BAB II A. ORISINALITAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II A. ORISINALITAS"

Transkripsi

1 BAB II A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urban toys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero, streetart, dan sebagainya. Urban toys belakangan semakin populer didunia termasuk di Indonesia. Sejak pertama dibuat di Hongkong pada tahun 1990-an, popularitas urban toys memang terus menanjak dan terus menyebar kepenjuru dunia mulai dari asia hingga eropa. Urban toys biasa disebut juga designer toys, karena biasanya memang dirancang oleh seorang yang punya latar desain dan biasanya juga urban toys dibuat dalam jumlah terbatas. Jadi cocok untuk dijadikan barang koleksi. Selama ini urban toys dikenal sebagai produk - produk dari luar negeri. Namun sekarang juga ada urban toys produk asli Indonesia. Urban toys dari Indonesia yang bernama Bokumi, singkatan dari boneka kayu Temi. Temi adalah nama kreator dari boneka ini dan kayu memang jadi bahan utama pembuatan Bokumi. Bentuk bokumi ada dua template yaitu bulat dan bulat panjang. Bokumi sendiri mulai dikenal pecinta urban toys di Indonesia sejak Maret Namun, perjalanan Bokumi ini ternyata sudah bertahun - tahun. Temi Budi Satria, yang akrab dipanggil Temi, sudah memulai mengkreasi bokumi sejak Temi sejak lama memang sudah hobi menggambar pada bidang 2 dimensi alias kanvas. Bertahuntahun dia menekuni hobi itu. Tapi pada 2006 dia menemui titik jenuh menggambar di bidang 2 dimensi dan terpikir untuk menggambar di bidang lain. setelah berpikir dan mencari, akhirnya dia menemukan media boneka kayu sebagai kanvas barunya. Berikut ini adalah rancangan bokumi milik temi: 4

2 Gambar 2.1 Bokumi Bulat, untuk bokumi bulat ukurannya berdiameter 5-10cm. (Sumber Gambar 2.2 Bokumi Bulat Panjang, untuk bokumi ini ukurannya berdiameter 5-10 cm dan tingginya 16 24cm. (Sumber Dari hasil pengamatan penulis tentang desain bokumi berdasarkan bentuk, dapat disimpulkan bokumi memiliki dua bentuk atau template dasar yaitu bulat dan bulat panjang, tetapi sayangnya bokumi tidak memiliki titik gerak atau engsel. Oleh karena itu penulis ingin membuat desain mainan yang memiliki engsel atau titik gerak agar desain mainan lebih fleksibel untuk dirubah gaya saat digunakan. Gambar 2.3 karakter urban toys Kidrobot (Sumber: 5

3 Pada desain urban toys ini mengutamakan bentuk dasar dari bentuk bentuk binatang, bahan dasar yang digunakan ialah PVC. Bentuk dasar karakter yang sederhana tidak terlalu banyak detail dan memiliki sudut sudut yang tumpul sehingga memudahkan urban toys ini dapat dikreasikan menjadi karakter baru. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar memudahkan saat digenggam pada proses pengerjaan costume. Pengembangan pada urban toys ini adalah memberikan bentuk karakter dasar baru berupa manifestasi tubuh manusia agar lebih memberi keleluasaan kepada pengguna dalam berkreasi, sehingga dapat lebih terciptanya bentukbentuk karakter baru dari bentuk dasar yang lebih bebas tersebut. Gambar 2.4 karakter urban toys Toy2r (Sumber: Pada desain urban toys ini disetiap karakter nya memiliki bentuk badan yang sama, hanya dibagian kepala yang membedakan dari setiap karakter yang memiliki bermacam-macam bentuk kepala seperti binatang dan bentuk lainnya, pada urban toys ini juga memiliki kelebihan pada bagian kaki yang terdapat sendi engsel seperti pada bagian tangan, yang dapat bergerakak sehingga memberikan gerak-gerak tambahan pada urban toys menjadi lebih atraktif. Ukuran pada urban toys ini juga lebih kecil dibanding ukuran mainan lainnya. 6

4 Pengembangan pada urban toys ini adalah pada engsel kaki yang memberikan sedikit kesulitan kepada pengguna dalam mengkreasikan ide nya, karena pada bagian kakinya yang dapat bergerak-gerak sehingga memberi hambatan pada saat proses pengerjaan, karena harus lebih mendetail pada ruas-ruas bagian dalamnya dan menambah waktu saat pengerjaan. Perlu adanya bentuk dasar karakter yang lebih simple tanpa banyak detail dan lekuk-lekukan untuk dapat menambah keleluasaan pengguna dalam berkreasi. B. KELOMPOK PENGGUNA PRODUK Kelompok pengguna produk yang dituju dibagi menjadi beberapa point yaitu berdasarkan kelompok umur, wilayah, dan daya beli konsumen atau kebutuhan khusus pengguna, sebagai berikut: 1. Berdasarkan kelompok umur, penulis ingin mengenalkan produk urbantoys lokal kepada kalangan remaja hingga dewasa usia 12 sampai 40 tahun, tujuannya ingin mengajak target konsumen sejak usia remaja untuk merangsang daya kreatifitas mereka melalui produk ini. 2. Kelompok wilayah pemasaran, penulis memasarkan produk di Jakarta lebih tepatnya beberapa tempat - tempat wisata, tujuannya ingin memberikan nilai produk ini kepada konsumen sebagai produk yang berasal dari Jakarta, tetapi tidak menutup kemungkinan produk juga bisa dipasarkan dalam sekala nasional dan internasional. 3. Produk ini juga ditargetkan untuk kolektor mainan figure atau urbantoys dan produk ini bisa dijadikan media baru untuk berkreasi bagi para pelaku atau komunitas kreatif. 7

5 C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. TUJUAN Tujuan dengan menciptakan produk ini sebagai pengembangan ide tentang desain-desain mainan dalam dunia industri Indonesia sebagai mainan kreasi. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat ide-ide terbaru dan membantu dalam mengkreasikan mainan sehingga menjadi suatu bentuk yang lebih menarik. 2. MANFAAT a) Pengguna Dengan adanya produk ini para pengguna yang menyukai mainan akan di berikan kemudahan dan kenyamanan. Kemudahan untuk menkreasikan imajinasi karakter tokoh sendiri, sehingga para pengguna tidak bosan dengan bentuk mainan yang hanya begitu saja tidak dapan dikresikan dengan keinginan sendiri. Dan kenyamanan, dengan bentuk yang mudah digenggam, memberikan keleluasaan pengguna dalam mengkreasikan ide nya dalam produk ini. b) Masyarakat Dengan adanya produk ini, masyarakat bisa menambah ilmu pengetahuan tentang produk mainan sebagai karya seni dalam menuangkan ide dan apresiasi. 8

6 D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI 1. LOGIKA DASAR PERANCANGAN Kebutuhan untuk pengguna akan sebuah media atau sarana mengkreasikan ide-ide kedalam bentuk mainan, memberikan media baru bagi pengguna untuk menyalurkan imajinasi sehingga menjadi karakter tokoh yang baru buatan sendiri. 2. TEKNOLOGI YANG DIBUTUHKAN Pada proses pembutan, penulis menggunakan berbagai jenis mesin dan alat penunjang. Mesin dan alat yang dipilih agar memudahkan dalam melakukan proses pekerjaan dengan tingkat akurasi yang tinggi serta efesiensi waktu dan tenaga. Berikut jenis mesin dan alat yang dipergunakan dalam proses pengerjaan. a) Alat Sculpting Gambar 2.5 alat sclupting (Sumber : 9

7 Alat ini memiliki berbagai macam bentuk mata pisau. Alat ini berbentuk tongkat kecil sebagai pegangan untuk menggunakan mata pisaunya. Alat ini dipergunakan untuk mengukir atau membutsir bagian tanah liat atau clay. b) Mesin Die Grinder Gambar 2.6 mesin Die Grinder (Sumber : Gambar 2.7mata mesin Die Grinder (Sumber : Die Grinder termasuk mesin bor yang baru. Fungsi dari mesin bor ini adalah membuat lubang sekrup serta dapat juga menghaluskan pemurkaan permukaan yang kasar karena dapat dipasangkan mata 10

8 dengan pemukaan yang memiliki bagian amplas. Pada umumnya mesin ini digunakan untuk penggerindaan, permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Pada mesin ini dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada bagian tuasnya. c) Alat Airbrush Gambar 2.8 alat Airbrush (Sumber : Alat ini adalah sebuah teknik seni rupa yang menggunakan tekanan udara untuk menyemprotkan cat atau pewarna pada bidang kerja. digunakan sebagai alat cat semprot untuk mewarnai suatu permukaan. Alat ini berbentuk seperti tembakan, memiliki ujung yang dapat diputar untuk mengatur ukuran dan ketebalan semprotan keluarnya cat. 3. MATERIAL YANG DIPERGUNAKAN Selain mesin dan alat, penulis juga membutuhkan beberapa bahan material ini yang dibutuhkan dalam proses pembuatan Urban Toys. 11

9 a) Material Utama 1) Clay, Polymer Clay Gambar 2.9 Polymer Clay (Sumber : Clay dalam arti sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari gerabah, keramik batu dan porselin. Dibandingkan jenis lainnya yang hanya cukup diangin-angin kan, Polymer Clay mesti di panaskan agar mengeras dengan cara di oven (dapat menggunakan oven biasa). Polymer yang sudah dipanggang hasilnya sangat kuat dan menarik. Setelah clay dingin, kita dapat mengolesnya dengan cairan glossy selain untuk melindungi permukaan clay. 2) Epoxy (Alteco Epo Putty) Gambar 2.10 Epoxy (Alteco Epo Putty) (Sumber : 12

10 Epoxy adalah suatu kopolimer, terbentuk dari dua bahn kimia yang berbeda, yaitu resin dan hardener. Resin ini terdiri dari monomer atau polimer rantai pendek dengan kelompok epoksida di kedua ujung. Hardener terdiri dari monomer polyamine. Ketika kedua senyawa ini dicampur bersama, kelompok amina bereaksi dengan kelompok epoksida untuk membentuk ikatan kolaven menjadi keras. Epoxy dipergunakan untuk pelapisan bagian luar resin, yang bertujuan untuk menambal, meratakan, dan menghaluskan. 3) Hasil limbah kayu ( Serutan kayu) Gambar 2.11 Hasil limbah kayu ( Serutan Kayu ) (Sumber : Malik Nuryadin,2016) Serbuk gergaji atau serbuk kayu merupakan limbah industri penggergajian kayu. Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. 13

11 Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat. b) Material Pelapis 1) Lapisan Transparan, Clear Spray Gambar 2.12Clear Spray (Sumber : Merupakan cat semprot berupa botol kareng dengan warna bening yang berfungsi sebagai pelapis pada permukaan benda yang memiliki teksture kasar atau halus. 2) Lapisan Non Transparan, Spray Paint Gambar 2.13 Spray Paint (Sumber : Malik Nuryadin,2016) 14

12 Merupakan cat semprot berupa botol kareng dengan warna warni yang berfungsi sebagai pelapis pada permukaan benda yang memiliki teksture kasar atau halus c) Material Pengecoran atau Molding 1) Silicon Rubber Gambar 2.14 Silicon Rubber (Sumber : Bahan dasa silicon rubber ada karet yang telah diolah sedemikian rupa sehingga dalam keadaan dasar dia bersifat Licuid (mengalir), namun dengan penambahan hardener dia akan membantu pembekuan setelah beberapa saat hingga beberapa hari tergantung konsentrasi pencampurannya 2) Resin dan Catalyst Gambar 2.15 Resin dan Catalyst (Sumber : uk.picclick.com) 15

13 Resin adalah senyawa polymer rantai karbon. Senyawa polymer rantai karbon dapat didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai banyak ikatan rantai karbon. Resin merupakan bahan pembuta Fiberglass yang berwujud cairan kental seperti lem, berkendir hitam atau bening. Sedangkan catalyst berfungsi untuk mengeraskan resin dengan tahap pencampuran. 4. BIAYA PERANCANGAN DAN PRODUKSI Berikut merupakan biaya untuk pembuatan Urban Toys : 1 Polymer Clay, DAS 3kg Rp Epoxy, Alteco x 3 (Rp ) Rp Lem, Alteco Rp Amplas, serbuk kayu x 2(Rp 5.000) Rp Clear Spray - Doff, RJ London 3 kaleng Rp Spray Paint - Primer, RJ London - 4 kaleng Rp Silicon Rubber, Niser RTV 586 Rp Resin dan Katalis, 15kg Rp TOTAL Rp Tabel 2.1 biaya perancangan dan produksi E. SKEMA PROSES KERJA Skema proses perancangan, sebelum memasuki proses ini. Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian terhadap suatu desain yang dilakukan dosen pembimbing tidak sekedar estetis saja, namun berdasarkan 16

14 nilai fungsi dan kegunaan yang berkaitan dengan produk ini sehingga dalam prosesnya memberikan banyak desain urban toys alternatif. Berikut merupakan skema proses kerja dalam pembuatan Bolju Urban Toys : KONSEP AWAL PENCARIAN DATA SKETSA AWAL SKETSA FINAL UJI COBA MATERIAL PEMILIHAN MATERIAL PEMBUATAN MASTER RESIN + SERBUK KAYU HALUS RESIN + SERBUK KAYU KASAR HASIL PEMILIHAN MATERIAL PERBANDINGAN MATERIAL PRODUKSI BAGIAN KEPALA 1:3 PRODUKSI PROSES MODIFIKASI BAGIAN BADAN DAN KAKI 1:4 BAGIAN TANGAN DAN EKOR 1:1 HASIL AKHIR Skema proses perancangan bolju toys pertama kali yaitu, pembuatan konsep awal, setelah konsep awal sudah pasti, kemudian melakukan pencarian data, pencarian data dilakukan dengan cara observasi ke tempat pembuatan urban toys bokumi, yang berada didaerah depok, dan juga melakukan observasi melalui internet. Setelah pencarian data didapat, kemudian memulai pembuatan sketsa awal yang 17

15 telah di setujui dengan dosen pembimbing, kemudia memulai mengaplikasikan sketsa awal kedalam bentuk sketsa digital dan menjadi sketsa akhir. Setelah sketsa sudah di dapat, kemudia membuat master atau model awal yang akan di produksi, pembuatan model awal dibuat dengan menggunakan bahan dasr clay atau polymer clay. Proses pembuatan model awal atau master di butuhkan waktu selama 3 minggu, karena proses pembuatannya menggunakan teknik pahat. Setelah master atau model awal sudah jadi, dilakukan pemilihan bahan material yang akan di buat dan di produksi, bahan material yang di dapat untuk produksi adalah resin. Karena penulis ingin menggunakan atau menfaatkan hasil olahan limbah serbuk kayu, maka penulis memulai uji coba bahan material resin bercampur dengan serbuk kayu. Pemilihan awal serbuk kayu terdapat 2 jenis, yaitu serbuk kayu halus dan serbuk kayu kasar. Uji coba material menggunakan resin dicampur dengan serbuk kayu halus, hasil yang didapat serbuk kayu halus bila dicampur dengan resin maka serbuk kayu tersebut menumpuk dan padat pada resin dan memiliki hasil yang kurang menarik. Kemudian uji coba material menggunakan bahan resin yang dicampur dengan serbuk kayu kasar, hasil yang didapat adalah bila menggunakan serbuk kayu kasar, serbuk kayu tersebut di menumpuk dan padat bila dicampur dengan resin, dan memiliki hasil yang menarik karena terlihat unsur keindahannya. Setalah proses uji coba material mendapat kan hasil yang pas, maka di buat kan lah perbandingan antara resin dan serbuk kayu kasar bila dicampur kemudian di tuang ke cetakan yang sudah dibuat, untuk bagian kepala memiliki perbandingan 1:3 antara resin dan serbuk kayu, untuk bagian ekor dan tangan memiliki perbandingan masingmasing 1:1, dan untuk bagian badan dan kaki memiliki perbandingan 1:4. Setelah dilakukannya proses pencarian perbandingan maka mulai melakukan produksi memperbanyak produk. Setelah produksi selesai 18

16 maka dimulailah proses modifikasi produk yang ingin dibuat. Hasil akhir yang sudah jadi kemudian proses uji coba sebagai kelayakan produk. 19

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1.1 karakter urban toys Kidrobot (Sumber foto: www.kidrobot.com) Pada desain urban toys ini mengutamakan bentuk dasar dari bentuk bentuk binatang, bahan

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urban toys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero,

Lebih terperinci

BAB II A. ORISINALITAS

BAB II A. ORISINALITAS BAB II A. ORISINALITAS Beberapa desainer ada yang bergerak di dunia design toys atau bisa disebut Urbantoys, tema yang mereka ambil biasanya karakter pribadi, tokoh kartun, superhero, streetart, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Acuan ide perancangan ini berasal dari berbagai macam bentuk refrensi desain, yaitu salah satunya desain catur yang mengangkat budaya berbentuk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of The Art) Berdasarkan pengamatan penulis terhadap urban toy CE planet maka ide untuk membuat urban toy dengan kepala kubus seperti dadu, yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. DESAIN BENTUK DASAR Sebelum memasuki proses ini, Sebelumnya penulis berkordinasi dengan dosen pembimbing mengenai desain yang seperti apa yang nantinya akan diproduksi. Penilaian

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Pada dasarnya mainan edukatif memiliki berbagai macam variasi bentuk maupun variasi dari cara bermainnya. Ada variasi mainan yang sudah memiliki bentuk dan ukuran

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik dari bentuk maupun material. Berikut ini adalah proses produksi designer toys keramik.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Menurut Daniel Ronda pada artikel Orisinalitas Plagiat dan Bukan Plagiat menjelaskan, Orisinalitas adalah sebuah kata yang secara filosofis masih harus dikaji,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA 35 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA Dalam proses pembuatan karya seni, konsep adalah hal terpenting yang menjadi acuan dalam berkarya, yang menjadi dasar sebuah pemikiran. Konsep dari karya yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KULIT KABEL BEKAS UNTUK URBAN TOYS DENGAN GERAK TARI TOPENG BETAWI

PEMANFAATAN KULIT KABEL BEKAS UNTUK URBAN TOYS DENGAN GERAK TARI TOPENG BETAWI TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KULIT KABEL BEKAS UNTUK URBAN TOYS DENGAN GERAK TARI TOPENG BETAWI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh: Robbi Husaini 41913010037

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Tempat tidur anak pada umumnya hanya sebagai tempat beristirahat atau tidur, dan kadang digunakan sebagai tempat belajar atau bermain bagi anak-anak, meskipun

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Aspek Fungsi Aspek Estetika Aspek Teknis Aspek Ekonomis Fungsi. Warna. Produsen : Produk.

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Aspek Fungsi Aspek Estetika Aspek Teknis Aspek Ekonomis Fungsi. Warna. Produsen : Produk. BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN Aspek Fungsi Aspek Estetika Aspek Teknis Aspek Ekonomis Fungsi Warna Pra produksi Produsen : Produk Karakter Produksi: Harga Rancangan modeling pemasaran mengecor Konsumen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinilitas Topeng betawi adalah kedok yang di pakai dalam tari topong tunggal yang biasanya digunakan sebagai penggambaran tentang kehidupan masyarakat betawi melalui watak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan Rancangan prodak Gudabu urban toy ini memiliki keterkaitan dengan lingkunag non fisisk. Dimana kebanyakan prodak ini dibuat untuk komunitas atau perkumpulan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Ide/ Gagasan 1. Ide Desain Berdasarkan hasil wawancra dan browsing internet, Ondel-Ondel dalam bentuk Action figure memang belum pernah di buat. Tentunya hal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. KEASLIAN (ORISINILITAS) Dekoratif berbahan dasar limbah botol kaca akhir akhir ini menjadi salah satu yang banyak diminati oleh para desainer produk, banyak hal yang dibuat

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Ide atau gagasan Wajah merupakan bagian vital dalam anggota tubuh manusia yang tidak dapat disamakan fungsinya dengan anggota tubuh yang lain. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 1. Meja Kopi Stainless (Sumber dari internet: http://desaininteriorrumah.info) Pada desain ini mengutamakan kesan minimalis dan modern dengan pengkombinasian

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Kursi Santai Dengan Rak Buku Sumber : Julianto, 2016 Gambar di atas adalah kursi santai karya sejenis yang dilengkapi dengan rak buku dibawahnya untuk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. KEASLIAN (ORSINILITAS) Menurut Daniel Ronda pada artikel Orisinalitas Plagiat dan Bukan Plagiat menjelaskan, Orisinalitas adalah sebuah kata yang secara filosofis masih harus

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

yang diterapkan. Peta topografi digunakan sebagai gambar desain karena memiliki

yang diterapkan. Peta topografi digunakan sebagai gambar desain karena memiliki BAB IV PROSES PEMBUATAN PRODUK SENI MODEL GUNUNG Proses pembuatan produk seni model gunung ini mengunakan metode Layer Deposition Manufacturing (LDM), yaitu model gunung dibuat per layer atau per lapis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan. BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Perancangan tas wanita batok kelapa yang dibuat ini orisinalitas sendiri berdasarkan penggunaan bahan yang berasal dari limbah dan sistem yang digunakan pada tas

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM Membuat Pola Arianto Leman Soemowidagdo KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung

Lebih terperinci

II. METODE PERANCANGAN

II. METODE PERANCANGAN II. METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis Untuk referensi konsep proses perancangan buku ilustrasi pop-up saya jadikan panduan adalah contoh desain Majalah Best Of Superbus (2010)

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Ide Karya Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang menjadi serba praktis dan semakin individual, yang membuat teko menjadi sangat jarang digunakan.

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Dalam perancangan ini perancang mencari reverensi karya sejenis sebagai pembanding karya. Di antaranya produk scooter mini buatan vespa berikut hasil alasannya.

Lebih terperinci

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko 1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PE A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Dengan popularitas yang semakin meningkat dari jam tangan, selain alat penunnjuk waktu banyak pengguna jam tangan yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 1. Tempat. Penelitian ini akan di lakukan di Kampus STIPAP Beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan seperti diperlihatkan pada tabel 3.1. No Tabel 3.1. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU Reni O. Tarru 1, Yusri

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan pembuatan paper log dan paper board ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper BAB IV PEMBAHASAN Selanjutnya setelah pada bab sebelumnya menguraikan tentang perencanaan maka pada bab ini adalah tahap pelaksanaan pengerjaan. Berikut disampaikan proses, hasil, dan pembahasan pada pengerjaan

Lebih terperinci

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI Disusun Oleh : Nama : Kelas : X Mipa 6 Pelajaran : Seni Budaya SMA TAHUN AJARAN 2016/2017 Seni Rupa Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang membentuk sebuah karya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Awal Benda Kerja Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih dahulu dilakukan pemotongan dan pengukuran awal benda kerja sehingga benda

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Sebuah produk tidaklah ada yang benar benar asli dari hasil pemikiran. Melainkan ada pengembangan atau inovasi inovasi baru dari produk yang sudah ada.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Meja tracing atau trace box sudah tidak asing lagi dikalangan pembuat komik dan animasi, pada umumnya meja tracing atau trace box digunakan untuk mempermudah seorang

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. OBJEK REFRENSI Gambar 5.1 : objek refrensi Objek refensi pada meja ruang tamu dan bangku santai dan funiture multifungsi yang berguna untuk tempat hidangan para tamu,

Lebih terperinci

Gambar 1 dan 2: kiri: bangku dari koper bekas ; kanan: bangku dari drum bekas Sumber:

Gambar 1 dan 2: kiri: bangku dari koper bekas ; kanan: bangku dari drum bekas Sumber: BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Referensi Karya Sejenis Gambar 1 www.desainic.com merupakan salah satu home indrustri yang juga bergerak di bidang furniture anak anak, dengan konsep yang lucu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

BAB ll METODE PERANCANGAN

BAB ll METODE PERANCANGAN BAB ll METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Permainan Karambol dengan bentuk segi enam atau karasix adalah sebuah mainan tradisional yang terlihat baru dan belum banyak juga yang mengetahuinya, Namun dengan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Pemanfaatan limbah plastik menjadi benda seni sudah banyak dilakukan serta dengan cara yang berbeda pula. Berikut ini adalah beberapa contoh karya seni dari limbah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan, yaitu pemilihan bahan baku bambu petung diolah menjadi bambu laminasi. Bambu laminasi merupakan

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk

Lebih terperinci

Pengertian sticker dan jenisnya

Pengertian sticker dan jenisnya 1 Prakarya dan Kewirausahaan 4 Pengertian sticker dan jenisnya A. Pengertian sticker Pengertian sticker adalah sejenis label yang dicetak pada sepotong kertas, plastik atau bahan lainnya dengan perekat

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu sebagai sebuah produk yang telah banyak tersebar luas di dunia memiliki tempat tersendiri di hati orang-orang yang menggemari sepatu. Sepatu tidak hanya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut : a. Analisa struktur mikroskofis komposit (scanning electron microscope) di Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan atau Komunitas Perancangan tempat ganti popok bayi model lipat ini adalah produk yang berkaitan dengan kebutuhan orang tua untuk keperluan bayi. Karena produk

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Meja dan kursi yang bertujuan untuk bermain belum pernah penulis temui. Kebanyakan untuk pembuatan meja dan kursi hanya mempertimbangkan biaya, sehingga fungsi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS (State of Art) Pada umumnya permainan boardgame yang ada pada saat ini mengangkat budaya asing, belum ada permainan yang menggali mengenai kebudayaan nusantara.

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PERANCANGAN

II. METODOLOGI PERANCANGAN II. METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Kursi adalah sebuah perabotan rumah yang biasa digunakan sebagai tempat duduk. Pada umumnya, kursi memiliki 4 kaki yang digunakan untuk menopang berat tubuh di

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data dan analisis perancangan 1. Fungsi produk rancangan Berdasarkan hasil wawancra dan browsing internet,

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data dan analisis perancangan 1. Fungsi produk rancangan Berdasarkan hasil wawancra dan browsing internet, BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data dan analisis perancangan 1. Fungsi produk rancangan Berdasarkan hasil wawancra dan browsing internet, Ondel-Ondel dalam bentuk urban toys memang belum pernah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, perancangan Meja Tulis Minimalis dan Kursi Taman Minimalis ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. ULASAN PRODUK SEJENIS Dalam perancangan desain ini merupakan peluang dari pengembangan desain sejenis yang telah ada lebih dulu. Pengembangan dilakukan dari

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK Berbagai teknik pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Furniture Fleksibel Fleksibilitas merupakan sifat kelenturan yang dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM Materi ini membahas tentang pembuatan besi tuang dan besi tempa. Tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai adalah (1) Menjelaskan peranan teknik pengecoran dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat. 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural SNI 03-3975-1995 Standar Nasional Indonesia Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural ICS Badan Standardisasi Nasional DAFTAR ISI Daftar Isi... Halaman i BAB I DESKRIPSI... 1 1.1

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Toys photography atau foto mainan akhir-akhir ini telah menjadi salah satu bidang yang cukup banyak diminati dalam perkembang didunia fotografi, banyak hal yang

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu Gambar di atas adalah Tempat tidur karya sejenis dari segi bahan dan materialnya produk di atas menggunakan bahan baku kayu,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR BAGAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN Dalam sebuah proses desain, kursi ini di buat dengan menggunakan beberapa metode yang mengacu kepada konsep perancangan. Suatu konsep dalam proses perancangan sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat populer hingga saat ini, beton telah dipakai secara luas sebagai bahan konstruksi baik pada konstruki skala

Lebih terperinci

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes)

14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) 14.1 Proses Pembuatan Komposit Material Plastik yang Diperkuat Serat. 14.1.1 Proses Pencetakan Terbuka (Open-Mold Processes) Terdapat beberapa metode cetakan terbuka untuk membuat material komposit plastik

Lebih terperinci

http://www.flickr.com/photos/ 31607658@N00/4967728077/ http://www.mobgenic.com/wp-content/ uploads/2014/02/dunny-series-1.jpg http://www.flickr.com/photos/25434271 @N00/399934675/ http://www.flickr.com/photos/ecpica/

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Fakultas Peternakan IPB untuk pembuatan alat dan pembuatan pelet pemurni. Contoh biogas yang digunakan dalam

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci