BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,
|
|
- Hendri Ari Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan produk budaya yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Permukiman, perkotaan dan lansekap suatu daerah terbentuk sebagai hasil dari sistem kebudayaan serta cara pandang masyarakat di daerah tersebut. Melalui arsitektur, seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup, sensibilitas artistik dan struktur sosial. Salah satu karakteristik masalah negara berkembang adalah kecenderungan merosotnya nilai budaya dan nilai-nilai simbolik yang tidak lagi bersifat komunikatif (Rapoport, 1969, hal. 128). Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang juga mengalami masalah yang serupa. Latar belakang Indonesia yang pernah dijajah serta efek globalisasi yang sangat kuat saat ini menjadi penyebab mulai merosotnya nilai budaya lokal. Masyarakat cenderung lebih mudah menerima pengaruh dari luar dan mengeneralisir esensi dari budaya. Rumah tinggal sebagai bentuk arsitektur yang paling dekat dengan manusia menerima dampak langsung dari kemerosotan nilai budaya tersebut. Pandangan masyarakat Indonesia terhadap rumah berubah seiring dengan waktu. Dari pandangan awal yang menganggap rumah merupakan sesuatu yang sakral serta sarat akan makna, menjadi sesuatu yang bersifat sangat fungsional dan berbasis aktivitas praktis, terbatas pada tujuantujuan tertentu, serta tidak berkelanjutan baik ditinjau dari segi budaya maupun lingkungan. 1
2 2 Dengan melihat pola dari perubahan pandangan ini, kita dapat membuat prediksi kemana arah pemikiran itu akan berujung jika tidak segera dilakukan upaya penyadaran dalam masyarakat, yakni tetapnya pemahaman masyarakat bahwa sebuah bangunan adalah hanya sebuah objek yang secara ekslusif memiliki fungsi dan merupakan bagian dari aktivitas sehari-hari yang praktis. Rumah-rumah tinggal menjadi indikasi langsung dari bergesernya nilai, gambaran, persepsi dan gaya hidup manusia (Rapoport, 1969, hal. 12). Hal ini erat kaitannya dengan pemahaman bahwa ketika bentukan rumah tinggal mampu dipengaruhi oleh budaya, maka sebaliknya bentukan rumah tinggal juga akan mampu mempengaruhi budaya yang telah bergeser ini untuk dibenahi kembali. Disamping itu, rumah tinggal juga merupakan bentuk kecil dari keseluruhan arsitektur yang besar. Hilangnya nilai dan batasan tertentu dari rumah tinggal pada suatu daerah akan berpengaruh langsung terhadap arsitektur daerah tersebut secara keseluruhan dalam skala lingkungan, kawasan, kota dan seterusnya. Tentunya kita tidak menginginkan sebuah kota kehilangan identitas, maka untuk itulah perlu dilakukan upaya kajian budaya dan penerapannya pada desain rumah tinggal di berbagai daerah di Indonesia sesuai dengan latar belakang budayanya masing-masing. Hal yang sama terjadi pada pola bentukan rumah tinggal di Takéngën. Takéngën sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Tengah merupakan sentra perkumpulan masyarakat suku Gayo yang merupakan suku terbesar kedua setelah suku Aceh di Provinsi Aceh. Kota Takéngën saat ini sedang mengalami kemajuan yang pesat mengacu pada berbagai potensi yang dimilikinya seperti wisata alam, wisata budaya dan hasil bumi. Potensi tersebut mengharuskan masyarakat Gayo berinteraksi dengan masyarakat lain dari luar daerah di Indonesia bahkan manca negara. Kecenderungan masyarakat Gayo yang ramah serta
3 3 mudah beradaptasi membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan potensipotensi tersebut. Namun disisi lain, masuknya pengaruh dari luar yang disambut oleh kemampuan adaptasi yang tidak didasari pemahaman nilai-nilai budaya setempat lambat laun mampu mengurangi bahkan mungkin akan menghapus khasanah budaya lokal (local wisdom). Faktanya, khasanah budaya lokal itu sendiri juga merupakan salah satu daya tarik pariwisata di daerah ini. Penelitian ini muncul sebagai respon terhadap bergesernya unsur-unsur budaya di daerah Takéngën, khususnya di bidang arsitektur rumah tinggal. 1.2 Alasan Pemilihan Topik Permasalahan Perubahan budaya tercermin dalam perubahan perilaku dan aktivitas. Perubahan perilaku dan aktivitas kemudian terwujud dalam bentuk fisik bangunan. Secara implisit terdapat hubungan antara perilaku dengan bentuk bangunan dalam dua hal: pertama, bentuk bangunan adalah perwujudan fisik dari pola perilaku, termasuk keinginan, motivasi dan perasaan. Kedua, bahwa apabila sebuah bentuk telah dibangun, maka ia akan mempengaruhi perilaku dan gaya hidup (Rapoport, 1969, hal. 16). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bentuk dalam arsitektur dipengaruhi oleh kebudayaan. Dan sebaliknya, kebudayaan tersebut dapat dipengaruhi oleh bentuk arsitektur. Karena itu usaha dalam melestarikan budaya dengan melakukan pengkajian mengenai bentuk arsitektur yang sesuai dan mampu mengakomodasi kelestarian budaya tersebut dianggap penting untuk dilakukan. Seperti minimnya tulisan mengenai asal usul dan sejarah kebudayaan Gayo, referensi data maupun kajian secara khusus mengenai arsitektur Gayo yang ditemukan di lapangan juga masih sangat minim. Ditambah lagi kurang terjaganya situs-situs bersejarah di daerah
4 4 dataran tinggi Gayo (mis. rumah adat asli Gayo) serta pergantian masa dimana para tetua yang mengetahui banyak hal mengenai budaya, tradisi dan kisah masa lampau tidak lagi ada di sekitar kita, maka konsekuensi terburuk adalah hilangnya latar belakang kebudayaan yang akan mengeneralisir ideologi seluruh suku dan menjadikannya kehilangan identitas. Penelitian ini diharapkan sedikit banyak mampu berkontribusi dalam mengabadikan dan mempertahankan khasanah budaya lokal masyarakat Gayo dalam bentuk kajian arsitektur tradisional yang dapat dijadikan acuan desain rumah tinggal kontemporer. 1.3 Pertanyaan Penelitian Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan kebudayaan suku Gayo, khususnya Gayo Lut terkait bentukan rumah tinggalnya sejak masa tradisional hingga saat ini. Untuk menemukan perubahan kebudayaan tersebut, perlu diketahui jenis aktivitas kebudayaan masyarakat tradisional Gayo Lut dan bagaimana cerminannya dalam wujud fisik dan non-fisik rumah tinggal tradisional mereka. Selanjutnya juga diperlukan informasi mengenai kondisi aktivitas kebudayaan dan rumah tinggal masyarakat kota Takéngën saat ini untuk dapat melihat perubahan yang terjadi. Dari analisa perubahan tersebut akan dicari apa saja faktor kebudayaan tradisional terkait bentukan rumah yang masih relevan bagi masyarakat kontemporer saat ini. Secara umum dapat dirumuskan satu pertanyaan utama penelitian yakni: bentuk arsitektur tradisional Gayo Lut apakah yang masih relevan untuk digunakan pada desain rumah tinggal kontemporer di Takéngën saat ini?
5 5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menghasilkan satu kajian mengenai aktivitas kebudayaan tradisional Gayo Lut dan cerminannya dalam bentukan rumah tinggal tradisional Gayo. Hasilnya akan disandingkan dengan kondisi kebudayaan dan rumah tinggal masyarakat Gayo saat ini sehingga dapat menghasilkan acuan desain rumah tinggal kontemporer yang mengandung kearifan lokal Gayo di Takéngën. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini menjadi bagian dari usaha pelestarian arsitektur tradisional daerah, khususnya Gayo. Hasil keluaran dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan acuan desain rumah tinggal yang tetap mengandung kearifan budaya lokal. 1.6 Keluaran Bentuk keluaran dari penelitian ini berupa: 1. Kajian perubahan aktivitas kebudayaan Gayo Lut yang mempengaruhi bentukan rumah tinggal sejak masa tradisional hingga kontemporer di kota Takéngën. 2. Acuan desain rumah tinggal kontemporer yang mengandung kearifan lokal Gayo. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengkajian aktivitas kebudayaan dan pengaruhnya terhadap bentukan rumah tinggal. Penelitian dilakukan pada kondisi kebudayaan serta arsitektur rumah tinggal tradisional dan kontemporer di kota Takéngën dimana peneliti berperan aktif sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data secara
6 6 langsung dan interaktif di lapangan. Data-data tersebut kemudian diolah dengan menganalisa dan mengkaji makna yang terkandung didalamnya. Berdasarkan sifat-sifat tersebut maka disimpulkan bahwa metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Hal ini sesuai dengan 5 (lima) ciri penelitian kualitatif (Bogdan, 1992, hal ). Kelima ciri tersebut yakni: 1. Penelitian kualitatif memiliki setting alami sebagai sumber data langsung dan peneliti adalah alat utama dari penelitian. 2. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih kedalam bentuk kata-kata dan gambar daripada angka. 3. Penelitian kualitatif lebih terkonsentrasi pada proses penelitian ketimbang hasil atau produk keluaran penelitian. 4. Penelitian kualitatif cenderung menganalisa data dengan cara induktif. 5. Makna adalah sesuatu yang sangat penting dalam pendekatan kualitatif Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di kota Takéngën, ibu kota kabupaten Aceh Tengah. Kota Takéngën adalah sentra perkumpulan masyarakat Gayo yang merupakan bagian dari provinsi Aceh, Indonesia Instrumen penelitian Instrumen utama dari penelitian ini adalah diri peneliti sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks
7 7 sosial yang diteliti dalam bentuk nilai budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut (Sugiyono, 2009, hal. 214). Mengacu pada hal tersebut, penelitian ini memiliki satu kelebihan sebab peneliti memiliki latar belakang bersuku Gayo serta lahir dan menetap cukup lama di kota Takéngën. Secara langsung hal ini memungkinkan peneliti untuk lebih memahami wawasan budaya Gayo serta bagaimana hubungan antar masyarakat kota Takéngën, budaya dan bentukan arsitektur rumah tinggal mereka selama ini Teknik pengumpulan data Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, sehingga teknik pengumpulan data yang dianggap tepat adalah teknik pengumpulan data triangulasi. Teknik triangulasi data diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik dan sumber data yang telah ada. Hal ini sesuai dengan penjelasan Bogdan dan Biklen pada tahun 1992 mengenai penelitian kualitatif dalam buku berjudul Qualitative Research for Education: an Introduction to Theory and Method, yakni: Yang menarik perhatian peneliti bukanlah sekedar kebenaran, tetapi lebih pada perspektif. Oleh karena itu, ketimbang mencoba untuk menemukan kebenaran dari persepsi manusia, tujuan pengumpulan bukti adalah untuk membantu peneliti meningkatkan pemahaman mereka dan meningkatkan kemungkinan bahwa hasil temuan mereka akan dapat dipandang terpercaya dan berharga dihadapan orang lain.
8 8 Berdasarkan hal tersebut penggunaan gabungan berbagai teknik dan sumber dalam penelitian ini dianggap mampu menyediakan data yang bersifat menyeluruh sebagaimana yang diperlukan dalam setiap penelitian kualitatif Jenis sumber data Adapun jenis sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik triangulasi meliputi: 1. Data sekunder Data sekunder dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data sekunder adalah data yang secara spesifik berkaitan dengan objek studi dan bersumber dari: a. Hasil penelitian akademik, misalnya tesis dan disertasi b. Buku, artikel dan jurnal yang relevan c. Arsip dan peta dari lembaga terkait d. Situs web 2. Data primer Data primer adalah data yang bersumber dari: a. Wawancara terarah, misalnya terhadap pengelola rumah tinggal tradisional Gayo dan penghuni rumah tinggal kontemporer di kota Takéngën. b. Observasi dan dokumentasi langsung di lapangan Teknik analisa data Dalam penelitian kualitatif, data yang diperoleh secara triangulasi dan terus menerus menyebabkan variasi data yang tinggi. Data yang diperoleh pada umumnya
9 9 adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif) sehingga teknik analisis yang digunakan belum ada polanya yang jelas (Sugiyono, 2009, hal. 243). Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Susan dan William Stainback pada tahun 1988 dalam buku mereka yang berjudul Understanding and Conducting Qualitative Research: Tidak terdapat aturan khusus dalam penelitian kualitatif untuk menentukan seberapa banyak data dan analisa data yang diperlukan untuk pendukung, menentukan, menyimpulkan dan membuat satu teori. Oleh karena itu peneliti membagi teknik analisa dalam penelitian ini kedalam tiga tahap, yakni teknik analisa data sebelum di lapangan, teknik analisa data selama di lapangan dan teknik analisa data keseluruhan dan penerapannya pada desain yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Teknik analisa data sebelum dilapangan Teknik analisa ini dllakukan sebelum peneliti memasuki lapangan dengan cara melakukan analisa terhadap literatur, studi terdahulu serta data sekunder yang berkenaan dengan kebudayaan dan arsitektur tradisional Gayo untuk menemukan fokus penelitian. 2. Teknik analisa data selama dilapangan Teknik analisa data selama dilapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa model Spradley (Sugiyono, 2009). Spradley membagi analisis data kualitatif kedalam empat macam, yaitu: a. Analisis domain Dalam tahap ini peneliti menganalisa data yang didapatkan untuk menentukan domain/kategori dan batasan penelitian.
10 10 b. Analisis taksonomi Pada tahap ini domain yang telah dipilih dijabarkan menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan teori sebagai alat analisa. Pada kajian ini, teori yang digunakan adalah teori Amos Rapoport mengenai faktor pendorong yang mempengaruhi bentukan rumah. Teori tersebut diambil dari buku Rapoport yang diterbitkan pada tahun 1969 dengan judul House Form and Culture. Penjelasan lebih detail mengenai teori yang digunakan dapat dilihat pada bab III. c. Analisis komponensial Pada tahap ini peneliti mencari ciri spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen. Dilakukan melalui observasi kuisioner dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengkontraskan (contrast question). d. Analisis tema kultural Pada tahap ini peneliti mencari hubungan antara domain dengan keseluruhan data untuk mendapatkan hasil penelitian, yakni acuan desain rumah kontemporer yang mengandung kearifan lokal Gayo. 3. Acuan desain rumah tinggal kontemporer yang mengandung kearifan lokal. Pada tahap ini peneliti menguraikan kajian mengenai bentuk arsitektur tradisional Gayo yang masih relevan digunakan saat ini untuk menjadi acuan desain rumah tinggal kontemporer di kota Takéngën sebagai hasil penelitian.
11 Feed Back Urutan Proses Kerja Urutan proses kerja dalam penelitian ini dijelaskan pada Gambar 1.1. Studi Literatur, penelitian terdahulu dan data sekunder lainnya Fokus penelitian Tahap sebelum masuk ke lapangan Analisa domain Batasan penelitian Tahap selama di lapangan Analisa taksonomi Aktivitas kebudayaan tradisional terkait bentukan rumah Aktivitas kebudayaan kontemporer terkait bentukan rumah Analisa komponensial Studi literatur dan survey lapangan Perubahan kebudayaan terkait bentukan rumah dan pengaruhnya dalam bentukan rumah tinggal Wawancara dan kuisioner Analisa tema kultural Acuan desain rumah tinggal kontemporer yang mengandung kearifan lokal Gayo Hasil Penelitian Gambar 1.1 Skema Urutan Proses Kerja Sumber: Penulis 1.9 Sistematika Penulisan Tesis Adapun sistem penulisan tesis ini, yaitu: BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, alasan pemilihan topik permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, keluaran, metode penelitian, urutan proses kerja penelitian dan sistematika penulisan tesis.
12 12 BAB II DESKRIPSI LOKASI STUDI, berisi latar belakang sejarah suku Gayo, letak geografis, luas dan wilayah administratif, populasi, kondisi sosial-ekonomi dan iklim kota Takéngën sebagai lokasi studi. BAB III LANDASAN TEORI, berisi deskripsi kebudayaan, proses interpretasi budaya, serta teori kaitan budaya dan bentukan rumah. BAB IV BUDAYA MASYARAKAT GAYO TRADISIONAL, berisi penjabaran unsur kebudayaan masyarakat tradisional Gayo seperti sistem religi dan upacara keagamaan, daur hidup, sistem pengetahuan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian dan sistem teknologi. BAB V ARSITEKTUR TRADISIONAL GAYO LUT, berisi penjabaran tentang jenis bangunan dan pola perkampungan tradisional suku Gayo Lut. Selain itu juga terdapat deskripsi mendetail mengenai arsitektur rumah tinggal dan upacara tradisional pembangunannya. BAB VI ANALISA, berisi metode analisa, jabaran kondisi kebudayaan tradisional dan cerminannya dalam arsitektur rumah tradisional Gayo Lut, analisa perubahan kebudayaan dan bentukan rumah tinggal, serta temuan analisa. BAB VII HASIL PENELITIAN, berisi konsep acuan desain berdasarkan hasil temuan analisa. BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi kesimpulan dan rekomendasi penelitian lanjutan. DAFTAR PUSTAKA, berisi perbendaharaan pustaka yang diacu dalam tesis. LAMPIRAN, berisi data hasil kuisioner survei yang digunakan dalam penelitian tesis.
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik, memiliki ruang lingkup, komponen dan proses pengelolaan tersendiri. Terkait dengan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Budaya Lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana karakter tersebut menyatu secara harmoni
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya baik berupa fisik maupun non fisik. Budaya yang berupa fisik Salah satunya adalah arsitektur tradisional. Rumah tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi dalam penelitian ini mengacu pada tujuan yang telah ditentukan yaitu untuk mengetahui konsep, makna atau nilai dan pengaruh dari perilaku dan tradisi budaya
Lebih terperinciAlfitrah Subuh Pusat Pendidikan Budaya Betawi Page 1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang besar dengan ragam suku budaya didalamnya. Namun, di era-globalisasi saat ini kebudayaan dan seni lambat laun mulai tersisihkan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Sumatera Utara merupakan salah satu daerah pariwisata yang berpotensi di Indonesia. Potensi pariwisata yang ada di Sumatera Utara antara lain keindahan alam
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang dilakukan, baik menggunakan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif, yaitu mencari serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang
Lebih terperinciMAKALAH METODE PENELITIAN MATEMATIKA. Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif. Oleh : Kelompok 9
MAKALAH METODE PENELITIAN MATEMATIKA Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Deskriptif Oleh : Kelompok 9 1. Rina Emadila : 2411.061 2. Nila Zulfita : 2411.062 3. Irwan Saputa Ahmad : 2411. 044 Dosen pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya
BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan framework penyusunan laporan secara keseluruhan. Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran. Selain itu dibahas pula ruang lingkupnya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Winda Inayah W L2B
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia disamping sebagai pusat kegiatan Pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan kebudayaan juga sekaligus merupakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide/gagasan dasar perancangan kembali pondok pesantren Lirboyo ini, yakni : 1. Ide desain didasarkan pada fakta dan isu yang digali dari lokasi perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari target yang ditetapkan. Kegiatan pertambangan mengalami penurunan seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Sawahlunto merupakan kota yang tumbuh karena pertambangan batu bara. Akan tetapi pada tahun 1997, produksi batu bara di PT. BA UPO kurang dari target
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah destinasi pariwisata di Indonesia yang memiliki beragam produk wisata andalan seperti wisata sejarah,
Lebih terperinciGambar 2. Peta Lokasi Penelitian Sumber : BAPEDDA Surakarta
11 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian mengenai pengaruh konsep lanskap Keraton terhadap lanskap Kota ini dilakukan pada kawasan Keraton Kesunanan dan kawasan Kota. Peta lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.500 pulau dan dihuni 931 kelompok etnik, mulai dari Aceh di Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula
Lebih terperinciGigih Juangdita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan
BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Dalam bab tiga ini akan membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1. 1 Haryoto Kunto, hal 82 2 Tim Telaga Bakti, hal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk hidup, memiliki sifat yang khas yaitu selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan Juli September Berikut tabel rincian waktu penelitian yang dilakukan :
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang menjadi fokus penelitian adalah Kampung Adat Pulo, DTW Candi Cangkuang, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desa Bongohulawa merupakan salah satu Desa yang. Untuk memenuhi berbagai aspek yang turut berperan dalam
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Desa Bongohulawa Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Penetapan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang
68 BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan yaitu proses atau urutan langkah-langkah yang ditempuh dalam merancang sebuah bangunan. Dalam metode perancangan ini meliputi identifikasi permasalahan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Kampung Adat Kuta Desa Karangpaningal Kabupaten Ciamis Jawa Barat merupakan lokasi dimana kesenian Ronggeng Kaleran berasal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang masalah Manusia merupakan makhluk individu dan juga makhluk sosial yang hidup saling membutuhkan. Sebagai makhluk sosial manusia saling berinteraksi satu dengan lainnya,
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia prasejarah maupun saat ini memerlukan tempat tinggal. Manusia prasejarah mencari dan membuat tempat untuk berlindung yang umumnya berpindah-pindah / nomaden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jakarta merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat bisnis dan keuangan yang menyebabkan jakarta menjadi salah satu kota terpadat nomer enam sedunia. Kepadatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak di Desa Mayangan Kecamatan Legonkulon Kabupaten Subang. Jarak dari kota Pamanukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara berfikir, lingkungan, kebiasaan, cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terletak di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan. Jika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukiman Kampung Aur merupakan salah satu permukiman padat penduduk yang terletak di bantaran Sungai Deli, Kelurahan Kampung Aur, Medan. Jika berbicara mengenai permukiman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena dalam penelitian kualitatif ini, peneliti ingin mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan jaman, perkembangan dalam berbagai bidang kini semakin terasa di Indonesia. Kemajuan teknologi telah membawa suatu pengaruh yang cukup signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Pekalongan merupakan kota yang sangat strategis karena berada di jalur pantai utara, sehingga banyak orang yang melaluinya. Selain itu kota Pekalongan mempunyai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan Soeharto adalah pemerintahan yang berlangsung selama kurang lebih 32 tahun. Dalam memerintah, Soeharto terkenal dengan ketegasannya. Di bawah pemerintahannya
Lebih terperinciARSITEKTUR DAN SOSIAL BUDAYA SUMATERA UTARA
ARSITEKTUR DAN SOSIAL BUDAYA SUMATERA UTARA Penulis: Julaihi Wahid Bhakti Alamsyah Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di
91 BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di Kota Pasuruan dilakukan melalui metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatif-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Upaya-upaya peningkatan daya tarik yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat pada tahun 2008-2010 menunjukkan hasil yang positif bagi pengembangan pariwisata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi di MA Islamiyah Senori Tuban dengan alasan bahwa di MA Islamiyah Senori menggunakan kitab Adab Islamiyah sebagai mata pelajaran akhlak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. a. Apa faktor yang menyebabkan tiga siswa jurusan TAV SMK Negeri 6
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Rumusan Masalah Sebagaimana sudah diuraikan latar belakang penelitian ini pada bab I, maka penelitian ini difokuskan untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia kerja saat ini semakin meningkat sehingga menyebabkan manusia menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Hal ini terjadi hampir di kota-kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang ditemukan. Tesis studi konsep ekologis untuk area permukiman
42 BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian tesis ini, materi-materi konsep ekologis, permukiman dan pariwisata menjadi dasar untuk menjadi bahan acuan dalam menganalisa data-data yang ditemukan. Tesis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Untuk memecahkan dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan diperlukan metode dan pendekatan yang tepat agar data yang diperoleh relevan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Friedman (2000) mengatakan, dalam perspektif global saat ini tidak banyak dipertentangkan tentang fakta bahwa homogenisasi dunia barat, tetapi kebanyakan masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara-cara yang ditempuh dalam suatu tindakan penelitian. Pada penelitian ini peneliti mengambil salah satu metode yang dipilih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota pada perkembangannya memiliki dinamika yang tinggi sebagai akibat dari proses terjadinya pertemuan antara pelaku dan kepentingan dalam proses pembangunan. Untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang implementasi pendidikan multikultural pada anak melalui permainan tradisional ini dilakukan di Kampoeng Dolanan Nusantara. Kampoeng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai salah satu potensi daerah yang mempunyai nilai budaya dan nilai ekonomi masyarakat serta mempunyai nilai kekhasan daerah, dengan tingkat kepedulian masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab tiga ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan metode dan teknik penelitian, yang berupa: persiapan pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang
BAB I PENDAHULUAN Dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan rumah sebagai kebutuhan dasar manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang pendekatan-pendekatan yang melibatkan keputusan-keputusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Situs Cagar Budaya Ciungwanara Karangkamulyan. Kawasan ini terletak di antara jalan raya Ciamis dan Banjar, Kecamatan Cijeungjing,
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Merancang sebuah Griya Seni dan Budaya Terakota sesuai dengan konsep dan teori yang diinginkan tidak terlepas dari metode perancangan. Metode perancangan merupakan paparan deskriptif
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : IRA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota pekalongan merupakan kota yang strategis secara geografis. Kota ini juga menjadi pusat jaringan jalan darat yang menghubungkan bagian barat dan timur Pulau Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140), yang disebut lingkungan hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan Rakyat adalah dengan menjelaskan secara deskriptif mengenai obyek rancangan dan juga
Lebih terperinci1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah susun ini dirancang di Kelurahan Lebak Siliwangi atau Jalan Tamansari (lihat Gambar 1 dan 2) karena menurut tahapan pengembangan prasarana perumahan dan permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi seperti saat ini segala bentuk persaingan terjadi disegala bidang yang mewarnai dalam dunia kerja. Untuk dapat bertahan seseorang harus memiliki
Lebih terperinci2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode Survey Deskriptif Metode utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif. Metode survey deskriptif merupakan metode untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dibagi menjadi empat sub-bab yang berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan dari seminar tugas akhir. Pembahasan latar belakang menguraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor penyebab perceraian pada keluarga tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong, kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rempah-rempah merupakan kekayaan budaya nasional sejak dahulu kala. Kehidupan masyarakat Indonesia pun sangat dekat dengan beragam rempah-rempah yang disediakan dari
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis mapun pembahasan, penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kawasan Dataran Tinggi Dieng adalah sebuah saujana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi Perkampungan Budaya Betawi yang dijadikan tempat penelitian, yaitu terletak di Kawasan Setu Babakan, pada Jalan Muhammad Kahfi, Kelurahan Srengseng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ragam hias di Indonesia merupakan suatu topik yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Setiap suku di Indonesia memiliki kebudayaan, tradisi dan adat istiadat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kuantitatif untuk menjawab permasalahan yang kedua.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode penelitian kualitatif untuk menjawab rumusan masalah pertama, dan metode penelitian
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya teknologi informasi sebagai konsekuensi dari perubahan zaman yang semakin modern, terutama dunia industri yang semakin pesat turut mempengaruhi berbagai dimensi
Lebih terperinciMUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNACULAR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti
Lebih terperinci