PRICING STRATEGY. Oleh: Silvana Praditya P Fitria Ajeng Try Noviyanti PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRICING STRATEGY. Oleh: Silvana Praditya P Fitria Ajeng Try Noviyanti PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN"

Transkripsi

1 PRICING STRATEGY Oleh: Silvana Praditya P Fitria Ajeng Try Noviyanti PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2 STRATEGI PENETAPAN HARGA Menentukan strategi harga yang tepat untuk suatu produk perusahaan merupakan suatu tantangan dan suatu dinamika pada banyak perusahaan dikarenakan deregulasi pada beberapa pasar, pembeli yang memiliki pengetahuan lebih, intensitas kompetisi global, pertumbuhan pasar yang lambat mengikuti penurunan kondisi ekonomi dan peluang untuk perusahaan untuk menguatkan posisi pasar. Harga memiliki dampak langsung terhadap kinerja keuangan dan hal ini sangat mempengaruhi pembeli dalam menilai suatu merek produk. Pada beberapa kasus, harga mungkin dapat menjadi suatu ukuran untuk kualitas produk dimana pembeli mengalami kesulitan untuk mengevaluasi kualitas produk yang kompleks. Terkadang penetepan harga tidak berdampak khusus pada barang mewah yang memiliki harga tinggi sedangkan pada kasus yang umum harga tinggi apabila permintaan juga tinggi apabila permintaan menurun maka harga akan akan mengikuti turun. Pada beberapa kasus, strategi penetapan harga yang lebih rendah dapat menarik perhatian pembeli, tetapi tidak semua nilai dasar penetapan harga memilih harga yang lebih rendah tetapi penetapan harga merupakan suatu konsekuensi yang penting. Peran Strategi Penetapan Harga Pada beberapa perusahaan, permainan harga merupakan peran yang dominan pada strategi pemasaran, pada situasi lain harga mungkin dapat berperan lebih pasif. Kita dapat memikirkan kita harus mendesain produk, rencana komunikasi pemasaran, dan metode distribusi sebelum menetapkan suatu harga produk. Apabila mendiskusikan taktik harga secara menyeluruh, harga juga merupakan strategi penting pada permainan strategi pemasaran. Pemilihan strategi untuk target pasara, memposisikan strategi, dan strategi produk serta strategi distribusi yang menentukan harga serta bagaimana pemasaran suatu produk. Kelompok 1 Marketing Strategy 2

3 Harga pada Strategi Posisi Harga merupakan salah satu hal yang penting pada bagian strategi posisi atau strategic positioning, dan penetapan harga harus dikoordinasikan dengan keputusan untuk semua komposisi posisi. Yang terpenting adalah bagaimana harga tersebut dapat diterima oleh konsumen sehingga dapat dipahami oleh pelanggan. Product Strategy Penentuan harga membutuhkan analisis dari bauran produk, strategi penetapan merek, kualitas produk dan fitur produk untuk menentukan efek dari faktor strategi penetapan harga. Kualitas produk dan fitur produk mempengaruhi strategi harga. Kualitas tinggi dari suatu produk memungkinkan keuntungan dari produk tersebut karena harganya yang ikut tinggi untuk menyeimbangkan dengan tingkat gengsi pada pasar serta keuntungan perusahaan. Nilai inovasi untuk konsumen mempengaruhi kelayakan harga. Tantangan pada strategi produk adalah inovasi pada harga yang tepat. Distribution Strategy Tipe saluran, intensitas distribusi dan konfigurasi saluran juga mempengaruhi keputusan penetapan harga. Distribusi juga harus mempertimbangkan harga apabila bekerja sama dengan distributor atau reseller karena strategi penetapan harga ini akan mempengaruhi bisnis produsen itu sendiri. Penetapan harga harus saling bekerja sama dan diatur secara baik kepada seluruh saluran distribusi. Responbility for Pricing Decisions Tanggung jawab untuk keputusan penetapan harga bervariasi antar organisasi. Marketing Executive menentukan strategi penetepan harga pada banyak perusahaan. Pada beberapa perusahaan lain strategi penetapan harga ditentukan oleh chief executive officer. Penetapan harga merupakan suatu hal yang vital karena harga tersebut akan berpengaruh terhadap seluruh fungsi bisnis. Operasional, permesinan, keuangan, dan eksekutif pemasaran harus ikut berpartisipasi pada strategi penentuan harga. Kelompok 1 Marketing Strategy 3

4 Situasi Penetapan Harga Strategi penetapan harga membutuhkan pengawasan secara terus menerus karena lingkungan eksternal yang dapat berubah, aksi dari para pesaing dan peluang kompetitif pesaing dalam menentukan harga. Berikut beberapa situasi yang membutuhkan aksi penetapan harga: 1. Menentkan bagaimana harga pada suatu produk baru atau lini produk 2. Evaluasi yang diperlukan untuk menentukan harga seiring perkembangan produk tersebut seperti pada daur hidup produk 3. Pergantian strategi posisi yang menuntut untuk memodifikasi strategi penetapan harga yang telah ada 4. Menentukan bagaimana merespon tekanan pada persaingan Peran Penetapan Harga Harga menunjukkan berbagai peran pada program pemasaran seperti memberikan sinyal kepada pembeli, instrumen pada kompetisi, memperbaiki kondisi keuangan dan mensubstisusi fungsi program pemasaran yang lainnya. Sinyal kepada Pembeli Harga merupakan suatu jalan yang cepat untuk berkomunikasi dengan pembeli. Harga dapat membuat pembeli membandingkan antara suatu merek dengan merek yang lain dari suatu produk. Harga dapat memungkinkan menentukan posisi suatu kualitas merek dari suatu produk. Instrumen Kompetisi Harga memungkinkan suatu jalan yang cepat untuk menyerang pesaing, alternatifnya posisi perusahaan tersebut harus jauh dari kompetisi tersebut. Strategi penentuan harga selalu berelasi dengan kompetisi dimana suatu perusahaan menggunakan harga tertinggi, harga terendah, atau harga yang seimbang. Memperbaiki Kondisi Keuangan Sejak harga dan biaya menentukan kinerja keuangan, strategi penetapan harga harus disetujui sesuai dengan estimasi pada kinerja keuangan perusahaan. Kelompok 1 Marketing Strategy 4

5 Pertimbangan Program Pemasaran Harga memungkinkan untuk mensubstitusi untuk usaha penjualan, periklanan, dan promosi penjualan. Harga harus digunakan untuk kegiatan promosi pada kegiatan pemasaran. Peran harga terkadang bergantung pada bagaimana komponen lain pada program pemasaran yang digunakan. Strategi Penetapan Harga Set Pricing Objectives Analyze the Pricing Situation Select Pricing Strategy Determine Spesific Prices Pricing Objectives (Sasaran Penentuan Harga) Dalam penentuan pricing objectives ini, harus melihat keadaan sebenar nya yang ada pada perusahaan. Dalam hal ini, strategi harga yang akan ditetapkan berorientasi pada tujuan tertentu yang akan dicapai perusahaan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Apakah pricing objectives ini di buat untuk menarik lebih banyak pembeli untuk menarik konsumen untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih, atau pun menetapkan harga yang tinggi sebagai pemulihan investasi pada produk baru. Pricing objectives ini meliputi: Pricing objectives ini meliputi: Kelompok 1 Marketing Strategy 5

6 1. Gain market position (memperoleh posisi pasar) Penentuan harga rendah dilakukan untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih banyak pada industri, walau pun harus mengurangi profit (keuntungan) 2. Achieve financial performance (memperoleh hasil di bidang keuangan) 3. Setting the price high (menetapkan harga pada posisi yang tinggi) dilakukan untuk peningkatan cash flow (arus kas) dan profit contribution (kontribusi keuntungan) yang tinggi, namun hal ini dapat ber dampak ada nya penolakan dari pembeli apabila harga yang ditetapkan terlalu tinggi 4. Product positioning (memposisikan produk) Dalam menentukan harga, dapat mempengaruhi terhadap product image, promosi kegunaan produk, menciptakan kesadaran konsumen terhadap keberadaan produk, dan faktor kebijakan menempatkan posisi produk atau pun merek lain nya di benak konsumen 5. Stimulate demand (merangsang permintaan) Harga dapat merangsang konsumen untuk mencoba produk yang telah ada ketika hasil penjualan mulai menurun. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan penjualan melalui harga promosi yang dapat menarik perhatian konsumen untuk mencoba dan membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan 6. Influence competition (mempengaruhi persaingan) Penentuan harga dapat mengurangi pesaing untuk tetap dalam industri, terutama pesaing baru yang akan memasuki pasar agar tidak dapat mengikuti strategi harga yang ditetapkan perusahaan. Keunggulan bersaing yang dimiliki oleh perusahaan dapat menyebabkan ada nya batasan bagi para pesaing baru untuk ikut berkompetisi karena biaya produksi atau pun promosi yang tinggi Kelompok 1 Marketing Strategy 6

7 7. Analyze the pricing situation (analisa situasi harga) Setelah menetapkan tujuan dari penetapan strategi harga tersebut, maka perlu dilakukan analisa terhadap kondisi harga yang sedang berlaku di pasar. Hal ini perlu dilakukan agar strategi harga yang akan ditetapkan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh perusahaan. ANALISIS SITUASI PENETAPAN HARGA. Analisis harga digunakan di dalam evaluasi ide ide produk baru, pengembangan pengujian strategi pemasaran, dan menseleksi strategi perkenanlan produk baru. Analisis juga perlu untuk produk yang sudah ada karena perubahan di dalam pasar dan lingkungan persaingan, kinerja produk yang tidak memuaskan, dan modifikasi strategi harga melalui PLC. Analisis situasi penetapan harga meliputi : 1. Perkiraan kepekaan harga konsumen. 2. Menentukan biaya produk. 3. Analisis tindakan persaingan harga sekarang dan yang potensial. 4. Mengevaluasi hambatan etika dan hukum. Perkiraan Kepekaan harga konsumen. Memperkirakan bagaiamana pembeli merespon berbagai alternatif harga merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam analisis harga. Analisis respon pasar terhadap harga harus dapat menjawab pertanyaan : - Berapa besarkah pasar produk dalam potensial pembelian? - Segmen pasar manakah dan strategi pasar sasaran apakah yang akan digunakan? - Bagaimana kepekaan permintaan pada setiap segmen terhadap perubahan harga? - Bagimana pentingnya faktor-faktor non harga seperti fetur dan kinerja? - Bagimana penjualan yang diperkirakan pada setiap tingkat harga yang berbeda? Isu pokok dalam penentuan harga adalah untuk menyelidiki value (benefit-cost) yang dirasakan oleh pembeli. Pembuat keputusan harga membutuhkan informasi ini dalam penentuan Kelompok 1 Marketing Strategy 7

8 harga. Penetapan harga yang hatnya berdasarkan biaya biaya akan dapat menimbulkan harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari niali yang dipersepsikan pembeli. Customer Price Sensitivity (kepekaan pelanggan terhadap harga) Dalam menentukan harga, maka perlu dilakukan analisa pasar, hal ini dilakukan untuk mendeterminasikan seberapa besar nilai (keuntungan maupun biaya) konsumen terhadap produk atau merek. Cravens & Piercy mengungkapkan lebih lanjut bahwa pembeli mempunyai persepsi yang berbeda terhadap sebuah produk tergantung pada situasi penggunaannya (Cravens & Piercy, 2003: 380). Untuk itulah perlu diperhatikan kepekaan konsumen terhadap harga, apakah pelanggan sangat peka terhadap perbedaan harga pada produk yang sama dengan merek berbeda. Price elasticity (elastisitas harga). Price elasticity is the percentage change in the quantity sold of a product when the price changes divided by the percentage change in price. (Cravens & Piercy, 2003: 381). Elastisitas harga adalah persentasi perubahan pada kuantitas penjualan pada produk saat harga berubah dibagi dengan persentasi perubahan harga. Elastisitas harga ini dapat dijadikan dasar bagi penentuan kebijakan harga terhadap penjualan yang akan diperoleh. Dalam keadaan tertentu elastisitas harga tidak berpengaruh pada beberapa konsumen, di mana pada segmen tertentu ada konsumen yang mau membeli produk atau jasa pada tingkat harga mahal(premium price). Non Price factors (faktor selain harga) Selain kedua faktor tersebut, dalam menentukan strategi harga diperlukan analisa terhadap beberapa lain selain harga seperti analisis biaya, pesaing dan pasar. Forecast (peramalan) Peramalan terhadap tingkat maupun jumlah penjualan yang akan diperoleh apabila penentuan harga di eksekusi di pasar melalui tes pasar. Tes pasar ini dapat dilakukan melalui penjualan sampel produk di pasar, lalu kemudian di analisa seberapa besar tingkat penjualan yang diperoleh. Peramalan ini digunakan agar penetapan target penjualan dengan harga yang akan ditetapkan tidak memberikan dampak rugi terhadap perusahaan, di mana hasil penjualan yang akan di peroleh lebih sedikit dibandingkan biaya produksi Kelompok 1 Marketing Strategy 8

9 Analisis Biaya. Data biaya juga dibutuhkan di dalam membuat keputusan penetapan harga. Analisis harga ini dapat dilakukan melalui langkah langkah berikut : - Menentukan komposisi biaya produk. - Memperkirakan bagaimana Volume penjualan mempengaruhi biaya. - Menganalisis keunggulanbersaing produk. - Memutuskan bagaimana pengalaman dalam memproduiksi produk mempengaruhi biaya. - Memperkirakan berapa banyak pengendalian organisasi terhadap biaya. Composition of product (komposisi produk) Analisa dilakukan terhadap besar biaya yang dikeluarkan dalam produksi maupun pendistribusiannya. Komposisi produk ini meliputi sumber-sumber yang diperlukan dalam memproduksi sebuah produk, biaya memasarkannya hingga ke tangan konsumen akhir Volume effect on cost (jumlah produksi yang akan dibuat berdasarkan biaya) Analisa dilakukan terhadap besar nya produksi terhadap produk yang akan dilakukan terhadap strategi harga. Besar nya jumlah produksi yang akan dipasarkan sesuai dengan biaya produksi yang akan dikeluarkan Competitive advantage (keunggulan bersaing) Keunggulan bersaing ini dapat berupa : tingkat gaji karyawan rata-rata, material costs (biaya bahan dalam produksi), production facilities (fasilitas produksi seperti : pabrik, peralatan produksi dan faktor lainnya yang mempengaruhi proses produksi) yang merupakan keunggulan perusahaan di mana perusahaan lain tidak memilikinya Experience effect (pengalaman) Analisa ini dapat dilakukan melalui learning-curve analysis (menggunakan data histories), di mana dapat mengetahui jumlah dan tingkat harga yang decline di pasar. Dengan ada nya pengalaman ini, maka penentu kebijakan dapat menagantisipasi kemungkinan buruk yang mungkin terjadi apabila sebuah kebijakan harga di terapkan di pasar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Control over cost (kendali terhadap biaya yang berlebihan) Analisa ini adalah merupakan tahap selanjut nya setelah learning-curve analysis, di mana perusahaan dapat melakukan bargaining position (posisi tawar- menawar) terhadap distribution Kelompok 1 Marketing Strategy 9

10 channels (saluran distribusi)yang dapat mengurangi biaya keseluruhan terhadap produk yang ditawarkan di pasar. Analisis Pesaing. Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan.kualitas manusia akan meningkat akibat adanya persaingan yang sehat. Manusia pesaing adalah orang - orang yang secara sadar berlatih dan bekerja keras untuk bersaing dan memenang-kan persaingan itu. Persaingan yang tidak terkendali dalam jalan positif akan menimbulkan perpecahan bahkan peperangan yang menciptakan banyak korban baik jiwa maupun harta. Banyak ajaran dan nilai spiritual yang mengajarkan manusia untuk hidup rukun dan damai tanpa menciptakan kekerasan yang merugikan, tetapi sejarah manusia telah mencatat, bahwa manusia adalah pencipta kekerasan dan manusia memiliki karakter untuk membangun dan sekaligus menghancurkan. Persaingan telah menciptakan ego dan ketahanan diri untuk selalu survive dalam kehidupan yang keras ini. Kelihatannya mengidentifkasi pesaing adalah tugas perusahan yang sederhana. Namun cakupan pesaing actual dan potensial perusahaan sebenarnya jauh lebih luas. Perusahaan lebih mungkin untuk dikalahkan oleh pesaingnya yang baru muncul atau oleh teknologi baru, dibandingkan oleh pesaingnya saat ini. Dalam dunia persaingan, tugas utama pengusaha adalah menggaet pelanggan sebanyak mungkin, baik pelanggan baru maupun pelanggan lama, dan juga bagaimana cara mematikan laju perkembangan pesaing. Dengan demikian, dalam menjalankan strategi perusahaan yang kompetitif, seorang pengusaha diharapkan untuk terus-menerus mengetahui dan memantau setiap gerak-gerik pesaing. Beberapa hal yang perlu diketahui dari pesaing: Kelengkapan mutu, desain dan bentuk produk Harga yang ditawarkan Saluran distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki Promosi yang dijalankan Rencana kegiatan pesaing ke depan Kelompok 1 Marketing Strategy 10

11 Untuk mengetahui informasi tersebut, maka perusahaan perlu mengadakan analisis pesaing dengan cara: Mengidentifikasikan pesaing Tahap ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan jenis serta kekuatan dan kelemahan dari pesaing. Identifikasi ini meliputi: Jenis produk yang ditawarkan Melihat besarnya pasar yang dikuasai Identifikasi peluang dan ancaman Identifikasi keunggulan dan kelemahan Menentukan sasaran pesaing Setiap strategi harga pesaing dibutuhkan untuk menentukan : 1. Dengan pesaing manakah perushaan berhadapan langsung. 2. Bagimana persaingan perusahaan diposisikan atas dasar harga relatif dan perluasan harga yang digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran. 3. Bagimana strategi harga yang berhasil dilakukan. 4. Bagimana respon yang mungkin dari pesaing untuk alternatif stratwegi straetgi harga. TUJUAN / SASARAN PENETAPAN HARGA Dalam penentuan pricing objectives ini, harus melihat keadaan sebenar nya yang ada pada perusahaan. Dalam hal ini, strategi harga yang akan ditetapkan berorientasi pada tujuan tertentu yang akan dicapai perusahaan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Apakah pricing objectives ini di buat untuk menarik lebih banyak pembeli untuk menarik konsumen untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih, atau pun menetapkan harga yang tinggi sebagai pemulihan investasi pada produk baru. MEMILIH STRATEGI PENETAPAN HARGA. Analisis situasi di atas akan memberikan informasi yang penting untuk menseleksi strategi penetapan harga. Berdasarkan analisis, manajemen membutuhkan untuk : 1. Menentukan fleksibilitas penetapan harga. Kelompok 1 Marketing Strategy 11

12 2. Memutuskan bagaimana untuk memposisikan harga relatif terhadap biaya dan seberapa layak untuk menentukan harga. Permintaan dan biaya adalah faktor yang mendominasi fleksibilitas penetapan harga. dalam batas-batas atas dan bawah, persaingan dan tujuan penetapan harga juga mempengaruhi pilihan strategi harga tertentu. mengilustrasikan bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi fleksibilitas. perbedaan harga antara permintaan dan biaya bisa sempit atau lebar. celah sempit menyederhanakan keputusan, kesenjangan yang menyediakan berbagai pilihan harga yang lebih layak. Pemilihan strategi harga dipengaruhi oleh strategi pesaing, tujuan penetapan harga sekarang dan masa depan dan manajemen. Demand Competition Demand Cost Gap Pricing Objectives Cost Disamping itu,metode penetapan harga antara lain Paling sedikit terdapat tujuh metode penetapan harga yang termasuk dalam metode penetapan harga berbasis permintaan, yaitu: Skimming Pricing Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi bagi suatu produk baru atau inovasi dalam tahap perkenalan, kemudian menurunkan harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Strategi ini baru bisa berjalan baik jika konsumen tidak sensitif terhadap harga, tetapi lebih menekankan pertimbangan-pertimbangan kualitas, inovasi, dan kemampuan produk tersebut dalam memuaskan kebutuhan. Kelompok 1 Marketing Strategy 12

13 Penetration Pricing Dalam Strategi ini perusahaan berusaha memperkenalkan suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat. Tujuan dari strategi ini untuk mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit. Pada saat bersamaan strategi penetrasi juga dapat mengurangi minat dan kemampuan pesaing karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh setiap peusahaan menjadi terbatas. Prestige Pricing Merupakan strategi menetapkan tingkat harga yang tinggi sehingga konsumen yang sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk tersebut, dan kemudian membelinya. Sedangkan apabila harga diturunkan sampai tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang atau jasa tersebut akan turun. Produk-produk yang sering dikaitkan dengan prestige pricing antara lain adalah permata, berlian, mobil mewah, dan sebagainya. Price Lining Lebih banyak digunakan pada tingkat pengecer. Di sini, penjual menentukan beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual. Sebagai contoh: sebuah toko yang menjual berbagai macam sepatu dengan model, ukuran dan kualitas yang berbeda, menentukan 3 tingkatan harga yaitu Rp ,-; Rp ,-; dan Rp , -. Hal ini akan memudahkan dalam pengambilan keputusan bagi konsumen untuk membeli dengan harga yang sesuai kemampuan keuangan mereka. Old-Even Pricing Metode penetapan harga ini sering digunakan untuk penjualan barang pada tingkat pengecer. Dalam metode ini, harga yang ditetapkan dengan angka ganjil atau harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu. Misalnya harga Rp bagi sekelompok konsumen tertentu masih beranggapan harga tersebut masih berada dalam kisaran harga Rp an. Kelompok 1 Marketing Strategy 13

14 Demand-Backward Pricing Adalah penetapan harga dimana melalui proses berjalan ke belakang, maksudnya perusahaan memperkirakan suatu tingkat harga yang bersedia dibayar konsumen, kemudian perusahaan menentukan margin yang harus dibayarkan kepada wholesaler dan retailer. Setelah itu baru harga jualnya dapat ditentukan Bundle Pricing Merupakan strategi pemasaran dua atau lebih produk dalam satu harga paket. Metode ini didasarkan pada pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket tertentu secara keseluruhan daripada nilai masing-masing item secara individual. Misalnya travel agency, menawarkan paket liburan yang mencakup transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Metode ini memberikan manfat besar bagi pembeli dan penjual. Pembeli dapat menghemat biaya total, sedangkan penjual dapat menekan biaya pemasarannya. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya Dalam metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba. Metode penetapan harga berbasis biaya terdiri dari: Standard Markup Pricing Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase (markup) tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Persentase markup besarnya bervariasi tergantung pada jenis produk yang dijual. Biasanya produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil daripada produk yang tingkat perputarannya rendah. Cost Plus Persentage of Cost Pricing Kelompok 1 Marketing Strategy 14

15 Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi. Metode ini seringkali digunakan untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item. Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi sebuah rumah. Jadi, bila biaya konstruksi sebuah rumah senilai Rp 100 juta dan fee arsitek sebesar 15% dari biaya konstruksi (Rp 15 juta), maka harga akhirnya sebesar Rp 115 juta. Cost Plust Fixed Fee Pricing Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat teknikal, seperti mobil, pesawat, atau satelit. Dalam strategi ini, pemasok atau produsen akan mendapat ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya. Tetapi produsen atau pemasok tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam mpenetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volumelaba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi. Metode penetapan harga berbasis laba ini terdiri dari target profit pricing, target return on sales pricing, dan target return on investment pricing. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan, atau laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan terdiri dari customary pricing; above, at, or below market pricing; loss leader pricing; dan sealed bid pricing. Penyesuaian Khusus Terhadap Harga Penyesuaian khusus terhadap harga menurut daftar (list price) terdiri atas diskon, allowance, dan penyesuaian geografis (geographical adjustment). Kelompok 1 Marketing Strategy 15

16 Diskon Diskon merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Biasanya potongan harga ini diwujudkan dalam bentuk tunai ataupun barang dan dimaksudkan untuk menarik konsumen. Terdapat empat jenis diskon, yaitu diskon kuantitas, diskon musiman, diskon kas, dan trade discount. Diskon Kuantitas Merupakan potongan harga yang ditawarkan oleh penjual untuk mendorong konsumen agar bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar, atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual tersebut sehingga mampu meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Misalnya seorang pembeli membeli produk paling sedikit 10 unit, maka diberi potongan 5% dan kalau pembeliannya kurang dari 10 unit tidak mendapat potongan. Diskon Musiman Merupakan potongan harga yang diberikan kepada pembeli untuk melakukan pembelian di luar musim tertentu. Sebagai contoh, pembeli yang membeli jas hujan pada musim panas, akan memperoleh potongan sebesar 5%, 10%, dan 20%. Diskon Kas Merupakan potongan yang diberikan kepada pembeli atas pembayaran pada suatu periode dan mereka melakukan pembayaran tepat pada waktunya. Misalnya penjual menawarkan produknya dengan syarat pembayaran. Jika pembeli dapat membayar dalam waktu 10 hari, mereka mendapat potongan 2% dan pembayaran harus dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah barangbarang diterima. Trade Discount Disebut juga potongan fungsional, merupakan potongan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka lakukan. Jadi potongan dagang ini Kelompok 1 Marketing Strategy 16

17 hanya diberikan kepada pembeli yang ikut memasarkan produknya. Mereka ini termasuk penyalur, baik pedagang besar maupun pengecer. Allowance Seperti halnya diskon, allowance juga merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (price list) kepada pembeli karena adanya aktivitasaktivitas tertentu yang dilakukan pembeli. Terdapat tiga jenis allowance yang biasa digunakan, yaitu: Trade in Allowance Merupakan potongan harga yang diberikan dalam sistem tukar tambah. Promotional Allowance Merupakan potongan harga yang diberikan kepada penjual atau penyalur distribusi yang melakukan aktivitas periklanan atau penjualan tertentu yang dapat mempromosikan produk produsen. Bentuk promotinal allowance bisa berupa pembayaran tunai yang lebih kecil atau jumlah produk gratis yang lebih banyak. Product Allowance Merupakan potongan harga yang diberikan kepada para pembeli yang bersedia membeli barang dalam kondisi tidak normal. Penyesuaian Geografis (Geographical Adjustment) Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen atau juga wholesaler Penyesuaian geografis merupakan penyesuaian terhadap harga yang dilakukan oleh produsen atau juga sehubungan dengan biaya transportasi produk dari penjual ke pembeli. Biaya transportasi ini merupakan salah satu unsur penting dalam biaya variabel total, yang tentunya akan menentukan harga akhir yang harus dibayar oleh pembeli. Terdapat dua metode yang biasa digunakan untuk melakukan penyesuaian geografis, yaitu: Kelompok 1 Marketing Strategy 17

18 FOB (Free On Board) Origin Pricing FOB (Free On Board) berarti penjual menanggung semua biaya sampai pemuatan produk ke kendaraan pengangkut yang digunakan (misalnya kapal, truk, kereta api, dan sebagainya). Umumnya dalam FOB (Free On Board) Origin Pricing penjual menentukan lokasi pemuatan produk, yang seringkalinya adalah di pabrik, gudang penjualan, atau di pelabuhan terdekat dari lokasi penjual. Tanggung jawab atas produk akan beralih kepada pembeli bila produk sudah dimuat ke kendaraan pengangkut. Segala biaya transportasi dan penanganan produk selanjutnya ditanggung pembeli. Pembeli yang berlokasi paling jauh akan menanggung biaya transportasi paling besar. Uniform Delivered Pricing Dalam metode ini, harga yang ditetapkan penjual juga mencakup semua biaya transportasi. Penjual menentukan cara pengangkutan, membayar biaya pengangkutan, dan bertanggungjawab atas segala kerusakan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, tanggung jawab penjual adalah sampai produk diterima pembeli. POSITIONING HARGA DAN VISIBILITY Keputusan kunci adalah seberapa jauh di atas biaya untuk harga produk baru dalam band fleksibilitas. Harga masuk pasar relatif rendah dapat digunakan dengan tujuan volume bangunan dan posisi pasar, atau sebaliknya, harga yang tinggi dapat dipilih untuk menghasilkan margin besar. Yang pertama adalah "penetrasi" strategi sedangkan yang kedua adalah "skimming" strategi. Keputusan juga harus dibuat tentang bagaimana harga akan terlihat dalam promosi produk baru. Penggunaan harga awal rendah memerlukan promosi aktif dari harga untuk mendapatkan posisi pasar. Ketika perusahaan menggunakan harga yang relatif tinggi untuk biaya, harga sering mengasumsikan peran pasif dalam bauran pemasaran dan kinerja dalam kombinasi dengan atribut lainnya dari produk yang ditekankan dalam program pemasaran.. Visibilitas terkait dengan kemampuan suatu kemasan untuk menarik perhatian pada poin-pembelian. Tujuannya adalah untuk memiliki suatu kemasan yang menonjol/lain dari yang Kelompok 1 Marketing Strategy 18

19 lain di atas rak, hingga ia memotong citra merek. Kemasan-kemasan berwarna cerah, khususnya efektif untuk memperoleh perhatian konsumen. REVIEW JURNAL Kelompok 1 Marketing Strategy 19

20 Judul : a Comparative Analysis of Online Grocery Pricing in Singapore Penulis : Lydia Gan a,shujia He, Tingli Huang, Jiebin Tan Universitas : Department of Economics, Finance, and Decision Sciences, School of Business, University of North Carolina at Pembroke, P.O. Box 1510, One University Drive, Pembroke, NC , U.S.A Division of Economics, School of Humanities and Social Sciences, Nanyang Technological University, Nanyang Avenue, Singapore , Singapore Tahun : 2007 Penelitian ini dari strategi harga dari dot-bams (brick-and-mortar) dan dot-com dari perdagangan kelontong di Singapura berbeda dari studi empiris lainnya. Dot-com yang ditemukan menunjukkan dispersi harga lebih tinggi dari dot-bams yang dapat dijelaskan oleh strategi pemasaran yang berbeda dari dua jenis pengecer. Kami juga menemukan bahwa titikbams mengubah harga mereka lebih sering daripada dot-com, sehingga menyiratkan bahwa pasar online tidak akan selalu memiliki biaya menu yang lebih rendah. Selain itu, kami tidak menemukan perbedaan signifikan secara statistik antara tingkat harga rata-rata dari dot-bams dan bahwa dari dot-com, menunjukkan bahwa konvergensi harga terjadi karena berkurangnya biaya pencarian di kalangan konsumen dan informasi sehingga lebih rendah asimetri di pasar kelontong. Menurut beberapa penelitian, e-commerce pasar memberikan efisiensi yang tak tertandingi untuk pasar tradisional [4]. Beberapa menyatakan bahwa e-commerce pasar memiliki semua karakteristik yang terkait dengan persaingan sempurna: konsumen dapat membandingkan harga banyak perusahaan 'dengan klik mouse, ada hambatan rendah untuk masuk, dan perusahaan dapat mengubah harga dengan biaya rendah [3]. Hal ini telah mengakibatkan persaingan harga yang ketat, berkurangnya diferensiasi produk dan menghilang loyalitas merek. Keuntungan yang diberikan oleh e-commerce telah menyebabkan peningkatan substansial dalam proyeksi penjualan ritel online barang dan jasa [23] Dueto meningkatkan pengeluaran oleh pembeli dan persentase yang lebih tinggi dari pembeli online, Kelompok 1 Marketing Strategy 20

21 diproyeksikan. Bahwa 142 juta konsumen atau 65% dari populasi online akan telah membuat pembelian secara online pada tahun 2007 [15]. Oleh karena itu, Jupiter Research mengharapkan belanja ritel online mencapai US $ pada Diantara produk yang dijual secara online, produk homogen tampaknya menjadi kategori produk yang paling mungkin mengalami persaingan harga yang kuat mengingat karakteristik saluran internet [6]. Secara khusus, belanja online tampaknya menjadi sektor yang menjanjikan karena menawarkan penghematan biaya, berbagai macam besar [2,17], penawaran yang lebih baik [5,9], dan kenyamanan [17]. Faktor lain yang berkontribusi terhadap pertumbuhan belanja online termasuk partisipasi angkatan kerja yang lebih tinggi oleh wanita yang secara tradisional menjadi pembeli utama makanan, sejumlah besar dual-pendapatan dan dengan demikian rumah tangga berpendapatan lebih tinggi, dan lebih banyak orang tua tunggal dan rumah tangga tua dengan waktu dan kendala sumber daya lainnya [40]. Selain itu, sifat estetika dan lucu dari toko virtual menciptakan lingkungan belanja merangsang [33]. Namun, perkembangan pasar kelontong online juga kompleks dan sangat menantang untuk vendor saat berpose beberapa risiko kepada konsumen. Ada banyak tantangan operasional berkaitan dengan pemesanan dan proses pengiriman [8,43]. Sementara toko online memiliki untuk mencocokkan pemasaran mereka, keuangan, operasi dan strategi logistik [20], para konsumen waspada tentang risiko yang melekat dalam transaksi e-commerce [25,39]. Isu-isu lain yang menjadi perhatian meliputi keamanan, biaya dan legalitas transaksi, kurangnya informasi yang dapat dipercaya dan ketidakpastian lainnya [37]. Dalam e-commerce, konsumen terusmenerus menemukan diri mereka mengevaluasi manfaat dari pengungkapan informasi pribadi mereka dalam pertukaran untuk meningkatkan potensi imbalan keuangan, dan perbaikan layanan [49]. Anehnya, harga grosir online tidak perhatian yang paling penting bagi konsumen [46]. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi belanja online ukuran rumah tangga, alasan untuk memilih sebuah toko kelontong online selama toko bata-dan-mortir dan kebutuhan informasi dari konsumen [44]. Oleh karena itu, toko secara online harus menyadari permasalahan dan kebutuhan konsumen secara online. Dalam hal ini, mantan bisa menekankan kesempatan untuk membuat kesepakatan yang lebih baik, kenyamanan layanan pengiriman, dan kemandirian jam buka untuk mendorong adopsi belanja online [24,35]. Menurut survei [26], 20% dari Singapura pengguna internet menghabiskan total S $ pada belanja online pada tahun Ini Kelompok 1 Marketing Strategy 21

22 menandakan potensi berbelanja secara online di Singapura. Hal ini telah memotivasi kita untuk mempelajari pasar grosir secara online berkembang di Singapura dengan tujuan menerangi strategi harga yang diadopsi oleh kedua dotcom dan batu bata-dan-mortir dengan kehadiran online. 2. Metodologi 2.1. Seleksi pasar Pemilihan toko dalam sampel kami didasarkan pada kriteria sebagai berikut: operasi utama dari toko kelontong harus penjualan bahan makanan, masing-masing toko yang dipilih harus independen, dan setiap toko harus menampilkan barang kelontong pada website sehingga bahwa harga dapat dengan mudah dibandingkan. Toko yang dipilih kemudian dibagi menjadi dua kategori: toko eksklusif secara online (di sini setelah disebut sebagai'' dot-com''), dan mitra online dari toko bata-dan-mortir (selanjutnya disebut asm ' 'dot-bams''). Memiliki dua kategori yang berbeda memungkinkan kita untuk melakukan perbandingan dari strategi harga berdasarkan karakteristik unik mereka. Dalam memilih dot-bams, kami disebut ShopperTrends ACNielsen itu [1] yang terdaftar toko utama di Singapura. Kami kemudian meneliti apakah toko kelontong ini telah rekan-rekan secara online dan selanjutnya diklasifikasikan baik Fairprice dan Cold Storage sebagai dotbams. Selanjutnya, melalui mesin pencari lokal dan publikasi lokal, kami klasifikasi E-mart, Infobuy dan Groceries Lifestyle sebagai pemain utama lainnya dalam industri dot-com Pengumpulan dan pengolahan data Sebelum pengumpulan data pertama, daftar barang kelontong diciptakan. Daftar ini terdiri dari barang kelontong yang biasanya ditemukan di dalam website dari lima pedagang yang dipilih. Selanjutnya, berdasarkan survei [22] tentang themost populer kategori toko bahan makanan dibeli secara online, kami dikategorikan barang kelontong dengan'' makanan'','' perawatan kesehatan dan kecantikan'' dan'''' pembersih rumah tangga. Kemudian, kita lebih sub-kategori'' makanan'' menjadi'' makanan'','' minuman'' dan'' bumbu'' untuk memungkinkan kita untuk melakukan analisis yang lebih rinci. Dengan demikian, sampel kami terdiri dari 5 kategori kelontong dengan total 88 item belanja. Selama pengumpulan mingguan data melalui situs-situs pedagang individu, setiap perubahan harga antara barang-barang sepatutnya dicatat. Dalam Kelompok 1 Marketing Strategy 22

23 rangka untuk memperoleh daftar barang kelontong yang konsisten dan lengkap untuk perbandingan harga di seluruh 18 minggu pengumpulan data, setelah beberapa minggu awal koleksi, kami menghapuskan item yang sementara keluar dari saham dan permanen tidak tersedia untuk lebih dari 50 % dari waktu selama seluruh 18 minggu. Oleh karena itu, daftar asli dari 88 barang kelontong dikurangi menjadi 86 untuk tujuan analisis kami. Data dikumpulkan dari tanggal 4 September 2004 sampai 1 Januari 2005 setiap minggu selama 18 minggu, dan total 7740 observasi harga dikumpulkan. Perilaku belanja konsumen bervariasi untuk dot-bams dan dot-com sebagai rangsangan pemasaran seperti lingkungan ritel yang berbeda dan kegiatan promosi akan mempengaruhi perilaku konsumen [7,53]. Ada perbedaan dalam jumlah yang dibeli, pemilihan produk dan efek promosi pada titik-bams dan dot-com [10]. H1: Dot-bams menampilkan dispersi harga lebih tinggi dari dot-com. H2: Dot-com menampilkan frekuensi yang lebih tinggi dari perubahan harga daripada dot-bams. H3: Dot-bams menampilkan tingkat harga lebih tinggi dari dot-com. Selain itu, kami menguji dispersi harga antara dot-bams dan dot-com dengan melakukan sample t-test independent satu-ekor untuk semua barang kelontong selama periode seluruh koleksi. Uji satu sisi bekerja sebagai hipotesis kami terarah. Arah hubungan antara dua variabel - mean dari dot-bams 'dispersi harga dan rata-rata dari dot-com' dispersi harga, telah didefinisikan di H1. Hasil statistik dari t-test (lihat Tabel 3) menunjukkan bukti yang cukup untuk mendukung H1. Hal ini menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam dispersi harga antara dot-bams dan dot-com pada tingkat 5% dimana dot-com benar-benar menampilkan dispersi harga lebih tinggi dari dot-bams. Tes serupa dilakukan untuk semua item kelontong pada setiap tanggal penagihan untuk meningkatkan keandalan hasil di atas dan tes menunjukkan hasil yang konsisten. Dari 18 koleksi minggu, setidaknya 17 minggu ditemukan untuk menampilkan perbedaan yang signifikan dalam dispersi harga antara dot-bams dan dot-com, dot-com dengan menampilkan dispersi tinggi daripada dot-bams. Oleh karena itu, hasil tidak mendukung H1. Ia berpikir bahwa penggunaan internet akan mengakibatkan menurunkan biaya menu online. Seperti biaya menu dapat mempengaruhi penetapan harga, biaya menu yang lebih rendah harus mengarah pada perubahan harga yang lebih sering dan pasar yang lebih efisien. Namun, temuan Kelompok 1 Marketing Strategy 23

24 kami menunjukkan bahwa perubahan harga umumnya jarang terjadi untuk kedua dot-com dan dot-bams dan dot-bams benar-benar mengubah harga mereka lebih sering daripada dot-com. Hal ini bertentangan dengan bukti empiris sebelumnya yang mendokumentasikan perubahan lebih sering pada harga dot-com dibandingkan dengan dot-bams [3]. Namun, hasil mengejutkan kami didukung oleh beberapa [57] yang menemukan bahwa biaya menu tidak penting dalam prakteknya bahkan untuk pasar online. Selain itu, karena sifat mudah dari Internet, sensitivitas harga bisa lebih rendah di antara pembeli kelontong online daripada itu untuk pembeli konvensional, dot-com mungkin merasa kurang perlu untuk terlibat dalam perubahan harga dibandingkan dengan dot-bams, yang dibutuhkan untuk mengkoordinasikan perubahan harga untuk baik online dan toko bata-dan-mortir. Tidak seperti studi di mainan dan video yang industri secara online [55,57], penelitian kami belum termasuk ongkos pengiriman dalam analisis data. Ini dibenarkan karena semua toko secara online di Singapura memberikan hanya dalam perbatasan Singapura. Selain itu, perbandingan harga dilakukan berdasarkan sisi pemasok bukan aspek pertimbangan konsumen, sehingga rendering biaya pengiriman kurang penting dalam konteks ini. Keterbatasan lain melibatkan kendala lini produk dalam barang kelontong umum di toko-toko kelontong lima. Hal ini tidak dapat dihindari karena pembatasan dalam pencocokan barang kelontong umum yang ditampilkan pada situs-situs toko. Setelah barang kelontong yang dipilih, kategorisasi barang kelontong adalah sewenang-wenang untuk analisis rinci lebih lanjut. Meskipun berat pentingnya setiap kategori kelontong lima disurvei mungkin berbeda untuk setiap toko kelontong, kami tidak memiliki informasi tersebut, sehingga kita hanya melihat hasil keseluruhan dan menafsirkannya berdasarkan pemahaman kita tentang dot-bam dan dot com-industri kelontong di Singapura. Meskipun strategi harga yang sangat penting dalam menarik dan mempertahankan pelanggan, adalah penting untuk toko kelontong untuk fokus pada isu-isu non-harga lainnya yang penting bagi pelanggan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut di bidang ini bisa mengeksplorasi pentingnya harga versus aspek lain dari toko kelontong seperti reputasi, kebijakan pengiriman, berbagai macam, layanan pelanggan dan keamanan jaringan. Kami menganalisis pasar grosir secara online berkembang di Singapura dengan membandingkan dinamika harga dari dot-bams dan dot-com. Seperti perbandingan ini relevan sebagai penelitian Kelompok 1 Marketing Strategy 24

25 sebelumnya menunjukkan perbedaan mencolok antara kesejahteraan dot-bams dan dot-com. Runtuhnya gelombang pertama dot-com menunjukkan ketidakmampuan beberapa dot-com untuk mencapai keunggulan kompetitif atas tradisional dot-bams di samping kegagalan mantan untuk mengembangkan model bisnis yang menguntungkan. Bahkan, total biaya operasional per pelanggan secara substansial lebih tinggi untuk dot-com daripada dot-bams di industri bahan makanan [45]. Selain itu, sebuah studi [14] menunjukkan bahwa dot-bams yang menjual produk mereka melalui berbagai saluran sangat meningkatkan kemungkinan mereka menghasilkan keuntungan yang luar biasa. Dot-bams juga memanfaatkan reputasi mereka yang dipercaya menjadi semakin penting dalam konteks ditandai dengan ketidakpastian dan risiko [31]. Kemauan untuk menyediakan belanja online oleh kedua dot-bams dan dot-com tampaknya sebagian besar tergantung pada citra merek dari organisasi [27,31]. Hasil empiris kami konsisten dengan studi sebelumnya di industri CD [29], memberikan bukti yang cukup bahwa dot-com tidak menunjukkan dispersi harga lebih rendah dari dot-bams meskipun mudah ketersediaan informasi harga untuk konsumen online dan pertumbuhan Internet ukuran pasar. Beberapa menyarankan bahwa konsumen mungkin tidak bersedia untuk melakukan banyak penelitian harga untuk barang-barang kelontong yang memiliki harga dasar yang relatif rendah [18]. Oleh karena itu, konsumen mungkin tidak menyadari perbedaan harga antara variousdot-com yang menghasilkan tingkat yang lebih tinggi dispersi harga antara dot-com di industri kelontong. Perbedaan tingkat dispersi harga antara dot-bams dan dot-com juga dapat dijelaskan oleh strategi pemasaran yang berbeda dari dua jenis pengecer. Saat ini ukuran pasar kecil untuk pembelian grosir secara online di Singapura memungkinkan dot-com untuk bersaing sementara membangun reputasi dan kualitas layanan mereka. Dispersi harga yang lebih kecil di antara titik-bams menunjukkan bahwa persaingan harga di antara jenis toko pengecer relatif lebih agresif dari dalam dot-com. Hal ini terbukti dalam iklan mingguan di koran lokal dengan Fairprice dan Cold Storage, terkemuka dot-bams di Singapura. Selain itu, kita mengamati bahwa para pemain di industri bahan makanan di Singapura tidak terlalu menetapkan harga sensitif, yang menyebabkan kurangnya kompetisi. Kelontong menyimpan terlibat dalam penelitian kami perlu membentuk kembali strategi online mereka dengan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan pelanggan serta memberikan pengalaman belanja online berkualitas. Secara khusus, Kelompok 1 Marketing Strategy 25

26 dot-bams harus benar-benar membentuk strategi terintegrasi untuk online dan toko bata-danmortir untuk mendominasi baik secara online maupun fisik pasar. Saat ini, toko online saja dapat menarik pelanggan yang aktif mencari kenyamanan dan menghemat waktu. Dalam rangka untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan online, mereka harus fokus pada strategi non-harga lainnya seperti meningkatkan variasi produk, memberikan garansi yang lebih baik dan kebijakan pengembalian, meningkatkan jasa pengiriman, menjamin keamanan online ketat, dan menciptakan kepercayaan untuk meningkatkan reputasi mereka - beberapa dapat diimplementasikan secara efisien dengan bantuan teknologi informasi. Meskipun memiliki dot-bams reputasi terpercaya dan fakta bahwa sumber daya keuangan dan operasional memberikan keuntungan atas mereka di pasar kelontong online, murni dot-com masih dapat membuat ceruk pasar dengan segmentasi pasar mereka dan menganalisis kebutuhan pelanggan dan keinginan. Ini akan menjadi menarik untuk mengeksplorasi bagaimana toko online membuat kesadaran pelanggan, meningkatkan basis pelanggan mereka dan apakah mereka dapat memperoleh lebih banyak sumber alternatif keuntungan. Pembahasan Jurnal Judul : Optimal Pricing and Advertising Strategy for Introducing a New Business Product with Threat of Competitive Entry Penulis : Manak C. Gupta, Anthony Di Benedetto Asal Penulis : Department of Finance, Fox School of Business and Management, Temple University, 1810 North 13th Street, Philadelphia, PA 19122, United States. Department of Marketing, Fox School of Business and Management, Temple University, 1810 North 13th Street, Philadelphia, PA 19122, United States Tujuan : Menghadapi permasalahan harga dan periklanan untuk membuat produk baru dalam menghadapi potensi masuknya produk baru. Kelompok 1 Marketing Strategy 26

27 Hasil : dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan iklan yang tepat, perusahaan akan mengeluarkan biaya berapapun iklan tersebut dapat menyumbang pendapatan marginal. Karena iklan yang bagus akan meningkatkan harga produk yang dijual tesebut. Dan kualitas produk serta kualitas iklan hanya digunakan pada saat efek potensial dari harga dan iklan tidak dipertimbangkan. Kelompok 1 Marketing Strategy 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Kotler dan Armstrong (2008:10), Pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

Pemasaran Ritel. Sessi

Pemasaran Ritel. Sessi Pemasaran Ritel Sessi PRICING Penetapan Harga KUWAT RIYANTO, SE, M.M. 081319434370 kuwat_riyanto@yahoo.com http://kuwatriy.wordpress.com Pict LAZA?? Each People have theyselves opinion. Everything. Tugas

Lebih terperinci

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM 2009 FAKULTAS EKONOMI PKK PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S.1) PEMASARAN STRATEGIK MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA Oleh ; Hirdinis M, SE, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA Tujuan Umum Perkuliahan

Lebih terperinci

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-6 Konsep Harga (pricing concept) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com Pokok Bahasan Definisi Harga

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB VIII PENETAPAN HARGA

BAB VIII PENETAPAN HARGA BAB VIII PENETAPAN HARGA Sebagai perusahaan berusaha untuk menumbuh keuntungan mereka, mereka sering fokus pada penurunan biaya produksi atau peningkatan permintaan produk. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Definisi Marketing Mix

Definisi Marketing Mix KONTRAK PERKULIAHAN CP : Arda (085649326723) Mobile Phone Silent Please Terlambat Max 15 mnt. Pakaian bebas rapi berkrah dan bersepatu Titip absen, nilai quis 0 Tidak ada susulan tugas dan kuis Tidak ada

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN PRICING PRODUCT Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi Harga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Perusahaan melakukan kegiatan pemasaran pada saat perusahaan ingin memuaskan kebutuhannya melalui sebuah proses transaksi. Pemasaran juga

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan program suatu perusahaan tergantung dari ketepatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan program suatu perusahaan tergantung dari ketepatannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Harga 2.1.1 Pengertian Harga Keberhasilan program suatu perusahaan tergantung dari ketepatannya dalam memadukan komponen-komponen bauran pemasaran, walaupun akhirakhir ini faktor-faktor

Lebih terperinci

STRATEGI PENETAPAN HARGA

STRATEGI PENETAPAN HARGA STRATEGI PENETAPAN HARGA DIMENSI STRATEGIS HARGA Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan

Lebih terperinci

V FUNGSI PERUSAHAAN 5.3. PEMASARAN

V FUNGSI PERUSAHAAN 5.3. PEMASARAN V FUNGSI PERUSAHAAN 5.3. PEMASARAN Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Promosi Penjualan Berorientasi Perdagangan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat DIGITAL MARKETING Pendahuluan Teknologi saat ini telah mulai berubah atau berkembang dari offline menjadi online Konsumen lebih aktif mencari apa yang diinginkan menggunakan media online Konsumen dapat

Lebih terperinci

Strategi Penetapan Harga

Strategi Penetapan Harga Materi 9 Strategi Marketing Mix : https://www.youtube.com/watch?v=hhtjwtu9kg8&list=pl ml_redwroutxikzbaj9v-oyfomq2pdky https://www.youtube.com/watch?v=fhnizu1aa40 Elistia, SE, MM 1 Elistia, SE, MM 2 Isu-Isu

Lebih terperinci

Minggu-7. Strategi Penetapan Harga (pricing strategies) Product Knowledge and Price Concepts. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-7. Strategi Penetapan Harga (pricing strategies) Product Knowledge and Price Concepts. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-7 Strategi Penetapan Harga (pricing strategies) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran berasal dari dua kata. pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pemasaran berasal dari dua kata. pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PEMASARAN 2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Adapun pengertian manajemen dan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Dalam usahanya, setiap perusahaan akan memasuki sebuah pasar yang ditujunya dan memasarkan produk atau jasanya pada konsumen sasarannya

Lebih terperinci

Pertimbangan dalam Harga

Pertimbangan dalam Harga Perencanaan Harga Price Sejumlah uang yang dikenakan terhadap suatu produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen guna mendapatkan manfaat dalam memiliki atau menggunakan suatu produk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Strategi Bersaing Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi STRATEGI DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

SKENARIO TINGKAT OPTIMALITAS KOMPONEN BIAYA & HARGA SUATU PRODUK TERHADAP PANGSA PASAR. Dheni Haryanto

SKENARIO TINGKAT OPTIMALITAS KOMPONEN BIAYA & HARGA SUATU PRODUK TERHADAP PANGSA PASAR. Dheni Haryanto SKENARIO TINGKAT OPTIMALITAS KOMPONEN BIAYA & HARGA SUATU PRODUK TERHADAP PANGSA PASAR Dheni Haryanto dheni_mqc@yahoo.com Marketing Quotient Community http://www.mqc.cjb.net F o c u s On Marketing Macam

Lebih terperinci

Rangkuman Bab 14. Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga

Rangkuman Bab 14. Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga Rangkuman Bab 14 Mengembangkan Strategi dan Program Penetapan Harga A. Memahami Penetapan Harga Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; unsur-unsur lainnya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan

MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan MANAJEMEN PEMASARAN Sebuah Pendahuluan Point Pembahasan Definisi manajemen pemasaran Trend bisnis saat ini dan dampaknya pada perubahan konsep manajemen pemasaran Tugas seorang pemasar/departemen pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM

Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM MAKALAH KEGIATAN PPM Pengembangan Marketing Mix untuk Mendukung Kinerja Pemasaran UKM Oleh: Muniya Alteza, M.Si 1 Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Usaha bagi UKM di Desa Sriharjo, Bantul Dalam Rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Terry dalam Hasibuan (2007:2), manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA

PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA PERTEMUAN 14 PENGEMBANGAN PROGRAM DAN STRATEGI HARGA Gambar 16.1: Sembilan Strategi Harga Mutu 12-2 Gambar 16.2: Harga Seharusnya Sejajar Dengan Nilai 12-3 Gambar 16.3: Menentukan Kebijakan Penetapan Harga

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Pemasaran Pengertian Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

Lebih terperinci

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba.

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Harga tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produk olahraga, itu mengkomunikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS TARGET PASAR

ANALISIS TARGET PASAR SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Pemasaran dalam Rancangan Usaha Agribisnis Wisynu Ari Gutama, SP. MMA Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Manajemen Promosi Penjualan Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-4 Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemain ritel yang cukup banyak di Indonesia membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Potensi pasar yang sangat besar dan sifat konsumtif masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler (2007:6), Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi saat ini, dimana krisis multi dimensi yang sedang dialami Indonesia belum dapat teratasi juga, terutama dalam perekonomian yang belum stabil. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah,

BAB I PENDAHULUAN. barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini persaingan bisnis cukup ketat, baik di bidang jasa maupun barang. Dapat dilihat dari semakin banyaknya usaha-usaha kecil menengah, dan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN. Muniya Alteza

BAURAN PEMASARAN. Muniya Alteza BAURAN PEMASARAN Muniya Alteza Bauran pemasaran (Kotler, 2006): Perangkat alat pemasaran yang dapat dikendalikan pemasar berupa produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan distribusi (place)

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

Mata Kuliah - Advertising Project Management- Mata Kuliah - Advertising Project Management- Modul ke: Manajemen proyek (2) Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id DASAR-DASAR

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

ASPEK PASAR DAE PEMASARAE

ASPEK PASAR DAE PEMASARAE ASPEK PASAR DAE PEMASARAE Kesalahan dalam mengukur potensi pasar dapat menjadi penyebab kegagalan usaha. Bisnis pada masa sebelum ini didominasi dengan pola memasarkan produk yang telah dibuat, dimana

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PENETAPAN KEBIJAKAN HARGA

STRATEGI DAN PENETAPAN KEBIJAKAN HARGA STMIK - AMIK RAHARJA INFORMATIKA MARKETING MANAJAMEN STRATEGI DAN PENETAPAN KEBIJAKAN HARGA Harga merupakan unsur Marketing Mix yang mudah disesuaikan dibanding dengan unsur 3P lainnya. *******************************************

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

Makalah Strategi Bisnis Ritel

Makalah Strategi Bisnis Ritel Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang

Lebih terperinci

BAB 4 Marketing Mix Strategy

BAB 4 Marketing Mix Strategy BAB 4 Marketing Mix Strategy Marketing Mix Strategy Kombinasi dari 4P: 1. Product 2. Price 3. Place 4. Promotion Product Adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2. Pengantar Manajemen Pemasaran Pengertian Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dunia persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut perusahaan untuk melakukan berbagai upaya yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu kebutuhan manusia adalah makanan dan minuman, kebutuhan ini sangat beraneka ragam baik jenisnya maupun bentuk serta ukurannya. Dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya agak berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Keberhasilan suatu perushaan akan tergantung pada kemampuan pemasaran. Terlebih dalam persaingan dunia bisnis yang semakin meningkat dalam

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki perdagangan bebas lebih awal dibandingkan negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah menandatangani Letter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Strategi Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan tidak saja memiliki potensi pangsa pasar untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga mampu meningkatkan vitalitas perusahaan

Lebih terperinci

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli BAB II LANDASAN TEORI A. PEMASARAN 1. Pengertian dari Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

STRATEGI PENENTUAN HARGA

STRATEGI PENENTUAN HARGA STRATEGI PENENTUAN HARGA MARKUP BIAYA Perbedaan antara harga dengan biaya yang diukur relatif terhadap biaya dan dinyatakan dalam persen Dalam pendekatan konvensional, perusahaan memperkirakan rata-rata

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I. Penelitian. satu bentuk. Adanya peluang (Selasa, 14 industri ritel. cukup baik. tahun ini yaitu sekitar. 5-10%. Grafik 1.11

BAB I. Penelitian. satu bentuk. Adanya peluang (Selasa, 14 industri ritel. cukup baik. tahun ini yaitu sekitar. 5-10%. Grafik 1.11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis eceran di Indonesia dewasa ini meningkat begitu pesat, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dengan tingkat kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Pemasaran Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran adalah sebuah kegiatan menjual atau mengiklankan suatu produk. Pada sebagian besar

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS 1 SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS PENILAIAN SUATU BISNIS Mengingat nilai suatu proyek ditentukan dengan mengestimasi present value perkiraan arus kasnya di masa mendatang. Sebuah perusahaan yang menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap pemain bisnis di Indonesia harus menghadapi tingkat persaingan bisnis yang cukup ketat. agar bisnis yang dijalaninya tetap eksis, bahkan tidak sekedar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN MANAJEMEN SALURAN DAN RANTAI SUPLAI Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi Dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem perdagangan dan transaksi di dunia. Salah satu perkembangan teknologi

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan karena memiliki peran untuk memberikan keuntungan finansial yang terusmenerus atau keuntungan jangka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan judul Peranan Bauran Pemasaran dalam Meningkatkan Minat Beli (studi pada Toko Merdeka Baru di Rengasdengklok),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III ENDANG SUPARMAN SKOM,MM. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 04 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI ENDANG SUPARMAN SKOM,MM Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA MARKETING

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 PRODUCT LIFE CYCLE Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id Product

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Menurut Stanton (d alam Swastha, 2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

PENGELOLAAN RANTAI PASOK PENGELOLAAN RANTAI PASOK Manajemen Rantai Pasokan Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasok adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci