Optimasi Menu Makanan Bagi Pasien Gagal Ginjal Menggunakan Algoritme Lebah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Menu Makanan Bagi Pasien Gagal Ginjal Menggunakan Algoritme Lebah"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm Optimasi Menu Makanan Bagi Pasien Gagal Ginjal Menggunakan Algoritme Lebah Yeni Herawati 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 Program Studi Teknik Informatika, 1 yenihera20@gmail.com, 2 wayanfm@ub.ac.id Abstrak Gagal ginjal merupakan penyakit metabolik kronik yang menjadi masalah kesehatan di berbagai belahan dunia. Pasien gagal ginjal harus menjalani diet khusus untuk mengontrol pola makan serta menjaga agar kerusakan pada ginjal tidak semakin parah. Tujuan diet gagal ginjal adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolisme yang lebih baik. Pasien harus membatasi makanan apa saja yang dapat dikonsumsi. Hal tersebut menyebabkan pasien harus benar-benar memperhatikan menu makanannya. Untuk mengatasi kasus tersebut dibutuhkan algoritme lebah. Penelitian ini menggunakan 132 daftar makanan dengan kandungan gizi (protein, karbohidrat dan lemak). Proses algoritme menggunakan representasi bilangan integer dengan panjang 15 yang mana angka yang dihasilkan merepresentasikan indeks makanan. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh parameter optimal sebesar 100 individu dengan nilai rata-rata fitness sebesar 0,107823, 100 iterasi dengan rata-rata nilai fitness sebesar 0, Penelitian ini menghasilkan komposisi menu makanan dalam sehari (makan pagi, makan siang dan makan malam) dengan biaya seminimal mungkin. Kata kunci: Algoritme lebah, gagal ginjal, komposisi makanan Abstract Kidney failure is a chronic metabolic disease that becomes a health problem in the world. Patients with kidney failure should have a special diet to control their diet and keep the kidney damage from getting worse. Diet to help patients improve eating and sports habits to gain better metabolic control. Patients should limit what foods can be consumed. This causes the patient to really pay attention to the food menu. To solve the case requires a bee algorithm. This study used 132 lists of foods with nutritional content (protein, carbohydrates and fats). The algorithm process uses an integer representation of length 15 which the resulting number represents the food index. From the test, we get the optimal parameter of 100 individuals with the average fitness value of , 100 iterations with the average fitness value of The results of this study are the composition of the food menu in a day (breakfast, lunch and dinner) at a minimal cost. Keywords: Bee algorithm, kidney failure, food composition. 1. PENDAHULUAN Gagal ginjal merupakan penyakit metabolik kronik yang menjadi masalah kesehatan di berbagai belahan dunia. Menurut hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) yang memperkirakan pertumbuhan penderita gagal ginjal di Indonesia periode bisa mencapai 41%. Pemicu utama pasien gagal ginjal adalah pola konsumsi masyarakat. Semakin konsumtif masyarakat tanpa memikirkan komposisi makanan yang sehat, itu menyebabkan semakin tingginya resiko untuk terkena gagal ginjal. Pasien gagal ginjal harus menjalani diet khusus untuk mengontrol pola makan serta menjaga agar kerusakan pada ginjal tidak semakin parah. Tujuan diet gagal ginjal adalah membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolisme yang lebih baik (Uyun, 2011). Pasien harus membatasi makanan apa saja yang dapat dikonsumsi dan yang tidak dapat dikonsumsi. Hal itu menyebabkan pasien harus benar-benar memperhatikan menu makanannya agar tidak memperparah kondisi pasien. Selain kebutuhan gizi menurut umur, jenis Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1698

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1699 kelamin, aktivitas fisik dan kondisi khusus dalam keadaan sakit, penetapan kebutuhan gizi harus memperhatikan perubahan kebutuhan karena infeksi, gangguan metabolik, penyakit kronik serta kondisi abnormal lainnya. Dalam hal ini perlu dilakukan perhitungan kebutuhan gizi secara khusus dan penerapannya dalam bentuk modifikasi diet atau diet khusus terutama pada pasien gagal ginjal (Almatsier, 2008). Penelitian mengenai komposisi bahan pangan untuk diet penyakit ginjal dan saluran kemih pernah dilakukan oleh Uyun dan Hartati (2011) menggunakan algoritme genetika. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa algortime genetika dapat digunakan untuk menentukan komposisi bahan pangan yang optimal untuk mencukupi kebutuhan gizi dalam 1 hari bagi yang sedang melakukan diet untuk penyakit ginjal dan saluran kemih. Penelitian penentuan komposisi bahan pangan harian telah dilakukan oleh Rismawan dkk (2007) menggunakan algortima genetika. Penelitian tersebut menggunakan 138 data bahan pangan beserta kandungannya yang digunakan untuk pengujian. Contoh kasus yang digunakan adalah seorang wanita dalam keadaan sehat yang memiliki berat badan 84 kg, tinggi badan cm dan usia 26 tahun. Hasil dari penelitiannya adalah rekomendasi komposisi makanan untuk satu kali makan. Penelitian serupa dilakukan oleh Wahid dan Mahmudy (2015) menggunakan algoritme genetika untuk mengoptimasi komposisi makanan bagi penderita kolesterol. Penelitian ini mempertimbangkan harga yang minimum untuk hasil optimasi. Hasil penelitian ini adalah komposisi makanan untuk satu kali makan dengan biaya minimum. Penelitian carbohydrate counting untuk penderita diabetes mellitus menggunakan algoritme koloni lebah buatan dilakukan oleh Melfazen (2012). Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa algoritme koloni lebah buatan dapat menemukan nilai optimal jumlah serving karbohidrat, jumlah energi serta takaran nutrisi makro yang dibutuhkan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Fauziyah dan Mahmudy (2017) terkait komposisi makanan untuk penderita hipertensi menggunakan variable neighborhood search. Penelitian ini menghasilkan susunan komposisi makanan dengan kandungan gizi mendekati kebutuhan penderita dengan memperhitungkan kadar garam dan biaya minimum. Diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk membantu ahli gizi dalam menentukan kebutuhan gizi bagi pasiennya. Salah satu metode yang digunakan untuk permasalahan optimasi adalah algoritme lebah. Dipilihnya algoritme lebah dikarenakan algoritme ini dirasa memiliki kemampuan untuk keluar dari local minimum dan dapat secara efisien digunakan untuk optimasi (Karaboga, 2007). Algoritme lebah adalah algoritme yang didasarkan pada kecerdasan berkelompok. Menurut Chong dkk (2006) algoritme lebah mampu menyelesaikan permasalahan yang didasarkan pada kecerdasan berkelompok lebih baik dibandingkan algoritme lain. Selain itu algoritme lebah sudah banyak diterapkan dalam beberapa permasalahan, antara lain pada fuzzy clustering, flexible job shop, scheduling problem serta numerical function. 2. GAGAL GINJAL Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Ginjal juga memproduksi bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan sehingga membuat tulang menjadi kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah. Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni).

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Diet Pasien Gagal Ginjal Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatic cairan, elektrolit dan bahan-bahan organik dalam tubuh. Diet khusus diperlukan jika fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit-penyakit seperti sindroma nefrotik, gagal ginjal akut, penyakit ginjal kronik dengan penurunan fungsi ginjal ringan sampai dengan berat, penyakit ginjal tahap akhir yang memerlukan transplantasi ginjal dan batu ginjal. Diet pada penyakit ginjal ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan, elektrolit natrium, kalium, kalsium dan fosfor (Almatsier, 2008). Syarat diet gagal ginjal dengan dialisis menurut Almatsier (2008) adalah: 1. Protein = 12,5% dari energi total. 2. Karbohidrat = 65% dari energi total. 3. Lemak = 22,5% dari energi total. 4. Kalsium = 1000 mg/hari. 5. Fosfor < 17 mg/kg BB ideal Perhitungan Kalori Proses perhitungan kebutuhan nutrisi pasien gagal ginjal berdasarkan pada variabel jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, usia, faktor aktivitas serta faktor stress. 1. Perhitungan Angka Metabolisme Basal (AMB) untuk mengetahui jumlah energy minimal untuk mempertahankan proses hidup utama. Ada beberapa cara menghitung AMB, salah satunya adalah rumus Harris Benedict (1919) yang akan digunakan dalam penelitian. AMB laki-laki = 66+(13,7 BB) + (5 TB) - (6,8 U) AMB perempuan = 65,5+(9,6 BB) + (1,8 TB)-(4,7 U) Keterangan: BB = Berat Badan dalam satuan kg TB = Tinggi Badan dalam satuan cm U = Umur 2. Perhitungan selanjutnya perhitungan dengan panambahan variabel yaitu faktor aktivitas dan faktor stress. Untuk mencari kebutuhan energi dapat menggunakan persamaan berikut: Kebutuhan Energi = AMB faktor aktifitas faktor stress 3. Setelah mengetahui jumlah energi yang dibutuhkan, dilakukan perhitungan untuk mencari kebutuhan asupan energi, protein, karbohidrat, lemak, kalsium dan fosfor dalam satu hari. Protein Karbohidrat Lemak Kalsium Fosfor 2.2 Algoritme Lebah 12,5% dari energy total 65% dari energy total 22,5 % dari energy total 1000 mg/hari <17 mg/kg BB (sumber: Almatsier, 2008) Algoritme lebah atau sering disebut algoritme bee colony merupakan salah satu algoritme optimasi yang mengadaptasi tingkah laku kumpulan lebah madu dalam sebuah koloni untuk menemukan sumber makanan. Algoritme lebah termasuk teknik pencarian multi-agent untuk menyelesaikan permasalahan optimasi, khususnya kombinatorial. Pada penelitian ini salah satu varian algoritme lebah yang digunakan untuk penyelesaian yang digunakan untuk optimasi komposisi makanan adalah Bee colony Optimization (BCO) Konsep Dasar Algoritme Lebah Pada algoritme koloni lebah, suatu koloni terdiri dari tiga kelompok lebah, yaitu: employed bee, onlookers, dan scout. Employed bee bertugas mengeksploitasi mulai dari sumber makanan secara terus menerus dan membawa informasi tentang posisi sumber makanan ke sarang lebah. Setelah mendapat informasi dari employed bee, onlooker bee akan pergi ke sumber makanan untuk melakukan eksploitasi. Scout bee bertugas untuk mencari sumber makanan di sekitar sarang lebah. Dari populasi, rata-rata banyaknya adalah 5-10 persen. Persentase di alam, walaupun terdapat 5-10 % scout dari ukuran populasi, tetapi hanya terdapat satu scout di dalam sarang lebah. Setengah dari ukuran populasi adalah employed bee, dan setengah lainnya adalah onlooker di dalam sarang lebah. Pada setiap sumber makanan hanya terdapat satu employed bee. Permasalahan optimasi pertama-tama diubah menjadi permasalahan untuk mencari vektor parameter terbaik yang meminimalkan fungsi tujuan. Kemudian lebah-lebah akan menemukan sebuah populasi dari vektor-vektor solusi awal secara

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1701 acak, selanjutnya memperbaikinya secara iterasi dengan menerapkan strategi: bergerak ke arah solusi-solusi yang lebih baik dengan memanfaatkan sebuah mekanisme pencarian sekitar dan mengabaikan solusi-solusi yang kurang baik Cara Kerja Algoritme Lebah 1. Inisialisasi solusi awal x j j j j i = x min + rand[0,1] + (x max x min ) 2. Fase employeed bee : - Lakukan swap posisi sebanyak 1 kali - Lakukan hal serupa sebanyak Nse 3. Fase onlooker bee : - Lakukan insert operator sebanyak 1 kali - Lakukan hal serupa sebanyak Nse 4. Fase scout bee 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Langkah awal yang dilakukan adalah merandom solusi kemudian akan dihitung dengan algoritme. Tahapan proses algoritme dapat dilihat pada Gambar 1. Secara umum siklus algoritme lebah meliputi: 1. Inisialisasi Parameter a. Data pasien gagal ginjal meliputi berat badan, tinggi badan, umur, jenis kelamin, faktor aktivitas dan faktor stress. b. Parameter algoritme lebah meliputi colony siz dan maksiterasi. 2. Inisialisasi solusi yang dihasilkan secara random dan menghitung nilai fitness. 3. Fase employeed bee, menghitung nilai fitness (jika solusi baru lebih baik gantikan posisi yang lama, jika tidak tambahkan trial dengan 1) dan hitung probabilitas tiap employeed bee. 4. Fase onlooker bee, tentukan solusi terbaru dari employeed bee dan hitung nilai fitness (jika solusi baru lebih baik gantikan posisi yang lama, jika tidak tambahkan trial dengan 1). 5. Fase scout bee, simpan solusi terbaik saat itu. 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh jumlah colony bee (individu) terhadap solusi terbaik dan pengujian untuk mengetahui pengaruh banyaknya iterasi terhadap solusi terbaik. 4.1 Pengujian Jumlah Individu Pengujian ini dilakukan dengan jumlah size problem adalah 15, dengan nilai random, dan jumlah bee colony (individu) yang digunakan adalah (10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100). Iterasi yang digunakan sebanyak 100 kali. Pencobaan pengujian ini dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Hasil pengujian jumlah individu Gambar 1 Siklus Algoritme Lebah Berdasarkan hasil pengujian terhadap jumlah colony bee (individu) terhadap solusi

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1702 terbaik yang ditunjukkan pada Gambar 2, terlihat bahwa dengan interval nilai antara 1 sampai 100 memberikan nilai rata-rata fitness tertinggi yaitu 0, dengan jumlah colony size (individu) sebanyak 100. Pada pengujian terhadap solusi terbaik, jumlah individu berpengaruh pada solusi terbaik karena jika jumlah individu pada rentang yang rendah, nilai rata-rata fitness yang dihasilkan kurang optimal. Terlihat bahwa pada jumlah individu antara 1 sampai 20 menghasilkan nilai fitness kecil. Hasil fitness mulai menunjukkan konvergensi pada jumlah individu 70, dan tidak memperlihatkan penurunan fitness yang signifikan. Hal tersebut dipengaruhi oleh hasil random berat makanan pada setiap individu. Hasil serupa juga terlihat pada penelitian Nafiuna Hidayatus Saidah tentang penjadwalan job shop menggunakan algoritme serupa. Semakin banyak individu yang digunakan, maka hasil random berat makanan yang terbentuk juga semakin banyak. Sehingga kemungkinan didapatkan solusi terbaik juga tinggi (Saidah, 2015). 4.2 Pengujian Banyaknya Iterasi Pengujian pengaruh banyaknya iterasi terhadap solusi terbaik dilakukan dengan size problem sebanyak 15, dengan nilai random, dan jumlah bee colony sebanyak 60. Banyaknya jumlah bee colony ditentukan dari pengujian sebelumnya yang menghasilkan solusi terbaik pada jumlah bee colony sebanyak 60. Iterasi yang akan dilakukan sebanyak (10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100) kali. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Hasil pengujian banyaknya iterasi Pengujian jumlah iterasi terhadap solusi terbaik, digunakan jumlah individu sebanyak 100, dengan size problem sebanyak 15. Pengujian ini dilakukan dengan perbedaan pada banyaknya iterasi. Pada pengujian jumlah iterasi terhadap solusi terbaik, jumlah iterasi berpengaruh pada solusi terbaik karena jika jumlah iterasi pada rentang yang rendah, nilai rata-rata fitness yang dihasilkan kurang optimal. Terlihat bahwa pada jumlah iterasi antara 1 sampai 20 menghasilkan nilai fitness kurang optimal. Nilai fitness mulai mengalami konvergensi pada jumlah iterasi sebanyak 30, dan tidak menunjukkan penurunan nilai fitness yang signifikan. Pada jumlah iterasi yang banyak, dapat dihasilkan kemungkinan solusi yang baik dikarenakan akan dilakukan perhitungan secara terus menerus untuk mendapatkan solusi terbaik. 5 KESIMPULAN Dari serangkaian pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Algoritme lebah dapat bekerja dengan baik untuk membantu dalam mengoptimasi menu makanan bagi pasien gagal ginjal. Selain itu algoritme lebah juga dapat bekerja efektif dengan proses yang tidak memakan waktu lama untuk mendapatkan nilai optimal. Tahap dalam mengimplementasikan algoritme lebah adalah pertama membentuk representasi solusi menggunakan bilangan integer dan merandom nilai gen yang akan digunakan untuk menghitung berat, harga dan nilai fitness. Setelah itu melakukan proses swap operator sebanyak satu kali dan swap sequence sebanyak Nse. Selanjutnya dilakukan proses insert operator sebanyak 1 kali dan insert sequence sebanyak Nse. Proses terakhir adalah menguji hasil pengujian yang nantinya akan didapatkan nilai rata-rata untuk dianalisis. 2. Pengujian banyaknya bee colony dan iterasi berpengaruh terhadap nilai fitness yang dihasilkan. Jika banyaknya bee colony (individu) dan jumlah iterasi sedikit maka perhitungan yang didapatkan kurang optimal. Pada pengujian banyaknya bee colony (individu) didapatkan hasil optimal sebesar 100 individu dengan rata-rata nilai fitness sebesar 0, Pada pengujian jumlah iterasi didapatkan hasil optimal pada iterasi sebanyak 100

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1703 dengan rata-rata nilai fitness sebesar 0, DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Chong, Low, Sivakumar, dan Gay A Bee colony Optimization Algorithm To Job Shop Scheduling. Proceeding of the 2006 Winter Simulation Conference. Fauziyah, AN & Mahmudy, WF Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Variable Neighborhood Search. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Kompute. vol. 1, no. 9, pp Karaboga, D. B A Powerful and Efficient Algorithm for Numerical Function Optimization Artificial Bee colony Algorithm (Vol. 39). Turkey: J Glob Optim. Rismawan, T., Kusumadewi, S Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Penentuan Komposisi Bahan Pangan Harian. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI). Yogyakarta : L- 73-L-77. Saidah, Nafiuna H. Er, Mahendrawathi. Soelaiman, Rully Implementasi Algoritma Optimasi Bee colony Untuk Penjadwalan Job Shop. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Uyun, Shofwatul. Hartati, Sri Penentuan Komposisi Bahan Pangan Untuk Diet Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih Dengan Algoritma Genetika. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta. Wahid, N & Mahmudy, WF Optimasi komposisi makanan untuk penderita kolesterol menggunakan algoritme genetika. DORO: Repository Jurnal Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya, vol. 5, no. 15. Melfazen, Oktriza. Dachlan, Harry Soekotjo & Mustofa, Ali Carbohydrate Counting Untuk Penderita Diabetes Mellitus Dengan Teraspi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan. Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1.

Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan

Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan 29 Carbohydrate Counting untuk Penderita Diabetes Mellitus dengan Terapi Insulin Menggunakan Algoritma Koloni Lebah Buatan Oktriza Melfazen, Harry Soekotjo Dachlan, Ali Mustofa Abstrak -Takaran makan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: Prosiding SENTIA 216 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN: 285-2347 OPTIMASI PENGATURAN MENU DAN TAKARAN ENERGI UNTUK PENDERITA JANTUNG MENGGUNAKAN ALGORITMA KOLONI LEBAH BUATAN Oktriza Melfazen Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI BIAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI BIAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI BIAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI Monica Intan Pratiwi 1, Wayan Fidaus Mahmudy, Candra Dewi Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAKSI RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Tedy Rismawan, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN Tedy Rismawan 1, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia e-mail: 1

Lebih terperinci

Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan Algoritma Bee Colony

Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan Algoritma Bee Colony Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 3, Maret 2017, hlm. 215-223 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Optimasi Rute Tempat Wisata Kuliner Di Malang Menggunakan

Lebih terperinci

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2892-2901 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Asupan Makanan Harian Ibu Hamil Penderita Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gizi 2.1.1 Jenis-Jenis Zat Gizi Zat gizi dapat dibedakan menjadi dua kelompok sesuai kebutuhan, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah zata-zat makanan yang

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP PROBLEM MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK) p-issn: 2355-7699 Vol. 3, No. 4, Desember 2016, hlm. 259-264 e-issn: 2528-6579 OPTIMASI PENJADWALAN PENGERJAAN SOFTWARE PADA SOFTWARE HOUSE DENGAN FLOW-SHOP

Lebih terperinci

Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan Keluarga Menggunakan Algoritme Genetika

Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan Keluarga Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 342-351 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Daftar Bahan Makanan Untuk Pasien Rawat Jalan dan

Lebih terperinci

OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK PENDERITA KOLESTEROL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK PENDERITA KOLESTEROL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI KOMPOSISI MAKANAN UNTUK PENDERITA KOLESTEROL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Nurbaiti Wahid 1, Wayan Firdaus Mahmudy 2 1 Mahasiswa, 2 Dosen Pembimbing Teknik Informatika, Program Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penjadwalan adalah alokasi dari sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan serangkaian tugas dalam suatu waktu tertentu untuk menghasilkan sebuah kumpulan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu hal utama untuk mendukung tubuh dalam melakukan berbagai aktifitas. Kandungan berbagai unsur penting dalam makanan seperti karbohidrat,

Lebih terperinci

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY

PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM ( TSP ) DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL BEE COLONY Rendra Firman Pratama, Purwanto, dan Mohammad Yasin e-mail: Ren_mr07@yahoo.com Universitas Negeri Malang ABSTRAK:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritma Genetika dan Simulated Annealing

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Algoritma Genetika dan Simulated Annealing Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 217, hlm. 1236-1243 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, peran komputer semakin banyak di dalam kehidupan masyarakat. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan komputer sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci

Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia Menggunakan Algoritme Genetika

Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia Menggunakan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 8, Agustus 2018, hlm. 2979-2986 http://j-ptiik.ub.ac.id Penyusunan Bahan Makanan Keluarga Penderita Penyakit Hiperkolesterolemia

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL Nurul Muyasiroh 1, Endang Lily 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN UNTUK DIET PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH DENGAN ALGORITMA GENETIKA

PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN UNTUK DIET PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH DENGAN ALGORITMA GENETIKA PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN UNTUK DIET PENYAKIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH DENGAN ALGORITMA GENETIKA Shofwatul Uyun, Sri Hartati 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi,Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1 APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1 1 Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan Pada Penderita Diabetes Melitus dan Komplikasinya Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Komposisi Makanan Pada Penderita Diabetes Melitus dan Komplikasinya Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: -X Vol., No., April, hlm. - http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Makanan Pada Penderita Diabetes Melitus dan Komplikasinya Menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 ) METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang tidak berkelanjutan. Penelitian

Lebih terperinci

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian, 4 generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil

Lebih terperinci

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ vital yang berperan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan gizi merupakan masalah kecil yang sebenarnya sangat penting karena gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan Algoritme Genetika Adaptif

Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan Algoritme Genetika Adaptif Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm 515-522 e-issn: http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Menu Makanan bagi Penderita Tekanan Darah Tinggi Menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker Dengan Algoritme Genetika

Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker Dengan Algoritme Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1850-1857 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Menu Makanan Untuk Pemenuhan Gizi Penderita Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin bervariasinya jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat serta pola makan dan pola hidup yang semakin kurang sehat, membawa berbagai dampak dibidang

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah komponen penyusun tubuh terbesar, yaitu sebanyak 50%-60%

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah komponen penyusun tubuh terbesar, yaitu sebanyak 50%-60% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah komponen penyusun tubuh terbesar, yaitu sebanyak 50%-60% pada orang dewasa (Almatsier, 2004). Menurut Fraser (2009), tercapainya keseimbangan asupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Dislipidemia 1. Definisi Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang

Lebih terperinci

Diabetes Mellitus Type II

Diabetes Mellitus Type II Diabetes Mellitus Type II Etiologi Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau ketika pankreas berhenti memproduksi insulin yang cukup. Persis mengapa hal ini terjadi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Variable Neighborhood Search

Optimasi Komposisi Makanan untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Variable Neighborhood Search Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 754-764 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi an untuk Penderita Hipertensi Menggunakan Variable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak ada obat lain yang dipelajari sebanyak alkohol. Alkohol merupakan suatu senyawa kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

Optimasi Komposisi Bahan Makanan bagi Pasien Rawat Jalan Penyakit Jantung dengan Menggunakan Algoritme Particle Swarm Optimization (PSO)

Optimasi Komposisi Bahan Makanan bagi Pasien Rawat Jalan Penyakit Jantung dengan Menggunakan Algoritme Particle Swarm Optimization (PSO) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 11, November 2017, hlm. 1385-1394 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Komposisi Bahan Makanan bagi Pasien Rawat Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN PENYAKIT ASAM URAT

SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN PENYAKIT ASAM URAT semantik, Vol.3, No.1, Jan-Jun 2017, pp. 39-46 ISSN : 2502-8928 (Online) 39 SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN PENYAKIT ASAM URAT Hadi Ibrahim Tri Saputra *1, Bambang Pramono 2, Isnawaty 3 *1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal berperan sangat penting bagi sistem pengeluaran (ekskresi) manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal dan berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. (1) Obesitas adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC) Oleh : Ahmad Zakaria H. 2207100177 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Imam Robandi, MT. Ir. Sjamsjul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik merupakan perkembangan dari gagal ginjal akut yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun. Gagal Ginjal Kronik menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia yang dimulai sejak janin dalam kandungan sampai tua nanti. Pada rentangan usia, status gizi ditentukan

Lebih terperinci

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies

Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme Evolution Strategies Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1874-1882 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Penataan Barang pada Proses Distribusi Menggunakan Algoritme

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengukuran Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian

Lebih terperinci

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 2, Februari 2017, hlm. 80-84 http://j-ptiik.ub.ac.id Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, makanan yang beredar di kalangan masyarakat beraneka ragam jenisnya. Terkadang masyarakat awam sendiri tidak mengetahui secara pasti kandungan gizi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal kronik adalah kondisi jangka panjang ketika ginjal tidak dapat berfungsi dengan normal dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit ginjal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Bab ini mengenai analisis yang dilakukan sebelum membuat aplikasi kesehatan untuk menentukan menu diet dengan model What-If Analyisis serta tampilan sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

LAMPIRAN Asuhan Keperawatan Pada, Mona Martin, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017 LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN DIIT RENDAH PROTEIN PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) Topik Sub Topik : Diit Rendah Protein : Pengertian tentang diit rendah protein, Tujuan diit rendah protein,

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan 119 Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan Fitri, Onny Setyawati, dan Didik Rahadi S Abstrak -Status gizi balita dapat ditentukan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penghitung Kalori Diet bagi Diabetesi (Decision Support System to Count Calorie Diet for Diabetics)

Sistem Pendukung Keputusan Penghitung Kalori Diet bagi Diabetesi (Decision Support System to Count Calorie Diet for Diabetics) Sistem Pendukung Keputusan Penghitung Kalori Diet bagi Diabetesi (Decision Support System to Count Calorie Diet for Diabetics) Feryani Aldyningtyas 1), Tito Pinandita 2), dan Harjono 3) 1)2)3) Teknik Informatika

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN SEHAT MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN SEHAT MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN SEHAT MENGGUNAKAN METODE AHP (Analytic Hierarchy Process) M. Misdram Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Informatika Universitas Yudharta Pasuruan ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu merubah gaya hidup manusia yang semakin konsumtif dan menyukai sesuatu yang cepat, praktis serta ekonomis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

SNACK BAR RENDAH FOSFOR DAN PROTEIN BERBASIS PRODUK OLAHAN BERAS

SNACK BAR RENDAH FOSFOR DAN PROTEIN BERBASIS PRODUK OLAHAN BERAS SNACK BAR RENDAH FOSFOR DAN PROTEIN BERBASIS PRODUK OLAHAN BERAS Artikel Penelitian disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmhg. Pada populasi

Lebih terperinci

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony

Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Optimisasi Dynamic Economic Dispatch Menggunakan Algoritma Artificial Bee Colony Nurlita Gamayanti 1, Abdullah Alkaff 2, Amien Karim 3 Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan. Orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Di setiap penelitian penulis membutuhkan objek penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm. 29) objek penelitian adalah variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pada manusia, fungsi ini sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempertahankan volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh merupakan fungsi esensial untuk kesejahteraan, yang berarti keselamatan dari seluruh makhluk hidup.

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.banyak hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.banyak hal yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal terpenting yang diinginkan oleh semua orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci