Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak"

Transkripsi

1 Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang (Nanik Rahmawati, S.Sos, M.Si) Abstrak Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok. Hubungan antar individu dengan adanya resiprositas dan kepercayaan tumbuh dari hubungan-hubungan tersebut. Modal sosial mendorong partisipan untuk bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Telah terjadinya suatu kepercayaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari para pedagang dalam menjalankan aktifitas berdagang mereka. Kepercayaan yang di miliki untuk mempererat kembali kelompok mereka, membuat rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan rasa hubungan keluarga, saling membutuhkan, saling membantu, guna mencapai tujuan bersama dan bersama-sama bisa mendapatkan keuntungan, meski tidak hanya keuntungan yang berupa materi namun juga keuntungan immateri. Hubungan timbal balik yang tercipta melalui jaringan yang mereka ciptakan tidak hanya terjadi antara sesama pedagang yang se-suku atau sesama etnis, atau yang sesama jenis dagangannya saja, namun hubungan timbal balik diantara pedagang menembus batas kesukuan dan barang dagangannya. Hubungan timbal balik yang pada akhirnya membawa keuntungan secara materi berupa keuntungan penjualan, maupun keuntungan immateri seperti hubungan dengan sesama penjual menjadi lebih akrab, lebih dekat, layaknya hubungan persaudaraan antara sesama manusia. Key word : Trust, Resiprositas, Network

2 A. Pendahuluan Pasar tradisional sejauh ini menjadi satu dari beberapa sarana publik yang menopang hajat hidup orang banyak. Bahkan pasar tradisional telah menjadi simbol dari aktivitas ekonomi wong cilik. Bila kita telisik lebih jauh, pasar tradisional dan pasar modern memiliki pangsa pasar yang berbeda. Selain daripada perbedaan yang menonjol dari sisi market, pasar tradisional memiliki ciri adanya hubungan-hubungan sosial tersendiri yang dominan dan sangat membedakan antara pasar tradisional dan pasar modern. Hubungan antara penjual dan segala komponen yang ada di dalam pasar tradisional memiliki ciri khas tersendiri. Adanya struktur, nilai serta norma yang berperan di dalamnya, yang biasa di sebut sebagai modal sosial. Pasar tradisional Bintan Center merupakan salah satu pasar tradisonal yang ada di kota Tanjungpinang. Sebagai pasar tradisional, pasar Bintan Center tidaklah berbeda dengan pasarpasar tradisional lain pada umumnya. Berisikan berbagai barang dagangan terutama hasil bumi, dengan rutinitas dari pedagang dan pembeli yang biasa dan umumnya dengan nilai-nilai tradisonal yang meskipun tidak sepenuhnya. Terdapat pedagang sayur mayor, buah-buahan, makanan kecil hingga beberapa barang yang di perjual belikan di pasar tersebut. Keteraturan yang muncul pada komunitas yang ada di pasar Bintan Center tentu dipengaruhi oleh beberapa hal. Nilai-nilai sosial yang merupakan modal yang dibawa manusia (modal manusia) mampu memberikan dampak positif bagi tumbuh dan berkembangnya pasar tersebut. Seperti halnya masyarakat, pasar juga dianggap sebagai wadah bagi sebuah komunitas khusus, tempat berkumpulnya para pedagang. Diketahui bahwasannya pada setiap komunitas dan masyarakat terdapat modal sosial yang sangat berperan. Berisikan jaringan, kepercayaan, yang di dalamnya terdapat norma dan nilai yang di sepakati terutama oleh sesama pedagang dan pengelola pasar tersebut. Tatanan-tatanan yang muncul dan mereka sepakati dalam komunitas tersebut, menjadikan pasar tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan segala dinamikanya. Termasuk juga yang terjadi di pasar Bintan Center Kota Tanjungpinang. Berdasar latar belakang tersebut, maka rumusan penelitian ini adalah Bagaimana Modal Sosial Pedagang di Pasar Binten Center? B. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah guna mengetahui bagaimana modal sosial pedaang di Pasar Bintan Center berkaitan dengan nilai, norma pada komunitas pedagang di pasar tersebut.

3 Konsep Teoritis Tesis sentral dari modal sosial adalah soal hubungan.dengan membangun hubungan dengan sesama, dan menjaganya agar terus berlangsungsepanjang waktu, orang mampu bekerja bersamasama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mreka lakukan sendirian. Atau yang dapat mereka capai tapi dengan susah payah. Orang berhubungan melalui serangkaian jaringan dan cenderung mereka memiliki kesamaan nilai dengan anggota lain dalam jaringan tersebut. Sejauh jejaring tersebut menjadi sumberdaya, dia dapat diapandang sebagai modal. Selain dapat memberikan manfaat langsung, modal-modal ini seringkali bisa dimanfaatkan dalam latar yang lain. Keanggotaan jaringan, dan seperangkat nilai bersama, menjadi inti dari konsep modal sosial. Modal sosial adalah jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan yang sedikit banyak terinstitusionalisasikan. Modal sosial tersebut dapat bertahan nilainya, individu harus mengupayakannya. (Bourdie dalam John Field, hal 23). Modal sosial, pada gilirannya tercipta ketika relasi antara orang-orang,mengalamai perubahan sesuai dengan cara-cara yang memudahkan tindakan. Modal fisik berwujud, diwujudkan dalam bentuk materi yang jelas. Sementara modal mansia tidak berwujud, diwujudkan dalam pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari oleh individu. Modal sosial juga tidak berwujud, karena diwujudkan dalam relasi diantara orang-orang. Modal fisik dan modal manusia memudahkan aktifitas produktif. (Fukuyama, -) Putnam menyatakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, tercermin kerjasama antar warga yang saling menguntungkan dan modal sosial akan memperkuat modal-modal lanyang ada di komunitas. Jelas bahwa individu hanya memiliki modal manusia, bukan modal sosial, apabila individu tidak memnjalin hubungan dengan individu lainnya dalam masyarakat. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal (Linda Damajanti, 67) Kualitas modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerja sama membangun suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama, dan kerja sama tersebut diwarnai oleh suatu suatu hubungan yang timbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun atas dasar kepercayaan yang didukung oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Dimensi dari modal sosial itu sendiri adalah memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk

4 mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus (Husbullah 2006). Fukuyama memperlihatkan bahwa modal sosial adalah norma informal, norma seperti ini mengikat dan mendorong kerjasama diantara orang-orang yang terhimpun didalamnya, dan norma tersebut dapat berbentuk aturan antara dua orang yang bekerjasama untuk melakukan sesuatu kegiatan produktif dan diikat dengan keyakinan ideologi atau agama tertentu. Fukuyama menyebutkan tiga hal dalam modal sosial yaitu trust, networking dan reciprocal menjadi sangat penting dalam modal sosial. Modal sosial adalah suatu kemampuan masyarakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial merupakan bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakantindakan yang terkoordinasi. Modal sosial juga dapat di definisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, modal sosial merupakan serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama. Modal Sosial Pedagang di Pasar Bintan Center Hubungan antar manusia merupakan hubungan yang sangat penting. Ikatan-ikatan sosial yang terbentuk antar sesama manusia menjadi ikatan-ikatan yang mungkin akan kuat, yang didasarkan pada kepentingan dan kebutuhan hidup mereka. Ikatan-ikatan tersebut terbentuk didasarkan pada kesamaan tertentu. Latar belakang sosial budaya maupun kepentingan tertentu. Ikatan-ikatan antar personal yang terbentuk, kemudian menjadi lebih kuat dengan sistem jaringan, dan kemudian setiap individu mampu merasakan hasil dari setiap ikatan dan jaringan yang terbentuk tersebut. (James S. Coleman) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana modal sosial yang terdapat pada komunitas pedagang yang terdapat di pasar Bintan Center. Sebagai pasar tradisional, pasar Bintan Center merupakan pasar dengan puluhan pedagang yang beragam. Beragam dari jenis barang dagangannya, terdiri dari beragam etnis, dan tentunya beragam budayanya. Kekuatan-kekuatan sosial itulah yang kemudian akan dijelaskan, tentang bagaimana kekuatan-kekuatan secara budaya tersebut kemudian turut menjadi modal yang berpengaruh dalam kehidupan pedagang di pasar Bintan Center. Analisa yang akan dijabarkan adalah untuk memenuhi tujuan dalam penelitian

5 dengan melihat beberapa indikator modal sosial. Indikator dalam modal sosial yang akan dijabarkan ada tiga hal yaitu, Networking, trust dan reciprocal. Ketiga indikator ini di gunakan untuk menganalisis model hubungan antar pedagang yang tidak hanya dilihat dari segi ekonomi tetapi dapat juga dilihat dari hubungan yang terjalin antar individu dalam kelompok, kepercayaan yang terjalin serta hubungan timbal balik dalam kelompok tersebut. a. Networking Jaringan (Networking) yang dimaksud menunjuk pada jaringan sosial yang memiliki nilai, dimana kontak-kontak sosial mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok dengan norma yang turut berperan di dalamnya. Jaringan yang terbentuk dan terjalin diantara pedagangan yang terdapat di Pasar Bintan Center terjalin sangat baik, bahkan sifatnya luas. Dikatakan luas mengingan anggota jaringannya juga banyak. Tidak bisa dipungkiri, jaringan dipengaruhi oleh unsur modal sosial yang lain yaitu reciprocal dan trust, dua hal yang turut membentuk dan menguatkan jaringan. Hubungan antar pedagang yang terjalin menunjukkan bahwa kepercayaan juga memiliki andil sehingga hubungan kerjasama yang terjalin diantara mereka begitu baik. Mereka kemudian tidak segan untuk ber-partner dengan pedagang yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh seorang responden yang berjualan aksesoris. Ia mengatakan bahwa ia tidak hanya menjual aksesoris saja, melainkan juga ber-partner dengan pedagang lain yaitu pedagang kosmetik yang ada di pasar tersebut. Ia mengaku, dengan membina hubungan baik yang berlanjut pada hubungan ekonomi ini, keuntungan yang didapatkan begitu besar. Salah satu keuntungan yang diterima adalah, kini omset yang ia terima menjadi besar. Ini dikarenakan banyak penjual kosmetik yang kemudian ikut mengambil barang aksesoris yang dijualnya, lalu kemudian di jual lagi di luar pasar Bintan Center. Yang lebih menguntungkan lagi adalah, ditemukan orang-orang penjual kosmetik diluar pasar Bintan center yang kemudian turut mengambil aneka aksesoris ke tokonya, untuk kemudian di jual lagi. Kondisi ini tidak di sadari hanya berawal dari komunikasi dan hubungan baik yang dilakukan oleh pedagang aksesoris ini dengan pedagang kosmetik. yang penting kami saling menjaga hubungan, bagaimana supaya kami tetap sama-sama untung ujar pedagang aksesoris yang enggan disebut namanya. Umumnya, mereka sangat menjaga hubungan. Mereka menghargai nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam menjalin hubungan. Mereka yakin, jika ingin banyak mendapat kenalan, teman, dan pelanggan serta ingin mendapatkan keuntungan yang besar, maka mereka harus

6 membina hubungan baik, membentuk jaringan,dan itu hanya bisa dilakukan dengan sikap-sikap saling menghargai dan menghormati. b. Trust Modal sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Modal sosial merupakan kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. kepercayaan merupakan modal utama dalam menjalin hubungan dengan individu lain maupun dengan pihak lain. Kepercayaan akan mendorong terwujudnya keharmonisan dalam berhubungan dengan pihak lain. Kehidupan pedagang di pasar Bintan Center membuktikan bahwa kepercayaan memiliki peran yang sangat penting dalam hubungan dagang sesama mereka. seperti yang diungkapkan oleh 2 (dua) orang pedagang ikan, sebut saja namanya pak Acai dan pak Bujang. Pak Acai yang sehari-hari berjualan ikan kadangkala harus pergi keluar, dan itu berarti dia harus meninggalkan barang dagangannya. Namun, ketika pak Acai pergi, maka pak Bujanglah yang akan melayani pembeli ikan di kios pak Acai, tanpa menghitung komisi yang akan di dapatkan dari pak Acai. Begitu pula sebaliknya. Ketika pak Acai kembali, pak Bujang tinggal melaporkan dan menyerahkan hasil penjualan ikan selama kios tersebut di tinggal oleh sang pemiliknya. Tidak ada perhitungan komisi, bagi hasil atau apapun dalam hubungan ini, tetapi rasa percaya yang dimunculkan. Masing-masing pedagang percaya, bahwa sesama pedagang harus saling membantu jika ingin barang dagangannya juga ikut laris terjual. Kepercayaan diantara para pedagang ternyata mampu mewujudkan kehidupan yang harmonis, saling membantu dan tidak saling curiga. kami dah biasa, mana-mana orang yang pegi sekejap, ya kami tunggu lah kiosnya, kami layani kalau ada yang nak beli ujarnya (wawancara, November 2012). Nilai-nilai kepercayaan yang tertanam pada diri individu pada akhirnya menjadi sarana tersendiri bagi terciptanya hubungan yang harmonis di tengan kehidupan pedagang pasar yang penuh persaingan dan dekat dengan konflik. Namun, adanya rasa saling percaya yang sangat terjaga seolah menjadi bukti bahwa ditengah persaingan sekalipun, masih tersimpan solidaritas-solidaritas yang masih bisa di tonjolkan.

7 c. Reciprocal Selain trust dan networking, maka modal sosial bisa tumbuh dan berkembang pada satu komunitas hal lain adalah munculnya reciprocal. Dalam sebuah hubungan sosial, hubungan timbal balik merupakan sesuatu yang menjadi tujuan bersama. Pada kehidupan pedagang yang terdapat di pasar Bintan Center hal tersebut menjadi hal yang lumrah dan wajar. Hubungan timbal balik yang tidak hanya diukur dari segi materi, namun ada hal-hal lain yang mereka terima, termasuk kepuasan dalam menjalin pertemanan, sehingga ada perasaan lega setelah bisa saling membantu diantara sesama pedagang tadi. Dari beberapa responden yang telah menyatakan bahwa networking dan trust memiliki nilainilai pentin, maka dua hal tersebut juga merupakan syarat bagi lahirnya hubungan timbal balik. Semua responden sebelumnya menyetujui bahwa dengan saling menjaga kepercayaan, maka jaringan dengan sesama akan terbentuk dan terjaga dengan baik. Dan, jikalau mereka saling membantu sesama pedagang, ada hal lain membuat mereka lega karena bisa membantu. Mereka memiliki prinsip, bahwa suatu saat mereka pastiakan membutuhkan bantuan dari orang atau pedagang yang lain. Hubungan sosial yang terjadi dimanapun termasuk di pasar Bintan center pada dasarnya diawali dengan rasa saling percaya terhadap orang lain,kemudian menjadi luasnya jaringan yang didapatkan melalui interaksi sosial yang mencapai kesepakatan nilai-nilai yang dipatuhi bersama. Dan pada akhirnya, keduanya mengembangkan sikap saling menguntungkan dari hubungan timbal balik yang dilakukan. Kesimpulan Modal sosial merupakan jaringan yang memiliki nilai. Terdapat kontak sosial yang mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok. Hubungan antar individu dengan adanya resiprositas dan keterpercayaan tumbuh dari hubungan-hubungan tersebut. Modal sosial mendorong partisipan untuk bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Terdapatnya kepercayaan yang melekat dalam kehidupan sehari-hari para pedagang dalam menjalankan aktifitas berdagang mereka, dapat mempererat kembali kelompok mereka, membuat

8 rasa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan rasa hubungan keluarga, saling membutuhkan, dan saling membantu, guna mencapai tujuan bersama. Hubungan timbal balik yang tercipta melalui jaringan yang mereka ciptakan tidak hanya terjadi antara sesama pedagang yang se-suku atau sesama etnis, atau yang sesama jenis dagangannya saja, namun hubungan timbal balik diantara pedagang menembus batas kesukuan dan barang dagangannya. Hubungan timbal balik yang pada akhirnya membawa keuntungan secara materi berupa keuntungan penjualan, maupun keuntungan immateri Daftar Pustaka Burke, Peter. Sejarah dan Teori Sosial edisi ke 2 diterjemahkan oleh Zed & Zulfami. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Colletta, cullen &. "pengembangan masyarakat." (fakultas pertanian - IPB) Durkheim. durkheim dan pengantarvsosiologi moralitas. disunting oleh tafik abdullah dan A.C van der leeden. jakarta: yayasan obor indonesia, Fukuyama. Guncangan Besar : Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Husbullah. Sosial Kapital : Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. jakarta: MR-United Press, James S Coleman, Dasar-dasar Teori Sosial, Bandung, Nusa Media, 2008 John Field, Modal Sosial, Yogyakarta, Kreasi Wacana, 2011 Kamanto, Sumner dalam. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, Lawang, Robert. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT Gramedia, Linda Damajanti Ibrahim, Kehidupan Berorganisasi Sebagai Modal Sosial Komunitas Jakarta, Jurnal Sosiologi 'Masyarakat', Edisi No Sambirang Ahmadi, Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang madura di Sumbawa, NTB., Jurnal Sosiologi 'Masyarakat', Edisi No. 12, Jakarta, Lab Sosio FISIP UI, 2003

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal sosial Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat dan komunitas.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR. tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Bank Plecit Bank plecit merupakan koperasi simpan pinjam yang memberikan tingkat bunga kredit secara komparatif tinggi yaitu 20% per angsuran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1. Modal Sosial Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar terjalin terus, setiap individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Kementerian Pertanian, 2014). Sektor pertanian sangat penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebanyak 32,61% tenaga kerja di Indonesia bekerja dalam sektor pertanian sehingga sektor ini dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar (Kementerian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. disekelilingnya. Ini merupakan salah satu pertanda bahwa manusia itu 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Kelompok Sosial Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri namun di dalam proses kehidupan selanjutnya, manusia membutuhkan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tempat dan cara pengelolaannya, dari yang bersifat tradisional menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi pasar secara sederhana yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung. Pasar bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang Bab Dua Kajian Pustaka Pengantar Pada bab ini akan dibicarakan beberapa konsep teoritis yang berhubungan dengan persoalan penelitian tentang fenomena kegiatan ekonomi pedagang mama-mama asli Papua pada

Lebih terperinci

BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL

BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN MODAL SOSIAL 6.1. Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Kendel Kehidupan ekonomi tertanam secara mendalam kepada kehidupan sosial serta tidak bisa dipahami terpisah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etos Kerja Etos Kerja merupakan perilaku sikap khas suatu komunitas atau organisasi mencakup sisi spiritual, motivasi, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode

Lebih terperinci

STARTEGI BERTAHAN HIDUP PEMULUNG

STARTEGI BERTAHAN HIDUP PEMULUNG STARTEGI BERTAHAN HIDUP PEMULUNG ( Studi: Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Ganet Tanjungpinang ) NASKAH PUBLIKASI OLEH GUNAWAN NIM. 080569201016 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial sebagai konsep atau teori sosial sudah banyak dikaji dan dijadikan dasar indikator suatu proses pembangunan yang berfokus pada kinerja kelompok.komunitas

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI

MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI MODAL SOSIAL DALAM PASAR TIBAN SUNDAY MORNING DI LEMBAH UGM YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Novi Marlina 08413241015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik semua kebudayaan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan organisme hidup karena masyarakat selalu mengalami pertumbuhan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap sistem mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR

BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR BAB IV RELASI ANTAR KOMUNITAS DAN ORGANISASI LUAR 4.1. Pendahuluan Studi kapital sosial ini bertitik tolak pada asumsi yang saling terkait, yaitu bahwa kapital sosial bukan suatu keberadaan yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan bagian dari sistem pembangunan Nasional Indonesia, karena itu pendidikan mempunyai peran dan tujuan untuk mencerdasan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sensus penduduk pada tahun 2010 adalah mencapai suku bangsa (Na'im &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sensus penduduk pada tahun 2010 adalah mencapai suku bangsa (Na'im & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang mejemuk, terdiri dari beberapa suku bangsa, bahasa, dan agama. Jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia berdasarkan data sensus penduduk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN TEORITIS

II. TINJAUAN TEORITIS II. TINJAUAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Pemberdayaan Menurut Ife (2002) pandangan tentang pemberdayaan adalah; An empowerment strategy would aim to increase people power over these institution an their

Lebih terperinci

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro

BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO. 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro 46 BAB VI PENGARUH MODAL SOSIAL TERHADAP TAHAPAN PEROLEHAN KREDIT MIKRO 6.1 Pengaruh Modal Sosial terhadap Perolehan Kredit Mikro Modal sosial merupakan hal yang penting dalam membentuk suatu kerjasama,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berbagai macam karakter masyarakat di Yogyakarta mampu memecah jaringan sosial yang dimiliki oleh kelompok masyarakat termasuk kelompok pengusaha asal Kuningan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA I. UMUM Hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

SOCIAL CAPITAL. The important thing is not what you know, but who you know

SOCIAL CAPITAL. The important thing is not what you know, but who you know SOCIAL CAPITAL The important thing is not what you know, but who you know Social capital Sumberdaya yang diraih oleh pelakunya melalui struktur sosial yang spesifik dan kemudian digunakan untuk memburu

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja bersama-sama untuk mencapai berbagai hal yang tidak dapat mereka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan suatu cara untuk membangun hubungan dengan sesama dan menjaganya agar terus berlangsung sepanjang waktu, orang mampu bekerja bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS A. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL Setiap manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi. Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986).

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi. Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986). DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Taufik & A. C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986). Ahmad, Muhammad Al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Republik Indonesia adalah negara yang berazazkan Pancasila dengan beragam kebudayaan yang ada. Dengan sistem sosial kebudayan Indonesia sebagai totalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup yaitu sebagai seorang individu dan mahluk sosial. Sebagai seorang individu manusia mempunyai beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat

Lebih terperinci

BAB II TEORI KONTROL SOSIAL TRAVIS HIRSCHI. kepada penyesuaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat.

BAB II TEORI KONTROL SOSIAL TRAVIS HIRSCHI. kepada penyesuaian atau ketaatan kepada aturan-aturan masyarakat. BAB II TEORI KONTROL SOSIAL TRAVIS HIRSCHI A. Teori Kontrol Sosial Travis Hirschi Teori kontrol sosial memfokuskan diri pada teknik-teknik dan strategi-strategi yang mengatur tingkah laku manusia dan membawanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pengelolaan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai unit perencanaan yang utuh merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pengelolaan sumber daya alam. Sub sistem ekologi,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital)

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Modal Sosial (Social Capital) PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL Modal Sosial (Social Capital) Apa yang dimaksud dengan Modal Sosial dan apa relevansinya dengan Pembangunan? Modal yang dibutuhkan dalam proses pembangunan: Modal Sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial Modal sosial adalah hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), saling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konsep Modal Sosial Konsep modal sosial juga muncul dari pemikiran bahwa anggota masyarakat tidak mungkin dapat secara individu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Konsep Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan tiga konsep untuk mengetahui dan memahami pola hubungan interkasi yang terjalin dalam Komunitas BackpackerSolo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dalam masyarakat tersebut pada dasarnya memiliki nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. individu dalam masyarakat tersebut pada dasarnya memiliki nilai-nilai yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup di suatu wilayah yang memiliki aturan atau norma yang mengatur hubungan-hubungan satu sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial Modal sosial merupakan salah satu konsep baru yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan dalam komunitas, organisasi, dan masyarakat. Modal sosial atau Social

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula merusak hubungan diantaranya adalah hubungan sosial dapat terlihat dalam aktifitas jual beli dipasar. Keharmonisan

Lebih terperinci

Oleh : Cahyono Susetyo

Oleh : Cahyono Susetyo PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS KELOMPOK Oleh : Cahyono Susetyo 1. PENDAHULUAN Perencanaan partisipatif yang saat ini ramai didengungkan merupakan suatu konsep yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat peka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di Indonesia.Munculnya sektor informal dikota tidak terlepas dari latar belakang perekonomian

Lebih terperinci

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktural Fungsional Suatu fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dengan menggunakan defenisi ini,

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

Etika Usaha dan Etika Kerja 1

Etika Usaha dan Etika Kerja 1 Etika Usaha dan Etika Kerja 1 DAFTAR ISI PESAN MANAJEMEN 3 Hal 1. ETIKA USAHA a. Etika Terhadap Karyawan 4 b. Etika Terhadap Pelanggan 4 c. Etika Terhadap Mitra Usaha 5 d. Etika Terhadap Pemasok/Rekanan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan

BAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan BAB VI KESIMPULAN Penelitian ini tidak hanya menyasar pada perihal bagaimana pengaruh Kyai dalam memproduksi kuasa melalui perempuan pesantren sebagai salah satu instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Bertahan Strategi bertahan hidup menarik untuk diteliti sebagai suatu pemahaman bagaimana rumah tangga mengelola dan memanfaatkan aset sumber daya dan modal yang dimiliki

Lebih terperinci

MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango) Oleh

MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango) Oleh MODAL SOSIAL INDUSTRI RUMAH TANGGA PEMBUATAN ROTI (Studi di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango) Oleh 1 Burhannurdin Tahir, Farid Th. Musa, S.Sos.,MA, Ridwan Ibrahim, S.Pd., M.Si Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia adalah negara yang sangat majemuk atau beraneka ragam, baik dilihat secara geografis, struktur kemasyarakatan, adat istiadat, kebiasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

Modal Sosial Pedagang Generasi Pertama Etnis Minangkabau di Kota Tanjungpinang

Modal Sosial Pedagang Generasi Pertama Etnis Minangkabau di Kota Tanjungpinang Modal Sosial Pedagang Generasi Pertama Etnis Minangkabau di Kota Tanjungpinang Sulvia Hendika, Suryaningsih, Marisa Elsera Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja

Lebih terperinci

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar 8.2 Pengertian Keluarga

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar  8.2 Pengertian Keluarga BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dan merupakan gejala yang universal. Dewasa ini, lembaga keluarga banyak mengalami perubahan baik dalam struktur maupun

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon 95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sosial yang meliputi network, trust, dan norm. Berikut dijelaskan masingmasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sosial yang meliputi network, trust, dan norm. Berikut dijelaskan masingmasing 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu adopsi inovasi dan modal sosial yang meliputi network, trust, dan norm. Berikut dijelaskan masingmasing variabel dengan urutannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki ciri khas dengan berbagai macam bentuk keberagaman. Keberagaman tersebut terlihat dari adanya perbedaan budaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diversifikasi pekerjaan. Diversifikasi pekerjaan ini lebih diarahkan tidak untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Mekanisme Survival Sekecil apapun perubahan kondisi ekonomi makro, baik disebabkan oleh kebijakan pemerintah maupun mekanisme pasar, sangat berpengaruh terhadap kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Modal sosial adalah kombinasi norma-norma yang berada dalam sistem sosial yang mengarah kepada peningkatan kerja sama antar anggota masyarakat dan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. 1 Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa ditandai dengan keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. 1 Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah salah satu sumber pendidikan yang memerlukan komunikasi secara komunikatif. Robert mengatakan bahwa ciri peradaban manusia yang bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa itu telah membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pada masa itu telah membawa dampak yang cukup besar bagi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara berkembang yang sering diguncang berbagai masalah internal maupun eksternal, Indonesia memiliki sistem perekonomian yang tidak stabil dan rawan terserang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu tradisi dipersatukannya dua insan manusia dalam ikatan suci, dan keduanya ingin mencapai tujuan yang sama yaitu menjadi keluarga yang harmonis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibutuhkan untuk pengembangan bisnis agar lebih maju. Prinsip pelayanan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibutuhkan untuk pengembangan bisnis agar lebih maju. Prinsip pelayanan merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pelayanan Di dalam menjalankan bisnis, ada dua prinsip yang harus dijalankan yaitu pelayanan terhadap konsumen dan komunikasi secara personal kepada konsumen. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program yang dinisiasi oleh Kementrian Pertanian.Menteri Pertanian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Filariasis Limfatik atau penyakit Kaki Gajah merupakan salah satu penyakit parasitik tertua di dunia. Penyakit menular ini bersifat menahun yang disebabkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara Penelitian

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara Penelitian LAMPIRAN Pedoman Wawancara Penelitian A. Aktivitas sosio-ekonomi komunitas dibo-dibo I. Aktivitas Sosial Motivasi Sosial : 1. Apa yang anda harapkan (khususnya relasi) dengan komunitas dibo-dibo? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada dua bab sebelumnya, dapat diidentifikasi bahwa komunitas karakter sosial dan juga karakter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kapital Sosial Pierre Bourdieu Bourdieu mendefenisikan kapital sosial adalah kumpulan sejumlah sumberdaya, baik aktual maupun potensial yang terhubung dengan kepemilikan

Lebih terperinci

JARINGAN SOSIAL DALAM PENJUALAN PEDAGANG MAKANAN DI PASAR INPRES KELURAHAN BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

JARINGAN SOSIAL DALAM PENJUALAN PEDAGANG MAKANAN DI PASAR INPRES KELURAHAN BAQA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG ejournal Sosiatri-Sosiologi 2016, 4,(1 ): 115-125 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 JARINGAN SOSIAL DALAM PENJUALAN PEDAGANG MAKANAN DI PASAR INPRES KELURAHAN BAQA KECAMATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Masalah sosial ini timbul sebagai akibat

Lebih terperinci

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk: PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Provinsi Kepulauan. Bangka

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Provinsi Kepulauan. Bangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangka Belitung adalah daerah otonom yang resmi berdiri pada bulan november 2000 melalui UU No. 27 Tahun 2000 tentang pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia terkenal akan keberagamannya, keberagaman itu bisa dilihat dari kelompok etnik, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Di mana setiap dalam suatu kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat LabSosio PUSKA Sosiologi FISIP-UI LabSosio adalah salah satu pusat kajian sosiologi di Universitas Indonesia yang memfokuskan pada analisis

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan

II.TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Kepemimpinan 2.1.1 Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan (Robbins dan Coulter, 1999). Hal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa masyarakat kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA a. Realitas Kerukunan Antar Umat Beragama di Desa Banyutowo Indonesia adalah negara multi etnis, multi kultur dan multi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peran wanita berbeda bagi setiap masyarakat (Hutajulu, 2004). BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Perilaku keluarga dan peran serta setiap individu anggota keluarga akan membantu kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu institusi ekonomi yang penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari tetap eksisnya pasar tradisional baik di perkotaan

Lebih terperinci

Sigit Sanyata

Sigit Sanyata #4 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id diperuntukkan bagi semua konseli sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya) menekankan hal yang positif merupakan usaha

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU MATA PELAJARAN/KELAS

INSTRUMEN PENILAIAN KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU MATA PELAJARAN/KELAS Form: PSKSPB 04 INSTRUMEN PENILAIAN KEPRIBADIAN DAN SOSIAL GURU MATA PELAJARAN/KELAS [Penilaian Kepribadian dan Sosial Guru Pemula] Page 1 Petunjuk pengisian instrumen penilaian Kepribadian dan Sosial

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Aspek Perkembangan : Landasan Hidup Religius bentuk-benuk tata cara ibadah seharihari. 2. Akomodasi Tertarik pada kegiatan ibadah seharihari. 3. Tindakan Melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. modern. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. modern. Salah satu pasar tradisonal yang masih eksis di Yogyakarta yaitu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Modal sosial dapat dibangun dalam dunia perdagangan di pasar. Modal sosial juga memiliki peran dalam membantu pasar tradisonal untuk mempertahankan keberadaannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial 2.1.1 Pengertian Modal Sosial Modal sosial adalah suatu keadaan yang membuat masyarakat atau sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama. Modal sosial

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

PENDAHULUAN. satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Identifikasi Permasalahan Adanya ikatan persaudaraan ibarat adik kakak yang terjalin antar satuan kekerabatan suatu ikatan yang dituturkan dalam sebuah cerita rakyat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa,

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi itu terjadi kalau satu individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan suatu kesatuan individu yang dipandang dalam keseluruhannya satu dengan yang lain, berada dalam interaksi yang berulang tetap. Interaksi itu terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia, karena setiap orang dalam kehidupanya selalu berkeinginan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solidaritas sosial menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah

BAB VI KESIMPULAN. Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah BAB VI KESIMPULAN Sampai pada saat penelitian lapangan untuk tesis ini dilaksanakan, Goenawan Mohamad (GM), sebagai salah seorang pendiri dan mantan pemimpin Majalah Tempo dalam waktu yang relatif lama,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Frida Agro yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyesuaian Sosial 2.1.1 Pengertian penyesuaian sosial Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi. Agar

Lebih terperinci

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk monodualis, di satu sisi ia berperan sebagai individu yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri (internal individu), namun di sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dialami perempuan, sebagian besar terjadi dalam lingkungan rumah. tangga. Dalam catatan tahunan pada tahun 2008 Komisi Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan terhadap perempuan dalam tahun 2008 meningkat lebih dari 200% (persen) dari tahun sebelumnya. Kasus kekerasan yang dialami perempuan, sebagian besar

Lebih terperinci