STRATEGI GURU DALAM MENGONTROL PERILAKU SISWA KELAS XIIPS 4 DI SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT
|
|
- Suparman Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI GURU DALAM MENGONTROL PERILAKU SISWA KELAS XIIPS 4 DI SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Nika Sutra Harnika 1, Rinel Fitlayeni 2, Yenita Yatim 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat nikasutera@gmail.com ABSTRACT This research is conducted by students' behavior that is still outside the classroom when the bell sounds. Violations often done by students such as late, unplug, noisy in class, incomplete attribute. While the purpose of this research is (1) to describe what factors causing students who violate the rules, (2) and how the teacher strategy in controlling student behavior in class XI IPS 4 in SMA Negeri 1 Pancung Problem Pesisir Selatan Regency. This research uses Behaviorism theory and uses qualitative approach with descriptive type. Data analysis was used with qualitative data analysis developed by Miles Huberman. The results of this study are the first factors causing the student to break the rules (a) peers, (b) the family, (c) the method of teaching teachers. Both teacher strategies in controlling student behavior, (a) changing learning methods, (b) imposing sanctions, (c) cooperating with BK teachers. Keywords: Strategy of teacher, student PENDAHULUAN Sejak manusia diciptakan pendidikan menempati urutan pertama sebagai alat yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Meskipun belum ada istilah pendidikan formal maupun informal subtansi pendidikan sudah di butuhkan manusia. Pendidikan adalah proses pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan dalam tingkah laku seseorang dihasilkan dalam diri orang itu melalui kelompok dalam masyarakat. Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, 1
2 2 mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Keberadaan pendidik dan peserta didik dalam sebuah pembelajaran sangatlah penting. Pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Dari banyaknyamata pelajarandi sekolah, tetapi guru lebih memilih pembelajaran IPS. Untuk lebih jelasnya pembelajaran IPS ini dapat di jelaskan bahwa pembelajaran IPS dilakukan dalam bentuk standar kompetensi dan kompetensi dasar, IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdispliner dan multidispliner. (Trianto, 2007:175). Adapun peran guru di dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran di dalam kelas, maka guru harus berperan di dalam pembelajaran, salah satu peran guru dalam pembelajaran adalah bentuk metode yang dilakukan guru. Dimana metode tersebut untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penjelasan metode tersebut dapat di jelaskan di bawah ini dalam bentuk pembelajaran. Metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam: 1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada peserta didik untuk terus mau belajar, 2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar peserta didik yang di dasarkan pada kebutuhannya, 3. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik untuk belajar. (Nasruddin AR, 2013:151).
3 3 Nasruddin AR (2013:151) mengatakan bahwa: strategi/metode guru dalam mengontrol siswa yang bertingkah laku menyimpang dalam terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri untuk melakukan penyelesaian secara maksimal kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Adapun metode/strategi yang dilakukan di sekolah antara lain: a. Usaha preventif yaitu pencegahan sebelum terjadinya atau timbulnya masalahmasalah dari anak didik, b. Usaha kuratif yaitu berusaha atau penyembuhan dan pembetulan dalam mengatasi masalah-masalah di sekolah. Berdasarkan pernyataan di atas dapat di jelaskan bahwa usaha pencegahan dan usaha bimbingan di sekolah memegang peranan penting dalam usaha mengatasi kesulitan siswa. Karena bimbingan guru adalah suatu bantuan yang diberikan kepada siswa secara terus menerus supaya siswa dapat memahami diri sendiri. Sanggup mengarahkan diri dan bertingkah laku wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. (Nasruddin, 2013: 14-17). Guru tidak hanya mendidik, mengajar, tetapi guru harus bisa mengontrol perilaku siswa, agar siswa tersebut tidak melanggar aturan-aturan yang telah ada. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran itu terfokus kepada siswa yang melakukan perilaku yang tidak di inginkan, guru harus mampu mengontrol perilaku siswa di dalam kelas, karena guru harus digugu dan ditiru. Perilaku adalah tindakantindakan yang dilakukan oleh siswa. Untuk mengontrol perilaku siswa di dalam sekolah, guru melakukan aturan tata tertib dalam bentuk kedisplinan siswa-siswi di sekolah. Aturan tata tertib tersebut dilakukan oleh semua pihak sekolah. Dalam aturan tata tertib yang dilakukan di sekolah hanya untuk menciptakan kondisi sekolah yang dapat membuat semua personil sekolah untuk taat dan patuh secara sadar untuk mengikuti tata tertib yang ada di sekolah. Dimana aturan tata tertib ini tercantun dalam bentuk waktu untuk
4 4 masuk sekolah dan waktu belajar, dimana aturan tersebut hanya semata-mata untuk mendidik siswasiswi dengan baik dalam bentuk kedisplinan, agar tujuan pembelajaran berjalan dengan afektif dan kondusif. Aturan tata tertib ini dalam waktu masuk sekolah pada pukul , siswa harus hadir di sekolah 10 menit sebelum waktu masuk dan apabila lewat dari akan dibina oleh guru piket dan akan membawa surat izin untuk masuk kelas dari guru piket keruang belajar. Dan waktu belajar pada pukul semua siswa-siswi sudah mulai belajar, apabila siswa terlambat dari 15 menit, maka siswa tidak di izinkan masuk kelas dan dianggap absen/tidak hadir pada jam 1-2 serta diberi sanksi oleh guru piket dan di izinkan masuk pada jam bidang studi berikutnya. Pada saat bel masuk dibunyikan, maka gerbang akan di kunci dan siswa-siswi yang terlambat tidak di benarkan masuk kelas sebelum mendapatkan izin dari guru piket dengan aturan yang ada di sekolah. Memperhatikan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Strategi Guru Dalam Mengontrol Perilaku Siswa XI IPS 4 di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskripstif. Pendekatan kualitatif lebih lanjut yang mementingkan proses dibandingkan dengan hasil akhir, (Afifudin, 2012:94). Pendekatan ini digunakan karena dapat mengungkapkan permasalahan tentang bagaimana strategi guru Dalam Mengontrol Perilaku Siswa Kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Penetapan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teknik purposive sampling. Artinya peneliti menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang mesti dipenuhi oleh orang yang dijadikan sumber informasi.
5 5 Kritria tersebut mestilah menjadi validitas data yang akan dikumpulkan. (Afrizal, 2008: ). Adapun informan penelitian berjumlah 18 orang. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verification. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Alasan peneliti memilih lokasi ini, karena masih ada kurangnya strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa kelas XI IPS 4 di SMA N 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Faktor Penyebab Siswa Melanggar Aturan Banyak faktor yang menyebabkan siswa melanggar aturan di SMA N 1 Pancung Soal disaat pembelajaran yang sedang berlangsung. Dimana faktor tersebut sering dilakukan oleh siswa, faktor tersebut dapat berupa dari teman sebaya, keluarga, dan metode guru yang mengajar kurang menarik, salah satu faktor dari teman sebaya yang membuat temannya melanggar aturan di saat proses pembelajaran berlangsung seperti cabut, keluar masuk kelas, nongkrong diwarung, dan lain-lain. Sehingga pembelajaran yang di ikuti tidak kondusif dan tidak berjalan dengan baik. Adapun faktor yang menyebabkan siswa melanggar aturan adalah sebagai berikut: Pengaruh Dari Teman Kelompok Atau Teman Sebaya Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan dilapangan bahwasannya peserta didik ketika berinteraksi di sekolah dan dengan teman sekitar rumah kadang kala terdorong melakukan penyimpangan untuk membuktikan bahwa mereka bisa merusak dalam kelompok tertentu, untuk mendapatkan respek dari teman, atau untuk menunjukan di depan teman-temannya bahwa dia punya kekuatan, dia yang paling berani, dialah orang berkuasa di lingkungan sekolah dalam kelompok. Seperti yang terjadi dilapangan bahwasannya pelaku mau saja melakukan apa yang di suruh oleh teman sebaya atau teman kelompoknya. Bahwa mereka takut
6 6 ketika dia tidak sanggup untuk melaksanakan tantangan yang diberikan temannya maka dia dikatakan orang yang lemah. Dari hasil observasi dan wawancara di atas bahwasannya seorang anak yang tidak mau dikatakan dia orang yang lemah, maka dari itu dia melakukan apapun yang di suruh temannya karena dia merasa dirinya bisa dan ingin memperlihatkan terhadap temannya bahwa dirinya kuat dan selalu bisa melakukan tantangan yang ditantang oleh orang lain. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bahwasannya penulis dapat mengambil kesimpulan dari salah seorang guru dan tiga siswa yang melakukan pelanggaran di saat pembelajaran berlangsung. Dalam wawancara tersebut mereka menyatakan bahwa dapat terlihat dari teman sebaya, berdasarkan temuan dilapangan siswa tersebut ada yang berteman secara positif dan ada juga yang berteman secara negatif. Dalam hal ini, teman sebaya yang positif lebih memilih berteman dengan orang yang tidak melakukan pelanggaran di sekolah maupun di luar sekolah, dan disekitar lingkungannya, sedangkan teman sebaya yang kearah negatif lebih banyak berteman kepada orang yang melakukan pelanggaran baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, dan dilingkungannya, karena seorang bisa dan pandai dalam bergaul di lingkungannya Keluarga Keluarga adalah salah satu faktor penyebab dari perilaku yang dilakukan oleh anaknya, faktor dari keluarga sangat cenderung bagi peserta didik untuk melakukan pelanggaran. Karena dengan kurangnya mendapatkan kasih sayang yang sepenuhnya maka anaknya sewenang-wenang melakukan hal tersebut dan tidak mempedulikan keadaannya. Berdasarkan wawancara terlihat bahwa orang tua anak tersebut tidak mempedulikan keseharian anaknya di sekolah, meskipun anaknya melakukan pelanggaran, tetapi orang tuanya tetap tidak menghiraukan anaknya, meskipun sudah mendapatkan surat panggilan dari sekolah dalam tingkah laku anaknya
7 7 di sekolah, orang tua anak tersebut tidak pengen tahu. Karena lebih mementingkan kesibukannya dari pada mengurus permasalahan yang dilakukan anaknya di sekolah Metode Guru Yang Mengajar Metode yang guru gunakan di saat proses pembelajaran tidak menarik, maka siswa merasa bosan dan jenuh di dalam kelas. Itu bisa menyebabkan siswa melakukan pelanggaran. Dan keluar masuk sesuka hatinya dan bisa mengganggu temannya yang lain dan tidak bisa kosentrasi untuk belajar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode yang dilakukan guru kurang menarik sehingga siswa merasa bosan dan melakukan pelanggaran di saat proses pembelajaran berlangsung, seperti keluar masuk kelas, cabut, siswa keluar pergi nongkrong diwarung, dan lain-lain. Dengan adanya metode yang dilakukan guru di dalam pembelajaran yang kurang menarik itu bisa mempengaruhi siswa untuk tidak belajar dan melakukan pelanggaran, siswa bisa berbuat apa saja yang dia inginkan, karena metode pembelajaran tidak bisa menarik perhatian siswa untuk belajar dengan afektif dan kondusif di dalam kelas, sehingga siswa tersebut melakukan sesuka hatinya untuk keluar masuk di dalam kelas dengan metode yang kurang menarik. 5.2 Strategi Guru Dalam Mengontrol Perilaku Siswa Berdasarkan hasil penelitian ini di dapatkan di sekolah ada siswa yang melakukan pelanggaran aturan sekolah SMA N 1 Pancung Soal, strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa yang sering melakukan pelanggaran, di saat guru mengontrol perilaku siswa yang melanggar aturan guru dan wali kelas langsung menanggani siswa yang bermasalah dan menyelesaikan dengan baik. Hasil penelitian ini diperoleh dari guru, guru BK, dan wali kelas untuk lebih jelas maka di uraikanlah tentang strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa sebagai berikut: (a) merubah metode
8 8 ajar, (b) memberikan Sanksi (c) bekerjasama dengan guru BK Merubah Metode Belajar Berdasarkan hasil observasi kelas XI IPS 4 pada tanggal 14 Mei 2017 di sekolah, peneliti melihat adanya perubahan metode yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, dimana metode yang guru lakukan yaitu metode diskusi dalam pembelajaran dan guru juga menggunakan media pembelajaran kepada siswa, dengan adanya metode dan media dilakukan guru, maka siswa bersemangat dalam belajar, dalam perubahan metode yang dilakukan guru di dalam pembelajaran, maka siswa merasa aktif dan merasa senang dengan pembelajarannya. Berdasarkan hasil wawancara bahwa guru melakukan perubahan metode di saat pembelajaran, semua itu guru lakukan semata-mata hanya untuk bisa melakukan yang terbaik dan proses pembelajaran bisa afektif dan kondusif Memberikan Sanksi Berdasarkan hasil observasi kelas XI IPS 4 pada tanggal 14 Mei 2017 di sekolah, peneliti melihat gurukelas XI IPS 4 dalam memberikan sanksi kepada siswa, peneliti mengamati adalah pertama siswa di panggil ke ruang majelis guru bagi yang datang terlambat dan guru menanyakan mengapa hal demikian dilakukan oleh siswa, setelah siswa menjawab pertanyaan guru, karena banyak kendala dan pengaruh dari teman, dan sebelum siswa masuk siswa diberikan sanksi, seperti siswa disuruh minta surat izin masuk kepada guru piket, memilih sampah atau disuruh berdiri dilapangan. Berdasarkan pelanggaran yang telah ada, pelanggaran yang berada pada tingkat sering terjadi
9 9 adalah displin sekolah seperti terlambat datang sekolah, cabut saat jam pembelajaran, atribut tidak lengkap, dan seragam pakaian di sekolah. Siswa yang memiliki disiplin tinggi itu merupakan siswa yang diharapkan mampu memiliki kesadaran, ketaatan, kepatuhan, dan tanggung jawab terhadap peraturan yang berlaku di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara bahwa setiap guru sama-sama memberikan sanksi berupa memilih sampah yang ada disekitar sekolah, dan setelah itu guru dan wali kelas meminta siswa untuk membuat nama di buku kasus supaya siswa tidak melakukan pelanggaran lagi, tujuan dilakukan agar siswa tahu betapa ketatnya peraturan sekolah, karena peraturan di sekolah SMA N 1 Pancung Soal harus dipatuhi oleh semua siswa Bekerjasama Dengan Guru BK Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 Mei 2017 di sekolah, peneliti melihat wali kelas bekerjasama dengan guru BK dalam mengatasi tingkah laku siswa di SMA N 1 Pancung Soal. Dimana mereka memangil siswa yang bersangkutan atau bermasalah ke ruangan BK untuk diproses lebih lanjut, apabila siswa masih melakukan pelanggaran, maka wali kelas menyerahkannya kepada guru BK, dan guru BK memberi surat panggilan kepada orang tua siswa yang bermasalah. Berdasarkan hasil wawancara bahwa kerjasama guru wali kelas dan guru BK itu semata-mata untuk membuat siswa merasa jera dan tidak melakukan pelanggaran lagi. Adapun sanksi yang dilakukan guru kepada siswa yang melanggar aturan di dalam sekolah, itu juga mencerminkan bentuk kedisplinan yang dilakukan oleh pihak sekolah di SMA N 1 Pancung Soal.
10 10 Dari teori ini jika dikaitkan dengan strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa yang sering melanggar aturan sekolah seperti sering keluar masuk cabut, alfa, keluar masuk saat jam pelajaran, datang terlambat ke sekolah, atribut tidak langkap, strategi wali kelas dalam mengontrol perilaku siswa adalah merubah metode belajar, dimana dengan adanya metode yang dilakukan guru di saat pembelajaran itu bisa membuat siswa merasa senang dan tidak mudah bosan, dan proses pembelajaran berjalan dengan baik dan kondusif. Selanjutnya guru memberikan sanksi, ketika siswa datang terlambat ke sekolah sebelum masuk dalam kelas harus minta surat izin terlebih dahulu setelah minta surat izin siswa di perkenakan masuk kelas, setelah guru melakukan hal tersebut tidak ada yang terlambat lagi dan berjalan dengan baik, Atau di suruh buang sampah. maka guru melakukan kerjasama wali kelas dengan gru BK dalam mengatasi tingkah laku siswa, dan apabila siswa melakukan hal tersebut maka guru memberi surat panggilan kepada orang tua yang bermasalah. Jika itu terjadi lagi maka siswa tersebut di keluarkan dari sekolah. Jadi dengan adanya strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa yang melanggar aturan dan dikaitkan dengan teori Behaviorisme adanya respon dan stimulus, dan ternyata ada perubahan yang terjadi kepada siswa dan tidak ada lagi yang terlambat datang ke sekolah maupun keluar saat jam pembelajaran. (Budiningsih, 2005: 20) Dan selanjutnya wali kelas bekerjsama dengan guru BK, apabila siswa sering melakukan pelanggaran walaupun sudah diberi peringatan,
11 11 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan kesimpulan mengenai faktor penyebab siswa melanggar aturan, (a) teman sebaya, (b) keluarga, dan (c) metode guru yang mengajar. Dan Strategi Guru Dalam Mengontrol Perilaku Siswa, (a) merubah metode belajar, (b) memberikn sanksi, dan (c) bekerjasama dengan guru BK. Dengan adanya strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa yang melanggar aturan sekolah di atas maka tidak akan ada lagi siswa yang melakukan pelanggaran di saat prses pembelajaran berlangsung. Sebab semua guru ingin yang terbaik untuk siswa-siswi di SMA N 1 Pancung Soal, maka dari itu perlu adanya strategi guru dalam mengontrol perilaku siswa yang melanggar aturan di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Afifuddin, Beni Ahmad Saebani Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Afrizal Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rajawali Press. Budiningsih Belajar Dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dediknas UU No 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Herdiansyah, Haris Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Miles, dan Huberman Analisis Data Kualitatif. Universitas Indonesia (UI- Perss). Trianto Mode Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta: prestasi pustakaraya. Nasruddin AR. (2013). Strategi/metode Guru Dalam Mengontrol Siswa Yang Bertingkah Laku Menyimpang. Jurnal. Di akses pada tanggal 02 Mei 2017.
FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok)
FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEMBOLOS PESERTA DIDIK DAN UPAYA GURU BK DALAM MENGATASINYA (Studi terhadap Peserta Didik di SMA Negeri 1 Kota Solok) E-JURNAL RIA PERMATA SARI NIM: 10060246 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciKONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL. Oleh:
KONTRIBUSI GURU DALAM MEMBIMBING DAN MENDIDIK AKHLAK SISWA KELAS XI SMAN 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: YELLA AGUSTI NINGSIH NPM. 12070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL. Gusri Defriani NPM :
UPAYA GURU BK DALAM MENGATASI PESERTA DIDIK YANG UNDER ACHIEVER ARTIKEL Gusri Defriani NPM : 10060220 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA
Lebih terperinciKeywords: Strategy, homeroom, guiding student behavior
STRATEGI WALI KELAS DALAM MEMBIMBING PERILAKU SISWA YANG MELANGGAR ATURAN DI SEKOLAH SMA NEGERI 4 PARIAMAN Refna Yulis 1, Yanti Sri Wahyuni 2, Adiyalmon 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
UPAYA GURU DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN SISWA DI SMA NEGERI 1 PANGKAJENE KABUPATEN PANGKEP Ince Deriansyah Syam Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
Lebih terperinciKeywords: Constraints Teacher, Media, Learning History PENDAHULUAN
1 KENDALA GURU DALAM PENGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS SMA N 1 BASA AMPEK BALAI TAPAN Pitriani D 1, Ranti Nazmi 2, Meldawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
PENERAPAN TATA TERTIB PADA PESERTA DIDIK DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 MANGKUTANA KABUPATEN LUWU TIMUR Hilphya Chory Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir
Lebih terperinciPENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI) (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB SISWA MELANGGAR TATA TERTIB SEKOLAH DAN UPAYA SEKOLAH MENGATASINYA DI SMA AL-ISTIQAMAH SIMPANG AMPEK KEC. PASAMAN, KAB.
FAKTOR PENYEBAB SISWA MELANGGAR TATA TERTIB SEKOLAH DAN UPAYA SEKOLAH MENGATASINYA DI SMA AL-ISTIQAMAH SIMPANG AMPEK KEC. PASAMAN, KAB. PASAMAN BARAT ARTIKEL ADE FEBRIA IMELDA 11070032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH
PERANAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH (Studi Deskriptif Pada Kelas VIII di SMP Negeri 2 Pancung Soal) JURNAL Diajukan untuk menyusun
Lebih terperinciHUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA N 3 SIJUNJUNG TAHUN AJARAN 2012 / 2013 KABUPATEN SIJUNJUNG
HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA N 3 SIJUNJUNG TAHUN AJARAN 2012 / 2013 KABUPATEN SIJUNJUNG Vony Ardira 1 Yenni Melia 2 Erningsih 3 Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciTujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT
1 PELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT Dewi Liana 1, Meldawati 2, Juliandry 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciMASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:
0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciSTRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL
STRATEGI PIHAK SEKOLAH DALAM MENCEGAH SISWA MELAKUKAN JUDI KOA (Studi Kasus SMA N 3 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan) ARTIKEL INDRA YALDI NPM: 12070039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciThe Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang. By:
0 The Study of Attitude Students of Attended Learning Geography in XI Social Studies Class of Senior High School Bunda Padang By: Nik Arya Finuriha*Edi Suarto**Momon Dt. Tanamir** *Geography Education
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN SOSIAL OLEH GURU DALAM MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMAN 1 MEMPAWAH ARTIKEL PENELITIAN OLEH:
ANALISIS PENGENDALIAN SOSIAL OLEH GURU DALAM MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SISWA DI SMAN 1 MEMPAWAH ARTIKEL PENELITIAN OLEH: GITA RAMADHANI NIM: F55012014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.
HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dan pada akhirnya mempengaruhi prestasi anak didik. Sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Faktor guru diyakini memegang peran yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru yang mempunyai kompetensi
Lebih terperinciINFLUENCE LEARNING METHOD OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TO STUDENT S ANALYSIS ABILITY ON MULTICULTURAL SOCIETY CONCEPTION
INFLUENCE LEARNING METHOD OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TO STUDENT S ANALYSIS ABILITY ON MULTICULTURAL SOCIETY CONCEPTION (Case : In Student of Class XI IPS SMA Country Sub District Akabiluru)
Lebih terperinciOleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat
1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KERJASAMA WALI KELAS DENGAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi) Oleh: Taufik Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciPELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN
PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL OLEH GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN (Studi Deskriptif Analitis pada Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 28 Padang) Oleh: Mita Anggela
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Faktor-Faktor Determinan Dalam Pembinaan Disiplin
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA
ANALISIS PENGGUNAAN VARIASI METODE MENGAJAR OLEH GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1 SUNGAI RAYA Novia Hendiani N, Yohanes Bahari, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP Untan Email :novia_hendianinasution@yahoo.com
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM MENCIPTAKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMAN 2 SIJUNJUNG ARTIKEL
PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM MENCIPTAKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMAN 2 SIJUNJUNG ARTIKEL Oleh: OKRI YANTI NIM: 12060177 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: SITI MARFU AH A 510 100 183
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS X IIS DI SMAN 3 KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS X IIS DI SMAN 3 KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN Aprigo Siswanto 1, Edi Suarto 2, Ade Irma Suryani 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.
PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Anisa Syaputri *) Fitria Kasih **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan
Lebih terperinciKEPATUHAN SISWA TERHADAP DISIPLIN DAN UPAYA GURU BK DALAM MENINGKATKANNYA MELALUI LAYANAN INFORMASI
Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 220-224 KEPATUHAN
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMAN 10 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH: FUTRI UTAMI
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMAN 10 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN OLEH: FUTRI UTAMI NIM : F01112032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN
Lebih terperinciTujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD Suciono Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, kab. Langkat Abstract: This study aims to determine whether
Lebih terperinciE-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)
PERSEPSI GURU TERHADAP ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN PERILAKU DALAM KEGIATAN SEKOLAH Oleh: Yuda Pramita Amelia Abstract This research background of differences in perception or perspective teachers of children
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DATANG KE SEKOLAH DI SMA BUNDA PADANG JURNAL
FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DATANG KE SEKOLAH DI SMA BUNDA PADANG JURNAL Oleh: WIRDA MEISA FITRI NPM : 11060238 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA N 1 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SMA N 1 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL SYINTIA DARMILA NPM 10070092 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKETERAMPILAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS PADA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 33 PADANG
KETERAMPILAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS PADA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 33 PADANG Resti Muthia 1,Harisnawati 2,Sri Rahayu 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh pendidikan guna mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 4 KOTA SOLOK JURNAL ELSA BUDI FERTI NPM.
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA N 4 KOTA SOLOK JURNAL ELSA BUDI FERTI NPM. 10070158 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL
PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM PERENCANAAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL Oleh: IRNA YENTI 12060006 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL YOLA MARDILA NPM. 10060157 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang digunakan tidak memberikan dampak negatif. Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberi pengaruh terhadap perkembangan siswa baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Dampak dari perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang dituangkan dalam bentuk aturan. Salah satunya adalah aturan sekolah yang disebut dengan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DALAM PROSES BELAJAR DI MTsN KELAS VIII DURIAN TARUNG PADANG.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DALAM PROSES BELAJAR DI MTsN KELAS VIII DURIAN TARUNG PADANG Oleh: Dapit Pernalis* Fitria Kasih** Nofrita** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA PENDIDIKAN INKLUSI DI SMK NEGERI 4 PADANG Oleh: Endrawati * Fitria Kasih** Rahma Wira Nita**
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.
I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG
PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK MENENTUKAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI KELAS XII SMAN 2 KOTA PADANG PANJANG Refki Linaldi 1, Fitria Kasih 2, Yasrial Chandra 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
SISTEM PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 MANIANGPAJO KABUPATEN WAJO Muhammad Ferdhy Asdana Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014 Eli Puteri Wati 1 Ranti Nazmi 2 Meldawati 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kebebasan dalam hidupnya. Namun disisi lain, manusia juga adalah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang berkualitas dan merupakan makhluk seutuhnya. Makhluk yang seutuhnya adalah mereka yang
Lebih terperinciPROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO
1 PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO Oleh: Khairunniza Finata * Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan STKIP PGRI Sumatera Barat
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN
EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN Silvia Afdalina 1, Rahma Wira Nita 2, Rici Kardo 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan
Lebih terperinciSTRATEGI GURU MENGHADAPI SISWA SLOW LEARNING DAN SPEED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 4 PARIAMAN ABSTRACT
STRATEGI GURU MENGHADAPI SISWA SLOW LEARNING DAN SPEED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 4 PARIAMAN Ramona 1, Yenni Melia 2, Harisnawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A
PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Latar Belakang Sekolah yang merupakan suatu sarana pendidikan diharapkan dapat menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan jaman.
Lebih terperincisaaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN
saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan
Lebih terperinciABSTRACT
PENGARUH SIKAP BELAJAR SISWA, KEMAMPUAN MENGAJAR GURU, KESIAPAN BELAJAR DAN IKLIM KELAS TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA IPS TERPADU KELAS VII SMPN 12 PADANG,, 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciREGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG
1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
Lebih terperinci2 Eksternal a. Faktor Keluarga 77,62% Tinggi b. Faktor Sekolah 78,45% Tinggi c. Faktor Masyarakat 78,01% Tinggi Rata-rata 78,03% Tinggi
ANALISIS PENYEBAB KESULITAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN Imron Setiawan, RRP Megahati, Febri Yanti Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DI SMA N 16 PADANG JURNAL PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciMASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL
MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses belajar sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya. Havighurst dalam Bimo
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup dengan berbagai komponen kehidupannya. Belajar merupakan salah satu bagian dari kehidupan manusia. Manusia akan mengalami proses belajar sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu melakukan tugas yang dibebankan padanya, karena manusia yang dapat dididik
Lebih terperinciKeyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service
PENGGUNAAN REINFORCEMENT OLEH GURU BK DALAM PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI PADA PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Sofia Devita 1, Fitria Kasih 2, Fuaddillah Putra 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciJurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
KONTROL SOSIAL GURU PADA PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 WATANSOPPENG Suriana Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk megetahui kontrol sosial guru pada pelanggaran
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN)
PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE (KASUS : SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 2 PAINAN) ARTIKEL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciMATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATERI BANGUN RUANG BALOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 4 MAGETAN Rara Tria Ajengsari S1 Pendidikan Matematika, Jurusan
Lebih terperinciKEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR. Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM
KEDISIPLINAN GURU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK WAHYU MAKASSAR Andi Riswayanti Putri Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuanuntukmengetahuigambarankedisiplinan
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN Emi Susanti 1), Wince Hendri 2), Erwinsyah Satria 3) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA Afiatin Nisa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta
Lebih terperinciPENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG
0 PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN TEMPAT TINGGAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG By Rahmah ferawati*drs. Bakaruddin, M.S* *Nefilinda, SE,
Lebih terperinciKeywords: Emotional Intelligence, Achievement Motivation, Punishment Giving, Parents Parenting Pattems.
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, MOTIVASI BERPRESTASI, PEMBERIAN PUNISHMENT DAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP TAMANSISWA PADANG Azi Humairah
Lebih terperinciFAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL
FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL Oleh: YAN IQBAL NPM. 10070022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciLINDA ROSETA RISTIYANI K
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: LINDA ROSETA RISTIYANI
Lebih terperinciNadia Fitri Yani Adiyalmon, S.Ag, M.Pd Marleni, S.Pd Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Peranan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat (Studi Tentang Kesiapan Guru Pamong Membimbing Mahasiswa PPL Untuk Praktek Mengajar) Di SMA N Se-Kabupaten Dharmasraya Nadia
Lebih terperinciABSTRACT
1 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KELOMPOK SISWA YANG BERMINAT DENGAN YANG TIDAK BERMINAT MEMILIH JURUSAN IPS DI KELAS XI IPS SMA N 2 KABUPATEN TEBO Ade Agustina 1, Darmairal Rahmad 2, Hefni 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH (MENCARI PASANGAN) PADA SISWA KELAS VIII E SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuanya. Untuk mencapai keberhasilan di masa depan. Pendidikan
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS DI KELAS X AKUNTANSI SMK KRISTEN IMMANUEL 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: KOKO ARUANA WIKO F
PERSEPSI SISWA TENTANG PENGELOLAAN KELAS DI KELAS X AKUNTANSI SMK KRISTEN IMMANUEL 2 SUNGAI RAYA ARTIKEL PENELITIAN Oleh: KOKO ARUANA WIKO F01110017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciAPPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District)
APPLICATION METHOD AND PLANNED LEARNING MEDIA SOCIOLOGY TEACHER (Case Study: SMA N 1 North Bayang South Coastal District) Mega Nelvia Sari 1 Drs Wahidul Basri, M.Pd 2 Faishal Yasin, S.Sos 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Pada bab ini penulis akan mengemukakan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan. Adapun data yang dimaksud yaitu data yang berkaitan dengan disiplin
Lebih terperinciPROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PROSES PEMBELAJARAN INKLUSI UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KELAS XI DKV DI SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : MARDIANSYAH NIM. 11060308 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciKonselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN:
Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 15, 2014; Revised February 21, 2014; Accepted March 30, 2014 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Hambatan Siswa Dalam Mematuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nonformal (Pikiran Rakyat, 12 November 1998). Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi remaja untuk mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat serta pembangunan bangsa. Remaja agar dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat penting bagi manusia supaya memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat
Lebih terperinciHALAMAN PERSETUJUAN JURNAL
HALAMAN PERSETUJUAN JURNAL FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Nama : Refmaliana NPM : 12020012
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS XI PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMANEGERI 6 KOTA JAMBI Pratiwi Indah Sari 1 Abtract The purpose
Lebih terperincirlt PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA I}IDIK OLEH GTIRU BK (Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping)
PROFIL TEKNIK PEMBINAAN DISIPLIN PESERTA I}IDIK OLEH GTIRU BK (Studi Pada Kelas X dan XI di SMAN 2 Lubuk Sikaping) JTJRNAL Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjona Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak dalam hal
Lebih terperinciPOLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK
1 POLA ASUH KELUARGA BROKEN HOME DALAM PROSES PERKEMBANGAN ANAK DI DESA SUMBEREJO, KECAMATAN MADIUN, KABUPATEN MADIUN ABSTRAK Oleh: Santi Puspita Sari dan Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si Keluarga tidak akan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR Haris Munandar* dan Fandi Ahmad Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal, non formal maupun informal,
Lebih terperinci