LAPORAN AKHIR ANALISA KERUSAKAN & PERAWATAN MESIN Modus, Penyebab Kegagalan, dan Perawatan Bantalan Gelinding. Oleh : Kelompok II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR ANALISA KERUSAKAN & PERAWATAN MESIN Modus, Penyebab Kegagalan, dan Perawatan Bantalan Gelinding. Oleh : Kelompok II"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR ANALISA KERUSAKAN & PERAWATAN MESIN Modus, Penyebab Kegagalan, dan Perawatan Bantalan Gelinding Oleh : Kelompok II Marco Adris Widodo Tirtana Risman P Simarmata Dosen : Dr. Eng. Meifal Rusli JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2012

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis kegagalan merupakan suatu usaha untuk mempelajari suatu kegagalan di berbagai aspek seperti aspek mekanik dan aspek manusia agar kegagalan tersebut tidak terulang lagi. Peralatan atau suatu komponen mesin akan mengalami suatu kegagalan dengan sebab yang berbeda-beda. Untuk itu sangat diperlukan suatu analisis kegagalan agar kita bisa lebih mengetahui faktor apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan pada komponen tersebut sehingga kita dapat memikirkan perawatan yang harus dilakukan agar kegagalan tersebut tidak terjadi lagi dan komponen mesin tersebut memiliki umur yang panjang. Pada laporan ini, kita akan membahas tentang modus, kegagalan, dan perawatan pada bantalan gelinding (bearing). Bantalan gelinding merupakan suatu bagian atau komponen yang berfungsi untuk menahan atau mendukung poros agar tetap pada kedudukannya. Komponen ini sangat penting fungsinya. Untuk, kita perlu mengetahui kegagalan apa saja yang terjadi pada bearing dan perawatan yang harus dilakukan agar memperkecil kemungkinan terjadinya kegagalan pada bearing tersebut. 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui modus, penyebab kegagalan pada bantalan gelinding (bearing) 2. Untuk dapat memahami perawatan yang harus dilakukan pada bearing 1.3 Manfaat Dengan mengetahui kegagalan yang terjadi pada bantalan gelinding, maka kita dapat memahami perawatan yang harus dilakukan pada bearinng tersebut. Perawatan tersebut akan berpengaruh terhadap umur pemakaian bantalan gelinding (bearing) sehingga perusahaan atau industri tidak perlu mengeluarkankan biaya yg cukup tinggi.

3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Bantalan Bantalan Bantalan merupakan salah satu bagian elemen mesin yang memegang peranan penting karena fungsi dari bnatalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Pada umumnya bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros a. Bantalan luncur Bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas. Gambar 1. Bantalan Luncur b. Bantalan Gelinding Pada bantalan gelinding ini terjadi gesekan antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

4 Gambar 1. Bantalan Luncur 2. Berdasarkan arah beban terhadap poros a. Bantalan radial (beban putar) Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros b. Bantalan aksial (beban tekan) Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros

5 c. Bantalan Gelinding Khusus Arah beban yang dapat ditumpu oleh bantalan gelinding khusus adalah sejajar dan tegak lurus sumbu poros Bantalan Gelinding Pada bantalan gelinding ini terjadi gesekan antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat. Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari pada bantalan luncur, tergantung bentuk elemen gelindingnya. Keuntungan dan Kerugian Bantalan Gelinding dibandingkan bantalan luncur adalah : Keuntungan a. Gesekan mula yang jauh lebih kecil dan pengaruh yang lebih kecil dari jumlah putaran terhadap tekanan. b. Gesekan kerja lebih kecil sehingga penimbulan panas lebih kecil pada pembebanan yang sama. c. Penurunan waktu pemasukan dan pengaruh dari bahan poros. d. Pelumasan terus-menerus yang sederhana dan hampir bebas pemeliharaan serta jumlah bahan pelumas yang jauh lebih sedikit. e. Ketelitian (presisi), pembebanan yang diijinkan dan perhitungan dari umur kerja, berhubungan dengan pembuatan yang bermutu tinggi dalam pabrik khusus sehingga memberikan keuntungan dalam penggunaan suku cadang. f. Kemampuan menahan beban kejut sesaat g. Kebersihan Kekurangan a. Lebih berisik pada kecepatan yang sangat tinggi b. Ketahanan rendah ke shock loading c. Biaya awal yang lebih tinggi

6 d. Desain yang lebih rumit Jenis-Jenis Bantalan Gelinding 1. Single row groove ball bearings Bearing ini mempunyai alur dalam pada kedua cincinnya. Karena memiliki alur, maka jenis ini mempunyai kapasitas dapat menahan beban secara ideal pada arah radial dan aksial. Maksud dari beban radial adalah beban yang tegak lurus terhadap sumbu poros, sedangkan beban aksial adalah beban yang searah dengan sumbu poros. Gambar : Single row groove ball bearings 2. Double row self aligning ball bearings Jenis ini mempunyai dua bola, masing-masing baris mempunyai alur sendiri-sendiri pada cincin bagian dalamnya. Pada umumnya terdapat alur bola pada cincin luarnya. Cincin bagian dalamnya mampu bergerak sendiri untuk menyesuaikan posisinya. Inilah kelebihan dari jenis ini, yaitu dapat mengatasi masalah poros yang kurang sejajar (misalignment). Gambar : Double row self aligning ball bearings

7 3. Single row angular contact ball bearings Berdasarkan konstruksinya, jenis ini ideal dengan beban radial. Bearing ini biasanya dipasangkan dengan bearing lain, baik itu dipasang secara paralel maupun bertolak belakang, sehingga mampu juga untuk menahan beban aksial. Gambar : Single row angular contact ball bearings 4. Double row angular contact ball bearings Disamping dapat menahan beban radial, jenis ini juga dapat menahan beban aksial dalam dua arah. Karena konstruksinya juga, jenis ini dapat menahan beban torsi. Jenis ini juga digunakan untuk mengganti dua buah bearing jika ruangan yang tersedia tidak mencukupi. Gambar : Double row angular contact ball bearings 5. Double row barrel roller bearings Bearing ini mempunyai dua baris elemen roller yang pada umumnya mempunyai alur berbentuk bola pada cincin luarnya. Jenis ini memiliki

8 kapasitas beban radial yang besar sehingga ideal untuk menahan beban kejut. Gambar : Double row barrel roller bearings 6. Single row cylindrical bearings Jenis ini mempunyai dua alur pada satu cincin yang biasanya terpisah. Efek dari pemisahan ini, cincin dapat bergerak aksial dengan mengikuti cincin yang lain. Hal ini merupakan suatu keuntungan, karena apabila bearing harus mengalami perubahan bentuk karena temperatur, maka cincinnya akan dengan mudah menyesuaikan posisinya. Jenis ini mempunyai kapasitas beban radial yang besar pula dan juga cocok untuk kecepatan tinggi. Gambar : Single row cylindrical bearings

9 7. Tapered roller bearings Dilihat dari konstruksinya, jenis ini ideal untuk beban aksial maupun radial. Jenis ini dapat dipisah, dimana cincin dalamnya dipasang bersama dengan rollernya dan cincin luarnya terpisah. Gambar : Tapered roller bearings 8. Single direction thrust ball bearings Bearing ini hanya cocok untuk menahan beban aksial dalam satu arah saja. Elemennya dapat dipisah sehingga mudah melakukan pemasangan. Beban aksial minimum yang dapat ditahan tergantung dari kecepatanny. Jenis ini sangat sensitif terhadap ketidaksebarisan (misalignment) poros terhadap rumahnya. Gambar : Single direction thrust ball bearings 9. Double direction thrust ball bearings Jenis ini sama seperti single direction thrust ball bearings, hanya saja bearings ini dapat diberi beban aksial dalam dua arah. Bagian-bagiannya pun juga dapat dipisahkan sehingga mudah dibongkar dan dipasang.

10 Gambar : Double direction thrust ball bearings

11 BAB III KERUSAKAN DAN PERAWATAN BEARING 3.1 Kerusakan Pada Bantalan Gelinding (bearing) Berikut adalah penyebab terjadinya kerusakan atau kegagalan pada bantalan gelinding serta cara mengatasinya : 1. Beban berlebih (Overloads) Penyebab Solusi Gambar Fatique Premature Mengurangi beban atau mendesain ulang bantalan dengan menggunakan bantalan kapasitas yang lebih besar 2. Perubahan Bahan atau Warna pada Rings, Balls, dan Cages Penyebab Solusi Gambar Overheating Perubahan suhu Bahan bantalan harus memiliki koefisien ekspansi termal rendah, sehingga ketika bekerja dengan suhu yang berbeda, tidak timbul perubahan bahan 3. Adanya goresan pada permukaan lintasan cincin dalam Penyebab Solusi Gambar

12 Pada saat pemasangan, terdapat kotoran pada bearing Bersihkan bantalan dengan menggunakan kuas atau lap. 4. Normal Fatigue Failure Penyebab Solusi Gambar Bearing sudah Bearing harus diganti. melebihi umur yang telah ditentukan 5. Retak Penyebab Solusi Gambar Beban yang terjadi tidak ditumpu penuh oleh bearing (cincin luar dan cincin dalam tidak akan mampu menahan beban). Fatigue Bearing harus diganti.

13 6. Pergeseran ketika berputar (Freeting) Penyebab Solusi Gambar Porosnya lentur Sebagian sisi cincin luar suaiannya longgar Bearing harus diganti. 7. Misalignment Penyebab Solusi Gambar Poros Bengkok Poros harus diganti. 8. Permukaan Lintasan Mengelupas (Flaking) Penyebab Solusi Gambar Fatique Overload Mengurangi beban atau mendesain ulang bantalan dengan menggunakan bantalan kapasitas yang lebih besar

14 3.2 Perawatan atau Pemeliharaan Bearing Untuk memastikan apakah bearing harus diganti atau tidak sangatlah diperlukan pemekriksaan yang akurat. Cara yang pealing mudah adalah mendengarkan suaranya ketika peralatan beroperasi atau bisa juga dengan membandingkan dengan yang baru. Langkah pemastian bisa dilakukan dalam 3 tahap yaitu : 1. Pemeriksaan Visual Pada pemeriksaan ini yang perlu diperiksa adalah sisi samping dan permukaan kerja dari tanda-tanda keausan. Disamping itu dapat juga memeriksa geram atau kotoran yang terjadi dengan meraba atau melihat grease yang ada di bearing. Gambar : Pemeriksaan Visual 2. Pembersihan Sebelum pemeriksaan fisik dilakukan, perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan cara menghilangkan semua kotoran yang ada di bearing. Pembersihan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan kuas atau lap. Gambar : Pembersihan Bearing 3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik ini meliputi pemeriksaan tanda-tanda keausan dan tanda kerusakan fisik yang dibandingkan dengan bearing baru. Pemeriksaan tersebut antara lain :

15 Bunyi Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara memegang cincin dalam kemudian diputar cincin luarnya. Rasakan dengan perasaan dan bandingkan dengan bearing baru. Gambar : Pemeriksaan Bunyi pada Bearing Pengukuran celah Pemeriksaan celah dapat dilakukan dengan perasaan dengan cara digoyang kearah aksial atau diukur dengan feeler gauge, kemudian bandingkan dengan standar aksial yang diijinkan. Gambar : Pemeriksaan Celah pada Bearing Tanda Kerusakan Normal Fatique Tanda ini menunjukkan bahwa bearing sudah melebihi umur yang telah ditentukan. Jika pada bearing sudah terdapat tanda normal fatique, maka bearing harus diganti. Gambar : Pemeriksaan Normal Fatique Kesalahan pemasangan pada rumah bearing Flaking (flek) yang terdapat pada sisi yang bertolak belakang, disebabkan oleh rumah bearing yang oval. Untuk mengatasinya, rumah bearing digerinda lagi.

16 Gambar : Kesalahan pemasangan pada rumah bearing Tanda kerusakan karena kotoran pada rumah bearing Jika pada saat pemasangan terdapat kotoran pada bearing, maka permukaan lintasan cincin dalam akan terlihat tanda-tanda goresan. Gambar : Tanda kerusakan karena kotoran pada rumah bearing Tanda kerusakan keretakan Jika beban yang terjadi tidak ditumpu penuh oleh bearing, cincin luar dan cincin dalam tidak akan mampu menahan beban dan akan terjadi keretakan. Gambar : Retak pada Bearing Tanda kerusakan creep Kerusakan creep pada sisi bearing, terjadi karena ketidaktepatan toleransi suaian antara cincin dalam dengan poros atau cincin luar dengan lubangnya, hal ini menyebabkan bearing akan bergeser.

17 Gambar : Tanda kerusakan creep Kerusakan freeting Freeting terjadi karena sebagian sisi cincin luar suaiannya longgar, sehingga terjadi pergeseran ketika berputar. Hal ini dapat disebabkan karena porosnya lentur. Gambar : Kerusakan freeting Dibeberapa tempat, biasanya jika bearing sudah dilepas dari lubang atau porosnya sudah pasti bearing itu diganti. Hal ini sangat merugikan karena belum tentu bearing tersebut rusak. Bisa saja bearing rusak bukan karena pengoperasiannya, melainkan karena cara membukanya yang tidak tepat. Untuk itu diperlukan ketelitian dan skill dalam melepas bearing, jangan sampai juga poros atau lubang jadi rusak karena pelepasan yang salah.

18 BAB IV Damage Appearance Cause Action Wear *Small indentations around The raceway and rolling element. Dull, worn surfaces *Grease discoloured green *Lack or cleanliness before And during mounting operation *inffective seals *lubricant contaminated by worn Particles from brass cage *Do not unpack bearing until just Before it is to be mounted. Keep Workshop clean and use clean tools. *Check and possibly imporove the sealing *always use fresh, clean lubricant. Wipe the grease nipples. Filter the oil Indentations *Indentations in the receways of both rings with spacing equal to the distance between The rolling element *Mounting pressure to the wrong ring *excessively hard drive-up on tapered seating *overloading while not running *applay the mounting pressure to the ring with the interference fit *follow carefully the SKF instructions concerning mounting bearing on tapered seating

19 *avoid overloading or use bearings with higher basic static load ratings. Smearing Scored and Sliding under More suitable discoloured roller heavy axial lubricant ends and flange loading faces andwith inadequate lubrication Surface Initially the Inadequate or Improve Distress damage is not improper lubiction visible to the lubrication naked eye. Amore advanced stage is marked by small, shallow creaters with crystalline fracture surfaces. Corrosion Greyish black Pressence of Improve sealing, streaks across the water, moisture use lubricant raceways, mostly or corrosive with better coinciding with substances in rustinhibiting the rolling the bearing properties. element spacing. over a long At a later stage, period of time pitting of raceways and other surfaces of

20 the bearing Damge *dark brown or *passage of *Re-route the caused by grayish black electric current current to by- the passage fluiting or craters through pass the bearing. of Electric in raceways and rotating bearing Use insulated current roller. Balls have *passage of bearings dark electric current *Re-route the discolouration through non- current to by- only. Sometimes rotating bearing pass the bearing. zigzag burns in When welding, ball bearings arrange earthing raceways. to prevent *localized burns current passing in raceways and through the on rolling bearing use elements insultated bearing Flaking *Heavily marked *Preloding on *after the fits or path pattern in account of fits select bearing raceways of both being to tight with larger rings *excessive internal *flaking usually drive-up on a clearance in the most tapered seating *do not drive heavily loaded *single row the bearing so zone angular contact far up its tapered ball bearings or seating. Follow taper roller carefully the bearings instruction given adjusted to give by SKF. excessive *Re-adjust the preload bearingsto *temperature obtain lighter

21 Cracks differential between inner and outer rings to great Blows, with hammer or hardened chisel, have been directed against the ring when the bearing was beaing mounted preload *select bearing with larger internal clearance Always use a soft drift or mounting sleeve. Never subject the bearing to direct hits. Reference from : SKF ( Product Information 401)

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Penyusun : Mohamad Iqbal Prodi : Teknik Otomotif 1 A NIM : 0420130026 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bantalan adalah suatu alat pendukung pada suatu mesin yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 BANTALAN/BEARING Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan berumur

Lebih terperinci

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU Erinofiardi (1) (1) Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, Universitas Bengkulu ABSTRACT Bearing is one of important part of

Lebih terperinci

BAB III BANTALAN (BEARING)

BAB III BANTALAN (BEARING) 48 Tujuan Pelajaran: BAB III BANTALAN (BEARING) Mengidentifikasi, menyeleksi, dan memasang bantalan ke dalam peralatan mekanis yang dipilih. Kriteria Penilaian 1. Mengidentifikasi dan menyebutkan aplikasi

Lebih terperinci

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi Bahasan: Bearing rachmanto @stt ybsi 1 Definisi dan Fungsi Utama Bearing Klasifikasi Bearing Konstruksi Bearing Diagram Bearing Kodifikasi Bearing Seleksi dan Kalkulasi Umur Bearing rachmanto @stt ybsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Hidrolik Dalam bahasa yunani hidro artinya air sedang aulos artinya pipa. Kata hidrolik berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris artinya air dalam pipa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANTALAN Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Bearing. Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap

BAB II DASAR TEORI Bearing. Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap BAB II DASAR TEORI 2.1. Bearing Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap memberikan keleluasaan gerak relatif antara dua elemen dalam sebuah mesin. sehingga gerak berputar atau

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT Eko Edy Susanto, Faizin Ahmad R Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang Telp. (0341) 417636

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRESS BEARING KERETA API

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRESS BEARING KERETA API RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRESS BEARING KERETA API LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Spesialisasi Produksi Program Studi

Lebih terperinci

Analisis dan Penanganan Kerusakan Bantalan Gelinding pada Transmisi Cycloidal Disc Mesin Co-Extruder

Analisis dan Penanganan Kerusakan Bantalan Gelinding pada Transmisi Cycloidal Disc Mesin Co-Extruder Analisis dan Penanganan Kerusakan Bantalan Gelinding pada Transmisi Cycloidal Disc Mesin Co-Extruder Entus Abi Darda 1, Indra Tedjakumala 2, a 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN BEARING MOTOR INDUKSI DENGAN METODE THERMOGRAPHY DI PLTGU PJB UP GRESIK

ANALISA KERUSAKAN BEARING MOTOR INDUKSI DENGAN METODE THERMOGRAPHY DI PLTGU PJB UP GRESIK TUGAS AKHIR ANALISA KERUSAKAN BEARING MOTOR INDUKSI DENGAN METODE THERMOGRAPHY DI PLTGU PJB UP GRESIK Oleh: Achmad Rifa i 2107030701 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Arino Anzip, MEng.Sc PROGRAM STUDI DIPLOMA III

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bantalan atau Bearing Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu poros yang mempunyai beban. Tumpuan ini dimaksudkan agar putaran atau gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN BANTALAN DAN PEGAS PALANG PARKIR OTOMATIS PROYEK AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya

ANALISA KEKUATAN BANTALAN DAN PEGAS PALANG PARKIR OTOMATIS PROYEK AKHIR. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ANALISA KEKUATAN BANTALAN DAN PEGAS PALANG PARKIR OTOMATIS PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : DEADY SETYADI WIBAWA NIM. I 8611014 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN KAJIAN EKSPERIMENTAL CACAT PADA BANTALAN BERDASARKAN LEVEL GETARAN J. A. Apriansyah, Dedi Suryadi, A. Fauzan Suryono Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu Jl. WR. Supratman

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, dalam perancangan hovercraft ini ada beberapa teori dasar yang digunakan. Teori dasar yang mendasari proses perencanaan ini bisa digambarkan dalam flowchart dibawah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan. BAB II TEORI KEAUSAN 2.1 Pengertian keausan. Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya

Lebih terperinci

BAB 7 BANTALAN (BEARING)

BAB 7 BANTALAN (BEARING) BAB 7 BANTALAN (BEARING) Bantalan (bearing) adalah Elemen Mesin yang digunakan untuk menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran atau gesekan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN DETEKSI KERUSAKAN BANTALAN GELINDING PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Didik Djoko Susilo Abstract : The aim of the research was to detect the fault of rolling bearing in a centrifugal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat dewasa ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari dunia industri, sebab adanya ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan mesin pemisah padi ini ada beberapa elemen dan teori dasar yang akan digunakan, antara lain, poros, bantalan gelinding, transmisi sabuk (belt), dan motor listrik. Landasan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal. Tipe bantalan C C 0 Fr Fa Putaran kn

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal. Tipe bantalan C C 0 Fr Fa Putaran kn 52 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal Crusher B Dengan Keandalan 90 % Dalam perhitungan umur pakai bantalan ini digunakan data-data yang telah diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik pelumasan, yang berperan penting dalam mengendalikan gesekan dan keausan. Pada mesin-mesin yang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. pada sumbunya dan berputar dengan dudukan dan poros tersebut. Tanpa bearing

BAB II TEORI DASAR. pada sumbunya dan berputar dengan dudukan dan poros tersebut. Tanpa bearing BAB II TEORI DASAR 2.1. Bearing Bearing adalah suatu bantalan peluru di mana tempat bertumpunya poros pada sumbunya dan berputar dengan dudukan dan poros tersebut. Tanpa bearing gesekan yang terjadi semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Alignment Alignment adalah kesatu sumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan ketegak lurusan elemen mesin pemindah putaran atau daya. Berikut komponen yang sering terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 36 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis akan membahas secara detail analisis dan pengujian umur pakai bantalan pada mesin pemipil jagung. Perhitungan umur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

ABSTRACT. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A

ABSTRACT. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A Corrective Maintenance Bearing on Rolling Machine of 1 st and 2 nd Crepper Jumbo (Case Study in PTPN VII of Padang Pelawi Bussines Unit, Seluma Regency, Bengkulu Province) 1 Angky Puspawan, 2 Agus Nuramal,

Lebih terperinci

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR Tekad Sitepu, Himsar Ambarita, Tulus B. Sitorus, Danner Silaen Departemen Teknik Mesin

Lebih terperinci

Kecepatan putaran poros / journal BAB I PENDAHULUAN

Kecepatan putaran poros / journal BAB I PENDAHULUAN ρ Rapat massa kg/m 3 Kecepatan putaran poros / journal rpm BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik pelumasan, yang berperan penting dalam mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata

Lebih terperinci

SHAFT ALIGNMENT. Definisi shaft alignment?

SHAFT ALIGNMENT. Definisi shaft alignment? ALIGNMENT POROS SHAFT ALIGNMENT Definisi shaft alignment? Adjustment posisi relatif dari dua poros, ex. motor (driver & pompa (driven). Pengaturan posisi center pada kondisi operasi normal. EFEK MISALIGNMENT

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUSHING METAL BRONZE PENGGANTI BEARING PADA MESIN PABRIK GULA

PERANCANGAN BUSHING METAL BRONZE PENGGANTI BEARING PADA MESIN PABRIK GULA PERANCANGAN BUSHING METAL BRONZE PENGGANTI BEARING PADA MESIN PABRIK GULA Aznam Barun, Hilman Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Bushing metal adalahalat yang digunakanuntukmenggantikan

Lebih terperinci

Menentukan Regime Pelumasan Pada Ball Bearing Dengan Menggunakan Kurva Stribeck

Menentukan Regime Pelumasan Pada Ball Bearing Dengan Menggunakan Kurva Stribeck Jurnal METTEK Volume 3 No 1 (2017) pp 21 28 ISSN 2502-3829 ojs.unud.ac.id/index.php/mettek Menentukan Regime Pelumasan Pada Ball Bearing Dengan Menggunakan Kurva Stribeck Dedison Gasni 1)*, Syahrul Rahmat

Lebih terperinci

Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu

Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu Analisis Getaran Bantalan Rotor Skala Laboratorium untuk Kondisi Lingkungan Normal dan Berdebu Jhon Malta 1,*), Boy Ilham Wahyudi 1), Mulyadi Bur 1) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding

Kata kunci : Perawatan prediktif, monitoring kondisi, sinyal getaran, sinyal suara, bantalan gelinding Kaji Banding Prediksi Kerusakan Pada Bantalan Gelinding Melalui Sinyal Getaran Dan Sinyal Suara Meifal Rusli 1, a *, Agus Arisman 1,b, Lovely Son 1,c dan Mulyadi Bur 1,d 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Tentang Mesin Bubut Mesin perkakas merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentuk tertentu yang diinginkan dan dikehendaki. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya BAB II TEORI UMUM 2.1 Landasan teori Rantai transmisi daya digunakan dimana jarak poros lebih besar dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada transmisi sabuk. Rantai mengait pada gigi

Lebih terperinci

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini. TOLERANSI Toleransi Linier (Linier Tolerances) Sampai saat ini, untuk membuat suatu benda kerja, sulit sekali untuk mencapai ukuran dengan tepat, hal ini disebabkan antara lain oleh : a) Kesalahan melihat

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN BOLA (BALL BEARING) JENIS DEEP GROOVE PADA LORI PABRIK KELAPA SAWIT DAN CARA PENANGGULANGANNYA.

ANALISA KERUSAKAN BANTALAN BOLA (BALL BEARING) JENIS DEEP GROOVE PADA LORI PABRIK KELAPA SAWIT DAN CARA PENANGGULANGANNYA. Analisa Kerusakan Bantalan Bola Jenis Deep Groove Pada Lori Pabrik Kelapa Sawit ANALISA KERUSAKAN BANTALAN BOLA (BALL BEARING) JENIS DEEP GROOVE PADA LORI PABRIK KELAPA SAWIT DAN CARA PENANGGULANGANNYA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR

KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR KARAKTERISTIK GETARAN PADA BANTALAN BOLA MENYELARAS SENDIRI KARENA KERUSAKAN SANGKAR Abstrak Muhamad Tesar Setiyadi dan Parno Raharjo Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung parno_raharjo@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Alat Bantu Analisis Kerusakan Anti-friction Bearing Pada Unit Alat Berat

Alat Bantu Analisis Kerusakan Anti-friction Bearing Pada Unit Alat Berat Alat Bantu Analisis Kerusakan Anti-friction Bearing Pada Unit Alat Berat Jarot Wijayanto 1 *, Darmansyah 2 dan Rijani Effzi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin Jl. Brigjen H.Hasan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 8 No. 1 Agustus 2015 ALAT BANTU ANALISIS KERUSAKAN ANTI-FRICTION BEARING PADA UNIT ALAT BERAT

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 8 No. 1 Agustus 2015 ALAT BANTU ANALISIS KERUSAKAN ANTI-FRICTION BEARING PADA UNIT ALAT BERAT ALAT BANTU ANALISIS KERUSAKAN ANTI-FRICTION BEARING PADA UNIT ALAT BERAT Jarot Wijayanto 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Banjarmasin Masuk: 24 Maret 2015, revisi masuk : 20 April 2015, diterima:

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API

PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API Hal 1-16 PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API Wardjito, Wahyu Ary Iskandar ABSTRAK Pada jaman yang serba modern saat ini dunia industri sudah mulai mengunakan teknologi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara bertekanan. Karena udara dimampatkan maka mempunyai tekanan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN DAN UMUR BEARING PADA ROLL STAND TIGA ROUGHING MILL

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN DAN UMUR BEARING PADA ROLL STAND TIGA ROUGHING MILL LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA BEBAN DAN UMUR BEARING PADA ROLL STAND TIGA ROUGHING MILL Diajukan Guna Memenuhi Syarata Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Excavator Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material dan juga dapat digunakan sebagai alat pemotong kayu tergantung dari

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan

Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan Penggunaan Jerk untuk Deteksi Dini Kerusakan Bantalan Gelinding dan Pemantauan Kondisi Pelumasan Zainal Abidin dan Budi Heryadi Laboratorium Dinamika PPAU-IR, Institut Teknologi Bandung, Bandung Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah peralatan atau mesin berputar (rotary machine) sudah pasti terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah peralatan atau mesin berputar (rotary machine) sudah pasti terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sebuah peralatan atau mesin berputar (rotary machine) sudah pasti terdapat komponen yang bergerak. Gerakan yang terjadi ini dapat berupa gerakan linier ataupun

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB GETARAN YANG TERJADI PADA MESIN GERINDA BANGKU (BENCH GRINDING MACHINE). Semuel Marthen Taribuka *) Abstract

ANALISIS PENYEBAB GETARAN YANG TERJADI PADA MESIN GERINDA BANGKU (BENCH GRINDING MACHINE). Semuel Marthen Taribuka *) Abstract ANALISIS PENYEBAB GETARAN YANG TERJADI PADA MESIN GERINDA BANGKU (BENCH GRINDING MACHINE). Semuel Marthen Taribuka *) Abstract This research was conducted to find the cause of the vibration at grinding

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEAUSAN PADA CRANK PIN BEARING MESIN DIESEL HANSHIN MODEL LH36L

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEAUSAN PADA CRANK PIN BEARING MESIN DIESEL HANSHIN MODEL LH36L ISSN ISSN L 2337 6686 2338 3321 ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEAUSAN PADA CRANK PIN BEARING MESIN DIESEL HANSHIN MODEL LH36L Sri Endah Susilowati Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta E mail: didit.sumardiyanto@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Perawatan System C V T

Perawatan System C V T Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bantalan gelinding merupakan bagian yang sangat penting dari suatu bagian mesin yang berputar. Karena digunakan secara luas dan penting, kerusakan bantalan gelinding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desain Produk Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan merencanakan benda pakai, yang di produksikan secara industri. Ruang lingkup

Lebih terperinci

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN 10000 FT DENGAN DEBIT 500 GPM Setiadi 2110106002 Tugas Akhir Pembimbing Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, M.Sc Latar Belakang Duplex double

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK

KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK Jurnal Teknik Mesin, Vol. 24, No. 1, April 2009 1 KAJI EKSPERIMENTAL CIRI GETARAN PADA BANTALAN ROL DENGAN PEMBEBANAN STATIK K. Magiano 1 & K. Bagiasna 2 1 Asisten riset, Mahasiswa magister fast track,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )

MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( ) MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI KUALITAS MINYAK PELUMAS DENGAN METODE GESESKAN

TUGAS SARJANA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI KUALITAS MINYAK PELUMAS DENGAN METODE GESESKAN TUGAS SARJANA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI KUALITAS MINYAK PELUMAS DENGAN METODE GESESKAN Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu 29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung pada bulan September 2012 sampai dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO MODEL SINYAL GETARAN UNTUK CACAT CINCIN LUAR BANTALAN BOLA

UNIVERSITAS DIPONEGORO MODEL SINYAL GETARAN UNTUK CACAT CINCIN LUAR BANTALAN BOLA UNIVERSITAS DIPONEGORO MODEL SINYAL GETARAN UNTUK CACAT CINCIN LUAR BANTALAN BOLA TUGAS AKHIR FACHRUL HERY BUDIMAN L2E 606 025 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG OKTOBER 2012 i TUGAS SARJANA

Lebih terperinci

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

Session 10 Steam Turbine Instrumentation Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Ilmu mekanika kontak merupakan bagian dari ilmu tribologi yang membahas mengenai deformasi dan tegangan dua benda yang bersinggungan satu sama lain. Kontak yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT

ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT *Norman Iskandar, Muhammad Lazuardi

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN PELUMAS SAE 90

KARAKTERISTIK BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN PELUMAS SAE 90 KARAKTERISTIK BANTALAN LUNCUR MENGGUNAKAN PELUMAS SAE 90 Agustinus Purna Irawan dan Safrizal Laboratorium Fenomena Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara Jl. Let. Jend. S.

Lebih terperinci

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik

Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik Farandy Afrizal dan Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 CARA PERAWATAN TURBOCHARGER Gambar 4.1 Turbocharger (Sumber : Data Pribadi) Turbocharger adalah bagian yang dibuat secara presisi, tetapi memiliki desain yang sangat sederhana, dan

Lebih terperinci

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD 785-5 PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG Ida Bagus Dharmawan, ST, M,Si Shendy Putra Yoga Program Studi Teknik Mesin Alat Berat Politeknik Balikpapan

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci