BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk
|
|
- Suharto Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Konsep Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk mengetahui dan memahami pola hubungan interkasi yang terjalin dalam Komunitas BackpackerSolo. Ketiga konsep tersebut adalah modal sosial,backpacker, dan komunitas. 1. Modal Sosial Modal sosial pertama kali dikemukakan oleh sosiolog perancis yaitu Pierre Bourdieu. Menurut Bourdieu, modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalisasikan (Bourdieu dan Wacquant, dalam Field, 2010:23) atau bisa disederhanakan sebagai penggabungan dari sumber-sumber potensial yang berkaitan dengan pemilikan atas suatu jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dan terinstitusionalisasikan. Sedangkan modal sosial menurut James Coleman, merepresentasikan sumber daya karena hal ini melibatkan harapan akan resiprositas, dan melampaui individu mana pun sehingga melibatkan jaringan yang lebih luas yang hubungan-hubungannya diatur oleh tingginya tingkat kepercayaan commit dan to user nilai-nilai bersama. Bagi coleman, 10
2 konsep modal sosial adalah sarana untuk menjelaskan bagaimana orang berusaha bekerja sama. Coleman juga melihat modal sosial sebagai bagian yang terpisahkan dari barang umum yang diciptakan dan mungkin saja memberikan manfaat tidak saja bagi mereka yang berupaya mewujudkannya, namun juga yang menjadi bagian dari struktur (dalam Field, 2010:38). Definisi lain dari modal sosial berasal dari Francis Fukuyama. Fukuyama menekankan bahwa modal sosial memiliki dimensi yang lebih luas, yaitu segala sesuatu yang membuat masyarakat bersekutu untuk mencapai tujuan bersama atas dasar kebersamaan dan di dalamnya diikat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang tumbuh dan dipatuhi (Hasbullah, 2010:8). Menurut Fukuyama hal tersebut merupakan kunci sukses dalam pembangunan di segala bidang kehidupan, terutama bidang ekonomi dan kestabilan demokrasi. Dalam masyarakat yang telah terbiasa bergotong royong dan bekerjasama dalam sebuah organisasi atau kelompok akan lebih mudah merasakan kemajuan dan mampu memberikan kontribusi penting bagi negaranya. Selain dari ketiga tokoh ditas, definisi modal sosial selanjutnya berasal dari Robert Putnam.Bagi Putnam modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial, jaringan sosial dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan tujuan bersama (Field, 2010:51).Gagasan inti dari teori modal sosial adalah bahwa jaringan sosial memiliki nilai kontak sosial memengaruhi 11
3 produktivitas individu dan kelompok. Hal tersebut sama artinya dengan hubungan antar individu, jaringan sosial. Norma resiprositas dan keterpercayaan akan tumbuh dari hubungan hubungan tersebut. Putnam menggunakan konsep modal sosial untuk lebih banyak menerangkan perbedaan-perbedaan dalam keterlibatan yang dilakukan warga. dalam hal ini modal sosial merujuk pada bagian organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan terkoordinasi. Bagi Putnam modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial, jaringan sosial dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan tujuan bersama. (Field, 2010:49). Hasbullah juga menyimpulkan bahwa terdapat enam unsur pokok modal sosial yaitu: 1. Partisipasi dalam suatu jaringan Salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada kemampuan sekelompok orang dalam sebuah perkumpulan dalam melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial. Kemampuan anggota masyarakat dalam untuk selalu meyatukan diri dalam suatu pola hungungan yang sinergis akan berpengaruh dalam menentukan kuat atau tidaknya modal sosial suatu kelompok. 2. Resiprocity atau pertukaran 12
4 Dalam modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling bertukar kebaikan antar individu dalam suatu kelompok itu sendiri atau pertukaran antar kelompok. Suatu kelompok masyarakat yang memiliki bobot resiprositas atau pertukaran yang cukup tinggi akan melahirkan masyarakat yang memiliki modal sosial yang kuat 3. Trust Berbagai tindakan kolektif yang didasari atas rasa saling mempercayai yang tinggi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk dan dimensi terutama dalam konteks membangun kemajuan bersama dan tentu saja memperkuat modal sosial. 4. Norma Sosial Pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu. Norma-norma tersebut mengandung sangsi sosial yang dapat mencegah seorang individu melakukansesuatu yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat. 5. Nilai-nilai Nilai adalah suatu ide yang telah turun temurun dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat.nilai senantiasa berperan penting dalam kehidupan manusia. 6. Tindakan yang proaktif Adanya keinginan yang kuat dari anggota kelompok untuk tidak saja berpartisipasi tetapi senantiasa mencari jalan bagi keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan masyarakat. Mereka melibatkan diri dan mencari 13
5 kesempatan kesempatan yang dapat memperkaya, tidak saja dari sisi material tapi juga kekayaan hubungan- hubungan sosial, dan menguntungkan kelompok, tanpa merugikan orang lain secara bersama sama. (Hasbullah, 2010:9) Lebih lanjut, Hasbullah menyebutkan inti dari keseluruhan pemikiran modal sosial yang dikemukakan oleh beberapa tokoh diatas bahwa konsep modal sosial memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kualitas kehidupan dan selalu melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Dalam proses perubahan tersebut, kelompok masyarakat terikat dengan aturan dan norma sebagai acuan bersikap (Hasbullah, 2010:8) Modal sosial menjadi perekat bagi setiap individu, dalam bentuk norma, kepercayaan dan jaring kerja, sehingga terjadi kerjasama yang saling menguntungkan, untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial juga dipahami sebagai pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki bersama oleh komunitas, serta pola hubungan yang memungkinkan sekelompok individu melakukan satu kegiatan yang produktif. 2. Backpacker Backpacker bermula pada sekitar tahun 1970-an. Pada awalnya para pelaku Backpacker ini adalah kaum hippies yang melakukan perjalanan jauh untuk mencari Tuhan dan jati diri mereka dalam interaksi mereka selama perjalanan dengan orang-orang yang ada disekeliling 14
6 mereka. Dikarenakan perjalanan jauh yang mereka tempuh (bahkan sampai melintasi benua) dan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Oleh karena itu, para kaum hippies tersebut tinggal di penginapan yang murah dan menggunakan alat transportasi yang murah juga. Menurut Pearce (dalam Marwkward, 2008:27), seorang backpacker memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) A preference for budget accommodations (pemilihan dalam akomodasi yang murah) b) Sosial interactions with other travellers (Interaksi sosial dengan travellers lain) c) Independence and flexibility in their plans (Independen dan fleksibilitas dalam rencana perjalanan) d) Preference for longer rather than brief holidays (Durasi waktu perjalanan wisata lebih lama dari wisatawan konvensional) e) Emphasis on holidays that are informal and participatory (Ketertarikan pada kegiatan yang informal) Backpacker biasanya menggunakan anggaran yang minim dalam melakukan setiap perjalan.para Backpacker biasanya memiliki rencana perjalanan yang fleksibel. Mereka mencari pengalaman dengan mengikuti cara hidup penduduk local, berinteraksi dengan penduduk local, dan para 15
7 Backpacker lebih cenderung menyukai tinggal satu rumah (homestay) dengan penduduk local agar lebih mengenal budaya setempat. Kegiatan rekreasi para Backpacker berpusat pada kegiatan alam, budaya, atau petualangan. Memperhitugkan anggaran, mencari rute-rute perjalanan baru, dan tempat tujuan yang belum banyak di explore orang juga menjadi focus para Backpacker Backpacker sendiri mempunyai ciri yang menonjol diantara para wisatawan.para Backpacker lebih menyukai menggunkan ransel dalam melakukan perjalanan.ukuran ransel yang digunakan pun bervariasi, antara 20 liter sampai dengan 80 liter.selain ransel, demi menunjang kenyamanan dalam beraktifitas mereka lebih suka menggunakan kaos, celana kargo yang nyaman, dan sandal gunung.ciri khas tersebut dapat dengan mudah kita kenali di tiap-tiap destinasi wisata baik yang sepi maupun ramai. 16
8 Gambar 1. Anatomy of a Backpacker atau ciri khas seorang Backpackeryang digambarkan melalui ilustrasi diatas Faktor-faktor yang membedakan Backpacker dengan para wisatawan konvensional adalah penggunaan transportasi umum sebagai sarana perjalanan, penginapan umum kelas melati atau rumah-rumah penduduk (homestay), lama perjalanan, penggunaan ransel, dan tempat tujuan wisata..hal utama yang membedakan Backpacker dengan wisatawan biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan (Gustiayu, 2012:25). Karena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang Backpacker diwajibkan untuk mencari informasi dan riset secara mendalam dan bahkan berbulan-bulan yang artinya lebih lama dari waktu perjalanannya. Hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa, serta kondisi sosial tempat-tempa yang akan dikunjungi oleh para Backpacker. 17
9 3. Komunitas Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latincommunitasyang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".komunitas mengacu pada kesatuan hidup sosial yang ditandai dengan interaksi sosial yang lebih jelas dikenali dan disadari oleh anggota-anggotanya.ciri yang paling penting dalam komunitas adalah bahwa interaksi antar anggota berlangsung dalam intensitas dan frekuensi yang tinggi, saling mengenal, saling menolong, dan bekerjasama (Bagja Waluya, 2012:52). Satu konsep umum tentang komunitas adalah harmonis, mempunyai satu keselarasan minat dan aspirasi, dan terikat oleh nilai-nilai dan tujuan yang sama. Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagai lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individuindividu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Soerjono Soekanto juga mengatakan bahwa community dapat di terjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah lain menunjukkan 18
10 pada warga-warga sebuah kota, suku, atau suatu bangsa. Apabila anggotaanggota suatu kelompok baik itu kelompok besar ataupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan sosial (sosial relationship), dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial yang tertentu.dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat B. Penelitian Terdahulu yang Menjadi Acuan Penelitian mengenai Backpacker di Indonesia sendiri masih sangat jarang penulis temui berbeda dengan di luar negeri. Kebanyakan literature yang penulis temukan masih menggunakan bahasa Inggris, begitu juga dengan jurnal-jurnal yang penulis gunakan. Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis adalah skripsi yang dilakukan oleh Devi Putri Maritha (Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Sebelas Maret) yang berjudul Profil Pola pengeluaran Wisatawan Asing ala Backpacker di Yogyakarta (2010). Penelitian tersebut meneliti tentang pola pengeluaran para Backpacker yang ada di Yogyakarta pada tahun Penelitian tersbut menghasilkan bahwa para Backpacker tersebut lebih banyak mengeluarkan uang untuk biaya tinggal di akomodasi murah (91,5%), lalu untuk makan di restoran lokal (63%). 19
11 Penelitian lain yang digunakan adalah penelitian yang berjudul Peran Pimpinan Komunitas Dalam Menggerakan Modal Sosial Studi Komunitas Kali Code Gondolayu Yogyakarta, yang dilakukan oleh Farida Hanum dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 ini mengungkapkan bahwa sebelum era kepemimpinan Romo Mangun masyarakat Kali Code masih dianggap sebagai penghuni liar. Tetapi setelah kepemimpinan Romo Mangun yang menggerakan modal sosial yang berupa tenaga, semangat kebersamaan, kemandirian, dan guyub dikalangan masyarakat penghuni Kali Code. Gaya kepemimpinan Romo Mangun yang kharismatik dan memiliki wibawa dalam gaya kepemimpinannya menjadikan masyarakat Kali Code patuh kepada pemimpinnya dan mau berpartisispasi dalam membangun komunitasnya menjadi lebih baik seperti sekarang. Hasil penelitian berjudul Understanding Backpacker Motivation: A Travel Career Aproach yang dilakukan oleh Cody Paris yang diambil dari Journal of Hospitality Marketing & Management, Volume 19 April Penelitian yang dilakukan terhadap komunitas online backpacker bahwa ditemukan dua jenis motivasi pada para backpacker tersebut.motivasi yang mendasaribackpacker untuk melakukan perjalanan adalah mencari pengalaman, biaya yang murah, dan belajar untuk mandiri menjadi faktor umum dari motivasi para backpacker.sedangkan faktor khusus yang menjadi motivasi para backpacker adalah pengetahuan budaya lokal dan untuk relaksasi melepas kejenuhan. Penelitian berjudul Sosial Capital and Children s Wellbeing : a Chritical Shyntesis of The Sosial Capital Literature, oleh Kristin M. Fergusondari 20
12 International Journal of Sosial Wellfare Volume 15, Januari Hasil dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa modalsosial berkorelasi atau terkait dengan kesejahteraan anak atau remaja. Seorang ibu akan merasa aman tinggal disuatu lingkungan dan merasa nyaman untuk membesarkan anak anaknya, karena menaruh rasa percaya pada lingkungan dan tetangga dan terbukti mereka memiliki kualitas hidup lebih baik, diwujudkan dengan adanya saling membantu antar anggota komunitas sehingga menimbulkan dampak positif bagi tumbuh kembang anak-anak dan remaja tersebut. Dua penelitian terdahulu tentang modal sosial yang dilakukan oleh Farida Arum dan Kristin M. Ferguson memiliki focus yang sama pada penelitian yang sedang penulis lakukan, yaitu Modal Sosial Komunitas Backpacker Solo. Paparan hasil penelitian tersebut dapat menjadi suatu temuan yang penting sekaligus menjadi pandangan bagi peneliti khususnya terhadap modal sosial dalam sebuah komunitas, karena yang menjadi sasaran peneliti juga merupakan komunitas yang tergabung dalam Komunitas Backpacker Solo. Sedangkan dua penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Devy Putri Marita dan Cody Paris tentang backpacker juga menjadi rujukan oleh penulis untuk memperkaya khasanah tentang pengertian backpacker dalam penelitian yang sedang penulis lakukan. C. Landasan Teori Dari beberapa tokoh ahli tentang modal sosial seperti Bourdieu, Coleman, Putnam, dan Fukuyama, dalam penelitian kali ini teori modal sosial yang digunakan berasal dari Robert Putnam. Menurut Putnam modal sosial menunjuk pada bagian-bagian dari organisasi commit sosial to user seperti kepercayaan, norma, dan 21
13 jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi (dalam Lawang, 2005:212). Gagasan inti dari teori modal sosial adalah bahwa jaringan sosial memiliki nilai kontak sosial memengaruhi produktivitas individu dan kelompok. Hal tersebut sama artinya dengan hubungan antar individu, jaringan sosial. Norma resiprositas dan keterpercayaan akan tumbuh dari hubungan hubungan tersebut. Sebagai contoh yang diberikan oleh Putnam mengenai suatu kelompok yang anggota-anggotanya memperlihatkan rasa percaya, dan percaya sekali akan satu sama lain akan mampu menyelesaikan (masalah) jauh lebih banyak dibandingkan dengan kelompok yang tidak memiliki rasa percaya dan kepercayaan Dalam suatu komunitas petani di mana seorang petani sudah memperoleh rumput yang sudah diikat oleh orang lain dan di mana alat-alat pertanian dipinjamkan dan diseakan secara meluas, capital sosial memungkinkan setiap petani menyelesaikan pekerjaannya dengan hanya sedikit capital fisik dlam penyediaan alat dan perlengkapan (Putnam, 1993:67 dalam Lawang, 2005:212). Contoh analogy yang diberikan oleh Putnam tersebut dapat mempermudah kita dalam memahami modal sosial. Menurut Putnam (Field, 2010:52) bentuk dasar modal sosial ada dua yaitu 1. Menjembatani (inklusif) Modal sosial ini cenderung menyatukan orang dari beragam ranah sosial.modal sosial ini lebih baik dalam hal menghubungkan asset eksternal dan persebaran informasi.yang kemudian mampu membangun identitas commit yang to lebih user luas. 22
14 2. Mengikat (eksklusif). Modal sosial yang mengikat cenderung mendorong identitas eksklusif dan mempertahankan homogenitas.modal sosial ini memobilisasi solidaritas dan menjadi perekat identitas identitas spesifik dan mampu memelihara kesetiaan. Masing-masing bentuk tersebut memiliki keunggulan masing-masing, seperti modal sosial yang mengikat merupakan sesuatu yang baik untuk menopang resiprositas spesifik dan memobilisasi solidaritas, sekaligus menjadi semacam perekat terkuat dalam sosiologi. Kemudian, hubungan-hubungan yang menjembatani akan lebih baik dalam menghubungkan aset eksternal dan bagi persebaran informasi (Putnam, 2000: 22-3 dalam Field, 2010:52). Menurut Putnam komponen modal sosial terdiri dari kepercayaan (trust), aturan aturan (norms), dan jaringan jaringan kerja (network) yang dapat memperbaiki efisiensi dalam suatu masyarakat melalui fasilitas tindakan tindakan yang terkorordinasi (Putnam, 1993:167 dalam Field, 2010:49) Modal sosial menuntun seseorang atau kelompok untuk melakukan kerjasama dalam suatu jaringan guna membangun sebuah hubungan yang didasari rasa saling percaya dan saling menguntungkan. Hubungan yang terbentuk ini guna mencapai tujuan bersama dan melakukan perubahan yang lebih baik. Seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama dan melakukan perubahan yang lebih baik tidak terlepas dari nilai-nilai dan norma-norma, tujuannya untuk membuat kemungkinan aksi bersama dan dilakukan secara efisien serta efektif. Modal sosial ini bisa memberikan kekuatan secara moral, jika diposisikan sebagai 23
15 pendukung dan modal sosial dapat dipahami oleh individu tentang norma dan nilai didalamnya. Sehingga modal sosial ini mampu membangun hubungan yang kuat dan menjadi perekat dari suatu hubungan sosial yang terjalin oleh individu atau kelompok. Modal sosial juga mampu membangun, menciptakan dan memperluas jaringan sosialnya yang ada di masyarakat. D. Kerangka Berpikir Trend global berlibur dengan gaya backpacking beberapa tahun terakhir menjadikan banyaknya bermunculan berbagai jenis komunitas backpacker. Salah satunya adalah Komunitas Backpacker Indonesia yang membawahi beberapa regional di kota-kota besar di Indonesia termasuk Komunitas Backpacker Solo. Kesamaan minat dan tujuan dalam dunia backpacking merupakan salah satu motivasi yang membentuk Komunitas Backpacker Solo. Kelompok merupakan salah satu inti dari konsep modal sosial. Kecenderungan suatu entitas sosial dengan masyarakatnya untuk membentuk perkumpulan-perkumpulan akan menentukan kuat tidaknya modal sosial mereka (Hasbullah, 2010:34). Modal sosial merupakan sumber daya yang dimiliki oleh seseorang untuk mudah diterima dalam suatu kelompok sosial. Menurut Putnam, modal sosial adalah bagian dari kehidupan sosial jaringan, norma, dan kepercayaan yang mendorong partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Field, 2011: 51). Lebih lanjut dikatakan Putman bahwa kerjasama lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang 24
16 telah mewarisi sejumlah modal sosial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal balik dan jaringan-jaringan kesepakatan antar warga. Selanjutnya Putnam juga menyebutkan dua bentuk dasar dari modal sosial yaitu : menjembatani (atau inklusif) dan mengikat (atau eksklusif). Kedua bentuk dasar tersebut memiliki karakteristik masing masing, namun begitu tetap terdapat kesamaannya, yakni membantu menyatukan kebutuhan yang berbeda (Field, 2010 : 52). Kebutuhan mendasar yang terlihat dalam Komunita Backpacker kebanyakan adalah pemenuhan kebutuhan akan informasi, informasi tersebut berguna ketika akan melakukan kegiatan backpacking. Berdasarkan ketiga konsep modal sosial yang dikemukakan oleh Putnam, yaitu kepercayaan, norma, dan jaringan maka penulis ingin menggambarkan modal sosial yang terbentuk dalam Komunitas Backpacker Solo. Modal Sosial: 1. Kepercayaan 2. Jaringan Sosial 3. Norma 1. Kepercayaan yang terjalin dalam Komunitas Backpacker Solo 2. Jaringan sosial yang terbentuk dalam Komunitas Backpacker Solo 3. Norma yang berlaku dalam Komunitas Backpacker Solo Bagan 1.Kerangka berpikir tentang Modal Sosial dalam Komunitas Backpacker Solo 25
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran
BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared
Lebih terperinciPEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)
PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebanyak 32,61% tenaga kerja di Indonesia bekerja dalam sektor pertanian sehingga sektor ini dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar (Kementerian
Lebih terperinciBAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro
46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,
Lebih terperinciBAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL
BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL 6.1. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kendel Kehidupan ekonomi tertanam secara mendalam kepada kehidupan sosial serta tidak bisa dipahami terpisah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan dengan tujuan untuk mengujungi tempat-tempat wisata yang berada disuatu tempat tertentu. Sebagaimana yang terdapat dalam
Lebih terperinciModal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak
Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas
Lebih terperinciPilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang
Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada
Lebih terperinciSOCIAL CAPITAL. The important thing is not what you know, but who you know
SOCIAL CAPITAL The important thing is not what you know, but who you know Social capital Sumberdaya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang spesifik dan kemudian digunakan untuk memburu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Modal sosial atau Social
Lebih terperinciBAB II. Kajian Pustaka. Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan
BAB II Kajian Pustaka 2.1. Kelompok Sosial Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat, bukan hanya sebagai kegiatan jalan-jalan atau rekreasi, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wisata yang sering dikenal dengan istilah traveling kini telah menjadi semakin dikenal oleh masyarakat, bukan hanya sebagai kegiatan jalan-jalan atau rekreasi, namun
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. pengelolaan modal sosial bonding, bridging dan linking didalam kehidupan. perempuan pelaku usaha di Wukirsari pasca bencana.
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan Berdasarkan ketiga indikator yang digunakan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa perempuan pelaku usaha di Wukirsari mampu memanfatkan bentuk-bentuk modal sosial
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam karakter masyarakat di Yogyakarta mampu memecah jaringan sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat termasuk kelompok pengusaha asal Kuningan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam melimpah ruah yang mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat bermukim di pedesaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sosial yang meliputi network, trust, dan norm. Berikut dijelaskan masingmasing
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu adopsi inovasi dan modal sosial yang meliputi network, trust, dan norm. Berikut dijelaskan masingmasing variabel dengan urutannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan menarik bagi sebagian orang adalah mencoba berbagai makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga merupakan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan temuan penelitian dan analisis yang telah diterapkan dalam bab sebelumnya, maka dalam Bab V ini peneliti akan menarik kesimpulan terkait penelitian
Lebih terperinciA. Simpulan Peran public relations dalam organisasi semakin signifikan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Divisi public relations yang mulanya hanya
BAB V PENUTUP Kehadiran social media sebagai media komunikasi telah memberikan warna baru dalam dinamika praktik komunikasi korporat. Proses komunikasi yang bersifat egaliter, langsung, dan dialogis mendorong
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial sebagai konsep atau teori sosial sudah banyak dikaji dan dijadikan dasar indikator suatu proses pembangunan yang berfokus pada kinerja kelompok.komunitas
Lebih terperinciDEFINISI- DEFINISI A-1
DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Kesiapan Kondisi Jayengan Kampoeng Permata Sebagai Destinasi Wisata
BAB V PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis yang menghasilkan nilai serta tingkat kesiapan masing-masing komponen wisata kreatif di JKP. Pada bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan, pendapat-pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah komunitas. Dimana PR merupakan suatu organisasi dengan informais manajemen yang diharapkan, pendapat-pendapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas
BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA. dengan teori-teori yang telah dikemukakan oleh ahli. Untuk menghubungkan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh
11 II.TINJAUAN PUSTAKA Setelah merumuskan latar belakang masalah yang menjadi alasan dalam mengambil masalah penelitian, pada bab ini penulis akan merumuskan konsepkonsep yang akan berkaitan dengan objek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data sosial ekonomi September 2013 sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris karena secara geografis daerah Indonesia sangat mendukung untuk bertani. Sebagai negara agraris menjadikan sektor pertanian sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pariwisata Indonesia selalu diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbesar dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global. Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mekanisme Survival Sekecil apapun perubahan kondisi ekonomi makro, baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah maupun mekanisme pasar, sangat berpengaruh terhadap kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah melahirkan. Royong, dengan misi : (1) Mewujudkan keamanan nansional yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sukses Bangsa Indonesia menyelenggarakan Pesta Demokrasi Tahun 2014 dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah melahirkan Kepemimpinan Nasional baru yang
Lebih terperinciKESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan di lapangan dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik suatu kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan secara tepat, modal sosial akan melahirkan serangkaian nilai-nilai atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modal sosial merupakan fasilitator penting dalam pembangunan ekonomi. Modal sosial yang dibentuk berdasarkan kegiatan ekonomi dan sosial dipandang sebagai faktor yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja Etos Kerja merupakan perilaku sikap khas suatu komunitas atau organisasi mencakup sisi spiritual, motivasi, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai seorang individu dan mahluk sosial. Sebagai seorang individu manusia mempunyai beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menawarkan beragam tempat wisata yag terbagi menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang menawarkan beragam tempat wisata yag terbagi menjadi tujuh kelompok, yaitu wisata alam, wisata budaya, atraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai daerah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Masyarakat sipil lahir dari interaksi sosial masyarakat yang terbina berkat ikatan-ikatan sosial. Selain itu keberadaan masyarakat sipil juga berpengaruh sebagai penyeimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah ditentukan untuk bisa ditaati dan dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa sebagai komunitas kecil yang terikat pada lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal dan juga dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat desa bergantung kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pengelolaan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai unit perencanaan yang utuh merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pengelolaan sumber daya alam. Sub sistem ekologi,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI
189 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI A. Simpulan Umum Kampung Kuta yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, merupakan komunitas masyarakat adat yang masih teguh memegang dan menjalankan tradisi nenek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kendaraan Yamaha NMAX, merupakan jenis otomotif roda dua bermesin Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang, Nmax pertama kali diproduksi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Modal Sosial Konsep modal sosial juga muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi
Lebih terperinciVII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah
VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar
Lebih terperinciSosiologi. Kelompok & Organisasi Sosial MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07
MODUL PERKULIAHAN Kelompok & Organisasi Sosial Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 07 MK61004 Nurwidiana, SKM MPH Abstract Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi
Lebih terperinciSecara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:
PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok tersebut bisa saja terbentuk atas dasar kesamaan minat, tujuan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, lazim terjadi orang berkelompok sesuai dengan suatu kesamaan. Terbentuknya kelompok-kelompok tersebut tergantung pada apa yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Judul dalam penelitian ini yaitu Peran Modal Sosial pada Paguyuban Pengusaha Warga
BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Alasan Pemilihan Judul Judul dalam penelitian ini yaitu Peran Modal Sosial pada Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan (PPWK) dalam Penyelesaian Masalah dan Pengembangan Jaringan
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PEMBINAAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mereka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan suatu cara untuk membangun hubungan dengan sesama dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, orang mampu bekerja bersama-sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah dan Lintas Sektor
B A B BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bangsa Indonesia menghadapi situasi yang selalu berubah dengan cepat, tidak terduga dan saling terkait satu sama lainnya. Perubahan yang terjadi di dalam
Lebih terperinciPengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.
Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Kemampuan komunitas untuk mengatur individunya merupakan modal sosial (social capital) yang mampu membuat individu individu yang ada didalam komunitas tersebut berbagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki dua sisi dalam kehidupannya, yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan jika ingin berkembang harus mengelola sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia merupakan aset utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam, atau aktifitas mendaki. Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem
BAB I PENDAHULUAN Pendaki gunung merupakan sekumpulan orang yang menyukai aktifitas alam, atau aktifitas mendaki. Mendaki Gunung merupakan suatu olahraga ekstrem yang penuh petualangan dan kegiatan ini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari masyarakat desa itu sendiri sesuai dengan apa yang sudah disepakati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu melalui program pembangunan desa, tercermin dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong yang berasal dari masyarakat
Lebih terperinciBAB I. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang peran pemimpin
BAB I A. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang peran pemimpin informal dalam upayanya membangun wilayah Code. Adanya pemimpin informal ini mendorong warga Code untuk menyelesaikan
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN
POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang masih melakukan banyak pembangunan dan perbaikan diberbagai sektor untuk memajukan negara dan bertujuan untuk
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG SADAR WISATA KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB V. Penutup. masyarakat khususnya program pengelolaan sampah terjadi salah satunya berkat
BAB V Penutup Kesimpulan Pencapaian yang diperoleh komunitas dusun Serut pada pemberdayaan masyarakat khususnya program pengelolaan sampah terjadi salah satunya berkat andil dari masyarakat. Warga dusun
Lebih terperinciKORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA
KORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA Ascosenda Ika Rizqi Dosen, Universitas Merdeka Pasuruan, Jl. H. Juanda 68, Kota Pasuruan Abstrak Desa merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Pematangsiantar adalah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara dan Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota Pematangsiantar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) adalah sebuah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KAMPUNG WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciII.TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan
II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kepemimpinan 2.1.1 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan (Robbins dan Coulter, 1999). Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andi Sulaiman, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam kegiatan perusahaan memiliki peran yang penting, maka hendaknya perusahaan perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, karena kunci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang memiliki akal pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Namun demikian sebagai mahluk biologis merupakan individu yang
Lebih terperincinegeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persoalan politik di Indonesia saat ini adalah kurangnya kesadaran politik dalam masyarakat khususnya generasi pemuda untuk terlibat dalam partisipasi politik. Tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan sektor pariwisata di dunia perekonomian Indonesia semakin penting, dengan adanya perkembangan sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah untuk
Lebih terperinciVIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA
92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan
Lebih terperinciBAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP
BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada dua bab sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa komunitas karakter sosial dan juga karakter
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1. Pengertian Partisipasi atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk mencapai suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak dahulu kala, hanya saja pada jaman sekarang perubahan-perubahan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini memang telah berlangsung sejak dahulu kala, hanya saja pada jaman sekarang perubahan-perubahan tersebut telah
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Pariwisata Menurut Suyitno (2001) dalam Tamang (2012) mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : a. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen penting bagi kehidupan masyarakat modern terutama fungsinya dalam bersosialisasi dan berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sarana yang paling penting bagi setiap manusia. Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Komunikasi adalah sarana yang paling penting bagi setiap manusia. Melalui komunikasi manusia dapat mengerti dirinya sendiri, mengerti tentang orang lain, mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh desa dan adat istiadat desa tersebut. Dilihat dari asal katanya, desa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era otonomi daerah ini pemerintah memberikan kewenangan pada masing-masing daerah untuk mengurus daerahnya dengan menggunakan azas demokrasi, mulai dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di bidang kepariwisataan Indonesia, ini terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal
Lebih terperinci