BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo merupakan salah satu kota yang tengah berkembang di bidang kepariwisataan Indonesia, ini terbukti dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota yang terkenal sebagai Kota Batik tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut Eny Tiyasni Suzana dalam artikel antara Jawa Tengah tahun 2015 mengatakan pada tahun 2013 sendiri ditargetkan dikunjungi wisatawan sebanyak 1,5 juta orang dan terealisasi jauh melebihi target yaitu sebanyak 1,6 juta wisatawan. Pada tahun selanjutnya target kedatangan wisatawan dinaikan, menjadi dua juta wisatawan dan realitanya jumlah kunjungan melebihi target pemerintah yaitu sebanyak 2,1 juta dan dua persennya adalah wisatawan asing. Untuk tahun ke tahun selanjutnya diprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke kota Solo semakin meningkat, dikarenakan sekarang telah diberlakukannya kebijakan penerbangan langsung atau direct flight dari kota dalam negeri maupun luar negeri, sehingga lebih memudahkan wisatawan untuk menuju kota Solo. Sadar kota Solo tidak memiliki kekayaan sumber daya alam untuk menopang perekonomian daerah, maka Solo pun memfokuskan diri pada wisata budaya. Dengan mem-branding kota dengan semua kekayaan budaya yg dimiliki, dalam hal ini pun didukung oleh Pemkot, salah satunya dengan membuat peraturan pembuatan hotel ataupun pusat perbelanjaan baru kecuali mengandung unsur budaya Solo di sisi eksterior bangunan. Hasilnya dapat dilihat sekarang, hotel-hotel maupun pusat perbelanjaan baru di Solo, dipercantik dengan hadirnya ornamen 1

2 2 batik ataupun tokoh pewayangan Jawa, yang semakin menguatkan aura Solo sebagai Kota Budaya. Wujud keseriusan pemerintah kota Solo dalam menjadikan kota Solo sebagai Kota Wisata, serta demi menggenjot jumlah kedatangan wisatawan, adalah dengan mengadakan acara rutin. Event kota Solo tersebut diantaranya adalah Solo Batik Carnival, Festival Jenang, Solo Menari 24 Jam, Festival Film Solo, Mangkunegaran Performing Art, Solo International Performing Art, Solo City Jazz, Keraton Art Festival, Konser Gamelan Akbar serta beberapa acara besar lain dan tentu saja tetap dibalut dengan unsur budaya yang selalu dimasukan. Dengan potensi wisata dan juga potensi kunjungan wisatawan tersebut, pemerintah sendiri serius menggarap sektor pariwisata kota Solo. Bentuk keseriusan pemerintah kota pun sudah sangat terlihat, dengan mem-branding kota sedemikian rupa, sehingga makin menguatkan kota Solo sebagai kota budaya, tapi keseriusan tersebut belum terlihat pada pelaku usaha atau pebisnis dalam menggarap merchandise khas Solo, dalam hal ini sesuatu yang hanya dipunyai oleh kota Solo. Masyarakat rata-rata menganggap souvenir khas Solo adalah batik, tapi apakah batik yang dibeli di kota Solo tidak terdapat di kota lain. Sedangkan sentra pembuatan batik di pulau Jawa, tidak hanya terdapat di kota Solo, kota Jogja maupun Pekalongan juga merupakan kota penghasil batik. Kemudahan mencari, kelengkapan serta harga yang lebih murah mungkin yang membuat opini, oleh-oleh khas kota Solo adalah batik. Dalam hal merchandise khas kota, dan produk tersebut hanya ada di Kota itu, mungkin kota Jogja dan Bali bisa dijadikan acuan dengan produk souvenir khas mereka yaitu Dagadu dan Joger. Untuk mendapatkan produk tersebut seseorang harus datang ke Jogja atau Bali, karena produk tersebut hanya

3 3 dijual di kota tersebut dan tidak tersedia di kota lain, dengan begitu bahkan orang bisa dengan sangat mudah menyimpulkan, jika sesorang memakai produk tersebut berarti orang tersebut pernah berkunjung kesana. Hal-hal tersebut yang menjadi latar belakang bagi penulis memilih, untuk kemudian mengangkatnya sebagai topik perancangan karya Tugas Akhir. Souvenir tersebut akan menjadi media untuk mengenalkan event kota Solo yang akan diluncurkan setiap tiga bulan sekali.

4 4 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang merchandise kota Solo menggunakan media kaos yang menarik, eksklusif dan juga memorable, sehingga membedakan dengan produk serupa? 2. Bagaimana memilih gaya ilustrasi yang sesuai dengan target konsumen? C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Perancangannya adalah: Menghasilkan sebuah merchandise khas kota Solo menggunakan media kaos yang menarik, eksklusif dan juga memorable, serta sesuai dengan target konsumen sehingga membedakan dengan produk lainnya. 2. Manfaat Perancangan Manfaat untuk konsumen adalah bisa mendapatkan sebuah merchandise kota Solo ketika mereka berlibur ataupun hanya sekedar berkunjung ke kota Solo dan diharapkan bisa menjadi sebuah collectable piece sehingga membedakan dengan merchandise khas kota lain, sedangkan manfaat untuk kota Solo sendiri, produk tersebut bisa menjadi promosi tidak langsung, kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota Solo.

5 5 D. Kerangka Berfikir dan Metode Penelitian 1. Kerangka pikir Penelitian ini memungkinkan output yang berupa rekomendasi desain yang divisualisasikan. Oleh karena itu, bentuk dan strategi perancangan dirangkum pada kerangka berfikir dalam bagan dibawah ini. - Bagan Kerangka Pikir 1 Perancangan promosi event kota Solo melalui media event merchandise t- shirt ini diawali dengan mengumpulkan data dengan cara pertama melakukan riset untuk mencari data mengenai wisatawan dan juga kebiasaan belanja para wisatawan kota Solo. selanjutnya melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber yaitu dengan Dinas Pariwisata dan juga kepada wisatawan.

6 6 Dari data yang diperoleh kemudian dapat dituliskan data target market sehingga dapat dijadikan acuan untuk menentukan target audience. Selain mengumpukan data tersebut dari pihak yang bersangkutan, dilakukan juga riset dengan cara menyebar angket kepada para wisatawan dengan range umur tertentu mengenai gaya desain yang disukai. sehingga dapat menghasilkan gaya desain yang sesuai dengan mereka. Selanjutnya adalah melakukan analisa dan menyusun strategi komunikasi visual sesuai dengan data yang telah diperoleh. Penyusunan strategi komunikasi visual meliputi tiga strategi perancangan, yaitu strategi media, strategi kreatif dan strategi visual. Selain menyusun strategi komunikasi visual, di susun juga gaya desain yang akan digunakan untuk pembuatan merchandise t-shirt khas kota Solo. Setelah itu akan didapat hasil akhir dari visualisasi desain ilustrasi merchandise event khas kota Solo dan juga media promosinya sehingga dapat menciptakan awareness tentang promosi kota Solo melalui media t-shirt merchandise. 2. Metode Penelitian Konsep perancangan promosi event kota Solo melalui media merchandise t-shirt, disusun berdasarkan atas kaidah penulisan dalam penelitian kualitatif deskriptif. Dimana desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan, tidak seperti desain riset penelitian kuantitatif yang bersifat tetap, baku dan tidak berubah-ubah. (Sarwono, Lubis, 2007: 33).

7 7 a. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek dan subyek penelitian ialah bahan dan sasaran utama pembuatan perancangan merchandise t-shirt khas kota Solo. Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 38). Sedangkang untuk subyek penelitaan menurut menurut Arikunto (2007: 152) merupakan sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian dapat berupa benda, hal atau orang. Dengan demikian subjek penelitian pada umumnya manusia atau apa saja yang menjadi urusan manusia. Oleh karena itu, subjek penelitian dari penelitian ini difokuskan untuk wisatawan yang datang ke kota Solo sedangkan subjek penelitian adalah wisatawan yang datang ke kota Solo. b. Sasaran dan Lokasi Penelitian Sasaran Penelitian memiliki pengertian yang sama seperti objek penelitian yaitu target utama yang dituju untuk memenuhi penelitian ini. Sementara itu, menurut Nasution (2003: 43) lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat di observasi. Sasaran penelitiannya adalah wisatawan yang datang ke kota Solo atau lebih sepesifiknya wisatawan yang mempunya range usia tahun.

8 8 c. Jenis Data dan Sumber Data Menurut Sugiyono (2011: 225), Apabila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen. 1) Data Primer Data Primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk kompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan informasi ataupun data. (Sarwono, 2006: 129) Jadi kesimpulan dari definisi data primer adalah data ini didapat dari narasumber yang kita jadikan objek penelitian dan bisa juga dari survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer yang penulis gunakan ialah hasil wawancara dari narasumber. 2) Data Sekunder Definisi data sekunder menurut Jonathan Sarwono adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. (Sarwono, 2007: 123). Sedangkan menurut

9 9 Hanke dan Reitsch data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarkat pengguna data. (Kuncoro, 2005: 127) Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan dicari serta dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data tersebut. d. Teknik Pengumpulan Data langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan (Sugiyono, 2012: 224). Menurut Sugiyono (2011: 225), Apabila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat dokumen. Adapun teknik penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data 1) Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data atau informasi dengan cara Tanya jawab dengan bertatap muka langsung dan

10 10 biasanya dilakukan dengan frekuensi tinggi atau berulang-ulang. Definisi dari wawancara menurut ahli adalah tehnik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif (Ardianto, 2011: 179). 2) Studi Dokumentasi Menurut Sugiyono (2013: 240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 3) Kajian Pustaka Teknik kepustakaan merupakan cara pengumpulan data bermacam-macam material yang terdapat diruang kepustakaan, seperti koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan penelitian (Koentjaraningrat, 1983). Sedangkan menurut Sugiyono, studi kepustakaan

11 11 berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur Ilmiah (Sugiyono, 2012: 291). e. Analisa Data Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan hasil observasi. Untuk penganalisaan data ini ialah dengan melakukan wawancara untuk memperkuat hasil observasi. Lalu, analisis yang digunakan ialah analisis SWOT yaitu strength, weakness, opportunity, threat. Penggunaan analisis SWOT digunakan untuk memperkuat hasil wawancara, studi dokumentasi dan Juga kajian pustaka.