BAB V PEMBAHASAN. Autism spectrum disorder atau biasa disebut dengan istilah autism adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PEMBAHASAN. Autism spectrum disorder atau biasa disebut dengan istilah autism adalah"

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN Autism spectrum disorder atau biasa disebut dengan istilah autism adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan gangguan perkembangan yang mempengaruhi otak. Gangguan pada otak ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, dan merespon dunia luar dengan baik hal ini disebut dengan trias autism. Secara umum, gangguan ini akan mulai tampak saat anak berusia 3 tahun, meski sebagian anak di diagnosa pada usia yang lebih tua. Anak laki-laki punya kemungkinan tiga sampai empat kali untuk menderita autism dibanding anak perempuan. Autism terjadi pada semua ras, etnik, dan kelompok sosial. Meski penyebab autism belum diketahui, namun beberapa faktor yang dihubungkan dengan beberapa bentuk autism. Termasuk diantaranya infeksi, metabolisme, genetik, neurological, dan faktor lingkungan misalnya diet, terekspose pada racun atau obat-obatan. Di tahun 1943, seorang dokter di Johns Hopkins Hospital, Dr. Leo Kanner, mempelajari sekelompok anak yang terdiri 11 orang yang menderita keterbelakangan mental. Berdasarkan karakteristik dari tingkah mereka dalam melibatkan dan menstimulasi diri, Dr. Leo Kanner menyebutnya dengan istilah infantile autism. Sekelompok anak dengan gejala yang mirip namun lebih ringan dipelajari oleh seorang peneliti Jerman bernama Dr. Hans Asperger pada saat 87

2 88 yang hampir bersamaan dengan Dr. Kanner. Penderita autism yang lebih ringan ini kemudian dikenal sebagai Asperger syndrome. (Sutarsa, 2010) Adanya deficit motor control yang dialami anak dengan autism sangat mempengaruh kemampuan anak dalam menjaga keseimbangan postur sebagai mana telah di teliti oleh Hyokeun dan rekan-rekan pada tahun 2012 dalam penelitiannya tentang A New Approach To Understand Postural Instability in Young Children with Autism Spectrum Disorders dengan hasil penelitian menyatakan bahwa anak autism memiliki kesulitan dengan postural control dalam posisi duduk sebagai akibat dari adanya deficit control motoric. Pembahasan tentang postural control pada anak autism telah banyak dibahas di banyak jurnal sebelumnya seperti jurnal penelitian tentang gangguan postural control pada anak autism yang telah di teliti oleh Fournier dan rekan rekan pada tahun 2010 dalam penelitian nya tentang Decreased Static And Dynamic Postural Control in Children with Autism Spectrum Disorders dengan hasil penelitian bahwa anak autism mengalami postural instability lebih besar dibanding dengan anak normal. Menjaga postur tegak merupakan proses yang kompleks yang melibatkan beberapa sistem aferen, hubungan dan kontribusi relatif dari visual, somatosensori, dan vestibular sebagai sistem aferen terhadap stabilitas postural pada anak dengan autism telah diteliti oleh Moloy dan kawan-kawan pada tahun 2003 dalam penelitiannya tentang Postural Stability In Children With Autism Spectrum Disorder dengan Hasil penelitian bahwa deficit integrasi visual,

3 89 vestibular dan somatosensory input memberikan dampak lebih besar pada buruknya orientasi postural anak autism di banding anak normal. Latihan fisik dengan bentuk latihan yang menyenangkan bagi anak membutuhkan perhatian ekstra bagi peneliti untuk mencermati semua latihan yang diberikan. Latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif merupakan jenis latihan fisik (physical exercise) yang memberikan manfaat bagi anak untuk mampu berperilaku adaptif baik dalam kelas maupun dalam lingkungannya, pendapat ini pun pernah di kemukakan oleh Michael-Sowa dan rekan-rekan dalam penelitiannya pada tahun 2011 tentang Effects of Physical Exercise on Autism Spectrum Disorders: A Meta-analysis dengan hasil bahwa latihan fisik menghasilkan perubahan perilaku yang positif, dalam penelitian ini juga didapatkan bukti bahwa program latihan yang diberikan secara individu menghasilkan efek positif yang lebih besar dari pada program yang diberikan secara kegiatan kelompok, dalam hal interaksi sosialpun juga menunjukkan perbedaan efek positif yang signifikan. Pemberian latihan fisik pada anak autism telah lama diteliti dengan hasil yang sangat baik, hasil penelitian tentang hal tersebut pernah di rangkum oleh Russell Lang dan rekan rekan pada tahun 2010 dalam systematic review nya tentang Physical Exercise And Individuals With Autism Spectrum Disorders dalam beberapa penelitian yang lampau menggambarkan bahwa latihan fisik pada anak ASD memberikan efek positive secara signifikan, sebagai contoh penelitian yang dilakukan oleh Rosenthal-Malek and Mitchell (1997) dengan cara

4 90 memberikan latihan jogging selama 20 menit, dengan hasil secara subtansial menurunnya self- stimulatory behavior baik di kelas maupun di lingkungan, beberapa peneliti meyakini bahwa hal tersebut terjadi karena dampak adanya kelelahan, namun demikian walaupun terdapat kelelahan respons terhadap tuntutan dalam menyelesaikan sejumlah tugas-tugas akademik meningkat hal ini terjadi karena adanya peningkatan perilaku adaptif anak ASD, hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang di lakukan Kern dkk. (1982), Powers et al. (1992), dan Reid et al. (1988) beberapa studi mejelaskan bahwa potensi dampak kelelahan hanya sebagai salah satu faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perbaikan, faktor-faktor lain juga mungkin terlibat. Salah satu faktor tersebut yang dapat berkontribusi terhadap penurunan stereotype kemungkinan bahwa stimulasi fisik yang diperoleh melalui latihan mungkin mirip dengan yang diperoleh melalui stereotype bagi beberapa anak. Perilaku stereotype (misalnya, body rocking, arm flapping, and spinning in circles) sering diduga terjadi karena perilaku itu sendiri menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan bagi individu, oleh Karena latihan fisik dapat melibatkan mekanika tubuh yang mirip dengan perilaku stereotype dan adalah mungkin bahwa kebutuhan akan hal tersebut cukup dapat terpenuhi selama sesi latihan. Dalam memahami mekanisme ini kemungkinan akan mengarah pada peningkatan penggunaan physical exercise untuk mengobati berbagai perilaku (Misalnya, stereotype) dan bisa lebih membantu para praktisi dalam pengembangan program yang lebih efisien dan efektif bagi individu dengan ASD.

5 91 Banyak jenis dan macam instrument pengukuran dalam mengukur postural intability/ keseimbangan postur namun dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument pediatric reach test, angka normal didapat berdasarkan penelitian Donahoe dan rekan rekan dengan penelitiannya pada tahun 1994 tentang The Use of Functional Reach as a Measurement of Balance in Boys and Girls Without Disabilities Ages 5 to 15 Years sedangkan prosedur pengukuran didasarkan pada Kage, PT dan rekan rekan pada 2009 tentang Comparison of the One-Arm and Two-Arm Functional Reach Test in Young Adults. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan sampel, pendidikan orangtua, usia, berat badan, tinggi badan, level perkembangan anak dan type autism serta hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan. Sedangkan uji hipotesis penelitian dilakukan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk Tes, uji homogenitas dengan Levene s test dan uji signifikansi dengan Wilcoxon signed ranks test. Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin didapatkan laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, hal ini berdasarkan table distribusi frekuensi 4.1 bahwa laki-laki sebanyak 11 orang dengan persentase sebesar 85% dan jenis kelamin perempuan sebayak 2 orang dengan persentase sebesar 15%, sampel terdiri dari 13 orang dari seluruh sampel yang mengenyam pendidikan berdasarkan table 4.2 sampel yang mengenyam pendidikan SLB sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 30.8% sedangkan sampel yang tidak sekolah sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 69.2%. dalam hal ini mungkin tingkat

6 92 pengetahuan orangtua menjadi sangat penting dan berpengarauh dalam menentukan dan mengarahkan anaknya untuk masuk dalam dunia pendidikan adapun tingkat pendidikan orangtua dapat digambarkan dalam table 4.3 menggambarkan bahwa orangtua dengan pendidikan setingkat sekolah dasar sebesar 4 orang dengan persentase sebesar 30.8%, orangtua yang berpendidikan setingkat SLTP sebanyak 2 orang dengan persentase 15.4% sedangkan orangtua yang berpendidikan setingkat SLTA sebanyak 7 orang dengan persentase sebesar 53.8% dari gambaran pendidikan orangtua menandakan bahwa sebagian besar sampel memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan yang baik, berdasarkan data dari 4 orang anak yang bersekolah ternyata memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan setingkat SLTA. Pengukuran hasil dari latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif dalam penelitian ini menggunakan instrument pediatric reach test dengan angka normal didasarkan pada usia dan tinggi badan. Dari 13 sampel yang ada didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan table 4.4 digambarkan bahwa anak dengan usia 8 tahun menempati jumlah paling banyak yaitu sebanyak 4 orang dengan persentase 30.8%, anak dengan usia 7 tahun dan 9 tahun masing-masing sebanyak 3 orang dengan persentase sebesar 23.1% sedangkan anak dengan usia 6 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun masing-masing sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 7.7%. sementara distribusi sampel berdasarkan table 4.6 didapatkan gambaran bahwa sampel dengan tinggi badan 124 cm dan 136 cm masisngmasing sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 30.8%, sampel dengan tinggi

7 93 badan 128 cm sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 15.4 %, sedangkan sampel dengan tinggi badan 130 cm, 134 cm, dan 135 cm masing-masing sebanyak 1 orang dengan persentase sebesar 7.7%. Gambaran usia dan tinggi badan pun akan menjadi sangat penting ketika peneliti ingin mengetahui gambaran tentang hubungan tinggi badan dan berat badan, dengan menggunakan pengukuran body mass index dapat diambil kesimpulan apakah anak underweight, normal weight atau overweight, nilai konversi bmi untuk anak dan remaja berdasarkan persentil dikatakan underweight jika dibawah 5%, dikatakan normal weight jika diantara persentil lebih dari 5% dan kurang dari 85%, dikatakan resiko overweight jika diatas 85% sedangkan overweight jika diatas 95%. Table konversi nilai BMI bisa dilihat pada lampiran. (adminmedica, 2012) Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari 13 sampel dapat dirinci nilai BMI sebagai berikut: Sampel 1, laki-laki, usia 8 tahun, TB 124 cm, BB 26 kg dengan nilai BMI 16.9 kesimpulan normal weight. Sampel 2, laki-laki usia 12 tahun, TB 136 cm, BB 33 kg dengan nilai BMI 17.8 kesimpulan normal weight. Sampel 3, laki-laki, usia 7 tahun, TB 128 cm, BB 26 kg dengan nilai BMI 16.4 kesimpulan normal weight. Sampel 4, perempuan, usia 7 tahun, TB 124 cm, BB 26 kg dengan nilai BMI 16.9 kesimpulan normal weight. Sampel 5, laki-laki, usia 8 tahun, TB 136cm, BB 38 kg dengan nilai BMI 20.5 kesimpulan resiko overweight. Sampel 6, laki-laki, usia 9 tahun, TB 128 cm, BB 28 kg dengan nilai BMI 17.1 kesimpulan normal weight. Sampel 7, laki-laki, usia 6 tahun, TB 124

8 94 cm, BB 26 kg dengan nilai BMI 16.9 kesimpulan normal weight. Sampel 8, lakilaki, usia 7 tahun, TB 124, BB 25 kg dengan nilai BMI 16.3 kesimpulan normal weight. Sampel 9, laki-laki, usia 8 tahun, TB 130 cm, BB 33 kg dengan nilai BMI 19.5 kesimpulan resiko overweight. Sampel 10 laki-laki, usia 9 tahun, TB 134 cm, BB 30 kg dengan nilai BMI 16.7 kesimpulan normal weight. Sampel 11, perempuan, usia 8 tahun, TB 135 cm, BB 36 kg dengan nilai BMI 19.8 kesimpulan resiko overweight. Sampel 12, laki-laki, usia 9 tahun, TB 136 cm, BB 35 kg dengan nilai BMI 18.9 kesimpulan normal weight. Sampel 13, laki-laki, usia 11 tahun, TB 136 cm, BB 36 cm dengan nilai BMI 19.5 kesimpulan normal weight. Dari gambaran tersebut didapat kesimpulan bahwa sebagian besar sampel memiliki berat badan normal. Dalam penelitian ini penentuan sampel didasarkan pada kriteria penelitian agar penjaringan populasi yang akan dijadikan sampel dapat memenuhi syarat untuk memudahkan perlakuan dan pengukuran. Adapun sampel akan di deskripsikan berdasarkan table frekuensi menurut type autism, level perkembangan dan pengukuran pediatric reach test sebelum perlakuan. Berdasarkan table 4.8 di gambarkan bahwa sampel dengan austic disorder sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 15.4% sedangkan sampel dengan PDD-NOS sebanyak 11 Orang dengan persentase sebesar 84.6%. untuk level perkembangan anak didasarkan pada lembar pengamatan dan observasi dan hasilnya dapat dilihat pada table 4.9 menunjukkan sampel pada level I sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 46.1%, sampel di level II sebanyak 5 orang

9 95 dengan persentase sebesar 38.5% sedangkan sampel di level III sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 15.4 %. dengan demikian berdasarkan hasil lembar pengamatan dan observasi seluruh sampel telah memenuhi syarat dan kriteria penelitian yang telah ditentukan. Berdasarkan table 4.10 di gambarkan hasil pengukuran nilai pediatric reach test sebelum perlakuan didapatkan bahwa nilai dari 13 sampel bawah angka normal baik angka normal menurut usia maupun angka normal menurut tinggi badan, hasil pengukuran tersebut bisa dilihat pada lampitran 3 Rekapitulasi Nilai Pediatric Reach Test Sebelum Perlakuan dengan demikian dalam pengukuran ini syarat sebagai sampel telah sesuai dan memenuhi kriteria penelitian yaitu kurang dari nilai normal. Pada table 4.10 juga dapat dilihat hasil pengukuran pediatric reach test setelah perlakuan pada table tersebut dari 13 sampel yang diberikan perlakuan didapat nilai Mean 18.92±4.09. selisih nilai pediatric reach test antara sebelum dan sesudah perlakuan berdasarkan grafik 4.9 menggambarkan adanya kenaikan nilai pediatric reach test dengan selisih rerata berdasarkan table 4.10 yaitu 2.54±1.05. Pengujiibusi hipotesis dilakukan dengan terlebih dahulu menguji normalitas distribusi data terhadap dua variable yaitu kelompok nilai pediatric reach test sebelum perlakukan dan kelompok nilai pediatric reach test sesudah perlakuan. Untuk uji normalitas Kedua variable di uji dengan menggunakan Shapiro wilk test Berdasarkan table 4.11 kedua variabel sebelum dan sesudah perlakuan setelah dilakukan pengujian pada kelompok data sebelum perlakkuan didapatkan nilai

10 96 p=0.001 dan pengujian pada kelompok data sesudah perlakuan di dapatkan nilai p=0.001, oleh karena nilai p<α(0.05) maka kesimpulan kedua variabel tersebut tidak berdistribusi normal, sehingga untuk mengukur tingkat signifikansi dilakukan dengan uji statistik non parametric dengan menggunakan Wilcoxon signed ranks test. Sedangkan untuk menguji homogenitas suatu data digunakan pengujian dengan Levene s test, berdasarkan table 4.12 menunjukkan bahwa pengujian homogenitas berdasarkan Levene s test nilai p=0.753, oleh karena nilai p<α(0.05) maka kesimpulan variabel tersebut homogen, namun demikian oleh karena kedua variable yaitu variabel sebelum dan sesudah perlakuan tidak berdistribusi normal maka untuk mengukur signifikansi tetap menggunakan uji Wilcoxon signed ranks test. Uji hipotesis terhadap kedua kelompok data dapat dilihat pada tabel 4.13 dari hasil pengujian Wilcoxon signed ranks test terhadap kedua data variabel tersebut didapat hasil dengan nilai p = oleh karena nilai p<α(0.05) maka Ho ditolak sehingga uji hipotesis penelitian ini memberikan hasil secara bermakna bahwa pemberian latihan keseimbangan dan stimulasi proprioseptif meningkatkan postural control pada anak dengan autism. Dalam penelitian ini sampel yang disertakan adalah anak-anak dengan usia 6 s/d 12 tahun dengan tingkat karakteristik, kognisi dan perilaku yang berbedabeda, pemberilan perlakuan selama 8 x pertemuan didapatkan kenaikan dengan nilai rerata selisih 2.54±1.05 berdasarkan table 4.10 pada sampel 1 didapatkan kenaikan 3 poin kenaikan ini sangat mudah dicapai karena anak mau mengikuti latihan, selama sesi latihan anak cukup responsive terhadap perintah dan

11 97 mengikuti segala arahan yang dilakukan oleh peneliti, hal ini juga terjadi pada sampel 4, sampel 5, sampel 8, sampel 10, sampel 11 dan sampel 13 dengan kenaikan 3-4 point. Sedangkan pada sampel 2, sampel 3, sampel 6, sampel 7, sampel 9 masing-masing kenaikan 2 point. Sedangkan pada sampel 8 dan sampel 12 didapatkan kenaikan 1 point, kenaikan ini sungguh tidak terlalu signifikan dikarena selama proses perlakuan anak cenderung sulit di arahkan, anak sering terdistraksi oleh keadaan lingkungan sekitar sehingga peneliti dalam memberikan perlakuan harus kerja ekstra, kedua sampel ini adalah anak dengan autis tipe austic disorder atau dikenal juga dengan tipe autis infantile, jika dibanding dengan anak lainnya pada type yang sama kedua sampel ini memiliki kognisi dan perilaku yang lebih baik dan berdasarkan pengamatan dan observasi anak tergolong di level III. Walaupun terdapat 2 sampel dengan kenaikan 1 point namun secara keseluruhan sampel yang telah diberikan perlakuan rata-rata naik dari nilai sebelumnya. Keberhasilan ini juga karena sampel sebagian besar mampu mengikuti program latihan yang diberikan selain kognisi dan perilaku adapatifnya lebih baik juga karena usianya yang masih anak-anak membuat peneliti menjadi lebih mudah dalam memberikan perlakuan, hal ini menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dimana peneliti dengan sangat leluasa dapat memberikan bentuk dan macam latihan, karena semua bentuk latihan dibuat berdasarkan prinsip having fun yaitu memberikan kesenangan pada anak dengan tidak mengurangi goal yang peneliti capai.

12 98 Walapun hasil yang didapat mengalami kenaikan hal ini masih jauh dari angka normal. Beberapa keterbatasan keterbatasan peneliti yang menjadi pengaruh dalam penelitian ini adalah peneliti tidak mampu mengontrol kegiatankegiatan anak baik di rumah maupun di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi hasil pengukuran pediatric reach test. Peneliti juga tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol kegiatan baik kegiatan individu yang di lakukan di sekolah maupun di lingkungan serta interaksi dan hubungan antar anak dan orangtua yang dilakukan dirumah yang mungkin saja sebagai dampak dari tingkat pengetahuan orangtua baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan dalam pengolahan data tentang hubungan antara tinggi badan, usia dan berat badan terhadap pengaruh kelainan postrural pada anak sehingga hasil penelitian ini adalah hasil diluar ada atau tidaknya hubungan saling berpengaruh tersebut karena penggunaan usia, tinggi badan hanya sebagai alat konversi pengukuran nilai normal pediatric reach test sedangkan data berat badan anak hanya untuk mengtahui nilai BMI dari keseluruhan sampel. Dalam penelitian ini pun juga peneliti mengecualikan adanya kelainankelaianan pada ankle and foot sehingga hasil penelitian ini merupakan hasil yang tidak berdasarkan ada tidaknya kelainan tersebut.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sejak 28 Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sejak 28 Januari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Penelitian dilakukan di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak Dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sejak 28 Januari 2013 hingga 7 Maret 2013.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di kehidupan masyarakat. Kemajuan teknologi dan informasi dalam ilmu kesehatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik No.140-142 Medan, Sumatera Utara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Poltekkes YRSU Dr.Rusdi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi dan frekuensi berdasarkan nilai mean dan persentase penelitian untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari 237.641.326 jiwa total penduduk Indonesia, 10% diantaranya yaitu sebesar + 22.960.000 berusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, Jakarta Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, Jakarta Barat BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Herdjan, Jakarta Barat 2. Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) merupakan indikator keberhasilan pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh penurunan angka kematian serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perhitungan pengukuran langsung dari 30 responden saat pre-test. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Penelitian a. Pre Test Data yang terkumpul merupakan datalingkar Lengan Atas, Lingkar Panggul dan Lingkar Pinggul yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi anak yang menderita autism dan Attention Deficit

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi anak yang menderita autism dan Attention Deficit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses tumbuh kembang dimulai dari dalam kandungan, masa bayi, dan masa balita. Setiap tahapan pada tumbuh kembang anak memiliki ciri khas tersendiri, sehingga jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh ideal merupakan impian semua orang di dunia ini, tidak termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu mereka tidak segan- segan melakukan banyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Sampel yang diambil adalah 2 kelas yaitu kelas VIIA dan VIIB yang masing-masing kelas terdiri dari 23 siswa. Kelas VIIB ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ilmu Kesehatan Jiwa. A.2 Waktu Penelilitian Bulan Oktober- November 2011. A.3 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

pelayanan rawat jalan di klinik Sasana Husada Stroke Service dan Karmel subjek yang terdaftar awalnya sejumlah 36 orang pasien, subjek yang

pelayanan rawat jalan di klinik Sasana Husada Stroke Service dan Karmel subjek yang terdaftar awalnya sejumlah 36 orang pasien, subjek yang 86 5.2 Pembahasan 5.2.1 Kondisi Subjek Penelitian Subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah pasien sejumlah 32 orang pasca stroke yang telah melewati fase pasca akut mereka dan sedang menjalani periode

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 71 BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian tentang metode Bobath untuk meningkatkan postural stability pada pasien pasca stroke dibandingkan dengan metode Feldenkrais yang telah dilaksanakan di Sasana Stroke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah suatu titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orang tua akan menjaga sebaik-baiknya dari mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala bidang salah satunya dalam bidang kesehatan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Dimana

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita 44 BAB V HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita xerostomia yang berusia lanjut sebagai sampel, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok musik klasik barat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20 orang sampel, dengan dua jenis perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan salah satu elemen yang penting untuk menentukan maju atau tidaknya suatu bangsa. Karena pada suatu hari, mereka akan menjadi generasi penerus yang akan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi karakteristik subjek penelitian Dalam penelitian ini sampel sejumlah 40 orang yang berasal dari populasi mahasiswa Fakultas Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kelompok yang sama-sama mengalami kondisi stroke fase pemulihan walking

BAB IV METODE PENELITIAN. kelompok yang sama-sama mengalami kondisi stroke fase pemulihan walking BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental (experimental research). Dengan rancangan penelitian membandingkan dua kelompok yang sama-sama

Lebih terperinci

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya Materi Penyuluhan Disajikan pada Penyuluhan Guru-guru SD Citepus 1-5 Kecamatan Cicendo, Kota Bandung Dalam Program Pengabdian Masyarakat Dosen Jurusan PLB, FIP,

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI-SENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA PASIEN HALUSINASI DI RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 4 ABSTRAK Gangguan jiwa tidak dianggap

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar

BAB V HASIL PENELITIAN. ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar BAB V HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian eksperimental untuk menganalisis efektivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana) terhadap jumlah sel NK dan kadar sitokin IFN- γ pada penderita

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... ix KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahaasan Penelitian perbedaan metode pre induksi hipnodonsi antara anak laki laki dan perempuan 8-10 tahun terhadap tingkat kecemasan di RSGM UMY dan jejaringnya,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok

BAB V HASIL PENELITIAN. Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta pada bulan Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan, dimana terdapat lima fenomena utama yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini telah memasuki era baru yaitu era reformasi dengan ditandai oleh adanya perubahan-perubahan yang cepat disegala bidang menuju kepada keadaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat waktu, tenaga, dan disertai peningkatan taraf hidup. Tetapi dengan perkembangan teknologi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial (Sintowati, 2007). Autis merupakan gangguan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Autis adalah suatu gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan perkembangan fungsi psikologis yang meliputi gangguan dan keterlambatan dalam bidang

Lebih terperinci

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS

AUTISM. Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS AUTISM Mata Kuliah PENDIDIKAN ANAK AUTIS AUTISM DAN PDD PDD = ASD Leo Kanner,1943 Early Infantile Autism Hans Asperger, 1944 Asperger Syndrome Autism Asperger Syndrome Rett Syndrome CDD PDD-NOS Mental

Lebih terperinci

NPart Tests. Mann-Whitney Test Homogenitas. Ranks. Grup N Mean Rank Sum of Ranks. sebelum Total 14.

NPart Tests. Mann-Whitney Test Homogenitas. Ranks. Grup N Mean Rank Sum of Ranks. sebelum Total 14. NPart Tests Mann-Whitney Test Homogenitas Ranks Grup N Mean Rank Sum of Ranks sebelum1 1 7 6.21 43.50 2 7 8.79 61.50 Total 14 Test Statistics b sebelum1 Mann-Whitney U 15.500 Wilcoxon W 43.500 Z -1.156

Lebih terperinci

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP SKRIPSI INTERVENSI FOUR SQUARE STEP LEBIH EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI KELURAHAN TONJA, DENPASAR TIMUR, BALI PUTU AYUNIA LAKSMITA KEMENTRIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya usia, kondisi lingkungan yang tidak sehat, baik karena polusi udara serta pola konsumsi yang serba instan ditambah lagi dengan pola rutinitas yang padat

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam minggu menggunakan rencana eksperimental terhadap dua kelompok penelitian. Subjek penelitian berjumlah 20 orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen 01 dan SD Kristen 03 Kabupaten Woosobo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang.

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang. BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Subyek Penelitian Subjek pada penelitian ini berjumlah 60 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang. Kelompok I diberikan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui pelatihan core stability dan balance board exercise lebih baik dalam meningkatkan keseimbangan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dilakukan sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Penelitian

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hasil Penelitian Penelitian pengaruh konten media berbasis audio-visual merupakan suatu penelitian eksperimen yang dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Kotabunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di STIKES Al Irsyad AlIslamiyyah Cilacap selama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di STIKES Al Irsyad AlIslamiyyah Cilacap selama 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilaksanakan di STIKES Al Irsyad AlIslamiyyah Cilacap selama 2 bulan menggunakan rancangan eksperimental terhadap 2 kelompok dengan jumlah

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 4 Nomor 3 September 2015 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :256-262 Peningkatan Kemampuan Membuat Kalung Berbahan Kancing Baju Melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan subyek siswa-siswi kelas I SD Negeri Minomartani 1 Yogyakarta usia 7-8 tahun sebanyak 24 siswa. Subyek mendapat perlakuan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu taraf sejauh mana isi atau item item alat ukur dianggap dapat mengukur hal hal yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi 43 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi sampel adalah pasien HIV dengan terapi ARV >6 bulan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Gendongan 02 yang berjumlah 37 siswa yang menjadi kelas eksperimen. Jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19" '53"

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara '19 '53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Yogyakarta secara geografis terletak antara 110 24'19"-110 28'53" Bujur Timur dan 07 15'24"-07 49'26" Lintang Selatan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Lebih terperinci

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41. Deskripsi Data Deskripsi data dalam hasil penelitian dan pembahasan akan dibahas mengenai data hasil belajar pretes kelas yang akan menggunakan teori Van Hiele

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 02 yang menjadi kelas eksperimen dengan jumlah siswa 22 orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Pelaksanaan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen desain faktorial 2x3 antarsubjek (between-subjek). Sampel yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makhluk hidup tumbuh dan berkembang sesuai dengan fase tumbuh dan kembang setiap makhluk tersebut. Demikian pula dengan manusia sebagai makhluk hidup. Manusia tumbuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN dan sejak itu menjadi olahraga dalam ruangan yang popular diseluruh dunia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Futsal adalah variasi sepakbola yang dimainkan di dalam ruangan di lapangan yang lebih kecil. Futsal mulai dimainkan di Amerika Selatan pada tahun 1930 dan sejak itu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Rehabilitasi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Divisi Rehabilitasi Medik

Lebih terperinci

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas)

UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas) UJI ASUMSI KLASIK (Uji Normalitas) UJI ASUMSI KLASIK Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maret. Namun, pelaksanaan observasi dilakukan mulai tanggal 27 januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Maret. Namun, pelaksanaan observasi dilakukan mulai tanggal 27 januari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Januari sampai dengan 8 Maret. Namun, pelaksanaan observasi dilakukan mulai tanggal 27

Lebih terperinci

PENGANTAR BIOSTATISTIK

PENGANTAR BIOSTATISTIK PENGANTAR BIOSTATISTIK Prof. Bhisma Murti Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret DEFINISI BIOSTATISTIK Biostatistik: Metode statistik yang diterapkan pada ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a) merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2017 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan salah

Lebih terperinci

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI Ni Luh Putu Indrawathi, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERYATAA PERSETUJUA UTUK IKUT SERTA DALAM PEELITIA (IFORMED COSET) ng bertanda tangan dibawah ini: a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : o. KTP/lainnya: Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa: setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas adalah penumpukan lemak secara abnormal yang berlebihan pada tubuh sehingga dapat mempengaruhi kesehatan. BMI (Body Mass Index) adalah standar ukuran internasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian 4.1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Manggihan Kecamatan Getasan yang termasuk dalam Gugus Gajah Mungkur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nurlika Sholihatun Azizah PERBEDAAN INTERVENSI SENAM DIABETES PADA DIET RENDAH GULA TERHADAP PENURUNAN GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS USIA 35-70 TAHUN DI PUSKESMAS BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Nurlika

Lebih terperinci

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes 1 BAB I PENDHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes (2009) keseimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Seluruh rangkaian penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Wilis Kota Madiun mulai dari pengelompokan, pengambilan sampel darah pretest,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden penelitian berdomisili di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Responden penelitian ini melibatkan 56 pasien diabetes melitus yang melakukan kontrol rutin di poli penyakit dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian metode kuantitatif jenis eksperimental, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Statistics. nilai selisih. nilai sesudah. nilai selisih perlakuan 1. perlakuan 1. perlakuan 1. N Valid

LAMPIRAN. Statistics. nilai selisih. nilai sesudah. nilai selisih perlakuan 1. perlakuan 1. perlakuan 1. N Valid Lampiran 1 Uji Statistik LAMPIRAN Statistics nilai sebelum nilai sesudah nilai selisih nilai sebelum nilai sesudah nilai selisih perlakuan 1 perlakuan 1 perlakuan 1 perlakuan 2 perlakuan 2 perlakuan 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A Pembina Jakarta yang berjumlah 20 orang remaja tuna netra. Berikut data kontrol

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yaitu di kampus program studi Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental

Pendahuluan. Leo Kanner 1943 : Anggapan sebenarnya : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi. Tidak berhubungan dgn retardasi mental AUTISME Pendahuluan Leo Kanner 1943 : 11 kasus anak dgn kesulitan berkomunikasi Disebut Autisme infantil Tidak berhubungan dgn retardasi mental Anggapan sebenarnya : 75 80% ada retardasi mental Istilah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N 1 Getasan Tahun Pelajaran 2012/2013. Siswa kelas XI IPS berjumlah 51 siswa terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA dan VIIIB di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Kelas VIIIA sebagai kelas

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian untuk mengetahui perbedaan status kebersihan gigi dan mulut antara anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita ringan, dan tunagrahita sedang

Lebih terperinci

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume Nomor September 2014 E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman : 169-181 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE ABACA-BACA PADA

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden :

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN. No. Responden : LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN No. Responden : A. Data umum : 1. Nama : 2. Tempat, tanggal lahir: 3. Umur : Tahun 4. Jenis kelamin : 5. Alamat : 6. Nomor Hp : 7. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Data 4.1.1.1 Objek Dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran

Lebih terperinci

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan kasus tunggal atau Single Subject Research (SSR). Metode penelitian eksperimen yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Temuan Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan bagian dari keluarga, dimana sebagian besar kelahiran disambut bahagia oleh anggota keluarganya, setiap orang tua mengharapkan anak yang sehat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis proyek. Adapun hasil penelitian meliputi: aktivitas pendidik dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Kabupaten Sleman. SMA ini beralamat di Jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Kabupaten Sleman. SMA ini beralamat di Jalan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Data Lokasi Penelitian SMA Kolombo merupakan salah satu sekolah menengah atas swasta yang terletak di Kabupaten

Lebih terperinci