BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sedikit sebagai logam berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu yang lama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sedikit sebagai logam berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu yang lama"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Umum Aluminium Logam aluminium pertama kali ditemukan pada tahun 1825, tetapi baru dalam jumlah sedikit sebagai logam berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu yang lama adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemem tertentu, terutama oksigen, dan suatu hal yang tidak mungkin pada waktu itu membersihkan logam tersebut dalam jumlah yang begitu banyak. Masalah ini tetap tidak terpecahkan sampai ada perkembangan dalam teknologi dan teknik kelistrikan sehingga memungkinkan dengan proses reduksi secara elektrolisa bisa menyuling sejumlah banyak logam alumina (oksida aluminium) yang disuling dari bijih aluminium. Produksi aluminium ini sangat tergantung pada sumber listrik yang murah dan ini adalah merupakan alasan bahwa pabrik-pabrik pengolahan aluminium kepunyaan Inggris ditemukan di dataran Tinggi Skotlandia dimana telah dikembangkan sejumlah sumber listrik hidro yang besar. Sumber aluminium terdapat dalam apa yang disebut dengan bauxites yang mana mengandung oksida aluminium yang tak murni, bebas air, dan dengan silika juga oksida besi yang juga merupakan kotoran-kotoran utama. Bauksit ditemukan diseluruh dunia terutama di daerah tropis dan subtropis, kebanyakan diolah dengan proses penuangan terbuka. Proses alumina Bayer umumnya digunakan untuk menyuling alumina dari bauksit yang telah dihancurkan yang terlebih dahulu dibersihkan dengan larutan kaustik soda panas. Ini memisahkan alumina sebagai sodium alumina (Love, 1986).

2 Pada tahun 1886 Charles Hall dari USAmenghasilkan aluminium dari proses Elektrolisa alumina yang dipisahkan dari campuran kriolit (Na 3 AlF 6 ). Pada tahun yang sama Poult Heroult dari Perancis mendapatkan hak paten dari negaranya untuk proses yang sama dengan Hall. Pada tahun 1983 kapasitas produksi aluminium dengan metode Hall-Heroult ini meningkat dan berkembanng pesat (Grjothem, 1993). 2.2 Alumina Alumina merupakan bahan baku di dalam proses elektrolisa dan digunakan sesuai dengan kesetimbangan stiokiometri, yang banyaknya mencapai 1,89 kg dalam suatu massa, sebagai contoh : 1,89 kg Al 2 O 3 akan menghasilkan 1 kg aluminium. Alumina pertana kali ditemukan oleh orang Perancis tahun Alumina mempunyai morfologi bubuk berwarna putih dengan berat molekul 102, titik lelehnya pada suhu C dan specific gravity 3,5-4,0 gr/cm 3. Alumina (Al 2 O 3 ) merupakan senyawa oksida dari aluminium yang diperoleh dari proses pemurnian bauksit (Al 2 O 3 x H 2 O) yang disebut dengan proses Bayer, yang dilakukan pada tekanan 3 atm dan temperatur C yang didasarkan kelarutan alumina. Proses Bayer terdiri dari tiga tahap reaksi, yaitu: 1. Pelarutan terhadap bauksit dengan menggunakan NaOH (proses Ekstraksi) Al 2 O 3.xH 2 O + 2 NaOH 2 NaAlO 2 + (x +1) H 2 O 2. Selanjutnya dilakukan proses Dekomposisi 2 NaAlO H 2 O 2 NaOH + Al 2 O 3. 3 H 2 O 3. Alumina trihidrat yang terbentuk selanjutnya dikalsinasi menjadi alumina Al 2 O 3. 3H 2 O + kalor Al 2 O 3 + H 2 O Temperatur kalsinasi sekitar C

3 Alumina yang diperoleh dari proses Bayer di atas, kemudian diproses lanjut untuk mendapatkan aluminium. Proses yang digunakan pada saat ini adalah proses Hall-Heroult ( PT.INALUM,2003). 2.3 Aluminium Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abu-abu. Aluminium melebur pada suhu C. Apabila terkena udara permukaan unsur aluminium teroksidasi tetapi lapisan oksidasi ini melindungi aluminium dari oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dengan mudah melarutkan logam aluminium. Pelarutan lebih lambat dalam asam sulfat encer atau asam nitrat encer : 2 Al + 6H + 2 Al H 2 Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit merkurium (II) klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga melarutkan aluminium : 2 Al + 6 HCl 2 Al H Cl - Asam sulfat pekat melarutkan aluminium denagn membebaskan belerang yang dioksidasi: 2 Al + 6 H 2 SO 4 2 Al SO SO H 2 O Asam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Dengan hidroksida hidroksida alkali terbentuk larutan tetrahidroksoaluminat: 2 Al + 2 OH H 2 O 2 [Al(OH) 4 ] - + 3H 2 Ion ion aluminium (Al 3+ ) membentuk garam garam yang tak berwarna dengan anion anion yang tak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air. Larutan ini memperlihatkan reaksi asam karena hidrolisis. Aluminium sulfida dapat dibuat hanya

4 dalam keadaan padat saja. Dalam larutan air aluminium terhidrolisis dan membentuk aluminium hidroksida Al(OH) 3. Aluminium sulfat membentuk garam garam rangkap dengan sulfat dari kation kation monovalen dengan bentuk bentuk kristal yang menarik, disebut tawas (Vogel,1990). 2.4 Sifat-Sifat dan Kegunaan Aluminium Sifat-Sifat Aluminium Aluminium adalah barang tambang yang didapat dalam skala besar dalam bentuk bauksit (Al 2 O 3.2H 2 O). Bauksit mengandung Fe 2 O 3,SiO 2 dan zat pengotor lainnya. Maka untuk memisahkan aluminium murni dari senyawanya, zat-zat pengotor ini harus dipisahkan dari bauksit. Proses pemisahan ini dilakukan dengan proses Bayer. Proses Bayer meliputi penambahan larutan natrium hidroksida (NaOH) yang kemudian menghasilkan larutan natrium alumina dan natrium silikat. Besi merupakan hasil sampingan yang didapat dalam bentuk padatan. Apabila CO 2 dialirkan terus- menerus maka akan menghasilkan larutan, natrium silikat tertinggal didalam larutan sementara aluminium diendapkan sebagai aluminium hidroksida. Hidroksida dapat disaring, dicuci dan dipanaskan membentuk alumina murni dengan metode elektrolisa alumina (Al 2 O 3 ). Elektrolisis ini dilakukan karena aluminium bersifat elektropositif. Selain elektropositif, aluminium memiliki sifat kimia sebagai berikut: 1. Titik leleh : 933,47 0 K ( 660,32 0 ) 2. Titik didih : K ( C) 3. Kalor peleburan : 10,71 kj/mol

5 4. Kalor penguapan : 294,0 kj/mol 5. Warna : putih, keperakan 6. Densitas : kg/m 3 7. Konduktivitas termal : 0,51 kal/cm/ 0 C/s pada suhu 20 0 C Dengan penambahan sifat-sifat diatas, aluminium mempunyai ketahanan korosif yang baik, dan dapat ditempah dengan mudah. Aluminium juga pengoksidasi yang baik (Anonim, 1982) Kegunaan Aluminium Sama halnya seperti tembaga, aluminium mempunyai daya hantar panas yang baik dan sekaligus mempunyai refleksi panas yang besar. Oleh karena refleksi panas yang besar aluminium dapat digunakan sebagai bahan isolasi. Aluminium mempunyai daya hantar yang baik. Sehingga aluminium banyak digunakan sebagai bahan penghantar listrik. Untuk keperluan itu aluminium harus dimurnikan semurni mungkin. Untuk meningkatkan kekuatan tariknya, aluminium untuk kabel rentang harus diubah bentuknya dalam keadaan dingin. Aluminium sukar dituang, aluminium cair-kental. Oleh karena daya hantar panas yang baik dan daya oksidasi yang besar aluminium sukar dipatri. Seluruh panas yang dimasukkan cepat keluar. Sedangkan pekerjaan las sukar dapat dipertahankan bebas oksidasi. Aluminium sebagai bahan baku digunakan untuk cat antara lain cat aluminium (Beumer, 1994). Beberapa kegunaan aluminium, antara lain:

6 1. Untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor. 2. Untuk membuat badan pesawat terbang. 3. Untuk kusen, jendela dan rumah 4. Untuk kemasan berbagai produk. 5. Untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan. 6. Membuat termit yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (II) oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung kereta api. 7. Untuk jendela 8. Untuk perlengkapan masak (panci, kompor, kuali, dll). 9. Aluminium digunakan pada produksi jam tangan karena aluminium memberikan daya tahan dan menahan pemudaran dan korosi. 10. Aluminium digunakan sebagai automobile, pesawat terbang, truk, rel kereta api, kapal laut dan sepeda. 11. Untuk pengemasan ( 2.5 Produksi Aluminium Bahan baku Bahan-bahan untuk keperluan produksi aluminium pertama kali didatangkan melalui pelabuhan. Bahan-bahan tersebut adalah alumina, pitch, dan kokas (coke). Alumina akan dimasukkan ke dalam silo alumina (alumina silo), kokas ke dalam silo kokas (coke silo) dan pitch ke dalam pitch stroge house. Bahan-bahan tersebut dimasukkan dengan menggunakan belt conveyor (

7 2.5.2 Peleburan Pada tungku reduksi akan terjadi proses elektrolisis alumina menjadi aluminium. Pada proses ini akan dihasilkan gas HF yang akan dialirkan ke dry scrubber system untuk bereaksi dengan alumina dan sebagian dibuang melalui cerobong Gas cleaning system. Aluminium cair yang dihasilkan pada tungku kemudian di bawa ke Casting shop aluminium menggunakan Metal Transport Car (MTC)( Proses Hall-Heroult Produksi industri aluminium dihasilkan dari pot reduksi alumina dengan proses Hall- Heroult. Proses Hall-Heroult dinamakan dari nama penemunya pada tahun 1886, lalu dikembangkan dan dipatenkan. Proses yang digunakan pada Hall-Heroult yaitu elektro,lisi dengan alumina (Al 2 O 3 ) yang dilarutkan pada larutan elektrolit yang terdiri dari larutan kriolit (Na 3 AlF 6 ). Elektrolit dimodifikasikan dengan penambahan aluminium Florida (AlF 3 ), kalsium Florida (CaF 2 ), dan pada zat penambahan lainnya. Proses Hall- Heroult adalah metode yang hanya digunakan untuk memproduksi aluminium pada industri saat ini. Pada pot reduksi alumina modern terdapat masing-masing anoda karbon prebaked yang dicelupkan dalam larutan elektrolit, dan ion-ion oksida dari campuran alumina ditukar secara elektrolisa pada anoda sebagai produk sampingan. Reaksi aluminium oksida dengan anoda karbon membentuk gas CO 2 (Thinstad, 1932). 2.6 Penyebab naiknya kadar Besi di dalam Aluminium Alumina (Al 2 O 3 ) yang dipakai sebagai bahan baku dalam industri peleburan aluminium, mempunyai kemurnian lebih dari 98%, dengan zat pengotor antara lain Fe 2 O 3, SiO 2, Na 2 O, TiO 2, CaO, dan P 2 O 5.

8 Kriolit dengan rumus kimia Na 3 AlF 6 berguna sebagai elektrolit juga sebagai pelarut alumina dalam proses elektrolisis menjadi aluminium. Pada temperatur 1000 o C, oksida besi akan larut dalam kriolit cair, karena kriolit dapat menurunkan tiotik lebur alumina tanpa mengurangi kualitas aluminium yang dihasilkan, reaksinya dalah sebagai berikut: 2Na 3 AlF 6 + Fe 2 O 3 2 FeF NaF + Al 2 O 3 Kriolit itu sendiri digunakan sebagai larutan elektrolit dalam reaksi alumina karena sifat uniknya, yaitu: - Dapat melarutkan berbagai jenis oksida yang baik - Kemampuan melarutkan alumina yang sangat baik - Tidak bereaksi dengan alumina dan karbon - Cukup encer sebagai pelarut. Kadar Fe (besi) didalam molten dapat menjadi tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: a) Pot reduksi: Pot reduksi yang sudah lama, dimana pot tersebut mengalami pengaratan, sehingga dapat mengakibatkan kadar Fe naik. b) Ladle: Ladle yang jarang dibersihkan, sehingga kerak molten yang berada didalamnya dapat mempengaruhi kadar Fe yang ada disekitarnya. c) Furnace: Furnace terbuat dari besi, sehingga apabila furnace tersebut terkikis karena terjadinya peristiwa korosi, maka molten yang berada pada furnace dapat mempengaruhi kadar Fe-nya. d) Scrapper: Alat pengaduk saat melakukan stirring, karena scrapper tersebut terbuat dari besi (Heine, 1967).

9 2.7 Proses Pengolahan Aluminium di Casting Plant Aluminium cair yang di tapping (diisap) dari pot reduksi, ditampung dengan ladle dan kemudian ladle tersebut ditimbang dan dibawa dengan MTC (Metal Transport Car) menuju seksi penuangan untuk dimasukkan ke dalam furnace. Proses pengerjaan atau pengolahan metal aluminium di casting plant, yaitu: a) Charging Charging adalah proses kegiatan pengisian molten dari dalam ladle yang dibawa oleh MTC menuju seksi penuangan untuk dimasukkan ke dalam furnace dengan menggunakan hoist crane. Jumlah molten yang dapat diisikan ke dalam furnace 35 ton. b) Flux Treatment Molten yang di tapping (dihisap) dari pot-pot reduksi masih mengandung gas-gas dan oksida-oksida, maka dilakukan beberapa perlakuan seperti penambahan flux yang berguna untuk: - Memisahkan aluminium dari dross - Mengapungkan kandungan oksida - Pelepasan gas-gas yang larut dalam cairan alumina Flux yang dipakai adalah De Inclusion Flux 827HS berbentuk powder. Temperatur saat pengolahan dengan flux 740 o C. Konsumsi flux adalah 65 kg/ton Al. c) Pengadukan

10 Fungsi dari pengadukan adalah untuk mempercepat proses kimiawi dan penyempurnaan proses homogenasi. Pengadukan dilakukan 5 menit menggunakan alat pengaduk yaitu scrapper dengan panjang 6 meter. d) Holding time Holding time adalah waktu yang diperlukan untuk menunggu proses kimiawi hingga seluruh dross dapat mengapung dipermukaan molten. Lama holding time 2,5 jam, dengan temperatur 740 o C. e) Skimming off I\(pengambilan dross) Dross yang mengapung dipermukaan molten didorong oleh dross pusher menuju ke pintu furnace, dross yang telah terkumpul kemudian ditarik keluar oleh dross stretcher. f) Pengambilan sampel TPM (Test Product Metal) Untuk menjamin tercapainya grade yang direncanakan, diambil sampel TPM dari furnace dan selanjutnya dikirim ke bagian SQA (Quality and Ansurance Section) untuk dianalisa. Apabila hasil analias TPM menyatakan kadar Fe pada molten sesuai dengan grade yang diinginkan, dilakukan pencetakan. Tetapi seandainya hasil analisa TPM menyatakan kadar Fe tinggi pada molten tersebut, maka dilakukan beberapa langkah-langkah antara lain: 1. Penambahan Aluminium Cair

11 a. Apabila kapasitas furnace (dapur) masih mencukupi untuk menampung aluminium cair ( 38 ton), dilakukan penambahan aluminium cair dengan kadar Fe yang lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di dalam furnace. b. Kemudian dilakukan pengadukan beberapa menit. c. Lalu diambil sampel tersebut untuk dianalisa TPMnya. d. Apabila hasil TPM menyatakan bahwa aluminium cair tersebut telah selesai dengan grade yang diinginkan, maka aluminium cair tersebut siap dicetak. 2. Dicetak sebagian (Spect Out) a. Aluminium cair dengan kadar Fe sangat tinggi dicetak sebagian (Spect Out) sebanyak beberapa ton untuk dijadikan sebagai Out Product (aluminium batangan cacat). b. Setelah dilakukan pencetakan sebagian, aluminium cair yang masih berada dalam furnace ditambahkan aluminium cair dengan kadar Fe serendah mungkin. c. Setelah penambahan aluminium cair, dilakukan pengadukan. d. Lalu diambil sampel untuk dianalisa TPM nya. e. Apabila hasil TPM menyatakan bahwa aluminium cair tersebut telah sesuai dengan grade yang diinginkan, maka siap dilakukan pencetakan. 3. Penurunan Grade (Grade Down) a. Apabila kadar Fe masih sangat tinggi, setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka dilakukan langkah terakhir yaitu penurunan grade.

12 b. Misalnya apabila produk yang ngin dihasilkan yaitu aluminium batangan (ingot) dengan grade S1-B, maka gradenya diturunkan manjadi grade G1. g) Pencetakan Apabila hasil TPM, temperatur dan persyaratan lain sudah terpenuhi, maka pencetakan dapat dimulai dengan menekan tombol pengoperasian Cylinder Hidrolic untuk memiringkan furnace. Pemiringan dapur dilakukan untuk menuangkan cairan aluminium ke dalam cetakan. Melalui launder, pouring device, mould tersebut terletak diatas conveyor mesin pencetak yang dilengkapi dengan tangki air pendinginan. Setelah aluminium cair tersebut membeku menjadi aluminium batangan, selanjutnya diberi penomoran oleh marking device. Lalu aluminium batangan dipukul dengan hammering device agar terlepas dari mould. Ketika ingot mulai turun ke conveyor berikutnya, maka aluminium ditahan oleh ingot retainging roller dan ditekan oleh ingot pusher agar tidak sampai jatuh, kemudian diterima oleh receiving arm menuju ke conveyor berikutnya dan disini aluminium batangan akan didinginkan kembali dengan semprotan air di cooling chamber. Kemudian dalam kondisi ini, aluminium batangan dideteksi, karena jika aluminium batangan kekecilan, kebesaran, cacat, atau kotor, maka dilakukan ingot discharger sebagai out product dan selanjutnya aluminium batangan yang lolos dari deteksi tersebut dipindahkan ke line up untuk dipindahkan oleh servo arm ke stock konveyor. Kecepatan mesin adalah 12 ton/jam. Temperatur pencetakan 720 o C. berat ingot 22,7 kg. h) Pengikatan

13 Setelah ingot dicetak, lakukan penimbangan berat tumpukan tersebut. Lalu dilakukan pengikatan dan kemudian aluminium batangan yang telah diikat dengan strapping band dan diletakkan ke storage yard, yaitu tempat penyimpanan aluminium batangan(pt.inalum, 2003). 2.8 Standar Pengendalian Grade Produk Standar pengendalian grade produk adalah salah satu dari sarana ilmiah yang digunakan manajemen modern dengan lingkup yang meningkat dengan tetap menjaga standarstandar kualitas. Sistem ini didasarkan pada hokum-hukum probabilitas dan dapat digambarkan sebagai suatu sistem untuk pengendalian mutu produksi dalam batas-batas yang ditentukan dengan menggunakan suatu prosedur penarikan contoh dan analisis dan hasil-hasil pemeriksaan. Tujuan utama dari statistik pengendalian grade produk adalah pengurangan variabilitas secara sistematik dalam karakteristik kunci produk itu. Pengendalian proses statistik adalah alat utama yang digunakan untuk membuat produk yang benar sejak awal. Tujuan pokok dari pengendalian proses stastik adalah menyelidiki dengan cepat terjadinya sebab-sebab pergeseran proses sehingga tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum banyak unit yang diproduksi. Jadi, pada proses pengendalian grade di casting plant PT.INALUM, dengan mengubah variabel-variabel yang ada pada rumus dasar, dapat mengendalikan kadar Fe yang tinggi dalam aluminium cair.

14 Standar pengendalian grade produk dibuat sebagai pedoman untuk mengetahui kadar maksimum dan minimum dari Fe sesuai dengan grade yang telah ditentukan. Karena zat-zat tersebut merupakan pengotor daripada kandungan aluminium tersebut. Selain daripada zat-zat tersebut, banyak lagi unsur-unsur sebagai pengotor yang terkandung didalam aluminium tersebut, yaitu Ti, Mn, V, Ga, Mg, Na, Ni, Zn, Cr, dan B. pengaruh terbesar dalam kandungan aluminium tersebut yaitu Fe. Jika kandungan unsur Fe tersebut diketahui dengan analisa TPM, maka dapat diketahui berapa persen unsurunsur logam pengotor yang terkandung dalam aluminium tersebut (Anonim, 1982).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang lama adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemen tertentu, terutama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang lama adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemen tertentu, terutama BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah aluminium Logam aluminium pertama kali dipersiapkan pada tahun 1825, tetapi baru dalam jumlah sedikit sebagai logam yang berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai

Lebih terperinci

aluminium dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis.

aluminium dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Alumunium adalah logam yang terbanyak didunia. Logam ini merupakan bagian dari pada kerak bumi. Namun proses untuk mendapatkan aluminium dari kebanyakan bahan itu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aluminium meliputi pemanfaatan energi bebas yang terus menerus untuk membentuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aluminium meliputi pemanfaatan energi bebas yang terus menerus untuk membentuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aluminium Aluminium merupakan salah satu bahan baku dalam bidang industri metalurgi. Aluminium diproduksi sebagai produk dengan kemurnian yang tinggi. Produksi aluminium meliputi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang lama adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemen tertentu.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang lama adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemen tertentu. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Aluminium Logam aluminium pertama kali dibuat pada tahun 1825, tetapi baru dalam jumlah sedikit sebagai logam yang berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN DROSS (ZAT PENGOTOR) SETELAH SKIMMING OFF DI PT.INALUM KUALA TANJUNG KARYA ILMIAH EVITRIWULAN

PROSES PENGOLAHAN DROSS (ZAT PENGOTOR) SETELAH SKIMMING OFF DI PT.INALUM KUALA TANJUNG KARYA ILMIAH EVITRIWULAN 1 PROSES PENGOLAHAN DROSS (ZAT PENGOTOR) SETELAH SKIMMING OFF DI PT.INALUM KUALA TANJUNG KARYA ILMIAH EVITRIWULAN 06240908 DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA INDUSTRI FAKULTAS MATEMATIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB TINJAUAN PUSTAKA Alumina Alumina (Al O 3 ) merupakan material keramik nonsilikat yang paling penting. Material ini meleleh pada suhu 051 o C dan mempertahankan kekuatannya bahkan pada suhu 1500 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

Nabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)

Nabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187) BAB I PENGANTAR I.1. Latar Belakang Aluminium merupakan salah satu elemen logam yang paling melimpah keberadaannya. Secara kuantitas, aluminium menduduki urutan ketiga elemen terbanyak di bumi, di bawah

Lebih terperinci

BAB II TURNTABLE VIBRATING COMPACTOR

BAB II TURNTABLE VIBRATING COMPACTOR BAB II TURNTABLE VIBRATING COMPACTOR 2.1. Alur Produksi PT. Inalum (persero) Listrik yang dihasilkan melalui PLTA Sigurgura dan Tangga PT. INALUM (Persero) disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alumina dan Aluminium 2.1.1 Aluminium Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah aluminium Aluminium adalah logam yang terbanyak di dunia. Logam 8 % dari bagian pada kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang mengandung

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Alumina dan aluminium 2.1.1 Aluminium Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA Aluminium adalah salah satu logam ringan (light metal) dan mempunyai sifat-sifat fisis dan mekanis yang baik, misal kekuatan tarik cukup tinggi, ringan, tahan korosi, formability

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS) LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS) LOGAM BUKAN - BESI ( NONFERROUS ) Kurang lebih 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan logam bukan besi. Indonesia merupakan negara penghasil bukan besi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Aluminium Orang pertama yang telah berhasil memisahkan aluminium adalah H.Davy yaitu pada tahun 1808. Pada tahun 1825 Oersted dapat menghasilkan aluminium yang lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Aluminium ditemukan kira kira sekitar 160 tahun yang lalu dan dimulai produksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Aluminium ditemukan kira kira sekitar 160 tahun yang lalu dan dimulai produksi BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Aluminium Aluminium ditemukan kira kira sekitar 160 tahun yang lalu dan dimulai produksi skala industri sekitar 90 tahun yang lalu. Berikut sejarah perkembangan tentang

Lebih terperinci

MODUL 8 9 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA

MODUL 8 9 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA MODUL 8 9 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA ( ) TINGKAT : XII PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8-9 Logam Murni Logam murni

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PERTANYAAN WAWANCARA Digunakan untuk membuat cause effect diagram dan untuk memperoleh faktor-faktor dan nilai level faktor yang akan digunakan pada penelitian dengan menggunakan metode Taguchi.

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS Penyusun : Muhammad Fadli (1301782) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida Serlin Oktavia Ade Amelia NST Dosen :1.Dra. Bayharti, M.Sc 2. Miftahul Khair, S.si

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. periodik unsur. Aluminium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,9815 sma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. periodik unsur. Aluminium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,9815 sma. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aluminium Aluminium adalah logam ringan yang cukup penting peranannya dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistem periodik unsur. Aluminium

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset

Lebih terperinci

Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa

Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa Ringkasan Sifat-Sifat Kimia/Fisik Unsur-unsur Periode 3 Berupa kristal logam raksasa: Na, Mg dan Al Berupa kristal kovalen raksasa ; Si Berupa kristal molekul sederhana: P 4, S 8 Berupa gas diatomik: Cl

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

yang mengandung 50 % sampai 60 % Al 2 O 3 : 1 % sampai 20 % Fe 2 O 3 : 1 % dilarutkan dalam natrium hidroksida

yang mengandung 50 % sampai 60 % Al 2 O 3 : 1 % sampai 20 % Fe 2 O 3 : 1 % dilarutkan dalam natrium hidroksida xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alumina dan Aluminium Aluiminium adalah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan silikon), mencapai 8,2 % dari massa total. Keberadaannya umumnya

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM BAB VI L O G A M Baja banyak di gunakan dalam pembuatan struktur atau rangka bangunan dalam bentuk baja profil, baja tulangan beton biasa, anyaman kawat, atau pada akhir-akhir ini di pakai juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai fluorspar, CaF 2, Na 3 AlF 6,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai fluorspar, CaF 2, Na 3 AlF 6, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Kelarutan hidrogen fluorida Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai fluorspar, CaF 2, Na 3 AlF 6, fluorapatit, 3Ca 3 (PO 4 )Ca(F,Cl) 2, ia lebih melimpah dari klor. Fluor

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA METALLURGI

TERMODINAMIKA METALLURGI TERMODINAMIKA METALLURGI Termodinamika proses metalurgi termasuk Termodinamika metalurgi dan berbagai proses metalurgi terkait interaksi antara sistem. Untuk pembuatan baja, yang terlibat termasuk sistem

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO 3 ). Sejak dahulu,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( )

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( ) Sn & Pb Kelompok I Anggota: Dian Agustin (1113023010) Diantini (1113023012) Ika Nurul Sannah (1113023030) M Weddy Saputra (1113023036) Sumber dan Kelimpahan Sumber dan Kelimpahan Sn Kelimpahan timah di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk menentukan distribusi As dalam tanur anoda, dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap komposisi kimia dari tembaga hasil proses

Lebih terperinci

Pemisahan dengan Pengendapan

Pemisahan dengan Pengendapan Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang

Lebih terperinci

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam KLASIFIKASI ZAT Pola konsep 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam Di antara berbagai zat yang ada di alam semesta ini, asam,basa, dan garam merupakan zat yang paling penting yang diamati oleh para

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silikon dioksida (SiO 2 ) merupakan komponen utama di dalam pasir kuarsa yang terdiri dari unsur silikon dan oksigen, biasanya di temukan di alam pada pasir kuarsa,

Lebih terperinci

Kimia UMPTN Tahun 1981

Kimia UMPTN Tahun 1981 Kimia UMPTN Tahun 1981 UMPTN-81-51 Suatu atom unsury mempunyai susunan elektron : 1s s p 6 3s 3p 5. Unsur tersebut adalah A. logam alkali B. unsur halogen C. salah satu unsur golongan V D. belerang E.

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 1

SIMULASI UJIAN NASIONAL 1 SIMULASI UJIAN NASIONAL 1 1. Bilangan-bilangan kuantum yang mungkin dimiliki oleh suatu elektron (A) n = 2, l = 2, m = 0, s = - 1 2 (B) n = 3, l = 0, m = +1, s = + 1 2 (C) n = 4, l = 2, m = - 3, s = -

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03 PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

3) Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh. yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.

3) Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh. yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia. 3) Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil PT INALUM Gagasan untuk mengolah tenaga air sungai Asahan sebagai pembangkit listrik telah dimulai sejak tahun 1908. Pada tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Mendayagunakan Sungai Asahan sudah dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda dengan cara pembangunan pembangkit listrik di aliran sungai Asahan

Lebih terperinci

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Permasalahan industri Kandungan unsur Pb yang tinggi dalam tembaga blister Studi literatur Perilaku unsur timbal dalam tanur anoda Perilaku

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S

KLASIFIKASI MINERAL. Makro : Kebutuhan minimal 100 mg/hari utk orang dewasa Ex. Na, Cl, Ca, P, Mg, S ANALISIS KADAR ABU ABU Residu anorganik dari proses pembakaran atau oksidasi komponen organik bahan pangan. Kadar abu dari bahan menunjukkan : Kadar mineral Kemurnian Kebersihan suatu bahan yang dihasilkan

Lebih terperinci