BAB IV PEMBAHASAN. peneliti lakukan adalah mengajukan permohonan magang (job training) pada KAP SB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. peneliti lakukan adalah mengajukan permohonan magang (job training) pada KAP SB"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Hasil Penelitian Dalam melakukan evaluasi pelaksanaan audit di KAP SB langkah awal yang peneliti lakukan adalah mengajukan permohonan magang (job training) pada KAP SB itu sendiri. Dengan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan audit maka diperoleh informasi mengenai semua aspek penting di dalam KAP SB dan mendapat pemahaman yang lebih jauh mengenai pelaksanaan audit. Informasi yang diperoleh dari KAP SB akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan audit yang dilaksanakan sehingga dapat mengetahui apakah pelaksanaan audit telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Selain untuk menilai kesesuaian antara pelaksanaan audit dengan ketentuan yang berlaku,evaluasi pelaksanaan audit di KAP SB ini juga bertujuan untuk menilai apakah kegiatan audit telah dilaksanakan dengan baik atau belum serta apakah pelaksanaan audit yang dilaksanakan sudah efektif dan efisien. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti prosedur penerimaan penugasan dan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam penerimaan penugasan dari klien. Setelah itu melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait atas pelaksanaan audit untuk mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan audit sampai dengan penerbitan laporan audit. 47

2 Setelah melakukan pengumpulan data sebagaimana diuraikan diatas, maka diperoleh data dan informasi sebagai berikut : 1. KAP SB didirikan pada tahun 1981 oleh seorang profesional yang berpengalaman sebagai auditor Pemerintah lebih dari 15 (limabelas) tahun. Berkantor pusat di Jakarta dan memiliki cabang di Makassar, Surabaya, Denpasar, dan Mataram. Akan tetapi cabang tersebut sudah tidak beroperasi lagi, hanya cabang Makassar yang sedang dilakukan proses agar dapat beroperasi lagi. 2. KAP SB sudah memiliki struktur organisasi yang cukup baik, struktur organisasi tersebut telah diuraikan dengan jelas dalam bagan organisasi dan uraian tugasnya pun sudah dijabarkan dengan jelas. 3. Suasana KAP SB juga cukup rapi dan bersih. Terdiri dari ruangan pimpinan, ruangan operator, ruangan auditor, dan tempat penyimpanan kertas kerja. 4. Pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB pun sudah cukup terstruktur, mulai dari penerimaan klien, perencanaan, penugasan personil, pelaksanaan rencana audit, sampai pada pelaporan audit. IV.1.1. Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB Sebelum melaksanakan audit laporan keuangan para auditor perlu melakukan pertimbangan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit sehingga dapat mendukung pelaksanaan audit laporan keuangan klien yang akan diaudit. Ketentuan pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB tertuang pada buku Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP SB. Berdasarkan buku SPM tersebut dan hasil 48

3 wawancara, observasi, dan dokumentasi, prosedur audit laporan keuangan KAP SBdapat dibagi dalam 5 (lima) tahap yaitu: 1. Penerimaan Penugasan Tahap awal dalam pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB adalah penerimaan penugasan. Pada tahap ini pihak KAP SBakan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan penerimaan klien. Apakah akan menerima penugasan dari klien baru atau melanjutkan pelaksanaan audit bagi klien lama, mengevaluasi alasan-alasan klien untuk diaudit, memilih personil untuk melakukan survey, sampai kepada perjanjian perikatan dalam bentuk surat penugasan. Prosedurnya : 1.1 KAP SB menerima surat permintaan penawaran jasa audit dari calon klien. 1.2 Untuk klien baru maka KAP SB akan melakukan penyelidikan terhadap klien tersebut dan menanyakan apakah sudah pernah melakukan audit sebelumnya. 1.3 Apabila calon klien sudah pernah diaudit sebelumnya maka KAP SB akan melakukan komunikasi kepada auditor sebelumnya. 1.4 Untuk klien lama akan dilakukan evaluasi terhadap klien tersebutagar dapat diketahui apakah ada alasan untuk tidak melanjutkan audit. 49

4 1.5 Selanjutnya, KAP SB akan mengirimkan surat jawaban atas surat permintaan penawaran tersebut yang menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan jasa audit yang diminta dengan syarat agar pihak KAP SB dapat melakukan survey terlebih dahulu. 1.6 Jika persyaratan survey tidak di setujui oleh calon klien, maka KAP SB akan menolak untuk menerima klien tersebut. 1.7 Jika persyaratanmengenai survey disetujui oleh calon klien, maka KAP SB akan mengirimkan beberapa personil untuk melakukan survey. 1.8 Setelah melakukan survey, akan disusun proposal penawaran jasa audit berdasarkan pada informasi dan keadaan calon klien yang diperoleh dari hasil survey. 1.9 Proposal penawaran jasa audit tersebut kemudian dikirim kepada calon klien agar dapat dipahami sehingga dapat dilakukan negosiasi masalah audit fee/honorarium Jika setelah pernegosiasian antara pihak KAP SB dan calon klien terjadi kesepakatan mengenaiketentuan-ketentuanpenugasan dan audit fee yang tercantum di dalam proposal penawaran tersebut,selanjutnyaakandisusun kontrak kerja (SPK) Kontrak kerja tersebut dibuat 2 (dua) rangkap dan selanjutnyaakan dikirim kepada klien untuk ditandatangani, 1 (satu) rangkap untuk klien dan 1 (satu) rangkap lagi dikirimkan kembali oleh klien kepada KAP SB untuk berkas. 2. Perencanaan Audit 50

5 Setelah menerima penugasan dari klien, tahap selanjutnya yang akan dilakukan adalah perencanaan audit. Langkah awal pada tahap ini pihak KAP SB akan memperoleh pemahaman bisnis dan industri klien dan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien. Kemudian membuat program audit yang akan dilaksanakan. Prosedurnya : 2.1 Memahami ketentuan penugasan yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK). 2.2 Mempelajari dan memahami sistem akuntansi dan struktur pengendalian intern klien. 2.3 Menentukan risiko audit yang mungkin dihadapi. 2.4 Menentukan tingkat materialitas yang sesuai dengan kondisi klien. 2.5 Mempelajari dan memahami teknologi informasi klien sehingga pelaksanaan audit dapat dilakukan secara efisien dan efektif. 2.6 Menyusun dan membuatinternal control questionnaires. 2.7 Membuatprogram audit yang akan dilaksanakan oleh auditor di lapangan. 3. Penugasan Personel Menentukan personil yang sesuai untuk melakukan penugasan merupakan hal yang penting dan menjadi faktor pendukung dalam mencapai tujuan audit. Yang menjadi pertimbangan adalah keahlian tiap personil yang akan ditunjuk dalam pelaksanaan audit dan independensi dari masing-masing 51

6 personil selama pelaksanaan audit. Serta mengidentifikasi apakah personil yang akan ditugaskan memiliki benturan kepentingan. Prosedurnya : 3.1 Menentukan anggota tim audit untuk melaksanakan audit laporan keuangan klien. 3.2 Melakukan identifikasi mengenai benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi independensi personil, apakah ada diantara personil yang dipilih menjadi anggota tim audit memiliki hubungan keluarga atau sejenisnya. 3.3 Jika ada,personil yang bersangkutan akan dikeluarkan dari tim audit dan digantikan oleh personil lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan terhadap klien. 3.4 Setiap personil yang melaksanaan audit wajib membuat surat pernyataan independensi yang akan ditandatangani oleh personil tersebut. 4. Pelaksanaan Audit Pada tahap pelaksanaan audit, setiap personil tim audit akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan program audit yang sudah disiapkan pada tahap perencanaan audit. Selanjutnya dituangkan ke dalam Kertas Kerja pemeriksaan (KKP) sebagai dasar untuk membuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (KLHP). Prosedurnya : 52

7 4.1 Setiap anggota tim audit melaksanakan audit mengikuti program audit yang telah dirancang untuk setiap klien. 4.2 Program Audit tersebut digunakan sebagai pedoman dan harus disesuaikan dalam pelaksanaan. 4.3 Menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang merupakan hasil dari pelaksanaan program audit. 4.4 Mengevaluasi hasil dari pelaksanaan program audit yang tertuang dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dan membuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (KLHP). 4.5 File-ing/dokumentasi kertas kerja, agar disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dipelajari dan disatukan di dalam satu file untuk setiap tahun pemeriksaan. 4.6 Masing-masing personil di monitoring oleh supervisor agar tetap menjaga sikap independen mereka terhadap klien 5. Pelaporan Audit Merupakan tahap akhir dari pelaksanaan audit. Dalam tahap ini KAP SB membuat laporan hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan sebagai dasar penerbitan laporan audit final. Prosedurnya : 5.1 Menyusun daftar audit adjusment kemudian diskusikan dengan klien. 53

8 5.2 Temuan-temuan selama pelaksanaan audit yang menjadi kelemahan pengendalian intern klien yang ditemukan selama pelaksanaan audit dilaksanakan, dilaporkan kepada klien yang bersangkutan dalam bentuk management letter agar dapat segera dilakukan perbaikan. 5.3 Membuat draft laporan audit atas hasil pemeriksaan. 5.4 Draft laporan audit tersebut kemudian direview oleh pimpinan dan wakil pimpinan. 5.5 Setelah draft laporan audit direview dan disetujui oleh pimpinan, dan wakil pimpinan, diskusikan dengan klien. 5.6 Apabila klien setuju maka laporan audit final (final audit report) dapat diterbitkan dan dikirim kepada klien. 5.7 Setelah klien menerima laporan hasil audit tersebut, maka klien berkewajiban untuk melakukan pembayaran/pelunasan audit fee. IV.1.2. Dokumentasi KAP SB Selama pelaksanaan audit laporan keuangan dilakukan, setiap kantor akuntan publik wajib untuk mempersiapkan, mengumpulkan, dan mendokumentasikan buktibukti dan kertas kerja guna mendukung laporan auditnya. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang diperoleh selama melakukan penelitian, dalam pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP SB kertas kerja tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : 1. Berkas Permanen (Permanent File) 54

9 Permanent File/Berkas Permanenmerupakan kertas kerja yang digunakan untuk beberapa tahun. Misalnya : Akte pendirian perusahaanyang disahkan notaris, anggaran dasar perusahaan, buku pedoman akuntansi perusahaan,dan notulen rapat. 2. Berkas Tahun Berjalan (Current File) Current File/Berkas Tahun Berjalan merupakan kertas kerja yang digunakan untuk tahun berjalan. Misalnya : NeracaSaldo, BeritaAcaraKasOpname, Rekonsiliasi Bank, RincianPiutang (Buku Piutang), RincianPersediaan (Buku Persediaan), RincianUtang (Buku Utang), RincianBiaya, dll. 3. Berkas Surat Menyurat (Correspondence File) Correspondence File/Berkas Surat Menyurat merupakan kertas kerja dari hasil korespondensi dengan klien. Misalnya : Surat-surat yang dibuat selama pelaksanaan audit sebagai sarana komunikasi antara KAP SB dengan klien, fax, dll. IV.2. PengujianKesesuaian Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB Agar dapat mengetahui apakah prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB sudah sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP, maka yangdilakukan adalah melakukan perbandingan antara prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB dengan prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut SPAP. Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan yang dimaksud disini adalah prosedur pelaksanaankap SB yang telah diuraikan sebelumnya, berdasarkan 55

10 hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dan juga ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam buku Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP SB. Buku Sistem Pengendalian Mutu KAP SB merupakan suatu pedoman tertulis bagi para anggota tim audit KAP SB dalam melaksanakan kegiatan audit, dan dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja KAP SB dalam melaksanaan audit laporan keuangan. Perbandingan antara prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB dengan perencanaan audit laporan keuangan yang ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP dapat diuraikan dengan tabel 4.1 berikut ini : Tabel IV.1. Perbandingan Antara Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB dengan Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menurut SPAP No. Pelaksanaan Audit LaporanKeuangan Menurut Standar Profesional Akuntan Publik Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB Keterangan 1 Penerimaan penugasan dari klien ( Bag. B seksi 210) 2 Untuk klien baru dilakukan komunikasi dengan auditor sebelumnya - PSA 16 (SA seksi 315) 3 Surat Perikatan Audit - PSA 55 (SA seksi 320) Pemahaman atas bisnis klien, sebagai 4 5 pertimbangan untuk melaksanakan audit - PSA 67 (SA seksi 318) Pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien - PSA 69 (SA seksi 319) 56

11 Perencanaan audit meliputi strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit - PSA 05 (SA seksi 311)Penggunaan prosedur analitik - PSA 22 (SA seksi329) Penggunaan prosedur analitik - PSA 22 (SA seksi329) Menentukan tingkat risiko audit dan materialitas dalam Pelaksanaan Audit - PSA 25 (SA seksi 312) Pertimbangan atas kecurangan dalam audit laporan keuangan - PSA 70 (SA seksi 316) Pembuatan dan penyimpanan kertas kerja - PSA 15 (SA seksi 339) Laporan hasil pelaksanaan audit - PSA 29 (SA seksi 508) Keterangan: = Prosedur Pelaksanaan audit ada dalam Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB X = Prosedur Pelaksanaan audit tidak ada dalam Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB Setelah melakukan perbandingan prosedur pelaksanaan audit yang diuraikan dalam Tabel IV.1. diatas, yaitu perbandingan antara Prosedur Audit Laporan Keuangan KAP SB dengan Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan menurut SPAP, dapat diketahui bahwa prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP SB sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut SPAP. IV.3. EvaluasiPelaksanaan Audit KAP SB 57

12 Banyak pelaksanaan audit yang kurang baik diakibatkan olek pelaksanaan audit yang tidak sesuai dengan prosedur. Untuk menghindari pelaksanaan audit laporan keuangan tersebut, setiap audit harus dilaksanakan sesuai prosedur dan evaluasi buktibukti audit harus dilakukan dengan benar agar proses pelaksanaan audit laporan keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan terbagi ke dalam beberapa tahap penting yang saling berhubungan, antara lain, penerimaan penugasan, perencanaan audit, pelaksanaan audit, dan pelaporan audit. Tahap-tahap tersebut saling terkait dan mempengaruhi pelaksanaan dan pencapaian tujuan audit.dari hasil wawancara, observasi dan pengamatan dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan auditkap SB, dapat dijelaskan mengenai tahapan-tahapan tersebut dalam pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP SB sebagai berikut ini : IV.3.1. Penerimaan Penugasan Pada KAP SB Dalam penerimaan penugasan pada KAP SBdiketahui bahwa pada sebagian besar klien, penerimaan penugasan tersebut diterima berdasarkan permintaan oleh calon klien itu sendiri. Permintaan audit oleh calon klien biasanya diterima oleh bagian Pengendalian Teknis dan Tata Usaha melalui telfon atau calon klien sendiri yang datang ke KAP SB. Setelah mendapatkan permintaan audit dari calon klien, pihak KAP SB akan menyusun rencana survey. Rencana tersebut berisi tentang kapan dan oleh siapa saja survey tersebut akan dilaksanakan. Denganpelaksanaan survey tersebut, diharapkan pihak KAP SB akan mendapatkan informasi yang akurat mengenai gambaran bisnis klien dan kondisi klien yang sebenarnya. Informasi tersebut sangat penting karena akan menentukan besarnya 58

13 biaya, waktu audit, dan kesanggupan dari KAP SB itu sendiri dalam menyetujui permintaan yang diajukan oleh pihak calon klien. Setelah menyusun rencana survey, pihak KAP SB akan menghubungi calon klien yang telah melakukan permintaan jasa audit untuk melakukan kesepakatan mengenai waktu, biaya, dan siapa saja yang akan melaksanakan survey. Jika kesepakatan tersebut ditolak maka KAP SB tidak dapat menerima permintaan audit dari klien tersebut. Jika kesepakatan tersebut disetujui, maka akan ditugaskan beberapa auditor untuk melakukan survey. Setelah survey dilaksanakan, auditor yang ditugaskan akan memberikan laporan hasil survey yang berisi informasi mengenai perusahaan tersebut. Informasi tersebut diantaranya berisi tentang latar belakang perusahaan, apakah perusahaan tersebut ada permasalahan hukum atau tidak, nama perusahaan, susunan pengurus perusahaan, kepemilikan, modal setor, laporan keuangan perusahaan tahun sebelumnya, laporan keuangan yang akan diaudit, dan lain-lain. Untuk klien baru pihak KAP SB juga akan melakukan penyelidikan mengenai prospektif klien dalam lingkungan usaha, stabilitas keuangan, dan hubungan dengan kantor akuntan publik lain. Apabila calon klien baru tersebut sebelumnya pernah pernah diaudit oleh kantor akuntan publik lain, maka sesuai dengan PSA No. 16 (SA 315) pihak KAP SB akan menghubungi auditor sebelumnya untuk membantu dalam mempertimbangkan apakah akan menerima penugasan tersebut atau tidak.sedangkan untuk melanjutkan klien lama maka akan dilakukan evaluasi berdasarkan pelaksanaan audit sebelumnya. Apabila sebelumnya ada perselisihan seperti kelayakan ruang lingkup audit, jenis pendapat yang diberikan, dan permasalahan honorarium dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melanjutkan klien lama tersebut atau tidak. Jika klien tersangkut masalah hukum KAP SB juga tidak dapat melanjutkan klien lama tersebut. 59

14 Dari informasi hasil survey tersebut diatas, juga dapat diperkirakan besarnya audit fee dan jangka waktu audit. Setelah itu audit fee dan jangka waktu pelaksanaan audit didiskusikan kembali kepada calon klien. Jika terjadi kesepakatan, maka kesepakatan tersebut akan dituangkan ke dalam Surat Perjanjian Kerja (SPK). Namun dari pelaksanaan audit laporan keuangan yang menjadi bahan penelitian, ada pelaksanaan audit yang tidak melakukan survey secara menyeluruh. Sehingga informasi megenai pengendalian intern klien tidak didapat dengan akurat. IV.3.2. Perencanaan Audit Laporan Keuangan Pada KAP SB Langkah selanjutnya KAP SB akan memahami syarat-syarat penugasan yang tertuang dalam Surat Perjanjian Kerja untuk dapat membuat perencanaan audit. Perencanaan audit dibuat dengan mempelajari permasalah tahun-tahun sebelumnya yang menjadi temuan KAP SB dan belum ditindaklanjuti, dan juga mempelajari dan memahami sistem akuntansi dan pengendalian intern klien. Setiap pagi hari, seluruh personil tim audit berkumpul di ruangan pimpinan untuk melakukan perencanaan audit dan membahas perkembangan dan temuan-temuan audit yang ada selama pelaksanaan audit. Kegiatan tersebut biasanya disebut morning call. Pada tahap perencanaan audit pihak KAP SB juga menetapkan risiko audit yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan audit dan menentukan tingkat materialitas yang sesuai terhadap kondisi klien. Selanjutnya, pihak KAP SB akan mempersiapkan internal control questionnaires yang dapat digunakan untuk memahami tentang pengendalian internal klien sehingga pelaksanaan audit dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Dalam tahap 60

15 perencanaan audit laporan keuangan pihak KAP SB juga membuatprogram audit yang akan dilaksanakan oleh auditor di lapangan. IV.3.3. Penugasan Personil Pada KAP SB Setelah melakukan perencanaan audit, maka pihak KAP SB akan menentukan anggota tim audit yang akan ditugaskan untuk melaksanakan audit laporan keuangan klien. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penugasan personil tim audit agar keseimbangan dalam penugasan tercapai, seperti penugasan personil ditentukan berdasarkan ukuran dan kompleksitas perikatan, ketersediaan personil dan kemungkinan penunjukan tenaga honorer, keahlian khusus yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan audit, dan rotasi personil. Dalam menentukan anggota tim audit, pimpinan KAP SB akan melakukan identifikasi mengenai benturan kepentingan yang dapat mempengaruhi independensi personil, setiap personil harus segera memberitahukan dan tidak menerima penugasan di klien yang bersangkutan apabila ada diantara personil yang dipilih menjadi anggota tim audit memiliki benturan kepentingan seperti, hubungan keluarga dengan direksi, klien dan sebagainya. Apabila ada, maka personil yang telah dipilih menjadi anggota tim audit tersebut akan dikeluarkan dari tim audit dan digantikan oleh personil lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan klien. Setelah personil tim audit yang akan terlibat dalam pelaksanaan audit ditentukan, seluruh personil tersebut wajib membuat surat pernyataan independensi yang isinya menyatakan bahwa ia akan mempertahankan sikap independennya sebagaimana diatur oleh aturan etika kompartemen akuntan publik. Selanjutnya surat pernyataan independensi tersebut akan ditandatangani oleh personil tersebut, sebagai tanda kesanggupan untuk melaksanakan audit yang bersangkutan. 61

16 IV.3.4. Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan Pada KAP SB Setelah menetapkan personil yang akan menjadi anggota tim audit, maka proses pelaksanaan audit masuk kedalam tahap pelaksanaan, dimana setiap anggota tim audit yang telah ditunjuk untuk melaksanakan audit agar melakukan audit mengikuti program audit yang telah dirancang untuk masing-masing klien. Program Audit tersebut digunakan sebagai pedoman dan harus disesuaikan dalam pelaksanaannya. Maksud dari program audit tersebut adalah untuk mengatur secara sistematis prosedur pelaksanaan audit yang akan dilakukan selama audit berlangsung. Selanjutnya tim audit akan menyusun Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang merupakan hasil dari pelaksanaan program audit. Kerta Kerja Pemeriksaan ini digunakan untuk membantu auditor dalam menentukan kelayakan laporan audit dan untuk membuat adjustment (penyesuaian) atas temuan-temuan audit terhadap pos-pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian. Kemudian, hasil dari pelaksanaan program audit yang tertuang dalam Kertas Kerja Pemeriksaan tersebut dievaluasi dan dilakukan file-ing/dokumentasi kertas kerja, agar kertas kerja tersebut disusun sedemikian rupa, sehingga akan mudah dipelajari dan disatukan di dalam satu file untuk setiap tahun pemeriksaan.berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan tersebut,selanjutnya akan dibuat Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (KLHP) yang menjadi dasar dalam membuat laporan hasil audit/laporan hasil pemeriksaan. Kertas Kerja Pemeriksaan yang ada pada KAP SB dibuat secara tulisan tangan, dan dimasukan ke dalam snail hecter, lalu disimpan pada rak yang ada pada ruangan staff. Hal inidiidentifikasi sebagai kelemahan karena tidak semua kertas kerja harus dibuat secara tulis tangan. Untuk kertas kerja yang sudah diterbitkan laporan auditnya biasanya diletakan pada satu box dan kemudian disimpan di tempat penyimpanan. 62

17 Namun kondisi tempat penyimpanan kertas kerja tersebut sudah memerlukan perbaikan pada bagian langit-langit, sehingga dokumentasi kertas kerja tersebut terancam rusak akibat terkena air apabila terjadi hujan.selain itu, penyimpanan kertas kerja tersebut belum tertata dengan rapi, masih ada kesulitan dalam pencarian kertas kerja yang sudah disimpan dari pelaksanaan audit yang sudah diselesaikan yang ingin digunakan kembali. Kapasitas ruangan tempat penyimpanan kertas kerja pun tidak terlalu besar. Dalam pelaksanaan auditmasing-masing personil tim audit di monitoring agar tetap menjaga sikap independen mereka terhadap klien. Selain yang disebutkan diatas, kelemahan lain yang dijumpai pada tahap ini adalah tidak ada uang kas kantor yang dapat langsung digunakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan audit seperti fotokopi, biaya tak terduga, dan biaya transport. Setiap pengeluaran yang berhubungan dengan kantor dapat dilakukan permintaan secara lisan ataupun tertulis kepada pimpinan. Yang menjadi permasalahan adalah apabila sewaktu-waktu pimpinan sedang tidak berada di kantor dan ada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti yang disebutkan diatas. Dengan begitu kegiatan pelaksanaan audit laporan keuangan menjadi terhambat. IV.3.5. Pelaporan Audit Pada KAP SB Dari hasil temuan audit selama pelaksanaan audit yang sudah dibuat audit adjusment nya dalam Kertas Kerja Pemeriksaan, auditor kemudianmenyusun daftar audit adjusment tersebut untuk di diskusikan dengan klien. Selain itu berdasarkan temuan audit selama pelaksanaan audityang diidentifikasi sebagai kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan pengendalian intern klien, maka pihak KAP SB akan membuat 63

18 management letter yang berisikan saran dan rekomendasi agar dapat segera dilakukan perbaikan oleh klien. Selanjutnya pimpinan tim audit membuat draft laporan audit atas pelaksanaan audit yang telah dilakukan. Kemudian draft laporan audit tersebut di-review oleh pimpinan dan wakil pimpinan. Setelah draft laporan audit direview dan disetujui oleh pimpinan, wakil pimpinan, dan supervisor, kemudian akan di diskusikan dengan klien yang bersangkutan. Jika klien menyetujui draft laporan audit tersebut maka dapatditerbitkan laporan audit final (final audit report) dan kemudian dikirimkan kepada klien yang bersangkutan agar klien tersebut dapat memenuhi kewajibannya untuk melakukan pelunasan/pembayaran audit fee kepada KAP SB. IV.4. Pelaksanaan Audit Investigasi Pada KAP SB Dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap pelaksanaan audit juga diketahui bahwa KAP SB melayani jasa audit investigasi. Pada klien audit investigasi, penerimaan penugasan diterima dari Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, sehingga kegiatan survey dilakukan dengan cara yang berbeda, sesuai dengan aturan pengadaan jasa tersebut. Sedangkan untuk pelaksanaan audit nya juga disesuaikan dengan aturan pengadaan jasa audit investigasi, namun tahapan-tahapan audit nya tetap sesuai dengan apa yang tertuang dalam Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP SB. Biasanya dari penugasan audit investigasi yang diterima ada Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang isinya merupakan hasil wawancara antara terlapor (yang diduga melakukan penyimpangan oleh klien) dan penyidik (Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya), dan pelapor (klien) dengan penyidik. Untuk mendapatkan 64

19 dokumen-dokumen yang akan digunakan dalam audit investigasi pihak KAP SB akan menerimadokumen-dokumen tersebut melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya sebagai perantara antara KAP SB dengan klien audit investigasi.setelah mempelajari dan melakukan pemahaman atas Berita Acara Pemeriksaan dan dokumendokumen pendahuluan, maka pihak KAP SB dapat melakukan permintaan dokumendokumen lain dan juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pelapor yang dituangkan dalam bentuk surat. Pertanyaan-pertanyaan tersebut biasanya mengenai bisnis klien agar pihak KAP SB dapat memahami kondisi klien yang sebenarnya apabila dokumen-dokumen yang sudah ada masih kurang mendukung dalam pelaksanaan audit investigasi. Permintaan dan penyerahan atas dokumen-dokumen lain tersebut dilakukan tetap melalui Direktorat Reserse Kriminal Umum selaku penyidik atas audit investigasi. Selanjutnya pihak KAP SB akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang telah diterima sesuai dengan laporan dari pelapor yang tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).Apabila dari hasil pemeriksaan tersebut ditemukan adanya kelemahan-kelemahan pada pengendalian intern klien, maka akan dibuat management letter yang kemudian akan di diskusikan kepada klien melalui penyidik agar dapat segera dilakukan perbaikan oleh pelapor. Dari hasil pemeriksaan terhadap dokumendokumen tersebut maka pihak KAP SB dapat membuat draft laporan audit investigasi yang kemudian akan diserahkan kepada penyidik untuk di diskusikan kepada pelapor tentang hasil pemeriksaan audit investigasi. Apabila klien menyetujui draft laporan audit investigasi tersebut maka pihak KAP SB dapat menerbitkan final audit report dari audit investigasi tersebut. Mengenai audit fee atas audit investigasi tersebut akan diterima dari 65

20 penyidik yaitu Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya selaku yang memberikan penugasan audit investigasi. Akan tetapi, meskipun telah diterbitkan laporan audit atas suatu kasus audit investigasi, sewaktu-waktu kasus tersebut dapat diusut kembali apabila pihak terlapor merasa tidak senang/dirugikan atas hasil laporan audit investigasi tersebut. IV.5. Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan pengamatan dokumen atas pelaksanaan audit laporan keuangan, diketahui bahwa: 1. Yang menjadi pertimbangan KAP SB dalam penerimaan klien adalah : a. Disetujui atau tidaknya kegiatan survey terlebih dahulu sebelum menerima perikatan b. Apakah klien yang tersebut merupakan klien baru atau klien lama c. Apakah klien tersebut ada permasalahan hukum atau tidak 2. Pelaksanaan audit laporan keuangan pada KAP SB cukup efektif dan efisien.seharusnyaprosedur pelaksanaan audit dilakukan secara konsisten, agar pelaksanaan laporan keuangan pada KAP SB dapat terlaksana lebih efektif dan efisien. 3. Berdasarkan hasil perbandingan antara Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB dengan Prosedur Laporan Keuangan menurut IAPI yang tertuang dalam SPAP, dapat diketahui bahwa Prosedur Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan KAP SB sudah sesuai. 66

21 4. Berdasarkan evaluasi Pelaporan Audit Pada KAP SB dapat diketahui bahwa pelaporan audit KAP SB sudah disampaikan dengan baik kepada klien. Selain itu, dijumpai juga kelemahan-kelemahan yang ada dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pada KAP SB, antara lain : 1. Dari pelaksanaan audit laporan keuangan yang menjadi bahan penelitian, ada pelaksanaan audit yang tidak melakukan survey secara menyeluruh. Sehingga informasi megenai pengendalian intern klien tidak didapat dengan akurat. 2. Kondisi gudang penyimpanan kertas kerja sudah memerlukan perbaikan pada bagian langit-langit, sehingga dokumentasi kertas kerja tersebut terancam rusak akibat terkena air apabila terjadi hujan. 3. Kapasitas ruangan tempat penyimpanan tidak terlalu besar dan kertas kerja pemeriksaan belum tertata dengan rapih, sehinggaterjadi kesulitan apabila kertas kerja tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan kembali. 4. Pembuatan kertas kerja pemeriksaan dibuat secara tulis tangan, padahal tidak semua kertas kerja pemeriksaan harus di buat secara tulis tangan. 5. Tidak ada uang kas kantor yang dapat langsung digunakan untuk mendukung kegiatan pelaksanaan audit seperti fotokopi, biaya tak terduga, dan biaya transport. Setiap pengeluaran yang berhubungan dengan kantor dapat dilakukan permintaan secara lisan ataupun tertulis kepada pimpinan. Akan tetapi apabila sewaktu-waktu pimpinan sedang tidak berada di kantor 67

22 dan ada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit seperti yang disebutkan diatas. Dengan begitu kegiatan pelaksanaan audit laporan keuangan menjadi terhambat. 68

Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers)

Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers) Topik 6 : Kertas Kerja Pemeriksaan (Audit Working Papers) Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa mampu memahami : 1. Pengertian kertas kerja pemeriksaan 2. Tujuan kertas kerja pemeriksaan 3.

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang Pada Standar Pekerjaan Lapangan #1 (PSA 05) menyebutkan bahwa Pekerjaan (audit) harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya Perencanaan audit meliputi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Dalam melakukan evaluasi perencanaan audit pada KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry, langkah awal yang penulis lakukan adalah dengan membuat permohonan izin kepada pihak KAP

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karena adanya pembelian dagangan secara kredit. kepercayaan. Utang usaha sering kali berbeda jumlah saldo utang usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian utang usaha Menurut Munawir, (2007:18) utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian dagangan secara kredit. Jadi dapat disimpulkan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers)

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers) Merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan audit. Oleh karenanya kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN AUDIT WORKING PAPERS 2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 7-1 General Audit Dalam menjalankan General Audit KAP harus berpedoman pada SPAP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang

BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang BAB IV HASIL KEGIATAN MAGANG Gambaran Umum KAP Bayudi Watu Semarang Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu dan Rekan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa akuntan. KAP Bayudi Watu dan Rekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin berkembang, yang menyebabkan persaingan cukup ketat antar kantor akuntan publik untuk mendapatkan

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT SA Seksi 325 KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT Sumber: PSA No. 35 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan untuk mengidentifikasi dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS)

Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Chapter V KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (AUDIT WORKING PAPERS) Pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Gambar 4.43 Struktur Menu Program Keseluruhan

Gambar 4.43 Struktur Menu Program Keseluruhan 202 4.3 Perancangan Struktur Menu Struktur menu program dibagi menjadi dua bagian, yaitu menu auditor dan menu manager. Berikut struktur menu dari menu utama: Manager Masuk Auditor Menu Utama Pimpinan

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Harjanto (1999, dalam Santosa, 2015), perkembangan dunia usaha dan globalisasi perekonomian Indonesia menyebabkan kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dari

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK Tujuan Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER

A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER A. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN SUPERVISI

PERENCANAAN DAN SUPERVISI Standar Profesionail Akuntant Publik SA Seksi 3 1 1 PERENCANAAN DAN SUPERVISI Sumber: PSA No. 05 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan bahwa Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya

Lebih terperinci

Chapter 7-b Kertas Kerja Audit. Presentation Outline

Chapter 7-b Kertas Kerja Audit. Presentation Outline Chapter 7-b Kertas Kerja Audit SA Seksi 339 (PSA No. 15) 1 Presentation Outline A. Overview B. Tujuan Dokumentasi Audit C. Fungsi Kertas Kerja D. Jenis Kertas Kerja Audit E. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan

Lebih terperinci

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis. SA Seksi 710 PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECIL Sumber : PSA No. 58 PENDAHULUAN 01. Pernyataan Standar Auditing yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diterapkan dalam audit informasi

Lebih terperinci

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA SA Seksi 634 SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA Sumber: PSA No. 54 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan dalam melaksanakan dan melaporkan hasil perikatan

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL SA Seksi 323 PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL Sumber: PSA No. 56 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi sebagai berikut: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sa Seksi 337 PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN Sumber : PSA No. 74 01 seksi ini memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh auditor

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SB JAKARTA

EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SB JAKARTA EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SB JAKARTA Aryo Togar Universitas Bina Nusantara Aryo Togar Sudarmo, Drs., M.M ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI SA Seksi 315 KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI Sumber: PSA No. 16 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pelaku usaha atas usaha yang dijalankannya atau perusahaan yang telah didirikannya pasti memiliki harapan agar perusahaan tersebut dapat mempertahankan

Lebih terperinci

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN SA Seksi 330 PROSES KONFI RMASI Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan.

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. C2 No. 01 Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan. BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Sebelum penulis melaksanakan kegiatan magang, terlebih dahulu penulis mengajukan surat permohonan magang yang ditujukan kepada Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Audit Definisi auditing menurut Jusup (2014:10) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku bisnis maupun bagi para kalangan masyarakat yang bukan pelaku bisnis. Dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Auditing Secara umum auditing adalah suatu proses sistematika untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK NOMOR 3/PKPAP/2014 TENTANG TATA KERJA PERUMUSAN PERTIMBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembicaraan dengan top manajemen KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sebagaimana

Lebih terperinci

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING

KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING KASUS 1 ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL PRAKTIKUM AUDITING Oleh: Nina Dayu Lutfiyanti 115020305111007 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2014 Pertanyaan Diskusi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Bp/ Ibu/ Sdr dimohon untuk mengisi data demografi pada kotak di samping pertanyaan atau memberikan tanda ( ) pada tempat yang telah disediakan : Nama Responden : Nama KAP : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak

Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PAJAK BAHAN AJAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN Oleh: Suwadi Widyaiswara Madya Pusdiklat Pajak Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien,

Lebih terperinci

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti Audit BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: "Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini meningkatkan jumlah pemegang saham, sehingga meningkat pula kebutuhan audit laporan keuangan. Adanya

Lebih terperinci

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali Auditing 1 I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali 2013 Satuan Acara Pengajaran (SAP) Chapter Materi Meeting I Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) dan Profesi

Lebih terperinci

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 622 PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 51 Lihat SA Seksi 9622 untuk Interpretasi Seksi Ini PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Kegiatan Magang

BAB IV Hasil Kegiatan Magang BAB IV Hasil Kegiatan Magang 4.1 Gambaran umum Kantor Akuntan Publik Bayudi Watu & Rekan Semarang Kantor Akuntan Publik (KAP) BAYUDI WATU & REKAN berdiri di Jakarta pada tanggal 7 februari 1978.Drs. Bayudi

Lebih terperinci

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Departemen Keuangan RI Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik Panitia Antar Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang Akuntan Publik Gedung A Lantai 7 Jl. Dr. Wahidin No.1 Jakarta 10710 Telepon:

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang era globalisasi banyak perusahaan berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar lagi. Dalam mengembangkan usahanya, baik perusahaan perseorangan

Lebih terperinci

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK Perikatan Atestasi Perikatan Non Atestasi Auditing Atestasi Jasa Akuntansi dan review Jasa Konsultansi Pengendalian Mutu PSA PSAT PSAR PSJK PSPM IPSA IPSAT IPSAR IPSJK IPSPM STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN

Lebih terperinci

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA 40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban Daftar Pertanyaan Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas dan sandainya Bapak/Ibu berkeberatan mencantumkan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa ketentuan

Lebih terperinci

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang

Pertanyaan. Pertanyaan ini berhubungan dengan prosedur audit. (Sumber : Weningtyas, 2006 ) Tidak. selalu. Pernah. kadang KUESIONER Mohon Bapak / Ibu / Saudara menjawab pertanyaan di bawah ini dengan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak / Ibu / Saudara. 1 ini berhubungan dengan prosedur audit.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor eksternal yang berprofesi sebagai akuntan publik. Terkait dengan itu, bahwa laporan keuangan sudah menjadi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan merupakan hal yang esensial dalam penugasan audit dan assurance karena laporan berfungsi mengkomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pengguna laporan keuangan menyandarkan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya

Lebih terperinci

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: SA Seksi 326 BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi: Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang auditor dalam menjalankan proses audit akan memberikan opini dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu perusahaan dimasa lalu,

Lebih terperinci

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai menurut Anda. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang sesuai menurut Anda. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu-Ragu 63 KUESIONER PENELITIAN Identitas Responden: 1. Nama KAP : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Pendidikan D3 S1 S2 S3 5. Jabatan Auditor Junior Auditor Senior Manajer Partner 6. Umur :. tahun 7. Lama

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

3.1 Pengenalan Pada Lingkungan Kerja

3.1 Pengenalan Pada Lingkungan Kerja BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Pada Lingkungan Kerja Sebelum penulis melakukan kegiatan magang, terlebih dahulu Penulis mengajukan Surat permohonan magang yang ditunjukan kepada Kantor

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI PT. X. Kepala Cabang. Kasir. Administrasi Gudang. Penagihan (Collector)

STRUKTUR ORGANISASI PT. X. Kepala Cabang. Kasir. Administrasi Gudang. Penagihan (Collector) Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. X Direktur Utama Sekretaris Kepala Cabang Sales Supervisor Logistik Supervisor Accounting & Finance Supervisor Service Supervisor Auditor Internal Staff Penjualan (Salesman)

Lebih terperinci

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya

Lebih terperinci

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN SA Seksi 317 UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN Sumber: PSA No. 31 PENDAHULUAN 01 Seksi mengatur sifat dan lingkup pertimbangan yang harus dilakukan oleh auditor independen dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan audit merupakan sarana atau media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai kewajaran penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan kepada para pengguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi menghasilkan laporan keuangan dan informasi penting lainnya, sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh KAP ini adalah jasa audit operasional,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan 2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang ditujukan untuk mengetahui persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap Kode Etik. Bapak/Ibu/Saudara/i

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA w w w.bp kp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Dalam proses pelaksanaan magang yang dilaksanakan oleh penulis kurang lebih dua bulan yaitu dari tanggal 15 Februari 2016 s/d tanggal 15 April

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan http://www.djpp.depkumham.go.id Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 46, 2005 APBN. Pajak. Pnbp. Pemeriksaan (Penjelasan

Lebih terperinci