SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN PENYAKIT ASAM URAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN PENYAKIT ASAM URAT"

Transkripsi

1 semantik, Vol.3, No.1, Jan-Jun 2017, pp ISSN : (Online) 39 SISTEM PENENTU MENU HARIAN PASIEN PENYAKIT ASAM URAT Hadi Ibrahim Tri Saputra *1, Bambang Pramono 2, Isnawaty 3 *1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari * 1 hadiibrahim721@gmail.com, 2 bambangpramono09@gmail.com, 3 isna.1711@gmail.com Abstrak Dalam penanganan pasien di Rumah Sakit Bahteramas Kendari, Dietisien tidak menyimpan data makanan yang dikonsumsi pasien dan untuk penyajian menu makanan harian pasien tidak dilakukan pendataan secara komputerisasi untuk menjadi data rekam medik pasien. Penyajian menu makanan yang berlaku di Rumah Sakit Bahteramas Kendari ialah dengan siklus menu 10 hari makanan berbeda. Dietisien adalah perawat dari poli gizi dan instalasi gizi yang bertugas untuk melakukan konsultasi gizi pasien di rumah sakit. Harris Benedict adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan kebutuhan Angka Metabolisme Basal (AMB) dan kilokalori harian. Tahap perhitungan kebutuhan kalori menggunakan metode Harris Benedict ialah dengan cara menentukan nilai Angka Metabolisme Basal (AMB), faktor aktivitas, dan faktor Stress. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dietisen dalam menentukan siklus menu pasien adalah Indeks Massa Tubuh yang merupakan batasan untuk menentukan berat badan normal orang dewasa. Selain itu, Berat Badan Ideal juga merupakan salah satu faktor bobot optimal dari tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah sistem penentu menu harian pasien penyakit Asam Urat yang dapat membantu petugas Dietisien dalam melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Bahterahmas menggunakan Metode Harris Benedict. Kata kunci Status Gizi, Rumah Sakit Bahteramas, Metode Harris Benedict, Rekam Medis. Abstract In the management of patients at the Hospital Bahteramas Kendari, dietisien not store the data of food consumed and the patient's daily diet of patients presenting no computerized data collection to be patient medical records. Food menu prevailing in Kendari Bahteramas Hospital is the 10-day cycle menu of different foods. Dietisien is the nurse of poly nutrition and nutritional installation charge for nutritional counseling patients in the hospital. Harris Benedict is a method used to estimate basal metabolic needs of the numbers (AMB) and kilocalories daily. Phase calorie requirement calculations using the Harris Benedict is by determining the numerical value of basal metabolism (AMB), an activity factor, and Stresss factors. Several factors are taken into consideration in determining the cycle menu dietisen patients is the Body Mass Index which is a limit to determine normal weight adults. In addition, Ideal Weight is also a factor weight of the body to maintain optimal health and fitness. The results obtained in this study is the determinant of the system daily diet of gout patients who can assist officers dietisien in the services, outpatient and inpatient in hospital Bahterahmas using the Harris Benedict method. Keywords Nutritional Status, Bahteramas Hospital, Harris Benedict Algorithm, Medical Record. 1. PENDAHULUAN dikonsumsi. Keseimbangan konsumsi makanan dapat menentukan kesehatan K esehatan merupakan bagian terpenting seseorang. Terlalu banyak mengonsumsi satu dalam hidup, namun masih jarang jenis makanan tanpa mengimbanginya dengan orang peduli dengan kesehatannya makanan lain bisa mengakibatkan gangguan sendiri. Salah satu cara menjaga kesehatan kesehatan. Mengonsumsi makanan yang adalah dengan memperhatikan makanan yang terdiri dari beranekaragam golongan makanan Received June 1 st,2012; Revised June 25 th, 2012; Accepted July 10 th, 2012

2 40 Sistem Penentu Menu Harian Pasien Penyakit Asam Urat sehat yang sesuai dengan kebutuhan jumlah kalori yang dibutuhkan akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan. Sebagian orang lebih cenderung memilih makanan yang mengenyangkan dan memiliki rasa yang nikmat tanpa menghiraukan kandungan gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu diusulkan suatu sistem penentuan menu harian pasien penyakit Asam Urat yang dapat memberikan saran menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori pasien dan memberikan informasi total kebutuhan kalori, status gizi dan berat badan ideal pasien. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Penyakit Asam Urat Penyakit Asam Urat atau dikenal sebagai penyakit Gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh penimbunan Kristal Monosodium urat di dalam tubuh sehingga menyebabkan nyeri sendi (Gout Arthritis), benjolan pada bagian-bagian tertentu dari tubuh dan batu pada saluran kemih. Gout atau Asam Urat adalah penyakit dimana terjadi penumpukan Asam Urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan Asam Urat yang kadarnya tinggi [1]. Diet dan perbaikan gaya hidup dapat mengurangi frekuensi serangan akut dan keperluan terhadap obat akan berkurang atau hilang sama sekali. Diet juga dapat membantu, walaupun penurunan Asam Urat Serum tidak banyak. Obesitas dapat mengakibatkan peningkatan produksi Asam Urat oleh tubuh, sedangkan penurunan berat badan akan menurunkan kadar Asam Urat Serum. 2.2 Pola Makan Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit [2]. Pola makan dapat diartikan suatu kebiasan menetap dalam hubungan dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan jenis bahan makanan ; makanan pokok, sumber protein, IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page sayur, buah, dan berdasarkan frekuensi: harian, mingguan, pernah, dan tidak pernah sama sekali. Dalam hal pemilihan makanan dan waktu makan manusia dipengaruhi oleh usia, selera pribadi, kebiasaan, budaya dan sosial ekonomi [3]. Nutrisi sangat berguna untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Selain karena faktor kekurangan nutrisi, akhir-akhir ini muncul penyakit akibat salah pola makan seperti kelebihan makan atau makan makanan yang kurang seimbang. Bahkan, kematian akibat penyakit yang timbul karena pola makan yang salah atau tidak sehat belakangan ini cenderung meningkat. Penyakit akibat pola makan yang kurang sehat tersebut diantaranya Diabetes Mellitus, Asam Urat, penyakit Kanker dan beberapa penyakit Kardiovaskuler. Salah satu cara penyembuhan suatu penyakit dengan mengontrol asupan makanan dengan menyesuaikan jumlah kebutuhan kalori harian. Penentuan pola pembagian makanan perhari sangatlah penting bagi kesehatan. Rumus menentukan konsumsi zat gizi ditunjukkan pada Persamaan (1), (2), (3), (4), (5). KK Makan Pagi = 25% dari TKK (1) KK Selingan = 10% dari TKK (2) KK Makan Siang = 30% dari TKK (3) KK Selingan = 10% dari TKK (4) KK Makan Malam = 25% dari TKK (5) Keterangan: KK = Kebutuhan Kalori TKK = Total Kebutuhan Kalori 2.3 Status Gizi Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Yang dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Status gizi baik atau optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin, jika keadaan sebaliknya terjadi gizi kurang. Dengan mempertahankan berat badan sesuai dengan rentangan berat badan yang ideal, seseorang dapat mengoptimalkan kesehatan dan kebugaran tubuh serta menghindarkan kita dari potensi untuk

3 Saputra, Pramono dan IsnawatyIJCCSISSN: munculnya penyakit. Status gizi di bagi menjadi 2 bagian, yaitu indeks massa tubuh dan berat badan ideal. 1) Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh adalah batasan yang digunakan untuk menentukan berat badan normal orang dewasa. IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya berhubungan dengan kelebihan dan kekurangan berat badan [4]. Rumus IMT tersebut ditunjukkan pada Persamaan (6). IMT = BB/(TBxTB) (6) IMT = Indeks Massa Tubuh BB = Berat Badan TB = Tinggi Badan Batas ambang IMT pada Tabel 1 ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Tabel 1 Batas Ambang IMT IMT Kategori Status Gizi Kategori < 17,0 Gizi Kurang Sangat Kurus 17,0 18,5 Gizi Kurang Kurus 18,5 25,0 Gizi Baik Normal 25,0 27,0 Gizi Lebih Gemuk > 27,0 Gizi Lebih Sangat Gemuk 2) Berat Badan Ideal Berat Badan Ideal adalah bobot optimal dari tubuh untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Perhitungan berat badan ideal menggunakan rumus Brocha, dibedakan antara berat badan ideal untuk pria dan wanita. a) Berat Bedan Ideal Pria Persamaan (7) menunjukkan Rumus Bedan Badan Ideal Pria. BBI = (TB 100) (10% x (TB 100)) (7) BBI = Berat Badan Ideal TB = Tinggi Badan b) Berat Badan Ideal Wanita Persamaan (8) menunjukkan Rumus Bedan Badan Ideal Wanita. BBI = (TB 100) (15% x (TB 100)) (8) BBI = Berat Badan Ideal TB = Tinggi Badan Tabel 2 menunjukkan Daftar Berat Badan Ideal. Tabel 2 Berat Badan Ideal 2.4 Metode Harris Benedict Metode Harris Benedict adalah metode yang digunakan untuk memperkirakan kebutuhan Angka Metabolisme Basal (AMB) dan kilokalori harian. Tahap perhitungan kebutuhan kalori menggunakan metode Harris Benedict ialah dengan cara menentukan nilai AMB, Faktor Aktivitas dan Faktor Stress [5]. 1) Angka Metabolisme Basal (AMB) AMB adalah kebutuhan kalori minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital seperti proses Pernapasan, Peredaran Darah, Pekerjaan Ginjal dan lain-lain. AMB dipengaruhi oleh Umur, Jenis Kelamin, Berat Badan dan Tinggi Badan. Persamaan (9) dan (10) menunjukkan Rumus metode Harris Benedict untuk menentukan AMB. Laki laki = 66 + (13,7 x BB) + (5xTB) (6,8xU) (9) Perempuan = (9,6 x BB) + (1,8xTB) (4,7xU) (10) Keterangan: BB = Berat Badan (Kg) TB = Tinggi Badan (Cm) U = Umur (Tahun) 2) Faktor Aktivitas Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi sehingga menyebabkan pembakaran energi. Untuk memperkirakan kebutuhan Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

4 42 kalori, nilai AMB masih harus dikalikan dengan Faktor Aktivitas (FA). Adapun rumus Faktor Aktivitas ditunjukkan oleh Persamaan (11). Faktor Aktivitas = AMB x FA (11) AMB = Angka Metabolisme Basal FA = Faktor Aktivitas Tabel 3 menunjukkan faktor aktivitas. Tabel 3 Faktor Aktivitas No Aktivitas Faktor 1 Istirahat di tempat tidur 1,2 2 Tidak terikat di tempat tidur 3) Faktor Stress Berbeda dengan orang sehat, kebutuhan energi untuk orang sakit tidak hanya dipengaruhi oleh aktivitas tetapi juga dipengaruhi oleh faktor trauma atau Stress. Hasil perkalian AMB dan Faktor Aktivitas masih harus dikali dengan Faktor Stress untuk mendapatkan Total Kebutuhan Kalori Harian. Adapun rumus Faktor Stress ditunjukkan oleh Persamaan (12). Faktor Stres = AMB x FA x FS (12) AMB = Angka Metabolisme Basal FA = Faktor Aktivitas FS = Faktor Stress Tabel 4 menunjukkan Faktor Stress/Trauma Tabel 4 Faktor Stress/Trauma 1,3 Sistem Penentu Menu Harian Pasien Penyakit Asam Urat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Implementasi Sistem Sistem ini dikembangkan berbasis Dekstop. Adapun antarmuka (interface) hasil implementasi berdasarkan perancangan aplikasi adalah sebagai berikut. 1) Tampilan Halaman Login Pada tampilan Halaman Login, User harus memasukkan Username dan Password yang sudah diatur sebelumnya oleh User, agar User dapat masuk ke dalam Menu Utama aplikasi dan menjalankan Aplikasi Kelayakan Usaha. User dapat menekan tombol untuk masuk dalam aplikasi dan tombol untuk keluar dari Halaman Login. Tampilan Halaman Login ditunjukkan oleh Gambar 1. Gambar 1 Halaman Login Login 2) Tampilan Halaman Data Pasien Pada tampilan Halaman Data Pasien, User memasukkan Biodata dari User yang sedang bertugas dan Biodata Pasien yaitu Nama Dietisien, Nama Pasien, Ruangan, Tanggal Masuk, Jenis Kelamin, Usia, Berat Badan, Tinggi Badan, Faktor Aktivitas dan Faktor Stress Pasien. User dapat menekan tombol untuk memasukkan data dan tombol untuk pindah ke halaman hasil perhitungan dan saran menu makanan, tombol untuk keluar dari halaman data pasien. Tampilan Halaman Data Pasien ditunjukkan oleh Gambar 2. Gambar 2 Halaman Data Pasien IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

5 Saputra, Pramono dan IsnawatyIJCCSISSN: ) Tampilan Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan Pada tampilan Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan, User memilih pasien yang telah di-input. Pada halaman ini, setelah User memilih pasien yang telah diinput, User akan mengetahui hasil perhitungan Kebutuhan Kalori, Status Gizi dan Berat Badan Ideal Pasien. Setelah User memilih pasien, User dapat memasukkan Data Saran Makanan, tombol Masukkan untuk memasukkan Data Makanan ke masingmasing tabel dan tombol Hapus untuk menghapus Data Makanan dari masing-masing tabel. Selain itu User dapat menekan tombol Menu untuk memberikan Data Saran Makanan dari sistem. User juga dapat menekan tombol Print untuk mencetak Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan sebagai arsip dan tombol Exit untuk keluar dari aplikasi. Tampilan Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan ditunjukkan oleh Gambar Kebutuhan Kalori Malam, Total Input Pagi, Total Input Siang dan Total Input Malam. 4) Tampilan Halaman Insert, Update dan Delete Data Makanan Pada tampilan Halaman Insert, Update dan Delete Data Makanan, User dapat mengelola Data Makanan yang ada dalam sistem. Tombol Insert untuk memasukkan Data Makanan Baru, Update untuk mengubah Data Makanan yang telah ada dan Delete untuk Menghapus Data Makanan. Tampilan Halaman Insert, Update dan Delete Data Makanan ditunjukkan oleh Gambar 4. Gambar 3 Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan Pada Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan mempunyai 3 nilai hasil perhitungan yaitu nilai Hasil Kebutuhan Kalori Menggunakan Metode Harris Benedict, Nilai Status Gizi dan Nilai Berat Badan menggunakan rumus Brocha. Halaman Hasil Perhitungan dan Saran Menu Makanan juga menampilkan Batas Kebutuhan Kalori Pagi, Batas Kebutuhan Kalori Siang, Batas Gambar 4 Halaman Insert, Update dan Delete 3.2 Perbandingan Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem Pengujian dengan perhitungan manual yaitu dengan cara membuat beberapa data buatan dan membandingkan hasil perhitungan manual dengan perhitungan yang dihasilkan oleh sistem. 1) Perbandingan Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem a) Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem Pasien Laki-Laki Perhitungan dilakukan dengan data sesuai pada tabel data percobaan. Dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Data Percobaan Perhitungan Manual Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

6 44 1. Angka Metabolisme Basal (AMB) Rumus Angka Metabolisme Basal (AMB) berdasarkan Persamaan (9) yaitu Laki laki = 66 + (13.7xBB) + (5xTB) (6.8xU) = 66 + (13.7x45) + (5x160) (6.8x65) = = Sistem Penentu Menu Harian Pasien Penyakit Asam Urat sama yaitu kebutuhan kalori pasien Kkal. Menu Makanan yang diberikan oleh sistem ditunjukkan oleh Gambar7. 2. Faktor Aktivitas Rumus Faktor Aktivitas berdasarkan Persamaan (11) yaitu Faktor Aktivitas = AMB x Faktor Aktivitas = x 1.3 = Faktor Stress Rumus Faktor Stress berdasarkan Persamaan (12). Faktor Stres = AMB x Faktor Aktivitas x Faktor Stress = x 1,3 x 1.7 = Total Kebutuhan Kalori = Jadi Hasil Kebutuhan Kalori Harian yang dibutuhkan oleh Tn. Sirita ialah 2299,505 Kkal. Data yang sama yang dimasukkan pada sistem Gambar 5. Gambar 7 Menu Makanan b) Perhitungan Manual dan Perhitungan Sistem Pasien Perempuan Perhitungan dilakukan dengan data sesuai pada tabel data percobaan ditunjukkan oleh Tabel 6. Tabel 6 Data Percobaan Perhitungan Manual Gambar 5 Data Percobaan Sistem Data hasil yang diperoleh dari perhitungan pada sistem ditunjukkan oleh Gambar 6. Gambar 6 Hasil Percobaan Sistem 1. Angka Metabolisme Basal (AMB) Rumus Angka Metabolisme Basal (AMB) berdasarkan Persamaan (9) yaitu : Perempuan = (9.6xBB) + (1.8xTB) (4.7xU) = (9.6x60) + (1.8x165) (4.7x55) = = Faktor Aktivitas Rumus Faktor Aktivitas berdasarkan Persamaan (11) yaitu : Faktor Aktivitas = AMB x Faktor Aktivitas = x 1.3 = Faktor Stress Rumus Faktor Stress berdasarkan Persamaan (12) yaitu : Faktor Stres = AMB x Faktor Aktivitas x Faktor Stres = x 1.3 x 1.4 = Dari hasil pengujian sistem, yaitu dengan membandingkan antara perhitungan manual dengan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan hasil perhitungan yang IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page Total Kebutuhan Kalori = Jadi hasil Kebutuhan Kalori Harian yang dibutuhkan oleh Ny. Fitriah ialah 2310,49

7 Saputra, Pramono dan IsnawatyIJCCSISSN: Kkal. Data yang sama yang dimasukkan pada system yang ditunjukkan oleh Gambar 8. Gambar 8 Data Percobaan Sistem Data hasil yang diperoleh dengan perhitungan pada sistem dapat dilihat pada Gambar 9. KESIMPULAN 45 Berdasarkan penelitian dan hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan. Pembuatan Sistem Penentu Menu Harian Pasien Penyakit Asam Urat ini,dapat membantu petugas Dietisien dalam melakukan pelayanan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit Bahterahmas. 5. SARAN Saran-saran yang dapat diberikan untuk pengembangan lebih lanjut terhadap Penelitian ini yaitu : 1. Aplikasi ini diharapkan kedepannya dikembangkan dengan menggunakan metode lain untuk mencapai keakuratan data dalam kasus tertentu. 2. Aplikasi ini diharapkan kedepannya dikembangkan dengan menggunakan fungsi Autosuggest untuk memenuhi kebutuhan kalori menu makanan yang belum terpenuhi. DAFTAR PUSTAKA Gambar 9 Hasil Percobaan Sistem Dari hasil pengujian sistem, yaitu dengan membandingkan antara perhitungan manual dengan perhitungan dengan menggunakan sistem menghasilkan hasil perhitungan yang sama yaitu kebutuhan kalori pasien 2310,49 Kkal. Dan menu makanan yang di berikan oleh sistem dapat dilihat pada Gambar 10. [1] Juandi, J.O., Pengertian Gout /bab2-asam-urat-pdf, Jakarta, Diakses tanggal 28 Desember [2] Kementerian Republik Indonesia 2013, http// Jakarta, Diakses tanggal 29 April [3] Almatsier, S., 2010, Penuntun Diet, PT.Gramedia Pustaka Utama. Palmerah Barat. Jakarta. [4] Supriasa, 2001, http// usu.ac.id,medan, Diakses tanggal 27 April 2016 [5] Hartono, A., 2006, Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit, Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Gambar 10 Menu Makanan Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)

8 46 Sistem Penentu Menu Harian Pasien Penyakit Asam Urat IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page end_page

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IMPROVE K-MEANS TERHADAP STATUS NILAI GIZI PADA BALITA

IMPROVE K-MEANS TERHADAP STATUS NILAI GIZI PADA BALITA semantik, Vol.3, No.1, Jan-Jun 2017, pp. 143-148 ISSN: 2502-8928 (Online) 143 IMPROVE K-MEANS TERHADAP STATUS NILAI GIZI PADA BALITA Puspita Sari* 1, Bambang Pramono 2, La Ode Hasnuddin S. Sagala 3 *1,2,3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK MENGETAHUI KEBUTUHAN JUMLAH KALORI. Naskah Publikasi. Program Studi Informatika. Fakultas Komunikasi dan Informatika

PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK MENGETAHUI KEBUTUHAN JUMLAH KALORI. Naskah Publikasi. Program Studi Informatika. Fakultas Komunikasi dan Informatika PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK MENGETAHUI KEBUTUHAN JUMLAH KALORI Naskah Publikasi Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan oleh : Irma Eka Ayu Novita Hernawan Sulistyanto, S.T,.

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI HARIAN DAN DAFTAR KANDUNGAN KALORI BAHAN MAKANAN SKRIPSI

APLIKASI PENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI HARIAN DAN DAFTAR KANDUNGAN KALORI BAHAN MAKANAN SKRIPSI APLIKASI PENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI HARIAN DAN DAFTAR KANDUNGAN KALORI BAHAN MAKANAN SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Ilmu Komputer / Informatika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )

METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 ) METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang tidak berkelanjutan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang. Terlalu banyak mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa mengimbanginya. seseorang mengabaikan pola makan yang seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang. Terlalu banyak mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa mengimbanginya. seseorang mengabaikan pola makan yang seimbang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam hidup, namun masih jarang orang peduli dengan kesehatannya sendiri. Salah satu cara menjaga kesehatan adalah dengan

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS AHP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS AHP semantik, Vol.1, No.1, Jan-Jun, pp. 33-42 ISSN: 2460-1446-1520 33 SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENANGANAN PRIORITAS KERUSAKAN JALAN DENGAN MEMBANDINGKAN METODE TOPSIS Retno Yuliawanti * 1, Statiswaty 2,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR NUTRITION PLAN UNTUK ORANG DEWASA DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEBSITE

SISTEM PAKAR NUTRITION PLAN UNTUK ORANG DEWASA DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEBSITE Jurnal Teknologi Informatika dan Terapan Vol. 04, No 01, Januari Juni 2017 ISSN: 235-838X SISTEM PAKAR NUTRITION PLAN UNTUK ORANG DEWASA DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEBSITE Adang Nuryana Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan

Lebih terperinci

PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI

PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI PENENTUAN KECUKUPAN ENERGI Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kecukupan Energi Didefinisikan sebagai kemampuan untuk

Lebih terperinci

KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes KEBUTUHAN & KECUKUPAN GIZI Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar Gemukkah saya? Kuruskah saya? Sudah cukupkah saya makan? Sehatkah saya?.. Berapa kebutuhan gizi kita? Kebutuhan gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN Diza Fathamira Hamzah Staff Pengajar Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu tatanan yang menghimpun upaya secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN ENERGI SEHARI

KEBUTUHAN ENERGI SEHARI PENENTUAN GIZI INDIVIDU DAN KGA Muslim, MPH STIKES HANGTUAH Tanjungpinang Pertemuan Ke-2, Tgl: 10 Oktober 2009 PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI 1. ENERGI Gambaran klinis, status gizi Umur, jenis kelamin, aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian diskkiptif analitik di bidang gizi klinis dengan pendekatan cross-sectional yaitu mencari hubungan dua variable dengan pengamatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 37 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Perancangan adalah suatu kegiatan membuat pola teknis atau bentuk teknis sistem berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada kegiatan analisis. Tujuan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARWAYAN MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS PADA PT. KONSUIL WILAYAH SULAWESI TENGGARA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARWAYAN MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS PADA PT. KONSUIL WILAYAH SULAWESI TENGGARA semantik, Vol.2, No.1, Jan-Jun 2016, pp. 341-348 ISSN : 2502-8928 (Online) 341 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARWAYAN MENGGUNAKAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS PADA PT. KONSUIL WILAYAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

Aplikasi Penentuan Gizi Dan Makanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit. Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad

Aplikasi Penentuan Gizi Dan Makanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit. Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad Aplikasi Penentuan Gizi Dan Makanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Devie Rosa Anamis, Aeri Rachmad Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura E-mail: devros_gress@yahoo.com, aery_r@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Analisa sistem yang dijelaskan pada bab ini adalah sebagai bahan perbandingan dengan sistem yang akan dirancang. Penulis akan memaparkan proses konsultasi

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining

Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining Dodi Siregar Jurusan Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Harapan-Medan Email: dodidodi.siregar@gmail.com

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM UTILITY DAN PENGGAJIAN

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM UTILITY DAN PENGGAJIAN semantik, Vol.2, No.1, Jan-Jun 2016, pp. 187-194 ISSN : 2502-8928 (Online) 187 SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM UTILITY DAN PENGGAJIAN Muhammad Ichwan Utari*

Lebih terperinci

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikebal sebagai gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN Penulis: Retno Wahyuningsih, S.Gz. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Sistem Informasi Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Ibu Dan Anak Marissa Palembang

Sistem Informasi Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Ibu Dan Anak Marissa Palembang 8888IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Sistem Informasi Rawat Jalan Pada Rumah Sakit Ibu Dan Anak Marissa Palembang Netti Herawati* 1, Taufan Prahara Januarsyah 2, Sudiadi 3,Della

Lebih terperinci

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak

Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Desain Model Fuzzy Gejala Penyakit Untuk Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Anak Natalia 1, Bella Halim 2, Gasim 3 1,2 STMIK GI MDP; Jl. Rajawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Penelitian merupakan penelitian gizi klinik yang menggunakan disain penelitian diskriptif dibidang gizi klinik dengan pendekatan crossectional (belah lintang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih

BAB I PENDAHULUAN. akan terlihat baik tetapi juga dari segi kesehatan. Terutama anak muda lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempunyai berat badan yang ideal atau normal adalah keinginan setiap orang agar terlihat proposional. Bukan dari segi penampilan fisik saja yang akan terlihat

Lebih terperinci

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM

BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM 4.1. Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini digunakan untuk memasukkan data pasien dan melakukan prediksi terhadap penyakit diabetes serta anjuran terapinya.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN MAKANAN BERDASARKAN JUMLAH KALORI

SISTEM INFORMASI UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN MAKANAN BERDASARKAN JUMLAH KALORI SISTEM INFORMASI UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN MAKANAN BERDASARKAN JUMLAH KALORI Denik Triyanti 1, I Gede Arya Utama 2) 1) S1/Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pembuatan Surat Keputusan dan Sertifikat di STMIK GI MDP

Rancang Bangun Sistem Pembuatan Surat Keputusan dan Sertifikat di STMIK GI MDP IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Rancang Bangun Sistem Pembuatan Surat Keputusan dan Sertifikat di STMIK GI MDP Pringka Arwanda Sirwandi, Fransiska PS., S.SI., M.T.I., Mulyati, SE,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Sistem Berjalan 3.1.1. Penyusunan Menu Makanan Dalam penyusunan menu makanan banyak hal yang perlu diperhatikan, terutama jika menu makanan yang disusun untuk

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden of malnutrition) yaitu kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Asam urat merupakan produk akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan nukleotida purin. Asam urat ini dikeluarkan melalui ginjal dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu

Lebih terperinci

Aplikasi Rekam Medis Berbasis Client-Server (Studi Kasus Klinik Al-Ghani)

Aplikasi Rekam Medis Berbasis Client-Server (Studi Kasus Klinik Al-Ghani) 76 ISSN: 1978-1520 Aplikasi Rekam Medis Berbasis Client-Server (Studi Kasus Klinik Al-Ghani) Dede Syahrul Anwar 1, Evi Dewi Srimulyani 2, Heri Purnama 3 1,2 STMIK Tasikmalaya; Jl.R.E.Martadinata No. A

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO

APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO semantik, Vol.3, No.2, Jul-Des 2017, pp. 23-30 ISSN : 2502-8928 (Online) 23 APLIKASI LAYANAN DELIVERY ORDER BERBASIS WEB PADA RUMAH MAKAN PODOTEKO Rahmat Purnomo* 1, Akbar Nurdin 2 1,2,3 Politeknik INDOTEC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi penyakit degeneratif yang meliputi atritis gout, Hipertensi, gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belatang kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh angka harapan hidup menjadi indikator yang akan selalu digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo

Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pemasangan Dan Pembayaran Iklan Pada Sumeks Cindo Erika Mutiara Dewi 1, Wella Oktarina 2, Mulyati 3, Desi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kegemukan bukanlah hal baru dalam masyarakat kita, bahkan 20 tahun yang lalu kegemukan merupakan kebanggaan dan lambang kemakmuran. Bentuk tubuh yang gemuk

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ODI (ORPHAN DETAIL INFORMATION) BERBASIS CLIENT SERVER DI KANTOR BAITULMAAL MUAMALAT

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ODI (ORPHAN DETAIL INFORMATION) BERBASIS CLIENT SERVER DI KANTOR BAITULMAAL MUAMALAT IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ODI (ORPHAN DETAIL INFORMATION) BERBASIS CLIENT SERVER DI KANTOR BAITULMAAL MUAMALAT Dahlan Abdullah Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN BAB 4 PENGEMBANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Bab ini mengenai analisis yang dilakukan sebelum membuat aplikasi kesehatan untuk menentukan menu diet dengan model What-If Analyisis serta tampilan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengukuran Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Android Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Pembuatan Aplikasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Android Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Pembuatan Aplikasi Panduan Gizi Seimbang Berbasis Android Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Gilang Aditya Pamungkas, R. Rizal Isnanto, Kurniawan Teguh Martono. Program Studi Sistem Komputer Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Peningkatan kadar asam urat dapat

Lebih terperinci

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight?

Contoh Penghitungan BMI: Obesitas atau Overweight? Obesitas yang dalam bahasa awam sering disebut kegemukan merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang

Lebih terperinci

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1

APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI. Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1 APLIKASI BASISDATA FUZZY UNTUK PEMILIHAN MAKANAN SESUAI KEBUTUHAN NUTRISI Rani Putriana 1*, Sri Kusumadewi 1 1 Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE

IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 IMPLEMENTASI METODE CERTAINTY FACTOR UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PERKEMBANGAN ANAK BERBASIS MOBILE HANDPHONE Marganda Simarmata [1], Dahlan Abdullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

SIMPEG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM KEPEGAWAIAN DAN RIWAYAT JABATAN

SIMPEG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM KEPEGAWAIAN DAN RIWAYAT JABATAN semantik, Vol.2, No.1, Jan-Jun 2016, pp. 211-220 ISSN : 2502-8928 (Online) 211 SIMPEG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO SUB-SISTEM KEPEGAWAIAN DAN RIWAYAT JABATAN Harley Sebastian S Mangiri* 1, Ika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB)

Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Lampiran 1. Tes Status Gizi Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Indeks Masa Tubuh (IMT). Tes ini meliputi: 1. Pengukuran Tinggi Badan (TB) 2. Pengukuran Berat Badan (BB) Peralatan tes antara lain:

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK BANTU MENENTUKAN PILIHAN SEPEDA MOTOR BEKAS DI BEDAGAN DENGAN METODE FUZZY

PERANGKAT LUNAK BANTU MENENTUKAN PILIHAN SEPEDA MOTOR BEKAS DI BEDAGAN DENGAN METODE FUZZY IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 n1 PERANGKAT LUNAK BANTU MENENTUKAN PILIHAN SEPEDA MOTOR BEKAS DI BEDAGAN DENGAN METODE FUZZY TAHANI SOFTWARE OPTIONS HELP DETERMINE USED MOTORCYCLES

Lebih terperinci

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kesehatan manusia dan diperlukan untuk menentukan kualitas fisik, biologis, kognitif dan psikososial sepanjang hayat manusia. Komposisi zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS BERBASIS WEBSITE

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS BERBASIS WEBSITE IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT KARYA ASIH CHARITAS BERBASIS WEBSITE M.Ramadhan* 1, Yandi Akbar Pratama 2, Dien Novita 3 STMIK GI MDP PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh manusia terutama dalam sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PERANCANGAN. Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan

BAB III METODE DAN PERANCANGAN. Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan pustaka seperti jurnal, buku, dan BAB III METODE DAN PERANCANGAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah sebagai berikut a. Pengumpulan Data Tahap iniakan mencari dan memahami bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin bervariasinya jenis makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat serta pola makan dan pola hidup yang semakin kurang sehat, membawa berbagai dampak dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah cairan yang lebih sedikit. Perbedaan ini karena laki-laki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan dalam tubuh mencakup 50% - 60% dari total berat badan (Ignatavicius & Workman, 2006). Jumlah tersebut sangat bervariasi tergantung dari umur, jenis kelamin dan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA. Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si.

LEMBAR KERJA. Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si. LEMBAR KERJA Lembar kerja ini intinya diadopsi dari tulisan karya DR. SUS WIDAYANI, M.Si. DIET PRAKTIKUM MAKANAN FISIOLOGIS KHUSUS DOSEN PEMBIMBING DR. Sus Widayani, M.Si. Ir. Bambang Triatma, M.Si. Disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diet paska bedah merupakan makanan yang diberikan kepada pasien setelah menjalani pembedahan. Pengaturan makanan setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, peran komputer semakin banyak di dalam kehidupan masyarakat. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan komputer sebagai alat

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE 2012-2014 Darrel Ash - Shadiq Putra, 2015. Pembimbing I : Budi Liem, dr., M.Med dan Pembimbing II : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hadi (2003) ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hadi (2003) ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebiasaan Makan Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gizi 2.1.1 Jenis-Jenis Zat Gizi Zat gizi dapat dibedakan menjadi dua kelompok sesuai kebutuhan, yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah zata-zat makanan yang

Lebih terperinci

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN LANSIA Apa Itu ASAM URAT...?? Nilai normal asam urat : Pria 3,4 7 mg/dl Wanita 2,4 5,7 mg/dl Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan gizi merupakan masalah kecil yang sebenarnya sangat penting karena gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

Lebih terperinci

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami 8 Cara Menurunkan kadar gula secara alami ini dapat anda lakukan secara mandiri. Namun akan lebih baik lagi apabila anda bekerja sama dengan keluarga anda. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan suatu pekerjaan fisik yang dikerjakan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang sangat berarti. Artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada data input yang dimasukkan oleh user serta kemampuan sistem untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pada data input yang dimasukkan oleh user serta kemampuan sistem untuk BAB III METODE PENELITIAN Keberhasilan dari sistem pendukung keputusan ini akan sangat bergantung pada data input yang dimasukkan oleh user serta kemampuan sistem untuk menganalisa dan mengolah data input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, keberhasilan pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping berhasilnya pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat dinilai melalui derajat kesehatan masyarakat. Indikator yang digunakan untuk menilai kesehatan masyarakat ialah angka kesakitan,

Lebih terperinci