Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM"

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE DEMONTRASI PADA MATERI THREE-DIMENSIONAL SPACE DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-6 (KELAS BILINGUAL) SMA NEGERI 10 MALANG Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM cappuccino.con@gmail.com Erry Hidayanto Dosen Jurusan Matematika FMIPA UM erryhidayantoum@gmail.com ABSTRAK: Dalam tulisan ini diceritakan tentang penerapan metode demontrasi pada materi three-dimensional space untuk meningkatkan prestasi belajar siswa X.6.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan metode demontrasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa (billingual) kelas X.6 SMA Negeri 10 Malang pada materi threedimensional space. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian terdapat dua siklus yang masingmasing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode demontrasi adalah (1) menentukan materi yang akan didemontrasikan (2) membagi siswa menjadi kelompok kecil yang masing-masing kelompok memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah (3) memberikan siswa suatu masalah yang bisa didemontrasikan (4) siswa melakukan diskusi dengan teman kelompoknya (5) siswa mendemontrasikan pekerjaanya di depan kelas (6) guru memberikan evaluasi berupa kuis. Peningkatan prestasi belajar matematika siswa dari hasil nilai rata-rata dan meningat pada siklus I menjadi 73.03, pada siklus II meningkat sebesar Kata Kunci: metode demontrasi, prestasi belajar, three-dimensional space Proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik apabila guru memiliki persiapan dan perencanaan mengajar yang matang, dimana kelengkapan alat-alat pembelajaran seperti materi pelajaran dan metode pembelajaran dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal. Namun disisi lain siswa juga berperan aktif dalam mewujudkan tercapain tujuan pembelajaran secara maksimal. Proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas tidak terlepas dari keaktifan siswa, rasa ingin tahu yang besar, ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, disamping persiapan guru yang matang dan perencanaan guru sebagai mana yang telah disebutkan di atas. Kenyataan di lapangan masih banyak guru-guru pada tingkat sekolah menengah atas, khususnya di SMA Negeri 10 Malang, pembelajaran yang digunakan cenderung menggunakan metode caramah, khususnya pada pembelajaran matematika. Kondisi ini cenderung mengakibatkan minat belajar siswa yang menurun karena kurang termotivasi dalam pembelajaran. Hal ini dapat peneliti lihat dari obeservasi di lapangan pada saat peneliti melakukan praktek pengalaman lapangan (PPL). Salah satu akibat dari kurang termotivasinya minat

2 belajar siswa adalah siswa tidak mempunyai inisistif belajar sendiri sebelum dijelaskan materi yang terkait, sehingga pada saat guru menjelaskan materi tersebut siswa akan kesulitan untuk memahami (kurang mengerti). Jika kondisi ini dibiarkan maka tidak menutup kemungkinan proses belajar mengajar yang dilaksanakan berjalan monoton, artinya sasaran pelaksanaan proses belajar mengajar tidak dapat dicapai dengan baik. Sampai saat ini pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional, sehingga siswa menjadi pasif, tidak mandiri dan selalu bergantung dengan orang lain. Sikap belajar seperti ini yang berpengaruh besar terhadap prestasi siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian sebelumnya, terlihat dari 31 siswa hanya 12 siswa yang mencapai SKM yang ditetapkan oleh sekolah. Permasalahan tersebut diatas merupakan masalah utama pada dunia pendidikan, sehingga guru harus dapat mementukan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa-siswanya. Sedangkan dalam pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa dan kelas, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal yang salah satunya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk mengatasi masalah ini peneliti menawarkan metode demontrasi yang nantinya diharapkan dapat membantu meningkatkan prestasi belajar siswa. Sanjaya (2007:150), mengemukakan bahwa demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemontrasikan. Metode demontrasi biasanya berkenaan dengan tindakantindakan atau prosedur yang dilakukan misalnya proses mengerjakan sesuatu, proses menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Menurut Roestiyah (2008:83) demontrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur menunjukkan, memperlihatkan suatu proses tertentu sehingga siswa dapat melihat, mengamati, mendengar dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh instruktur tersebut. Dengan demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Adapun penggunaan metode demontrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Bila siswa melakukan sendiri demontrasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan sesuatu. Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah bagaimanakah proses pembelajaran dengan metode demontrasi materi threedimensional space dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X- 6 SMA Negeri 10 Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran dengan metode demontrasi yang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X-6 SMA Negeri 10 Malang.

3 METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena masalah yang muncul berasal dari penelitian di kelas dan selanjutnya dilakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tempat yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah SMA Negeri 10 Malang tepatnya di kelas X.6 yang sekaligus di jadikan subyek penelitian. Alasan peneliti memilih kelas ini adalah karena keaktifan belajar matematika siswa yang rendah dan pada kelas ini siswa kurang memiliki motivasi belajar hal itu terlihat dari nilai ulangan pada materi sebelumnya, sehingga diperlukannya metode pembelajaran baru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa di dalam kelas. Data dalam penelitian ini diperoleh dari : (1) Skor tes yaitu nilai awal dan tes akhir, (2) Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran, (3) Hasil wawancara kepada siswa yang menjadi subjek penelitian, (4) Catatan lapangan sebagai pelengkap pengamatan. Adapun teknis analisis data meliputi (1) Tes, kriteria keberhasilan prestasi belajar ditentukan dengan cara melihat adanya peningkatan persentase nilai siswa. Siswa dikatakan prestasi belajar meningkat jika mendapat skor lebih besar sama dengan 75 dan memenuhi criteria ketuntasan belajar secara klasikal lebih besar sama dengan 85%. Perhitungan persentase siswa yang nilainya meningkat adalah sebagai berikut : n P = X 100% N Keterangan : P = ketuntasan belajar klasikal, n = banyaknya siswa dengan nilai minimal 75, N = banyaknya seluruh siswa satu kelas. Sumber: (Arikunto.2009:235). (2) Lembar observasi, kriteria keberhasilan aktivitas guru dan siswa ditentukan dengan lembar observasi yang di isi oleh pengamat. Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase. Skor yang diperoleh masing-masing deskriptor ditunjukkan dan hasilnya disebut jumlah skor. Selanjutnya dihitung persentase nilai rata-ratanya dengan rumus skor yang didapat sebagai berikut. Persentase nilai rata-rata (NR) = 100% skor maksimal (Sumber: Arikunto.2009) Guru dan siswa dinyatakan melaksanakan pembelajaran dengan baik jika berdasarkan lembar observasi mendapat skor dari pengamat minimal berkriteria baik yaitu lebih besar sama dengan 60%. Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini adalah tahap pra tindakan dan tahap pelaksanaan tindakan.1) Tahapan Pra Tindakan, 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan. Pada tahap ini akan akan dilaksanakan penelitian sesuai yang dikemukankan para ahli secara garis besar ada empat tahapan yang harus dilalui yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. (Arikunto 2006:16). Berdasarkan hasil refleksi siklus I ini akan ditentukan berlanjut ke siklus II atau tidak. Jika berlanjut ke siklus II maka pada siklus II akan dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dari siklus I, begitu seterusnya.

4 HASIL Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti melakukan koordinasi dengan guru matematika. Sebagai pelaksana pembelajaran, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar observasi, lembar catatan lapangan untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan kamera sebagai dokomentasi proses pembelajaran. Peneliti juga mempersiapkan lembar wawancara untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan metode demontrasi pada materi three dimensional spaces dengan menggunakan pendekatan pengajaran langsung. Setelah direncanakan untuk menerapkan metode demontrasi dalam materi three dimensional spaces khusunya KD 6.1 menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga, dengan indicator pembelajaran sebagai berikut a) menentukan kedudukan titik terhadap garis, b) menentukan kedudukan titik terhadap bidang, c) menentukan kedudukan garis terhadap garis, d) menentukan kedudukan garis terhadap bidang, dan e) menentukan kedudukan bidang terhadap bidang dalam ruang dimensi tiga. Dalam tahap ini peneliti bersama guru mata pelajaran matematika membuat skenario pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran kali ini. Peneliti pemberikan lembar observasi aktivitas guru dan siswa kepada guru mata pelajaran dan teman peneliti sebagai observer untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika metode pembelajaran demontrasi diterapkan. Setiap tatap muka dilaksanakan selama 90 menit. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok sesuai dengan kemampuan mereka dan akan melakukan demontrasi di depan kelas. Setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa. Pelaksanaan kegiatan belajar denagan metode demontrasi pada dasarnya merupakan merupakan kombinasi dari pelajaran klasikal dengan kelompok kecil dan diikuti dengan mendemontrasikan di depan kelas yang dilaksanakan oleh siswa. Pada awal pertemuan, peneliti menjelaskan secara garis besar isi dari materi yang akan di pelajari, dan memberikan sekilas pengertian tentang titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga (memberikan apersepsi), sedangkan siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan. Kemudian langkah berikutnya guru membagi siswa menjadi kelompokkelompok kecil dengan jumlah 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara merata dengan kemampuan siswa pada tiap-tiap kelompok adalah baik, sedang, dan kurang. Hal ini dilakukan agar nantinya tiap kelompok dapat melakukan diskusi dengan baik. Artinya, tiap siswa dalam satu kelompok dapat saling melengkapi. Setelah itu guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang telah disiapkan oleh guru terkait dengan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga. Masing-masing siswa mendapatkan lembar kerja siswa (LKS). Peneliti mengawasi jalannya proses belajar mengajar (diskusi kelompok), guru berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat dipecahkan dalam masing-masing kelompok. peneliti memberikan batasan waktu diskusi, setelah waktu diskusi habis, peneliti membagikan lotre (undian) yang isinya nomor kelompok yang akan

5 mendemontrasikan materi yang telah didiskusikan dengan kelompoknya di depan kelas. Setelah undian di ambil, maka kelompok yang mendapatkan giliran harus siap untuk tampil. Kelompok yang pertama tampil adalah kelompok 3, sedangkan kelompok yang lain mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari kelompok yang tampil. Kelompok yang lain harus benar-benar memperhatikan jalannya demontrasi di depan, karena diakhir penjelasan, kelompok yang melakukan demontrasi dengan materi yang telah dijelaskan tadi memberikan masing-masing satu soal kepada kelompok lain. Selanjutnya Perwakilan dari kelompok akan mengerjakan di depan. Kegiatan ini terus berlangsung sampai semua kelompok mendapatkan giliran tampil di depan kelas. SIKLUS I Berdasarkan data observasi pengamatan pada lembar observasi kegiatan guru pada siklus I, jumlah skor yang diperoleh dari hasil pengamatan 51 dari skor maksimal 68 dengan demikian presentase rata-rata adalah 75%. Berdasarkan kriteria tahap keberhasilan kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran termasuk katagori baik. Berdasarkan data observasi pengamat pada lembar observasi siswa diperoleh jumlah skor dari hasil pengamatan adalah 45 dari skor maksimum 60, dengan demikian presentase nilai rata-rata adalah 75%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran termasuk dalam katagori baik. Tabel 1. Perbandingan Prestasi Awal dan Siklus I Hasil Prestasi Awal Hasil Prestasi Siklus I Nilai rata-rata SKM Ketuntasan klasikal 38.70% 80.64% Jumlah siswa Berdasarkan table 1, dapat dilihat terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa setelah diberi tindakan, yaitu dari menjadi Ketuntasan belajar yang dapat dicapai dengan menggunakan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) = 75 diperoleh dari 12 siswa menjadi 25 siswa mencapai SKM. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dengan minimal 85% dalam kelas belum tuntas karena hanya 80.64% siswa mencapai SKM. Karena kriteria ketuntasan belajar penelitian ini belum tercapai yaitu tuntas belajar secara klasikal 85% makan akan dilanjutkan pada siklus II. Tabel 2. Berikut adalah kendala pada siklus I dan akan dilakukan perbaikan pada siklus II. No Kendala Perbaikan 1 Belum terbiasanya siswa terhadap pembelajaran dengan penerapan metode demontrasi Adanya penjelasan lebih detail terkait dengan pembelajaran menggunakan metode demontrasi 2 Kondisi kelas yang kurang kondusif Guru dan siswa membuat kesepakatan melalui pemberian point bagi siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran 3 Keterlaksanaan waktu saat melakukan diskusi kelompok Guru mengontrol siswa pada saat melakukan diskusi kelompok

6 SIKLUS II Berdasarkan data observasi pengamatan pada lembar observasi kegiatan guru pada siklus II, jumlah skor yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah 61 dari skor maksimal 68 dengan demikian presentase rata-rata adalah 89%. Berdasarkan kriteria tahap keberhasilan kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran termasuk katagori sangat baik. Berdasarkan data observasi pengamat pada lembar observasi siswa, jumlah skor yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah 53 dari skor maksimum 60, dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah 88%. Berdasarkan kriteria taraf keberhasilan kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran termasuk dalam katagori sangat baik. Tabel.3 Perbandingan Prestasi SiklusI dan Siklus II Hasil Prestasi Siklus I Hasil Prestasi Siklus II Nilai rata-rata SKM Ketuntasan klasikal 80.64% 96,77% Jumlah siswa Berdasarkan table 3 diatas, nilai rata-rata siswa setelah diberi tindakan meningkat, yaitu dari menjadi Ketuntasan belajar yang dapat dicapai dengan menggunakan SKM (Standar Ketuntasan Minimal) = 75 diperoleh dari 25 siswa menjadi 30 siswa mencapai SKM. Sedangkan ketuntasan belajar klasikal dengan minimal 85% dalam kelas sudah tuntas dari menjadi 96,77% siswa mencapai SKM sehingga siklus II dapat dihentikan. Beberapa temuan penelitian ini berupa temuan pada guru dan temuan pada siswa yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :1) Temuan Pada Siswa (a) Pembelajaran dengan metode demontrasi ini membuat siswa dapat memahami konsep materi kedudukan dan jarak dalam ruang dimensi tiga dengan mudah, menyenangkan, gaya belajar santai tapi serius membuat mereka lebih nyaman untuk belajar dan diikuti dengan suasana belajar yang terkendali dalam kelas. (b) Siswa dapat aktif dalam pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang berdiskusi dan bertanya kepada siswa lain (teman kelompoknya) atau guru jika kurang mengerti tentang tugas yang dikerjakan. (c) Tes pada akhir siklus dikerjakan dengan baik. Terlihat dari hasil tes yang dikerjakan oleh siswa. Tes (kuis) dikerjakan secara individu sehingga dapat mengukur kemampuan mereka dalam pemahaman materi. 2) Temuan pada guru, (a) Selama pembelajaran berlangsung, guru selalu memberi motivasi kepada siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar matematika. Guru menjawab dan mengarahkan setiap pertanyaan dalam diskusi kelompok maupun pada saat berlangsungnya demontrasi di depan kelas. Guru bersifat terbuka dan menyenangkan sehingga suasana tidak terasa bosan dan jenuh selama pembelajaran berlangsung. (b) Guru (peneliti) sudah bisa mengkondisikan kelas sehingga suasana kelas menjadi kondusif. Suasana kelas yang kondusif membuat siswa berkonsentrasi mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dan melakukan diskusi kelompok serta mendemontrasikannya hasil pekerjaannya di depan kelas.

7 Terlihat dari hasil tes (kuis) menjadi lebih baik (meningkat) dari pada sebelumnya. PEMBAHASAN Pelaksanan kegiatan pembelajaran dengan metode demontrasi pada materi ruang dimensi tiga dilaksanakan dengan memberikan tugas berupa LKS (lembar kerja siswa) yang didiskusikan oleh siswa secara berkelompok, dalam hal ini agar siswa dapat bertukar pikiran dengan teman kelompoknya lalu diikuti dengan mempresentasikan atau mendemontrasikan hasil dari diskusi kelompok. Pemberian tugas yang berbeda pada tiap-tiap kelompok adalah salah satu alternatif untuk lebih menyempurnakan tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh padatnya materi pelajaran yang harus disampaikan sementara waktu belajar sangat terbatas di dalam kelas. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, peneliti terlebih dahulu membuat rencana pembelajaran, membuat lembar observasi aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, menyiapkan catatan lapangan dan lembar kerja siswa (LKS) serta membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok dengan melihat kemampuan siswa yaitu sedang, rendah, tinggi dibagi langsung oleh guru sebagai peneliti. Dari seluruh jumlah siswa sebanyak 31 orang dibagi menjadi 8 kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Holubec (dalam Nurhadi,dkk 2004:61) Mengatakan bahwa pengajaran kooperatif (Cooperativ Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Robert L.C dan Wiliem R Martin memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut (Roestiah,N.K, 2008:15) Pembentukan kelompok-kelompok dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memperoleh pemahaman konsep melalui teman kelompoknya. Interaksi siswa dalam suatu kelompok dapat meningkatkan pemahaman pada suatu konsep, yang artinya siswa yang lebih paham menjelaskan temannya yang kuarang paham dengan gaya penyampaiannya sendiri, dengan lebih santai, akrab, enjoy maka teman yang menerima penjelasan itu lebih cepat memahaminya sedangkan siswa yang lebih mampu akan bertambah pengetahuannya kerena proses menjelaskan tadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kennedy & Tipps (dalam Wiwin,2009) bahwa kelompok yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah akan dapat memaksimalkan proses belajar karena masing-masing siswa mempunyai kemampuan awal yang berbeda, yang pada akhirnya diharapkan prestasi belajar matematika siswa meningkat. Setelah pembentukan kelompok dan diskusi berlangsung maka langkah selanjutnya adalah mendemontrasikan hasil diskusi kelompok. hal ini bertujuan agar teman-teman kelompok lain mendapatkan penjelasan mengenai langkah-langkah penyelesaian kedudukan dan jarak dalam ruang dimensi tiga mengingat ada 8 kegiatan yang ada pada lembar kerja siswa (LKS) yang masing-masing kelompok bertanggung jawab untuk mendemontrasikannya. Untuk mengukur kemampuan siswa secara individu setelah melakukan proses belajar maka dilakukan evaluasi berupa kuis.

8 Pelaksanaan pembelajaran atau pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi siklus I dan siklus II. Setiap akhir tindakan diadakan evaluasi berupa tes (kuis). Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Disamping itu, tes digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi siswa. Pelaksanaan metode demontrasi pada materi ruang dimensi tiga melalui tahap-tahap sebagai berikut : (1) tahap awal: tahap ini guru menyampaikan materi yang akan diberikan, memberikan apersepsi terhadap materi tersebut dan menjelaskan secara umum tujuan pembelajaran, kemudian membagi siswa menjadi 8 kelompok. (2) tahap inti : pada tahapan ini guru membagi kegiatan yang ada pada lembar kerja siswa yang akan didiskusikan pada tiap kelompok. Dalam diskusi ini terjadi interaksi sosial siswa yang mengalami kesulitan belajar akan dibantu oleh teman kelompoknya. Sebaiknya siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman yang lebih mampu. Interaksi sosial ini memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya pengembangan intelektual siswa Susilo (dalam Putra 2010:68) Langkah berikutnya adalah mendemontsikan hasil diskusi, mendemontrasikan hasil diskusi bertujuan agar siswa lebih memahami materi yang mereka diskusikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar bahwa bila siswa melakukan sendiri demontrasi tersebut, maka ia dapat memahami dan lebih mengerti tentang hal yang didemontrasikan (Roestiyah, 2008:83). (3) tahap akhir : pada tahap akhir peneliti memberikan tes akhir pertemuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Tes akhir dilakukan pada saat akhir kegiatan siklus I dan siklus II. Dari kegiatan yang telah dilakukan siswa mulai dari tahap awal sampai tahap akhir pembelajaran dengan metode demontrasi materi ruang dimensi tiga mampu mengoptimalkan interaksi semua komponen pembelajaran. hal ini sesuai dengan pendapat Suharman dkk (dalam Putra 2011:69) bahwa pemilihan strategi dalam pembelajaran matematika harus bertumpu pada optimalisasi keterlibatan seluruh indra siswa. Oleh sebab itu diperlukan persiapan sematang mungkin. Respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode demontrasi pada materi ruang dimensi tiga berdasarkan hasil observasi, wawancara dan tes dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa menyatakan senang dan tertarik terhadap pembelajaran dengan motode demontrasi yang diterapkan. Ketertarikan itu dapat dilihat dari antusisme mereka dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode demontrasi. Mereka memperhatikan penjelasan dari guru dan mau mempelajari materi yang akan didemontrasikan. Ketertarikan dan keterminatan ini dapat disebabkan beberapa faktor berikut: (1) dengan menggunakan metode pembelajaran demontrasi, siswa lebih paham tentang materi yang dipelajari. (2) siswa dapat mengemukakan ide-ide mereka dengan menggunakan bahasa yang mereka pahami. (3) siswa bisa termotivasi dengan penerapan metode demontrasi karena mereka dituntut harus belajar karena mereka akan mendemontrasikan hasil pekerjaan mereka di depan kelas. (4) siswa bisa bertukar pikiran dengan temannya sehingga wawasan mereka dapat bertambah dalam mengerjakan permasalahan yang diberikan guru terkait dengan materi ruang dimensi tiga. (5) siswa bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya di depan kelas pada saat melakukan demontrasi yang akan di dengarkan oleh seluruh anggota kelas.

9 KESIMPULAN DAN SARAN Penerapan pembelajaran dengan metode demontrasi pada threedimensional space dilakukan dengan memberikan tugas yang didiskusikan dengan teman kelompoknya, dan kemudian didemontrasikan di depan kelas. Langkahlangkah pembelajarannya sebagai berikut : Tahap Awal Tahap ini guru menyampaikan materi yang akan diberikan, memberikan apersepsi terhadap materi tersebut dan menjelaskan secara umum tujuan pembelajaran, kemudian membagi siswa menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa. Pembagian kelompok dilakukan secara merata dengan kemampuan siswa pada tiap-tiap kelompok tinggi, sedang, dan kurang. Hal ini dilakukan agar nantinya tiap kelompok dapat melakukan diskusi dengan baik. Artinya, tiap siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda bisa saling melengkapi. Tahap Inti Pada tahapan ini guru membagi kegiatan yang ada pada lembar kerja siswa (LKS) yang akan didiskusikan pada tiap kelompok. Dalam diskusi ini terjadi interaksi sosial siswa yang mengalami kesulitan belajar akan dibantu oleh teman kelompoknya. Peneliti mengawasi jalannya proses belajar mengajar (diskusi kelompok), guru berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat di selesaikan. Peneliti memberikan batasan waktu diskusi, setelah waktu diskusi habis peneliti membagikan undian yang isinya nomer kelompok yang akan mendemontrasikan permasalahan yang ada di lembar kerja siswa (LKS). Langkah berikutnya adalah mendemontrasikan hasil diskusi, bertujuan agar siswa lebih memahami materi yang mereka diskusikan dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa di depan kelas. Tahap Akhir Pada tahap akhir peneliti memberikan tes akhir pertemuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Tes akhir dilakukan pada saat akhir kegiatan siklus I dan siklus II. Dari kegiatan yang telah dilakukan siswa mulai dari tahap awal sampai tahap akhir pembelajaran dengan metode demontrasi pada mareti ruang dimensi tiga mampu mengoptimalkan interaksi semua komponen pembelajaran. Terlihat interaksi siswa dengan temannya dan interaksi siswa dengan guru, hal ini membuat proses pembelajaran menjadi tidak tegang dan siswa bisa mengeksplorasi semua pengetahuan mereka tentang materi ruang dimensi tiga di depan kelas. Dengan penerapan metode demontrasi pada three-dimensional space, dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X.6 SMA Negeri 10 Malang pada materi three-dimensional space. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata prestasi belajar matematika siswa sudah meningkat pada siklus I dari menjadi dan meningkat pada siklus II menjadi sudah terlihat bahwa siswa sudah mencapai SKM lebih besar sama dengan 75. Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi Siswa : peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman bagi siswa sebagai bahan pertimbangan untuk lebih berani bertanya dan mengeluarkan pendapat baik pada guru, teman apabila

10 menemukan kesulitan dalam pemahaman materi. 2) Bagi Guru: peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan strategi alternatife bagi guru untuk mengajar dalam pembelajaran matematika dengan materi yang berbeda tentunya yang materi yang tepat untuk metode ini. 3) Bagi Peneliti lain: peneliti dapat hasil penelitian ini sebagai masukan untuk mengembangkan pembelajaran matematika yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para peneliti yang berminat dalam meneliti masalah yang sama dan dengan ruang lingkup yang lebih besar. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Askara. Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Putra, Surya Penerapan Metode Demontrasi Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Liner Dua dan Tiga Variabel Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas X.1 SMA PGRI Lawang. Skripsi tidak Diterbitkan. Universitas Kanjuruan Malang. Roestiyah,N.K Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana.

11 Artikel ilmiah oleh P E Teja Purnamadewi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Malang, 15 Mei 2013 Pembimbing, Drs. Erry Hidayanto, M.Si NIP Penulis, P E Teja Purnamadewi NIM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA Dhian Arista Istikomah FKIP Universitas PGRI Yogyakarta E-mail: dhian.arista@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share Alam Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Mayayap Sarifa Tas, Anthonius Palimbong, dan Hasdin

Lebih terperinci

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto   ABSTRAK: Kata kunci: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 8 MALANG 1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGUBAH PECAHAN BIASA KE BENTUK DESIMAL DAN PERSEN DENGAN METODE DISCOVERY DI KELAS V SD NEGERI 1 PEUSANGAN email: raudhatuljannah183@yahoo.com email: asrulkarim@ymail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING ARTIKEL Oleh: JERRY JEKSON 608311454738 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas IV SD Inpres I Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas IV SD Inpres I Mepanga Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. No. 6 ISSN 561X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok di Kelas IV SD Inpres I Mepanga Nurhayati, Nadjamuddin

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH SSN 2338 3240 Penerapan Model Experiental Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar PA Fisika Siswa Kelas V SMP Negeri 5 Palu Viky Warsito Warsitoviky@rocketmail.com Universitas Tadulako Jln. Soekarno

Lebih terperinci

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

AGUNG SUPRIYANTO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI EKOSISTEM KELAS VII B SMP NEGERI 2 TOROH TAHUN AJARAN 2012/2013 AGUNG SUPRIYANTO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan cara penelitian yang akan digunakan dalam rangka proses pemecahan masalah. Penelitian disini menggunakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL Oleh: APNORMI 608311454735 UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai rancangan penelitian, hasil penelitian dipaparkan dalam dua paparan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Pekauman Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal tepatnya di belakang Masjid Agung Kendal. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester

Lebih terperinci

Bambang Supriyanto 36

Bambang Supriyanto 36 PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI B MATA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS LINGKARAN DI SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena bertanya berperan untuk menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu murid terkait dengan materi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan yang telah diajukan oleh peneliti. Hasil penelitian disajikan dengan

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Diskripsi Per Siklus 4.1.1. Pelaksanaan Siklus I 4.1.1.1.Perencanaan Setelah berdiskusi dengan teman sejawat, peneliti menentukan pendekatan CTL (Contextual

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SD Inpres Siuna Indrawati Sumuri Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI Oleh: Cendika M Syuro Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM email: cendikahusein@yahoo.com

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM ABSTRAK LINA YETTI BUDI ASIH Guru IPA SMP Negeri 11 Mataram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung

Lebih terperinci

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si*** PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBASIS DISCOVERY LEARNIG UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X-1 MA AL-MAARIF SINGOSARI Aprillya Mondhita Sari*

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Atik Dwi Kurniati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: atikdwi_kurniati@gmail.com

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO Ira Daniati Universitas Negeri Malang Abstrak Observasi awal diketahui bahwa metode pembelajaran Geografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan 34 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bentuk kajian reflektif yang dilakukan peneliti untuk tujuan perbaikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG Umar Wirahadi Kusuma Universitas Negeri Malang Pembimbing

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Kamaliah SD Negeri 056614 Sidorejo, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve learning outcomes Civics Elementary

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG Sarismah (sarismahsyaputri@gmail.com) Pembimbing (I) Santi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK 312 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK Khairul Asri Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: khairul.asri@serambimekkah.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tindakan Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 5 SD Islam Arrahmah Suruh, semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 terkait penerapan tutor sebaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Anjir Muara KM20. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Pelaksanaan Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian tindakan adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU Oleh : Abstrak Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD 166492 TEBING TINGGI Usdin Simbolon Surel: usdinsimbolon23@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Pakem berlokasi di Dusun Pojok, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Lokasi cukup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Paparan Data Hasil Penelitian Tindakan Kelas tentang penerapan strategi active learning tipe Team Quiz dalam meningkatkan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan mengajar pada umumnya adalah materi pelajaran yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Penguasaan ini dapat ditunjukkan dari hasil belajar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Sekolah SD Negeri Karanganyar 03 terletak di Desa Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Sekolah Dasar ini berdiri pada tahun 1985, pemerintah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 78 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas hal-hal yang telah diperoleh baik dari pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 1. Fokus belajar pada Penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan 24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci