BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kalbe Nutritionals (PT. Sanghiang Perkasa) Visi dan Misi Kalbe Nutritionals

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kalbe Nutritionals (PT. Sanghiang Perkasa) Visi dan Misi Kalbe Nutritionals"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kalbe Nutritionals (PT. Sanghiang Perkasa) Kalbe Nutritionals sudah dirintis sejak tahun 1982 dengan nama PT. Sanghiang Perkasa yang lebih dikenal sebagai Health Foods Division dari PT. Kalbe Farma Tbk., sebuah perusahaan farmasi terkemuka di skala nasional maupun internasional. Kalbe Nutritionals dibangun atas dasar rasa kepedulian, tanggung jawab keilmuan dan antusiasme dalam bidang farmasi dan nutrisi yang terjalin menjadi sebuah komitmen. Dengan latar belakang keahlian dan reputasi tinggi di bidang farmasi, serta menjunjung tinggi kaidah-kaidah keilmuan, Kalbe Nutritionals mengembangkan produk-produk makanan kesehatan berkualitas utama untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Seiring dengan berjalannya waktu, kinerja Kalbe Nutritionals semakin meningkat, sehingga beberapa produk yang dihadirkan sudah dipercaya oleh para tenaga medis maupun konsumen untuk meningkatkan taraf kesehatan. (Kalbe Nutritionals, 2015) Visi dan Misi Kalbe Nutritionals Misi Kalbe Nutritionals adalah melayani akan kesehatan yang lebih baik. Misi tersebut mencerminkan motivasi keberadaan Kalbe Nutritionals di kalangan masyarakat. Terdapat satu hal penting yang membedakan Kalbe Nutritionals adalah dibangun atas keyakinan dasar, bahwa setiap manusia berhak menikmati betapa indah dan mulianya sebuah kehidupan. Hal itu dapat dicapai jika manusia memiliki kesehatan yang baik. Visi Kalbe Nutritionals adalah menjadi perusahaan makanan kesehatan terkemuka di Indonesia yang didukung oleh brand-brand terpercaya, pengembangan produk yang intensif dan layanan konsumen yang unggul. Untuk mencapainya, secara berkesinambungan Kalbe Nutritionals terus meningkatkan pemahaman kebutuhan dan aspirasi pelanggan, pengembangan produk dan 1

2 meningkatkan efektivitas jalurs distribusi dan pemasaran. (Kalbe Nutritionals, 2015) Susu Zee NutriPro Complex Zee merupakan nama merek produk dagang asli Indonesia yang dimiliki oleh Kalbe Nutritionals. Susu Zee dirilis oleh Kalbe Nutritionals pada tahun 2011 dan dikonsentrasikan untuk anak usia 5-12 tahun. Kebutuhan nutrisi untuk anak usia 5-8 tahun dengan anak pra-remaja usia 9-18 tahun memiliki perbedaan. Maka dari itu, Kalbe Nutritionals menghadirkan produk susu Zee untuk diformulasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di setiap tahapan usia. Produk susu Zee umumnya dijual dalam bentuk susu bubuk dalam kemasan 350 gram dan 900 gram. Selain dalam kemasan susu bubuk, susu Zee juga tersedia dengan kemasan sachet ukuran 40 gram dan dalam 1 (satu) kemasan terdapat 10 sachet. Serta dalam kemasan susu UHT dengan ukuran 200 ml. Pada awal nya produk susu Zee terdapat 2 (dua) ragam yaitu, Zee Kidz dan Zee Tween. Akan tetapi, aat ini produk susu Zee Kidz dan Tween baik pada jenis Platinum dan Regular telah berubah nama menjadi Zee NutriPro Complex dan diperuntukkan untuk anak usia 3-12 tahun ke atas. Gambar 1.1 Produk Susu Zee NutriPro Complex Sumber: Kalbe Nutritionals, 2015 Keunggulan susu Zee NutriPro Complex adalah kandungan nutrisi 9 Asam Amino Esensial (AAE), yaitu nutrisi yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh 2

3 sendiri, tetapi tubuh membutuhkannya, untuk pembentukan sel-sel yang baru, menggantikan sel yang rusak dan merupakan komponen utama pembentuk protein yang esensial untuk tumbuh-kembang anak. Asam Amino Esensial (AAE) yang terkandung dalam susu Zee NutriPro Complex adalah Tryptofan, Lisin, Leusin, Isoleusin, Metionin, Fenil Alanin, Valin, Histidin dan Treonin. Keunggulan lainnya pada susu Zee NutriPro Complex antara lain mengandung protein yang lebih tinggi, Kolin untuk kecerdasan otak anak, kandungan Kalsium yang tinggi, kandungan Prebiotik dan Probiotik untuk kesehatan pencernaan serta kandungan Vitamin B Complex yang lebih tinggi berfungsi untuk membantu mencerna zatzat makanan sehingga nutrisinya dapat terserap lebih banyak. (Kalbe Nutritionals, 2015). Produk susu Zee NutriPro Complex mempunyai 2 (dua) jenis produk yang berbeda. Perbedaan tersebut adalah Platinum Zee NutriPro Complex dan Regular Zee NutriPro Complex, yang membedakan pada jenis tersebut yaitu kandungan nutrisi yang dimiliki. Untuk kriteria produk susu Zee NutriPro Complex dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Kriteria Produk Susu Zee NutriPro Complex Kandungan Nutrisi Produk Susu Zee Platinum Regular Zee Bag Zee Up & Go AA x x DHA x x Kolin x x x x Omega 3:6 x Prebiotik Inulin x x Probiotik BB536 x x x HI Vit B Complex x x Hi-Calcium x x x x Sumber: Kalbe Nutritionals, 2015 data yang telah diolah Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perbedaan kandungan nutrisi yang terkandung dalam susu Platinum Zee NutriPro Complex lebih lengkap dibandingkan dengan susu Regular Zee NutriPro. Susu Zee NutriPro Complex dihadirkan oleh Kalbe Nutritionals dengan paduan Kolin, Prebiotik, Hi Calcium, 9 Asam Amino Esensial dan berbagai nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan oleh 3

4 anak-anak dan merupakan susu yang sangat baik untuk anak usia 3-12 tahun. Perbedaan lainnya pada susu Zee Platinum dan Regular juga terdapat pada variasi rasa, diantaranya dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Variasi Rasa Susu Zee Produk S usu Zee NutriPro Complex Variasi Rasa Zee Up & Platinum Regular Zee Bag Go Choco Rich x Vanilla Delight x Strawberry Ice x Swizz Chocolate M ilk x x x Vanilla Twist M ilk x x Honey Milk x Strawberry M ilk x Strawberry Milk Shake x Sumber: Kalbe Nutritionals, 2015 data yang telah diolah Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa variasi rasa susu Platinum Zee NutriPro Complex dan Regular Zee NutriPro Complex juga mempunyai perbedaan. Perbedaan variasi rasa juga mempengaruhi harga jual susu Zee tersebut. 1.2 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik usaha berorientasi profit maupun usaha non laba, pasti tidak bisa lepas dari aktifitas pemasaran. Hal ini dikarenakan bahwa maju dan berkembangnya atau mundurnya usaha tersebut sangat bergantung pada keberhasilan kegiatan pemasaran sebagai aktifitas usaha perusahaan yang berhubungan langsung dengan konsumen dan masyarakat luas. Aktifitas pemasaran menjadi hal yang penting dan hal ini didukung oleh pendapat E.M. Widiana (2010:83) yang menyatakan bahwa Selain menciptakan produk, dalam aktifitas pemasaran modern, produsen tidak hanya bertanggung jawab menciptakan produk yang menarik, menetapkan harga jual yang bersaing dan menciptakan saluran distribusi yang tersebar luas, tetapi lebih fokus perhatiannya bagaimana berkomunikasi dengan para pelanggan melalui produk yang dihasilkannya. Selain itu ada beberapa definisi mengenai pemasaran, satu 4

5 diantaranya yaitu The process by which companies create value for customer and build strong relationship with customers in order to capture value from customers in return (Kotler dan Armstrong, 2012:28). Berdasarkan definisi pemasaran oleh Kotler dan Armstrong tersebut pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat untuk memperoleh nilai dari pelanggan sebagai balasannya. Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan suatu usaha. Pemasaran yang baik merupakan kunci perkembangan dan kemajuan suatu usaha. Aktivitas promosi menjadi salah satu aktivitas penting bagi perusahaan dalam memperkenalkan dan mempertahankan produknya. Pada dasarnya perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakankebijakan strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka kaitannya menghadapi persaingan ketat dengan kompetitor yang dapat memberikan value yang lebih besar kepada pelanggan. Semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang diluncurkan di pasar. Masyarakat kini mulai berfikir selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari dari sebuah produk. Bahkan terkadang mereka tidak ragu untuk mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Ketatnya persaingan akan memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share. Pasar susu yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak juga merawat kemampuan tulang dengan kalsium terbilang marak di Indonesia. Terbukti dengan banyaknya bermunculan produk susu anak bernutrisi tinggi di pasaran baik yang sudah lama maupun yang baru sehingga menyebabkan persaingan semakin ketat. Dari berbagai jenis susu yang telah dipabrikan, susu bubuk menempati urutan pertama dalam tingkat produksinya dibanding jenis susu lainnya, hal ini disebabkan luasnya jaringan pasar serta dapat dikonsumsi oleh semua umur mulai dari bayi, orang dewasa, sampai dengan manula (Badan Pusat 5

6 Statistik, 2014). Berdasarkan data lapangan, susu merupakan salah satu dari 20 kategori produk teratas pilihan konsumen dan memiliki konsentrasi belanja yang sangat besar dalam kategori tersebut. Dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, susu adalah Komoditi Kebutuhan Pokok dalam urutan nomer 9. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Komoditi Kebutuhan Pokok sebagai Dasar Penghitungan Daya Beli (PPP) Komoditi Unit Komoditi Unit 1. Beras Lokal Kg 15. Pepaya Kg 2. Tepung terigu Kg 16. Kelapa Butir 3. Singkong Kg 17. Gula Ons 4. Tuna/Cakalang Kg 18. Kopi Ons 5. Teri Ons 19. Garam Ons 6. Daging sapi Kg 20. Merica Ons 7. Ayam Kg 21. Mie instan 80 Gram 8. Telur Butir 22. Rokok Kretek 10 batang 9. Susu 397 Gram 23. Listrik Kwh 10. Bayam Kg 24. Air minum M3 11. Kacang panjang Kg 25. Bensin Liter 12. Kacang tanah Kg 26. Minyak tanah Liter 13. Tempe Kg 27. Sewa rumah Unit 14. Jeruk Kg Sumber: Badan Pusat Statistik, Indonesia dan China sendiri merupakan pasar utama industri susu formula di Asia Pasifik, dengan tingkat penjualan mencapai Rp 7 triliun pertahun. Angka penjualan susu formula secara global di seluruh dunia sendiri meningkat sebesar 37 persen pada kurun waktu tahun Pertumbuhan pasar susu setiap tahunnya mencapai 25 persen sampai 35 persen. Negara Asia Pasifik memberi kontribusi besar terhadap penjualan susu formula global (Republika, 2015). Para pemain yang bersaing di industri susu formula adalah Mead Johnson Amerika, Abbott, Wyett, juga Nutricia. Pemain lain, seperti Friesche Flag, Nestle, 6

7 atau Sari Husada, meski tidak kuat di susu premium atau superpremium, namun mereka lebih besar penjualannya di susu kelas bawah (The Children Indonesia, 2014). Diantara para pesaing tersebut, menghadirkan beragam susu anak dengan nutrisi tinggi untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak. Selain itu juga dengan merubah paradigma konsumen, khususnya pada Ibu yang menyusui mengenai kandungan nutrisi susu formula lebih banyak dibanding dengan kandungan nutrisi susu ASI (Air Susu Ibu) dan anak-anak yang berusia 5-12 tahun yang membutuhkan nutrisi pelengkap selama masa pertumbuhan selain menggunakan vitamin atau obat. Persaingan bisnis susu anak yang ketat membuat beberapa produsen susu membuat strategi pemasaran yang berbeda. Beberapa produsen memproduksi susu dengan kandungan gizi lengkap, dengan kandungan AA, DHA, EPA, atau EyQ. Salah satu produsen susu yang mengeluarkan produk dengan kandungan nutrisi yang lengkap sesuai dengan tumbuh kembang anak adalah Kalbe Nutritionals yang memproduksi beragam produk susu bagi seluruh anggota keluarga, mulai dari masa perencanaan kehamilan, semasa mengandung, bayi dan anak-anak, kaum dewasa, hingga lanjut usia. Kalbe Nutritionals merupakan perusahaan yang mengembangankan produk-produk makanan yang berkualitas dan kaya akan nutrisi. Selain itu Kalbe Nutririonals memiliki salah satu produk susu anak yang mengandung kandungan nutrisi Hi-Calcium serta nutrisi untuk otak dan tubuh anak. Keunggulan kandungan nutrisi tersebut dari produk susu Zee NutriPro Complex yang dihadirkan oleh Kalbe Nutritionals tidak dimilki oleh kompetitor lainnya seperti Hi-Lo, Boneeto, dan Dancow. Ragam produk susu Zee dapat dilihat pada Gambar

8 Gambar 1.2 Ragam Produk Susu Zee Sumber: Kalbe Nutritionals, 2015 data yang telah diolah Pada Gambar 1.2, produk Zee mempunyai 2 jenis, yaitu Platinum dan Regular yang masing-masing terdapat perbedaan kelengkapan kandungan nutrisi. Hal ini membuktikan bahwa Kalbe Nutritionals menghadirkan sebuah produk yang dikembangkan sebaik mungkin untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anakanak dari usia 3 sampai 12 tahun. Sehingga dapat menepis kehirauan orang tua dalam memenuhi nutrisi untuk tumbuh kembang anak semasa dalam pertumbuhannya. Penelitian ini akan meneliti produk susu Zee di supermarket besar berdasarkan distribusi Kantor Cabang Kalbe Nutritionals Kota Bekasi. Gambar 1.3 Peta Wilayah Kota Bekasi Sumber: Pemerintah Daerah Kota Bekasi,

9 Kota Bekasi dipilih karena merupakan wilayah dengan perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Bekasi memiliki luas sekitar 210,49 km 2, dan berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta di bagian barat dan Kabupaten Bogor dan Kota Depok di bagian selatan. Total jumlah Penduduk Bekasi saat ini lebih dari 2,2 juta jiwa yang tersebar di 12 kecamatan, yaitu Kecamatan Pondok Gede, Jati Sampurna, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Rawa Lumbu, Bekasi Selatan, Bekasi Barat, Medan Satria, Bekasi Utara, Mustika Jaya, Pondok Melati (Pemerintah Daerah Kota Bekasi, 2014). Tabel 1.4 Data Jumlah Penduduk Kota Bekasi Luas Wilayah Jumlah Jumlah Penduduk Kecamatan Region on Area Kelurahan Number of Sub Regency (Km2) Number of Village Population1) Pondokgede 16, Jatisampurna 14, Pondokmelati 18, Jatiasih 22, Bantargebang 17, Mustikajaya 24, Bekasi Timur 13, Rawalumbu 15, Bekasi Selatan 14, Bekasi Barat 18, Medansatria 14, Bekasi Utara 19, Kota Bekasi 210, Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, Di tahun 2016, Badan Pusat Statistik Kota Bekasi mempredisi penduduk Bekasi akan bertambah sekitar jiwa menjadi 2,6 juta jiwa. Kota Bekasi yang termasuk ke dalam salah satu kota satelit Jakarta bersama dengan Depok, Tanggerang dan Bogor. Saat ini kota Bekasi merupakan kota satelit yang lebih unggul dibanding dengan kota satelit lainnya seperti kota Depok, Tanggerang dan 9

10 Bogor. Karena pertumbuhan ekonomi di Kota Bekasi tercatat melejit melangkahi dari kota Depok, Tanggerang dan Bogor (Kompasiana, 2015). Tabel 1.5 Persentase Market Share Susu Zee di Jabodetabek Tahun 2014 Merek Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi Dancow 49,6% 20,0% 36,6% 43,5% 43,5% Frisian Flag 13,5% 52,3% 26,5% 8,1% 13,5% Milo 12,2% 10,6% 12,5% 13,9% 11,9% Indomilk 8,9% 2,1% 5,0% 15,5% 8,2% Hilo School 5,3% 3,2% 1,7% 5,2% 5,2% Zee 5,7% 5,0% 5,0% 5,6% 5,9% Boneeto 4,8% 6,8% 12,7% 8,2% 11,8% Sumber: Indonesian Consumer Profile, Berdasarkan pada Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa market share susu Zee se- Jabodetabek masih rendah dibandingkan dengan produk kompetitor. Namun, market share produk susu Zee di Kota Bekasi lebih tinggi dibanding dengan kotakota lainnya di Tahun Sejak awal dipasarkannya merek Zee sebagai salah satu merek susu anak, pertumbuhan penjualan susu Zee tidak begitu signifikan. Berikut ini merupakan data penjualan susu Zee di Kota Bekasi pada tahun : Gambar 1.4 Data Penjualan Susu Zee di Kota Bekasi Tahun Sumber: Kalbe Nutritionals Kantor Cabang Kota Bekasi, 2015 data yang telah diolah 10

11 Pada Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penjualan susu Zee dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan pertumbuhan penjualan pada tahun 2011 hingga tahun 2013 yang terus mengalami kenaikan. Penurunan penjualan susu Zee bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya dalam aktivitas pemasaran yaitu kegiatan promosi. Promosi pada produk susu Zee di Kota Bekasi terlihat sering dilakukan pada setiap bulannya seperti dengan promosi pada katalog dari setiap lokasi penjualan, mengadakan event-event, dan sebagainya. Kegiatan promosi yang dilakukan meliputi dari pengenalan produk kepada konsumen, memberikan ketertarikan konsumen terhadap produk yang ditawarkan dna pada akhirnya membuat konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk tersebut. Mengutip pendapat Alwis pada jurnal Literature Review on Factors Influencing Milk Purchase Behaviour mengemukakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian susu adalah status individu, keluarga, kelompok referensi, motivasi dan persepsi, pendidikan dan pekerjaan serta minat beli, kemasan, merek, harga, design, selera, nutrisi, ketersediaan, usia, pendidikan, pendapatan dan kesehatan (Alwis, 2009; dalam Klaudia Kurajdova dan Petrovicova, 2015:12). Selain itu Fawi, Osman dan Abdalla (2013:45) menyatakan bahwa Kualitas susu adalah faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian diikuti oleh harga susu tersebut. Sementara itu penelitian Astutia, Silalahia dan Wijaya (2015:69) menunjukkan bahwa Bauran pemasaran memiliki pengaruh sebesar 82,6 persen terhadap keputusan pembelian, dimana harga memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian. Sedangkan penelitian Wongleedee (2015:34) menunjukkan bahwa Hubungan yang signifikan antara perilaku konsumen terhadap bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang efektif merupakan salah satu strategi bisnis yang sangat penting dalam berbagai industri, termasuk Susu Zee karena hal tersebut diharapkan dapat mendorong minat konsumen untuk membeli suatu produk, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume penjualan. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut diatas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH 4 P (PRODUCT, PRICE, PROMOTION & PLACE) BAURAN 11

12 PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ZEE DI KOTA BEKASI. 1.3 Perumusan Masalah Produk susu Zee yang dikeluarkan oleh Kalbe Nutritionals telah mampu meberikan nutrisi yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak dibanding dengan produk susu anak Hi-Calcium lainnya. Produk susu Zee selain mengandung nutrisi Hi-Calcium untuk pertumbuhan tulang anak, juga mengandung nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh otak dan tubuh anak. Serta dengan segmentasi pasar susu Zee untuk masyarakat kalangan menengah kebawah dengan mendapatkan produk berkelas menengah keatas. Namun, penjualan produk susu Zee masih belum memuaskan. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengkonsumsi produk susu Zee diantaranya adalah jenis produk, harga, promosi dan lokasi penjualan. Dengan pertimbangan tersebut persepsi masyarakat terhadap elemen bauran pemasaran, pengaruh dari elemen bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian konsumen dan diantara elemen bauran pemasaran tersebut, mana kah yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian konsumen. 1.4 Perntanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini akan membahas pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran produk susu Zee? 2. Bagaimana tingkat keputusan pembelian konsumen untuk produk susu Zee,? 3. Seberapa besar pengaruh elemen bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi dan tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian produk susu Zee? 12

13 1.5 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti, tujuan penelitian ini akan menjawab dari pertanyaan penelitian sebelumnya yang ingin dicapai yaitu: 1. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran produk susu Zee. 2. Untuk mengetahui tingkat keputusan pembelian konsumen untuk produk susu Zee. 3. Untuk mengetahui pengaruh elemen bauran pemasaran, yaitu produk, harga,promosi dan tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian produk susu Zee. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi akademis dalam bidang manajemen dan bermanfaat bagi pembaca dan penelitian selanjutnya di bidang terkait Manfaat Praktis Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis dan bermanfaat untuk pihak Kalbe Nutritionals sebagai produsen susu anak dalam rangka mengetahui dan menganalisa efektifitas bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk susu Zee. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini hanya mengukur persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang dilakukan oleh produk susu anak Zee di Kota Bekasi. Serta keputusan pembelian konsumen secara kuantitatif. Penelitian ini tidak membahas bagaimana cara Kalbe Nutritionals melaksanakan bauran promosi. Penelitian dibatasi pada konsumen yang mengkonsumsi susu anak (orang tua dan anak). 13

14 Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bekasi dengan objek penelitian adalah produk susu Zee Waktu dan Periode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai dengan selesai. 1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisi gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat teoritis dan praktis penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan penelitian. Bab II, Tinjauan Pustaka dan Lingkup Penelitian. Bab ini menjelaskan teori dan konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teori utama tentang bauran pemasaran, definisi susu anak dan keputusan pembelian. Bab III, Metodologi Penelitian. Bab ini menjelaskan karakteristik penelitian yaitu metode kuantitatif, alat pengumpulan data, tahapan pelaksanaan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data dan sumber data, uji validitas atau trustworthiness serta teknik analisa data dan pengujian hipotesis. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi hasil penelitian yaitu Analisis respon terhadap variabel penelitian, analisa statistik dan analisa pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap minat beli konsumen. Bab V, Kesimpulan dan Saran. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan penelitian yang menjawab masalah penelitian serta berisi saran akademis untuk penelitian selanjutnya serta saran praktis untuk Kalbe Nutritionals selaku produsen susu anak. 14

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi pasar dalam negeri merupakan peluang bagi produsen susu balita pada umumnya untuk meningkatkan volume penjualan. Namun keadaan pasar dalam negeri beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1)

BAB I PENDAHULUAN. bantuan makanan melalui program PMT (Program Makanan Tambahan). 1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kurang gizi dan gizi buruk merupakan salah satu jenis penyakit yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat. Data tahun 2007 memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat

BAB I PENDAHULUAN. anak diharapkan dapat terpenuhi secara lengkap melalui konsumsi susu, termasuk zatzat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masa bayi dan balita merupakan masa paling baik untuk menerima asupan gizi, semakin baik asupan gizi yang diperoleh, maka semakin baik pula perkembangan fisik sang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. susu di Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

BAB 1 PENDAHULUAN. susu di Indonesia dengan negara lain dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri susu di Indonesia saat ini sangat menggairahkan karena potensi pasar susu di Indonesia masih terbuka lebar mengingat Indonesia menempati urutan lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, susu dapat dikonsumsi oleh semua orang dengan semua umur namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan susu sangat dibutuhkan karena merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tentunya sangat berguna untuk kesehatan. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang ada, baik politik, sosial budaya, ekonomi dan teknologi. Sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia saat ini menciptakan persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan reaktif terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children

BAB I PENDAHULUAN. Speciality Reguler. Children BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pertumbuhan konsumsi susu di Indonesia dipicu oleh kenaikan jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian

I. PENDAHULUAN. kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latarbelakang Indonesia terus melaksanakan pembangunan dibidang perekonomian. Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan pemerintah untuk mendorong perekonomian tersebut. Bentuk-bentuk kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan minuman yang sangat bermanfaat karena banyak terkandung nutrisi yang dibutuhkan manusia. Susu mengandung lebih banyak vitamin dan mineral essensial yang dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat pembangunan nasional pada dasarnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani. Dalam membangun manusia Indonesia yang sehat jasmani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong rendah. Data yang dirilis FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan, pada 2007 angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong

I. PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang secara rutin minum susu masih tergolong rendah. Data yang dirilis FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan, pada 2007 angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Nutrisi makanan sehat dianggap belum dapat mencukupi dan

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Nutrisi makanan sehat dianggap belum dapat mencukupi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada potret masyarakat sekarang dengan tingkat aktivitas yang sangat tinggi, sering tidak memikirkan dan memperdulikan asupan kebutuhan gizi yang seimbang. Nutrisi makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung susu tanpa lemak dan lemak susu.

I. PENDAHULUAN. mengandung susu tanpa lemak dan lemak susu. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman siap saji memiliki prospek pasar yang semakin luas karena adanya pergeseran pola konsumsi masyarakat yang diiringi dengan peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH 4P (PRODUCT, PRICE, PROMOTION & PLACE) BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ZEE DI KOTA BEKASI

PENGARUH 4P (PRODUCT, PRICE, PROMOTION & PLACE) BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ZEE DI KOTA BEKASI PENGARUH 4P (PRODUCT, PRICE, PROMOTION & PLACE) BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU ZEE DI KOTA BEKASI THE INFLUENCE OF 4P MARKETING MIX (PRODUCT, PRICE, PROMOTION & PLACE) TOWARDS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan masa-masa yang sangat penting. Asupan gizi yang diterima anak pun harus yang terbaik karena akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk

BAB I PENDAHULUAN. arah pasar konsumen artinya kondisi pasar di tangan konsumen. Konsumen. bebas menggunakan uang yang dimilikinya serta bebas untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara akan mengubah pola pikir masyarakat. Demikian pula yang terjadi di Indonesia, masyarakat menentukan sendiri barang dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah karena menyusui dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut yang membuat produsen

BAB I PENDAHULUAN. berubah karena menyusui dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut yang membuat produsen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Susu merupakan kebutuhan primer seorang bayi. Untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan produk susu merupakan makanan utamanya. Sejatinya kebutuhan susu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler dan Amstrong, 2004;283) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha dan industri saat ini yang semakin maju, terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi, telah memacu pertumbuhan baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat ketat, baik pasar domestic ( nasional ) maupun dipasar internasional / global, untuk memenangkan persaingan,

Lebih terperinci

Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)

Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0) Lampiran 1. Penjelasan Singkat Mengenai IPM dan MDGs I. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 1 Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM (Human Development Index - HDI) mengartikan definisi kesejahteraan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Sumber-sumber mata air yang ada di perkotaan tidak dapat. bahan lainnya, sehingga tidak layak dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Sumber-sumber mata air yang ada di perkotaan tidak dapat. bahan lainnya, sehingga tidak layak dikonsumsi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, kebutuhan akan air minum pun terus meningkat. Di lain pihak, kenaikan jumlah penduduk tidak selaras dengan kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia 0-5 tahun mengalami tubuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi.

BAB I PENDAHULUAN. usia 0-5 tahun mengalami tubuh pendek (stunting) akibat kekurangan gizi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang tua akan mendambakan anak yang sehat dan tumbuh dengan normal. Anak akan tumbuh optimal dan sehat menjadi seseorang yang dewasa bila semua asupan gizinya terpenuhi.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu sapi merupakan bahan pangan yang dapat dikatakan memiliki kandungan gizi yang hampir sempurna kelengkapan gizinya. Selain air, susu sapi yang mengandung protein,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memiliki peranan yang cukup penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu peranan sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan. Menurut Husodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena untuk hidup makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia sangat membutuhkan air. Jadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan. untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap sebagai makanan

I. PENDAHULUAN. cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan. untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap sebagai makanan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu didefinisikan oleh Purnomo dan Adiono (1987) sebagai cairan hasil sekresi dari kelenjar susu mamalia yang digunakan untuk menghidupi keturunannya. Susu dianggap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Tjiptono, Fandy (2005), bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tantangan persaingan di dunia industri dewasa ini semakin berat, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, bersama-sama berjuang mempertahankan produknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia menghadapi persaingan yang cukup berat. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

kegiatan below the line seperti selling and sampling product, event sponsorship, dan branding and merchandising karena dinilai lebih efektif dan lebih

kegiatan below the line seperti selling and sampling product, event sponsorship, dan branding and merchandising karena dinilai lebih efektif dan lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya di Indonesia, turut mendorong jumlah produksi kebutuhan pokok salah satunya adalah industri FMCG (fast moving consumer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin cepat dan batas yang semakin tipis membuat masyarakat sekarang ini lebih selektif dan menuntut dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan lalu memuaskan kebutuhan konsumen. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan lalu memuaskan kebutuhan konsumen. 1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa lalu, banyak perusahaan tidak merasa perlu memahami konsumennya. Mereka merasa tidak perlu berbuat lebih dari sekedar memonitor hasil penjualan dan tidak mau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

2.1. Konsep dan Definisi

2.1. Konsep dan Definisi 2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya kematian bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, yang berdampak pada pertumbuhan perekonomian dan bisnis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen itu sendiri terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia global yang ditandai dengan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia global yang ditandai dengan kemajuan ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia global yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu berpengaruh dalam kelangsungan hidup baik dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik susu lokal maupun susu impor. Dari susu lokal dan susu impor itu ada. sering mendengar dan tahu tentang produk tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik susu lokal maupun susu impor. Dari susu lokal dan susu impor itu ada. sering mendengar dan tahu tentang produk tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Susu formula menjadi solusi untuk para ibu yang menjadi pekerja untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi mereka. Banyak merek susu yang beredar di pasaran, baik susu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era perdagangan bebas atau dalam persaingan yang sangat ketat dimana konsumen menjadi lebih dinamis dalam memilih suatu produk. Perkembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke tiga terbesar di dunia memiliki kebutuhan pangan yang besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakatnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Peningkatan permintaan dari pelanggan menuntut bakery dan cake shop semakin meningkatkan lagi produksinya demi memuaskan para pelanggan. Bila dilihat trend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era persaingan pasar global dewasa ini, tuntutan konsumen atas peningkatan kualitas produk dan jasa bertambah. Terjadi pula peningkatan penawaran produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis saat ini, membuat persaingan bisnis ritel menjadi semakin ketat. Menurut Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), bisnis ritel atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara berkembang yang masih mempunyai permasalaahan besar dalam perkembangan perkotaan. Salah satunya yaitu fenomena urbanisasi yang terjadi di kota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola hidup yang sehat. Makanan dan minuman merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pola hidup yang sehat. Makanan dan minuman merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adanya peningkatan taraf hidup dan tingkat pendidikan di Indonesia, khususnya pulau Jawa, membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya memiliki pola hidup yang sehat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Pengeluaran Per Kapita Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi bahwa jumlah rumah tangga sebanyak 428,980 dengan jumlah anggota rumah tangga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran. Untuk tetap mendapatkan simpati dari konsumen, produsen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban dari suatu masyarakat ikut pula mendorong perkembangan dalam bidang perekonomian, salah satunya adalah bidang pemasaran. Untuk tetap mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Yang artinya

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Umum 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan komoditas pangan lebih bermanfaat untuk pemenuh kebutuhan gizi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang Agroindustri di Indonesia merupakan salah satu penggerak ekonomi Negara dalam peningkatan kesejahteraan bangsa. Adanya Agroindustri yang maju menjadikan komoditas

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework SPBU 34-17129 Underpass Telah dibahas sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan strategi bisnis perusahaan mengalami hambatan dalam meningkatkan customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat di zaman sekarang ini, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat di zaman sekarang ini, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat di zaman sekarang ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dan mengatur strategi yang efektif untuk dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997,

I. PENDAHULUAN. Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana. perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut prediksi para ekonom Indonesia, di tengah suasana perekonomian negara yang masih belum menentu sejak tahun 1997, ditambah perkembangan situasi politik yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kopi olahan di Indonesia secara keseluruhan selama setengah dasawarsa terakhir mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan lebih kurang 5,12 persen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang

PENDAHULUAN. membuat para wanita memiliki dua peran sekaligus, yakni peran domestik yang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman bukan hanya membawa perubahan terhadap tekonologi dan pengetahuan tetapi ikut serta merubah pemikiran masyarakat terutama kaum wanita untuk berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian di dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun)

BAB I PENDAHULUAN. No Industri Market Size (dalam triliun) 1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang penting dalam menjalani hidup untuk melakukan berbagai aktivitas. Kesadaran masyarakat akan kesehatan kini semakin tinggi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara sosial. Corporate Social Responsibility (CSR) kini dipandang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, masyarakat tidak hanya menuntut perusahaan untuk menyediakan barang dan jasa, namun juga bertanggung jawab kepada masyarakat secara sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar.

BAB I PENDAHULUAN. pasar dan konsumen. Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan. lain guna memperebutkan pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dimana pemerintah sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang perekonomian khususnya perdagangan, pemasaran merupakan falsafah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring semakin cerdasnya konsumen dan semakin bertambahnya pilihan produk yang tersedia di pasar, menimbulkan persaingan yang semakin ketat pada sisi produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup yang terjadi pada masyarakat Indonesia khususnya di daerah perkotaan belakangan ini memberikan dampak perubahan selera dan persepsi konsumen. Laju

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat,

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa Barat, BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Kota Bekasi 3.1.1.1. Proses Terbentuknya Kota Bekasi Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, pasta gigi dalam kehidupan sehari-hari bukan merupakan produk asing lagi. Pasta gigi merupakan kebutuhan utama dari manusia dalam menjaga kebersihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini berjalan dengan pesat, yang menciptakan suatu persaingan yang semakin ketat. Hal ini yang menuntut produsen untuk lebih peka, kritis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. pastinya dapat mendatangkan keuntungan bagi produsennya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, kemajuan teknologi dan pengetahuan mengakibatkan tumbuh subur dan berkembangnya berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan merupakan kenyataan yang dapat dialami oleh seorang usahawan. Dunia usaha berisi dengan persaingan, peluang, tantangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan bisnis saat ini, membuat persaingan bisnis ritel menjadi semakin berkembang pesat. Menurut Data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming.

I PENDAHULUAN. cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan air minum terus meningkat seiring dengan cepatnya pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya efek global warming. Di sisi lain, untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang dengan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang dengan pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Industri makanan dan minuman di Indonesia berkembang dengan pesat seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian, politik dan sosial budaya Indonesia. Besarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan peradaban. Hal itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan peradaban. Hal itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan peradaban. Hal itu mendorong manusia untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014, Indonesia menjadi daya tarik yang luar biasa bagi pebisnis ritel, baik lokal maupun asing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun

BAB I PENDAHULUAN. melatih personel-personel jasa yang terampil, berpengetahuan dan menarik. Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, organisasi bisnis mempunyai perhatian besar pada kepuasan konsumen, banyak memfokuskan pada masalah bagaimana mempekerjakan dan melatih personel-personel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan bauran...,rahmi Yuningsih, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan bauran...,rahmi Yuningsih, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003 UJANG SUMARWAN IDQAN FAHMI.

RINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003 UJANG SUMARWAN IDQAN FAHMI. RINGKASAN EKSEKUTIF SITI MAESAROH, 2003. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pemilihan Susu Formula di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Di bawah bimbingan UJANG SUMARWAN dan IDQAN FAHMI. Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini membuat kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini membuat kebutuhan akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia modern dan globalisasi saat ini membuat kebutuhan akan komunikasi menjadi sangat penting bagi setiap kalangan masyarakat. Kebutuhan tersebut

Lebih terperinci