BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah menjadi elemen penting dalam arus globalisasi yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi telah menjadi elemen penting dalam arus globalisasi yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah menjadi elemen penting dalam arus globalisasi yang masif dalam perubahan sosial, bahkan menjadi sebuah tuntutan bagi masyarakat untuk dapat mengakses informasi secepat mungkin sebagai pendongkrak kehidupan sehari-hari. Jaringan internet merupakan salah satu akses dimana informasi bergerak begitu cepat dan tanpa batas. Melalui internet seseorang dapat mengakses informasi tanpa batas ruang dan waktu. Sejarah kehadiran internet di tengah masyarakat telah menorehkan berbagai prestasi dalam perubahan sosial. Telah banyak tercatat bentuk-bentuk penyalahgunaan internet di tengah masyarakat dengan alasan ekonomi, pertemanan, pengembangan diri/ pendidikan namun justru berujung pada tindakan yang menyimpang atau bahkan kriminalitas. Selain itu fenomena-fenomena baru atau tren seakan sangat cepat berubah di masyarakat karena cepatnya arus informasi dan masyarakat yang latah dalam menanggapi hal baru. Dalam penyelenggaraan negara jaringan informasi melalui internet memiliki peran tersendiri. Masyarakat mau tidak mau telah dituntut untuk tanggap teknologi terutama internet untuk mencapai cyber society. Internet sebagai teknologi, berada di tengah-tengah antara manusia/ masyarakat dan lingkungannya. Teknologi internet telah menjelma sebagai tools yang mampu 1

2 mempengaruhi nilai sosial secara natural melalui kehidupan sehari-hari. Proses perubahan ini tentu bisa saja terjadi dengan cepat atau lambat serta terjadi secara masif atau laten. Dinamika sosial ini tentu sangat bergantung pada kesiapan masyarakat dan lingkungan setempat dalam menanggapi teknologi informasi ini. Pada dasarnya internet merupakan teknologi yang secara kasat mata telah memunculkan ruang privat baru bagi setiap individu karena mengharuskan penggunanya untuk masuk dalam dunia virtual. Terlepas dari fungsi utama yang diambil dari namanya internet yang berarti International Networking, pengguna internet membutuhkan perangkat untuk melakukan komunikasi dengan pengguna lainnya. Teknologi modern terutama internet hadir sebagai suatu hal yang bebas nilai yang berarti dampak dibalik penggunaannya tergantung pada aktor yang menjalankannya. Kampung Taman Kelurahan Patehan RT 36 RW 09 Yogyakarta, selanjutnya disebut Kampung Cyber, merupakan contoh riil yang mampu menjelaskan dinamika masyarakat dalam menanggapi internet secara kolektif. Berawal dari sebuah ide sederhana yakni menghadirkan sarana komunikasi antar warga. Pengurus RT 36 mengalami banyak kendala karena latar belakang warga yang mayoritas masih menengah ke bawah jika ditinjau segi ekonomi. Hal ini kemudian dikemas menjadi sebuah visi dan misi dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Kasus ini menjadi menarik terutama di kalangan media saat pertama kali dicanangkan sebagai Kampung Cyber, sebuah inovasi pemberdayaan berbasis teknologi informasi. Bermodalkan swadaya warga, awalnya 5 KK, akses internet 2

3 terhubung dari rumah ke rumah melalui jaringan LAN (Local Area Network) atau dengan kata lain menggunakan kabel. Sampai saat ini setiap rumah warga telah terhubung dengan jaringan internet. Pada mulanya pengurus memperkenalkan Kampung cyber di dunia maya melalui blog Saat ini akses informasi utama kampung bisa didapat melalui Perkembangan pesat Kampung cyber terlihat jelas dari pengakuan masyarakat umum baik di dari dalam dan luar kota melalui banyaknya study tour dan beberapa penghargaan tingkat daerah mau tingkat nasional. Salah satunya penghargaan untuk Pemkot Yogyakarta yang dianugerahi Information and Communication Technology (ICT) Pura Utama dari Kementrian Komunikasi dan Informasi. Beberapa penelitian yang pernah mengangkat Kampung cyber sebagai obyek penelitian, menurut Kepala RT 36, bapak Heri Sutanto, hasil penelitian yang telah dilakukan dirasa belum dapat memberikan masukan atau catatan untuk warga meski warga juga sangat memberi apresiasi dengan adanya telaah akademis mengenai Kampung Cyber. Hal ini dikarenakan kebanyakan penelitian yang sudah ada bersifat deskriptif menceritakan Kampung Cyber. Kampung Cyber memberikan peluang yang besar untuk penelitian lebih lanjut. Berangkat dari Visi dan Misi warga; Secara mandiri membangun masyarakat sadar informasi dan teknologi yang diharapkan mampu meningkatkan kemajuan di bidang sosial, pendidikan,ekonomi, seni dan budaya di wilayah RT 36 Taman. Visi ini muncul dari kegelisahan di tengah perkembangan teknologi yang semakin modern 3

4 namun masyarakat setempat belum dapat menggunakan teknlogi informasi. Dalam narasi ini Kampung Cyber telah memposisikan diri sebagai kompor utama dalam pengembangan masyarakat yang didalamnya termasuk strategi dalam pengembangan sumber daya manusia. Melihat kondisi Kampung Cyber sekarang ini yang notabene telah berjalan kurang lebih 6 tahun, seharusnya warga telah mampu membentuk cyber culture. Banyak faktor yang telah dikondisikan untuk mencapai tingkatan tersebut. Hal inilah yang menarik peneliti untuk menelusuri lebih jauh pola jaringan sosial mereka setelah adanya program pemberdayaan berbasis internet. Berjalan atau tidaknya program yang dicanangkan di Kampung Cyber mau tidak mau harus dilihat dari tingkat kemandirian masyarakat dalam membentuk dan membangun jaringan baru sekaligus menjaga kearifan lokal yang telah berkembang di masyarakat sebelumnya. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah International Networking mengandung unsur pembentukan jaringan yang tidak dibatasi adanya ruang dalam sebuah komunikasi. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antar personal dan antar kelompok masyarakat Kampung cyber merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan program pemberdayaan berbasis Internet. Secara internal hubungan antar masyarakat menjadi landasan dasar dalam program pemberdaayaan mereka, sedangkan hubungan eksternal merupakan salah satu elemen yang menjadi tolok ukur keberhasilan mereka dalam membentuk jaringan yang baru. 4

5 Pemberdayaan berbasis internet di Kampung cyber secara infrastruktur dan sistem telah berjalan dengan baik dan mampu membentuk identitas sebagai cyber society. Tolok ukur keberhasilan masyarakat dalam membangun kultur baru ini terlihat dari jaringan eksternal yang mereka bentuk dari internet sekaligus jaringan internal mereka sehari-hari di kampung. Rumusan pertanyaan yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini adalah; 1. Bagaimana pola jaringan sosial masyarakat yang terbentuk di Kampung cyber? 2. Bagaimana konsekuensi sosial adanya jaringan sosial/network yang dihadapi masyarakat Kampung cyber, baik secara internal maupun eksternal? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian 1. Mengetahui secara kualitatif pola jaringan sosial yang terbentuk di Kampung cyber, RT 36 Kampung Taman. 2. Mengetahui perkembangan atau dampak positif dan negatif dari jaringan sosial yang dibentuk secara mandiri oleh masyarakat Kampung cyber. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan baru bagi pengurus/ masyarakat Kampung Cyber dalam memberdayakan masyarakat berbasis teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. 5

6 2. Sebagai syarat tugas akhir studi program Sarjana Jurusan Sosiologi UGM Kajian Pustaka Kampung Cyber dan Simbolisasi Identitas Kampung Cyber dan Simbolisasi Identitas (Purbawisesa, 2011), sebagai sebuah simbol masyarakat di tengah fenomena perkembangan internet yang sangat pesat. Dalam penelitian ini Purbawisesa menggarisbawahi bahwa proses pemberdayaan masyarakat mampu dikondisikan dengan membentuk sebuah identitas baru. Ia menguraikan elemen-elemen yang digunakan masyarakat sehingga mereka pantas disebut sebagai masyarakat cyber. Selain itu data mengenai proses terbentuknya Kampung cyber juga cukup lengkap tahap demi tahap. Hal tersebut memudahkan pembaca untuk melakukan identifikasi dengan cepat. Hasil dalam penelitian yang dilakukan tahun 2011 ini menunjukkan masyarakat Kampung Cyber dapat membuktikan bahwa masyarakat mampu merespon dengan baik adanya agen perubahan melalui pengurus kampung. Selain itu kearifan lokal mampu menyesuaikan dengan perkembangan modern. Hal ini merupakan capaian vital karena apabila melihat latar belakang masyarakat setempat yang mayoritas memiliki tingkat pendidikan rendah. Secara garis besar penelitian tersebut menjelaskan masyarakat sedang membentuk cyber culture yang berdampingan dengan kearifan lokal. Penelitian 6

7 ini mendapatkan data dari awal terbentuknya Kampung cyber sampai pada rencana-rencana ke depan yang ingin dikembangkan pada masyarakat. Penelitian ini terkonsentrasi pada masalah yang cukup luas yakni kampung itu sendiri. Hasil penelitian ini sangat baik melihat tujuan penelitiannya memang ingin menjelaskan ide dasar terbentuknya cyber culture secara fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Purbawisesa bisa dikembangkan lebih jauh dengan menyentuh program yang dilakukan oleh masyarakat Kampung cyber. Alasannya adalah identitas masyarakat yang memiliki cyber culture sebenarnya belum selesai pada tataran pembentukan identitas mereka yang sebagai pengguna internet, namun terletak pada bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat mampu bersinergi dengan internet dalam mencapai visi dari RT 36. Salah satunya terlihat dari terbentuknya jaringan sosial mereka di masyarakat luas. Selain itu juga dalam melakukan komunikasi untuk melakukan kerjasama dan mengatasi masalah yang terjadi di tengah mereka. Saat ini pemberdayaan berbasis internet masih terus dilakukan secara mandiri sekaligus terus mengembangkan jaringan baru dengan pihak-pihak terkait. Penelitian Jaringan Sosial Masyarakat Berbasis Internet: Studi di Kampung Cyber mencoba untuk menjelaskan secara deskriptif analitis mengenai jaringan sosial masyarakat yang terbentuk dari pemberdayaan Kampung Cyber. Masalah ini menjadi perlu diteliti karena tolok ukur jalannya pemberdayaan berbasis internet adalah terbentuknya jaringan baik eksternal mau internal. Jaringan eksternal mengindikasikan kemandirian masyarakat dalam menggunakan internet sedangkan jaringan internal menjadi tanda bentuk identitas masyarakat 7

8 yang mereka kembangkan. Jika dalam penelitian Purbawisesa mencoba menjelaskan identitas Kampung Cyber di mata masyarakat luas, penelitian ini mencoba melihat bagaimana identitas tersebut digunakan untuk menjalin interaksi yang berujung pada kerja sama antar warga yang saling menguntungkan Pola Interaksi Masyarakat Kampung cyber Dalam penelitian Pola Interaksi Masyarakat Kampung cyber (Yenny, 2012), ditemukan terdapat dua jenis pola interaksi masyarakat yakni secara intern dan ekstern. Interaksi internal masyarakat dilakukan secara online dan offline, yang menarik disini adalah adanya perubahan cara komunikasi yang biasanya harus dilakukan dengan tatap muka langsung diganti dengan sosial media Facebook. Hal ini berguna untuk menangani masalah-masalah Kampoeng agar lebih cepat mendapatkan jalan keluar dan langsung bisa ditangani di lapangan. Sedangkan interaksi eksternal lebih mengarah pada jaringan bisnis online yang dimiliki masyarakat. Dalam pola eksternal Kampung cyber berperan dalam memberikan wadah dan sarana melalui blog atau website, serta pendampingan masyarakat dalam melakukan transaksi online. Penelitian Yenny memberikan gambaran bahwa modal sosial terutama yang menunjukkan kekerabatan warga memberikan peran sangat kuat dalam alur pemberdayaan masyarakat. Kampung Cyber dibangun oleh masyarakat dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat. Bentuk interaksi yang dikembangkan oleh 8

9 masyarakat tidak bisa terlepas dari nilai-nilai kebersamaan yang dapat dilihat secara kasat mata melalui kegiatan mereka dan program mereka. Contohnya cakrukan, nonton bareng, upacara 17-an dan acara-acara seremonial lainnya. Penelitian Jaringan sosial berbasis Internet: Studi di Kampung Cyber merupakan pengembangan dari penelitian Yenny. Peneliti merasa penting untuk memberikan gambaran pola jaringan yang dibentuk oleh masyarakat untuk mencapai tujuan pemberdayaan mereka. Perbedaan penelitian ini terletak pada bentuk komunikasi yang dilakukan oleh warga yang ditekankan pada adanya aspek ekonomi dan kesejahteraan warga. Peneliti mencoba melihat kerja sama antar warga baik internal maupun eksternal Konsep Jaringan Sosial Dalam teorisasi jaringan sosial perhatian dipusatkan pada cara individu atau kelompok dalam bertingkah laku. Menurut Wellman, teori jaringan cenderung melihat pola-pola ikatan yang ada antar dan antara aktor untuk dapat disebut menjadi sebuah kelompok.(ritzer, 2004) Bentuk ikatan yang dimaksud tentunya berdasarkan nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya. Bentuk jaringan sosial ini kemudian memberikan pengaruh terhadap aspek yang lainnya, termasuk pada aspek ekonomi. Jaringan sosial merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari modal sosial, bahkan jaringan menjadi satu embrio sebelum terjadinya norma dan trust. Lewat 9

10 bukunya Robert Lawang (2005) menjelaskan modal sosial memiliki penekanan pada adanya struktur dalam masyarakat. Pendapatnya terbagi dalam 4 hal yakni; a. Jaringan Sifat dari jaringan menurut Lawang haruslah diihat dari fungsi yaitu secara ekonomi dan kesejahteraan sosial. Terdapat tiga bentuk jaringan sosial, yakni: Jaringan antar personal Jaringan antar individu dan institusi Jaringan antar institusi b. Kepercayaan (trust) Pada dasarnya kepercayaan berkaitan dengan hubungan, harapan dan tindakan/ interaksi sosial. Kepercayaan harus ada karena adanya hubungan yang berbasis pada pengetahuan, saling mengenal, saling berkepentingan untuk mencapai tujuan masing-masing/ bersama. Untuk mendapatkan trust sendiri maka harus ada pengalaman, penghargaan, asimilasi dan akulturasi yang akan menghasilkan hubungan yang altruistik, simbolik unilateral serta interpersonal. c. Norma Menurut Fukuyama (1999 dalam Lawang, 2005: 70) norma muncul dari adanya pertukaran yang saling menguntungkan. Pertukaran sendiri terjadi oleh adanya jaringan dan kepercayaan. Norma bersifat resiprokal yang berarti menyangkut kedua belah pihak untuk dapat menjamin hasil dari struktur yang terbentuk dari jaringan. 10

11 d. Tindakan Sosial Tindakan sosial merupakan hasil dari keputusan pribadi untuk melakukan sesuatu. Menurut Webber tindakan sosial diambil berdasarkan makna dan nilai yang ada pada diri seseorang. Dengan demikian tindakan sosial akan terikat pada norma, nilai dan kondisi situasional untuk mencapai tujuan tertentu. Peran modal sosial bergantung pada ada tidaknya yang bertindak. Jaringan sosial (network) secara definitif memberi tekanan pada kerjanya bukan pada simpul yang terjadi pada jaring-jaring antar individu/ masyarakat. Artinya jaringan merujuk adanya kerjasama yang saling menguntungkan atau saling mempengaruhi antara pihak satu dengan yang lain. Jaringan sosial merujuk pada hubungan yang menekankan adanya unsur kerja, yang melalui hubungan sosial menjadi kerja sama. Pada dasarnya jaringan sosial terbentuk karena rasa saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan dan saling membantu dalam melaksanakan dan mengatasi sesuatu (Gede, 2009). Pada dasarnya konsep jaringan sosial mengarahkan hubungan antara orang atau kelompok agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Jaringan Antar Personal Lebih jauh tentang jaringan, Lawang(2005: 61) melalui bukunya menjelaskan ada beberapa bentuk jaringan yang mungkin terbentuk didalam masyarakat. Merujuk pada aktornya cukup menjelaskan bahwa jaringan selalu terjadi antar personal. Dilihat dari jumlah orang yang terlibat, bentuk jaringan antar personal dapat diklasifikasikan menjadi; 11

12 i. Jaringan duaan tunggal; artinya jaringan hanya terbentuk dari dua orang saja atau dengan kata lain jaringan ini adalah bentuk kerjasama antar personal yang cenderung bersama sebelumnya. Gambar 1.1 Bentuk jaringan antar personal duaan tunggal A B A (Sumber : diadopsi dari Lawang, 2005) B ii. Jaringan duaan ganda; artinya jaringan seorang personal atau seorang aktor yang mencoba untuk melakukan kerjasama dengan aktor lainnya tetapi tanpa melibatkan satu sama lain untuk saling bersinggungan. Gambar 1.2 Bentuk jaringan duaan ganda B A C (Sumber : diadopsi dari Lawang, 2005) D iii. Jaringan duaan ganda berlapis Pola jaringan ini seperti multi-levelmarketing yang mencerminkan inti utama dalam usaha seseorang adalah jaringan. 12

13 Gambar 1.3 Bentuk jaringan duaan ganda berlapis A B1 B C D D1 B2 D2 B3 C1 C2 C3 D3 (diadopsi dari Lawang, 2005) iv. Pada dasarnya jaringan dengan melibatkan antar personal sangat mungkin terjadi berapa aktor yang terlibat dan membentuk pola yang berbeda satu sama lain. Penting dicatat dalam pola antar personal adalah adanya keinginan bentuk kerjasama yang didasari pada prinsip produktivitas, efisien dan efektif. Jaringan Antara Individu dengan Institusi Struktur dalam masyarakat sangat memungkinkan terlihat adanya sebagian aktor saja yang akan terlihat. Bahkan satu personal sebagai bagian dari satu institusi mampu menjadi keterwakilan semua anggotanya. Fenomena ini dapat dianalogikan dalam institusi agama dimana orang tidak bisa terlepas dari kehidupan beragama. Kecenderungannya semakin tinggi aktivitas keagamaan maka semakin mudah terbentuknya jaringan. Hal ini terbangun karena adanya 13

14 trust yang terbentuk dari keaktifan personal, konsekuensinya jaringan yang terbentuk sangat mungkin terjadi tidak seimbang karena hanya beberapa personal dalam satu institusi saja yang dapat membentuk jaringan sosial ini. Dalam rangka pemberdayaan jaringan ini sangat mungkin terbentuk oleh aktor-aktor yang banyak berkecimpung dalam proses yang melibatkan banyak orang. Jaringan Antar Institusi Jaringan antar institusi merupakan jaringan yang mempertemukan antar aktor institusi untuk tujuan anggotanya. Jaringan ini membutuhkan forum yang memungkinkan adanya dialog, bertukar pikiran untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat secara umum. Tujuan utama dari jaringan ini sangat fungsional yang berarti membutuhkan ikatan yang dibentuk dari bounding sosial yang didukung dengan bridging sosial (Warren, 1999 dalam Lawang, 2005:68) Konsep jaringan sosial ini didukung dengan adanya tipe model modal sosial yang dikembangkan oleh Woolcoock (adaptasi dari Dewi, 2011) menjadi tiga tahapan yang saling berkaitan; 1. Social Bounding; berupa nilai, kultur, persepsi dan tradisi yaitu modal sosial dengan karakteristik yang kuat dengan sistem kemasyarakatan yang didalamnya masih terdapat kekerabatan yang cukup kuat seperti rasa simpati, berkewajiban dan rasa resiprositas serta timbal balik kebudayaan yang mengikat. Unsur demografi yang homogen menjadi salah satu karakteritik dalam tipe ini. Hubungan sosial ini memiliki tingat kohesivitas yang sangat erat sehingga 14

15 terasa eksklusif dan dapat menjadi penghambat dalam mewujudkan kerjasama. 2. Social Bridging; berupa institusi maupun mekanisme yang merupakan ikatan sosial yang timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik kelompoknya. Hubungan sosial ini berpotensi menimbulkan jaringan yang lebih variasi dan saling menguatkan satu sama lain. 3. Social Linking; berupa hubungan jaringan sosial dengan adanya hubungan diantara beberapa level dari kekuatan sosial mau status sosial yang ada di dalam masyarakat. Misalnya adanya struktur sosial dalam politik atau tingkat ekonomi masyarakat. 1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian yang dipakai menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus (case study). Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip yang mendasari adanya gejala yang ada dalam kehidupan sosial. Sedangkan studi kasus merupakan pendekatan penelitian terhadap satu kasus yang dilakukan secara intensif dan mendalam dalam lingkungan sosial tertentu. Alasan menggunakan studi kasus adalah karena inti permasalahan yang diteliti cukup terpusat, latar belakang terjadinya kasus, lokasi atau setting sosial penelitian dan sumber data/ informan yang terkait 15

16 Pendekatan studi kasus yang dipakai dalam penelitian ini ditujukan untuk mengamati secara mendalam dinamika Kampung cyber sebagai subyek yang unik. RT 36 RT 09 Kampung Taman memiliki identitas unik sebagai kawasan yang mendeklarasikan diri sebagai komunitas internet Cyber Community di mana sebagian besar warga memyai sambungan internet yang digunakan sebagai sarana komunikasi sosial dan kepentingan-kepentingan warga setempat. Dalam penelitian ini, dinamika yang terjadi di Kampung cyber dapat memberi gambaran bagaimana internet mampu memberi pengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat melalui pola jaringan yang terbentuk antar masyarakat Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih adalah kawasan RT 36 Kampung Taman, Kelurahan Patehan, Kraton, Yogyakarta. Kampung yang mengidentitaskan diri sebagai Kampung Cyber. Lokasi penelitian ini dipilih karena Kampung Cyber telah didesain menjadi tempat berkembangnya cyber culture yang terkontrol agar masyarakat mampu melek teknologi terutama internet. Pemilihan lokasi mengutamakan efektivitas dan efisiensi waktu dalam menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. 16

17 1.5.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari data yang langsung diambil melalui kegiatan lapangan penelitian seperti wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi lapangan. a. Wawancara mendalam ( Indepth Interview ) Metode wawancara mendalam digunakan untuk wawancara langsung ke domain subjek studi kasus penelitian ini, yakni pengurus kampung, tokoh masyarakat dan pemuda. Wawancara dilakukan dengan menggunakan prinsip triangulasi, dimana data yang diperoleh dari informan di crosscheck kepada informan lain untuk memperoleh data yang valid. Wawancara difokuskan pada warga yang tidak menjadi pengurus kampung dan memiliki usaha sendiri terutama yang menggunakan internet dalam menjalankan usahanya. Peneliti mengambil 5 informan utama yang memiliki usaha yang berdiri sebelum atau saat Kampung Cyber dilaksanakan. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada pengurus RT 36 Kampung Taman untuk mendapatkan data jaringan sosial institusi. b. Observasi Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan dengan sistemik fenomena-fenomena yang diteliti. Digunakan sebagai langkah awal dan pendalaman untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian sebagai 17

18 penguat data primer. Tahap observasi dilakukan sejak pertama penelitian ini dimulai pada Agustus 2014 untuk memperbarui data mengenai perkembangan warga. Observasi terus dilakukan sampai tahap laporan penelitian selesai. Hal ini untuk memberikan gambaran dinamika jaringan sosial warga yang cepat berubah. Selain itu peneliti juga mengikuti beberapa kegiatan bersama seperti rapat pengurus dan kegiatan warga yang dilakukan di Kampung Cyber c. Dokumentasi lapangan Keadaan dan setting dari lokasi wisata ini didokumentasikan agar didapatkan data sekunder sebagai penguat data primer. Dokumentasi dilakukan pada saat observasi dan proses pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan kejadian atau gambar yang dapat digunakan sebagai instrumen atau suplemen untuk memperkuat analisis data informan. Observasi dan dokumentasi lapangan dilakukan secara bersamaan selama penelitian dilakukan (September-November 2014). Tahap penelitian ini juga mendukung peneliti untuk lebih mengenal informan di lapangan. Data berupa catatan lapangan yang sudah diolah dan beberapa foto dokumentasi yang dipilih untuk memberikan gambaran kondisi Kampung Cyber. 18

19 d. Studi Pustaka Hasil dari data primer juga diperkuat dengan data-data yang bersifat literatur seperti jurnal, buku, e-book. Data pustaka yang didapat dari Kampung cyber antara lain data penduduk, kliping dan foto-foto media massa. Sedangkan data pustaka utama yang digunakan oleh peneliti adalah buku Kapital Sosial dalam perpektif Sosiologik karya Robert Lawang Teknik Analisis Data Proses analisis data dilakukan dengan mengolah hasil wawancara sesuai dengan konsep jaringan sosial antar individu, individu dengan institusi serta institusi dengan institusi. Pengklasifikasian diutamakan pada proses kerjasama antar aktor yang bersifat produktif dan melibatkan internet. Konsep social bounding, social bridging dan social linking akan digunakan sebagai alat untuk menganalisis pola jaringan sosial untuk melihat konsekuensi sosial yang terjadi di Kampung Taman. 19

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dewasa ini telah membawa pengaruh besar terhadap negara-negara di dunia termasuk Indonesia, di mana modernisasi sangat erat hubungannya dengan sebuah perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet berupa hotspot yang terpasang di pos kamling. yang mencanangkan program Yogyakarta Cyber Province di tingkat provinsi

BAB I PENDAHULUAN. internet berupa hotspot yang terpasang di pos kamling. yang mencanangkan program Yogyakarta Cyber Province di tingkat provinsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampoeng Cyber adalah sebuah istilah atau sebutan bagi lingkup wilayah, yakni di RT 36/RW 09 Taman - Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogakarta. Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. justru menciptakan efek-efek yang tidak diharapkan. Sifat ambigu dan kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. justru menciptakan efek-efek yang tidak diharapkan. Sifat ambigu dan kompleks yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan elemen yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan masyarakat. Dia berperan sebagai alat yang diniatkan sebagai perangkat untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Lebih terperinci

BAB I. Latar Belakang. menjadi sarana dan media baru (new media) bagi masyarakat untuk saling berkomunikasi antara

BAB I. Latar Belakang. menjadi sarana dan media baru (new media) bagi masyarakat untuk saling berkomunikasi antara BAB I Latar Belakang 1.1 Peran New Media dalam Perubahan Sosial Masyarakat Pesatnya perkembangan zaman mampu secara pesat mendorong perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan produk budaya yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Permukiman, perkotaan dan lansekap suatu daerah terbentuk sebagai hasil dari sistem kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta BAB V Kesimpulan A. Pengantar Bab V merupakan bab terakhir dari seluruh narasi tulisan ini. Sebagai sebuah kesatuan tulisan yang utuh, ide pokok yang disajikan pada bab ini tidak dapat dipisahkan dari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di bab sebelumnya tentang hasil temuan serta analisa penelitian tentang pelaksanaan program pelatihan TIK di Broadband Learning Center (BLC) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, pertumbuhan kota di Indonesia terjadi secara pesat. Pertumbuhan kota yang pesat ini dapat disebabkan oleh tingginya pertumbuhan

Lebih terperinci

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

commit to user BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini masuk ke dalam penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. (Masyhuri

Lebih terperinci

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia, masyarakat mulai mengembangkan bidang usaha-nya bukan hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk meningkatkan pencapaian masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN. korban perkosaan di LRC-KJHAM adalah pendekatan fenomenologi yang BAB III PENDEKATAN PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk meneliti komunikasi terapeutik yang dibangun oleh pendamping terhadap perempuan korban perkosaan

Lebih terperinci

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik Akhirnya Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) disetujui DPR menjadi Undang-Undang dua hari lalu. UU ini, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking)

BAB 1 PENDAHULUAN. namun juga di negara berkembang salah satunya Indonesia. internet. Internet (singkatan dari interconnected networking) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sangat pesat. Dunia telah memasuki era globalisasi dimana teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Bidang teknologi informasi saat ini telah berkembang secara massal dan cepat. Teknologi tersebut telah berhasil mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Perspektif Sosiologis Perspektif merupakan suatu kumpulan asumsi maupun keyakinan tentang sesuatu hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model

BAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan ekonomi yang bersifat kerakyatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, lebih fokus untuk tujuan mengurangi kemiskinan, pengangguran, kesenjangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif. Artinya, data yang dikumpulkan bukan berupa data angka, melainkan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Internet merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang membawa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Internet merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang membawa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Internet merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang membawa pengaruh signifikan dalam kehidupan masyarakat. Saat ini masyarakat menjadikan fasilitas online

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketepatan metode yang digunakan dalam penelitian merupakan alat atau

BAB III METODE PENELITIAN. Ketepatan metode yang digunakan dalam penelitian merupakan alat atau BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Ketepatan metode yang digunakan dalam penelitian merupakan alat atau cara guna menuju berhasilnya suatu penelitian. Metode yang dapat dipergunakan untuk berhasilnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan analisis kualitatif. Penelitian ini bermaksud mendiskripsikan sebuah dinamika konflik kepentingaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kementerian Perdagangan Republik Indonesia merupakan ujung tombak ekonomi Indonesia di seluruh pasar global. Terdapat tiga elemen katalisator di balik mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semua hasil karya manusia baik yang sengaja diciptakan dengan kesadaran ataupun tidak, memiliki nilai keindahan sekecil apapun. Sudah tentu keindahan tersebut akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan secara runtut sebagai BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan penelitian, implikasi, saran, keterbatasan dan rekomendasi. Pembahasan dari masing-masing dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif. Sugiyono (2014:1) mendifinisikan penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, produsen suatu produk barang atau jasa (organisasi/perusahaan) harus benar-benar memperhatikan konsumen yang ingin dituju. Hal ini dikarenakan saat ini pihak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan temuan penelitian dan analisis yang telah diterapkan dalam bab sebelumnya, maka dalam Bab V ini peneliti akan menarik kesimpulan terkait penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. III.1 Pendekatan Penelitian

BAB III METODOLOGI. III.1 Pendekatan Penelitian 43 BAB III METODOLOGI Dalam bab ini akan dijelaskan metodologi penelitian yang digunakan sebagai untuk melihat obyek yang diteliti dalam menjawab pertanyaan penelitian. Peneliti akan mendeskripsikan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini perkembangannya semakin pesat. Salah satunya ditandai dengan adanya inovasi teknologi seperti, Televisi, Radio, Laptop, Handphone, Faksimile,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlangsung kegiatan membaca dan menulis ulang. tindak pemahaman secara skematis, sementara kegiatan menulis ulang sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. berlangsung kegiatan membaca dan menulis ulang. tindak pemahaman secara skematis, sementara kegiatan menulis ulang sebagai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penggambaran yang dilakukan secara tertulis tersebut pada dasarnya juga berlangsung kegiatan membaca dan menulis ulang. Kegiatan membaca pada tindak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan atau organisasi yang baik untuk berkembang tentu membutuhkan adanya peran komunikasi yang lancar. Komunikasi adalah sebuah elemen penting yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 113 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian, Karang Taruna RW 10 yang berada di Cireundeu, tidak menjalankan organisasi sesuai dengan fungsinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi informasi (TI), kini internet bukan lagi sesuatu yang dianggap baru dan mahal. saat ini internet sudah menjadi kebutuhan vital sama

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di semua belahan dunia. Komunikasi adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di semua belahan dunia. Komunikasi adalah suatu proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi dan komunikasi merupakan hal penting bagi masyarakat di semua belahan dunia. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang bersifat

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kebudayaan tidak akan tercipta jika tidak ada manusia yang melestarikanya, karena manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penulisan yang menghasilkan data-data deskriptif. Kata-kata tertulis atau

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penulisan yang menghasilkan data-data deskriptif. Kata-kata tertulis atau BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan sebagai prosedur penulisan yang menghasilkan data-data deskriptif. Kata-kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah disalah satu Bank Syariah atau Unit Usaha Syariah di Malang, yaitu Bank Muamalat Indonesia Kantor Cabang Malang yang beralamat

Lebih terperinci

KELOMPOK IMFORMASI MASYARAKAT ( KIM )

KELOMPOK IMFORMASI MASYARAKAT ( KIM ) PANDUAN PEMBENTUKAN KELOMPOK IMFORMASI MASYARAKAT ( KIM ) Warga Kabupaten Mukomuko yang kami banggakan khususnya di Desa dan Kelurahan yang masih dihadapkan pada permasalahan dasar untuk pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi Perkampungan Budaya Betawi yang dijadikan tempat penelitian, yaitu terletak di Kawasan Setu Babakan, pada Jalan Muhammad Kahfi, Kelurahan Srengseng

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif berbentuk deskriptif, tujuan utama dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sebagaimana kegiatan langsung secara terusmenerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi terdesentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dorongan penuh terhadap keberhasilan pengembangan Cigugur sebagai Kawasan

BAB III METODE PENELITIAN. dorongan penuh terhadap keberhasilan pengembangan Cigugur sebagai Kawasan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah kawasan Cigugur Kab. Kuningan Jawa Barat dan beberapa objek wisata lain disekitarnya yang dapat memberikan dorongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain

BAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative reseach) adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di lapangan (Nasir,1998: 5). Tipe penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian di lapangan (Nasir,1998: 5). Tipe penelitian yang penulis BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian adalah urutan kerja yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian, termasuk alat-alat apa yang dipergunakan untuk mengukur maupun mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak

BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN. A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak BAB VI MENGEMBANGKAN ASET MENUMBUHKAN PERUBAHAN A. Aksi Pendampingan Masyarakat Petani Tambak Menemukan kembali kekuatan yang ada dalam masyarakat yang selama ini tersimpan dan tidak disadari, yakni membagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Malang yang terletak di Jalan Letjen Sutoyo No. 77 B Malang. Alasan lokasi penelitian ini karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan dan metode berikut: 1. Pendekatan Kualitatif Dalam praktek, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan kegiatan komunitas

Lebih terperinci

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting

NEW MEDIA & SOCIETY. Perkembangan Media. Rahmadya Putra Nugraha, M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Broadcasting Modul ke: NEW MEDIA & SOCIETY Perkembangan Media Fakultas FIKOM Rahmadya Putra Nugraha, M.Si Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id Media dalam Kehidupan Manusia Dewasa ini, media telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah daerah di Jalan Dago Pojok RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong,, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir akhir ini semakin banyak fenomena menarik di sekitar kita yang berasal dari adanya kesatuan aksi kelompok dari dalam dunia maya melalui tindakan mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif. Pertimbangan dalam penelitian kualitatif bahwa pertama, pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghibur dan membujuk. Beberapa stasiun TV yang berdiri di wilayah Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. menghibur dan membujuk. Beberapa stasiun TV yang berdiri di wilayah Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi program acara TV di Jakarta semakin meningkat dengan pesat yang bermunculan dilayar televisi. Stasiun TV yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya, berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran humas dalam pemerintahan sangatlah penting karena mereka memiliki tugas untuk mengkomunikasikan segala bentuk kebijakan baru pemerintah kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dilihat dari tujuannya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

III. METODE PENELITIAN. Dilihat dari tujuannya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor 21 III. METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Dilihat dari tujuannya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perkawinan beda kasta pada masyarakat Bali di desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Memasuki era globalisasi yang identik dengan istilah modernisasi, hampir semua aspek kehidupan manusia pada masa kini mengalami berbagai perubahan.

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus (case

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus (case 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi kasus (case study approach) yaitu suatu model penelitian kualitatif dengan menggabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok tersebut bisa saja terbentuk atas dasar kesamaan minat, tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok tersebut bisa saja terbentuk atas dasar kesamaan minat, tujuan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, lazim terjadi orang berkelompok sesuai dengan suatu kesamaan. Terbentuknya kelompok-kelompok tersebut tergantung pada apa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui cara

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui cara 27 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui cara peneliti mengumpulkan data dengan wawancara langsung secara mendalam kepada para

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Gerakan sedekah sampah sebagai civil society yang tumbuh berdasarkan inisiatif masyarakat dan sebagai pelopor pengelolaan sampah berbasis komunitas dalam menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan penelitian dalam mengungkapkan data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, yang menjadi persoalan metode apakah yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karang Taruna adalah organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN Suatu metode ilmiah dapat dipercaya apabila disusun dengan mempergunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami

Lebih terperinci

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Penelitian Sosiologi Pedesaan Kelompok 7 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur sosial merupakan suatu susunan dan pola yang telah mengintenalisasi dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, oleh karena itu untuk mengamati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada uraian berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada uraian berikut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas beberapa subbab diantaranya, jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan subyek penelitian, instrumen penelitian, data dan sumber data penelitian, tekhnik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah suatu rencana tentang cara mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya.

BAB III METODE PENELITIAN. berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Keirl dan Miller dalam Moleong (2004:131) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2 KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN Pertemuan 2 BERBAGAI KESATUAN HIDUP 1. Individu 2. Keluarga 3. Golongan/ kelompok 4. Masyarakat INDIVIDU Sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi, satuan terkecil dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 36 3.1 Metode Kajian Metode kajian yang digunakan merupakan metode kajian komunitas eksplanasi, yaitu proses pencarian pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF. Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut dilakukan dengan BAB III METODE PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF A. Pendekatan Penelitian untuk Pemberdayaan Metode yang dipakai untuk pendampingan ini adalah metodologi Participatory Action Research (PAR). Metodologi tersebut

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Koordinasi Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Jawa Barat Dinas Olahraga dan Pemuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan juga dapat membawa budaya baru bagi penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan juga dapat membawa budaya baru bagi penggunanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemunculan sesuatu bentuk media, selalu diikuti pula dengan perubahan cara orang berkomunikasi. Media baru juga dapat membawa budaya baru baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi yang berkembang selalu dibutuhkan manusia untuk mendapatkan informasi dan juga berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan pun semakin luas, tidak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi menurut Kutha Ratna (2010) memiliki dua pengertian, yaitu: a). ilmu mengenai metode, berkaitan dengan etimologi, asal usul kata. b). proses yang dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengkaji lebih dalam tentang pemberdayaan lingkungan dalam kajian studi tentang proses pemberdayaan lingkungan yang dilakuan oleh komunitas

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diteliti yang rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah tipe kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public relations atau humas merupakan suatu kebutuhan dalam masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya bergerak di dalam berbagai

Lebih terperinci