Keyword: Education, Health, Unemployment, and Inequality Of Income Distribution

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keyword: Education, Health, Unemployment, and Inequality Of Income Distribution"

Transkripsi

1 PENGARUH PENDIDIKAN, KESEHATAN, PENGANGGURAN DAN KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KOTA PADANG Zahratul Naim 1, Citra Ramayani 2, Nilmadesri Rosya 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat zahratul9894@gmail.com ABSTRACT This study aims to determine the effect of variables education, health, unemployment and Inequality income distribution to the level of poverty in the city of Padang. The analysis test used is multiple linear regression by performing partial statistical test (t test). Performed the F test and measured by the test of R 2 (cofisien determination test). Beside that, there are also test of deviation of classical assumption in the form of multicollinearity test, autocorrelation, heteroskedastisitas and normality. The results showed that: first, education had a negative and insignificant effect on poverty level in Padang City. Where is shown by the value of the regression coefficient education percent. The value of tcount is < ttable (1,79588) and the sig value is (0,949) > (0,05), meaning H1 rejected H0 accepted. Second, health variable have negative and significant effect to poverty level which indicated by health regression coefficient value equal to percent. Tcount value of > ttable ( ) and sig value of (0.001) < (0.05), mean H1 received H0 rejected. Third, unemployment variable have positive and significant effect to poverty level which indicated by unemployment regression coefficient value equal to 0,244 percent. The value of tcount is > ttable ( ) and the sig value is (0,016) < (0,05), meaning H0 is rejected H1 accepted. Fourth, income distribution inequality has a negative and significant effect on poverty level in Padang City. Where is shown by the value of regression coefficient inequality income distribution of Tcount value of 3.274> ttable ( ) and sig value of (0.008) < (0.05), meaning H0 rejected H1 accepted. Fifth, Fcount value (11.539) > of Ftable 3.49 and sig = < α = 0.05 means H0 is rejected and H1 accepted. Keyword: Education, Health, Unemployment, and Inequality Of Income Distribution PENDAHULUAN Kemiskinan merupakan isu sentral bagi setiap negara di dunia, khususnya bagi negara berkembang. Pengentasan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat merupakan tujuan akhir suatu negara. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, 1

2 pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Menurut Nurwati, (2008:2) kemiskinan dapat dilihat sebagai masalah multidimensi karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi, sosial, budaya, politik, dan partisipasi dalam masyarakat. Kemiskinan memiliki arti yang lebih luas dari sekedar lebih rendah tingkat pendapatan atau konsumsi seseorang dari standar kesejahteraan terukur seperti kebutuhan kalori minimum atau garis kemiskinan, akan tetapi kemiskinan memiliki arti yang lebih dalam karena berkaitan dengan ketidakmampuan untuk mencapai aspek diluar pendapatan seperti akses kebutuhan minimum; kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi. Menurut Rejekiningsih, (2011:33) kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar yang diakui secara umum antara lain meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup serta rasa aman dari perlakuan atau ancaman dari tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Beberapa ciri yang melekat pada penduduk miskin yaitu, pendapatan masih rendah atau tidak berpendapatan, tidak memiliki pekerjaan tetap, pendidikan rendah atau bahkan tidak berpendidikan, tidak memiliki tempat tinggal, dan tidak terpenuhinya standar gizi minimal. Menurut Yacoub, (2012:178) kemiskinan tidak hanya berkenaan dengan tingkat pendapatan tetapi juga dari aspek sosial, lingkungan bahkan keberdayaan dan tingkat partisipasi. Kemiskinan juga dapat menjadi 2

3 penentu dan faktor dominan yang mempengaruhi persoalan kemanusiaan seperti keterbelakangan, kebodohan, ketelantaran, kriminalitas, kekerasan, perdagangan manusia, buta huruf, putus sekolah, anak jalanan, dan pekerja anak. Dari sekian banyaknya wilayah di Indonesia yang memiliki permasalahan kemiskinan, kota Padang juga merupakan daerah yang memiliki permasalahan kemiskinan yang sama. Hal tersebut dapat dikaitan dengan indikator - indikator yang mempengaruhinya seperti pendidikan, kesehatan, inflasi dan pengangguran Amalia, (2012:159), sedangkan menurut Putra, (2007:6) salah satu indikator ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan adalah distribusi pendapatan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU SISDIKNAS NO. 20 TAHUN 2003). Pendidikan di suatu daerah turut mempengaruhi angka kemiskinan. Pendidikan sebagai faktor terpenting yang dapat membuat seseorang keluar dari kemiskinan. Pendidikan akan memberikan pengaruh dalam jangka panjang dalam memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga. Selain pendidikan, kesehatan turut mempengaruhi angka kemiskinan di suatu daerah. Kesehatan mempunyai peran sentral dalam pembangunan ekonomi karena kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas yang menjadi komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital sebagai input fungsi agregat dalam peran penting pembangunan ekonomi. Tingkat kesehatan masyarakatyang ditunjukkan oleh Angka Harapan Hidup (AHH) sebagai indikatornya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan. Selain pendidikan dan kesehatan, faktor lain yang 3

4 mempengaruhi kemiskinan salah satunya adalah pengangguran. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut Yacoub, (2012:176), jika masyarakat tidak menganggur berarti mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan penghasilan yang dimiliki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup terpenuhi, maka tidak akan miskin. Sehingga dikatakan dengan tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi) maka tingkat kemiskinan juga rendah. Indikator lainnya yang menyebabkan terjadinya kemiskinan adalah distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan, seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. Sebaliknya distribusi pendapatan yang tidak merata perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai. Menurut Bappenas, (2014) sejak tahun 2011, penurunan kemiskinan melambat, secara absolute menurun kurang dari 1 juta penduduk miskin per tahun. Hal ini disebabkan oleh kondisi kemiskinan sekarang sudah mencapai tahap yang kronis dan kondisi makroekonomi yang belum optimal. Disparitas antar propinsi masih terjadi dengan tingkat kemiskinan provinsi di Indonesia bagian timur relative lebih tinggi dibandingkan Indonesia bagianbarat. Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat berada di posisi ke 14 pada tahun 2011 untuk persentase penduduk miskin, ini bisa dikatakan cukup baik. Pada tahun 2014 persentase penduduk miskin mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu 8,99% menjadi 6,89%, turun sebesar 2,10%. Diikuti dengan bergesernya posisi persentase penduduk miskin Sumatera Barat dari posisi ke 14 menjadi ke 9 dari 34 4

5 provinsi di Indonesia. Namun, ditahun Berikut ini data mengenai 2015 persentase penduduk miskin naik pendidikan, kesehatan, pengangguran, sebesar 0,42% dari tahun sebelumnya dan ketimpangan distribusi yaitu 7,31% menjadi 6,89%. Jika dilihat angka kemiskinan Sumbar pendapatan di Kota Padang dari tahun tidak begitu tinggi, tapi kemiskinannya masih juga berfluktuasi. Tabel 1. Jumlah Kemiskinan Tahun 2001 sampai Tahun 2015 No Tahun Jumlah Kemiskinan (Orang) Perkembangan Kemiskinan (%) , , , , , , , , , , , , , ,35 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Barat, 2016 Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat tingkat kemiskinan, pendidikan, angka harapan hidup, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Pada tahun 2001 jumlah kemiskinan di Kota Padang sebesar orang dan tahun 2003 sebesar orang. Hal ini berarti jumlah kemiskinan di Kota Padang mengalami penurunan sebesar 19,29%. Selanjutnya pada tahun

6 sampai tahun 2006 jumlah kemiskinan di Kota Padang terus meningkat dari orang menjadi Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 32,99%. Tahun 2007 jumlah kemiskinan kembali turun sebesar 6,18%, naik lagi di tahun 2008 sebesar 30,89% menjadi orang. Tahun 2009 jumlah kemiskinan kembali menurun menjadi orang turun sebesar 9,48%. Selanjutnya ditahun 2010 jumlah kemiskinan meningakat lagi sebesar 12,82%. Tahun 2011 sampai tahun 2014 jumlah kemiskinan berhasil berkurang sebesar 25,04% yaitu dari orang menjadi orang. Namun, ditahun 2015 jumlah kemiskinan kembali meningkat sebesar 8,35% menjadi orang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Koefisien Determinasi (R 2 ) pengolahan data diperoleh hasil nilai RSquare adalah 0,832. Hal ini berarti 83,2% tingkat kemiskinan di Kota Padang dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan, pengangguran dan distribusi pendapatan sedangkan 16,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang ada diluar penelitian. Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t uji t dari pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah: 1. Hipotesis 1, terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara pendidikan (X1) terhadap tingkat kemiskinan (Y) Diperoleh nilai thitung sebesar 1,066 < ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,949) > (0,05) artinya H1 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan secara parsial antara pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. 2. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara kesehatan (X2) terhadap tingkat kemiskinan (Y) Diperoleh nilai thitung sebesar 4,564 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0, 001) < (0,05) artinya H1 diterima dengan demikian dapat 6

7 dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan secara parsial antara kesehatan terhadap tingkat Hal ini berarti semakin tinggi kesehatan maka akan semakin rendah tingkat kemiskinan di Kota Padang. 3. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengangguran (X3) terhadap tingkat kemiskinan (Y) Diperoleh nilai thitung sebesar 2,897 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,016) < (0,05) artinya H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial antara pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Hal ini berarti semakin tinggi pengangguran maka akan semakin tinggi pula tingkat 4. Hipotesis 4, terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara ketimpangan distribusi pendapatan (X4) terhadap tingkat kemiskinan (Y) Diperoleh nilai thitung sebesar 3,274 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,008) < (0,05) artinya H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan secara parsial antara ketimpangan distribusi pendapatan terhadap tingkat Hal ini berarti semakin timpang distribusi pendapatan maka akan semakin tinggi tingkat kemiskinan di Kota Padang. Hasil Uji F Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa nilai Fhitung 11,539 dan nilai sig sebesar 0,001. Dengan Ftabel 3,49 maka diketahui nilai Fhitung (11,539) > dari Ftabel 3,49 dan sig = 0,001 < α = 0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan, kesehatan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. 7

8 PEMBAHASAN 1) Pengaruh Pendidikan Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Padang. pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa pendidikantidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung sebesar 1,066< ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,949) > (0,05) artinya H1 ditolak. pengujian hipctesis diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan secara parsial tidak signifikan terhadap tingkatkemiskinan di Kota Padang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pendidikan akan memberikan kontribusi jangka panjang terhadap tingkat kemiskinan, sehingga dalam jangka pendek pengaruhnya belum terlihat Citra, (2014:221). Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, (2012:7) peningkatan jenjang pendidikan disebut sebagai investasi modal manusia. Melalui jenjang pendidikan yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan.pendapatan yang diperoleh dapat ditingkatkan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh, semakin tinggi jenjang pendidikan maka pendapatan dapat ditingkatkan sehingga kebutuhan dapat dipenuhi dan konsumsi mampu ditingkatkan.oleh karena itu pendidikan dapat mengurangi angka kemiskinan melalui peningkatan pendapatan. Ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan olehanjuli & Fitrayati, (2013:16), menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh positif dengan kemiskinan. Artinya jika pendidikan mengalami peningkatan maka kemiskinan juga akan mengalami peningkatan. 8

9 2) Pengaruh Kesehatan terhadap TingkatKemiskinan Di Kota Padang. pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung sebesar 4,564 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,001) < (0,05) artinya H1 diterima. Artinya secara parsial atau individu variabel kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengujian hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Koefisien regresi menunjukan apabila kesehatan meningkat sebesar satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka kemiskinan di Kota Padang akan menurun sebesar 45,64 satuan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suryawati, (2005:126) kemiskinan sangat berhubungan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian. Tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan dan rendahnya kesempatan memperoleh berbagai fasilitas kesejahteraan sosialakan mempersulit terpenuhinya berbagai keperluan pangan bergizi atau kemampuan untuk menangkis penyakit, sehingga tidak mengherankan apabila dilingkungan mereka tingkat kematian bayi tinggi.. Banyak data dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa kemiskinan sangat berhubungan dengan tingginya angka kesakitan dan kematian.angka Harapan Hidup (AHH) merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan 9

10 derajat kesehatan pada khususnya. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat sangatlah penting untuk melihat angka harapan hidup.di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk memperoleh pendapatan lebih tinggi. 3) PengaruhPengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Padang. pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung sebesar 2,897 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,016) < (0,05) artinya H0 ditolak. Artinya secara parsial atau individu variabel pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. pengujian hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa pengangguran secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat Dengan kata lain pengangguran sangat berpengaruh terhadap tingkat Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mahsunah, (2013:12) Pengangguran akan menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial dan berakibat pada tidak adanya pendapatan yang akhirnya dapat menyebabkan kesejahteraan akan semakin merosot. Semakin menurun kesejahteraan akibat menganggur, dapat mengakibatkan peluang terjebak dalam kemiskinan. 10

11 4) Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Padang. pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa ketimpangan distribusi pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai thitung sebesar 3,274> ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,008) < (0,05) artinya H0 ditolak. Artinya secara parsial atau individu variabel distribusi pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengujian hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa ketimpangan distibusi pendapatan secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat Dengan kata lain ketimpangan distribusi pendapatan sangat berpengaruh terhadap tingkat Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan olehputra, (2007:9)Distribusi pendapatan suatu daerah yang tidak merata, tidak akan menciptakan kemakmuran bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang tidak merata hanya akan menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu saja. Begitu pula sebaliknya, distribusi pendapatan yang merata akan menciptakan kemakmuran bagi seluruh lapisan masyarakat.distribusi pendapatan mencerminkan ketimpangan atau meratanya hasil pembangunan suatu daerah atau negara baik yang diterima masing masing orang ataupun dari kepemilikan faktor faktor produksi dikalangan penduduknya. Menurut Ratnasari, (2015:12) distribusi pendapatan merupakan salah satu ukuran 11

12 yang digunakan untuk menunjukan tingkat pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Distribusi pendapatan yang tidak merata akan sulit menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat secara umum. Sistem distribusi yang timpang hanya akan menciptakan kesejahteraan bagi golongan tertentu saja. Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksinya. Pihak yang memiliki faktor produksi yang lebih banyak akan memperoleh pendapatan yang tinggi begitupun sebaliknya, pihak yang memiliki faktor produksi yang rendah akan memperoleh pendapatan yang minim. 5) Pengaruh Pendidikan, Kesehatan, Pengangguran danketimpangan Distribusi PendapatanTerhadap Tingkat KemiskinanDi Kota Padang. Berdasarkan pengujian hipotesis diketahui pendidikan, kesehatan, dan ketimpangan distribusi pendapatan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Hal ini bisa dilihat nilai Fhitung 11,539 dan nilai sig sebesar 0,001. Dengan Ftabel 3,49 maka diketahui nilai Fhitung (11,539) > dari Ftabel 3,49 dan sig = 0,001<α = 0,05 artinya H0 ditolakdan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan, kesehatan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Dari hasil analisis koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai RSquare adalah 0,832. Hal ini berarti 83,2% tingkat kemiskinan di Kota Padang dipengaruhi oleh pendidikan, kesehatan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan sedangkan 16,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang ada diluar penelitian. 12

13 KESIMPULAN penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pendidikan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar -0,273 persen. Nilai thitung sebesar 1,066 < ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,949) > (0,05). 2. Kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,986 persen. Nilai thitung sebesar 4,564 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,001) < (0,05) artinya H1 diterima. Artinya secara parsial atau individu variabel kesehatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Bisa diartikan semakin tinggi kesehatan semakin rendah tingkat kemiskinan yang ada di Kota Padang. 3. Pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,244 persen. Nilai thitung sebesar 2,897 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,016) < (0,05) artinya H0 ditolak. Artinya secara parsial atau individu variabel pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Dengan demikian ini menunjukan bahwa semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi tingkat kemiskinan di Kota Padang. 4. Ketimpangan distribusi pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar Nilai thitung sebesar 3,274 > ttabel (1,79588) dan nilai sig sebesar (0,008) < (0,05) artinya H0 ditolak. Artinya secara parsial atau individu variabel distribusi 13

14 pendapatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat Dengan demikian ini menunjukan bahwa semakin tinggi distribusi pendapatan maka semakin rendah tingkat kemiskinan di Kota Padang. 5. Pendidikan, kesehatan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kota Padang. Hal ini bisa dilihat nilai Fhitung 11,539 dan nilai sig sebesar 0,001. Dengan Ftabel 3,49 maka diketahui nilai Fhitung (11,539) > dari Ftabel 3,49 dan sig = 0,001 < α = 0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA Amalia, F. (2012) Pengaruh Pendidikan, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kawasan Timur Indonesia (KTI) Periode , Jurnal Ilmiah, X(2), pp Aningtyas, W. M., P, E. S. and Lilis, Y. (2015) Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Di Kabupaten Jember Tahun , Jurnal Ilmiah. Anjuli, A. D. and Fitrayati, D. (2013) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Sampang, Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 1(3). Available at: x.php/jupe/article/view/3803. Badan Pusat Statistik Kota Padang (2014) Padang dalam angka th edn. Padang: BPS. Badan Pusat Statistik Kota Padang (2015) Padang Dalam Angka Padang: BPS. Cholili, F. M. (2014) Analisis Pengaruh Pengangguran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Jumlah Penduduk Miskin (Studi Kasus 33 Provinsi Di Indonesia), Jurnal Ilmiah. Mankiw, G. N. (2003). Pengantar Ekonomi (2nd ed.). Jakarta: Erlangga. Putra, L. D. (2007) Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah Periode

15 2007, Jurnal Ekonomi Pembangunan, pp Ratnasari, G. (2015) Pengaruh distribusi dan ketimpangan pendapatan terhadap kemiskinan indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan. Rejekiningsih, T. W. (2011) Identifikasi Faktor Penyebab Kemiskinan Di Kota Semarang Dari Dimensi Kultural, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12(1), pp Retno, E. K. (2011) Pengaruh Pendidikan Dan Kemiskinan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan, pp Retnowati, D. and Harsuti (2015) Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Jawa Tengah, Jurnal Ekonomi Pembangunan, pp Suaidah, I. and Cahyono, H. (2013) Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang, Jurnal Ekonomi Pembangunan. Suryawati, C. (2005) Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 08(03), pp Todaro, M. P. and S.C.Smith. (2006) Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Widyasworo, R. (2014) Analisis Pengaruh Pendidikan, Kesehatan, Dan Angkatan Kerja Wanita Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten Gresik (Studi Kasus Tahun ), Jurnal Ilmiah, pp Wulandari, F. H. (2012) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Pengangguran, Dan Pendidikan terhadap Kemiskinan Provinsi Di Indonesia Tahun , Jurnal Ekonomi Pembangunan. Yacoub, Y. (2012) Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Barat, Jurnal Ekonomi Sosial, 8(3), pp Yasa, I. G. W. M. (2005) Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Partisipasi Masyarakat Di Provinsi Bali, Jurnal Ekonomi Dan Sosial, pp

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI 10090147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, KEBIASAAN BELAJAR, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTsN LUBUK BUAYA PADANG E-JURNAL YENI AZIKA 11090064 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (Tannia Octasari) 495 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN 2009-2013 THE EFFECT OF ECONOMIC

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword : work stress, work performance, labor conflict, workload, working time, leadership influence. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : work stress, work performance, labor conflict, workload, working time, leadership influence. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of work stress on work performance of employees in PT Pos Indonesia Bandung, next is to determine whether the stress of work consisting of

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KECERDASAN INTELEKTUAL, KOMPETENSI DOSEN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI SUMBAR ANGKATAN 2015 Selly Bahufitria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini kemiskinan menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan di berbagai forum nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan itu sendiri telah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : YULIA

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

Herminawaty A Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Ekonomi Universitas Bosowa Makassar

Herminawaty A   Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Ekonomi Universitas Bosowa Makassar PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BUTON UTARA Oleh : Mike Ardila Pembimbing I : Herminawaty A Email : Herminawaty_abubakar@yahoo.com

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

JURNAL. Oleh : YULISA NPM PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh : YULISA NPM.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masalah klasik dan mendapat perhatian khusus dari negara-negara di dunia. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Konsep Kemiskinan Pada umumnya masalah kemiskinan hingga saat ini masih menjadi masalah klasik dan mendapat perhatian

Lebih terperinci

PENGARUH PDRB, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI. Ni Made Myanti Astrini A Ida Bagus Putu Purbadharmaja

PENGARUH PDRB, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI. Ni Made Myanti Astrini A Ida Bagus Putu Purbadharmaja E-Jurnal EP Unud, 2 [8] :384-392 ISSN: 2303-0178 PENGARUH PDRB, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI Ni Made Myanti Astrini A Ida Bagus Putu Purbadharmaja Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, NET EKSPOR, KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN AGRO INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT Oza Gesti Wahyuni 1, Nilmadesri Rosya 2, Rika Verawati 2 1 MahasiswaProgram

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN 2003-2012 Ni Kadek Murniasih1, Ketut Dunia1, Made Ary Meitriana2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH EFIKASI DIRI, PERAN ORANG TUA, TEMAN SEBAYA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MINAT SISWA KELAS XI MEMILIH JURUSAN IPS PADA SMAN 3 LENGAYANGKABUPATEN PESISIR SELATAN Fitratul Husnah 1, Yolamalinda

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE 11090270 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Oleh YULIYANTO A

Oleh YULIYANTO A PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PARTISIPASI DALAM INTERAKSI DUKATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA N 1 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2015/2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai

Lebih terperinci

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN, PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR KESEHATAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KOTA PADANG TAHUN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DAN BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 2013 Skripsi Untuk memenuhi sebagian Persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIK DI KOTA PADANG

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIK DI KOTA PADANG PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH DAN KESEMPATAN KERJA TERHADAP PENGANGGURAN TERDIDIK DI KOTA PADANG Oleh :,, 1 Mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2,3 Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi Syahrur Romi; Etik Umiyati Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi E-mail korespondensi: syahrurromi2@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terintegrasi dan komprehensif dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang tidak terpisahkan. Di samping mengandalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat Indonesia merupakan suatu cita-cita dari pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila dapat menyelesaikan masalah-masalah

Lebih terperinci

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business

Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA Widya Maharani 1, Nora Susanti 2, Mona Amelia 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA 12090014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL SENDIRI MODAL PINJAMAN DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PERKEMBANGAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI UNIT DESA (KUD) DI KOTA PADANG E-JURNAL

PENGARUH MODAL SENDIRI MODAL PINJAMAN DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PERKEMBANGAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI UNIT DESA (KUD) DI KOTA PADANG E-JURNAL PENGARUH MODAL SENDIRI MODAL PINJAMAN DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PERKEMBANGAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI UNIT DESA (KUD) DI KOTA PADANG EJURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) JURNAL Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akandibahas mengenai teori yang menjadi dasar pokok permasalahan. Teori yang akan dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1998-2014 JURNAL Oleh: ELVI SUHENDAH NPM : 11090251 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta untuk membangun masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur merupakan hakikat pembangunan nasional yang dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan adalah kondisi dimana ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO Ardi Anindita Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo ardi.anindita@gmail.com

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM. 1 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Oleh AMINAH NPM. 09090201 Disetujui: Pembimbing 1 Pembimbing II Dra. Yenni Del Rosa,

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN Rasdiah Rasyid Universitas Patria Artha Makassar email: rasdiah.rasyid@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

Keywords: Goal-Setting Process, System Award, Achievement

Keywords: Goal-Setting Process, System Award, Achievement ABSTRACT Process in achieving corporate goals is the responsibility of every individual in the company. There are three factors that help limit the development of the concept of goal setting. First, the

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN I Made Parwata, I Wayan Swendra, Fridayana Yudiaatmaja Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah mengangkat kehidupan manusia yang berada pada lapisan paling bawah atau penduduk miskin, kepada

Lebih terperinci

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan indikator dan faktor-faktor penyebab kemiskinan Mahasiswa mampu menyusun konsep penanggulangan masalah kemiskinan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1 ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA Evi Hartati 1 evi.hartati94@yahoo.com Ida Ayu Purba Riani 2 purbariani@yahoo.com Charley M. Bisai

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kuncoro (2014), dalam jurnal Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran dan Pendidikan terhadap Tingkat Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk pola

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENGARUHPERSONAL SELLING, BRAND IMAGE, ATRIBUT PRODUK DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK ORIFLAME DI KOTA PADANG (Studi Kasus di SPO 872 Desi Susanti Pasar Siteba) Zulmei Sumiati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha keras untuk mencapai

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL.

PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL. PENGARUH MOTIVASI, CARA BELAJAR DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP N 4 KOTO XI TARUSAN JURNAL Oleh : BEBI MARTIKA NPM.11090318 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori yang menjadi dasar pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran,

Lebih terperinci

Keyword: Store Atmosphere, Price, Location, and Quality of Service to Purchase of Decision

Keyword: Store Atmosphere, Price, Location, and Quality of Service to Purchase of Decision PENGARUH SUASANA TOKO, HARGA, LOKASI, DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA DISTRO TANGKELEK DI KOTA PADANG Wiwin Handayani Roza Lisa 1, Hayu Yolanda Utami 2, Sri Wahyuni 2 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup miskin. Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok

BAB I PENDAHULUAN. hidup miskin. Beban kemiskinan paling besar terletak pada kelompok-kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan yang banyak terjadi sekarang ini mempunyai penyebaran yang tidak seimbang baik antar wilayah yang ada di dunia ketiga maupun antara negara yang ada di wilayah-wilayah

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BERAU. Dawami Buchori Amins. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah ABSTRACT

PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BERAU. Dawami Buchori Amins. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN BERAU Dawami Buchori Amins Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah ABSTRACT This research has the effect of unemployment rate on

Lebih terperinci

Keywords: Self Concept, Learning Facilities, Learning Creativity, Parental Attention, Learning Outcomes

Keywords: Self Concept, Learning Facilities, Learning Creativity, Parental Attention, Learning Outcomes PENGARUH KONSEP DIRI, FASILITAS BELAJAR, KREATIVITAS BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN,, 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate in Jember Regency

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate in Jember Regency Riza et al., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember 117 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kemiskinan merupakan isu sentral yang dihadapi oleh semua negara di dunia termasuk negara sedang berkembang, seperti Indonesia. Kemiskinan menjadi masalah kompleks yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu negara tidak terlepas dari proses perencanaan yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN 1994 2013 Mualif Ainur Rohman, Mamak Moh. Balafif, Susi Tri Wahyuni Prodi Ekonomi Pembangunan Ekonomi Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA Patryano G Anggara Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan e-mail

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PIUTANG USAHA DAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA BERSIH PERUSAHAAN PADA PT. HANDOK ELEVATOR INDONESIA SKRIPSI

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PIUTANG USAHA DAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA BERSIH PERUSAHAAN PADA PT. HANDOK ELEVATOR INDONESIA SKRIPSI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PIUTANG USAHA DAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA BERSIH PERUSAHAAN PADA PT. HANDOK ELEVATOR INDONESIA SKRIPSI Latifah Wibawati 201210315099 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan, Pendidikan, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Banten Tahun 2002-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bappenas (2005) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIC REGIONAL BRUTO (PDRB), INFLASI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIC REGIONAL BRUTO (PDRB), INFLASI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIC REGIONAL BRUTO (PDRB), INFLASI, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP

Lebih terperinci

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B

Disusun Oleh: NURUL FAJRINA B ANALISIS RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012-2015) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Pada Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan suatu masalah yang dihadapi dan menjadi perhatian di setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau berkembang adalah

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, KESIAPAN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Yessi Andriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks. Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan dan konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 1996-2014 Disusun sebagai Salah Satu Syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada

Lebih terperinci

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia

Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia Kemiskinan sangat identik dengan beberapa variabel berikut ini: Kepemilikan modal Kepemilikan lahan Sumber daya manusia Kekurangan gizi Pendidikan Pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kompensasi Langsung, Kompensasi Tidak Langsung, Kinerja.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kompensasi Langsung, Kompensasi Tidak Langsung, Kinerja. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan. Hipotesis pertama menguji bagaimana kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung di Toko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan (Anggraini, 2012). Kemiskinan umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan pokok yang dialami oleh semua negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah kehilangan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH HOVONLY APRISTA SIMBOLON Email: ivosimbolon@gmail.com Mahasiswa Program Pascasajana, Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA

ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA ANALISIS PENGARUH SIMPANAN WAJIB ANGGOTA DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA ANGGOTA (Studi Kasus : Koperasi Perempuan Nuansa Mandiri Kota Semarang Tutup Buku Rapat Anggota Tahun 2016) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembahasan mengenai kesejahteraan merupakan suatu pembahasan yang mempunyai cakupan atau ruang lingkup yang luas. Pembahasan mengenai kesejahteraan berkaitan erat

Lebih terperinci

Rita Pratiwi, Nova Retnowati, Nurul Iman Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Rita Pratiwi, Nova Retnowati, Nurul Iman Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya PENGARUH PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BEI (2010-2013) Rita Pratiwi, Nova Retnowati,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU, KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU, SARANA PRASARANA, DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 KOTO BALINGKA KABUPATEN PASAMAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 16 PADANG JURNAL Oleh: DEDI DIANTO NPM: 10090074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita diharapkan

Lebih terperinci

Mareta et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,...

Mareta et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,... 1 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Sosial Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional,

Lebih terperinci

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: ARIF ANGGA SAPUTRA A

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: ARIF ANGGA SAPUTRA A KONTRIBUSI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XI JURUSAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 PUBLIKASI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PRODUKSI CACAO (THEOBROMA CACAO) DI JORONG I TAMPANG NAGARI TARUNG-TARUNG KECAMATAN RAO KABUPATEN PASAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi.permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi.permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat

Lebih terperinci

Keywords: Poor Families Income, Education, Age, Outpouring Working Hours and The Quantity Of Dependent

Keywords: Poor Families Income, Education, Age, Outpouring Working Hours and The Quantity Of Dependent PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, USIA, CURAHAN JAM KERJA DAN JUMLAH TANGGUNGAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA MISKIN PADA MASYARAKAT NAGARI SUNGAI LANSEK KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG Febriadi,

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU INFLASI, PENDAPATAN PERKAPITA, DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA KAB/KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT SKRIPSI

PENGARUH LAJU INFLASI, PENDAPATAN PERKAPITA, DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA KAB/KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT SKRIPSI PENGARUH LAJU INFLASI, PENDAPATAN PERKAPITA, DAN PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA KAB/KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT SKRIPSI Oleh: TANIA LIDONA PUTRI NPM: 12090028 PROPGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Karyawan.

ABSTRAK. Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kinerja Karyawan. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ada atau tidaknya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja karyawan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari para supervisor

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT BANK PEMERINTAH DAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA OLEH

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT BANK PEMERINTAH DAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA OLEH SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT BANK PEMERINTAH DAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH DI INDONESIA OLEH EMELIA RAHMADHANY PUTRI GAMI 100521138 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bangsa, yaitu peningkatan pertumbuhan ekonomi, perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang dinamis dalam mengubah dan meningkatkan kesehjateraan masyarakat. Ada tiga indikator keberhasilan suatu pembangunan dalam

Lebih terperinci

Keywords: Student decision making, school location, learning facilities, school promotion, school image and education costs.

Keywords: Student decision making, school location, learning facilities, school promotion, school image and education costs. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MEMILIH SMA KARTIKA 1-5 PADANG, 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, KONSEP DIRI DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA ADABIAH 2 PADANG

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, KONSEP DIRI DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA ADABIAH 2 PADANG PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN, KONSEP DIRI DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA ADABIAH 2 PADANG JURNAL SAIFULLAH RAHMAT 12090011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensi. Kemiskinan merupakan persoalan kompleks yang terkait dengan berbagai dimensi yakni sosial,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN. Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN. Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KEMISKINAN RUMAHTANGGA DI KOTA PARIAMAN Oleh : Haris Mendra, Syamsul Amar ABSTRAK The purpose of this research are to analysis the influence of education

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan kenaikan setiap tahun. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci