BAB I PENDAHULUAN. Renstra BBKB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Renstra BBKB"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Memasuki millennium ke-2, fenomena pada skala global ditandai dengan perubahan yang dramatis dalam berbagai bidang kehidupan manusia, tak terkecuali di bidang ekonomi. Mekanisme pasar yang semakin kuat mengarah pada pasar bebas pada tingkat regional maupun internasional, telah menuntut penyesuaian-penyesuaian tertentu pada kerja ekonomi setiap bangsa termasuk kerja di sektor industri. Dengan sendirinya efektivitas berbagai perlengkapan milik negara di Indonesia, harus lebih meningkat guna memberikan pelayanan yang lebih memuaskan kepada rakyat khususnya yang bergerak dalam usaha industri. Di tengah kesulitan ekonomi dan menurunnya pendapatan negara sejak krisis moneter beberapa tahun silam, lembaga-lembaga pelayanan umum milik negara, seperti Lembaga Litbang dituntut untuk beroperasi secara lebih efisien. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sebagai salah satu unit organisasi di bawah Departemen Perindustrian, membawahi Lembaga-lembaga Litbang di seluruh Indonesia, adalah unsur penunjang pelaksanaan tugas sebagai Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Kementerian Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 24 tahun 2010 tentang kedudukan, tugas, dan fungsi kementerian negara serta susunan organisasi, tugas, dan fungsi eselon I kementerian negara, terhitung mulai tanggal 14 April 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) secara resmi telah berubah menjadi Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri (BPKIMI) yang merupakan salah satu unit setingkat eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengkajian serta penyusunan rencana kebijakan makro pengembangan industri jangka Renstra BBKB

2 menengah dan panjang, kebijakan pengembangan klaster industri prioritas serta iklim dan mutu industri. Sebagai salah satu UPT di lingkungan Kementerian Perindustrian, Balai Besar Kerajinan dan Batik yang selanjutnya disebut sebagai BBKB adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Mutu Industri. Saat ini BBKB termasuk salah satu Balai Litbang Sektoral dan Regional yang secara keseluruhan berjumlah 22 di lingkungan BPPI yang masih berada di papan paling bawah, yaitu pada peringkat ke 11 diukur dari kinerja pelayanan dibandingkan dengan Balai Besar dan Baristand yang ada. Perkembangan lingkungan strategis internal dan eksternal yang berlangsung sangat cepat menimbulkan perubahan-perubahan mendasar pada tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perubahan paradigma tersebut bersama dengan perubahan lain yang muncul dari dinamika perkembangan baru lingkungan internal dan eksternal menimbulkan isu-isu atau permasalahanpermasalahan dalam sistem penyelenggaraan kegiatan di BBKB yang menjadi tanggung jawab aparaturnya untuk mencari penyebab dan pemecahannya. Di lingkungan BBKB, untuk menetapkan suatu isu menjadi isu aktual yang dapat ditindaklanjuti dalam bentuk program, maka dilakukan identifikasi isu-isu yang selama ini berkembang dan menjadi permasalahan yang perlu segera dicari alternatif pemecahan masalahanya. Isu-isu tersebut antara lain adalah : 1. Rendahnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di BBKB karena belum optimalnya pelayanan jasa teknis. 2. Belum ada unit organisasi di BBKB yang menangani penerapan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), sehingga HAKI di BBKB belum sepenuhnya diterapkan. 3. Organisasi BBKB belum mendorong para peneliti memasukkan hasil litbang ke jurnal-jurnal internasional, sebagai ukuran tingkat kualitas hasil litbang yang mampu dilakukan. Renstra BBKB

3 B. Potensi dan Permasalahan BBKB Identifikasi potensi didasarkan pada potensi secara internal dan lingkungan eksternal. Potensi secara internal meliputi kemampuan individu organisasi. Potensi lingkungan eksternal merupakan kondisi lingkungan yang mendukung dan memberikan prospek dan peluang kemajuan bagi organisasi. 1. Potensi a. Potensi Internal Balai sebagai lembaga litbang yang sudah berdiri sejak tahun 1922 memiliki beberapa kemampuan dan kekuatan yang tidak dimiliki oleh instansi lain yang sejenis. Kemampuan internal balai dituangkan dalam analisa kekuatan balai yang dapat dirinci sebagai berikut: 1) Pendanaan yang didukung oleh rupiah murni dan PNBP. 2) Keberadaan Balai sudah dikenal dikalangan pemerintah daerah, BUMN, LSM dan swasta. 3) Tersedianya SDM berkemampuan teknis yang spesifik. 4) Pengalaman dalam melakukan penelitian dan pelatihan teknis di bidang kerajinan dan batik. 5) Eksistensi Balai sebagai balai penelitian dan pengembangan di bidang industri kerajinan dan batik berdasarkan Peraturan Menteri Nomor: 46/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kerajinan dan Batik. 6) Memilki beberapa laboratorium teknis di bidang kerajinan dan batik (perhiasan dan batu mulia, tenun, batik, kertas seni, Serat alam non tekstil, garmen dan perca kain, kayu-bambu-rotan, gerabah, aneka kerajinan, keteknikan). 7) Adanya Lembaga Uji Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB) terakreditasi KAN no. LP-235-IDN tanggal 9 Oktober 2009 dengan ruang lingkup Tekstil dan Produk Tekstil, Batik, Barang-barang emas dan Perak, Pakaian Jadi, Bola Sepak, Bola Voli, Bola Basket, Bola Tennis Meja, Raket Bulu Tangkis, dan Bola Bulu tangkis. Renstra BBKB

4 8) Adanya Lembaga Kalibrasi yang terakreditasi KAN no. LK-125-IDN tanggal 2 September 2010 dengan ruang lingkup Temperatur dan Massa 9) Adanya Lembaga Sertifikasi Produk Toegoe terakreditasi KAN no LSPr-025-IDN Tanggal 27 Februari 2009 dengan ruang lingkup Perhiasan / barang-barang Emas dan Perak, Serat Tekstil, Produk Industri Tekstil 10) Adanya Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM Craftiqa) terakreditasi KAN no. LSSM-030-IDN Tanggal 31 Maret 2011 dengan ruang lingkup Perhiasan, Serat Tekstil dan Produk Industri Tekstil, Produk Logam bukan Besi, Produk Kayu, dan Produk Kertas. Potensi internal ini diharapkan dapat menjadi kekuatan balai yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsi dan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi tantangan lingkungan luar. b. Potensi eksternal balai Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang ada diluar sistem organisasi balai yang merupakan variabel uncontrolable. Balai dapat menggunakannya sebagai peluang dan tantangan dalam menjalankan organisasi menuju arah perbaikan demi tercapainya visi organisasi. Identifikasi potensi eksternal yang meliputi kebijakan, pasar, teknologi dan demografi dituangkan dalam analisa peluang dan tantangan yang dirinci sebagai sebagai berikut: 1) Dukungan pemerintah pada pengembangan kebijakan cluster dan industri kreatif. 2) Tuntutan produk dengan muatan lokal. 3) Adanya kewajiban dana social responsibility dari BUMN, LSM, Perusahaan swasta. 4) Berlakunya sistem otonomi daerah. 5) Pasar industri kerajinan dan batik yang masih terbuka. Renstra BBKB

5 6) Tuntutan pasar akan produk yang memenuhi standar dan ramah lingkungan. 7) Dukungan potensi keragaman hayati terbanyak kedua setelah negara Brasil. 8) Jumlah IKM yang bergerak di bidang kerajinan dan batik lebih dari unit usaha dengan menyerap tenaga kerja. 9) Kebutuhan hasil riset terapan meningkat disebabkan kemampuan R&D IKM yang masih rendah. 10) Pesatnya Perkembangan Teknologi Informasi. 2. Permasalahan Birokrasi sebagai wujud organisasi sektor publik tidak terlepas dari pengaruh perubahan paradigma dimana mutu yang diberikan aparatur birokrasi akan sangat menentukan kelangsungan hidup birokrasinya, dan mutu pelayanan yang diberikan sangat ditentukan oleh pengguna/yang berkepentingan dengan jasa layanan (stakeholder). Pasar global adalah suatu pasar yang diselimuti situasi dan sistem kompetisi yang demikian ketat, sehingga kita dihadapkan oleh tuntutan ditemukannya suatu jawaban tentang kualitas produk jasa pelayanan yang memuaskan masyarakat pelanggannya. Konsep dasar dalam memuaskan pelanggan minimal mengacu pada (1) keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif (mempunyai daya tarik; bersifat menyenangkan) yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk itu, (2) kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan Acuan dari kualitas seperti dijelaskan di atas, menunjukkan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality). Dengan demikian, menurut VIncent Gspearsz, 1997, produk-produk didisain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelayanan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu Renstra BBKB

6 pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik, serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar. Sementara itu, menurut Gaspersz (1997), menyatakan bahwa keberhasilan pengembangan manajemen kualitas suatu organisasi sangat tergantung pada dua hal pokok; (1) keinginan besar dari manajemen puncak untuk menerapkan prinsip-prinsip kualitas dalam organisasi, dan (2) prinsipprinsip kualitas itu diakomodasikan ke dalam sistem manajemen kualitas. Oleh karena itu, maka manajemen bertanggung jawab menetapkan kebijaksanaan untuk kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Identifikasi permasalahan didasarkan pada kondisi internal dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal. Detil kondisi internal yang menjadi permasalahan yang harus segera diminimalkan adalah sebagai berikut : 1) Hasil riset belum optimal menjawab kebutuhan industri dan belum terintegrasi. 2) Lemahnya jejaring kerja dengan industri dan instansi lain Pembina IKM. 3) Belum optimalnya kinerja layanan kepada pengguna jasa. 4) Belum optimalnya kemampuan inovasi SDM. 5) Berkurangnya jumlah SDM yang memiliki kemampuan teknis, karena pensiun. 6) Loyalitas dan semangat kebersamaan secara internal belum maksimal. 7) Belum optimalnya penerapan sistem manajemen mutu. 8) Kurangnya sarana dan prasarana Litbang. 9) Kurangnya sarana dan kemampuan SDM dalam bidang teknologi informasi (pengelolaan database internal dan eksternal, sistem pemasaran, LAN dsb). Analisa permasalahan berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal meliputi kooordinasi kebijakan pembinaan IKM masih rendah, sehingga belum tercapai sinergi yang optimal, kondisi Renstra BBKB

7 perekonomian yang tidak stabil yang dapat mempengaruhi kondisi IKM dan perubahan pasar. Hal ini merupakan salah satu tantangan Balai dalam melakukan pengembangan IKM batik dan kerajinan. Renstra BBKB

8 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN A. Visi BBKB sebagai instansi pemerintah sudah menyusun Rencana Strategis Dengan adanya reorganisasi Kementrian Perindustrian, maka BBKB harus dilakukan penyesuaian Renstra dengan kebijakan BPKIMI dan Kementrian Perindustrian dimana BBKB bernaung, Visi BPKIMI : Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang profesional bagi sektor industri nasional Misi BPKIMI : 1. Merumuskan konsep dan mengevaluasi kebijakan pembangunan industri nasional; 2. Meningkatkan peran standardisasi dalam mendukung daya saing industri nasional; 3. Mengembangkan teknologi industri yang berdaya saing termasuk nanoteknologi, bioteknologi serta teknologi informatika dan komunikasi; 4. Mengembangkan industri yang berwawasan lingkungan (Green Industry); 5. Mendukung pengembangan industri regional melalui penyediaan teknologi tepat guna dan kawasan industri hijau. Adapun tujuan jangka menengah yang telah ditetapkan BPKIMI adalah 1. Terumuskannya konsep kebijakan pembangunan industri nasional beserta kebijakan turunannya; 2. Terwujudnya sistem standardisasi dan infrastrukturnya yang memadai untuk mendukung daya saing industri nasional; 3. Meningkatnya penerapan teknologi industri yang berdaya saing termasuk industri berbasis nanoteknologi, bioteknologi serta teknologi informatika dan komunikasi; Renstra BBKB

9 4. Meningkatnya pengembangan industri yang berwawasan lingkungan; 5. Berkembangnya industri regional yang berbasis kompetensi inti industri daerah; dan 6. Meningkatnya pengembangan kawasan industri di daerah dan terbentuknya kawasan ekonomi khusus. Secara Umum, BPKIMI mempunyai 2 (dua) program aksi pokok yaitu 1. Pengembangan Kebijakan Penguatan Daya Saing Industri; dengan fokus: a. Pengembangan kebijakan iklim usaha, standar, dan mutu, b. Pengembangan kebijakan teknologi dan HAKI, c. Pengembangan kebijakan industri berbasis teknologi maju, d. Pengembangan kebijakan lingkungan hidup dan energi dan e. Pengembangan kebijakan industri pangan; 2. Peningkatan Dukungan Manajemen Kelitbangan Industri dengan fokus : a. Peningkatan Reformasi Birokrasi, b. Peningkatan Jasa Pelayanan Teknis. Di samping itu Balai-Balai industri melakukan pengembangan kompetensi intinya dan Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) melakukan pengembangan sesuai fokus yang telah ditetapkan; Dari uraian di atas maka Visi yang ingin dicapai oleh Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam tahun adalah sebagai berikut : Menjadi Pusat penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif, inovatif, dan professional. B. Misi Dalam rangka mencapai visi tersebut maka ada beberapa hal yang menjadi misi yang akan dilakukan oleh BBKB yaitu sebagai berikut : 1. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh Industri kerajinan dan batik. Renstra BBKB

10 2. Melaksanakan standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing industri kerajinan dan batik 3. Melaksanakan kerjasama dengan lembaga pembina industri dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan industri kerajinan dan batik. 4. Memberikan pelayanan yang berkualitas, efisien dan efektif dengan system pelayanan satu pintu. 5. Menciptakan sistem pengembangan kompetensi SDM. C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai oleh BBKB adalah Meningkatkan kualitas hasil litbang terapan, alih teknologi dan pelayanan teknis kerajinan dan batik 1. Meningkatkan kualitas hasil Litbang terapan untuk mendukung daya saing industri kerajinan dan batik. 2. Meningkatkan kerjasama dengan instansi yang terkait. 3. Meningkatkan kemampuan pelayanan jasa yang prima. D. Sasaran Strategis 1) Meningkatnya penerapan hasil litbang kerajinan dan batik oleh industri. 2) Meningkatnya kualitas litbang yang dihasilkan oleh balai. 3) Meningkatnya peran standardisasi pada industri kerajinan dan batik. 4) Meningkatnya kualitas pelayanan publik kerajinan dan batik. Renstra BBKB

11 E. Kondisi yang Diharapkan 1. Sumber Daya Manusia Peta posisi BBKB pada saat ini dan kondisi yang diharapkan pada 3 tahun mendatang ( ) mampu mewujudkan visi dan misinya, yaitu menjadi Menjadi Pusat penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif, dan professional. Kondisi yang diharapkan BBKB untuk rencana formasi kebutuhan pegawai pada waktu mendatang menurut jabatan tahun anggaran adalah sebagai berikut : Tahun Pendidikan SLTA D3 S1 Keahlian Jumlah S1 Teknik Kimia 2 S1 Teknik Tekstil 3 S1 Teknik Industri 1 S1 ilmu Komputer 1 D3 Mesin 2 D3 Adm Perkantoran 2 D3 Teknik Industri 1 D3 Seni Rupa dan Desain 1 D3 Fisika Terapan 1 D3 Tata Busana 1 D3 Kriya Seni 1 D3 Kimia Analis 1 SMK Batik 2 SMK Kayu 1 SMK Kerajinan S1 Humas 1 S1 Kriya Seni 2 S1 Lingkungan 1 S1 Komputer 1 S1 Tenik Kimia 1 D3 Adm Perkantoran 2 D3 Adm Keuangan 1 D3 Tata Busana 3 D3 Desain Produk 2 D3 Perpustakaan 1 Renstra BBKB

12 Tahun Pendidikan SLTA D3 S1 Keahlian Jumlah D3 Mesin 1 D3 Statistika 1 SMK Batik S1 Teknik Industri 1 S1 Teknik Kimia 2 S1 Teknik Mesin 1 D3 Adm Perkantoran 1 D3 Perpustakaan 1 D3 Statistika 2 D3 Teknik Mesin 1 D3 Kriya Seni 1 SMK Batik 2 SMK Kerajinan 2 2. Peningkatan Penguasaan Teknologi a. Kegiatan litbang Sebagai lembaga litbang yang mengutamakan pelayanan kepada pelanggan diharapkan dapat mengikuti berbagai perkembanagn informasi teknologi terkini. Berbagai program peningkatan penguasaan teknologi bagi SDM BBKB dilakukan antara lain : 1) Peningkatan SDM aparatur melalui jenjang pendidikan D3, S1,S2,S3. 2) Peningkatan SDM aparatur melalui keikut sertaan dalam seminar/workshop/konperensi/pelatihan baik di dalam maupun luar negeri. b. Penguatan laboratorium dan Lembaga Penguatan laboratorium dan lembaga dilakukan dengan : 1) Peningkatan sarana dan prasarana laboratorium 2) Peremajaan peralatan yang sudah tidak layak pakai. 3) Perluasan ruang lingkup uji pada LUK IKB. 4) Perluasan ruang lingkup LS Pro. Renstra BBKB

13 5) Uji banding antar laboratorium. 6) Pemeliharaan Lembaga yang telah terakreditasi. c. Peningkatan Penerimaan Jasa Dengan adanya peningkatan penguasaan litbang, penguatan laboratorium, sdm, dan lembaga diharapkan adanya peningkatan penerimaan jasa layanan teknis dari masing-masing sumber penerimaan yang ada di BBKB. Tabel. 3.6 TARGET PNBP BBKB No URAIAN Penelitian/ Pengembangan Pelatihan Teknis Operasional Pengujian Bahan & Barang Konsultansi Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produksi 6 Pelayanan Jasa Teknis/Kegiatan lainnya 7 Sertifikasi Sistem Mutu dan Personal 8 Rancang Bangun dan Perekayasaan 9 Penanganan Pencemaran Kalibrasi Jumlah Renstra BBKB

14 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Pembangunan nasional secara terencana harus terus terjaga dengan seksama agar pemerintah mampu mewujudkan Visi Indonesia menjadi negara mandiri, maju, adil, dan makmur pada tahun 2025 sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Visi pembangunan ini menjadi pertimbangan dalam menghasilkan kebijakan-kebijakan yang menjamin keberlanjutan pembangunan industri. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional disusun agar dapat merealisasikan cita-cita luhur bangsa Indonesia dan sekaligus menjawab tantangan perubahan lingkungan yang terjadi dengan cepat, serta mampu mengatasi dampak krisis finansial global yang terjadi saat ini. Kebijakan Industri Nasional (Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008) disusun dengan menggunakan pendekatan klaster industri dan kompetensi inti industri daerah guna membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Visi pembangunan industri nasional jangka panjang tahun 2025 adalah membawa Indonesia pada tahun 2025 menjadi negara industri tangguh yang bercirikan: 1. Industri Kelas Dunia; 2. PDB Sektor Industri yang seimbang antara Pulau Jawa dan di Luar Jawa; 3. Teknologi telah menjadi ujung tombak pengembangan produk dan penciptaan pasar; Arah pembangunan nasional jangka panjang ini menjadi acuan bagi arah kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian dalam kurun waktu yang sama. Renstra BBKB

15 Dalam dokumen RPJMN , telah ditetapkan visi Indonesia pada tahun 2014 yakni Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan misi sebagai berikut: 1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera 2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi 3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang Adapun agenda yang akan dilaksanakan selama periode antara lain: 1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat 2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan 3. Penegakan Pilar Demokrasi 4. Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi 5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan Pada RPJMN II kerangka ekonomi makro adalah sebagai berikut: rata-rata pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 6,3-6,8 persen, dimana pada tahun 2013 mencapai 7 persen dan pada tahun 2014 minimal tumbuh sebesar 7 persen. Hasil Retreat Kabinet Paripurna tanggal April 2010 di Istana Tampak Siring, Bali tingkat pertumbuhan ekonomi diproyeksikan sebesar 7,7 persen pada tahun Sedangkan inflasi berdasarkan RPJMN II diperkirakan rata-rata sebesar 4-6 persen, pengangguran dari tahun 2009 sebesar 8,1 persen menjadi 5-6 persen pada tahun 2014 sedangkan kemiskinan pada tahun 2009 sebesar 14,1 persen menjadi 8-10 persen pada tahun Oleh karena itu pembangunan ekonomi pada RPJMN II diprioritaskan pada: 1. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan 2. Penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh 3. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan Renstra BBKB

16 Disamping itu, arah kebijakan dan strategi nasional juga mengacu kepada Program 100 hari, 1 tahun, dan 5 tahun Kabinet Indonesia Bersatu II, 15 Program Pilihan Presiden periode , program prioritas nasional lainnya di bidang perekonomian, Isu-isu strategis lima tahun yang akan datang hasil temu nasional di bidang perekonomian, dan Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI Program 100 hari Bidang Perekonomian: 1. Ketersediaan lahan dan keterpaduan tata ruang 2. Pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur 3. Pembangunan dan pemeliharaan Infrastruktur Strategis 4. Pengadaan lahan bagi pertanian, perkebunan dan perikanan 5. Iklim investasi pertanian dan perikanan 6. Kesinambungan swasembada pangan 7. Jaminan pasokan energi 8. Sistem harga energi yang kompetitif 9. Ketahanan energi 10. Pengalihan sistem subsidi: BBM, pupuk, dan listrik 11. Pengembangan energi terba rukan nasional 12. Revitalisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) 13. Pengembangan UKM 14. Ketenagakerjaan 15. Kelancaran arus barang dan daya saing 16. Revitalisasi Industri pupuk dan gula 17. Pengembangan Klaster Industri berbasis sumber daya alam fosil terbarukan 18. Aksesibilitas dan keterhubungan (connectivity) Antar Wilayah 19. Keselamatan Transportasi Program 5 tahun Kabinet Indonesia Bersatu II: Prioritas 1 : Reformasi Birokrasi dan Good Governance Prioritas 2 : Pendidikan Prioritas 3 : Kesehatan Prioritas 4 : Penanggulangan Kemiskinan Renstra BBKB

17 Prioritas 5 : Ketahanan Pangan Prioritas 6 : Infrastruktur Prioritas 7 : Iklim Investasi dan Bisnis Prioritas 8 : Energi Prioritas 9 : Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Prioritas 10 : Pembangunan Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Pascakonflik Prioritas 11 : Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi Penjelasan 15 program pilihan presiden untuk tahun adalah sebagai berikut : 1. Pemberantasan Mafia Hukum 2. Revitalisasi Industri Pertahanan 3. Penanggulangan Terorisme 4. Peningkatan Daya Listrik di seluruh Indonesia 5. Peningkatan Produksi dan Ketahanan Pangan 6. Revitalisasi Pabrik Pupuk dan Gula 7. Penyempurnaan Peraturan Agraria dan Tata Ruang 8. Pembangunan Infrastruktur 9. Penyediaan dana penjaminan Rp 2 triliyun per tahun untuk Kredit Usaha Kecil Mengenah 10. Penetapan Skema Pembiayaan dan Investasi 11. Perumusan Kontribusi Indonesia dalam Isu Perubahan Iklim dan Lingkungan 12. Reformasi Kesehatan Masyarakat 13. Penyelarasan antara Pendidikan dan Dunia Kerja 14. Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana 15. Sinergi antara Pusat dan Daerah Renstra BBKB

18 Program prioritas nasional lainnya di bidang perekonomian: 1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional 2. Meningkatkan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional 3. Memastikan dukungan atas program pengembangan energi terbarukan antara lain energi-bio melalui penyediaan bahan baku 4. Meningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan 5. Meningkatkan upaya pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri 6. Mengembangkan model link and match dengan sektor pendidikan dalam upaya mencetak wiraswasta baru 7. Peningkatan penciptaan lapangan kerja melalui sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha 8. Merencanakan dengan seksama program pembangunan menuju tercapainya sasaran-sasaran nasional Kontrak Kinerja Menteri Perindustrian RI antara lain adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. 2. Revitalisasi industri Pupuk 3. Revitalisasi industri Gula 4. Peningkatan iklim usaha 5. Pengamanan pasar dalam negeri 6. Revitalisasi sektor industri 7. Peningkatan investasi 8. Pengembangan industri kecil dan menengah 9. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri 10. Peningkatan pasar 11. Reformasi birokrasi di bidang pelayanan umum Renstra BBKB

19 B. ARAH KEBIJAKAN BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Untuk mencapai sasaran strategis maka ditetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut : 1. Mempertajam fokus kegiatan litbang pada usaha peningkatan pemanfaatan bahan baku lokal dan ramah lingkungan. 2. Mendorong kemampuan rekayasa dan alih teknologi tepat guna di bidang kerajinan dan batik. 3. Mewujudkan jejaring kerja antar instansi terkait untuk mendukung pengembangan industri kerajinan dan batik. 4. Memberdayakan jasa layanan teknis yang belum optimal. 5. Meningkatkan kemampuan teknis dan administrasi kelembagaan. Program Strategis Program strategis BBKB adalah mewujudkan cita-cita organisasi sesuai visi misi melalui program : 1. Penelitian dan Pengembangan material, proses, dan produk yang ramah lingkungan serta pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal. 2. Peningkatan litbang terapan di bidang desain produktifitas dalam rangka pengembangan industtri kerajinan dan batik 3. Peningkatan kegiatan perekayasaan dan inovasi teknologi tepat guna, yang dibutuhkan industri kerajinan dan batik 4. Peningkatan sinergi jejaring litbang dan industry 5. Peningkatan kinerja layanan teknis dan standardisasi yang berorientasi pada kepentingan industri kerajinan dan batik 6. Peningkatan kemampuan dan Penerapan teknologi informasi 7. Peningkatan Kinerja Perencanaan organisasi 8. Peningkatan Kemampuan SDM dan Kelembagaan Renstra BBKB

20 Kegiatan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun , meliputi kegiatan-kegiatan yang mendukung program: 1 Peningkatan Bidang Sarana Riset Teknologi, dan Standarisasi 2 Peningkatan Bidang Pengujian, Sertrifikasi dan Kalibrasi 3 Peningkatan Bidang Pengembangan Kompetensi dan Alih Teknologi 4 Penguatan Bidang Pelayanan Jasa Teknis 5 Pengawasan, pengendalian dan evaluasi 6 SDM 7 Perencanaan 8 Keuangan 9 Organisasi, Metode dan Ketatalaksanaan 10 Sarana dan Prasarana termasuk Sistem IT Kegiatan ini didukung dari dana DIPA, dengan rincian kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut : 1 Peningkatan Bidang Sarana Riset dan Standarisasi a. Peningkatan Data / Survey / Identifikasi Kebutuhan Litbang Industri (Data Bank) b. Peningkatan / Penguatan Rantek, Engineering Design, dan Material c. Peningkatan Validasi / Evaluasi Material, Produk, dan Proses d. Peningkatan Standarisasi Material / Produk / Proses. 2 Peningkatan Bidang Pengembangan Kompetensi & Alih Teknologi a. Peningkatan / Penguatan Pelatihan Teknis b. Peningkatan / Penguatan Konsultasi c. Peningkatan / Penguatan Standarisasi 3 Peningkatan Bidang Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasi a. Peningkatan / Penguatan Laboratorium Pengujian b. Peningkatan / Penguatan Laboratorium Kalibrasi. c. Peningkatan / Penguatan Sertifikasi Produk dan personel. Renstra BBKB

21 4 Penguatan Bidang Pelayanan Jasa Teknis a. Peningkatan / Penguatan Pelayanan dan Pemasaran b. Peningkatan / Penguatan Kerjasama dengan instansi terkait, stake holder, perguruan tinggi c. Peningkatan / Penguatan Penyebarluasan Informasi Teknologi Industri Kerajinan dan Batik. 5 Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi a. Mengoptimalkan sistem Pengendalian Internal b. Menigkatkan Evaluasi dan Efektifitas pencapaian kinerja. c. Meningkatnya penerapan IT untuk mendukung pengendalian internal. 6 SDM Mengembangkan / menguatkan SDM yang memiliki semangat kerja, integrasi, loyalitas, moralitas, tanggung jawab, dan kompetensi yang optimal dengan sistem reward yang fair. 7 Perencanaan Meningkatkan kualitas perencanaan dan sistematika penyusunan program sesuai tugas dan fungsi. 8 Keuangan Mengembangkan efisiensi, efektifitas, ekonomis dan transparasi penggunaan anggaran berdasarkan sistem prioritas, proporsionalitas yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 9 Organisasi, Metode dan Ketatalaksanaan Membangun organisasi yang profesional dan probisnis dengan tatanan organisasi yang seimbang dan optimal baik struktural maupun fungsional. 10 Sarana dan Prasarana termasuk Sistem IT Mengembangkan sarana prasarana kerja yang memadai sesuai tugas pokok dan fungsi dan pengoptimalan sistem it yang terintegrasi dan handal. Renstra BBKB

22 Dari uraian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun , dapat dijabarkan dengan rencana kegiatan penelitian sebagai terlihat dalam tabel di bawah ini. RENCANA KEGIATAN PENELITIAN TH No TAHUN JUDUL PENELITIAN/KEGIATAN Penelitian dan pengembangan proses yang ramah lingkungan Efisiensi Pewarnaan pada tritik jumputan dengan ZWA secara simultan Penelitian dan Pengembangan teknologi bahan baku hasil samping hutan dan pertanian Penelitian Teknologi Bamboo Charcoal untuk Produk Kerajinan Uji Coba Pembuatan Assesoris Interior Dengan Teknis Ukir Krawangan pada Bambu Betung Diversifikasi Produk Kerajinan Kulit kerang Simping dengan Sistem bingkai Penelitian dan Pengembangan teknologi proses yang ramah lingkungan Penelitian Teknik Pewarnaan Enceng Gondok, Agel, Pandan dan Purun dengan Zat Warna Alam Aplikasi /penerapan kombinasi berbagai teknik dan desain kerajinan (modern dan tradisional) guna diversivikasi produk Penggunaan Acrilic fiber untuk Model pada Proses Casting Ekplorasi cabut warna pada denim (jeans) kombinasi quilting perca untuk aksesoris busana Perekayasaan Alat Tepat Guna Kerajinan dan Batik Rekayasa Alat Split Rotan Untuk IKM Pengembangan desain fashion batik minimalis Pengembangan Desain motif batik dan tenun khas daerah Aplikasi Motif batik Bakaran untuk busana Pewarnaan alam pada tenun ikat pakan dengan motif daerah Penelitian penerapan motif batik pada tenun ATBM Pengembangan Desain produk anyaman Pengembangan desain produk kerajinan kayu dan bambu Pelaksanaan kajian rumusan standar kerajinan, batik dan pengolahan limbah industri Penyusunan rumusan revisi standar produk Penyusunan standar produk baru dalam bidang kerajinan dan batik Penelitian cara uji identifikasi zat warna alam Renstra BBKB

23 No TAHUN JUDUL PENELITIAN/KEGIATAN Penyusunan standar pengolahan limbah industri kerajinan dan batik Review SOP pemberian layanan pelatihan Kerjasama Technical Assistance dengan lembaga donor Promosi hasil litbang industri kerajinan dan batik Pembuatan Katalog produk kerajinan dan batik Penerbitan majalah ilmiah balai secara periodik Penawaran hasil litbang teknologi ke industri Review jenis layanan balai Penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik Sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian dan pengembangan kerajinan dan batik Penyiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 untuk peningkatan pelayanan jasa BBKB Sertifikasi lembaga kalibrasi (LK) Penambahan ruang lingkup pengujian (LP) Peningkatan pelayanan jasa Batik Mark Peningkatan pelayanan jasa pengujian Peningkatan pelayanan jasa kalibrasi Peningkatan pelayanan jasa sertifikasi LSPro Penyusunan kriteria kegiatan prioritas dan pelaksanaannya Monitoring dan evaluasi IKM Diklat Fungsional peneliti Diklat Fungsional perekayasa Diklat struktural Mengikuti Diklat Teknis Rintisan gelar S workshop dan pelatihan keuangan Sosialisasi internal aturan keuangan secara teratur Penetapan dan sosialisasi strandar keuangan Pengadaan sarana litbang Pengadaan sarana pengujian dan kalibrasi Pengadaan sarana pendukung /sarana administrasi pemeliharaan sarana teknis dan pendukung Pengoptimalan penggunaan websites balai Pembuatan Media Interaktif teknologi kerajinan dan Batik Membangun sistem LAN yang komprehensif Membangun sistem database yang mudah dan applicable Zat warna alam rumput laut untuk industri batik Penelitian dan pengembangan proses yang ramah lingkungan Diversifikasi produk kerajinan kayu untuk casing produk Renstra BBKB

24 No TAHUN JUDUL PENELITIAN/KEGIATAN elektronik Teknologi pembatikan pada tempurung kelapa Penelitian dan Pengembangan teknologi proses yang ramah lingkungan Aplikasi /penerapan kombinasi berbagai teknik dan desain kerajinan (modern dan tradisional) guna diversivikasi produk Eksplorasi teknik marbling pada sutera Penelitian komposisi perak untuk perhiasan Perekayasaan Alat Tepat Guna Kerajinan dan Batik Rekayasa Kompor Wajan Cap Batik untuk pembatikan Pengembangan tenun lurik finishing motif batik dengan zat warna alam Inventarisasi ornamen etnis untuk motif batik daerah Pengembangan Desain produk anyaman Pengembangan Desain produk anyaman interior Pengembangan desain produk kerajinan kayu dan bambu Peningkatan pelayanan jasa sertifikasi LSSM Pelaksanaan kajian rumusan standar kerajinan, batik dan pengolahan limbah industri Penyusunan rumusan revisi standar produk Penelitian identifikasi ciri dan cara uji tekstil motif batik Pengaruh penggunaan sabun alami terhadap ketahanan warna batik Penyusunan standar produk baru dalam bidang kerajinan dan batik Penyusunan standar pengolahan limbah industri kerajinan dan batik Review SOP pemberian layanan pelatihan Kerjasama Technical Assistance dengan lembaga donor Promosi hasil litbang industri kerajinan dan batik Pembuatan Katalog produk kerajinan dan batik Penerbitan majalah ilmiah balai secara periodik Sosiasialisasi HaKI pada IKM Penawaran hasil litbang teknologi ke industri Review jenis layanan balai Penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik Sosialisasi pengakuan batik sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO Forum koordinasi dan fasilitasi pengembangan IKM batik Sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian dan pengembangan kerajinan dan batik Renstra BBKB

25 No TAHUN JUDUL PENELITIAN/KEGIATAN Penerapan sistem ISO poada BBKB Pengelolaan dan Pengembangan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) Sertifikasi lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu (LSSM) Penambahan ruang lingkup lembaga sertifikasi produk (LSPro) Peningkatan pelayanan jasa Batik Mark Peningkatan pelayanan jasa pengujian Peningkatan pelayanan jasa kalibrasi Peningkatan pelayanan jasa sertifikasi LSPro Penyusunan kriteria kegiatan prioritas dan pelaksanaannya Monitoring dan evaluasi IKM Diklat struktural Mengikuti Diklat Teknis Diklat Kepribadian Rintisan gelar S workshop dan pelatihan keuangan Sosialisasi internal aturan keuangan secara teratur Penetapan dan sosialisasi strandar keuangan Pengadaan sarana litbang Pengadaan sarana pengujian dan kalibrasi Pengadaan sarana pendukung /sarana administrasi pemeliharaan sarana teknis dan pendukung Mereview dan memperbaiki SOP Balai yang sudah ada Sosialisasi SOP yang sudah direvisi secara menyeluruh Pembuatan sistem informasi laboratorium Pengoptimalan penggunaan websites balai Mengoptimalkan sistem informasi perpustakaan Membangun sistem LAN yang komprehensif Membangun sistem database yang mudah dan applicable Pengembangan Kualitas Batik Warna Alam Pengembangan Bahan dan Proses Pengawetan Bambu dan SANT Menggunakan Bahan Alami Pengolahan Bahan Baku Alternatif SANT Untuk Kerajinan Pengembangan Pemanfaatan Tanaman Untuk Bahan Baku Zat Warna Alam Siap Pakai Identifikasi Desain dan Mutu Produk Industri Kecil Menengah Batik Identifikasi Desain dan Mutu Produk Industri Kecil Menengah Kerajinan Pengembangan Desain Motif Ragam Hias Batik Pengembangan Desain Perhiasan Renstra BBKB

26 No TAHUN JUDUL PENELITIAN/KEGIATAN Pengembangan Desain Produk Kerajinan Dengan Kombinasi Material Rekayasa Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Untuk Anyaman Serat Alam Non Tekstil (SANT) Rekayasa Prototipe Mesin Irat Bambu Untuk Anyaman Pemetaan Potensi Daerah dalam Industri Kerajinan dan Batik Penelitian dan pengembangan proses yang mendukung green production Penelitian dan pengembangan pengelohan limbah industri kerajinan dan batik Litbang teknologi bahan baku hasil samping hutan dan pertanian Pengembangan Desain produk fashion batik anak-anak Perumusan sistem incubator bisnis perhiasan Penyusunan prosedur dan pelaksanaa sosialisasi hasil litbang Pelaksanaan seminar hasil litbang bertaraf internasional dan nasional Penyiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9000 untuk meningkatan pelayanan jasa BBKB Sosialisasi HKI pada IKM Survey indutri mengenai kebutuhan R&D Penyusunan trend Desain fashion Pemetaan hasil litbang Penembangan desain fashion batik minimalis Pengembangan desain fashion batik khas daerah Penelitian penerapan motif batik pada tenun serat alam Pengembangan Desain produk perhiasan Sosialisasi standar produk kerajinan dan batik pada IKM Penyusunan rumusan revisi standar produk Penyusunan rumusan standar produk baru dalam bidang kerajinan dan batik Perekayasaan alat tepat guna kertas seni Perekayasaan peralatan pembatikan Penelitian kontruksi peralatan membatik yang dapat menngkatkan produktifitas Penelitian peralatan membatik yang argonomis untuk mendulang produktivitas pekerja batik Rekayasa alat split rotan untuk IKM Litbang teknologi proses yang ramah lingkungan Penelitian proses pembuatan kertas seni dengan bahan biokimia dan biofisika. Renstra BBKB

27 No TAHUN JUDUL PENELITIAN/KEGIATAN Eksplorasi teknik renda untuk produk fashion Pengembangan Desain produk anyaman interior Survey indutri mengenai kebutuhan R&D Penyusunan trend Desain fashion Pemetaan hasil litbang Penembangan desain fashion batik minimalis Pengembangan desain fashion batik khas daerah Pengembangan Desain produk perhiasan Perekayasaan alat tepat guna kertas seni Perekayasaan peralatan pembatikan Penelitian kontruksi peralatan membatik yang dapat menngkatkan produktifitas Penelitian peralatan membatik yang argonomis untuk mendulang produktivitas pekerja batik Perekayasaan alat tepat guna kerajinan dan batik Rekayasa alat split rotan untuk IKM Pembuatan buku proses dan produk batik dan kerajinan. Peta Strategis Peta strategis merupakan visualisasi keterkaitan antara sejumlah sasaran strategis dalam bentuk hubungan sebab akibat yang menjelaskan perjalanan strategis organisasi Seperti disebut diatas bahwa peta strategi merupakan hubungan sebab akibat sehingga tercapai sasaran untuk memenuhi harapan stakeholder. Sasaran dalam pengelolaan manajemen yang mencakup lingkup SDM, Organisasi, keuangan, perencanaan dan sarana prasarana termasuk sistem IT merupakan sasaran strategi dalam perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan. Tercapainya sasaran-sasaran dalam pengelolaan manajemen akan mendukung dan menyebabkan terwujudnya sasaran-sasaran dalam proses pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBKB Proses pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BBKB merupakan strategis driver yang merupakan penyebaran tupoksi Balai yang sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian nomor : 46/M-IND/PER/2006 tanggal 29 Juni 2006 yang mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan Renstra BBKB

28 pengembangan kompetensi industri kerajinan dan batik sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (Sekarang berubah menjadi Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri). Renstra BBKB

29 pengembangan dan pertumbuhan strategic driver perspektif pelaksanaan tugas dan fungsi BBKB strategic outcomes Perspektif pemangku kepentingan (stakeholders) Strategic Objectives Visi Misi Visi dan Misi Balai Besar kerajinan dan Batik Menjadi Pusat penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif, inovatif, dan professional. 1. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh Industri kerajinan dan batik. 2. Melaksanakan standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing industri kerajinan dan batik 3.Melaksanakan kerjasama dengan lembaga pembina industri dan perguruan tinggi dalam rangka pengembangan industri kerajinan dan batik. 4.Memberikan pelayanan yang berkualitas, efisien dan efektif dengan system pelayanan satu pintu. Meningkatnya peran litbang BBKB dalam mengembangkan industri kerajinan dan batik 1 meningkatnya penerapan hasil litbang BBKB oleh industri 2 Meningkatnya kualitas dan kuantitas litbang terapan 3 Meningkatnya peran standardisasi PENELITIAN DAN Pelaksanaan Penelitian dan perumusan standardisasi PENGEMBANGAN KOMPETENSIDAN ALIH TEKNOLOGI inkubasi dan Perekayasaan pelaksanaan alih konsultansi teknis PENGEMBANGAN KOMPETENSIDAN ALIH TEKNOLOGI peningkatan Peningkatan kalibrasi Peningkatan PELAYANAN Peningkatan kerjasama dan jejaring peningkatan Promosi peningkatan teknologi informasi SUMBER DAYA MANUSIA ORGANISASI Meningkatnya kompetensi dan integritas SDM Meningkatnya kinerja perencanaan, pengadaan, pengendalian dan Meningkatnya kinerja pengelolaan, pengendalian terwujudnya mekanisme kerja yang efektif dan efisien Renstra BBKB

30 BAB VI PENUTUP 1. Rencana strategis (Renstra) BBKB tahun ini merupakan acuan umum mengenai langkah-langkah program strategi lima tahun yang diarahkan untuk mengembangkan potensi inti BBKB dalam meningkatkan pelayanan litbang terapan dengan misi sebagai berikut : a. Melakukan Litbang terapan desain produk, material, proses dan kepastian mutu di bidang kerajinan dan batik. b. Memberikan pelayanan teknis : konsultansi & supervisi, penilaian kesesuaian, pengembangan kompetensi SDM, sertifikasi produk, sertifikasi personel, sistem manajemen mutu bagi Industri kerajinan dan batik. c. Penyebarluasan dan membantu penerapan teknologi di bidang kerajinan dan batik kepada masyarakat industri. 2. Tujuan yang akan dicapai tahun adalah meningkatkan kompetensi inti BBKB untuk bisa berperan secara maksimal dalam rangka mendukung Kebijakan Industri Nasional sesuai PP No. 28 Tahun 2008 dan RPJMN , yang telah dijabarkan dalam Renstra Kementerian Perindustrian melalui pengembangan litbang terapan, pusat uji kompetensi dan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri kerajinan dan batik dibidang desain produk dan proses engineering fokus peralatan energi, mould & dies dan mesin peralatan produksi. 3. Program Strategi BBKB tahun terdiri dari : a. Perspektif Pemangku kepentingan 1) Peningkatan Litbang Terapan yang sesuai kebutuhan industri 2) Pelayanan Penilaian Kesesuaian yang Andal dan Profesional 3) Pelayanan Supervisi dan Konsultasi yang Profesional 4) Pelayanan Jasa Teknis yang Profesional 5) Peningkatan Kemampuan SDM yang Profesional dan Kredible 6) Penyebarluasan dan Penerapan Teknologi Industri Kerajinan dan batik Renstra BBKB

31 b. Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi BBKB 1) Peningkatan Bidang Litbang 2) Peningkatan Bidang Manufacturing 3) Peningkatan Bidang Penilaian Kesesuaian 4) Penguatan Bidang Kerjasama dan Pelayanan Jasa Teknis 5) Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 6) Pengawasan, pengendalian dan evaluasi c. Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 1) SDM 2) Perencanaan 3) Keuangan 4) Organisasi, Metode dan Ketatalaksanaan 5) Sarana dan Prasarana termasuk Sistem IT Renstra BBKB

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP)

AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2013 BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JL. Kusumanegara No.7 Yogyakarta 55198

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2011 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

!!!#$%! & ' ((( ( ( ) !"!"!#$%"! & ' ((( ( ( ) *(+(, ( -./ *0$" I. Pendahuluan A. Ciri Umum ILMTA B. Lingkup Industri Binaan Ditjen ILMTA C. Gambaran Umum Perkembangan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Tahun 2005 s/d 2009

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al).

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan strategis pada awalnya merupakan tradisi yang dikembangkan oleh organisasi sektor swasta menghadapi perubahan dalam memenangkan persaingan. Tetapi dalam

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015 KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : Kementerian Perindustrian RI UNIT ORGANISASI : Badan Pengkajian Kebijakan,

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

Kegiatan Prioritas Tahun 2010

Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Kementerian Perindustrian pada Tahun Anggaran 2010 mendapat alokasi pagu definitif sebesar Rp.1.665.116.721.000. Kegiatan Prioritas Tahun 2010 Pembangunan sektor industri tahun 2010 akan difokuskan pada

Lebih terperinci

REVIU II RENCANA STRATEGIS S BALAI BESARR KERAJINAN DAN BATIK

REVIU II RENCANA STRATEGIS S BALAI BESARR KERAJINAN DAN BATIK REVIU II RENCANA STRATEGIS S 2015-2019 BALAI BESARR KERAJINAN DAN BATIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIKK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Program kegiatan di lingkup BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2016 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Sawahlunto Tahun 2013-2018, adalah rencana pelaksanaan tahap ketiga (2013-2018) dari Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

(Revisi Setelah Audit)

(Revisi Setelah Audit) 2016 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK (Revisi Setelah Audit) Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta 55166 Telp. 0274-546111, fax. 0274-543582 Website : www.batik.go.id E-mail : bbkb@kemenperin.go.id

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Triwulan I Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2012 Laporan Konsolidasi Program Dirinci

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

REVIU III RENCANA STRATEGIS

REVIU III RENCANA STRATEGIS REVIU III RENCANA STRATEGIS 2015-2019 BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

Jakarta, 10 Maret 2011

Jakarta, 10 Maret 2011 SAMBUTAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM ACARA TEMU KONSULTASI TRIWULANAN KE-1 TAHUN 2011 BAPPENAS-BAPPEDA PROVINSI SELURUH INDONESIA Jakarta,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, pencapaian tujuan pembangunan nasional diprioritaskan untuk terwujudnya Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK 2016 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta 55166 Telp. 0274-546111, fax. 0274-543582 Website : www.batik.go.id E-mail : bbkb@kemenperin.go.id RINGKASAN EKSEKUTIF

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Tema Pembangunan 2007

Tema Pembangunan 2007 Tema Pembangunan 2007 Berdasarkan kemajuan yang dicapai dalam tahun 2005 dan perkiraan 2006, serta tantangan yang dihadapi tahun 2007, tema pembangunan pada pelaksanaan tahun ketiga RPJMN adalah MENINGKATKAN

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA -------------------------------------------------------------------------------- I. Gambaran Umum

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011 RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Jl. Jagir Wonokromo

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa setiap Provinsi, Kabupaten/Kota wajib menyusun RPJPD

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Program : Program Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG Untuk memberikan arahan pada pelaksanaan pembangunan daerah, maka daerah memiliki visi, misi serta prioritas yang terjabarkan dalam dokumen perencanaannya. Bagi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pelaksanaan Green Jobs di Indonesia

Pelaksanaan Green Jobs di Indonesia Pelaksanaan Green Jobs di Indonesia Maruli A. Hasoloan Ses. Badan Penelitian Pengembangan & Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi The National Conference on Green Jobs the Way Forward Jakarta,

Lebih terperinci

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016-2021 Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016 DASAR PENYUSUNAN Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2017 adalah : Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013- ACEH TAMIANG SEJAHTERA DAN MADANI MELALUI PENINGKATAN PRASARANA DAN SARANA

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA A. SEJARAH SINGKAT., sejak awal berdirinya telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan perpindahan lokasi dari satu kota ke kota

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Penyusunan Rencana Kinerja (Renkin) tahun anggaran 2012 ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dan fungsi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), sesuai dengan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011

RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 LAMPIRAN : PERATURAN KEPALA BNPP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TANGGAL : 7 JANUARI 2011 RENCANA KERJA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TAHUN 2011 A. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Nasional

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI Program : Program Pengkajian Kebijakan, Iklim dan

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng

Lebih terperinci

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. GAMBARAN UMUM KINERJA TAHUN BERJALAN 1. Aspek Keuangan. Baristand Industri Surabaya dalam melaksanakan tugas pokoknya didukung oleh anggaran yang bersumber dari

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Penyusunan Rencana Kinerja (Renkin) tahun anggaran 2013 ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dan fungsi Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), sesuai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci