BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara adalah merupakan kesatuan dari semua golongan dan semua bagian dari seluruh anggota masyarakat sebagai satu kesatuan yang organis. Dalam pembukaan UUD 1945 yang berisi salah satu tujuan negara yaitu memajukan kesejahteraan umum. Untuk mewujudkan tujuan negara tersebut, pemerintah melaksanakan pembangunan dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Dari awal kemerdekaan sampai sekarang, pemerintah melakukan program pembangunan nasional. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan UUD Pembangunan nasional dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia mulai dari organisasi unit terkecil pemerintahan yaitu desa. Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa beserta perangkat desa dan anggota masyarakatnya melaksanakan program pembangunan bukan hanya pembangunan fisik melainkan pembangunan nonfisik masyarakat. Pembangunan masyarakat dari berbagai aspek kehidupan diantaranya pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, budaya bahkan politikpun sangat diperlukan. Karena semakin hari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Mengingat masyarakat berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dan tiap anggota masyarakatnya memiliki kepentingan yang berbeda-beda pula. Sehingga diperlukan kesadaran dari tiap-tiap anggota masyarakat agar mau berpartisipasi aktif dalam membangun daerah tempat tinggalnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Kepemimpinan a. Pengertian kepemimpinan kepala desa Kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi karena kepemimpinan inilah yang menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi. Menurut Ordway Tead (1935) yang dikutip dalam (Sutarto, 1989:12), kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. Menurut Ralp M. Stogdill (1950) yang dikutip dalam (Sutarto, 1989:13), kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisir dalam usaha mereka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan. Menurut Robbins (1993) yang dikutip dalam Muchlas, Makuri (2005:318), kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sebuah kelompok menuju pencapaian tujuan kelompok. Jadi, pemimpin tidaklah selalu diartikan sebagai bos,

2 manajer atau ketua dalam organisasi, sementara orang biasa saja merasa dirinya bukanlah seorang pemimpin. Seorang pemimpin diri sendiri (personal leader) harus mampu membawa dirinya dalam setiap aktivitas yang dikerjakannya, dan dalam berbagai interaksi yang terjalin dengan siapapun. Asal kata desa adalah dari bahasa India, yaitu swadesi. Swadesi adalah tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI. Kepala desa adalah pimpinan pemerintah desa di suatu instansi pemerintahan (pasal 1 Perda Kabupaten Banjarnegara nomor 12 tahun 2005). Jadi, kepemimpinan kepala desa adalah kemampuan seseorang pimpinan pemerintahan untuk mempengaruhi warga masyarakat di desa menuju pencapaian tujuan desa. b. Tipe kepemimpinan Menurut Barlett (Bimo Walgito:1994) ada tiga macam tipe kepemimpinan yaitu : (1) Tipe Institusional Pemimpin dengan tipe institusional biasanya dari pemimpin didasarkan atas adat kebiasaan atau oleh peraturan-peraturan yang telah disepakati. (2) Tipe Dominan Tipe dominan adalah tipe pemimpin yang biasanya menggunakan paksaan ataupun dengan kekerasan dalam menyelesaikan suatu masalah. (3) Tipe Persuasif Tipe persuasif adalah tipe pemimpin yang dalam pendekatan kepada yang dipimpin digunakan cara membujuk, tidak dengan paksaan, memberikan sugesti-sugesti agar yang dipimpin dapat mengikuti apa yang dikehendaki oleh pihak pimpinan. Pendekatan kepemimpinan kepala desa ada 4 macam dalam Sutarto (1989) yaitu: 1) Pendekatan sifat Pada mulanya pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Kemudian muncul pendapat bahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan. Dengan demikian setiap orang dapat dilatih menjadi pemimpin. Beberapa sifat yang sebaiknya dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu : takwa, sehat, cakap, jujur, tegas, setia, cerdik, berani, berilmu, efisien, disiplin, manusiawi, bijaksana, bersemangat, percaya diri, berjiwa matang, bertindak adil, berkemauan keras, berdaya cipta asli, berwawasan situasi, berpengharapan baik, mampu berkomunikasi, berdaya tanggap tajam, mampu menyusun rencana, mampu membuat keputusan, mampu melakukan kontrol, bermotivasi kerja sehat,

3 memiliki rasa tanggung jawab, satunya kata dengan perbuatan, dan mendahulukan kepentingan orang lain. Dalam kenyataan hidup ini tidak akan mungkin ada orang yang memiliki keseluruhan sifat-sifat yang tersebut di atas. Melainkan hanya dalam beberapa sifat saja, itu pun penonjolannya akan berbeda antara pemimpin yang satu dengan pemimpin yang lain. Dapat terjadi ada orang yang memiliki sifat-sifat itu justru tidak menjadi pemimpin, sebaliknya ada orang yang tidak memiliki sifat-sifat itu justru menjadi pemimpin. Dapat pula terjadi sebelum seseorang menjadi pemimpin tidak memiliki sifat-sifat yang diperlukan sebagai pemimpin, tetapi setelah orang itu mendapat kesempatan menjadi pemimpin barulah memiliki sifat-sifat yang diperlukan. Ada pula dijumpai adanya orang yang memiliki kharisma yang dapat menyebabkan orang lain taat mengikuti segala yang dikehendaki tanpa dapat menerangkan apa yang sesungguhnya menjadi dasar taat tadi. 2) Pendekatan perilaku Keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan nampak dari cara memberi perintah, cara memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat bawahannya, cara memberikan bimbingan, cara menegakkan disiplin, cara mengawasi pekerjaan bawahannya, cara meminta laporan dari bawahannya, cara memimpin rapat, cara menegur kesalahan bawahannya, dll. 2. Kreatifitas Warga a. Pengertian Kreatifitas warga adalah proses mental warga yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Menurut Munandar, Utami (1987) dalam (Lestari Mikarsa, Hera, dkk:2008), kreatifitas warga adalah kemampuan warga untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Menurut Munandar, Utami (1987) dalam (Lestari Mikarsa, Hera, dkk:2008), kreatifitas warga adalah kemampuan warga yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan, dan merinci) suatu gagasan. b. Jenis-jenis Kreatifitas Warga 1) Karang Taruna Adalah warga organisasi pemuda di bidang usaha kesejahteraan sosial. 2) Remaja Masjid Adalah wadah organisasi pemuda di bidang keagamaan. 3) Persadek Adalah wadah organisasi pemuda di bidang olahraga khususnya sepak bola. 4) PKK Adalah wadah organisasi ibu-ibu rumah tangga di bidang

4 keterampilan. 5) BPD Adalah wadah warga masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya. 3. Keberhasilan Pembangunan a. Pengertian Menurut Nugroho dan Rochim Dahuri (2004) pembangunan adalah suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi. Menurut Siagian (1994) pembangunan adalah suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). 1. Pengertian Hipotesis Secara etimologi, hipotesis terdiri dari kata hipo dan teas. Kata hipo berarti di bawah, kurang dan lemah, sedangkan kata teas berarti teori, proposisi atau pernyataan. Menurut Sumadi Suryabrata (1998:69) Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Syarat-Syarat Hipoteis a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variable atau lebih. b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat. d. Hipotesis hendaklah dapat diuji artinya hendaklah orang mungkin mengumpulkan data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut. 2. Bunyi Hipotesis a. Ada pengaruh antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan di desa Kebanaran, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. b. Ada pengaruh antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan di desa Kebanaran, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara. c. Ada pengaruh kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan di Desa Kebanaran, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara.

5 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan tiga variable, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai variabel bebas kepemimpinan kepala desa dan ireatifitas warga masyarakat dan (X1 dan X2). Sedangkan variabel terikatnya adalah keberhasilan pembangunan (Y). Setelah data terkumpul dan dianalisis, dapat dideskripsikan secara umum mengenai data yang akan disajikan. Meliputi : rerata, skor tertinggi, skor terendah, distribusi frekuensi, dan histogram setiap variabel. 1. Variabel Kepemimpinan Kepala Desa Data penelitian variabel kepemimpinan kepala desa, diperoleh dengan menyebarkan angket kepada responden. Dari data tersebut diperoleh skor tertnggi 90, skor terendah 25, rerata dan simpangan baku Untuk mengkategorikan tingkat gejala yang diamati, yaitu kepemimpinan kepala desa dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori ini didasarkan pada besarnya simpangan baku ideal dan skor rerata ideal. Penulis menggunakan tiga kategori ini, karena distribusi gejalanya berdistribusi normal dan kriteria ini menggunakan jarak pengukuran yang sama.. Menurut Sutrisno Hadi (1987) penggolongan tersebut adalah : Tinggi = M + 1 SD Skor Tertinggi Sedang = M - 1 SD M + 1 SD Rendah = Skor terendah M - 1 SD Dimana M = ½ (Skor Tertinggi + Skor Terendah), SD = (Skor Tertinggi - Skor Terendah). Berdasarkan data yang diperoleh, maka klasifikasi penggolongan data variabel kepemimpinan kepala desa, variabel berikut ini dapat disampaikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Klasifikasi Variabel Kepemimpinan Kepala Desa Interval Kelas Frekuensi Frekuensi % Kategori Tinggi Sedang Rendah Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel kepemimpinan kepala desa (X1) 45,00% berada pada kategori tinggi 2,00% pada kategori sedang, dan 50,00% pada kategori rendah. Dengan demikian variabel kepemimpinan kepala desa (X1) dalam kategori tinggi, yang ditunjukkan oleh frekuensi yang paling banyak, yaitu 45%. Penyajian distribusi frekuensi kepemimpinan kepala desa (X1) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Sebaran Frekuensi Variabel Kepemimpinan Kepala Desa (X1) Frekuensi % Variat Frekuensi (F) Frekuensi%-naik (F%)

6 Total Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Skor Gambar 4.1 Histogram Variabel Kepemimpinan Kepala Desa (X1) 2. Variabel Kreatifitas Warga Masyarakat Data penelitian variabel kreatifitas warga masyarakat tersebut diperoleh skor tertinggi 75, skor terendah 20, mean 46.64, dan simpangan baku Untuk mengkategorikan tingkat gejala yang diamati yaitu variabel kreatifitas warga masyarakat (X2) menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori ini didasarkan pada besarnya simpangan baku ideal dan skor rerata ideal. Penulis menggunakan tiga kategori ini, karena distribusi gejalanya berdistribusi normal dan kriteria ini menggunakan jarak pengukuran yang sama. Menurut Sutrisno Hadi (1987) penggolongan tersebut adalah : Tinggi = M + 1 SD Skor Tertinggi Sedang = M - 1 SD M + 1 SD Rendah = Skor terendah M - 1 SD Dimana M = 1/2 (Skor Tertinggi + Skor Terendah), SD = (Skor Tertinggi - Skor Terendah). Berdasarkan data yang diperoleh, maka klasifikasi penggolongan data variabel kreatifitas warga masyarakat (X2)

7 pada tabel berikut ini. Tabel 4.3 Klasifikasi Variabel Kreatifitas Warga Masyarakat (X2) Interval Frekuensi Frekuensi % Kategori Kelas Tinggi Sedang Rendah Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disampaikan bahwa data variabel Kreatifitas Warga Masyarakat (X2) yaitu 35% berada pada kategori tinggi, % pada kategori sedang, dan % pada kriteria rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel kreatifitas warga masyarakat berada pada kategori rendah, yaitu %. Penyajian distribusi frekuensi kreatifitas warga masyarakat, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Sebaran Frekuensi Variabel Kreatifitas Warga Masyarakat (X2) Frekuensi % Variat Frekuensi (F) Frekuensi%-naik (F%) Total Dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Gambar 4.2 Histogram Variabel Kreatifitas Warga Masyarakat (X2)

8 3. Variabel Keberhasilan Pembangunan Data penelitian variabel keberhasilan pembangunan (y). Dari data tersebut diperoleh skor tertinggi 57, skor terendah 20, mean 37.64, simpangan baku Untuk mengkategorikan tingkat gejala yang diamati, yaitu variabel keberhasilan pembangunan (Y), dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Kategori ini didasarkan pada besarnya simpangan baku ideal dan skor rerata ideal. Penulis menggunakan tiga kategori ini, karena distribusi gejalanya berdistribusi normal dan kriteria ini menggunakan jarak pengukuran yang sama. Menurut Sutrisno Hadi (1987) penggolongan tersebut adalah : Tinggi = M + 1 SD Skor Tertinggi Sedang = M - 1 SD M + 1 SD Rendah = Skor terendah M - 1 SD Dimana M = 1/2 (Skor Tertinggi + Skor Terendah), SD = (Skor Tertinggi - Skor Terendah). Berdasarkan data yang diperoleh, maka klasifikasi penggolongan data variabel keberhasilan pembangunan (Y) pada tabel berikut ini. Tabel 4.5 Klasifikasi Variabel Keberhasilan Pembangunan (Y) Interval kelas Frekuensi Frekuensi % Kategori Tinggi Sedang Rendah Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disampaikan bahwa data variabel keberhasilan pembangunan (Y) yaitu 45.00% berada pada kategori tinggi, % pada kategori sedang, dan 40.00% pada kriteria rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel keberhasilan pembangunan (Y) berada pada kategori tinggi, yaitu 45.00%. Penyajian distribusi frekuensi keberhasilan pembangunan, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Klasifikasi Variabel Keberhasilan Pembangunan (Y) Variat Frekuensi (F) Frekuensi % (F%) Frekuensi %-Naik Total

9 Dari tabel distribusi frekuensi tersebut di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Gambar 4.3 Histogram Variabel Keberhasilan Pembangunan (y) B. Pembahasan Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji normalitas tiap variabel dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi kuadrat. Tujuan dilakukan uji normalitas yaitu untuk mengetahui kondisi masing-masing variabel, apakah skornya berdistribusi normal atau tidak. Uji signifikasi nilai Chi kuadrat dalam penelitian ini menggunakan taraf signifikasi 5 %. Kriteria yang digunakan adalah jika apabila nilai Chi kuadrat hitung (X 2 ) lebih kecil dari Chi kuadrat tabel (X 2 tabel) maka distribusi datanya adalah sebarannya normal atau p > Untuk pengujian ini menggunakan program SPS Sutrisnohadi dan Yudi Pamardiningsih tahun a. Kepemimpinan Kepala Desa (X1) Dari hasil perhitungan (X 2 ) diperoleh X 2 hitung sebesar 8.295, dengan db = 9, sehingga diperoleh X 2 tabel dengan taraf signifikasi 5 % adalah , sedangkan p = Dengan demikian X 2 hitung lebih kecil dari X 2 tabel, maka dapat disimpulkan, variabel kepemimpinan kepala desa X1 berdisrtribusi normal. b. Keaktifan Warga Masyarakat (X2) Dari hasil perhitungan (X 2 ) diperoleh X 2 hitung sebesar dengan db = 9, sehingga diperoleh X 2 tabel dengan taraf signifikasi 5% adalah , sedangkan p = Dengan demikian X 2 hitung lebih kecil dari X 2 tabel, maka dapat disimpulkan, variabel kreatifitas warga masyarakat berdistribusi normal. c. Keberhasilan Pembangunan (Y)

10 Dari hasil perhitungan (X 2 ) diperoleh X 2 hitung sebesar , dengan db = 9, sehingga diperoleh X 2 tabel dengan taraf signifikasi 5 % adalah , sedangkan p = Dengan demikian X 2 hitung lebih kecil dari X 2 tabel, maka dapat disimpulkan, keberhasilan pembangunan (Y) berdistribusi normal. Secara singkat hasil uji normalitas tiga variabel dapat disampaikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Variabel X 2 X2tabel t.s hitung db p Kesimpulan X1 X2 Y % Normal Normal Normal 2. Uji Linieritas Pengujian terhadap linieritas hubungan dilakukan melalui uji statistik F. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linier jika harga F hitung lebih besar dari harga F tabel atau P > Berikut ini disajikan hasil uji linieritas dengan bantuan jasa komputer SPS 2000 diperoleh hasil uji yang menunjukkan hubungan fungsional masingmasing variabel bebas, kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan (Y). Hasil analisis selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini disajikan tabel rangkuman hasil uji linieritas regresi variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Tabel 4.7 Rangkuman hasil uji linieritas regresi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) Hubungan Db F hitung F tabel p Kesimpulan Fungsional X1 Y X2 Y Linier Linier 3. Uji Multikolinieritas Selain data harus berdistribusi normal, hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat juga linier, hubungan sesama variabel bebas harus tidak terlalu tinggi (kurang dari 0,80). Dari hasil data matrik interkolerasi antara variabel bebas, dengan bantuan jasa komputer program SPS versi IBM/IN 2001, yaitu X1 dengan X2 = Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas. C. Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah sebelum dibuktikan secara empiris. Oleh karena itu jawaban sementara itu harus diuji kebenarannya secara empirik. Apakah data yang terkumpul

11 mendukung hipotesis atau tidak mendukung hipotesis. Dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis kerja atau alternatif adalah hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Sedang hipotesis nihil adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi product moment, korelasi parsial dan regresi ganda dua prediktor. Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis ditetapkan dengan taraf signifikasi 5 %. Hipotesis yang diuji adalah hipotesis nihil (Ho), maka hipotesis kerja (Ha) yang diajukan terlebih dahulu diubah kedalam bentuk hipotesis nihil (Ho). Ketiga hipotesis yang diajukan adalah : 1) Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan. 2) Ada hubungan positif yang signifikan antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. 3) Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. Dari ketiga hipotesis pada penelitian ini, hipotesis pertama dan kedua diuji menggunakan teknik korelasi product moment dan korelasi parsial. Sedangkan hipotesis ketiga diuji dengan analisis regresi ganda dua prediktor. 1. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Desa dengan Keberhasilan Pembangunan. Kriteria uji hipotesis ini yaitu jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka kesimpulannya ada korelasi, berarti hipotesis altematif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikasi 5% atau p < 0.05, maka kesimpulannya tidak ada korelasi, maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nihil diterima. Hipotesis yang akan diuji dalam variabel ini adalah ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif dan untuk keperluan pengujian hipotesis perlu diubah menjadi hipotesis nihil (Ho); sehingga berbunyi tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan. Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment besarnya korelasi antara kepemimpinan kepala desa dan keberhasilan pembangunan adalah Adapun harga r tabel dengan N = 50, pada taraf signifikasi 5% sebesar Karena r hitung lebih besar dari r tabel, kesimpulannya ada korelasi antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan, berarti hipotesis alternatif (Ha) yang mengatakan ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala desa terhadap keberhasilan pembangunan diterima dan hipotesis nihil (Ho) yang mengatakan tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan ditolak.

12 2. Hubungan antara Kreatifitas Warga Masyarakat dengan Keberhasilan Pembangunan. Kriteria uji hipotesis ini yaitu jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka kesimpulannya ada korelasi, berarti hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel pada taraf signifikasi 5% atau p < 0.05, maka kesimpulannya tidak ada korelasi, maka hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nihil diterima. Hipotesis yang akan diuji dalam variabel ini adalah ada hubungan positif dan signifikan antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. Hipotesis tersebut adalah hipotesis alternatif dan untuk keperluan pengujian hipotesis perlu diubah menjadi hipotesis nihil (Ho), sehingga berbunyi tidak ada hubungan positif signif antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. Berdasarkan hasil analisis antara kreatifitas warga masyarakat dan keberhasilan pembangunan adalah Adapun harga r tabel dengan N = 50, para taraf signifikansi 5% sebesar Karena r hitung lebih besar dari r tabel, kesimpulannya ada korelasi antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan, berarti hipotesis alternatif (Ha) yang mengatakan ada hubungan positif dan signifikan antara kreatifitas warga masyarakat terhadap keberhasilan pembangunan diterima dan hipotesis nihil (Ho) yang mengatakan tidak ada hubungan positif dan signifikan antara kreatifitas warga masyarakat dengan Keberhasilan pembangunan ditolak. 3. Hubungan antara Kepemimpinan Kepala Desa dan Kreatifitas Warga Masyarakat dengan Keberhasilan Pembangunan. Untuk mencari hubungan antara kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan, menggunakan Komputer Program SPS-2000 (Seri Program Statistik) Edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih, versi IBM/IB 2001, diperoleh rangkuman anareg sebagai berikut. Dari tabel di atas, diperoleh F reg hitung sebesar , sedangkan harga F tabel pada taraf signifikasi 5 % dengan db 2 lawan 47 adalah Ternyata F reg hitung lebih besar dari F reg tabel (F hitung > F tabel). Dengan demikian hipoesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak ada hubungan antara kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan, ditolak. Dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan antara kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan, diterima. Dari analisis di atas, diperoleh juga besamya koefisien determinan R 2 sebesar = 83.5%. Ini berarti variabel keberhasilan pembangunan berubah 83.5% karena pengaruh kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat. Sedangkan perubahan variabel keberhasilan pembangunan yang tidak disebabkan. oleh kepemimpinan kepala desa, sebesar = = 16.5%.

13 D. Pembahasan Hasil Penelitian Sebagai upaya mengartikan hasil perhitungan statistik dan pengujian hipotesis, maka diperlukan pembahasan dan penafsiran dalam penelitian. Hal ini mengingat bahwa hasil perhitungan statistik tidak ada fungsinya bila tidak disertai upaya penafsiran. Oleh sebab itu, berikut ini akan diuraikan penafsiran hasil analisis data dan pengujian hipotesis masingmasing hipotesis. 1. Pembahasan Hipotesis Pertama Berdasarkan pengujian hipotesis ada hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan atau r x y sebesar 0.847, dimana r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikasi 5% sebesar Adapun sumbangan efektif variabel kepemimpinan kepala desa terhadap keberhasilan pembangunan sebesar %. Hasil analisis korelasi antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan, sehingga dapat diketahui bahwa semakin baik kepemimpinan kepala desa, semakin meningkat keberhasilan pembangunan. Dengan kata lain semakin baik kepemimpinan kepala desa maka dapat diramalkan akan semakin meningkat pula keberhasilan pembangunan. Demikian pula sebaliknya, semakin kurang baik kepemimpinan kepala desa, maka semakin kurang baik pula keberhasilan pembangunan. Penelitian ini ternyata kepemimpinan kepala desa pada kategori rendah. 2. Pembahasan Hipotesis Kedua Berdasarkan pengujian hipotesis ada hubungan yang positif dan signifikan antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan atau r x y sebesar 0.847, dimana r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikasi 5% sebesar Adapun sumbangan efektif variabel kepemimpinan kepala desa terhadap keberhasilan pembangunan sebesar %. Hasil analisis korelasi antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan, sehingga dapat diketahui bahwa semakin baik kreatifitas warga masyarakat, semakin meningkat keberhasilan pembangunan. Dengan kata lain semakin baik kreatifitas warga masyarakat maka dapat diramalkan akan semakin meningkat pula keberhasilan pembangunan. Demikian pula sebaliknya, semakin kurang baik kreatifitas warga masyarakat, maka semakin kurang baik pula keberhasilan pembangunan. Penelitian ini ternyata kreatifitas warga masyarakat pada kategori rendah. 3. Pembahasan Hipotesis Ketiga Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dua prediktor didapatkan

14 nilai P hitung F reg sebesar , sedangkan harga F reg tabel pada taraf signifikasi 5 % dengan db 2 lawan 47 adalah Ternyata F reg hitung lebih besar dari F reg tabel pada taraf signifikasi 5% ( > 5.10). Dari analisis di atas, diperoleh juga besarnya koefisien determinan R 2 sebesar = 83.5%. Ini berarti variabel Keberhasilan pembangunan berubah 83.5% karena pengaruh variabel kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat. Sedangkan perubahan variabel keberhasilan pembangunan, yang tidak disebabkan oleh kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat, sebesar = = 16.5%. Hasil analisis korelasi antara kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat, secara bersama-sama menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan pembangunan. Berdasarkan hasil analisis di atas, diprediksikan bahwa semakin baik kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat, semakin baik pula keberhasilan pembangunan. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di bahas dalam Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala desa dengan keberhasilan pembangunan. Sehingga dapat dikatakan semakin baik kepemimpinan kepala desa, semakin meningkat pula keberhasilan pembangunan. Demikian pula sebaliknya semakin tidak baik kepemimpinan kepala desa, semakin tidak baik pula keberhasilan pembangunan. 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. Sehingga dapat dikatakan semakin baik kreatifitas warga masyarakat, semakin baik keberhasilan pembangunan. Demikian pula sebaliknya semakin tidak baik kreatifitas warga masyarakat, semakin tidak baik pula keberhasilan pembangunan. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara kepemimpinan kepala desa dan kreatifitas warga masyarakat dengan keberhasilan pembangunan. Sehingga semakin baik kepemimpinan kepala desa dan makin baik kreatifitas warga masyarakat, maka makin baik pula keberhasilan pembangunan. Demikian pula sebaliknya, makin kurang baik kepemimpinan kepala desa dan makin kurang baik kreatifitas warga masyarakat, maka kurang baik pula keberhasilan pembangunan.

15 DAFTAR PUSTAKA Bimo Walgito Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset. Muchlas, Makmuri Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Hasan Shadily Ensiklopedi Indonesia. Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve. Lestari Mikarsa, Hera, dkk Pendidikan Anak Di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Sudjana Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi II Cetakan ke Sembilan. Jakarta : Rineka Cipta. Sutarto Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Wikipedia. tth. Kreatifitas. www Wikipedia. tth. Pembangunan. www

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian Untuk memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian, maka data akan dideskripsikan berdasarkan urutan variabel. Deskripsi hasil penelitian dimulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 3 Klaten yang merupakan SMK yang mempelajari mata diklat membuat hiasan busana. Mata diklat membuat hiasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil penelitian dengan urutan penyajian sebagai berikut : deskripsi data

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil penelitian dengan urutan penyajian sebagai berikut : deskripsi data BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini menjelaskan hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan hasil penelitian dengan urutan penyajian sebagai berikut : deskripsi data penelitian, analisis data penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, hasil analisis data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Data yang diambil dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis penelitian, dan pembahasan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kegiatan kesiswaan, sikap kedisiplinan belajar. 1. Pendahuluan Sekolah perlu memberikan. muka, dilaksanakan di sekolah agar

ABSTRAK. Kata kunci: kegiatan kesiswaan, sikap kedisiplinan belajar. 1. Pendahuluan Sekolah perlu memberikan. muka, dilaksanakan di sekolah agar ABSTRAK BANGKIT RAMADHAN. Pengaruh kegiatan kesiswaan terhadap kedisiplinan belajar siswa ajaran 2015 / 2016. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Juli

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Ahni Ristanti 1)* Sumadi 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, wilayah provinsi Jawa Tengah dan memiliki posisi strategis karena berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variable yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variable yang diteliti 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif karena penelitian ini bertujuan memberikan uraian atau gambaran mengenai fenomena atau gejala social yang diteliti

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, LINGKUNGAN, DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Mutia Nur Hayyu ) Widodo Budhi ) )) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SENTOLO TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SENTOLO TAHUN AJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SENTOLO TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Latif Listianto Legowo Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 87 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Data hasil penelitian terdiri dari tiga variabel bebas yaitu variabel gaya belajar visual (X1), gaya belajar auditorial (X2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian akan disajikan hasil penelitian dan pembahasannya, yang meliputi (1) deskripsi data, (2) pengujian persyaratan analisis dan (3)

Lebih terperinci

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram. 155 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang akan diuraikan pada bab IV ini terdiri dari empat bagian yaitu: deskripsi data, pengujian persyaratan analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 40%, layanan orientasi cenderung berkategori cukup sebesar 46,67%

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 40%, layanan orientasi cenderung berkategori cukup sebesar 46,67% BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan informasi cenderung berkategori cukup sebesar 40%, layanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan.

BAB III METODE PENELITIAN. Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. BAB III METODE PENELITIAN Keharusan sebuah penelitian adalah bersifat logis dan berkesinambungan. Hal ini agar penelitian tersebut objektifitasnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teori maupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Bimbingan belajar kelompok siswa kelas VIII SMP PGRI Kasihan tahun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Bimbingan belajar kelompok siswa kelas VIII SMP PGRI Kasihan tahun BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bimbingan belajar kelompok siswa kelas VIII SMP

Lebih terperinci

* Halaman 1. Nama Peneliti : RETNO WULANDARI Nama Lembaga : PGSD-S1 UNY KARANGMALANG Tgl. Analisis : Nama Berkas : RETNO-1

* Halaman 1. Nama Peneliti : RETNO WULANDARI Nama Lembaga : PGSD-S1 UNY KARANGMALANG Tgl. Analisis : Nama Berkas : RETNO-1 lampiran 81 * Halaman 1 Paket : Seri Program Statistik (SPS-2000) Modul : Statistik Butir (Items Analysis) Program : Uji Kesahihan Butir (Validity) Edisi : Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang 70 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki peritiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Pada pembahasan deskripsi data ini akan dideskripsikan tentang dua hal yaitu data tentang persepsi peserta didik mengenai guru kimia dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survai. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri dari deskripsi hasil penelitian uji analisis validitas dan reliabilitas angket variabel X, uji analisis validitas dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi ix x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD se-gugus Sadewa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD se-gugus Sadewa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD se-gugus Sadewa Temanggung tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 198 siswa. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Kepercayaan diri mahasiswa semester awal Prodi Bimbingan dan. diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Kepercayaan diri mahasiswa semester awal Prodi Bimbingan dan. diri dalam berinteraksi dengan orang lain. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepercayaan diri mahasiswa semester awal Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan

Lebih terperinci

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI yogyakarta

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas PGRI yogyakarta HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN PRIBADI DENGAN KEDISIPLINAN DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGRI 1 PAJANGAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HALAMAN JUDUL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Gugus 2 Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Dalam satu gugus terdapat 8 SD. Adapun SD yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah Penelitian Kuantitatif melalui analisis regresi dengan korelasi product moment. Hal ini berdasarkan pada rumusan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah dasar penelitian, sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengerjakan dan mencari data-data yang dibutuhkan untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul Yogyakarta dikarenakan belum

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Nuraini Sribina Universitas Potensi Utama rainribi2701@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendasari dan mendukung, maka langkah berikutnya adalah membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh bimbingan shalat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian tentang Bimbingan Orang Tua Data yang dikumpulkan dari jawaban responden terhadap hasil sebaran angket penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sistematis. Berdasarkan metode pendekatan ini diharapkan dapat memilih teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan seberapa besar hasil belajar Ilmu Gizi Dasar yang dapat disumbangkan untuk Gizi Dalam Daur Kehidupan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Langkah selanjutnya setelah data penelitian terkumpul dari responden melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan statistik yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Variabel X (Karakteristik Siswa) Data yang dikumpul dari penyebaran angket kepada responden yang berada di SMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Tentang Penerapan Ta zir Deskripsi data disini adalah menyajikan dan menganalisis ta zir di Pondok Pesantren

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian dikategorikan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala. 49 Penelitian ini

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Risma Istiarini & Sukanti Halaman

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Risma Istiarini & Sukanti Halaman PENGARUH SERTIFIKASI GURU DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 SENTOLO KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2012 Oleh : Risma Istiarini 1 Sukanti 2 Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.. Deskripsi Data Kompetensi Pedagogik Pendidik TK Data yang dikumpul dari hasil Test lisan, menunjukkan harga nilai ratarata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Layanan BK belajar pada siswa Kelas VIII SMP N 2 Pajangan,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Layanan BK belajar pada siswa Kelas VIII SMP N 2 Pajangan, BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Layanan BK belajar pada siswa Kelas VIII SMP N

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Data Tahap Awal a. Normalitas kelas uji coba Berdasarkan hasil penelitian, menguji normalitas kelompok uji coba dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil pengolahan data yang didapat dari dua variabel dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar

ABSTRAK. Kata kunci: bimbingan karir, motivasi, prestasi belajar 319 Hubungan Antara Bimbingan Karir Dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kejuruan pada Siswa Kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Smk Al Munawwarah Kesugihan Cilacap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta satu variabel terikat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian Data hasil penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel Minat dan Pengetahuan Dasar Pemesinan serta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Jenis dan pendekatan penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (survei) dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Data Hasil Angket tentang Komunikasi Terbuka Orang Tua dengan Anak Siswa Kelas V SDN Tambakaji 04 Ngaliyan Semarang Data tentang komunikasi terbuka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, KECERDASAN EMOSI DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, KECERDASAN EMOSI DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, KECERDASAN EMOSI DAN KREATIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Nursari 1)* Hidayati 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang jenis penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian (field research), yakni penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. 1 Dengan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data pendidikan shalat dalam keluarga dan akhlak siswa kelas VIII di MTs Fatahillah Semarang diperoleh dari hasil angket yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan secara berturut-turut hasil penelitian yang telah dilakukan meliputi deskripsi data, pengujian prasyarat analisis, penguajian hipotesis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field earch) yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, sedangkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Layanan informasi karier pada siswa kelas VIII SMPN 1 Piyungan Tahun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Layanan informasi karier pada siswa kelas VIII SMPN 1 Piyungan Tahun BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Layanan informasi karier pada siswa kelas VIII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang ingin BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu kaidah tentang tata cara mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa pendidikan, ia seakan-akan tidak memiliki keterpaduan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa pendidikan, ia seakan-akan tidak memiliki keterpaduan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan pendidikan. Dengan pendidikan, kebutuhan rohani dan jasmani manusia bisa terpenuhi. Manusia tanpa pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan arahan pokok-pokok yang penulis teliti, sehingga akan memudahkan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH SISTEM PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1): 898-909 ISSN 0000-0000, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENGARUH SISTEM PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh Mizan Ibnu Khajar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Karena hanya menggambarkan suatu keadaan, gambaran umum,

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 91 98 ISSN. 3459-2461 HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN REWARD DENGAN KINERJA GURU DI SD HIKMATUL FADHILLAH MEDAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH POLA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 ANDONG KELAS VII TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, KECERDASAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, KECERDASAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, KECERDASAN EMOSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA Dita Yolanda Damayanty 1)* Sumadi 2) 1) 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berikut ini pemaparan dari hasil penelitian hubungan kompetensi teori K3 dan motivasi menggunakan alat pelindung diri dengan sikap siswa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. supaya dapat mempermudah proses pengambilan data. Penelitian ini dilakukan di 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan bagian yang harus diperhatikan bagi peneliti supaya dapat mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data tentang Pemahaman terhadap Konsep Akhlaqul Karimah Siswa Kelas VIII SMP IT Al Ma ruf Candisari Mranggen Demak Sebelum melakukan penelitian dan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Agar suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Agar suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Agar suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka terlebih dahulu harus menemukan metode penelitian yang tepat, untuk memperoleh data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi data merupakan gambaran dari hasil penelitian yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi data merupakan gambaran dari hasil penelitian yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Deskripsi data merupakan gambaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu teori yang membahas metode-metode ilmiah untuk penelitian. Suatu penelitian pada dasarnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ),

BAB IV HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ), BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini data yang dianaisis adalah Fasilitas belajar (X 1 ), disiplin belajar (X 2 ) dan Hasil belajar Pengukuran Dasar Survey.(Y). berdasarkan pengelohan data, maka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Konsep diri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Yogyakarta tahun

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Konsep diri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Yogyakarta tahun BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsep diri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut diolah untuk dapat dibaca menjadi sebuah hasil penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Dimana penelitian ini menyajikan data berupa angka. Selanjutnya angka tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif dengan 2 (dua) variabel. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. model, salah satunya memiliki karakteristik combine School yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. model, salah satunya memiliki karakteristik combine School yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta III berlokasi di Jalan Magelang KM. 4 Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta sebagai MAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. BAB IV HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI PENELITIAN Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey. Peneliti melakukan penelitian terhadap mahasiswa jurusan Pendidikan Guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Oleh: IRUWANTI NPM.12144200005 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Pelaksanaan bimbingan kelompok siswa kelas VIII SMP N 1 Pajangan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Pelaksanaan bimbingan kelompok siswa kelas VIII SMP N 1 Pajangan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisis data dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan bimbingan kelompok siswa kelas VIII

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PUKULAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA ATLET PEMULA PUTRI DI DIY *)

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PUKULAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA ATLET PEMULA PUTRI DI DIY *) HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PUKULAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN BERMAIN TENIS MEJA ATLET PEMULA PUTRI DI DIY *) Verandita Rihtiana, Shafuuh Kemala Ria, dan Yuniaristi Mahasiswa FIK Abstract The research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci