SCHELLING DAN PEMIKIRANNYA Oleh: Friska Fajareza Putri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SCHELLING DAN PEMIKIRANNYA Oleh: Friska Fajareza Putri"

Transkripsi

1 SCHELLING DAN PEMIKIRANNYA Oleh: Friska Fajareza Putri Filsafat telah dipelajari sejak berabad-abad yang lalu. Sebagai buktinya telah banyak aliran atau paham-paham bermunculan dalam dunia filsafat, diantaranya aliran renaissance rasionalisme, idealisme, pragmatisme dan masih banyak lagi. Dari aliran-aliran yang muncul tidak selalu memiliki kesamaan konsep dasar, ada diantaranya yang justru saling bertentangan. Tetapi perbedaan atau pertentangan tersebut tidak dipersoalkan. Justru dengan banyaknya paham yang telah diperkenalkan oleh para filosof tersebut, kita dapat menemukan cara yang paling tepat untuk diaplikasikan dalam menghadapi persoalan dalam kehidupan. Misalnya, kita dapat menggunakan logika klasik dalam menyelesaikan masalah-masalah sederhana, menggunakan cara empirisme untuk menggali ilmu-ilmu yang ada di alam, dan idealisme untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kompleks. Idealisme adalah sistem atau doktrin yang dasar penafsirannya adalah ideal. Berlawanan dengan materialism, yang menekankan pada ruang dan hal yang bersifat mekanistik, idealisme menekankan supra-ruang, non-sensibilitas, penilaian dan ideologis. Aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Idealisme juga merupakan salah satu aliran dalam sejarah filsafat barat modern yang berpandangan bahwa kenyataan akhir yang sungguh-sungguh nyata itu adalah pikiran (idea) dan bukanlah benda di luar pikiran kita (materi). Realitas itu sama luasnya dengan pikiran, maka yang real itu rasional dan yang rasional itu real. Benda-benda di luar pikiran, seperti alam, masyarakat, dan alat-alat. Tidak memiliki status ontologisnya, yaitu tidak sungguh-sungguh real. Tak ada bendabenda di luar pikiran. Benda yang kita lihat seolah-olah di luar pikiran kita, seperti kursi dihadapan kita, sebenarnya adalah idea atau pikiran dalam bentuk lahiriah. Tegasnya, idealisme adalah aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satusatunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Dalam makalah ini penulis akan berfokus pada perkembangan paham idealisme pada era modern. Lebih spesifiknya, penulis akan membahas tentang idealisme salah satu tokoh besar di masanya, yaitu Friedrich Wilhelm Schelling ( ). Frizka Fajareza 2012 Friedrich Schelling 1

2 Biografi Friedrich Schelling Friedrich Wilhem Joseph von Schelling atau biasa disebut dengan Friedrich Schelling merupakan filsuf Jerman yang lahir pada tanggal 27 Januari 1775 di Leonbergh, Wurttemberg. Ayahnya seorang pendeta dan pengajar Orientalis yang taat. Pada tahun , Scheling menjalani pendidikan di Nurtingen dan di sinilah dia mengenal Friedrich Holderlin (penyair), seniornya, yang kemudian bersama-sama meninggalkan Nurtingen untuk belajar teologi di Tubingen meskipun usianya saat itu belum mencukupi. Dalam masa pedidikannya di Tubingen, dirinya dan Holderlin berkenalan dengan Hegel dan mulai mempelajari tentang pemikiran para filsuf Yunani kuno. Pada usianya yang ke- 17, Schelling telah menulis desertasi tentang Bab III dari Kitab Kejadian (bagian dari Kitab Taurat). Dan pada tahun 1973, setahun setelah menyelesaikan kuliahnya, Schelling berkontribusi dalam peringatan Heinrich Eberhard Gottlob Paulus. Pada tahun 1795, dia menyelesaikan tesis untuk gelar teologia dengan judul De Marcione Paullinarum epistolarum emendatore dan mempelajari paham dari dua filsuf terkemuka, Kant dan Fichte, di waktu yang sama. Kedua filsuf inilah yang pada akhirnya banyak mempengaruhi pemikiran-pemikiran Schelling. Pada tahun 1794, Schelling menerbitkan sebuah eksposisi dari pemikiran Ficthe dengan judul die Moglichkeit einer Form der Philosophie uberhaupt (Kemungkinan Bentuk Filsafat pada Umumnya). Karyanya ini pun diakui oleh Fichte sendiri dan Schelling pun memiliki reputasi yang baik di kalangan filsuf karena hasil karyanya tersebut. Tidak puas sampai di situ, pada tahun 1795 dia menerbitkan beberapa karya, yang salah satunya berjudul Vom Ich als Prinzip der Philosophie, oder uber das Unbedingte im menschlichen Wissen (Diri sebagai Prinsip Filsafat, atau Pada Pengetahuan Manusia yang Tertutup). Karya-karyanya ini pun masih tetap berada pada idealisme Fichte, dengan menunjukkan kecenderungan untuk menggunakan metode Fichte dalam applikasi yang lebih objektif dan menyatukan pandangan Spinoza ke dalamnya. Pada umur 23 tahun, dia telah menjadi guru besar di Univeritas Jena sekaligus menjadi murid dan pembantu Fichte. Saat itu, dia banyak menjalin kontak dengan kalangan Romantisisme. Selanjutnya ia menikah dan berpindah mengajar ke kota Wurzburg. Di sinilah ia bergumul dengan pemikiran Jacob Boheme, seorang mistikus Yahudi di Jerman pada saat itu. Dan menyebabkan pecahnya persahabatan antara dirinya dengan Fichte. Selanjutnya Schelling bermigrasi ke Muenchen pada tahun Pada saat itu, dia banyak menjalin kontak dengan Hegel dalam mengurus penyuntingan sebuah jurnal filsafat. Hegel merupakan saingan berat Schelling yang usianya 5 tahun lebih muda darinya. Namun setelah Hegel meninggal, Schelling menjadi kritikus ulung Hegelianisme di Berlin. Namun kontribusi besarnya dalam dunia filsafat tak membuat Schelling dikenang hingga akhir hayatnya. Pada tanggal 20 Agustus 1854, Schelling meninggal di Bad Ragaz dalam keadaan kesepian dan dilupakan. Pemikiran Schelling Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling juga merupakan filosof yang menganut aliran idealisme, selain Plato ( SM); Spinoza ( ); Liebniz ( ); Berkeley ( ); Immanuel Kant ( ); J. Fichte ( ); dan G. Hegel ( ). Pemikiran Schelling tampak pada teorinya tentang yang mutlak mengenai alam. Pada dirinya yang mutlak adalah suatu kegiatan pengenalan yang terjadi terus menerus yang bersifat kekal. Frizka Fajareza 2012 Friedrich Schelling 2

3 Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling telah mencapai kematangan sebagai filosof sejak ia masih belia. Dan hingga akhir hidupnya pemikiran pemikirannya pun selalu berkembang. Meskipun begitu, kontinuitas tetap ada dalam tiap perkembangan pemikirannya. Ia adalah filosof Jerman yang telah meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi perkembangan idealisme Hegel. Bersama Hegel dan Fichte, ia menjadi tokoh idealisme terbesar di Jerman pada masanya. Sehingga dapat dikatakan kalau pemikiran Schelling merupakan mata rantai antara Fichte dan Hegel. Jika Fichte memandang alam semesta sebagai lapangan tugas manusia dan sebagai basis kebebasan moral, dalam pandangan Schelling, realitas adalah identik dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis. Pada Schelling dan juga pada Hegel, realitas adalah proses rasional evolusi dunia menuju realisasi berupa suatu ekspresi kebenaran terakhir. Tujuan proses itu adalah suatu keadaan kesadaran diri yang sempurna. Schelling menyebut proses ini sebagai Identitas Absolut, sedangkan Hegel menyebutnya Ideal. Alam semesta ini, katanya tidak pernah bisa dibayangkan sebagai sistem rasional. Di sini ia memperlihatkan bahwa susunan rasional adalah kontruks hipotesis yang memerlukan pembuktian nyata, baik pada alam maupun pada sejarah. Reese (1980: 511) menyatakan bahwa filsafat Schelling berkembang melalui lima tahap. Yakni: 1. Idealisme subyektif 2. Filsafat alam 3. Idealisme transendental atau idealisme obyektif 4. Filsafat identitas 5. Filsafat positif. Sesuai dengan periode pertama pemikiran Schelling, yaitu Idealisme subyektif, sang guru, Fichte menjelaskan bahwa pengetahuan harus bertolak dari pengalaman (erfahrung). Pengalaman di sini, adalah presentasi. Yang kemudian ia golongkan menjadi dua jenis, yaitu presentasi dengan rasa bebas dan presentasi dengan keniscayaan. Perbedaan antara dua presentasi tersebut dalam segi kemandiriannya adalah bahwa presentasi pertama tidak membutuhkan obyek, karenanya disebut bebas dan presentasi kedua tergantung pada obyek. Dalam pengalaman (erfahrung) terdapat dua unsur yang saling terkait, yaitu subyek (kita) dan obyek (hal di luar kita). Fichte mengunggulkan subyek atas obyek karena subyek menghasilkan pengalaman aktual. Dari titik ini, kita akan menilik periode kedua Schelling yang menentang teori pertamanya, yaitu filsafat alam. Dalam filsafat alam ia mengungkapkan ketidak-sepakatannya terhadap pengunggulan subyek atas obyek. Menurutnya, pembedaan semacam itu muncul dari refleksi yang bermula dari perasaan dan bukannya filsafat. Perbedaan antara subyek dan obyek adalah berawal dari refleksi. Refleksi menjadikan jarak antara sesuatu yang ada di luar kita (alam) dan konsep yang kita tangkap dari ide kita (roh). Refleksi membanguan pangkal pembedaan antara yang riil dan ideal. Jika pembeda ini dihapuskan, maka kita akan memperoleh kesatuan. Karena jarak antara subyek dan obyek hanya akan membuat kita tertipu, hal tersebut hanya berdasarkan perasaan belaka. Yang harus kita lakukan adalah pendasaran pada filsafat hingga kemudian kita memahami bahwa yang dipikirkan dan yang memikirkan sebenarnya adalah satu (ittihad al-aqil wa al-ma qul). Manusia memiliki kemampuan berfikir tentang segala yang ada di alam. Dia, dengan Roh-nya akan bertanya sesuatu hal dan memaksa alam untuk menjawabnya (proses dialog). Proses dialog menjelaskan bahwa alam memiliki jawaban dari pertanyaan manusia, yang juga diimplikasikan sebagai roh. Jadi kesimpulannya alam dan roh adalah satu. Alam adalah roh yang tampak dan roh adalah Frizka Fajareza 2012 Friedrich Schelling 3

4 alam yang tak tampak dan bahwa materi adalah kecerdasan yang tidur. Dari situ kemudian dapat dipahami bahwa alam tidak berjalan secara otomatis, melainkan sebuah proses yang dinamis dan terpadu mengarah pada suatu tujuan tertentu (teleologis). Periode ketiga adalah filsafat transendental. Schelling menjelaskan tentang bagaimana Aku atau Sang Ideal merealisasikan dirinya sebagai kehendak Aku atau Ideal menyadari akan dirinya sebagai kehendak karena suatu keharusan (sollen). Oleh karena kehendak itu diarahkan pada obyek yang ada di luar maka hasil kehendak itulah yang menimbulkan kemunculan dunia luar. Jika ada sesuatu yang berubah di dunia luar tersebut, karena kesatuan, maka ada perubahan juga yang terjadi dalam sang Aku. Hukum alam dan hukum moral adalah identik di dalam tertib kosmik. Selanjutnya, pernyataan inilah yang mendasari pemikiran Schelling dalam Negara, hukum dan sejarah. Baginya, sejarah merupakan pernyataan berkesinambungan dari Yang Absolut yang selalu memanifestasikan diri-nya. Dalam pengembangan filsafat transendental ini, selanjunya ia merambah ke dalam ranah filsafat seni yang dianggap sebagai filsafat wahyu (art as revelation). Seni merupakan sebuah hasil pengungkapan dari upaya yang dilakukan berdasarkan identitas antara yang nyata dan yang ideal dalam sebuah wujud kongkrit yang bertempat dalam intuisi yang estetis. Perbedaan filsafat seni dan filsafat transendental terletak pada anggapan sang Absolut yang dikatakan mengalami dunia dalam transendental dan dikatakan menciptakan dunia dalam filsafat seni. Seni merupakan sintesa antara alam dan kesadaran; sbuah kesadaran dalam diri seniman yang menyatakan diri sebagai intelegensi yang mencipta dunia. Karena itu Schelling menolak sebagian kalangan yang menyatakan bahwa metodologi Ilmu pengetahuan dan Matematika merupakan satu satunya cara yang dapat digunakan untuk mencapai pengetahuan yang sebenarnya. Dengan kata lain, sumber pengetahuan adalah seni, dan bukan penelitian ilmiah. Periode keempat adalah filsafat identitas (Identity Philosophy), yakni suatu sintesis antara pemikiran Kant di satu sisi, dan pemikiran Spinoza di sisi lain. Kant, dan nantinya juga Fichte, menekankan pentingnya peran subyek di dalam proses pembentukan pengetahuan. Semua kenyataan di luar diri manusia menjadi sesuatu yang terstruktur, karena subyek. Schelling berpendapat bahwa manusia dan Alam (Nature), atau dunia obyektif, merupakan satu Subyek. Artinya, manusia dan alam mempunyai satu kehendak, sehingga keduanya memiliki kebebasan. Oleh karena memiliki kebebasan, maka manusia dan Alam bisa memilih, apakah akan berbuat baik atau berbuat jahat. Subyek ini, yang merupakan sintesis antara manusia dan Alam, merupakan seluruh realitas. Di sini Schelling menyebutkan tentang identitas absolut, yaitu ketika alam telah mengenali dirinya kembali melalui refleksi. Dan lengkaplah sudah sistem ilmu pengetahuan. Kemudian Schelling beranjak pada eksplanasi mengenai Aku-Absolut. Aku-Absolut, baginya, adalah sesuatu yang netral; bukan materi ataupun spirit, bukan subyek dan atau obyek. Dalam tindakannya, Roh-Absolut mempunyai tiga tahap yang berjalan serentak, yaitu (1) Eksternalisasi. Obyektifikasi dari absolute ke alam material. (2) Internalisasi. Alam memiliki subyektifitasnya sendiri yang kemudian dipresentasikan dalam pikiran manusia. (3) Unifikasi. Penyatuan antara absolut obyektif dan absolut subyektif. Tiga tindakan ini bergerak serentak dan terlepas dari ikatan waktu. Itulah yang disebut sebagai tindakan pengetahuan. Pada periode empat, Schelling mengaku bahwa pemikirannya dipengaruhi oleh mistikus Jacob Bohmean. Dan karena hal itu jugalah persahabatannya dengan Fichte berantakan. Pada periode ini, Schelling lebih mirip seorang nabi yang mewartakan kabar gembira. Ia pun menyebut gaya berfilsafat seperti ini sebagai filsafat tentang mitologi dan Frizka Fajareza 2012 Friedrich Schelling 4

5 wahyu. Namun, banyak orang berpendapat bahwa filsafat Schelling periode keempat ini lebih merupakan suatu aliran kebatinan atau pengetahuan rahasia tentang Tuhan, tujuan manusia, dan arah sejarah. Periode kelima, Scheling mengarahkan pemikirannya pada filsafat agama/ positif. Pada tahun 1804, ia menulis buku dengan judul Philosophie und Religion. Dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa agar pada hal yang obyektif, Sang Absolut harus member kuasa pada yang nyata agar yang nyata itu dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk bentuk yang lebih khusus atau agar yang nyata menjadi absolut dengan caranya sendiri. Karena itulah manusia memiliki kehendak bebas menjadi sifat dasarnya. Dia bisa naik menjadi absolute atau turun ke yang relative sesuai pilihannya. Kesimpulan Mengkaji filsafat merupakan satu ilmu yang mempelajari mengenai proses memahami aktifitas aktifitas manusia sedangkan filsafat itu sendiri adalah proses berfikir. Banyak cabang pemikiran di dalam filsafat, salah satunya adalah Idealisme. Idealisme adalah suatu aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami. Dalam perkembangannya, filsafat Idealisme memiliki beberapa tokoh besar yang berperan. Salah satunya adalah Friedrich Wilhelm Joseph von Schelling. Idealisme Schelling berkembang melalui lima periode, yaitu Idealisme subyektif yang merupakan pemikiran dari gurunya, Fichte; Filsafat alam; Idealisme transendental atau idealisme obyektif; Filsafat identitas; dan Filsafat positif. Berangkat dari penolakan Schelling terhadap idealisme Fichte yang mengunggulkan subyek di atas obyek, ia membangun filsafat alam. Dalam filsafat alam ini ia menyatakan bahwa alam adalah roh yang menampakkan diri sedangkan roh adalah alam yang menyembunyikan diri. Lalu materi adalah intelegensia yang tertidur, yang nantinya akan dibangunkan oleh sang ide yang menuntut jawaban dari keresahannya. Filsafat transendentalnya menjelaskan tentang kesadaran sang Aku. Kesadaran tersebut muncul dalam kehendak yang berdasarkan keharusan. Setelah itu, maka dari kehendak terciptalah dunia luar (eksternalisasi). Kemudian, karena alam dan ide adalah satu, maka ketika ada perubahan yang terjadi di luar, sebenarnya terjadi juga perubahan di dalam. Transendental dikaitkan juga dengan filsafat seni/ wahyu, yaitu suatu hasil pengungkapan dari upaya yang dilakukan berdasarkan identitas antara yang nyata dan yang ideal dalam sebuah wujud kongkrit yag bertempat dalam intuisi yang estetis. Dalam filsafat identitas, Schelling menyatakan bahwa pembatasan antara subyek dan obyek muncul dari refleksi berdasarkan perasaan. Dan ketika hal itu yang menjadi dasar pemikiran kita, kita akan tertipu. Jika dari refleksi lahir distingsi, maka dari refleksi jugalah harus lahir unifikasi (penyatuan). Penyatuan subyek dan obyek bisa didapat dari refleksi yang berdasarkan pada filsafat. Terakhir, Schelling berbicara mengenai filsafat dan agama. Ia menyatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak sebagai potensi alaminya untuk memanifestasikan diri dalam hal hal yang lebih khusus. Dalam pada itu, ia berusaha untuk memecahkan the problem of evil yang tak lain akan muncul dari jiwa yang lebih memilih relative ketimbang absolut. Demikian adalah pemikiran pemikiran yang dilahirkan oleh Schelling. Sintesa yang diupayakannya merupakan usaha yang patut dihargai dan ditelaah lebih lanjut oleh generasi generasi penerusnya. Kendati di beberapa pemikiran Schelling telah jauh Frizka Fajareza 2012 Friedrich Schelling 5

6 sebelumnya dijelaskan oleh filosof muslim, namun upaya dan kontekstualisasinya dalam keadaan antropologis dan sosiologis yang berbeda sehingga implikasinya pun berbeda. Daftar Pustaka Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta: Kanisius, 1980 Tafsir, Ahmad, FILSAFAT UMUM: Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, Bandung: Remaja Rosdakarya, *) Penyusun Nama : Frizka Fajareza Putri Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dosen : Afid Burhanuddin, M.Pd. Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan. Frizka Fajareza 2012 Friedrich Schelling 6

Joseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum

Joseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum Joseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum Filsafat merupakan suatu cara berpikir terhadap seluruh gejala dunia seisinya yakni tentang alam semesta dan masyarakat. Ilmu filsafat sebetulnya banyak aliran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Ilmu

Sejarah Perkembangan Ilmu Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan

Lebih terperinci

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani

Plotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat

Lebih terperinci

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme:

IDEALISME (1) Idealis/Idealisme: Idealis/Idealisme: IDEALISME (1) Orang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika dan agama serta menghayatinya; Orang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana atau program yang belum

Lebih terperinci

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya;

1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; IDEALISME Arti kata IDEALIS secara umum: 1. Seseorang yang menerima ukuran moral yang tinggi, estetika, dan agama serta menghayatinya; 2. Seseorang yang dapat melukiskan dan menganjurkan suatu rencana

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU

DASAR-DASAR ILMU PENGERTIAN ILMU KARAKTERISTIK ILMU Ernest van den Haag JENIS JENIS ILMU DASAR-DASAR ILMU Ilmu adalah hal mendasar di dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu manusia akan mengetahui hakikat dirinya dan dunia sekitarnya. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis

Lebih terperinci

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme.

idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan rasionalisme. Rasionalisme rasionalisme. Relativisme Falsifikanisme idealisme: suatu aliran filsafat yang cara pandangnya sama dengan pragmatisme realism Idealisme adalah: o Orang yang menerima standar estetik, moral,

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan

Lebih terperinci

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti SPINOZA; Biografi dan Pemikiran Esti Istilah filsafat berasal dari Bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy), Latin (philosophia). Istilah-istilah tersebut bersumber dari Bahasa Yunani philosophia.

Lebih terperinci

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Jiwa dan Badan Manusia merupakan makhluk yang bisa disebut monodualis

Lebih terperinci

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Filsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT Pengetahuan adalah sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah dilakukan untuk kepentingan pengembangan

Lebih terperinci

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan)

FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) FILSAFAT KETUHANAN (Sebuah Pengantar) Kompetensi Kuliah : Memahami Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan (Filsafat Ketuhanan) INTRODUCTION Nama : Ismuyadi, S.E., M.Pd.I TTL : Kananga Sila Bima, 01 Februari

Lebih terperinci

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PREVIEW PENGERTIAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT NILAI-NILAI PANCASILA MENJADI DASAR DAN ARAH KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Filsafat Hegel. Oleh: Kurniawan Wicaksono

Filsafat Hegel. Oleh: Kurniawan Wicaksono Filsafat Hegel Oleh: Kurniawan Wicaksono A. Pendahuluan Hegel mengembangkan kerangka filosofis yang komprehensif, atau "sistem", idealisme Absolute ke account secara terpadu dan perkembangan bagi hubungan

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PENGERTIAN FILSAFAT FILSAFAT (Philosophia) Philo, Philos, Philein, adalah cinta/ pecinta/mencintai Sophia adalah kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran Cinta pada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090)

Akal dan Pengalaman. Filsafat Ilmu (EL7090) Akal dan Pengalaman Filsafat Ilmu (EL7090) EROPA History TEOLOGI ±10 Abad COSMOS RENAISSANCE Renaissance Age ITALY Renaissance = Kelahiran Kembali - TEOLOGIS - Rasionalitas dan Kebebasan Berfikir Martabat

Lebih terperinci

Filsafat Kierkegaard Oleh: Nina Amelia*)

Filsafat Kierkegaard Oleh: Nina Amelia*) Filsafat Kierkegaard Oleh: Nina Amelia*) Kierkegaard dikenal menentang filsafat yang bercorak sistematis, karena menurutnya, filsafat tidak merupakan suatu sistem, tetapi suatu pengekspresian eksistensi

Lebih terperinci

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Modul ke: MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU Fakultas TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Pengertian Sistem Filsafat

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi AKUNTANSI Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dan Logika

Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: Filsafat Ilmu dan Logika Pokok Bahasan: Cabang-cabang Filsafat Fakultas Fakultas Masyhar zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Cabang-cabang Filsafat Pokok Permasalahan yang

Lebih terperinci

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme: Filsafat eksistensialisme merupakan pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Eksistensialisme suatu protes terhadap

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti

ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti ZENO; Tokoh Yunani Kuno Wina Ayu Prasanti Perkembangan ilmu dan filsafat diawali dari rasa ingin tahu, yang kemudian rasa ingin tahu meningkat menjadi tahu. Dan dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam

Lebih terperinci

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 03Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Sosialitas Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai sosialitas manusia menurut pemikiran filsuf mengenai

Lebih terperinci

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen Estetika Desain Oleh: Wisnu Adisukma Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen inilah yang seringkali muncul ketika seseorang melihat sebuah karya seni. Mungkin karena tidak memahami

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan

Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat

Lebih terperinci

STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP PGRI PACITAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/sks : Filsafat Ilmu Bobot : 2 Sks Tingkat/Semester : II/4 Standar kompetensi : Mahasiswa dapat menerapkan filsafat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan.

Lebih terperinci

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi Modul ke: 12 Shely Fakultas PSIKOLOGI Materi Penutup Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Rangkuman Perkuliahan Filsafat Manusia Kompetensi Mahasiswa dapat memahami mengenai manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari

Lebih terperinci

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti

THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran yang tidak

Lebih terperinci

FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna. Kata Kunci: Sofisme, Socrates, etika, moral, teologia.

FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna. Kata Kunci: Sofisme, Socrates, etika, moral, teologia. FILSAFAT ETIKA IMMANUEL KANT Oleh : Elan Sumarna Abstrak Pembicaraan masalah etika merupakan pembicaraan yang tak kunjung selesai untuk diperbincangkan. Dalam kaitanya dengan tulisan ini, Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara historis zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15). Yang ditandai dengan munculnya gerakan renaissance.

Lebih terperinci

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME ONTOLOGI PENDIDIKAN MENURUT BERAGAM FILSAFAT DUNIA: IDEALISME, REALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME Indah Wahyuni, Titsa Raky Andjani, Annisa Setyawati A. Definisi Ontologi Kata Ontologi berasal dari

Lebih terperinci

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila sebagai Sistem Filsafat PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 07 Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Pancasila merupakan filsafat bangsa

Lebih terperinci

FILSAFAT BARAT MODERN

FILSAFAT BARAT MODERN FILSAFAT BARAT MODERN Oleh : Firdaus M. Yunus 1 Pendahuluan Secara historis abad modern dimulai sejak adanya krisis abad pertengahan. Selama dua abad (abad 15 dan 16) di Eropa muncul sebuah gerakan yang

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan

Lebih terperinci

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd

FILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia

Lebih terperinci

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA

TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL KETUA TUGAS FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN, FILSAFAT, AGAMA MENEMUKAN LANDASAN UNTUK KE DEPAN DI SUSUN OLEH: 1. FRIDZ EZZA ABIGAIL 071211133053 KETUA 2. MAS ULA 071211132008 SEKRETARIS 3. VINANDA KARINA D. P

Lebih terperinci

Etika dan profesi humas

Etika dan profesi humas Etika dan profesi humas NURJANAH, M.SI Falsafah sbg landasan teoritis etika Kata Filsafat dari bhs Yunani Philosopia Philo atau philien artinya cinta Sophia artinya :kebenaran Scr istilah falisafat berarti:

Lebih terperinci

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi. Nama Mata Kuliah Modul ke: Filsafat Manusia Fakultas Fakultas Psikologi Masyhar MA Program Studi Program Studi www.mercubuana.ac.id EKSISTENSIALISME Template Modul https://www.youtube.com/watch?v=3fvwtuojuso

Lebih terperinci

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan

Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates

Lebih terperinci

Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran

Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran Kebenaran dan Cara Memperoleh Kebenaran Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI Pacitan Manusia selalu mencari kebenaran Afid Burhanuddin STKIP Pacitan 1 Pak Guru pembohong. Kemarin 7 itu 3 + 4, tapi kok sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Filsafat dan Filsafat Ketuhanan Filsafat merupakan disiplin ilmu yang terkait dengan masalah kebijaksanaan. Hal yang ideal bagi hidup manusia adalah ketika manusia berpikir

Lebih terperinci

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika

Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika Sebuah Pengantar Populer Karangan Jujun S. Sumantri Tentang Matematika Dan Statistika A. MATEMATIKA Matematika Sebagai Bahasa Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling kepada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun

KATA PENGANTAR. Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan Rahmad dan Karunia-Nya sehingga makalah ini bisa kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT UMUM. Sholawat serta salam

Lebih terperinci

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jawa Timur Pengantar Epistemologi merupakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios Generasi Santun Buku 1B Timothy Athanasios Teori Nilai PENDAHULUAN Seorang pendidik terpanggil untuk turut mengambil bagian dalam menumbuhkembangkan manusia Indonesia yang utuh, berakhlak suci, dan berbudi

Lebih terperinci

SENI YANG ABSOLUT MENURUT G.W.F. HEGEL ( )

SENI YANG ABSOLUT MENURUT G.W.F. HEGEL ( ) SENI YANG ABSOLUT MENURUT G.W.F. HEGEL (1770-1831) Sunarto Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang sunartounnes@gmail.com Abstrak Ungkapan Hegel yang benar

Lebih terperinci

Manusia dan Keindahan

Manusia dan Keindahan Manusia dan Keindahan 5 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan, renungan, keserasian serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-hari Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN Perkembangan dan kemajuan peradaban manusia tidak bisa dilepaskan dari peran ilmu, bahkan perubahan pola hidup manusia dari waktu ke waktu sesungguhnya berjalan

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul IPTEK

Lebih terperinci

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim Jika Tuhan itu ada, Mahabaik, dan Mahakuasa, maka mengapa membiarkan datangnya kejahatan?

Lebih terperinci

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan

PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan PROSES BERARSITEKTUR DALAM TELAAH ANTROPOLOGI: Revolusi Gaya Arsitektur dalam Evolusi Kebudayaan Mashuri Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

Etika dan Filsafat. Komunikasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi Modul ke: Etika dan Filsafat Komunikasi Pokok Bahasan Fakultas Ilmu Komunikasi Pengantar Kepada Bidang Filsafat Dewi Sad Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pengantar Rasa

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN

MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN MEMAHAMI KONSEP KEINDAHAN A. Pengertian Keindahan Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk pada sesuatu yang indah, dimana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung

Lebih terperinci

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB

Logika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara Logika Pernyataan Dalam Ekuivale Rukmono Budi Utomo 30115301 Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB March 14, 2016 Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara

Lebih terperinci

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis

makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.

Lebih terperinci

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Permasalahan Jean Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis dari Perancis mengatakan bahwa manusia dilahirkan begitu saja ke dalam dunia ini, dan ia harus segera menanggung

Lebih terperinci

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono)

John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) Bahan Bacaan Mahasiswa Kelas filsafat Barat John Locke, David Hume, Immanuel Kant (Sari Pengantar Filsafat Barat Harun Hadiwiyono) JOHN LOCKE (1632-1704), baginya yang penting bukan memberi pandangan metafisis

Lebih terperinci

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme

NATURALISME Naturalisme 'natura' naturalisme supernaturalisme NATURALISME Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Istilah naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik

Lebih terperinci

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI, BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika

Lebih terperinci

2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...7

2.2 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara...7 DAFTAR ISI COVER DAFTAR ISI...1 BAB 1 PENDAHULUAN...2 1.1 Latar Belakang Masalah...2 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan Penulisan...3 BAB 2 PEMBAHASAN...4 2.1 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional Bangsa...4

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

Lebih terperinci

EDU 3101 FALSAFAH & PENDIDIKAN DI MALAYSIA

EDU 3101 FALSAFAH & PENDIDIKAN DI MALAYSIA EDU 3101 FALSAFAH & PENDIDIKAN DI MALAYSIA TAJUK 4 Falsafah Pendidikan Barat Essentialisme Falsafah Pendidikan Barat Tradisional Perennialisme Progressivisme Falsafah Pendidikan Barat Moden Eksistensialisme

Lebih terperinci

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU MAKALAH RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH FILSAFAT ILMU Dosen Pembimbing: Dr. Hasaruddin Hafid, M.Ed Oleh: A. Syarif Hidayatullah PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN SENI RUPA

Lebih terperinci

FILOSOF. pelayanann. dengan kalimat. lebih. Menurut. penting, menghantarkan. manusia. diingatkan untuk untuk

FILOSOF. pelayanann. dengan kalimat. lebih. Menurut. penting, menghantarkan. manusia. diingatkan untuk untuk ANSELMUSS DARI CANTERBURYY FILOSOF ABAD PERTENGAHAN (1033-1109) Oleh: : Dewi Purnamasari Anselmus merupakan seorang filosof dan teolog yangg terkenal pada abad kesebelas. Ia juga merupakan seorang ahli

Lebih terperinci

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3 342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang

Lebih terperinci

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

PRAGMATISME (1) Pragmatisme: Pragmatisme: PRAGMATISME (1) Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang mencerminkan sifat-sifat kehidupan Amerika. Pragmatisme banyak hubungannya dengan nama seperti Charles S. Peirce (1839-1934),

Lebih terperinci

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA

Bab 3 Filsafat Ilmu. Agung Suharyanto,M.Si. Psikologi - UMA Bab 3 Filsafat Ilmu Agung Suharyanto,M.Si Psikologi - UMA 2017 Definisi Filsafat Ilmu Robert Ackermann Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapatpendapat ilmiah dewasa

Lebih terperinci

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios

Generasi Santun. Buku 1A. Timothy Athanasios Generasi Santun Buku 1A Timothy Athanasios Teori Nilai PENDAHULUAN Seorang pendidik terpanggil untuk turut mengambil bagian dalam menumbuhkembangkan manusia Indonesia yang utuh, berakhlak suci, dan berbudi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dikenal sebagai seorang raja Kediri yang hebat, tetapi juga dikenal dengan

BAB II KAJIAN TEORI. dikenal sebagai seorang raja Kediri yang hebat, tetapi juga dikenal dengan 28 BAB II KAJIAN TEORI A. Petilasan Sri Aji Jayabaya Petilasan Jayabaya merupakan warisan zaman dahulu yang selalu didatangi oleh banyak orang, terlebih dari berbagai daerah di Indonesia. Jayabaya tidak

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009 BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung

KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN. Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung KONTRIBUSI PEMIKIRAN FILSAFAT ISLAM DALAM ILMU PENDIDIKAN Dede Rohaniawati, M.Pd. UIN Sunan Gunung Djati Bandung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filsafat merupakan pengetahuan yang wajib dipahami

Lebih terperinci

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT

KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT Prof. Dr. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email : asyahza@yahoo.co.id syahza.almasdi@gmail.com Website : http://almasdi.staff.unri.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd

FILSAFAT ILMU. Irnin Agustina D.A.,M.Pd FILSAFAT ILMU Irnin Agustina D.A.,M.Pd am_nien@yahoo.co.id Definisi Filsafat Ilmu Lewis White Beck Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine

Lebih terperinci

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI, PENGETAHUAN MISTIK Pengetahuan mistik adalah pengetahuan supra-rasional tentang objek yang suprarasional. Banyak pandangan yang telah membawa perubahan besar pada

Lebih terperinci

LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN

LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN Oleh: Eva Fitriana PENDAHULUAN Dalam menghadapi problema hidup, manusia sering dibenturkan kepada suatu masalah yang mereka sendiri tidak mampu menyelesaikannya sehingga

Lebih terperinci

http://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT Pengertian Filasat Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia : philo/philos/philen yang artinya cinta/pencinta/mencintai. Jadi filsafat adalah cinta akan kebijakan

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu CATATAN: Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu Makalah ini saya peroleh dari http://bisikanpena.wordpress.com/2010/10/08/suatu-pengantar-untukmemahami-filsafat-ilmu/. Isinya cukup baik untuk memberikan

Lebih terperinci

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA Era global menuntut kesiapan segenap komponen Bangsa untuk mengambil peranan sehingga pada muara akhirnya nanti dampak yang kemungkinan muncul, khususnya dampak negatif dari

Lebih terperinci

Membangun Kritisisme Generasi Indonesia 1

Membangun Kritisisme Generasi Indonesia 1 Membangun Kritisisme Generasi Indonesia 1 Sebuah Telaah Singkat tentang Filsafat Kritisisme Pendahuluan: Manusia dan Hakekat Kritisisme ÉÄx{M Joeni Arianto Kurniawan 2 Perubahan adalah keniscayaan, itulah

Lebih terperinci

Pengetahuan dan Kebenaran

Pengetahuan dan Kebenaran MODUL PERKULIAHAN Pengetahuan Kebenaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 08 M-603 Shely Cathrin, M.Phil Abstract Kompetensi Kebenaran pengetahuan Memahami pengetahuan

Lebih terperinci

Plato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM.

Plato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM. Rangkuman 13 tokoh etika. 1. Plato: Cinta kepada sang Baik - Etika Yunani Berabad-abad lamanya orang-orang Yunani hidup menurut tradisi dan kepercayaan keagamaan mereka. Dari masyarakat yang agraris, mereka

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia

Lebih terperinci