V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 V. ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN A. KARAKTERISTIK RESPONDEN Responden dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi karyawan yang ada di Pabrik SCC & C PT Unilever Indonesia Tbk yang berjumlah 295 orang. Jumlah kuesioner yang kembali yaitu sebanyak 75 kuesioner (25% responden). Sedikitnya jumlah karyawan yang merespon kuesioner tersebut dikarenakan kesulitan dalam hal luas wilayah pengamatan, keterbatasan waktu dan akses sehingga jangkauan peneliti terhadap responden terbatas. Selain itu sulitnya kemauan karyawan dalam mengisi kuesioner juga menjadi hambatan dalam proses penyebaran kuesioner. Pada penelitian ini responden yang akan dianalisis dibedakan berdasarkan tingkatan manajemennya, yaitu tingkat manajerial dan nonmanajerial. Karyawan pada tingkat managerial dikategorikan sebagai karyawan pada manajemen tingkat menengah (middle management) dan manajemen lini pertama (first-line management) dimana mereka memiliki dan memimpin bawahan atau anak buah meraka dalam kelompok kerjanya. Jabatan yang termasuk tingkat manajerial tersebut yaitu kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik atau manajer divisi, asisten manajer, penyelia (supervisor), manajer shift atau leader, manajer area, manajer departemen, dan mandor (foreman). Karyawan nonmanajerial yaitu karyawan yang berada di bawah level manajemen tingkat menengah dan tidak memiliki anak buah, contohnya yaitu operator dan staf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran umum responden berdasarkan jabatannya yaitu level managerial sebesar 12, 68 %. Pada level non manajerial yaitu sebesar 87,32 %. Distribusi jabatan responden dapat dilihat pada Gambar 9 berikut : 12% Manajerial Nonmanajerial 88% Gambar 9. Distribusi jabatan responden 50

2 Pabrik SCC & C memiliki 15 bagian atau departemen, akan tetapi dari hasil penelitian tidak didapatkan responden yang dapat mewakili semua bagian. Persentase sebaran responden berturut turut dari yang tertinggi hingga yang terendah yaitu dari bagian produksi sebesar 73,33 %, dari bagian enggineering sebesar 9,33 %, dari bagian security sebesar 5,33 %, dari bagian ICA sebesar 4 %, dari bagian HRD sebesar 1,33 %, dari bagian Learning & Recruitment sebesar 1,33 %, dan dari bagian MED sebesar 2,67 % dan Warehouse 2,67 %. Jumlah responden yang terbesar ada pada bagian produksi, hal ini dikarenakan proporsi jumlah karyawan produksi paling banyak dibanding bagian lainnya di Pabrik SCC & C, yaitu 54 % dari seluruh jumlah karyawan Pabrik SCC & C, sehingga lebih besar peluang untuk mengumpulkan kuesioner pada bagian produksi. Distribusi bagian atau departemen responden dapat dilihat pada Gambar 10 berikut : 2.67% 2.67% 1.33% 1.33% 5.33% 4% 9.33% 73.33% Produksi Warehouse HRD ICA MED Learning & Recruitment Engineering Security Gambar 10. Distribusi bagian atau departemen responden Masa kerja responden rata-rata kurang dari 5 tahun yaitu sebesar 61,33 % sedangkan masa kerja 5-10 tahun sebesar 22,67 %, masa kerja tahun sebesar 9,33 %, dan masa kerja lebih dari 20 tahun sebesar 6,67 %. Responden dengan masa kerja lebih dari 20 tahun sebagian besar dari level manajerial, sedangkan masa kerja kurang dari 5 tahun sebagian besar dari level nonmanajerial. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar 11 berikut : 51

3 9.33% 6.67% 22.67% 61.33% < 5 tahun 5-10 tahun tahun > 20 tahun Gambar 11. Distribusi masa kerja responden B. PENILAIAN BUDAYA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN OCA (ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT) Pembahasan hasil penilaian budaya dengan menggunakan instrumen OCA dilakukan berdasarkan perbandingan hasil penilaian menurut karyawan dan pimpinan terhadap budaya yang mereka rasakan saat ini dan budaya yang mereka harapkan di masa yang akan datang. Skor hasil penilaian OCA berkisar antara 1 sampai 4, dimana skor yang mendekati 1 menunjukkan budaya perusahaan yang sangat mekanistik, sedangkan skor yang mendekati 4 menunjukkan budaya perusahaan yang sangat organik. Tabulasi data hasil penilaian budaya saat ini maupun budaya yang diharapkan dengan menggunakan instrumen OCA dapat dilihat pada Lampiran 5 dan Lampiran 6. Secara keseluruhan hasil penilaian karyawan, pimpinan maupun penilaian gabungan antara karyawan dan pimpinan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Hasil penilaian OCA menurut karyawan, pimpinan dan gabungan Penilaian Tipe Budaya Saat Ini Tipe Budaya yang Diharapkan Karyawan Organik (2.54) Organik (3.03) Pimpinan Organik (2.72) Organik (2.98) Gabungan Organik (2.57) Organik (3.03) 52

4 Cara perhitungan nilai tersebut yaitu misalnya pada level pimpinan, maka dari tabel tabulasi (lampiran 5 dan lampiran 6) dapat dihitung nilai skor OCA untuk responden pimpinan berdasarkan rumus berikut ini : Perhitungan nilai responden pimpinan tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 5 dan Tabel 6 sebagai berikut: Tabel 5. Budaya saat ini (pimpinan) Tabel 6. Budaya yang diharapkan (pimpinan) No Resp (i) Jumlah Respon (Yij) Jumlah Pertanyaan Dijawab (ni) Individual OCA (i) No Resp (i) Jumlah Respon (Yij) Jumlah Pertanyaan Dijawab (ni) Individual OCA (i) Dari Tabel 5 dan Tabel 6 nilai total Yij dan ni dimasukan ke dalam rumus di atas, yaitu sebagai berikut : Budaya saat ini : Organization OCA = 490 / 180 = 2.72 Budaya yang diharapkan : Organization OCA = 536 / 180 = 2.98 Dari skor penilaian tersebut (Tabel 4) dapat dilihat bahwa antara karyawan dan pimpinan memiliki kesamaan persepsi tentang budaya perusahaan saat ini, yaitu budaya organik. Begitu juga pada budaya yang diharapkan, mereka sependapat bahwa mereka menginginkan peningkatan penekanan pada budaya organik. Hal ini menunjukkan bahwa baik karyawan dan pimpinan memiliki 53

5 kesamaan pandang dan hal ini merupakan faktor positif dalam proses perubahan budaya perusahaan ke depannya. Pada umumnya budaya organik yang dominan dirasakan dan diharapkan tersebut dicirikan dengan struktur di dalam perusahaan yang fleksibel dan mudah diubah, perusahaan memiliki ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Pekerjaan yang dilakukan cenderung tidak distandarisasi, strateginya berorientasi pada inovasi, terdapat fleksibilitas dan aliran bebas informasi di dalamnya. Komunikasi antar orang-orang dari level jabatan yang berbeda cenderung seperti konsultasi lateral dibandingkan perintah secara vertikal. Pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok. Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan. Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode partisipasi. Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, berjalan secara lateral maupun vertikal, baik atasan atau bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode departemental. Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis. Proses kendali menyebar ke seluruh organisasi dan menekankan pemecahan masalah dan pengendalian diri. Hasil penilaian gabungan pada Tabel 4 jika dilihat dari skor rata-rata per dimensinya dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7. Skor per dimensi dari hasil penilaian gabungan OCA Elemen Budaya Budaya Saat Ini Budaya yang Diharapkan Selisih () Skor Budaya Skor Budaya Bahasa 2.71 Organik 3.10 Sangat Organik 0.39 Artifak & Simbol 2.51 Organik 2.69 Organik 0.18 Pola Perilaku 2.45 Organik 2.87 Organik 0.42 Nilai - nilai 2.67 Organik 3.22 Sangat Organik 0.55 Asumsi Dasar 2.49 Organik 3.25 Sangat Organik 0.76 Rata-rata 2.57 Organik 3.03 Organik Dari tabel hasil penilaian gabungan di atas dapat dilihat bahwa seluruh dimensi menunjukkan budaya organik baik pada budaya saat ini maupun budaya yang diharapkan. Selain itu juga dapat dilihat selisih skor antara budaya saat ini 54

6 maupun budaya yang diharapkan pada tiap dimensi. Selisih skor yang paling besar yaitu pada dimensi nilai-nilai (0.55) dan asumsi dasar (0.76). Hal ini menunjukkan bahwa pada kedua dimensi ini diperlukan peningkatan budaya cukup signifikan ke arah yang lebih organik dibanding ketiga dimensi lainnya. Dimensi bahasa yang organik dicirikan dengan karyawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan dan komunikasi di antara mereka berjalan secara lateral dari berbagai level jabatan. Bahasa yang digunakan di perusahaan mencerminkan rasa hormat kepada setiap orang di semua level jabatan di perusahaan. Karyawan mendapat kepercayaan dari pimpinannya dan mendapatkan kebebasan untuk bekerja secara mandiri pada area kerjanya. Terdapat dorongan kepada karyawannya untuk berinovasi. Di dalam perusahaan terdapat cerita atau legenda tentang sosok kepahlawanan yang dapat menyelesaikan masalah secara inovatif, terdapat mitos positif untuk berusaha secara maksimal dalam meyelesaikan pekerjaan. Dimensi artifak dan simbol yang mencerminkan budaya organik dicirikan dengan simbol-simbol yang digunakan di dalam perusahaan mencermikan adanya persatuan dan dukungan. Manajemen di perusahaan memiliki kebijakan yang terbuka terhadap karyawan. Komunikasi yang berjalan antar pimpinan dan karyawan yaitu secara langsung tanpa persiapan dan kapan saja dilakukan. Di perusahaan terdapat beberapa pintu kantor yang tertutup, akan tetapi membiarkan tingginya interaksi antar karyawan untuk masuk ke dalamnya. Simbol yang organik juga dapat dilihat pada letak tempat kerja pimpinan yang berdekatan dengan karyawannya. Dimensi pola perilaku yang organik dicirikan dengan para karyawan di perusahaan bertangung jawab dalam menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa melemparnya ke orang lain. Tedapat perayaan bagi prestasi yang telah dicapai perusahaan dan juga penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi dalam peningkatan kinerjanya di perusahaan. Karyawan sangat peduli terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan dan mereka berusaha untuk memberikan saran untuk menyelesaikannya. Dimensi nilai-nilai yang mencerminkan budaya organik dicirikan dengan perusahaan selalu melakukan pendefinisian kembali atau penyesuaian tugas-tugas 55

7 individu secara kontinu. Karyawan saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah di perusahaan Terdapat dorongan kepada karyawan untuk dapat meningkatkan inovasi dalam bekerja. Kerja sama dan inovasi adalah nilai yang diakui secara formal di perusahaan. Dimensi asumsi dasar yang mencerminkan budaya organik dicirikan dengan informasi dan berita mengalir dari pimpinan ke karyawan seperti nasihat tidak seperti halnya instruksi dan perintah. Karyawan memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya di perusahaan. Karyawan dianggap sebagai aset penting bagi perusahaan. Para pimpinan menganggap para karyawannya memiliki kemampuan, kreatif, dapat dipercaya dan berkomitmen untuk menghasilkan kinerja yang terbaik. Jika hasil penilaian gabungan tersebut dilihat dari indikator pertanyaan pada tiap dimensinya, maka akan dijumpai bahwa tidak semua indikator pada masing-masing dimensi tersebut menunjukkan budaya yang organik terdapat pula beberapa indikator pertanyaan yang menunjukkan budaya mekanistik pada budaya saat ini maupun pada budaya yang diharapkan dan hal tersebut mengindikasikan harapan perubahan budaya yang berbeda-beda di masa yang akan datang. Hasil penilaian masing-masing indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa terdapat lima indikasi perubahan budaya yang diharapkan pada indikator-indikator dimensi tersebut, yaitu : 1. Perubahan dari budaya mekanistik yang kental ke budaya mekanistik yang agak longgar, hal ini ditunjukkan dengan skor OCA yang bertambah dan ditandai oleh tanda (+). Indikator dimensi tersebut yaitu dimana para pimpinan dan karyawan menginginkan agar artifak dan simbol yang ada di perusahaan lebih organik akan tetapi masih mencerminkan budaya yang mekanistik (agak sedikit mencerminkan persatuan dan dukungan antar karyawan). 2. Perubahan dari budaya mekanistik ke lebih mekanistik lagi, hal ini ditunjukkan dengan skor OCA yang berkurang dan diandai oleh tanda (-). Indikator dimensi tersebut yaitu para pimpinan dan karyawan ingin agar upah dapat lebih mereka rasakan lagi sebagai motivasi terkuat mereka untuk meningkatkan kinerjanya. 56

8 Tabel 8. Skor per indikator dimensi dari hasil penilaian gabungan OCA Ke Mekanistik Dari Mekanistik + Artifak di perusahaan terhadap interaksi antar karyawan - Peran upah terhadap kinerja karyawan Organik + Kedekatan pimpinan dengan karyawan + Kerumitan masalah di perusahaan + Kejelasan dan keakuratan evaluasi kinerja karyawan + Pandangan pimpinan terhadap karyawannya dalam bekerja + Pandangan pimpinan terhadap keikutsertaan karyawan dalam menyumbangkan pikirannya Organik - Pemantauan waktu kerja di perusahaan + Tanggapan terhadap ide-ide karyawan + Percakapan antar karyawan di perusahaan + Bahasa yang digunakan oleh orang-orang di perusahaan + Cerita tentang kepahlawanan + Dasar prestasi kerja karyawan + Kesempatan karyawan dalam mengembangkan pengetahuan + Kepedulian karyawan pada masalah yang dihadapi perusahaan + Nilai kerja sama di perusahaan + Cara orang-orang di perusahaan dalam menyelesaikan masalah + Nilai inovasi di perusahaan + Pandangan pimpinan terhadap peran karyawan bagi perusahaan + Kepercayaan pimpinan terhadap karyawannya 3. Perubahan dari budaya mekanistik ke budaya organik, hal ini ditunjukkan dengan skor OCA yang bertambah dan ditandai oleh tanda (+). Indikator dimensi tersebut yaitu para pimpinan dan karyawan menginginkan agar hubungan antara pimpinan dan karyawan dapat erat dan dekat, agar tidak banyak permasalahan atau hal sepele di perusahaan, agar evaluasi kinerja karyawan dapat belangsung dengan jelas dan akurat, agar pimpinan tidak menganggap karyawannya seperti layaknya roda penggerak mesin, dan agar pimpinan mengikutsertakan karywan dalam menyumbangkan 57

9 pikirannya dalam pengambilan keputusan atau dalam penyelesaian masalah di perusahaan. 4. Perubahan dari budaya organik ke mekanistik, hal ini ditunjukkan dengan skor OCA yang berkurang dan ditandai oleh tanda (-). Indikator dimensi tersebut yaitu para pimpinan dan karyawan menginginkan agar pemantauan waktu kerja mereka dapat menjadi ketat. 5. Perubahan dari budaya organik ke budaya yang lebih organik lagi, hal ini ditunjukkan dengan skor OCA yang bertambah dan ditandai oleh tanda (+). Indikator dimensi tersebut yaitu ide-ide karyawan agar lebih ditanggapi lagi secara positif, percakapan di perusahaan agar lebih mencerminkan lagi semangat dan antusiasme dalam bekerja, bahasa yang digunakan oleh orang-orang di perusahaan agar lebih mencerminkan rasa hormat terhadap sesama, agar terdapat lebih banyak lagi cerita kepahlawanan yang dapat dijadikan panutan dalam menyelesaikan masalah secara inovatif, prestasi kerja karyawan agar lebih dirasakan lagi atas dasar komitmen mereka terhadap perusahaan, karyawan diberikan kesempatan yang lebih besar lagi dalam mengembangkan pengetahuannya, karyawan agar lebih peduli lagi terhadap masalah di perusahaan, nilai kerja sama dan inovasi agar lebih di tekankan lagi, karyawan dapat lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalahnya sendiri, karyawan agar lebih dianggap lagi sebagai aset penting bagi perusahaan, dan agar pimpinan lebih memberikan kepercayaannya lagi kepada karyawan. C. PENILAIAN BUDAYA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN OCAI (ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT ) Seperti halnya pada penilaian budaya perusahaan dengan menggunakan instrument OCA, pembahasan hasil penilaian dengan menggunakan instrumen OCAI dilakukan berdasarkan perbandingan hasil penilaian menurut karyawan dan penilaian menurut pimpinan terhadap budaya yang mereka rasakan saat ini dan budaya yang mereka harapkan. Tabulasi data hasil penilaian budaya saat ini maupun budaya yang diharapkan dengan metode OCAI dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8. 58

10 1. Hasil Penilaian Karyawan a. Persepsi karyawan terhadap budaya perusahaan saat ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap budaya perusahaan yang dominan saat ini yaitu budaya market (27) dan clan (26). Perbedaan skor tersebut tidak begitu signifikan. Selain itu juga hasil penelitian terhadap budaya saat ini menurut karyawan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, tidak ada kecenderungan yang menonjol pada salah satu dari keempat tipe budaya yang ada, akan tetapi selisih antar skor teringgi dengan peringkat skor berikutnya cukup memudahkan proses identifikasi persepsi budaya para karyawan. Nilai skor budaya perusahaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Urutan budaya yang dominan saat ini menurut karyawan dari peringkat pertama hingga keempat yaitu budaya market (27), clan (26), hierarchy (25) dan adhocracy (22). Profil budaya perusahaan menurut karyawan dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar profil budaya tersebut menunjukkan bahwa antara budaya saat ini (garis biru) dan budaya yang diharapkan (garis merah) terjadi pergeseran garis yang mengindikasikan diharapkannya peningkatan budaya clan dan penurunan budaya market di masa yang akan datang oleh para karyawan. Budaya market yang dominan merupakan budaya yang lazim berkembang pada perusahaan manufaktur, dimana perusahaan sangat berorientasi pada hasil, orang-orang di dalamnya sangat kompetitif dan goal-oriented, serta sangat peduli pada reputasi perusahaan dan keberhasilan mengalahkan kompetitor. Jajaran pimpinannya biasanya tipe pekerja keras dan sangat prestatif. Perekat dalam perusahaan adalah semangat untuk menang. Sukses perusahaan mereka ukur dari besarnya pangsa pasar dan keberhasilan melakukan penetrasi pasar. Pada budaya clan, kondisi perusahaan merupakan tempat yang bersahabat seperti layaknya keluarga besar. Orang-orang di dalamnya dapat saling berbagi banyak hal. Figur pemimpin di perusahaan biasanya ditunjukkan dengan memberikan nasehat dan bimbingan. Perekat dalam perusahaan ini adalah loyalitas bersama dan tradisi yang bertahan. Perusahaan memberi perhatian besar pada pengembangan sumber daya manusia serta sangat mementingkan kohesivitas dan semangat kerja. Keberhasilan menurut mereka adalah apabila perusahaan bisa 59

11 menunjukkan kepekaan pada pelanggan dan jika karyawan merasa senang menjadi anggota di sana. Kerjasama, partisipasi, dan usaha mempertemukan pendapat adalah hal yang dianggap penting. Tabel 9. Hasil penilaian OCAI menurut karyawan TIPE BUDAYA BUDAYA SAAT INI BUDAYA YANG DIHARAPKAN Clan Adhocracy Market Hierarchy Total Gambar 12. Profil budaya perusahaan menurut karyawan menggunakan OCAI Skor keenam dimensi pada masing-masing tipe budaya dapat dilihat pada Lampiran 9. Pada budaya market yang dirasakan saat ini, terdapat tiga dimensi yang menonjol yaitu penekanan strategi, manajemen karyawan, dan perekat organisasi. Perusahaan fokus pada tindakan kompetitif dan prestatif. Mencapai target dan memenangkan pasar adalah hal yang menonjol di perusahaan. Gaya manajemen perusahaan didicirikan dengan persaingan yang keras, target yang tinggi dan keberhasilan. Perekat kebersamaan di perusahaan adalah semangat untuk menang dan mencapai target atau sasaran. Pada budaya clan yang dirasakan saat ini terdapat dua dimensi yang menonjol yaitu karakteristik dominan dan gaya kepemimpinan. Perusahaan 60

12 merupakan tempat yang bersahabat seperti layaknya keluarga besar. Orang-orang dapat saling berbagi banyak hal. Figur pemimpin di perusahaan biasanya ditunjukkan dengan memberikan nasehat, kemudahan dan bimbingan. Budaya hierarchy yang dirasakan karyawan saat ini yaitu perekat kebersamaan di perusahaan adalah peraturan dan kebijakan. Menjaga mulusnya operasi adalah hal yang penting. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya skor dimensi perekat organisasi pada budaya hierarchy. Sedangkan pada budaya adhocracy dimensi yang dominan yaitu ukuran kesuksesan, dimana sukses bagi perusahaan adalah apabila berhasil menciptakan produk baru dan unik. Serta menjadi pemimpin produk (product leader) dan inovator. b. Persepsi karyawan terhadap budaya perusahaan yang diharapkan Persepsi karyawan terhadap budaya yang diharapkan yaitu mereka menginginkan kombinasi budaya clan (32) dan hierarchy (25). Budaya clan yang diharapkan mengalami peningkatan yang signifikan dari skor budaya clan saat ini, akan tetapi budaya hierarchy yang diinginkan tidak mengalami perubahan skor dari skor budaya hierarchy yang dirasakan saat ini. Dapat dikatakan karyawan sudah merasa nyaman dan ideal dengan budaya hierarchy pada saat ini dan yang akan datang. Budaya market mengalami penurunan skor yang cukup signifikan, artinya budaya market diharapkan tetap dikembangkan akan tetapi agak dikurangi penekanannya dimasa yang akan datang, sehingga bisa ditambah dengan nilainilai yang ada pada budaya clan. Skor budaya hierarchy, market, dan adhocracy tidak menunjukkan adanya perbedaan skor yang signifikan. Skor budaya dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu clan (32), hierarchy (25), market (22), dan adhocracy (21) (dapat dilihat pada Tabel 7). Profil budaya clan yang dominan diharapkan oleh karyawan merupakan suatu kondisi dimana perusahaan merupakan tempat kerja yang nyaman seperti layaknya keluarga besar, adanya kebersamaan kuat diantara seluruh elemen perusahaan. Figur pemimpin yaitu pemimpin yang dapat membimbing, memfasilitasi, memberikan pelajaran dan berperan sebagai penasehat bahkan seperti orang tua. Sukses menurut mereka adalah apabila perusahaan bisa menunjukkan kepekaan pada pelanggan dan jika karyawan senang menjadi 61

13 anggota di sana. Kerjasama, partisipasi, dan usaha mempertemukan pendapat adalah hal yang dianggap penting. Hal ini dapat dilihat dari dimensi yang menonjol pada budaya clan yaitu karakteristik dominan, gaya kepemimpinan, manajemen karyawan, dan ukuran kesuksesan. Budaya hierarchy yang diharapkan karyawan yaitu sutu kondisi dimana gaya manajemen dicirikan dengan rasa aman dalam bekerja, kecocokan, keterprediksian dan adanya hubungan yang stabil. Hal ini dapat dilihat dari dimensi yang paling menonjol pada budaya hierarchy yaitu manajemen karyawan. Budaya market dan adhocracy menempati urutan selanjutnya dengan skor masing-masing 22 dan 21. Karyawan berharap adanya kombinasi antara kedua budaya tersebut terutama pada dimensi gaya kepeminpinan, penekanan strategi dan ukuran kesuksesan pada budaya market dan dimensi perekat organisasi pada budaya hierarchy. Kondisi seperti ini digambarkan oleh situasi dimana figur pemimpin yang ditunjukkan dengan kesunguh-sungguhan, kerja keras, dan berorientasi pada hasil. Fokus perusahaan pada tindakan kompetitif dan prestatif. Mencapai target & memenangkan pasar adalah hal yang menonjol, dan sukses bagi perusahaan adalah apabila berhasil memenangkan pasar dan persaingan, sehingga mereka mengharapkan perekat kebersamaan di perusahaan yaitu komitmen bersama untuk berinovasi dan bereksperimen atau berkembang. 2. Hasil Penilaian Pimpinan a. Persepsi pimpinan terhadap budaya perusahaan saat ini Persepsi pimpinan terhadap budaya perusahaan yang mereka rasakan dominan saat ini yaitu budaya market (27) dan clan (26). Skor antara kedua budaya tersebut tidak berbeda secara signifikan. Artinya kombinasi antara kedua budaya tersebut berkembang paling dominan di dalam perusahaan. Skor keempat budaya perusahaan menurut pimpinan dapat dilihat pada Tabel 10. Urutan skor budaya dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu market (27), clan (26), hierarchy (24), dan adhocracy (23). Profil budaya perusahaan menurut pimpinan perusahaan dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar profil budaya tersebut menunjukkan bahwa antara budaya saat ini (garis biru) dan budaya yang diharapkan (garis merah) terjadi pergeseran 62

14 garis yang mengindikasikan diharapkannya peningkatan budaya clan dan penurunan budaya market di masa yang akan datang oleh para pimpinan. Tabel 10. Hasil penilaian OCAI menurut pimpinan TIPE BUDAYA BUDAYA SAAT INI BUDAYA YANG DIHARAPKAN Clan Adhocracy Market Hierarchy Total Gambar 13. Profil budaya perusahaan menurut pimpinan menggunakan OCAI Budaya market yang dirasakan oleh para pimpinan yaitu dimana gaya manajemen dicirikan dengan persaingan yang keras, target yang tinngi dan keberhasilan. Perekat kebersamaan di perusahaan adalah semangat untuk menang dan mencapai target dan sasaran. Perusahaan fokus pada tindakantindakan kompetitif dan prestatif. Mencapai target dan memenangkan pasar adalah hal yang menonjol. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan skor yang menonjol pada tiga dimensi pada budaya market yaitu manajemen karyawan, perekat organisasi, dan penekanan strategi. Pimpinan perusahaan juga merasakan budaya clan yang dominan dengan skor yang menonjolnya pada tiga dimensi pada budaya clan yaitu karakteristik dominan, gaya kepemimpinan, manajemen karyawan. Kondisi ini yaitu dimana 63

15 perusahaan merupakan tempat yang bersahabat seperti layaknya keluarga besar, orang-orang dapat saling berbagi banyak hal. Figur pemimpin di perusahaan biasanya ditunjukkan dengan memberikan nasehat, kemudahan dan bimbingan. Gaya manajemen dicirikan dengan kerjasama, partisipasi dan usaha untuk mempertemukan pendapat. Budaya hierarchy yang dirasakan oleh pimpinan saat ini yaitu kondisi dimana perekat kebersamaan di perusahaan adalah peraturan dan kebijakan. Menjaga mulusnya operasi di perusahaan adalah hal yang penting. Sukses adalah apabila menghasilkan keluaran yang handal, jadwal-jadwalnya tepat waktu, biayanya rendah, dan tecapainya efisiensi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya skor dimensi perekat organisasi dan ukuran kesuksesan pada budaya hierarchy. Sedangkan budaya adhocracy yang dirasakan saat ini yaitu perusahaan merupakan tempat berwirausaha dan sangat dinamis. Orang-orang bersedia mencari tantangan dan mengambil resiko. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya skor dimensi karakteristik dominan pada budaya adhocracy. b. Persepsi pimpinan terhadap budaya perusahaan yang diharapkan Di masa yang akan datang para pimpinan menginginkan peningkatan yang cukup signifikan pada budaya clan, yaitu dari poinnya 26 menjadi 33. Sedangkan pada budaya market mengalami penurunan skor, yaitu dari 27 ke 24. Sehingga pada budaya yang diharapkan ini budaya clan terlihat paling menonjol dari pada ketiga budaya lainnya, dapat dilihat bahwa budaya market, hierarchy dan adhocracy skornya tidak berbeda secara signifikan. Budaya clan yang diharapkan oleh para pimpinan yaitu situasi dimana perusahaan merupakan tempat yang bersahabat seperti layaknya keluarga besar. Orang-orang dapat saling berbagi banyak hal. Gaya manajemen yang dicirikan dengan kerjasama, partisipasi dan usaha mempertemukan pendapat. Perusahaan fokus pada pengembangan manusia. Terdapat tingkat kepercayaan, keterbukaan, dan partisipasi yang tinggi terhadap perusahaan. Sukses adalah apabila berhasil membangun sumber daya manusia, kerjasama, komitmen karyawan, dan perhatian terhadap karyawan. Hal ini ditunjukkan oleh skor yang menonjol pada empat 64

16 dimensi dalam budaya clan yang diharapkan yaitu karakteristik dominan, manajemen karyawan, penekanan strategi dan ukuran kesuksesan. Budaya market yang dominan diharapkan oleh para pimpinan yaitu situasi dimana perusahaan sangat berorientasi pada hasil. Perhatian utama yaitu tercapainya target pekerjaan. Orang-orang di dalam perusahaan yang sangat kompetitif dan prestatif. Perekat kebersamaan di perusahaan adalah semangat untuk menang dan mencapai target atau sasaran. Hal ini ditunjukan oleh perolehan skor yang menonjol pada dimensi karakteristik dominan dan perekat organisasi. Pimpinan juga berharap adanya kombinasi yang sama di masa yang akan datang antara budaya hierarchy dan adhocracy, yaitu urutan budaya ketiga dan keempat, dengan skor masing-masing 22 poin. Pimpinan memiliki apresiasi yang berbeda terhadap dimensi-dimensi yang harus ditingkatkan. Pada budaya hierarchy, dimensi yang diharapkan lebih ditingkatkan adalah dimensi ukuran kesuksesan, dimana sukses bagi perusahaan adalah apabila menghasilkan keluaran yang handal, jadwal-jadwalnya tepat waktu, biayanya rendah, dan tecapainya efisiensi. Pada budaya adhocracy, pimpinan merasa perlu meningkatkan dimensi gaya kepemimpinan, dimana figur pemimpin yang diharapkan di perusahaan ditunjukkan dengan jiwa kewirausahaan, inovator dan pengambil resiko. 3. Hasil Penilaian Gabungan (Menurut Pimpinan dan Karyawan) a. Budaya perusahaan saat ini Hasil penilaian gabungan terhadap budaya perusahaan saat ini (menurut pimpinan dan karyawan) menunjukkan bahwa secara umum budaya perusahaan yang dominan saat ini yaitu kombinasi antara budaya market dan clan, dengan skor budaya market sebesar 27 dan skor budaya clan sebesar 26. Hasil penelitian terhadap budaya saat ini tidak menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan antara budaya yang satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dari skornya pada Tabel 11. Secara berturut turut skor budaya dari yang tertinggi hingga terndah yaitu market (27), clan (26), hierarchy (25), dan adhocracy (22). Profil budaya perusahaan yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar profil budaya tersebut menunjukkan bahwa antara budaya saat ini (garis biru) dan budaya yang diharapkan (garis merah) terjadi pergeseran garis yang 65

17 mengindikasikan diharapkannya peningkatan budaya clan dan penurunan budaya market di masa yang akan datang oleh para pimpinan dan karyawan. Tabel 11. Hasil penilaian gabungan dengan menggunakan OCAI TIPE BUDAYA BUDAYA SAAT INI BUDAYA YANG DIHARAPKAN Clan Adhocracy Market Hierarchy Total Gambar 14. Profil budaya perusahaan (penilaian gabungan) dengan menggunakan OCAI Besarnya skor ke enam dimensi budaya pada masing-masing tipe budaya dapat dilihat pada Lampiran 9. Dimensi yang menonjol pada budaya market saat ini yaitu penekanan strategi, manajemen karyawan dan perekat organisasi. Gaya manajemen dicirikan dengan persaingan yang keras, target yang tinggi dan keberhasilan, perekat kebersamaan di perusahaan adalah semangat untuk menang dan mencapai target atau sasaran, perusahaan fokus pada tindakan-tindakan kompetitif dan prestatif. Hal yang menonjol yaitu mencapai target dan memenangkan pasar. Budaya clan yang dirasakan saat ini adalah situasi dimana perusahaan merupakan tempat yang bersahabat seperti layaknya keluarga besar. Orang-orang di dalamnya dapat saling berbagi banyak hal. Figur pimpinan di perusahaan biasanya ditunjukkan dengan memberikan nasehat dan bimbingan. 66

18 Hal tersebut ditunjukkan dengan dimensi yang menonjol pada karakteristik dominan dan gaya kepemimpinan. Pada urutan ketiga yaitu budaya hierarchy dimensi yang dominan yaitu perekat organisasi dan ukuran kesuksesan. Kondisi ini dapat digambarkan dimana perekat kebersamaan di perusahaan adalah peraturan dan kebijakan. Menjaga mulusnya operasi di perusahaan adalah hal yang penting. Sukses bagi perusahaan adalah apabila menghasilkan keluaran yang handal, jadwal-jadwalnya tepat waktu, biayanya rendah, dan tecapainya efisiensi. Dimensi yang dirasakan paling menonjol pada budaya adhocracy adalah ukuran kesuksesan, dimana sukses adalah apabila perusahaan berhasil menciptakan produk baru dan unik, serta menjadi pemimpin produk (product leader) dan inovator. b. Budaya perusahaan yang diharapkan Budaya perusahaan dominan yang diharapkan di perusahaan yaitu kombinasi antara budaya clan dan hierarchy. Perbedaan skor antar kedua budaya tersebut cukup signifikan dan skor budaya clan paling menonjol diantara ketiga skor budaya lainnya. Artinya budaya clan cenderung ingin lebih ditingkatkan dari pada budaya hierarchy, market dan adhocracy. Budaya clan merupakan budaya yang dominan pada budaya yang dirasakan saat ini, dan budaya clan tersebut diharapkan dapat lebih ditingkatkan secara signifikan di masa yang akan datang, skor masing-masing budaya dapat dilihat pada Tabel 11. Secara berturut turut skor budaya dari yang tertinggi hingga terndah yaitu clan (32), hierarchy (24), market (22) dan adhocracy (22). Terlihat tidak ada perbedaan yang cukup signifikan antara skor budaya hierarchy, market dan adhocracy. Artinya ketiga budaya tersebut diharapkan dapat berkembang di perusahaan dengan perbandingan yang hampir sama, tidak ada yang sangat menonjol diantara ketiganya. Budaya clan yang diharapkan di masa yang akan datang yaitu kondisi dimana perusahaan merupakan tempat kerja yang nyaman seperti layaknya keluarga besar, adanya kebersamaan kuat diantara seluruh elemen perusahaan. Figur pemimpin yang diharapkan adalah pemimpin yang dapat membimbing, memfasilitasi, memberikan pelajaran dan berperan sebagai mentor bahkan seperti orang tua. Gaya manajemen lebih tekankan pada kerjasama, partisipasi dan usaha 67

19 untuk mempertemukan pendapat. Hal ini ditunjukan oleh tiga dimensi dominan pada budaya clan tersebut yaitu karakteristik dominan, gaya kepemimpinan, dan manajemen karyawan (dapat dilihat pada Lampiran 9). Dimensi yang dominan pada budaya hierarchy ini yaitu manajemen karyawan. Kondisi ini yaitu dimana gaya manajemen dicirikan dengan rasa aman dalam bekerja, kecocokan, keterprediksian dan hubungan yang stabil. Budaya market mengalami penurunan skor yang cukup signifikan pada budaya yang diharapkan, dengan dimensi yang dominan yaitu gaya kepemimpinan, perekat organisasi, dan penekanan strategi. Budaya adhocracy tidak mengalami perubahan skor pada budaya yang diharapkan, dengan kata lain budaya adhocracy saat ini sudah dirasakan sesuai dengan yang diharapkan. Dimensi yang dominan pada budaya adhocracy yaitu perekat organisasi. Secara keseluruhan hasil penilaian budaya perusahaan dengan menggunakan instrumen OCAI dapat dilihat pada Tabel 12. Antara pimpinan dan karyawan memiliki kesamaan persepsi tentang budaya perusahaan yang mereka rasakan saat ini, yaitu budaya market dan clan. Begitu juga pada budaya mereka diharapkan, baik pimpinan maupun karyawan sependapat bahwa mereka menginginkan peningkatan pada budaya clan, serta adanya penurunan pada budaya market di masa yang akan datang. Tabel 12. Keseluruhan hasil penilaian budaya dengan menggunakan OCAI Penilaian Tipe Budaya Dominan Saat Ini Tipe Budaya Dominan di Masa yang akan Datang Karyawan Market (27) Clan (26) Clan (32) Hierarchy (25) Pimpinan Market (27) Clan (26) Clan (33) Market (24) Gabungan Market (27) Clan (26) Clan (32) Hierarchy (24) Menurut Cameron dan Quinn (2006), budaya market, yaitu budaya yang dirasakan saat ini, adalah budaya yang lazim berkembang dominan pada perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, pertambangan, pertanian, konstruksi, perdagangan, transportasi dan komunikasi. Pada industri manufaktur, selain budaya market yang berkembang paling dominan, ketiga budaya lainnya (clan, adhocracy dan hierarchy) juga berkembang dengan kombinasi atau proporsi yang sama antar ketiganya. Budaya yang terbentuk pada ke enam dimensi budaya, baik menurut karyawan maupun pimpinan, menunjukkan 68

20 kecenderungan yang hampir sama dengan rata-rata profil budaya tiap dimensi pada ribuan organisasi yang telah diteliti oleh Cameron dan Quinn (2006). Hasil penilaian gabungan dengan menggunakan instrument OCAI dapat dilihat berdasarkan skor per dimensi pada masing-masing tipe budaya, skor tersebut disajikan pada Tabel 13 sebagai berikut : Tabel 13. Skor per dimensi dari hasil penilaian gabungan OCAI Dimensi Clan Market Adhocracy Hierarchy N P N P N P N P 1. Karakteristik Dominan Gaya Kepemimpinan Manajemen Karyawan Perekat Organisasi Penekanan Strategi Ukuran Kesuksesan Pada tabel di atas kolom huruf N (now) menunjukkan budaya yang dirasakan saat ini, sedangkan kolom huruf P (preferred) menunjukkan budaya yang diharapkan di masa yang akan datang. Selain itu juga dapat dilihat selisih skor tiap dimensi pada tiap budaya (pada kolom ). Pada alinea sebelumnya telah dijelaskan bahwa baik pimpinan maupun karyawan sependapat bahwa mereka menginginkan peningkatan pada budaya clan, serta adanya penurunan pada budaya market di masa yang akan datang. Untuk memudahkan peningkatan pada budaya clan maka dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada budaya clan dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu manajemen karyawan dan ukuran kesuksesan, hal ini dapat dilihat dari selisih peningkatan skor yang paling menonjol dibandingkan dengan selisih skor dimensi lainnya pada budaya clan. Dimensi manajemen karyawan pada budaya clan yaitu gaya manajemen yang dicirikan dengan kerjasama, partisipasi dan usaha untuk mempertemukan pendapat. Dimensi ukuran kesuksesan pada budaya clan yaitu apabila perusahaan berhasil membangun sumber daya manusia, kerjasama, komitmen karyawan, dan perhatian terhadap karyawan. Penurunan budaya market yaitu terutama pada dimensi manajemen karyawan dan penekanan strategi, hal ini dapat dilihat dari selisih penurunan skor yang paling menonjol dibandingkan dengan selisih skor dimensi lainnya pada 69

21 budaya market. Dimensi manajemen karyawan pada budaya market dicirikan dengan persaingan yang keras, target yang tinggi dan keberhasilan. Dimensi penekanan strategi pada budaya market yaitu perusahaan fokus pada tindakantindakan kompetitif dan prestatif, mencapai target dan memenangkan pasar adalah hal yang menonjol. D. IMPLIKASI MANAJEMEN Hasil penilaian budaya perusahaan dengan menggunakan instrumen OCA menunjukkan bahwa baik pimpinan maupun karyawan sependapat bahwa mereka merasakan budaya organik pada budaya saat ini dan mereka menginginkan peningkatan budaya organik tersebut di masa yang akan datang terutama pada dimensi nilai-nilai dan asumsi dasar. Hasil penilailan budaya perusahaan dengan menggunakan instrumen OCAI menunjukkan bahwa para pimpinan dan karyawan berpendapat budaya yang mereka rasakan saat ini yaitu kombinasi antara budaya market dan clan. Mereka menginginkan di masa yang akan datang dilakukan peningkatan budaya clan dan pengurangan budaya market. Peningkatan budaya clan dilakukan terutama pada dimensi manajemen karyawan dan ukuran kesuksesan. Pengurangan budaya market terutama dilakukan pada dimensi manajemen karyawan dan penekanan strategi. Dimensi manajemen karyawan pada budaya market sangat berbeda dengan dimensi manajemen karyawan pada budaya clan. Pada budaya market, adanya persaingan yang keras dan tindakan kompetitif dalam mencapai prestasi menyebabkan tidak adanya atau sedikitnya kerja sama yang dirasakan antar sesama karyawan. Sebaliknya pada budaya clan lebih menekankan manajemen karyawannya pada kerjasama, partisipasi dan usaha untuk mempertemukan pendapat, serta menetapkan keberhasilan peusahaan apabila berhasil membangun sumber daya manusia, kerjasama, komitmen karyawan, dan perhatian terhadap karyawan. Untuk itu pengurangan dimensi manajemen kayawan pada budaya market sebaiknya diimbangi dengan penambahan nilai-nilai dimensi manajemen kayawan pada budaya clan. Jika dilihat dari indikator pertanyaannya, peningkatan yang diharapkan pada dimensi nilai-nilai dan asumsi dasar budaya organik pada hasil OCA 70

22 memiliki beberapa kesamaan dengan dimensi manajemen karyawan dan ukuran kesuksesan budaya clan pada hasil OCAI. Pada indikator pertanyaan dimensi nilai-nilai dalam OCA, peningkatan diharapkan pada nilai kerja sama, inovasi dan tanggung jawab setiap karyawan serta dalam evaluasi kinerja karyawan agar dapat dilakukan dengan jelas dan terbuka. Pada indikator pertanyaan dimensi asumsi dasar, peran dan keikutsertaan karyawan serta kepercayaan pimpinan terhadap karyawannya diharapkan dapat ditingkatkan lagi. Dimensi manajemen karyawannya pada hasil OCA menekankan pada kerjasama, partisipasi dan usaha untuk mempertemukan pendapat, serta menetapkan keberhasilan peusahaan apabila berhasil membangun sumber daya manusia, kerjasama, komitmen karyawan, dan perhatian terhadap karyawan. Dimensi-dimensi budaya yang diharapkan tersebut, baik menurut metode OCA maupun OCAI, sama-sama menitikberatkan pada manajemen karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penilaian budaya perusahaan dengan metode OCA dan OCAI konvergen dan saling mendukung. Sebagai implikasi dari hal tersebut, perusahaan perlu meningkatkan kompetensi manajerial yang sesuai yang meliputi : 1) Managing team (mengelola tim), yaitu mengelola tim kerja dan memfasilitasi secara efektif, dan kohesif. 2) Managing interpersonal relationship (mengelola hubungan antar personal), yaitu membangun hubungan antar personal dengan memfasilitasi secara efektif, memberikan umpan balik yang mendukung, mendengarkan masukan, dan tegas pada masalah-masalah antar personal. 3) Managing the development of others (mengelola pegembangan sumber daya manusia), yaitu membantu meningkatkan kinerja individu, mengembangkan kompetensinya dan memberikan kesempatan. 71

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perusahaan yaitu budaya perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki budaya khas yang dominan di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam pemotretan Profil Budaya Organisasi ini menggunakan kuesioner OCAI terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan a. Persepsi karyawan terhadap budaya organisasi di PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) pada saat ini cenderung berada pada situasi budaya hierarchy yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian, yaitu langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dimulai dari proses perencanaan hingga pembuatan laporan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Keperluan : Penelitian Skripsi Untuk kelancaran & kemajuan ULI, mohon agar kuesioner ini diisi dengan sepenuh hati. Berikan jawaban yang merupakan persepsi terbaik Anda.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini:

PETUNJUK PENGISIAN. Kolom saat ini: 42 KUESIONER No.Responden:... Responden yang terhormat, Nama Saya Pek, Mellinda Santoso Mahasiswa UNIKA Soegijapranata Fakultas Ekonomi dan Bisnis, angkatan 2009, memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian PERNYATAAN PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN (Informed Consent) Saya adalah Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ

Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Model OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) pada Universitas XYZ Ida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. disepakatinya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dan organisasi saat ini bergerak dinamis, berbagai peristiwa dan fenomena terkait industri dan organisasi dapat dijumpai di berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI

II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI II. TINJAUAN PUSTAKA A. BUDAYA ORGANISASI Cameron dan Quinn (2006) menjelaskan bahwa budaya organisasi dicerminkan oleh apa yang dinilai, gaya kepemimpinan yang dominan, bahasa dan simbol, prosedur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota suatu organisasi serta aturanaturan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Budaya Organisasi Davis (Moeljono,2005) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi anggota

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DAN TINGKAT KEPERCAYAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI SURABAYA Lukas Hari Wibowo 1, Andi 2 ABSTRAK: Persaingan bisnis konstruksi di Surabaya semakin ketat sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK

PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) ABSTRAK PENGELOMPOKKAN KULTUR BUDAYA FAKULTAS MENGGUNAKAN METODE ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) Ni Putu Nurwita Pratami Wijaya Fakultas Bisnis Manajemen, Universitas Widyatama Email:putu.nurwita@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk

BAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja merupakan sebuah entitas spiritual dan entitas sosial (Dusing, 1995). Selain itu, Gereja sebagai suatu organisasi non publik juga membutuhkan kinerja sumber

Lebih terperinci

Sistem Rekomendasi Sistem Informasi Berdasarkan Budaya Organisasi Menggunakan Metode Organizational Culture Assessment Instrument Dan Competing Values Framework Erik Romadona 1, Budi Laksono Putro 2, Asep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel a. Populasi : Populasi merupakan subyek penelitian secara keseluruhan (Arikunto, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah Gereja gereja Kristen

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki struktur yang membantu karyawannya agar dapat bekerja untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu pengaturan yang tersusun terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. Seseorang yang bekerja sendirian bukanlah

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen

Pengukuran Kinerja Manajemen Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Manajemen Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.3, September 2013, pp.227-232 ISSN 2302-495X Pengukuran Kinerja Keperawatan Dengan Parameter Kompetensi Syahrul Fauzi 1, Shanti K.Anggraeni 2, Nurul Ummi 3 1, 2, 3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat dari tantangan global. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, Indonesia menghadapi tantangan global yang semakin ketat. Selain harus mampu dalam menghadapi hal tersebut, Indonesia diharapkan pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perubahan adalah bagian yang penting dari manajemen dan setiap pemimpin diukur keberhasilannya dari kemampuannya memprediksi perubahan dan menjadikan perubahan tersebut

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN DI PABRIK SCC & C (Spread Cooking Category and Culinary) PT UNILEVER INDONESIA TBK.

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN DI PABRIK SCC & C (Spread Cooking Category and Culinary) PT UNILEVER INDONESIA TBK. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BUDAYA PERUSAHAAN DI PABRIK SCC & C (Spread Cooking Category and Culinary) PT UNILEVER INDONESIA TBK., CIKARANG Oleh: RACHMAWATI PERTIWI IRIANI F 34053981 2010 DEPARTEMEN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Faktor Sukses Wirausahawan Wanita di Kota Bandung yang dapat dilihat di

BAB V PENUTUP. Faktor Sukses Wirausahawan Wanita di Kota Bandung yang dapat dilihat di BAB V PENUTUP Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, pada bab ini peneliti menarik kesimpulan, menjelaskan keterbatasan penelitian, implikasi penelitian serta memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu pimpinan dapat memberikan. melakukan kinerja didalam suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan aktivitasnya selalu didukung dengan adanya manajemen kerja yang efektif dan hal tersebut merupakan kunci keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sandang, pangan, dan papan yang sering dikaitkan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. sandang, pangan, dan papan yang sering dikaitkan sebagai salah satu bagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan, dan papan yang sering dikaitkan sebagai salah satu bagian dari hak asasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan membahas mengenai organizational learning. 2.1 Organizational Learning 2.1.1 Definisi Organizational Learning Organizational Learning adalah organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kepemimpinan transaksional passive management by exception berdampak pada

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kepemimpinan transaksional passive management by exception berdampak pada BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, diskusi, dan pembahasan yang telah dijabarkan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi birokratis dan gaya

Lebih terperinci

Manajer orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain.

Manajer orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain. MANAJER Manager is Sabardi (1992) Manajer orang yang berkewajiban mengatur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan bantuan orang lain. Griffin (2004) Manajer seseorang yang tanggung

Lebih terperinci

Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI

Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI Tipologi Budaya Organisasi RM.Kampung Laut Semarang Dengan Menggunakan Pendekatan Cameron dan Quinn SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

1. Bani Alkausar. 2. Muhammad Nur Hadi. 3. Lofie Bachtiar. 4. Randi Ilhamsyah. 5. Azwin Ramadhan. 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman

1. Bani Alkausar. 2. Muhammad Nur Hadi. 3. Lofie Bachtiar. 4. Randi Ilhamsyah. 5. Azwin Ramadhan. 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman Proses Inovasi 1. Bani Alkausar 2. Muhammad Nur Hadi 3. Lofie Bachtiar 4. Randi Ilhamsyah 5. Azwin Ramadhan 6. Fauzi A. 7. Hamdan Usman Inovasi adalah memperkenalkan sesuatu yang baru sebuah ide, metode,

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah Budaya organisasi merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat karyawan dalam bentuk berbagai peraturan dan

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: Sam Poole ID: HC560419 Tanggal: 23 Februari 2017 2 0 0 9 H O G A N A S

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikategorikan atas enam tipe

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang menentukan kinerja pada industri mikro, kecil, dan menengah (IKM) makanan khas minang di kota Padang dengan

Lebih terperinci

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG

PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH OPERASIONAL 4 SEMARANG DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume..., Nomor..., Tahun 2014, Halaman 1 PEMETAAN BUDAYA ORGANISASI MENGGUNAKAN ORGANIZATIONAL CULTURE ASSESSMENT INSTRUMENT (OCAI) PADA PT KERETA API INDONESIA DAERAH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis.

Lebih terperinci

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE

ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE ANALISIS TIPEBUDAYA ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN E-OFFICE 1 Surya Viddiany, 2 Nesdi E.Rozanda 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB

IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING TUJUAN PEMBELAJARAN CIS-UBAYA-PD-PHB IMPLEMENTASI STRATEGI: STAFFING DAN DIRECTING DR. Johannes Buku : Manajemen Stratejik - bab 8 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memahami hubungan stragegi dan keputusan stafing. 2. Menyesuaikan kecakapan manajer

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai tipe budaya organisasi pada organisasi penelitian internasional X Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi deskriptif

Lebih terperinci

APA ITU FUNGSI MANAJEMEN?

APA ITU FUNGSI MANAJEMEN? FUNGSI MANAJE EMEN APA ITU FUNGSI MANAJEMEN? elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai

Lebih terperinci

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. Laporan untuk: John Doe ID: HC560419 Tanggal: 4 November 2016 2013 HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. PENGANTAR The Motives, Values, Preferences Inventory menjelaskan nilai-nilai, tujuan, dan minat individu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memerlukan suatu pembagian tugas atau. pembagian kerja yang jelas. Masing-masing bagian yang membangun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memerlukan suatu pembagian tugas atau. pembagian kerja yang jelas. Masing-masing bagian yang membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memerlukan suatu pembagian tugas atau pembagian kerja yang jelas. Masing-masing bagian yang membangun organisasi tersebut, di dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di perkembangan zaman yang semakin pesat ini, banyak sekali organisasi atau perusahaan yang semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan. Organisasi, baik pemerintah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan gaya kepemimpinan..., Eka Prasetiawati, FISIP 1 UI, 2009 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya menjalankan usaha, setiap perusahaan baik perusahaan yang bergerak dalam sektor jasa maupun industri pasti memiliki tujuan yang harus dicapai dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan sebuah organisasi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University Week-9 by Ida Nurnida PRINSIP DASAR KONFIGURASI ORGANISASI STRUKTUR SEDERHANA BIROKRASI MESIN BIROKRASI PROFESIONAL STURKTUR DIVISIONA ADHOCRACY Seperti sidik jari: Tidak ada struktur organisasi yang sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

TUGAS MINGGU DEPAN MERANGKUM 2 BAB BAB 11 BIROKRASI BAB 12 ADHOCRACY

TUGAS MINGGU DEPAN MERANGKUM 2 BAB BAB 11 BIROKRASI BAB 12 ADHOCRACY DESAIN organisasi TUGAS MINGGU DEPAN MERANGKUM 2 BAB BAB 11 BIROKRASI BAB 12 ADHOCRACY PENDAHULUAN Organisasi ~ sidik jari, yaitu bahwa : Struktur organisasi tidak sama sejenis Tidak ada struktur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didasarkan pada Pasal 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam organisasi.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN)

IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN) IDENTIFIKASI TIPE DAN KEKUATAN BUDAYA ORGANISASIONAL DI PT. SAT SEMARANG DENGAN PENDEKATAN OCAI (CAMERON DAN QUINN) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S1 Di Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh Komitmen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh Komitmen BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh Komitmen Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja SKPD Kota Bandung, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

LAMPIRAN SATU SURAT KETERANGAN

LAMPIRAN SATU SURAT KETERANGAN LAMPIRAN SATU SURAT KETERANGAN 70 71 72 LAMPIRAN DUA WAWANCARA 73 74 REKAPITULASI DATA DIRI TIM MANAJEMEN PT. MCU Tim Manajemen Jabatan Umur Pendidikan Masa Kerja Responden 1 Manajer 46 tahun S2 11 tahun

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin ketat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini manajemen dituntut handal untuk mengelola perusahaan, tidak hanya menjaga agar perusaaan tetap stay on the track, namun harus dapat membuat manuver di tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala

BAB I PENDAHULUAN. organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam organisasi berskala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang kompetitif menuntut banyak perusahaan agar dapat

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang utama bagi perusahaan perbankan seluruh dunia, dalam hal ini PT. Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. yang utama bagi perusahaan perbankan seluruh dunia, dalam hal ini PT. Bank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bisnis perbankan merupakan bisnis kepercayaan sehingga faktor keamanan bagi nasabah dalam menyimpan dananya di bank merupakan hal yang utama bagi perusahaan perbankan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya dapat membantu organisasi agar dapat terus bertahan dengan menyediakan standar yang tepat. Secara tidak langsung budaya organisasi dapat membentuk

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Total Quality Management dalam Pendidikan Karakteristik sekolah bermutu terpadu merupakan bagian dari prinsip Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu. Oleh karena

Lebih terperinci

Kepemimpinan, sebaliknya, menyangkut menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan; kemudian mereka menyatukan orangorang

Kepemimpinan, sebaliknya, menyangkut menetapkan arah dengan menyusun satu visi masa depan; kemudian mereka menyatukan orangorang Manajemen yang baik menghasilkan tatanan dan konsistensi dengan menyusun rencanarencana formal, merancang struktur organisasi yang ketat, dan memantau hasil melalui perbandingan dengan rencana Kepemimpinan,

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: John Doe ID: HC243158 Tanggal: 29 Juli 2015 2 0 0 9 H O G A N A S S E

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Organisasi Pembelajaran organisasi adalah organisasi yang secara terus menerus belajar meningkatkan kapasitasnya untuk berubah (Lukito Shieren

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat BAB I PENDAHULUAN Sebuah penelitian berawal dari adanya fenomena dalam perusahaan yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Fenomena inilah yang diangkat dalam latar belakang penelitian

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

BAB I KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN BAB I KONSEP DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN 1.1 Definisi Wirausaha dan Kewirausahaan Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan menjual kemudian dengan harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dalam jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Apabila ditinjau dari tujuan penelitiannya, penelitian ini digolongkan ke dalam jenis penelitian kausal. Penelitian kausal merupakan penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan sangat diharapkan dalam menciptakan rasa keadilan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kerja kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya suatu organisasi dan kelangsungan suatu perusahaan. Peran pemimpin dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi

Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Merancang atau mendesain ulang struktur yang akan membantu organisasi untuk mencapai tujuannya secara efisien dan efektif adalah penting. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Responden Responden yang menjadi sampel dari penelitian ini di kelompokkan dalam dua kategori yaitu responden dari SD Negeri Poncoruso sebagai SD Inti dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode

BAB III METODE PENELITIAN. Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Arikunto (2002: 75), berpendapat bahwa, Pada dasarnya metode pendekatan dalam penelitian dibagi dalam tiga golongan, yaitu pendekatan deskriptif, historis

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Perilaku pegawai tidak terlepas dengan budaya organisasi. Menurut Kotter dan Hesket, budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perasaingan dalam dunia bisnis merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi dituntut untuk mampu menghadapi perubahan paradigma, pergeseran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA. No Peneliti Fokus Penelitian Hasil

LAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA. No Peneliti Fokus Penelitian Hasil 107 LAMPIRAN 1 PENELITIAN SEBELUMNYA No Peneliti Fokus Penelitian Hasil 1 Baird et al. 2 Tung et al.(2011) Tingkat efektifitas sistem pengelolaan pada ukuran pemda yang berbeda Pengaruh ukuran multidimensi,

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Learning Organization

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif. kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1) Penelitian ini menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transformasional pada perilaku kewargaan organisasional, serta peran pemediasian komitmen afektif

Lebih terperinci

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5 Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: /0/06 Organisasi: Facet NL Buckley 98-07 info@facet.com.au 067000 Petunjuk Wawancara Audition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum Camar Resources Canada, Inc. CRC, Inc pada bulan November 2004 membeli 70% saham Indo- Pacific Resources (Java) Ltd. dan menjadi operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perusahaan potensi Sumber Daya Manusia pada dasarnya merupakan salah satu modal dan memegang peran yang paling penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X

Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X Analisis Managerial Skill Sebagai Bentuk Penerapan Budaya Organisasi Menurut Teori Cameron And Quinn Di Perusahaan X Ratri Wahyuningtyas E-mail:syafaq_ratri@yahoo.com Dosen Institut Manajemen Telkom ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional

BAB I PENDAHULUAN. perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset terpenting perusahaan karena perannya sebagai subyek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. 175 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja.

BAB V PENUTUP. a. Diketahui bahwa kebanyakan responden menjawab selalu dan sering. untuk melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja. BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan untuk melakukan penilaian kinerja berbasis kompetensi sales, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komitmen

Lebih terperinci

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU)

ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU) ANALISIS BUDAYA ORGANISASI TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN OCAI (STUDI KASUS BAGIAN PDE KOTA PEKANBARU) Megawati 1), Riki Rikardo 2) 1) Dosen Sistem Informasi UIN SUSKA RIAU 2) Mahasiswa Sistem Informasi

Lebih terperinci