Bab II Kajian Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Kajian Pustaka"

Transkripsi

1 Bab II Kajian Pustaka 2.1 State of the art Penelitian dilakukan oleh Dr. K. Shyama Sundar tahun 2012 pada jurnal International Journal of Multidisciplinary Management Studies Vol.2 Issue 2 dengan judul jurnal Drivers of Brand Extensions Success. Penelitian ini dilakukan di Chennai, Tamil Nadu, India pada perusahaan Dettol yang melakukan perluasan merk atau brand extension pada kategori dan lini produk yang berbeda. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif dengan metode wawancara menggunakan kuesioner terstruktur dalam memperoleh data utama. Penelitian ini melibatkan 100 orang responden di Chennai, Tamil Nadu, India dan hasilnya hampir semua responden tahu mengenai produk-produk yang dimiliki oleh Dettol dan para responden juga mengetahui bahwa Dettol merupakan induk perusahaan atau parent brand dari beberapa produk yang dimiliki oleh Dettol. Penelitian ini juga mengungkapkan mayoritas konsumen sangat setuju bahwa iklan televisi memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan brand awareness, brand image, membedakan merek dan membawa ikatan emosional konsumen. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Tina Vukasovič tahun 2012 pada jurnal Management Knowledge and Learning International Conference Volume 5 Issue 6 dengan judul jurnal Launching of a New Product with The Brand Extension Strategy. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perusahaan Perutnina Ptuj d.d. company yang melakukan perluasan merek atau brand extension pada satu produk yang diberi nama Poli. Merek Poli ini merupakan produk sosis ayam di Eropa. Penelitian dilakukan untuk melihat apakah merek Poli yang bernaung pada parrent brand Perutnina Ptuj d.d. company dapat bersaing dengan para kompetitornya atau tidak. Penelitian ini melibatkan 800 orang di Slovenia yang terdiri dari 280 pria dan 520 wanita dan berbagai usia diantaranya 120 orang+ usia 15 sampai 29 tahun, 224 orang usia 30 sampai 39 tahun, 184 orang usia 40 sampai 49 tahun dan 272 orang usia 50 sampai 65 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan wawancara secara individual untuk memperoleh data. Hasil dari penelitian menunjukkan produk Poli dapat bersaing dengan kompetitornya tetapi hanya untuk pasar Eropa karena merek Poli belum mendapat pengakuan internasional. 7

2 8 Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sarwat Afzal tahun 2013 pada jurnal Asian Economic and Financial Review Vol. 3, Issue 2, pages dengan judul jurnal Factors Influencing Successful Brand Extension Into Related and Unrelated Product Categories. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tentang keberhasilan perluasan merek atau brand extension dalam kategori yang sama atau berbeda mengenai produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Penelitian ini melibatkan 100 responden di pakistan dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data dari konsumen. Induk merek atau parent brand yang diteliti yaitu dawn bread yang melakukan perluasan merek atau brand extension pada merek dawn jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perluasan merek atau brand extension pada kategori produk yang sama dengan reputasi induk perusahaan atau parent brand yang baik akan lebih menguntungkan perusahaan daripada melakukan perluasan merek pada kategori produk yang berbeda. Penelitian berikutnya dilakukan oleh Dr. Bahram Ranjbarian, Dr. Saeed Fathi dan Rayehe Bahrami Nejad Jooneghani tahun 2012 pada jurnal International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 2, No. 10 dengan judul jurnal The Effect of Brand Extension Strategies upon Brand Image in the Sport Apparel Market. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi brand extension pada citra merek di pasar pakaian olahraga di kalangan mahasiswa Universitas Isfahan dan Universitas Khorasgan Azad. Penelitian ini melibatkan 1070 mahasiswa Universitas Isfahan dan Universitas Khorasgan Azad dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan untuk memperoleh data dari responden melalui survery deskriptif menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan mencari kebenaran dari 7 hipotesa yang dibuat oleh Dr. Bahram Ranjbarian, Dr. Saeed Fathi dan Rayehe Bahrami Nejad Jooneghani pada dua produk pakaian olahraga yaitu Nike & Reebook. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan harus menetapkan strategi yang tepat dalam menjalankan perluasan merek. Jika strategi tidak tepat maka akan menyebabkan dilusi merek Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Thamer Baazeem, Larry Neale dan Ursula Bougoure tahun 2009 pada jurnal ANZMAC Volume 20 Issue 1 dengan judul jurnal The Effect of Brand Extensions on Parent-Brand Relationship Quality. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas hubungan yang dimiliki pelanggan dengan merek induk dan bagaimana perluasan merek dapat

3 9 mempengaruhi hubungan ini. Penelitian ini melibatkan 261 responden dengan menggunakan kuesioner untuk survei responden dalam memperoleh data dari responden. Penelitian ini akan menyelidiki efek dari perluasan merek pada pelanggan dan hubungan yang dimiliki pelanggan dengan merek induk. Merek yang digunakan sebagai bahan penelitian perluasan merek yaitu Dove dan Apple. Kedua merek ini sebagai merek induk dan perluasan merek fiksi diciptakan pada kedua merek dengan kategori produk yang berkatian dengan merek induk dan yang tidak terkait dengan merek induk untuk melihat bagaimana perluasan merek dapat berkaitan dengan citra merek induk. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah perluasan merek dengan kategori produk yang berkaitan dengan merek induk memiliki dampak positif terhadap hubungan pelanggan dengan merek induk, sedangkan perluasan merek pada kategori produk yang tidak berkaitan dengan merek induk memiliki dampak negatif kepada hubungan pelanggan dengan merek induk. Judul Penelitian Tempat dan Pendekatan Populasi dan Tahun Penelitian Informan Drivers of Brand Extensions Success, Vol.2 Issue 2 Jaya Arts and Science College, Chennai, Tamil Nadu, India tahun 2012 Kualitatif Deskriptif 100 orang responden di Chennai, Tamil Nadu, India International Launching of a New Product with The Brand Extension Strategy, Volume 5 Issue 6 School for Social and Business Studies, Celje, Slovenia tahun Kuantitatif 800 orang responden di Slovenia 2012

4 10 Factors Influencing Successful Brand Extension Into Related and Unrelated Product Categories, Vol. 3, Issue 2, Iqra University Pakistan tahun 2013 Kuantitatif 100 responden di pakistan pages The Effect of Brand Extension Strategies upon Brand Image in the Sport Apparel Market, Vol. 2, No. 10 University of Isfahan,Iran tahun 2012 Kuantitatif deskriptif 1070 mahasiswa dari Universitas Isfahan dan Universitas Khorasgan Azad Queensland The Effect of Brand University of Extensions on Parent- Technology, Kuantitatif 261 responden Brand Relationship Brisbane, Australia Quality, Volume 20 Issue 1 tahun Landasan Konseptual Komunikasi Komunikasi adalah pemberian suatau batasan lingkup komunikasi yang mencakup penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, dan simbolsimbol yang disampaikan oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain. Perusahaan yang memiliki produk atau jasa yang diwakili dengan merek harus melakukan komunikasi secara berkala agar merek yang dimiliki suatu

5 11 perusahaan tetap eksis dan dikenal masyarakat. (Bungin, 2011). Proses terciptanya suatu hubungan antara perusahaan dan konsumen dapat terjadi karena komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan. Jika hubungan antara perusahaan dengan konsumen telah terbentuk maka konsumen dapat menafsirkan pesan dari komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk respon dari pesan tersebut. (Griffin, 2012:6) Merek Menurut Mark Batey di dalam bukunya Brand Meaning mendefinisikan merek adalah sebagai berikut (Batey, 2008:3) : "Brands are a name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors." Merek atau Brand meliputi sebuah nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari seluruhnya dengan tujuan agar konsumen dapat mengidentifikasi barang atau jasa dari suatu perusahaan dan untuk membedakan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Jika sebuah perusahaan memiliki identitas maka akan mempermudah untuk memperkenalkan produk atau jasa yang disediakan perusahaan. Oleh karena itu sebuah perusahaan yang memiliki produk atau jasa harus memiliki merek yang akan menjadi identitas perusahaan dan ciri khas perusahaan agar produk atau jasa mudah untuk diidentifikasi masyarakat berdasarkan merek Parent Brand Menurut Kevin Lane Keller dalam buku Strategic Brand Management mendefinisikan parent brand sebagai berikut (Keller, 2013:433) : "An existing brand that gives birth to a brand extensions is the parent brand..."

6 12 Jadi perusahaan dikatakan sebagai sebuah parent brand ketika sebuah merek perusahaan yang sudah ada atau telah lama ada dan melahirkan perluasan merek atau brand extension. Parent brand tentu memiliki tujuan tertentu ketika memutuskan untuk melakukan perluasan merek seperti ingin memasuki segmen baru, ingin menguasai pasar di satu segmen dengan kategori produk yang sama, dan sebagainya. Dalam konteks branding, konsumen lebih cenderung menghubungkan produk line extension kepada parent brand pada saat konsumen menemukan adanya kesamaaan ciri fisik tertentu, seperti desain kemasan dan grafis. Parent brand memiliki peran penting bagi perluasan mereknya, untuk itu parent brand tentunya harus memiliki citra yang positif agar ketika perusahaan melakukan perluasaan merek dapat diterima oleh masyarakat. (Batey, 2008:234) Brand Extension Menurut Heding, Knudtzen dan Bjerre dalam buku brand management mendefinisikan brand extension adalah sebagai berikut (Heding, Knudtzen, Bjerre, 2009:12): "A brand can be extended into new product categories. Brand extensions are oftennecessary when adapting to changes in the environment or in order to reap the fullbenefits of a strong brand." Brand extension diperlukan ketika sebuah merek sedang beradaptasi dengan perubahan lingkungan atau dalam rangka untuk mendapatkan manfaat penuh dari merek yang kuat dan sebagai strategi untuk memasuki pasar baru. Perluasan merek akan membantu merek suatu perusahaan masuk pada suatu kategori produk baru yang belum pernah dimasuki oleh merek terdahulunya ataupun kategori produk yang sama dengan merek terdahulunya tetapi dibedakan dari segi segmentasinya. Menurut Kevin Lane Keller dalam buku Strategic Brand Management mendefinisikan brand extension adalah sebagai berikut (Keller, 2013:433) :

7 13 "A brand extension occurs when a firm uses an established brand name to introduce a new product..." Jadi ketika sebuah perusahaan menggunakan nama merek yang telah mapan untuk memperkenalkan produk baru yang dimiliki perusahaan berarti tersebut sedang melakukan perluasan merek. Perusahaan yang melakukan perluasan merek tentu sudah memiliki merek terdahulu yang sudah memiliki citra merek yang kuat di masyarakat. Memanfaatkan citra merek terdahulu dapat menjadi salah satu strategi dalam memperkenalkan merek baru yang akan memasuki suatu pasar, akan tetapi citra merek terdahulu dan citra perusahaan induk atau parent brand harus memiliki nilai positif di mata masyarakat. Perluasan merk atau brand extension yang dibuat sebuah perusahaan dapat terbagi kedalam dua kategori umum yaitu (Keller, 2013:433): 1. Line extension : ketika sebuah perusahaan melakukan perluasan merek pada kategori produk atau bidang usaha yang sama dengan parent brand. Perusahaan akan menentukan segmen pasar baru untuk merek barunya dan memberikan suatu perbedaan spesifikasi produk antara merek parent brand dengan merek baru. 2. Category extension : ketika perusahaan melakukan perluasan merek pada kategori produk yang berbeda atau bidang usaha yang berbeda dengan parent brand. Perusahaan melakukan perluasaan merek untuk memasuki segmen baru dibidang usaha atau kategori produk yang berbeda dengan parent brand. Brand Extension adalah line extension yang dilakukan sebuah perusahaan untuk masuk ke kategri produk baru yang disebut sebagai sebagai category extension (Kartajaya 2005:217). Perluasan merek dapat terjadi ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang terdahulu atau yang sudah ada pada produknya dalam satu kategori baru pada sebuah merek baru. Perluasan merek dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Merek baru pada umumnya lebih cepat dihargai dan dikenal karena adanya merek terdahulu yang sudah dikenal dan dihargai oleh publik, sehingga kehadirannya dapat cepat diterima oleh konsumen. Hal ini

8 14 memudahkan perusahaan untuk memasuki sebuah pasar dengan kategori produk baru. Perluasan merek juga dapat menghemat banyak biaya akan dikeluarkan perusahaan untuk mengiklan sebuah merek beserta produk baru. Iklan yang biasanya diperlukan untuk membiasakan publik dengan suatu produk dan merek baru (Rangkuti 2008:11) Brand Knowledge Menurut Kevin Lane Keller dalam buku Strategic Brand Management, Brand Knowledge adalah (Keller, 2013:72) : "...brand knowledge as consisting of a brand node in memoy with a variety of associations linked to it." Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai sebuah merek di dalam memori konsumen dapat diasosiasikan dengan berbagai macam asosiasi yang terkait, baik jenis informasi itu verbal, abstrak atau kontekstual yang disimpan dalam jaringan memori konsumen. Informasi mengenai merek bukan hanya sebatas untuk memperkenalkan merek saja, akan tetapi juga pada produk atau jasa yang disediakan oleh merek yang dimiliki suatu perusahaan Brand Awareness Brand awareness adalah berkaitan dengan kekuatan merek di benak konsumen, yang mana dapat diukur sebagai kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi sebuah merek dengan kondisi yang tidak sama. Jika konsumen dapat mengidentifikasi sebuah merek dalam kondisi apapun maka merek tersebut telah memiliki nilai dan beberapa konten mengenai merek telah berada pada benak konsumen. (Keller, 2013:72) Brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi merek yang dikaitkan dengan kategori produk. Jadi kekuatan merek di benak konsumen dapat dilihat bagaimana konsumen mengidentifikasi sebuah merek berdasarkan produk atau jasa yang dimiliki oleh merek tersebut. (Batey, 2008:175)

9 15 Brand awareness terdiri dari (Heding, Knudtzen, Bjerre, 2009:93): 1. Brand recognition adalah dimana konsumen harus mengkonfirmasi sebelumnya telah memiliki pemaparan mengenai suatu merek. Jadi konsumen tahu produk yang dimiliki suatu merek hanya dengan melihat atau mendengar mereknya saja. 2. Brand recall adalah dimana sedikit lebih menuntut konsumen harus mengingat merek pada penyebutan sebuah isyarat seperti kategori produk. Ketika konsumen ditanya mengenai suatu merek, maka konsumen tahu merek tersebut merupakan produk atau jasa yang bergerak di bidang apa dan bisa menjelaskan produk atau jasa yang dimiliki merek tersebut Brand Image Brand Image adalah persepsi konsumen tentang sebuah merek yang tercermin dari asosiasi merek yang ada di memori atau benak konsumen. Brand Image merupakan sebuah konsep di dalam marketing yang tidak dapat diukur dan dapat dibangun bukan hanya dari informasi mengenai merek yang ada di benak konsumen saja melainkan konsistensi merek dalam menciptakan citra yang baik. Konsumen akan mudah mengasosiasikan sebuah merek jika merek memiliki citra yang baik. (Keller, 2013:72) Brand Associations Brand Associations adalah informasi yang terkait dengan merek dalam memori yang mengandung arti merek bagi konsumen dan dapat merefleksikan karakteristik dari produk. Dalam tahap ini konsumen sudah mengenali merek beserta produk atau jasa yang dimiliki merek. Konsumen telah memiliki pandangan dan persepsi mengenai merek, sehingga informasi mengenai merek secara detail telah melekat pada benak konsumen. (Keller, 2013:72) Brand Associations adalah informasi lain yang berhubungan dengan merek di dalam memori dan merek memiliki arti bagi konsumen. Semua informasi mengenai merek beserta produk atau jasa yang dimiliki perusahaan dapat di deskripsikan secara detail oleh konsumen, karena konsumen telah

10 16 memiliki informai yang detail mengenai produk. Oleh karena pada tahap ini, ketika konsumen diminta mendeskripsikan suatu merek maka konsumen akan dengan mudah menguraikannya. (Heding, Knudtzen, Bjerre,2009:94). Brand Associations dapat berupa (Keller, 2013:77): 1. Brand Attributes adalah deskriptif mengenai fitur yang menjadi ciri dari produk atau jasa. Atribut-atribut yang terdapat didalam sebuah merek dapat dideskripsikan secara rinci oleh konsumen seperti kemasan produk, kualitas dan sebagainya. 2. Brand benefits adalah nilai dan makna yang secara personal konsumen lekatkan pada atribut produk atau jasa. Produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah merek akan dipersepsikan sendiri oleh masing-masing konsumen, dikarenakan persepsi konsumen mengenai produk atau jasa tentu akan berbeda-beda. Akan tetapi tentunya akan ada manfaat yang di persepsikan sama oleh konsumen dari salah satu atribut yang terdapat pada produk atau jasa yang dimiliki oleh merek perusahaan Pendekatan STP Proses mendasar di dalam pengembangan strategi pemasaran terdiri dari segmentasi, targeting dan positioning dan ketiga komponen tersebut harus menjadi inti dari strategi pemasaran bagi sebuah perusahaan dan merupakan tempat dimana pembuatan keputusan. (Lowe, Doole, 2007:76-77) Pembuatan keputusan di dalam proses STP (Lowe, Doole, 2007:76-77) : 1. Segmentasi Mengidentifikasi variabel segmentasi dan membagi segmen pasar serta mengerti secara mendalam tentang apa yang menjadi kebutuhan konsumen dan perilaku pembelian suatu produk atau jasa merupakan hal yang penting.perusahaan harus dapat menempatkan setiap mereknya pada seluruh segmen pasar yang sudah dibagi. 2. Targeting Menentukan target untuk setiap merek pada segmen-segmen yang sudah dibagi. Penentuan segmen disesuaikan dengan target pasar dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Perusahaan juga harus mempertimbangkan pemilihan segmen sudah sesuai dengan kualitas

11 17 produk dan jasa yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Menargetkan merek pada beberapa segmen dapat efektif jika produk atau jasa yang ditawarkan sesuaikan dengan segmen dipilih. 3. Positioning Menciptakan sebuah positioning untuk mengetahui persepsi dan ekspektasi target pasar mengenai merek yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam Tahap ini perusahaan sudah harus mengerti persepsi konsumen mengenai merek yang memiliki produk atau jasa yang ditawarkan. Perusahaan juga harus memutuskan nilai dari sebuah merek yang menekankan pada manfaat dari sebuah produk yang terlihat maupun yang tidak terlihat Marketing Mix Bauran pemasaran atau marketing mix mengacu pada serangkaian tindakan, strategi, alat yang digunakan perusahaan untuk mempromosikan dan menjual merek dalam bentuk produk atau jasa di pasar. Ini merupakan satu set alat pemasaran yang perusahaan gunakan untuk mencapai target market di pasar dengan menyesuaikan penawaran perusahaan dengan lingkungan yang kompetitif serta menyesuaikannya dengan kebutuhan dan perilaku konsumen. (Dogra, Guhman, 2008:79) Bauran pemasaran juga merupakan perpaduan dari empat elemen strategi untuk disesuaikan dengan kebutuhan dari target pasar yang spesifik. Keempat elemen tersebut biasanya disingkat 4P yaitu (Barker, Angelopulo, 2007: ): 1. Product Produk adalah kumpulan atribut dan fitur, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan ditawarkan oleh sebuah perusahaan kepada publik. Perusahaan tentu menawarkan atribut dan fitur sebuah produk atau jasa yang memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh kompetitornya ataupun produk terdahulunya. Produk yang ditawarkan juga harus memiliki nilai bagi konsumen sehingga konsumen mempunyai keinginan untuk membeli sebuah produk atau jasa.

12 18 2. Price Harga adalah serangkaian komponen biaya yang berhubungan dengan keuntungann perusahaan dan digunakan untuk membedakan produk yang satu dengan produk yang lain. Harga juga menentukan nilai atau kualitas dari sebuah produk atau jasa. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan harga sesuai dengan kualitas produk atau jasa yang akan ditawarkan ke publik. 3. Place (distribution channel) Tempat atau saluran distribusi adalah mekanisme pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menghadirkan dan memberikan sebuah produk atau jasa bagi konsumen. Distribusi sebagai proses dalam memastikan bahwa penawaran produk yang dibuat perusahaan sesuai dengan konsumen yang ditargetkan. Perusahaan harus bisa menempatkan produknya pada saluran distribusi yang tepat sesuai dengan kualitas dan harga produk atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen. 4. Promotion ( marketing communication) Promosi atau marketing komunikasi adalah komponen dari bauran pemasaran atau marketing mix yang digunakan untuk menginfomasikan dan mengajak target pasar untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. Promosi juga merupakan elemen di dalam bauran pemasaran yang mengkomunikasikan pesan sebuah merek kepada target audiences. Perusahaan harus menyampaikan informasi yang jelas kepada konsumen mengenai produk atau jasa yang ditawarkan agar publik dapat mengerti maksud dan tujuan penyampaian informasi mengenai merek yang memiliki produk atau jasa Public Relations Strategy Public Relations dan publisitas pada dasarnya melibatkan informasi atau pesan yang akan disampaikan kepada media untuk menyajikan informasi megenai perusahaan. Publisitas tentu berbeda dari bentuk-bentuk lain promosi seperti iklan. Publisitas tidak memiliki kendali atas hasil publikasi yang akan dihasilkan, bisa saja positif maupun negatif. Oleh sebab itu, Public Relations dibutuhkan untuk mengelola publisitas yang dihasilkan

13 19 secara independen dari luar perusahaan agar publisitas menghasilkan hal positif yang dapat menguntungkan dari aspek citra perusahaan. (Kutty, 2008: ) Publisitas juga dapat menjadi salah satu alat yang efektif yang dapat digunakan oleh Public Relations di sebuah perusahaan, disamping harga dari publisitas jauh lebih murah dibandingkan dengan iklan. Karena publisitas sifatnya independen, maka publik lebih mempercayai pesan yang disampaikan media mengenai perusahaan kepada publik daripada pesan yang disampaikan perusahaan kepada publik dalam bentuk iklan melalui media. Publisitas juga merupakan hal yang rutin dilakukan oleh Public Relations di sebuah perusahaan karena untuk meningkatkan maupun menjaga citra positif perusahaan. (Kutty, 2008:460) Dalam menjalankan fungsi dan tugas Public Relations pada suatu perusahaan, pekerjaan yang dilakukan Public Relations biasanya disebut PENCILS yaitu sebagai berikut (Kriyantono, 2008:21): 1. Publication & Publicity, yaitu membantu perusahaan dalam memperkenalkan suatu merek milik perusahaan kepada publik melalui sebuah tulisan yang akan diberikan ke media untuk disebarluaskan. 2. Events, yaitu merancang suatu kegiatan sebagai upaya dalam membentuk citra perusahaan. 3. News, yaitu seseorang Public Relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis sehingga dapat menulis untuk keadaan-keadaan tertentu untuk kepentingan perusahaan. 4. Community Involvement, yaitu Public Relations harus membuat programprogram yang dapat digunakan untuk menciptakan keterlibatan komunitaskomunitas tertentu atau masyarakat di sekitar perusahaan. 5. Identity-Media, yaitu pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan baik secara terus menerus dengan media (pers). Hubungan tersebut berguna dalam mempermudah kerja Public Relations ketika ingin melakukan publikasi melalui sebuah media. 6. Lobbying, yaitu Public Relations dituntut memiliki keahlian dalam melakukan persuasi dan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan. 7. Social Investment, yaitu Public Relations dituntut untuk membuat programprogram yang memiliki manfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.

14 20 Tools tersebut biasanya tidak semuanya digunakan oleh Public Relations pada perusahaan. Penggunaan tools disesuaikan dengan kebutuhkan perusahaan, karena tidak semua perusahaan perlu melakukan semua kegiatan tersebut. (Kutty, 2008:460). Penggunaan instrumen Public Relations yang banyak tidak pasti selalu efektif bagi perusahaan karena dalam menggunakan instrumen tersebut harus memiliki perencanaan yang matang dalam pelaksanaanya serta pengawasan bagi seluruh aktifitas di dalam instrumen tersebut. 2.3 Kerangka Pemikiran PT Cakrawala Mega Indah - Paperline Gold - Bola Dunia - Sinar Dunia - Mirage - Office Print - e Paper -Line Extension -Category Extension Harmonisasi Brand Extension Line extension dan Category Extension merupakan kategori dari konsep brand extension yang dicetuskan oleh Kevin Lane Keller di dalam bukunya Strategic Brand Management edisi ke empat belas. Konsep Brand Extension saat ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang ingin memperluas bidang usaha serta untuk menjangkau pasar secara luas. Perluasaan merek yang dilakukan PT Cakrawala Mega Indah merupakan Line Extension yaitu melakukan perluasaan merek pada satu lini atau bidang usaha yang sama, tetapi dibedakan berdasarkan segmentasi pasar yang ditetapkan oleh PT Cakrawala Mega Indah. PT Cakrawala Mega Indah juga melakukan Category Extension seperti produk tissue, produk stationary. Pada produk stationary PT Cakrawala Mega Indah juga melakukan Line Extension serta Category Extension seperti contoh produk kertas fotokopi yang memiliki banyak merek yang telah dibedakan target market berdasarkan tiga segmentasi yaitu high, medium, low. Pada high segment terdapat merek Paperline Gold dan Bola Dunia. Pada medium segment terdapat merek Sinar Dunia, Mirage dan Office Print. Pada low segment terdapat e Paper. Meskipun pada high dan medium segment terdapat lebih dari satu merek, akan tetapi masingmasing merek juga dibedakan berdasarkan spesifikasi dan wilayah distribusinya. Pembedaan target market, spesifikasi produk serta wilayah distribusi dilakukan PT Cakrawala Mega Indah untuk menjaga keharmonisan setiap merek kertas fotokopi yang dimiliki serta agar setiap merek dapat berumur panjang.

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Persaingan industri antar perusahaan dengan bidang usaha yang sama merupakan hal yang sering terjadi di setiap negara. Setiap perusahaan selalu ingin menjadi yang terkuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini PT Cakrawala Mega Indah sedang menghadapi persaingan kertas pada high segment, salah satu perusahaan yang menjadi kompetitor yang kuat dan bersaing di dalam

Lebih terperinci

HARMONISASI BRAND EXTENSION PRODUK KERTAS FOTOKOPI MELALUI BRAND KNOWLEDGE OLEH PT CAKRAWALA MEGA INDAH

HARMONISASI BRAND EXTENSION PRODUK KERTAS FOTOKOPI MELALUI BRAND KNOWLEDGE OLEH PT CAKRAWALA MEGA INDAH HARMONISASI BRAND EXTENSION PRODUK KERTAS FOTOKOPI MELALUI BRAND KNOWLEDGE OLEH PT CAKRAWALA MEGA INDAH Johan Candra johancandraxi@gmail.com Dosen Pembimbing : Maria Anggia Widyakusumastuti, S.Sos., M.M.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem 20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dan mendorong untuk meneliti kembali: 2.1.1 Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Kata perancangan berasal dari kata benda rancang, yang kemudian mendapat awalan per dar akhiran an. Perancangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap. Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya mengenai perubahan pata perilaku terhadap parent brand : Penggunaan Perceived Fit dalam penelitian mengenai Brand Extension banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Brand Brand (label atau merk) telah ada selama berabad abad untuk membedakan produk atau barang dari produsen yang satu dengan yang lain. Brand berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia bisnis semakin berkembang sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi. Perkembangan bisnis lem saat ini menunjukkan bahwa lem menjadi kebutuhan bagi beberapa

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapat awalan dan akhiran sebagaimana aturannya menjadi kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapat awalan dan akhiran sebagaimana aturannya menjadi kata 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Pemasaran Istilah pemasaran secara etimologi berasal dari kata pasar yang mendapat awalan dan akhiran sebagaimana aturannya menjadi kata pemasaran.

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan pemasaran apa yang berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk sejenis yang dikeluarkan perusahaan sehingga konsumen bebas memilih produk mana yang dapat dipercaya,

Lebih terperinci

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management Modul ke: Strategi Brand Management Brand Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si Magnolias - Flowers of Divine Beauty, Life

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG OLEH DAUD ERWIN AYAMISEBA 10.11.4209 S1TI-2I STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan industri bisnis kopi sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia mode di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dengan cara memberikan keuntungan bagi industri dibandingkan dengan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan alam. Selain wisata alami berupa pantai, danau, gunung, air terjun, banyak pula terdapat wisata buatan

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB www.mercubuana.ac.id Ali Akbar Gayo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internet competitive learning, and information technology capability on e-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internet competitive learning, and information technology capability on e- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Peerawat Chailom dan Sirilak Kaiwinit (2011) ini berjudul The effects of social network, Internet dissemination,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan dari hasil pembahasan, simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Brand image memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perceived

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang serba modern ini kedatangan teknologi yang tak terbendung dan begitu pula perkembangannya membawa angin segar dalam upaya pengembangan produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) Bentuk Khusus Media Komunikasi Pemasaran Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Marketing Public Relation

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Definisi Merek Menurut Durianto, dkk (2001:1) Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan, bahkan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan, bahkan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting dalam perusahaan, bahkan pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah merek yang sukses dapat dianggap sebagai aset yang paling berharga dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah merek yang sukses dapat dianggap sebagai aset yang paling berharga dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah merek yang sukses dapat dianggap sebagai aset yang paling berharga dalam suatu perusahaan. Suatu merek dapat membedakan nama dan/atau simbol dalam

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1.Teori Umum. 2.1.1.1 Komunikasi. Secara umum, komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan dengan tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, perekonomian di berbagai Negara banyak mengalami kemajuan. Hal ini menyebabkan adanya pertumbuhan di berbagai bidang industri, salah satunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti kegiatan produksi, keuangan, personalia dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti kegiatan produksi, keuangan, personalia dan lain sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan selalu ingin mencapai sukses dalam bidang usahanya, dalam arti selalu berusaha agar kelangsungan hidup usahanya tetap berhasil. Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik di mata konsumennya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi di dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga teknologi memberikan dampak juga kepada aspek bisnis. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai salah

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji teori Komunikasi, bagaimana proses penyampaian pesan itu disampaikan hingga sampai ke khalayak, serta dampak apa yang didapat dari proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Merek dan Perspektif Merek 1. Definisi Merek Menurut UU No.15 Tahun 2001 merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Keberadaan sebuah merk sangat penting dalam kaitannya dengan pemasaran suatu barang atau jasa. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Sebagai bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini tentang Aktifitas Marketing Public Relations (MPR) Dalam Mengkomunikasikan Brand Identity Sumitomo Pipe oleh PT. PARADISE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....... i DAFTAR ISI......... iii DAFTAR TABEL..... vii DAFTAR GAMBAR..... ix DAFTAR LAMPIRAN...... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.... 1 1.2. Perumusan Masalah.... 4 1.3.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Dalam dunia usaha dan semakin tinggi persaingan dalam pasar global, maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Bila tidak memiliki strategi yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 1 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : POKOK BAHASAN Pengertian periklanan dan Manajemen Periklanan DESKRIPSI Pembahasan pada modul

Lebih terperinci

STRATEGI PUBLIC RELATIONS MEMBENTUK BRAND AWARENESS (STUDI KASUS PT CAKRAWALA MEGA INDAH PADA PRODUK PAPERLINE GOLD)

STRATEGI PUBLIC RELATIONS MEMBENTUK BRAND AWARENESS (STUDI KASUS PT CAKRAWALA MEGA INDAH PADA PRODUK PAPERLINE GOLD) STRATEGI PUBLIC RELATIONS MEMBENTUK BRAND AWARENESS (STUDI KASUS PT CAKRAWALA MEGA INDAH PADA PRODUK PAPERLINE GOLD) Caroline Kangsas caroline.kang.sas@gmail.com Dosen Pembimbing : Mia Angeline, S.Kom.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

Jakarta, Juli Tim GFP

Jakarta, Juli Tim GFP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Penulisan tesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Keputusan Pembelian Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Merek Pemahaman merek dan pemasarannya sangatlah penting dalam masyarakat industri yang modern. Merek-merek memenuhi kebutuhan konsumen akan produk, memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Brand Brand menurut Kotler (2002:63) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena persaingan saat ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting,

BAB I PENDAHULUAN. Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting, BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Merek dan segala sesuatu yang diwakilinya merupakan aset yang paling penting, karena hal ini merupakan dasar keuntungan kompetitif dan sumber penghasilan masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Konsep Produk Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer dari organisasi ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi, dan perubahan gaya hidup maka jenis kebutuhan dan keinginan konsumen turut berkembang secara dinamis dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau mengelola. Manajemen termasuk kelompok sosial. Manajemen adalah bidang yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Market Segmenting, Targeting dan Positioning Para pembeli yang berada di suatu pasar terdiri dari berbagai macam orang dengan tipe, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda - beda

Lebih terperinci

ABSTRAK. Nama : Mentari Ambardewi NIM : Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman

ABSTRAK. Nama : Mentari Ambardewi NIM : Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2010 Nama : Mentari Ambardewi NIM : 210000178 Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Merek (Brand) Asosiasi pemasaran Amerika mendefinisikan merek sebagai sebuah nama, tanda, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dengan tujuan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek memberi nilai kepada pelanggan dan sekaligus kepada perusahaan. Lebih dari satu dasawarsa perusahaan berinvestasi untuk menciptakan dan mengembangkan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum

Integrated Marketing Communication (IMC) : Pengantar Umum BAB 1 PENDAHULUAN Modul ini merupakan kerja Tim yang tergabung dalam tim Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran). Marketing communication merupakan salah satu unsur penting dalam proses pemasaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku konsumen adalah kegiatan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang barang dan jasa, termasuk

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1Merek Menurut Undang Undang merek no 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis terutama di pasar Indonesia menjadi semakin kompetitif. Industri makanan dan minuman merupakan industri dengan tingkat persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam upaya menyukseskan strategi branding sebuah produk, konsumen perlu diyakinkan bahwa brand tersebut memiliki keunikan yang berarti dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin ketatnya persaingan dalam pasar global saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat terus melakukan inovasi agar mampu bertahan serta unggul dari para kompetitornya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga 15 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemasaran Menurut Philip Kotler (2006) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

Lebih terperinci

Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Brand Baru Surabaya Suites Hotel

Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Brand Baru Surabaya Suites Hotel JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Brand Baru Surabaya Suites Hotel Jessica Lo, Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN MODUL PERKULIAHAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN Pokok Bahasan 1. Komunikasi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi Pemasaran Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning

Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning MARKETING MANAGEMENT Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning Kotler Keller Tahapan dalam Market Segmentation, Targeting, dan Positioning Market Segmentation 1. Identifikasi dasar segmentasi pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Televisi Langganan Berbayar 7 Tahun Kebelakang BRAND JUMLAH SALURAN TAHUN BERDIRI. AORA 62 8 Agustus 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Televisi Langganan Berbayar 7 Tahun Kebelakang BRAND JUMLAH SALURAN TAHUN BERDIRI. AORA 62 8 Agustus 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia persaingan di industri televisi langganan berbayar sangat kompetitif, terbukti dengan bertumbuhnya semakin banyak brand televisi langganan berbayar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitihan Terdahulu Penelitian terdahulu yang melandasi atau menjadi pedoman dalam penelitian tentang Pengaruh Kesadaran merek, Asosiasi merek, Loyalitas merek dan Citra merek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Marketing Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management-Eleventh Edition membedakan pengertian definisi marketing ke dalam dua aspek yaitu sosial dan manajerial. Definisi

Lebih terperinci

TUGAS CASE CANADA GOOSE

TUGAS CASE CANADA GOOSE TUGAS CASE CANADA GOOSE Kelompok 6 : Ade Lukito Hosea Suranta Ginting Martinus Manurung Mega Nur Innama Toga Sinaga PPM SCHOOL OF MANAGEMENT 2016 I Latar Belakang Canada Goose Inc merupakan perusahaan

Lebih terperinci

DAVID SANTOSO ABSTRACT. Keywords: Brand Awareness; Brand Image; Brand Loyalty; Brand Extention; Parent Brand. PENDAHULUAN

DAVID SANTOSO ABSTRACT. Keywords: Brand Awareness; Brand Image; Brand Loyalty; Brand Extention; Parent Brand. PENDAHULUAN PENGARUH BRAND AWARENESS, BRAND IMAGE, DAN BRAND LOYALTY, TERHADAP PARENT BRAND TOP COFFEE DI SURABAYA DENGAN BRAND EXTENSTION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DAVID SANTOSO ABSTRACT The expansion of the brand

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Menurut Kotler, dkk (2009), pengertian pasar telah berkembang sejalan dengan perkembangan jaman. Pada awalnya pasar merupakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori dalam upaya pemecahan masalah yang kan diteliti. Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Dari hasil analisa, penulis mencoba membagi persaingan retail bakery dalam beberapa kuadran pada gambar dibawah ini : Tabel 4.1 Mapping Outlet Retail

Lebih terperinci