HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN BURNOUT SYNDROME PADA KARYAWAN PT. SURYA ALAM PERMAIDI PALEMBANG ABSTRAK
|
|
- Surya Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Psikologia 2015, Vol. 10, No. 3, hal HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN BURNOUT SYNDROME PADA KARYAWAN PT. SURYA ALAM PERMAIDI PALEMBANG Dwi Yasni Habibah, Rahmi Lubis* Universitas Medan Area ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout syndrome pada karyawan PT. Surya Alam Permai, Palembang. Hipotesis yang diajukan, ada hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout, dengan asumsi bahwa semakin tinggi kualitas kehidupan kerja maka semakin rendah burnout syndrome pada karyawan dan sebaliknya semakin rendah kualitas kehidupan kerja maka semakin tinggi burnout syndrome pada karyawan. Untuk membuktikan hipotesis, digunakan metode analisis Product Moment, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout syndrome pada karyawan di PT. Surya Alam Permai, Palembang. Dari hasil analisis data diperoleh koefisien korelasinya rxy = -0,538 ; p = 0,000, p < 0,050. Hal ini diartikan bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki hubungan yang signifikan terhadap burnout pada karyawan. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan dalam penelitian dinyatakan diterima. Kata-kata kunci:kualitas kehidupan kerja, burnout RELATIONSHIP BETWEEN THE QUALITY OF LIFE WORKING WITH THE BURNOUT SYNDROME OF EMPLOYEES PT. SOLAR NATURAL PERMAIDI PALEMBANG ABSTRACTS This study aims to look at the relationship between quality of work life with burnout syndrome in employees, which are the subject of this study were employees of PT Surya Alam Permai, Palembang. The sampling technique in this study using total sampling technique. The hypothesis of this study is there is relationship between the quality of working life with burnout, with the assumption that the higher the quality of working life, the lower burnout syndrome in employees and conversely the lower the quality of working life, the higher the employee burnout syndrome. To prove the above hypothesis, we used the method of analysis Product Moment. The results indicate that there is a significant negative correlation between the quality of working life with burnout syndrome in employees at PT Surya Alam Permai, Palembang. From the analysis of the data obtained by the correlation coefficient r xy = ; p = 0.000, p < It is understood that the quality of working life has a significant relationship to burnout on employees. Thus, the hypothesis proposed in the study are accepted. The comparation between hypothetical mean and mean empirical work shows that the quality of life is high, because the average value of empirical (95.41) is greater than the average value of hypothetic (75.00). Meanwhile burnout is very low level where the average value of empirical (52.42) is smaller than the average value of hypothetic (87.00). Keywords: Social loafing tendency, cooperative learning, academic achievement, gender Ketatnya persaingan dewasa ini membuat setiap perusahaan harus memiliki kualitas produksi yang lebih baik. Korespondensi mengenai penelitian ini dapat dilayangkan kepada Rahmi Lubis melalui makmunrahmi@gmail.com Banyaknya perusahaan-perusahaan yang memiliki jenis produksi yang sama, membuat mereka harus meningkatkan Rekomendasi mensitasi: Habibah, D. Y., & Lubis, R. (2015). Hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout syndrome pada karyawan PT. Surya Alam Permaidi Palembang. Psikologia, 10(3),
2 79 kinerja para karyawannya agar produksi atau layanan yang mereka miliki lebih baik dari perusahaan lainnya. Para karyawan dituntut meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen, meningkatkan jumlah produksi dalam jangka waktu yang singkat agar mampu bersaing di pasaran dan lain sebagainya. Para karyawan harus lebih banyak waktunya untuk bekerja daripada memiliki waktu kosong untuk beristirahat. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan terjadinya burnout pada karyawan atau pekerja. Pengertian yang mendalam mengenai kehilangan semangat kerja (burnout) tersebut adalah sebuah kondisi dimana seseorang berada pada ambang jenuh yang sangat tinggi karena situasi di lingkungan kerja (Maslach, 2003). Hal ini bisa disebabkan adanya tuntutan pekerjaan yang melebihi batas normal dan tidak sesuai dengan kondisi karyawan, jauhnya jarak tempat tinggal dan kantor tempat bekerja, kurangnya rasa toleransi perusahaan terhadap privasi atau kesejahteraan para karyawan. Burnout membuat seorang karyawan tidak merasakan pekerjaan tersebut menjadikan dirinya lebih baik. Karyawan pada situasi ini hanya akan bekerja sesuai dengan tuntutan perusahaan berdasarkan kewajiban yang harus mereka lakukan. Namun karyawan atau pekerja tidak merasakan manfaat atas pekerjaan tersebut di dalam dirinya. Hari kerja seakan menyakitkan dan membuatnya frustrasi. Apabila sebuah perusahaan ingin mencegah ataupun meminimalkan terjadinya burnout itu bisa dilakukan. Sebuah organisasi atau perusahaan perlu memahami aspek-aspek yang dapat menyebabkan terjadinya burnout, yaitu kelelahan emosional yang ditandai dengan berkurangnya semangat para karyawan untuk datang ke kantor, mereka akan sering terlambat datang. Depersonalisasi yang ditandai dengan mulai mengabaikan tugas yang diberikan ataupun tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Penurunan prestasi yang ditandai dengan berkurangnya kepercayaan diri seorang karyawan dalam menyelesaikan tugasnya, menjadi orang yang pesimis ketika berhadapan dengan tugas. Sehubungan dengan burnout, pemilik dari suatu perusahaan harus memiliki pemahaman akan praktek manajemen sumber daya manusia yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan kerja dari para karyawan. Apabila perusahaan tidak mampu mengelola sumber daya manusianya, perusahaan atau organisasi akan mengalami kerugian dan penurunan pada hasil produktivitasnya karena tidak terjaminnya kualitas kehidupan kerja (QWL) karyawan. Pengertian dari kualitas kehidupan kerja adalah sebuah strategi tempat kerja yang mendukung dan memelihara kepuasan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi kerja karyawan dan organisasi serta keuntungan untuk pemberi kerja. Dalam hal ini para pemilik perusahaan atau organisasi harus mampu membuka diri untuk menerima berbagai ide yang dimiliki oleh para karyawan, tidak hanya membuat sebuah keputusan pada satu pihak saja. Fokus dari kualitas kehidupan kerja (QWL) adalah bagaimana pekerjaan dapat menjadikan orang lebih baik dibanding dengan bagaimana orang dapat bekerja
3 80 lebih baik (Umstot, 1988). Aspek-aspek yang terdapat pada kualitas kehidupan kerja adalah pekerjaan yang patut dikerjakan, kondisi kerja yang memadai, upah dan keuntungan yang memadai, jaminan kerja, supervisi yang cukup, umpan balik atas hasil pekerjaan seseorang, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, kesempatan yang wajar untuk maju berdasarkan jasa, iklim sosial yang positif, keadilan dan perlakuan yang wajar terhadap semua orang. Tetapi tidak sedikit perusahaan di masa kini yang kurang memperhatikan kualitas kehidupan kerja (QWL) para karyawan atau pekerjanya terutama berdasarkan aspek kualitas kehidupan kerja. Mereka tidak memberikan suatu situasi kerja yang dapat membuat seorang karyawan atau pekerja merasakan kondisi yang nyaman dari pekerjaan tersebut dan merasa lebih baik ketika berada pada pekerjaan itu. Para pemilik perusahaan terlalu menikmati hasil atas keberhasilan perusahaannya, tidak melihat dari mana keberhasilan itu di dapatkannya. Tanpa para karyawan atau pekerja, perusahaan tidak akan berkembang. Maka dari itu antara perusahaan dan karyawan saling membutuhkan, sehingga tidak ada salahnya untuk saling memberikan kenyamanan. Jika kenyamanan di dalam perusahaan terjadi, akan memiliki dampak positif yang berkepanjangan terhadap karyawan. Jewell (1998) melukiskan konsep kualitas kehidupan kerja dengan indikator negatif, yaitu dua gejala QWL yang rendah: ditandai dengan tingkat kebosanan (boredom) dan kehilangan semangat kerja (burnout). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan burnout syndrome pada Karyawan PT. Surya Alam Permai, Palembang. Burnout Menurut Maslach (2003) burnout adalah perasaan yang lebih dari sedih atau memiliki hari yang buruk. Ini adalah situasi yang terjadi secara menahun yang berhubungan dengan sebuah pekerjaan, dan bisa menyebabkan situasi yang sangat krisis di dalam hidup. Cherniss (dalam Sukamto, 1998) menggambarkan burnout sebagai penarikan diri secara psikologis dari pekerjaan yang dilakukan sebagai reaksi atas stres dan ketidakpuasan terhadap situasi kerja yang berlebihan atau berkepanjangan. Pines dan Aronson (dalam Sukamto, 1998) mengungkapkan bahwa burnout merupakan bentuk ketegangan atau tekanan psikis yang berhubungan dengan stres yang kronik, dialami dari hari ke hari, serta ditandai dengan kelelahan fisik, mental dan emosional. Hal tersebut menunjukkan bahwa burnout berbeda dengan stres. Menurut Greenberg (2010) terlalu banyak pekerjaan atau sering frustasi di tempat kerja dapat menyebabkan sindrom kelelahan fisik dan emosional. Sindrom ini disebut kelelahan (burnout). Burnout adalah suatu kondisi pekerjaan yang menyebabkan stres reaksi negatif dengan komponen psikologis, psychophysiological, dan perilaku. Aspek Burnout Terdapat beberapa aspek dari burnout (Maslach, 2003), yaitu: 1) Emotional exhaustion atau kelelahan emosional yaitu orang-orang merasa emosi mereka terkuras dan habis.
4 81 Mereka kekurangan energi untuk menghadapi hari lain. Sumber daya emosional mereka habis, dan tidak ada sumber pengisian. 2) Depersonalization atau depersonalisasi yaitu orang-orang merasa depresi akan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Mereka merasa jenuh dengan berbagai tuntutan sehingga mereka akan mengabaikan permintaan-permintaan yang dituntut oleh pekerjaan. 3) Reduced personal accomplishment atau penurunan prestasi yaitu seseorang merasa tidak yakin tentang kemampuan mereka untuk berhubungan dengan orang lain sehingga hal ini akan memungkinkan mereka membebankan diri dengan sebuah keputusan kegagalan. Baron dan Greenberg (1990) juga mengemukakan empat aspek burnout, yaitu: 1) Kelelahan fisik, yang ditandai dengan serangan sakit kepala, susah tidur, kurang nafsu makan. 2) Kelelahan emosional, ditandai dengan depresi, perasaan tidak berdaya, merasa terperangkap dalam pekerjaannya, mudah marah serta cepat tersinggung. 3) Kelelahan mental, ditandai dengan bersikap sinis terhadap orang lain, bersifat negatif terhadap orang lain, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, organisasi dan kehidupan pada umumnya. 4) Rendahnya penghargaan terhadap diri, ditandai dengan tidak pernah puas terhadap hasil kerja sendiri, merasa tidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek burnout adalah emotional exhaustion, depersonalization dan reduced personal accomplishment. Kualitas Kehidupan Kerja Kualitas kehidupan bekerja adalah dinamika multidimensional yang meliputi beberapa konsep seperti jaminan kerja, sistem penghargaan, pelatihan dan karir, peluang kemajuan, dan keikutsertaan di dalam pengambilan keputusan (Normala, 2010). Menurut Lau & May (Normala, 2010) kualitas kehidupan bekerja didefinisikan sebagai strategi tempat kerja yang mendukung dan memelihara kepuasan karyawan dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi kerja karyawan dan organisasi serta keuntungan untuk pemberi kerja. Sedangkan Walton (dalam Kossen, 1986) mendefinisikan kualitas kehidupan bekerja sebagai persepsi pekerja terhadap suasana dan pengalaman pekerja di tempat kerja mereka. Robbins (2003) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja sebagai sebuah proses bagaimana organisasi memberikan respon pada kebutuhan pegawai dengan cara mengembangkan mekanisme untuk mengijinkan para pegawai memberikan sumbangan saran penuh dan ikut serta mengambil keputusan dan mengatur kehidupan kerjanya dalam sebuah organisasi. Beberapa hal yang termasuk kualitas kehidupan kerja adalah keamanan kerja, sistem penghargaan yang lebih baik, gaji yang lebih baik, kesempatan untuk mengembangkan diri, partisipasi dan meningkatkan produktivitas organisasi di antara mereka. Konsep kualitas kehidupan kerja mengungkapkan pentingnya penghargaan terhadap manusia dalam lingkungan kerjanya (Luthans, 2005).
5 82 Aspek-aspek Kualitas Kehidupan Kerja Albrecht (1983) mengemukakan bahwa aspek-aspek kualitas kehidupan kerja adalah sebagai berikut: 1) Pekerjaan yang patut dikerjakan yaitu pekerjaan yang bermanfaat bagi tujuan-tujuan organisasi dan meminta bagian keterampilan, pengetahuan dan kesanggupan para karyawan. 2) Kondisi kerja yang memadai, seperangkat kondisi fisik dan psikologis yang cukup manusiawi dan aman, di sekeliling tempat pelaksanaan pekerjaan. 3) Upah dan keuntungan yang memadai sebagai imbalan kerja yang baik. 4) Jaminan kerja, mengetahui bahwa seseorang punya harapan masa datang bila dia mau bekerja. 5) Supervisi yang cukup perlakuan yang positif, bersifat mendukung dan menyetujui oleh atasannya serta orangorang dari kalangan yang lebih tinggi. 6) Umpan balik atas hasil pekerjaan seseorang, pengakuan dan penghargaan terhadap jasa seseorang bagi tujuan-tujuan organisasi. 7) Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam keterampilan kerja dan pertanggungjawaban, pekerjaan yang secara bertahap lebih menantang, yang mengembangkan atau mendorong peningkatan keterampilan. 8) Kesempatan yang wajar untuk maju berdasarkan jasa, kesempatan untuk latihan, kenaikan ke kedudukan manajemen yang lebih tinggi, serta kesempatan bersaing secara sehat untuk memperoleh kenaikan tingkat. 9) Iklim sosial yang positif, yaitu lingkungan kerja yang mantap, secara psikologis mendorong, serta manusiawi dalam hal nilai dan proses antar pribadi. Keadilan dan perlakuan yang wajar terhadap semua orang, yaitu perasaan bahwa orang-orang yang memimpin menghargai dan menekankan kejujuran serta perlakuan sama terhadap semua karyawan, tanpa membedakan latar belakang sosial atau suku bangsa. Hubungan antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan Burnout Burnout merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami kejenuhan secara fisik dan emosional di dalam bekerja (Maslach, 2003). Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan tidak memikirkan kualitas kehidupan kerja para karyawannya, berupa kenyamanan baik secara psikologis maupun fisik yang harus didapatkan oleh para karyawan atau pekerjanya. Apabila hal tersebut tetap terjadi, tidak hanya di dalam kehidupan bekerja saja yang akan mengalami permasalahan yang dipengaruhi oleh burnout, tetapi di dalam kehidupannya sehari-hari terutama hubungan dengan teman dan keluarganya akan mengalami kesenjangan atau masalah yang disebabkan dari perubahan atau goncangan emosi di dalam diri seorang pekerja yang mengalami burnout. Sedangkan kualitas kehidupan kerja sebagai sebuah proses bagaimana organisasi memberikan respon pada kebutuhan pegawai dengan cara mengembangkan mekanisme untuk mengijinkan para pegawai memberikan sumbangan saran penuh dan ikut serta mengambil keputusan dan mengatur kehidupan kerjanya dalam sebuah
6 83 organisasi. Beberapa hal yang termasuk kualitas kehidupan kerja adalah keamanan kerja, sistem penghargaan yang lebih baik, gaji yang lebih baik, kesempatan untuk mengembangkan diri, partisipasi dan meningkatkan produktivitas organisasi di antara mereka (Robbins, 2003). Mengatur kualitas kehidupan kerja seorang pekerja atau karyawan di dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangatlah penting. Adanya komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan para pekerja atau karyawan menjadi faktor pendukung utama. Oleh sebab itu, hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout secara teori yang telah dirumuskan oleh para ahli memang benar adanya, bahwa kualitas kehidupan kerja mengacu pada pengaruh situasi kerja keseluruhan terhadap seorang individu (Jewell, 1998). Jewell (1998) melukiskan konsep kualitas kehidupan kerja dengan indikator negatif, yaitu dua gejala kualitas kehidupan kerja (quality of work life) yang rendah: ditandai dengan tingkat kebosanan (boredom) dan kehilangan semangat kerja (burnout). METODE Partisipan Populasi pada penelitian ini adalah karyawan pada PT. Surya Alam Permai, Palembang yang berjumlah delapan puluh orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan total sampling yaitu proses pemilihan sampel secara keseluruhan dari total populasi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 80 orang dengan jenis kelamin laki-laki yang berusia tahun. Alat ukur Data penelitian diperoleh melalui teknik skala yang terdiri dari 2 skala yaitu skala burnout yang disusun berdasarkan aspek-aspek burnout yaitu emotional exhaustion, depersonalization, dan reduced personal accomplishment. Yang kedua adalah skala kualitas kehidupan kerja yang disusun menggunakan aspek-aspek kualitas kehidupan kerja yaitu pekerjaan yang patut dikerjakan, kondisi kerja yang memadai, upah dan keuntungan yang memadai, jaminan kerja, supervisi yang cukup perlakuan yang positif, umpan balik atas hasil pekerjaan seseorang, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, kesempatan yang wajar untuk maju berdasarkan jasa, iklim sosial yang positif, keadilan dan perlakuan yang wajar terhadap semua orang. Prosedur Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi product moment. HASIL Hasil uji coba skala burnout menunjukkan dari 32 butir aitem terdapat 3 butir aitem yang gugur dengan koefisien = 0,317 sampai = 0,784 dengan Indeks reliabilitas sebesar = 0,928. Skala kualitas kehidupan kerja menunjukkan dari 36 butir aitem terdapat 11 butir aitem yang gugur dan yang valid berjumlah 25 butir dengan koefisien = 0,309 sampai = 0,860 dengan Indeks reliabilitas sebesar = 0,874. Hasil Uji normalitas sebaran dianalis dengan menggunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
7 84 Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Sebaran Berdasarkan analisis product moment diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara Sedangkan hasil analisis linieritas hubungan variabel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Uji Linearitas Hubungan Variabel Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment, diketahui bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout (rxy= - berarti bahwa semakin rendah kualitas kehidupan kerja maka semakin tinggi burnout. Sebaliknya semakin tinggi kualitas kehidupan kerja maka semakin rendah burnout dengan koefesien determinan (r2) sebesar 0,290 sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Product Moment Nilai perbandingan mean/nilai hipotetik dan empirik dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Nilai Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik kualitas kehidupan kerja dengan burnout pada karyawan PT. Surya Alam Permai, Palembang (rxy= - berarti bahwa semakin rendah kualitas kehidupan kerja maka semakin tinggi burnout. Sebaliknya semakin tinggi kualitas kehidupan kerja maka semakin rendah burnout. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan PT. Surya Alam Permai, Palembang, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Zulkarnain (2011) menjelaskan bahwa terdapat tiga alasan yang dapat menjelaskan hubungan negatif tersebut yaitu yang pertama, hubungan negatif antara burnout dengan kualitas kehidupan bekerja disebabkan karena masalah berkaitan dengan isu-isu pekerja sering timbul antara lain masalah gangguan mental, tekanan, kelesuan, burnout, ketidakpuasan kerja, turnover yang semuanya mempengaruhi prestasi kerja. Pengaruh negatif ini seterusnya dapat mempengaruhi dan menurun tahap kualitas kehidupan bekerja. Kondisi ini pada akhirnya akan mengarah pekerja menjadi tidak bersemangat dan mudah mengalami tekanan kerja. Apabila pekerja tidak mampu mengontrol tekanan kerja maka akan muncul respons seperti menarik diri secara psikologi dari pekerjaan, menjaga jarak dengan klien maupun bersikap sinis dengan mereka, bolos kerja, sering terlambat, dan memiliki keinginan untuk pindah kerja.
8 85 Kedua, hubungan negatif tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Schaufeli-Buunk. Mereka menyatakan burnout juga muncul karena adanya harapan yang salah terhadap imbalan, hasil dan keberhasilan. Pekerja meletakkan standar keberhasilan peribadi yang terlalu tinggi dan sukar untuk dicapai berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Pengurangan pencapaian peribadi dilihat sebagai kemerosotan perasaan persaingan dan pencapaian keberhasilan dalam tugasnya dibandingkan orang lain. Individu juga cenderung menilai diri mereka secara negatif, cenderung untuk merendahkan diri dan merasa tidak berguna serta tidak produktif. Ketiga, adanya hubungan antara burnout dengan kualitas kehidupan bekerja bersesuai dengan pendapat Seashore. Apabila ciri-ciri kerja dan lingkungan kerja yang dihadapi oleh pekerja tidak dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar, pekerja cenderung menjadi tidak bersemangat dan mudah mengalami tekanan kerja dan pada akhirnya mengalami burnout. Pekerja-pekerja baru sering mengalami burnout. Kondisi ini terjadi karena pekerja ini cenderung meletakkan harapan yang terlalu tinggi terhadap pekerjaan mereka dan juga mereka terlalu berdedikasi terhadap tugas. Jika keadaan terus berkelanjutan akan berdampak kepada kualitas kehidupan bekerja mereka, seperti berperilaku negatif, kurang termotivasi dalam menjalankan aktivitas kerja dan menurunnya produktivitas kerja. Hasil lain dari penelitian ini, diketahui bahwa kualitas kehidupan kerja yang dimiliki subjek penelitian yaitu karyawan PT. Surya Alam Permai, Palembang dinyatakan tergolong tinggi. (MH=75,00<ME= 95,41,selisih > 1SD). Kualitas kehidupan kerja pada penelitian ini memberikan pengaruh sebesar 29% terhadap burnout, selebihnya 71% burnout dipengaruhi oleh faktor lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti seperti work overload, lack of work control, rewarded for work, breakdown in community treated fairly dan dealing with conflict values (Leither & Maslach, 1997). Selanjutnya burnout dinyatakan tergolong sangat rendah (MH= 87>ME= 52,42, selisih > 1SD). DISKUSI Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan burnout yang artinya semakin tinggi kualitas kehidupan kerja maka semakin rendah burnout, sebaliknya semakin rendah kualitas kehidupan kerja maka semakin tinggi burnout. Maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima. Kualitas kehidupan kerja menyumbang atau mempengaruhi burnout sebesar 29%. Dengan demikian terdapat 71% faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yang dapat mempengaruhi burnout. Dapat dinyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan pada PT. Surya Alam Permai pada kategori tinggi (MH= 75,00; ME= 95,41; SD= 12,552) dan burnout karyawan pada PT.Surya Alam Permai pada kategori sangatrendah (MH= 87,00; ME= 52,42; SD= 12,636). Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa implikasi praktis dapat kami ajukan. Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan tergolong dalam kategori tinggi dan burnout karyawan tergolong
9 86 dalam kategori sangat rendah, maka diharapkan bagi karyawan agar tetap bersemangat dalam bekerja untuk meningkatkan keuntungan di dalam perusahaan karena perusahaan sudah mencoba untuk menjaga agar kehidupan para karyawannya menjadi lebih baik. Namun, para karyawan juga harus memanfaatkan waktu luang yang diberikan dengan baik dan bermanfaat bagi karyawan agar terhindar dari kejenuhan rutinitas kerja. Kedua, diharapkan bagi pihak perusahaan untuk tetap mempertahankan suasana kerja dan juga tetap menjaga komunikasi yang baik serta mengadakan kegiatan yang mampu menyegarkan kembali pikiran para karyawan seperti family gathering, olahraga bersama di akhir minggu, agar kualitas kehidupan kerja yang sudah tergolong tinggi semakin baik atau lebih ditingkatkan lagi sehingga karyawan tidak mengalami burnout. Ketiga, peneliti selanjutnya sebaiknya mengaitkan beberapa variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan kerja. REFERENSI. Albrecht, K. (1983). Pengembangan Organisasi:pendekatan sistem yang menyeluruh untuk mencapai perubahan positif dalam setiap organisasi usaha. Bandung: Angkasa. Greenberg, J. (2010). Managing Behavior in Organizations, 5th ed. Pearson. Greenberg, Jerald. & A. Baron. (1993). Behavior in Organization, Understanding and Managing the Human side of Work, edisi kelima, New Jersey: Prentice Hall inc., Englewood Cliff, Jewell,L.N.(1998).Contemporary Industrial/Organizational Psychology 3 rd edition. California: International Thomsom Publishing. Kossen, dkk. (1986). Aspek Manusiawi Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga. Lether & Maslach, C. (1997). The Truth About Burnout. How Organization Cause Personal Stress and What To Do About It. USA: Jossey Bass. Luthans, Fred. (2005). Organizational Behavior. 10th ed, McGraw-Hill, New York. Maslach, C. (2003). Burnout: The cost of caring. Cambridge. MA: Malor Books. Normala,D.(2010).Investigating the Relationship between QWL and Organizational Commitment amongst Employees in Malaysian Firms, International Journal of Business and Management, 2010, Vo.5, No.10. Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2003). Organizational Behavior. New Jersey: Pearson Education. Sukamto, E, M., Setiasih, & Setiawan, J. L. (1998). Hubungan Antara Kebiasaan Proaktivitas dan Masa Kerja dengan Gejala Burnout pada Sekolah Dasar. Anima, XIII, Umstot, D.D., (1988). Understanding Organizational Behaviour. St. Paul: West Publishing Company. Zulkarnain, A. (2011). Dampak Burnout terhadap Kualitas Kehidupan Bekerja pada Pekerja Public Service. Prosiding. Medan: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. diambil dari n/ _dampak_burnout _TERHADAP_KUALITAS_KEHID UPAN_BEKERJA_PADA_PEKERJ A_PUBLIC_SERVICE.
BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian
Lebih terperinciBurnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin
Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin (Employees Burnout in Relation to Perception toward Psychological Work Environment and Sex) Imelda Novelina
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA SEMARANG Risma Widyakusumastuti, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan fenomena yang sering dialami dialami tidak terkecuali oleh para karyawan sebuah organisasi ataupun lembaga. Stres yang dialami secara berkepanjangan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA
Lebih terperinciPERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN ABSTRAK
Psikologia, 2013, Vol. 8, No. 1, hal. 19-24 19 PERBEDAAN KOMITMEN ORGANISASI DITINJAU DARI GENDER KARYAWAN PT. INDOMARCO PRISMATA MEDAN Putri Ayu Rizki dan Rahmi Lubis Universitas Medan Area ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Kepemimpinan Sudarwan (dalam Kusriyah, 2014) berpendapat kepemimpinan ialah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu dalam kelompok. Untuk mengkoordinasi dan memberi arah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Iklim organisasi (Organizational climate) Menurut Davis dan Newstrom (1985) iklim organisasi adalah lingkungan didalam mana para pegawai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA PILOT PENERBANGAN ANGKATAN DARAT (PENERBAD) DI SEMARANG DAN JAKARTA Rahadyan Sekar Gupita Negara, Harlina Nurtjahjanti Fakultas Psikologi
Lebih terperinciHubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT
Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT Nama : Farid Hikmatullah NPM : 12512773 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Dr. Intaglia Harsanti, Msi LATAR BELAKANG MASALAH Karyawan divisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang mereka hanya membutuhkan gaji atau upahnya saja sebagai wujud dari sebuah kompensasi. Kompensasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Alasan Pemilihan Teori Pada penelitian ini burnout akan dibahas menggunakan teori dari Maslach (2003). Teori digunakan karena adanya kesesuaian dengan fenomena yang didapatkan.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum uji hipotesis dan sebagai syarat agar dpat melakukan teknik korelasi Product Moment. Uji asumsi dapat dilakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO
HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO ARTIKEL OLEH PRADNYA DAHNIAR ARDINI NIM 409112420738 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
Lebih terperinciHubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X Arlinda Ashar 11511192 3PA09 Pembimbing : Marchantia Andranita, Mpsi
Lebih terperinciSEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA
SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA Flora Grace Putrianti Fakultas Psikologi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta ABSTRACT
Lebih terperinciKEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN
KEPUASAN KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) TO THE EMPLOYEES Oleh: Hayu Vertikallini *) Ugung Dwi A.W **) ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA ANGGOTA TAMTAMA-BINTARA TNI ANGKATAN DARAT DETASEMEN PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG LANDASAN UDARA AHMAD YANI SEMARANG Novira Daniaputri, * Zaenal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu
Lebih terperinciPENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA DIDIK PRASETYO UTOMO Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 75234. Indonesia E-mail : didik_utomo12@yahoo.com
Lebih terperinciHARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk Oleh: ADHY PURWANTO MIFTAHUN NI MAH SUSENO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Cecep Hidayat 1 ; Ferdiansyah 2 1,2 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,
Lebih terperinciHUBUNGAN STRES KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BANK MEDAN
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN BANK MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: Melinda Salim 121301092 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama, saling berhubungan atau berkomunikasi, dan saling mempengaruhi. Hidupnya selalu
Lebih terperinciHUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi.
HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh JULIANA EKA PUTRI 121301055 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciAda sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari
TINJAUAN PUSTAKA Burnout Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari seseorang yang bekerja atau melakukan sesuatu, dengan ciri-ciri mengalami kelelahan emosional, sikap
Lebih terperinciEFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII. Abstract
EFIKASI DIRI, DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN SELF REGULATED LEARNING PADA SISWA KELAS VIII Nobelina Adicondro & Alfi Purnamasari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Jalan Kapas No. 9 Yogyakarta alfi_purnamasari@yahoo.com.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memegang peranan penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan organisasi tersebut bahkan sumber tenaga manusia sudah dianggap
Lebih terperinciBurnout Ditinjau dari Locus of Control Internal dan Eksternal
KARANGAN ASLI Burnout Ditinjau dari Locus of Control Internal dan Eksternal Eka Danta Jaya G, Ihsan Rahmat Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA NON FISIK DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persayaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: LINDA PRATIWI F100120159 FAKULTAS
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinciDiajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi
PENGARUH BULLYING DI TEMPAT KERJA TERHADAP BURNOUT PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: CITRA WAHYUNI 111301109 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN BURNOUT PADA GURU SEKOLAH DASAR
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN BURNOUT PADA GURU SEKOLAH DASAR Dhian Zusmiasih Widiastuti dan Kamsih Astuti Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada area-area seperti pengembangan SDM (Losyk, 2005:65). Dalam sebuah perusahaan permasalahan psikologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Burnout Burnout merupakan fenomena baru di dalam bidang psikologi industri dan organisasi. Pemahaman tentang konsep ini
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EKSTROVERT INTROVERT DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT
HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EKSTROVERT INTROVERT DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT Ranti Putri Arifianti, S.Psi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Penelitian ini bertujuan adalah untuk menguji
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR BUS PO AGRA MAS (DIVISI AKAP) JURUSAN WONOGIRI-JAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA SOPIR BUS PO AGRA MAS (DIVISI AKAP) JURUSAN WONOGIRI-JAKARTA Ready Nurdian Syah, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Jl.Prof.
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN PERSEPSI DISIPLIN KERJA KARYAWAN KPP PRATAMA KOTA BOGOR Laksmi M. Utami Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424,
Lebih terperinciPengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala 1,
ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 221 Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus pada Tenaga Pengajar di Telkom University Ella Jauvani Sagala
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dukungan sosial dari atasan dengan burnout pada paramedis keperawatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik korelasional. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dari atasan
Lebih terperinciKOHESIVITAS KELOMPOK DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA FINANCIAL ADVISOR ASURANSI X YOGYAKARTA
KOHESIVITAS KELOMPOK DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA FINANCIAL ADVISOR ASURANSI X YOGYAKARTA Vivia R. Trihapsari 1) dan Fuad Nashori 2)*) 1,2) Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII *) E-mail : fuadnashori@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)
PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) Hastuti Naibaho Jurusan Manajemen Universitas Pelita Harapan Surabaya Email: hastuti.naibaho@uphsurabaya.ac.id
Lebih terperinciABSTRAK Nama Program Studi Judul : Susi Susanti : Psikologi : Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja di Tarumajaya Bekasi Utara Konsep diri penting bagi remaja karena hal tersebut
Lebih terperinciHubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang
Hubungan Antara Konflik Kerja dengan Etos Kerja Pegawai di PDAM Kabupaten Malang Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang muncul, semakin banyak perusahaan yang muncul, semakin banyak pula persaingan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical
BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai
Lebih terperinciPROFIL BURNOUT GURU SMP DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN KERJA
Profil Burnout Guru SMP Di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Berdasarkan Faktor Demografi dan... 91 PROFIL BURNOUT GURU SMP DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi OLEH FITRI DIAN ADLINA 101301091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat menentukan keberhasilan bisnis, maka selayaknya SDM tersebut dikelola sebaik mungkin. Kesuksesan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. X
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN DI PT. X Mochammad Taufan Permana Putra, Unika Prihatsanti Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT
PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X Wahyudhi Sutrisno Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Jalan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG SKRIPSI Oleh: DHEVY NOVERIA ADESTA 201210515024 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Burnout A. Burnout Menurut Davis dan Newstrom (1985) pemadaman (burnout) adalah situasi dimana karyawan menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi, dan menarik
Lebih terperinciIKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT
IKLIM ORGANISASI, STRES KERJA, DAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT Delon Y.N. Runtu 1 M.M. Nilam Widyarini 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DENGAN WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWAN SKRIPSI SHOFIA MAWADDAH
HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN KARIR DENGAN WORK FAMILY CONFLICT PADA KARYAWAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi oleh SHOFIA MAWADDAH 091301040 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Azwar (2011) pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA PETUGAS PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG Nuari Rahmawati, Anggun Resdasari Prasetyo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG
1 HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG ERWIN PRASETIO RAHARJO I, PRASETYO BUDI WIDODO* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Erwin.kawul@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciHubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet
Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM
1 PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM Gigih Budi Pramuktiarto Email: gigihpramuktiarto@yahoo.co.id Esti Margiyanti Utami, S.E.,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT
HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: RISKI NUGRAENI F 100100130 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciHUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA WANITA SKRIPSI IMAM DAMARA
HUBUNGAN KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN BERWIRAUSAHA PADA WIRAUSAHA WANITA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh: IMAM DAMARA 091301032 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciHubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma
Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma Usulan Penelitian Disusun Oleh : Nama : Evania Olgasari NPM : 13513000 Dosen Pembimbing : Desi Susianti,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA Diyah Puji Lestari, Unika Prihatsanti* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro diyah.saltig@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian a. Gambaran Singkat Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Burnout Burnout mempunyai lima dimensi utama, yaitu: (1) Kelelahan fisik, ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang
Lebih terperinciPENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciTESIS. oleh : Ghita Sandra Amalia Alfian
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN KARYAWAN PADA ORGANISASI ( The Influence of Organizational Culture and Perceived Organizational Support toward Organizational
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. tahun 1973 (Farber, 1991; Widiyanti, Yulianto & Purba, 2007). Burnout. dengan kebutuhan dan harapan (Rizka, 2013).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Burnout 1. Definisi Burnout Istilah burnout pertama kali diperkenalkan oleh Freudenberger pada tahun 1973 (Farber, 1991; Widiyanti, Yulianto & Purba, 2007). Burnout dapat terjadi
Lebih terperinciBAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : Hasil analisis Kepuasan kerja pada PT.Telkom Indonesia.
BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan analisa yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka fakta yang didapat dari penelitian ini : 5.1.1. Hasil analisis Kepuasan kerja pada
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
Lebih terperinciPENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS. ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto
PENGARUH STRESSOR LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI JOB STRESS ( Studi Pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo ) Ari Suharto Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Brawijaya Email : asuharto37@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
Lebih terperinciSURAKARTAA ABSTRAKSI
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN ADVERSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIKK PADA AKTIVIS ORGANISASII UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAA ABSTRAKSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciRELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY
1 RELATIONSHIP BETWEEN SPIRITUAL INTELLIGENCE AND SUBJECTIVE WELL-BEING IN CIVIL SERVANT GROUP II DIPONEGORO UNIVERSITY Brian Shendy Haryanto, Sri Hartati Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro brianlagiapa@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. WENANG PERMAI SENTOSA Oleh : Anfferney Dallen Mewoh Riane Johnly Pio Sontje Sumayku Abstract PT. Wenang Permai Sentosa continues to create
Lebih terperinciMAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi
PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN LINGKUNGAN PSIKOLOGIS TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BANK BJB CABANG MAJALENGKA Oleh : DUDUNG ABDULLAH *) e-mail : abdullah.dudung@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciEFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI
EFIKASI DIRI DAN STRES KERJA PADA RELAWAN PMI KABUPATEN BOYOLALI Ayu Rahmawati Permatasari, Jati Ariati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 sariarp93@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG Soraya Prabanjana Damayanti, Dinie Ratri Desiningrum* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Sorayadamayanti88@gmail.com
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Hantoro Adhi Mulya, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi,
Lebih terperinciHUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU
HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciPERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA
PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN EMOSIONAL DAN KETANGGGUHAN PSIKOLOGIS DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM PROFESI PSIKOLOGI UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG TESIS Program Pendidikan Profesi Psikologi
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SKALA PSIKOLOGI Oleh : Daniswari Manggala Putri 832015013 Progdi Magister Sains Psikologi Program Pascasarjana Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016 IDENTITAS RESPONDEN
Lebih terperinciMATERI PERILAKU ORGANISASI
PRILAKU ORGANISASI MATERI PERILAKU ORGANISASI Apa itu Perilaku Organisasi Dasar Dasar Perilaku Organisasi Sikap dan Kepuasan Kerja Kepribadian dan Nilai Persepsi dan Pembuatan Keputusan Individual Motivasi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA ABSTRAK
Psikologia 2015, Vol. 10, No. 2, hal. 18-24 18 HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MEDAN AREA Nefi Darmayanti, Mulia Siregar dan Puspa Ega Harahap UIN Sumatera
Lebih terperinci