ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk
|
|
- Liani Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 Penerapan Pendekatan SETS Melalui Problem Based Instruction (PBI) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk Abstrak Berdasarkan hasil observasi awal di SMA Negeri 3 Luwuk diperoleh data tentang nilai rata-rata ulangan harian siswa pada pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan adalah 69,62 dengan ketuntasan belajar 67,5 %. Dari refleksi awal dijumpai fakta-fakta sebagai identifikasi masalah adalah: (1) Metode pengajaran yang dominan adalah metode ceramah yang bersifat informatif sehingga interaksi antar subyek belajar kurang intensif. (2) Guru lebih aktif dalam pembelajaran dan dianggap sebagai satu- satunya sumber belajar bagi siswa, (3) Guru tidak mengaitkan materi ajar dengan kenyataan di lingkungan sekitar (autentik), akibatnya siswa cenderung pasif, bosan sehingga kurang mengasah cara berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah, (4) Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang membosankan, banyak menghafal dengan kata-kata latin, sehingga membutuhkan metode yang tepat, agar dapat memotivasi belajar siswa. Kata kunci: belajar, siswa I. PENDAHULUAN Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah sehingga perlu dipilih dan diterapkan suatu model pembelajaran untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Ketika siswa belajar biologi, khusunya materi Bioteknologi maka situasi pembelajaran sebaiknya dapat menyajikan fenomena dunia nyata, masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk memecahkannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran agar efektif dan bermakna adalah melalui pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS). Akronim SETS, bila diterjemahkan dalam
2 2 bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat. Titik pusat pembelajaran sains berwawasan SETS adalah menghubungkan antara konsep sains yang dipelajari dan implikasinya terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat. Keunggulan pembelajaran dengan pendekatan SETS dibandingkan pendekatan lainnya yaitu karena pembelajaran selalu dihubungkan dengan kejadian nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (bersifat kontekstual) dan komprehensif (terintegrasi antara keempat komponen SETS) Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dengan pendekatan SETS adalah pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI). Menurut Nurhadi (2004:109), Problem Based Instruction merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Guru harus mendorong siswa untuk terlibat dalam tugas-tugas berorientasi masalah melalui penerapan konsep dan fakta, serta membantu menyelidiki masalah autentik dari suatu materi. Dengan demikian maka materi Bioteknologi adalah materi yang berorietasi pada hal-hal yang autentik, yang sehari-harinya dapat diamati oleh siswa di lingkungan sekitarnya,dengan segala implikasinya sehingga tepat bagi guru menyajikan materi pelajaran dengan pendekatan SETS melalui problem based instruction (PBI). Berkaitan dengan uraian dan fakta identifikasi masalah di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan formulasi judul: Penerapan Pendekatan SETS melalui problem based instruction (PBI) dalam meningkatkan hasil belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk. II. TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan SETS adalah pendekatan pembelajaran yang berusaha membawa peserta didik agar memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegratif dengan mengkaitkan keempat unsur SETS sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Pengetahuan yang dipahaminya secara mendalam itu memungkinkan mereka memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Fokus pengajaran SETS adalah mengenai bagaimana cara membuat peserta didik dapat melakukan penyelidikan untuk mendapatkan pengetahuan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang saling berkaitan. Meminta peserta didik melakukan penyelidikan berarti memberi kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan lebih jauh pengetahuan
3 yang telah diperoleh agar dapat menyelesaikan masalah yang diperkirakan timbul di sekitar kehidupannya (Binadja, 1999). Unsur-unsur SETS tidak dapat dipisahkan satu sama lain, terlepas dari fokus perhatian sesuai situasi dan kondisi terkait. Di bidang pendidikan, yang khususnya menjadi fokus adalah sains. Dengan sains sebagai fokus perhatian, guru dan siswa yang menghadapi pelajaran sains dapat melihat bentuk keterkaitan dari ilmu yang dipelajarinya (sains) dikaitkan dengan unsur lain SETS. Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instruktion) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, di dalamnya bagaimana seharusnya belajar. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibrahim dan Nur (2000: 3) bahwa secara garis besar terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Selanjutnya menurut Ibrahim (2002: 2) mengemukakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah dengan nama lain seperti project-based teaching (pembelajaran proyek), experience-based education (pendidikan berdasarkan pengalaman), authentic learning (pembelajaran autentik), dan anchored instruction (pembelajaran berakar pada kehidupan nyata). Peran guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah tidak dapat dilaksankan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari penyajian kepada siswa dalam situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri Sementara Nurhadi (2004:109) menyatakan bahwa Problem Based Instruction (PBI) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Pembelajaran berdasarkan masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan-latihan soal seperti pada bimbingan belajar (les). Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi siswa lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain. Model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari, memecahkan dan menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran siswa 3
4 4 didorong bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Siswa tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja. Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses penyelidikan dan inkuiri. Di sini guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada siswa dalam memecahkan masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah mempunyai tujuan untuk membantu siswa mengembangkan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa, serta menjadikan siswa bersikap mandiri dan otonom. Hal ini sesuai pendapat Corebima, dkk (2002: 13), bahwa pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan memberikan dan mengembangkan siswa dalam hal : (1) keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, (2) pemodelan peran orang dewasa, dan (3) pembelajaran otonom dan mandiri. III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan ini dilaksanakan di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk yang terdaftar pada semerter genap tahun pelajaran 2009/2010 dan jumlah siswa yang dikenai tindakan sebanyak 38 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Memperhatikan hasil awal, kelas tersebut memiliki daya serap yang masih relatif rendah pada mata pelajaran Biologi, khususnya dalam memahami dan menguasai materi Bioteknologi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang terbagi dalam tahapan bersiklus. Apabila pada siklus ke-1 indikator yang ditentukan belum tercapai maka dilakukan siklus ke-2. Apabila pada siklus ke-2 indikator yang ditentukan belum juga tercapai maka dilakukan siklus selanjutnya. Masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi (observating), dan (4) refleksi (reflecting). Adapun alur dalam penelitian ditunjukan pada gambar 3.1 dibawah ini.
5 5 V3 V4 A V 0 V1 keterangan V 0 = Refleksi Awal V 1 = Refleksi Tindakan V 2 = Tindakan I V 3 = Observasi I V 4 = Refleksi I V 5 = Refleksi Revisi I V 6 = Tindakan II V 7 = Observasi II V 8 = Penyusunan Laporan A = Siklus I V2 B = Siklus II V8 V 5 V7 B V6 Gambar : Tahapan Siklus IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil belajar kognitif siswa berkenaan dengan hasil belajar intelektualnya dapat ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes. Ringkasan data hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah diterapkan pendekatan SETS melalui pembelajaran berdasarkan masalah dapat dilihat pada tabel 4.1. TABEL 4.1 DAFTAR REKAPITULASI NILAI KOGNITIF SISWA PADA PRA SIKLUS, SIKLUS I, DAN SIKLUS II NO NILAI HASIL TES SEBELUM TINDAKAN SETELAH TINDAKAN SIKLUS I SIKLUS II Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Tes Rerata Ketuntasan Klasikal ,9 55,3 % ,8 73,7 % ,2 92,1 %
6 NILAI KOGNITIF 6 Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kognitif siswa pada setiap siklusnya setelah dilakukan tes proses dalam pelaksanaan KBM dengan indikator; (a) Nilai tes rerata dari 65,9 pada pra siklus menjadi 68,8 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 79,2 pada siklus II. (b) Ketuntasan Klasikal dari 55,3 % pada pra siklus menjadi 73,7 % pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 92,1 % pada siklus II. Data lengkap hasil tes kognitif siswa pada lampiran 4, 5, dan 6. Untuk lebih jelas peningkatan hasil tes kognitif sebelum tindakan (pra sikulus), siklus I dan siklus II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini , ,7 65,9 68,8 55, ,2 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Ketuntasan Klasikal Pra Siklus Siklus I Siklus II TINDAKAN Gambar 4.1 Grafik Nilai Kognitif siswa 2. Data Hasil Belajar Afektif dan psikomotorik Siswa
7 7 Penilaian afektif dan psikomotorik diperoleh dari lembar observasi siswa (kinerja siswa) meliputi mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, membuat keterkaitan unsur-unsur SETS, dan melakukan kegiatan untuk mencari pemecahan masalah melalui diskusi, membuat laporan kegiatan, serta mempersentasikan hasil kegiatan. dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Observasi Afektif dan Psikomotorik siswa pada Siklus I-II NO HASIL OBSERVASI SIKLUS I SIKLUS II 1 2 Rata-rata Frekuensi Rata-rata Prosentase 21,43 56,39 34,00 89,47 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa pada setiap siklusnya setelah dilakukan observasi dalam pelaksanaan KBM dengan indikator; (a) Rata-rata Frekuensi dari 21,43 pada siklus I meningkat menjadi 34,00 pada siklus II. (b) Rata-rata Prosentase dari 56,39 % pada siklus I meningkat menjadi 89,47 % pada siklus II. Data lengkap hasil observasi afektif dan psikomotor pada lampiran 7 dan 8. Untuk memperjelas peningkatan hasil belajar Afektif dan psikomotorik siswa dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini
8 NILAI RATA-RATA AFEKTIF DAN PIKOMOTOR , , ,43 Siklus I Siklus II Rata-rata Frekuensi Rata-rata Prosentase HASIL OBSERVASI Gambar 4.2 Grafik Nilai Afektif dan Psikomotor siswa 1. Kegiatan Guru dalam Pembelajaran (Obsevasi KBM) Data hasil observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Observasi Kegiatan Guru (KBM) Siklus I-II No Tindakan Kategori Penilaian SB B C K Jumlah Kategori Sangat baik dan Baik Prosentase Kategori Sangat Baik dan Baik 1 2 Siklus I Siklus II ,48 Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan Kegiatan Guru (kinerja guru) dalam pelaksanaan KBM pada setiap siklusnya setelah dilakukan observasi dalam pelaksanaan KBM dengan indikator; (a) Jumlah Kategori sangat baik dan baik dari 15 aspek pada siklus I meningkat menjadi 19 aspek pada siklus II. (b) Prosentase kategori sangat baik dan baik dari 71,43 % pada siklus I meningkat menjadi 90,48 % pada siklus II. Data lengkap hasil observasi KBM pada lampiran 9 dan 10 Untuk memperjelas peningkatan hasil Obsevasi Kegiatan Guru (kinerja guru) selama proses pembelajaran pada siklus I dan II dapat dilihat melalui diagram batang berikut ini
9 NILAI FREKUENSI DAN PROSENTASE , , Siklus I Siklus II 10 0 Frekuensi Sangat Baik dan Baik Prosentase Sangat Baik dan Baik TINDAKAN B. Pembahasan Gambar 4.3 Grafik Hasil Observasi KBM Indikator keberhasilan untuk; (a) aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes yang dicapai siswa, jika hasil belajar siswa mencapai 70% secara individual dan 85% secara klasikal, maka hasil belajar dikatakan tuntas. (b) Aspek afektif dan psikomotorik dapat dilihat dari observasi keaktifan siswa (kinerja siswa) dalam pelaksanaan KBM, jika rata-rata prosentase mencapai 85 %. (c) Aspek kegiatan guru (kinerja guru) dalam pembelajaran dapat dilihat dari observasi KBM, jika prosentase kriteria sangat baik dan baik mencapai 85 %. Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar grafik 4.1, pada penilaian aspek kognitif diperoleh nilai tes rerata sebelum tindakan (pretes) adalah 65,92 dengan ketuntasan belajar klasikal 55,30%. Pada siklus I, hasil rerata belajar kognitif (pos-tes siklus I) meningkat menjadi 68,82 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,70%. Pada siklus II, hasil rerata belajar kognitif (pos-tes siklus II) juga mengalami peningkatan menjadi 79,20 dengan ketuntasan belajar klasikal 92,10%. Ini berarti pada siklus II hasil belajar kognitif telah tuntas secara klasikal. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa penguasaan dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi semakin meningkat.
10 10 Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar grafik 4.2 di atas, pada penilaian aspek afektif dan psikomotorik diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa, rata-rata frekuensi 21,43 pada siklus I meningkat menjadi 34,00 pada siklus II. Rata-rata prosentase 56,39 % pada siklus I meningkat menjadi 89,47 % pada siklus II. Ini berarti pada siklus II hasil belajar afektif dan psikomotorik telah mencapai indikator keberhasilan. Demikian pula pada tabel 4.3 dan gambar grafik 4.3 di atas, pada penilaian kegiatan guru dalam pembelajaran (kinerja guru) melalui observasi KBM, diperoleh jumlah kategori sangat baik dan baik sejumlah 15 aspek pada siklus I meningkat menjadi 19 aspek pada siklus II, dan prosentase kategori sangat baik dan baik 71,43 % pada siklus I meningkat menjadi 90,48 % pada siklus II. Dengan demikian pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan. Walaupun pada siklus I terjadi peningkatan nilai tes rerata dan ketuntasan belajar klasikal untuk hasil belajar kognitif siswa, belum dikatakan tuntas bila mengacu pada indikator keberhasilan. Berdasarkan hasil observasi KBM yang dilakukan oleh observer, terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada siklus I ditemukan beberapa kelemahan/kekurangan yang dilakukan oleh guru (peneliti), antara lain ; Memberi contoh masalah yang autentik dan berhubungan dengan SETS masih dalam kategori kurang, akibatnya siswa masih kesulitan mencari keterkaitan unsur SETS sehingga pada siklus ke II guru harus berperan lebih banyak dalam kegiatan ini agar siswa dapat memahami permasalahan yang yang berkaitan dengan unsur SETS. Aspek lainnya adalah kurangnya aktivitas guru untuk meminta dan mengarahkan siswa dalam merumuskan masalah sehingga siswa masih canggung dan bingung dalam merumuskan masalah, maka pada siklus ke II guru lebih berperan aktif membimbing siswa dalam mencari dan merumuskan masalah untuk dapat mereka pecahkan bersama dalam kelompok. kurangnya aktivitas guru dalam membimbing siswa untuk berbagi tugas dengan teman sekelompoknya, akibatnya siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri dalam setiap kelompoknya, sehingga kendala-kendala yang ditemukan oleh siswa tidak terselesaikan dengan baik, maka pada siklus kedua guru perlu memotivasi siswa agar setiap anggota kelompok tekun dan berbagi tugas secara aktif dalam menyelesaikan tugastugas yang menjadi tanggung jawabnya. Diakhir proses pembelajaran kegiatan inti, guru kurang membantu siswa mengkaji cara pemecahan masalah yang sudah ditempuh dalam pembelajaran, akibatnya ada sebagian kelompok yang sulit dalam mencari pemecahan masalah yang mereka telah rumuskan dalam kaitannya dengan unsur SETS, dengan demikian pada siklus ke II maka diperlukan bantuan guru dalam membimbing kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan di samping itu juga ketrampilan penyelidikan dan ketrampilan intelektual yang mereka gunakan.
11 Selanjutnya, berdasarkan kekurangan yang dilakukan guru (kinerja guru) dalam pelaksanaan PBM pada siklus I, maka berimplikasi pada aktivitas siswa (kinerja siswa) dalam pelaksanaan PBM tersebut, hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan beberpa kekurangan antara lain; keterlibatan dan partisipasi siswa dalam kegiatan kerja kelompok belum optimal, terlihat hanya beberapa anak yang aktif, sebagian ada yang duduk diam atau mondar-mandir melihat pekerjaan kelompok lain. Masih banyak siswa yang malu atau takut untuk bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat. Belum terjalin kerjasama yang baik antar siswa dalam kelompok, karena kerja kelompok masih didominasi siswa tertentu. Begitu pula kemampuan siswa dalam mengaitkan permasalahan dengan unsur-unsur SETS masih kurang, banyak siswa masih kurang memahami dalam merumuskan permasalahan yang dikaitkan dengan unsur SETS Fenomena pembelajaran pada siklus I tersebut memotivasi guru (peneliti) untuk melakukan refleksi diri tentang kekurangan ataupun kendala yang terjadi dalam pelaksanaan PBM tersebut. Dengan bantuan observer peneliti melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus ke II, seperti mengoptimalkan dalam memberi contoh masalah yang autentik dan berhubungan dengan SETS, meminta dan mengarahkan siswa dalam merumuskan masalah, membimbing siswa untuk berbagi tugas dengan teman sekelompoknya dalam menyelesaikan tugas kelompok, membantu siswa mengkaji cara pemecahan masalah yang sudah ditempuh dalam pembelajaran. Pada siklus ke II terjadi peningkatan secara signifikan, terhadap kinerja siswa (hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik), yakni terjadi peningkatan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal yang sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan. Hal ini karena dalam pembelajaran, masalah yang disajikan atau muncul berasal dari peristiwa kehidupan seharihari siswa sehingga memberikan kesempatan kepada siswa terlibat aktif untuk memecahkan masalah tersebut. Sesuai dengan pendapat Piaget dan Vygotsky dalam Ibrahim dkk (2000:14) yang menegaskan bahwa perkembangan intelektual siswa terjadi pada saat siswa berusaha menyelesaikan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman baru yang ditemuinya. Siswa mempunyai rasa ingin tahu dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Demikian pula aktivitas guru (kinerja guru) telah mengalami peningkatan yang signifikan dan sudah memenuhi kriteria keberhasilan. Dengan demikian pada siklus ke II proses pembelajaran untuk konsep Bioteknologi dianggap telah berhasil, sehingga proses pembelajaran dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian. 11
12 12 V. PENUTUP 1. Penerapan pendekatan SETS melalui problem based instruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar Siswa pada Konsep Bioteknologi di Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 3 Luwuk, dengan pencapaian (a) Pada siklus I, hasil rerata belajar kognitif (pos-tes siklus I) 68,82 dengan ketuntasan belajar klasikal 73,70%. Meningkat menjadi 79,20 untuk tes rerata dengan ketuntasan belajar klasikal 92,10% pada siklus II (b) pada penilaian aspek afektif dan psikomotorik diperoleh dari hasil observasi, rata-rata frekuensi 21,43 pada siklus I meningkat menjadi 34,00 pada siklus II. Rata-rata prosentase 56,39 % pada siklus I meningkat menjadi 89,47 % pada siklus II. 2. Penerapan pendekatan SETS melalui problem based instruction (PBI) dapat meningkatkan kinerja guru dengan pencapaian yakni ; pada penilaian kegiatan guru dalam pembelajaran melalui observasi KBM (kinerja guru), diperoleh jumlah kategori sangat baik dan baik 15 aspek pada siklus I meningkat menjadi 19 aspek pada siklus II, dan prosentase kategori sangat baik dan baik 71,43 % pada siklus I meningkat menjadi 90,48 % pada siklus II DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Nurulbiyati Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta Basuki Wibawa Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Binadja, A Hakekat dan Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Kehidupan dan Pendidikan yang Ada. Makalah Semiloka Pendidikan SETS. RECSAM UNNES. Semarang
13 13 Corebima, dkk Pengajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction): Depdiknas: Jakarta Gulo, W Strategi belajar mengajar. Grasindo: Jakarta Hamalik, O Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Tarsito: Bandung Ibrahim, Muslimin dkk Pengajaran Berdasarkan Masalah. Unesa: Surabaya brahim Muslimin dan Nur Mohamad Pengajaran Berdasarkan Masalah. University Press: Surabaya Ibrahim Muslimin Pengajaran Berdasarkan Masalah. University Press: Surabaya Kristiyono Buku Kerja Biologi Kelas XII dengan Pendekatan Belajar Aktif. Jakarta : Erlangga Koes, Supriyono Strategi Pembelajaran Fisika. JICA: Malang Munaf Evaluasi Pendidikan Fisika. UPI: Bandung Nurhadi Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo: Jakarta Nasution Asas-asas Kurikulum. Bumi Aksara: Jakarta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. IPA berkaitan dengan cara
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)
7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar
IMPLEMENTASI MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 13 PALU Yulyana Darmini, Kamaluddin dan Hendrik A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena yang berupa alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciOleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses
Meningkatkan sikap belajar siswa dengan model problem based learning yang dikombinasikan dengan model cooperative learning pada mata pelajaran geografi kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Surakarta tahun ajaran
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: malyaulfa@ymail.com
Lebih terperinci: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Tugas Kegiatan Belajar II Tatang Kurniawan Judul Jurnal : PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN
Lebih terperinciAbas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Pemasaran. Dari hasil observasi awal
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pendidikan sains di Indonesia mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pemahaman tentang sains dan teknologi melalui pengembangan keterampilan berpikir, dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat rendah hingga makhluk
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciJoyful Learning Journal
JLJ 2 (3) (2013) Joyful Learning Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN SETS PADA KELAS V Isti Nur Hayanah Sri Hartati, Desi Wulandari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan merupakan salah satu dari aspek
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling Sri Winarti Durandt, Irwan Said, dan Ratman Mahasiswa Program
Lebih terperinciEdudikara, Vol 1 (2); 34-41,
PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROSEDUR KEAMANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Sri Sukeksi SMK Negeri 1 Sragen Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia dan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Dwiyani Hegarwati Guru SMAN 6 Cirebon
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciPeningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model
Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Konsentrasi Larutan dan Perhitungan Kimia Kelas X Teknik Gambar Bangunan A SMK Negeri 3 Palu Tahun Pelajaran
Lebih terperinciPENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS
PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS YULISTIANA yulistianabio@gmail.com Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Teknik, Matematika
Lebih terperinciMuhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERBANTUKAN MEDIA REALIA SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Muhamad Mahmud Surel : muhamadmahmud28@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen saling terkait bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik dan berkualitas. Untuk
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK OPTIMALISASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PADA SISWA DI SMA NEGERI 4 MAGELANG, JAWA TENGAH
Berkala Fisika Indonesia Volume 4 Nomor 1 & 2 Januari & Juli 2012 PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK OPTIMALISASI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PADA SISWA DI SMA NEGERI 4 MAGELANG, JAWA TENGAH M. Arief Fauzan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA Yuti Rahinawati Guru SMA Negeri 6 Surabaya ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION
391 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION Sri Wardani, Antonius Tri Widodo, Niken Eka Priyani Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda Lisna Selfi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciMENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03 Sri Widayati 1 Abstrak. Di kelas 3 SDN Sidomulyo 03 untuk
Lebih terperinciOleh : Tri Wijayanti Trisnaningsih 2. Abstrak
Upaya Meningkatkan Aktivitas. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR ALAT OPTIK SISWA KELAS X SEMESTER II SMAN 1 SEMARANG DENGAN MENERAPKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERVISI SETS 1 Oleh : Tri Wijayanti
Lebih terperinciElok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA DAN GARAM Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciRosita Christina Haloho Guru Fisika SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan
IMPLEMENTASI PENDEKATANCONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARANFISIKA SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN Rosita Christina Haloho Guru Fisika SMA
Lebih terperinciMakalah Pendamping: Pendidikan Kimia Paralel D APLIKASI PBI BERBASIS SETS PADA MATERI ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN
492 APLIKASI PBI BERBASIS SETS PADA MATERI ZAT ADITIF DALAM BAHAN MAKANAN Siti Khoiriyah 1, Sulistyo Saputro 2, M. Masykuri 2 dan Sri Yamtinah 2 1) SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Jl. Flores No.1 Surakarta,
Lebih terperinciELLISIA KUMALASARI Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER DAN MATRIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA 2013/2014 ELLISIA KUMALASARI Email : el.math5985@yahoo.co.id
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Asna Khuroidah 1, Dwiyono H. U. 2, Yuswanti A. W. 3 Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATA KULIAH FILSAFAT SAINS
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATA KULIAH FILSAFAT SAINS Irnin Agustina Dwi Astuti
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DI SMPN 1 CIKANDE
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DI SMPN 1 CIKANDE Edy Riyanto Dosen STKIP Banten dan Guru SMPN 1 Cikande Email: rian_prisma@yahoo.co.id Abstrak.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH SUATU UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA
MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran p-issn: 2354-6883 ; e-issn: 2581-172X Volume 4, Nomor 1, Juni 2016 PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH SUATU UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar, perlu menekankan adanya keterampilan proses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar, perlu menekankan adanya keterampilan proses sains yang dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep materi yang disampaikan oleh
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan diharapkan dapat memberi sumbangan dalam mencerdaskan siswa dengan jalan mengembangkan
Lebih terperinciS, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat dan global menuntut manusia untuk lebih mengembangkan potensi dalam dirinya. Salah satu upaya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) PBL merupakan model pembelajaran yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut seseorang untuk dapat menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu kemampuan memperoleh, memilih
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK
312 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK Khairul Asri Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Serambi Mekkah email: khairul.asri@serambimekkah.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur terpenting dalam mewujudkan manusia seutuhnya. Karena maju mundurnya gerak dan kepribadian suatu bangsa kini ataupun masa yang akan datang
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA 1) Suluk Fithria Nur Rahman; 2) Sudarno Herlambang; 3) Purwanto Jurusan Geografi
Lebih terperinciJEMBER TAHUN PELAJARAN
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH
Lebih terperinciOleh : Muhammad Abdul Wahid A
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA DENGAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) SISWA KELAS XI MAN 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBerkala Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 1 Juli 2009
Berkala Fisika Indonesia Volume 2 Nomor 1 Juli 2009 PENINGKATAN AKTIVITAS, MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN METODE SETS DI KELAS IXE SMP NEGERI 3 PURWOREJO, JAWA TENGAH PADA KONSEP ENERGI
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rustini Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana
Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana Karmila Langanawa, Amran Rede, Ratman Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciOleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3
Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
Lebih terperinciJURNAL DAYA MATEMATIS, Volume 3 No. 3 November 2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA MATERI TRIGONOMETRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Habriah Ahmad Guru
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciPEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH
PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH Winny Liliawati Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Pembelajaran Fisika
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN SEMBORO 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER TAHUN AJARAN 2014/2015 Wiwik Kusumawat 1
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6
Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.4 (2016) : 208-218 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan tentang kumpulan
Lebih terperinciOleh : Rubiati,S.Ag. SMA Negeri I Kwadungan - Ngawi
Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) pada Siswa Kelas X SMAN I Kwadungan Tahun Pelajaran 2014/2015 Oleh : Rubiati,S.Ag. SMA Negeri
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW
PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI PENDEKATAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA Krisma Widi Wardani 1, Ananda Laksmi Ekawati²
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa Sekolah di SMP. Pelajaran IPA di SMP masih bersifat umum, yaitu gabungan antara
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciJKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN :
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS X-7 SEMESTER 2 SMA 15 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Sri Wigati SMA N 15 Semarang
Lebih terperinciKonsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing
Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut p-issn: 1907-932X; e-issn: 2579-9274 Konsep Pembelajaran Materi Perubahan Benda dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing Siti Hadijah Sekolah
Lebih terperinciYANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri
PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat
Lebih terperinciOleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek
10 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATERI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA MELALUI METODE KOOPERATIF PADA SISWA KELAS II SDN 2 BARUHARJO
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses penemuan tentang alam secara sistematis. Sains menggunakan suatu pendekatan emperis melalui pengamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu proses, produk, dan sikap. Aspek produk terdiri dari fakta, konsep,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER. Nur Waqi ah
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN ALAT PERAGA BATANG NAPIER Nur Waqi ah Guru SDN Tampungrejo Kec. Puri Kab. Mojokerto Email: nurwaqiah1961@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciOleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII G SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 TOROH GROBOGAN 1 Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2 Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA KELAS VIIC SEMESTER 2 SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN AJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK- WRITE PADA SISWA KELAS VIII.5 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK- WRITE PADA SISWA KELAS VIII.5 TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Wiwik Sudarmiyati SMP Negeri
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan untuk menemukan suatu
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya
Lebih terperincidapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan perbaikan sistem pendidikan. Dengan adanya perombakan dan pembaharuan kurikulum yang berkesinambungan, mulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. proses pembelajaran dalam kelas menggunakan model pembelajaran
50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk menganalisis sikap kebangsaan siswa dalam kegiatannya sehari hari disekolah. Dengan demikian yang diamati adalah proses
Lebih terperinciFirman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokan Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan
Lebih terperinciAnnan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :
Jurnal Handayani Vol. 5 (2) Juni 2016 MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS VIII-2 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SMP NEGERI
Lebih terperinciPendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS GEOGRAFI SISWA SMA Nike Nur Fitriana 1 Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Purwanto 3 Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS
14 PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS Nur Hasanah Ridlwan 1 1 Pengajar di SMP Negeri 1 Sidayu Email: nungqonik@gmail.com Abstract Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembelajaran biologi adalah agar siswa dapat memahami, menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi. Untuk proses belajar biologi diperlukan
Lebih terperinciMeningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,
Lebih terperinci