SOLUSI SEMI ANALITIK PERSAMAAN SCHRöDINGER DARI OSILATOR HARMONIK DAN ANHARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA BIMA MAHA PUTRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOLUSI SEMI ANALITIK PERSAMAAN SCHRöDINGER DARI OSILATOR HARMONIK DAN ANHARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA BIMA MAHA PUTRA"

Transkripsi

1 SOLUSI SEMI ANALITIK PERSAMAAN SCHRöDINGER DARI OSILATOR HARMONIK DAN ANHARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA BIMA MAHA PUTRA DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Solusi Semi Analitik Persamaan Schrödinger dari Osilator Harmonik dan Anharmonik yang Dipengaruhi Potensial Delta adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014 Bima Maha Putra NIM G

4 ABSTRAK BIMA MAHA PUTRA. Solusi Semi Analitik Persamaan Schrödinger dari Osilator Harmonik dan Anharmonik yang Dipengaruhi Potensial Delta. Dibimbing oleh TONY IBNU SUMARYADA dan SIDIKRUBADI PRAMUDITO. Dalam penelitian ini akan dibuat pemodelan sederhana perubahan partikel dari BCS ke BEC dalam dimensi ruang. Penjelasan perubahan partikel dari BCS ke BEC akan dimodelkan pada osilator harmonik ataupun osilator anharmonik yang dipengaruhi potensial delta dan konstanta pasangan (g) sehingga proses perubahan partikel dapat dikaji di dimensi ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perubahan fungsi eigen dan nilai eigen dari osilator harmonik dan osilator anharmonik akibat pengaruhi potensial delta pada beberapa nilai g. Hasil yang didapat adalah pada keadaan dasar, kenaikan nilai g akan membuat fungsi eigennya terlokalisir di titik kesetimbangannya dan nilai eigennya turun. Pada tingkat energi yang lain, kenaikan nilai g akan mengubah fungsi eigennya dan menurunkan nilai eigennya sampai ke suatu titik saturasinya dengan pengecualian fungsi eigen osilator harmonik di tingkat ganjil. Selain itu pada osilator anharmonik, penggunaan g diatas nilai tertentu dapat memunculkan nilai eigen dan fungsi eigen yang baru. Kata kunci: potensial Morse fungsi eigen, nilai eigen, osilator harmonik, potensial delta, ABSTRACT BIMA MAHA PUTRA. Semi-Analytical Solution of Schrödinger Equation of Harmonic and Anharmonic Oscillator with Influence of Delta Potential. Supervised by TONY IBNU SUMARYADA and SIDIKRUBADI PRAMUDITO. In this research a simple modeling will be made for BCS to the BEC crossover so it can be observed in dimension of space. Explanation of BCS to the BEC crossover will be modeled on the harmonic oscillator or anharmonik oscillator which influenced by delta potential and pairing constant (g) so the particles can be studied in dimensions of space. The purpose of this study is to observed the changes in the eigenfunctions and eigenvalues of the harmonic oscillator and the anharmonik oscillator due the influence of delta potensial on several g values. The results obtained in the ground state are the increase in the g values will make the eigenfunction localized at the point of equilibrium and it s eigenvalues will drop. In other energy levels, increase in the g values will drop the eigenfunctions and eigenvalues to a saturation point with exception at odd level of the harmonic oscillator eigenfunction. Futhermore, in anharmonic oscillator, usage of g over a certain values can bring new eigenvalues and eigenfunctions. Keywords : delta potential, eigenfunctions, eigenvalues, harmonic oscillator, Morse potential

5 SOLUSI SEMI ANALITIK PERSAMAAN SCHRöDINGER DARI OSILATOR HARMONIK DAN ANHARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA BIMA MAHA PUTRA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Fisika DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

6

7 Judul Skripsi : Solusi Semi Analitik Persamaan Schrödinger dari Osilator Harmonik dan Anharmonik yang Dipengaruhi Potensial Delta Nama : Bima Maha Putra NIM : G Disetujui oleh Dr Tony Ibnu Sumaryada Pembimbing I Drs Sidikrubadi Pramudito, MSi Pembimbing II Diketahui oleh Dr Akhiruddin Maddu Ketua Departemen Disetujui tanggal :

8 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Solusi Semi Analitik Persamaan Schrödinger dari Osilator Harmonik dan Anharmonik yang Dipengaruhi Potensial Delta sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu pnulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini. Pihak-pihak tersebut adalah: 1. Bapak Dr Tony Ibnu Sumaryada dan Drs Sidikrubadi Pramudito, MSi selaku pembimbing skripsi yang telah membantu penulis dalam mendalami materi penelitian yang dikerjakan penulis, 2. Segenap staf pengajar, tata usaha dan staf laboratorium di Departemen Fisika IPB yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan dan menjadi teman curhat penulis selama penulisan penelitian ini, 3. Kedua orang tua, kakak, dan semua keluarga besar yang selalu memberikan doa, nasehat, semangat, motivasi, dan logistik kepada penulis, 4. Kepada Anggi, Nofi, Lutfi, Risya, Rudy, dan pihak lainnya yang tidak mungkin disebutkan semua atas semangat dan bantuannya selama penulisan ini, 5. Kepada saudara Nugraha Wanda Sanjaya karena terus mengingatkan dan menyuruh saya untuk menyelesaikan skripsi saya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih tidak sempurna, karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi kemajuan penelitian ini. Penulis berharap penelitian ini dapat membuka jalan baru untuk penelitian fisika partikel di Indonesia dan di dunia. Bogor, April 2014 Bima Maha Putra

9 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Perumusan Masalah 1 Hipotesis 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Fungsi Delta Dirac dan Potensial Delta 2 Persamaan Schrödinger Bebas Waktu 2 Osilator Harmonik 3 Osilator Anharmonik dengan Potensial Morse 4 Algoritme Numerov 6 Shooting Method 6 METODE 7 Waktu dan Tempat Penelitian 7 Alat 7 Metode Penelitian 7 HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Penurunan Rumus Persamaan Schödinger yang Dipengaruhi Potensial Delta 10 Grafik Hubungan dan Energi Vibrasional 12 Fungsi Gelombang dan Energi Vibrasional 15 KESIMPULAN DAN SARAN 25 Kesimpulan 25 Saran 26 DAFTAR PUSTAKA 26 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 30

10 DAFTAR GAMBAR Model partikel: 3 Energi potensial osilator harmonik 4 Fungsi eigen dari osilator harmonik keadaan dasar dan tingkat pertama 6 4 Contoh energi potensial Morse 5 Skematik Shooting Method 7 Plot g Vs E pada Osilator Harmonik 12 Plot g Vs E pada Osilator Anharmonik dengan De = Plot g Vs E pada Osilator Anharmonik dengan De = 5 14 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 0 15 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 1 16 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 1 16 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 5, n = 0 18 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 5, n = 2 19 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 2.5, n = 2 19 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 2, g =45 22 Fungsi Gelombang Anharmonik pada n = 2, De = 2.5g = Fungsi Gelombang Anharmonik pada n = 2, De = 5g = Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = DAFTAR TABEL Tabel 1 Perbandingan Nilai Eigen Osilator Harmonik Tabel 2 Perbandingan Nilai Eigen Osilator Anharmonik Tabel 3 Nilai Energi Numerik dan Analitik pada g ekstrim... 22

11 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bose-Einstein condensate (BEC) adalah salah satu kajian dalam gas kuantum. Atom-atom seperti 1 H, 7 Li, 23 Na, 39 K, 41 K, 52 Cr, 85 Rb, 87 Rb, 133 Cs, 170 Yb, 174 Yb, dan 4 He* adalah atom-atom yang memiliki karakteristik untuk menjadi BEC pada suhu dingin yang ekstrim. BEC memiliki keuntungan dalam kajian kuantum karena sifat-sifat kuantumnya dapat teramati secara mikroskopik. Pada fermion terdapat teori pasangan Cooper (Cooper Pairing) yang dikembangkan oleh Bardeen, Cooper, dan Schrieffer (BCS) 1 yang pada kondisi tertentu berubah menjadi BEC. Perubahan partikel dari BCS ke BEC ini dipengaruhi oleh interaksi antar pasangan pada BCS. Jika interaksi antar pasangan atom pada BCS diperkuat, maka kedua atom ini akan menjadi molekul BEC yang terikat kuat 2. Selama ini kajian perubahan partikel dari BCS ke BEC terpusat pada dimensi momentum. Pada penelitian ini, kajian perubahan dari BCS ke BEC akan dimodelkan secara sederhana pada dimensi ruang satu dimensi. Pasangan atom dimodelkan sebagai dua atom yang terhubung oleh pegas yang juga dipengaruhi oleh interaksi antar pasangan atom. Interaksi ini mempengaruhi titik keseimbangan pada sistem dan dimodelkan sebagai sumur potensial Dirac. Ikatan antar atom dalam molekul diatomik bersifat elastis yang mengakibatkan atom-atom penyusunnya tidak berada pada posisi yang tetap melainkan bervibrasi di sekitar titik kesetimbangan. Model yang digunakan untuk menjelaskan vibrasi molekul ini adalah osilator harmonik dengan potensial pegas dan osilator anharmonik dengan potensial Morse. Potensial pegas dipilih karena dapat memodelkan perilaku molekul diatomik secara sederhana dan banyak digunakan dalam penelitian awal. Potensial Morse digunakan karena merupakan model potensial yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku vibrasi suatu molekul antar atom. Model merupakan pendekatan yang baik untuk struktur vibrasi dari molekul pada osilator anharmonik kuantum, karena secara eksplisit mencakup efek pemutusan ikatan, seperti adanya keadaan terikat pada suatu molekul 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, membandingkan, dan menggambar perubahan tingkat energi dan fungsi gelombang dari sistem osilator harmonik dan anharmonik akibat pengaruh perubahan konstanta pasangan (pairing constant). Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh konstanta pasangan (pairing constant) terhadap perubahan tingkat energi osilator harmonik dan anharmonik?

12 2 2. Bagaimana pengaruh konstanta pasangan (pairing constant) terhadap perubahan fungsi gelombang osilator harmonik dan anharmonik? 3. Bagaimana perbedaan fungsi gelombang antara gelombang harmonik dan anharmonik pada tingkat energi rendah dan energi tinggi saat dipengaruhi konstanta pasangan (pairing constant). Hipotesis Semakin besar nilai kontanta pasangan (pairing constant) spektrum energi dari osilator harmonik dan anharmonik akan semakin rendah sedangkan fungsi gelombangnya akan semakin terlokalisir. TINJAUAN PUSTAKA Fungsi Delta Dirac dan Potensial Delta Fungsi delta Dirac ( ) adalah fungsi yang unik, Fungsi ini bernilai nol pada, menuju tak hingga saat ( ), dan memiliki luas sebesar 1. Fungsi ini sangat berguna dalam fisika teori, contohnya pada elektrodinamika kerapatan muatan pada muatan titik mengikuti fungsi delta 4. Fungsi delta Dirac dapat ditulis 5 : dengan nilai integral: ( ) { ( ) Potensial delta adalah potensial yang diturunkan dari fungsi delta Dirac ( ). Potensial ini bernilai nol di seluruh titik kecuali satu titik. Potensial delta dapat ditulis: (2.3) ( ) ( ) dengan adalah kontsanta pasangan (pairing constant). Jika potensial merupakan sumur potensial Dirac, maka bernilai positif. Persamaan Schrödinger Bebas Waktu Persamaan Schrödinger bebas waktu dapat ditulis sebagai: (2.1) (2.2) dengan: : Konstanta Planck per : Massa partikel : Fungsi gelombang : Energi Potensial ( ) (2.4)

13 3 : Tingkat energi dari Pada model dua partikel yang dihubungkan oleh pegas, massa partikel yang terlibat diganti dengan massa tereduksi dan adalah distorsi jarak antara dua (a) partikel pada panjang ikatan kesetimbangan. (b) Gambar 1 Model partikel: (a) Model partikel berpasangan (b) Model Partikel Tereduksi Pada sistem ini, nilai eigen dari persamaan adalah nilai energi vibrasional dua partikel. Osilator Harmonik Osilator harmonik adalah model sederhana dari vibrasi antara dua partikel yang dihubungkan oleh pegas dengan konstanta. Model ini banyak digunakan pada fisika klasik seperti pada molekul diatomik. Pada osilator harmonik, energi potensial dari sistem dirumuskan sebagai. (2.5) Sehingga Hamiltoniannya ( ) dengan adalah frekuensi osilasi, adalah momentum dan adalah nilai konstanta pegas yang berkaitan Untuk osilator harmonik dari sistem kuantum energi vibrasionalnya dirumuskan sebagai : ( ) dengan adalah bilangan kuantum vibrasional yang nilainya. (2.6) (2.7)

14 4 Gambar 2 Energi potensial osilator harmonik 8 Fungsi Eigen yang bersesuian dengan nilai eigen dari sistem ini adalah 4 : ( ) ( ) ( ) dengan adalah Polinominal Hermit yang dirumuskan 9 : ( ) ( ) ( ) (2.8) (2.9) Osilator Anharmonik dengan Potensial Morse Potensial Morse merupakan model potensial yang digunakan untuk Gambar 3 Fungsi eigen dari osilator harmonik keadaan dasar dan tingkat pertama 6 menjelaskan tingkah laku vibrasi suatu molekul antar atom atau partikel. Model ini merupakan pendekatan yang baik untuk struktur vibrasi dari molekul pada osilator anharmonik kuantum, karena secara eksplisit mencakup efek pemutusan ikatan, seperti adanya keadaan terikat pada suatu molekul. Potensial Morse dinyatakan secara empiris oleh P.M. Morse dalam persamaan 10 :

15 ( ( ) ( ) ) (2.10) dengan adalah energi disosiasi yang diukur dari posisi kesetimbangan, adalah posisi keseimbangan molekul, dan adalah konstanta untuk setiap molekul tertentu dan dapat dikatakan konstanta untuk menentukan kesempitan atau kelengkungan dari sumur potensial. Hamiltonian dari sistem ini adalah: 5 ( ( ) ) (2.11) Energi vibrasional untuk pendekatan osilator anharmonik ini adalah: ( ) ( ) (2.12) dengan adalah bilangan kuantum vibrasional yang nilainya, nomor gelombang harmonik vibrasi dan adalah kontanta anharmonik. dengan adalah frekuensi. Konstanta anharmonik nilainya selalu lebih kecil dibandingkan frekuensi osilasi dan selalu bernilai positif 11. Berbeda dengan osilator harmonik, nilai eigen pada osilator anharmonik terbatas dengan dicari dengan membandingkan dengan. Fungsi Eigen yang bersesuian dengan nilai eigen dari sistem ini adalah 13 : ( ) ( ( ) ) ( ) ( ) (2.13) dengan adalah nilai bulat terbesar dari,, ( ) adalah konstanta Gambar 4 Contoh energi potensial Morse 12

16 6 normalisasi yang dirumuskan 13 : ( ) ( ) ( ) ( ) (2.14) dan ( ) adalah fungsi Laguerre yang dirumuskan 14 : ( ) ( ) ( ) (2.15) Algoritma Numerov Dalam fisika, banyak perumusan penting dapat ditulis dalam bentuk persamaan linier orde kedua: ( ) ( ) (2.16) dengan ( ) adalah ketidak homogenan dan fungsi real. Saat positif maka solusi persamaan homogen akan berosilasi dengan bilangan gelombang sedangkan saat negatif solusi akan berubah secara eksponensial dengan laju ( ). Algoritma Numerov adalah metode simple dan efisien untuk mengintegralkan persamaan orde kedua dengan tetap berbentuk persamaan (2.16). Persamaan umum metode Numerov adalah: (( ) ( )) ( ) (2.17) dengan adalah error lokal. Saat ( ) dan ( ( )), maka sistem merupakan persamaan Schrödinger bebas waktu. Dengan menyederhanakan error lokal = 0 dan maka solusi metode numerov untuk persamaan Schrödinger bebas waktu adalah: ( ( )) (2.18) Skema dari Numerov ini lebih efisien dari Runge-Kutta orde 4 karena hanya memerlukan perhitungan dan juga lebih tinggi satu orde dari Runge-Kutta 15. Shooting Method Shooting Method adalah analisis numerik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah nilai batas menggunakan metode iterasi numerik untuk mencapai nilai yang diinginkan. Prinsip metode shooting adalah pada salah satu

17 titik yang memenuhi syarat batas fungsi integrasi yang sesuai ditembakan ke batas yang lain. Perbedaan hasil yang didapat pada ujung yang lain dengan syarat batasnya akan digunakan untuk mengatur kondisi awal. Hal ini dilakukan sampai kedua titik ujung memenuhi syarat batas METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Teori dan Komputasi Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Syarat batas yang diinginkan Syarat batas yang diperlukan Gambar 5 Skematik Shooting Method 16 Pertanian Bogor dan dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai bulan April Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis (berupa kertas, buku tulis, pena, dan pensil), Laptop ASUS A43SJ dengan piranti lunak Windows 7 Ultimate 32-bit, MATLAB R2008b, dan Microsoft Office Studi Pustaka Metode Penelitian Penelitian ini dimulai dengan studi pustaka tentang penurunan matematik dari osilator harmonik dan anharmonik, potensial delta, metode Numerov, Shooting Method, dan fungsi matematik lainnya yang berkaitan. Tahap ini merupakan penelusuran tinjauan pustaka untuk mendalami materi penelitian.

18

19 Menggambar Fungsi Gelombang dan Menetukan Energi Vibrasional Fungsi gelombang akan dicari menggunakan shooting method. Referensi 9 Mulai Menetukan fungsi yang ingin dicari. (harmonik atau anharmonik) dan variable terkait (De,xe,ω ħ) Inisiasi E0, xmin, xmax sebagai dasar inputan Gambar fungsi gelombang dengan nilai energi E = E0. Apa nilai fungsi yang terakhir (positif atau negatif) Jalankan Shooting Method Gambar Fungsi Gelombang dengan energi E, Apa nilai Akhir fungsi? Tambahkan E dengan nilai de Apakah nilai akhir fungsi sekarang sama dengan fungsi sebelumnya? Tidak Iya Tidak Apakah de < minimumde Ubah de menjadi de Iya Fungsi gelombang eigen dan nilai eiegen didapat yang digunakan untuk mencari fungsi gelombang yang sesuai adalah nilai analitik dari energi vibrasional osilator yang diteliti tanpa dipengaruhi oleh konstanta pasangan. Shooting method pada penelitian ini memiliki algoritma sebagai berikut:

20 10 Nilai E0 adalah nilai yang medekati nilai energi eigen analitik tanpa pengaruh konstanta pasangan (E0 tidak boleh sama dengan energi eigen analitik). Nilai xmin dan xmax dicari dengan trial and error tetapi untuk dugaan awal dapat menggunakan nilai diluar titik perpotongan potensial dengan nilai eigen yang digunakan. Jika fungsi yang dihasilkan oleh metode ini tidak sesuai dengan syarat batas, maka nilai inputan awal harus ada yang diubah. Syarat batas untuk fungsi eigen adalah: ( ) ( ) ( ) ( ) nilai dari ( ) dibuat sangat kecil yaitu. Fungsi yang didapat akan memiliki nilai energi eigen yang terkait. Nilai eigen yang didapat nantinya akan dibandingkan dengan hasil analitik dan dilihat ketepatannya. Fungsi eigen sendiri dapat memberikan informasi sifat gelombang saat dipengaruhi oleh konstanta pasangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan Rumus Persamaan Schödinger yang Dipengaruhi Potensial Delta Diketahui bahwa Hamiltonian dari osilator yang ditambahkan potensial delta adalah: ( ) (4.1) Diketahui dari persamaan dasar: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Fungsi gelombang umum dapat dikembangkan menjadi sehingga fungsi Hamiltonian dapat ditulis: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (4.2) Dengan adalah fungsi gelombang osilator terkait nilai eigen ke n. Kalikan hamiltonian ini dengan di ruas kiri dan integralkan, maka akan didapat: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (4.3) diketahui, maka turunan rumus tersebut adalah:

21 11 ( ) ( ) (4.4) rumuskan ( ) ( ). lalu cari solusi dari, yaitu: ( ) (4.5) kita dapat menulis ulang rumus: ( ) ( ) ( ) (4.6) sehingga didapat: ( ) (4.7) rumus (4.7) ini dapat berlaku baik untuk osilator harmonik dan osilator anharmonik dengan catatan pada osilator harmonik, dan pada osilator anharmonik. Osilator Harmonik Menggunakan dan, persamaan (2.8) menjadi: ( ) ( ) (4.8) untuk nilai, maka ( ) untuk k ganjil dan ( ) ( ) ( ). dengan menggunakan indentitas faktorial ( ) ( ) dan ( ) ( ) ( ) maka persamaan (4.7) dapat ditulis ulang menjadi: ( ) untuk k ganjil ( ) ( ) ( ) untuk k genap (4.9) (4.10) Karena ( ) untuk k ganjil, maka dapat disimpulkan nilai tidak berpengaruh pada energi eigen ganjil. Untuk k genap, dengan mensubtitusi persamaan (4.7) dengan persamaan (2.7) dan (4.9) didapatkan hubungan g dengan E yaitu:

22 12 ( ) ( ) ( ) (4.11) Osilator Anharmonik Pada osilator anharmonik bernilai 0 sehingga. Menggunakan, dan, persamaan (2.13) menjadi: ( ) ( ( ) ) ( ) ( )( ) ( ) (4.12) dengan nilai. Dengan mensubtitusi persamaan (4.7) dengan persamaan (2.12), (4.12), dan didapatkan hubungan g dengan E yaitu: ( ) ( ( )) ( ) ( ( ) ( ) ) (4.13) Pada penelitian ini nilai komputasi. ( ) akan dicari secara manual menggunakan Grafik Hubungan dan Energi Vibrasional Osilator Harmonik Dengan menggunakan program MATALAB, persamaan (4.11) dapat digambar dan menghasilkan grafik berikut: Gambar 6 Plot g Vs E pada Osilator Harmonik

23 13 Dari grafik tersebut terlihat pada keadaan dasar (ground state) kenaikan nilai g akan menyebabkan energi eigen turun ke nilai negatif secara exponensial. Hal ini dapat diartikan keadaaan dasar terkondensasi pada nilai g yang besar. Untuk keadaan pada keadaan genap, kenaikan nilai konstanta pasangan menyebabkan energi eigen menurun dan untuk nilai g yang sangat besar sekali, energi eigen akan turun satu level. Perubahan energi ini menunjukan bahwa untuk g bernilai positif, penggunaan potensial delta dan konstanta pasangan menurunkan energi eigen sistem dan energi akan menurun sampai nilai saturasinya yaitu nilai eigen satu tingkat dibawahnya. Selain itu, titik belok dari grafik ini selalu terjadi di g = 0 pada semua tingkat energi genap. Untuk g bernilai negatif, potensial delta dan konstanta pasangan menaikan energi eigen sistem dan energi akan naik sampai nilai saturasinya yaitu nilai eigen diatasnya. Untuk keadaan ganjil, konstanta pasangan tidak mempengaruhi energi eigen untuk setiap nilai g. Secara analitik, hal ini terjadi karena pada tingkat energi ganjil, fungsi eigen bernilai 0 pada x = 0 dan potensial delta yang berada di x = 0 tidak akan mempengaruhi fungsi gelombang. Osilator Anharmonik Dengan menggunakan program MATALAB, persamaan (4.13) dapat digambar dan menghasilkan grafik berikut: Gambar 7 Plot g Vs E pada Osilator Anharmonik dengan De = 2.5

24 14 Gambar 8 Plot g Vs E pada Osilator Anharmonik dengan De = 5 Dari kedua grafik tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pada keadaan dasar, kenaikan nilai g dapat menurunkan energi eigen dimulai dengan penurunan secara exponensial dan dilanjutkan dengan penurunan secara linier. Hal ini dapat diartikan keadaaan dasar terkondensasi pada nilai g yang besar. Berbeda dengan osilator harmonik, nilai g dapat mempengaruhi keadaan ganjil maupun keadaan genap. Dari grafik ini dapat terlihat selain pada keadaan dasar, kenaikan nilai g akan menyebabkan energi eigen turun dan pada g yang besar, energi akan tersaturasi pada energi tertentu yang nilainya berada diatas nilai energi pada keadaan dibawahnya. Pengaruh nilai g terhadap penurunan energi eigen tidaklah sama pada setiap tingkat energi yang. Pada De = 5 (gambar 8) nilai g berpengaruh lebih kecil pada tingkat energi kedua dibandingkan tingkat energi ketiga. Kemungkinan hal ini disebabkan karena pada x = 0, simpangan gelombang tidak dalam keadaan puncaknya ( ) dan potensial delta tidak menurunkan energi secara maksimal. Perbedaan nilai simpangan gelombang pada x = 0 dan pengaruhnya pada energi yang diturunkan oleh potensial delta akan dibahas pada pembahasan fungsi gelombang. Grafik juga menunjukan bahwa titik belok fungsi g vs. E tidak selalu berada pada g = 0 dan berubah secara acak. Perbedaan De mempengaruhi banyaknya tingkat energi eigen, titik belok sistem, dan nilai eigen saturasinya. Secara analitik, perubahan pola grafik dipengaruhi fungsi Laguerre. Pada grafik, nilai E yang melebihi nilai De tidak mungkin ada sehingga dapat dihilangkan dari grafik. Penggambaran tetap dilakukan hanya untuk menggambarkan persamaan (4.13).

25 15 Fungsi Gelombang dan Energi Vibrasional Fungsi gelombang yang digambar adalah fungsi gelombang harmonik dan anharmonik dengan menggunakan shooting method. Nilai energi eigen yang didapat dari shooting mehod akan dibandingkan dengan hasil numerik. Fungsi Gelombang dan Energi Vibrasional Osilator Harmonik Fungsi gelombang yang dicari adalah fungsi gelombang pada keadaan dasar, pertama dan kedua. Keadaan dasar dipilih karena memiliki karakteristik yang berbeda dengan tingkat yang lain. Keadaan pertama dipilih untuk mewakili keadaan ganjil dan keadaan kedua dipilih untuk mewakili keadaan genap. Gambar 9 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 0

26 16 Gambar 10 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 1 Gambar 11 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 1

27 Dari ketiga grafik tersebut dapat diambil kesimpulan. Pada keadaan dasar (gambar 9), kenaikan nilai g akan menyebabkan fungsi gelombang menyempit dan terpusat di x = 0. Kenaikan g menyebabkan partikel semakin terkondensasi dan kedua partikel hanya berosilasi di dekat titik kesetimbangannya. Untuk keadaan pertama (gambar 10), keempat grafik saling berhimpit. Ini membuktikan bahwa perubahan nilai g tidak akan mempengaruhi fungsi gelombang. Fungsi gelombang keadaan pertama ini juga dapat mewakilkan seluruh fungsi gelombang keadaan ganjil sehingga dapat ditarik kesimpulan pada keadaan ganjil, nilai g tidak mempengaruhi pada fungsi gelombang. Untuk keadaan kedua (gambar 11), kenaikan nilai g akan menyebabkan fungsi gelombang semakin mendekati titik kesetimbangannya (x = 0). Selain itu simpangan gelombang di titik kesetimbangannya akan semakin rendah dan semakin lancip. Fungsi gelombang pada tingkat kedua ini dapat mewakilkan seluruh fungsi gelombang pada tingkat genap karena memiliki sifat yang sama. Perbandingan energi dari shooting method dengan hasil perhitungan numerik adalah sebagai berikut: 17 No. n g x min x max E numerik E analitik Tabel 1 Perbandingan Nilai Eigen Osilator Harmonik Nilai x min dan x max adalah inputan aw al pada shooting method dan E numerik adalah nilai energi yang didapat dari shooting method. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai hasil numerik mendekati hasil dari analitik. Untuk tingkat energi dasar, perbedaan nilainya lebih tinggi. Pada nilai g yang besar, selisih nilai numerik dan analitik semakin tinggi. Untuk tingkat pertama, nilai energi eigen yang didapat sama dan tidak mengalami perubahan untuk setiap nilai g. Untuk tingkat genap, nilai energi akan semakin turun untuk kenaikan nilai g. Perbedaan nilai kemungkinan besar terjadi karena keterbatasan komputasi dan galat yang timbul terjadi akibat ketidaksempurnaan fungsi yang digunakan dalam komputasi.

28 18 Fungsi Gelombang dan Energi Vibrasional Osilator Anharmonik Fungsi gelombang yang ditampilkan pada pembahasan ini hanyalah fungsi gelombang dari De = 5,n = 0; De = 5, n = 2; dan De = 2.5, n = 2. Nilai ini dipilih karena dianggap dapat mewakilkan perbedaan pengaruh nilai g pada fungsi gelombang pada osilator anharmonik. Fungsi gelombang pada De dan tingkat energi yang lain akan diberikan pada lampiran. Gambar 12 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 5, n = 0

29 19 Gambar 13 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 5, n = 2 Gambar 14 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 2.5, n = 2

30 20 Dari ketiga grafik itu dapat disimpulkan beberapa hal. Pada keadaan dasar (gambar 12), peningkatan nilai g akan menyebabkan fungsi gelombang meruncing di x= 0 seperti hanya pada osilator harmonik tetapi sebaran fungsi gelombangnya sedikit berbeda. Pada osilator anharmonik, bentuk kurva sisi kiri titik kesetimbangan lebih curam dibandingkan pada sisi kanan titik kesetimbangan. Selain itu pada g = 0, titik puncak simpangan gelombang tidak berada pada titik kesetimbangannya, melainkan sedikit bergeser ke kanan. Hal ini terjadi karena pada potensial Morse, bentuk potensial pada sisi kiri dan sisi kanan titik kesetimbangan tidak sama sehingga sisi kiri titik kesetimbangan lebih sempit dibandingkan sisi kanan. Sifat ini terjadi pada semua nilai De dimana pada g yang besar bentuk kurva akan meruncing di x = 0. Berbeda dengan osilator harmonik, perubahan kurva akibat nilai g dapat terjadi di keadaan energi ganjil maupun keadaan energi genap. Bentuk perubahan kurva berbeda di setiap keadaan tetapi secara umum mereka memiliki sifat yang sama. Pada gambar 13 terlihat peningkatan nilai g akan menyebabkan kurva bergeser mendekati titik kesetimbangannya. Selain itu kurva sisi kiri titik kesetimbangan akan mengalami peningkatan sedangkan sisi kanan titik kesetimbangan akan mengalami penurunan. Hasil yang berbeda didapat dari gambar 14 yaitu saat nilai g ditingkatkan, kurva sisi kiri titik kesetimbangan akan mengalami penurunan sedangkan sisi kanan titik kesetimbangan akan mengalami peningkatan. Pada gambar 13, fungsi gelombang berada di.y negatif saat x = 0 dan penurunan nilai terjadi pada sisi kanan titik kesetimbangan sedangkan pada gambar 14, fungsi gelombang berada di.y positif saat x = 0 sehingga penurunan nilai terjadi pada sisi kiri titik kesetimbangan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan sisi yang mengalami kenaikan nilai atau penurunan nilai dipengaruhi nilai fungsi gelombangnya pada x = 0. Selain itu dapat terlihat nilai g lebih berpengaruh pada gambar 13 yang perubahan fungsi gelombangnya lebih terlihat dibandingkan gambar 14 untuk nilai g yang sama. Besar kecilnya pengaruh nilai g dapat diduga dari besarnya peluang gelombang saat x = 0. Jika pada x = 0, peluang gelombang bernilai maksimum (titik puncak) maka pengaruh g akan maksimal dan jika pada x = 0, simpangan gelombang berada pada nilai minimum ( ) maka g tidak berpengaruh pada fungsi gelombang. Sifat ini terjadi pada setiap keadaan energi selain keadaan dasar pada setiap nilai De. Perbedaan energi vibrasional shooting method dan analitik diberikan pada tabel berikut:

31 21 No. De n g x min x max E numerik E analitik Tabel 2 Perbandingan Nilai Eigen Osilator Anharmonik Hasil yang didapat menunjukan bahwa pada g = 0 nilai energi numerik sama dengan nilai analitik. Peningkatan nilai g akan menyebabkan peningkatan selisih energi numerik dan analitik dan dapat disimpulkan hasil numerik menjadi tidak

32 22 akurat pada nilai g yang tinggi. Selain itu, kenaikan nilai g menyebabkan penurunan nilai energi eigen pada setiap tingkat. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal. Fungsi Gelombang dan Energi Vibrasional pada Nilai g Ekstrim Pada osilator harmonik keadaan genap, dapat terlihat bahwa pada g yang sangat besar, nilai energi eigennya akan turun satu level di bawahnya. Dapat disimpulkan bahwa pada nilai g yang sangat besar, terdapat bentuk gelombang saturasinya. Pada subbab ini akan diperlihatkan bentuk gelombang pada g ekstrim (g bernilai positif). Fungsi gelombang ang dipilih adalah gelombang osilator harmonik keadaan kedua, osilator anharmonik De = 2.5 keadaan kedua, dan osilator harmonik De = 5 keadaan kedua. Keadaan dasar tidak dipilih karena bedasarkan gambar 9 dan gambar 12, jika g sangat besar maka kurva akan berbentuk delta Dirac dan metode komputasi tidak efektif untuk membuat fungsi ini. Keadaan ganjil osilator harmonik tidak dipilih karena g terbukti tidak berpengaruh pada kurva dan keadaan kedua osilator harmonik dapat mewakili keadaan genap. Nilai De dan keadaan kedua pada osilator anharmonik dipilih karena dapat mewakilkan sebagian besar bentuk gelombang di osilator anharmonik. No. De n g xmin xmax E numerik E analitik g Tabel 3 Nilai Energi Numerik dan Analitik pada g ekstrim Gambar 15 Fungsi Gelombang Harmonik pada n = 2, g =45

33 23 Gambar 16 Fungsi Gelombang Anharmonik pada n = 2, De = 2.5g = Gambar 17 Fungsi Gelombang Anharmonik pada n = 2, De = 5g = 10000

34 24 Hasil diatas merupakan hasil dari fungsi gelombang pada nilai g yang ekstrim. Pada osilator harmonik keadaan kedua, dapat terlihat simpangan gelombang pada x = 0 memiliki nilai yang mendekati 0 dan fungsi gelombang itu memiliki fungsi peluang ( ) yang sama. Selain itu dapat diperkirakan pada g yang lebih besar lagi ada kemungkinan gelombang akan menjadi fungsi gelombang keadaan pertama tetapi hal ini tidak bisa dibuktikan menggunakan komputasi ini. Perbandingan antara nilai eigen analitik dan numerik tidak berbeda jauh. Karena komputasi hanya bisa membuat grafik pada g = 45. Pada osilator anharmonik, terlihat pada g ekstrim fungsi gelombang hanya terbentuk di sisi kanan titik kesetimbangan ataupun di sisi kiri titik kesetimbangan. Hal ini menandakan fungsi gelombang hanya dapat ditemukan di sisi kanan ataupun sisi kiri titik kesetimbangan saat g ekstrim. Pergerakan partikel akan terbatasi di titik kesetimbangannya dan secara umum puncak tertinggi fungsi gelombang akan cenderung mendekati titik kesetimbangan. Peluang ditemukannya partikel di titik kesetimbangan akan selalu bernilai nol fungsi gelombang akan kehilangan sebagian puncaknya. Nilai eigen yang didapat dari perhitungan numerik dan analitik berbeda signifikan. Hasil oleh metode numerik menunjukan nilai eigen tersaturasi ke angka yang berbeda dengan metode analitik yang digunakan. Munculnya Fungsi Eigen Baru Pada subbab sebelumnya diketahui terjadi perbedaan hasil yang signifikan pada metode numerik dan analitik pada osilator anharmonik. Setelah beberapa kali pengujian diketahui terdapat sifat baru yang muncul pada keadaan energi tertinggi di osilator anharmonik. Pada nilai g tertentu, akan muncul fungsi gelombang yang baru yaitu dengan nilai energi diatas energi eigen tertingginya tetapi masih dibawah nilai De-nya. Nilai De yang digunakan untuk penggambaran adalah 2.5. Gambar 18 Fungsi Gelombang Anharmonik pada De = 2.5

35 Fungsi gelombang ini memiliki nilai energi eigen sebesar dengan jumlah puncak sebanyak 6. Dari fungsi gelombang tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa grafik tersebut bukanlah fungsi gelombang pada keadaan tertinggi di De = 2.5. Secara teoritik fungsi gelombang tertinggi yang dapat dihasilkan pada De = 2.5 hanyalah pada keadaan energi keempat yang memiliki 5 puncak gelombang dengan energi eigen tanpa dipengaruhi g. Fungsi gelombang baru ini memiliki nilai eigen dibawah nilai De (sebesar 2.5) tetapi berada diatas nilai eigen maksimal (2.470) dan memiliki puncak lebih banyak satu puncak dibandingkan banyak puncak maksimalnya (sebanyak 5) sehingga dapat disimpulkan fungsi gelombang berada pada keadaan kelima. Hal ini membuktikan pengunaan potensial pada nilai g tertentu akan memunculkan fungsi eigen baru pada gelombang anharmonik. Selain itu apabila nilai g terlalu kecil, maka fungsi eigen baru ini tidak akan terbentuk. Sebelumnya fungsi analitik yang telah diturunkan tidak dapat memberikan kurva penurunan energi eigen pada osilator anharmonik dengan tepat. Hipotesis yang dapat diberikan dari perbedaan ini adalah terdapat sebuah fungsi eigen baru ( ) yang akan mempengaruhi persamaan (4.13) Persamaan ini harus ditambahkan nilai ( ) yang dipengaruhi nilai dan g. Diharapkan pada penelitian selanjutnya penurunan rumus ini dapat dijelaskan 25 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Potensial delta dan konstanta pasangan (g) dapat menurunkan nilai energi eigen dari fungsi gelombang baik gelombang harmonik maupun gelombang anharmonik dengan potensial Morse selain osilator harmonik keadaan ganjil. Pada osilator harmonik tingkat ganjil, nilai g tidak akan mempengaruh energi eigen sistem. Pada keadaan dasar baik osilator harmonik maupun osilator anharmonik, kenaikan nilai g akan menyebabkan fungsi gelombang semakin terpusat pada x = 0. Pada osilator harmonik keadaan ganjil, nilai g tidak akan mempengaruhi fungsi gelombang. Hal ini dapat dikaitkan dengan perubahan suatu sistem dari BCS ke BEC dimana ikatan BEC yang bersifat kuat ditunjukan dengan penyempitan fungsi gelombang ke satu titik. Pada keadaan genap, kenaikan nilai g akan menggeser fungsi gelombang ke titik keseimbangannya. Pada gelombang anharmonik, selain keadaan dasar, kenaikan nilai g akan menyebabkan simpangan gelombang di sisi kanan ataupun di sisi kiri titik keseimbangan turun dan sisi lainnya naik. Pada keadaan dasar, energi eigen akan turun seiring kenaikan nilai g. Untuk keadaan energi lainnya, energi eigen akan turun ke nilai saturasinya apabila nilai g dinaikan dengan pengecualian osilator harmonik keadaan ganjil. Selain itu potensial delta dan nilai g dapat memunculkan fungsi eigen baru pada potensial anharmonik.

36 26 Saran Diperlukan pengkajian khusus untuk mengetahui nilai fungsi yang muncul akibat potensial delta dan nilai g sehingga perumusan hubungan antara g dan E dapat dimodifikasi. Selain itu, disarankan untuk menggunakan metode komputasi yang lebih akurat sehingga kurva yang didapat pada nilai g yang ekstrim dapat dikomputasikan. Penggunaan nilai potensial delta dapat dimodifikasi pada titik selain titik kesetimbangannya ataupun berubah menurut tingakatan fungsi gelombangnya. DAFTAR PUSTAKA 1. Bardeen, J., Cooper, L. N., & Schrieffer, J. R Microscopic Theory of Superconductivity. Physical Review 106, Pethick, C., & Smith, H Bose-Einstein Condensation in Dilute Gases. Cambridge: Cambridge University Press. 3. Lima, E. F., & Hornos, J. E Matrix Elements for the Morse Potential Under an External Field. Journal of Physics B: Atomic, Molecular and Optical Physics, Griffiths, D. J Introduction to Quantum Mechanics. New Jersey: Prentice Hall, Inc. 5. Dirac, P Principles of Quantum Mechanics 4th Edition. Oxford: Clarendon Press. 6. Gasiorowicz, S Quantum Physics. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 7. Sakurai, J. J., & Napolitano, J Modern Quantum Mechanics. San Fransisco: Pearson Education, Inc. 8. Nave, R. Quantum Harmonic Oscillator. [internet] [diacu 2014 Februari 22]. Tersedia dari: /hosc.html 9. Spiegel, M. R., Lipschutz, S., & Liu, J Schaum's Outlines Mathematical Handbook of Formulas and Table. New York: McGraw- Hill Companies, Inc. 10. Morse, P. M Phys. Rev. 34, Barrow, G. M Introduction to Molecular Spectroscopy. New York: McGraw-Hill Book Company, Inc. 12. Schlick, T., & Pesikin, C. S Can Classical Equations Simulate Quantum-Mechanical Behavior? A Molecular Dynamics Investigation of a Diatomic Molecule with a Morse Potential. Communications on Pure and Applied Mathematics, Vol. XLII, Jensen, R. H. Wavefunctions of the Morse Potential. internet] [diacu 2014 Februari 22]. Tersedia dari: Morse.pdf 14. Heirs, M. C Generalizations of Classical Laguerre Polinominals and Some q-analogues. Baarn: Cordon Art. 15. Koonin, S. E., & Meredith, D. C Computational Physics Fortran Version Westview Press 16. Press, M. P, et all Numerical Recipes The Art of Science Computing. Cambridge: Cambridge University Press.

37 27 LAMPIRAN Lampiran 1: (a) Fungsi gelombang anharmonik pada De = 2.5, n = 0 (b) Fungsi gelombang anharmonik pada De = 2.5, n = 1 (a) (b)

38 28 Lampiran 2: (a) Fungsi gelombang anharmonik pada De = 5.0, n = 1 (b) Fungsi gelombang anharmonik pada De = 7.5, n = 0 (a) (b)

39 29 Lampiran 3: (a) Fungsi gelombang anharmonik pada De = 7.5, n = 1 (b) Fungsi gelombang anharmonik pada De = 7.5, n = 2 (a) (b)

40 30 RIWAYAT HIDUP Penulis yang bernama Bima Maha Putra dilahirkan di Jakarta pada tanggal 09 Oktober Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Drs Benny Budianto dan Ibu Dra Rochila Klana Djuwita. Penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan tahun 2010 dan dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah mengajar di bimbingan Gemilang Excellent pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 pada bidang Pengantar Matematika, Kalkulus I, dan Fisika dan pernah menjadi asisten mata kuliah Sensor dan Tranduser tahun ajaran 2013/2014,. Penulis juga merupakan calon mahasiswa berprestasi departemen fisika tahun ajaran 2012/2013 dan 2013/2014. Selain bidang keilmuan, penulis juga aktif dalam bidang seni salah satunya sebagai salah satu pemeran dan penulis cerita dalam drama musikal fisika dan pernah mendapatkan juara pada tahun 2012 untuk bidang dramus se-fakultas MIPA IPB. Prestasi penulis pada bidang keilmuan adalah pernah mengikuti OSN Pertamina tingkat provinsi tahun 2012 di Bandung dan Olimpiade Nasional MIPA tingkat kopertis tahun 2012, 2013, dan 2014 di Jakarta untuk bidang keilmuan fisika. Penulis juga mendapatkan Honorable Mantion pada Olimpiade Nasional MIPA Tingkat Nasional tahun 2013 di Yogyakarta pada bidang keilmuan fisika.

KAJIAN TEORITIK MENENTUKAN TINGKAT-TINGKAT ENERGI OSILATOR HARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA DIRACT SKRIPSI ADE FERRY IRAWAN

KAJIAN TEORITIK MENENTUKAN TINGKAT-TINGKAT ENERGI OSILATOR HARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA DIRACT SKRIPSI ADE FERRY IRAWAN KAJIAN TEORITIK MENENTUKAN TINGKAT-TINGKAT ENERGI OSILATOR HARMONIK YANG DIPENGARUHI POTENSIAL DELTA DIRACT SKRIPSI ADE FERRY IRAWAN 110801002 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah Abstrak

Wacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah   Abstrak Kajian Metode Analisa Data Goal Seek (Microsoft Excel) untuk Penyelesaian Persamaan Schrödinger Dalam Menentukan Kuantisasi ergi Dibawah Pengaruh Potensial Lennard-Jones Wahyu Kurniawan 1,, Suryasatriya

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6)

LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6) LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 1-6) Oleh : Warsono, M.Si Supahar, M.Si Supardi, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENENTUAN ENERGI EIGEN PERSAMAAN SCHRODINGER DENGAN SUMUR POTENSIAL SEMBARANG MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER NUMERIK

PENENTUAN ENERGI EIGEN PERSAMAAN SCHRODINGER DENGAN SUMUR POTENSIAL SEMBARANG MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER NUMERIK PENENTUAN ENERGI EIGEN PERSAMAAN SCHRODINGER DENGAN SUMUR POTENSIAL SEMBARANG MENGGUNAKAN METODE MATRIKS TRANSFER NUMERIK Nuraina Fika Lubis, Salomo, Defrianto Mahasiswa Program Studi S Fisika Fakultas

Lebih terperinci

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember email: schrodinger_risma@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODA MATRIK TRANSFER UNTUK MENENTUKAN ENERGI PRIBADI DARI PERSAMAAN GELOMBANG SCHRODINGER POTENSIAL SUMUR SEMBARANG

PENERAPAN METODA MATRIK TRANSFER UNTUK MENENTUKAN ENERGI PRIBADI DARI PERSAMAAN GELOMBANG SCHRODINGER POTENSIAL SUMUR SEMBARANG Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru.Edisi Oktober 2016. ISSN.1412-2960 PENERAPAN METODA MATRIK TRANSFER UNTUK MENENTUKAN ENERGI PRIBADI DARI PERSAMAAN GELOMBANG

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK

PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRODINGER TIGA DIMENSI UNTUK POTENSIAL NON-SENTRAL ECKART DAN MANNING- ROSEN MENGGUNAKAN METODE ITERASI ASIMTOTIK Disusun oleh : Muhammad Nur Farizky M0212053 SKRIPSI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON

FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON FUNGSI GELOMBANG DAN RAPAT PROBABILITAS PARTIKEL BEBAS 1D DENGAN MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICOLSON Rif ati Dina Handayani 1 ) Abstract: Suatu partikel yang bergerak dengan momentum p, menurut hipotesa

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN : Penentuan Energi Keadaan Dasar Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Metode Kuantum Difusi Monte Carlo Nurul Wahdah a, Yudha Arman a *,Boni Pahlanop Lapanporo a a JurusanFisika FMIPA Universitas Tanjungpura,

Lebih terperinci

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3) 2. Osilator Harmonik Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik adalah sistem pegas massa, yaitu suatu beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas dengan konstanta pegas k.

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI

SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SOLUSI PERSAMAAN BOLTZMANN DENGAN NILAI AWAL BOBYLEV MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK YOANITA HISTORIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( )

PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM. Asep Sutiadi (1974)/( ) PENDAHULUAN FISIKA KUANTUM FI363 / 3 sks Asep Sutiadi (1974)/(0008097002) TUJUAN PERKULIAHAN Selesai mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pada kondisi seperti apa suatu permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV OSILATOR HARMONIS

BAB IV OSILATOR HARMONIS Tinjauan Secara Mekanika Klasik BAB IV OSILATOR HARMONIS Osilator harmonis terjadi manakala sebuah partikel ditarik oleh gaya yang besarnya sebanding dengan perpindahan posisi partikel tersebut. F () =

Lebih terperinci

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA

PROJEK 2 PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA PROJEK PENCARIAN ENERGI TERIKAT SISTEM DI BAWAH PENGARUH POTENSIAL SUMUR BERHINGGA A. PENDAHULUAN Ada beberapa metode numerik yang dapat diimplementasikan untuk mengkaji keadaan energi terikat (bonding

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3 Tornados P. Silaban 1, Faiz Ahyaningsih 2 1) FMIPA, UNIMED, Medan, Indonesia email: tornados.p_silaban@yahoo.com 2)

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 39 (1)(2016): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 39 (1)(2016): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 39 (1)(16): 34-39 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm KAJIAN METODE ANALISA DATA GOAL SEEK (MICROSOFT EXCEL) UNTUK PENYELESAIAN PERSAMAAN SCHRÖDINGER DALAM MENENTUKAN KUANTISASI

Lebih terperinci

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK Kasus-kasus fisika yang diangkat pada mata kuliah Fisika Komputasi akan dijawab secara numerik. Validasi jawaban

Lebih terperinci

EFEK PAIRING PADA ISOTOP Sn (N>82) DALAM TEORI BCS MENGGUNAKAN SEMBILAN TINGKAT ENERGI

EFEK PAIRING PADA ISOTOP Sn (N>82) DALAM TEORI BCS MENGGUNAKAN SEMBILAN TINGKAT ENERGI EFEK PAIRING PADA ISOTOP Sn (N>82) DALAM TEORI BCS MENGGUNAKAN SEMBILAN TINGKAT ENERGI ALPI MAHISHA NUGRAHA alpi.mahisha@gmail.com Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga MATERI PERKULIAHAN 3. Potensial Tangga Tinjau suatu partikel bermassa m, bergerak dari kiri ke kanan pada suatu daerah dengan potensial berbentuk tangga, seperti pada Gambar 1. Pada daerah < potensialnya

Lebih terperinci

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama

APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON. Ade S. Dwitama APLIKASI BASIS L 2 LAGUERRE PADA INTERAKSI TOLAK MENOLAK ANTARA ATOM TARGET HIDROGEN DAN POSITRON Ade S. Dwitama PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator

Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.1 halaman 6 April 2012 Analisis Energi Osilator Harmonik Menggunakan Metode Path Integral Hypergeometry dan Operator Fuzi Marati Sholihah

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta

ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER Oleh: Supardi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian tentang gejala chaos pada pendulum nonlinier telah dilakukan.

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Ada beberapa metode numerik yang dapat diimplementasikan untuk mengkaji keadaan energi (energy state) dari sebuah sistem potensial sumur berhingga. Diantara metode-metode

Lebih terperinci

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks Dewi Erla Mahmudah 1, Ratna Dwi Christyanti 2, Moh. Khoridatul Huda 3,

Lebih terperinci

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2) INTEGRAL, Vol. 1 No. 1, Maret 5 FUNGSI DELTA DIRAC Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi ) 1) Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL

PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL Paken Pandiangan (1), Suhartono (2), dan A. Arkundato (3) ( (1) PMIPA FKIP Universitas

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Revisi ke: Tanggal: GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) SPMI-UNDIP/GBPP/xx.xx.xx/xxx Disetujui oleh Dekan Fak Mata Kuliah : Fisika Matematika II Kode/ Bobot : PAF 215/4 sks Deskripsi singkat : Mata

Lebih terperinci

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron, di mana elektron valensinya bebas bergerak di antara pusat-pusat ion. Elektron valensi geraknya

Lebih terperinci

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG

ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG ANALISIS SPEKTRUM ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG KOMBINASI POTENSIAL MANNING-ROSEN HIPERBOLIK DAN ROSEN-MORSE TRIGONOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI Disusun oleh : DWI YUNIATI M0209017 SKRIPSI

Lebih terperinci

Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2)

Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2) Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2) 1) Program Studi Fisika Jurusan Fisika Universitas Tanjungpura 2)Program Studi Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persamaan Diferensial Parsial (PDP) digunakan oleh Newton dan para ilmuwan pada abad ketujuhbelas untuk mendeskripsikan tentang hukum-hukum dasar pada fisika.

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER

ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER ANALISIS ENERGI, FUNGSI GELOMBANG, DAN INFORMASI SHANNON ENTROPI PARTIKEL BERSPIN-NOL UNTUK POTENSIAL PӦSCHL-TELLER TRIGONOMETRI DAN KRATZER HALAMAN JUDUL TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu: KB.2 Fisika Molekul 2.1 Prinsip Pauli. Konsep fungsi gelombang-fungsi gelombang simetri dan antisimetri berlaku untuk sistem yang mengandung partikel-partikel identik. Ada perbedaan yang fundamental antara

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH

MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH MODEL MATEMATIKA UNTUK PERUBAHAN SUHU DAN KONSENTRASI DOPANT PADA PEMBENTUKAN SERAT OPTIK MIFTAHUL JANNAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) Tingkat Nasional Bidang Fisika: FISIKA MODERN & MEKANIKA KUANTUM (Tes 4) 16 Mei 2017 Waktu: 120 menit Petunjuk

Lebih terperinci

Perhitungan Energi Disosiasi Gugus Fungsi OH - dan PO 4

Perhitungan Energi Disosiasi Gugus Fungsi OH - dan PO 4 ISSN: 2089-0133 April 2013 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.1 halaman 86 Perhitungan Energi Disosiasi Gugus Fungsi OH - dan PO 4 3- Hidroksiapatit dengan Pemodelan Spektroskopi Inframerah

Lebih terperinci

SIFAT SPEKTRAL DARI MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL DENGAN POTENSIAL COULOMB

SIFAT SPEKTRAL DARI MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL DENGAN POTENSIAL COULOMB SIFAT SPEKTRAL DARI MASALAH STURM-LIOUVILLE FRAKSIONAL DENGAN POTENSIAL COULOMB oleh NURUL KOMIYATUN M0110063 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

JURNAL INFORMATIKA HAMZANWADI Vol. 2 No. 1, Mei 2017, hal. 20-27 ISSN: 2527-6069 SOLUSI PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL POSCH-TELLER TERMODIFIKASI DENGAN POTENSIAL TENSOR TIPE COULOMB PADA SPIN SIMETRI

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D Keadaan Stasioner Pada pembahasan sebelumnya mengenai fungsi gelombang, telah dijelaskan bahwa potensial dalam persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIKA KUANTUM PARTIKEL MENGGUNAKAN MATRIKS TRANSFER

ANALISIS DINAMIKA KUANTUM PARTIKEL MENGGUNAKAN MATRIKS TRANSFER ANALISIS DINAMIKA KUANTUM PARTIKEL MENGGUNAKAN MATRIKS TRANSFER Irene Devi Damayanti 1, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar 95, Indonesia Abstrak Dinamika

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV

SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV SOLUSI PERSAMAAN SCHRÖDINGER UNTUK KOMBINASI POTENSIAL HULTHEN DAN NON-SENTRAL POSCHL- TELLER DENGAN METODE NIKIFOROV-UVAROV Disusun oleh : NANI SUNARMI M0209036 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 43 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT NANDA ARDIELNA, MAHDHIVAN SYAFWAN Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL ROSEN MORSE HIPERBOLIK DENGAN COULOMB LIKE TENSOR UNTUK SPIN SIMETRI MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL ROSEN MORSE HIPERBOLIK DENGAN COULOMB LIKE TENSOR UNTUK SPIN SIMETRI MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIRAC UNTUK POTENSIAL ROSEN MORSE HIPERBOLIK DENGAN COULOMB LIKE TENSOR UNTUK SPIN SIMETRI MENGGUNAKAN METODE HIPERGEOMETRI Tri Jayanti 1, Suparmi, Cari Program Studi Ilmu Fisika

Lebih terperinci

SOLUSI PERSAMAAN DIRAC PADA KASUS SPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL SCARF TRIGONOMETRIK PLUS COULOMB LIKE TENSOR DENGAN METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI

SOLUSI PERSAMAAN DIRAC PADA KASUS SPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL SCARF TRIGONOMETRIK PLUS COULOMB LIKE TENSOR DENGAN METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI SOLUSI PERSAMAAN DIRAC PADA KASUS SPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL SCARF TRIGONOMETRIK PLUS COULOMB LIKE TENSOR DENGAN METODE POLINOMIAL ROMANOVSKI Alpiana Hidayatulloh 1, Suparmi, Cari Jurusan Ilmu Fisika

Lebih terperinci

METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1

METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1 METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS Metode Numerik 1 Materi yang diajarkan : 1. Pendahuluan - latar belakang - mengapa dan kapan menggunakan metode numerik - prinsip penyelesaian persamaan 2. Sistim

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3 (2015), hal 415-422 PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV Iyut Riani, Nilamsari

Lebih terperinci

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 SKRIPSI Oleh Indah Kharismawati Nim. 070210102106 PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI

HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI HAND OUT FISIKA KUANTUM MEKANISME TRANSISI DAN KAIDAH SELEKSI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum Dosen Pengampu: Drs. Ngurah Made Darma Putra, M.Si., PhD Disusun oleh kelompok 8:.

Lebih terperinci

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB

MENGENAL FISIKA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB MENGENAL FISIKA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika, FMIPA, IPB FISIKA Mempelajari alam semesta Alam semesta diciptakan dengan karateristik: Derajat Keteraturan Tinggi Derajat Kesimetrian Tinggi Aturannya

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR Eka Ceria 1, Agusni, Zulkarnain 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Laboratorium Matematika Terapan, Jurusan Matematika

Lebih terperinci

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK Risvi Ayu Imtihana 1, Asmara Karma 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Dosen Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 37 (2) (2014): 192-199 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm PENYELESAIAN PERSAMAAN DUFFING OSILATOR PADA APLIKASI WEAK SIGNAL DETECTION MENGGUNAKAN METODE AVERAGING Z A Tamimi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) Disetujui oleh Revisi ke:. Tanggal:. SPMI-UNDIP/SAP/xx.xx.xx/xxx Dekan Fak. Mata Kuliah : Fisika Matematika II Kode/ Bobot : PAF 215 /4 sks Pertemuan ke : 1 A. Kompetensi

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method)

Solusi Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson. (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 320 Persamaan Laplace Menggunakan Metode Crank-Nicholson (The Solution of Laplace Equation Using Crank-Nicholson Method) Titis

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK GERAK OSILASI SISTEM BANDUL PEGAS BERSUSUN ORDE KEDUA DALAM DUA DIMENSI Frando Heremba, Nur Aji Wibowo, Suryasatriya Trihandaru Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (1-1)

BAB I PENDAHULUAN (1-1) BAB I PENDAHULUAN Penelitian tentang analisis system fisis vibrasi molekuler yang berada dalam pengaruh medan potensial Lenard-Jones atau dikenal pula dengan potensial 6-2 sudah dilakukan. Kajian tentang

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT Masnida Esra Elisabet Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

MODEL LOGISTIK DENGAN DIFUSI PADA PERTUMBUHAN SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES. Hendi Nirwansah 1 dan Widowati 2

MODEL LOGISTIK DENGAN DIFUSI PADA PERTUMBUHAN SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES. Hendi Nirwansah 1 dan Widowati 2 MODEL LOGISTIK DEGA DIFUSI PADA PERTUMBUHA SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES Hendi irwansah 1 dan Widowati 1, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang 5075

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INTEGRASI MONTE CARLO PADA LEMBARKERJA EXCEL. Implementattion of Monte-Carlo Integration Method in Excel Worksheet

PENERAPAN METODE INTEGRASI MONTE CARLO PADA LEMBARKERJA EXCEL. Implementattion of Monte-Carlo Integration Method in Excel Worksheet Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 PENERAPAN METODE INTEGRASI MONTE CARLO PADA LEMBARKERJA EXCEL Eko Sulistya

Lebih terperinci

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel Vol.14, No., 180-186, Januari 018 Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi Metode Pemisahan Variabel M. Saleh AF Abstrak Dalam keadaan distribusi temperatur setimbang (tidak tergantung pada waktu)

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Imaddudin Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB

KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB KOMPUTASI NUMERIK GERAK PROYEKTIL DUA DIMENSI MEMPERHITUNGKAN GAYA HAMBATAN UDARA DENGAN METODE RUNGE-KUTTA4 DAN DIVISUALISASIKAN DI GUI MATLAB Tatik Juwariyah Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI

FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI FORMULASI HAMILTONIAN UNTUK MENGGAMBARKAN GERAK GELOMBANG INTERNAL PADA LAUT DALAM RINA PRASTIWI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

VARIAN METODE HALLEY BEBAS TURUNAN KEDUA DENGAN ORDE KEKONVERGENAN ENAM. Siti Mariana 1 ABSTRACT ABSTRAK

VARIAN METODE HALLEY BEBAS TURUNAN KEDUA DENGAN ORDE KEKONVERGENAN ENAM. Siti Mariana 1 ABSTRACT ABSTRAK VARIAN METODE HALLEY BEBAS TURUNAN KEDUA DENGAN ORDE KEKONVERGENAN ENAM Siti Mariana 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D

Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D SK004 Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011) Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D Fadjar Fathurrahman*, Suprijadi Haryono Abstrak Dalam makalah ini akan dilaporkan

Lebih terperinci

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan 4 3.2 Peralatan..(9) dimana,, dan.(10) substitusi persamaan (10) ke persamaan (9) maka diperoleh persamaan gelombang soliton DNA model PBD...(11) agar persamaan (11) dapat dipecahkan sehingga harus diterapkan

Lebih terperinci

VISUALISASI FISIKA KUANTUM DENGAN MATHEMATICA 5.1

VISUALISASI FISIKA KUANTUM DENGAN MATHEMATICA 5.1 TUGAS AKHIR SF 1830 VISUALISASI FISIKA KUANTUM DENGAN MATHEMATICA 5.1 MUHAMMAD DODO ROHADI NRP 1103 100053 Dosen Pembimbing Agus Purwanto, D.Sc. JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG RELATIVISTIK PADA KASUS SPIN SIMETRI DAN PSEUDOSPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL ECKART DAN POTENSIAL MANNING

ANALISIS ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG RELATIVISTIK PADA KASUS SPIN SIMETRI DAN PSEUDOSPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL ECKART DAN POTENSIAL MANNING ANALISIS ENERGI DAN FUNGSI GELOMBANG RELATIVISTIK PADA KASUS SPIN SIMETRI DAN PSEUDOSPIN SIMETRI UNTUK POTENSIAL ECKART DAN POTENSIAL MANNING ROSEN TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN ASYMPTOTIC ITERATION METHOD

Lebih terperinci

METODE ITERASI BEBAS TURUNAN BERDASARKAN KOMBINASI KOEFISIEN TAK TENTU DAN FORWARD DIFFERENCE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

METODE ITERASI BEBAS TURUNAN BERDASARKAN KOMBINASI KOEFISIEN TAK TENTU DAN FORWARD DIFFERENCE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT METODE ITERASI BEBAS TURUNAN BERDASARKAN KOMBINASI KOEFISIEN TAK TENTU DAN FORWARD DIFFERENCE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR Mahrani 1, M. Imran, Agusni 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika

Lebih terperinci

PERHITUNGAN NUMERIK DALAM MENENTUKAN KESTABILAN SOLITON CERAH ONSITE PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER DISKRIT DENGAN PENAMBAHAN POTENSIAL LINIER

PERHITUNGAN NUMERIK DALAM MENENTUKAN KESTABILAN SOLITON CERAH ONSITE PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER DISKRIT DENGAN PENAMBAHAN POTENSIAL LINIER Jurnal Matematika UNAND Vol 3 No 3 Hal 68 75 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERHITUNGAN NUMERIK DALAM MENENTUKAN KESTABILAN SOLITON CERAH ONSITE PADA PERSAMAAN SCHRÖDINGER NONLINIER

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA

PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA PENYELESAIAN MASALAH STURM-LIOUVILLE DARI PERSAMAAN GELOMBANG SUARA DI BAWAH AIR DENGAN METODE BEDA HINGGA oleh FIQIH SOFIANA M0109030 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM

POK O O K K O - K P - OK O O K K O K MAT A ERI R FISIKA KUANTUM POKOK-POKOK MATERI FISIKA KUANTUM PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Program S-1 Pendidikan Fisika dan S-1 Fisika, hampir sebagian besar digunakan untuk menelaah alam mikro (= alam lelembutan micro-world): Fisika

Lebih terperinci

TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan

TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016. Pendahuluan. Identitas Tugas. Disusun oleh : Latar Belakang. Tujuan TUGAS KOMPUTASI SISTEM FISIS 2015/2016 Identitas Tugas Program Mencari Titik Nol/Titik Potong Dari Suatu Sistem 27 Oktober 2015 Disusun oleh : Zulfikar Lazuardi Maulana (10212034) Ridho Muhammad Akbar

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

III. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S

III. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S III. SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah : FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S Standar : Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan memiliki

Lebih terperinci

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter

Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Jurnal ILMU DASAR, Vol.14, No,2, Juli 2013 : 85-90 85 Estimasi Solusi Model Pertumbuhan Logistik dengan Metode Ensemble Kalman Filter Solution Estimation of Logistic Growth Model with Ensemble Kalman Filter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (konsep-konsep fisika) klasik memerlukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (konsep-konsep fisika) klasik memerlukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada akhir abad ke -19 dan awal abad ke -20, semakin jelas bahwa fisika (konsep-konsep fisika) klasik memerlukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini disebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persamaan diferensial adalah suatu persamaan diantara derivatif-derivatif yang dispesifikasikan pada suatu fungsi yang tidak diketahui nilainya dan diketahui jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari berbagai macam fenomena alam dan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu peran ilmu fisika

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Perkuliahan

Silabus dan Rencana Perkuliahan Silabus dan Rencana Perkuliahan Mata kuliah : PEND.FISIKA KUANTUM Kode : FI 363 SKS : 3 Nama Dosen : Team Dosen Pend fisika Kuantum Yuyu R.T, Parlindungan S. dan Asep S Standar Kompetensi : Setelah mengikuti

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TINGKAT ENERGI SUMUR POTENSIAL KEADAAN TERIKAT MELALUI PERSAMAAN SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

PERHITUNGAN TINGKAT ENERGI SUMUR POTENSIAL KEADAAN TERIKAT MELALUI PERSAMAAN SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA PILLAR OF PHYSICS, Vol. 1. April 2014, 17-24 PERHITUNGAN TINGKAT ENERGI SUMUR POTENSIAL KEADAAN TERIKAT MELALUI PERSAMAAN SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA Hanifah Rahmayani *), Hidayati **) dan

Lebih terperinci

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 93 98 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENCARIAN AKAR-AKAR PERSAMAAN NONLINIER SATU VARIABEL DENGAN METODE ITERASI BARU HASIL DARI EKSPANSI TAYLOR

Lebih terperinci

Disusun oleh: BETA NUR PRATIWI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

Disusun oleh: BETA NUR PRATIWI M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains PENYELESAIAN SIMETRI SPIN PERSAMAAN DIRAC DENGAN POTENSIAL P SCHL-TELLER TERMODIFIKASI DAN POTENSIAL NON-SENTRAL SCARF II TRIGONOMETRIK MENGGUNAKAN ASYMPTOTIC ITERATION METHOD (AIM) Disusun oleh: BETA

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI

KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI KAJIAN TEORITIK PERSAMAAN DIRAC DALAM PENGARUH MEDAN MAGNETIK HOMOGEN SKRIPSI ELDA DESI D P 080801074 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Lebih terperinci

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Simulasi Komputer untuk Analisis Larakteristik Model Sistem Pegas-Peredam Kejut-Massa (Oegik Soegihardjo) Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Oegik Soegihardjo

Lebih terperinci

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron Tes Formatif 1 Petunjuk: Jawablah semua soal di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan! =============================================================== 1. Sebuah elektron ditempatkan dalam sebuah

Lebih terperinci

KONDENSASI BOSE-EINSTEIN. Korespondensi Telp.: , Abstrak

KONDENSASI BOSE-EINSTEIN. Korespondensi Telp.: ,   Abstrak KONDENSASI BOSE-EINSTEIN Wipsar Sunu Brams Dwandaru Laboratorium Fisika Teori dan Komputasi, Jurusan Pendidikan Fisika, F MIPA UNY, Karangmalang, Yogyakarta, 55281 Korespondensi Telp.: 082160580833, Email:

Lebih terperinci

Solusi Persamaan Helmholtz untuk Material Komposit

Solusi Persamaan Helmholtz untuk Material Komposit Vol. 13, No. 1, 39-45, Juli 2016 Solusi Persamaan Helmholtz untuk Material Komposit Jeffry Kusuma Abstrak Propagasi gelombang pada material homogen telah banyak dibahas dan didiskusikan oleh banyak ahli.

Lebih terperinci

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( )

Oleh : Rahayu Dwi Harnum ( ) LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II SPEKTRUM ATOM SODIUM Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Rahayu Dwi Harnum

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) FISIKA MODERN OLEH : Tim Penyusun PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2009 Nama Matakuliah Kode / SKS : Fisika Modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahan yang muncul di lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dikembangkan melalui pemodelan matematika. Sehingga dengan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN SCHRöDINGER MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK

APLIKASI METODE BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN SCHRöDINGER MENGGUNAKAN MATLAB ABSTRAK APLIKASI METODE BEDA HINGGA PADA PERSAMAAN SCHRöDINGER MENGGUNAKAN MATLAB Odaligo Ziduhu Lombu 1, Tua Raja Simbolon 2, Tenang Ginting 3 1 Mahasiswa FISIKA FMIPA USU 2,3 Dosen Pembimbing FISIKA FMIPA USU

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Fungsi Gelombang Potensial Morse dengan Koreksi Sentrifugal Menggunakan Metode SWKB dan Operator SUSY

Penentuan Spektrum Energi dan Fungsi Gelombang Potensial Morse dengan Koreksi Sentrifugal Menggunakan Metode SWKB dan Operator SUSY ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.2 halaman 112 Oktober 2012 Penentuan Spektrum Energi dan Fungsi Gelombang Potensial Morse dengan Koreksi Sentrifugal Menggunakan Metode

Lebih terperinci

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 2 (2014), hal 117 124. PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

Lebih terperinci