BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang tahun ajaran 2015/2016 yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang tahun ajaran 2015/2016 yang"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran langsung diterapkan pada subjek penelitian peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 orang dan guru (peneliti). Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan ajar peserta didik (BAPD), dan kisi-kisi tes hasil belajar. Teknik analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif yang umumnya berupa skor rata-rata, proporsi dan presentase. Berikut ini akan diuraikan hasil analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran diperoleh dari dua orang pengamat yakni ibu Dra.Yohana Elen Segu, M.Pd sebagai pengamat I sekaligus guru mata pelajaran IPA SMP Negeri 1 Kupang dan Yane Yustisanti Putri sebagai pengamat II. Instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai guru dalam mengelolah proses pembelajaran dikelas dengan menerapkan model pembelajaran langsung adalah dengan menggunakan lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran dinilai saat proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sedangkan perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dinilai menggunakan instrumen penilaian perencanaan dan evaluasi pembelajaran dengan melihat perangkat

2 pembelajaran yang telah diberikan. Hasil kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang dinilai oleh kedua pengamat dapat dilihat pada Tabel berikut ini: No Tabel 4.1 Hasil Analisis Penilaian Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Langsung Aspek yang dinilai RPP 01 Skor RPP 02 PERENCANAAN PEMBELAJARAN Rata-Rata Kategori 1 Silabus Baik 2 Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) Baik Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Baik 4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Baik Rata-Rata Baik PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1 Kegiatan pendahuluan Baik 2 Kegiatan inti Baik 3 Kegiatan penutup Baik 4 Pengelolaan waktu Baik 1 Rata-Rata Baik EVALUASI PEMBELAJARAN Guru menulis/membuat kisi-kisi tes hasil belajar produk lengkap dengan kunci jawabannya 2 Guru menulis/membuat tes hasil belajar produk 3 Guru menulis/membuat kisi-kisi tes hasil belajar afektif dan psikomotor 4 Guru menulis/membuat tes hasil belajar afektif dan psikomotor Baik Baik Baik Baik 5 Guru menetapkan klasifikasi butir soal Baik 6 Guru membuat indikator butir soal Baik Rata-Rata Baik Sumber: Data olahan Peneliti

3 Berdasarkan Tabel 4.1 hasil analisis penilaian kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran secara berturut-turut untuk rata-rata skornya adalah 3.91, 3.70 dan 4.00 dengan kategori baik. Pada penilaian perencanaan pembelajaran untuk keempat aspek yang dinilai yaitu silabus dengan rata-ratanya 4.00 dan kategori baik, BAPD dengan rataratanya 4.00 dan kategori baik, RPP dengan rata-ratanya 3.81 dan kategori baik dan LKPD dengan rata-ratanya 3.83 dan kategori baik. Total rata-rata untuk RPP 01 dan RPP 02 secara berturut-turut adalah 3.89 dengan kategori baik dan 3.92 dengan kategori baik juga. Pada penilaian pelaksanaan pembelajaran untuk keempat aspek yang dinilai yakni kegiatan pendahuluan diperoleh rata-rata 4.00 dengan kategori baik, kegiatan inti diperoleh rata-rata 3.95 dengan kategori baik, kegiatan penutup diperoleh 3.37 dengan kategori baik dan pengelolaan waktu diperoleh rata-rata 3.5 dengan kategori baik. Total skor rata-rata untuk RPP 01 dan RPP 02 adalah 3.73 dan 3.67 dengan kategori baik. Sedangkan pada penilaian evaluasi pembelajaran untuk keenam aspek yang dinilai yakni kisi-kisi THB produk, THB produk, kisi-kisi THB afektif dan psikomotor, THB afektif dan produk, klasifikasi butir soal dan indikator butir soal diperoleh skor rata-rata secara berturut-turut adalah 4.00, 4.00, 4.00, 4.00, 4.00 dan 4.00 dengan total skor rata-rata untuk RPP 01 adalah 4.00 dengan kategori baik dan untuk RPP dengan kategori baik pula. Hasil analisis penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada Tabel 4.1 di atas dapat pula dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.1 berikut ini.

4 Silabus BAPD RPP LKPD Perencanaan Pembelajaran RPP 01 RPP 02 Gambar 4.1 Diagram Penilaian Perencanaan Pembelajaran Diagram penilaian perencanaan pembelajaran di atas menunjukan bahwa untuk RPP 01 skor tertingginya yaitu silabus dan BAPD dengan masing-masing skornya adalah 4.00, sedangkan LKPD skornya adalah 3.83 dan skor paling terendahnya adalah pada RPP yaitu Total skor rata-rata penilaian perencanaan pembelajaran untuk kedua RPP adalah Hasil analisis penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran pada Tabel 4.1 di atas juga dapat dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut ini RPP 01 RPP 02 Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Pengelolaan Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Gambar 4.2 Diagram Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

5 Diagram analisis penilaian pelaksanaan pembelajaran di atas menunjukan bahwa untuk RPP 01 skor tertingginya pada kegiatan pendahuluan yakni 4, kegiatan inti memiliki skor 3.95 dan skor terendahnya pada kegiatan penutup dan pengelolaan waktu. Sedangkan pada RPP 02 skor tertingginya juga pada kegiatan pendahuluan yakni 4.00, kegiatan inti 3.95, pengelolaan waktu 3.5 dan skor terendahnya pada kegiatan penutup yakni Hasil analisis penilaian evaluasi pembelajaran pada Tabel 4.1 di atas dapat pula dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.3 di bawah ini 4 3 Kisi-kisi THB Produk THB Produk RPP 01 RPP 02 Evaluasi Pembelajaran Kisi-kisi THB Afektif dan Psikomotor THB Afektif dan Psikomotor Klasifikasi Butir Soal Gambar 4.3 Diagram Penilaian Evaluasi Pembelajaran Diagram analisis penilaian evaluasi pembelajaran di atas menunjukan bahwa pada RPP 01 dan RPP 02 memiliki skor yang sama yakni 4.00 dengan kategori baik. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran langsung dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut Tabel 4.2 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Langsung Reliabilitas instrumen (%) Aspek yang diamati Rata-rata RPP 01 RPP 02 Perencanaan

6 Pelaksanaan Evaluasi Sumber : Data Olahan Peneliti Tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran langsung untuk RPP 01 dan RPP 02 semuanya di atas 75% yakni 100% dengan rata-rata 100% juga. Dengan demikian instrumen ini dapat digunakan untuk pengambilan data. Hasil analisis penilaian evaluasi pembelajaran pada Tabel 4.2 di atas dapat pula dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.4 di bawah ini % 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi RPP 01 RPP 02 Gambar 4.4 Diagram Reliabilitas Instrumen Diagram 4.4 di atas menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen untuk RPP 01dan RPP 02 memiliki total skor rata-rata 100%. 2. Ketuntasan indikator hasil belajar (IHB) a. Indikator hasil belajar produk Ketuntasan indikator hasil belajar produk peserta didik diketahui dengan menggunakan tes hasil belajar (THB) produk yang diberikan kepada peserta didik

7 kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang pada materi pokok gerak dengan 6 indikator pencapaian. Data tentang ketuntasan enam indikator secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut No Tabel 4.3 Analisis Ketuntasan IHB Produk dan Sensivitas Butir Soal Indikator Hasil Belajar 1 Menemukan ciri Gerak Lurus Beraturan (GLB) PBS NS IS U1 U PIHB Ketuntasan 0.82 Tuntas 2 Menemukan persmaan laju yang ditempuh 3 Menyelidiki Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat beraturan Tuntas 0.78 Tuntas 4 Mendefenisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan setiap waktu 5 Menerapkan konsep kecepatan dan kelajuan dalam kehidupan seharihari Tuntas Tuntas

8 6 Mengaplikasikan GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari-hari Tuntas Rata-Rata Tuntas Sumber : Data Olahan Peneliti Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada indikator pertama yakni menemukan ciri gerak lurus beraturan memiliki skor P IHB adalah 0.82 dengan kategori tuntas. Pada indikator kedua yakni menemukan persamaan laju yang ditempuh memiliki skor P IHB adalah 0.92 dengan kategori tuntas. Pada indikator ketiga yakni menyelidiki gerak lurus berubah beraturan dipercepat beraturan memiliki skor P IHB adalah 0.78 dengan kategori tuntas. Pada indikator keempat yakni mendefenisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan tiap satuan waktu memiliki skor P IHB adalah 0.81 dengan kategori tuntas. Pada indikator kelima yakni menerapkan konsep kecepatan dan kelajuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki skor P IHB adalah 0.86 dengan kategori tuntas. Pada indikator keenam yakni mengaplikasikan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari memiliki skor P IHB adalah 0.88 dengan kategori tuntas. Sehingga skor rata-rata P IHB untuk keenam IHB produk yang termuat dalam 25 butir soal adalah 0.84 dengan kategori tuntas. Skor rata-rata proporsi butir soal (PB) dari 25 butir soal yang diberikan pada peserta didik pada tes awal dan tes akhir adalah 0.34 dan Sedangkan indeks sensivitas soal untuk 25 butir soal ada dua butir soal yang nilai sensitivitasnya 0.30 yakni soal nomor 2

9 dan 5 pada indikator pertama namun skor rata-rata indeks sensitivitas untuk 25 butir soal tersebut 30 yakni Data proporsi indikator hasil belajar (IHB) produk pada Tabel 4.3 dapat dilihat pula pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.5 berikut Nomor Soal U1 U2 Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan IHB Produk Gambar 4.4 diagram ketuntasan indikator hasil belajar produk di atas menunjukkan bahwa 6 indikator hasil belajar semuanya tuntas dengan P IHB tertinggi 0.92 pada indikator kedua yakni menemukan persamaan laju yang ditempuh dan P IHB terendah 0.78 pada indikator ketiga yakni menyelidiki gerak lurus berubah beraturan dipercepat beraturan. b. Indikator hasil belajar afektif Hasil belajar afektif digunakan untuk mengetahui sikap dan minat peserta didik terhadap pembelajaran. Ada 5 indikator yang digunakan untuk mengukur sikap dan minat peserta didik selama proses pembelajaran. Secara ringkas, hasil perhitungan aspek afektif peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut

10 No Tabel 4.4 Analisis Indikator Hasil Belajar Afektif PBA Rata- Indikator Hasil Belajar Ket Rata RPP 01 RPP 02 Disiplin dalam mengikuti 1 pelajaran T Bekerja sama dalam 2 kelompok T Partisipasi aktif dalam 3 kerja kelompok T Menghargai ide/pendapat 4 teman T Jujur dalam kerja dan 5 tanggung jawab dalam menggunakan alat dan T bahan Rata-Rata PIHB T Sumber : Data Olahan Peneliti Berdasarkan Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa dari 5 indikator hasil belajar untuk masing-masing RPP semuanya tuntas karena proporsinya 0.75 yaitu berkisar antara 0.80 hingga Untuk RPP 01 memiliki rata-rata 0.88 dan pada RPP 02 memiliki rata-rata 0.88 juga. Sedangkan total rata-rata untuk RPP 01 dan RPP 02 adalah 0.88 pula dengan kategori tuntas. Data tersebut dapat juga dilihat pada Gambar 4.6 berikut ini Indikator Hasil Belajar Afektif Gambar 4.6 Diagram IHB Afektif

11 Gambar 4.6 diagram IHB afektif di atas menunjukan proporsi ketuntasan indikator hasil belajar afektif terendah terdapat pada aspek pertama yakni disiplin dalam mengikuti pelajaran dengan nilai 0.8 sedangkan proporsi ketuntasan indikator hasil belajar afektif tertinggi terdapat pada aspek kelima yakni jujur dalam kerja dan tanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan dengan nilai c. Indikator hasil belajar psikomotor Ketuntasan indikator hasil belajar psikomotor peserta didik diketahui dengan menggunakan lembar penilaian tes hasil belajar psikomotor. Penilaian dilakukan melalui pengamatan terhadap 36 peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang pada saat melakukan eksperimen dalam proses pelaksanaan pembelajaran materi pokok gerak. Data hasil analisis ketuntasan IHB psikomotor, dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini Tabel 4.5 Analisis Indikator Hasil Belajar Psikomotor PBA No Indikator Hasil Belajar RPP RPP Ketepatan dalam merangkai alat (dua buah mobil mainan dan seutas 0.80 benang) 2 Ketepatan dalam menggunakan alat 0.80 dan bahan praktikum 3 Ketepatan dan teliti dalam melakukan percobaan (mengamati 0.80 kedudukan kedua mobil) 4 Ketepatan dalam merangkai 0.80 alat(mobil mainan, ticker timer dan

12 papan luncur) 5 Ketepatan dalam menggunakan alat dan bahan praktikum Ketepatan dan teliti dalam melakukan percobaan (mengamati hasil ketikan ticker timer pada 0.70 rekaman pita ticker timer) Rata-Rata PIHB 0.78 Ketuntasan T Sumber : Data Olahan Peneliti Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.5 di atas, menunjukan bahwa skor P IHB psikomotor untuk RPP 01 dan RPP 02 secara berturut-turut adalah 0.80 dan 0.76 dan skor rata-ratanya adalah 0.78 dengan kategori tuntas. Secara terperinci data P IHB psikomotor pada Tabel 4.5 di atas dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini RPP 01 RPP 02 Indikator Hasil Belajar Psikomotor Gambar 4.7 Diagram Indikator Hasil Belajar Psikomotor Berdasarkan Gambar 4.7 di atas menunjukkan bahwa untuk RPP 01 dan RPP 02 dari 6 indikator hasil belajar psikomotor semuanya tuntas dengan P IHB tertinggi pada RPP 01 yaitu 0.8 dan P IHB terendah pada RPP 02 yaitu Ketuntasan hasil belajar

13 a. Ketuntasan hasil belajar produk Ketuntasan hasil belajar produk peserta didik dinilai dengan menggunakan instrumen THB produk yang diberikan kepada 36 peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang. Hasil analisis ketuntasan tes hasil belajar produk peserta didik secara individu dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini Tabel 4.6 Analisis Ketuntasan THB Produk No KPD P THB Peningkatan U1 U2 PTHB Ketuntasan 1 AJK Tuntas 2 ANOP Tuntas 3 APA Tuntas 4 ANH Tuntas 5 AS Tuntas 6 BKAA Tuntas 7 CMF Tuntas 8 CFM Tuntas 9 DKRS Tuntas 10 DVDAA Tuntas 11 EZL Tuntas 12 FJT Tuntas 13 GAP Tuntas 14 GAR Tuntas 15 GPF Tuntas 16 GNUTL Tuntas 17 IBAW Tuntas 18 IPW Tuntas 19 ICI Tuntas 20 JWLP Tuntas 21 JL Tuntas 22 KSK Tuntas

14 23 KTS Tuntas 24 MAS Tuntas 25 MK Tuntas 26 NIH Tuntas 27 NM Tuntas 28 PKAP Tuntas 29 RT Tuntas 30 RFM Tuntas 31 SAP Tuntas 32 SJPS Tuntas 33 SEL Tuntas 34 WKD Tuntas 35 YWL Tuntas Lanjutan tabel YAVM Tuntas PTHB Tuntas Sumber : Data Olahan Peneliti Data hasil analisis ketuntasan hasil belajar produk peserta didik pada Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata ketuntasan THB produk dari 36 peserta didik untuk tes awal dan tes akhir adalah 0.34 dan 0.85 dan rata-rata peningkatan proporsi 0.50 dengan kategori tuntas. Secara lebih rinci data hasil analisis THB produk dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut

15 P THB Jumlah Peserta Didik U1 U2 Gambar 4.8 Diagram Ketuntasan Tes hasil Belajar Produk Pada Gambar di atas menunjukkan bahwa nilai hasil belajar produk peserta didik pada tes awal (U1) berkisar antara 0.2 hingga 0.52 dengan rata-rata Sedangkan pada tes akhir (U2) berkisar antara 0.76 hingga 0.96 dengan rata-rata Pada tes awal (U1) peserta didik yang memiliki nilai tertinggi hanya ada satu orang yaitu Cindy Fhillipine Mure (CFM) dengan nilai 0.52, sedangkan peserta didik yang memiliki nilai terendah pada tes awal (U1) ada empat orang yakni Alessandro N. O. Pellu (ANOP), Andien P. Alberthus (APA), Ariyanto Sunbanu (AS) dan William Kana Djara (WKD) dengan nilai Pada tes akhir (U2) peserta didik yang memiliki nilai tertinggi ada tiga orang yakni Adi Juanito Taklal (AJK), Kharisjer Septyodi Kedoh (KSK) dan Margaretha A. Serang (MAS) dengan nilai 0.96, sedangkan peserta didik yang memiliki nilai terendah ada lima orang yakni Daud K. R. Samoi (DKRS), Dichna V. D. A. Alves (DVDAA), Ivanna Chrystin Ikalor (ICI), Stephanie Eryana Lay (SEL) dan Yoseph Wolo Lada (YWL) dengan nilai 0.76.

16 b. Ketuntasan hasil belajar afektif Hasil belajar afektif digunakan untuk mengetahui sikap dan minat peserta didik terhadap pembelajaran maka digunakan tes hasil belajar afektif dan diamati oleh dua pengamat. Data hasil analisis tes hasil belajar afektif peserta didik, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini Tabel 4.7 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif Skor Pada No KPD RPP RPP RPP Rata-Rata Ket AJT T 2 ANOP T 3 APA T Lanjutan Tabel ANH T 5 AS T 6 BKAA T 7 CMF T 8 CFM T 9 DS T 10 DA T 11 EZL T 12 FT T 13 GAP T 14 GAR T 15 GPF T 16 GNUTL T 17 IBAW T 18 IPW T 19 ICI T 20 JWLP T 21 JL T 22 KSK T 23 KTS T 24 MAS T

17 PTHB Afektif 25 MK T 26 NIH T 27 NM T 28 PKAP T 29 RT T 30 RFM T 31 SAP T 32 SJPS T 33 SEL T 34 WKD T 35 YWL T 36 YM T Rata-Rata PTHB 0.85 T Sumber : Data Olahan Peneliti Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa 36 peserta didik mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu yaitu 0.75 dengan rentang proporsi antara 0.80 hingga 1.00 dan diperoleh rata-rata P IHB adalah 0.85 dengan kategori tuntas. Data di atas dapat juga dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.9 di bawah ini Jumlah Peserta Didik Gambar 4.9 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Afektif

18 Berdasarkan Gambar 4.9 di atas menunjukkan bahwa proporsi hasil belajar peserta didik berkisar dari 0.80 hingga Peserta didik yang memiliki skor rata-rata hasil belajar tertinggi ada tiga orang yakni pada nomor urut 4, 17 dan 24. c. Ketuntasan hasil belajar psikomotor Ketuntasan hasil belajar psikomotor peserta didik diketahui dengan menggunakan lembar penilaian tes hasil belajar psikomotor. Penilaian dilakukan melalui pengamatan terhadap 36 peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang pada saat melakukan eksperimen dalam proses pelaksanaan pembelajaran materi pokok gerak. Data hasil analisis hasil belajar psikomotor peserta didik, dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini Tabel 4.8 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor No KPD PTHB Ketuntasan 1 AJT 0.83 T 2 ANOP 0.83 T 3 APA 1.00 T 4 ANH 1.00 T 5 AS 0.83 T 6 BKAA 1.00 T 7 CMF 1.00 T 8 CFM 1.00 T 9 DS 1.00 T 10 DA 0.83 T 11 EZL 0.83 T 12 FT 0.83 T 13 GAP 1.00 T 14 GAR 1.00 T 15 GPF 0.83 T 16 GNUTL 1.00 T 17 IBAW 1.00 T 18 IPW 1.00 T 19 ICI 1.00 T

19 20 JWLP 1.00 T 21 JL 1.00 T 22 KSK 0.83 T 23 KTS 0.83 T 24 MAS 1.00 T 25 MK 0.83 T 26 NIH 1.00 T 27 NM 0.83 T 28 PKAP 1.00 T 29 RT 1.00 T 30 RFM 0.83 T 31 SAP 0.83 T 32 SJPS 1.00 T Lanjutan tabel SEL 1.00 T 34 WKD 0.83 T 35 YWL 1.00 T 36 YM 0.83 T Rata-Rata 0.93 T Sumber : Data Olahan Peneliti Berdasarkan Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 36 peserta didik semuanya tuntas karena PTHB 0.75 dengan rentangan nilai dari 0.83 hingga 1.00 dan diperoleh rata-rata PTHB 0.93 dengan kategori tuntas. Data di atas dapat dilihat juga pada Gambar 4.10 berikut ini Jumlah Peserta Didik

20 Gambar 4.10 Diagram Ketuntasan THB Psikomotor Gambar 4.10 diagram ketuntasan THB psikomotor menunjukan proporsi ketuntasan tes hasil belajar terdapat lima belas peserta didik dengan proporsi nilai terendah yaitu AJT, ANOP, AS, DVDAA, EZL, FT, GPF, KSK, KTS, MK, NM, RFM, SAP, WKD dan YM dengan nilai 0,83. Sedangkan proporsi ketuntasan tes hasil belajar psikomotor tertinggi diperoleh oleh dua puluh satu peserta didik yakni APA, ANH, BKAA, CMF, CFM, DS, GAP, GAR, GNUTL, IBAW, IPW, ICI, JWLP, JL, MAS, NIH, PKAP, RT, SJPS, SEL dan YWL dengan proporsi nilai 1,00. d. Respon peserta didik Data respon peserta didik terhadap proses pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran langsung diperoleh dengan menggunakan lembar isian respon peserta didik yang diberikan kepada 36 peserta didik kelas VII A SMP Negeri 1 Kupang. Komponen yang dinilai meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaan waktu, dan suasana kelas. Hasil analisis respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.9 dihalaman berikut

21 No Aspek yang diamati/pernyataan 1 Kegiatan Pendahuluan Guru memotivasi saya dan a teman-teman pada awal pembelajaran Guru menuliskan topik dan menyampaikan tujuan b pembelajaran kepada saya dan teman-teman. 2 Kegiatan Inti Eksplorasi Tabel 4.9 Analisis Respon Peserta Didik Capaian Indikator (%) a Guru menyajikan materi kepada saya dan temanteman secara bertahap 87 Guru membimbing saya dan b teman-teman untuk 91 berdiskusi Guru memberi contoh soal c dan meminta saya dan teman-teman mengerjakan 92 soal di papan Guru mengoreksi jawaban d saya dan teman-teman dan 91 menjelaskan ulang Elaborasi Guru membimbing saya dan a teman-teman dalam 81 kelompok Guru membagikan LKPD b kepada saya dan temanteman 88 c Guru menjelaskan langkah 97 Rata- Rata Capaian Indikator Ket 78.5 Baik Sangat Baik

22 kerja yang ada dalam LKPD kepada saya dan temanteman d Guru meminta saya dan teman-teman untuk 89 mengerjakan LKPD e Guru membimbing saya dan teman-teman dalam melakukan eksperimen 82 Konfirmasi Guru menunjuk salah satu wakil kelompok a kami/kelompok lain untuk 85 mempresentasikan hasil diskusi b Guru memberi kesempatan kepada kelompok kami/kelompok lain untuk 86 menanggapi kelompok yang presentasi c Guru memberi kesempatan kepada saya dan temanteman untuk bertanya 88 3 Kegiatan Penutup Guru memberi penghargaan a kepada kelompok 69 kami/kelompok lain b Guru bersama saya dan teman-teman membuat rangkuman keseluruhan Baik materi yang baru saja dipelajari c Guru memberikan tugas kepada saya dan temanteman 87 4 Pengelolaan Waktu Guru memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu Baik 5 Suasana Kelas Lanjutan tabel 4.9 Saya dan teman-teman a antusias terhadap 78 pembelajaran 79.5 Baik Guru antusias dalam proses b pembelajaran 81

23 Rata-Rata Baik Sumber : Data Olahan Peneliti Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.9 menunjukan bahwa respon peserta didik terhadap komponen pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada aspek I yakni kegiatan pendahuluan diperoleh rata-rata capaian indikator adalah 78.5% dengan kategori baik. Pada aspek pertama ada dua sub aspek yaitu sub aspek yang pertama yakni guru memotivasi saya dan temanteman pada awal pembelajaran diperoleh capaian indikator sebesar 65%, pada sub aspek kedua yakni guru menuliskan topik dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada saya dan teman-teman diperoleh capaian indikator sebesar 92%. Pada aspek II yakni kegiatan inti diperoleh rata-rata capaian indikator sebesar % dengan kategori sangat baik, aspek II ada tiga kegiatan yang terdapat sub-sub aspek II yakni kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi ada empat sub aspek yaitu sub aspek yang pertama yakni guru menyajikan materi kepada saya dan kepada teman-teman, diperoleh capaian indikator sebesar 87%, sub aspek kedua yakni guru membimbing saya dan teman-teman untuk berdiskusi, diperoleh capaian indikator sebesar 91%, sub aspek ketiga yakni guru memberi contoh soal dan meminta saya dan teman-teman mengerjakan soal dipapan tulis, diperoleh capaian indikator sebesar 92%, sub aspek keempat guru mengoreksi jawaban saya dan temanteman dan menjelaskan ulang, diperoleh capaian indikator sebesar 91%. Pada kegiatan elaborasi ada lima sub aspek yakni sub aspek pertama yakni guru membimbing saya dan teman-teman dalam kelompok, diperoleh capaian indikator sebesar 81%, sub aspek kedua yakni guru membagikan LKPD kepada saya dan teman-teman, diperoleh capaian indikator sebesar 88%, sub aspek ketiga yakni guru

24 menjelaskan langkah kerja yang ada dalam LKPD kepada saya dan teman-teman, diperoleh capaian indikator sebesar 97%, sub aspek keempat guru meminta saya dan teman-teman untuk mengerjakan LKPD, diperoleh capaian indikator sebesar 89% dan sub aspek kelima yakni guru membimbing saya dan teman-teman dalam melakukan eksperimen, diperoleh capaian indikator sebesar 82%. Pada kegiatan konfirmasi ada tiga sub aspek yakni aspek yang pertama yaitu guru menunjuk salah satu wakil kelompok kami/kelompok lain untuk mempresentasikan hasil diskusi, diperoleh capaian indikator sebesar 85%, sub aspek kedua yaitu guru memberi kesempatan kepada kelompok kami/kelompok lain untuk menanggapi kelompok yang presentasi, diperoleh capaian indikator sebesar 86%, sub aspek ketiga yaitu guru memberi kesempatan kepada saya dan teman-teman untuk bertanya, diperoleh capaian indikator sebesar 88%. Pada aspek III yakni kegiatan penutup diperoleh rata-rata capaian indikator sebesar 78.33% dengan kategori baik, aspek III ada tiga sub aspek yakni sub aspek yang pertama yaitu guru memberi penghargaan kepada kelompok kami/kelompok lain, diperoleh capaian indikator sebesar 69%, sub aspek kedua yaitu guru bersama saya dan teman-teman membuat rangkuman keseluruhan materi yang baru saja dipelajari, diperoleh capaian indikator sebesar 79% dan sub aspek ketiga yaitu guru memberi tugas kepada saya dan teman-teman, diperoleh capaian indikator sebesar 87%. Pada aspek IV yakni pengelolaan waktu diperoleh rata-rata capaian indikator sebesar 61% dengan kategori baik, aspek IV ini hanya ada satu sub aspek yakni guru memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, diperoleh capaian indikator sebesar 61%. Dan aspek V yakni suasana kelas diperoleh rata-rata capaian indikator sebesar 79.5% dengan kategori baik, pada aspek V ini ada dua sub aspek

25 yakni sub aspek pertama yaitu saya dan teman-teman antusias terhadap pembelajaran, diperoleh capaian indikator sebesar 78%, dan sub aspek kedua yaitu guru antusias dalam pelajaran, diperoleh capaian indikator sebesar 81%. Sehingga skor rata-rata respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran adalah 77.08% dengan kategori baik. Data hasil analisis respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran pada tabel di atas dapat dilihat pada diagram yang ditampilkan pada Gambar 4.11 berikut ini % 50.00% 0.00% Gambar 4.11 Diagram Respon Peserta Didik Diagram 4.11 respon peserta didik terhadap proses pelaksanaan pembelajaran menunjukkan rata-rata capaian indikator tertinggi adalah aspek kegiatan inti yaitu 88,08% dengan kategori sangat baik dan rata-rata capaian indikator terendah adalah aspek pengelolaan waktu yaitu 61% dengan kategori baik. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis terhadap empat masalah dalam penelitian ini yakni kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, ketuntasan indikator hasil belajar, ketuntasan hasil belajar dan respon peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran

26 maka untuk mengetahui adanya kesesuaian hasil dengan kajian teoritisnya, dilakukan pembahasan terhadap keempat masalah tersebut dengan uraian sebagai berikut 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Berdasarkan pada perincian hasil analisis kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran pada Tabel 4.1 halaman 79 menunjukkan bahwa a. Perencanaan pembelajaran Pada kegiatan perencanaan pembelajaran guru merencanakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melancarkan kegiatan pembelajaran. Aspek yang dinilai dalam perangkat pembelajaran ini adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar peserta didik (BAPD), dan lembar kerja peserta didik (LKPD). Berdasarkan hasil penilaian terhadap perangkat pembelajaran pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 halaman 80 diperoleh rata-rata untuk silabus, BAPD, RPP dan LKPD secara berturut-turut adalah 4.00, 4.00, 3.81 dan 3.83 dengan kategori baik. skor rata-rata untuk semua aspek perangkat perencanaan pembelajaran adalah 3.91 dengan kategori baik. Berdasarkan perolahan skor rata-rata untuk semua aspek perencanaan pembelajaran maka kemampuan guru dalam perencanaan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah baik. Hal ini pun berdasarkan pada Arikunto (2010: 34) mengenai kriteria penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran bahwa kriteria kemampuan guru dikatakan baik jika berada pada rentang skor Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan guru dalam merencanakan pembelajaran adalah baik. Hal itu dikarenakan bahwa sebelum guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas semua perangkat pembelajaran yang berkaitan dengan perencanaan

27 pembelajaran telah divalidasi oleh guru mata pelajaran fisika. Selain itu hal ini sesuai dengan kompetensi pedagogik yang meliputi mampu mengembangkan silabus/kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu (Rusman, 2010: 45). b. Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Aspek yang diamati dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi: 1) Kegiatan pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan guru melaksanakan fase I yakni guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan peserta didik. Pada fase ini guru memotivasi peserta didik, menyampaikan topik pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyiapkan peserta didik untuk belajar. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.2 halaman 81 menunjukkan skor rata-rata pada kegiatan pendahuluan untuk RPP 01 dan RPP 02 memiliki skor yang sama yakni 4 dan skor rata-rata untuk kedua RPP adalah 4 juga dengan kategori baik. Hal ini didasarkan pada Arikunto (2010: 34) mengenai kriteria penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran bahwa kriteria kemampuan guru dikatakan baik jika berada pada rentang skor 3,50-4,00. Berdasarkan perolehan skor rata-rata untuk kegiatan pendahuluan dari kedua RPP maka kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pendahuluan pada penelitian ini adalah baik. 2) Kegiatan inti

28 Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. a) Eksplorasi Pada kegiatan eksplorasi ini guru melaksanakan fase II yakni mendemonstrasikan ketrampilan dan pengetahuan. Pada fase ini guru menjelaskan selangkah demi selangkah materi tentang gerak. b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi ini guru melaksanakan fase III yakni memberikan latihan terbimbing. Pada fase ini guru mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok belajar secara heterogen, membagikan LKPD dan mengontrol, mendemonstrasikan eksperimen tentang gerak, memberi instruksi kepada peserta didik untuk mengerjakan LKPD dan membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan dalam melakukan eksperimen. c) Konfirmasi Pada kegiatan konfirmasi ini guru melaksanakan fase IV yakni mengecek pemahaman dan memberi umpan balik. Pada fase ini guru meminta salah satu wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi kelompok yang presentasi dan guru memberi kesempatan kepada peserta didik yang belum mengerti untuk bertanya.

29 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 halaman 79 dan Gambar 4.2 halaman 81 menunjukkan skor pada kegiatan inti untuk kedua RPP secara berturut-turut memiliki skor yang sama yakni 3.95 dan skor rata-rata untuk kedua RPP adalah 3,95 juga dengan kategori baik. Hal ini didasarkan pada Arikunto (2010: 34) mengenai kriteria penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran bahwa kriteria kemampuan guru dikatakan baik jika berada pada rentang skor 3,50-4,00. Berdasarkan perolehan skor rata-rata untuk kegiatan inti dari kedua RPP maka kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan inti pada penelitian ini adalah baik. Hal ini juga sesuai dengan kompetensi pedagogik guru yang meliputi memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu sesuai dengan kompetensi professional yang meliputi menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif, dan juga sesuai kompetensi kepribadian yang meliputi menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik (Rusman, 2010: 45). 3) Kegiatan penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman dan tindak

30 lanjut. Pada kegiatan ini guru melaksanakan fase V yaitu memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan. Dalam fase ini guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan dan memberikan tugas rumah. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 halaman 79 dan Gambar 4.2 halaman 82 menunjukkan skor pada kegiatan penutup untuk kedua RPP secara berturut-turut adalah 3.5 dan 3.25 dan skor rata-rata untuk kedua RPP adalah 3.37 dengan kategori cukup baik. Hal ini karena pada saat guru melakukan penjelasan ulang terhadap materi yang dipelajari sebelumnya ada peserta didik yang membuat kegaduhan dan tidak mendengarkan penjelasan guru. 4) Pengelolaan waktu Pengelolaan waktu yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam melaksanakan semua kegiatan dan tahap-tahap pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 halaman 79 dan Gambar 4.2 halaman 82 menunjukkan skor pada aspek penilaian terhadap pengelolaan waktu untuk kedua RPP memiliki skor yang sama yakni 3.5 dan skor rata-rata untuk kedua RPP adalah 3.5 juga dengan kategori baik. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 halaman 79 menunjukan total skor ratarata dari penilaian terhadap keempat aspek dalam pelaksanaan pembelajaran (kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dan pengelolaan waktu) adalah 3.70 dengan kategori baik, ini berarti guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. c. Evaluasi pembelajaran

31 Aspek yang dinilai dalam instrumen evaluasi pembelajaran meliputi kisi-kisi tes hasil belajar produk, kisi-kisi tes hasil belajar afektif dan psikomotor, tes hasil belajar produk, tes hasil belajar afektif dan tes hasil belajar psikomotor. Skor ratarata yang diperoleh guru untuk kegiatan yang dimaksud semuanya 4,00 dengan kategori baik. Hal ini didasarkan pada Arikunto (2010: 34) mengenai kriteria penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran bahwa kriteria kemampuan guru dikatakan baik jika berada pada rentang skor 3,50-4,00. Hal ini juga sesuai dengan kompetensi pedagogik yang meliputi melakukan penilaian dan evluasi proses dan hasil belajar; memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran (Rusman, 2010:45). Selanjutnya pada Tabel 4.2 halaman 83 dan Gambar 4.4 halaman 84 menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung untuk kedua RPP memiliki skor yang sama yakni 100% dan rata-rata untuk kedua RPP adalah 100% juga. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2009: 240) yang mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan baik jika mempunyai koefisien reliabilitas 0.75 atau 75%. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas instrumen pelaksanaan pembelajaran diperoleh rata-rata koefisisen reliabilitas 75% yaitu sebesar 99%, ini berarti instrumen pelaksanaan pembelajaran termasuk kategori baik dan dapat digunakan untuk mengungkapkan data pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung. 2. Ketuntasan indikator hasil belajar a. Ketuntasan indikator hasil belajar produk

32 Ketuntasan IHB produk peserta didik merupakan proporsi perbandingan jumlah peserta didik yang mencapai indikator dengan jumlah keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.3 halaman 85 dan Gambar 4.5 halaman 86 menunjukkan 6 indikator hasil belajar yang tersebar dalam 25 butir soal yang digunakan untuk mengukur ketuntasan IHB produk peserta didik semuanya memiliki nilai 0.75% atau 75%. Indikator I yakni menemukan ciri gerak lurus beraturan, yang terdiri dari 7 butir soal memiliki ketuntasan 0.82, indikator II yakni menemukan persamaan laju yang ditempuh, yang terdiri dari 4 butir soal memiliki ketuntasan 0.92, indikator III yakni menyelidiki gerak lurus berubah beraturan dipercepat beraturan, yang terdiri dari 5 butir soal memiliki 0.78, indikator IV yakni mendefenisikan percepatan sebagai perubahan kecepatan tiap satuan waktu, yang terdiri dari 4 butir soal memiliki ketuntasan 0.81, indikator V yakni menerapkan konsep kecepatan dan kelajuan dalam kehidupan sehari-hari, yang terdiri dari 1 butir soal memiliki ketuntasan 0.86, dan pada indikator VI yakni mengaplikasikan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari, yang terdiri dari 4 butir soal memiliki ketuntasan Skor rata-rata PIHB pada tes awal adalah 0.36 dan skor rata-rata tes akhirnya adalah 0.84 dengan skor rata-rata untuk keenam indikator adalah 0.84 dengan kategori tuntas. Berdasarkan perolehan skor rata-rata untuk semua indikator maka ketuntasan indikator hasil belajar produk adalah baik. Hal ini pun berdasarkan pada Trianto (2009: 235) mengenai ketuntasan indikator hasil belajar bahwa kriteria ideal untuk setiap indikator

33 adalah 75%. Hal ini juga karena peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik dan mengerjakan soal dengan teliti. Sedangkan nilai sensitivitas untuk 25 butir soal ada dua butir soal yang nilai sensitivitasnya 0.30 yakni soal nomor 2 dan 5 namun skor rata-rata indeks sensitivitas untuk 25 butir soal tersebut 30 yakni Hal ini berdasarkan pendapat Trianto (2009: 242) bahwa sensitivitas butir soal dikatakan baik apabila sensitivitas berada antara 0 dan 1, kriteria yang dipakai untuk menyatakan bahwa butir soal peka terhadap pembelajaran jika IS 0,30. b. Ketuntasan indikator hasil belajar afektif Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.4 halaman 87 dan Gambar 4.6 halaman 88 menunjukkan dari 5 indikator hasil belajar afektif semuanya tuntas. Pada indikator pertama yakni disiplin dalam mengikuti pelajaran, memiliki ketuntasan Indikator pertama ini juga merupakan proporsi terendah dari kedua RPP, hal ini karena pada saat pelajaran berlangsung ada beberapa peserta didik yang tidak antusias dan disiplin dalam mengikuti pelajaran, indikator kedua yakni bekerja sama dalam kelompok, memiliki ketuntasan Hal ini karena pada saat melakukan eksperimen, peserta didik saling bekerja sama dalam kelompok, indikator ketiga yakni partisipasi aktif dalam kelompok, memiliki ketuntasan Hal ini karena pada saat eksperimen dan kerja dalam kelompok peserta didik saling membantu dan berpartisipasi aktif, indikator keempat yakni menghargai ide atau pendapat teman, memiliki ketuntasan Hal ini karena pada saat berdiskusi dalam kelompok peserta didik saling bertukar ide/pendapat dan peserta didik juga saling menghargai pendapat teman, indikator kelima yakni jujur dalam

34 kerja dan tanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan, memiliki ketuntasan Indikator kelima ini juga merupakan proporsi tertinggi dari kedua RPP, hal ini karena peserta didik jujur dan bertanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan praktikum. Total untuk skor rata-ratanya adalah 0.85 dengan kategori tuntas. c. Ketuntasan indikator hasil belajar psikomotor Ketuntasan indikator hasil belajar psikomotor digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya pada saat melakukan eksperimen atau percobaan. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan indikator hasil belajar psikomotor pada Tabel 4.5 halaman 89 dan Gambar 4.7 halaman 90 menunjukkan bahwa skor rata-rata PIHB psikomotor dari kedua RPP adalah 0.8 dan 0.76 dan semuanya tuntas. Pada RPP 01 ada 3 indikator yaitu indikator pertama yakni ketepatan dalam merangkai alat (dua buah mobil mainan dan seutas benang), memiliki ketuntasan Hal ini karena peserta didik merangkai alat dan bahan dengan tepat. Indikator kedua yakni ketepatan dalam menggunakan alat dan bahan, memiliki ketuntasan Hal ini karena pada saat melakukan eksperimen peserta didik menggunakan alat dan bahan dengan benar. Indikator ketiga yakni ketepatan dan teliti dalam melakukan percobaan (mengamati kedudukan kedua mobil), memiliki ketuntasan Hal ini karena peserta didik teliti dalam melakukan percobaan. Sedangkan pada RPP 02 ada 3 indikator juga yakni indikator pertama yaitu ketepatan dalam merangkai alat dan bahan (mobil mainan, ticker timer dan papan luncur), memiliki ketuntasan Hal ini karena pada saat merangkai alat dan bahan, peserta didik melakukannya

35 dengan benar dan tepat. Indikator kedua yaitu ketepatan dalam menggunakan alat dan bahan, memiliki ketuntsan Hal ini karena peserta didik menggunakan alat dan bahan dengan benar dan tepat. Indikator ketiga yaitu ketepatan dan teliti dalam menggunakan alat dan bahan (mengamati hasil ketikan ticker timer pada rekaman pita ticker timer), memiliki ketuntasan indikator ketiga pada RPP 02 ini juga merupakan proporsi terendah. Ini disebabkan karena ada peserta didik tidak teliti dalam melakukan percobaan (menggunakan ticker timer). 3. Ketuntasan hasil belajar a. Ketuntasan hasil belajar produk Ketuntasan tes hasil belajar produk peserta didik dalam kegiatan pembelajaran diukur dengan menggunakan instrumen tes berupa tes hasil belajar produk yang terdiri dari 25 butir soal dalam bentuk pilihan ganda materi pokok gerak. Berdasarkan Tabel 4.6 halaman 88 dan Gambar 4.8 halaman 92 menunjukkan bahwa pada tes awal (U1) peserta didik yang memiliki nilai tertinggi hanya ada satu orang yaitu Cindy Fhillipine Mure (CFM) dengan nilai 0.52, hal ini karena CFM menjawab dengan baik. Sedangkan peserta didik yang memiliki nilai terendah pada tes awal (U1) ada empat orang yakni Alessandro N. O. Pellu (ANOP), Andien P. Alberthus (APA), Ariyanto Sunbanu (AS) dan William Kana Djara (WKD) dengan nilai Hal ini karena keemapat peserta didik tersebut tidak menjawab dengan teliti sehingga nilai ketuntasan tidak mencapai hasil maksimal. Pada tes akhir (U2) peserta didik yang memiliki nilai tertinggi ada tiga orang yakni Adi Juanito Taklal (AJK), Kharisjer Septyodi Kedoh (KSK) dan Margaretha A. Serang (MAS) dengan nilai 0.96, hal ini karena ketiga peserta

36 didik tersebut menjawab dengan baik dan teliti. Sedangkan peserta didik yang memiliki nilai terendah ada lima orang yakni Daud K. R. Samoi (DKRS), Dichna V. D. A. Alves (DVDAA), Ivanna Chrystin Ikalor (ICI), Stephanie Eryana Lay (SEL) dan Yoseph Wolo Lada (YWL) dengan nilai Namun dari 36 peserta didik yang mengikuti tes semua peserta didik tuntas dalam belajar setelah diberi perlakuan dengan rata-rata proporsi jawaban benar pada tes akhir adalah 0,84. Dengan demikian secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa kelas tersebut tuntas dalam belajar. Hal ini berdasarkan pada Trianto (2009: 235) mengenai ketuntasan hasil belajar bahwa tuntas belajarnya peserta didik jika proporsinya adalah 75% atau 0.75%. Selain itu karena guru menggunakan model pembelajaran langsung yang menekankan pada kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), dan pemberian umpan balik sehingga membantu peserta didik yang belajar dengan cara-cara ini dan memperoleh nilai yang baik pula (Rosdiani, 2013: 12). Untuk peningkatan PTHB setiap peserta didik meningkat dengan rentangan skor 0.32 hingga 0.68 dengan skor rata-ratanya adalah b. Ketuntasan hasil belajar afektif Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.7 halaman 90 dan Gambar 4.9 halaman 95 menunjukkan bahwa pada RPP 01 peserta didik yang memiliki proporsi nilai tertinggi ada 13 0rang yakni AJT, ANH, CFM, DS, IBAW, ICI, JWLP, KSK, KTS, MAS, PKAP, SEL dan YEM, dengan nilai Hal ini karena ketigabelas peserta didik tersebut disiplin dalam mengikuti pelajaran, pada saat kerja kelompok mereka selalu aktif dan jujur dan bertanggung jawab dalam kerja

37 kelompok. Sedangkan peserta didik yang memiliki proporsi nilai terendah ada 23 orang yakni ANOP, APA, AS, BKAA, CMF, DA, EZL, FT, GAP, GAR, GPF, GNUTL, IPW, JL, MK, NIH, NM, RT, RFM, SAP, SJPS, WKD dan YWL dengan nilai 0.80, hal ini karena mereka kurang disiplin mengikuti pelajaran dan tidak aktif dalam kerja kelompok. Sedangkan pada RPP 02 peserta didik yang memperoleh skor tertinggi ada 5 orang yakni ANH, GAP, IBAW, JL, dan MAS dengan nilai 1.00, hal ini karena kelima peserta didik tersebut disiplin dalam mengikuti pelajaran, pada saat kerja kelompok mereka selalu aktif dan jujur dan bertanggung jawab dalam kerja kelompok, sedangkan peserta didik yang memiliki skor terendah ada 31 0rang yakni AJT, ANOP, APA, AS, BKAA, CMF, CFM, DS, DA, EZL, FT, GAR, GPF, GNUTL, IPW, ICI, JWLP, KSK, KTS, MK, NIH, NM, PKAP, RT, RFM, SAP, SJPS, SEL, WKD, YWL, dan YM dengan skor 0.80, hal ini karena mereka mereka kurang disiplin mengikuti pelajaran dan tidak aktif dalam kerja kelompok. Akan tetapi total skor rata-rata PTHB afektif dari 36 peserta didik adalah 0.86 dengan kategori tuntas. Hal ini juga berdasarkan pada Trianto (2009: 235) mengenai ketuntasan hasil belajar bahwa tuntas belajarnya peserta didik jika proporsinya adalah 75% atau 0.75%. Selain itu juga karena penerapan model pembelajaran langsung oleh guru yang dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000: 5). c. Ketuntasan hasil belajar psikomotor

38 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.8 halaman 92 dan Gambar 4.10 halaman 97 menunjukkan bahwa pada dari 36 peserta didik semuanya tuntas dengan rentangan skor dari 0.83 hingga Peserta didik yang memiliki proporsi nilai tertinggi ada 21 orang yakni APA, ANH, BKAA, CMF, CFM, DS, GAP, GAR, GNUTL, IBAW, IPW, ICI, JWLP, JL, MAS, NIH, PKAP, RT, SJPS, SEL, dan YWL dengan nilai 1.00, ini karena peserta didik-peserta didik tersebut melakukan percobaan dengan baik dan teliti. Sedangkan peserta didik yang memperoleh skor terendah ada 15 orang yakni AJT, ANOP, AS, DA, EZL, FT, GPF, KSK, KTS, MK, NM, RFM, SAP, WKD dan YM dengan nilai 0.83, hal ini karena mereka tidak melakukan percobaan dengan baik dan teliti. Akan tetapi skor rata-ratanya adalah 0.93 dengan kategori tuntas. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa ketuntasan tes hasil belajar psikomotor 36 peserta didik tersebut baik, hal ini mengacu pada Trianto (2009: 235) mengenai ketuntasan hasil belajar bahwa tuntas belajarnya peserta didik jika proporsinya adalah 75% atau 0.75%. Selain itu juga karena model pembelajaran langsung yang diterapkan dalam pembelajaran, efektif untuk digunakan agar peserta didik menguasai suatu pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif sederhana, model ini juga efektif untuk mengembangkan ketrampilan belajar peserta didik (Amri dan Ahmadi, 2010: 47-48). 4. Respon peserta didik

39 Data respon peserta didik terhadap proses pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran langsung dengan menggunakan lembar isian respon peserta didik yang diberikan kepada 36 peserta didik. Komponen yang dinilai meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaan waktu, dan suasana kelas. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.9 halaman 99 dan Gambar 4.11 halaman 103 menunjukkan capaian indikator masing-masing aspek untuk kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup, pengelolaan waktu dan suasana kelas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan Kegiatan pendahuluan terdiri dari dua aspek, aspek yang pertama capaian indikator yang diperoleh peserta didik sebesar 65%, hal ini karena pada saat pelajaran dimulai dan guru memotivasi peserta didik, masih ada peserta didik yang membuat keributan dalam kelas. Pada aspek ini guru memberikan motivasi kepada peserta didik berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Aspek yang kedua guru menuliskan topik dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada peserta didik dengan capaian indikatornya adalah 92%, hal ini karena pada saat guru menuliskan topik dan menyampaikan tujuan pembelajaran, semua peserta didik menulis topik dan tujuan pembelajaran dengan tenang, dan skor rata-rata dari kedua aspek adalah 78.5% dengan kriteria baik. b. Kegiatan inti Pada kegiatan inti sebanyak 88.08% peserta didik memberikan respon yang sangat baik terhadap 12 aspek yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Aspek pertama guru menyampaikan materi tentang gerak, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMP NEGERI 2 TAPIAN DOLOK Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VII / 1 Alokasi Waktu : 5 x 40 (2 x Pertemuan). A. STANDART KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada peserta didik kelas X IPA yang berjumlah 30 orang. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. pada peserta didik kelas X IPA yang berjumlah 30 orang. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif, secara umum dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) adalah

Lebih terperinci

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan sadar dan bertujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Syarat Demi Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. FRANSISKUS BAY MEO Nomor Registrasi:

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Syarat Demi Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan OLEH. FRANSISKUS BAY MEO Nomor Registrasi: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) MATERI POKOK GERAK LURUS PADA PESERTA DIDIK KELAS X IPA SEMESTER GANJIL SMA SWASTA TERAKREDITASI PGRI KOTA KUPANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan meningkat pada setiap siklusnya. c. Ranah Psikomotor Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik) dan meningkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat di uraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Dinten Basa Jawi) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Geger : :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Dinten Basa Jawi) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Geger : : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Dinten Basa Jawi) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Geger Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : VIII/ Semester 1 Topik Sub Topik : : Gerak pada benda

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Lampiran 08 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Tema : Hukum-hukum Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan ke-1) A.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GERAK DAN GAYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GERAK DAN GAYA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GERAK DAN GAYA Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 2 Sub Materi Pokok : Gerak dan Gaya Alokasi Waktu : 20 x 40 menit ( 8 Tatap Muka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MATERI POKOK INDERA PENDENGARAN DAN SISTEM SONAR PADA MAKHLUK HIDUP PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII I SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab untuk membantu perkembangan kepribadian serta kemampuan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kesimpulan. pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan Pendekatan

BAB V PENUTUP. Kesimpulan. pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan Pendekatan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing adalah optimal untuk materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian 1. Prosedur Penelitian Siklus I Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan (Planning) Sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/I Pokok Bahasan : Kinematika Gerak Alokasi Waktu : 4 x 2 JP A. Kompetensi Inti 1. Menghayati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Barrang Lompo : Fisika : XI/Genap : Fluida : 3 x 45 menit Kompetensi Inti KI.1. Menghayati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 2, Nomor 1 ISSN 2443-119 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia karena hanya manusia yang dapat mendidik. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/I Pokok Bahasan : Kinematika Gerak Alokasi : 4 x 2 JP A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kemmis & Mc. Taggart (dalam Kunandar,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PEMUAIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PEMUAIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PEMUAIAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP SWASTA SURYA MANDALA KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Syarat Demi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2 September 2014 dilaksanakan observasi awal dan tanggal 4 September

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian data tentang hasil belajar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Bagian ini merupakan deskripsi data dari instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu berupa data tentang aktivitas siswa dalam belajar matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak Mikran, Marungkil Pasaribu, I Wayan Darmadi Email: Mikran_fisika@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba bervariasi. Dengan pendidikan, akan dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Jurnal Matematika Vol. 3 No. 2, Desember 2013. ISSN: 1693-1394 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif Tri Wahyuningsih

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang

BAB V PEMBAHASAN. Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang 75 BAB V PEMBAHASAN 1. Hasil belajar siswa Hasil pembelajaran dengan strategi pembelajaran Team Quiz yang diterapkan di kelas eksperimen tidak menunjukkan hasil belajar fisika siswa yang lebih baik dibandingkan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X G SMAN 8 MUARO JAMBI Mona Erliza 1), Astalini 2), Darmaji 3)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

Fis-3.4/4.4/1/4-4. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus. Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM

Fis-3.4/4.4/1/4-4. Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus. Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM Fis-3.4/4.4/1/4-4 Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM) Fantasi Gerak Lurus Untuk Kelas X SMAN 5 MATARAM Fis-3.4/4.4/1/4-4 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : I c. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jrakahpayung 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 104 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD Negeri 71 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

B. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan Discovery Learning, peserta didik dapat:

B. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan Discovery Learning, peserta didik dapat: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran : SMAN : FISIKA Kelas/ Semester : X/ 1 Materi Pokok Alokasi Waktu : GLB dan GLBB : 12 jam (@ 45 menit) A. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan discovery learning materi. pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 4 SMA Katolik

BAB V PENUTUP. pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan discovery learning materi. pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X MIPA 4 SMA Katolik BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan discovery learning materi pokok Gerak Lurus pada peserta didik kelas X

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kegiatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kabila dan kelas yang dikenai tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu, melalui pendidikan akan dibentuk manusia

Lebih terperinci

5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari hari.

5. Memahami peranan usaha, gaya dan energi dalam kehidupan sehari hari. Lampiran 08 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Tema : Hukum-hukum Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan ke-2) A.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD N 07 Kota Bengkulu. Subyek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD N 07 Kota Bengkulu. Subyek BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran IPS Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD N 07 Kota Bengkulu. Subyek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VA SDN 07 Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia (Syaefudin, 2005: 6).

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia (Syaefudin, 2005: 6). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat didik

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN X. Megasasmita SDN 10 Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN X. Megasasmita SDN 10 Pantoloan, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Pemberdayaan Lembar Kerja Siswa Untuk Pembelajaran IPA Pada Standar Kompetensi Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Di Kelas IVSDN 10 Pantoloan Megasasmita SDN 10 Pantoloan, Palu, Sulawesi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi 71 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penggunaan media animasi adobe flash CS3 dimaksudkan untuk menarik minat siswa dalam belajar fisika dan memberikan gambaran atau contoh animasi dari materi yang akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester 24 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMAN 2 Kalianda semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 pada pokok bahasan Kinematika Gerak Lurus. Dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam penelitian adalah observasi. Proses pembelajaran dikelas guna mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada. Observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Tabel 3.1 Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. Tabel 3.1 Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Deskriptif dan Asosiatif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Sudirman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (1) Hasil belajar kognitif siswa ; (2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil hasil penelitian pembelajaran fisika menggunakan model Concept Attainment. Adapun hasil penelitian meliputi: (1)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan Classroom Action

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Obyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Pagerharjo 02 terletak di Desa Pagerharjo Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang Kepala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal Oriented Evaluation (Arikunto.2007:35) yang berorientasi pada tujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013) Dwi Maisari 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di Indonesia sekarang ini. Pendidikan pada dasarnya merupakan, suatu proses untuk membantu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Penilaian kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan : XI/1 : Kinematika dengan Analisis Vektor : 2 45 menit : 1 kali pertemuan A. Kompetensi Dasar (KD)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran

Lebih terperinci

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan 71 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal ( Pra Siklus) Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri Mrisi 2 Semester 2 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Hasil belajar IPA siswa kelas II SD Negeri 2 Tlogorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total

Keterangan: rxy : Koefisien Korelasi item soal N : Banyaknya peserta tes X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah keadaan siswa kelas III MI Tholabiyah Gaji pada semester satu diperoleh data yaitu dari 28 siswa dikategorikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Abdul Karim, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia, bangsa yang mengalami pembangunan secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan. Faktor penunjang keberhasilan pembangunan adalah pendidikan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri III. METODE PEELITIA A. Setting Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA egeri 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas/Semester Materi Pembelajaran Alokasi Waktu Jumlah Pertemuan : XI/1 : Kinematika dengan Analisis Vektor : 2 45 menit : 1 kali pertemuan A. Kompetensi Dasar (KD)

Lebih terperinci