BAB IV ANALISIS DATA
|
|
- Erlin Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DATA Ideologi politik Jokowi sebagai presiden RI ke-7 terlihat dari visi misi yang diterapkan dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Media massa berperan dalam penggambaran pencitraan jokowi yang berpengaruh terhadap kritik masyarakat. Media televisi membahas tentang visi misi Jokowi sebagai presiden RI menjelang masa pemilihan presiden (pilpres) tanggal 9 Juli Program talkshow bertemakan hukum dan politik mengkritisi ideologi politik Jokowi secara mendalam. Isi acara program talkshow selalu menghadirkan sisi pro dan kontra dalam membahas suatu isu publik. Narasumber terkait dihadirkan dalam memberikan pernyataan mengenai Jokowi. Program talkshow yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian yaitu Mata Najwa (Metro TV), Indonesia Lawyer Club (TV One), serta Aiman (Kompas TV). Metode framing digunakan untuk melihat cara media bercerita terhadap suatu peristiwa. Proses media menjelaskan tentang suatu peristiwa terkait pada cara pandang media dari suatu konstruksi realitas. Analisis Framing merupakan analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkonstruksi realitas serta membingkai pemberitaan dalam media. Pusat perhatian analisis framing terletak pada pembentukan pesan dari teks. Framing terkait pada cara wartawan melihat suatu peristiwa kemudian menyajikannya kepada khalayak. Perbedaan pembingkaian berita dalam media terkait pada 2 konsep yaitu pemaknaan peristiwa terkait pada bagian yang diliput atau dihapus serta penulisan fakta terkait pada pembentukan kalimat. Analisis framing Robert N. Entman digunakan dalam menganalisis pesan yang disampaikan dalam program talkshow. Konsep framing oleh Entman digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam menulis suatu isu berita. Dimensi yang terkait dalam framing yaitu seleksi isu dan penonjolan aspek (Entman dalam Eriyanto 2002 : 222). 1
2 Seleksi Isu berkaitan dengan pemilihan fakta yang melihat cara media menggambarkan suatu peristiwa. Proses pemilihan fakta dapat berupa penonjolan yang berpengaruh pada penghilangan beberapa fakta dalam realitas. Penyeleksian isu tidak hanya terkait dalam tindakan praktisi jurnalistik melainkan pada politik media. Penonjolan aspek dari suatu isu terkait pada penulisan fakta. Proses penulisan suatu pemberitaan dilihat melalui pemakaian bahasa serta penggunaan kata yang dapat mempengaruhi khalayak. Penulisan pesan membatasi khalayak untuk memikirkan perspektif lain melainkan mengarahkan logika dalam memahami suatu peristiwa. Pembingkaian berita dilihat dari pesan yang disampaikan dalam mengarahkan pikiran khalayak agar terbentuk sama dengan pemikiran wartawan. Dimensi framing merujuk pada konsepsi pemikiran yaitu pemberian definisi, penjelasan, evaluasi, dan rekomendasi dalam suatu wacana berita untuk menekankan kerangka berpikir yang digunakan oleh wartawan. Paradigma Entman dalam konsep framing terkait pada 4 hal yaitu : - Pendefinisian Masalah (Define Problems) : Cara wartawan memahami suatu peristiwa yang sedang terjadi. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda sehingga pembingkaian dapat mempengaruhi pembentukan realitas. - Sumber Masalah (Diagnose Causes) : Membingkai siapa yang dianggap aktor dari suatu peristiwa. Penyebab masalah yang dimaksud dapat berupa apa (what) atau siapa (who). - Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgement) : Membenarkan /memberikan argumentasi pada pendefinisian masalah yang telah dibuat. Wartawan harus memberikan argumentasi yang kuat dalam menentukan pendefinisian serta penyebab masalah terhadap suatu peristiwa. - Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation) : Penilaian wartawan dalam menentukan penyelesaian masalah. Langkah yang diambil tergantung pada cara media melihat suatu peristiwa serta menentukan siapa penyebab masalah. 2
3 Konsepsi Framing memiliki tujuan untuk menggiring persepsi khalayak agar sama dengan wartawan. Pembingkaian program acara terlihat dari pemilihan tema yang merujuk pada penentuan judul, kemudian mengurangi dan melebihkan beberapa fakta yang terkait. Suatu program talkshow mendominasi pesan melalui nara sumber yang memiliki pemikiran sama dengan wartawan. Media televisi berperan dalam pemberitaan Jokowi sebagai presiden RI. Wartawan dari masing masing media televisi memiliki cara berbeda dalam menggiring persepsi khalayak. Program talkshow seperti Mata Najwa (Metro TV), Indonesian Lawyer Club (TV One), serta Aiman (Kompas TV) memiliki pembahasan yang berbeda mengenai Jokowi. Pesan pada program talkshow tersebut dibingkai sesuai dengan persepsi masing masing wartawan melalui narasumber yang terkait. 4.1 Program Talkshow Mata Najwa (METRO TV) Gambaran video Gambar 4.1 Mata Najwa merupakan program talkshow bertemakan hukum dan politik yang disiarkan melalui stasiun televisi Metro TV. Program yang dipandu oleh jurnalis Najwa Shibab mengungkap pencitraan politik Jokowi melalui visi misi yang dilontarkan pada masa menjadi kandidat calon presiden RI ke-7. 3
4 Episode tayangan acara mata najwa tanggal 28 Mei 2014 dengan topik Siapkah Jokowi menghadirkan beberapa narasumber yang tergabung dalam partai politik sebagai pihak pro dan kontra terhadap visi misi Jokowi. Narasumber yang hadir yaitu Anies Baswedan, Mohammad Mahfud, Maruarar Sirait, Fadli Zon, Adian Napitupulu, serta Ahmad Yani. - Segmen 1 & 2 : Anies Baswedan dengan Mohammad Mahfud Gambar 4.2 Anies Baswedan mengatakan selama 15 tahun setelah masa reformasi negara Indonesia membutuhkan kebaruan dalam model kepemimpinan. Faktor visi Jokowi mempengaruhi ekspresi ideologis sebagai calon presiden dalam merubah permasalahan negara seperti dari segi kesehatan, pangan, pendidikan serta infrastruktur. Jokowi dipandang sebagai calon pemimpin yang melakukan pekerjaan secara nyata memiliki latar belakang serta track record pemerintahan yang baik. 4
5 Gambar 4.3 Mohammad Mahfud mengungkapkan bahwa Jokowi dalam melakukan pidato sebagai calon presiden tidak pernah menyampaikan tentang visi yang telah diterapkan. Implementasi kebijakan tidak dapat terlihat dalam mengontrol masa depan bangsa Indonesia secara terencana. Retorika atau pandangan kinerja Jokowi selama masuk dalam dunia pemerintahan disegani oleh masyarakat akan tetapi substansi retorika yang dijalankan tidak terlihat. - Segmen 3 : Maruarar Sirait dengan Fadli Zon Gambar 4.4 Maruarar Sirait sebagai ketua umum DPP Partai PDI-Perjuangan (Partai demokrasi Indonesia) memberikan penilaian terhadap Jokowi sebagai orang yang 5
6 sederhana, merakyat, serta tegas. Sifat merakyat diartikan dengan tindakan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta turut andil dalam menanggapi permasalahan yang sedang terjadi dan berada ditengah masyarakat. Isu negatif terhadap Jokowi sebagai capres boneka dan tunduk pada kekuatan asing ditanggapi sebagai perihal yang harus dilihat oleh masyarakat secara tindakan yang akan dilakukan yaitu menolak bantuan dari negara asing apabila mendapat persyaratan. Kinerja Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta cukup terlihat dengan beberapa tindakan yang telah dilakukan seperti penanggulangan banjir, tingkat kemacetan berkurang, dsb. Gambar 4.5 Fadli Zon sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra berpendapat Indonesia harus memiliki pemimpin yang sifatnya tidak ambisius artinya Jokowi harus menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta baru menjadi calon presiden. Visi yang dipakai oleh Jokowi dianggap bukan hasil pemikiran sendiri melainkan hanya sekedar statement. 6
7 - Segmen 4 : Adian Napitupulu dengan Ahmad Yani Gambar 4.6 Adian Napitupulu sebagai perwakilan politikus partai PDI Perjuangan (Partai demokrasi Indonesia) menyatakan Jokowi merupakan sosok pemimpin yang berpikir besar dan bertindak besar. Visi misi yang telah dibuat tidak disampaikan secara detail karena menginginkan masyarakat melihat tindakan yang akan dilakukan bukan semata mata hanya pembicaraan. Gambar 4.7 Ahmad Yani sebagai perwakilan politikus partai PPP (Partai Persatuan Pembangunan) memberikan pendapat bahwa Jokowi belum menepati janji yang 7
8 diberikan selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. Negara Indonesia tidak cukup dipimpin oleh seorang pemimpin dengan pedoman pencitraan Analisa Framing Metro TV merupakan stasiun televisi swasta di Indonesia yang tergabung dalam perusahaan Media Group. Surya Paloh sebagai pemilik media Metro TV turut andil dalam dunia politik. Partai NasDem ( Nasional Demokrat) mengangkat Surya Paloh sebagai ketua umum. Masa menjelang pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014 partai PDI-P melakukan koalisi dengan partai NasDem untuk mengangkat Jokowi sebagai calon presiden RI. Mata Najwa merupakan program talkshow dari stasiun televisi Metro TV membahas tentang ideologi politik Jokowi. Tayangan pada tanggal 28 Mei 2014 memberikan tema Siapkah Jokowi? memberitakan tentang visi & misi,rekam jejak serta kehidupan politik Jokowi semasa tergabung dalam dunia pemerintahan. Seleksi isu yang dilakukan bersifat positif yaitu mendukung Jokowi sebagai presiden RI. Program talkshow menghadirkan narasumber yang bersifat pro dan kontra. Mata Najwa menghadirkan narasumber yaitu Anies Baswedan, Mohammad Mahfud, Maruarar Sirait, FadliZon, Adrian Napitupulu, serta Ahmad Yani. Peletakan narasumber pada setiap segmen acara telah diatur dimana pihak pro lebih kuat dibandingkan pihak kontra agar dapat mempengaruhi khalayak. Segmen 1 & 2 menghadirkan Anies Baswedan sebagai juru bicara tim kemenangan Jokowi Jusuf Kalla dengan Mohammad Mahfud perwakilan dari partai PPP (Partai Perserikatan Pembangunan). Latar belakang Mohammad Mahfud sebagai tokoh yang gagal menjadi calon wakil presiden pendamping Jokowi dihadirkan sebagai pihak kontra. Pesan negatif yang disampaikan tidak dapat mempengaruhi perspektif khalayak. Segmen 3 menghadirkan Maruarar Sirait sebagai ketua DPP partai PDI-P dengan Fadli Zon sebagai Wakil Ketua Umum partai Gerindra. Perdebatan tanggapan 8
9 dapat dimenangkan oleh pihak pro sehingga khalayak tetap memiliki pandangan positif terhadap Jokowi. Segmen 4 menghadirkan Adrian Napitupulu sebagai perwakilan politikus partai PDI P dengan Ahmad Yani sebagai perwakilan politikus partai PPP. Pandangan khalayak secara negatif tidak dapat mempengaruhi perubahan perspektif. Program Mata Najwa memberikan gambaran mengenai ideologi politik yang dianut oleh Jokowi yaitu sosialisme. Visi & misi sebagai presiden RI mengutamakan pemerataan sistem pendidikan, pangan serta kesehatan dalam masyarakat. Sistem ideologi politik secara sosialisme mengutamakan kebersamaan dimana setiap individu harus berusaha untuk mendapatkan layanan masyarakat secara bersamaan. Analisa framing pesan dari program Mata Najwa menurut Robert E.Entman sebagai berikut : Tabel 4.1 Identifikasi Masalah Ideologi politik Jokowi yang diterapkan menjadi calon presiden RI Sumber Masalah Jokowi Membuat Keputusan Moral Jokowi merupakan calon pemimpin yang berpikir dan bertindak besar Menekankan Penyelesaian Jokowi layak menjadi presiden RI terkait visi & misi, rekam jejak serta track record dalam dunia pemerintahan yang cukup baik. 9
10 a. Identifikasi Masalah (Define Problems) : Program Mata Najwa mengambil topik Siapkah Jokowi? membahas tentang ideologi politik Jokowi sebagai calon presiden RI. Pembukaan pesan dari host Najwa Shibab menjelaskan mengenai topik yang akan dibahas. Indonesia akan segera menentukan siapakah yang akan duduk dibangku kekuasaan, calon kandidat tak mungkin sempurna maka membedah kandidat menjadi hal mutlak agar kesalahan dapat dielak. Calon pemimpin bangsa harus ditelaah dan diperiksa dari janji yang telah diberikan. Saya Najwa Shibab inilah Mata Najwa, Siapkah Jokowi? Topik program talkshow Mata Najwa akan membahas Jokowi dari sisi positif. Pesan pembuka memberikan gambaran mengenai ideologi politik Jokowi terkait visi & misi serta rekam jejak yang akan ditelaah secara mendalam. Persepsi wartawan menggiring khalayak untuk memiliki penilaian secara positif terhadap Jokowi. b. Sumber Masalah (Diagnose Causes) : Jokowi dalam program Mata Najwa digambarkan sebagai calon pemimpin yang pantas untuk negara Indonesia. Anies Baswedan sebagai nara sumber mengatakan Saya lihat memang, Indonesia saat ini sesudah 15 tahun masa reformasi membutuhkan kebaruan, karena sudah banyak orang dalam 15 tahun itu berada dalam pemerintahan, dalam pimpinan partai politik, dalam suasana dimana rakyat membutuhkan perubahan, tetapi justru yang muncul malahan orang orang lama atau mereka yang sudah dalam kekuasaan 15 tahun. Pasangan Jokowi Jusuf Kalla memiliki terobosan serta pendekatan pendekatan baru dalam mengenai permasalahan negara. Saya rasa Pak Jokowi pantas sebagai calon pemimpin negara. 10
11 c. Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgement) : Jokowi dianggap sebagai calon pemimpin yang berpikir dan bertindak besar. Adian Napitupulu mengatakan Tindakan adalah sebuah manifestasi dari pikiran, ada perbedaan antara berpikir besar, bertindak besar, dan bicara besar. Menurut saya Jokowi berpikir besar dan bertindak besar yang lain bicaranya saja yang besar, tindakannya kita belum tahu. Contohnya di kota Solo, Jokowi menang pada pemilihan pertama, pada pemilihan kedua hampir 90 % rakyat Solo memilih kembali, artinya rakyat melihat hasil karyanya. Maruarar Sirait mengatakan Pemimpin itu berproses. Pak Jokowi memiliki proses bagaiman ia menjadi Walikota Solo di melakukan pelayanan publik. Bagaimana pelayanan publik yang ia sajikan, bagaimana orang dapat menikmati pelayanan kesehatan, bagaimana orang dapat membuat KTP dengan cepat, bagaimana Solo dapat diakui bukan oleh warga kota Solo saja melainkan oleh warga Indonesia dan internasional, begitu banyak tanggapan masyarakat sehingga ia menjadi Walikota terbaik di dunia. Selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta juga banyak tindakan perbaikan yang telah dilakukan seperti penanggulangan banjir, tingkat kemacetan berkurang, dsb. Anies Baswedan mengatakan Permasalahan negara seperti dari segi pangan, pendidikan, kesehatan serta infrastruktur dapat ditangani dengan pendekatan pendekatan baru dalam menangani perubahan. Pendekatan yang berbeda merupakan faktor visi dan misi dari calon pemimpin negara. Orang orang mungkin ada yang mengkritik tindakan pendekatannya, akan tetapi menurut saya ini justru penting dalam melakukan perubahan. Tanggapan narasumber menggambarkan tentang permasalahan Jokowi secara positif. Sifat negatif dari narasumber bersifat kontra 11
12 tidak terlalu ditonjolkan melainkan dapat ditanggapi lebih kuat oleh narasumber bersifat pro. Wartawan membuat keputusan moral secara positif dalam menggiring persepsi khalayak terhadap ideologi politik Jokowi. d. Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation) : Penyelesaian masalah dalam program Mata Najwa menggambarkan Jokowi dapat menjadi calon pemimpin negara RI. Pendapat Anies Baswedan sebagai narasumber menjelaskan track record yang diraih Jokowi dalam dunia pemerintahan dapat meningkatkan elektibilitas dalam masyarakat. Track record yang telah diraih Jokowi bagus karena pendekatan berbeda yang dilakukan dalam masyarakat, sehingga partai menunjuk Jokowi sebagai calon presiden RI. faktor visi dan misi yang merupakan hasil kolektif pemikiran bersama partai sehingga tidak terlalu ditonjolkan dalam kampanye karena bukan semata mata hanya pembicaraan melainkan mengajak rakyat untuk melihat tindakan. Program Mata Najwa dari stasiun televisi Metro TV membingkai permasalahan mengenai ideologi politik Jokowi secara positif. Politikus yang memiliki perbedaan pandangan mengenai Jokowi sebagai calon presiden RI ditampilkan dengan posisi argumen yang kurang kuat. Wartawan ingin menggiring persepsi khalayak untuk mendukung Jokowi menjadi presiden RI. Pesan pesan yang menunjukkan kesalahan tindakan Jokowi dalam dunia pemerintahan di netralisir menjadi baik agar dapat mempengaruhi pandangan masyarakat. 12
13 4.2 Program Talkshow Indonesia Lawyer Club (TV One) Gambaran video Gambar 4.8 Indonesia Lawyer Club (ILC) merupakan program talkshow dari stasiun televisi swasta TV One dipandu oleh jurnalis Karni Ilyas. Episode tayangan tanggal 20 mei 2014 mengambil topik Sudden Death : Jokowi yang membahas tentang rekam jejak serta visi & misi Jokowi sebagai calon presiden RI ke-7. Narasumber yang hadir yaitu Aria Bima, Fadli Zon, Tjahyo Kumolo, Effendi Gazali, serta Prof. Tjipta Lesmana. - Segmen 1 : Aria Bima dengan Fadli Zon Gambar
14 Aria Bima sebagai ketua DPP Partai PDI- P (Partai demokrasi Indonesia) menyatakan Jokowi sebagai figur yang dikehendaki oleh rakyat Indonesia terlihat dari kesungguhan dalam bekerja terkait track record yang dicapai selama menjabat sebagai pemerintah sehingga memiliki tingkat popularitas dan elektibilitas yang cukup tinggi. Indonesia tidak membutuhkan sosok pemimpin yang pandai dalam berpidato melainkan cepat dalam mengambil keputusan. Persoalan bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke dapat diselesaikan oleh ideologi dari sosok pemimpin didalam kekuasaan. Partai PDI P pernah menang dalam pemilu 1999, setelah 10 tahun partai mempelajari dari sikap kritis masyarakat tentang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sehingga partai melihat Jokowi sebagai calon pemimpin yang pantas untuk bangsa Indonesia. Gambar 4.10 FadliZon sebagai wakil ketua umum partai Gerindra memberikan pendapat bangsa Indonesia membutuhkan sosok presiden yang berasal dari pemimpin partai bukan petugas partai. Menurut pandangan Fadli Zon, Petugas partai seperti Jokowi dianggap tidak dapat menjalankan dengan baik visi misi yang telah dibangun bersama partai dalam menyelesaikan 14
15 permasalahan bangsa Indonesia. Sosok Soekarno sebagai presiden RI ke-1 dianggap sebagai pemimpin nasional dan internasional karena memiliki pengalaman dalam hubungan internasional yang baik. Elektibilitas Jokowi dikenal cukup tinggi dalam masyarakat akan tetapi tidak memiliki pengalaman dalam menjalin hubungan internasional sehingga berpengaruh terhadap masa depan bangsa Indonesia di bidang ekonomi, politik, budaya, dsb. - Segmen 2 : Tjahyo Kumolo Host memberikan pertanyaan terhadap Tjahyo Kumolo terkait masa pemerintahan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta yang hanya berlangsung selama 1,5 tahun. Pembuktian dalam membangun kota Jakarta belum terlihat akan tetapi sudah mencalonkan diri sebagai presiden. Perihal ini dapat mempengaruhi prestasi dalam pemerintahan yang dilakukan oleh Jokowi. Gambar 4.11 Tjahyo Kumolo sebagai Sekjen Partai PDI P menjelaskan proses seseorang menjadi kepala daerah serta presiden telah diatur oleh Undang Undang yang berlaku. Jokowi selama menjabat sebagai gubernur DKI 15
16 Jakarta selama 1,5 tahun telah melakukan pembenahan terhadap kota Jakarta seperti penanganan terhadap banjir, transportasi, perumahan kumuh, dsb. Partai PDI P menunjuk Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai presiden dilihat dari kritik masyarakat yang didapat terkait track record selama menjabat sebagai pemerintah. Pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat adalah orang yang cepat dalam mengambil keputusan serta melakukan tindakan. Jokowi tetap dapat melakukan perkembangan terhadap kemajuan kota Jakarta meskipun nantinya menjabat sebagai presiden RI ke-7. - Segmen 3 : Effendi Gazali dengan Tjahyo Kumolo Gambar 4.12 Effendi Gazali sebagai pakar komunikasi politik memberikan pernyataan Jokowi dianggap sebagai petugas partai serta adanya isu dimasyarakat mengenai capres boneka. Isu tersebut dapat mempengaruhi kinerja Jokowi jika menjabat sebagai presiden RI. Tjahyo Kumolo memberikan tanggapan Jokowi sebagai petugas partai dianggap sebagai kader terbaik dalam partai sehingga diusung sebagai calon presiden RI. Isu mengenai capres boneka dapat dianggap hanya sebagai isu belaka karena Jokowi jika terpilih menjadi presiden RI tidak akan 16
17 menerima bantuan dari pihak luar negeri dengan persyaratan tertentu. Pihak partai PDI P menganjurkan untuk Jokowi melakukan konsultasi dengan ketua umum dalam menjalankan tugas. - Segmen 4 : Prof. Tjipta Lesmana dengan Aria Bima Gambar 4.13 Prof. Tjipta Lesmana merupakan pakar komunikasi politik memberikan pendapat dalam susunan visi & misi Jokowi sebagai presiden RI akan menjalankan sistem program trisakti yang menyangkut ekonomi, politik serta kebudayaan. Pada jaman pemerintahan Megawati Soekarnoputri tahun visi & misi mengenai trisakti tidak dijalankan sehingga BUMN negara Indonesia dijual kepada pihak luar negeri. Aria Bima menanggapi konsep trisakti yang tertera dalam visi & misi Jokowi merupakan pembaruan bukan turunan dari masa kepemimpinan Ibu Megawati. Pada jaman pemerintahan Ibu Megawati aset BUMN negara dijual kepada pihak luar negeri karena tidak adanya pertanggung jawaban kerusakan BUMN oleh pemerintah sebelumnya. 17
18 4.2.2 Analisa Framing Aburizal Bakrie merupakan ketua umum partai GOLKAR (Golongan Karya) serta pemilik media televisi TV One. Pada pemilu legislatif tanggal 9 April 2014 partai GOLKAR memperoleh suara yang cukup signifikan untuk maju dalam pemilihan presiden. Ketetapan negara mengusung partai Gerindra dengan partai PDI P sebagai partai yang memperoleh suara terbanyak untuk maju dalam pemilihan presiden. Partai PDI P mengajak koalisi partai dengan partai GOLKAR akan tetapi tidak berhasil. Indonesia Lawyer Club (ILC) adalah program talkshow bertemakan hukum dan politik dari stasiun televisi TV One. Tayangan pada tanggal 20 Mei 2014 memberikan tema Sudden Death Jokowi. Program ILC membahas tentang isu isu negatif terhadap Jokowi sebagai calon presiden RI. Narasumber yang dihadirkan yaitu Aria Bima, Fadli Zon, Tjahyo Kumolo, Effendi Gazali, serta Prof. Tjipta Lesmana. Program acara mengatur narasumber yang dihadirkan dimana posisi pihak kontra lebih kuat dibandingkan pihak pro. Aria Bima sebagai ketua DPP dengan Tjahyo Kumolo sebagai Sekjen partai PDI P hadir sebagai pihak pro terhadap Jokowi. Narasumber pihak kontra diwaliki oleh Fadli Zon sebagai wakil ketua umum partai Gerindra, Effendi Gazali dan Prof. Tjipta Lesmana sebagai pakar komunikasi politik. Peletakan narasumber dinilai tidak seimbang karena pakar komunikasi politik adalah orang yang tidak tergabung dalam suatu partai politik seharusnya bersikap netral. Pesan yang disampaikan dalam acara ILC memberikan perspektif negatif terhadap khalayak. Jokowi yang posisinya sebagai anggota partai tidak pantas dicalonkan sebagai presiden RI. Tingkat elektibilitas serta popularitas tinggi dalam masyarakat terkait track record tidak dapat dijadikan jaminan karena pemimpin negara RI harus memiliki pengalaman dalam hubungan internasional. 18
19 Program ILC memberikan gambaran ideologi politik Jokowi menganut sistem demokrasi. Pemerintahan selama jaman ibu Megawati Soekarnoputri tahun menganut sistem ideologi demokrasi sehingga Jokowi yang tergabung dalam 1 partai PDI-P mengikuti sistem ideologi politik dari pemerintahan sebelumnya. Analisis pesan framing pada program ILC menurut Robert E.Entman sebagai berikut : Tabel 4.2 Identifikasi Masalah Anggota partai tidak dapat dicalonkan sebagai presiden RI. Sumber Masalah Jokowi Membuat Keputusan Moral Isu capres boneka dapat menggambarkan Jokowi tidak dapat berjalan sendiri. Menekankan Penyelesaian Visi & misi Jokowi mengenai trisakti sama dengan jaman pemerintahan Megawati Soekarnoputri akan tetapi tidak dijalankan dengan benar. a. Identifikasi Masalah (Define Problems) : Program ILC mengambil topik Sudden Death Jokowi membahas tentang sisi negatif terhadap Jokowi. Calon presiden RI tidak dapat diambil dari anggota partai. Visi & misi yang telah dibangun oleh partai dapat menyelesaikan permasalahan dalam negara sehingga ketua umum dianggap lebih baik menjadi pemimpin. Fadli Zon mengatakan Calon pemimpin yang baik harus berasal dari pemimpin partai bukan petugas partai. Visi dan misi yang dibangun sebagai calon presiden dibangun kolektif bersama partai dalam menangani masalah masalah yang ada. Jika hanya petugas 19
20 partai yang menjadi pemimpin mana bisa menjalankan visi dan misi dengan baik? sedangkan apabila pemimpin partai yang menjadi presiden jelas bisa karena dia yang menyetujui keputusan visi apa yang akan dibentuk. Sehingga lebih cepat dalam mengambil keputusan dalam persoalan. Effendi Gazali mengatakan Saya setuju dengan pendapat mas Fadli Zon, apabila calon presiden berasal dari petugas partai apakah dapat mengambil keputusan secara sendiri? Jika harus laporan dengan Ibu Mega sebagai ketua umum dalam mengambil keputusan apakah tidak mempengaruhi kinerja sebagai presiden RI? b. Sumber Masalah (Diagnose Causes) : Pencitraan Jokowi dibingkai secara negatif oleh program acara ILC. Jokowi dianggap belum dapat mencalonkan diri sebagai presiden RI. Masa jabatan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta hanya dijalankan selama 1,5 tahun. Partai PDI P menunjuk Jokowi sebagai calon presiden RI yang berasal dari petugas partai yang merupakan kader terbaik bukan pimpinan partai. Karni Ilyas mengatakan Jokowi itu terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta hanya menjalakan masa jabatan selama 1,5 tahun padahal periodenya selama 5 tahun. Pembuktian dalam membangun kota Jakarta juga belum terlihat, tapi partai langsung mengusung saja menjadi calon presiden. Jika terpilih menjadi presiden apakah dapat menangani permasalahan negara? c. Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgement) : Pengambilan keputusan moral menyangkut isu capres boneka terhadap Jokowi. Prinsip dalam mengambil keputusan yang diambil oleh Jokowi harus melalui ketua umum partai PDI P sementara menjabat sebagai presiden RI harus cepat dalam mengambil keputusan sendiri. Jokowi dianggap besandar pada pihak asing dalam 20
21 menyelesaikan permasalahan dalam negara selama menjabat sebagai presiden RI. Effendi Gazali mengatakan Isu capres boneka terhadap Jokowi sudah menyebar di kalangan masyarakat. Jika dalam mengambil keputusan Jokowi tidak dapat berjalan sendiri melainkan harus melalui Ibu Mega, ini bisa jadi masalah dalam masyarakat karena gak bisa tegas dalam mengambil keputusan. Memangnya yang mau jadi presiden Jokowi atau Ibu Mega? Lain hal lagi dalam misi Jokowi akan menerima bantuan negara asing dalam menyelesaikan masalah negara, ini artinya bersandar pada kekuatan asing. Bagaimana pihak perwakilan Jokowi menanggapinya? d. Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation) : Penyelesaian masalah dalam program ILC menggambarkan Jokowi ditunjuk sebagai presiden RI oleh partai PDI P yang merupakan kader terbaik dari partai. Visi & misi trisakti yang diterapkan oleh Jokowi sama dengan jaman pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Pada tahun program trisakti tidak dijalankan dengan benar. BUMN negara dijual kepada pihak asing sehingga menambah permasalahan dalam negara. Prof. Tjipta Lesmana mengatakan Visi yang dibangun Jokowi menerapkan program trisakti yang menyakut ekonomi, politik, sama budaya. Pada masa pemerintahan Ibu Mega tahun sama seperti ini juga, akan tetapi program ini sama sekali tidak dijalankan, malahan BUMN negara dijual ke pihak asing secara tidak jelas. Jika Jokowi terpilih menjadi presiden RI akankah melakukan hal yang sama? Program Indonesian Lawyer Club (ILC) dari stasiun televisi TV One membingkai Jokowi yang merupakan anggota kader terbaik partai tidak layak sebagai calon presiden RI. Pihak pendukung Jokowi kurang ditonjolkan dalam 21
22 memberikan argumen. Wartawan menggiring persepsi masyarakat agar tidak mendukung Jokowi sebagai presiden RI. Pesan pesan yang diberikan mengenai kesalahan Jokowi dalam dunia pemerintahan dijadikan topik pembahasan yang penyelesaiannya berupa argumen negatif. 4.3 Program Talkshow AIMAN (Kompas TV) Gambaran video Gambar 4.14 Program Talkshow AIMAN dari stasiun televisi swasta Kompas TV membahas mengenai peristiwa, sosok dan humanis. Program AIMAN dipandu oleh jurnalis Aiman Witjaksono. Sisi lain Jokowi sebagai calon presiden RI ke-7 ditelaah melalui segi politik, ekonomi, serta citra penampilan. Nara sumber yang dihadirkan yaitu 22
23 - Segmen 1 : Profile Joko Widodo dalam berpolitik Gambar 4.15 Kehidupan berpolitik Joko Widodo dikenal ketika menjabat menjadi Walikota Surakarta selama 2 periode. Kemajuan kota Surakarta menggiringnya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Jabatan menjadi Gubernur DKI Jakarta belum usai akan tetapi Jokowi diusung oleh Partai PDI-P menjadi calon presiden RI. Perolehan suara partai PDI P pada masa pemilihan legislatif tidak mencapai angka 25 % sehingga partai PDI P harus melakukan koalisi dengan partai lain agar masuk dalam pemilihan presiden. Koalisi partai mengusung Jokowi Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden RI ke-7. - Segmen 2 : Musa Widyatmodjo Gambar
24 Citra pribadi Jokowi sebagai calon presiden RI dapat dilihat dari segi penampilannya. Musa Widyatmodjo sebagai seorang pakar fashion menilai Jokowi dikenal dengan sosok kerempeng. Sosok orang kurus dinilai melalui segi psikologis secara tidak langsung merupakan sosok orang yang kurang kuat dalam mengangkat beban masalah dalam negara Indonesia. Pakaian kemeja putih polos yang sering dikenakan oleh Jokowi dapat dilihat sebagai warna kepribadian yang melambangkan bersih, suci, dsb. Calon pemimpin negara Indonesia sebaiknya menggunakan pakaian yang berasal dari budaya Indonesia seperti batik. Pakaian yang selayaknya digunakan oleh Jokowi dapat dilihat dari 3 kegiatan yang dilakukan, misalnya : - Blusukan : kemeja lengan pendek, celana panjang, sepatu olahraga - Rapat menteri : kemeja batik / bernuansa tekstil hasil budaya Indonesia - Balai Kota : dalam satu hari menggunakan kostum budaya kota tersebut Pakaian dapat memberikan aspek komunikasi bagi penilaian masyarakat terhadap kepribadian Jokowi sebagai presiden RI. - Segmen 3 : Hendri Saparini Gambar
25 Hendri Saparini sebagai pakar ekonomi mengungkapkan Jokowi pernah memiliki pengalaman dalam mengelola keuangan APBD selama menjabat sebagai Walikota Solo serta Gubernur DKI Jakarta. APBN negara Indonesia sebanyak 2000 Triliun Rupiah akan dapat berkembang dengan baik jika Jokowi menjabat sebagai presiden memiliki catatan catatan penting dalam pengalokasian dana APBN. Partai PDI P memiliki konsep tentang ekonomi kerakyatan yang telah diterapkan oleh Jokowi selama bergabung dalam dunia pemerintahan seperti pemenuhan pelayanan dasar dalam bidang kesehatan serta bidang usaha kecil menengah. Kebijakan publik dalam pengelolaan dana logistik negara dapat dilakukan dengan baik oleh Jokowi apabila menjabat sebagai presiden RI. - Segmen 4 : Effendi Gazali Gambar 4.18 Effendi Gazali menyikapi tentang isu capres boneka yang berkaitan dengan Jokowi. Menurut pengamatannya sebagai pakar komunikasi politik isu tersebut bersifat negatif yang menghasilkan 3 asumsi yaitu : - Pesan yang disampaikan dalam kampanye tidak akurat - Janji yang disampaikan tidak ada hubungan dengan kemampuan memerintah - Memprediksi suatu pesan yang tidak ada dasarnya 25
26 Kampanye yang dilakukan oleh Jokowi tidak dapat berjalan sendiri melainkan diatur oleh Ibu Megawati sehingga dapat menimbulkan keraguan bagi masyarakat ketika memimpin negara Indonesia ke depannya. Media juga memproteksi Jokowi secara berlebihan artinya media tidak melaporkan semua berita secara terbuka jadi ada beberapa fakta yang telah ditutupi. Perilaku media tersebut dapat mempengaruhi sikap masyarakat menjadi silence majority Analisa framing Kompas TV merupakan stasiun televisi swasta di Indonesia dimiliki oleh Kompas Gramedia. Pihak pemilik media Kompas TV tidak tergabung dalam suatu partai politik sehingga bersifat netral terhadap pemberitaan ideologi politik Jokowi. AIMAN merupakan program talkshow yang mengemas secara ringan tentang ideologi politik Jokowi dalam dunia pemerintahan. Tayangan program AIMAN tanggal 30 Mei 2014 memberikan topik Sisi Lain Jokowi yang membahas tentang citra penampilan, ekonomi, serta kehidupan berpolitik. Narasumber yang dihadirkan tidak tergabung dalam suatu partai politik. Sisi pro dan kontra tetap terlihat namun argumen yang disampaikan tetap berada pada sisi netral. Narasumber yang dihadirkan yaitu Musa Widiatmojo sebagai pakar fashion, Hendri Saparini sebagai pakar ekonomi, serta Effendi Gazali sebagai pakar komunikasi politik. Program AIMAN memberikan gambaran mengenai ideologi politik Jokowi yang akan dianut dengan sistem demokrasi dan sosialisme dimana kehidupan ekonomi dan politik yang akan dibangun berguna bagi kebersamaan rakyat serta keputusan yang diambil dalam menyelesaikan masalah berada di tangan rakyat bukan pemimpin. Analisa pesan framing program AIMAN menurut Robert E. Entman sebagai berikut : 26
27 Tabel 4.3 Identifikasi Masalah Citra penampilan serta kehidupan ekonomi dan politik Sumber Masalah Jokowi Membuat Keputusan Moral Media terlalu memproteksi secara berlebihan artinya tidak menyampaikan fakta secara terbuka. Menekankan Penyelesaian Perilaku media dapat menjadikan masyarakat menjadi silence majority a. Identifikasi Masalah (Define Problems) : Program AIMAN memberikan topik Sisi Lain Jokowi membahas tentang citra penampilan, kehidupan ekonomi dan politik. Tayangan mengambil posisi netral dengan membahas ideologi politik Jokowi secara ringan tidak menelusuri perihal yang serius. Aiman sebagai host memberikan penjelasan secara netral dalam membahas mengenai Jokowi Perubahan selalu dinantikan agar ada hal baik yang dirasakan. Tahun ini menjadi penentu negara bisa menjadi lebih maju. Pemilihan umum menjadi proses memilih calon pemimpin untuk menuju negara Indonesia yang sejahtera. Kali ini AIMAN akan membahas bakal calon presiden yang belakangan ini kerap diusung untuk maju pada pemilihan presiden. Apa yang akan dikupas? Mulai dari kehidupan ekonomi dan politik, hingga citra penampilan. Saudara, simak AIMAN berikut ini. b. Sumber Masalah (Diagnose Causes) : Pencitraan Jokowi dibingkai secara netral oleh program acara AIMAN. Narasumber bersifat pro dan kontra akan tetapi tetap memberikan tanggapan secara netral. 27
28 Musa Widyatmojo mengatakan Kalau saya melihat calon pemimpin itu harus bisa menjadi panutan selain itu dia juga harus meminggul masalah masalah yang ada dalam negara. Jokowi dikenal sebagai sosok kerempeng tapi banteng, namun dari segi psikologisnya sosok kerempeng dinilai kurang bisa menopang masalah yang terlalu banyak dalam negara. Saya melihat dari sosok Jokowi yang selalu mengenakan kemeja putih melambangkan nuansa yang bersih, suci serta nuansa yang masih tenang, tetapi nuansa seperti itukan harus dibuktikan dengan perilakunya. Penampilan Jokowi yang selalu mengenakan kemeja putih juga bisa mempengaruhi pandangan masyarakat juga. Mungkin masyarakat juga bisa punya pemikiran mengapa Jokowi tidak menggunakan pakaian pakaian dari kain tradisional bangsa Indonesia sementara budaya bernuansa batik termasuk kekayaan kita juga. Hendri Saparini mengatakan Background Jokowi yang sebagai pengusaha tentunya bisa mengatur kebijakan publik. Dana APBN negara yang berkisar 2000 triliun rupiah dapat berkembang dengan baik asalkan Jokowi memiliki catatan catatan penting agar tidak terjadi kecurangan. Effendi Gazali mengatakan Secara pemahaman komunikasi politik yang saya lihat kampanye yang Jokowi lakukan merupakan kampanye capres boneka dimana Jokowi tidak dapat melakukan kampanye tanpa anjuran Ibu Megawati. Sisi kehidupan politik Jokowi dalam masyarakat memiliki elektibilitas yang tinggi terkait track record yang diraih akan tetapi jika Jokowi hanya mengikuti Ibu Mega tidak dapat berjalan sendiri ini dapat menjadi permasalahan dalam negara. Calon pemimpin harusnya dapat tegas dalam mengambil keputusan karena menjadi panutan dalam masyarakat. 28
29 c. Membuat Keputusan Moral (Make Moral Judgement) : Kepurtusan moral dalam program AIMAN menggambarkan media lain terlalu memproteksi Jokowi secara berlebihan. Fakta mengenai Jokowi tidak disampaikan secara terbuka. Seleksi isu terjadi pada pemberitaan yang disiarkan oleh media lain. Media lain tidak dapat bersifat netral dari segi pemberitaan secara positif atau negatif. Effendi Gazali mengatakan Media harusnya bersikap netral tidak perlu memproteksi Jokowi secara berlebihan sehingga pemberitaan yang ada tidak disampaikan secara terbuka. d. Menekankan Penyelesaian (Treatment Recommendation) : Pengambilan keputusan terkait pada perilaku media yang tidak bersikap netral sehingga menjadikan masyarakat menentukan sikap silence majority. Pemberitaan media secara langsung dapat mempengaruhi persepektif khalayak. Pemberitaan yang dilakukan oleh media harus bersikap netral agar masyarakat dapat memiliki sikap kritis. Effendi Gazali mengatakan Perilaku media yang seperti ini menyebabkan masyarakat memilih sikap silence majority artinya tidak dapat mengeluarkan pendapat karena berbagai pandangan yang diperoleh dari media menyebabkan khalayak bingung terhadap persepsinya sendiri. Program AIMAN dari stasiun televisi Kompas TV menggambarkan sosok Jokowi secara netral terhadap pemberitaan yang didapat. Ideologi politik Jokowi dibahas secara berbeda dengan menelusuri kehidupan politik, ekonomi, serta citra penampilan sebagai calon presiden RI. Pesan pesan yang mengandung sisi negatif dan positif disampaikan secara terbuka tidak terlalu diproteksi secara berlebihan seperti media lain. 29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ideologi merupakan sebuah tatanan nilai dan paradigma yang diyakini oleh manusia. Manusia dapat menjadi bermakna, humanis, konservatif, radikal, serta fundamentalis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita buruh merupakan salah satu berita yang jarang dilihat dalam tayangan pemberitaan media TV. Berita buruh masih belum mendapatkan porsi yang pas dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Teori yang digunakan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Teori yang digunakan 2.1.1 Televisi Sebagai Media Massa Televisi sebagai suatu bentuk media massa memiliki karateristik tersendiri yang berbeda dengan media massa lainnya. Bentuk
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilu yang bersifat demokratis di Indonesia terwujud untuk pertama kalinya pada tahun 1999. Di mana rakyat dapat memilih sendiri wakil-wakil lembaga pemerintahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciyang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah parameter pelaksanaan pemilu yang demokratis :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Pemilu 2014 akan menjadi cermin bagi kualitas yang merujuk pada prinsip demokrasi yang selama ini dianut oleh Negara kita Indonesia. Sistem Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DPR atau MPR. Karena pergantian sistem pemerintahan, banyak wajah wajah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998, Indonesia mengalami masa reformasi, dimana rakyat bisa terlibat langsung dalam aktivitas politik di DPR atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan kepada khalayak, oleh sebab itu media massa mempunyai peran penting dalam mempersuasif masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan. Rakyat dilibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga menimbulkan pro dan kontra. Karena perkembangan kehidupan manusia seirama dengan kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga media sangat dibutuhkan terutama media televisi yang benar-benar dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pemilihan umum (Pemilu) tanggal 9 Juli 2014 adalah kompetisi pemilihan presiden sehingga media sangat dibutuhkan terutama media televisi yang benar-benar dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metro TV dalam pengantar buku Mata Najwa: Mantra Layar Kaca, Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peneliti melihat, mengamati, bahkan mengikuti program Mata Najwa di Metro TV dengan pembawa acaranya, Najwa Shihab, bolehlah dikatakan sebagai talkshow dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu
Lebih terperinciBEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014
BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014 1 Rebutan dukungan di 5 Kantong Suara Terbesar (NU, Muhammadiyah, Petani, Buruh, dan Ibu Rumah Tangga) Empat puluh hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berita adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan primer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pemberitaan media massa di Indonesia meningkat dengan intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak munculnya Undang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab ini disarikan kesimpulan penelitian Analisis Wacana Kritis Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2009. Secara tekstual, penggunaan kosakata, gaya bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden terkait kasus PT Freeport kembali menghatkan masyarakat Indonesia. Berita ini berawal dari Menteri Energi dan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai media komunikasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penggunaannya, musik berkembang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
98 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Berdasarkan data penelitian yang tersaji dalam bab sebelumnya, peneliti bisa mengatakan bahwa khalayak dalam penelitian ini yakni: pemilih pemula, pemilih dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Sebagai salah satu televisi berita dengan program andalannya Mata Najwa, Metro TV tak mau ketinggalan membahas isu terhangat. Salah satunya mengenai suasana jelang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tidak lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan mengenai kemacetan sudah ada sejak lama. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, kemacetan bukan hal yang asing lagi. Hampir setiap hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara di masa yang akan datang, sebab kebijakan di masa depan akan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan peristiwa politik yang sangat erat kaitannya dengan sistem demokrasi yang diterapkan suatu negara. Hasil dari pemilu ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi
BAB I PENDAHUUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini cukup berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media konvensional terpaksa harus beralih
Lebih terperinciHead to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014
Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tetap eksis selama bertahun-tahun hingga saat ini. Pada harian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberitaan pada media massa tidak terlepas dari subjektivitas atau tidak objektif. Padahal penulisan berita seperti ini sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat karena
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. tersebut, peneliti berhasil menemukan frame Jurnal Nasional terkait dengan sosok
121 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dalam rangka menjawab tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan, peneliti kemudian menarik benang
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik
1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciMantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat.
Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengaku terhina andai calon presiden Indonesia wajib mendapatkan restu dari Amerika Serikat. Pemilihan presiden Indonesia dua bulan lagi. Masing-masing
Lebih terperinciEfek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental
Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental (Adinda Tenriangke Muchtar, Arfianto Purbolaksono The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research) http://www.shnews.co/detile-28182-gelombang-efek-jokowi.html
Lebih terperinciHasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013
Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 213 Pol-Tracking Institute Jakarta, April 213 Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-1298 Telp. +6221-8371545, +6221-83794995, Faks.+6221-8379516
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fenomena ini diawali ketika Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mulai menyusun dan mengumumkan nama-nama kabinet dengan nama Kabinet Kerja.
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MIP. No. 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014
Analisis Isi Media Judul: MIP No 97 Pilpres 2014 Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 05/05/2014 Sebaran Media MCA hari ini Senin 5 Mei 2014 teridentifikasi media online terbanyak yang memberitakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciSikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK
Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan
56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat informasi mudah di akses dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Hal tersebut yang membuat internet menjadi pilihan banyak masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil
Lebih terperinciIdham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat
Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan
34 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan Bikien, paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pada tahun 1920-an atau 1930-an (McQuail, 2011:310) dengan radio rumah tangga pada tahun 1920-an. Selanjutnya pada tahun 1940-an diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri media di Indonesia yang kini berorientasi pada kepentingan modal telah menghasilkan suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan, yaitu berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Pemilihan presiden secara langsung pada tahun 2004 adalah yang pertama kali terjadi dalam sejarah Republik Indonesia. Sebelumnya, pemilihan presiden diadakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dalam sebuah acara silahturahim dengan perwakilan SMA/SMK/MA mahasiswa se-sumatera Barat pada 8 Juni 2013, Wakil Presiden Republik Indonesia menjawab salah satu pertanyaan
Lebih terperinciHeadline Berita Hari Ini Periode: 10/06/2014 Tanggal terbit: 10/06/2014
Headline Berita Hari Ini Periode: 10/06/2014 Tanggal terbit: 10/06/2014 Sebaran Bidang. Berita MIP pada Selasa 10 Juni 2014 didominasi bidang Polhukam, yaitu sebanyak 90,9 persen. Berita bidang Perekonomian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagai proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi di dunia hampir berpengaruh disegala sektor, tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini mengalami berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menarik sebanyak mungkin orang untuk membaca dan melihatnya.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Televisi adalah suatu alat penerima gambar dan suara yang didapat dari sebuah sinyal transmisi, pemancar dan satelit. Televisi merupakan salah satu alat
Lebih terperinciSetelah Pesta Usai. Kubu Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono lebih memilih menyerahkan masalah DPT ini pada KPU untuk diambil langkah penyelesaiannya.
Setelah Pesta Usai Pemilihan Umum Presiden 2009 secara resmi berakhir, ditandai dengan pengumuman dan penetapan hasil rekapitulasi suara pada Sabtu (25/7) lalu di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis berarti negara atau kota dan teta berarti urusan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik berasal dari bahasa yunani yaitu polis berarti negara atau kota dan teta berarti urusan. Politik pertama kali digunakan oleh Aristoteles dimana kata politik
Lebih terperinciSBY-Megawati bersalaman di Istana,
SBY-Megawati bersalaman di Istana, akhir dari persoalan 'dendam politik'? Heyder AffanWartawan BBC Indonesia 18 Agustus 2017 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40960383 Hak atas fotoanung ANINDHITO/BIRO
Lebih terperinciMENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)
RILIS HASIL MEDIA MONITORING MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014) www.theindonesianinstitute.com LATAR BELAKANG Di masa kampanye terbuka, media massa menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak mulai kuat berhembus setelah rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 Februari 2012.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan minat terhadap efek pesan yang disampaikan melalui media massa telah berkembang sejak sebelum abad ke 20. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi
Lebih terperinciPILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI
PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI Agustus 2014 1 Pilkada oleh DPRD Dinilai Publik Sebagai Penghianatan Partai Mayoritas publik menolak hak politiknya untuk memilih secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR, DPRD, dan DPD) dan Gubernur Provinsi Lampung. Sedangkan di bulan Juli 2014, masyarakat
Lebih terperinci2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikatakan pencitraan menjadi point penting dalam penunjang karir perpolitikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pencitraan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal penting dalam kehidupan bersosial. Melalui pencitraan, manusia memilih hal yang akan dilakukan dan juga
Lebih terperinciHeadline Berita Hari Ini Periode: 16/10/2017 Tanggal terbit: 16/10/2017
Headline Berita Hari Ini Periode: 16/10/2017 Tanggal terbit: 16/10/2017 Sebaran Bidang. Hasil monitoring 24 berita pada hari Senin, 16 Oktober 2017 mengangkat berita di bidang Polhukam sebanyak 20 berita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia mengalami transisi dari masa otoritarianisme ke masa demokrasi pascareformasi tahun 1998. Tentunya reformasi ini tidak hanya terjadi di
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis berita di atas yang disiarkan oleh Metro Tv tentang aksi klaim yang dilakukan Tim Kemanusiaan Surya Paloh terhadap pembebasan 10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf
Lebih terperinciPERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG DAMPAK KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG
PERANCANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG DAMPAK KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS PADA ANAK DALAM LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI KOTA SEMARANG Mukhammad Nurun Nazil 1, Bernadus Andang Prasetya.A 2, Dwi Puji Prabowo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media cetak seperti majalah, koran, tabloid maupun media elektronik seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Adanya kemajuan teknologi canggih seperti saat ini, informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tidak lagi hanya kita dapatkan melalui media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan presiden 2014 cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Dapat dilihat dari survei Komisi Pemilihan Umum (KPU), seperti dikutip dalam artikel Kompas.com
Lebih terperinciBAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya
BAB IV PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN TAHUN 2014 A. Perilaku Pemilih Dan Pilpres 2014 Secara umum partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi,
Lebih terperinciMEDIA SURVEI NASIONAL
MEDIA SURVEI NASIONAL GRAHA MUSTIKA RATU, SUITE 707 Jl. Gatot Subroto Kav. 74-75, Jakarta 12870 Telp : 021-83709208, 83709209. Fax : 021-83795585. CP : RICO MARBUN (08121379579) www.median.or.id I. METODOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum melalui penggunaan media berbayar (surat kabar, radio, TV, dll)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan kampanye politik merupakan suatu tindakan spesifik yang dirancang untuk mengiklankan sebuah aktifitas politik atau kampanye dalam rangka proses pemilihan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan.
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Bagian ini disajikan hasil temuan penelitian yang diperoleh dari data informan. Uraiannya sebagai berikut : 1. Proses atensi dan sensasi anggota De Photograph
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat mengenal korupsi sebagai tindakan penyalahgunaan uang negara atau institusi perekonomian sebagai upaya untuk meraih keuntungan pribadi. Di Indonesia
Lebih terperinci