Kata Sambutan. Kata Sambutan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Sambutan. Kata Sambutan"

Transkripsi

1

2 KATALOG ALAT BERAT CONSTRUCTION HEAVY EQUIPMENT CATALOG 2013

3 Kata Sambutan Kata Sambutan Sebagai negara kepulauan, Indonesia membutuhkan beragam sumber daya, baik fisik maupun non-fisik. Sumber daya tersebut menjadi modal utama bagi pertumbuhan dan keberlangsungan pembangunan di berbagai sektor seperti sektor ekonomi, energi, industri, konstruksi, dan lain sebagainya. Dengan demikian, pengelolaan dan pengendalian sumber daya tersebut menjadi hal yang sangat penting dan strategis dalam rangka mendorong pembangunan bangsa yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Saat ini, Indonesia termasuk dalam deretan negara-negara yang paling progresif dalam penyelenggaraan konstruksi, sehingga menjadi pasar konstruksi yang besar dan diperhitungkan di dunia. Hal ini terjadi karena Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas, kondisi geografis dan bentang alam yang bervariasi, jumlah penduduknya termasuk kelompok negara berpenduduk tertinggi di dunia, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta tingkat pertumbuhan wilayah perkotaan yang tinggi pula. Dengan kondisi tersebut, produk konstruksi di Indonesia sangat bervariasi dari tingkat yang hanya memerlukan teknologi sederhana hingga teknologi ultra tinggi. Meningkatnya investasi infrastruktur berdampak pada kebutuhan dukungan kesiapan sumber daya konstruksi yang andal. Salah satu sumber daya konstruksi yang sangat penting dalam mendukung terlaksananya penyelanggaraan konstruksi adalah alat berat. Penggunaan alat berat dimaksudkan untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia dalam melakukan pekerjaanpekerjaan berat/sulit di lapangan. Selain itu, penggunaan alat berat dimaksudkan pula untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas dan percepatan waktu pelaksanaan konstruksi. Dewasa ini, fora bisnis terkait alat berat konstruksi di Indonesia semakin pesat dan ramai. Berbagai pameran alat berat baik di dalam dan luar negeri telah banyak diselenggarakan. Peluang bisnis alat berat nampaknya sudah menjadi target negara-negara asal produsen alat berat untuk memperluas market-share hingga menanamkan investasinya. Hal ini tentu berdasarkan pada meningkatnya kondisi ekonomi makro dan pesatnya pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia ke depan tentu saja membutuhkan lebih banyak lagi alat-alat berat dan sarana pengangkut lainnya untuk keperluan mobilisasi barang dan jasa baik di sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan konstruksi. Mengingat pentingnya peran alat berat dalam pelaksanaan konstruksi pada satu sisi, dan beragamnya alat berat yang ditawarkan oleh berbagai produsen dan distributor alat berat pada sisi yang lain, maka para penyelenggara konstruksi diharapkan dapat memahami jenis dan fungsi alat berat secara lebih luas dan komprehensif. Kekurang pahaman penyelenggara konstruksi tentang alat berat akan menyebabkan ketidaktepatan dalam pemilihan alat berat, meningkatnya perkiraan biaya, mundurnya waktu i

4

5 Kata Sambutan Kata Sambutan pelaksanaan, tidak tercapainya kualitas hasil pekerjaan, dan lain sebagainya sehingga hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehubungan dengan maksud diatas, menerbitkan Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 yang merupakan pemutakhiran dari katalog peralatan yang pernah diterbitkan sebelumnya pada tahun Dalam Katalog tersebut, alat berat konstruksi dikelompokkan berdasarkan sifat pekerjaan. Disamping itu, spesifikasi masing-masing merek alat berat telah ditabulasikan berdasarkan kelasifikasi pengoperasiannya agar memudahkan pengguna dalam memilih alat berat konstruksi yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Katalog tersebut juga dilengkapi dengan analisis harga satuan alat berat serta estimasi biaya operasi dan biaya kepemilikan alat berat (operating and owning cost). dengan alamat Semoga penerbitan Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 ini dapat menjadi bagian yang penting dalam upaya mewujudkan kemandirian dan keunggulan konstruksi Indonesia demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia. Jakarta, Februari 2014 Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto Sebagaimana dimaklumi, perkembangan tekhnologi alat berat dewasa ini sangat pesat. Oleh karena itu, Katalog Alat Berat Konstruksi bersifat dinamis, sehingga perlu dimutakhirkan secara berkala. Untuk memudahkan pemutakhiran tersebut, maka Katalog Alat Berat Konstruksi juga dimuat dalam bentuk file digital (soft file) yang dapat diakses melalui website Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi, Badan Pembinaan Konstruksi,. ii

6

7 Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenan-nya lah Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 dapat diterbitkan dalam rangka membantu para penyelenggara konstruksi untuk memilih alat berat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan. Katalog ini disusun bersama-sama dengan melibatkan para pengguna, asosiasi perusahaan, produsen, dan distributor alat berat. Penyajian Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 sengaja dibuat dalam beberapa bagian untuk memudahkan semua pihak yang berkepentingan dalam penggunaan katalog. Data dan informasi yang disampaikan dalam katalog telah disesuaikan dengan kebutuhan sektor konstruksi. Sistematika penyusunan katalog ini meliputi kelasifikasi alat berat konstruksi berdasarkan sifat dan jenis pekerjaan konstruksi, deskripsi masingmasing alat berat, tabulasi spesifikasi alat berat dari berbagai pabrikan, dan metode kerja, serta dilengkapi dengan analisis harga satuan. Asosiasi Industri Alat Besar Seluruh Indonesia (HINABI), Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI), dan kepada seluruh Distributor Tunggal (sole agent) Alat Berat yang terlibat, atas perhatian dan kontribusinya dalam mendukung penyusunan Katalog Alat Berat Konstruksi Semoga katalog ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi seluruh pemangku kepentingan penyelenggaraan infrastruktur dan sektor konstruksi nasional. Tim Penyusun Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 Katalog Alat Berat Konstruksi yang diterbitkan ini adalah sebagai wujud rasa kepedulian dan tanggungjawab dalam upaya memberikan dukungan terhadap perkembangan dan kemajuan sektor konstruksi di Indonesia. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak khususnya Asosiasi terkait alat berat: Asosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia (APPAKSI), iii

8 Daftar Isi DAFTAR ISI i iii iv Sambutan Kata Pengantar Daftar Isi BAB I Pendahuluan BAB II Pemilihan Alat BAB III Kategorisasi Alat Berat Konstruksi EARTH WORKS Excavator Bulldozer Motor Grader Track Loader Padfoot Rollers Soil Stabilizer Wheel Dozer Wheel Loader Backhoe Loader Wheel Excavator Skid Steer Loader Tractor Surface Drill Landfill Compactor MATERIAL PRODUCTION Crushing and Screening Plants (portable) Crushing and Screening Plants (stationary) Asphalt Mixing Plants Concrete mixer Batching and Mixing Plants Concrete iv

9 Daftar Isi LIFTING EQUIPMENT Truck Crane Truck Mounted Crane Tower Crane Telescopic Handler All-Terrain Crane Lattice Boom Crawler Crane 4. PAVING EQUIPMENT Asphalt Finisher (tracked) Asphalt Finisher (wheeled) Concrete Paver Bridge Finisher Compactors Pneumatic Tire Roller Double Drum Compactor Road Milling Machine PRE-STRESS CONCRETE EQUIPMENT Pre-stress Tools 9. SPECIAL EQUIPMENT Jumbo Drill 10. LIGHT EQUIPMENT Light Tower Generator Set Portable Air Compressor 11. TRANSPORTATION Dump Truck Truck Mixer 12. SURVEYING AND TESTING Auto Levels FOUNDATION EQUIPMENT Rig Bore Pile Diesel Hammer Vibro Hammer Grout Pump BAB IV Analisa Harga Satuan Analisa Pemilihan Alat Perhitungan Biaya Perhitungan Tarif Alat Perhitungan Produksi ERECTION EQUIPMENT Launcher beam 7. CONCRETE ACTIVITY Concrete Pump Concrete Vibrator Power Trowel BAB V. Tabel Konversi Ground Pressure Grade Fuel Consumption LAMPIRAN Daftar Distributor Alat Berat Daftar Pustaka v

10 Pendahuluan BAB. I Pendahuluan A. PANDANGAN UMUM Penyelenggaraan infrastruktur memegang peran penting dalam pembangunan ekonomi. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah menetapkan, bahwa pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama dalam program pembangunan nasional. Komitmen Pemerintah dalam rangka meratakan pembangunan nasional semakin kuat. Hal ini terwujud dengan diterbitkannya Perpres No.32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Perpres No.26 tahun 2012 tentang Sistem Logistik Nasional (SISLOGNAS). Dalam hal ini MP3EI pada intinya mengidentifikasi potensi kekuatan ekonomi dan komoditi andalan nasional, sedangkan SISLOGNAS sangat berkepentingan dalam menjamin pergerakan komoditas tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efisien. Dengan demikian MP3EI dan SISLOGNAS diharapkan dapat saling memberikan sinergi positif sehingga mampu berkontribusi bagi pembangunan nasional melalui pendekatan koridor ekonomi dan daya saing bangsa, serta mampu menyelesaikan permasalahan dan menghadapi tantangan nasional dan global pada saat ini dan masa mendatang dalam era kompetisi berbasis Supply Chain Management (SCM). Selaras dengan hal tersebut, aktivitas penyelenggaraan konstruksi saat ini mengalami peningkatan yang cukup besar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan penyelenggaraan konstruksi nasional yang demikian pesat, menuntut para penyelenggara konstruksi untuk lebih memperhatikan sumber daya konstruksi. Tentu saja, dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi yang sedemikian besar dan masif perlu didukung oleh sumber daya konstruksi yang andal. Salah satu sumber daya konstruksi yang sangat penting dalam penyelenggaraan konstruksi selain biaya, sdm, dan waktu adalah material dan peralatan. Banyak proyek konstruksi yang terhambat atau tertunda pelaksanaannya oleh karena tidak tersedianya material dan peralatan di lokasi proyek. Hal ini disebabkan penyelenggaraan proyek konstruksi yang hampir merata dan bersamaan dalam satu waktu, sehingga membuat suatu jalur kritis (critical path) proyek tidak lagi pada aspek biaya melainkan pada ketersediaan material dan peralatan konstruksi (MPK) di lapangan. Secara empirik, investasi pada sektor infrastruktur dapat memberikan dampak postif bagi peningkatan sektor industri lainnya, baik daya penyebaran ke belakang (backward linkage) maupun derajat kepekaan (forward linkage). Artinya, peningkatan investasi pada sektor infrastruktur akan meningkatkan produktifitas sektor lainnya yang menggunakan produk sektor infrastruktur dan pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas sektor-sektor ekonomi secara keseluruhan. Pada satu sisi, investasi infrastruktur semakin meningkat setiap tahunnya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi. Pada sisi yang lain, ketersediaan sumber daya konstruksi jumlahnya terbatas. Hal yang perlu mendapat perhatian bersama selanjutnya adalah kenaikan nilai investasi 01

11 Pendahuluan infrastruktur juga berdampak pada naiknya kebutuhan pasokan sumber daya yang lainnya antara lain: energi, sumber daya alam mineral dan non mineral, transportasi, dll. Pertanyaan besar berikutnya adalah apakah ketersediaan sumber daya yang ada cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut secara efektif dan efisien, serta memenuhi kepentingan nasional dalam menciptakan kemandirian industri konstruksi nasional. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita harus segera dapat menguasai sistem rantai pasok material dan peralatan konstruksi secara komprehensif. Oleh karena itu, sumber daya konstruksi perlu dikelola dengan baik agar terjadi keseimbangan antara pasokan (supply) dan kebutuhan (demand). Informasi yang komprehensif, dapat dipercaya dan real-time, diantaranya tentang material, sumber daya manusia, teknologi, peralatan, dana, dan badan usaha penyedia jasa konstruksi nasional sangat diperlukan. Ketersediaan informasi tersebut sangat bermanfaat bagi penyedia material, peralatan dan jasa konstruksi dalam mempersiapkan penyusunan dan rencana pengembangan usaha mereka guna merespon peningkatan kebutuhan (demand). Dengan demikian ketersediaan informasi yang kredibel dan dapat dipercaya yang akan mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi secara keseluruhan. Dalam hal ini, pemerintah diharapkan dapat dengan segera mengidentifikasi hal-hal yang terkait dengan rantai pasok material dan peralatan dan seluruh sumber daya pendukungnya agar dapat memfasilitasi melalui regulasi untuk jangka menengah dan panjang sesuai dengan rencana investasi dalam penyelenggaraan infrastruktur. Pemasok, baik produsen maupun distributornya, dan para penyedia jasa dapat memberikan informasi terkait dengan kesiapan, potensi, ketersediaan, jumlah penjualan dan lain-lain terkait sumber daya khususnya MPK yang bersifat operasional. Pada akhirnya penerapan sistem rantai pasok konstruksi yang baik, menuntut para penanggung jawab kegiatan konstruksi agar dapat memberikan informasi terkait dengan kebutuhan sumber daya konstruksi yang diperlukan dalam mendukung rencana investasinya. Selanjutnya, informasi yang akurat dan berkelanjutan sangat dibutuhkan oleh para pemasok konstruksi yang tentu saja membutuhkan cukup waktu untuk mengembangkan kapasitas produksinya sehingga keseimbangan sistem rantai pasok konstruksi dapat terwujud. B. ALAT BERAT KONSTRUKSI Sebuah aktivitas bisnis apapun itu jenisnya, sudah pasti didalamnya akan terdapat satu kaitan antara pelaku yang mengerjakan aktivitas tersebut dengan alat yang menjadi pendukungnya. Tanpa adanya dukungan peralatan yang memadai dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dalam aktivitas tersebut, maka hasil akhirnya akan jauh dari yang diharapkan. Begitu pula dalam sektor konstruksi dimana secara nyata banyak membutuhkan alat utama dan alat pendukung guna melancarkan jalannya aktivitas konstruksi ini secara penuh. Itulah kenapa, kebutuhan akan ketersediaan peralatan dalam aktivitas sektor konstruksi/ infrastruktur pada akhirnya menjadi suatu keniscayaan. 02

12 Pendahuluan Alat berat merupakan faktor penting di dalam setiap proyek konstruksi, terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alatalat berat tersebut tentu saja untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan, serta dengan waktu yang relatif lebih singkat. Penyelenggaraan proyek konstruksi yang efektif, efisien, berkualitas dan andal perlu didukung oleh jaminan kualitas sumber daya konstruksi. Dalam hal jaminan kualitas, spesifikasi menjadi suatu alat (tools) yang dapat dijadikan acuan untuk menilai baik atau tidaknya suatu kualitas. Semakin baik spesifikasi yang dipersyaratkan dari suatu produk input, maka akan semakin baik pula produk outputnya. Dalam hal alat berat, spesifikasi alat berat menjadi suatu hal yang sangat perlu diperhatikan mulai dari tahap awal perencanaan proyek hingga proses pengadaan. Jenis, volume, dan tingkat kesulitan pekerjaan proyek akan sangat menentukan spesifikasi alat berat yang akan dipilih. Hal ini dalam rangka mempercepat waktu pelaksanaan pekerjaan, menekan biaya proyek, dan memenuhi tuntutan jaminan kualitas/ mutu pekerjaan yang disebabkan keterbatasan kemampuan tenaga manusia dalam melakukan pekerjaanpekerjaan berat/ sulit di lapangan. Dengan demikian, para penyelenggara konstruksi diharapkan dapat memahami tentang alat berat konstruksi secara lebih luas dan komprehensif. Kekurang pahaman tentang alat berat konstruksi akan berdampak cukup berarti bagi tujuan proyek itu sendiri antara lain dapat menyebabkan melesatnya perkiraan biaya, mundurnya waktu pelaksanaan, tidak tercapainya kualitas hasil pekerjaan, dll. Dalam hal ini, penanggung jawab/ penyelenggara konstruksi diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas terkait persyaratan teknis dan spesifikasi peralatan/ alat berat konstruksi sesuai dengan jenis, volume, dan tingkat kesulitan pekerjaan proyek sehingga rencana mutu proyek dapat tercapai. Pemasok, baik penyedia jasa maupun pemilik alat berat, dapat memberikan informasi terkait dengan kondisi dan kinerja peralatan/ alat berat, jumlah ketersediaan dan lain sebagainya yang bersifat operasional. Dewasa ini, berbagai macam jenis dan merek alat berat bermunculan dengan menawarkan berbagai ke unggulannya masing-masing. Salah satu penawaran yang menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memilih adalah dengan penawaran harga-harga yang relatif bersaing/ lebih murah dibandingkan produk sekelasnya. Namun demikian, sangat disayangkan banyak produk alat berat dengan harga relatif murah tersebut tidak diimbangi dengan jaminan kualitas yang baik. Kondisi ini tentunya dapat menjadi bumerang bagi pelaku jasa konstruksi di Indonesia karena alat berat yang digunakan mempunyai kualitas yang dibawah standar. Akibatnya kualitas serta mutu produk konstruksi menjadi korban dari pemilihan alat berat konstruksi yang tidak sesuai. Untuk mengantisipasi hal ini, Pemerintah perlu bekerjasama dengan produsen serta asosiasi terkait alat berat dalam memberikan informasi terkait alat berat konstruksi. Informasi yang jelas dengan memperhatikan hal-hal penting dalam mengoptimalkan penggunaan alat 03

13 Pendahuluan berat konstruksi yang baik dan tepat guna, sehinga dapat dicapai hasil produk konstruksi yang berkualitas dalam rangka mewujudkan industri konstruksi yang kokoh, andal dan berdaya saing tinggi. C. RANTAI PASOK ALAT BERAT Rantai pasok alat berat merupakan suatu rangkaian proses atau alur alat berat dari produsen sampai kepada konsumen. Dalam rantai pasok alat berat terdapat para pelaku, baik itu pelaku di hulu, pelaku di hilir maupun pendukung. Pengetahuan akan Rantai Pasok Alat Berat berfungsi untuk mengetahui sistem rantai pasok alat berat secara keseluruhan sehingga dapat dikelola dengan baik agar setiap aktivitas pihak-pihak yang terlibat dalam suatu rantai pasok dapat berjalan dengan efektif, efisien, berkualitas, dan mampu memberikan keuntungan yang berkelanjutan. Kondisi keseimbangan rantai pasok alat berat ini perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan dari hulu ke hilir. Pemerintah sebagai regulator juga perlu merespon dan memberikan iklim positif bagi berkembangnya industri alat berat nasional juga dukungan berbagai regulasi terkait dengan rantai pasok dan tata niaga alat berat nasional. Rantai Pasok Alat Berat Ada beberapa tujuan rantai pasok alat berat konstruksi, sebagai berikut : 1. Pencapaian kondisi jaminan/terpenuhi nya alat berat bagi penyelenggaraan konstruksi yang tercermin dari tersedianya alat yang cukup dan baik mutunya secara efektif dan efisien; 2. Pencapaian kondisi meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan; dan 3. Pencapaian kondisi terwujudnya pertumbuhan dan kemandirian industri alat berat dalam negeri untuk berkontribusi secara nyata dalam pembangunan nasional. Di Indonesia, sektor-sektor yang dominan menggunakan alat berat terutama adalah sektor pertambangan, sektor konstruksi, sektor kehutanan, sektor pertanian dan perkebunan serta sektor industri. 04

14 Pendahuluan Dalam hal ini ada beberapa skema rantai pasok alat berat. Untuk alat berat yang baru, walaupun saat perusahaan asing sudah bisa memasarkan sendiri barang produksi mereka, namun dalam kenyataannya para produsen alat berat tetap mempertahankan sistim distribusi dengan menjual produk melalui agen tunggal maupun distributor lokal. Sedangkan untuk alat berat rekondisi ada dua macam kemungkinan sumbernya yang pertama di impor bekas dari luar negeri, kemungkinan yang kedua adalah dari pengguna atau pemilik dalam negeri yang dijual kepada perusahaan rekondisi. Kegiatan Masing-masing Pelaku Rantai Pasok Alat Berat Kondisi rantai pasak alat berat ditinjau dari jenis komoditas, ketersediaan, pelaku, dominasi, dan tata niaga dapat digambarkan pada tabel dibawah ini. Karakteristik Rantai Pasok Alat Berat Karakteristik Jenis Komoditas Ketersediaan Alat Berat Pelaku Rantai Pasok Dominasi Rantai Pasok Tata Niaga Kondisi Saat Ini Barang Modal Jumlah pasokan kurang dari kebutuhan Pengguna, Pemilik, Jasa, Distributor, Agen atau Distributor - Harga dan penjualan mengikuti dinamika pasar; - Diatur perijinan, produsen, pemasok, agen, rekondisi, pembiayaan, jasa, importer; - Tidak diatur : lelang, jual-beli, registrasi; - Keberpihakan pada alat untuk konstruksi tidak ada. Oleh karena itu, penerbitan Katalog Alat Berat Konstruksi 2013 ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kapasitas rantai pasok alat berat di Indonesia. 05

15 Penjelasan Struktur Penjelasan Buku katalog alat berat konstruksi ini berisi daftar peralatan berat yang disusun berdasarkan sifat pekerjaan. Aktifitas pekerjaan yang disajikan merangkum kebutuhan dasar dan tambahan penting untuk konstruksi sehingga diharapkan data yang terdapat di dalam katalog ini dapat membantu mulai dari tahap perencanaanpemilihan alat berat. Adapun kategorisasi alat berat konstruksi berdasarkan sifat pekerjaannya didalam katalog ini terbagi menjadi : Earth Works; Materials Production; Paving Equipment; Lifting Equipment; Concrete Work; Light Equipment; 7. Transportation; 8. Special Equipment; 9. Erection Equipment; 10. Foundation Equipment; 11. Pre-Stress Concrete Equipment; 12. Surveying dan Testing Equipment. Penjelasan Kodefikasi Untuk mempermudah penggunaan katalog dan diversifikasi alat di dalam katalog ini, maka digunakanlah sistem kodefikasi warna dengan penjelasan sebagai berikut : Kodefikasi warna peralatan konstruksi dasar berdasarkan sifat pekerjaan sebagai berikut : Earth Works Paving Equipment Light Equipment Foundation Equipment Kodefikasi sifat pekerjaan lainnya adalah : Materials Production Lifting Equipment Erection Equipment Concrete Activity Pre-stress Concrete Equipment Special Equipment Transportation Surveying and Testing Equipment 06

16 Pemilihan Alat BAB. II Konsep Pemilihan Alat Berat Faktor Pertimbangan Pemilihan Alat Berat Konstruksi. Target Proyek Safety Kondisi Medan Ramah Lingkungan 8 Biaya Alat O&O cost 7 Faktor Pertimbangan Pemilihan Alat Konstruksi 3 Metode Kerja Jumlah Alat 6 4 Spek Tehnis Alat 5 Produktivitas Faktor - Faktor dalam Pemilihan Alat Berat Konstruksi. Faktor pemilihan alat menjadi salah satu hal penting oleh karena Pemilihan adalah suatu rangkaian awal dari Manajemen Peralatan, yang esensinya antara lain Memilih, Mengoperasikan, Memelihara, dan Mengevaluasi yang mesti menjadi perhatian kita pada saat kita hendak melakukan pekerjaan yang membutuhkan alat sebagai media penunjang pekerjaan. Sama halnya dengan pemilihan dan penggunaan alat berat, ada beberapa faktor penting yang mesti diperhatikan agar semuanya dapat berjalan seperti apa yang sudah di rencanakan,antara lain: A. Memilih Alat Berat Konstruksi Berdasarkan Target Proyek Dalam setiap pembangunan konstruksi membutuhkan tidak hanya material bangunan dan tenaga kerja saja terlebih dahulu memerlukan perencanaan. Dalam sistem konstruksi, perencanaan memerlukan pengetahuan dan pengalaman untuk mengetahui apa peralatan yang diperlukan, ketika akan digunakan dan untuk berapa lama akan di lokasi, apakah akan melakukan sewa alat berat, dsb. Faktor-faktor apa saja yang diperlukan dalam pemilihan peralatan konstruksi dan bagaimana seharusnya diperoleh. Semua itu menjadi bahan pertimbangan untuk menghemat waktu dan uang. Berikut lima tips dalam perencanaan dan pemilihan peralatan konstruksi, yaitu : 1. Ketahui Peralatan Tersebut Setiap bagian dari peralatan sistem konstruksi dirancang untuk tujuan tertentu. 07

17 Pemilihan Alat Bila anda meninjau rencana penting untuk mengetahui apakah peralatan yang diperlukan dan kapan dalam proses konstruksi akan digunakan. Jika terampil, kontraktor dapat mengidentifikasi apa peralatan konstruksi, sistem instalasi yang diperlukan untuk meninjau proyek tugas. Pengetahuan dan pengalaman dalam peralatan konstruksi akan membantu menentukan jenis peralatan kerja sebagaimana yang diperlukan. 2. Menggunakan Peralatan Standar Dalam manajemen proyek, ketika berhadapan dengan peralatan konstruksi, cobalah untuk menggunakan bahanbahan yang standar baik kualitas dan produksi nya. Ini adalah bagian standar yang harus tersedia ditoko penjualan peralatan konstruksi (suplier). Hal ini akan mudah untuk menemukan bila Anda akan mengganti peralatan di lokasi tertentu jika memerlukan bagian pengganti. Bisa juga dengan melakukan sewa alat berat. 3. Gunakan Peralatan yang Lebih Kecil Terdapat cukup banyak peralatan besar dan material di lingkungan anda. Jadi, jika mungkin, hindari menggunakan peralatan besar. Hal ini dikarenakan tidak ekonomis dan lebih sulit untuk bekerja di lingkungan yang lebih kecil dibandingkan dengan peralatan yang dapat memenuhi semua lingkungan. 4.Merekrut Tenaga Ahli Bidang Peralatan Merekrut tenaga terampil bidang peralatan konstruksi (insinyur) menjadi hal yang lebih strategis. Hal ini dikarenakan mereka tahu cara untuk menggunakan peralatan konstruksi serta mampu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan keahlain mereka di bidang peralatan. Selain itu, tenaga ahli yang berpengalaman dapat membantu mengurangi biaya untuk peralatan sewa, maupun pemeliharaannya. 5. Beli Dari Vendor terkemuka Dalam melakukan manajemen proyek, saat belanja untuk peralatan konstruksi, sangat penting untuk menghitung biaya dikeluarkan oleh unit produksi. Keputusan apakah akan menyewa atau membeli peralatan hanya berdasarkan investasi awal dan / atau biaya kepemilikan per unit waktu tidak akan memberikan gambaran yang penuh potensi dari total biaya. Baik menyewa atau membeli, pastikan Anda menggunakan peralatan konstruksi dari vendor/ suplier yang menyediakan kualitas peralatan dan jasa yang terpercaya yang meliputi : Faktor keselamatan alat berat; Faktor emisi gas buang alat berat; Faktor kinerja alat berat; Ketersediaan jumlah populasi alat berat dalam suatu wilayah; Jaminan purna jual (after sales service); Jaminan suku cadang (original spare part); Layanan pelatihan (training) operator alat dan pelatihan (training) mekanik. B. Kondisi Medan atau Lokasi Dalam pekerjaan yang berhubungan dengan bidang konstruksi, mengetahui dengan benar seperti apa medan yang akan menjadi sasaran pekerjaan pada akhirnya menjadi satu kemudahan bagi kita (pelaksana di lapangan sebelum melakukan pekerjaan). Dalam hal ini termasuk didalamnya adalah menentukan penggunaan alat berat yang 08

18 Pemilihan Alat B. Kondisi Medan atau Lokasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Oleh sebab itu pekerjaan awal atau persiapan yang berhubungan dengan pengecekan dan pemahaman mengenai medan/lokasi menjadi salah satu faktor penting juga dalam mempersiapkan sebuah pekerjaan dengan benar. C. Metode Kerja dalam Pelaksanaan Metode dalam sebuah pekerjaan bisa diartikan sebagai sebuah konsep dalam kita melakukan sebuah pekerjaan. Dengan kita mengetahui dan memahami akan metode apa yang akan kita pilih dalam melaksanakan sebuah pekerjaan pada akhirnya kita bisa menentukan konsep bekerja yang sesuai dengan bidang atau jenis pekerjaan yang akan kita lakukan. Karena didalamnya juga menyangkut tentang pemilihan dan penggunaan alat berat yang sesuai dengan metode yang akan kita pilih. Karena salah dalam menentukan metode dalam sebuah pekerjaan akan membawa dampak negatif bagi banyak hal, tidak saja menyangkut waktu pelaksanaan, biaya yang harus dikeluarkan dan juga dampak negatif lainnya. Intinya dengan memahami jenis pekerjaan dan menentukan metode atau cara yang tepat dalam melaksanakan sebuah pekerjaan akan banyak membawa dampak positif bagi pelaksana di lapangan, intinya sebuah pekerjaan itu bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien. Dengan upaya pengkajian METODE KERJA dan perhitungan yang komperhensif berbasis data dan informasi lapangan terkini, untuk mendapatkan armada alat berat yang optimum. pengertian OPTIMUM tepat spesifikas, Matching dalam pengoperasian, tepat jumlah dan biaya produksi terendah (HSP). D. Spesifikasi Tehnis Alat Dalam menentukan jenis dan spesifikasi alat berat yang digunakan ketika kita sedang melakukan pekerjaan dalam bidang konstruksi misalnya. Maka pemilihan dan spesifikasi alat yang benar pada akhirnya menjadi salah satu kata kunci untuk keberhasilan sebuah pekerjaan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Itulah sebabnya, spesifikasi alat yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan menjadi salah satu faktor utama sebelum kita melaksanakan pekerjaan dilapangan. (Keterangan : untuk melihat seperti apa spesifikasi alat yang sesuai dengan kebutuhan dapat dilihat pada penjelasan alat berat di BAB. 3) E. Produktifitas yang di targetkan Keberhasilan sebuah alat dalam membantu proses pekerjaan dilapangan memang ditentukan dalam beberapa hal. Tidak saja masalah kehandalan alat tersebut yang berdampak pada kelancaran proses pekerjaan dilapangan tapi juga menjadi salah satu kata kunci dalam pemilihan alat berat adalah memperhatikan produktivitas dari alat tersebut. Kita semua tahu bahwa alat berat ini adalah salah satu alat produksi, dimana keberhasilan dan kelancaran pekerjaan ditentukan dari penggunaan alat 09

19 Pemilihan Alat E. Produktifitas yang di targetkan berat tersebut dilapangan. Jika alat berat ini dapat bekerja secara maksimal maka sudah dapat dipastikan bahwa alat ini mampu memberikan produktivitas yang maksimal dalam membantu penyelesaian sebuah pekerjaan dilapangan. Salah satu kunci untuk memilih alat tersebut adalah Kinerja peralatan yang diberikan oleh pabrik harus memiliki Keandalan dan Ketahanan alat berat selama umur pakai (Life Time), sehingga Faktor efisiensi peralatan, yang di gunakan untuk menghitung produktivitas terdiri dari Faktor operator, Faktor kondisi lapangan/medan yang bervariasi tetap dapat lebih tinggi. F. Perhitungan Jumlah Alat Memperhitungkan jumlah alat yang akan digunakan dalam sebuah pekerjaan bidang konstruksi, sama halnya dengan kita menghitung berapa lama kita melakukan sebuah aktivitas pekerjaan bidang konstruksi dilapangan. Karena sifat alat berat itu sendiri adalah jika kita menggunakan alat berat itu secara sewa, kondisi itu harus diperhitungkan dalam hitungan harian bukan lagi mingguan atau bulanan. Jadi ketika kita sudah menentukan seperti apa metode kerja yang akan kita pilih dengan melihat jenis pekerjaannya, maka kita harus bisa menentukan secara benar berapa jumlah kebutuhan alat berat yang akan kita gunakan. Jangan sampai berlebih atau kurang, karena hal itu pada akhirnya akan mempengaruhi proses pekerjaan kita dilapangan. Ingat, pekerjaan dengan alat berat bukan pekerjaan biasa, artinya waktu adalah sama halnya dengan cost, perhitungan secara cermat menyangkut kebutuhan alat akan sangat menentukan proses pekerjaan dari awal hingga selesai. Salah satu kunci dalam memilih jumlah armada (fleet), adalah Keselarasan dalam menentukan komposisi sehingga tidak ada alat yang saling menunggu. G. Biaya Pemilikan dan Pengoperasian Peralatan Di dalam suatu proyek konstruksi alat-alat berat yang digunakan dapat berasal dari bermacam-macam sumber, antara alain alat berat yang dibeli oleh kontraktor, alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor, dan alat berat yang disewa oleh kontraktor. 1. Alat berat yang dibeli oleh kontraktor Kontraktor dapat saja membeli alat berat. Keuntungan dari pebelian ini adalah biaya pemakaian per jam yang sangat kecil jika alat tersebut digunakan secara optimal. Dilihat dari segi keuntungan perusahaan, kepemilikan alat berat merupakan suatu faktor yang penting karena kadang-kadang pemilik proyek melihat kemampuan suatu kontraktor berdasarkan alat yang dimilikinya. 2. Alat berat yang disewa-beli oleh kontraktor Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sewa-beli maksudnya adalah karena jangka waktu penyewaan 10

20 Pemilihan Alat G. Biaya Pemilikan dan Pengoperasian Peralatan yang lama maka pada akhir jasa penyewaan alat tersebut dapat dibeli oleh pihak penyewa. Biaya pemakaian umumnya lebih tinggi daripada memiliki alat tersebut, namun terhindar dari resiko biaya kepemilikan alat berat. Lebih detail akan dijelaskan dalam Owning & Operating Cost pada bab ke 3. H. Ramah Lingkungan Yang berhubungan dengan pengecekan kini bukan lagi saatnya kita bekerja hanya ingin mengharapkan sesuatu yang sifatnya keuntungan secara sesaat tapi lebih dari itu sebuah pekerjaan sudah harus mulai melihat dampak positif dan negative yang akan ditimbulkan dari proses pekerjaan tersebut, itulah kenapa memperhatikan apa yang disebut sebagai proses pekerjaan yang bersifat ramah lingkungan menjadi satu konsep berfikir yang baik dalam menjalankan pekerjaan dalam bidang konstruksi. Ibaratnya adalah Green Construction, adalah sebuah konsep bekerja yang memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, tidak saja pada saat persiapan, pelaksanaan dan akhir dari pekerjaan tersebut. Kesemuanya harus menjadi satu pola pikir yang mengacu pada konsep bekerja dengan lingkungan. Dengan cara seperti itu maka konsep 3R harus menjadi satu hal yang menjadi tujuan dalam setiap aktivitas yang akan dijalankan dalam pekerjaan bidang konstruksi dengan menggunakan alat berat. 3R adalah suatu program yang mendukung pelestarian bumi kita ini. Gerakan yang mengajak kita untuk mengurangi penggunaan barang barang yang tidak ramah lingkungan (reduce), memanfaatkan kembali barangbarang yang dianggap sudah tidak berguna (reuse) dan melakukan daur ulang terhadap barang-barang yang tidak ramah lingkungan menjadi produk lain yang bermanfaat (recycle). Sehingga dengan memahami konsep bekerja dengan mengedepankan 3R akan menjadikan kita sebagai pelaksana lapangan yang peduli akan kelestarian lingkungan hidup untuk masa kini dan akan datang. Untuk hak tersebut alat produksi di persiapkan seideal mungkin, tidak mencemari lingkungan yang merupakan salah satu faktor kunci produktivitas. Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan aman, dengan studi Geoteknik yang benar. (Contoh: pemetaan area rawan longsor, dsb. Proses penanganan air dalam lokasi proyek (dewatering process) perlu dipersiapkan dengan matang untuk meminimalisir loss production akibat hujan. Pemilihan engine alat berat di Negara maju saat ini telah spakat menerapkan Tier 2, dan Tier 3. I. Kesehatan dan Keselamatan Kerja PRINSIP PENERAPAN K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) DALAM BIDANG PEKERJAAN Setiap orientasi pekerjaan pasti mengandung suatu potensi bahaya, bahaya selalu mengancam pekerja sesuai jenis pekerjaannya. Peralatan kerja yang digunakan sebagai penunjang juga mengandung resiko bahaya. Bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan Kementrian Pekerjaan Umum 11

21 Pemilihan Alat pekerjaan juga berpotensi bahaya. Bahkan lokasi anda bekerja juga tidak terlepas dari bahaya. Bahaya ada di mana-mana dan siap mengancam pekerja. Itu sebabnya keselamatan kerja menjadi target utama bagi setiap industri usaha di dunia. Tidak mungkin produksi akan stabil atau meningkat bila sistem keselamatan diabaikan. Juga mustahil produksi berjalan sendiri tanpa keselamatan. Mustahil pula produksi mengabaikan kesehatan lingkungan dan pekerjanya. Dari fakta demikian timbullah pemikiran yang panjang untuk menciptakan sistem keselamatan oleh para ahli keselamatan keselamatan yang berasal dari segala bidang pekerjaan. Konsep yang muncul adalah Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah : analisa, standar prosedur, alat pelindung diri dan eliminasi bahaya. Analisa bahaya dipersiapkan sebelum melakukan pekerjaan, dikenal sebagai JHA (Job Hazards Analyzed) atau JSA (Job Standard Analyzed). JHA digunakan untuk jenis kerja berlevel lebih tinggi resiko bahayanya (high risk). Standar prosedur kerja adalah penelitian panjang terhadap langkah-langkah kerja seluruh bidang. Semisal, bidang kelistrikan, proses dan produksi, mekanikal, mesin dan mekanik, pengecatan, konstruksi, dan lain-lain. sebagai pelindung keselamatan, setelah seorang pekerja mentaati serangkaian panjang prosedur keselamatan kerja lewat JHA dan STP tadi. Ingatlah! bahwa APD bukan yang pertama tapi pelindung terakhir dalam sistem keselamatan. Terakhir, eliminasi bahaya. Setelah sumber/penyebab bahaya diketahui maka dilakukan investigasi. Mencari sebab kecelakaan (accident) atau peristiwa (incident). Antara lain kecerobohan atau kurangnya pengetahuan pekerja, kurangnya pengawasan (leak of supervising) atau karena peralatan yang yang tak layak. Bisa juga tidak memadainya suatu JHA dan STP yang dipakai. Semua dugaan kecelakaan tadi harus dieliminasi setelah tahu penyebabnya. Pada pemilihan Alat berat kita kenal Safety yang melekat pada mesin tersebut pada saat memilih kanopi R.O.P.S (roll over protection system) untuk medan yang berbahaya atau dengan kanopi type Standar untuk lokasi yang tidak berbahaya. Keselamatan Kerja merupakan persyaratan dalam menilai Kompetensi bagi tenaga kerja dari seluruh tingkatan dimulai dari Operator, Mekanik, Superisor sampai ke tingkatan Top Manajemen beberapa acuan standar dalam safety yang terkait dengan peralatan adalah : SMK3 Berdasarkan OHSAS Penelitian tersebut melahirkan prosedur kerja yakni / Standard Task Procedure (STP) digunakan pada prosedur keselamatan kerja konstruksi. Alat pelindung diri (APD) dengan istilah internasional / Personal Protective Equipment / (PPE) adalah hirarki terakhir dari sistim keselamatan kerja. Artinya APD alat terakhir yang dipakai 12

22 Pemilihan Alat BAB. III Kategorisasi Alat Berat Konstruksi I. EARTH WORKS A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. Tractor M. N. Excavator Bulldozer Motor Grader Track Loader Padfoot Rollers Soil Stabilizer Wheel Dozer Wheel Loader Backhoe Loader Wheel Excavator Skid Steer Loader Surface Drill Landfill compactors II. MATERIAL PRODUCTION A. Crushing and Screening Plants (portable) B. Crushing and Screening Plants (stationary) C. Asphalt Mixing Plants D. Concrete Mixer E. Batching and Mixing plants, III. LIFTING EQUIPMENT A. Truck Crane B. Truck Mounted Crane C. Tower Crane D. Telescopic Handler E. All Terain Crane F. Latice Boom Crawler Crane IV. PAVING EQUIPMENT. A. Asphalt Finisher (tracked) B. Asphalt Finisher (wheeled) C. Concrete Paver D. Bridge Finisher E. Compactors F. Pneumatic Tire Roller G. Double Drum Compactor H. Road Milling Machine V. FOUNDATION EQUIPMENT A. Rig Bore Pile B. Diesel Hammer C. Vibro Hammer D. Grout Pump VI. ERECTION EQUIPMENT. A. Launcher Beam VII. CONCRETE ACTIVITY A. Concrete pump B. Concrete Vibrator C Power Trowel VII. PRE-STRESS CONCRETE EQUIPMENT A. Pre-stress Tools IX. SPECIAL EQUIPMENT A. Jumbo Drill 13

23 Pemilihan Alat X. LIGHT EQUIPMENT A. Light Tower B. Generator Set C. Portable Air Compressor XI. TRANSPORTATION A. Dump Truck B. Truck Mixer XII. SURVEYING AND TESTING A. Auto Levels 14

24 EW EARTH WORK 15

25 Sub Daftar Isi EARTH WORKS 17. Excavator 22. Bulldozer 26. Motor Grader 29. Track Loader 32. Padfoot Rollers 35. Soil Stabilizer 38. Wheel Dozer 40. Wheel Loader 43. Backhoe Loader 46. Wheel Excavator 49. Skid Steer Loader 51. Tractor 53. Surface Drill 55. Landfill Compactor 16

26 EW 01 Excavator Excavator (5-24 Ton) Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Max Reach/Depth [m] 5,3-9,79 Breaking Force [kn] Kecepatan Swing [rpm] 11-12,5 Operating Weight [kg] 10,000-24,000 Bucket Capacity [m 3 ] 0,4-1,17 Deskripsi Alat Alat serba guna yang dapat digunakan untuk menggali, memuat dan mengangkat material. Terutama digunakan untuk menggali parit-parit saluran air atau pipa (pipe line). Dengan penggantian kelengkapan tambahan (attachment). Alat ini dapat juga dipakai untuk memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspalan dan lain-lain. Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,25-0,44 Lifting Capacity [kg] 2,590-7,350 Konstruksi bagian atas dari alat, dimana medan berada, dapat berputar 360 derajat, sehingga memungkinkan alat ini bekerja di tempat yang relatif sempit sekalipun. Attachment Excavator biasa menggunakan beberapa work tools yang bisa diganti secara cepat untuk berbagai jenis pekerjaan dengan memasang Quick Coupler pada arm bucket. Kita bias mengganti attachment secara cepat. Attachment yang tersedia adalah sebagai berikut: Rock bucket untuk material soft rock, hard rock. Trench bucket untuk pekerjaan pembuatan saluran. Bucket standart untuk pekerjaan yang umum. Pemilihan bucket secara tehnis untuk menggali material dapat di kategorikan menjadi 4 kelompok : Bucket type GD (General Duty) untuk jenis material low abrasion, misalnya tanah dan gravel yang tidak terlalu besar. Bucket type HD (Heavy Duty) material clay, campuran batu, sirtu, yang mempunyai tingkat abrasi lebih tinggi. Bucket type SD (Severe Duty) untuk kondisi material yang abrasif, seperti pada quarry sirtu, galian dari hasil blasting, dan lainnya. Bucket type XD (Extreme Duty) untuk kondisi material yang abrasifnya sangat tinggi, misalnya pada quarry granit dan blasting. 17

27 Excavator EW 01 Metode Kerja Untuk pekerjaaan penggalian dari tanah dasar, dan pemuatan tanah atau material keatas dump truck, menggunakan bucket standar. Sedangkan untuk galian saluran dan memerlukan jangkauan yang jauh dapat menggunakan bucket yang lebih kecil serta digunakan long-arm. Pada kondisi pekerjaan dengan berbagai jenis material yang lunak sampai yang keras, bucket excavator dapat di ganti-ganti sesuai fungsinya, misalnya pada tanah normal cukup bucket standar, sedangkan untuk tanah yang keras menggunakan bucket yang lebih kecil dan kuat (rock bucket). Dimensi Pengiriman 1. Shipping Height 2. Overall Transport Length 3. Tail Swing Radius 4. Track of Track on Ground 5. Overall Track Length 6. Ground Clearance, Frame Diagram Jangkauan Maximum Digging Maximum Reach at Ground Level Maximum Cutting Maximum Loading Height Minimum Loading Height Maximum Depth Cut for 2440 m (8 ) Level Bottom Maximum Vertical Wall Digging Depth 7. Track Gauge 8. Track Width, Standart shoe 9. Cab Height 10. Ground Clearance, Counterweight Kapasitas Alat Pada pekerjaan konstruksi pada umumnya menggunakan kelas Excavator dengan berat 10 ton, dan berat 20 ton. Kelas 10 ton dengan power sekitar 80 HP s/d 90 HP. Kelas 20 ton dengan power sekitar 138 HP s/d 148 HP. Pada kondisi pekerjaan dengan berbagai jenis material yang lunak sampai yang keras, bucket excavator dapat di ganti-ganti sesuai fungsinya, misalnya pada tanah normal cukup bucket standar, sedangkan untuk tanah yang keras menggunakan bucket yang lebih kecil dan kuat (Rock bucket). 18

28 EW 01 Excavator Kelas 5-10 Ton SPECIFICATION BRAND YANMAR VIO55-5B VOLVO ECR58 VOLVO ECR88 Net Power [HP] 39,5 51,0 55,0 Max Reach/Depth [m] 6,44/3,98 5/2,7 5,8/3,2 Breaking Force [kn] ISO ,5 39,0 59,0 Swing speed [rpm] 10,0 9,5 8,1 Operating weight [kg] 5,230 5,970,0 8,650,0 Bucket Capacity [L] 0,16 0,07-0,265 0,103-0,306 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,29 0,35 0,40 Lifting Capacity [kg]* 1, , ,565 *Without Bucket, measured at pin. Depending upon the reach and height of end of arm from the ground. Please consult with the manufacturer for further detail. Kelas Ton SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 313 D HITACHI ZX HYUNDAI R110-7 HYUNDAI R140LC-9S JCB JS 120 KOMATSU PC 130F-7 KOBELCO SK 130HD Net Power [HP] 89,81 92, Max Reach/Depth [m] 5,3 6,06 7,74/ 5,09 8,33/ 5,55 80 (gross) 7,61/ 4, ,23 5,06 - Breaking Force [kn] 96 92,3 78,5 87, ,4 - Swing Speed [rpm] 12,4 12, Operating Weight [kg] 13,300 12,600 11,200 13,980 12,600 13,975 15,000 Bucket Capacity [M 3 ] 0,53 0,5 0,45 0,58 0,5 0,55 0,46 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,35 0,44 0,29 0,39 0,32 0,44 0,26 0,25 Lifting Capacity [kg] 3,

29 Excavator EW 01 Kelas Ton SPECIFICATION BRAND SANY SY135C-8 SUMITOMO SH130-5 VOLVO EC 140 BLC Net Power [HP] 97, Max Reach/Depth [m] 5,5 8,78/5,79 7,96/6 Breaking Force [kn] 92, ,2-98,1 Swing Speed [rpm] 12,5 11,5 11 Operating Weight [kg] 13,500 15,400 15,600 Bucket Capacity [M 3 ] - 0,5 0,6 Ground Pressure [kg/cm 2 ] - 0,25 0,29-0,44 Lifting Capacity [kg] - 1,279 1,580-9,460 Kelas Ton SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 320D2 DOOSAN DX225 LC HYUNDAI R220-9 SH JCB JS205SC KOMATSU HB KOMATSU PC 200-8MO KOBELCO SK210 LCACERA Net Power [HP] Max Reach/Depth [m] 6,2 6,62 9,98/ 6, (gross) 9,79/ 6, ,62 6,62 6,7 Breaking Force [kn] 155, , Swing Speed [rpm] 10,9 12, ,4 12,4 12,5 Operating Weight [kg] 21,040 22,400 21,700 21,000 20,200 19,900 20,900 Bucket Capacity [M 3 ] 1-0,92 0,9 0,93 0,93 0,8 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,35 0,36-0,37 0,39 0,37 0,36 0,44 Lifting Capacity [kg] 5,

30 EW 01 Excavator Kelas Ton SPECIFICATION BRAND KEIHATSU 921 C NEW HOLLAND E 215 B SUMITOMO SH210-5 VOLVO EC210B VOLVO EC220DL ZOOMLION ZE 230 E Net Power [HP] , Max Reach/Depth [m] 9,85 5,39 9,90/ 6,65 9,94/ 6,73 9,93/ 6, (gross) 9,85/ 6,60 Breaking Force [kn] - 89, / Swing Speed [rpm] 0-11,5 12,5 11,5 11,6 12,1 11,9 Operating Weight [kg] 20,500 13,885 20,700 20,400-23,700 20,900-24,400 20,300 Bucket Capacity [M 3 ] 0, ,92 1,1 0,85 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0, ,36 0,35 0,44 0,32 Lifting Capacity [kg] - - 2,109 2,910-12,440 2,680-15,460-21

31 Bulldozer Bulldozer EW 02 (20 Ton) Deskripsi Alat Bulldozer adalah traktor beroda rantai, serba guna dan memiliki kemampuan traksi yang digunakan dorong, menggusur, mengurug dan sebagainya. Efisien untuk kondisi medan kerja yang berat sekalipun, seperti daerah berbukit, berbatu, berhutan dan sebagainya. Bulldozer mampu beroperasi pada tanah kering hingga lembab. Pada kondisi tanah yang sangat lunak (liat berlumpur), dapat menggunakan swamp bulldozer. Swamp bulldozer mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai yang keras. Untuk daerah yang sangat sangat keras Bulldozer perlu dibantu dengan ripper dan alat garuk. Attachment : Ripper : Alat ini dipasangkan pada sisi belakang bulldozer, digunakan untuk memecah, menggali lapisan batuan atau material yang keras lainnya agar menjadi bongkahan bongkahan sehingga memudahkan untuk digusur atau didorong dengan blade bulldozer. Jenis Ripper, ada Giant Ripper (Tunggal) atau Triple Shank Ripper (3 mata penggaruk) Towing Winch : Digunakan untuk pekerjaan menarik, seperti menarik batang pohon, menarik portable camp, atau menarik unit alat yang terbenam. Spesifikasi Teknis Dozer Standar Blade Width [m] 3,15-3,9 Kecepatan Maju [km/jam] 3,9-10,6 Kecepatan Mundur [m/menit] 3,9-10,9 Operating Weight [kg] 18,000-20,000 Blade Capacity [m 3 ] 4,26-4,5 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,5-0,8 Jumlah Track Shoe [tiap sisi] 39 Dozer Swamp Net Power [hp] Blade Width [m] 3-4 Forward Speed Range [km/h] 3,9-10,6 Reverse Speed Range [km/h] 5-13,4 Operating Weight [kg] 9,000-20,200 Blade Capacity [m 3 ] 2,34-3,69 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,32 Track Shoe Qty [each side] 45 22

32 EW 02 Bulldozer Metode Kerja Faktor terpenting dari pengoperasian bulldozer adalah daya dukung tanah yang akan dilintasi bulldozer harus lebih tinggi dari Ground Pressure (daya tekan alat). Jarak dozing pemindahan tanah yang efektif adalah 40 M sampai dengan 50 M maksimal. Berdasarkan jenis blade (mata pisau) yang terpasang di bedakan menjadi 3 jenis bulldozer. Angle Dozer : Blade yang ada dapat disetel membentuk sudut sampai dengan 25 derajat. Tilt Dozer : Blade dapat disetel dengan kemiringan sudut sesuai keinginan yang diperlukan pada penggalian tanah membentuk kemiringan. Semi U Tilt Dozer : Blade yang sering digunakan pada bulldozer pada jenis material dan kondisi medan yang normal. Dimensi A. Track Gauge B. Blade Width C. Blade Height D. Shipping Height E. Ground Clearance at Full Lift Dozer Equipment F. Digging Depth G. Track of Track H. Shipping Length without Ripper I. Overall Height J. Ripper Ground Clearance K. Ripper Length L. Track Width M. Shank Gauge Overall Length With Dozer Blade Capacity* Blade length x height Maximum lift above ground Maximum drop below ground Maximum tilt adjustment Angling angle Additional weight Dozer Equipment Hydraulic control unit Angle Dozer 5930 mm ,4 m mm x 1070 mm 4,4 yd x mm mm mm degree 2890 kg 6,370 lb 540 kg 1,190 lb Straight Tilt Dozer 5615 mm ,4 m mm x 1295 mm 5,8 yd x mm mm mm kg 4,890 lb 590 kg 1,300 lb Semi-U Tilt Dozer 5770 mm ,8 m mm x 1565 mm 8,9 yd x mm mm mm kg 5,560 lb 590 kg 1,300 lb Remarks : * Blade capacides are based on the SAE recomendation practice J

33 Bulldozer EW 02 Standar SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR D5R XL CATERPILLAR D6R CATERPILLAR D6R XL KOMATSU D85E SS-2 Angle Dozer KOMATSU D65 E-12 Angle Dozer POWERPLUS D65 EX-15S Net Power [HP] Blade Width [m] 4,16 4,16 4,16 3,41 3,97 3,97 Forward Speed Range [km/h] 3,1-10 3,8-11,5 3,8-11,5 6,6 3,9-10,6 3,9-10,6 Reverse Speed Range [km/h] 6,4 8,4 8,4 8,5 5-13,4 5-13,4 Operating Weight [kg] 16,668 18,669 16,668 20,000 21,490 17,690 Blade Capacity [m 3 ] 3,18 3,93 3,93 4,5 3,4 3,55 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,48 0,61 0,62 0,65 0,43 0,49 BRAND SPECIFICATION SHANTUI SD 16 SHANTUI SD 20-5 Net Power [HP] Blade Width [m] 3,38 4,37 Forward Speed Range [km/h] 0-9,6 0-10,6 Reverse Speed Range [km/h] - - Operating Weight [kg] 17,500 22,000 Blade Capacity [m 3 ] 4,5 - Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,68-24

34 EW 02 Bulldozer Swamp SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR D5K LGP KOMATSU D65 P-12 Net Power [HP] Blade Width [m] 3,22 3,97 Forward Speed Range [km/h] 9 3,9-10,6 Reverse Speed Range [km/h] ,4 Operating Weight [kg] 9,683 20,185 Blade Capacity [m 3 ] 2,34 3,69 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,32 0,32 Aplikasi Cut and spreading pada pembangunan jalan, (land scaping) dan bendungan Pembukaan lahan (land clearing) pada pembangunan jalan 25

35 Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Blade Width [m] 3,65-4,27 Foward Speed [km/h] 0-46,6 Operating Weight [kg] 10,800-17,000 Turn Radius [mm] 6,600-7,800 Motor Grader EW 03 Motor Grader Deskripsi Alat Motor Grader Digunakan untuk mengupas (stripping), memotong serta meratakan suatu pekerjaan tanah, terutama pada tahap penyelesaian, agar diperoleh kerataan dan ketelitian yang lehih baik. Motor Grader juga dapat dipergunakan untuk aplikasi lain seperti membuat kemiringan tanah atau badan jalan, membentuk kemiringan tebing atau slope atau membuat saluran air secara sederhana. Motor Grader memiliki blade (mata pisau) yang berada di bawah circle gear biasa diatur membentuk sudut pemotongannya untuk membuang tanah ke sisi samping pada saat maju, dan blade juga dapat diatur untuk sudut pemotongan seperti pada pembuatan kemiringan badan jalan atau saluran. Attachment : Scarifiers ( garuk ) yang dipergunakan membongkar tanah yang keras. 26

36 EW 03 Motor Grader Metode Kerja Motor Graders digunakan dalam berbagai keperluan berikut posisi dari bucket yang dapat memanipulasi bentuk tanah. 1. Posisi operasi motor grader pada saat perataan (leveling). Roda depan di tanah yang sudah level, dan roda belakang pada posisi di belakang blade yang akan memotong tanah. 3. Perataan pada slope yang landai, posisi roda depan pada tanah yang akan di potong dan roda belakang pada posisi tanah yang telah rata. 4. Posisi blade pada saat menggali parit 5. Posisi blade dan roda depan saat menimbun kembali. 2. Perataan tanah pada posisi miring dengan membentuk slope. 1. Leveling 2. Slope 3. Slope on Level Ground 4. Digging Dimensi 5. Refilling 27

37 Motor Grader EW 03 Motor Grader SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 120 K CHANGLIN 717H KOMATSU GD 511A-1 MITSUBISHI MG330 MITSUBISHI MG530 TEREX GS Net Power [HP] / Blade Width [m] 3, ,71 3,7 4,01 3,66 Forward Speed [km/h] 3,9-45, ,4-44,5 3,6-42,6 4,0-46,6 39 Operating Weight [kg] 13, ,800 13,975 16,315 14,560 Turn Radius [mm] 7, ,600 6,600 6,900 7,800 BRAND SPECIFICATION TEREX GS VOLVO G960 VOLVO G930 XCMG GR 135 XCMG GR 215 Net Power [HP] Blade Width [m] 4,27 3,65 3,65 3,71 4,27 Forward Speed [km/h] 39 3,7-45,3 3,8-44, Operating Weight [kg] 16,750 16,678 15,554 11,000 17,000 Turn Radius [mm] 7,800 7,370 7,265 6,600 7,300 Aplikasi Perataan tanah atau material lainnya pada pembuatan/perawatan jalan. Meratakan tebing pada pembangunan/perawatan jalan. 28

38 EW 04 Track Loader Track Loader Spesifikasi Teknis Track Loader Standar Net Power [HP] Bucket Capacity [m 3 ] General Purpose 1,85-3,21 Multi Purpose 1,6-3,0 Forward Speed Range [km/h] Operating Weight [kg] 15,517-28,058 Deskripsi Alat Sebuah alat berat pemuat beroda rantai (track loader), biasa digunakan untuk memuat material atau tanah atau batu ke dalam alat pengangkut (dump truck atau hopper pada belt conveyor) atau memindahkan material ketempat lain dengan jarak angkut sangat terbatas (load and carry). Hanya biasa beroperasi di daerah yang agak keras dan pada landasan yang kurang rata. Daya cengkeram lebih kuat, tetapi kurang mampu di daerah yang lunak dan basah, mampu mengambil sendiri tanah merah asli atau yang agak lunak. Memerlukan daerah pemuatan (loading point) sedikit agak lebar tetapi perpindahan daerah operasi kurang cepat (kurang mobile). Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,66-0,92 Clearance at full lift [mm] 2,694-3,138 Track Loader Compact Net Power [HP] Bucket Capacity [m 3 ] General Purpose 0,7-0,85 Forward Speed Range [km/h] 8,2-8,7 Operating Weight [kg] 3,903-4,486 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,32-0,43 Clearance at full lift [mm] 2,431-2,489 Attachment Bucket yang terpasang bisa diganti. Attachment lainnya seperti pada pekerjaan logging dapat diganti clamp (penjepit kayu bulat atau kepiting). 29

39 Track Loader EW 04 Metode Kerja Metode memuat material (loading) biasa menggunaka dua cara : 2. Cara kedua adalah dengancara front loading atau gerakan maju mundur. 1. Dengan metode huruf V mengambil material, mundur, maju sambil berbelok membentuk V ke arah loading point. Dimensi Track Loader Standar SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 953 D CATERPILLAR 973 D Net Power [HP] Bucket Capacity [m 3 ] - - General purpose 1,85 3,21 Multi Purpose 1,6 3 Forward speed [km/h] Operating weight [kg] 15,517 28,058 Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,66 0,92 Clearance at full lift [mm] 2,694 3,138 30

40 EW 04 Track Loader Track Loader Compact BRAND SPECIFICATION GEHL RT 175 GE HL RT 210 Net Power [HP] 68,4 70,7 Bucket Capacity [m 3 ] - - General Purpose 0,7 0,85 Forward speed [km/h] 8,2 8,7 Operating Weight [kg] 3,903 4,486 Ground pressure [kg/cm 2 ] 0,43 0,32 Clearance at full lift [mm] 2,489 2,431 31

41 Padfoot Rollers EW 05 Padfoot Rollers Deskripsi Alat Sheepfoot rollers yang sering juga disebut sebagai compactor padfoot adalah alat pemadat tanah dan pasir serta batuan yang digunakan dalam pembuatan jalan pada tanah dasar (sub grade). Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Operating Weight ([kg] 10,000-24,650 Speed Range [km/jam] 0-12,4 Drum Width [mm] 2,100-2,134 Centrifugal Force High Amplitude [kn] Centrifugal Force Low Amplitude [kn] Vibration frequency [hz] Permukaan dari drum (roller) tidak rata seperti pada smooth drum, akan tetapi berlekuk-lekuk segi empat. Alat ini biasanya digunakan pada tanah dasar sejenis tanah liat (clay). 32

42 EW 05 Padfoot Rollers Metode Kerja Untuk mencapai tingkat kepadatan tertentu alat ini bergerak melintas maju mundur, sesuai dengan kecepatan serta vibration force masing-masing jenis alat, Penentuan pasing (lintasan) alat biasanya ditentukan dari spek tehnis proyek, akan tetapi dalam performance alat untuk mencapai kepadatan standar memerlukan 4 sampai 6 lintasan. Dimensi 33

43 Padfoot Rollers EW 05 Padfoot Rollers SPECIFICATION BRAND BOMAG BW 211D-40 BOMAG BW 216PD40BW BOMAG BW219PD4 BOMAG BW 226PD4 BW BOMAG BW211PD40 CATERPILLAR CP533E CHANGLIN YZK12HD Net Power [HP] ,5 Operating Weight [kg] 13,000 16,400 19,390 24,650 12,620-13,200 Speed Range [km/jam] ,8 Drum Width [mm] 2,130 2,130 2,130 2,130 2,130 2,134 2,100 Centrifugal Force High Amplitude [kn] Centrifugal Force Low Amplitude [kn] Vibration Frequency [Hz] ,9 31/35 SPECIFICATION BRAND CHANGLIN YZK14HD DYNAPAC CA250PD-II DYNAPAC CA250D JCB VM115 PD SAKAI SV525 TF VOLVO SD110 VOLVO SD160 Net Power [HP] 147, [gross] 112 [gross] Operating Weight [kg] 15,130 13,000 10,200 11,600 12,810 11,125 16,199 Speed Range [km/jam] 0-10, ,4 Drum Width [mm] ,130 2,130 2,100 2,130 2,134 2,134 Centrifugal Force High Amplitude [kn] Centrifugal Force Low Amplitude [kn] Vibration Frequency [Hz] 31/ ,3-33, ,3-33,8 34

44 EW 06 Soil Stabilizer Soil Stabilizer Deskripsi Alat Soil Stabilizer adalah alat yang berfungsi pendaur ulang pada pekerjaan pemeliharaan jalan secara dingin dan sebagai alat dalam proses stabilizer tanah. Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Operating Weight (kg] 20,900-31,000 Mixer Width [mm] 2,400-2,650 Mixer Depth [mm] Centrifugal Force High Amplitude [kn] 0-65 Soil Stabilizer digunakan untuk pekerjaan perbaikan kondisi tanah dasar pada pembuatan jalan, atau landasan pacu. Mesin ini bekerja menggali, mencampur, dan menggelar kembali tanah yang ada dengan memberikan bahan tambahan untuk stabilitas tanah. Pada perbaikan jalan dapat digunakan untuk membongkar asphalt beton untuk diganti dengan lapisan baru. 35

45 Soil Stabilizer EW 06 Metode Kerja Siklus Pekerjaan Pendaurulang : 1. Proses crushing, membongkar 2. Mixing daur ulang material. 3. Spreading, menggelar Contoh Pekerjaan : Pekerjaan daur ulang jalan aspal yang rusak dengan, lapisan dasar terikat dapat diperbaiki (recycle) dengan mencampur aspal emulsi menjadi campuran pasir aspal dan material kerikil. Pekerjaan merehabilitasi jalan kerikil granular, daur ulang secara dingin dengan tambahan bahan pengikat cocok untuk merehabilitasi jalan kerikil granular dengan daya dukung yang rendah. Aplikasi di lapangan untukpembuatan jalan baru di daerah-daerah yang sulit mendapatkan material batu, dengan alat ini tanah dasar yang ada di berikan campuran semen yang kemudian di mixing sambil berjalan, dan dipadatkan oleh alat pemadat di sisi belakang soil stabilizer ini. Sebagaimana skema terlampir. Dimensi Example for required equipment an typical application 36

46 EW 06 Soil Stabilizer Soil Stabilizer SPECIFICATION BRAND BOMAG MPH 125 BOMAG MPH CATERPILLAR RM 300 CATERPILLAR RM 500 KOMATSU PMCS Net Power [HP] Operating Weight [kg] 26,500 20,950 23,473 28,145 24,000 Mixer Width [mm] 2,400 2,400 2,438 2,438 2,650 Mixer Depth [mm] Operating Speed Range [km/h] ,3-9,7 3,2-9,2 64,3 BRAND SPECIFICATION SAKAI PM 550 SAKAI PM 550S WIRTGEN WR 240 Net Power [HP] Operating Weight [kg] 22,500 22,480 31,000 Mixer Width [mm] 2,650 2,650 2,400 Mixer Depth [mm] Operating Speed Range [km/h] ,6 Aplikasi MPH dapat digunakan sebagai soil stabilizer atau recycler sebagai recycler, lapisan permukaan sampai dengan lapisan base course dapat dihancurkan dan dicampurkan dengan hot bitumen sebagai binder sebagai soil stabilizer, dapat digunakan untuk mencampurkan bahan kapur, semen atau aditif lainnya dengan material yang tersedia untuk meningkatkan stabilitas dan homogenitas material jalan. 37

47 Wheel Dozer Spesifikasi Teknis Power [HP] Blade Capacity [m 3 ] 2-5 Weight [ton] Wheel Dozer EW 07 Deskripsi Alat Wheel Dozer pada dasarnya adalah traktor yang dipasangkan plat dozer atau alat pendorong. Digunakan untuk membersihkan atau meratakan tanah, wheel dozer sering dipakai dalam pertambangan dan pekerjaan reklamasi. Wheel Dozer juga bisa digunakan sebagai traktor pendorong dalam pengerukan. Wheel Dozer biasanya memiliki empat roda hidrolik dan bergerak lebih cepat daripada crawler dozer selain itu dapat bergerak tanpa merusak jalanan aspal. 38

48 EW 07 Wheel Dozer Aplikasi Roda wheel dozer adalah roda karet yang bisa disetir secara mekanis ataupun elektrik. Wheel dozer terdiri dari pendorong atau dozer blade yang dioperasikan secara hidrolik. Berbagai jenis blade atau plat tersedia : 1. Plat lurus dan pendek untuk perataan halus. 2. Plat melengkung dengan sayap di samping untuk beban berat. 39

49 Spesifikasi Teknis Wheel Loader EW 08 Wheel Loader Net Power [HP] Operating Weight [kg] 7,000-18,000 Bucket Heap Capacity [m 3 ] 1,3-3,25 Deskripsi Alat Wheel Loader adalah alat pemuat beroda karet (ban), penggunaannya hampir sama dengan Dozer Shovel. Perbedaannya terletak pada landasan kerjanya, dimana landasan kerja untuk whell loader relatif rata, kering dan kokoh. Dipergunakan terutama pada pengoperasian yang dituntut agar tidak merusak landasan kerja 40

50 EW 08 Wheel Loader Metode Kerja Fugsi utamanya adalah untuk memuat material ke dalam alat pengangkut hampir sama dengan dozer shovel untuk mengangkut dari stock pile ke atas dump truck, mengisi hopper pada AMP, Batching plant dan Crushing Plant. Penggunaan pada areal yang datar. Terdapat tiga metode dalam mengisi muatan ke dalam truck. 1. Metode shape loading yaitu truck bergerakmaju saat wheel loader mengambil material dari stock pile, dan truck bergerak mundur saat truck akan dimuati oleh loader. 2. Metode V-shape loading pada metode ini truck tidak bergerak, pada saat pengisian material sampai penuh dan wheel loader bergerak maju mundur membentuk huruf V dari arah pengambilan material keposisi truck. 3. Metode pass loading metode ini di gunakan apabila wheel loader tersedia dua unit atau lebih, truck bergerak dari loader ke loader yang lain sampai terisi penuh. Wheel Loader SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 930 H CATERPILLAR 950 H CASE 512 G CASE 821 F CHANGLIN 937H CHANGLIN 980H FOTON FL936-II Net Power [HP] Operating Weight [kg] 13,092 18,338 10,464 17,633 10,200 23,500 10,270 Bucket Heap Capacity [m 3 ] 2,1-3 2,5-3,5 1,76 3,25 1,7 4,2 1,8 SPECIFICATION BRAND HYUNDAI HL740-9S HYUNDAI HL757-9S KAWASAKI 60 ZV KAWASAKI 70 ZIV-2 KOMATSU WA KOMATSU WA Net Power [HP] Operating Weight [kg] 11,550 14,000 7,980 12,740 7,495 9,555 Bucket Heap Capacity [m 3 ] 2,1 2,7 1,6 2,7 1,30-1,70 1,40-2,00 41

51 Wheel Loader EW 08 Wheel Loader BRAND SPECIFICATION KOMATSU WA KOMATSU WA 380Z-6 VOLVO L50F VOLVO L60F VOLVO L70F VOLVO L90F VOLVO L110F Net Power [HP] Operating Weight [kg] 13,710 17,130 9,410 11,600-11,890 12,700 14,970-15,340 18,000 Bucket Heap Capacity [m 3 ] 2-2,8 2, -4 1,5 1,9-2,3 2,0 2,3-2,7 2,7 42

52 EW 09 Backhoe Loader Backhoe Loader Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Operating Weight [kg] 6,000-9,800 Bucket Shovel [m 3 ] 1 Bucket Backhoe [m 3 ] 0,02-0,29 Digging Depth [mm] 4,200-6,000 Deskripsi Alat Operating Speed Range [km/h] 5-40,36 Backhoe Loader alat pemut berroda ban yang di kombinasikan dengan Backhoe, sebagai fungsi menggali penggunaannya hampir sama dengan wheel loader, dimana landasan kerja untuk Backhoe Loader relatif rata, kering dan kokoh. Dipergunakan terutama apabila pada pengoperasiannya dituntut mobilisasi yang tinggi agar tidak merusakkan landasan kerja serta tidak diperlukan traksi yang tinggi dan fungsi Excavator dengan bucket yang kecil sesuai untuk pekerjaan pada pemeliharaan saluran pada jalan raya serta penggalian pada pekerjaan utilitas. untuk menggali parit-parit saluran air ataupipa (pipe line) dan lain lain. Dengan penggantian kelengkapan tambahan (attachment). Alat ini dapat juga dipakai untuk memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspalan. sehingga memungkinkan alat ini bekerja ditempat yang relatif sempit sekalipun. Attachment Hydraulic Loader Attachment Bracket Hydraulic Quick Coupler 43

53 Backhoe Loader EW 09 Metode Kerja Fugsi utamanya adalah untuk memuat material kedalam alat pengangkut hampir sama dengan dozer shovel untuk mengangkut dari stock pile ke atas dump truck, mengisi hopper pada AMP, Batching plant dan Crushing Plant. Penggunaan pada areal yang datar terdapat tiga metode dalam mengisi muatan ke dalam truck. 1. Metode shape loading yaitu truck bergerakmaju saat wheel loader mengambil material dari stock pile, dan truck bergerak mundur saat truck akan dimuati oleh loader. 2. Metode V-shape loading pada metode ini truck tidak bergerak, pada saat pengisian material sampai penuh dan wheel loader bergerak maju mundur membentuk huruf V dari arah pengambilan material keposisi truck. 3. Metode pass loading metode ini di gunakan apabila wheel loader tersedia dua unit atau lebih, truck bergerak dari loader ke loader yang lain sampai terisi penuh. Backhoe Loader SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 416 F CATERPILLAR 428 F CASE 580 SN CHANGLIN WZ30-25 HYUNDAI H940S JCB 3CX-SM JCB 3DX SUPER Net Power [HP] ,1 90,1 Operating Weight [kg] 6,750 8,720 7,814 7,000 7,650 7,770 7,660 Bucket Shovel [m 3 ] 1 1, Bucket Backhoe [m 3 ] 0,02 0,02-1 0,2 0,17 0,2 Digging Depth [mm] 4,360 4,263-43,38 5,350 5,970 4,770 Operating Speed Range [km/h] ,8-48,6 5, ,3 7,26-40,36 44

54 EW 09 Backhoe Loader Backhoe Loader SPECIFICATION BRAND KOMATSU WB93R-5EO KOMATSU WB93S-5EO KOMATSU WB97R-5EO KOMATSU WB97R-5EO TEREX BHL 820 Net Power [HP] Operating Weight [kg] 8,070 8,550 8, ,000 Bucket Shovel [m 3 ] Bucket Backhoe [m 3 ] 0,1 0,11 0,1 0,11 0,2 Digging Depth [mm] 4,977 4,850 5,270 5,050 4,471 Operating Speed Range [km/h] ,5-40 6, (F)- 35 (R) BRAND SPECIFICATION VOLVO BL 61B VOLVO BL 71B Net Power [HP] Operating Weight [kg] 9,120 9,800 Bucket Shovel [m 3 ] 1,0 1,0 Bucket Backhoe [m 3 ] 0,08-0,29 0,08-0,29 Digging Depth [mm] 4,270-5,320 4,290-5,350 Operating Speed Range [km/h] 5, ,3 45

55 Wheel Excavator EW 10 Wheel Excavator Deskripsi Alat Alat serbaguna yang dapat dipergunakan untuk menggali, memuat dan mengangkat material. Teristimewa dipergunakan untuk menggali parit-parit saluran air atau pipa (pipe line) dengan penggantian kelengkapan tambahan (attachment) alat ini dapat juga dipakai untuk memecah batu, mencabut tanggul, membongkar aspalan dan lain-lain. Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Operating Weight [kg] 7,000-18,000 Max Reach / Depth [m] 5,4-10,39 / 4,7-6,68 Bucket Capacity Range [m 3 ] 0,38-1,58 Breaking Force [kn] 87,3-176 Ground Clearance [mm] Swing Speed [rpm] 10-12,9 Konstruksi bagian atas dari alat, dimana medan berada, dapat berputar 360 derajat, sedangkan kerangka bagian bawah yang menggerakkan dilengkapi roda/ban sehingga alat ini khusus dipergunakan pada medan kerja yang relatip rata dan padat memungkinkan alat ini bekerja lebih mudah pada pekerjaan yang memerlukan mobilitas kelokasi yang berpindah pindah terutama pada pemeliharaan saluran di jalan raya. 46

56 EW 10 Wheel Excavator Dimensi Jarak jangkauan bucket standar dengan Boom 5,65m, Arm = 2,4 m meter A. Jangkauan maksimum 9,4 B. kedalaman menggali. 5,8 C. Jangkauan galian dinding kebawah 5,4 D. Jangkauan keatas 9,7 E. Tinggi saat membuang/dumping 6,9 F. Radius swing dengan bucket terisi 3,6 Wheel Excavator SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR M 313 D CATERPILLAR M316 D CATERPILLAR M318 D HYUNDAI R140W-9S HYUNDAI R180W-9S HYUNDAI R210W-9S Net Power [HP] Operating Weight [kg] 15,800 19,400 20,100 13,700 18,420 20,500 Max Reach/Depth [m] 9,21/5,5 9,56/6,0 Bucket Capacity Range [m 3 ] 10,39/ 6,68 7,9/4,85 8,69/5,42 9,96/6,38 0,38-0,92 0,38-1,26 0,57-1,57 0,58 0,76 0,8 Breaking Force [kn] ,3 107,9 133,4 Ground Clearance [mm] Swing Speed [rpm] 10,5 10,5 10,5 12, ,5 47

57 Wheel Excavator EW 10 Wheel Excavator SPECIFICATION BRAND JCB JS160W JCB WB97R-5EO KOMATSU PW KOMATSU PW VOLVO EW145B Net Power [HP] 130 (gross) 172 (gross) Operating Weight [kg] 17,820 23,200 17,990 20,860 13,100 Max Reach/Depth [m] 8,59 9,11 5,67 5,40 6,5/4,7 Bucket Capacity Range [m 3 ] 0,4 0,6 0,38-1,13 0,48-1,58 0,52-0,64 Breaking Force [kn] ,1-97,7 Ground Clearance [mm] Swing Speed [rpm] 10, ,5 12,4 12,2 Aplikasi Dengan dilengkapi Multi-Grapples alat ini dapat digunakan untuk mengankat material batuan boulder, serta mengangkat batang pohon untuk dimuat ke truck. Perlengakan Vibratory Plate Compactors digunakan untuk pemadatan pada permukaan yang sempit dan sulit dijangkau dengan compactor. Dengan memasang Hydraulic Hammers dapat digunakan untuk pembongkaran jalan, atau concrete. 48

58 EW 11 Skid Steer Loader Skid Steer Loader Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Operating Weight [kg] 1,800-3,400 Operating Speed Range (km/h] 0-16 Width Over Tires [mm] 1,260-1,830 Bucket Capacity [m 3 ] 0,23-0,47 Deskripsi Alat Skid Steer Loader adalah sejenis loader dengan cara kerja sangat simpel dan tidak memerlukan tenaga yang terlalu besar. Alat ini digunakan untuk berbagai keperluan dalam pemindahan material dan bisa juga dipergunakan untuk aplikasi lain dengan tugas yang ringan. Dengan lengan angkat yang digunakan untuk mengangkat berbagai macam pekerjaan alat ini dapat menghemat tenaga kerja karena keragaman fungsinya. Skid steer loader sebagai mana kendaraan roda empat, memiliki roda mekanis terkunci dalam sinkronisasi pada setiap sisi, dan penggerak roda kiri dapat digerakkan secara independen dari penggerak roda sisi kanan. Mekanisme kemudi lurus tetap pada tubuh mesin dan roda mengadakan keselarasan dengan memutar pasang roda kiri dan kanan pada kecepatan yang berbeda, mesin berubah dengan menyeret roda tetap di tanah. Frame yang sangat kaku dan frame bantalan roda yang kuat mencegah kekuatan torsi yang disebabkan oleh gerakan ini menyeret, kemudi kendaraan dihidupkan dengan menghasilkan diferensial kecepatan di sisi berlawanan dari kendaraan. Saat ini telah banyak produsen memiliki versi mereka sendiri untuk melengkapi attachment dari alat pengangkut yang serbaguna ini. 49

59 Skid Steer Loader EW 11 Metode Kerja Pembajakan lahan untuk perkebunan maupun penyiapan lahan sawah untuk memotong dan membalik tanah digunakan Traktor untuk menarik (plowing) dengan kelengkapan Plow (Mouldboard Plow). Disk Plow/bajak piringan, Chisel Plow, bergerak maju dengan cara mengelilingi medan kerja sampai lahan dilintasi oleh alat pembajakan tersebut kemudian di lanjutkan dengan penggaruan/penggemburan (harrowing) dengan kelengkapan Harrow (Disk Harrow, Rollers Harrow). Tractors SPECIFICATION BRAND LS TRACTOR PLUS 90 LS TRACTOR U60 NEW HOLLAND TT55-4WD NEW HOLLAND TT75-4WD NEW HOLLAND 6610 S-4WD NEW HOLLAND 7610 S-4WD Net Power [HP] 88 (gross) 55 (gross) Forward Speed Range [km/h] 12 F/12 R 16 F/16 R 2,7-27,7 2,98-30,56 1,96-30,603 1,96-30,09 Pulling Power [ton] Operating Weight [kg] 3,200 2,265 2,355 2,575 4,070 4,152 Aplikasi 1. Pencetakan sawah, pembajakan dan penggaruan 2. Transportasi di medan yang sempit untuk merarik trailer 3. Utilitas untuk suplly BBM, dengan menarik tangki. 50

60 EW 12 Tractor Tractor Spesifikasi Teknis Net Power [HP] ,3 Kecepatan Maju [km/h] Kecepatan Mundur [km] Pulling Power [ton] 6-11 Deskripsi Alat Alat ini lebih berfungsi sebagai alat penggerak (prime mover) berroda karet (ban), dimana dengan tambahan kelengkapan (attachment) akan mampu mengerjakan beberapa macam pekerjaan. Teristimewa alat ini dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan perkebunan atau pertanian, jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh Wheel Tractors adalah : Pengangkutan (hauling) dengan kelengkapan trailer. Pembajakan (plowing) dengan kelengkapan Plow (Mouldboard Plow). Disk Plow, Chisel Plow, Stubble Mulch Plow). Penggaruan/penggemburan (harrowing) dengan kelengkapan Harrow (Disk Harrow, Rollers Harrow/Dackers, Tooth Type. Attachment Disc Plough Disc Harrow Tanki Trailer 51

61 Tractor EW 12 Skid Steer Loader SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 236 B2 CATERPILLAR 226B3 CASE SR 200 HYUNDAI HSL650-7A HYUNDAI HSL850-7A KOMATSU SK510-5 KOMATSU SK815-5 Net Power [HP] ,2 47,2 Operating Weight [kg] 3,178 2,687 3,130 2,690 3,355 1,855 2,890 Operating Speed Range [km/h] 12,2 0-12,7-11,5 11, ,5-16 Width Over Tires [mm] 1,525 1,525-1,515 1,830 1, Bucket Capacity [m 3 ] - 0,4 0,47 0,31 0,37 0,23 0,4 52

62 EW 13 Surface Drill Surface Drill Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Air Compressor [m 3 /min] Operating Weight [kg] 5,000-21,500 Hole Diameter [mm] Max Depth [m] Deskripsi Alat Pada pekerjaan quarry material atau pekerjaan pengupasan tanah keras yang tidak dapat digunakan bulldozer, maka material yang akan digali perlu digemburkan terlebih dahulu dengan cara blasting. Crawler drill adalah alat yang digunakan untuk keperluan proses blasting (peledakan) yang tujuannya membuat lubang bor, terutama digunakan pada material untuk batuan keras dan cadas, guna membuat lubang pengisian bahan peledak. Mesin ini digerakkan oleh air compressor dan ada juga yang digerakkan mesin diesel dengan sistem hydraulic titik-titik pengeboran ditentukan berdasarkan perencanaan metode kerja blasting. 53

63 Surface Drill EW 13 Surface Drill SPECIFICATION BRAND ATCO DM 25 SP CAT MD 5150 FURUKAWA PCR 200 Net Power [HP] Air Compressor [m 3 /min] 9,6 15,1 16 Operating Weight [kg] 21,500-5,000 Hole Diameter [mm] Max Depth [m] Aplikasi Road construction, dam work, open area drilling, mining, quarrying operations, tunneling dan pekerjaan pengeboran lainnya. 54

64 EW 14 Landfill Compactor Landfill Compactor Spesifikasi Teknis Net Power [HP] Blade Capacity 9,10-13 Operating Weight [kg] 21,300-37,000 Forward Speed Range [km/h] 0-12 Deskripsi Alat Land Fill Compactor telah dirancang untuk secara efisien mencapai kepadatan tertentu pada tanah kohesif dan semi kohesif dengan fungsi tamping compactor berat operasi dari 21 ton - 24 ton sangat ideal untuk proyek-proyek besar. Fuel Tank [gal] Land Fill Compactor alat ini dapat berfungsi spreading tanah dari buangan dump truk, dan langsung dapat dipadatkan dengan beratnya sendiri, seperti fungsi pada static roller dan kapasitas produksi rata-rata mencapai 800 kubik meter per jam. Aplikasi alat : Penyiapan lahan Embankment bendung Tanah Perbaikan Sub Grade pada jalan Pekerjaan Spreading + Compacting 55

65 Landfill Compactor EW 14 Metode Kerja Maksimum ketebalan lapisan pada kebutuhan compaction normal : Depth [m] Dimensi 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 Rockfill Sand/Gravel Silt Clay Sub-Base/Base Landfill Compactor SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR 816F CATERPILLAR 826H BOMAG BC 462 RB BOMAG BC 472 RB Net Power [HP] Blade Capacity ,10 11 Operating Weight [kg] 23,748 36,967 21,300 26,000 Forward Speed Range [km/h] 5,6-9,5 5,8-9, Fuel Tank [gal]

66 MP MATERIAL PRODUCTION 57

67 Sub Daftar Isi MATERIAL PRODUCTION 59. Crushing and Screening Plants (portable) 62. Crushing and Screening Plants (stationary) 67. Asphalt Mixing Plants 72. Concrete Mixer 74. Batching and Mixing Plants Concrete 58

68 MP 01 Crushing and Screening Plants (portable) Crushing and Screening Plants (portable) Spesifikasi Teknis Capacity [Ton/H] Power [KVA] Deskripsi Alat Crushing and screening plant adalah alat untuk memecah batu yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi. Alat ini dapat memecah beberapa jenis batu mulai dari yang sedang sampai yang keras. Ukuran batu yang akan dipecah mempuyai ukuran diameter sekitar 10 s/d 35 cm untuk jenis crushing portable dan dapat menghasilkan batu belah dengan ukuran yang kita inginkan untuk pekerjaan jalan atau untuk concreting. Contoh : Ukuran hasil crushing : Batuan split atau gravel (20mm - 40 mm) Batuan split atau gravel (5mm - 20mm) Batuan pasir (1mm - 5mm) 59

69 Crushing and Screening Plants (portable) MP 01 Spesifikasi Model CAPACITY MODELS T/H T/H T/H Feed Hopper [m] 4,5 6,5 6,0 Grizzly Feeder 2 1/3 x6 3 x8 3 x8 Jaw Crusher 24 x25 30 x18 30x18 No.1 Joint Conveyor [m] 20 x13 24 x15 24 x15 No.2 Joint Conveyor [m] 20 x13 24 x15 24 x15 Vibrating Screen 4 x10 5 x12 5 x12 Cone Crusher Return Conveyor [m] 16 x9 18 x10 18 x10 Stockpiling Conveyor [m] 14 x10 16 x13 18 x13 Diesel Generator [KVA] source : KYC Brosure PGJCS 60

70 MP 01 Crushing and Screening Plants (portable) Metode Kerja Mesin pemecah pertama (Jaw Crusher), berfungsi memecah raw material menjadi batu split yang siap di-screening. Mesin pemecah kedua (Cone Crusher), yang berfungsi memecah batuan yang lolos dari saringan untuk dipecahkan kembali. Cara kerja 1 Unit pemecah batu : Bak penampung batu yang akan digiling (feed hopper). Ukuran bak penampung material ini disesuaikan dengan kapasitas produksi kerikil, makin besar produksi, ukuran bak penampung material lebih besar (lihat gambar aliran unit mesin pecah batu/flow diagram of typical aggregate plant lampiran 1, kami berikan tanda nomor 1). Di bawah bak penampung material adalah mesin pengumpan material (material feeder). Dengan pengumpan material ini material masuk ke mesin pemecah pertama, yang umum terdiri dari vibrating grizzly feeder untuk batu gunung, vibrating screen feeder untuk batu kali, 3. apron feeder yang banyak dipakai untuk pabrik semen, dan reciprocating feeder. Letak pengumpan material (material feeder) dapat dilihat di lampiran 1 nomor 2. Kapasitas pengumpan material ini harus lebih besar dari mesin pemecah pertama (primary crusher). Dalam lampiran 1 nomor 3. adalah mesin penghancur pertama (primary crusher) 99% mempergunakan mesin pemecah sistem rahang (jaw crusher). Kapasitas umpan yang dapat dimasukkan ke primary crusher ini yang paling umum adalah dari 30cm sampai 120 cm. Kapasitasnya lebih kurang ton/jam. Ukuran hasil produksinya yang umum adalah 0-50mm sampai 0-250mm. 61

71 Crushing and Screening Plants (stationary) MP 02 Crushing and Screening Plants (stationary) Spesifikasi Teknis Capacity [Ton / hkva] 120 KVA ton Power [KVA] 195 KVA ton Power [KVA] 200 KVA Kapasitas [Ton/jam] Deskripsi Alat Crushing and screening plant adalah alat untuk memecah batu yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi. Alat ini digerakkan dengan tenaga listrik yang memerlukan Genset atau Listrik PLN. Mesin dapat memecah beberapa jenis batu mulai dari yang sedang sampai yang keras. Ukuran batu yang dapat dipecah oleh Jaw Crusher, type sedang mempuyai ukuran diameter sekitar 30 s/d 60 cm untuk jenis crushing portable dan dapat menghasilkan batu belah dengan ukuran yang kita inginkan untuk pekerjaan jalan atau untuk pekerjaan concreting. Spesifikasi Komponen Jaw Crusher Crushing Capacity [T/H] Rotational Frequency [r.p.m] rpm Motor Power [kw] 7,5-200 kw *----with raw material wit apparent specific gravity of approx 1.6 are fed continuosly in constant quantity. Contoh Ukuran hasil crushing yang paling umum : 0 mm - 5 mm pasir 5 mm - 10 mm split 10 mm - 20 mm split 20 mm - 40 mm split Crushing plant yang terbanyak dipakai pada pekerjaan Konstruksi dengan kapasitas : ton/jam. 62

72 MP 02 Crushing and Screening Plants (stationary) Metode Kerja Unit Crushing and Screening plant/ pemecah batu : lihat (flow diagram of typical aggregate plant) Bak penampung batu yang akan digiling (feed hopper). di bawah bak penampung material adalah mesin pengumpan material (material feeder). Dengan pengumpan material ini material masuk ke mesin pemecah pertama, yang umum terdiri dari vibrating grizzly feeder. Kapasitas pengumpan material ini harus lebih besar dari mesin pemecah pertama (primary crusher). Mesin penghancur pertama (primary crusher). mempergunakan mesin pemecah sistem rahang (jaw crusher). Kapasitas umpan yang dapat dimasukkan ke primary crusher ini yang paling umum adalah dari 30cm sampai 60 cm. Dari mesin pemecah kedua ini hasil produksinya disalurkan kembali ke mesin penyaring/vibrating screen melalui ban berjalan, dan ada juga hasil produksi dari mesin pemecah kedua disalurkan ke mesin pemecah ketiga/tertiary crusher, melalui ban berjalan, kemudian proses pada mesin pemecah ketiga (impact crusher) di kirim ke Screening. Demikian proses selanjutnya adalah screening untuk memisahkan hasil produksi yang kemudian memalui ban berjalan (belt conveyor) hasil produksi agregate menuju stock pile sesuai ukuran masing - masing. 63

73 Crushing and Screening Plants (stationary) MP 02 Referensi Konfigurasi Chrushing Plant KYC KeteranganGambar : 1. Grizzly Feeder. 2. Jaw Crusher. 3. Joint Conveyor. 4. Joint Conveyor No Vibrating Screen. 6. Cone Crusher. 7. Return Conveyor.No.1 8. Return Conveyor No.2 9. Product Conveyor No.1, No.2, No Return Conveyor No Generator Set. Komponen 2 Jaw Crusher - Impact Crusher 6 Capacity Ton Capacity Ton Cone Crusher Capacity Ton 64

74 MP 02 Crushing and Screening Plants (stationary) - Roll Crusher 2 Vibrating Screen Capacity ton Model Screen Size W x L (m/m) Tabel : Screen crushing plant KYC. Stage Screen Mesh (m/m) Motor (kw) KYLS-2 x x to 60 3,7-4 KYLS-3 x x to 60 5,5/7,5 x 4 KYLS-3 x x to 60 5,5/7,5 x 4 KYLS-4 x x to 60 7,5/11 x 4 KYLS-4 x x to 60 7,5/11 x 4 KYLS-5 x x to 60 11/15 x 4 KYLS-5 x x to 60 15/18,5 x 4 KYLS-5 x x to 60 15/18,5 x 4 KYLS-6 x x to 60 22/30 x 4 KYLS-6 x x to 60 22/37 x 4 Model Crushing Capacity T/H Rotational Frequency (r.p.m) Motor (kw) FIne Crushing Coarse Crushing Minimum Maximum KY1-3H KY1-4S KY1-5S KY1-6S KY1-7S

75 Crushing and Screening Plants (stationary) MP 02 Crushing Plant Capacity (T/H) SPECIFICATION CAPACITY Ton PGJ - 5 PCS Ton PGJ - 6 & PCS Ton PGJ - 7& PCS 1300 Primari Unit Type PGJ-5 PGJ-6 PGJ-7 Feed Hopper [m 3 ] Grizzly Feeder Dimensi [inchi] 3x8 4x10 5x10 Jaw Crusher [inchi] 30x18 36x24 42 x30 Capacity Jaw Crusher [Ton/jam] Secondary Unit Type PCS 900/1000 PCS 1200 PCS 1300 Vibrating Screen [inchi] 5x12 5x16 6x18 Cone Crusher [inchi] 36 / Capacity Cone Crusher [Ton/jam] Return Conveyor [m] 18" x13 20"x15 24" x18h Stock Pilling Conveyor [m] 16"/18"x12 20"x15 20"x15 66

76 MP 03 Asphalt Mixing Plants Asphalt Mixing Plants Spesifikasi Teknis Tipe Batching Power [kw] Kapasitas [t/h] Max Required Space [m 2 ] 900-1,000 Deskripsi Alat AMP (Asphalt Mixing Plant) adalah sebuah mesin produksi aspal beton (hot mix) yang terdiri dari rangkaian komponen alat-alat/mesin untuk memproses material batuan (aggregate) pasir dan asphalt menjadi produk hot mix yang bervariasi jenisnya, sesuai Job mix, dengan desain sesuai kebutuhan dari jenis pekerjaan pengerasan jalan. Pada proses mixing agregat berupa pasir, batu setelah melalui proses pemanasan dan penimbangan dengan campuran tertentu, untuk kemudian di campur aspal sampai dihasilkan hot mix atau aspal beton yang siap di muat ke dalam Dump Truck, untuk selanjutnya dikirim ke lapangan. 67

77 Asphalt Mixing Plants MP 03 Metode Kerja AMP (Asphalt Mixing Plant) apabila dilihat dari mobilitasnya, pada umumnya dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu : 1. AMP yang permanen, dengan beberapa jenis cara produksinya. 2. AMP yang portable (mudah dipindahpindah) dan dapat dipasang di dekat lokasi proyek untuk menghasilkan campuran asphalt. AMP Jika dilihat dari jenis produksinya maka secara umum AMP dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu : Komponen Alat Aggregate supply unit atau Bin Agregat Dingin (Cold Aggregate Feeder) Unit Screen atau ayakan (Screening Unit) Hot Bin atau Bin Agregat (Graded Aggregate Bins) Mixer atau Pugmill Unit Pengontrol Aspal (Asphalt Cement Control Unit) Unit Burner Dryer atau Unit Pengering Dry Dust Collector Dust Colector Wet Cyclone Unit Asphalt supply Hot-Oil Heater (1) AMP tipe batch (timbangan) (2) AMP tipe menerus (continous) (3) AMP Tipe drum-mix. al. Pada katalog ini yang akan dibahas adalah tipe batch (timbangan) oleh karena tuntutan akan kualitas jalan yang ada saat ini memerlukan ketelitian dari hasil produksi yang mensyaratkan sesuai mix desain dengan kualitas yang tinggi. 68

78 MP 03 Asphalt Mixing Plants Asphalt Mixing Plant BRAND SPECIFICATION AMMAN JUST BLACK AMMAN EASYBACTH APOLLO ANP 1500 AZP 800 AZP 1000 Length of Dryer Drum [m] ,300 6,400 Diameter [m] - - 2,1 1,200 1,500 Mixer Capacity [kg] ,000 Burner Power [MW / h] ,1-17, Filtration Type Wet / Dry Production at 3% moisture [tph] Production at 5% moisture [tph] Standart Requirement Power [kw] 400 2x ,5 Space for reference [m 2 ] Truck

79 Asphalt Mixing Plants MP 03 Asphalt Mixing Plant SPECIFICATION BRAND AZP 1500 GOLDEN STAR HANDA LBJ 1000 GOLDEN STAR HANDA LBJ 1500 MARINI Top Tower 4000 MARINI Top Tower 4000 P SPECO 1500 Length of Dryer Drum [m] - 7,500 7, Diameter [m] - 1,500 1,500 2,5 2,7 - Mixer Capacity [kg] ,000 1,500 4,000 4, Burner Power [MW / h] Filtration Type Wet / Dry - Wet/Bag Wet/Bag Production at 3% moisture [tph] Production at 5% moisture [tph] Standart Requirement Power [kw] 267, Space for reference [m 2 ] Foto :Screening Unit Pada unit ayakan AMP tipe batch dan continous, agregat panas yang dibawa oleh bucket elevator dikirim ke unit ayakan untuk selanjutnya disaring dan dipisahkan ke dalam ukuran-ukuran yang diminta dan sisa berbagai ukuran tersebut dikirim ke dalam bin penampung agregat bergradasi. Kebanyakan AMP memakai ayakan tipe datar dengan sistem penggetar, yang biasanya terdiri dan 4 (empat) dek. Ukuran dari ayakan pada tiap dek tergantung dari agregat yang ingin dihasilkan. Bagian atas dan dek ditutup oleh ayakan scalping yang akan menggerakkan material oversize dan mengurangi material tersebut ke dalam pintu pembuang. Unit ayakan harus dibersihkan tiap hari dan dicek dan untuk mengantisipasi kemungkinan rusak atau robek, jika terjadi kerusakan maka ayakan tersebut harus diganti 70

80 MP 03 Asphalt Mixing Plants Mixer/Pugmill Agregat dari Hot Bin setelah ditimbang, maka agregat dan aspal dicampur di dalam pencampur pugmill. Pencampur pugmill adalah suatu corong kembar pencampur yang didesain untuk mencampur material dengan sebaik-baiknya dan menyelimutkan agregat dengan aspal. Waktu pencampuran harus sesingkat mungkin untuk mendapatkan penyelimutan agregat yang seragam pada semua butir agregat. Waktu pencampuran yang berlebihan cenderung menimbulkan degradasi pada agregat dan aspal terbakar. Setelah agregat masuk ke pugmill dan suatu periode singkat dari pengeringan campuran terjadi, akan diikuti oleh pencampuran basah setelah aspal disemprotkan ke dalam pugmill. Pencampur pugmill (Mixer) terdiri dari suatu ruang (chamber) dan poros kembar (twin shaft) untuk mencampur, dengan rotasi (counter rotating shafts) dengan kayuh atau pedal (paddles) pada ujung setiap tangkai pedal, dan batang penyemprot aspal. Pedal dibentuk untuk menghasilkan efisiensi maksimum dalam pencampuran dan harus dalam posisi yang sedemikian rupa agar supaya ruang bebas (clearance) antara ujung (tip) pedal dan dinding ruang pencampuran kurang dari 1,5 kali ukuran maksinum agregat, karena kalau tidak, daerah sumbatan dapat bertambah sehingga material tidak tercampur dan terselimuti oleh aspal secara merata. Unit Pengontrol Aspal (Asphalt Cement Control Unit) Untuk mendapatkan jumlah yang tepat dari aspal dalam campuran dengan toleransi yang telah ditentukan dalam spesifikasi digunakan timbangan atau (Scales) meteran. Untuk itu jumlah aliran atau debit dari aspal yang diberikan pada pencampur harus selalu diamati. Pada AMP tipe batch terdapat tiga macam timbangan yaitu timbangan agregat, timbangan bahan halus (filler), dan timbangan aspal. Pada AMP tipe batch, timbangan untuk agregat dikunci langsung di bawah bin agregat bergradasi. Berat dari hopper diteruskan atau ditransmisikan oleh mekanisme timbangan yang biasanya dipasang skala penunjuk tanpa pegas sehingga berat agregat dari tiap bin dan jumlahnya dalam tiap batch dapat dibaca dan dicatat. Urutan penimbangan dari tiap bin harus diamati secara cermat dan sebaiknya penimbangan fraksi agregat yang besar atau kasar didahulukan. Jika unit AMP akan beroperasi, sebaiknya skala timbangan dibersihkan, tiap bagian dichek, dan harus dilaksanakan kalibrasi timbangan secara periodik oleh instansi yang berwenang. AMP sebaiknya menggunakan sistem kontrol yang otomatis untuk mendapatkan pencampuran dengan proporsi yang benar. 71

81 Concrete Mixer MP 04 Concrete Mixer Deskripsi Alat Concrete mixer adalah alat untuk memproduksi beton ready mix, dengan volume yang kecil akan tetapi dari segi kualitas beton tetap seragam dan sesuai proporsi material yang telah ditentukan dalam desain mix. Spesifikasi Teknis Power [HP] Kapasitas Drum [liter] Berat 400 R [kg] 2,542 Berat 500 R [kg] 2,793 Kapasitas Produksi 400 R [m 3 /jam] 5-9,6 [estimasi] Kapasitas Produksi 500 R [m 3 /jam] 7-12 [estimasi] Attachment: Dragline Aggregare Feeder Timbangan Air Mixer Timbangan atau Bucket Material Bak Stock Material 72

82 MP 04 Concrete Mixer Metode Kerja Pengisian bucket material secara berurutan, Semen, G1, G2, S sambil ditimbang, selesai penimbangan bucket diangkat dengan hydraulic cylinder, kemudian takaran air dibuka atau mengisi drum mixer yang sambil diputar pada 14 rpm. Selesai mengaduk sampai beton sempurna, drum mixer diputar berlawanan arah dan beton siap pakai keluar dari sisi belakang drum. 300R 400R 500R A Overall Length (hopper lowered) 3,33 m ,71 m ,14 m 13 7 B Length (to front wheels) 2,50 m 8 3 2,81 m 9 3 3,05 m 10 0 C Discharge Clearance 0,36 m 1 2 0,66 m 2 2 0,66 m 2 2 D Overall Width 1,82 m 5 11,5 1,82 m 5 11,5 1,82 m 5 11,5 E Hopper Width 1,52 m 5 0 1,52 m 5 0 1,52 m 5 0 H Overall Length (to top of dragline jib) 4,88 m ,88 m ,88 m 16 0 J Height (hopper raised) 3,77 m ,77 m ,96 m 13 0 K Height to top Water Reservoir 3,14 m ,14 m ,23 m 10 7 L Discharge Height 1,37 m 4 6 1,37 m 4 6 1,37 m 4 6 M Hopper Loading Height 0,52 m 1 9 0,52 m 1 9 0,52 m 1 9 N Ground Clearance (hopper) 0,10 m 0 4 0,10 m 0 4 0,10 m 0 4 Machine Weight 2325kg 5127lb 2420 kg 5336 lb 2610 kg 5755 lb 73

83 Batching and Mixing Plants Concrete MP 05 Batching and Mixing Plants Concrete Spesifikasi Teknis Power Supply [kw] Tipe Mixer [liter] Kapasitas Produksi Rata-rata [m 3 /jam] Deskripsi Alat Batching Plant adalah alat untuk membuat concrete atau beton yang penting dalam dunia konstruksi. Material Industri sebagai bahan pokok dalam pekerjaan struktur, beton adalah campuran dari semen agregat dan air, serta adetif dalam memproduksi beton secara massal dan kualitas yang sangat tinggi serta keseragaman dalam mutu beton. Maka pemilihan batching plant yang tepat adalah suatu langkah kunci dalam pencapaian target tersebut, di Indonesia dikenal ada dua jenis batching plant, Jenis pertama wet system adalah batching yang memproses sehingga menjadi fresh concrete yang siap dipakai dan fungsi dari truck pengangkut hanya menjaga homogenitas sampai tempat pengecoran. Jenis kedua dry mix system adalah merupakan timbangan material atau agregat, semen, air, adetif yang outputnya siap di tuang ke truck Mixer, dan proses pengadukan beton dilakukan dalam truck mixer dengan memutar drum mixer pada kecepatan tinggi, kemudian beton siap dikirim ketempat pengecoran. Attachment: Timbangan Air Mixer Timbangan atau Bucket Material Bak Stock Material 74

84 MP 05 Batching and Mixing Plants Concrete Metode Kerja Prinsip kerja dari batching plant adalah mengisi material ke bin, menimbang agregat, menimbang air, menimbang semen, serta menimbang adetif, yang kemudian dituangkan ke dalam mixer untuk dengan kecepatan tertentu sehingga mencapai homogenitas beton. Penimbangan seluruh material dilaksanakan dengan keakuratan yang sangat tinggi serta diatur secara digital dan waktu pengaduk (mixing time) ditentukan sesuai kapasitas beton dan kualitas yang akan dicapai. Poin yang perlu diperhatikan dalam memilih batching plant Kapasitas Mixer. Ukuran agregat maksimum yang dapat diproses. Slump beton yang bisa dihasilkan. Tingkat keakuratan hasil timbangan material. Ketinggian hopper pengisi ke truck mixer. Kapasitas Silo persediaan semen Semua proses dapat disetel secara manual, semi otomatis, dan otomatis. Setiap cyle dengan kapasitas sesuai tipe mixer Output batching plant dan beberapa cycle Merupakan beton siap pakai (fresh concrete) yang kemudian ditampung dalam ready mix concrete truck untuk siap dikirim ke pemakai. Sistem yang bekerja dalam batching plant ini terdapat instalasi tenaga sebagai berikut : 1. Tenaga listrik untuk menggerakkan seluruh motor listrik dan Instalasi pengendali. 2. Tenaga pneumatic (air compressor) untuk menggerakkan buka tutup pintu-pintu Agregat 3. Instalasi air kerja untuk pengisian mixer. 4. Hydraulic system untuk pembuka untuk penutup pintu keluaran hasil produk (discharge gate) 75

85 Batching and Mixing Plants Concrete MP 05 Concrete Batching Plant SPECIFICATION BRAND AZP CBP 50 AZP CBP 120 ELBA EBC D 30 ELBA EBC D 60 KYC DBH 100 SCHWING CP 30 TRXBUILD 1000 LITER Power Suplly [kw] 90, Mixer Capacity [liter] ,500 1, ,000 Production fresh concrete [m 3 /jam] Aggregate size [mm] /80 100/ / Mixing Period [second] Silo Semen [ton] 2x60 2x100 41,309 optional 2x80 2x80 2x80 76

86 LE LIFTING EQUIPMENT 77

87 Sub Daftar Isi LIFTING EQUIPMENT 79. Truck Crane 81. Truck Mounted Crane 83. Tower Crane 85. Telescopic Handler 87. All-Terrain Crane 89. Lattice Boom Crawler Crane 78

88 LE 01 Truck Crane Truck Crane Spesifikasi Teknis Power [HP] Kapasitas Maksimum [Ton] Panjang Boom [m] Kapasitas Winch [kn] 42 Deskripsi Alat Truck Crane adalah alat yang umumnya dipakai untuk mengangkat, memindahkan material dari tempat asal ketempat lain yang dalam jangkauan dan kapasitas yang aman dengan metode pemindahan barang vertical serta jarak radius yang pendek sesuai boom. Crane berputar pada porosnya, boom yang dapat dipanjangkan secara hydraulic (telescopis) adalah bagian dari crane yang membawa beban. Crane Hudraulic ini dipasangkan pada kendaraan Truck untuk mobilisasinya dan Engine Crane di desain khusus menggerakkan Wich machine, Power hydraulic digerakkan oleh Engine yang terpisah dari truck mempunyai tenaga yang efisien. 79

89 Truck Crane LE 01 Truck Crane SPECIFICATION BRAND SENNEBOGEN HPC40 TADANO GT550E-2 XCMG QY25K XCMG QY50K XCMG QY70K-I Power [HP] Maximum Lifting Capacity [kg] 40 Boom Length [m] kg at 3,0 m 5-section, 11,1 m- 42,0 m , ,15 55,1 58 Swing Speed [rpm ] - 1,9 min-1 [rpm] Winch Capacity [KN] Diameter Wire Rope [mm] Diagram Working Radius [kg] see chart see chart see chart see chart see chart Weight [kg] 34, ,900 40,400 41,000 80

90 MP 02 Truck Mounted Crane Truck Mounted Crane Deskripsi Alat Truck Crane adalah alat yang umumnya dipakai untuk mengangkat. memindahkan material dari tempat asal ketempat lain yang dalam jangkauan dan kapasitas yang aman dengan metode pemindahan barang vertical serta jarak radius yang pendek sesuai boom. Crane berputar pada porosnya, boom yang dapat dipanjangkan secara hydraulic (telescopis) adalah bagian dari crane yang membawa beban. Crane Hudraulic ini dipasangkan pada kendaraan Truck untuk mobilisasinya dan Engine Crane di desain khusus menggerakkan Wich machine, Power hydraulic digerakkan oleh Engine yang terpisah dari truck mempunyai tenaga yang efisien. Spesifikasi Teknis Power [HP] 18 kw Maximum Lifting Capacity [kg] 3030 at 2,5 m kg at 1,8 m Maksimum Panjang Boom [m] 8,31-12,91 Swing Speed [rpm] 12,91-7,71 Kapasitas Winch [kn] ,72 Diameter Wire Rope [mm] 8-10 Crane Mass [kg] Suitable Trucks [GVW] [kg]

91 Truck Mounted Crane LE 02 Truck Mounted Crane BRAND SPECIFICATION HIAB 081 A HIAB 081 AW TADANO TM-ZE303MH TADANO TM-ZE553MH TADANO TM-ZR824 XCMG SQ6.3ZK2Q Power [HP] kw Maximum Lifting Capacity [kg] 4180 kg at 1,8 m 4050kg at 1,8 m 3030 at 2,5 m 5050 kg at 2,35 m 8200 kg at 1,8 m 6300 Maksimum Panjang Boom [m] 12,3 12,2 7,71 8,31 12,91 - Swing Speed [rpm] - - 2,5 2,5 2,5 - Kapasitas Winch [kn] - - 7,45 9,88 14,72 - Diameter Wire Rope [mm] Diagram Working Radius [kg] see chart see chart see chart see chart see chart see chart Crane MAss [kg] Suitable Trucks [GVW] [kg] to to

92 LE 03 Tower Crane Tower Crane Spesifikasi Teknis Kapasitas pada Jib mak. [ton] 1,6-3,0 Tinggi Mass Section [m] Panjang Jib [lengan] [m] Deskripsi Alat Tower Crane adalah alat yang umumnya dipakai untuk mengangkat, memindahkan material dari tempat asal ke tempat lain. Dengan metode pemindahan barang vertikal yang cukup tinggi serta jarak lengan atau radius yang panjang sesuai jib. Tower Crane berputar pada porosnya yang disebut slewing gear, Jib horisontal panjang adalah bagian dari crane yang membawa beban. Sedangkan counter-jib membawa penyeimbang, biasanya blok beton Operator crane berada di cabin pada puncak menara atau mengendalikan derek (hoist crane) melalui instruksi dari pelaksana di bawah dengan radio komunikasi. Attachment: Mast section: Segmen utama tower atau menara pendukung tower crane. Mast section ini terbuat dari rangka baja, yang terhubung bersama-sama sesuai ketinggian tower. Slewing Bagian Utama Pemutar: Unit slewing duduk di atas tiang (mast section) dan bagian Ini yang memikul beban Jib. dan slewing gear yang di gerakan dari motor listrik. Cabin Operator: Cabin operator, berada di unit slewing untuk tempat duduk operator. Jib: Jib, atau lengan tower crane, lengan memanjang horisontal dari derek jib, sebuah jib memiliki troli yang dapat bergulir, berjalan di sepanjang bagian bawah untuk memindahkan barang secara horizontal. Hook (kait): Digunakan untuk menghubungkan derek atau kabel baja (wire rope) dengan beban. Hook ini bergantung pada ujung kabel baja tebal yang berjalan di sepanjang jib. Counterweights: Beton besar yang dipasang ke bagian belakang tiang, untuk mengimbangi berat barang yang diangkat. 83

93 Tower Crane LE 03 Tower Crane BRAND SPECIFICATION RAIMONDI MRT 111 TOPSKY JIB Length [m] Beban JIB Maksimum [ton] 1,25 3 Jarak JIB Minimum [m] 11,5 20,6 Kapasitas JIB Minimum [ton] 8 12 Ketinggian H.U.H [m] ,7 Tower Crane jenis Luffing Jib Merek SCM D Attachment: Berikut kegunaan attachment dan aplikasi pekerjaannya : Aplikasi Pekerjaan pengangkatan besi beton atau pipe H beam Pekerjaan pengecoran, kolom, balok, lantai Pekerjaan pemasangan Form Work Pekerjaan Erection Panel Beton atau baja pada gedung bertingkat Pekerjaan Concreting dan pembersian, pada pilon jembatan Attachment Hook Concrete Bucket 0,35m m3 Hook, dan Separator Hook, Blok Concrete Bucket 0,5 m m3 84

94 LE 04 Telescopic Handler Telescopic Handler Spesifikasi Teknis Power [HP] Lift Capacity [kg] 4000 kg kg Lift Height [m] 16 m - 25 m Load at Max Reach [kg] 500 kg kg Deskripsi Alat Adalah mesin yang banyak digunakan di bidang konstruksi dan industri. Penampilan mirip seperti forklift tetapi fungsi lebih menyerupai crane, dengan fleksibilitas teleskopik tunggal yang dapat memperpanjang ke depan dan ke atas dari kendaraan. Pada ujung boom operator dapat ditambahkan beberapa macam attachment seperti : Q-Fit, forks, shovel, hook dan gondola. Lift Capacity : 4000 kg kg Lift Height : 16 m - 25 m Max. Reach : 12 m - 19 m Load at Max. Reach : 500 kg kg Attachment: Fork Q - Fit Bucket Hook Gondola 85

95 Telescopic Handler LE 04 Telescopic Handler BRAND SPECIFICATION GENIE GTH-3007 GENIE GTH-4018 JCB HAULOTTE HTL 3510 HAULOTTE HTL 4010 Power [kw] 91 hp 100 hp Payload [kg] 2,500 2,000 3,100 3,500 4,000 Lifting heigth [m] Shovel Capacity [GP] m Transmission - - Powershift Hydrostatic Hydrostatic Travel speed [km/h]

96 LE 05 All Terrain Crane All Terrain Crane Spesifikasi Teknis Power [HP] Max Boom Length [m] 18,8-51,2 Capacity [ton] Weight [ton] Deskripsi Alat All Terrain Crane atau truck crane adalah alat yang umumnya dipakai untuk mengangkat, memindahkan material dari tempat asal ke tempat lain dengan metode pemindahan barang vertikal dengan jarak lengan atau radius yang sesuai panjang boom. All Terrain Crane berputar pada porosnya yang disebut swing gear, boom panjang adalah bagian dari crane yang membawa beban sedangkan Counter-jib membawa penyeimbang, yang biasanya berupa besi tuang. Aplikasi dapat dipergunakan untuk erection jembatan prestress, komponen panel-panel beton prestress, juga digunakan dalam pekerjaan pemasangan ini. Attachment: Boom : Jib atau lengan All terrain Crane atau Truck, berupa telescopic yang digerakkan oleh hydraulic. Hook (kait) : Digunakan untuk menghubungkan derek atau kabel baja (wire rope) dengan beban. Hook Ini mempunyai derek 4 layer Counter Weights : Beban besar yang dipasang ke bagian belakang tiang, untuk mengimbangi berat barang yang diangkat. Outrigger : Bagian yang penting untuk menstabilkan truck crane pada saat bekerja, dengan melebarkan posisi outrigger dan memasang jack ketumpuan pondasi atau medan keja tiang, untuk mengimbangi berat barang yang diangkat. 87

97 All Terrain Crane LE 05 All Terrain Crane SPECIFICATION BRAND SENNEBOGEN 613M SENNEBOGEN 643M SENNEBOGEN 683M TADANO ATF50G-3 TADANO ATF90G-4 Net Power [HP] Max Lifting Capacity [ton] Base Boom Length [m] Fully extended boom length [m] 18, ,2 Jib Length [m] Total Weight [Kg] 19,30 26,30 65,00 60,00 60,00 Diagram Kapasitas dan Ketinggian boom, All Terrain Crane TADANO - ATF 50 G - 3 Aplikasi Pemindahan material dan alat berat pada pembangunan jembatan dan gedung bertingkat Erection Balok Girder dan Erection pada kontruksi baja dan sebagai alat bantu dalam louching Bridge 88

98 LE 06 Lattice Boom Crawler Crane Lattice Boom Crawler Crane Spesifikasi Teknis Maximum Weight / 3.8m [ton] Maximum Boom Length [m] 33-79,25 Maximum Boom with Jib [m] Wirerope Speed [m/minute] Ground Pressure [kg/cm 2 ] 0,74-0,78 Deskripsi Alat Crawler Crane adalah alat yang umumnya dipakai untuk mengangkat, memindahkan material dari tempat asal ketempat lain dengan tambahan pelengkap, alat ini juga dapat dipergunakan untuk erection jembatan prestress, komponen panel-panel beton prestress, juga digunakan dalam pekerjaan pondasi untuk memancang tiang pancang, bore pile, pemasangan instalasi pipa (pipe layer), menggali dan memuat (clampshell dan dragline). Konstruksi umumnya bagian atas dari alat dapat berputar 360 derajat seperti excavator, dengan jangkauan yang lebih jauh. Attachment: Diesel Hammer + leader : pekerjaan pemancangan steel pipe maupun concrete pile. Auger + Tremi pipe : pekerjaan borepile. Generator + Vibro : pekerjaan pemancangan Sheet pile baja dan beton Jib : pekerjaan erection baja / beton Grab, dragline, clamp shell : pekerjaan Galian Tanah Concrete bucket : pekerjaan Concreting Grab,circulation drill : pekerjaan Diapraghma Wall 89

99 Lattice Boom Crawler Crane LE 06 Metode Kerja Metode pengangkatan menggunakan Crawler Crane harus selalu memperhatikan tingkat kesetabilan tanah tempat bekerjanya crane serta selalu melihat tabel beban yang diizinkan sesuai jarak (radius) beban terhadap sumbu crane. Dimensi General dimension (with basic boom) Unit: mm 90

100 LE 06 Lattice Boom Crawler Crane CRANE 50 TON - 70 TON BRAND SPECIFICATION IHI CCG 700 KOBELCO 7055 LINK BELT 108 XCMG QUY55 XCMG QUY100 Power [HP] Beban Maksimum, pada jarak 70 Ton at 3,8 m 55 Ton at 3,7 m 50 Ton at 3,3 m 55 Ton 100 Ton Panjang Boom Maksimum [m] ,5 - - Panjang Boom dengan Jib 54 m+18 m 42 m+29 m m+24 m Wirerope Speed [m/menit] 55 / Berat Total + 12 M boom [Ton] 64,1 56,7 40, Ground Pressure Rata-rata 0,78 Kg/ cm 2 0,74 kg/ cm 2-0,069 Mpa Mpa 91

101 Lattice Boom Crawler Crane LE 06 CRANE 70 TON - 80 TON BRAND SPECIFICATION IHI 1500 KOBELCO 7055 KOBELCO 7070 LINK BELT 138 HSL LINK BELT 238 Power [HP] 242 KW 159 KW 159 KW 281 HP 282 HP Beban Maksimum, pada jarak 150 Ton at 5m 55 Ton at 3,7 m 70 Ton at 4 m 80 Ton 150 Ton Panjang Boom Maksimum [m] ,96 79,25 Panjang Boom dengan Jib 103 m 42m+29 m 42 m+30 m 60 m+19 m 79 m+24 m Wirerope Speed m/ menit 120 m/ menit 120 m/ menit feet/ menit Counter Weight [Ton] 64 15,2 24,6 23,72 48,8 Berat Total + 12 M Boom [Ton] ,7 72,2 40, Ground Pressure Rata-rata [kg/cm 2 ] 0,96 0, ,74 Swing Speed [rpm] 1, ,7 1,7 Max Line Pull pound 92

102 PE PAVING EQUIPMENT 93

103 Sub Daftar Isi PAVING EQUIPMENT 95. Asphalt Finisher (tracked) 98. Asphalt Finisher (wheeled) 101. Concrete Paver 103. Bridge Finisher 105. Compactors 108. Pneumatic Tire Roller 110. Double Drum Compactor 112. Road Milling Machine 94

104 PE 01 Asphalt Finisher tracked Asphalt Finisher (tracked) Spesifikasi Teknis Power Capacity [kw] 86 Paving Width [m] 2-6 Kecepatan Produksi [km/jam] 3,07-9,16 Deskripsi Alat Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal hot mix, yang dihasilkan dari alat produksi aspal (AMP). Untuk menghampar pada permukaan jalan yang akan dikerjakan. Terdapat dua jenis Asphalt Finisher ya itu jenis crawler yang menggunakan track dan jenis roda karet. Pada Asphalt Finisher jenis track, penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan Asphalt Finisher yang menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama. 95

105 Asphalt Finisher tracked PE 01 Metode Kerja Asphalt hot mix dari dump truck, dituangkan secara berangsur-angsur ke hopper finisher yang dapat menampung volume dari alat pengangkut tersebut. Pada kondisi jalan yang lebar posisi paving dan screw dapat ditambah lebarnya (extention) sampai maksimum sesuai spek alat, demikian pula ketebalan dari hamparan asphalt dapat di sesuaikan. Pada kondisi jalan yang lebar posisi paving dan screw dapat ditambah lebarnya (extention) sampai maksimum sesuai spek alat, demikian pula ketebalan dari hamparan asphalt dapat di sesuaikan. Posisi yang dikehendaki dari operasi alat ini adalah hasil paving yang seragam, sama dari ukuran ketebalannya, sama dalam lebarnya, sama dalam kemiringannya, serta permukaan yang rata. Asphalt Finisher (tracked) SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR AP 655 D DYNAPAC DF 145 CS TRX BUILD VOLVO AB 5820 Lebar Paving [m] 2,4-6, ,8-6 2,5-5 Ketebalan Paving [mm] Kecepatan Paving [km/jam] ,07-9,16 20 Power Engine [kw] Output Theoritical [ton/jam]

106 PE 01 Asphalt Finisher tracked Track Paver SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR AP 555 E DYNAPAC HANTA F 2045 C3 VOGELE SUPER 800 VOGELE SUPER Net Power [Hp] , Theoritical paving output [T/Hr] Hopper capacity [t] Max. thickness [cm] 30, Paving width [m] 2, , 0-4,5 1,1 3,25 Max. width with extension [m] ,36 4,95 Paving speed [m/min]

107 Asphalt Finisher wheeled PE 02 Asphalt Finisher(wheeled) Spesifikasi Teknis Power Capacity [kw] Paving Width [m] 2-4,5 Kecepatan Produksi [km/jam] 3,07-9,16 Deskripsi Alat Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal hot mix, yang dihasilkan dari alat produksi aspal (AMP). Untuk menghampar pada permukaan jalan yang akan dikerjakan. Terdapat dua jenis asphalt finisher ya itu jenis crawler yang menggunakan track dan jenis roda karet. Pada asphalt finisher jenis track, penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan asphalt finisher yang menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama. 98

108 PE 02 Asphalt Finisher wheeled Asphalt Finisher (wheeled) SPECIFICATION BRAND BOMAG S340 G-V DYNAPAC DF145CS TRX BUILD 2TLZ45 E Lebar Paving [m] 4-2,5-4,5 2,8-6 Ketebalan Paving [cm] Kecepatan Paving [m/menit] ,1-8,97 3,07-9,16 Power Engine [HP] ,7 115 Output Theoritical [ton/jam] Kapasitas Hopper [ton] 4,8 6, Berat Total [ton] 7,5 20, TRX BUILD 2TLZ45 E Wheel Paver SPECIFICATION BRAND BOMAG BF 300 P BOMAG BF 600 P CATERPILLAR AP 300 HANTA F2045W3 Net Power [HP] ,55 66,6 Theoritical Paving Output [T/Hr] Hopper Capacity [t] m 3 4,2 Max. Thickness [cm] ,0-15 Paving Width [m] ,5-7,55 1,7-3,2 2,0-4,5 Max. Width With Extension [m] ,5 Paving Speed [m/min] ,0-9,0 Std Operating Weight [kg] 7,500-8,000 15,000-16, ,6 99

109 Asphalt Finisher wheeled PE 02 Wheel Paver BRAND SPECIFICATION HUATONG 2LTLZ45E HUATONG 2LTLZ60 VOLVO ABG5770 VOLVO ABG6870 VOLVO ABG4370B Net Power [HP] Theoritical Paving Output [T/Hr] Hopper Capacity [t] Max. Thickness [cm] Paving Width [m] , ,5-4,75 Max. Width With Extension [m] - - 7,5 9 5,5 Paving Speed [m/min] Std Operating Weight [kg] 11 16,420 17,590 15,

110 PE 03 Concrete Paver Concrete Paver Spesifikasi Teknis Power [HP] Paving Width [m] 2-4,5 Ketebalan Maksimum [cm] 3,07-9,16 Kecepatan Maju [m/menit] Ground Pressure [psi] 19 Deskripsi Alat Concrete Pavers adalah unit alat berat untuk pekerjaan beton. Pavers menghampar beton ready mix, yang fungsinya seperti pada pekerjaan asphalt finisher. Alat ini menggunakan sistem slipform dan digunakan dalam proses pengecoran jalan raya beton rigid pavement secara menerus dengan jaminan kualitas, kemiringan, dan kerataan sesuai dengan titik yang ditentukan dengan sangat akurat. Berbagai tipe dari Concrete Paver atau nama lainnya Concrete Slip Form mempunyai ukuran lebar yang bervariasi antara 2 meter sampai dengan 15 meter, namun dalam Katalog ini hanya akan membahas 3,6 meter hingga 8 meter. 101

111 Concrete Paver PE 03 Metode Kerja Pertama menyebarkan beton ditempatkan pada lokasi di depan auger, kemudian auger mengatur perataan beton ke sisi tamper bar, dengan dibantu vibrator yang terpasang pada unit alat tersebut. Hidrolik vibrator mengkonsolidasikan beton, dan bar tamper mendorong agregat besar di bawah permukaan. Selanjutnya concrete masuk ke finishing pan yang kemudian diatur leveling serta perataannnya secara otomatis. Unit Concrete paving ini, memiliki unit penggerak yang terdiri dari track system, ada yang menggunakan 2 track, 3 track dan 4 track system tergantung dari tipe mesin dan kebutuhan medan kerjanya. Sistem kontrol electronic dari mesin ini dapat mengatur hydraulic sytem yang menggerakkan seluruh unit, mengatur operasi track system, leveling dari finishing pan dan steering system. Concrete Paver SPECIFICATION BRAND GOMACO GP-2400 POWERPAVER SF-1700 POWERPAVER SF-2700 POWERPAVER SF-3000 WIRGEN SP 81i WIRGEN SP 82 Lebar Paving [m] 3,6-7,5 3 3,5 3, Ketebalan Paving [mm] Kecepatan Paving [km/jam] Power Engine [kw] 174, Ground Pressure [psi] Berat Total [kg] 24,948 up to 7,5 up to 10-27,900 42,

112 PE 04 Bridge Finisher Bridge Finisher Spesifikasi Teknis Power [HP] Max. Machine Length [m] 10,6 Kerangka Utama [cm] Deskripsi Alat Concrete Bridge Finisher beton adalah alat yang membantu pekerjaan pada pengecoran beton pada jalan raya dan beton slab pada jembatan, agar tercapai bentuk hamparan concrete yang rata dan mempunyai ketebalan yang benar dan sama, proses setelah meratakan adukan beton dengan secara manual, kemudian screed bekerja bagaikan penggaris yang meratakan beton dengan bolak-balik melintasi permukaan beton agar tercapai permukaan yang rata. 103

113 Bridge Finisher PE 04 Bridge Finisher SPECIFICATION BRAND ALLEN TEKNIK 4836B ATC 1800 POWERPAVER WB-2700 TEREX BID-WELL 2418 Lebar Paving [m] up to Ketebalan Paving [mm] Kecepatan Paving [km/jam] ,5 Power Engine [kw] ,6-7,5 Ground Pressure [psi] Berat Total [kg] 27,900 42,000-24,

114 PE 05 Compactors Compactors Spesifikasi Teknis Power [HP] 100 Lebar Roda [m] 1,8-2,3 Berat Total [ton] 4-19 Deskripsi Alat Compactor kegunaannya adalah untuk memadatkan tanah atau material agar dapat dicapai suatu nilai kepadatan yang diinginkan sesuai dengan beban atau muatan serta frekuensi lintasan yang akan dilalui oleh material yang dipadatkan tadi. Compactor yang dilengkapi dengan vibro atau getaran akan mampu lebih cepat mencapai kepadatan material yang diinginkan. smooth drum dipakai untuk memadatkan material yang bersifat lepas yang kandungan airnya (moisture content) kecil atau untuk pemadatan-finishing. sedangkan kelengkapan pad drum dipakai untuk material atau tanah yang bersifat liat dengan kandungan air cukup besar. Attachment: Pada Compactor dengan type standar, dapat di berikan kelengkapan tambahan berupa : Pad Foots drum,dan yang dapat dengan mudah dipasang atau di lepas kembali. 105

115 Compactors PE 05 Compactors SPECIFICATION BRAND Net Power [HP] Operating Weight [Kg] 10,120 20,750 10,100 15,000 Speed Range [km/h] 10 10, Lebar Drum [mm] 2,130 2,240 2,130 2,130 Centrifugal force, High Ampl [KN] Centrifugal force, Low Ampl [KN] Vibration Frequency [Hz] L/H 32/35 28/34 33,3 /28,3 36,7/27,5 Compactors SPECIFICATION BRAND AMMANN ASC TEREX TV800 AMMANN ASC TEREX TV800H SAKAI SV525D TEREX TV900 SAKAI SV700D Net Power [HP] 16,5 [22,11] 16,5 [22,11] 16,5 [22,11] Operating Weight [Kg] Speed Range [km/h] 2500/ / /3000 Lebar Drum [mm] Centrifugal force, Low/High Ampl [KN] 10/12,5 10/12,5 10/12,5 Vibration Frequency [Hz] L/H 46/52 [2760/3120] 106

116 PE 05 Compactors Compactors BRAND SPECIFICATION TEREX TV1000 TEREX TV1200 TEREX TV1300 TEREX TV1400 Net Power [HP] 24,5[32,83] 24,5[32,83] 32.4[43,4] 32,4[43,4] Operating Weight [Kg] Speed Range [km/h] 2300/ / / /2800 Lebar Drum [mm] Centrifugal force, Low/High Ampl [KN] 17/23 22/30 27/37 45/61 Vibration Frequency [Hz] L/H 48/56 [2880/3360] 107

117 Spesifikasi Teknis Power [HP] Berat [kg] 8,700-25,000 Pneumatic Tire Roller PE 06 Pneumatic Tire Roller Deskripsi Alat Tire roller adalah alat untuk memadatkan lapisan asphalt atau tanah yang menggunakan roda ban karet yang dipompa (pneumatic) sebagai permukaan yang menggilas permukaan asphalt atau tanah, susunan dari roda bagian depan dan roda bagian belakang diatur secara selang-seling, sehingga seluruh permukaan yang dilintasi akan menjadi rata. Bagian yang tidak dilintasi roda depan akan dilintasi oleh roda belakang. Tekanan yang diberikan roda terhadap permukaan tanah dapat diatur tekanannya dengan cara merubah tekanan ban, makin besar tekanannya pada ban, maka makin besar pula tekanan pada tanah. Pneumatic Tire Roller baik sekali digunakan pada penggilas lapisan hot mix sebagai Penggilas Antara Pada tire roller ini beratnya dapat ditingkatkan seperti juga pada tandem roller, degan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-dinding mesin. Attachment: Pada Compactor dengan tipe standar, dapat diberikan kelengkapan tambahan berupa Pad Foots drum yang dapat dengan mudah dipasang atau dilepas kembali. 108

118 PE 06 Pneumatic Tire Roller Pneumatic Tire Roller SPECIFICATION BRAND BOMAG BW 211D-40 CATERPILLAR CS 56 DYNAPAC CA250PD -II HAMM 3410 SAKAI 4836BSV 900 T Engine Power [HP] ,3 169 Berat Total [kg] 13,000 11,741 13,000 10,535 19,200 Kecepatan [km/jam] Lebar Drum [cm] Centrifugal Force, High Ampl [kn] Centrifugal Force, Low Ampl [kn] Vibration Frequency [Hz] BRAND SPECIFICATION SAKAI SV 525 T SANY SSR 120 SANY SSR 140 VOLVO SD115 YTO YL16G Engine Power [HP] Berat Total [kg] 10,100 12,300 14,000 11,650 16,000 Kecepatan [km/jam] Lebar Drum [cm] Centrifugal Force, High Ampl [kn] ,400 pounds - Centrifugal Force, Low Ampl [kn] Vibration Frequency [Hz] 33,3 30/36 30/

119 Double Drum Compactor Spesifikasi Teknis Power [HP] Berat [ton] 4-19 Lebar Roda [m] 1,8-2,3 Double Drum Compactor PE 07 Deskripsi Alat Double Drum Compactor Kegunaannya adalah untuk memadatkan perkerasan jalan asphalt hot mix agar dapat dicapai suatu nilai kepadatan yang diinginkan sesuai dengan beban atau muatan serta frekuensi lintasan yang akan dilalui oleh material yang dipadatkan tadi. Double Drum Compactor yang dilengkapi dengan vibro atau getaran akan mampu lebih cepat mencapai kepadatan material yang diinginkan. Double smooth drum dipakai untuk memadatkan material yang bersifat lepas yang kandungan airnya kecil atau untuk pemadatan finishing pada proses pengaspalan jalan. 110

120 PE 07 Double Drum Compactor Kelas 2-5 Ton BRAND SPECIFICATION AMMANN ARX-23 AMMANN ARX-26 SAKAI SW300-1 SAKAI SW502S-1 Net Power [HP] 30,6 30, Operating Weight [Kg] 2,250 2, Speed Range [Km /h] Drum width [cm] Centrifugal Force High Ampl [kn] ,5 34,3 Kelas 6-10 Ton BRAND SPECIFICATION AMMANN AV-70X AMMANN AV-110X SAKAI SW SAKAI SW800 Net Power [HP] 80, Operating Weight [Kg] 7,100 10,400 7,100 10,400 Speed Range [Km /h] 11, Drum width [cm] 1,450 1, Centrifugal Force High Ampl [kn] 85/78 110/

121 Road Milling Machine Spesifikasi Teknis Power [HP] Berat [ton] 4-19 Lebar Roda [m] 1,8-2,3 Road Milling Machine PE 08 Deskripsi Alat Mesin milling aspal yang digunakan untuk mengupas lapisan permukaan aspal lama yang akan diperbaiki menjadi potongan-potongan kecil, yang langsung dimuat ke dalam dump truck. Bahan hasil bongkaran ini kemudian dapat digunakan kembali untuk pembuatan hot mix paving atau untuk memperkuat tanah yang labil. Proses pembongkaran/penggilingan permukaan aspal akan menciptakan kedalaman hasil pemotongan yang seragam, dan permukaan jalan yang selesai dikupas akan rata dan memudahkan dalam proses pelapisan hot mix yang baru. 112

122 PE 08 Road Milling Machine Kelas 2-5 Ton SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR PM 200 CATERPILLAR PM 102 SAKAI ER F TRX BUILD LHX 100D Engine Power [HP] Berat Total [kg] 31,500 17,500 28,200 15,800 Lebar Drum [mm] 2,010 1,000 2,040 1,300 Milling Depth [mm] Working Speed [m/menit] Lebar Conveyor [mm] Number of Teeth

123 Road Milling Machine PE 08 Kelas 2-5 Ton SPECIFICATION BRAND VOLVO MT 2000 [2.000 mm] VOLVO SW 3525 [2.185 mm] VOLVO MW 500 Engine Power [HP] Berat Total [kg] 34,357 39,149 9,100 Lebar Drum [mm] 2,000 2, Milling Depth [mm] Working Speed [m/menit] 0-57,3 0-57, Lebar Conveyor [mm] Number of Teeth

124 FE FOUNDATION EQUIPMENT 115

125 Sub Daftar Isi FOUNDATION EQUIPMENT 117. Rig Bore Pile 120. Diesel Hammer 123. Vibro Hammer 127. Grout Pump 116

126 FE 01 Rig Bore Pile Rig Bore Pile Spesifikasi Teknis Power [Ton] Kedalaman [m] Diameter Bor [mm] Deskripsi Alat Alat borepile yang kita kenal untuk membuat lubang bore dengan diameter = 80 s/d 250 cm, untuk pengecoran pile concrete basic machinenya bisa dari Excavator dan Crawler Crane, untuk pengerjaan bore pile perlualat bantu Crane servis yang berguna untuk memasang casing, sebagai pengaman dalam proses pengeboran. Attachment: Auxillary Winch 5 Stage Square Kelly Bar 3-Stage Hidraulically Operated Boom Bucket 117

127 Rig Bore Pile FE 01 Metode Kerja 118

128 PE 01 Rig Bore Pile Kelas 2-5 Ton SPECIFICATION BRAND CASAGRANDE B175 XP CASAGRANDE B250 XP KATO KE-1500 SUNNY SR 150 SUNNY SR 250 Max Drilling Dia [mm] Max Drilling Depth [m] Max Output Torque [kn.m] Drilling Speed [rpm] Max Push [kn] Max Pull [kn] Stroke of Crowd Cylinder [mm] 12,500 12,500 1,000 4,250 1,000 Main Winch Pull [kn] Main Winch Rope Dia [mm] Auxiliary Winch Pull [kn] Auxiliary Winch Dia [mm] Auxiliary Winch Line Speed [m/min] Operating Height [mm] ,600 18,582 22,580 Operating Width [mm] - - 3,190 4,000 4,300 Transport Width [mm] ,000 3,000 System Pressure [MPa] ,3 34,3 Traction Force [kn] Max Total Weight [Ton] Engine Power [kw]

129 Diesel Hammer Spesifikasi Teknis Diesel Hammer FE 02 Power [HP] Energi/blow [Ton] 7,5-22 Berat RAM Maksimum [kg] 2,500-8,000 Berat Hammer [kg] 5,200-20,500 Deskripsi Alat Diesel Hammer (pile hammer) adalah salah satu dari alat pemancang, sebagai pengganti drop hammer dimasa yang lalu yang bekerjanya dapat menumbuk tiang pancang beton, tiang pancang pipa, atau baja H beam. Alat ini sebagai Attactment dari Crawler Crane, prinsip kerjanya alat ini di gerakkan dengan diesel system, dimana RAM, piston penumbuk yang naik dalam silinder didorong oleh hasil pembakaran dari injection solar, kemudian piston turun dam memukul landasan pile yang ada dengan energy jatuh bebas dari berat RAM. Disel Hammer ini di pasang pada Piling Leader, yang mempunyai pegangan sehingga Diesel Hammer dapat bebas naik turun pada alur leader yang di kendalikan oleh dari wine pada crawler crane. 120

130 FE 02 Diesel Hammer Metode Kerja Berikut contoh skema alat diesel hammer : stopper eye bolt ram pug oil chamber guide plate gide ring water tank cooling lower cylinder fuel tank cam fuel pump piston ring water drain hole anvil 121

131 Diesel Hammer FE 02 Diesel Hammer SPECIFICATION BRAND DD18 DD53 Berat Total [kg] , ,200 7,500 Berat Ram [kg] ,500 6,000 8,000 Blow/menit Energy/blow [ton-m] ,5 10,5 13, Explosion Pressure on Pile [ton] DD63 K 25 K 35 K 45 10, 500 K 60 10, 500 K 80 20, 500 MODEL TYPE PILE K 25 K 35 K 45 K 60 H Pile Dimensi Berat 300 x x x x , x x Pipe Pile Diameter Tebal Berat , , , ,6-914,4 9, , Sheet Pile Tipe Tebal Berat U-Z 13-12, U-Z 13-12, U-Z 13-21, U-Z 15,5-12,5 76,4-116 Concrete Pile Diameter Tebal Berat

132 FE 03 Vibro Hammer Vibro Hammer Spesifikasi Teknis Tipe Elektrik Electric Power [Kw] 3,7-90 Eccentric Power [kg-cm] Berat Total [kg] 450-6,900 Tipe Hidrolik Power Pack [Kw] Dynamic Force [kn] Berat Total [kg] ,415 Deskripsi Alat Vibro Hammer adalah alat untuk pemancangan dan mencabut steel sheet pile, concrete sheet pile dan casing pipe, pada pekerjaan pembuatan dinding kedap air dengan cara memberikan daya tekan dari berat serta getaran yang ditimbulkan oleh vibrator yang digerakkan oleh electric motor. Akan tetapi ada juga Vibro Hammer yang digerakkan oleh system hydraulic. Vibro Hammer bisa juga digunakan untuk pemancangan H Beam. 123

133 Vibro Hammer FE 03 Metode Kerja Typical Job Layout Note : Yellow-colored portion shows the supply from NIPPEI as standard Vibro Crane Pile Cabtyre cable & Hydraulic hose Controller Power cable Generator Vibratory Driver/Extractor Suspension System Hydraulic Power Pack Hydraulic Hoses Eccentric weight Exciter Cell Hydraulic Clamp Dashboard Pile 124

134 FE 03 Vibro Hammer Specifications and Performances Vibrator Damper Chuck Controller Power extracting Power Driving Weight Model NVA - 5SS NVA - 10SS NVA - 20SS NVA - 30SS NVA - 40SS NVA - 60SS NVA - 80SS NVA - 120SS Motor Output (kw) 3,7 7, Eccentric Moment (kg-cm) Frequency (o.p.m.) Vibratory Power (t) 3,0 6,4 12,8 17,6 24,1 35,4 Theoretical Amplitude (mm) 4,4 5,1 7,3 6,0 8,6 7,9 Theoretical Acceleration (mm) 7,1 8,2 11,6 9,7 13,8 12,6 32,4 40,5 55,3 5,5 6,9 9,5 7,8 10,7 13,4 5,0 6,85 8,9 5,0 6,85 8,3 6,8 10,8 11,3 Spring Solid (t) 1,5 3,0 5,2 10,2 10, ,6 24 Spring Stroke (mm) Spring Constant (kg/mm) 12,4 18,1 38,8 54,4 54, ,7 114 Hydrolic Pressure (kg/cm Clamping Force (t) Max. Chuck-thickness (mm) Stroke (mm) Strarting System Oprational System Manual direct system Elec. Mg direct system Operating Point Control Electromagnetic - system Both Operational Point and Remote Control Vibrating-Machine (kg) Controller (kg) N Value Sheet Pile Length (m) Send Clay for type I 6 for type II 8 for type II 10 for type III 12 for type III 15 for type III 20 for type IV Crane Load Rating (t) Sheet Pile Length (m) Send Clay 6 for type I 5 for type I 8 for type II 6 for type II 10 for type II 8 for type II 12 for type III 10 for type III 18 for type III 12 for type III 22 for type III 15 for type III 25 for type IV 20 for type IV 25 for type IV 35 for type IV 25 for type IV Crane Load Rating (t) Power Capacity (kva) Power Cable Section (mm) (at 200/400V) Note : Steel sheet pile section Generator 50m or less 75m or less ,5/3,0 8/5,5 22/ /22 60/30 80/38 125/60 8/5,5 14/8 30/ /30 80/38 100/50 150/80 Size Type I Type II Type III Type IV Type V Y 14 Y (unit : mm) t/a/b 8/75/400 10,5/100/400 13/125/400 15,5/155/400 22/175/

135 Vibro Hammer FE 03 Type RBH 80 RBH 140 RBH 200 RBH 320 Eccentric Moment Nm Dynamic Force Max. kn Frequency Variable rpm Driving Amplitude (half of oscillation) mm Hydraulic Power at Vibrator Max. kw Oil Pressure Max bar Oil Flow Max. L/min Vibrating Mass kg Line Pull for Extration Max. kn Suspended Weight Appr, Without Pile Clamp kg Dimensions Height Without Pile Clamp H mm Width B mm Lenght L mm Throat Width T mm

136 FE 04 Grout Pump Grout Pump Spesifikasi Teknis Tipe Elektrik Electric Power [Kw] 3,7-90 Hi Pressure grout [bar] 2-10 Low Pressure grout [bar] Grout Flow [l/min] 120-1,500 Berat Total [kg] 200-1,600 Deskripsi Alat Grouting Equipment adalah alat untuk memompa cairan semen bahan addetive dan air yang sebelumnya telah diaduk dalam mixer dengan kecepatan yang tinggi guna sehingga mendapatkan hasil campuran yang merata, untuk diinjeksikan melalui hose dengan rubber packer ke lubang hasil pengeboran ditanah untuk perbaikan kondisi tanah, atau pada beton sebagi pengisi celah yang ada pada pekerjaan balok prestress. 127

137 Grout Pump FE 04 Metode Kerja Slurry Grout harus diaduk dalam Mixer yang mampu mengaduk secara mekanis dan ber agitasi dengan menerus yang dapat mendistribusikan semua bahan secara merata, bahan yang akan digunakan bisa semen atau bentonite tergantung kebutuhan dalam speck yang digunakan untuk pekerjaan konsolidasi grout atau curtain grout, harus sesuai dengan pilihan semen yang disyaratkan, untuk dasar penentuan proporsi grout. Kadar air harus seperlunya cukup, untuk menjamin tercapainya pelaksanaan pemompaan grout yang baik: nilai rasio berat air: semen tidak boleh melampaui 0,45 TYPE DETAILS CEMIX 203H Mixer PUMPAC Grout Cylinder d 5 [150 mm] PUMPAC Grout Cylinder d 4 1/3 [110 mm] Mixing Capacity Volume Rotation Speed of Mixer Shaft DGrout Flow Low Pressure High Pressure Grout Flow Low Pressure High Pressure 0-4 y3/h 0-3 m3/h 52 gallons/200 litres rpm l/min 2-10 bar 8-55 bar l/min 2-10 bar bar TONE GROUT PUMP DRILLING FLUID CIRCULATION & GROUT PUMP Type Cylinder Bore Discharge Volume Max. Pressure Weight [w/o prome mover] No. of Stroke Length of Stroke Dimensions [w/o skid base] Type of Valve Suction Hose Size Discharge Hose Size Required Horse Power Weight [w/o prome mover] Duplex double acting piston 190,5 mm [7-1/2 ] 1,500 Liter per minute PS for diesel engine Approx. 2,450 kg 2 Mpa [20 bar] 95 RPM 150 mm Conical 150 mm 75 mm kw for electric motor 2,450 kg 128

138 EQ ERECTION EQUIPMENT 129

139 Sub Daftar Isi ERECTION EQUIPMENT 131. Launcher Beam 130

140 EQ 01 Launcher Beam Launcher Beam Spesifikasi Teknis Panjang Launcher [m] Kapasitas Angkat [ton] Deskripsi Alat Launcher Beam adalah alat yang digunakan untuk memasang Precast Concrete Box-girder atau girder beam pada konstruksi jembatan dengan bentang yang bervariasi antara meter dan berat hingga 250 atau lebih. Alat ini bekerja untuk mengangkat dan menyusun precast box atau beam pada konstruksi jembatan. Metode pekerjaan untuk mengangkat dan menyusun precast box segment ada 2 macam: 1. Balance Cantilever, dan 2. Span by Span Dalam menyusun precast beam atupun box segment, launcher dapat bekerja dengan cara mengangkat dari bawah atau membawa dari belakang. Kerangka batang dari Launcher Beam terbagi menjadi beberapa segment untuk memudahkan dalam mobilisasi serta pemasangannya. Untuk memasang/setting Launcher oleh karena berat segment sangat besar maka diperlukan alat bantu 2 unit Mobile Crane atau Crawler Crane dengan kapasitas minimal 50 ton untuk setiap unitnya. 131

141 Launcher Beam EQ 01 Louncher Gentry BRAND SPECIFICATION COMTEC COMTEC Aplikasi untuk mengankat beam untuk box segment Metode Erection span by span balance cantilever Max Lifting Capacity [ton] Span [maksimum bentang) [m] 30 45,5 Power Supply [kw] Panjang Trust Louncher [m] 102, jumlah Winch [unit]

142 CA CONCRETE ACTIVITY 133

143 Sub Daftar Isi CONCRETE ACTIVITY 135. Concrete Pump 138. Concrete Vibrator 141. Power Trowel 134

144 CA 01 Concrete Pump Concrete Pump Spesifikasi Teknis Power [HP] Pressure [bar] Jangkauan Pipa [m] Deskripsi Alat Concrete Pump (Pompa Beton), adalah alat untuk memindahkan concrete pada saat proses pengecoran concrete (beton). Proses dilakukan dengan cara memompa dengan piston hidrolik secara bergantian, beton yang akan dipompa harus memenuhi kekentalan atau slump tertentu dan diameter aggregate tertentu yang disyaratkan dalam spesifikasi Pompa Beton. 135

145 Concrete Pump CA 01 Metode Kerja Beton yang dimuat oleh truck mixer, dituangkan ke dalam hopper concrete pump, secara berangsur-angsur dan kontinyu, kemudian beton dihisap oleh piston dalam silinder, kemudian ditekan atau dipompakan lagi oleh piston, secara bergantian dengan tekanan yang sangat tinggi, di atas 50 bar. Pemindahan beton dari concrete pump ke lokasi pengecoran, melalui instalasi pipa concrete pump, dengan mengatur panjangnya pipa sampai ke tempat pengecoran mempertimbangkan jarak jangkauan dalam spesifikasi pompa, dan pada ujung pipa dipasang flexible hose, untuk memudahkan pengecoran beton. Hydraulic Concrete Pump SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR PUTMEISTER BSA 100 trailer CATERPILLAR PUTMEISTER BSA 100 trailer VOLVO PUTMEISTER BSA 2109 D Power [HP] Kapasitas Concrete Output [m 3 /jam] Max Strokes [strokes/minute] Max Pressure on Concrete [bar] Max Aggregate Size [mm] ,5 Jangkauan Vertikal [m] ,8 Jangkauan Horisontal [m] Diameter Pipa Beton [mm] Type BSA 100- D, Aplikasi, pemompaan jarak jauh dan medan rata Type BSA 2109 D, Aplikasi, penggunaan pada medan yang sulit, dan jarang berpindah pindah. Type BSA 2110HP, Aplikasi, medan yang sulit dan perlu tekanan tinggi. 136

146 CA 01 Concrete Pump Concrete Pump Mobile SPECIFICATION BRAND CATERPILLAR PUTMEISTER 20Z CATERPILLAR SYG5295 THB 37 VOLVO SCHWING S32 X Kapasitas Concrete Output [cu m/h] Max Strokes [strokes/minute] Max Pressure on Concrete [bar] 70 8,3 mpa 85 Max Aggregate Size [mm] 63-63,5 Jangkauan Vertikal [m] 19, ,8 Jangkauan Horisontal [m] 16, ,8 Diameter Pipa Beton [mm]

147 Concrete Vibrator Spesifikasi Teknis Collar Size Diameter [mm] Berat Selang [kg] 10-22,5 Concrete Vibrator CA 02 Deskripsi Alat Concrete Vibrator adalah alat bantu dalam proses pengecoran beton dengan tujuan pemadatan beton agar menjadi beton yang padat dan homogen. Alat pengecoran ini digerakkan dengan tenaga listrik (electric) arus rendah, atau dengan sistem pneumatic (menggunakan air compressor) dan ada juga yang digerakkan dengan mesin untuk penggunaan yang tidak besar volumenya. 138

148 CA 02 Concrete Vibrator Metode Kerja Untuk cetakan beton, kolom dan balok biasanya digunakan dengan cara mencelupkan head vibrator ke dalam cetakan concrete atau beton (formwork) untuk pemilihannya disesuaikan dengan volume beton yang akan dicor serta posisi pembesiannya. Concrete vibrator, menurut jenis penggunaannya dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis yang pertama Internal Vibrator, digunakan untuk pengecoran di dalam cetakan (begisting atau form work). Sedangkan jenis kedua, External Vibrator, dipasangkan di sisi luar dari cetakan beton untuk membuat getaran pada sisi form work sehingga beton tidak menjadi keropos bila cetakannya dibuka. Komponen Concrete Vibrator Internal Electric Internal Concrete Vibrator di lapangan dikenal sebagai selang Concrete Vibrator (shaft) Electric. Alat ini di supply tenaga listriknya oleh sebuah Converter yang merubah voltase dari PLN. Menjadi tegangan rendah akan tetapi menghasilkan putaran pada slang vibrator sangat tinggi. Converter Vibrator Electric Pemilihan jenis Converter tergantung jumlah berapa unit selang vibrator yang akan di gerakkan sebagai internal vibrator. 1. Tipe FU 1, 5/ Tipe FU 1, 8/ Tipe FU 4/ Tipe FU 5z/ Tipe KTU 2/042/

149 Concrete Vibrator CA 02 Concrete Vibrating Electric DIAMETER SPECIFICATION HEAD 38 MM HEAD 45 MM HEAD 58 MM HEAD 65 MM HEAD 65 MM Panjang [mm] ,2 Arus Listrik [A] Compaction Diameter [cm] Weight [kg] 10,5 11,8 16,2 22,5 22,5 External Electric Concrete Vibrating Motor BRAND SPECIFICATION WACKER ZW -3 WACKER ZW 3-5 WACKER ZW 5 WACKER ZW 7 WACKER ZW 10 WACKER ZW-12 Power [kw] 0,28 0,75 1,1 1,5 2,2 3,0 Vibration Force [kn] 2,9 3,4 4,9 2,9 3,4 4,9 Currency [A] 0,7 1,9 2,4 3,2 4,5 7,1 Weight [kg]

150 CA 03 Power Trowel Power Trowel Spesifikasi Teknis Trowel Diameter [mm] 900-1,800 Trowel Speed [rpm] Berat [kg] Deskripsi Alat Power Trowel adalah alat yang digunakan untuk proses perataan permukaan lantai pada saat selesai pengecoran digunakan pada pekerjaan lantai. 141

151 Power Trowel CA 03 External Electric Concrete Vibrating Motor BRAND SPECIFICATION MIKASA VDPT-900 MIKASA MPT-36B TOKU TKT-40A TOKU VPT-900 TOKU VPT-1200 Trowel Diameter [mm] Blade Dimension [mm] 350x x x x x150 Trowel Speed [rpm] Max Output [hp/rpm] 22,5/4000-5/4000 3,5/3600 3,5/3600 Weight [kg]

152 PT PRE-STRESS EQUIPMENT 143

153 Sub Daftar Isi PRE-STRESS EQUIPMENT 145. Pre-Stress Tools 144

154 PT 01 Pre-Stress Tools Pre-Stress Tools Deskripsi Alat Peralatan Prestress adalah alat-alat yang digunakan untuk menarik baja Wire Strand pada proses Pre-cas t Pre-tensioned atau pada proses Pre-cast Post-tensioned. Alat yang digunakan terdiri dari Jack dan Pompa, menggunakan system Hydraulic yang digerakkan oleh Pompa (Power Pack) yang menggunakan daya Listrik. dan dilengkapi dengan Pressure Gauge (Alat pengukuran tekanan) yang akurat. Metode Kerja Prestressing Grips (Baji untuk pengunci) Range of stressing grips untuk semua kabel baja prestressed concrete, dari ukuran wire strand. 3mm sampai wire strand. 18mm Untuk menangani pekerjaan Stretching the rod pada beam. Stressing Jacks 30 Ton dibawah ini digunakan untuk menarik baja single wire strand. 145

155 Pre-Stress Tools PT 01 Mono-Strand Tensioning Tool Operational Sequence The sequence of operational of the double-acting 5DA1 tool is illustrated. Single-acting, spring-seat models are similar. Installation Puiling Tendon Seating Wedge Reatraction Typical Mono-Strand system set-up. ZU4908PB Electic Pump and the VM43-LPS Manual Valve for power-seating, 5DAT Stressing Jack, used for power-seat applications of 0,50 inch strand Nose Wedge Seater Gripper Dimensions (in) Model No. A B C PT J5 21,0 9,0 6,5 PTJ6 22,0 10,2 7,0 5DA1 18,5 7,5 6,5 6DA1 18,5 8,5 6,5 3/8 NPTF ports: PTJ and DA power seat models inciude FZ-1055 fitting. Jack Selection (SeeMono-Strand Jack Section of this catalog for full product descriptions) Idea for slab-on-ground applications. Idea for slab-on-ground applications with power seating. Idea for elevated applications. Fast, double-acting with power seating. Tool Capacity (ton) 20 Seater Type Nominal Strand (in) 0,50-0,52 Stroke (in) Stressing Jack Model Number PTJ5S Spring ,60-0,62 PTJ6S 20 0,50-0,52 PTJ5P 30 Power 0,60-0,62 10 PTJ6P 20 0,50-0,52 5DA1-AL 20 Power 0,50-0,52 8,5 5DA1 30 0,60-0,62 6DA1 146

156 SE SPECIAL EQUIPMENT 147

157 Sub Daftar Isi SPECIAL EQUIPMENT 149. Jumbo Drill 148

158 SE 01 Power Trowel Jumbo Drill Spesifikasi Teknis Drilling Coverage [m 2 ] Number of Booms [unit] 1-2 Hole diameter [mm] Deskripsi Alat Mesin Bor Terowongan yang dikerjakan dengan cara konfensional (metode blasting) untuk menggali terowongan yang dikerjakan, dengan diameter lebih besar dari 5 (lima) meter. Pada umumnya peralatan penggeboran dalam Terowongan, menggunakan penggerak dengan tenaga pneumatic, yang tenaganya bersumber dari Air Compressor, yang diletakkan di luar terowongan dan di hubungkan dengan pipa dan air hose, sampai ke peralatan Drilling. pada Terowongan yang ber diameter besar, Peralatan Drilling, tersedia juga dengan tenaga Diesel atau Electric sebagai penggerak utamanya. Jumbo Drill, adalah alat pengganti dari beberapa leg drill yang biasa digunakan pada pekerjaan terowongan yang masih menggunakan metode kofensional. Mesin-mesin terowongan yang lain yang terkait dengan penggalian terowongan, adalah mesin pemuat hasil blasting, dan mesin pengankut, yang biasanya di gerakkan dengan Batteray dan Diesel. 149

159 Jumbo Drill SE 01 Metode Kerja Mesin Bor Terowongan yang dikerjakan dengancara konfensional, metode blasting dengan cara bertahap minimal memerlukan peralatan sebagai berikut: Peralatan Drilling, dapat menggunakan Jumbo Drill untuk yang diameter besardan yang diameter kecil dengan menggunakan Pusher Leg Drill. Peralatan pengeboran di terowongan dioperasikan semuanya dengan kombinasi hydraulic dan pneumatic, sehingga memerlukan Air Compressor untuk dapat menggerakkan alat tersebut. Peralatan Pemuat material hasil blasting (Muck Loader) Peralatan Pengankut hasil Galian Blasting bisa menggunakan lorry locomotif dengan penggerak Batteray atau Dump truck dengan penggerak mesin diesel Peralatan untuk pemasangan Rock Bolt, guna memperkuat kondisi tanah yang baru di gali. Peralatan Shot Crete (gunite machine) yang berguna untuk menyemprotkan concrete dry mix kedinding terowongan, yang telah dipasang penguatan rock bolt dan wiremesh. Mengingat kesehatan dan keselamatan kerja dalam terowongan maka hal yang penting harus terjaga kondisi udara dalam terowongan, untuk itu memerlukan supply udara segar dari Front Tunnel dengan menggunakan Blower yang dapat mengirim udara segar dengan volume udara segar yang cukup, yang di atur supplynya melalui air ducting. dan jika terowongan bertambah panjang maka perlu air boster (Blower tambahan). SPECIFICATION BRAND ATCO BOOMER 282 Air Suplly Capacity Max [l/s] 12,5 l/s at 7 bar - Number of Booms [unit] 1 2 Feed Extension Max [mm] Power Rating [kw] 58 at rpm 122,7 55 kw x 2 H x W [mm] x Ground Clearance [mm] FURUKAWA TH2200R Drilling Coverage [m 2 ] 6,06 x 8,06 16,4 x 9,8 Hole Diameter [mm] Min 4527 Min 4527 Weight [ton] 18,3 35,5 150

160 LE LIGHT EQUIPMENT 151

161 Sub Daftar Isi LIGHT EQUIPMENT 153. Light Tower 156. Generator Set 158. Portable Air Compressor 152

162 LE 01 Light Tower Light Tower Spesifikasi Teknis Power [kw] 6 kw / 220 v / 50 Hz Lamp [unit] 4 x 1000 w Tower Lamp [m] 9,44 Deskripsi Alat Portable Light Tower, adalah alat penerangan yang di gunakan di lapangan untuk yang bersifat mobile, seperti pada pekerjaan pemeliharaan jalan, proyek Irigasi dan pada lokasi desposal area. 153

163 Light Tower LE 01 Light tower SPECIFICATION CONSTRUCTION Trailer Tires Lights Lamps Wattage BRAND MIG Welded, unibody-style four point leveling system ST175/80 D13 Four metal halide 1000 W per lamp Luminosity acres [5.4 lm/m 30,400 m 2 ] OUTPUT POWER Output Voltage Amperage POWER SYSTEM Engine type Engine model Engine Speed 60 Hz : 6 kw, 50 Hz : 6 kw 60 Hz : 120 V, 50 Hz : 220 V 60 Hz : V, 50 Hz : V 3-cylinder, 4-cycle, liquid-cooled diesel Kubota, Diesel D1105-E3BG 1800 rpm Engine EPA rating Tier 4 Generator Type Maximum power output Sound level at maximum load Fuel tank capacity Fuel consumption Runtime before refueling Weight Brushless / insulation H 12.1 [9 kw] 71 db at 23 feet [7m] 30 gal. [114L] 0.88 gal/hr. [4,0L/h] w/ 4kW load 30 to 35 hrs, approx.w/ 4kW load 1800 lbs [816,46 kg] ATLAS COPCO - QLT 10M 154

164 LE 01 Light Tower Chicago Pneumatic Lighting Tower BRAND SPECIFICATION Lamps Wattage Engine Type Amperage Generator Insulation Maximum Power Output Fuel Tank Capacity Fuel Consumption Height Tower Weight CPLT M 10 Four Metal Halide 1000 w per lamp 3-Cylinder, 4 Cycle Liquid -Cooled diesel V H 9 kw 114 liter 1.67 l / hr 9,45 m 816,46 kg Jcb Lighting Tower SPECIFICATION BRAND JCB LT9 watts lumens Max. Height [m] 9 9 JCB LTM9 Mast Rotated [degree]

165 Generator Set Spesifikasi Teknis Kapasitas [kva] 6,5-18 Generator Set LE 02 Deskripsi Alat Mesin Pembangkit Listrik yang digunakan untuk penerangan di lapangan / penerangan di kantor site atau untuk emergency power, yang digunakan pada kantor lapangan. Generator Set Sebagai Power Supply pada Batching Plant, Asphalt Mixing Plant, dan pada Crushing Plant, serta pada pekerjaan Dewatering yang memerlukan jumlah pompa air yang jumlahnya cukup banyak dan kapasitas besar. 156

166 LE 02 Generator Set Generator Set SPECIFICATION BRAND CHICAGO PNEUMATIC CPDG 250 CUMMINS ALTRAK 1978 C17 D5 / X 2.5 G2 COOL POWER CUMMINS COOL POWER MITSUBISHI RUTRAINDO C25S Capacity [KvA] 273, /22.5 RUTRAINDO C2500S 2500/ 2250 Frequency [Hz] Voltage [vol] - 220/ RPM Phase Weight [kg] 3, ,

167 Portable Air Compressor LE 03 Portable Air Compressor Spesifikasi Teknis Free Air Delivery [m 3 /min] 3,7-21,2 Operating Pressure [kgf/cm] 7-10 Berat [kg] Deskripsi Alat Air Compressor, sebagai Pembangkit tenaga untuk Pneumatic, yang digerakkan oleh Engine Diesel untuk jenis Portable, dan Air Compressor pada Industri biasanya penggeraknya dari Electric. Udara bertekanan tinggi yang dihasilkan air compressor, disalurkan melalui air hose, menuju ke peralatan yang memerlukan tenaga pneumatic. 158

168 LE 03 Portable Air Compressor Aplikasi Untuk Penggerak Crawler Drill Penggerak Rock Drill dan Leg Drill untuk pengeboran pada pekerjaan Blasting. Pekerjaan Shot Crete, pada Tunnel. Pekerjaan Pembongkaran Asphalt/Concrete dengan memakai Jack Hammer, dan Pick Hammer. Pekerjaan Sand Blasting, untuk pembersihan logam. Elgi Piston Compressor Single and Two-Stage Compressor - Spesifications Model Piston Displacement Motor Power Free Air Delivery Compressor No. of Cyliners Air Recelver lpm cfm lpm cfm HP KW rpm liter Two-Stage (Maximum Pressure 12 kg/cm 1 or 175 psi TS HN , ,8 3 2, TS HN , ,8 3 2, TS HN , ,5 5 3, TS HN , ,5 7,5 5, *TS HN , , *TS HN , , Over Dimensions (LxBxH) mm 1480x 750x x 840x x 750x x 750x x 1050x x 1050x 1220 Weight kg

169 Portable Air Compressor LE 03 Portable Air Compressor SPECIFICATION BRAND CPS 185 CPS 400 C185WKU Pressure bar [psi] 7 [100] 7 [100] [5,5-8,6] Free Air Deliverry l/s cfm m 3 /min , [5,24] Air Outlet Valve 3 X G3/4" 1 X G 1/2"+3 X G3/4" 0,75 [19] Engine Power Kw [hp] 36 [48] 97 [130] 49 [36,6] Fuel Tank Capacity liter [79] Engine Oil Capacity liter Length with Horizontal Towbar [mm] 3,181 3,651 - Operational Weight kg [lb] 960 [2,116] 1,680 [3,704] 1977 [897] 160

170 TP TRANSPORTATION 161

171 Sub Daftar Isi TRANSPORTATION 163. Dump Truck 165. Truck Mixer 162

172 TP 01 Dump Truck Dump Truck Spesifikasi Teknis Dump Truck [m 3 ] 7-20 Power [Ps] Berat Maksimum [Ton] 26-33,5 Deskripsi Alat Dump Truck adalah alat untuk mengangkut (houling) berbagai jenis material, pada jarak tertentu, dari lokasi pemuatan yang biasanya menggunakan Loader atau Excavator, sampai ketempat pembuangan/penimbunan, Dump Truk untuk pekerjaan konstruksi yang pengoperasiannya melalui jalan umum biasanya kapasitasnya sekitar 12 sampai 26 Ton. Akan tetapi yang menggunakan jalan khusus proyek bisa menggunakan kapasitas yang lebih besar Ton. 163

173 Dump Truck TP 01 Dump Truck SPECIFICATION BRAND HINO FM 260 JM MITSUBISHI FUSO FN 627 NISSAN CWB 6 BLLDN Sistem Penggerak [l/s] 6 x 4 6 x 4 6 x 4 Wheelbase [mm] ,450 4,350 Overall Length [mm] 7,330 8,525 7,800 Overall Height [mm] 2,700 2,685 2,961 Ground Clearance [mm] Vehicle Tare Weight [kg] 6,435 6,880 8,360 Max Permitted Weight [kg] 26,000 26,000 33,500 Engine Model J08E-UF 6D16-3AT7 Maximum Output [ton] 260 PS/2500 rpm 250 PS/2800 rpm D13A/GH13,360 EC kw at 1,800 rpm Permitted Weight at Front [mm] - - 7,500 Permitted Weight at Rear [kg] ,000 /13,000 Volume Bak [m 3 ]

174 TP 02 Truck Mixer Truck Mixer Spesifikasi Teknis Dump Truck [m 3 ] 7-20 Power [Ps] Berat Maksimum [Ton] 4,15 Deskripsi Alat Truck Mixer adalah alat untuk mengankut beton ready mix, pada jarak tertentu, dari Batching plant sampai ketempat pengecoran berfungsi sebagai Agitator, akan tetapi Truck Mixer juga dapat digunakan untuk MIXING, bila pengisiannya menggunakan Btaching Plant Type Dray, Pada saat pengisian Mixer harus di putar dengan kecepatan antara Rpm, dengan waktu antara 5 menit, kemudian mixer berfungsi sebagai agitator, sampai ketempat pengecoran. 165

175 Truck Mixer TP 02 Truck Mixer BRAND SPECIFICATION WM 800 WM 300 Drum Capacity [m 3 ] 13 3,5 Drum Agitating [m 3 ] 8 2,5 Drum Mixing [m 3 ] 7 2,5 Charging /Mixing [rpm] Agitating [rpm] Discharge [rpm] Hydraulic Pump [kg] PV,23 Pv 20 Hydraulic Motor MF,22 Mv 20 Berat Mixer Kosong [kg] 3,050 - Engine penggerak [mm] HINO 260 JM HINO DUTRO FM 260 JM FM8JKKM-RGJ Dutro 130 HD Mixer WU342R-HKMTJD3M PERFORMANCE Kecepatan Maks. Daya Tanjak 86 [km/jam] 47, ,6 MESIN Model TenagaMaks Momen Putir Maks JumlahSilinder Isi Silinder J08E-UF 260/2500 [Ps/rpm] 76/1500 [Kgm/rpm] W04D-TR 130/ / TRANSMISI Tipe ZF-9S1110TD 5 speeds KEMUDI Tipe Radius Putar Min. Integral Power Steering 7,6 [m] Recirculating ball Screw 5,8 TANGKI SOLAR Kapasitas 200 [L]

176 ST SURVEYING AND TESTING 167

177 Sub Daftar Isi SURVEYING AND TESTING 171. Auto Levels 168

178 ST 01 Auto Levels Auto Levels sharper images especially in low-light conditions. The AP-8 model auto level features a 28x high magnification telescope, the AC-2S has a 24x telescope, and the AX-2S has a 20x telescope. All three models offer minimum focusing down to 2.46 ft (0.75 m) for better performance in tight spots or on steep. Deskripsi Alat Auto Levels AP/AC/AX Series : Three models to choose from: AP-8/ AC2S/AX-2S Compact and lightweight Water-resistant construction Magnetic dampened automatic compesator Horizontal tangent knobs with unlimited range Smooth, precise pointing and angular measurement Detachable eyepiece lens AP/AC/AX Series auto levels are easy to set up and use All three models can attach to both flat-head and spherical-head tripods. Horizontal tangent knobs with an unlimited range ensure smooth, precise pointing and angular measurement, and you can operate them with either hand. The detachable eyepiece lens lets you use an optional diagonal eyepiece prism for working in extremely close or steep quarters. Nikon optics effectively let in more light, so you see brighter, Deskripsi Alat NIVO C Series Survey Pro software onboard Windows CE touch-screen High quality Nikon optics 1, 2, 3 and 5 angle accuracies Prism and reflectorless measurements Easy-to-use 2 nd face keypad Hot swappable batteries Compact, rugged, and lightweight Cable-free Bluetooth Optional laser plummet Nikon s next generation total station is the Nivo Total Station, available in two exciting lines: the Nivo C Series and Nivo M Series. 169

179 Auto Levels ST 01 Both of the Nivo series are the absolute leaders for go anywhere measurement tools. Compact in size and lightweight, they are convenient to carry over long distances. All Nivo models are supported with legendary Nikon high clarity optics, allowing clearer images inbright and low light conditions, making measurements easy and reducing eye stress. The fast, long range EDM measures in both prism and reflectorless modes. Measure precisely to objects up to 500 m away without the need for a prism*. Nivo models come standard with a traditional optical plummet which can be upgraded to a laser plummet. All models include a lumi guide for stakeout assistance. The Nivo C Series is designed with a featurepacked Windows CE touch-screen interface. Field application software functions are supported by the world class Spectra Precision Survey Pro field software for all your surveying and construction measurement needs. All Nivo C Series solutions are designed with high productivity in mind, including a dual face display for efficient high precision angle and distance measurements. Work all day long with endless power using hot swappable batteries, you ll never need to worry about interrupting your workflow to change a battery again. To assist you with the multitude of data needs of the 21st century, the Nivo C Series includes: Support for USB memory sticks Wireless cable-free Bluetooth connections to external data collectors USB High-speed data transfer port The Nivo C Series is available in 1, 2, 3 and 5 models to meet your specific accuracy needs. Deskripsi Alat Salah satu fitur total station sokkia seri CX adalah teknologi RED-tech yaitu telnologi EDM (electronic distance measuremen) yang powefull dan akurat, dengan kemampuan mengambil data sejauh 500 m (tanpa prisma) dan 4000 m (dengan prisma) dengan waktu pengukuran tercepat di kelasnya. Hal ini akan membatu keleluasaan dalam melakukan pengukuran. Total station sokkia Seri CX (CX-101, CX-102, CX-103, CX105, CX-107) juga dilengkapi dengan technology TShierld yang merupakan sistem komunikasi berbasis telematika untuk menjaga keamanan alat dari jarak jauh. 170

180 ST 01 Auto Levels Auto Levels TS01103, CX-105, CX-107) menggunakan batrey dengan ketahanan hingga 36 jam (terlama dibidangnya) sehingga pekerjaan lapangan menjadi lebih leluasa. Fitur /kemmpuan total station sokkia seri CX (CX-101, CX-102, CX-103, CX1-5, CX107): USB Port untuk memudahkan transfer data LCD yang lebar untuk memudahkan pengoperasian dan melihat grafik dengan leluasa. Built in laser pointer Waktu pengukuran yang cepat (o,9 sec) Jarak pengukuran reflektorles 0,0m-500m Akurasi tetap terjamin walaupun menggunakan reflector sheed Internal memory detik USB flash memory hingga 8 GB Hanya menggunakan battrey BDC70 dengan daya tahan sampai 36jam/ 1 minggu hari kerja Bisa menggunakan eksternal battrey: BDC60 dengan daya tahan 44 jam atau BDC61 dengan daya tahan hingga 89 jam. Triger key, yaitu sebuah tombol yang berada sebelah kanan alat untuk memudahkan pengukuran, di mana pengguna tidak perlu melihat kontrol panel untuk membidik. Guide Light (hijau dan merah) memudahkan stake out dengan jarak hingga 150 meter hingga 150 meter. Deskripsi Alat The Topcon GT1 The Topcon GTS-255 Total Station is a com-pact and durable optical instrument for recording precise distance and angle mea-surements with 2-second accuracy. As part of Topcon s new GTS200 series, this total station is ideal for land surveying and construction stake-out and works with a variety of prisms and data collectors for long-range distance measurements. Accurate and Reliable Along with 5-second accuracy, the Topcon GTS-255 has 30x magnification allowing sur-veyors to read slope and horizontal distances up to 7,500 feet with a single prism and take angle measurements to as little as 0.3 second. This field surveying instrument features an enhanced absolute encoder that can recall its last position as soon as the power is turned on. It also has a tilt sensor and dual-axis com-pensator for perfect leveling and an optical plummet to precisely mark the total station s location. 171

181 Auto Levels ST 01 Survey Software and Memory With onboard software built-in, measuring points for calculating or processing is fast and easy. And with 24,000 points of internal TS01 and easy. And with 24,000 points of internal memory, the GTS252 total station can store large amounts of field data, which can then be transferred using a standard Topcon 9-pin cable to your PC or data collector. Functionality and Features This Topcon total station comes standard with a dual display and alphanumeric keyboard for fast data entry. The IP-54 environmental rating protects it against dust and water splashes, while the rechargeable Ni-MH battery provides up to 9 hours of continuous distance and angle measuring, or up to 40 hours measuring angles only! onboard programs and plenty of data storage, this land surveying tool provides a value priced measuring solution. Product Highlights 2-second accuracy 24,000-point internal memory Optical plummet Serial 9-pin connection 9-hour battery life Water resistant and dustproof to IP-54 Illuminated dual LCD display and keyboard Compatible with Topcon Data Collectors For more advanced layout tasks, the GTS-252 can be used with any of Topcon s field controllers capable of running MAGNET Field software, such as the To con Tesla, FC-2600, FC-250, FC-236 and FC-25. This GTS252 total station package comes with a lens cap, tool kit with case, plastic rain cover, silicon cloth, battery, battery charger, carrying case and a 2-year manufacturer s warranty. The excellent precision and durability of the Topcon s GTS-252 total station makes it perfect for every day surveying. With 2-second angular accuracy, long range distance measurements, 172

182 BAB IV ANALISA HARGA SATUAN 173

183 BAB IV ANALISA HARGA SATUAN 175. Analisa Pemilihan Alat 187. Perhitungan Biaya 192. Perhitungan Tarif Alat 211. Perhitungan Produksi 174

184 AH 01 Analisa Pemilihan Alat Analisa Pemilihan Alat Kehadiran alat-alat besar didalam melaksanakan suatu proyek pada tahap pembangunan dewasa ini sangat membantu manusia dalam mencapai beberapa maksud, seperti: Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, terutama pada pekerjaan pekerjaan yang sedang dikejar target penyelesaiannya. Melaksanakan jenis pekerjaan yang suka atau tidak dapat dikerjakan oleh tenaga manusia. Karena alasan efisien keterlambatan tenaga kerja, keamanan dan faktorfaktor ekonomi lainnya. Namun demikian, tidak sembarang alat-alat besar dapat digunakan untuk mencapai maksud-maksud tersebut. Akan tetapi alat tersebut harus dipilih yang tepat guna dan ekonomis, dimana alat tersebut harus sesuai dengan kondisi pekerjaan, mampu berproduksi tinggi dengan biaya yang relatif rendah. Buku ini disusun sebagai dasar pemilihan alat besar yang tepat guna dan ekonomis untuk suatu jenis pekerjaan tertentu. Serta dimaksudkan dapat berguna bagi mereka yang dalam pekerjaan sehari-harinya berkecimpung dalam masalah alat-alat besar. Sehingga diharapkan nantinya, akan diperoleh gambaran mengenai faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan alat-alat besar dikaitkan terhadap aplikasi dan produksinya. Sebab, pemilihan yang tidak sesuai terhadap alat yang dipergunakan, bukan saja mengakibatkan tidak tercapainya maksud-maksud yang diharapkan seperti tersebut diatas. Akan tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan terhadap alat itu sendiri. Dalam buku ini dibahas mengenai : Segi teknis : Penggunaan jenis alat-alat besar & attachment Sifat sifat material Medan kerja lingkup pekerjaan Cara pemilihan alat-alat besar dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi. Perhitungan produksi alat Segi ekonomis : Perhitungan biaya pemilikan dan operasi Memperbandingkan ekonomisasi jenis alat berlainan untuk jenis pekerjaan yang sama Faktor-faktor lain yang mempengaruhi segi ekonomis alat. Pada bagian akhir buku ini, diberikan contoh kasus proyek dalam menentukan armada alat-alat besar yang terdiri dari alat pilihan dan kesesuaian alat yang satu dengan yang lain. Medan Pekerjaan & Sifat Material Pekerjaan Aplikasi alat-alat besar tidak dapat dipisahkan dari kondisi medan kerja dan sifat phisik material. Karena kedua keadaan diatas akan banyak menentukan segi teknis jenis alat apa yang tepat digunakan. Alat yang dipergunakan pada medan kerja yang berbatu dan bergelombang akan sangat lain dengan alat yang dipergunakan 175

185 Analisa Pemilihan Alat AH 01 pada medan kerja lunak berlumpur. Demikian pula alat yang dipergunakan mengerjakan material yang berat akan lain dengan yang ringan. Kondisi suatu medan kerja umumnya tercipta oleh keadaan alam dan jenis material yang ada didalamnya. Hubungan aplikasi alat-alat berat terhadap kondisi medan kerja dan sifat phisik material dapat digambarkan dalam skematik dibawah ini : Yang dimaksud dengan material dalam bidang aplikasi alat-alat berat disini adalah meliputi tanah, batuan, galian tambang, vegetasi (pohon, semak belukar dan alang-alang) dan bangunan. Sifat phisik material ini berpengaruh terhadap operasi alat-alat besar, terutama dalam : Menentukan jenis alat yang akan digunakan dan takaran kapasitas produksinya. Perhitungan volume pekerjaan Kemampuan kerja alat pada kondisi medan kerja/kondisi material yang ada. Jadi dengan ketidak sesuaian alat dengan kondisi medan kerja / kondisi material, akan menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya alat yang otomatis, akan menimbulkan kerugian karena banyaknya loss time. Beberapa sifat phisik material yang penting untuk diperhatikan dalam hubungannya dengan aplikasi alat besar adalah : 1. Pengembangan & penyusutan material (swell factor) 2. Berat material 3. Bentuk material 4. Kohesivitas material 5. Kekerasan material 6. Daya dukung material 7. Jarak angkut. Pengembangan & Penyusutan Material Yang dimaksud dengan pengembangan dan penyusutan material adalah perubahan (penambahan atau pengurangan) volume material, apabila material tersebut diganggu dari bentuk aslinya (digali, dipindahkan, diangkut atau dipadatkan). Perubahan volume tersebut akan diikuti pula dengan perubahan dari densiti material, atau dengan kata lain, faktor pengembangan & penyusutan volume sama dengan faktor perubahan densiti material dalam kondisi yang sama. Berdasarkan adanya perubahan tersebut pengukuran volume maupun densiti material dibedakan atas : a. Keadaan asli (baik, insitu). Yaitu keadaan material yang masih alam dan belum mengalami gangguan teknologi (lalu-lalang peralatan, digali, dipindahkan, diangkut atau dipadatkan). Dalam keadaan seperti ini, butiranbutiran material yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. b. Keadaan gembur (loose) Material yang telah tergali dari tempat asalnya (kondisi asli), akan mengalami 176

186 AH 01 Analisa Pemilihan Alat perubahan volume, yaitu mengembang. Hal ini terjadi karena adanya penambahan rongga udara diantara butiran-butiran material, dengan demikian volumenya menjadi lebih besar sedangkan beratnya tetap. c. Keadaan padat (compact) Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan), dimana volumenya menyusut. Perubahan volume terjadi karena adanya pengurungan rongga udara diantara butiran-butiran material tersebut. Dalam keadaan ini, volume material akan menjadi lebih kecil, sedangkan beratnya tetap. Tabel Tanah Konversi Volume Tanah / Material Material Tanah Berpasir Tanah Biasa Tanah Liat Dari Bentuk Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Menjadi Bentuk Asli Gembur Padat Susunan material beserta perubahannya dapat digambarkan sebagai berikut : Susunan material terdiri dari partikelpartikel (butiran-butiran) yaitu butiran material, udara dan air. Perubahan volume dalam keadaan asli (bank) menjadi gembur (loose) dan padat (bank). Untuk menghitung suatu volume pekerjaan perhitungan volume material dibedakan atas : Volume keadaan asli atau Bank Cubic Meters (BCM) Volume keadaan gembur atau Loose Cubic Meters (LCM) Volume keadaan padat atau Compacted Meters (CCM) Tanah Campur Kerikil Kerikil Kerikil Besar & Padat Pecahan Batu Kapur, Batu Pasir dll Pecahan Granit, Cadas Keras dll Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Asli Gembur Padat Sedangkan faktor pengembangan (swell factor) dapat dilihat pada tabel konversi + volume tanah/material disamping berikut ini. Pecahan Cadas Asli Gembur Padat

187 Analisa Pemilihan Alat AH 01 Berat Material Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan suatu alat berat untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, menarik, mengangkut dan lain-lain, akan sangat dipengaruhi oleh berat material tersebut. Pada umumnya, setiap alat berat mempunyai batasan kapasitas, volume tertentu, sehingga pengertian berat material juga akan dipengaruhi oleh densiti material. Contoh pengaruh berat material terhadap kemampuan operasi alat berat adalah : Wheel Loader akan jungkit pada waktu memuat biji besi, sedangkan untuk tanah biasa tidak. Bulldozer kelas kecil tidak mampu mendorong stock pile bantuan sedangkan untuk tanah biasa dapat beroperasi dengan baik Dump Truck tidak mampu menanjak pada waktu mengangkat penuh batuan, sehingga terpaksa volumenya harus dikurangi Bulldozer tidak mampu menyarad log yang besar sekali. Bentuk Material Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material yang akan mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu kesatuan volume atau tempat. Material yang kondisi butirnya halus dan seragam, kemungkinan besar isinya dapat sama dengan besarnya volume ruang yang ditempati. Sedangkan material yang berbutir kasar dan berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai volume ruangan yang ditempati, hal ini terjadi karena jenis material ini akan membentuk rongga-rongga udara yang memakan sebagian dari ruangan tersebut. Berapa material yang mampu ditampung oleh suatu ruangan/tempat. Dapat dihitung dengan cara mengkoreksi jenis bentuk material yang menempati tersebut dengan suatu faktor yang disebut : Blade factor untuk jenis alat yang memakai blade Bucket factor untuk jenis alat yang memakai bucket Payload factor untuk jenis alat pengangkut Besarnya faktor tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini 1. Blade faktor untuk bulldozer Kondisi Operasil Mudah Digusur Sedang Agak Sukar Digusur Sukar Blade Faktor Blade mendorong penuh untuk tanah yang lepas (loose), kandungan airnya rendah Blade tidak mendorong penuh tanah, untuk tanah dengan campuran pasir atau tanah lepas Untuk tanah liat yang kandungan airnya tinggi, pasir tercampur kerikil, tanah liat yang keras Untuk batuan hasil ledakan atau batuan berukuran besar dan tertanam kuat pada tanah

188 AH 01 Analisa Pemilihan Alat 2. Bucket factor (faktor muat) untuk wheel loader dan dozer shovel Kelompok Material Butir Campuran Lembab Butir Seragam Material Hasil Peledakan Lempung Lembab Tanah, Batu Besar, Berakar < 3 mm 3-9 mm mm > 24 mm Baik Sedang Buruk Material yang bersifat mengikat Kohensivitas Material Tanah Tebing Faktor Muat Tanah Gembur Yang dimaksud kohensivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat diantara butir-butir Material yang kohisivitas tinggi akan mudah menggunung. Jadi apabila material ini berada pada suatu tempat, akan munjung. Volume material yang menempati ruangan ini ada kemungkinan bisa melebihi volume ruangtannya. Umpamanya tanah liat. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, misalnya pasir, apabila menempati suatu ruangan akan sukar menggunung. Melainkan cenderung peres/rata. Berat Material Material yang keras akan lebih sukar dikayak, digali, atau dikupas oleh alat berat. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang umumnya keras adalah batu-batuan. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah terbagi dalam tiga batuan dasar, yaitu : a. Batuan Beku : sifatnya keras, padat, pejal dan kokoh b. Batuan Sedimen : merupakan perlapisan yang lunak sampai dengan keras, ringan dan bersifat lepas c. Batuan Metamorf : Umumnya perlapisannya keras, padat dan tidak teratur Nilai kekerasan tanah diukur dengan menggunakan Ripper meter/seismic Test Meter. Besarnya nilai ditunjukkan dalam satuan m/dt. (Satuan Seismic Wave Velocity batuan). Untuk mengetahui alat besar apa yang sesuai berdasarkan nilai Seismic Wave Velocity batuannya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Daya Dukung Tanah Adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan Ground Pressure, sedangkan perlawanan yang diberikan tanah adalah Daya Dukung. Jika Ground Pressure alat lebih besar dari daya dukung tanah, maka alat tersebut akan terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran 179

189 Analisa Pemilihan Alat AH 01 /test langsung dilapangan. Alat yang umum digunakan untuk test daya dukung tanah disebut Cone Penetrometer Untuk mengetahui alat besar apa yang sesuai berdasarkan daya dukung tanahnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Kode Indeks < 22-4 Jenis Alat Extra Swamp Dozer Swamp Dozer Daya Tekan Alat 0,15-0,30 0,20-0, Small Dozer 0,30-0, Medium Dozer 0,60-0, Large Dozer 0,70-1, Motor Scraper 1,30-2,85 > 15 Dump Truck > 3,20 Hal-Hal Lain yang Perlu Diperhatikan Dalam memilih A2B yang harus diperhatikan pula adalah tentang iklim dan curah hujan, karena hal ini disamping untuk mengetahui sampai batasan mana landasan kerja itu bila terkena air hujan akan rusak atau tidak, juga untuk melihat apakah hal ini cukup mengganggu kelangsungan kerja A2B nantinya. Juga dari iklim dan curah hujan akan terlihat berapa waktu tersedia yang sebenarnya mengingat adanya curah hujan didaerah tersebut. Iklim & Curah Hujan Diperhatikan Besar curah hujan dan hari hujan akan membatasi hari kerja pengoperasian alat-alat berat. Jumlah hari hujan dan curah hujan perlu dicatat untuk mengetahui jumlah hari kerja yang benar-benar tersedia didaerah yang bersangkutan. Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah hari yang hilang selama menunggu tanah menjadi kering setelah hujan agar dapat dioperasikan kembali. Jarak Angkut Pemilihan alat-alat besar untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak angkut dan kondisi jalan yang akan dilalui. Pengangkutan suatu material dengan dump truck, akan berbeda pemilihannya dengan bulldozer, wheel loader atau motor scraper. Skematik pemilihan A2B berdasarkan jarak angkut adalah sebagai berikut : Curah Hujan (mm/hari) Kondisi Tanah < >30 Batu Kerikil, Batu Tak Tersaring Tanah Pasir 0 0 0,5-1 1,5-2 Tanah Liat 0 1-1,5 1, Tanah Lempung 0-0,5 1,

190 AH 01 Analisa Pemilihan Alat Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian pekerjaan atau sering disebut dengan target waktu yang ditetapkan untuk mengerjakan suatu proyek pemindahan tanah mekanis, sangat dipengaruhi oleh iklim/curah hujan. Bulan Jumlah Hari Hari Kerja Jam Kerja Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total Volume Pekerjaan Yaitu jumlah material yang harus dipindahkan, atau yang harus ditimbun, dihitung dalam m 3 atau ton. Dengan menggabungkan data volume pekerjaan dengan waktu pengerjaan (penyelesaian pekerjaan) akan didapat target volume pekerjaan. Volume pekerjaan Target volume pekerjaan = Waktu pengerjaan = ton / jam atau m 3 /jam Persyaratan Pekerjaan Bulldozer Misalnya mengingat daerah kerja terletak didekat pemukiman penduduk, maka untuk terapan alat-alat berat diperlukan persyaratan-persyaratan untuk keselamatan lingkungan. Tenaga Kerja Lokal Dibutuhkan penyerapan tenaga menengah sampai kebawah, untuk pekerjaan seperti : Pembantu mekanik Pembantu operator Pembantu foreman Tenaga administrasi dan lain sebagainya Apabila tenaga kerja tersebut diatas tersedia disekitar lokasi proyek, hal ini akan memberikan keuntungan, baik dari segi biaya maupun dari segi sosial. Berarti tenaga kerja mudah diperoleh sekaligus meningkatkan taraf hidup penduduk lokal. 181

191 Analisa Pemilihan Alat AH 01 Kapasitas Produksi Alat & Estimasi Jumlah Alat Setelah mengetahui peralatan vs kondisi kerja (landasan kerja), maka dapat dipilih jenis peralatan yang sesuai dengan kondisi input data. Sedang langkah selanjutnya adalah menentukan atau menganalisa kapasitas A2B, karena dengan diketahuinya kapasitas produksi peralatan, berarti jumlah peralatan yang digunakan akan diketahui juga. Untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan hasil yang nyata dilapangan, maka dalam kalkulasi harus dimasukkan faktor koreksi yang diperkenankan dan layak diterapkan untuk kondisi Indonesia. Kapasitas Produksi Bulldozer Kapasitas buldoser dapat ditentukan dengan ukuran dari beban yang didorong oleh blade. Apabila buldoser digunakan untuk menggusur beban (misalnya tanah, pasir dan sebagainya) dalam saluran atau parit dengan tinggi yang sama dengan bladenya, maka blade dari buldoser itu akan terisi penuh menurut panjang dan tingginya. Walaupun bentuk dari tanah yang didorong dibagian depan mempunyai kemiringan yang tidak teratur, tetapi dapat diperkirakan equivalent dengan kemiringan 2:1. Tetapi apabila menggusur material tidak dalam saluran atau parit, kapasitas blade akan menurun. Angka penurunan ini tergantung dari jenis blade, jenis material dan faktor kekerasannya. Dengan mengetahui kapasitas blade dari buldoser, maka produksinya dapat dihitung dengan cara seperti berikut : a. Kapasitas Produksi KP = PMT x FK KP = Kapasitas Produksi PMT = Produksi Maksimum Teoritis (efisiensi 100 %) FK = Faktor Koreksi b. Produksi Maksimum Teoritis PMT = KB x T KB = Kapasitas Blade T = Jumlah trip perjam c. Trip tiap jam 60 T = Ct Ct = Cycle time / waktu siklus (menit) d. Cycle time / Waktu siklus J J Z Ct = + + F R J = Jarak kerja (m) F = Kecepatan maju (m/menit) R = Kecepatan mundur (m/menit) Z = Waktu tetap untuk pindah transmisi (menit) Jadi ringkasan rumus untuk menghitung kapasitas produksi bulldozer adalah : KB x 60 x FK KB/JAM KP = J J Z + + F R Contoh: Hitunglah kapasitas produksi dari suatu buldoser dengan data sebagai berikut : 182

192 AH 01 Analisa Pemilihan Alat Jenis buldoser D85A-18 yang dilengkapi dengan straight tilt dozer, rops canopy dan rigid type drawbar. Material berupa tanah biasa dengan kondisi medan rata dan kering, dengan jarak gusur 30 m. Jawab : 1. Berat total D85A-18 beserta kelengkapannya = kg. 2. Kapasitas blade = L x H2 x Blade faktor = 3,725 x (1,315 x 1,315) x 0,9 = 5,80 LCM Atau = 5,80 = 4,64 BCM 1,25 3. Berat beban = KB x berat material = 4,64 x 1780 kg = 8259,2 kg Berdasarkan analisa beban dan tenaga, kecepatan dorong dapat ditentukan dengan menggunakan diagram drawbar pull vs travel speed, maka buldoser masih dapat bekerja dengan transmisi F2 dengan kecepatan 4,78 km/jam. Drawball pull yang dapat digunakan, dihitung berdasarkan koefisien traksi alat terhadap medan kerjanya, yatiu sebesar 0,90. Maka Traksi kritis = Berat total x koefisien traksi = x 0,90 = 22,077 kg Ternyata beban masih lebih kecil dari traksi kritis, berarti buldoser masih dapat bekerja dengan kecepatan seperti tersebut diatas. Untuk kecepatan mundur dengan jarak gusur 30 meter dapat menggunakan transmisi R2 dengan kecepatan : 0,85 x 7, km/jam = 6,54 km/jam. Kapasitas Produksi Buldoser : KB x 60 x FK KP = J J Z F + R + FK : Efisiensi waktu = 0,83 Efisiensi kerja = 0,75 Ketrampilan operator = 0,85 FK : 0,83 x 0,75 x 0,85 = 0,53 Z = 0,05 4,64 x 60 x 0,53 KP = ,05 KP Kapasitas Produksi Bulldozer AlatCara menghitung kapasitas produksi ripping dengan Multy Shank Ripper KP = 147,552 0,63 = 243,21 BCM = KB x P x J x 60 x FK m3 /jam J J Z F + R + Keterangan : KP = Kapasitas produksi ripping LK = Lebar kerja (meter) P = Kedalaman penetrasi (meter) J = Jarak ripping (meter) PK = Faktor Koreksi F = Faktor Koreksi F = Kecepatan maju (m/menit) R = Kecepatan mundur (m/menit) Z = Waktut tetap Contoh : Sebuah buldosert D355A digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping rata-rata 30 meter. Data teknis buldoser dan ripping adalah sebagai berikut : Attachment yang digunakan adalah GIANT RIPPER 183

193 Analisa Pemilihan Alat AH 01 Kedalaman penetrasi = 0.30 Meter Konversi dari bank ke loose = 1.25 Faktor efisiensi waktu = 0,83 Efisiensi kerja = 0,75 Effisiensi operator = 0,80 Berapakah produktivitas ripping dari buldoser tersebut? Jawab : KP = KB x P x J x 60 x FK m3 /jam J J Z F + R + LK = Lebar kerja = 2 P = 2 x 0.3 = 0.6 meter P = Kedalaman penetrasi 0.3 meter J = Jarak kerja = 30 meter F = Kecepatan maju gigi 1 terkoreksi = 0,75 X 3.3 = 2,72 km/jam = / menit Z = Waktu tetap = 0,05 menit FK = Faktor koreksi total, terdiri dari : Efisiensi waktu = 0,83 Efisiensi kerja = 0,75 Efisiensi operator = 0,80 0,83 x 0,75 x 0,80 = 0,50 0,60 x 0,30 x 30 x 60 x 0,50 KP = 30/ / ,55 = 162 1,44 = 112,5 m 3 /jam (LCM) Jadi setelah material itu dripping pasti selanjutnya didozing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ripping tidak berdiri sendiri melainkan selalu berpasangan dengan dozing. Untuk mengetahui kapasitas produksi gabungan ripping dozing, digunakan rumus sebagai berikut: KP = TD x TR m3 /jam TD X TR Keterangan: TD = Kapasitas produksi dozing TR = Kapasitas produksi ripping Kapasitas Produksi Ripping & Dozing Seperti telah kita ketahui bahwa doser shovel/wheel loader umumnya digunakan untuk pekerjaan memuat material ke atas dump truck dll. Oleh karenanya dalam menghitung kapasitas produksinyapun diarahkan pada pekerjaan pemuatan (loading). Tetapi untuk wheel loader disamping untuk memuat juga digunakan untuk pekerjaan mengangkut. Pada umumnya dilakukan untuk memindahkan material sejauh kurang LCMlebih 100 meter dan dikenal dengan metode load the carry, sedangkan untuk pemuatan biasa digunakan metode v-shape loading. Kapasitas produksi ( v-shape loading) : Kapasitas Produksi Ripping & Dozing Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantu untuk dozing, terhadap material yang keras. KP KP KB = KB x 60 x FK KB/JAM Ct = Kapasitas produksi (m 3 / jam) = Kapasitas bucket (produksi per trip)pk = Efisiensi waktu = Efisiensi kerja 184

194 AH 01 Analisa Pemilihan Alat Ct J P R Z Jadi KP = Keterampilan operator = Bucket factor = Cycle time (waktu siklus) = (J/R + J/P) x 2 + Z = jarak kerja = Kecepatan maju = Kecepatan mundur = waktu tetap untuk pindah gigi transmisi KB x 60 x FK = J/F + J/R) Contoh : Hitunglah produksi sebuah doser shovel yang sedang bekerja memuat pasir basah keatas dump truck. Dengan metode kerja v-shape loading, doser shovel yang digunakan adalah D755-3, triple grouser shoe, standar bucket (2.2 m 3 ) dan steel canopy. Jarak kerja = 10 meter. Jawab 1. Berat total D755-3 kelengkapannya = 20, = 21,420 kg 2. Kapasitas muat = kapasitas bucket x bucket factor = 2.2 x 0.8 = 1.76 LCM 3. Berat muatan = 1.76 x 1840 = kg. 4. Berat total D755 beserta muatan = 21,420 kg kg = kg 5. Traksi kritis (beban penuh) = koefisien traksi x berat = 24, x 0.30 = 7, kg Dari daftar drawbar full, maka dapat diten-tukan doser shovel tersebut bekerja dengan aman tanpa slip maju dengan F2, kecepatan penuh 4.26 km/jam atau 71 m/ menit. Sedang untuk mundur dengan jarak tersebut masih dapat dipakai R2 dengan faktor kecepatan 0.85 = 0.85 x 7.5 km = km/jam = m/menit. Jadi : KB x 60 x FK KP = J/F + J/R) FK = efisiensi waktu = 0.83 efisiensi kerja = 0.75 ketrampilan operator = 0.85 bucket factor = x 0.75 x 0.85 x 0.80 = 0.42 KP = 2.2 x 60 x (10/ /106.25) = = 72 LCM Kapasitas Produksi Motor Grader Motor grader dapat digunakan diberbagai jenis pekerjaan, misalnya: untuk perawatan jalan, penggalian parit, pemotongan tanah, dan lain-lain. Maka dari itu kapasitas produksi motor grader dapat bervariasi tergantung dari jenis pekerjaannya. Untuk menghitung kapasitas produksinya, dapat menggunakan rumus sebagai berikut : KP = F x (Le Lo) x 1000 x FK m 3 /jam KP = Kapasitas produksi (m 3 / jam) F = Kecepatan kerja (km/jam) Le = Panjang blade efektif (m) Lo = Lebar overlap (m) 185

195 Analisa Pemilihan Alat AH 01 FK = Faktor koreksi, terdiri dari : - Efisiensi waktu - Efisiensi kerja - Efisiensi operator Atau KP = N x D JAM F x FK W x D x n = JAM Le Lo x F x F W KN = x n Le - Lo N D W N = jumlah trip = panjang jalan = lebar jalan = jumlah passing Contoh : Sebuah motor grader G0605R digunakan untuk membentuk badan jalan didaerah perkebunan. Hitunglah kapasitas produksi motor grader tersebut (km/ jam) apabila diketahui lebar jalan = 8 meter, kecepatan kerja = 4 km, jumlah passing = 2. efisiensi waktu = 0.83 efisiensi operator = 0.85 efisiensi kerja = 0.75 sudut kerja blade = 600 Jawab W x D x n KP = Le Lo x F x FK = 8 x 1 x 1000 x 2 ( ) x 4000 x 0.53 = = 2.29 jam

196 AH Perhitungan Biaya 02 Perhitungan Biaya Harga satuan dasar alat yang digunakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat dalam satu satuan waktu (jam atau hari kerja). Biaya operasi peralatan, terdiri dari : 1. Biaya Pasti (Initial Cost atau Capital Cost). Biaya Pasti adalah biaya pemulihan (pengembalian) modal berikut bunganya yang lazim disebut dengan biaya penyusutan atau depresiasi. Perhitungan biaya pasti untuk segala jenis peralatan pada dasarnya sama, dan besarnya dipengaruhi oleh suasana moneter (bunga bank) dan umur rencana alat. Biaya pasti per tahun : i (1 +i)a P = N atau P = N x D (1+i)A - 1 Di mana : P = Biaya pasti N = Nilai modal yg diperhitungkan D = Faktor angsuran/ pengembalian modal (capital recovery factor) i = Bunga bank (perhitungan investasi) A = Umur ekonomi peralatan dalam tahun (standar pabrik) 2. Biaya operasi langsung (directoperation cost) Biaya untuk mengoperasikan alat tsb. Setiap merk alat berbeda Biaya operasi langsung, menurut perhitungan teoritis. Dapat dihitung dengan analisa sebagai berikut : Biaya bahan bakar, pelumas, dan biaya perawatan (H,I,J) Biaya Bahan Bakar (H) Adalah kebutuhan bahan bakar tiap jam (biasanya diambil dari manual peralatan yang bersangkutan). Pelumas (I) Yang dimaksud pelumas meliputi pelumas mesin, pelumas hidrolik, pelumas transmisi, pelumas power steering, grease dan lain-lain. Biaya perawatan/workshop (J) Biaya perawatan, meliputi biaya penggantian saringan pelumas, saringan filter udara dan lain-lain. Biaya perbaikan/suku cadang (K) Biaya penggantian ban. Biaya penggantian bagian-bagian yang aus (bukan suku cadang), misalnya belt conveyor, saringan agregat untuk stone crusher/amp, dll. Penggantian accu. Perbaikan alat. Biaya operator (M) Biasanya terdiri dari upah operator dan upah pembantu operator, dan besarnya didasarkan pada upah 1 (satu) jam kerja efektif. Mengingat banyaknya jenis dan merk peralatan, estimator akan mengalami kesulitan. Untuk memudahkan perhitungan, maka dengan menggunakan rumus pendekatan sebagai berikut : Biaya operasi peralatan, terdiri dari : 187

197 Perhitungan Biaya AH 02 a. Biaya Pasti (Initial Cost atau Capital Cost) Biaya Pasti adalah biaya pemulihan (pengembalian) modal berikut (biaya penyusutan atau depresiasi) (B C) D + F G = W Dimana : G = Biaya pasti per jam. B = Harga alat setempat. C = Nilai sisa alat. Biasanya 10% dari initial cost. W = Jumlah jam kerja dlm satu tahun (2000 jam/1600 jam/1200 jam) F = Biaya asuransi peralatan dan pajak peralatan dlm 1 th. (biasanya 0,002 x B atau 0,02 x C) D = Faktor angsuran / pengembalian modal (capital recovery factor). Pengertian Analisa Harga Satuan Analisa Harga Satuan menguraikan perhitungan harga satuan bahan dan pekerjaan berdasar suatu metode kerja dan asumsi-asumsi yang sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar desain dan komponen harga satuan. Harga Satuan Pekerjaan terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Perhitungan Produktivitas Alat Output peralatan diukur dalam satuan produk per jam. Dalam menaksir produksi (output) peralatan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Kinerja peralatan yang diberikan oleh pabrik Produksi peralatan dihitung berdasarkan volume per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam yang dinyatakan dalam rumus : Q = q x N x E 60 Q = q x X E W S Dimana: Q = Produksi alat per jam (m 3 /jam, m 2 /jam, m/jam) q = Kapasitas alat per siklus (m 3, m 2, m) N = Jumlah siklus dalam satu jam E = Efisiensi kerja total (efisiensi kerja operator dan mesin, efisiensi karena kondisi lapangan, efisiensi karena jenis material yg ditangani) WS = Waktu siklus dalam menit Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat Harga satuan dasar alat yang digunakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat dalam satu satuan waktu (jam atau hari kerja). Biaya operasi peralatan, terdiri dari : 1. Biaya Pasti (Initial Cost atau Capital Cost). Biaya Pasti adalah biaya pemulihan (pengembalian) modal berikut bunganya yang lazim disebut dengan biaya penyusutan atau depresiasi. Perhitungan biaya pasti untuk segala jenis peralatan pada dasarnya sama, dan besarnya dipengaruhi oleh suasana moneter (bunga bank) dan umur rencana alat. Biaya pasti per tahun : 188

198 AH 02 Perhitungan Biaya i (1 +i)a P = N atau P = N x D (1+i)A - 1 Di mana : P = Biaya pasti N = Nilai modal yg diperhitungkan D = Faktor angsuran/ pengembalian modal (capital recovery factor) i A = Bunga bank (perhitungan investasi) = Umur ekonomi peralatan dalam tahun (standar pabrik) 2. Biaya operasi langsung (direct operation cost) Biaya utk mengoperasikan alat tsb. Setiap merk alat berbeda Biaya operasi langsung, menurut perhitungan teoritis. Dapat dihitung dengan analisa sebagai berikut : Biaya bahan bakar, pelumas, dan biaya perawatan (H,I,J) Biaya Bahan Bakar (H) Adalah kebutuhan bahan bakar tiap jam (biasanya diambil dari manual peralatan yang bersangkutan). Pelumas (I) Yang dimaksud pelumas meliputi pelumas mesin, pelumas hidrolik, pelumas trans-misi, pelumas power steering, grease dan lain-lain. Biaya utk mengoperasikan alat tsb. Setiap merk alat berbeda 1). Biaya bahan bakar H = (12,5 s/d 15)% x HP Di mana : H = besarnya bahan bakar dlm 1 jam (liter) HP = kapasitas mesin penggerak (dlm HP) 12,5 % untuk alat bertugas ringan 15 % untuk alat bertugas berat 2). Biaya pelumas (I) I = (2,5 s/d 3)% x HP Di mana : I = besarnya pelumas per jam (liter) HP = Kapasitas mesin penggerak (dlm HP) 2,5 % untuk pemakaian ringan 3 % untuk pemakaian berat 3). Biaya bengkel J = (6,25 s/d 8,75)% x B/W Dimana : B = Harga pokok alat setempat W = Jumlah jam kerja dalam satu tahun 6,25 % untuk alat bertugas ringan 8,75 % untuk alat bertugas berat 4). Biaya perbaikan dan perawatan (K) K = (12,5 s/d 17,5 %) (B/ W) Di mana : B = Harga alat dlm rupiah W = Jumlah jam kerja (dlm jam) 12,5 % utk alat bertugas ringan 17,5 % utk alat bertugas berat 5). Upah operator / driver 189

199 Perhitungan Biaya AH 02 Informasi yang Diperlukan Perhitungan Jenis alat Kapasitas alat Umur ekonomis alat Jam kerja alat per tahun Harga pokok alat Nilai sisa alat Tingkat suku bunga Asuransi dan pajak Tenaga mesin Upah tenaga Harga bahan bakar dan pelumas Biaya pengembalian modal & ansuransi Biaya operasi & pemeliharaan : bahan bakar, pelumas, perawatan, spare part Operator & pembantunya Perhitungan koefisien alat & total harga alat Jenis Kapasitas (sesuai dengan spesifikasi jika ada) JumlahJika tidak disyaratkan tergantung dari kuantitas & lamanya periode pelaksanaan. Faktor efisiensi produksi Perhitungan koefisien tenaga kerja & total harga tenaga kerja Kualifikasi (mandor, tukang, pekerja biasa, dsb.) Tergantung dari produktifitas peralatan (diperoleh dari kapasitas terkecil suatu alat yang jumlahnya min. Diambil 1) dan variasi jumlah alat yang akan disediakan. Kuantitas jam kerja Harga satuan dasar tenaga kerja Produksi peralatan dihitung berdasarkan volume per siklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam yang dinyatakan dalam rumus : Q = q x N x E 60 Q = q x X E W S Dimana: Q = Produksi alat per jam (m 3 /jam, m 2 /jam, m/jam) q = Kapasitas alat per siklus (m 3, m 2, m) N = jumlah siklus dalam satu jam E = Efisiensi kerja total (efisiensi kerja operator dan mesin, efisiensi karena kondisi lapangan, efisiensi karena jenis material yg ditangani) WS = Waktu siklus dalam menit Perhitungan Harga Satuan Dasar Alat Harga satuan dasar alat yang digunakan adalah biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat dalam satu satuan waktu (jam atau hari kerja). Biaya operasi peralatan, terdiri dari : 1. Biaya Pasti (Initial Cost atau Capital Cost). Biaya Pasti adalah biaya pemulihan (pengembalian) modal berikut bunganya yang lazim disebut dengan biaya penyu-sutan atau depresiasi. Perhitungan biaya pasti untuk segala jenis peralatan pada dasarnya sama, dan besarnya dipengaruhi oleh suasana moneter (bunga bank) dan umur rencana alat. Biaya pasti per tahun : 190

200 AH 02 Perhitungan Biaya i (1 +i)a P = N atau P = N x D (1+i)A - 1 Di mana : P = Biaya pasti N = Nilai modal yg diperhitungkan D = Faktor angsuran/ pengembalian modal (capital recovery factor) i A = Bunga bank (perhitungan investasi) = Umur ekonomi peralatan dalam tahun (standar pabrik) 2. Biaya operasi langsung (direct operation cost) Biaya untuk mengoperasikan alat tsb. Setiap merk alat berbeda Biaya operasi langsung, menurut perhitungan teoritis. Dapat dihitung dengan analisa sebagai berikut : Biaya bahan bakar, pelumas, dan biaya perawatan (H,I,J) Biaya Bahan Bakar (H) Adalah kebutuhan bahan bakar tiap jam (biasanya diambil dari manual peralatan yang bersangkutan). Pelumas (I) Yang dimaksud pelumas meliputi pelumas mesin, pelumas hidrolik, pelumas transmisi, pelumas power steering, grease dan lain-lain. Biaya untuk mengoperasikan alat tsb. Setiap merk alat berbeda 1). Biaya bahan bakar H = (12,5 s/d 15)% x HP Di mana : H = besarnya bahan bakar dlm 1 jam (liter) 191

201 Perhitungan Tarif Alat AH 03 PerhitunganTarif Alat Jenis peralatan untuk pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis ada berbagai macam. Baik ditinjau dari segi kelas horse powernya, fungsi dan kegunaan serta manfaat khusus. Oleh karena itu cara perhitungan taksiran produktivitas alatpun beraneka ragam tergantung fungsi kegunaan alat tersebut. Walaupun demikian pada dasarnya adalah sama, yaitu : Produksi Per Satuan Waktu = [Produksi per Trip x Jumlah Trip Persatuan Waktu x Faktor Koreksi] Dengan diketahuinya kapasitas produksi peralatan, berarti jumlah peralatan yang digunakan akan diketahui juga. Untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan hasil yang nyata di lapangan, maka dalam perhitungan secara teoritis harus dimasukkan faktor koreksi yang diperkenankan dan layak diterapkan sesuai dengan kondisi yang ada. tetapi dapat diperkirakan ekuvalen dengan kemiringan 2 : 1. Tetapi bila menggusur material tidak di dalam saluran atau parit, kapasitas blade akan menurun. Angka penurunan ini tergantung dari jenis blade, jenis material dan faktor kekerasannya. Kapasitas Produksi Bulldoze (Dozing) : KBD = KB x 60 x FK J/F+J/R+Z m 3 /Jam Keterangan : KPD = Produksi Dozing (m 3 /jam) KB = Kapasitas Blade (m 3 ) FK = Faktor Koreksi J = Jarak Dorong (meter) F = Kecepatan Maju (meter/menit) R = Kecepatan Mundur (meter/menit) Z = Waktu Tetap (menit) Kapasitas blade umumnya sudah dicantumkan oleh pabrik pembuat alat dalam Komatsu spesifikasi dan aplikasi hand book, contoh sbb : 1. KAPASITAS PRODUKSI BULLDOZER Kapasitas bulldozer dapat ditentukan dengan ukuran dari beban yang didorong oleh blade. Apabila bulldozer digunakan untuk menggusur beban (misalnya tanah, pasir dan sebagainya) dalam saluran atau parit dengan tinggi yang sama dengan bladenya, maka blade tersebut akan terisi penuh menurut panjang dan tingginya. Walaupun bentuk dari tanah yang didorong dibagian depan mempunyai kemiringan yang tidak teratur, 192

202 AH 03 Perhitungan Tarif Alat Blade Specifications Agele Dozer BULDOZERS MODEL D65E-12 D65EX-16 D65EX-17 D68ESS-12 ITEM OPERATING WEGHT* kg (lb) (39,000) (42,590) (42,970) (37,350) BLADE CAPACITY LH 2 ** SAE m 3 (yd 3 ) 4,80 (6,28) 3,55 (4,64) Bisa juga dilihat di brosur-brosur teknis, contoh sbb : 4,80 (6,28) 3,55 (4,64) 4,80 (6,28) 3,55 (4,64) 3,6 (4,71) 2,6 (3,40) DIMENSION* A Ovelall length mm (ft.in) 5470 (17 11 ) 5630 (18 6 ) 5540 (18 2 ) 5930 (19 5 ) B Overall width mm (ft.in) 3970 (13 ) 3970 (13 0 ) 3970 (13 0 ) 3970 (13 ) C Overall geight mm (ft.in) 2980 (9 9 ) 3155 (10 4 ) 3155 (10 4 ) 3140 (10 4 ) Ground pressure kg/cm2 (PSI) 0,65 (9,2) 0,64 (9,10) 0,64 (9,10) 0,54 (7,68) DOZER EQUIPMENT Weight kg (lb) 2820 (6,220) 2200 (4,850) 2200 (4,850) 2660 (5,860) (Includes hydraulic control unit) 2930 (6,460) Length mm (ft.in) 3970 (13 ) 3970 (13 0 ) 3970 (13 0 ) 3970 (13 ) Height mm (ft.in) 1100 (3 7 ) 1100 (3 7 ) 1100 (3 7 ) 950 (3 1 ) D Max. lift above ground mm (ft.in) 1180 (3 10 ) 1175 (3 10 ) 1175 (3 10 ) 1205 (3 11 ) E Max. drop below ground mm (ft.in) 460 (1 6 ) 445 (1 6 ) 445 (1 6 ) 535 (1 9 ) F Max. tilting adjustment mm (ft.in) 400 (1 4 ) 400 (1 4 ) 400 (1 4 ) 400 (1 4 ) Digging angle degree 56, UPPER ATTACHMENT - - POPS cab POPS cab - DOZER EQUIPMENT Use of high tensile strength steel in moldboard for strengthened blade construction. Overall Length With Dozer Blade Capacity* Blade length x height Maximum lift above ground Maximum drop below ground Maximum tilt adjustment Angling angle Additional weight Dozer Equipment Hydraulic control unit Angle Dozer 590 mm ,4 m mm x 1070 mm 4,4 yd x mm mm mm degree 2890 kg 6,370 lb 540 kg 1,190 lb Straight Tilt Dozer 5615 mm ,4 m mm x 1295 mm 5,8 yd x mm mm mm kg 4,890 lb 590 kg 1,300 lb Semi-U Tilt Dozer 5770 mm ,8 m mm x 1565 mm 8,9 yd x mm mm mm kg 5,560 lb 590 kg 1,300 lb Remarks : * Blade capacides are based on the SAE recomendation practice J1265 atau dapat pula dihitung, berdasarkan standar SAE J1265, cara menentukan kapasitas blade adalah sebagai berikut : 193

203 Perhitungan Tarif Alat AH 03 Untuk jenis straight dan single blade = 0.80 x LH2 Keterangan : L = Panjang blade (meter) H = Tinggi blade (meter) Waktu tetap (Z) tergantung dari pada jenis transmisi dan jumlah tangkai transmisi. Untuk produk Komatsu dapat dilihat pada tabel berikut : Jenis Transmissi Direct drive - Single lever - Double lever Torque flow Contoh Kasus : L (Menit) 0,10 0,20 0,05 Hitunglah kapasitas produksi bulldozer D85ESS-2 dengan data sebagai berikut : Kapasitas blade = 3,4 m 3 (Angle Blade dozer), dengan faktor blade = 0,90 Jarak Dorong = 30 meter dengan kec. maju = 6,8 km/jam, kec. mundur = 8,6 km/jam Faktor Koreksi = 0,63 yang terdiri dari : Faktor kesiapan mesin = 0.90 Faktor efisiensi waktu = 0,83 Faktor ketrampilan operator = 0,85 H Selain faktor koreksi di atas, kecepatan kerja juga harus dikoreksi, karena transmisi jenis torqflow, kecepatan kerja selalu berubah sesuai beban kerja yang diterima. Oleh karena itu umumnya dalam kalkulasi teoritis kecepatan kerja dikoreksi seperti berikut : Kecepatan maju dikoreksi 75% Kecepatan mundur dikoreksi 85% Jawab : KPD = (3,4 x 0,9) x 60 x 0,63 30/113,3 + 30/143,3 + 0,05 KPD = m 3 /jam m 3 /jam Kapasitas Produksi Bulldozer (Ripping) : Untuk estimasi / taksiran produksi hasil ripping, disarankan mendapatkan hasil test seismic wave velocity sebab produktivitas ripping sangat dipengaruhi oleh jenis ripper maupun tipe alatnya. Setelah mendapatkan hasil test seismic wave velocity, bisa dibaca di Komatsu spesifikasi dan aplikasi hand book sehingga produksi ripping dapat di estimasikan. Tetapi jika test seismic wave velocity belum dilakukan, maka perhitungan taksiran produksi dibawah ini bisa digunakan lebih dahulu. Cara menghitung taksiran produksi ripping oleh bulldozer bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Multi Shank Ripper Giant Ripper 194

204 AH 03 Perhitungan Tarif Alat Taksiran Produksi Ripping dengan Multi Shank Ripper. KPR = Keterangan : KPR = Taksiran Produksi Ripping (m 3 /Jam) LK = Lebar Kerja (meter) P = Kedalaman Penetrasi (meter) J = Jarak Ripping (meter) FK = Faktor Koreksi F = Kecepatan Maju (meter/menit) R = Kecepatan Mundur (meter/menit) Z = Waktu Tetap (menit) Taksiran Produksi Ripping dengan Giant Ripper. KPR = LK x P x J x 60 x FK J/F+J/R+Z 1/2 P 2 x J x 60 x FK J/F+J/R+Z m 3 /Jam m 3 /Jam Keterangan : KPR = Taksiran Produksi Ripping (m 3 / Jam) P = Kedalaman Penetrasi (meter) J = Jarak Ripping (meter) FK = Faktor Koreksi F = Kecepatan Maju (meter/menit) R = Kecepatan Mundur (meter/menit) Z = Waktu Tetap (menit) Contoh Kasus : Sebuah bulldozer D375A-6 digunakan untuk pekerjaan ripping. Jarak ripping rata-rata 30 meter. Data teknis bulldozer dan ripping adalah : Attachment yang digunakan adalah Giant ripper Kedalaman Penetrasi = 0,90 meter Faktor kesiapan mesin = 0.90 Faktor efisiensi waktu = 0,83 Efisiensi ketrampilan operator = 0,85 Berapakah produktivitas ripping dari bulldozer tersebut? Jawab : KPR = 1/2 P 2 x J x 60 x FK J/F+J/R+Z m 3 /Jam Keterangan : LK = Lebar kerja = P = 0,90 meter P = Kedalaman Penetrasi= 0,90 meter J = Jarak Kerja = 30 meter F = Kecepatan maju gigi 1 terkoreksi = 0,75 x 3,80 = 2,85 km/jam = 47,5 m/menit R = Kecepatan mundur gigi 1 terkoreksi = 0,85 x 5,10 = 4,33 km/jam = 72,17 m/menit Z = Waktu tetap = 0,05 menit FK = Faktor koreksi total (efisiensi kerja) = 0,90 x 0,83 x 0,85 = 0,63 195

205 Perhitungan Tarif Alat AH 03 KPR = 1/2 x 0,90 x 90 x30x 60 x 0,63 30/47,5 + 30/72,17 + 0,05 = 417,27 m3/jam Kapasitas Produksi Gabungan Ripping - Dozing Pada prakteknya pekerjaan ripping merupakan pekerjaan bantu terhadap dozing. Jadi setelah material itu di ripping pasti selanjutnya dilakukan dozing. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ripping tidak berdiri sendiri melainkan selalu berpasangan dengan dozing. Untuk mengetahui taksiran produksi gabungan ripping - dozing, digunakan rumus sebagai berikut : TP = Dimana : KPD = Taksiran Produksi Dozing (m 3 /jam) KPR = Taksiran Produksi Ripping (m 3 /jam) 2. KAPASITAS PRODUKSI HYDRAULIC EXCAVATOR Untuk menghitung estimasi kapasitas produksi hydraulic excavator dapat menggunakan rumus sbb : KP = KDP x KPR KDP+KPR m 3 /Jam KB x bf x 3600 x FK CT m 3 /Jam Dimana : KB = Kapasitas Bucket (m 3 ) bf = Bucket faktor FK = Faktor Koreksi terdiri dari : - Faktor kesiapan mesin - Faktor efisiensi waktu - Faktor ketrampilan operator Ct = Cycle time (second) CYCLE TIME Perhitungan cycle time hydraulic excavator tergantung dari : a. Ukuran alat (ukuran yang kecil mempunyai siklus yang lebih cepat dibanding dengan yang lebih besar) b. Kondisi kerja (dengan kondisi kerja yang baik excavator memiliki siklus yang lebih cepat dibandingkan dengan kondisi kerja yang lebih berat) Karena banyaknya variable yang dapat mempengaruhi kerja hydraulic excavator maka tidaklah mudah untuk menunjukkan dengan tepat berapa besar cycle time dari hydraulic excavator tersebut. Cycle time hydraulic excavator terdiri dari : a. Excavating time (digging time) b. Swing time (loaded) c. Dumping time d. Swing time (empty) Berdasarkan Komatsu spesifikasi dan aplikasi hand book, maka standar dari cycle time komatsu hydraulic excavator adalah sebagai berikut : 196

206 AH 03 Perhitungan Tarif Alat Tabel Cycle Time Komatsu Hydraulic Excavator Range Swing Angle Range Swing Angle Model Model PC PC270, PC PW PC300, PC PC130, PC138US PC400, PC PC PC600, PC PW160, PW PC750, PC800, PC PC PC PC200, PC210, PC228US PC PW200, PC220, PC230, PC Tabel Conversion faktor untuk Backhoe Dumping Condition Digging depth Specified max. digging depth Easy (Dump ontospil pile) Normal (Large dump target) Dumping Condition Rather diffiult (Small dump target) Untuk mengitung cycle time dapat juga dengan cara menggunakan tabel-tabel di atas dengan cara sebagai berikut : Cycle time = Standar cycle time x Conversion faktor Difficult (Small dump target reguiring maximum dumping reach) Below 40% 0,7 0,9 1,1 1, % 0,8 1 1,3 1,6 Over 75% 0,9 1,1 1,5 1,8 BUCKET FACTOR Bucket factor tergantung dari jenis material yang akan digali. Menurut tabel dari Komatsu spesifikasi dan aplikasi hand book, bucket faktor adalah sebagai berikut : Tabel Bucket factor untuk Backhoe Excavating Condition Bucket Factor Easy Clayey Soil, Clay, or Soft Soil Average Sandy Soil, Sand Soil Rather Difficult Sandy Soil with Gravel Difficult Loading Blasted Rock

207 Perhitungan Tarif Alat AH 03 Contoh kasus : Tentukan kapasitas produksi galian tanah berpasir yang bercampur kerikil (gravel) menggunakan Hydraulic excavator PC200-8 New Generation, sudut swing 180*, attachment yang digunakan adalah standar bucket dengan kapasitas 0,93 (bucket factor = 0,85) Jawaban : KP = KB x bf x 3600 x FK = Ct = m3/jam (LCM) Catatan : Faktor koreksi terdiri dari, efisiensi waktu = 0,83 kesiapan mesin = 0.90 ketrampilan operator = 0,85 3. KAPASITAS PRODUKSI COMPACTOR Pemadatan adalah proses fisik dimana berat jenis dari bahan yang dipadatkan akan bertambah, Tiga faktor penting yang dapat mempengaruhi pemadatan adalah: Material gradation Moisture content Compactive effort 0.93 x 0.85 x 3600 x 0.63 Ct Material gradation menunjukkan distribusi (% terhadap berat) dari ukuran tanah yang berbeda. Tanah disebut berkualitas baik apabila distribusi dari berbagai macam ukuran partikel tanahnya tersebar merata atau dengan kata lain bahwa ukuran partikel tanah cenderung heterogen. Pemadatan terhadap tanah seperti ini akan lebih mudah dilakukan. Moisture content adalah kandungan air dalam tanah. Jumlah kandungan air ini sangat penting dalam proses pemadatan. Air akan melumasi partikel-partikel tanah sehingga akan membantu saling bergeser sampai pada kondisi padat tertentu. Perlu diketahui sehubungan dengan kandungan air tanah ini, bahwa untuk tanah yang terlalu kering atau terlalu basah akan sangat sulit dilakukan pemadatan. Moisture content optimum adalah kandungan air tertentu yang dapat membantu proses pemadatan yang optimal. COMPACTIVE EFFORT adalah berbagai macam cara pemadatan dari suatu alat pemadat seperti : Static weight or pressure : Rod Roller Kneeding action or manipulation : Sheep foot roller Impact or sharp blow : Penumbuk Vibration : Vibration roller Kapasitas produksi pemadatan ada 2 versi yaitu : Dalam satuan volume dari material yang dipadatkan dengan rumus : LK x F x H x 1000 x FK KP = m 3 /Jam N Keterangan : KP = Kapasitas Produksi (m 3 /jam) LK = Lebar Kerja efektif (m) F = Kecepatan kerja (km/jam) H = Ketebalan material yang dipadatkan (m) N = Jumlah lintasan (passing 198

208 AH 03 Perhitungan Tarif Alat N = Jumlah lintasan (passing) FK = Faktor Koreksi terdiri dari : faktor ketersediaan mesin faktor effisiensi waktu faktor ketrampilan operator Dalam satuan luas area yang dipadatkan dengan rumus : KP = LK x F x 1000 x FK N (M 2 /Jam) Type of Equipment Soil compactor Tire roller Large vibratory roller Effective compaction width (W) (Driving wheel width x 2) 0,2 m Outside-to-outside distance of most outside tires 0,3 m Roller width 0,2 m Lebar kerja efektif adalah lebar drum compactor-lebar overlap (tabel a). Kecepatan kerja tergantung tipe compactor yang digunakan (tabel b). Ketebalan pemadatan adalah ketebalan setiap lapis pemadatan tergantung spesifikasi tingkat kepadatan atau berdasarkan hasil tes yang dilakukan. Jumlah passing atau lintasan adalah banyaknya lintasan yang diperlukan tergantung dari spesifikasi teknis atau hasil tes yang dilakukan. Tapi pada umumnya jumlah lintasan seperti pada (tabel c). Tabel a. Lebar kerja (pemadatan) efektif Type of Equipment Effective compaction width (W) Small vibratory roller Roller width 0,1m Bulldozer Tabel b. Kecepatan kerja Road roller Tire roller Vibration roller Soil compactor Tamper Tire roller 3-5 (Width of track shoe x 2) 0,3 m About 2,0 km/hr About 2,5 km/hr About 1,5 km/hr About 4-10 km/hr About 1,0 km/hr Tabel c. Jumlah lintasan (passing) Macadam roller Tandem roller Driving wheel width 0,2m Driving wheel width 0,2m Road roller 4-8 Vibration roller 4-12 Soil compactor

209 Perhitungan Tarif Alat AH 03 Contoh Kasus : Tentukan kapasitas produksi pemadatan untuk pekerjaan penimbunan badan jalan. Alat yang digunakan adalah compactor BW211D-40. Data-data pekerjaan adalah sbb : Berdasarkan penyelidikan pekerjaan tanah telah dipelajari tebal lapisan tanah timbunan setelah dipadatkan = 30 cm, dan diperlukan 6 lintasan untuk dapat mencapai kepadatan tanah yang diperlukan. Sedangkan faktor pengembangan volume material tanah adalah sebagai berikut : Kondisi awal Kondisi asli Kondisi gembur Kondisi padat A 1,00 1,43 0,90 B 0,70 1,00 0,63 C 1,11 1,59 1,00 Jawab : Berdasarkan tabel di atas maka tebal lapis pemadatan = 30 cm x 1,59 = 48 cm KP = F x H x 1000 x FK N = (2,1 0,2) x 1,5 x 0,48 x 1000 x 0,63 6 = m 3 /jam (lcm/jam) atau 90,49 ccm/jam Catatan, Faktor koreksi terdiri dari : ketersediaan mesin = 0,90 effisiensi waktu = 0,83 ketrampilan operator = 0,85 0,90 x 0,83 x 0,85 = 0,63 200

210 AH 03 Perhitungan Tarif Alat FAKTOR EKONOMI (BIAYA ALAT BERAT) 1. BIAYA KEPEMILIKAN DAN OPERASI (OWNING AND OPERATING COST) Owning & operating cost adalah estimasi perhitungan yang dibuat untuk mengetahui besarnya biaya kepemilikan ( Owning cost) dan biaya operasi (Operating cost) alat (mesin) untuk suatu masa tertentu. Masa tertentu ini adalah suatu masa dimana umur ekonomi atau Umur kegunaan atau nilai buku dari suatu unit sudah habis. Nilai Owning & Operating cost dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan pada suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu mesin. Sehingga dapat dipakai sebagai acuan untuk memperkirakan keuntungan dan kerugian suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu mesin. Owning & Operating cost terdiri dari dua unsur, yaitu biaya kepemilikan (owning cost) dan biaya operasi (operation cost). Komponen-komponen yang termasuk dalam owning cost & operation cost adalah sebagai berikut : Biaya Penyusutan (Depreciation) Biaya Kepemilikan Biaya Bunga Modal (Interest) (Owning Cost) Biaya Pajak (Taxes) Biaya Asuransi (Insurance) Owning & Operating Cost Biaya Bahan Bakar (Fuel) Biaya Minyak Pelumas (Oil) Biaya Operasi (Operation Cost) Biaya Saringan saringan (Filter) Biaya Perawatan & Perbaikan (Repair & Maintenance) Biaya Ban (Tyres) Biaya Operator (Operator Wage) Biaya Khusus (Special Items) Owning & operating cost alat-alat berat sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : Tipe pekerjaan dimana alat berat beroperasi Harga bahan bakar dan pelumas di lokasi kerja Nilai suku bunga pinjaman bank dan faktor-faktor lainnya. 201

211 Perhitungan Tarif Alat AH BIAYA KEPEMILIKAN (OWNING COST) Biaya kepemilikan merupakan jumlah dari nilai biaya penyusutan, bunga modal, biaya asuransi dan pajak. Biaya kepemilikan ini merupakan Biaya Tetap (Fixed Cost), yaitu biaya yang tetap diperhitungkan meskipun alat tidak dioperasikan Biaya Penyusutan (Depreciation Cost) Metode yang populer digunakan untuk menghitung biaya penyusutan adalah metode garis lurus (Straight Line). Metode ini mempunyai pengertian, bahwa nilai modal turun, karena dikurangi nilai penyusutan yang sama besar sepanjang umur kegunaan alat. Penyusutan metode garis lurus dihitung dengan persamaan berikut : Penyusutan = Harga Mesin - Nilai sisa Umur Kegunaan Alat Keterangan : Nilai sisa alat berat = 30 % dari harga baru mesin. Pada Alat yang menggunakan roda karet. Nilai Penyusutan = Harga mesin baru Nilai sisa - Harga ban Bunga Modal, Asuransi, Pajak a. Bunga Modal Bunga modal harus diperhitungkan agar tidak merugi dalam menggunakan modal kerjanya. Keuntungan yang diperoleh harus lebih besar dari bunga modalnya, agar tidak merugi. b. Asuransi Besar asuransi yang harus dibayarkan sangat tergantung dari harga alat, jenis asuransi yang diminta, jangka waktu pengasuransian alat, jenis pekerjaan yang dilaksanakan, lokasi pekerjaan dan lain sebagainya. c. Pajak Di negara kita, belum ada peraturan definitif mengenai pajak terhadap kepemilikan alat berat. Pajak kepemilikan alat berat sudah termasuk dalam pajak kekayaan perusahaan. Bunga Modal dan Asuransi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : (n-1)(1-r) 1 - x Harga Alat x (Int + Ins) 2n Int & Ins = Jam Kerja Pertahun Keterangan : n = Umur ekonomi alat (tahun) r = Nilai sisa alat (%) Ins = Asuransi Int = Bunga Bank 1.2. BIAYA OPERASI ALAT (OPERATING COST) Biaya operasi alat (Operating Cost) adalah biaya yang timbul apabila alat tersebut beroperasi. Biaya operasi alat (Operating Cost) merupakan biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya operasi pada umumnya berbeda-beda, tergantung pada jenis alat, kondisi medan operasinya, jenis pekerjaan yang dilakukan dan lain sebagainya. Operating Cost Merupakan jumlah dari komponen biaya berikut ini : 202

212 AH 03 Perhitungan Tarif Alat Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost) Kebutuhan bahan bakar perjam umumnya berbeda-beda, tergantung pada jenis alat, kondisi medan operasinya, jenis pekerjaan yang dilakukan dan lain sebagainya. Data-data kebutuhan bahan bakar perjam dapat diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, atau dapat diperoleh dari pabrik atau dealer yang bersangkutan, salah satunya melalui Komatsu spesifikasi dan aplikasi hand book, contohnya dapat dilihat pada Tabel d & e. Estimasi Biaya Bahan Bakar per Jam = Konsumsi Bahan Bakar per Jam x Harga Bahan bakar setempat Biaya Pelumas dan Filter (Oil & Filter Cost) Konsumsi minyak pelumas per jam pada suatu mesin dapat dihitung dengan membagi jumlah (Liter) minyak pelumas yang diisikan sesuai kapasitasnya dengan interval waktu penggantiannya (jam). salah satunya melalui Komatsu spesifikasi dan aplikasi hand book, contohnya dapat dilihat pada Tabel f. Pada umumnya komponen alat-alat berat memerlukan pelumas terdiri dari : a. Oli mesin b. Oli Transmisi c. Oli Hidrolis d. Oli final drive e. Gemuk Biaya Minyak Pelumas = Konsumsi Minyak Pelumas per jam x Harga minyak pelumas setempat. Biaya Filter = Harga filter yang dimaksud dibagi interval waktu penggantian filter. Untuk penghitungan biaya filter ini biasanya diperhitungkan sebesar 50 % dari jumlah biaya pelumas, diluar biaya bahan bakar Biaya Ban (Tire Cost) Keausan ban sangat dipengaruhi oleh keadaan medan, spesifikasi ban, kecepatan dan tekanan angin serta kualitas ban itu sendiri. Biaya Ban = Harga ban dibagi umur pemakaiannya (Jam) Biaya Perbaikan & Perawatan (Repair & Maintenance Cost) Komponen biaya ini lebih tepat dikatakan sebagai biaya cadangan untuk reparasi. Karena belum tentu biaya yang dikeluarkan sebesar itu, bisa lebih kecil, dan bisa lebih besar. Pelaksanaan pemeriksaan dan perawatan periodik yang rutin dan tepat, akan mencegah terjadinya kerusakan besar, sehingga menjamin mesin senantiasa dalam kondisi yang bail, sehingga bisa menekan biaya perbaikan dan memperpanjang umur pakai alat. 203

213 Perhitungan Tarif Alat AH Biaya-biaya Khusus (Special Item Cost) Untuk suku cadang yang keausannya lebih cepat dibandingkan yang lain, tidak termasuk dalam biaya perbaikan, tetapi termasuk dalam kategori biaya khusus. Misalnya, Ripper point, Ripper shank, dan lain sebagainya. Perhitungan biaya khusus ini dengan persamaan : Biaya Khusus = Harga per item x jumlah item yang diperlukan Umur kegunaan item tsb. (Jam) Upah Operator (Operator Wage) Cara menghitung komponen biaya ini, tergantung pada sistim penggajian operator dan pembantu operator. Jika dengan gaji bulanan dapat dihitung dengan persamaan berikut : Upah Operator = Rata-rata upah operator dan pembantu operator per bulan Jam kerja per bulan 204

214 AH 03 Perhitungan Tarif Alat Tabel d. Pemakaian bahan bakar bulldozer berdasarkan penerapan dan kondisi operasinya Constraction (1) Bulldozers Machine Range Low Medium High Amount U.S. Gal/hr ltr/hr U.S. Gal/hr ltr/hr U.S. Gal/hr ltr/hr D21A, P-8E0 0,4-0,85 1,6-3,2 0,85-1,3 3,2-4,8 1,3-1,7 4,8-6,4 D31EX, PX-22 0,9-1,8 3,3-6,7 1,8-2,6 6,7-10,0 2,6-3,5 10,0-13,3 D37EX, PX-22 1,0-2,0 3,8-7,6 2,0-3,0 7,6-11,4 3,0-4,0 11,4-15,1 D37EX, PX-23 0,9-1,8 3,4-6,8 1,8-2,7 6,8-10,2 2,7-3,6 10,2-13,6 D39EX, PX-22 1,2-2,4 4,5-8,9 2,4-3,5 8,9-13,4 3,2-4,7 13,4-17,9 D39EX, PX-23 1,1-2,1 4,0-8,0 2,1-3,2 8,0-12,1 3,2-4,3 21,1-16,1 D51EX, PX-22 1,4-2,8 5,2-10,5 2,8-4,1 10,5-15,7 4,1-5,5 15,7-21,0 D61EX, PX-15E0 1,7-3,4 6,4-12,9 3,4-5,1 12,9-19,3 5,1-6,8 19,3-25,7 D61EX, PX-23 1,5-3,1 5,8-11,6 3,1-4,6 16,9-17,4 4,6-6,1 17,4-23,2 D63E-12 1,8-3,7 6,9-13,9 3,7-5,5 13,9-20,8 5,5-7,3 20,8-27,7 D65E-P12 2,1-4,1 7,8-15,6 4,1-6,2 15,8-23,4 6,2-8,2 23,4-31,1 D65EX, PX, WX-16 1,8-3,6 6,9-13,8 3,6-5,5 13,8-20,7 5,5-7,3 20,7-27,6 D65EX, PX, WX-17 1,8-3,6 6,9-13,8 3,6-5,5 13,8-20,7 5,5-7,3 20,7-27,6 D85ESS-12 1,8-3,7 6,9-13,9 3,7-5,5 13,9-20,8 5,5-7,3 20,8-27,7 D85ESS-2,2A 2,2-4,4 6,4-16,8 4,4-6,7 16,8-25,2 6,7-8,9 25,2-33,6 D85EX, PX-15E0 2,5-5,1 9,6-19,2 5,1-7,6 19,2-28,8 7,6-10, ,4 D85EX, PX-15R 2, ,4-18,7 4,9-7,4 18,7-28,1 7,4-9,9 28,1-37,5 Keterangan: Rendah : Pergerakan mesin idle atau berjalan tanpa beban. Sedang : Pekerjaan pemindahan tanah biasa, menarik scraper atau pekerjaan mendorong yang mudah. Tinggi : Ripping, pekerjaan mendorong yang berat dan operasi yang terus menerus dengan tenaga penuh tanpa idle. 205

215 Perhitungan Tarif Alat AH 03 Tabel e. Pemakaian bahan bakar hydraulic excavator berdasarkan penerapan dan kondisi operasinya Constraction (3) Hydraulic Exavators Range Low Medium High Amount Machine U.S. Gal/hr ltr/hr U.S. Gal/hr ltr/hr U.S. Gal/hr ltr/hr PC20MR-3 0,21-0,29 1,1-1,6 0,29-0,45 1,6-2,3 0,45-0,77 2,3-3,9 PC27MR-3 0,34-0,48 1,3-1,8 2,48-0,71 1,8-2,7 0,71-1,19 2,7-4,5 PC30MR-3 3,7-0,53 1,4-2,0 0,53-0,77 2,0-2,9 0,77-1,29 2,9-4,9 PC35MR-3 3,7-0,53 1,4-2,0 0,53-0,79 2,0-3,0 0,79-1,32 3,0-5,0 PC45MR-3 5,0-7,1 1,9-2,7 0,71-1,06 2,7-4,0 1,06-1,74 4,0-6,6 PC55MR-3 5,0-7,1 1,9-2,7 0,71-1,06 2,7-4,0 1,06-1,74 4,0-6,6 PC60-8 0,6-0,9 2,4-3,4 0,9-1,4 3,4-5,2 1,4-2,3 5,2-8,6 PC70-8 0,8-1,1 2,9-4,1 1,1-1,6 4,1-6,1 1,6-2,7 6,1-10,2 PC78US-8 0,6-0,9 2,4-3,5 0,9-1,4 3,5-5,2 1,4-2,3 5,2-8,7 PC88MR-8 0,8 1,1 2,9-4,1 1,1-1,6 4,1-6,1 1,6-2,7 6,1-10,2 PC ,1-1,6 4,1-5,9 1,6-2,3 5,9-8,8 2,3-3,9 8,8-14,6 PC130, F7 1,1-1,6 4,1-5,9 1,6-2,3 5,9-8,8 2,3-3,9 8,8-14,6 PC ,1-1,5 4,1-5,8 1,5-2,3 5,8-8,7 2,3-3,8 8,7-14,5 PC138US, USLC-10 1,0-1,4 3,8-5,4 1,4-2,1 5,4-8,1 2,1-3,6 8,1-13,5 PC138US-8 1,1-1,5 4,1-5,8 1,5-2,3 5,8-8,7 2,3-3,8 8,7-14,5 PC160LC-8 1,4-1,9 5,1-7,3 1,9-2,9 7,3-11,0 2,9-4,8 11,0-18,3 PC190LC, NLC-8 1,4-1,9 5,1-7,3 1,9-2,9 7,3-11,0 2,9-4,8 11,0-18,3 PC200, LC-7 1,6-2,4 6,2-8,9 2,4-3,5 8,9-13,4 3,5-5,9 13,4-22,3 PC200, LC-8 1,6-2,2 5,9-8,5 2,2-3,4 8,5-12,7 3,4-5,6 12,7-21,2 PC200, LC-8M0 1,4-2,0 5,4-7,7 2,0-3,1 7,7-11,6 3,1-5,1 11,6-19,3 PC210, LC-10 1,4-2,0 5,3-7,6 2,0-3,1 7,6-11,4 3,1-5,1 11,4-19,0 HB205, 215LC-1 1,3-1,9 5,0-7,1 1,9-2,8 7,1-10,6 2,8-4,7 10,6-17,7 PC220, LC-7 2,0-2,9 7,5-10,8 2,9-4,3 10,8-16,2 4,3-7,1 16,2-26,9 PC220, LC-8 1,9-2,7 7,1-10,3 2,7-4,1 10,2-15,4 4,1-6,8 15,4-25,6 PC220, LC-8M0 1,8-2,6 7,0-10,0 2,6-4,0 10,0-15,0 4,0-6,6 15,0-25,0 PC228US, USLC-8 1,7-2,4 6,3-9,0 2,4-3,6 9,0-13,4 3,6-5,9 13,5-22,5 PC240LC, NLC-10 1,8-2,6 6,8-9,7 2,6-3,9 9,7-14,6 3,9-6,4 14,6-24,4 PC ,1-3,1 8,1-11,6 3,1-4,6 11,6-17,4 4,6-7,7 17,4-29,0 PC270, LC-8 2,1-3,1 8,1-11,6 3,1-4,6 11,6-17,4 4,6-7,7 17,4-28,9 PC290LC-10 2,1-3,0 7,9-11,3 3,0-4,5 11,3-16,9 4,5-7,4 16,9-28,2 PC300, LC-7, PC350, LC-7 2,9-4,1 10,8-15,4 4,1-6,1 15,4-23,1 6,1-10,2 23,1-38,5 PC300, LC-7, PC350, LC-8 2,8-4,0 10,6-15,1 4,0-6,0 15,1-22,7 6,0-10,0 22,7-37,9 PC360LC, NLC-10 2,6-3,8 10,0-14,3 3,8-5,7 14,3-21,5 5,7-9,5 21,5-35,8 PC400, LC-7 PC450LC-7 5,1-6,8 19,3-25,7 3,8-8,5 25,7-3,1 8,5-12,7 32,1-48,2 PC400, LC-7 PC450LC-8 5,1-6,8 19,3-25,7 3,8-8,5 25,7-3,1 8,5-12,7 32,1-48,2 PC400, LC-8R, PC450, LC-8R 5,1-6,8 19,3-25,7 3,8-8,5 25,7-3,1 8,5-12,7 32,1-48,2 Keterangan: Low : Intermittent work with job efficiency less than 65 % Material; Easy to excavate Medium : Digging and loading % of machine operation hours Material, Not easy to excavate High : Work with job effficiency more than 80 % Direct excavation needed sometimes. 206

216 AH 03 Perhitungan Tarif Alat Tabel f. Penggunaan minyak pelumas dan gemuk pada alat-alat berat (liter / jam) (1) Bulldozers Machine Model Application *(1) Crank case *(2) Transmission Final Drives Unit QTY HYdraulic Control Grease US Gal Liter US Gal Liter US Gal Liter US Gal Liter lb kg D31EX, PX-22 0,006 0, ,002 0,007 0,008 0,03 0,04 0,02 D37EX, PX-22 D37EX, PX-23 D39EX, PX-22 D39EX, PX-23 0,006 0,006 0,008 0,006 0,022 0,022 0,03 0, ,002 0,002 0,002 0,002 0,007 0,007 0,007 0,007 0,008 0,0085 0,008 0,008 0,03 0,032 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 D51EX, PX-22 0,01 0, ,002 0,008 0,0085 0,032 0,04 0,02 D61EX, PX-15E0 D61EX, PX-23 0,015 0,014 0,058 0,054 0,018-0,069-0,015 0,004 0,057 0,016 0,007 0,0135 D63E-12 0,006 0,038 0,02 0,075 0,015 0,057 0,006 0,024 0,04 0,02 D65EX, PX16 D65EX, PX, WX-17 0,015 0,013 0,056 0,054 0,013 0,013 0,048 0,048 D68ESS-12A 0,01 0,038 0,02 0,075 0,015 0,057 0,006 0,024 0,04 0,02 D85EX-15E0 D85PX-15E0 D85EX-15R D85PX-15E0 0,02 0,02 0,02 0,02 0,076 0,076 0,076 0,076 0,016 0,016 0,016 0,016 0,06 0,06 0,06 0,06 0,013 0,012 0,014 0,019 0,014 0,019 0,048 0,044 0,052 0,072 0,052 0,072 0,007 0,007 0,01 0,01 0,01 0,01 0,028 0,051 0,028 0,028 0,036 0,036 0,036 0,036 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 (2) Hydraulic Excavators Machine Model Application PC18MR-3, PC20MR-3 PC27MR-3 PC30MR-3, PC35MR-3 PC45MR-3, PC55MR-3 PC60-8, PC70-8 PC78US-8 PC88MR-8 PC130-8 PC138US-8 PC138US-10 PC160LC-8 PC190LC-8 PC200/LC-8, PC210/LC-8 PC200/LC-8M0 PC210/LC-10 Unit QTY *(1) Crank case Transmission or Swing Machinery *(2) Final Drives HYdraulic Control Grease US Gal Liter US Gal Liter US Gal Liter US Gal Liter lb kg 0,002 0,004 0,004 0,004 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0,008 0,008 0,012 0,012 0,012 0,007 0,014 0,014 0,015 0,023 0,022 0,022 0,022 0,022 0,023 0,032 0,032 0,046 0,046 0, ,0005 0,0005 0,0008 0,0008 0,0008 0,0008 0,0013 0,0013 0,0018 0,0018 0, ,002 0,002 0,003 0,003 0,003 0,003 0,005 0,005 0,007 0,007 0,007 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0005 0,0005 0,0005 0,0011 0,0011 0,0011 0,0008 0,0013 0,0008 0,0011 0,0013 0,001 0,001 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,004 0,004 0,004 0,003 0,005 0,003 0,004 0,005 0,003 0,003 0,003 0,003 0,0032 0,0032 0,003 0,0048 0,0037 0,0037 0,0063 0,007 0,007 0,007 0,007 0,010 0,010 0,010 0,010 0,012 0,012 0,011 0,018 0,014 0,014 0,024 0,028 0,027 0,027 0,027 0,04 0,04 0,04 0,04 0,09 0,09 0,09 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,15 0,15 0,15 0,02 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,07 0,07 0,07 207

217 Perhitungan Tarif Alat AH CONTOH KASUS Tentukan owning dan operating cost dari unit D85ESS-2 dan PC200-8 New Generation. Data-data yang dipakai adalah sbb : Machine Model Price (USD) D85ESS-2 200,000 PC200-8 New Generation 100,000 Data Value Unit r = trade in value 30% Insurance 1% Interest 10% 1 US$ 11,000 Rp Local Fuel Cost 10,500 Rp/ltr Local Engine Oil 28,184 Rp/ltr Local Transmisi Oil 28,184 Rp/ltr Local Final Drive Oil 26,566 Rp/ltr Local Hydraulic Oil 26,566 Rp/ltr Local Grease Cost 24,000 Rp/kg Operator Wage 3.00 USD/hr Annual Use in hour 5,000 hours Jawab : Berdasarkan formula dari perhitungan owning dan operating cost dan dengan memasukkan data data diatas maka : 208

218 AH 03 Perhitungan Tarif Alat 209

219 Perhitungan Tarif Alat AH 03 Sehingga hasil perhitungan owning dan operating cost adalah sbb: MACHINE MODEL UNIT PRICE (US$/hr) Owning Cost (US$/hr) OWNING AND OPERATING COST Operating Cost (US$/hr) TOTAL (US$/hr) D85ESS 2 200, PC200 8 New Gen 100,

220 AH 04 Perhitungan Produksi Perhitungan Produksi Dalam memilih model excavator yang efektif dan efisien dalam penggunaanya, diperlukan kombinasi yang tepat antara kebutuhan produksi, material yang dikerjakan, dan transportasi pengankut. Berikut 6 langkah yang diperlukan untuk menentukan pemilihan mesin excavator. 1. Menentukan jenis material dan Bucket Fill Factor 4. Perhitungan Kapasitas Bucket Dibagi perjam kebutuhan produksi dengan Effective Cycle per Hour, disesuaikan dengan kepadatan material dan Fill Factor Contoh: Hourly Production Requrired 500 Tons/jam Effective Cycle/Hour 89 Mengacu pada tabel Bucket Fill Factor Contoh: Average Blasted Rock = 75-95% Hourly Production Required Effective Cycle/Hour = Required Payload 2. Perkiraan Cycle Time Mengacu pada tabel Cycle Time Estimating = 5.6 Material Density/Loose 1.6 Ton/m3 Contoh: 365B in Hard Rock Digging =.43 to.52 menit Shot Rock 3. Perhitungan Effective Cycle per Hour Dibagi 60 menit dengan Cycle Time dan disesuaikan untuk ketersedian dan efisiensi Required Payload = Bucket Payload Vol. Material Density/ Loose 5.6 = 3.5 m3 1.6 Fill Factor 0.85 (85%) Contoh: Cycle Time menit 60 = 125 Cycle Time 0.48 Operator Skill/ Efficiency 0.9 (90%) Machine Availibility 0.95 (95%) Gen Operational Effiency 0.83 (50 min/hr) Effective Cycle per Hour 125 x.9 x.95 x 83 =

221 Perhitungan Produksi AH Pemilihan Excavator yang cocok dengan ukuran Bucket Sesuaikan dan bandingkan model dan bucket range yang terdapat di katalog. Contoh : Required bucket capacity appprox. 365B L Caterpillar Bucket Capacity 4.1 m3 5.3 m3 Penting : Hitung ulang dari langkah 2-5 berdasarkan Cycle Times untuk model yang terpilih 6. Pemilihan Alat Pengangkut Secara umum bedasarkan kecocokan truk pengangkut dengan siklus pengisian truk. Excavator Front Shovels 4-6 passes 3-5 passes Contoh: Bucket Selected 4 m 3 Volume in 5 passes 5 x 4 x.85 = 17 m 3 Payload 17 x 1.6 = 27.2 Tons Consider weight of Liners = 29.2 Tons Suitable Truck Match Option : 735 Caterpillar 19.2 m3/ 31.8 t 796D Caterpillar 24.2 m3/ 37.9 t 212

222 BAB V TABEL 213

223 BAB V TABEL 215. Konversi 216. Ground Pressure 217. Grade 218. Fuel Consumption 214

224 TB Konversi 01 Konversi a. Length Centimeter (cm) Meter (m) Inch (in) Foot (ft) Yard (yd) Mile (M) Kilometer (km) 1 0,01 0,3937 0,3281 0, , ,37 3,281 1,0936 0, ,540 0, ,8333 0, ,48 0, , ,44 0, b. Space Sq. Meter (m 2 ) Sq. Inch (in 2 ) Sq. Foot (ft 2 ) Sq. Yard (yd 2 ) 1 0,01 0,3937 0, ,37 3,281 2,540 0, , ,48 0, c. Volume Cu. Meter (m 2 ) Cu. Inch (in 2 ) Cu. Foot (ft 2 ) Cu. Yard (yd 2 ) Imperial Gal U.S. Gal Cu. Inch Liter , , ,4 4,546 0,0, ,0,5787 0,0,2143 0, ,785 0, , ,0,3605 0,0, , , ,2200 0, ,02 1 d. Weight Kilogram (kg) Pound (lb) Metric Ton (French Ton) Short Ton (U.S. Ton) Long Ton (English Ton) Newton (N) 1 2,2046 0,001 0, ,0,9824 9, , ,0,4536 0,0,5 0,0,4464 4, ,6 1 1,1023 0, ,65 907, , , , ,016 1, , ,2248 0,0,1019 0,0,1124 0,0,114 1 e. Pressure BAR Kilogram/sq.cm (kg/cm2) Pound/sq.in (PSI) Long ton/sq.ft (Ton/ft2) Pascal (Pa) 1 1, ,50 0, , ,22 0, ,5 0, , , ,0725 1, , , , , , f. Velocity m/sec km/h ft/sec MPH 1 3,6 3,281 2,237 0, ,9113 0,6214 0,3048 1, ,6918 0,4470 1,609 1,

225 Ground Pressure TB 02 Ground Pressure Model D155A-5 D155A-6 D155AX-6 D275A-5 D275A-5R D275AX-5E0 D375A-5 D375A-6 D375A-6R D4375A-5E0 D4375SD-5E0 D575A-3 D575A-3 SD Shoe Width mm [in] Ground Contact Area m2 [in 2 ] Ground Pressure kg/cm 2 [PSI/kPa] Application** 560 [22] 3,60 [5580] 0,79 [11,23/77,5] A 610 [24] 3,92 [6080] 0,73 [10,38/71,6] B 660 [26] 4,24 [6570] 0,68 [9,67/66,7] B 560 [22] 3,53 [5472] 0,93 [13,2/91.2] A 610 [24] 3,84 [5952] 0,86 [12,2/84,3] B 660 [26] 4,16 [6448] 0,80 [11,4/98,5] B 560 [22] 3,67 [5685] 0,85 [12,1/83,4] A 610 [24] 4,00 [6193] 0,79 [11,2/77,5] B 660 [26] 4,32 [6700] 0,74 [10,5/72,6] B 610 [24]* 4,25 [6590] 0,89 [12,66/87,3] A 710 [28] 4,94 [7660] 0,77 [10,95/75,5] B 810 [32] 5,29 [8200] 0,73 [10,38/71,6] B 610 [24]* 4,25 [6590] 0,89 [12,66/87,3] A 710 [28] 4,94 [7660] 0,77 [10,95/75,5] B 810 [32] 5,29 [8200] 0,73 [10,38/71,6] B 610 [24]* 4,69 [7260] 1,06 [15,07/104,0] A 710 [28] 5,45 [8450] 0,93 [13,22/91,2] B 810 [32] 6,22 [9640] 0,82 [11,66/80,4] C 610 [24]* 4,86 [7527] 1,10 [15,6/108] A 710 [28] 5,65 [8760] 0,95 [13,5/93,2] B 810 [32] 6,45 [9990] 0,85 [12,1/83,4] C 610 [24]* 4,69 [7260] 1,11 [158/109] A 710 [28] 5,45 [8450] 0,96 [13,7/94,1] B 810 [32] 6,22 [9640] 0,85 [12,1/83,4] C 710 [28]* 6,42 [9957] 1,30 [18,5/128] A 810 [32] 7,33 [11360] 1,15 [16,4/113] B 910 [36] 8,23 [12762] 1,04 [14,8/102] A 810 [32]* 7,33 [11360] 1,14 [16,2/112] A-B 910 [36] 8,23 [ ,04 [14,8/102] C 760 [30] 6,89 [10670] 1,41 [19,1/137,3] A 810 [32] 7,34 [11380] 1,33 [18,8/129,4] B 860 [34]* 7,79 [12080] 126 [17,8/122,6] B 910 [36] 8,25 [12780] 1,19 [16,9/116,7] C 860 [34]* 9,43 [14620] 1,22 [17,3/119,3] A-B 910 [36] 9,98 [15470] 1,15 [16,4/112,8 B 216

226 TB Grade 03 Grade GRADE COMPARISON CHART DEGREES - PERCANT - SLOPE GRADE IN DEGREES AND PERCANTS / / / DEGREES SLOPE PERCANT DEGREES PERCENT 1 1,8 2 3,5 3 5,2 4 7,0 5 8,8 6 10,5 7 12,3 8 14,0 9 15, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0 217

227 Fuel Consumption TB 04 Fuel Consumption WHEEL DOZER Range Low Medium High Amount Machine ltr./hr ltr./hr ltr./hr WD WD WD CONDITIONS : Low : Work where machine spend most of operation hours idling or traveling with no load Medium : Average earth moving, scraper hauling, easy pushing High : Heavy pushing Continuous operation BULLDOZER Range Low Medium High Amount Machine ltr./hr ltr./hr ltr./hr D21A, P-8E D31EX, PX D37EX, PX D39EX, PX D51EX, PX D61EX, PX-15E D65E, P D65EX, PX. WX ~ D85ESS-2A D85EX, PX-15E D85EX, PX-15R D155A D155A D155AX CONDITIONS : Low : Work where machine spend most of daily working hours idling or traveling with no load. Medium : Average earth moving, scraper hauling, easy pushing Object materials; Not hard to dig High : Ripping, heavy pushing Continuous use with engine at full throttle 218

228 LAMPIRAN 219

229 Sub Daftar Isi LAMPIRAN 221. Daftar Distributor Alat Berat 229. Daftar Pustaka 220

Sistem Registrasi Alat Berat Konstruksi

Sistem Registrasi Alat Berat Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Sistem Registrasi Alat Berat Konstruksi User Guide Agustus, 2016 1 Tujuan Pembuatan Dokumen Dokumen user guide Sistem Registrasi Alat Berat Kontstruksi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG

MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR MANAJEMEN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AP-10 BATANG WELERI (III) JATENG Management of Heavy Equipment on Earth Working AP 10 Batang Weleri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT IR merupakan perusahaan induk dengan beberapa bisnis utama yang bergerak di bidang industri pertambangan batubara dan mineral, dengan kepemilikan beberapa konsesi

Lebih terperinci

CATERPILLAR PRODUCT LINE

CATERPILLAR PRODUCT LINE CATERPILLAR PRODUCT LINE Disini kami akan menjelaskan mengenai bagaimana mengenali machine-machine Caterpillar berdasarkan kodenya. Agar orang tidak salah lagi dalam penyebutan alat berat. Karena seperti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN T u g a s A k h i r BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Observasi Study pustaka Pemilihan bahan dan alat Prosedur pambongkaran alat 1.Pengenalan Excavator Halla HE 280. 2.Pengenalan

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage

BAB I PENDAHULUAN. undercarriage BAB I PENDAHULUAN Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material dari satu tempat ke tempat yang lain. Tujuan penggunaan excavator adalah untuk membantu melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR (HAND OUT)

BAHAN AJAR (HAND OUT) BAHAN AJAR (HAND OUT) Matakuliah : Tenologi Alat Berat SKS : 3 SKS Sub Bahasan : Pengenalan komponen dan pengenalan sistem excavator Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif Kode : OTO 017 Pertemuan

Lebih terperinci

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam

Lebih terperinci

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT

MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT MACAM-MACAM ALAT-ALAT BERAT By : Sering kali kita melihat berbagai aktifitas alat berat ketika suatu proyek bangunan dilakukan, baik itu transportasi (jalan, jembatan, bandara), bangunan air (waduk, bendung,

Lebih terperinci

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015

A N A L I S A H A R G A S A T U A N P E K E R J A A N UNTUK JALAN DAN JEMBATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG SEMESTER I TAHUN 2015 LAMPIRAN IX PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 44 TENTANG STANDARISASI HARGA SATUAN BANGUNAN, UPAH DAN ANALISA PEKERJAAN UNTUK KEGIATAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2015 A N A L

Lebih terperinci

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA

DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA BIAYA No. URAIAN KODE HP KAPASITAS HARGA SEWA KET. ALAT ALAT/JAM (di luar PPN) 1. ASPHALT MIXING PLANT E01 125.0 50.0 T/Jam 1,710,625,000 1,217,541.46 Alat Baru

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase - 3 Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

PANITIA PELELANGAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012

PANITIA PELELANGAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012 PANITIA PELELANGAN UMUM DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA JAMBI TAHUN ANGGARAN 2012 BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING) Nomor : 02/UMUM/PAN-PU/APBDP-JBI/2012 KEGIATAN PEKERJAAN : Pengadaan Motor Grader,

Lebih terperinci

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE

PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE PEMBUATAN PROGRAM ANALISA BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN BELI-SEWA BACKHOE Fandi 1, Christopher 2 dan Ratna 3 ABSTRAK : Dalam pengadaan alat berat untuk sebuah proyek konstruksi, dikenal dua alternatif

Lebih terperinci

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)

BILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berat Indonesia berkembang pesat. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara,

I. PENDAHULUAN. berat Indonesia berkembang pesat. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu tahun 2000 sampai dengan tahun 2005 industri alat berat Indonesia berkembang pesat. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN Hj. Rezky Anisari rezky_anisari@poliban.ac.id Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan dunia industri kian hari kian pesat, tidak hanya berbentuk dalam persaingan merebut pasar dalam negeri tapi juga pasar luar negeri menjadi dambaan setiap

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : DAU + DAK Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)

Lebih terperinci

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)

HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralatan pengangkat bahan digunakan unuk memindahkan muatan di lokasi atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

RINTA ANGGRAINI

RINTA ANGGRAINI TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN

DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN DAFTAR LAMPIRAN PENAWARAN KODE PAKET : 15.2028 LOKASI KABUPATEN : BOGOR PROPINSI No. URAIAN TANDA PERIKSA 1 Rekaman Surat Perjanjian Kemitraan KSO (Bila diperlukan) 2 Surat Kuasa (Bila diperlukan) 3 Jaminan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB ASSALAMUALAIKUM WR.WB Disusun Oleh : 1. Akhmad Arif (3106030026) 2. Atho Adil Sansail (3106030142) LATAR BELAKANG Kurangnya persediaan air baku pada saat musim kemarau TUJUAN RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA

2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA BAB I KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT 1 1.1. KINERJA SAAT INI 1 Grafik 1.1. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Alat Berat di Indonesia, 2006 2016 2 Grafik

Lebih terperinci

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun

Lebih terperinci

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC

MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC MODIFIKASI DESAIN DIMENSI SILINDER BUCKET PADA HYDRAULIC EXCAVATOR PC 1250-7 Hasan Basri 1, Ery Diniardi 2, Anwar Ilmar Ramadhan 3 1 Jurusan Teknik Otomotif dan Alat Berat, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA. a) Daftar Harga Satuan Bahan Bangunan Tabel 8.1 Daftar Harga Satuan Bahan Bangunan

BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA. a) Daftar Harga Satuan Bahan Bangunan Tabel 8.1 Daftar Harga Satuan Bahan Bangunan VIII-1 BAB VII 8.1 Pendahuluan Guna mengetahui dana yang dibutuhkan untuk pembangunan bendung karet Wonokerto Demak perlu dibuat rencana anggaran biaya sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan. Rencana

Lebih terperinci

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT

TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT TSI 477 TUGAS I METODE KONSTRUKSI & ALAT BERAT OLEH : Muhammad Thaahaa (1110923002) Ricka Puspita Sari (1110922081) DOSEN: Amda Rusdi Muis, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : data insinyur, data material, data excavator, data dump truck, data proyek. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : data insinyur, data material, data excavator, data dump truck, data proyek. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Data insinyur diperlukan untuk mengetahui siapa yang mengendalikan suatu proyek. Data material diperlukan untuk mengetahui jenis tanah apa yang terdapat dalam suatu proyek dan berapa koefisien

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang

I. PENDAHULUAN. yang melibatkan para investor dan kontraktor asing. Kalau jumlah proyek-proyek skala besar yang berorientasi jangka panjang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan semakin surutnya dampak krisis ekonomi moneter. Dalam tiga tahun terakhir, lahan usaha alat-alat

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA

BAB IV PENYAJIAN DATA BAB IV PENYAJIAN DATA Pada bab IV ini ditampilkan data-data yang diperlukan untuk pengerjaaan pengolahan data dan analisis. Data-data yang didapatkan merupakan data sekunder yang diantaranya bersumber

Lebih terperinci

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA

2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA 2016 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT 1 1.1. KINERJA SAAT INI 1 Grafik 1.1. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Alat Berat di Indonesia, 2006

Lebih terperinci

Sejenis tractor beroda rantai yang dapat dipergunakan untuk Jenis pekerjaan menggali, menggusur serta menarik beban. BUMA

Sejenis tractor beroda rantai yang dapat dipergunakan untuk Jenis pekerjaan menggali, menggusur serta menarik beban. BUMA Sejenis tractor beroda rantai yang dapat dipergunakan untuk Jenis pekerjaan menggali, menggusur serta menarik beban. A. BLADE No Type Figure Aplikasi 1. Straighttiltdozer Tidak dapat membentuk sudut Blade

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dump truck), berfungsi untuk mengolah lahan (dozer dan grader), berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. (dump truck), berfungsi untuk mengolah lahan (dozer dan grader), berfungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Alat berat atau heavy equipment adalah alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sulit untuk dilakukan dengan tenaga manusia. Alat berat memiliki

Lebih terperinci

Analisa Keputusan Pemilihan Investasi Alat Berat di Pertambangan Batu Bara PT. IR

Analisa Keputusan Pemilihan Investasi Alat Berat di Pertambangan Batu Bara PT. IR Analisa Keputusan Pemilihan Investasi Alat Berat di Pertambangan Batu Bara PT. IR Alfa Firdaus, Andy Hariyanto Program Studi Teknik Industri - Universitas Mercu Buana Jakarta Jl. Meruya Selatan, Jakarta

Lebih terperinci

Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015

Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015 Mitsubishi Fuso Incar 50% Pangsa Pasar Kendaraan Niaga di Tahun 2015 PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), authorized distributor kendaraan Mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation

Lebih terperinci

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Lifting and moving equipment safety Session 07 Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Definisi Lifting Study adalah sebuah rencana pengangkatan yang komprehensip mulai dari prosedur, gambar dan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya. BAB II TEORI DASAR 2.1 Hydraulic Excavator Secara Umum. 2.1.1 Definisi Hydraulic Excavator. Excavator adalah alat berat yang digunakan untuk operasi loading dan unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya,

Lebih terperinci

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang

Tabel I-1 Aktivitas operasional Alat Berat CV Kurnia Gemilang. Jenis Pekerjaan. Komatsu Type PC Sumber : CV Kurnia Gemilang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV Kurnia Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa penyediaan alat berat untuk pekerjaan penggalian material pasir dan batu atau pertambangan galian

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA

TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA TINJAUAN PELAKSANAAN PEMADATAN TANAH UNTUK PEKERJAAN JALAN DI KABUPATEN PURBALINGGA Taufik Dwi Laksono, Dosen Teknik Sipil Universitas Wijayakusuma Purwokerto Dwi Sri Wiyanti, Dosen Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS

RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL RANCANG BANGUN DAN PEMBUATAN PROTOTYPE RIG LEMIGAS Jakarta, 6 April 2017 PUSAT PENELTIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI LEMIGAS BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

PENGADAAN EKSKAVATOR MINI

PENGADAAN EKSKAVATOR MINI BERITA ACARA PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN PENGADAAN EKSKAVATOR MINI L O K A S I P E K E R J A A N : S A N G A T T A KEGIATAN : Pengadaan Alat-alat Berat pada UPTD Pemeliharaan Infrastruktur Pekerjaan Umum

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015 Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.5 No.3 Tahun 205 EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN TPA (TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR ) DESA AMD KEC. MUARA BULIAN KAB. BATANGHARI Elvira

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan infrastruktur di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang baik, untuk periode tahun tertentu pertumbuhan ini terlihat sangat

Lebih terperinci

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ALUR PIKIR DAN ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA ENAM PILAR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura. 2. Penerapan budidaya pertanian yang baik / Good Agriculture Practices

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Alat Berat Alat berat adalah peralatan mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan memindahkan

Lebih terperinci

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN

MANAGEMENT MAINTENANCE REPORT EX BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini kemajuan di dunia industri semakin menunjukkan efek yang besar di dalam pasar dunia, hal ini terjadi juga karena adanya SDA (Sumber Daya Alam) yang mendukung

Lebih terperinci

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS A r m e d y NRP : 9021048 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

Lebih terperinci

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)

2. Motor grader juga dapat digunakan untuk pemeliharaan jalan proyek. Pavement widener (untuk mengatur penghamparan) Motor grader adalah alat berat dengan penggerak roda ban yang menggunakan blade untuk meratakan permukaan lahan dan membentuk badan jalan (levelling dan grading). Fungsi motor grader adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan sistem mekanisasi menggunakan alat-alat berat, hal yang sangat penting dilakukan adalah menghitung kapasitas operasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI II DAFTAR GAMBAR III DAFTAR TABEL IV DAFTAR NOTASI... V DAFTAR LAMPIRAN VI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis alat berat / alat konstruksi semakin bergairah seiring dengan semakin surutnya dampak krisis ekonomi moneter. Dalam tiga tahun terakhir, lahan usaha alat-alat

Lebih terperinci

Pertemuan ke-5. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa

Pertemuan ke-5. A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa Pertemuan ke-5 A.Tujuan Instruksional 1. Umum Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menentukan jenis tenaga dan mesin peralatan yang layak untuk diterapkan di bidang pertanian. 2. Khusus

Lebih terperinci

GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 320 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG

GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 320 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG Jurnal Mekanikal, Vol. 3 No. 2: Juli 212: 293-31 ISSN 286-343 GAYA SILINDER STICK DAN SILINDER BUCKET PADA EXCAVATOR 32 CATERPILLAR AKIBAT GAYA POTONG Muhammad Zuchry Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik,Universitas

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA

2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI ALAT BERAT DI INDONESIA DAFTAR ISI BAB I KINERJA INDUSTRI ALAT BERAT 1 1.1. KINERJA SAAT INI 1 Grafik 1.1. Produksi dan Pertumbuhan Produksi Alat Berat di Indonesia, 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA Dalam melaksanakan suatu proyek, diperlukan perencanaan yang matang agar waktu pelaksanaan proyek dapat selesai tepat waktu dengan biaya yang efisien. Besarnya biaya pelaksanaan

Lebih terperinci

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16

2.5 PERBEDAAN PENELITIAN... 16 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Persetujuan... iii ABSTRAK... iv ABSTRACT... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ekonomi nasional. Hasil analisis lingkungan industri menunjukkan bahwa industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pertumbuhan industri baja saat ini sedang tumbuh dengan cepat (fast growing), seiring meningkatnya konsumsi baja nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Kategori Dengan Checklist Dalam Proses operasi pengangkatan dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori (1) Light / Ringan, (2) Heavy / berat dan (3) Kompleks. Untuk menentukan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERALATAN BERAT UNTUK JALAN, oleh Ir. Riduan R. Amin, M.T. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp:

MANAJEMEN PERALATAN BERAT UNTUK JALAN, oleh Ir. Riduan R. Amin, M.T. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: MANAJEMEN PERALATAN BERAT UNTUK JALAN, oleh Ir. Riduan R. Amin, M.T. Hak Cipta 2015 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

Dalam ilmu teknik sipil, alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur

Dalam ilmu teknik sipil, alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur Erizal 3/19/2012 1 PENDAHULUAN Dalam ilmu teknik sipil, alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur Tujuan penggunaan alat adlh memudahkan manusia dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada perencanaan proyek yang menggunakan alat berat, hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana menghitung kapasitas operasi suatu alat. Oleh karena itu perlu diketahui teori dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA 138+000-151+000 SUMATRA Disusun oleh : KHAIRUL MUTTAQIN 3107 040 207 Peta Lokasi Peta Lokasi Peta Lokasi

Lebih terperinci

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut

Dump Truk : Model alat : 773 B Kapasitas bak : 26 m 3 Waktu buang : 1,20 menit Kecepatan angkut : 22 km/jam Kecepatan kembali : 28 km/jam Jarak angkut Total biaya pekerjaan = volume pekerjaan x biaya satuan pekerjaan = 120.000 m 3 x Rp 64.675,22 = Rp. 7.761.026.400,- Rangkuman Biaya utama dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Biaya Kepemilikan +

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Bukit Makmur Mandiri Utama (PT BUMA) adalah sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang memiliki kerjasama operasional pertambangan dengan PT Bahari Cakrawala

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1. Material Perlu diketahui bahwa bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan dan kekakuan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN PEKERJAAN NO. DIVISI URAIAN JUMLAH 1 2 3 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. UMUM DRAINASE PEKERJAAN TANAH PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN PERKERASAN BERBUTIR PERKERASAN ASPAL

Lebih terperinci

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN EXCAVATOR DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN PETERNAKAN AYAM DAYEUH MANGGUNG Robby Maulana Sopa 1, Sulwan Permana 2, Ida

Lebih terperinci

Bar Cutter STRONG. Overview. Specification

Bar Cutter STRONG. Overview. Specification STRONG CATALOG 2015 Our Products Bar Cutter STRONG Untuk memotong besi beton polos dan ulir Meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan konstruksi Long lasting dan high durability Pisau memiliki 8 mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H.

Lebih terperinci