PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN"

Transkripsi

1 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN JURNAL Oleh: ELVI SUHENDAH NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2

3 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENGANGGURAN, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN Oleh,,, 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar 2). 3) Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar ABSTRAK Kemiskinan merupakan salah satu masalah dalam perekonomian yang kompleks dan multidimensional. Oleh karenanya perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif asosiatif. Populasi penelitian ini adalah jumlah penduduk miskin di Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, jumlah pengangguran di Indonesia, dan laju inflasi di indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis induktif, kemudian uji asumsi klasik dengan bantuan program SPSS versi Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia, pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia, dan inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Kemudian secara simultan pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Maka sebaiknya pemerintah selalu meningkatkan pertumbuhan ekonomi setiap tahun, menyediakan lapangan pekerjaan sehingga pengangguran berkurang dan menjaga laju inflasi agar berada pada tingkat yang rendah sehingga jumlah penduduk miskin di Indonesia berkurang. Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, Inflasi dan Kemiskinan EFFECT OF ECONOMIC GROWTH, UNEMPLOYMENT, AND INFLATION ON POVERTY IN INDONESIA YEAR ABSTRACT Poverty is one of the problems in the economy are complex and multidimensional. Therefore necessary to find solutions to solve the poverty problem. The purpose of this study was to analyze the effect of economic growth, unemployment, and inflation on poverty in Indonesia in This type of research is descriptive research associative. The population of this study is the number of poor people in Indonesia, the pace of economic growth in Indonesia, the number of unemployed in Indonesia, and the inflation rate in Indonesia. Data analysis technique used is descriptive analysis techniques and inductive analysis, then the classical assumption test with SPSS version The results showed that in partial economic growth and a significant negative effect on poverty in Indonesia, unemployment positive and significant impact on poverty in Indonesia, and inflation is positive and significant impact on poverty in Indonesia. Then simultaneously economic growth, unemployment, and inflation significantly influence poverty in Indonesia. Then the government should always promote economic growth each year, providing jobs so the unemployment decreases and keeping the inflation rate that is at a low level so that the number of poor people in Indonesia reduced. Keywords: Economic Growth, Unemployment, Inflation and Poverty

4 PENDAHULUAN Kemiskinan adalah suatu fenomena sosial yang tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara yang sudah mempunyai kemapanan di bidang ekonomi. Fenomena ini menjadi perhatian, isu, dan gerakan global yang bersifat kemanusiaan. Masalah kemiskinan sendiri memang telah lama ada sejak dulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya materi. Sama halnya permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah/negara Indonesia yaitu kemiskinan, dewasa ini pemerintah belum mampu menghadapi atau menyelesaikan permasalahan tersebut, padahal setiap mereka yang memimpin negara Indonesia selalu membawa kemiskinan sebagai misi utama disamping misi yang lain. Salah satu prasyarat keberhasilan pengentasan kemiskinan adalah dengan cara mengidentifikasi kelompok sasaran dan wilayah sasaran dengan tepat. Program pengentasan dan pemulihan nasib orang miskin tergantung pada langkah awal yaitu ketetapan mengidentifikasi siapa yang dikatakan miskin dan di mana dia berada. Pada masa kepemimpinan SBY (Susilo Bambang Yudoyono) pemerintah Indonesia juga meluncurkan program penanggulangan kemiskinan seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai), KUR (Kredit Usaha Rakyat), pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), wajib sekolah sembilan tahun dan masih banyak program-program lainnya. Dengan adanya bantuan BLT tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, ataupun kebutuhan lainnya. Program KUR dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya sehingga dari usaha tadi mereka mampu memenuhi kebutuhannya, dan dari usaha yang dibuka dapat juga membuka lowongan pekerjaan sehingga pengangguran berkurang dan kemiskinan menurun. Kemudian program pemerintah tentang wajib sekolah sembilan tahun, dengan pendidikan yang tinggi maka akan membuka peluang untuk seseorang mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga gaji yang diterimapun akan tinggi yang kuemudian akan mampu memenuhi segala kebutuhannya dan dapat keluar dari kemiskinan. Meskipun pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mengentas kemiskinan akan tetapi belum mampu mengentaskan masyarakat Indonesia dari jurang kemiskinan yang semakin hari semakin menyiksa dan menganiaya. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Dan keadaan ini seharusnya menjadi sebuah evaluasi diri bagi pemerintah untuk dapat terus merencanakan serta mengambil sebuah kebijakan yang dapat membawa Indonesia keluar dari jurang kemiskinan. Namun penulis tidak memungkiri bahwa usaha pemerintah dalam penanggulangan masalah kemiskinan sudah serius, bahkan merupakan salah satu program prioritas akan tetapi hasilnya belum cukup memuaskan. Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara khususnya Indonesia memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang di ukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan, garis kemiskinan sebagai nilai rupiah yang harus dikeluarkan seseorang dalam sebulan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar asupan kalori sebesar kkal/hari per kapita (Badan Pusat Statistik/BPS,2015). Tabel 1 berikut ini menyajikan data tentang kemiskinan di Indonesia tahun Tabel 1. Data Kemiskinan di Indonesia Tahun Tahun Kemiskinan (Juta Orang) Pertumbuhan (%) , ,97-3, ,70-19, ,90-2, ,40 1, ,30-2, ,10-3, ,10-2, ,30 11, ,17-5, ,96-5, ,53-6, ,02-4,64

5 ,89-3, ,59-4, ,55-0, ,73-2,87 Sumber : Badan Pusat Statistik, Indonesia Dalam Angka Berdasarkan Tabel 1 kita dapat mengetahui bahwa jumlah penduduk miskin berfluktuasi, seperti pada tahun 1998 tejadi jumlah penduduk miskin yang sangat tinggi yaitu sebesar 49,50 juta orang. Jumlah penduduk miskin yang tinggi tersebut disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi. Dimana semua harga barang dan jasa melonjak tinggi sehingga berpengaruh terhadap masyarakat yang berpendapatan tetap. Sehingga dengan pendapatan yang rendah membuat mereka sulit untuk dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, yang pada akhirnya mereka tergolong dalam kategori miskin. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan diantaranya menurut Tambunan (2001:99) faktor -faktor yang dapat mempengaruhi kemiskinan baik secara langsung maupun tidak langsung adalah tingkat dan laju pertumbuhan output (atau produktivitas tenaga kerja), tingkat upah neto, distribusi pendapatan, kesempatan kerja (termasuk jenis pekerjaan yang tersedia), tingkat inflasi, pajak dan subsidi, investasi, alokasi serta kualitas sumber daya alam, ketersediaan fasilitas umum (seperti pendidikan dasar, kesehatan, informasi, transportasi, listrik, air, dan lokasi permukiman), penggunaan teknologi, jenis pendidikan, kondisi fisik dan alam suatu wilayah, etos kerja dan motivasi pekerja, kultural/budaya atau tradisi hingga politik dan bencana alam, peperangan dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan menurut Todaro (2000:67) salah satu akibat utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya ( employment), termasuk sumber daya manusia. Adapun penyebab utamanya adalah dengan adanya pengangguran terselubung dan pengangguran terbuka. Pasca krisis tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami ekspansi, pergerakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia fluktuatif. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor penting untuk lepas dari jerat kemiskinan, karena pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran adanya perkembangan ekonomi untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih baik. Saat ini ekonomi Indonesia semakin ke depannya terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan gambaran terhadap kesejahteraan faktor produksi yang turut serta menciptakan kesejahteraan tersebut, artinya semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi maka semakin tinggi pula produktivitas faktor produksi dan semakin tinggi pula upah yang diterima oleh para pekerja, dari upah yang tinggi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Menurut Todaro (2006:263) kemiskinan akan menurun bahkan bisa hilang apabila pertumbuhan ekonomi berjalan secara berkesinambungan. Artinya terdapat hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan yaitu apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka kemiskinan akan menurun dan sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi menurun maka kemiskinan akan meningkat. Selain pertumbuhan ekonomi, pengangguran akan berpengaruh terhadap kemiskinan, dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Oleh karena itu maka mereka tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata. Menurut Tambunan (2011:155) terdapat hubungan positif antara jumlah pengangguran dengan kemiskinan yaitu semakin besar jumlah pengangguran maka semakin besar pula kemiskinan, tapi apabila jumlah pengangguran menurun maka jumlah kemiskinan juga ikut menurun. Inflasi yang merupakan variabel makro ekonomi selain pertumbuhan dan pengangguran semestinya mendapatkan perhatian penuh dari Pemerintah dalam hal menjaga tingkat kestabilannya. Setelah dahsyatnya goncangan krisis finansial pada tahun 1998 yang merembet pada krisis kepercayaan, ekonomi Indonesia mulai bergerak dan bangkit kembali. Menurut Sukirno (2002:17) akibat penting dari inflasi ialah cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara inflasi dengan kemiskinan karena apabila tingkat inflasi meningkat maka akan menyebabkan peningkatan terhadap kemiskinan dan apabila inflasi menurun, kemiskinan juga akan menurun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tentang kemiskinan yang merupakan sebuah fenomena dan fakta yang terjadi di negara Indonesia,

6 sebuah masalah yang sejak dulu hingga sekarang masih juga belum bisa teratasi baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah. Masalah kemiskinan penting untuk di analisa karena ini akan menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi bagi masyarakat suatu negara. Penelitian mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan inflasi terhadap kemiskinan telah banyak dilakukan namun penelitian ini tetap penting dilakukan karena kemiskinan perlu diperhatikan mengingat dampaknya yang sangat luas bagi masyarakat. Berdasarkan fenomena dan tujuan yang akan diteliti maka peneliti tertarik untuk menelaah lebih dalam tentang kemiskinan di Indonesia melalui penelitian yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia tahun KAJIAN PUSTAKA Kemiskinan Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) (2014:120) kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang di ukur dari sisi pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dengan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), (BPS,2015). Menurut Lincolin (2004:237) kemiskinan itu bersifat multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinanpun memiliki banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan asset, organisasi sosial politik, dan pengetahuan serta keterampilan. Dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumbersumber keuangan dan informasi. Pertumbuhan Ekonomi Istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menggambarkan terjadinya kemajuan atau perkembangan ekonomi dalam suatu negara. Suatu negara kadang mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat dan kadang juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan, jika jumlah produk barang dan jasanya meningkat atau dengan kata lain terjadi peningkatan GNP pada suatu negara. Menurut Murni (2013:171) pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadinya perkembangan GNP yang mencerminkan adanya pertumbuhan output per kapita dan meningkatnya standar hidup masyarakat. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai GNP yang digunakan adalah GNP riil atau GNP harga konstan. Sebab dengan menggunakan GNP harga konstan pengaruh perubahan harga (inflasi) tidak ada lagi atau sudah dihilangkan. Perubahan GNP harga konstan benarbenar hanya menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa (GNP). Menurut Sukirno (2002:11) pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran Menurut BPS (2014:75) pengangguran terdiri dari mereka yang sudah masuk dalam angkatan kerja yang tidak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan, mereka yang tidak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha, mereka tidak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatan pekerjaan, dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Menurut Murni (2013:198) pengangguran adalah orang-orang yang usianya berada dalam usia angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan. Menurut Sukirno (2002:14) Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang tidak bekerja tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Inflasi Menurut Sukirno (2002:15) inflasi adalah sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah yaitu mencapai dibawah 4-6 persen, tingkat inflasi yang moderet mencapai di antara 5-10 persen. Inflasi yang serius dapat mencapai tingkat beberapa ribu persen dalam setahun. Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Umum berarti kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang saja, tetapi kenaikan harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh masyarakat terlebih lagi kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar. Terus menerus berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja (Suparmono, 2004).

7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian tersebut, dapat disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara pertumbuhan ekonomi (X 1 ) terhadap kemiskinan di Indonesia (Y). 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengangguran (X 2 ) terhadap kemiskinan di Indonesia (Y). 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara inflasi (X 3 ) terhadap kemiskinan di Indonesia (Y). 4. Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara pertumbuh ekonomi, pengangguran, dan inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah berupa deskriptif dan asosiatif. Menurut Iskandar (2009:19) penelitian deskriptif dan asosiatif ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia. Waktu penelitian ini dilakukan pada tahun 1998 sampai 2014 (terdapat 17 tahun ) dan dilakukan di Indonesia. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kemiskinan sebagai variabel terikat dan variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi sebagai variabel bebas. Pertumbuhan ekonomi dinyatakan berdasarkan perubahan PDB atas dasar harga konstan. Pengangguran yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengangguran terbuka. Sedangkan inflasi dinyatakan berdasarkan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data sekunder time series tahunan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan bentuk umum sebagai berikut: Y 1 = α+ b 1 X 1 + b 2 X 2 + b3x3 + e Dimana : Y 1 = Kemiskinan X 1 = Pertumbuhan Ekonomi X 2 = Pengangguran X3 = Inflasi b 1 = Koefisien regresi pertumbuhan ekonomi (X 1 ) b 2 = Koefisien regresi pengangguran (X 2 ) b 3 = Koefisien regresi inflasi (X 3 ) e = Kesalahan pengganda (error) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Hasil uji memenuhi asumsi normalitas karena nilai statistik Jeque-Bera (JB) (4,19) nilai X 2 tabel (22,362). 2. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi nilai VIFnya < 10, model bebas dari masalah multikolinearitas. 3. Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model, karena nilai sig untuk masingmasing variabel 0, Hasil uji autokolerasi dapat menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 1,933 sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 17, serta k = 3 (k adalah jumlah variabel bebas) didapat dl = 0,8968 dan du = 1,7101. Oleh karena du = 1,7101 < dw = 1,933 < 4-du = 2,2899, maka H0 diterima dan tidak terjadi autokolerasi. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil analisis, diperoleh model regresi sebagai berikut: Log Y= a + bı log X 1 + b2 log X 2 + b3 log X 3 + e Log Y= 5,545-0,028 log X 1 + 0,301 log X 2 + 0,005 log X 3 + 0,034 Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa: 1. Nilai konstanta sebesar 5,545 berarti tanpa adanya pengaruh dari variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi maka nilai variabel kemiskinan hanya sebesar 5,545 satuan. Hal ini berarti bahwa apabila variabel pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi nilainya nol maka nilai variabel kemiskinan 5, Koefisien regresi variabel pertumbuhan ekonomi (X 1 ) sebesar -0,028 yang bertanda negatif. Hal ini berarti, apabila nilai variabel pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan akan menurun sebesar 0,028 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. 3. Koefisien regresi variabel pengangguran (X 2 ) sebesar 0,301yang bertanda positif. Hal ini berarti, apabila nilai variabel

8 pengangguran meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan akan meningkat sebesar 0,301 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. 4. Koefisien regresi variabel inflasi (X 3 ) sebesar 0,005 yang bertanda positif. Hal ini berarti, apabila nilai variabel inflasi meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan akan meningkat sebesar 0,005 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan. Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil nilai R square sebesar 0,808 yang artinya 80,80% perubahan pada variabel dependen (kemiskinan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi) sedangkan sisanya sebesar 19,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji t Pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi kemiskinan adalah: a. Hipotesis 1, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara pertumbuhan ekonomi (X 1 ) terhadap kemiskinan (Y). Untuk variabel pertumbuhan ekonomi diperoleh nilai t hitung sebesar 4,787 > t tabel sebesar 1,77093 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak karena nilai t hitung > t tabel dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh negatif secara parsial antara pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Indonesia dengan nilai koefisien negatif sebesar - 0,028. Artinya apabila pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan kemiskinan sebesar 0,028%. b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengangguran (X 2 ) terhadap kemiskinan di Indonesia (Y). Untuk variabel pengangguran diperoleh nilai t hitung sebesar 2,517 > t tabel sebesar 1,77093 dengan nilai signifikan 0,026 < 0,05, berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara pengangguran terhadap kemiskinan di Indonesia dengan nilai koefisiennya positif sebesar 0,301. Artinya apabila pengangguran meningkat sebesar satu satuan maka jumlah kemiskinan akan meningkat sebesar 0,301. Semakin tinggi pengangguran maka kemiskinan akan meningkat, dan apabila pengangguran menurun maka kemiskinanpun juga ikut menurun. c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara inflasi (X 3 ) terhadap kemiskinan (Y). Untuk variabel inflasi diperoleh nilai t hitung sebesar 5,719 > t tabel sebesar 1,77093 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti H a diterima dan H 0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia dengan nilai koefisien positif sebesar 0,005. Artinya apabila inflasi meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan akan meningkat sebesar 0,005. Semakin tinggi tingkat inflasi yang terjadi maka kemiskinanpun ikut meningkat, begitu juga sebaliknya. Hasil Uji F Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, menunjukkan bahwa nilai F hitung 18,233 > F tabel 3,41 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pertumbuhan ekonomi (X 1 ), pengangguran (X 2 ), dan inflasi (X 3 ), secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel kemiskinan (Y) di Indonesia. PEMBAHASAN Pengaruh Petumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien bertanda negatif sebesar -0,028. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 4,787 > t tabel sebesar 1,77093 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar satu satuan maka akan mengakibatkan kemiskinan menurun sebesar 0,028%. Artinya apabila

9 pertumbuhan ekonomi meningkat maka kemiskinan akan menurun begitu sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi menurun maka kemiskinan akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Todaro (2006:263) yaitu kemiskinan akan menurun bahkan bisa hilang apabila pertumbuhan ekonomi berjalan secara berkesinambungan. Artinya terdapat hubungan negatif antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan yaitu apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka kemiskinan akan menurun dan sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi menurun maka kemiskinan akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013) dengan judul beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di provinsi Bali. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di provinsi Bali. Pengaruh Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil, bahwa pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia Tahun Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien bertanda positif sebesar 0,301. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,517 > t tabel 1,77093 dengan taraf signifikan sebesar 0,026 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa apabila pengangguran meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan juga akan ikut meningkat sebesar 0,301% artinya, artinya semakin tinggi pengangguran maka kemiskinan akan meningkat dan apabila pengangguran menurun maka akan mengurangi jumlah masyarakat miskin di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tambunan (2011:155) yaitu terdapat hubungan positif antara jumlah pengangguran dengan kemiskinan yaitu semakin besar jumlah pengangguran maka semakin besar pula kemiskinan, tapi apabila jumlah pengangguran menurun maka kemiskinan juga ikut menurun. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Barika (2013) yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah, Pengangguran dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Se Sumatera. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengangguran terhadap kemiskinan se Sumatera. Pengaruh Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien bertanda positif sebesar 0,005. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 5,719 > t tabel sebesar 1,77093 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Artinya apabila inflasi meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan akan meningkat sebesar 0,005. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sukirno (2002:17) yaitu akibat penting dari inflasi adalah cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat. Artinya, terdapat hubungan yang positif antara inflasi dengan kemiskinan karena apabila tingkat inflasi meningkat maka akan menyebabkan peningkatan terhadap kemiskinan dan apabila inflasi menurun, kemiskinan juga akan menurun. Karena kemiskinan dapat diukur dari taraf kemakmuran/kesejahteraan hidup seseorang. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2012) dengan judul pengaruh pendidikan, pengangguran, dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hasil penelitiannya menujukkan terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara inflasi terhadap kemiskinan di KTI. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Kemiskinan di Indonesia Tahun Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Hal ini dapat dilihat pada Tabel F yang menyatakan bahwa F hitung 18,233 > F tabel 3,41 dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. Selain itu, berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh nilai R square sebesar 0,808 yang artinya 80,80% perubahan pada variabel dependen (kemiskinan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi) sedangkan sisanya sebesar 19,20% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka kemiskinan akan berkurang, apabila pengangguran berkurang maka kemiskinan juga akan menurun dan apabila tingkat inflasi meningkat maka kemiskinan juga akan meningkat.

10 Kesimpulan PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien sebesar -0,028. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 4,787 > t tabel sebesar 1,77093 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Artinya apabila pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar satu satuan maka akan menurunkan kemiskinan sebesar 0,028%. 2. Variabel pengangguran mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil koefisien sebesar 0,301. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung 2,517 > t tabel 1,77093 dengan taraf signifikan sebesar 0,026 < 0,05. Artinya apabila pengangguran meningkat sebesar satu satuan maka jumlah kemiskinan akan meningkat sebesar 0,301. Semakin tinggi pengangguran maka kemiskinan akan meningkat, dan apabila pengangguran menurun maka kemiskinanpun juga ikut menurun. 3. Variabel inflasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil koefisien sebesar 0,005. Nilai koefisien ini signifikan karena nilai t hitung, 5,719 > t tabel sebesar 1,77093 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Artinya apabila inflasi meningkat sebesar satu satuan maka kemiskinan akan meningkat sebesar 0,005. Semakin tinggi tingkat inflasi yang terjadi maka kemiskinanpun ikut meningkat, begitu juga sebaliknya. 4. Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia tahun Saran Hal ini dapat dilihat pada Tabel F yang menyatakan bahwa F hitung 18,233 > F tabel 3,41 dengan nilai sig 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan H 0 ditolak, artinya terdapat pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 1. Karena pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan maka pemerintah (BUMN) sebaiknya melakukan pembangunan insfrastruktur. Dengan adanya kerjasama yang baik dengan swasta, diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi dan juga sebagai sumber pertumbuhan bagi Indonesia. Karena apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka kemiskinan akan berkurang sehingga dengan adanya pembangunan infrastruktur tersebut dapat memicu peningkatan pertumbuhan ekonomi sehingga kemiskinan berkurang. 2. Pemerintah seharusnya memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang kurang mampu dalam hal pencarian atau kesempatan kerja di daerahnya masingmasing agar terjadi penurunan tingkat kemiskinan misalnya dengan memberikan pinjaman lunak tanpa agunan untuk modal kerja usaha kecil. 3. Untuk mengatasi inflasi dalam jangka panjang sebaiknya menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang sangat rendah misalnya hanya mencapai sekitar dua atau empat persen setahun. Kemudian pemerintah perlu melakukan kebijakan menurunkan tingkat inflasi ke tingkat yang rendah apabila inflasi yang terjadi sangat tinggi. DAFTAR PUSTAKA Barika. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengeluaran Pemerintah, Pengangguran dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Se Sumatera. Ekonomi Dan Perencanaan Pembangunan, 05 nomor 1, Fitri, A.(2012). Pengaruh Pendidikan, Pengangguran Dan Inflasi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kawasan Timur Indonesia (KTI) Periode Ekonosain, x no 2,

11 Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Gaung Pers). Jakarta. Lincolin, A. (2004). Ekonomi Pembangunan (STIE YKPN). Yogyakarta. Micheal, T. (2006). Pembangunan Ekonomi (Erlangga). Jakarta. Murni, A. (2013). Ekonomika Makro (PT. Refika). Bandung. Putri, I. A. S. M. (2013). Beberepa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Bali, 2 nomor 10, Sukirno, S. (2002). Makro Ekonomi Teori Pengantar (PT. Raja G). Jakarta. Tambunan, T. (2001). Perekonomian Indonesia (Ghalia Ind). Jakarta. Tambunan, T. (2011). Perekonomian Indonesia Beberapa Masalah Penting (Ghalia Ind). Jakarta.

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI 10090147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE PENGARUH PENDIDIKAN, PENGANGGURAN DAN KESEHATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI SUMATERA BARAT JURNAL ADDIANA RISE 11090270 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM.

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG. Oleh AMINAH NPM. 1 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN KONSUMSI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA PADANG Oleh AMINAH NPM. 09090201 Disetujui: Pembimbing 1 Pembimbing II Dra. Yenni Del Rosa,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI NAGARI TANJUNG KABUPATEN SIJUNJUNG E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : YULIA

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN INVESTASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA PADANG JURNAL

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN INVESTASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA PADANG JURNAL PENGARUH TINGKAT KESEHATAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN INVESTASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA PADANG JURNAL Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana pendidikan (strata 1) DORA LISNAWATI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi... ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INVESTASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TANGERANG PADA TAHUN 2009 2015 STIE Insan Pembangunan e-mail :

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Kemiskinan merupakan gambaran kehidupan di banyak

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN

PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN PENGARUH NILAI PDRB, TINGKAT UPAH DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI BALI TAHUN 2003-2012 Ni Kadek Murniasih1, Ketut Dunia1, Made Ary Meitriana2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (Tannia Octasari) 495 PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN 2009-2013 THE EFFECT OF ECONOMIC

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan Ryan Z., Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan... 187 Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2000-2014 NADIA IKA PURNAMA Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : nadiaika95@gmail.com

Lebih terperinci

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi

Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap kemiskinan di Kota Jambi Syahrur Romi; Etik Umiyati Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi E-mail korespondensi: syahrurromi2@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN

PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN PENGARUH PDRB, INFLASI DAN UMR TERHADAP PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR TAHUN 1994 2013 Mualif Ainur Rohman, Mamak Moh. Balafif, Susi Tri Wahyuni Prodi Ekonomi Pembangunan Ekonomi Universitas Bhayangkara

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS PENGARUH PRODUKSI, UPAH, DAN UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA SEKTOR INDUSTRI BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 1998-2012 ARTIKEL PUBLIKASI Disusun oleh: M. Misbahul

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 1995 2013 Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Oleh YULIANITA RATNA DWIHAPSARI B

Oleh YULIANITA RATNA DWIHAPSARI B ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INFLASI DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA (2000-2015) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 NI RAI ARTINI Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Pembangunan nasional merupakan rangkaian

Lebih terperinci

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Rezky Fatma Dewi Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Gambaran Umum Subyek penelitian Penelitian ini tentang pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat kesempatan kerja terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten/kota

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel independen. Tabel 4.1 Sumber : output SPSS Dari tabel diatas dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang menghadapi masalah memelihara kestabilan serta masalah pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia disamping

Lebih terperinci

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN BAB 3 DESAIN PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Data Data yang dibutuhkan sebagai bahan yang akan dipakai oleh penulis adalah data sekunder. Data yang digunakan adalah : 1) Pertumbuhan Ekonomi

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( ) SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT (1996-2010) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi 57 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun 1 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Jombang Tahun 2004-2013 (The Analysis Factors That Influenced Unemployment In Jombang District In Periode 2004-2013) Setyo Tri

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURABAYA

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURABAYA PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURABAYA Irena Ade Putri Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA UTARA TAHUN 2005 SAMPAI 2015 Mangaradot Saur A. Sinaga Mahasiswa Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan E-mail : Mangaradot@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam ruang lingkup sektor pertanian. Waktu penelitian untuk mengumpulkan data

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN DI PROVINSI ACEH HOVONLY APRISTA SIMBOLON Email: ivosimbolon@gmail.com Mahasiswa Program Pascasajana, Universitas Negeri Medan

Lebih terperinci

NOVI NURUL ALIYAH B

NOVI NURUL ALIYAH B ANALISIS PENGARUH INVESTASI, JUMLAH PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN 1999-2014 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strara I pada Jurusan Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Perekonomian di Indonesia 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder berupa runtut waktu (time

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon. ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon Abstract This study aims to analyze and determine the effect of:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank 53 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia (www.bi.go.id). Bank Indonesia selaku bank sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU RI No. 23 tahun

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA Patryano G Anggara Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan e-mail

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN

PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN PENGARUH HARGA BAWANG MERAH IMPOR TERHADAP PERMINTAAN IMPOR BAWANG MERAH DI INDONESIA TAHUN 2002-2012 Julika Rahma Siagian Program Studi Ilmu Ekonomi, Pasca Sarjana, Medan Sumatera Utara Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja 75 BAB V ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja (X2), upah tenaga kerja (X3),

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate in Jember Regency

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate in Jember Regency Riza et al., Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember 117 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran di Kabupaten Jember Factors Affecting of Unemployment Rate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akandibahas mengenai teori yang menjadi dasar pokok permasalahan. Teori yang akan dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan, Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang

BAB III METODE PENELITIAN. periode amatan antara tahun Alasan pemilihan pemilihan tahun yang BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, serta IHSG yang dibatasi pada penutupan tiap akhir bulan

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKSPOR TERHADAP PDRB SEKTOR INDUSTRI DI KOTA SEMARANG TAHUN

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKSPOR TERHADAP PDRB SEKTOR INDUSTRI DI KOTA SEMARANG TAHUN Halaman 1-8 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jme ISSN (Online): 2337-3814 PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA, DAN EKSPOR TERHADAP PDRB SEKTOR INDUSTRI DI KOTA SEMARANG TAHUN 1993-2010 Batari Saraswati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan nilai GDP (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa melihat apakah kenaikan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas terutama yang berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi.

Lebih terperinci

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROPINSI SULAWESI SELATAN Rasdiah Rasyid Universitas Patria Artha Makassar email: rasdiah.rasyid@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan ritel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2015. Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang telah berhasil dikumpulkan, serta permasalahan dan hipotesis yang telah ditetapkan pada bab bab sebelumnya, maka penulis akan membahas variabel variabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendapatan margin pembiayaan murabahah dan pendapatan bagi hasil pembiayaan mudharabah terhadap NPM

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA Indria Ukrita 1) ABSTRACTS Coffee is a traditional plantation commodity which have significant role in Indonesian economy,

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba

ABSTRAK. : Agresivitas Pajak, Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh likuiditas, leverage, dan manajemen laba terhadap tingkat agresivitas pajak perusahaan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Palembang. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel yang memiliki pengaruh terhadap kesempatan kerja,

Lebih terperinci

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi

Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Pengaruh pendidikan, upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi Fitri Mahasiswa Prodi Ekonomi Pembangunan Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar strata I pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) DAMPAK PERTUMBUHAN SEKTOR EKONOMI BASIS TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI Imelia, Hardiani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH DESTINASI WISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH TAMU HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG TAHUN

PENGARUH JUMLAH DESTINASI WISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH TAMU HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG TAHUN PENGARUH JUMLAH DESTINASI WISATA, JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN DAN JUMLAH TAMU HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2001-2013 Oleh: Septiadi Harianto Nilmadesri Rosya Rian Hidayat Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah minimum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan pengangguran terhadap tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah Sjafrizal (2008) menyatakan kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: inflation rate, economic growth, and restaurant tax revenue.

ABSTRACT. Keywords: inflation rate, economic growth, and restaurant tax revenue. ABSTRACT The purpose of this research is to determine whether the inflation rate and economic growth affect the restaurant tax revenue on Tax Services Office of Bandung either partially or simultaneously.

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Oleh: JELLY SASTRA PIKA 12090038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat dari pertumbuhan angka

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 1 Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013 (Analysis of The Effect of Unemployment, Poverty and Health

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan rendahnya tingkat pendidikan, dan tingkat pendidikan yang rendah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan persoalan yang kompleks. Kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan masalah rendahnya tingkat pendapatan dan konsumsi, tetapi berkaitan juga dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat. Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian 1. Statistik Deskriptif Deskripsi data dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non-

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non- III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Bank BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non- Performing

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI ANALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK, PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. ANALISIS PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR (KURS), DAN INDEKS DOW JONES TERHADAP INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Pertanyaan beranjak dari benarkah semua indikator ekonomi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016:

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016: ANALISIS PENGARUH PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP KEMISKINAN DI ACEH Feby Ade Surya Ningsih 1*, Mohd. Nur Syechalad 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dan faktorfaktor tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUKTIVITAS SEKTORAL DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DI JAWA TENGAH PADA TAHUN

PENGARUH PRODUKTIVITAS SEKTORAL DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DI JAWA TENGAH PADA TAHUN PENGARUH PRODUKTIVITAS SEKTORAL DAN LAJU PDRB TERHADAP TINGKAT KETIMPANGAN PENDAPATAN DI JAWA TENGAH PADA TAHUN 2006 2015 Oleh: Rose Gita Cahya Saputri Rosegitacahyasaputri@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Economic Growth, Budget Deficit, Foreign Direct Investment. Abstrak

Abstract. Keywords: Economic Growth, Budget Deficit, Foreign Direct Investment. Abstrak DAMPAK DEFISIT ANGGARAN DAN PENANAMAN MODAL ASING TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Hafiz Defarahmi 1*, Zulkifli 2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas

Lebih terperinci

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Industri perbankan merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam perkembangan perekonomian. Berikut ini adalah profil 10 Bank terbesar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS). Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret

Lebih terperinci

PENGARUH PEKERJAAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI PT. BPR-LPN PANAMPUNG KABUPATEN AGAM JURNAL.

PENGARUH PEKERJAAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI PT. BPR-LPN PANAMPUNG KABUPATEN AGAM JURNAL. PENGARUH PEKERJAAN, LINGKUNGAN KELUARGA DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PENGAMBILAN KREDIT DI PT. BPR-LPN PANAMPUNG KABUPATEN AGAM JURNAL Oleh : RAHMAT BUDIMAN 11090266 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH

Lebih terperinci