ABSTRAK. Nama : Mentari Ambardewi NIM : Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman
|
|
- Suhendra Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ABSTRAK Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2010 Nama : Mentari Ambardewi NIM : Judul : Pengaruh Perceived Quality H&M terhadap Keputusan Pembelian Jumlah halaman : 12 Halaman Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh perceived quality H&M terhadap keputusan pembelian. Metode Penelitian : Menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode survei. Populasi penelitian terdiri dari 2000 rata-rata pengunjung H&M Gandaria City perhari dengan jumlah sampel sebanyak 95 responden sebagai pembeli produk H&M.. Teknik sampel yang digunakan adalah purpossive sampling. Data yang diperoleh dari kuesioner diproses menggunakan uji korelasi Pearson dan uji regresi sederhana menggunakan program SPSS versi 20.0 for Windows. Hasil Penelitian : Hasil penelitian yang diperoleh untuk perceived quality didapat persentase mengenai sejauhmana perceived quality yang diturunkan melalui tujuh dimensi didalam pengukuran konsep perceived quality, yakni sebagai berikut: pada dimensi kinerja (performance quality) mencapai 100%, dimensi pelayanan (serviceability) mencapai 74,7%, dimensi ketahanan (durability) mencapai 73,7%, dimensi keandalan (reliability) mencapai 76,8%, dimensi karakteristik produk (features) mencapai 66,3%, dimensi kesesuaian spesifikasi (conformance quality) mencapai 89,5%, dan dimensi hasil (result) mencapai 84,2%. Sedangkan hasil perolehan persentase yang didapat dari faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, yakni sebagai berikut: pada faktor kebudayaan mencapai 51,6%, faktor sosial mencapai 81,1%, faktor pribadi mencapai 76,8%, dan faktor psikologis mencapai 55,8%. Sementara itu perolehan persentase untuk masing-masing variabel yaitu variabel X (perceived quality) dan variabel Y (keputusan pembelian) didapati masing masing persentase, yakni variabel X (perceived quality) mencapai 62,1% dan variabel Y (keputusan pembelian) mencapai 53,7%. Kesimpulan : Perceived quality (variabel X) dari H&M dalam mempengaruhi keputusan pembelian (variabel Y) adalah 21,8%. Sedangkan terdapat 78,2% faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tetapi tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci : Perceived Quality, H&M, Keputusan Pembelian Jumlah Literatur : 4 buku ( ), 2 situs website 1
2 PENDAHULUAN Perubahan zaman yang semakin berkembang, menjadikan fashion salah satu hal yang selalu berkembang dan diminati oleh masyarakat dari berbagai macam kalangan baik wanita maupun pria, tua maupun muda. Fashion dapat dijadikan pengekspresian diri seseorang, karena biasanya orang akan melihat kriteria diri dari bagaimana cara mereka berpakaian. Fashion dapat juga membuat seseorang lebih percaya diri ketika menggunakan pakaian yang sesuai dengan trend. Salah satu merek yang bergerak bidang fashion yaitu H&M yang menjunjung tinggi kualitas dari produknya ini didirikan pada tahun 1947 di Swedia. H&M menyediakan berbagai macam fashion items untuk laki-laki, wanita dan anak-anak. Konsep bisnis yang dimiliki oleh merek ini yaitu menawarkan fashion dengan kualitas dan harga terbaik. Merek ini juga berkembang menjadi the world s leading fashion companies. Selain itu, H&M selalu menawarkan yang terbaik bagi konsumennya, hal ini membuat H&M berusaha untuk semakin mengerti tentang fashion di dunia. H&M memiliki beberapa kompetitor antara lain yaitu, ZARA, Forever21, Topshop, GAP, Pull & Bear. (sumber: diakses pada 28 November 2013, pukul WIB) H&M sudah memiliki gerai di 41 negara berbeda, dan tahun 2011 setelah tercatat telah memperkerjakan sekitar orang. Memiliki 800 pabrik di Eropa dan Asia. Di Eropa pertama kali dibuka di Norwegia tahun Melihat kesukesesan yang diraih maka H&M melebarkan sayap ke Jerman, Denmark, Swiss, dan UK. Untuk di Asia sendiri, dibuka pertama kali di Dubai, Arab pada tahun 2006, lalu disusul dengan Kuwait. Di Hong Kong akhirnya di buka pada bulan Maret Baru-baru ini H&M membuka toko pertamanya di Indonesia tepatnya di Gandaria City pada tanggal 5 Oktober (sumber: diakses pada tanggal 29 Oktober 2013, pukul WIB) Menurut American Marketing Association (AMA), merek didefinisikan sebagai nama, istilah, simbol, tanda, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Brand as A name, term, symbol, or design, or combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of seller and to differentiate them from those competitors A brand is thus a product or services that adds dimesions that differentiate it in some way from other products or services designed to satisfy the same need (Kotler and Keller, 2006:256). Peneliti mengartikan Merek sebagai "nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya, dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan dari pesaingnya" Sebuah merek demikian suatu produk atau jasa yang menambahkan dimensi dengan membedakan dalam beberapa cara dari produk lain atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama. 2
3 Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa merek digunakan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk membedakannya dengan produk pesaing, dengan membedakan dalam beberapa cara dari produk lain atau layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama. Suatu merek dapat bersaing di pasaran jika memiliki brand equity yang kuat, Semakin kuatnya brand equity suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya dimata konsumen untuk menggunakan produk tersebut yang selanjutnya dapat menggiring konsumen untuk melakukan keputusan pembelian. Brand equity adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, symbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa lain pada perusahaan maupun pada pelanggan. Meskipun merek dapat dijadikan sebagai atribut kompetitif, namun bukan berarti semua merek dapat melakukannya. Hanya merek-merek tangguh dan yang mempunyai brand value tinggi saja yang dapat melakukannya. (Durianto, 2004: 4) Menurut A. Aaker dalam Durianto, et al (2004: 4), brand equity dapat dikelompokan kedalam 5 elemen, yaitu brand awareness (kesadaran Merek), brand association (asosiasi merek), perceived quality (persepsi kualitas), brand loyalty (loyalitas merek), dan assets lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan pembahasan pada salah satu dimensi dalam brand equity yaitu perceived quality. Pengertian perceived quality menurut Aaker dalam buku The Power of Brand (Rangkuti, 2004: 41) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Sesuai dengan pendapat A. Aaker dalam Durianto (2004: 98-99) mengatakan bahwa dimensi perceived quality dibagi menjadi tujuh, yaitu: 1. Kinerja Melibatkan berbagai karakteristik operasional utama 2. Pelayanan Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan kepada produk tersebut. 3. Ketahanan Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut. 4. Keandalan Konsistensi suatu produk dalam memberikan kualitas yang sama pada setiap pembelian yang dilakukan konsumennya. 5. Karakteristik Produk Bagian-bagian tambah dari produk. Bagian-bagian tambah ini memberikan penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis 3
4 sesuai perkembangan. 6. Kesesuaian dengan spesifikasi Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah teruji. 7. Hasil Mengarah kepada kualitas yang dirasakan melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan tidak mendapatkan hasil akhir produk yang baik maka kemungkinan produk tersebut tidak akan mempunyai atribut kualitas lain yang penting. Berdasarkan Rangkuti (2004: 42) Perceived quality memberikan nilai dalam beberapa bentuk, seperti alasan untuk membeli, diferensiasi/posisi, harga optimum, minat saluran distribusi dan perluasan brand. Dalam banyak konteks, perceived quality sebuah merek dapat menjadi alasan utama bagi konsumen ketika mempertimbangkan dan memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai nilai dalam perceived quality yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana seorang konsumen menilai suatu produk berdasarkan pengaruh persepsi kualitas (perceived quality) merek H&M terhadap keputusan pembelian produk H&M. Peneliti memfokuskan penelitian ini tentang apa saja faktor-faktor penentu bagi konsumen untuk membeli produk H&M berdasarkan persepsi kualitas (perceived quality) dan mengetahui adakah pengaruh persepsi kualitas (perceived quality) H&M terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan demikian, apakah konsumen H&M membeli produk tersebut berdasarkan manfaat dari segi fungsional, atau secara emosional untuk mengedepankan image yang dicitrakan oleh produk H&M. Keputusan pembelian dari konsumen menurut Setiadi (2003:11) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Faktor kebudayaan, meliputi kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial. Faktor sosial, meliputi kelompok referensi, keluarga, peran dan status yang menunjukkan interaksi sosial antara sesama konsumen. Faktor pribadi, meliputi umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan\ ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri. Faktor psikologis yang mempengaruhi konsumen untuk membeli, meliputi motivasi, persepsi, proses belajar, kepercayaan dan sikap. Faktor-faktor diatas erat kaitannya dengan penelitian ini, dimana proses keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk H&M secara langsung akan dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. 4
5 H&M s target market is people aged between 15 and 40 years of age, who are interested in fashion, beauty and spending money on trendy clothes. The company recognises though, that the most profitable and popular segment within its market lies in females aged between 15 and 25. (sumber: html, diakses pada tanggal 12 Februari 2014, pukul WIB) Peneliti mengartikan pemaparan diatas sebagai berikut: target market dari H&M berusia antara 15 sampai dengan 40 tahun yang minat akan fashion, keindahan, dan mau menyisihkan duitnya untuk membeli pakaian yang sedang trend. Namun perusahaan mengakui, bahwa segmen yang paling menguntungkan dan populer dalam pasar terletak pada wanita berusia antara 15 dan 25. Berdasarkan target market H&M diatas, maka peneliti melakukan penelitian terhadap pengunjung toko H&M Gandaria City, hal ini dikarenakan Gandaria City merupakan toko pertama H&M dan salah satu toko H&M yang terbesar di Jakarta selain itu pula selalu terlihat ramai pengunjung Peneliti ingin menilai bagaimana pembeli H&M memilih untuk membeli sebuah produk H&M berdasarkan persepsi kualitas (perceived quality). Apakah ada pengaruhnya antara persepsi kualitas (perceived quality) H&M terhadap keputusan pembelian produknya, dengan melihat faktor-faktor (dimensi perceived quality) apa sajakah yang menurut mereka penting dalam memilih merek H&M untuk mendapatkan manfaat secara fungsional ataupun secara emosional. PERMASALAHAN Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah disebutkan diatas, maka masalah yang akan diuji adalah Sejauhmana Pengaruh Perceived quality H&M terhadap Keputusan Pembelian? TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Sejauhmana pengaruh kinerja (performance quality) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 2. Sejauhmana pengaruh pelayanan (serviceability) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 3. Sejauhmana pengaruh ketahanan (durability) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 4. Sejauhmana pengaruh keandalan (reliability) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 5
6 5. Sejauhmana pengaruh karakteristik produk (features) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 6. Sejauhmana pengaruh kesesuaian spesifikasi (conformance quality) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 7. Sejauhmana pengaruh hasil (result) dari dimensi perceived quality terhadap keputusan pembelian. 8. Sejauhmana pengaruh antara perceived quality H&M terhadap keputusan pembelian METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan metode survey, metode pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada pembeli produk H&M di Gandaria City, Jakarta. Peneliti memilih toko H&M Gandaria City karena ini merupakan toko pertama H&M di Indonesia dan dikunjungi banyak konsumen. Dengan jumlah sampel sebanyak 95 responden dan menggunakan teknik sampling purpossive sampling. HASIL PENELITIAN Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil pada variabel perceived quality (X) sebagai berikut: 1. Dimensi Kinerja Dimensi ini merupakan karakteristik utama sebagai pertimbangan konsumen dalam membeli produk, hal ini berdasarkan aspek fungsional suatu produk. Kesimpulan dari pernyataan-pernyataan dalam dimensi kinerja menunjukksn bahwa 95 responden dengan nilai persentase 100% sangat setuju bahwa produk yang dikeluarkan oleh H&M selalu up to date dan mengikuti trend yang ada. Hal tersebut dikarenakan H&M dapat melibatkan karakteristik utama dari produknya sebagai merek yang mengeluarkan produk up to date dan sedang trend sehingga diminati oleh konsumennya. 2. Dimensi Pelayanan Dimensi ini berkaitan dengan pelayanan suatu produk. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui sebanyak 71 responden dinyatakan tinggi dengan nilai presentase 74,7%. Hasil dari jawaban resonden menyatakan bahwa H&M memiliki pelayanan yang baik terhadap konsumennya. Hal ini dapat dilihat dari pramuniaga yang mengetahui product knowledge H&M dengan baik, cashier yang melayani konsumen dengan teliti dan ketersediaan 6
7 counter khusus penukaran barang. Jika dikaitkan dengan teori pada Bab II, H&M mampu memberikan pelayanan kepada produknya. 3. Dimensi Ketahanan Dimensi ini berkaitan dengan keawetan suatu produk. Produk dapat dikatakan awet atau tahan lama jika sudah digunakan dalam jangka waktu lama tetapi masih bisa digunakan dengan baik. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui sebanyak 70 responden dengan nilai persentase 73,7% masuk kedalam kategori tinggi (6-8). Responden setuju dengan ketahanan yang diberikan H&M dalam produknya, baik dari segi kualitas bahan ataupun ketahanan jahitan. Hal ini dikarenakan H&M selalu ingin membelikan kualitas terbaiknya kepada konsumen sesuai dengan konsep bisnis dari H&M. 4. Dimensi Keandalan Dimensi ini berkaitan dengan konsistensi suatu produk untuk memberikan kualitas yang sama pada setiap pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Berdasarkan hasil pernyataan pada dimensi ini, diketahui bahwa mayoritas responden dengan total persentase 76,8% masuk kedalam kategori tinggi (9-12) yang menyatakan bahwa H&M dapat diandalkan dalam konsistensinya memberikan kualitas yang sama pada setiap pembelian yang dilakukan konsumennya di setiap produk yang mereka pasarkan. Hal ini sesuai dengan teori pada Bab II tentang dimensi yang ada pada perceived quality. Selain itu, produsen perlu mempertahankan kualitas produknya, agar konsumen tidak merasa kecewa jika melakukan pembelian ulang. 5. Dimensi Karakteristik Produk (Features) Dimensi ini menjelaskan tentang sifat fisik produk yang digunakan untuk menyempurnakan serta menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Menurut A. Aaker dalam Durianto (2004: 98), penambahan karakteristik ini digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk hampir sama. Berdasarkan hasil dari pada dimensi features, diketahui bahwa 66,3% responden masuk kedalam kategori tinggi (9-12) hal ini menyatakan bahwa H&M memiliki karakteristik produk yang dapat menyempurnakan produknya sehingga menambah ketertarikan konsumen terhadap produk H&M. 6. Dimensi Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance quality) Berdasarkan hasil jawaban responden pada dimensi kesesuaian spesifikasi, diketahui 89,5% responden masuk kedalam kategori tinggi (9-12) Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan-pernyataan pada dimensi kesesuaian 7
8 dengan spesifikasi yaitu produk yang responden dapat sesuai dengan display, bahan yang digunakkan sesuai dengan keterangan pada label dan H&M memberikan keterangan yang jelas pada setiap produknya. Hal tersebut juga menjelaskan jika konsumen merasa bahwa H&M memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan produknya. Hal ini sesuai dengan teori pada bab 2 yang menyatakan bahwa dimensi ini adalah pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. 7. Dimensi Hasil (Result) Dimensi ini merupakan hasil akhir dari ke enam dimensi lainnya. Dimensi hasil, melibatkan perasaaan konsumen ketika menggunakan suatu produk. Berdasarkan hasil dari pernyataan-pernyataan pada dimensi ini, diketahui bahwa 80 responden dengan nilai persentase 84,2% masuk kedalam kategori tinggi (9-12), menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju terhadap pernyataan-pernyataan pada dimensi result. Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan jika responden memiliki rasa senang dan puas setelah menggunakan produk H&M. Hal ini dikarenakan H&M selalu memberikan yang terbaik bagi konsumennya dari segi kualitas, model dan pelayanan. Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti ingin membahas hasil penelitian dari variabel Y (keputusan pembelian), sebagai berikut: 1. Dimensi Faktor Kebudayaan Dimensi pertama pada variabel Y ini menjelaskan bahwa ada pengaruh budaya pada perilaku konsumen. Produk dan jasa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budayal, karena produk mampu membawa pesan makna budaya. Berdasaekan hasil perhitungan, 51,6% responden masuk kedalam kategori sedang dan 48,4% responden masuk kedalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan, kebudayaan mereka yang berada di kota Jakarta, dengan ciri-ciri masyarakat yang konsumtif sehingga membeli H&M merupakan sesuatu keperluan untuk memenuhi diri mereka. 2. Dimensi Faktor Sosial Berdasarkan hasil perhitungan pada variabel ini, mayoritas responden berada pada kategori tinggi dengan nilai persentase 81,1% dinyatakan tinggi (12-16). Hal ini menyatakan bahwa kelompok referensi, keluarga, peran dan status dapat mempengaruhi respondenn dalam mengambil keputusan pembelian produk H&M. Sesuai dengan teori pada bab 2 bahwa para konsumen sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dalam lingkungan mereka dalam melakukan pembelian, hal ini dikarenakan konsumen 8
9 melakukan pertimbangan sebelum membeli sesuatu dan masukkan dari lingkungan sosial sangat berpengaruh 3. Dimensi Faktor Pribadi Berdasarkan beberapa hasil penilaian dari pernyataan-pernyataan pada dimensi faktor pribadi diketahui mayoritas responden berada pada kategori tinggi (18-24) Dari skor dimensi dengan nilai persentase 76,8%), hal tersebut dikarenakan responden merasa produk H&M sesuai dengan usia, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian mereka. Pemasar harus mampu mengidentifikasi faktor pribadi apa saja yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, karena pribadi konsumen berbeda-beda. 4. Dimensi Faktor Psikologis Berdasarkan pada teori pada bab 2 dimensi ini menjelaskan tentang beberapa hal yang mempengaruhi konsumen untuk memilih produk seperti motivasi dari dirinya dan persepsi yang diberikan terhadap produk tersebut. Hasil penilaian pada pernyataanpernyataan dimensi faktor psikologis pada penelitian ini terdapat 60 responden dengan nilai persentase 55,8% dinyatakan tinggi (9-12). Menurut peneliti, hal ini dikarenakan responden mempersepsikan H&M sebagai produk dengan kualitas yang baik, sehingga memotivasi mereka untuk melakukan pembelian. KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perceived quality H&M terhadap keputusan pembelian dikalangan konsumen H&M Gandaria City. Peneliti menggunakan metodologi kuantitatif dengan metode survei, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 95 respondenn yang berdasarkan rumus slovin dengan menggunakan 10% dalam kelonggaran ketidaktelitian permasalahan ini dari populasi 2000 orang. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisa korelasi Pearson Product Moment dan regresi linear sederhana untuk mengetahui pengaruh perceived quality H&M terhadap keputusan pembelian dikalangan konsumen H&M Gandaria City, dengan korelasi sebesar 0,423. Nilai ini menunjukkan adanya korelasi yang sedang karena berada pada interval 0,40 0,599. Sedangkan berdasarkan analisa pengaruh menggunakan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa R = 0,423 dan nilai R² ( R square) dari tabel Model Summary sebesar 0,218. Angka ini menunjukkan hanya 21,8% yang dapat memberikan pengaruh terhadap 9
10 keputusan pembelian pada konsumen. Jadi, terdapat 78,2% faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada penelitian ini Berdasarkan penelitian ini, peneliti mempunyai kesimpulan bahwa perceived quality mempunyai pengaruh yang sedang terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan 59 jawaban respondenn masuk kedalam frekuensi tinggi dengan nilai persentase 62,1%. Responden memberikan penilaian terhadap perceived quality dari H&M untuk melihat pengaruh perceived quality H&M terhadap keputusan pembelian konsumen mayoritas berasa di kategori tinggi. Sedangkan 53,7% responden dalam keputusan pembelian masuk kedalam tingkat tinggi tingkat. Ini membuktikan bahwa respondenn memutuskan untuk membeli produk H&M ketika sudah mempersepsikan produk tersebut. Peneliti ingin memberikan saran bahwa penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang mempunyai tema sama seperti penelitian ini, terutama penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif lebih spesifik dan lebih jelas karena terdiri dari angka-angka yang akurat dan penelitian ini lebih spesifik mengulas faktor yang berhubungan dengan perceived quality dan keputusan pembelian. Didalam penelitian ini diperoleh hasil 21,8% yang dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian pada konsumen. Jadi, terdapat 78,2% faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada penelitian ini, disarankan agar penelitian selanjutnya dapat mengungkap 78,2% faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian Adapun saran bagi siapa saja yang melakukan penelitian serupa, peneliti menyarankan pada proses pengetahuan khalayak terhadap perceived quality dan pengaruhnya kepada keputusan pembelian. Peneliti mengharapkan pula dapat ditelaah lebih dalam dan lebih lengkap, karena masih banyak yang harus diperjelas agar lebih sempurna. 10
11 DAFTAR PUSTAKA Buku: Durianto, Darmadi, Sugiarto dan lie Joko Budiman Brand Equity Ten: Stategi memimpin Pasar. PT Gramedia Pustaka Utama Kotler, Philip & Kevin Lane Keller (2006). Marketing Management. Twelfth Edition, Pearson Rangkuti, Freddy (2004). The Power of Brands: Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek (Plus Analisis Kasus dengan SPSS). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana. Website:
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia teknologi yang kian hari kian berkembang, menciptakan berbagai macam fungsi yang memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran merupakan ilmu dan seni yang mengatur tentang sistem
20 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan salah satu cabang dari ilmu manajemen yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain cabang ilmu manajemen lainnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu
Lebih terperinciPENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG ABSTRACT
PENGARUH DIMENSI EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA MEREK AZWA PERFUME DI KOTA PADANG Harpa Malia Yuna Septia 1, Syailendra Eka Saputra 2, Sumarni 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasar dalam era teknologi terjadi sangat cepat dimana fenomena persaingan saat ini menuntut para pemasar untuk selalu menginovasi strategi bisnisnya. Hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Pembahasan Teori 1. Brand (Merek) Merek merupakan persepsi atau emosi yang dipertahankan dan dipelihara oleh para pembeli atau calon pembeli yang melukiskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, fashion menjadi gaya hidup (life style) yang sangat di minati. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan pemasaran apa yang berpengaruh secara signifikan terhadap dimensi citra merek yang secara tidak langsung akan mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciPENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA. Gesit Sukma Arif Wibowo
PENGARUH ELEMEN-ELEMEN BRAND EQUITY TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NOTEBOOK TOSHIBA Gesit Sukma Arif Wibowo www.ubur2@gmail.com ABSTRAK Pengaruh Elemen-Elemen Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Notebook
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Merek Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam sektor industri minuman semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia bisnis semakin berkembang sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi. Perkembangan bisnis lem saat ini menunjukkan bahwa lem menjadi kebutuhan bagi beberapa
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MEREK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SATRIA F150: HYPER UNDERBONE
PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK, MEREK, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SATRIA F150: HYPER UNDERBONE Riyogo Adi Nugroho email: tribeowulfz@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ekuitas Merek Pengertian ekuitas merek menurut (Aaker, 1996 dalam Agusli dan Kunto, 2013) bahwa ekuitas merek menciptakan nilai, baik pada perusahaan maupun
Lebih terperinciDigest Marketing Vol. 1 No.1 Juli, 2015 ISSN:
PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SMARTPHONE SAMSUNG BERBASIS ANDROID (The influence of Brand on Customer Loyalty of Smartphone Samsung Andorid Basis) Erida 1 Suswita Roza 2 Shinta 1,2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan dihadapkan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pemasaran Menurut Philip Kotler dan K.L.Keller (2007:12) dalam bukunya Manajemen Pemasaran, mendefinisikan Pemasaran adalah suatu proses
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE Tahun 2014, Hal 1-10
PENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI KUALITAS, DAN ASOSIASI MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MELALUI EKUITAS MEREK (STUDI PADA MAHASISWA PENGGUNA SMARTPHONE BLACKBERRY DI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik lokal maupun impor. Merek-merek sepatu tersebut bersaing dalam harga, kualitas, dan desain guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bisnis fashion adalah salah satu segmen bisnis yang perkembangannya pesat
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bisnis fashion adalah salah satu segmen bisnis yang perkembangannya pesat sekali di tiap tahunnya. Kita bisa lihat banyak sekali brand lokal maupun internasional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.
Lebih terperinciKomunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)
Modul ke: Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) KONSEP BRAND Fakultas FIKOM Krisnomo Wisnu Trihatman S.Sos M.Si Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Definisi Menurut Kotler (2002:460) definisi Brand
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2005;01), Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2012).
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS. sebenarnya merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Ekuitas Merek Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi halhal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Merek memberikan nilai tambah bagi suatu produk ataupun jasa, sehingga nilai total produk yang memiliki merek baik menjadi tinggi dibandingkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Merek Pemahaman merek dan pemasarannya sangatlah penting dalam masyarakat industri yang modern. Merek-merek memenuhi kebutuhan konsumen akan produk, memberikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk sejenis yang dikeluarkan perusahaan sehingga konsumen bebas memilih produk mana yang dapat dipercaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Merek Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yaris di wilayah Kota Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah semua konsumen mobil Toyota Yaris di wilayah Kota Yogyakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya peningkatan pertumbuhan penduduk yang diikuti dengan meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah meningkatkan persaingan-persaingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas metode penelitian, yang meliputi objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, definisi operasional
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh
11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia mode di Indonesia pada saat ini mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dengan cara memberikan keuntungan bagi industri dibandingkan dengan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.
Lebih terperinciBAB III PERUMUSAN MASALAH
BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Alasan pemilihan masalah untuk dipecahkan 3.1.1 Latar belakang masalah Sejak diberlakukan open sky policy, persaingan di bisnis penerbangan semakin tinggi terbukti masuknya
Lebih terperinciPENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO
PENGARUH EKUITAS MEREK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC HONDA VARIO Siti Muniah 1, Apriatni EP 2 & Sendhang Nurseto 3 muniahsiti@gmail.com Abstract CV. Cendana Motor Sukorejo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Restoran / Rumah Makan Berskala Menengah dan Besar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, perekonomian di berbagai Negara banyak mengalami kemajuan. Hal ini menyebabkan adanya pertumbuhan di berbagai bidang industri, salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Merek (Brand) Merek (Brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan produk barang dan jasa kepada konsumen dari perusahaan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Objek Penelitian Penelitian berlokasi di lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar dan obyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) pada faktor-faktor yang menurut merek penting, semakin banyak faktor yang
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Ekuitas Merek (Brand equity) 2.1.1. Pengertian Ekuitas Merek ( Brand equity ) Ekuitas berarti nilai. Nilai sebuah merek sebenarnya didapatkan dari kata-kata dan tindakan konsumennya.
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Aaker dalam Durianto dkk (2001:4), brand equity dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan dunia asuransi terutama asuransi jiwa di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Namun demikian masyarakat Indonesia belum memiliki tingkat
Lebih terperinciHarry Christian Barus
PENGARUH EKUITAS MEREK ( BRAND EQUITY ) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY (Studi pada Mahasiswa Program S1 Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) Harry Christian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis menghadapi tiga tantangan dan peluang utama berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan trend terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN. Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang
BAB II TINJAUAN UMUM RESTORAN 2.1 TINJAUAN UMUM RESTORAN 2.1.1 Konsep Merek (Brand) Sudah menjadi kebiasaan pengusaha bahwa untuk menjual barang-barang yang dihasilkan oleh pabriknya akan dibubuhi tanda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:5), menyatakan bahwa pengertian dari Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Menurut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1Merek Menurut Undang Undang merek no 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
Lebih terperinciPENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG
PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG Dessy Amelia Fristiana Abstract Beragam faktor dapat mempengaruhi konsumen dalam mempercayakan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu
Lebih terperinciF o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto
B R A N D E Q U I T Y The Way to Boost Your Marketing Performance Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Hakekat suatu bisnis industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan kegiatan Pemasaran adalah membangun merek dikonsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pembelian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sejenis dan merupakan suatu proses psikologis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju dan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat pada masa ini juga berdampak pada perkembangan
Lebih terperinciA. Penelitian Terdahulu
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Siregar (2008) judul skripsi Analisis Persepsi Kualitas Produk Simpati Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin sengit. Para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan penulis
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Merek Merek adalah suatu nama, istilah simbol, desain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi pengaruh pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Teknologi Informasi dalam Membentuk Atribut Brand Equity Suatu Produk Kristiana Asih Damayanti Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak dalam bidang
Lebih terperinciKUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH
PENGARUH KESADARAN MEREK, ASOSIASI MEREK dan PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH (Studi Kasus Mahasiswi STKIP PGRI Sumatera Barat Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi) JURNAL Oleh:
Lebih terperinciStrategi Brand Management
Modul ke: Strategi Brand Management Brand Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si Magnolias - Flowers of Divine Beauty, Life
Lebih terperinciBAB 2 STUDI PUSTAKA. dapat diterima atau di mengerti oleh si penerima pesan. Komunikasi
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses interaksi dimana seseorang menyampaikan sesuatu kepada orang lain, baik berupa pesan, ide,
Lebih terperinciMarcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si
Modul ke: Marcomm Management Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication Berliani Ardha, SE, M.Si In Chinese symbolism, the sunflower
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis
Lebih terperinciVolume II No. 2, Juni 2016 ISSN :
PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU NIKE PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN *( Luluk Nur Azizah Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen dipengaruhi dengan perilaku konsumen. Oleh sebab itu sebagai produsen perlu mengetahui perilaku
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Internet competitive learning, and information technology capability on e-
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Peerawat Chailom dan Sirilak Kaiwinit (2011) ini berjudul The effects of social network, Internet dissemination,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu: pendekatan kualitatif yang berupa eksploratif dan pendekatan kuantitatifyang berupa deskriptif.
Lebih terperinciABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.
ABSTRAK Iklan televisi merupakan sebuah media yang efektif dalam suatu pemberian informasi kepada konsumen. Televisi adalah sebuah media yang mampu menjangkau wilayah luas, dapat dimanfaatkan oleh semua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dan mendorong untuk meneliti kembali: 2.1.1 Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari peran bank sebagai penggerak perekonomian negara. Peran bank sebagai lembaga yang menghimpun dan penyalur dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Persaingan di berbagai bidang usaha saat ini semakin tajam, hal ini tampak dengan adanya persaingan dimana setiap perusahan dituntut untuk lebih berusaha
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi sekarang ini menyebabkan terjadinya perdagangan bebas yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya era pasar
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Mie Instan merupakan salah satu kategori produk makanan kering cepat saji dengan tingkat persaingan yang sangat ketat dan penetrasi produk yang hampir mendekati titik jenuh yaitu: (84%). Keadaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian brand lainnya menurut Freddy Rangkuti (2002: 2) adalah sebagai
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek (brand) Aaker dalam Rangkuti (2002: 36) menyatakan merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini, menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat bertahan hidup dan harus mempunyai strategi khusus dalam memasarkan produknya. Pemasaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek Aaker (1997:9) mengungkapkan bahwa merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan sebuah produk baik itu yang berwujud maupun tidak berwujud tidak akan pernah terlepas dari unsur merek (brand) yang melekat pada produk tersebut.
Lebih terperincipenelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi penelitian. 5.1 Simpulan Simpulan yang
Lebih terperinci