiri
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one
III. METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one group design pada kelompok-kelompok ekuivalen. Penelitian akan dilakukan pada dua
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Satistik deskriptif masing masing variabel penelitian ini ditampilkan untuk mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Profil Responden 4.1.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Penelitian Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di SMP N 1 Pamotan. SMP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics
55 DUKUNGAN SOSIAL Reliability Item-Total Statistics Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya yaitu penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015: 43) penelitian kuantitatif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model pembelajaran konvensional.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.
66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di MTs N 1 Kudus. MTs N 1 Kudus beralamatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar yang berjumlah 92 responden, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterampilan dasar mengajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penentuan Objek 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Kemangkon tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tipe STAD pada siswa kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung melalui
III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yang mengungkap perbedaan penguasaan konsep kimia menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Pelaksanaan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 antarsubjek (between-subjek). Sampel yang digunakan adalah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
3 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sekampung Udik tahun pelajaran 013/ 014 yang terdiri dari 5 kelas. Dari 5 kelas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen di rumah makan Mie Ayam Oplosan Kedai Shoimah. Responden yang menjadi objek penelitian
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian terhadap variabelvariabel penelitian. Data hasil penelitian berupa skor yang diambil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. variable terikat (Y) peningkatan Prestasi belajar Al-Qur an Dan Hadits siswa, variable bebas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, dengan variable terikat (Y) peningkatan Prestasi belajar Al-Qur an Dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini mengungkap hubungan antara dua variabel maupun lebih atau mencari pengaruh suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan besarnya model pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah nilai kemampuan memori, kemampuan analisis terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Koloid.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
40 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen yaitu suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Gatak kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Deskripsi data dalam penelitian ini sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. syarat, jika harga koefisien rhitung 0,300 (Riduwan, 2005:109;
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Realiabilitas Hasil uji coba instrumen dilakukan pada 25 responden. Suatu instrument/angket atau bahan test dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 6 Surakarta dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X Multimedia semester genap tahun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Pengujian Instrumen Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, kevalidan data menjadi sangat penting, karena bila data tidak valid
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.
56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden 1. Tempat dan Waktu Penelitian Pada bab ini, penulis melakukan analisis secara keseluruhan mengenai pengaruh citra merek dan kepercayaan merek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data hasil belajar, normalitas data hasil
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Bahasa Indonesia terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Bahasa Indonesia terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar Effect of Cooperative Learning Model and Indonesian Capability to the Elementary School
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: TRI SANDI ADI PANGESTU NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULAKAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas X-1 yang terdiri dari 21 siswa dan X-2 yang terdiri dari 20 siswa. Siswa kelas X-1 ditetapkan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebasnya mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono
Lebih terperinciPengaruh Motivasi Berprestasi Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika
Pengaruh Motivasi Berprestasi Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika (Studi Eksperimen Pada siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Kendari) The Effect of achievement motivation
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
58 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Penndekatan dan Jenis Penelitian Ditinjau dari permasalahan yang ada, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang hasilnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian dengan judul Pengaruh lingkungan keluarga dan motivasi belajar intrinsik terhadap prestasi belajar siswa Mata Pelajaran Korespondensi kelas X Administrasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti Bandar Sribhawono tahun pelajaran 2014/ 2015 terdiri dari empat kelas, kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, penulis menggunakan analisis SPSS. Uji
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Responden Penelitian Unit analisis dalam penelitian ini adalah guru-guru SMA Negeri di Kota Administrasi Jakarta Barat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Toto Kabupaten Bone Bolamgo digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik tadarus Al- Qur an, shalat berjama
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK DI DESA PROTO KEDUNGWUNI PEKALONGAN A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Pembahasan pada bab ini merupakan hasil
Lebih terperinci