BAB II TURNTABLE VIBRATING COMPACTOR
|
|
- Hartanti Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TURNTABLE VIBRATING COMPACTOR 2.1. Alur Produksi PT. Inalum (persero) Listrik yang dihasilkan melalui PLTA Sigurgura dan Tangga PT. INALUM (Persero) disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui jaringan transmisi tegangan tinggi 275 kv. Bahan baku untuk aluminium dibongkar dari pelabuhan PT. INALUM (Persero) dan dimasukkan ke dalam silo masingmasing melalui belt conveyor. Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina tersebut kemudian dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan dimasukkkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau anoda bekas dan dipanaskan dahulu. Material-material tersebut dicampur dengan pitch sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di Shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian dipanggang di baking furnace. Anoda yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke pabrik penangkaian untuk diberikan tangkai, biasa disebutanode Assembly. Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisis. Setelah anoda tersebut dipakai selama kurang lebih 27 hari di dalam pot, sisa anoda tersebut diganti dengan yang baru. Sisa anoda tersebut kemudian dipecah di pabrik penangkaian untuk kemudian dipakai lagi. Di dalam tungku reduksi, alumina akan dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap 1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik Penuangan dengan Metal Transport Car (MTC) dan dituangkan ke dalam Holding Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine menjadi Ingot, beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan. PT. INALUM (Persero) memiliki tiga pabrik utama, yaitu: 1. Pabrik Anoda Karbon Blok anoda karbon yang disebut Baked Block (BB) diproduksi di pabrik karbon dengan menggunakan bahan baku berupa kokas (Petroleum 5
2 Coke) yang didatangkan dari Jepang dan Amerika, dan Pitch keras (hard pitch) yang telah dicairkan dan berfungsi sebagai perekat yang diimpor dari Jepang. Disamping itu, sisa anoda dari tungku reduksi (Butt) dan bongkahan bekas dari pabrik pemanggangan masih digunakan sebagai bahan untuk pembuatan anoda blok. Proses pembuatan anoda blok ini terdiri atas : a) Pembuatan Blok Anoda Mentah di pabrik Anoda Mentah (Green Plant). Kokas yang berasal dari penyimpanan kokas (Coke Silo) dibawa ka pabrik anoda mentah menggunakan ban berjalan yang disebut belt conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya dilakukan penyaringan secara gravitasi dengan menjatuhkan kokas dari tingkat 8 sehingga tersaring sesuai dengan ukurannya. Setelah penyaringan, maka diperoleh kokas dengan ukuran sebagai berikut 1) Kasar-1(Coarse-1):5-18 mm 2) Kasar-2 (Coarse-2) : 1-5 mm 3) Menengah (medium) : 0,2-1 mm 4) Halus (fine) : < 0,2 mm Hal-hal yang perlu dikontrol untuk anoda mentah yang baik adalah : 1) Kontrol kokas : pengaturan terhadap komposisi ukuran kokas, karena akan mempengaruhi pemakaian hardpitch. 2) Temperatur pencampuran : temperatur sangat mempengaruhi pasta yang dihasilkan. 3) Proses pencetakan blok anoda di shaking machine. 4) Pemanggangan Blok anoda mentah di Pabrik Pemanggangan Anoda (Baking Plant) Blok anoda mentah dari pabrik anoda mentah diangku ke pabrik pemanggangan menggunakan Chain conveyor. Di PT. INALUM (Persero) terdapat 106 tungku pemanggangan anoda yang berukran 5x6x5 meter. Kapasitas 1 6
3 tungku adalah 90 anoda. Proses pemanggangan ini terdiri 5 tahap: a) Anode Baking Crane (ABC). b) Pemanasan awal (Preheating) c) Pembakaran awal (Burning). d) Pendinginan (Cooling System) e) Pengeluaran blok anoda (Discharging) dari furnace. Setiap furnace terlebih dahulu dilapisi dengan kokas penyekat, baru kemudian diisi dengan blok anoda sebanyak 3 tingkat. Setiap tingkat terdiri atas 5 blok anoda. Sebelum furnace ditutup bagian atas blok anoda dilapisi dengan bolabola keramik (Ceramic Ball) untuk mencegah terjadinya oksidasi. Kemudian diadakan pemanasan secara bertahap. Kecepatan pengaliran udara diatur sedemikian rupa, sehingga suhu naik secara bertahap mulai dari 200 o C hingga 1250 o C. Karena pembakaran yang terjadi merupakan proses kalsinasi hard pitch (hard pitch terdiri dari 65% karbon), sehingga bila pembakaran tidak baik, maka kualitas anoda yang dihasilkan menjadi tidak baik juga. Blok anoda yang telah dipanggang didinginkan secara bertahap kemudian dikeluarkan menggunakan ABC. b) Penangkaian Anoda Karbon di pabrik penangkaian (Rodding Plant) Anoda yang telah dipanggang di backing plant diangkut ke Blok pabrik penangkaian untuk diberi tangkai. Anoda-anoda yang telah diberi tangkai ini siap untuk digunakan di pabrik peleburan aluminium. Tangkai yang digunakan terbuat dari aluminium yang pada awalnya didatangkan dari Jepang. Tangkai ini dapat digunakan berulang kali, dengan kata lain bahwa tangkai yang digunakan adalah tangkai yang sudah dipakai sebelumnya di tungku reduksi. Pada saat pencetakan anoda mentah, pada sisi atas anoda tersebut telah dibuat 7
4 lobang sebagai tempat pemasangan tangkai. Agar blok anoda dan tangkai dapat bersatu dengan kuat, maka digunakan besi tuang (Cast Iron). Setelah diberi tangkai, anoda tersebut disemprot dengan aluminium cair untuk mengurangi terjadinya oksidasi antar karbon dan udara. Sebagian anoda yang telah diberi tangkai tidak disemprot yang akan digunakan untuk starter tungku reduksi yang baru selesai dikonstruksi ulang atau diperbaiki. 2. Pabrik Reduksi Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena sifatnya itu, di alam tidak ditemukan aluminiun dalam bentuk unsur, melainkan senyawa oksida. Umumnya dalam bentuk oksida alimunat atau silikat. Proses produksi aluminium yang digunakan saat ini ditemukan secara bersamaan oleh Charles Hall di USA dan Paul Herloult di Prancis pada tahun Prosesnya adalah elektrolisa larutan alumina (Al 2 O 3 ) di dalam lelehan Kriolit (Na 3 AlF 6 ) pada temperatur 980 o C, sehingga menghasilkan aluminium cair. Pot atau tungku reduksi berbentuk kotak baja persegi yang dindingnya berlapiskan batu isolasi atau batu tahan api (Brick) dan pasta yang disebut Castable. Di dasar pot terdapat katoda karbon yang dihubungkan dengan kolektor bar, yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Di bawah katoda dilapisi brick. Di PT. INALUM (Persero) terdapat 510 unit pot reduksi yang terbagi menjadi 3 gedung, sehingga di masing-masing gedung terdapat 170 pot. Arus listrik yang digunakan sebesar 207kA, dengan tegangan rata-rata di setiappot 4,3 Volt. a. Operasi Pot Reduksi Bahan baku yang digunakan dalam proses peleburan aluminium ini adalah alumina yang diperoleh dari Bauksit (Al2O3.xH2O) melalui proses Bayer. Bahan baku diimpor dari Australia dan India. Pada proses peleburan aluminium dalam pot reduksi dahulu dilakukan beberapa proses, yaitu : 8
5 1) Baking atau Preheating Baking atau preheating pamanasan blok katoda secara bertahap, tujuannya untuk menghindari dasar diletakkan di anoda dan katoda. Kokas dasar ini berfungsi sebagai penghantar listrik dari anoda ke katoda. Kokas dimasukkan secara perlahan, sehingga akan panas dan membara, memanasi permukaan blok anoda, blok katoda dan dinding samping pot. Operasi ini berlangsung selama 72 jam. Pada akhir baking temperatur blok katoda sekitar 750 o C dan siap untuk di start up. 2) Start Up Merupakan proses menghidupkan pot yang baru diperbaiki maupun baru dikonstruksi ulang, sehingga elektrolisa bisa berlangsung. Proses ini diawali dengan mengeluarkan kokas dasar dan memutuskan arus listrik yang mengalir ke pot. Kemudian dimasukkan bath cair (Kriolit) sebanyak 6 ton ke dalam pot. Setelah itu arus listrik dialirkan kembali ke dalam pot sehingga proses elektrolisa berlangsung. Agar terjadi kesetimbangan panas (heat balance) di dalam pot, 20 jam atau 72 jam setelah start up metal cair dimasukkan ke dalam pot sebanyak 12 ton, dan selanjutnya mengalami proses transisi. 3) Transisi Masa transisi merupakan masa peralihan dari start up menuju normal. Selama tahap ini, komposisi bath, tinggi metal dan tinggi bath harus dijaga sesuai dengan standarnya. Dalam proses ini terjadi pembentukan kerak samping yang berguna sebagai pelindung dinding samping dari serangan bath yang korosif. Meskipun masa transisi ini hanya berlangsung 60 hari, tetapi sangat menentukan umur dan kestabilan pot. 9
6 b. Operasi normal Operasi normal adalah keadaan dimana pot sudah berada dalam keadaan stabil dan dapat dioperasikan untuk proses elektrolisa. Selama pot dalam keadaan normal, pekerjaan utama yang biasa dilakukan antara lain : 1) Penggantian anoda (anode changing) dan penaikan busbar anoda Setiap unit pot terdapat 18 buah anoda yang masa pakainya rata-rata 27 hari. Supaya tegangan tetap stabil dan proses elektrolisa berjalan dengan baik, penggantian anoda dilakukan secara berkala dan teratur. Setiap hari biasanya dilakukan penggantian satu anoda untuk tiap pot. Penggantian anoda ini dilakukan menggunakan alat yaitu Anode Changing Crane (ACC). Busbar anoda adalah aluminium penghantar listrik, untuk menjepit tangkai anoda. Busbar ini dapat naik turun menggerakkan seluruh anoda, karena anoda terkonsumsi oleh proses elektrolisa maka busbar akan turun. Secara berkala busbar akan dinaikkan ke posisi semula. Pekerjaan penggantian anoda dan penaikkan busbar dilakukan dengan bantuan Anode Changing Crane (ACC). 2) Pengambilan aluminium cair(metal tapping) Pengambilan aluminium cair hasil proses reduksi, setiap hari di tapping (diambil) atau dihisap dengan cara vakum menggunkan vacum ladle yang digantungkan pada Anode Changing Crane (ACC). Pengambilan aluminium cair dilakukan setiap 32 jam sekali. Banyaknya metal cair yang diambil dari setiap pot berkisar antara 1,5 ton. Aluminium cair yang diambil dari pot dibawa langsung ke casting shop menggunakan Metal Transport Car (MTC). 10
7 3) Pemasukanmaterial Material yang dimaksud disini adalah AlF 3 merupakan adiktif (reacted alumina) untuk mengimbangi penguapan gas fluorida dan menjaga kondisi bath agar tetap stabil. Bath cair perlu dimasukkan atau dikeluarkan dari dalam pot bila tidak sesuai dengan standar tinggi bath, antara cm. Pemasukan dan pengeluarannya dilakukan secara manual menggunakan kereta bath setiap harinya. 4) Pemecahan kerak dan pemasukan alumina Pemecahan kerak tengah dilakukan oleh blade, sedangkan pemasukan alumina ke dalam bath sebanyak 20 kg dilakukan melalui hopper alumina di bagian tengah pot. Pekerjaan ini dikontrol secara kontinu oleh komputer dan silakukan setiap 18 menit sekali. 5) Pengontrolan Voltase dan penanggulangan Noise Agar temperatur tetap terjaga, maka volume pot sebanding dengan energi input perlu dikontrol terus menerus dan gangguan (noise) voltase dihilangkan secepatnya. Pekerjaan ini dilakukan dengan bantuan komputer. 6) Penghentian anode effect Anode effect merupakan peristiwa naiknya voltase pot secara tiba-tiba, karena konsentrasi alumina dalam bath terlalu rendah. Voltase naik dari 4,3 volt menjadi volt, yang dapat mengakibatkan kebocoran pot. Anode effect dapat dihentikan dengan cara memasukkan alumina ke dalam bath sambil menarik turunkan anoda, sehinggan gas-gas dibawah anoda dapat keluar. Pekerjaan ini dibantu dengan komputer. 11
8 7) Pengukuran parameter-parameter. Pada operasi normal, paremeter-perameter yang perlu diukur adalah : a) Pengukuran tinggi bath dan tinggi metal b) Pengukuran keasaman c) Pengukuran kemurnian metal d) Pengukuran distribusi tegangan pot, tinggi lumpur dan jumlah metal. e) Pengukuran temperatur bath. f) Cut Out Pot (mematikan pot) Mematikan pot dilakukan bila terjadi kondisi sudah memburuk dan tidak memungkinkan untuk operasi lagi. Tanda-tanda pot mulai memburuk diantaranya : a) Kadar Fe dan Si di dalam metal cair meningkat dan tidak bisa diturunkan lagi. Hal ini biasanya terjadi apabila blok katoda retak atau berlubang, sehingga baja kolektor yang terletak dibawah blok katoda dapat tererosi dan larut dalam metal cair, hal ini akan mengakibatkan kandungan Fe naik. Sedangkan kenaikan kadar Si terjadi apabila dinding pot samping tererosi, sehingga silika yang terkandung dalam isolasi akan larut dan menaikkan kadar Si dalam metal cair. b) Operasi pot yang sulit. Bila gangguan (noise)voltasesulit dikendalikan, suhu dan tegangan sering naik dan sulit diturunkan. Hal ini mengakibatkan Anode Effect yang timbul sulit dihentikan. Keadaan seperti ini membuat banyak operasi manual dilakukan, sehinggga memberatkan operator. Pot biasanya dimatikan untuk dilakukan perbaikan, sehingga akan dapat digunakan kembali jika kerusakannya telah diperbaiki. 12
9 Pabrik Pencetakan Aluminium cair yang dihasilkan di pabrik peleburan (Reduction Plant) yang telah dihisap oleh vacum laddle dibawa dengan metal transport car ke pabrik penuangan. Di pabrik pencetakan (casting shop) temperatur aluminium cair tetap dijaga dan ditaburi flux untuk memurnikannya. Dross yang terbentuk dipermukaan aluminium cair diambil, lalu didinginkan di tempat pendinginan dross. Terdapat 10 unit dapur di pabrik pencetakan, yang terdiri dari 1 unit dapur pelebur (Melting Furnace) dan 9 unit dapur penampung (holding furnace) dengan masing-masing kapasitas 30 ton aluminium cair. Sebelum diisikan ke dalam dapur, metal transport car beserta laddle dan isinya ditimbang pada 40 ton. Aluminium yang sudah murni diatur temperaturnya, kemudian dituangkan ke casting machine melalui suatu pengalir, dimana aluminium ini akan membeku membentuk aluminium batangan (ingot). Ingot yang keluar dari casting machine masuk ke conveyor pendingin, lalu dipindahkan ke conveyor penumpuk dengan mengggunakan servo arm. Setelah tumpukan ingot ditimbang, selanjutnya dipindahkan ke lapangan pendingin dengan menggunakan Forklift, sedangkan ingot yang sudah dingin dilakukan proses bundling, kemudian disimpan ke lapangan penyimpangan ingot. Di PT. INALUM (Persero) terdapat 7 unit casting machine untuk pencetakan ingot 50 pon (22,7 Kg) dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing unit casting Mesin Vibrating Compactor Vibrating Compactor Secara Umum Mesin Vibrating Compactormerupakan sebuah mesin yang digunakan untuk memadatkan suatu bahan dengan proses penekanan, penggetaran, dan pemvakuman udara dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat kepadatan yang baik. Mesin Vibrating Compactor sering digunakan di pabrik yang bergerak di bidang industry penghasil blok karbon yang akan digunakan sebagai anoda. Proses yang dilakukan oleh mesin ini tidak terlalu panjang dan semua dilakukan secara otomatis. Namun dalam segi perbaikan dan perawatan sangatlah banyak dikarenakan banyaknya sensor dan komponen yang digunakan pada mesin ini. Kalibrasi juga sangat penting dilakukan pada sensor-sensor yang ada pada 1 Pabrik Peleburan Aluminium, diakses dari pada tanggal 3 Juni 2016 pukul WIB. 13
10 mesin ini dengan tujuan menjaga konsistennya hasil produksi dari mesin ini. Ada 4 jenis mesin Vibrating Compactor untuk pembuatan anoda yang sebenarnya hanya berbeda di bentuk dan langkah kerja. Tapi untuk hasil dan cara kerjanya tidak jauh berbeda. Berikut jenis-jenis dari mesin Vibrating Compactor: 1. Single Sliding Table Vibrating Compactor Single sliding table Vibrating Compactor adalah jenis dari Vibrating Compactor yang hanya memiliki 1 mould (cetakan) dan bergerak secara sliding atau digeser. Jenis ini mampu mencetak 27 blok/jam. Berikut gambar dari Single Sliding Table Vibrating Compactor. Gambar 2.1. Single Sliding Table Vibrating Compactor Sumber : Manual Book Vibrating Compactor Outotec 2. Tandem Sliding Table Vibrating Compactor Tandem sliding table Vibrating Compactor adalah jenis Vibrating Compactor yang memiliki 2 mould tapi hanya memiliki 1 feeder. Mould pada jenis ini juga bergerak secara di geser. Scale atau pengukur berat pasta akan bergerak ke mould untuk memasukkan pasta secara bergantian. Jenis ini mampu mencetak 54 blok/jam. Berikut gambar dari Tandem sliding table Vibrating Compactor. 14
11 Gambar 2.2. Tandem Sliding Table Vibrating Compactor Sumber : Manual Book Vibrating Compactor Outotec 3. Triple Sliding Table Vibrating Compactor Triple sliding table Vibrating Compactor adalah jenis Vibrating Compactor yang memiliki 3 mould dan bergerak secara sliding. Pada proses feeding sama seperti pada jenis tandem sliding table, namun dilakukan pada 3 mould secara bergantian. Jenis ini mampu mencetak 75 blok/jam. Berikut gambar dari Triple sliding table Vibrating Compactor. 15
12 Gambar 2.3. Triple Sliding Table Vibrating Compactor Sumber : Manual BookVibrating Compactor Outotec 4. Turntable Vibrating Compactor Turntable Vibrating Compactor adalah jeni Vibrating Compactor yang memiliki 3 mould tapi bergerak secara berputar untuk melakukan proses feeding, proses vibrating, dan proses pengeluaran blok anoda secara bergantian. Jenis ini mampu menghasilkan 32 blok/jam. Jenis ini yang digunakan oleh PT. Inalum (persero) untuk pencetakan blok anoda yang akan dipakai dalam proses peleburan aluminium. Maka dari itu penulis akan hanya menjelaskan jenis Turntable Vibrating Compactor pada penulisan selanjutnya. Berikut gambar dari mesin Turntable Vibrating Compactor. 16
13 Gambar 2.4. Turntable Vibrating Compactor Sumber : Manual BookVibrating Compactor Outotec Vibrating Compactor yang Digunakan PT. Inalum (persero) Vibrating Compactor yang digunakan oleh PT. Inalum (persero) merupakan jenis Turntable Vibrating Compactor. Mesin Turntable Vibrating Compactor terdapat pada pabrik anoda karbon, tepatnya di bagian green carbon. Mesin Turntable Vibrating Compactor adalah mesin yang digunakan untuk memadatkan suatu bahan dengan memanfaatkan getaran, tekanan, dan kevakuman. Pada jenis turntable, mesin bergerak secarasiklus berputar. Mesin ini banyak digunakan di pabrik yg bergerak di bidang produksi anoda karbon termasuk PT. Inalum yang menggunakan mesin ini untuk memproduksi karbon anoda yang digunakan sendiri untuk proses peleburan aluminium. Berikut merupakan gambar dari Turntable Vibrating Compactor yang digunakan di PT. Inalum (persero). 17
14 Gambar 2.5. Turntable Vibrating Compactor di PT. Inalum (persero) Komponen-komponen Utama Turntable Vibrating Compactor Komponen-komponen yang dimiliki mesin Turntable Vibrating Compactor adalah: 1. Paste Spreading Device Paste Spreading Device adalah komponen yang berfungsi untuk memasukkan bahan (pasta) kedalam mould (cetakan). Berikut gambar dari Paste Spreading Device. 18
15 Gambar 2.6. Paste Spreading Device 2. Hopper Scale Hopper Scale adalah komponen yang berfungsi untuk menimbang berat dari pasta yang akan dimasukkan kedalam cetakan agar setiap blok yang dihasilkan tetap sama ukuran dan beratnya. Berikut gambar dari Hopper Scale. Gambar 2.7. HopperScale 19
16 3. Vibrating Table With Unbalance Drive Vibrating Table With Unbalance Drive adalah komponen yang berbentuk meja yang dilengkapi alat penggetar yang berfungsi memberikan getaran pada proses pemadatan anoda karbon. Berikut gambar dari Vibrating Table With Unbalance Drive. Gambar 2.8. Vibrating Table With Unbalance Drive 4. Clamp Locking Device for Mould Clamp Locking Device for Mould adalah komponen yang berfungsi untuk mengunci cetakan ketika terjadinya proses pemadatan. Berikut gambar dari Clamp Locking Device for Mould. 20
17 Gambar 2.9. Clamp Locking Device for Mould 5. Pushing Device Pushing Device adalah komponen yang berfungsi untuk memberikan tekanan dari atas dengan bantuan tekanan udara yang dialirkan kedalam air bellow. Berikut gambar dari Pushing Device. 21
18 Gambar Pushing Device 6. Mould Mould adalah cetakan yang digunakan untuk mencetak anoda karbon. Berikut gambar dari Mould. Gambar Mould 22
19 7. Machine Column Machine Column adalah bagian tengah dari Turntable Vibrating Compactor yang berfungsi untuk memutar ketiga pallet tempat mould diletakkan. 8. Heating Device for Mould Heating Device for Mould adalah komponen yang berfungsi untuk memanaskan mould guna mejaga suhu pasta yang ada di dalam mould. 9. Vacuum System Vacuum System adalah komponen yang berfungsi untuk memberikan tingkat kevakuman yang tinggi di dalam mould pada proses pemadatan anoda block. Berikut gambar dari Vacuum System. Gambar Vacuum System 23
BAB II MESIN PENGADUK KO-KNEADER
BAB II MESIN PENGADUK KO-KNEADER 2.1 Proses Produksi Aluminium. Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT. INALUM (Persero), yang terletak di Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala
Lebih terperincialuminium dari kebanyakan bahan itu masih belum ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Alumunium adalah logam yang terbanyak didunia. Logam ini merupakan bagian dari pada kerak bumi. Namun proses untuk mendapatkan aluminium dari kebanyakan bahan itu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA Alumina Alumina (Al O 3 ) merupakan material keramik nonsilikat yang paling penting. Material ini meleleh pada suhu 051 o C dan mempertahankan kekuatannya bahkan pada suhu 1500 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah aluminium Aluminium adalah logam yang terbanyak di dunia. Logam 8 % dari bagian pada kerak bumi. Boleh dikatakan setiap negara mempunyai persediaan bahan yang mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sistem perdagangan dunia di samping isu lingkungan, produk bersih, HAM, pekerja anak, dan pengupahan (Ramli, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) telah menjadi isu global yang berpengaruh terhadap perdagangan dan arus barang antar Negara. Isu kesehatan dan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Aluminium ditemukan kira kira sekitar 160 tahun yang lalu dan dimulai produksi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Aluminium Aluminium ditemukan kira kira sekitar 160 tahun yang lalu dan dimulai produksi skala industri sekitar 90 tahun yang lalu. Berikut sejarah perkembangan tentang
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PERTANYAAN WAWANCARA Digunakan untuk membuat cause effect diagram dan untuk memperoleh faktor-faktor dan nilai level faktor yang akan digunakan pada penelitian dengan menggunakan metode Taguchi.
Lebih terperinciyang mengandung 50 % sampai 60 % Al 2 O 3 : 1 % sampai 20 % Fe 2 O 3 : 1 % dilarutkan dalam natrium hidroksida
xvii BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alumina dan Aluminium Aluiminium adalah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan silikon), mencapai 8,2 % dari massa total. Keberadaannya umumnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sedikit sebagai logam berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu yang lama
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Umum Aluminium Logam aluminium pertama kali ditemukan pada tahun 1825, tetapi baru dalam jumlah sedikit sebagai logam berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. digunakan pada proses Hall-Heroult adalah anoda karbon. Karbon yang merupakan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anoda Anoda adalah elektroda dengan muatan listrik positif dalam proses elektrolisa. Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi (sebagai reduktor). Anoda yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aluminium meliputi pemanfaatan energi bebas yang terus menerus untuk membentuk
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aluminium Aluminium merupakan salah satu bahan baku dalam bidang industri metalurgi. Aluminium diproduksi sebagai produk dengan kemurnian yang tinggi. Produksi aluminium meliputi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Mendayagunakan Sungai Asahan sudah dilakukan pada masa pemerintahan Hindia Belanda dengan cara pembangunan pembangkit listrik di aliran sungai Asahan
Lebih terperinciNabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)
BAB I PENGANTAR I.1. Latar Belakang Aluminium merupakan salah satu elemen logam yang paling melimpah keberadaannya. Secara kuantitas, aluminium menduduki urutan ketiga elemen terbanyak di bumi, di bawah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Bahan baku perlu mendapat perhatian ekstra dari perusahaan, karena bahan baku sangat menentukan mutu produk aluminium itu sendiri. Sebaik apapun proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. periodik unsur. Aluminium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,9815 sma.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aluminium Aluminium adalah logam ringan yang cukup penting peranannya dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistem periodik unsur. Aluminium
Lebih terperinciPELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 1.1 ALUR PROSES ZINC CAN Zinc Ingot Zinc Furnace Proses Peleburan Zinc Proses Casting Proses Rolling Proses Drawing Proses Cutting Proses Coil Aging Zinc Slug Proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aluminium ini terdiri dari 3 unit. Unit pertama yaitu Carbon Plant untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di alam ini sedikit sekali ditemukan unsur aluminium (Al) dalam barangbarang tambang, akan tetapi dalam bentuk senyawa banyak ditemukan yaitu senyawa alumina (Al 2
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. mengadakan studi kelayakan proyek, dan tahun 1939 perusahaan Belanda, MEWA
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Sungai Asahan merupakan satu-satunya sungai yang mengalir dari Danau Toba dan memiliki potensi yang besar sebagai penghasil listrik tenaga air. Gagasan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi untuk menghasilkan tenaga listrik dengan memanfaatkan Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Permasalahan industri Kandungan unsur Pb yang tinggi dalam tembaga blister Studi literatur Perilaku unsur timbal dalam tanur anoda Perilaku
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang lama adalah daya pengikatnya yang besar untuk elemen-elemen tertentu.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Aluminium Logam aluminium pertama kali dibuat pada tahun 1825, tetapi baru dalam jumlah sedikit sebagai logam yang berharga. Kesulitan yang belum teratasi sampai waktu
Lebih terperinciBAB III MESIN PENGGILING (TUBE MILL) Tanjung melalui 275 KV jaringan transmisi. Bahan baku untuk Aluminium
BAB III MESIN PENGGILING (TUBE MILL) 3.1 Proses Produksi Aluminium Listrik yang dihasilkan melalui PLTA PT. INALUM (Persero), yang terletak di Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan Aluminium di
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) Gagasan untuk mengolah tenaga kerja air sungai Asahan sebagai pembangkit listrik telah dimulai sejak tahun 1908. Pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Orang pertama yang telah berhasil memisahkan aluminium adalah H.Davy yaitu pada
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Alumunium Orang pertama yang telah berhasil memisahkan aluminium adalah H.Davy yaitu pada tahun 1808. Pada tahun 1825 Oersted dapat menghasilkan aluminium yang lebih
Lebih terperinciMAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)
MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENJADWALAN MESIN DENGAN METODE CDS (CAMPBELL, DUDEK & SMITH)DAN METODE PALMER PADA BAGIAN CASTING SHOP DI PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (INALUM)
PENJADWALAN MESIN DENGAN METODE CDS (CAMPBELL, DUDEK & SMITH)DAN METODE PALMER PADA BAGIAN CASTING SHOP DI PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (INALUM) KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Lebih terperinciTUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN
TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN Disusun Oleh Nama Anggota : Rahmad Trio Rifaldo (061530202139) Tris Pankini (061530200826) M Fikri Pangidoan Harahap (061530200820) Kelas : 3ME Dosen
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Aluminium adalah unsur melimpah ketiga yang terbanyak dalam kerak bumi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Elektrolisa Aluminium Aluminium adalah unsur melimpah ketiga yang terbanyak dalam kerak bumi (sesudah Oksigen dan Silikon), mencapai 8,2 % dari massa total. Keberadaannya
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Profil PT INALUM Gagasan untuk mengolah tenaga air sungai Asahan sebagai pembangkit listrik telah dimulai sejak tahun 1908. Pada tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda
Lebih terperinciBAB III PROSES PENGECORAN LOGAM
BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciBAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA
BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA Aluminium adalah salah satu logam ringan (light metal) dan mempunyai sifat-sifat fisis dan mekanis yang baik, misal kekuatan tarik cukup tinggi, ringan, tahan korosi, formability
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alumina dan Aluminium 2.1.1 Aluminium Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
35 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam, Desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang
Lebih terperinciBAB V KERAMIK (CERAMIC)
BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa
Lebih terperinciPENENTUAN JUMLAH PITCH (PEREKAT) YANG TERKANDUNG DALAM GAS BUANG PADA PEMANGGANGAN ANODA UNTUK PRODUKSI ANODA KARBON DI PT. INALUM KARYA ILMIAH
PENENTUAN JUMLAH PITCH (PEREKAT) YANG TERKANDUNG DALAM GAS BUANG PADA PEMANGGANGAN ANODA UNTUK PRODUKSI ANODA KARBON DI PT. INALUM KARYA ILMIAH VORDINAN LIMBONG 052409014 PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA
Lebih terperinciRINGKASAN BAKING AND ROASTING
RINGKASAN BAKING AND ROASTING Bab I. Pendahuluan Baking dan Roasting pada pokoknya merupakan unit operasi yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah eating quality dari bahan
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciTEORI SAMBUNGAN SUSUT
TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Alumina dan aluminium 2.1.1 Aluminium Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia. Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim
Lebih terperinciXI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA. Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar
XI. KEGIATAN BELAJAR 11 CACAT CORAN DAN PENCEGAHANNYA A. Sub Kompetensi Cacat coran dan pencegahannya dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciBAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan
II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan
Lebih terperinciBAB IV PENGENALAN MESIN KILN
BAB IV PENGENALAN MESIN KILN 4.1 Deskripsi Mesin Kiln Mesin Kiln pada proses produksi keramik melalui beberapa tahapan yang salah satunya adalah pembakaran. Pembakaran bertujuan mengubah material keramik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari alumina dengan cara elektrolisa dari garam yang terfusi. Penggunaan
2.1 Aluminium BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aluminium pertama kali ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1809 sebagai suatu unsur dan pertama kali direduksi sebagai logam oleh H. C. Oersted pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk menentukan distribusi As dalam tanur anoda, dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap komposisi kimia dari tembaga hasil proses
Lebih terperinciPROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM
PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM PENGERTIAN Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang memproduksi aluminium batangan terletak di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:
III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Pengecoran logam dilakukan dipabrik pengecoran logam,desa Serdang, Kecamatan Tanjung Bintang
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.
Lebih terperinciPenghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim
KONDUKTOR Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga. Aluminium
Lebih terperinciTATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN
TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan manusia dalam bidang industri semakin besar. kebutuhan akan material besi dalam bentuk baja dan besi cor juga
Lebih terperinciMODUL 8 9 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA
MODUL 8 9 DI KLAT PRODUKTI F MULOK I I BAHAN KERJA ( ) TINGKAT : XII PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8-9 Logam Murni Logam murni
Lebih terperinciLOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)
LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS) LOGAM BUKAN - BESI ( NONFERROUS ) Kurang lebih 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan logam bukan besi. Indonesia merupakan negara penghasil bukan besi
Lebih terperinci3) Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh. yang diusulkan oleh Pemegang Saham pihak Indonesia.
3) Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham pihak Indonesia sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pihak dengan ketentuan sekurang-kurangnya
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN PADUAN AL-SI (SERI 4032) TERHADAP HASIL PENGECORAN Ir. Drs Budiyanto Dosen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses produksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinci1. Fabrikasi Struktur Baja
1. Fabrikasi Struktur Baja Pengertian proses fabrikasi komponen struktur baja secara umum adalahsuatu proses pembuatan komponen-komponen struktur baja dari bahanprofil baja dan atau plat baja. Pelaksanaan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Studi Literatur Pembuatan Master Alloy Peleburan ingot AlSi 12% + Mn Pemotongan Sampel H13 Pengampelasan sampel Grit 100 s/d 1500 Sampel H13 siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Industri besi baja merupakan basic industry yang merupakan penopang pembangunan suatu bangsa. Dari tahun ke tahun tingkat produksi baja dunia terus mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR Akhyar1 akhyarhasan@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Jalan Syech
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining
BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Ingot AC8H Proses peleburan Proses GBF (Gas Bubbling Floatation) Spektrometer NG Proses pengecoran OK Solution Treatment Piston As Cast Quenching
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan faktor-faktor atau variable yang memungkinkan menjadi penyebab terjadinya cacat susut ( Shrinkage ).
Lebih terperinciALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN
ALAT DAN MESIN PEMUPUKAN TANAMAN Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi)
Lebih terperinciC. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita dapat mengevaluasinya secara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Aluminium Orang pertama yang telah berhasil memisahkan aluminium adalah H.Davy yaitu pada tahun 1808. Pada tahun 1825 Oersted dapat menghasilkan aluminium yang lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciPEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03
PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER NAMA : BUDI RIYONO NPM : 21410473 KELAS : 4ic03 LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan dunia otomotif sangat berkembang dengan pesat, begitu juga halnya dengan
Lebih terperinciTEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6
KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April
Lebih terperinciANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero)
ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA TURNTABLE VIBRRATING COMPACTOR GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN PT. INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (Persero) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05% Pengecoran suhu cetakan 250 C Pengecoran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Airlangga, Laboratorium Dasar Bersama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini penulis meneliti tentang pengaruh penahanan waktu pemanasan (holding time) terhadap kekerasan baja karbon rendah pada proses karburasi dengan menggunakan media
Lebih terperinciPROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA
PROSES MACHINING PEMBUATAN ZINC CAN BATTERY TYPE UM-1 DI PT. PANASONIC GOBEL ENERGI INDONESIA Nama : Eirene Marten S. NPM : 22411340 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Ir. Arifuddin, MM. MSC Latar Belakang
Lebih terperinciBAB V PROSES PENGECORAN BAB V PROSES PENGECORAN
BAB V PROSES PENGECORAN Bertitik tolak pada cara kerja proses ini, maka proses pembuatan jenis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Proses penuangan. 2. Proses pencetakan. Proses penuangan adalah proses
Lebih terperinciPELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR
MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah adalah bagian yang penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur. Dengan begitu tanah menjadi pijakan dan dasar yang menerima semua beban yang ditimbulkan
Lebih terperinciPerusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang berkembang, Indonesia berusaha keras dalam memajukan sektor perindustrian agar dapat bersaing dengan Negara lain di dunia Internasional, terutama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciMelalui sedikit kelebihan gas dalam api dapat dicegah terjadinya suatu penyerapan arang (jika memang dikehendaki) dicapai sedikit penambahan
Flame Hardening Flame hardening atau pengerasan dengan nyala api terbuka adalah pengerasan yang dilakukan dengan memanaskan benda kerja pada nyala api. Nyala api tersebut dapat menggunakan Elpiji + Udara
Lebih terperinciMODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM
MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai fluorspar, CaF 2, Na 3 AlF 6,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Kelarutan hidrogen fluorida Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai fluorspar, CaF 2, Na 3 AlF 6, fluorapatit, 3Ca 3 (PO 4 )Ca(F,Cl) 2, ia lebih melimpah dari klor. Fluor
Lebih terperinciNama Kelompok. 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi. dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT
Nama Kelompok 1. Himawan Sigit Satriaji 2. Ahlan Haryo Pambudi dosen PEMBIMBING Ir. Budi Setiawan, MT Masyarakat Kebutuhan Pasar bisnis properti Bencana Alam Lumpur Lapindo Bahan baku yang belum termanfaatkan
Lebih terperinci