METODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )
|
|
- Susanto Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang tidak berkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Fatmawati, Jakarta. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling dengan pertimbangan bahwa RSUP Fatmawati merupakan RS Badan Layanan Umum yang berfungsi sebagai pusat rujukan wilayah Jakarta Selatan, memiliki instalasi rawat ginjal, memiliki unit instalasi gizi, lokasi cukup strategis, mudah dijangkau dan merupakan RS pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober Jumlah dan Cara Pengambilan Subyek Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penyakit ginjal rawat inap IRNA B RSUP Fatmawati. Pemilihan subyek dilakukan secara purposive sampling, berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Laki-laki dan wanita yang berusia tahun, untuk memudahkan wawancara dan dapat menilai makanan yang disajikan secara rasional 2. Dalam keadaan sadar dan tidak mengalami gangguan kejiwaan sehingga dapat berkomunikasi dengan baik 3. Telah dirawat dan sudah mendapat pelayanan makanan dari rumah sakit minimal selama 2 hari, sehingga subyek telah mengalami penyesuaian terhadap makanan yang disajikan dan dapat melakukan penilaian 4. Tidak diberikan makanan enteral 5. Bersedia di wawancara Berdasarkan buku catatan pasien masuk, selama kurun waktu 3 bulan (April- Juni 2011), populasi penderita penyakit ginjal rawat inap IRNA B RSUP Fatmawati yaitu 86 orang. Berdasarkan data tersebut, perkiraan jumlah subyek dihitung menggunakan rumus berikut: n = N 1 + N (d 2 ) Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1)
2 Berdasarkan hasil perhitungan, perkiraan jumlah subyek sebesar 46 orang. Sementara itu, dari populasi yang ada di RSUP Fatmawati, telah dipilih berdasarkan kriteria yaitu 52 orang. Selama penelitian berlangsung, diperoleh pasien yang memiliki data lengkap sejumlah 50 orang dan ditetapkan sebagai subyek. Penjelasan lanjut mengenai cara pemilihan subyek dapat dilihat pada Gambar 2. Pengunjung RSUP Fatmawati Rawat Jalan Rawat Inap Perkiraan jumlah subyek = 46 orang Pasien Rawat Inap di IRNA B RSUP Fatmawati Kriteria : * Penyakit ginjal be * L/P berusia thn * Komunikasi baik * Telah dirawat min 2 hr * Tidak diberikan makanan enteral * Bersedia diwawancara Populasi pasien penyakit ginjal kronik di IRNA B (April Juni 2011) = 86 orang Calon subyek 52 orang Pasien yang memiliki data lengkap Subyek = 50 orang Gambar 2 Penarikan subyek penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara menggunakan kuisioner. Data primer yang dikumpulkan yaitu : 1. Karakteristik dan identitas subyek (nama, usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan status gizi), riwayat penyakit subyek (lama penyakit, ada tidaknya komplikasi, status perawatan penyakit dan lama perawatan di rumah sakit)
3 2. Gambaran umum instalasi gizi RSUP Fatmawati, penyelenggaraan makanan dan jenis diet yang diberikan oleh RS 3. Data kebutuhan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) subyek 4. Data ketersediaan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dari makanan yang disajikan di rumah sakit dan tingkat ketersediaan 5. Konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) subyek serta tingkat konsumsi subyek terhadap kebutuhan dan ketersediaan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) 6. Daya terima subyek terhadap makanan yang disajikan dirumah sakit yang meliputi warna, aroma, rasa (lauk dan sayuran), tekstur, bentuk, suhu, kebersihan alat, dan variasi menu. 7. Kontribusi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dari makanan luar rumah sakit dan atau infus rumah sakit Data karakteristik, identitas, riwayat penyakit (jenis penyakit, lama penyakit, ada tidaknya komplikasi, status perawatan penyakit dan lama perawatan) diperoleh dengan wawancara menggunakan kuisioner. Data berat badan, tinggi badan diperoleh berdasarkan rekam medik. Berat badan subyek ditimbang menggunakan bathroom scale dan tinggi badan subyek diukur dengan microtoise. Data status gizi dihitung berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) mengacu pada WHO (1995) dalam Effendi (1998). Data kebutuhan energi dan zat gizi (protein, zat besi, natrium) diperoleh dengan cara menghitung kebutuhan masing-masing subyek. Data ketersediaan makanan yang disajikan RS dikumpulkan selama 3 hari. Ketersediaan makanan RS diperoleh dengan cara menimbang (foodweighing method) dan mencatat porsi (URT) makanan RS yang akan disajikan selama sehari yaitu makan pagi, siang, sore dan makan selingan. Data konsumsi yang dikumpulkan meliputi konsumsi makanan RS, makanan luar rumah sakit dan infus. Data konsumsi makanan RS dikumpulkan selama 3 hari. Konsumsi makanan RS diperoleh dengan cara menimbang berat makanan sisa dan mencatat jenis dan berat makanan sesuai standar porsi atau mengamati makanan yang habis dimakan. Apabila terdapat makanan sisa, data konsumsi didapatkan dengan cara menghitung ketersediaan dikurangi dengan berat
4 makanan yang tidak habis dimakan. Tetapi apabila makanan dari rumah sakit habis dimakan, maka data konsumsi sama dengan ketersediaan. Data konsumsi makanan luar RS dikumpulkan selama 3 hari. Jenis makanan dan jumlah konsumsi diperoleh dengan cara recall (mengingat kembali). Data konsumsi infus dikumpulkan selama 3 hari. Jenis infus dan kandungan zat gizi diketahui dengan melihat pada label infus. Jumlah konsumsi infus diperoleh dengan melihat rekam medik. Data daya terima terhadap makanan RS dikumpulkan selama 3 hari dan dimulai minimal pada hari ke-2 subyek dirawat dan mendapatkan pelayanan dari instalasi gizi. Data daya terima diperoleh melalui pengisian kuisioner Uji Hedonik Skala Verbal dengan menanyakan penilaian inderawi terhadap sembilan atribut makanan yaitu warna, aroma, rasa (lauk dan sayuran), tekstur, bentuk, suhu, kebersihan alat, dan variasi menu. Data kontribusi makanan luar rumah sakit diperoleh dengan cara merecall masing-masing subyek. Data kontribusi yang berasal dari infus diperoleh melalui label informasi kandungan zat gizi yang terdapat pada infus tersebut. Pengambilan data kontribusi makanan luar rumah sakit dan infus dilakukan selama 3 hari subyek dirawat. Data sekunder yang harus dikumpulkan yaitu gambaran umum RSUP Fatmawati (sejarah, tipe rumah sakit, visi, misi, tugas dan fungsi, pelayanan dan fasilitas, jumlah tenaga kerja, ruang perawatan dan kapasitas tempat tidur). Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Data tentang karakteristik subyek yang meliputi jenis kelamin, usia, status gizi, jenis diet yang diberikan, dan data riwayat penyakit ginjal subyek meliputi lama penyakit, ada tidaknya komplikasi, status perawatan penyakit dan lama perawatan di rumah sakit dikelompokkan atas beberapa kategori tertentu, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6.
5 Tabel 6 Jenis, kelompok dan kategori karakteristik subyek Jenis Data Kelompok dan Kategori 1. Karakteristik subyek Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Usia a. Remaja (17-19 tahun) b. Dewasa awal (20-45 tahun) c. Dewasa menengah (46-55 tahun) Status Gizi berdasarkan IMT (kg/m 2 ) (HISOBI 2004, diacu dalam Tjokoprawiro 2006) a. Kurus (<18.5) b. Normal ( ) c. At Risk ( ) d. Obesitas I ( ) e. Obesitas II ( 30.0) 2. Jenis diet yang diberikan a. Diet Rendah Protein (RP) b. Diet Diabetes Melitus Rendah Protein (DMRP) c. Diet Rendah Garam 3. Riwayat Penyakit Ginjal Lama Sakit (tahun) a. < 1 b. 1-5 c d e. > 15 Ada tidaknya komplikasi Status pernah dirawat Lama dirawat di RS a. Ada b. Tidak ada a. Pernah b. Tidak pernah a. 3 hari b. 4-7 hari c. >7 hari Kebutuhan energi sehari subyek dihitung menggunakan rumus Total Daily Energy (TDE) yang mengacu pada Almatsier (2004). TDE (Kal)= AMB (Kal) X FA X FI Keterangan: TDE = Total Daily Energy FA = Faktor Aktivitas FI = Faktor Injuri Angka Metablisme Basal (AMB) dihitung menggunakan dua rumus yaitu AMB berdasarkan Oxford Equation (WKNPG 2004) dan Rumus Cepat menurut Almatsier (2004). Berikut ini merupakan perhitungannya secara rinci : Rumus AMB Rumus Cepat: AMB Pria (Kal) = 30 Kal x kg BB AMB Wanita (Kal) = 25 Kal x kg BB Keterangan : BB = berat badan (kg)
6 Tabel 7 Rumus AMB berdasarkan Oxford equation Jenis Kelamin Usia Rumus AMB Oxford Equation Pria thn ( U)+26.7B(FA)+903TB thn (16.8B+498) thn (16.0B+462) Wanita thn ( U)+26.7B(FA)+903TB thn (13.4B+517) thn (9.59B+687) Keterangan: U = usia (tahun), B = berat badan (kg), TB = tinggi badan (cm) Penetapan faktor aktifitas (FA) dan faktor injuri (FI) menurut Hartono (2000), dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Faktor aktifitas (FA) dan faktor injuri (FI) untuk menetapkan kebutuhan energi orang sakit No. Jenis Aktfitas Faktor 1 Tirah baring 1,2 2 Ambulasi 1.,3 No. Jenis Injuri Faktor 1 Demam, per 1 o C 1,13 2 Infeksi sedang 1,2-1,3 3 Infeksi berat 1,4-1,5 4 Gagal hati 1,5 5 Stroke 1,1 6 Hipoglikemik 1,0 7 Gagal ginjal kronik (non-doalisis) 1 8 Hemodialisis 1-1,05 9 Bedah elektif tanpa komplikasi 1,1 Sumber: Asuhan Nutrisi Rumah Sakit (Hartono 2000) Kebutuhan protein untuk subyek penyakit ginjal kronik, telah ditetapkan oleh RS. Jumlah kebutuhan protein subyek per hari yaitu 40 g. Penetapan kebutuhan protein tersebut mengacu pada Diet Rendah Protein III yang diberikan kepada pasien dengan penyakit ginjal (Almatsier 2004). Kebutuhan zat besi mengacu pada angka kecukupan zat besi berdasarkan WKNPG (2004). Angka kecukupan zat besi untuk pria berusia tahun adalah 13mg/hari. Angka kecukupan zat besi untuk wanita berusia tahun yaitu 26 mg/hari dan usia tahun sebesar 12 mg/hari. Kebutuhan natrium mengacu pada rekomendasi konsumsi natrium harian bagi pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yaitu 3000 mg (Greene dan Thomas 2008). Kebutuhan kalium mengacu pada rekomendasi konsumsi kalium harian bagi pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis yaitu 2500 mg (Greene dan Thomas 2008). Data ketersediaan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dihitung dengan weighing method (Suhardjo, Hardinsyah, & Riyadi 1988),
7 serta dianalisis menggunakan Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan (Hardinsyah dan Briawan 1994). Tingkat ketersediaan energi dihitung dengan cara angka ketersediaan energi dibagi dengan kebutuhan energi kemudian dikalikan 100%. Tingkat ketersediaan protein dihitung dengan cara angka ketersediaan protein dibagi dengan kebutuhan protein kemudian dikalikan 100%. Tingkat ketersediaan zat besi dihitung dengan cara angka ketersediaan zat besi dibagi dengan angka kebutuhan zat besi yang mengacu pada AKG dalam WKNPG (2004) kemudian dikalikan 100%. Tingkat ketersediaan natrium dihitung dengan cara angka ketersediaan natrium dibagi dengan kebutuhan natrium yang mengacu pada rekomendasi konsumsi natrium harian bagi pasien penderita gagal ginjal kronik (Greene dan Thomas 2008) kemudian dikalikan 100%. Tingkat ketersediaan kalium dihitungan dengan cara angka ketersediaan kalium dibagi dengan kebutuhan kalium yang mengacu pada rekomendasi konsumsi kalium harian pasien penderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis (Greene dan Thomas 2008) kemudian dikalikan 100%. Tingkat Ketersediaan Energi = Jumlah Energi Makanan yang disajikan RS x 100% Kebutuhan Energi Tingkat Ketersediaan Protein = Jumlah Protein Makanan yang disajikan RS x 100% Kebutuhan Protein Tingkat Ketersediaan Zat Besi = Jumlah Zat Besi Makanan yang disajikan RS x 100% Kebutuhan Zat Besi Tingkat Ketersediaan Natrium = Jumlah Natrium Makanan yang disajikan RS x 100% Kebutuhan Natrium Tingkat Ketersediaan Kalium = Jumlah Kalium Makanan yang disajikan RS x 100% Kebutuhan Kalium Tingkat ketersediaan energi dan protein dikategorikan menjadi tiga (Hardinsyah dan Briawan 1994), yaitu: 1. Defisit (<90% angka kebutuhan) 2. Normal (energi=90-110% angka kebutuhan, protein=90-120% angka kebutuhan) 3. Lebih (energi>110% angka kebutuhan, protein>120% angka kebutuhan) Konsumsi makanan RS dihitung dengan cara mengamati ada tidaknya sisa makanan yang disediakan rumah sakit. Apabila habis dimakan, maka konsumsi makanan RS sama dengan angka ketersediaan. Apabila terdapat sisa makanan, maka konsumsi subyek didapat dengan cara mengurangi angka ketersediaan dengan berat makanan yang tidak habis dimakan. Berat makanan
8 sisa yang tidak habis dimakan diketahui dengan menimbang langsung atau menggunakan pendekatan URT kemudian makanan yang habis dimakan maupun makanan sisa, dianalisis dengan Daftar Kandungan Zat Gizi Bahan Makanan. Tingkat konsumsi yang diamati yaitu tingkat konsumsi subyek terhadap ketersediaan dan tingkat konsumsi terhadap kebutuhan. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan energi dihitung dengan cara jumlah energi yang dikonsumsi dibagi dengan ketersediaan energi dari makanan RS kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan protein dihitung dengan cara jumlah protein yang dikonsumsi dibagi dengan ketersediaan protein dari makanan RS kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan zat besi dihitung dengan cara jumlah zat besi yang dikonsumsi dibagi dengan ketersediaan zat besi dari makanan RS kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan natrium dihitung dengan cara jumlah natrium yang dikonsumsi dibagi dengan ketersediaan natrium dari makanan RS kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan kalium dihitung dengan cara jumlah kalium yang dikonsumsi dibagi dengan ketersediaan kalium dari makanan RS kemudian dikalikan 100%. Tingkat Konsumsi Energi = Jumlah Energi Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Jumlah Energi Mkn. RS yang disajikan Tingkat Konsumsi Protein = Jumlah Protein Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Jumlah Protein Mkn. RS yang disajikan Tingkat Konsumsi Zat Besi = Jumlah Zat Besi Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Jumlah Zat Besi Mkn. RS yang disajikan Tingkat Konsumsi Natrium = Jumlah Natrium Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Jumlah Natrium Mkn. RS yang disajikan Tingkat Konsumsi Kalium = Jumlah Kalium Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Jumlah Kalium Mkn. RS yang disajikan Tingkat konsumsi energi dan zat gizi lain terhadap ketersediaan dikategorikan menjadi empat (Direktorat Bina Gizi Masyarakat 1996), yaitu: 1. Defisit tingkat berat (<70% angka ketersediaan) 2. Defisit tingkat sedang (70-79% angka ketersediaan) 3. Defisit tingkat ringan (80-89% angka ketersediaan) 4. Normal (90-100% angka ketersediaan)
9 Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan energi dihitung dengan cara jumlah energi yang dikonsumsi dari makanan RS dibagi dengan kebutuhan energi kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan protein dihitung dengan cara jumlah protein yang dikonsumsi dari makanan RS dibagi dengan kebutuhan protein kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan zat besi dihitung dengan cara jumlah zat besi yang dikonsumsi dari makanan RS dibagi dengan kebutuhan zat besi kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan natrium dihitung dengan cara jumlah natrium yang dikonsumsi dari makanan RS dibagi dengan kebutuhan natrium kemudian dikalikan 100%. Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan kalium dihitung dengan cara jumlah kalium yang dikonsumsi dari makanan RS dibagi dengan kebutuhan kalium kemudian dikalikan 100%. Tingkat Konsumsi Energi = Jumlah Energi Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Kebutuhan Energi Tingkat Konsumsi Protein = Jumlah Protein Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Kebutuhan Protein Tingkat Konsumsi Zat Besi = Jumlah Zat Besi Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Kebutuhan Zat Besi Tingkat Konsumsi Natrium = Jumlah Natrium Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Kebutuhan Natrium Tingkat Konsumsi Kalium = Jumlah Kalium Mkn. RS yang dikonsumsi x 100% Kebutuhan Kalium Tingkat konsumsi energi dan zat gizi lain terhadap kebutuhan dikategorikan menjadi lima (Direktorat Bina Gizi Masyarakat 1996), yaitu: 1. Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan) 2. Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan) 3. Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan) 4. Normal (90-119% angka kebutuhan) 5. Lebih ( 120% angka kebutuhan) Klasifikasi tingkat ketersediaan dan tingkat konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dapat dilihat pada Tabel 9.
10 Tabel 9 Jenis data dan klasifikasi ketersediaan, kebutuhan dan konsumsi Jenis Data 1. Tingkat ketersediaan energiprotein (Hardinsyah dan Briawan 1994) Klasifikasi a. Kurang (<90% angka kebutuhan) b. Normal (energi=90-110% angka kebutuhan, protein=90-120% angka kebutuhan) c. Lebih (energi>110% angka kebutuhan, protein>120% angka kebutuhan) 2. Tingkat ketersediaan natrium, zat besi dan kalium 3. Tingkat konsumsi terhadap ketersediaan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium)(direktorat Bina Gizi Masyarakat 1996) 4. Tingkat konsumsi terhadap kebutuhan (Direktorat Bina Gizi Masyarakat 1996) a. Dibawah angka kebutuhan (%) b. Sesuai angka kebutuhan (%) c. Diatas angka kebutuhan (%) a. Defisit tingkat berat (<70% angka ketersediaan) b. Defisit tingkat sedang (70-79% angka ketersediaan) c. Defisit tingkat ringan (80-89% angka ketersediaan) d. Normal (90-100% angka ketersediaan) a. Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan) b. Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan) c. Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan) d. Normal (90-119% angka kebutuhan) e. Diatas angka kebutuhan ( 120% angka kebutuhan) Penilaian daya terima terhadap makanan yang disajikan rumah sakit diuji dengan Uji Hedonik Skala Verbal dengan menanyakan penilaian indrawi terhadap sembilan atribut makanan. Atribut makanan yaitu warna, aroma, rasa (lauk dan sayuran), tekstur, bentuk, suhu, kebersihan alat, dan variasi menu. Penilaian tingkat kesukaan masing-masing atribut makanan diukur dengan tiga skala, yaitu suka, biasa, dan tidak suka. Setiap jawaban pertanyaan jika menjawab tidak suka mendapatkan skor 1, jika menjawab biasa mendapatkan skor 2, jika menjawab suka mendapatkan skor 3 (Hardinsyah et al. 1989).Total nilai atribut makanan selama 3 hari dijumlahkan sehingga menghasilkan total nilai terendah yaitu 27 (1 TS x 3 hari x 9 atribut ) dan tertinggi 81 (3 S x 3 hari x 9 atribut ).
11 Tabel 10 Skor pengolahan data daya terima subyek terhadap makanan RS No Penilaian Skor (Pagi/Siang/Malam) Tidak Suka Biasa Suka 1 Warna Aroma Tekstur Bentuk Rasa Lauk Rasa Sayur Suhu Variasi Menu Kebersihan Alat Total Hari Pengamatan (3) 9 x 3 = x 3 = x 3 = 81 Nilai daya terima subyek terhadap makanan RS dihitung dengan cara nilai subyek dikurangi dengan nilai minimal (27) kemudian dibagi dengan hasil pengurangan antara nilai maksimal (81) dengan nilai minimal. Total nilai setiap atribut makanan tiap subyek dikonversikan sehingga berada pada rentang 0 hingga 100% menggunakan rumus (Sukandar, diacu dalam Primadhani 2006): Daya terima (y) diklasifikasi menjadi tiga, yaitu: 1. Daya terima rendah apabila y < 25% 2. Daya terima sedang apabila 25% y 54% 3. Daya terima tinggi apabila y > 54% Makanan luar RS yang dikonsumsi dihitung dengan mengkonversi jumlah makanan luar yang dikonsumsi (URT) dengan menggunakan nutrition fact dan Daftar Komposisi Bahan Makanan. Infus yang dikonsumsi dihitung dengan cara mengalikan jumlah infus selama sehari dengan kandungan zat gizi yang terdapat pada label infus. Kontribusi konsumsi makanan RS dihitung dengan cara konsumsi makanan RS dibagi dengan total konsumsi sehari (makanan RS+ makanan luar RS+infus). (nilai subyek nilai minimal) y = x 100% (nilai maksimal nilai minimal) Kontribusi konsumsi energi makanan RS dihitung dengan cara konsumsi energi makanan RS dibagi dengan total konsumsi energi sehari (makanan RS+makanan luar RS+ infus).
12 Kontribusi konsumsi protein makanan RS dihitung dengan cara konsumsi protein makanan RS dibagi dengan total konsumsi protein sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi zat besi makanan RS dihitung dengan cara konsumsi zat besi makanan RS dibagi dengan total konsumsi zat besi sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi natrium makanan RS dihitung dengan cara konsumsi natrium makanan RS dibagi dengan total konsumsi natrium sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi kalium makanan RS dihitung dengan cara konsumsi kalium makanan RS dibagi dengan total konsumsi kalium sehari (makanan RS+makanan luar RS+infus). Kontribusi Kons. Energi Mkn. RS (%) = Kons. E Mkn. RS x 100% Kons. E (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Protein Mkn. RS (%) = Kons. Prot. Mkn. RS x 100% Kons. Prot (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Zat Besi Mkn. RS (%) = Kons. Fe Mkn. RS x 100% Kons. Fe (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Natrium Mkn. RS (%) = Kons. Na Mkn. RS x 100% Kons. Na (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Kalium Mkn. RS (%) = Kons. K Mkn. RS x 100% Kons. K (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi konsumsi makanan luar RS dihitung dengan cara konsumsi makanan luar RS dibagi dengan total konsumsi sehari (makanan RS+ makanan luar RS+infus). Kontribusi konsumsi energi makanan luar RS dihitung dengan cara konsumsi energi makanan luar RS dibagi dengan total konsumsi energi sehari (makanan RS+makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi protein makanan luar RS dihitung dengan cara konsumsi protein makanan luar RS dibagi dengan total konsumsi protein sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi zat besi makanan luar RS dihitung dengan cara konsumsi zat besi makanan luar RS dibagi dengan total konsumsi zat besi sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi natrium makanan luar RS dihitung dengan cara konsumsi natrium makanan luar RS dibagi dengan total konsumsi natrium sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus).
13 Kontribusi konsumsi kalium makanan luar RS dihitung dengan cara konsumsi kalium makanan luar RS dibagi dengan total konsumsi kalium sehari (makanan RS+makanan luar RS+infus). Kontribusi Kons. Energi Mkn. Luar RS (%) = Kons. E Mkn. Luar RS x 100% Kons. E (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Protein Mkn. Luar RS (%) = Kons. Prot. Mkn. Luar RS x 100% Kons. Prot (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Zat Besi Mkn.Luar RS (%) = Kons. Fe Mkn. Luar RS x 100% Kons. Fe (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Natrium Mkn. Luar RS (%) =Kons. Na Mkn. Luar RS x 100% Kons. Na (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Kalium Mkn. Luar RS (%) = Kons. K Mkn. Luar RS x 100% Kons. K (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi konsumsi infus dihitung dengan cara konsumsi infus dibagi dengan total konsumsi sehari (makanan RS+ makanan luar RS+infus). Kontribusi konsumsi energi infus dihitung dengan cara konsumsi energi infus dibagi dengan total konsumsi energi sehari (makanan RS+makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi protein infus dihitung dengan cara konsumsi protein infus dibagi dengan total konsumsi protein sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi zat besi infus dihitung dengan cara konsumsi zat besi infus dibagi dengan total konsumsi zat besi sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi natrium infus dihitung dengan cara konsumsi natrium infus dibagi dengan total konsumsi natrium sehari (makanan RS+ makanan luar RS+ infus). Kontribusi konsumsi kalium infus dihitung dengan cara konsumsi kalium infus dibagi dengan total konsumsi kalium sehari (makanan RS+makanan luar RS+infus). Kontribusi Kons. Energi infus (%) = Kons. E infus x 100% Kons. E (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Protein infus (%) = Kons. Prot. Infus x 100% Kons. Prot (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Zat Besi infus (%) = Kons. Fe infus x 100% Kons. Fe (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Natrium infus (%) = Kons. Na infus x 100% Kons. Na (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus) Kontribusi Kons. Kalium infus (%) = Kons. K infus x 100% Kons. K (Mkn. RS + Mkn. Luar RS + Infus)
14 Analisis Data Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistika deskriftif dengan menggunakan program komputer Microsoft Excell dan SPSS 16.0 for Windows. Hubungan daya terima makanan RS dengan konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dianalisis melalui persentase tingkat konsumsi dengan persentase daya terima menggunakan uji korelasi Spearman melalui program SPSS 16.0 for Windows. Definisi Operasional Lama rawat adalah jumlah hari rawat subyek menjalani rawat inap di RS sampai saat wawancara Penyelenggaraan makanan RS adalah serangkaian kegiatan perencanaan menu, pembelian, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pemorsian, distribusi, penyajian, dan pengolahan sisa bahan makanan maupun makanan pasien Siklus menu adalah perputaran menu atau hidangan yang akan disajikan rumah sakit dalam jangka waktu tertentu Makanan luar RS adalah makanan yang dikonsumsi subyek selain makanan yang disajikan RS Makanan parenteral (infus) adalah makanan dalam bentuk formula parenteral yang diberikan RS kepada pasien Konsumsi sehari adalah penjumlahan konsumsi energi dan zat gizi lain dari makanan RS, luar RS dan infus selama sehari Standar porsi adalah porsi yang dihitung berdasarkan kebutuhan zat gizi bagi setiap orang sehari dan digunakan sebagai patokan kebutuhan zat gizi Ketersediaan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) adalah jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dari makanan RS untuk subyek ditiap kelas perawatan dalam satu hari Tingkat ketersediaan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) adalah jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) dari makanan yang disajikan RS untuk subyek selama satu hari Angka kebutuhan energi dan dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) adalah jumlah energi dan zat gizi (protein, zat besi, natrium, kalium) yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang agar hidup sehat dan dapat melakukan fungsi fisiologis
15 Angka kecukupan energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) adalah jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) rata-rata yang dianjurkan untuk dikonsumsi agar hidup sehat setiap hari bagi hampir semua populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis agar tercegah dari kekurangan atau defisiensi dan kelebihan zat gizi Konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) adalah jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) yang dikonsumsi oleh subyek dalam waktu satu hari Tingkat konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) terhadap ketersediaan adalah perbandingan jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) yang dikonsumsi dari RS terhadap jumlah energi dan zat gizi (protein, zat besi,natrium) dari makanan yang disajikan RS Tingkat konsumsi energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) terhadap kebutuhan adalah perbandingan jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) yang dikonsumsi dari RS terhadap jumlah energi dan zat gizi lain (protein, zat besi, natrium, kalium) yang dibutuhkan masing-masing subyek Uji Hedonik adalah uji untuk menentukan tingkat kesukaan subyek terhadap makanan yang disajikan Daya terima subyek adalah penilaian inderawi subyek terhadap sembilan unsur makanan. Unsur makanan tersebut meliputi warna, aroma, rasa (lauk dan sayuran), tekstur, bentuk, suhu, kebersihan alat, dan variasi menu Warna makanan adalah reaksi atau tanggapan indera penglihatan subyek terhadap keserasian warna menu makanan yang disajikan Aroma makanan adalah reaksi atau tanggapan indera pencium subyek terhadap bau yang ditimbulkan menu makanan yang disajikan Rasa makanan adalah reaksi atau tanggapan indera pengecap subyek terhadap menu makanan yang disajikan Tekstur makanan adalah struktur makanan yang dapat dirasakan didalam mulut Bentuk makanan adalah reaksi atau tanggapan indera penglihatan subyek terhadap rupa menu makanan yang disajikan Suhu makanan adalah temperatur menu makanan yang disajikan RS
16 Kebersihan alat makan adalah penampakan dari makanan yang disajikan yaitu tidak tercecer di baki, alat hidang yang bersih dan penempatan makanan yang rapih di baki Variasi menu adalah keanekaragaman menu yang digunakan pada makanan RS
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1
20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan
Lebih terperinciIKA NURHIKMAH A
TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PASIEN DIABETES MELLITUS RAWAT INAP TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN DI BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUP FATMAWATI JAKARTA Oleh : IKA NURHIKMAH A54103068 PROGRAM STUDI GIZI
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan
Lebih terperinciPola Konsumsi Pangan Rumah Tangga Perubahan konsumsi pangan sebelum dan sesudah mengikuti program pemberdayaan Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi
KERANGKA PEMIKIRAN Masa yang terentang antara usia satu tahun sampai remaja boleh dikatakan sebagai periode laten karena pertumbuhan fisik berlangsung tidak sedramatis ketika masih berstatus bayi (Arisman
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian diskkiptif analitik di bidang gizi klinis dengan pendekatan cross-sectional yaitu mencari hubungan dua variable dengan pengamatan yang dilakukan
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.
Lebih terperinciKarakteristik Sosial Ekonomi - Jenis kelamin - Umur - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan
KERANGKA PEMIKIRAN Konsumsi pangan karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan yaitu karakteristik sosial ekonomi yang meliputi jenis kelamin, umur dan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan
Lebih terperinciMETODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif bidang gizi institusi yang menggambarkan sisa makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi sisa makanan yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n =
24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan
Lebih terperinciBagan Kerangka Pemikiran "##
KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang gizi klinik. Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan/explanatory research yaitu menjelaskan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Penelitian merupakan penelitian gizi klinik yang menggunakan disain penelitian diskriptif dibidang gizi klinik dengan pendekatan crossectional (belah lintang)
Lebih terperinciGambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti
KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciKarakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi
20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di
Lebih terperinciMETODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek
METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim
Lebih terperinciPENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG
PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciPenyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang
Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang
Lebih terperinciKonsumsi Pangan (makanan dan minuman) Intake energi. Persentase tingkat konsumsi cairan. Kecenderungan dehidrasi
KERANGKA PEMIKIRAN Kebiasaan didefinisikan sebagai pola perilaku yang diperoleh dari pola praktek yang terjadi berulang-ulang. Kebiasaan makan dapat didefinisikan sebagai seringnya (kerap kalinya) makanan
Lebih terperinciMETODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2Cara Penarikan Contoh
16 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik
Lebih terperinciMETODE. Zα 2 x p x (1-p)
16 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan perolehan izin. Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program
Lebih terperinciMETODE. n = Z 2 P (1- P)
18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitianan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional study yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di kebun Malabar PTPN VIII Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian mengenai keragaan konsumsi pangan, status kesehatan, kondisi mental dan status gizi pada lansia peserta dan bukan peserta home care menggunakan disain cross
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel
15 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini seluruhnya menggunakan data dasar hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diet gagal ginjal adalah diet atau pengaturan pola makan yang dijalani oleh mereka yang menderita gagal ginjal (Indraratna, 2012). Terapi diet tersebut dapat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian
Lebih terperinciKONSUMSI ZAT GIZI DAN DAYA TERIMA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT GINJAL KRONIK TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN RSUP FATMAWATI FATMA SILVIANI
KONSUMSI ZAT GIZI DAN DAYA TERIMA PASIEN RAWAT INAP PENYAKIT GINJAL KRONIK TERHADAP MAKANAN YANG DISAJIKAN RSUP FATMAWATI FATMA SILVIANI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek
18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif, yang menjelaskan hubungan beberapa variabel dengan melalui pengujian hipotesis dibidang gizi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. =(1.96) (0.9) (0.2) =77.8=78 (orang)
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Data primer diperoleh melalui survey, wawancara, pengisian kuesioner dan recall
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari
43 BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Data Dari hasil penelitian, pada tabel 4.1 diketahui bahwa menu yang ada di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari ditambah menu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada bulan November 2011, dimana data yang diambil adalah data sekunder
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan hasil dari penelitian terakhir sisa makanan lunak di Instalasi Gizi RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara jumlah zat gizi pada makanan balita, frekuensi makan balita, jenis
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh
19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciDAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH
DAYA TERIMA MAKANAN DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN PASIEN RAWAT INAP PENDERITA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT DR.H.MARZOEKI MAHDI MUTMAINNAH PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciKEBUTUHAN ENERGI SEHARI
PENENTUAN GIZI INDIVIDU DAN KGA Muslim, MPH STIKES HANGTUAH Tanjungpinang Pertemuan Ke-2, Tgl: 10 Oktober 2009 PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI 1. ENERGI Gambaran klinis, status gizi Umur, jenis kelamin, aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research yaitu menjelaskan ada tidaknya hubungan antara status pekerjaan
Lebih terperinciGAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR Hendrayati 1, Sitti Sahariah Rowa 1, Hj. Sumarny Mappeboki 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan,
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Melihat tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dan faktor-faktor lainnya dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum RS Royal Taruma
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum RS Royal Taruma Rumah Sakit Royal Taruma didirikan pada tanggal 29 Maret 2007, berlokasi di Jl Daan Mogot N0 34, Jakarta Barat 11470. Gambar rumah sakit dan lokasi RS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat Indonesia merupakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa dapat berhasil dilaksanakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40
15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciGambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita
22 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi yang baik, terutama pada anak merupakan salah satu aset penting untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan
Lebih terperinciMETODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai Kebiasaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap (G2) Bedah RSUD Prof. DR. Aloei Saboe kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain survei melalui pendekatan Cross-sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada suatu waktu
Lebih terperinciMETODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa
METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit Citra sebuah rumah sakit di tentukan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah sistem pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variable Bebas Variable Terikat Status Gizi / IMT Tingkat aktivitas fisik Kelelahan Kerja Perawat Kecukupan Energi Kerja Shift kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Sehat Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih,
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku
126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini merupakan explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti. Metode yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) biskuit yang disubstitusi tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada balita gizi kurang dan gizi buruk
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif yaitu
32 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan adalah observasional deskriptif yaitu menganalisis kesesuaian preskripsi diet dengan makanan yang disajikan pada pasien rawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan status kesehatannya. Melalui perbaikan gizi dan kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa, maka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pelayanan Gizi Rumah Sakit Berdasarkan SK. MenKes No.l34/MenKes/IV/1978 menyebutkan bahwa instalasi gizi merupakan wadah yang melaksanakan pelayanan gizi di rumah sakit.
Lebih terperinci