BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

Transkripsi

1 .... BUPAT SDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN drang DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM DAN RETRBUS ZN TRA YEK DENGAN R.hlMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT SDOARJO, Menmbang : a. bahwa pengaturan tentang penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dperlukan guna terwujudnya tertb penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum sehngga terselenggara pengangkutan orang yang aman, nyaman, dan teratur; b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Sdoarjo Nomor 27 Tahun 2001 tentaqg Retrbus zn Trayek telah dbatalkan melalu Keputusan Menter Dalam NegeH Nomor 121 Tahun 2008 tentang ~<;mbatalan Peraturan Daerah Kabupaten Sdoarjo Nomor 27 Tahun 2001 tentang Retrbus zn Trayek; c. bahwa berdasarkan pertmbangan sebagamana dmaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum dan Retrbus zn Trayek; 0 Mengngat 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kotamadya Dalam Lngkungan Propns Jawa Tmur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wlayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tngkat Surabaya (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1965 Nomor 19 tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pdana (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara. Republk ndonesa Nomor 3209); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor S3 Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 4380); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perrerntahan Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2004 Nomor 4437) sebagamana telah beberapa kal dubah terakhr dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2008 Nomor 59); 5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lntas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2009 Nomor 96 Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2009 Nomor 5025); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retrbus Daerah (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 2009 Nonor 130); 7. Peraturan Pemerntah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1993 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 3527); ~:.

2 .;.;:... ~ 2 8. Peraturan Pemerntah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemerksaan Kendaraan Bermotor d Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1993 Nomor 60); 9. Peraturan Pemerntah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lntas Jalan (Lembaran Negara Republk ndonesa Tahun 1993 Nomot: 63, Tambahan Lembaran Negara Republk ndonesa Nomor 3529); 10. K.eputusan Menter Perhubungan Nomor 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang d Jalan Dengan Kendaraan bermotor umum; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Sdoarjo Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerntah Yang Menjad Kewenangan Pemerntah Daerah; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sdoarjo Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organs~ Perangkat Daerah Kab~paten Sdoarjo; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKLA~ RAKYAT DAERAH KABUPATEN SDOARJO dan BUPAT SDOARJO MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM DAN RETRBUS ZN TRAYEK BAB KETENTUAN ljmum Pasal1.. Dalam Peraturan Daerah n yang dmaksud dengan : Kabupaten adalah Kabupaten Sdoarjo. Pemerntah Daerah adalah Pemerntah Daerah Kabupaten Sdoarjo. Bupat adalah Bupat Sdoarjo. Dewan Perwaklan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwaklan Rakyat Daerah Kabupaten Sdoarjo. Dnas Perhubungan adalah Dnas Perhubungan Kabupat~n Sdoarjo. Kepala Dnas adalah Kepala Dnas Perhubungan Kabupaten Sdoarjo. Dnas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah Dnas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sdoarjo. Bendahara Penermaan adalah Pejabat Fungsonal yang dtunjuk untuk menenma, menytmpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan Daerah pada Dnf Perhubungan Kabupaten Sdoarjo.. 9. Retrbus Daerah yang selanjutnya dsebut retrbus adalah pungutan daerah sebaga pembayaran atas jasa atau pemberan zn tel]tentu yang khusus dsedakan dan/atau dberkan oleh Pemerntah Daerah untuk kepentngan orang prbad atau badan. 10. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, bak yang melakukan usaha maupun yang tdak melakukan usaha yang melput perseroan terbatas, perseroan komandter, perseroan lannya, Badan Usaha Mlk Negara (BUMN) atau Badan Usaha Mlk Daerah. (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, frma, kongs, koperas, dana pensun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organsas massa, organsas sosal poltk, atau organsas lannya, lembaga dan bentuk badan lannya termasuk kontrak nvestas kolektf dan bentuk usaha tetap ~--

3 . 3,,. ;j ~, ~q 11. Pftznan Tertentu adalah kegatan tertentu Pemerntah Daerah dalam rang~a pemberan zn kepada orang prbad atau badan yang dmaksudkan untuk pembnaan, pengaturan, pengendalan dan pengawasljlll atas kegatan, pemanfaatan ruang serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasltas tertentu guna melndung kepentngan umum dan menjaga kelestaran lngkungan. 12. Wajb Retrbus adalah orang prbad atau Badan yang menurut peraturan perundang-undangan retrbus dwajbkan untuk melakukan pembayaran retrbus,.. termasuk pemungut atau pemotong retrbus tertentu. 13. Trayek adalah lntasan kendaraan bermotor umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobl, bus yang mempunya asal dan tujuan perjalanan tetap, lntasan tetap danjadwal tetap maupun tdak terjadwal: 14. zn Trayek adalah pemberan zn kepada Badan Usaha Mlk Negara, Badan Usaha Mlk Daerah\ dan atau badan hukum lan untuk menyedakan pelayanan angkutan penumpang umum pada satu atau beberapa trayek tertentu. 15. zn nsdentl adalah zn trayek yang dberkan kepada pelayanan angkuta,n penumpang umfun yang telah memlk zn trayek untuk menggunakan keq.dar~n 1 menympang dar~ zn trayek yang dmlk. 16. zn Angkutan Tdak Dalam Trayek adalah zn trayek yang dberkan kepada pelayanan penumpang umum yang tdak dalam trayek. 17. Angkutan adalah perpndahan orang dan/atau barang dar suatu tempat ke tempat lan dengan menggunakan kendaraan d ruang lalu lntas jalan. 18. Kendaraan adalah sarana angkutan d jalan yang terdr atas kendaraan bermotor atau kendaraan tdak bermotor. 19. Kendaraan bermotor adalah setap kendaraan yang dgerakkan oleh peralatan berupa mesn selan kendaraan yang berjalan datas rel. 20. Peruntukan kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor yang doperaskan d jalan harus sesua dengan rancangan tekns penggunaannya. 21. Persyatatan tekns adalah persya~.:atan tentang susunan, peralatan, perlengkapan, ukuran, bentuk, karoser, pemuatan rancang tekns kendaraan sesua peruntukannya, ems gas buang, penggunaan, penggandengan dan penempelan kendaraan bermotor., Lak jalan adalah persyaratan mnmum konds suatu kendaraan yang ha~s dpenuh agar terjamnnya keselamatan dan kebsngan lngkungan pada waktu doperaskan d jalan. 23. Kendaraan bermotor umum adalah setap kendalaan yang dgunakan untuk angkutan barang dan/atau orang dengan dpungut bayaran. 24. Perusahaan angkutan umum adalah Badan Usaha Mlk Negara, Badan Usaha Mlk Daerah dan/ atau badan hukum lan yang menyelenggarakan jasa angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum. 25. Mobl penumpang adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memlk tempat duduk maksmal 8 (delapan) orang, termasuk untuk pengemud atau yang beratnya tdak lebh dar (tga rbu lma ratus) klogram. 26. Mobl bus adalah kendaraan bermotor angkutan orang yang memlk tempat duduk lebh dar 8 ( delapan) orang, termasuk untuk pengemud atau yang beratnya lebh dar (tga rbu lma ratus) klogram. 27. Jarngan trayek adalah kumpulan dar trayek-trayek yang menjad satu kesatuan jarngan pelayanan angkutan orang. 28. Surat Setoran Retrbus Daerah yang selanjutnya dsngkat SSRD adalall buk~ pembayaran atau penyetoran retrbus yang telah dlakukan dengan menggunakan formulr atau telah dlakukan dengan cara lan ke 1 Kas Daerah melalu tempat pembayarap. yang dtujuk oleh Bupat. 29. Surat Ketetapan Retrbus Daerah yang selanjutnya dsngkat SKRD adalah surat ketetapan retrbus yang menentukan jumlah pokok retrbus yang terutang. 30. Surat Ketetapan Retrbus Daerah Lebh Bayar yang selanjutnya dsngkat SKRDLB adalah surat ketetapan retrbus yang menentukan jumlah kelebhan pembayaran retrbus karena jumlah kredt retrbus lebh besar darpada retrbus yang terutang atau seharusnya tdak terutang..." ~.~~-~l l - _._ -~ #.:

4 4... BAB ANGKUTAN ORANG Pasal2 ( 1) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermdtor umum dlakukan dengan menggunakarf mobl penumpang dan bus. (2) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum sebagamana dmaksud pada ayat ( 1) terdr dar : a. angkutan dalam trayek; b. angkutan tdak dalam trayek. \ Pasal3.o (1) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek sebagamana dmaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dlakukan dalam jarngan trayek. \ (2) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum sebagamana dmaksud pada ayat (1) terdr dar: a. angkutan perdesaan; b. angkutan khusus. Pasal4 dalam traydk (1) Angkutan perdesaan sebagamana dmaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a adalah angkutan dar satu tempat ke tempat lan dalam satu daerah kabupaten yang tdak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wlayah bukota ka9upaten dengan mempergunakan mobl bus umum 3:~au mobl penumpang umum yang terkat dalam trayek. (2) Angkutan khusus sebagamana dmaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b merupakan pelayanan pelengkap terhadap pelayanan angkutan yang terdr dar angkutan karyawan dan angkutan antar jemput. j :. /-\ ~\ l Pasal5 :.. (1) Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek dapat dpergunakan untuk keperluan angkutan nsdentl. (2) Ketentuan lebh lanjut tentang penggunaan kendaraan bermotor umum dalam trayek untuk keperluan nsdentl datur dalam Peraturan Bupat. Pasal6 Pelayanan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum tdak dalam trayek sebagamana dmaksud dalam Pasal2 ayat (2) huruf b terdr dar: a. angkutan orang dengan menggunakan taks; b. angkutan orang dengan tujuan tertentu; c. angkutan orang d kawasan tertentu. ; r ~ ~ : 0) (2) Pasal 7. Pelayanan C;lgkutan orang dengan menggunakan taks sebagamana drhaksjd dalam Pasal 6 huruf a harus dgunakan untuk pelayflllan angkutan dar pntu ke pntu dengan wlayah operas berada dalam wlayah kabupaten. Pelayanan angkutan orang dengan tujuan tertentu sebagamana dmaksud dalam Pasal 6 huruf b, merupakan pelayanan dar pntu ke pntu dengan menggunakan mobl penumpang umum atau bus umum dalam wlayah operas yang tdak terbatas.

5 5 (3) Pe~lenggaraan angkutan orang d kawasan tertentu sebagamana dmaksud dalam Pasal 6 huruf c, dlaksanakan dengan mobl penumpang umum melalu pelayanan angkutan d jalan lokal dan jalan lngkungan. BAB PERZNAN ANGKUTAN Pasal8 n (1) (2) Penyedaan jasa angkutan umum dlaksanakan oleh badan usaha mlk negara, badan usaha mlk daerah, dan/ atau badan hukum lan sesua dengan ketentuan peraturan perundang-uv.dangan. Setap penyeda jasa angkutan sebagamana dmaksud pada ayat (1) yang ak~n menyelenggarakan usaha angkutan dengan kendaraan bermotor umum waj]b mendapatkan zn, yatu : a. zn usaha ang~utan ; b. zn trayek daatau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek. Pasal 9 (1) zn usaha angkutan sebagamana yang dmaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a adalah zn untuk melakukan usaha angkutan bak yang dlakukan dalam trayek maupun tdak dalam trayek. (2) Untuk memperoleh zn Usaha Angkutan sebagamana dmaksud dalam ayat (2) wajb memenuh persyaratan: a. memlk Nomor Pokok Wajb Pajak (NPWP); b. memlk Akte Pendran Perusahaan ; c. foto copy kartu tanda penduduk ; d. memlk surat keterangan domsl perusahaan ; e. memlk Surat zn Tempat Usaha; f. pemyataan kesanggupan untuk memlk atau menguasa kendaraan bermotor; g. pemyataan kesanggupan untuk menyedakan fasltas penympanan kendaraan bermotor. (3) zn usaha angkutan dapat dberkan kepada pemohon apabla memenuh persyaratan sebagamana dmaksud dalam ayat (2). ( 4) Persetujuan atau penolakan atas permohonan zn usaha angkutan dberkan dalam jangka waktu 7 (tujuh) har kerja setelah permohonan dterma secara lengkap. (5) Masa berlaku zn Usaha Angkutan sebagamana dmaksud dalam ayat (1) adalah selama perusahaan yang bersangkutan mash menjalankan usahanya dan melakukan daftar ulang setap 5 (lma) tahun sekal. Pasal 10 Penyelenggara angkutan umum yang telah mendapat zn usaha angkutan, dwajbkan : a. memenuh kegatan yang telah dtetapkan dalam zn usaha angkutan; b. melakukan kegatan usaha angkutan palng lam bat dalam waktu 6 ( enam) bulan sejak dterbtkan zn usaha angkutan; c. melaporkan kegatan usaha setap tahun kepada pejabat pember zn usaha angkutan; d. melaporkan kepada pejabat pember zn usaha angkutan, apabla terjad perubahan kepemlkan perusahaan atau domls perusahaan.

6 6 Pasal11 < f ;.:- :: (1) zn UsahaAngkutan dcabut apabla: a. perusahaan angkutan melanggar ketentuan sebagamana dmaksud dalam Pasal10; b. perusahaan angkutan tdak melakukan kegatan usaha angkutan. (2) Pencabutan zn Usaha Angkutan sebagamana dmaksud pada ayat (1) dlakukan n:telalu proses perngatan tertuls sebanyak 3 (tga) kal berturut-turpt pengdn tenggang waktu masng-masng satu bulan. (3) Apabla perngatan sebagamana dmaksud pada ayat (2) tdak dndahkan, dlanjutkan dengan pembekuan zn Usaha Angkutanl untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. (4) Jka pembekuan zn Vsaha Angkutan sebagamana dmaksud pada ayat (3) habs jangka waktunya dan tdak ada usaha perbakan, zn usaha angkutan dcabut. (5) zn Usaha Angkutan dapat dcabut tanpa melalu proses perngatan dan pembekuan zn, dalam hal perusahaan yang bersangkutan : a. melakukan ke$atan yang membahayakan keamanan negara ; b. memperoleh n usaha angkutan dengan cara tdak sah. Pasal 12 (1) Setap penyeda jasa angkutan yang memlk zn usaha angkutan sebelum melaksanakan kegatan usaha angkutan orang d jalan dengan kendaraan umum wajb memlk zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek. 1 (2) Untuk memperoleh zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud pada ayat (1) harus ~engajukan permohonan kepada Bupat. (3) Permohonan zn trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud pada ayat (2) dapat dajukan apabla kendaraan sesua dengan peruntukan dan dlengkap dengan persyaratan admnstras dan persyaratan tekns. r Pasal 13. : un :. (l) Kesesuaan peruntukan sebagamana dmaksud dalam Pasal12 ayat (3) melput: a. faktur kendaraan bermotor; b. rancangan kendaraan sesua dengan penggunaan. (2) Persyaratan admnstras sebagamana dmaksud dalam Pasal 1 ~ ayat (3) melput:.. a. memlk surat zn usaha angkutan; b. memlk atau menguasa kendaraan bermotor yang lak jalan yang dblllktkan dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan ( STNK ) dan Surat Tanda Uj Kendaraan ( STUK ); c. memlk atau menguasa fasltas penympanan pool kendaraan bermotor yang dbuktkan dengan peta gambar lokas dan bangunan serta surat keterangan mengena pemlkan atau penguasaan; d. memlk atau bekerjasama dengan phak lan yang mampu menyedakan fasltas pemelharaan kendaraan bermotor sehngga dapat merawat kendaraannya untuk tetap dalam konds lak jalan; e. batas umur kendaraan yang dperbolehkan. (3) Persyaratan tekns sebagamana dmaksud dalam Pasal 12 ayat (3) melput: a. pada trayek yang dmohon mash memungknkan untuk penambahan jumlah kendaraan yang ddasarkan atas: a. survey load faktor muatan pada trayek-trayek dmaksud; b. laporan realsas angkutan dar pengusaha yang. mehyan trayek dmaksud; b. prortas dberkan bag perusahaan angkutan yang mampu mem]>erkan pelayanan angkutan yang terbak; c. terseda termnal sesua kapastas (asal dan tujuanltrayek). ~

7 7 (4) P~etujuan atau penolakan atas permohonan zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam trayek sebagamana dmaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dberkan dalam jangka waktu 7 (tujuh) har kerja setelah permohonan fterma secara lengkap. (5) Penolakan permohonan zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud pada ayat (4) dberkan secara tertuls dserta alasan penolakan. : Pasal14 Batas umur kendaraan bermotor umum sebagamana dmaksud dalam Pasal 13 ~yat (t ) huruf e adalah sebaga berkut: a. kendaraan bermotor umvm dalam trayek palng lama 17 (tujuh belas) tahun; b. kendaraan bermotor umum tdak dalam trayek palng lama 12 (dua belas) tahun. Pasal 15 0 ~ :,., r., l (1) (2) (3) Persetujuan terhadap permohonan zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud dalam Pasal 12 dberkan berupa Surat Keputusan zn Trayek dan/ata~ Surat Keputusan zn Angkutan Tdak Dalam Trayek. zn Trayek dan/atau zn Tdak Dalam Trayek berlaku untuk jangka waktu 5 (lma) tahun serta dapat dperbaru dengan tetap memenuh ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang berlaku. Pembaharuan masa berlakunya zn Trayek dan/atau zn Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud pada ayat (2), bag pemlk atau pengusaha angkutan dwajbkan : a. mengajukan permohonan secara tertuls; b. menyerahkan fotocopy Surat zp Usaha Angkutan; c. menyerahkan Surat Keputusan zn Trayek dan/ atau Surat Keputusan zn Tdak Dalam Trayek asl yang akan dperpanjang; d. menyerahkan fotocopy kartu tanda penduduk. Pasal 16 Penyelenggara angkutan yang telah memperoleh zn trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek dwajbkan untuk : a. melaporkan apabla terjad perubahan kepemlkan atau domsl perusahaan ; b. menyerahkan kembal dokumen zn Trayek dan/ atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek yang terjad perubahan; c. kendaraan yang doperaskan harus dlengkap dengan dokumen perjalanan yang sah serta memenuh persyaratan tekns dan lakjalan;., d. kendaraan yang doperaskan harus sesua dengan ketentuan ;zn Trayek danlalau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek yang dmlk serta mematuh peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 17 zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek tdak berlaku apabla: a. tdak menjalankan lag kegatan usaha angkutan; b. dkembalkan oleh pemegang zn atas kemauan sendr; c: pencabutan zn; d. habs masa berlaku dan tdak dperpanjang. Pasal 18 (1) Setap p. erubahan dal~ zn T~ayek ~an/atau zn An:gkutan Tdak Dalam Traylk harus mendapat persetujuan dan Bupatl. f.. :

8 ~ J: " ; 1:. 1 J ll fl L f 8 7"". ;. :t (2) Pe~ah zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud pada ayat ( 1) dapat berupa : a. pembaharuan masa berlaku zn; b. penambahan atau pengurangan jumlah kendaraan bermotor c. pengalhan pemlkan perusahaan. d. penggant~ kendaraan dan nomor kendaraan. : ;: ~ ~ t ~ ~ F ~ l ;; j, 1 1 o ;,. ~ l ;: : L j. r f Pasal 19 zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek dapat dcabut apabla : a. perusahaan angkutan melanggar ketentuan sebagamana dmaksud dalam Pasal 16; b. mempekerjakan pengemud yang tdak memenuh syarat; d c. kendaraan tdak meme\uh persyaratan tekns dan lak jalan ;, 1 d. melakukan pelanggaran operasonal yang berkatan dengan pengusahaan ang~utan. Pasal 20 (1) Untuk ketertban pelaksanaan pemberan zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebfl.gamana dmaksud dalam Pasal 15 ayat (1), dlakukan pengendalan dan pengawasan dengan pemberan Kartu Pengawasan (KP) pada setap kendaraan. (2) Kartu Pengawasan (KP) sebagamana dmaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan dar dokumen zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek berupa turunan dar Keputusan zn Trayek dan/atau Keputusan zn Angkutan Tdak Dalam Trayek, berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun serta harus selalu berada pada setap kendaraan yang bersangkutan. (3) Perpanjangan masa berlakunya Kartu Pengawasan (KP), dajukan permohonan tertuls kepada Bupat selambat-la,mbatn)la 7 (tujuh) har sebelum habs mla berlakunya dengan dlengkap : a. suratpermohonan; b. fotocopy Keputusan zn Trayek dan/atau Keputusan zn Tdak Dalam Trayek; c. menyerahkan Kartu Pengawasan (KP) asl yang ak~n dperpanjang; d. fotocopy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK); e. fotocopy Surat Tanda Uj Kendaraan (STUK); f. fotocopy Surat zn Usaha Angkutan; g. fotocopy Kartu Tanda Penduduk. BAB V NAMA, OBJEK DAN SUBYEK RETRBUS Pasal 21 Dengan nama retrbus zn trayek dpungut retrbus atas pemberan zn kepad~ or~g prbad atau badan untuk menyedakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. Pasal22 Objek retrbus zn trayek adalah pemberan zn trayek kepada penyeda jasa angkutan sebagamana dmaksud dalam Pasal 8 ayat ( 1) untuk menyedakan pelayanan angkutan umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. Pasal 23 (1) Subjek retrbus adalah orang prbad atau badan yang mendapatkan zn trayek. (2) Wajb Retrbus adalah orang prbad atau badan yang mendapatkan zn trayek. o u. ~ :

9 ~, 9 BAB V GOLONGAN RETRBUS,. Pasal 24 Retrbus lzn Trayek. termasuk golongan Retrbus Perznan Tertentu. BAB V CARA MENGUKUR TNGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 25 Tngkat penggunaan jasa Jn Trayek dukur berdasarkan kapastas jumlah penumpang dan jens kendaraan. :,. ~ \.: BAB V PRNSP DAN SASARAN PENETAPAN TARF RETRBUS Pasal26 (1) Prnsp dan sasaran dalam penetapan tarf retrbus perznan tertentu ddasarkan pada tujuan untuk menutup sebagan atau seluruh baya penyelenggaraan pemberan zn yang bersangkutan. 1 (2) Baya penyelenggaraan pemberan zn sebagamana dmaksud pada ayat (1) melput penerbtan dokumen zn, pengawasan d lapangan, penegakan hukum, penatau&ahaan, dan baya dampak negatf dar pemberan zn terse but.,.. BAB V STRUKTUR DAN BESARNYA TARF Pasal 27 1 ~ ;_r j (1) Struktur dan besarnya tarf retrbus zn trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek dtetapkan sebaga berkut : 1. Untuk mobl penumpang atau mobl yang mempunya panjang maksmum 6 (enam) meter dengan kapastas maksmum 8 (delapan) tempat duduk termasuk pengemud dkenakan retrbus sebesar Rp ,00 (dua ratus tujuh puluh rbu rupah)/ 5 (lma) tahun dan/atau dapat dbayarkan setap 1 (satu) tahun sebesar Rp ,00 (lma puluh empat rbu rupah); 2. Untuk mobl bus atau mobl yang mempunya panjang maksmum 9 (semblan) meter dengan kapastas 9 (semblan) s/d 16 (enam belas) tempat duduk termasuk pengemud dkenakan retrbus sebesar Rp ,00 (tga ratus enam puluh rbu rupah)/ 5 (lma) tahun dan /atau dapat dbayarkan set&p 1 (satu) tahun sebesar Rp ,00 (tujuh puluh dua rbu rupah); 3. Untuk mobl bus atau mobl yang mempunya panjang lebh dar 9 (semblmk) meter dengan kapastas 16 (enam belas) s/d 28 (dua puluh delapan) tempat duduk termasuk pengemud dkenakan retrbus sebesar Rp ,00 ( enam ratus r~u rupah)/ 5 (lma) tahun dan/ atau dapat dbayarkan setap 1 (satu) tahun sebesar Rp ,00 (seratus dua puluh rbu rupah); 4. Untuk mobl bus atau mobl yang mempunya panjang lebh dar 9 (semblan) meter dengan kapastas lebh dar 28 ( dua puluh delap&n) tempat duduk termasuk pengemud dkenakan retrbus sebesar Rp ~ 00 (tujuh ratus dua puluh rbu rupah)/ 5 (lma) tahun dan/atau dapat dbayarkan setap 1 (satu) tahun sebesar Rp ,00 (seratus empat puluh empat rbu rupah). t,; :1 ;,~ ~.. ;~

10 10 (2) Pen~tan Kartu Pengawasan karena hlang dkenakan baya sebesar Rp ,00 (seratus rbu rupah), sedangkan penggantan Kartu Pengawas ~n karena rusak, dkenakan baya sebesar Rp ,00 (dua puluh lma rb~ rjpah) ~ BAB X SAAT RETRBUS TERUTANG Pasal 28,,l,,, 1 Retrbus terutang dalam masa retrbus terjad pada saat dtetapkan SKR> atau dokumen lan yang dpersamakan BAB X WLAYAH PEMUNGUTAN \ Pasal 29 Wlayah pemungutan ret~bus zn trayek adalah Wlayah Kabupaten Sdoarjo.,. BAB X TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 30 (1) Retrbus dpungut dengan menggunakan SKRD. (2) Hasl pulgutan retrbus sebagamcma dmaksud pada ayat (1) dsetor secara bruto ke Kas Daerah. BAB X SANKS ADMNSTRAS Pasal31., r: t -,1 : :.. t (1) Setap pengusaha angkutan yang tdak memenuh kewajban sebagamana dmaksud dalam Pasal 16 dkenakan sanks admnstras. (2) Sanks admnstras sebagamana dmaksud pada ayat (1) dapat berupa perngatan tertuls, pembekuan zn untukjangka waktu tertentu dan pencabutan zn. (3) Ketentuan lebh lanjut terkat sanks admnstras datur lebh lanjut dengan Peraturan Bupat. Pasal 32 zn trayek/dan atau zn Tdak Dalam Trayek. dapat dcabut tanpa melalu proses perngatan dan pembekuan zn, dalam hal perusahaan yang bersangkutan : a. melakukan kegatan yang membahayakan keamanan negara,; b. memperoleh zn trayek d~~.tau zn Td.ak dalam trayek dengan car~ tdak s~h ; c. menggunakan dokumen penjman yang tldak sah untuk mengoperastkan keqdara~ bermotor umum. Pasal33 Setap keterlambatan mengurus perpanjangan zn Trayek dan/atau zn Angkutan Tdak Dalam Trayek sebagamana dmaksud dalam Pasal 20 ayat (3), dkenakan sanks denda berupa baya tambahan sebesar : ~.

11 11. t. a. Rp~.500,00 (empat rbu lma ratus rupah)/ bulan untuk mobl penumpang atau mobl yang mempunya panjang maksmum 6 ( enam) meter dengan kapastas maksmum 8 ( delapan) tempat duduk termasuk pengemud ; b. Rp ,00 (enam rbu rupah)/ bulan untuk mobl bus atau mobl y~g mempunya panjang maksmum 9 (semblan) meter dengar kapastas 9 (s~lflbllarp s/d 16 (enam belas) tempat duduk termasuk pengemud ; c. Rp ,00 (sepuluh rbu rupah)/ bulan untuk rpobl bus atau mobl yang nempunya panjang lebh dar 9 (semblan) meter dengan kapastas 16 (enam belas) s/d 28 (dua puluh delapan) tempat duduk termasuk pengemud; d. Rp ,00 (dua belas rbu rupah)/ bulan untuk mobl bus atau mobl yang mempunya panjang lebh dar 9 (semban) meter dengan kapastas 28 (dua puluh delapan) atau lebh tedtpat duduk termasuk pengemud. e. - Besamya baya tambahan sebagamana yang dtnaksud dalam Pas ~l n dtetapkan setngg-tnggny~ 36 (tga puluh enam) bulan.keterlambatan. Pasal34 Dalam hal wajb retrbus tertentu tdak membayar tepat pada waktunya at~u ~uradg membayar, dkenakan sanks admnstras berupa bunga 2 % (dua persen) setap bul~ dar retrbus yang terutang yang tdak atau kurang bayar dan dtagh dengan 1 menggunakan STRD. BAB X TATA CARA PEM"SAYARAN Pasal 35 ;. : (1) Pembayaran retrbus yang terutang harus dbayar sekalgus. (2) Bupat menentukan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran retrbus yang terutang palng lama 30 (tga puluh) har setelah saat terutang. l (3) Bupat atas permohonan wajb retrbus setelah memenuh persyaratart y~g dtentukan, dapat memberkan persetujuan kepada wajb retrbus untuk mengangsur atau menunda pembayaran retrbus dengan sanks admnstratf sebesar 2 % (dua persen) setap bulan dar jumlah pajak yang belum atau kurang dbayar. (4) Tata cara pembayaran, tempat pembayaran dan penundaan pembayaran retrbus datur lebh lanjut oleh Bupat., BAB XV PENGURANGAN, KERNGANAN DAN PEMBEBASAN RETRBUS :;..- ;. (1) (2) (3) Pasal 36 Bupat dapat memberkan pengurangan, kernganan dan pembebasan retr\,)ust. J Pengurangan, kernganan dan pembebasan sebagamana dmaksud pada ayat ( l) dberkan dengan memperhatkan kemampuan wajb retrbus. Tata cara pengurangan, kernganan dan pembebasan retrbus dtetapkan oleh Bupat. -,.,,

12 . f 12 BAB XV TATA CARA PENAGHAN Pasal 37 ; : H ~., - :, ~fr ~: ;.. (1) P~naghan retrbus terutang menggunakan STRD dan ddc;thulu del~~ Surt t Teguran. (2) Surat teguran atau surat perngatan atau surat lan yang sejens sebaga awal tndakan pelaksanaan penaghan retrbus dkeluark<k 7 (tujuh) har sejak jatuh tempo pembayaran. 7 (3) Dalam jangka waktu (tujuh) har setelah tanggal surat teguran atau surat perngatan atau surat lan yang sejens dsampakan, wajb retrbus harus melunas retrbus yang terutang. ( 4) Surat teguran ata~ surat perngatan atau surat lan yang sejerus seoagamara dmaksud pada aya (1) dkeluarkan oleh Bupat.._ BAB XV TATA CARA PENGEMBALAN KELEBHAN PEMBAYARAN RETRBUS Pasal 38 (1) Wajb retrbus harus mengajukan permohonan secaraj tertuls kepada Bupat untuk perhtungan pengembalan kelebha.j}_pembayaran retrbus. (2) Atas dasar permohonan sebagamana dmaksud pada ayat (1) atas kelebhan pembayaran retrbus dapat langsung dperhtun~kan terlebh dahulu dengan utang retrbus dan atau sanks berupa denda oleh Bupat. (3) Atas permohonan sebagamana dmaksud pada ayat (2) yang berhak atas kelebhan pembayaran tersebut dapat dperhtungkan dengan pembayaran retrbus selanjutnya. Pasal 39 (1) Dalam hal kelebhan pembayaran retrbus yang masl terssa setelah dlakuk* perhtungan sebagamana dmaksud dalam Pasal 38, dterbtkan SKRDLB 1 palng lambat 2 (dua) bulan sejak dtermanya permohonan pengembalan kelebhdn pembayaran retrbus. (2) Kelebhan pembayaran retrbus sebagamana dmaksud pada ayat (1) dkembalkan kepada wajb retrbus palng lambat 2 (dua) bulan sejak dterbtkan SKRDLB. (3) Pengembalan kelebhan pembayaran retrbus dlakukan setelah lewat waktu 2 (dua) bulan sejak dterbtkannya SKRDLB, Bupat memberkan mbalan bunga 2o/o ( dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebhan retrbus. Pasal 40,,. (1) Pengembalan sebagamana dmaksud dalam Pasal 39, dlakukan dengan menerbtkan surat perntah membayar kelebhan retrbls., (2) Atas perhtungan sebagamana dmaksud dalam Pasal 38, pemndahbukuan yang berlaku juga sebaga bukt pembayaran. dterbtkan buk~

13 BAB XV KEDALUWARSA.. Pasal 41 (1) Penaghan retrbus, kedaluwarsa setelah melampau jangka waktu 3 (tga) tahun terhtung sejak saat terutangnya retrbus, kecual apabla wajb retrbus melakukan t1.1dak pdana dbdang retrbus. (2) Kedaluwarsa penaghan retrbus sebagamana dmaksud p,ada ayat ( 1) tertangguh l jka:. a. dterbtkan surat teguran; atau 1 j b. ada pengakuan utang retrbus dar wajb retrbus bak langsung matlpun td langsung, (3) Dalam hal dterbtkan surat teguran senagamana dmaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penaghan dhtung sejak tanggal dtermanya surat teguran terse but. (4) Pengakuan utang retrbus secara langsung sebagamana dmaksud pada ayat (2) huruf b adalah wajlb retrbus dengan kesadarannya menyatakan mash mempunya utang retrbus dan belum melunasnya kepada Pemerntah Daerah. (5) Pengakuan utang retrbus secara tdak langsung sebagamana ~maksud pada ayat (2) huruf b dapat dketahu dar pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh wajb retrbus. BAB XV TATA CARA PENGHAPUSAN PUTANG, RETRBUS r YANG KADALUWARSA ~ r j ~. j (1) (2) (3) Pasal 42,.. Putang pajak dan/ atau retrbus yang tdak mungkn dtagh lag karena hak untuk melakukan penaghan sudah kedaluwarsa dapat dhapuskan. Bupat menetapkan Keputusan Penghapusan Putang Retrbus Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagamana dmaksud pada ayat (1). Tata cara penghapusan putang retrbus yang sudah kedaluwarsa datur dengan Peraturan Bupat. BABXX. KETENTUAN PENGAWASAN DAN PENGENDALAN Pasal43 Pengawasan dan pengendalan terhadap pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan paer~ n secara tekns dan operasonal dtugaskan kepada Kepala Dnas Perhubunga:n Kabupaten Sdoarjo. BABXX NSENTF PEMUNGUTAN Pasal44 (1) nstans yang melaksanakan pemungutan retrbus daerah dapat dberkan nsentf atas dasar pencapaan knerja tertentu. (2) Pemberan nsentf sebagamana dmaksud pada ayat (1) dtetapkan melalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Tata cara penetapan, pemberan dan pemapfaatan nsentf sebagamana dmaksud pada ayat (1) datur dengan Peraturan Bupat dengan berpedonan pada peratur1n perundfg-undangan yang berlaku. t ] :

14 . " 14 BAB XX KETENTUAN PDANA Pasal45 (1) (2) (3) Setap orang yang melanggar ketentuan sebagamana yang dmaksud dalam Pasal 8 ayat (2) dancam pdana kurungan palng lama 2 (dua) bulan atau denda palng b~xak R~. 50~.000,0? (lma ratus rbu rupah)..... : WaJb retnbus1 yang tldak melaksanakan kewajban sehmgga merug1kan keuanga:n daerah dancam pdana kurungan palng lama 3 (tga) bulan atau pdara denda palng banyak 3 (tga) kal jumlah retrbus terutang yang tdak/ atau kurang bayar. Tndak pdana sebagamana dmaksud pada ayat (2) adalah pelanggaran. BAB XX. (3) PENYDKAN Pasal46 Pejabat Pegawa Neger Spl tertentu dlngkungan Pemerntah Kabupaten dber wewenang khusus sebaga Penydk untuk melakukan penydkan tndak pdana dbdang retrbus daerah. Wewenang Penydk sebagamana dmaksud pada ayat ( 1) adalah : a. menerma, mencar, mengumpulkan, dan menelt keterangan atau laporan berkenaan dengan tndak pdana dbdang retrbusdaerah. b. men~lt, mencar, dan mengumpulkan keterangan mengena orang prbad atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dlakukan sehubungan dengan tndak pdana retrbus daerah. c. memnta keterangan dan bahan bukt dar orang prbad atau badan sehubungan dengan tndak pdana dbdang retrbus daerah. d. memerksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lan berkenaan dengan tndak pdana dbdang retrbus daerah. e. melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukt pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen, serta melakukan penytaan terhadap bahan bukt terse but. f. memnta bantuan tenaga ahl dalam rangka pelaksanaan tugas penydkan tndak pdana dbdang retrbus daerah.. g. menyuruh berhent, melarang seseorang mennggalkan ruangan atau temp~t pada saat pemerksaan sedang berlangsung dan memerksa denttas orang dan/atau dokumen yang dbawa sebagamana dmaksud pada huruf e. h. memotret seseorang yang berkatan dengan tndak pdana retrbus daerah. 1. memanggl orang untuk ddengar keterangannya dan dperksa sebaga tersangka atau saks. j. menghentkan penydkan. k. melakukan tndakan lan, yang perh untuk kelancaran penydkan tndak pdana dbdang Retrbus Daerah menurut hukum yang dapat dpertanggungjawabkan. Penydk sebagamana dmaksud pada ayat ( 1) membertahukan dmulanya penydkan dan menyampakan hasl penydkannya kepada Penuntut Umum, sesua dengan ketentuan yang datur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pdana

15 c 15 "" BAB XX KETENTUAN PERALHAN Pasal47 j Dengan berlakunya peraturan daerah n, terhadap kartu pengawasan yang dmlk oleh orang perorangan dapat dlakukan perpanjangan oleh yang bersangkutan sampa berlakwya zn trayek berakhr. Pasal48 Bag kendaraan bermotor umum yang telah memlk zn trayek dan/atau zn Tdak Dalam Trayek sebelum Peraturan Daerah n mula berlaku, datur sebaga berkut :.., a. pada saat Peraturan: Daerah n mula berlaku, kendaraan bermotor urn urn yang dgunakan angkutan orang dalam trayek yang sudah berusa 17 (tujuh belas) tahun atau lebh dan mash tlnyatakan lak jalan, tetap dapat doperaskan sampa batas berlakunya zn; b. dalam hal zn trayek telah berakhr pada saat Peraturan Daerah n mula berlaku, Kendaraan Bermotor Umum yang dgunakan angkutan orang dalam trayek yang sudah berusa 17 (tujuh belas) tahun atau lebh dan mash dnyatakan lak jalan,akan dberkan zn trayek untuk palng lama 2 (dua) tahun; c. pada saat Peraturan Daerah n mula berlaku, kendaraan bermotor umum yadg dgunakan angkutan orang tdak dalam trayek yang sudah berusa 12 ( duj bela~ ) tahun atau lebh dan mash dnyatakan lak jalan, tetap dapat doperaskan sampa batas berlakunya zn; d. dalam hal zn trayek telah berakhr, pada saat Peraturan Daerah n mula berlaku, Kendaraan Bermotor Umum yang dgunakan angkutan orang tdak dalam trayek yang sudah berusa 12 (dua belas) tahun atau lebh dan mash dnyatakan lak jalan, akan dberkan zn trayek untuk palng lama 2 (dua) tahun. BABXXV KETENTUAN PENUTUP Pasal 49 Dengan berlakunya Peraturan Daerah n, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sdoarjo Nom or 27 Tahun 2001 tentang Retrbus zn Trayek (Lembaran Daerah Kabupaten Sdoarjo Tahun 2001 Nomor 14 Ser B), dcabut dan dnyatckan tdak berlaku. Pasal 50 Hal-hal yang belum cukup datur dalam Peraturan Daerah n sepanjang mengena pehksanaannya akan datur lebh lanjut dengan Peraturan Bupat.. 1 l 1j t.. ~ ; ~ l. 1 T: : l~: l..,: l -

16 16 Pasal51 Peraturan Daerah n. mula berlaku pada tanggal dundangkan. Agar setap orang mengetahunya memerntahkan pengundangan Peraturan Daerah n dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sdoarjo. Dtetapkan d Sdoarjo pada tanggal 19 Me 2011 BUPAT SDOARJO, ttd H. SAFUL LAH Dundangkan d Sdo~o pada tanggal ~ "" 2011 SEKRETARS DAERAH KABUPATEN SDOARJO, VNORLAWAN, SH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2011.SER C