EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan) RAHMAH AWALIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan) RAHMAH AWALIAH"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan) RAHMAH AWALIAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Media Komunikasi Bagi Petani Padi Di Kecamatan Gandus Kota Palembang (Kasus Ketahanan Pangan) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

4

5 ABSTRACT AWALIAH, R Effectiveness Of Media Communication For The Rice Farmers At Gandus District Palembang City (Case of Food Security Program). Under direction of NINUK PURNANINGSIH and DJOKO SUSANTO. Media communication is a channel or path through which messages to get to the audiences. Communication to be effective if it can have an impact that are to reach the knowledge, attitudes and actions of audience. On the cognitive effects include increased awareness, learning and additional knowledge. Affective include effects associated with emotions, feelings and attitudes. Conative include effects associated with the behavior and intentions to do something in a certain way rightly. The research was carried out in June until August The objectives of the research were : 1) to identify factors correlated to the effectiveness of media communication for the rice farmers, 2) to measure effectiveness of media communications for the rice farmers, 3) to analyze the correlation between media exposure and effectiveness of media communications, 4) to analyze the correlation between media communications evaluated and effectiveness of media communication. The location of the sample was determined purposively. The number of the farmers were 76 taken by simple random sampling. The important research findings were : 1) factors correlated to the effectiveness of media communication for the farmers rice are age, experiences, television exposure, and appropriateness of object matters given by the needs of the farmers, 2) Food security in Gandus is considered as in good category. Keywords : effectiveness, media communication, rice farmers, food security.

6

7 RINGKASAN AWALIAH, R Efektivitas Media Komunikasi Bagi Petani Padi Di Kecamatan Gandus Kota Palembang (Kasus Program Ketahanan Pangan). Dibimbing oleh NINUK PURNANINGSIH dan DJOKO SUSANTO. Program Ketahanan Pangan Kota Palembang dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka mengembangkan sistem ketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun di tingkat masyarakat. Ketahanan pangan diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang cukup, tersedia setiap saat disemua daerah, mudah diperoleh, aman dikonsumsi dengan harga yang terjangkau. Media komunikasi adalah saluran atau jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Fungsi media komunikasi adalah sebagai alat yang dipakai untuk melakukan komunikasi. Media massa adalah semua alat penyampaian pesan-pesan yang melibatkan mekanisme untuk mencapai audien yang luas dan tidak terbatas. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, secara tatap muka dan dalam suasana pribadi, sehingga sering disebut pula komunikasi tatap muka. Komunikasi untuk dapat dikatakan efektif jika dapat menimbulkan dampak yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Pada dampak kognitif meliputi peningkatan kesadaran, belajar dan tambahan pengetahuan. Afektif meliputi efek yang berhubungan dengan emosi, perasaan dan sikap. Konatif meliputi efek yang berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut cara tertentu Peubah bebas penelitian yang diamati terdiri dari faktor internal petani terdiri dari usia, pendidikan, pengalaman, luas lahan, dan kepemilikan lahan. Peubah bebas lain yaitu keterdedahan, penilaian petani terhadap media TV, Leaflet, Surat Kabar dan Penyuluh Pertanian. Peubah tidak bebas dalam penelitian ini adalah efektivitas komunikasi petani padi yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Lokasi penelitian di Kecamatan Gandus Kota Palembang yang dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pelaksanaan penelitian berlangsung selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan Juni-Agustus Populasi penelitian ini adalah petani padi di Kecamatan Gandus yang mengikuti program Ketahanan Pangan Kota Palembang. Jumlah sampel responden sebanyak 76 petani padi

8

9 dengan teknik propotional probability. Data analisis dengan statistik deskriptif, uji korelasi pearson untuk menguji hubungan antara faktor internal dan efektivitas media komunikasi dan analisis korelasi rank Spearman untuk menguji hubungan antara keterdedahan dengan efektivitas media komunikasi dan menguji hubungan antara penilaian petani terhadap media komunikasi dengan efektivitas media komunikasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas petani padi dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam budidaya padi pada program Ketahanan Pangan Kota Palembang adalah usia, pengalaman, frekuensi menonton televisi, kejelasan materi dan kesesuaian materi dengan kebutuhan petani yang disampaikan PPL pada saat pertemuan penyuluhan pertanian. Efektivitas media komunikasi pada petani dalam budidaya padi pada program Ketahanan Pangan Kota Palembang pada kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan tindakan petani dalam membudidayakan padi tergolong baik. Terdapat hubungan antara keterdedahan petani terhadap media komunikasi dengan efektivitas komunikasi dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan petani dalam budidaya padi pada program Ketahanan Pangan di Kota Palembang signifikan pada variabel keterdedahan terhadap televisi. Terdapat hubungan antara penilaian media komunikasi oleh petani padi dengan efektivitas komunikasi dalam peningkatan pengetahuan, sikap, tindakan petani dalam budidaya padi pada program Ketahanan Pangan Kota Palembang tinggi pada media interpersonal penyuluh pertanian lapangan.

10

11 Hak Cipta milik IPB, Tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

12

13 EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI BAGI PETANI PADI DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG (Kasus Program Ketahanan Pangan) RAHMAH AWALIAH Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

14 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Djuara P. Lubis. M.S

15 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : Efektivitas Media Komunikasi Bagi Petani Padi di Kecamatan Gandus Kota Palembang (Kasus Program Ketahanan Pangan) Nama Mahasiswa : Rahmah Awaliah Nomor Induk : I Mayor : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si Ketua Prof. (Ris). Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM Anggota Diketahui Koordinator Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr Tanggal Ujian : 28 Desember 2011 Tanggal Lulus :

16

17 PRAKATA Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penelitian tesis dengan judul Efektivitas Media Komunikasi Bagi Petani Padi di Kecamatan Gandus Kota Palembang (Kasus Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus). Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan dan Pedesaan (KMP) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Ungkapan terimakasih dan penghargaan yang setingi-tingginya penulis ucapkan kepada : 1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.S selaku ketua komisi dan Prof.(Ris). Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM. selaku anggota komisi pembimbing yang senantiasa membimbing, mengarahkan, memotivasi, memberikan saran dan masukan kepada penulis demi perbaikan dan kesempurnaan penelitian ini. 2. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, M.S sebagai Koordinator Mayor KMP dan beserta seluruh staf pengajar yang telah memberikan materi dan ilmunya selama penulis melaksanakan belajar di Institut Pertanian Bogor. 3. Penyuluh Pertanian Kota Palembang yang bertugas di Kecamatan Gandus (Mansyur, S.P., Usman, S.Tt., Novia, S.Tt., Suyatno, S.P., dan Mutmainah) yang telah membakntu dalam penelitian ini saya ucapkan terimakasih banyak. 4. Bapak Ir. Iskandar Achmad, MM selaku Kepala LPP TVRI Sumsel dan bapak Ir. Burlian selaku Kepala Bagian Berita TVRI Sumsel atas bantuan dan dukungannya. 5. Bapak Ir. Julian Junaidi, M.Si atas bimbingan dan dukungannya. 6. Kedua orang tua tercinta bapak Agustian dan ibu Sitti Haspurni yang selalu memberikan doa kepada penulis dalam melaksanakan belajar dan pembuatan penelitian. 7. Adik-adik saya tersayang Pupu Purnama Sani dan Ade Muhammad Rahman Affandi atas doa dan semangatnya. 8. Sahabat tersayang Eriani Fifianty dan Maria Sae Helena Sitanggang atas doa dan dukungannya. 9. Aria Nugraha Natanegara atas perhatian, dukungan dan motivasinya.

18

19 10. Teman-teman yang telah membantu dalam penelitian ini (Dimphos Silitonga, Awaluddin Rasyid, Ferly Utama, Fanandi, Ahmad Ramadhan, dan Ferry Maulana) saya ucapkan banyak terima kasih. 11. Seluruh rekan mahasiswa KMP 2009 (Mbak Ofi, Cindo, Kak Uci, Kak Asma, Enno, Yoga, Mas Sigit, Mas Sardi, Leonard, Mbak Dini, Imani, Mas Denta) atas kebersamaan, kerjasama, dan dukungannya selama kuliah di kampus IPB. 12. Rekan mahasiswa KMP 2007, 2008 dan 2010 (Mbak Dewi, Bu Dian, Bu Sitti, Bu Riko, Bu Rita, Mbak Sherly dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu per satu) atas segala dukungannya untuk terus maju serta seluruh pihak yang terkait penulis ucapkan terimakasih. 13. Staf administrasi Program Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Mbak Lia dan Mbak Desi atas bantuan dan doanya. Bogor, Desember 2012 RAHMAH AWALIAH

20

21 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 3 Mei 1986 dari Pasangan Agustian dan Sitti Haspurni. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis pernah bersekolah di SD Negeri 1 Tangerang pada tahun 1991 sampai dengan 1995 kemudian pindah dan menamatkan pendidikan di sekolah dasar pada SD Negeri 106 Palembang pada tahun 1997, sekolah lanjutan pertama pada SMP Negeri 24 Palembang pada tahun 2000, dan sekolah lanjutan atas pada SMA YKPP 1 Palembang pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan S1 di Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya selesai pada tahun 2008 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis aktif dalam kegiatan Wahana Bola Basket Pertanian (WABAPERTA) selama kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Penulis melanjutkan studi S2 pada tahun 2009 di Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana IPB.

22

23 DAFTAR ISI Halaman PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 6 Tujuan Penelitian... 6 Kegunaan Penelitian... 7 TINJAUAN PUSTAKA... 9 Teori Uses and Gratifications Media Komunikasi Media Massa Komunikasi Interpersonal Keterdedahan Terhadap Media Massa Efektivitas Media Komunikasi Karakteristik Petani Program Ketahanan Pangan KERANGKA PEMIKIRAN HIPOTESIS METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Peelitian Data dan Instrumen Teknik Pengumpulan Data Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Faktor Internal Petani Keterdedahan Penilaian Terhadap Media Komunikasi Materi Pesan Pada Televisi... 49

24 Materi Pesan Media Koran Materi Pesan pada Media Leaflet Materi Pesan pada Media Penyuluh Efektivitas Media Komunikasi Analisis Hubungan Tingkat Ketahanan Pangan petani di Kecamatan Gandus di Kota Palembang dalam Kaitannya Dengan Media Komuikasi KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA.. 85 LAMPIRAN. 87

25 DAFTAR TABEL Halaman 1. Jumlah populasi dan sampel petani padi di Kecamatan Gandus Luas wilayah menurut kelurahan di Kecamatan Gandus Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di Kecamatan Gandus tahun Jumlah penduduk berdasarkan usia di Kecamatan Gandus tahun Distribusi mata pencaharian penduduk di Kecamatan Gandus tahun Distribusi tingkat pendidikan di Kecamatan Gandus tahun Karakteristik petani menurut kategori dan persentase Frekuensi petani terhadap media komunikasi berdasarkan kategori dan persentase intensitas terhadap media komunikasi yang digunakan petani berdasarkan kategori dan persentase Kejelasan materi yang disampaikan media televisi berdasarkan kategori dan persentase Kejelasan materi yang disampaikan melalui televisi berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Kesesuaian materi yang disampaikan televisi dengan kebutuhan berdasarkan kategori dan persentase Kesesuaian materi dengan kebutuhan yang disampaikan televisi berdasarkan skor rata-rata da kriteria Kejelasan materi yang disampaikan melalui koran berdasarkan kategori dan persentase Kejelasan materi koran berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Kesesuaian materi dengan kebutuhan yang disampaikan melalui koran berdasarkan kategori dan persentase Kesesuaian materi dengan kebutuhan petani yang disampaikan melalui koran berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Kejelasan materi yang disampaikan melalui leaflet berdasarkan kategori dan persentase Kejelasan materi yang disampaikan melalui leaflet berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Kesesuaian materi dengan kebutuhan petani yang disampaikan melalui leaflet berdasarkan kategori dan persentase Kesesuaian materi dengan kebutuhan petani yang disampaikan melalui

26 leaflet berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Kejelasan materi yang disampaikan PPL berdasarkan kategori dan persentase Kejelasan materi yang disampaikan PPL berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Kesesuaian materi dengan kebutuhan yang disampaikan PPL berdasarkan kategori dan persentase Kesesuaian materi dengan kebutuhan petani pada pesa yang disampaikan melalui PPL berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Komponen efektivitas media komunikasi berdasarkan skor rata-rata dan kriteria Hubungan karakteristik petani dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan Hubungan frekuensi penggunaan media dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan Hubungan intensitas penggunaan media dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan Hubungan penilaian media TV oleh petani dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan Hubungan penilaian media koran dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan Hubungan penilaian media leaflet oleh petani dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan Hubungan penilaian PPL oleh petani dengan pengetahuan, sikap, dan tidakan... 79

27 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Gambar alur informasi budidaya tanaman padi kepada petani padi di Kecamatan Gandus Kota Palemabang Gambar kerangka pemikiran efektivitas media komunikasi petani padi... 29

28

29 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Kuesioner Tabel korelasi Leaflet

30

31 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Kuesioner Tabel korelasi Leaflet

32

33 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk. Namun, laju permintaan tersebut ternyata belum dapat diimbangi oleh laju peningkatan produksi sehingga Indonesia harus mengimpor beras. Beras sebagai bahan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan stabilitas nasional. Oleh karena itu, perberasan selalu menjadi sorotan dan pembicaraan yang menarik bagi berbagai kalangan. Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan akan beras sebagai konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan konsumsi akibat pertambahan jumlah penduduk dan kebutuhan industri, maka upaya - upaya untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan. Pemenuhan konsumsi beras melalui penyediaan dalam negeri akan menjadi tema sentral dalam pembangunan subsektor tanaman pangan. Walaupun beras mungkin lebih murah bila diimpor, pemenuhan kebutuhan beras dari produksi sendiri tetap penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar dunia dan sebagai upaya mempertahankan martabat bangsa di forum internasional (Departemen Pertanian, 2004). Pembangunan pertanian masih merupakan tantangan besar yang harus dihadapi. Pelaksanaannya memerlukan berbagai macam sumberdaya. Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak dari suatu bangsa. Jangkauan pembangunan pertanian di Indonesia sangatlah luas mencakup tidak hanya pengembangan dan pembangunan fasilitas-fasilitas fisik atau peralatan, juga mencakup pengembangan sumber daya manusia. Dalam pembangunan pedesaan partisipatif bisa diduga akan terjadi pada masyarakat yang berdiam di daerah pedesaan. Program Ketahanan Pangan pada tataran nasional merupakan kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan dalam jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman, dan juga halal, yang didasarkan pada optimasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumberdaya lokal. Salah satu indikator untuk mengukur ketahanan pangan

34 2 adalah ketergantungan ketersediaan pangan nasional terhadap impor. Pengembangan agrobisnis, dalam upaya mewujudkan sistem agrobisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi serta dalam rangka era perdagangan bebas sehingga menuntut produk yang berkualitas. Dalam kondisi krisis yang sedang melanda negara kita, sektor pertanian tetap mampu menjadi motor penggerak pembangunan sekaligus sebagai upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani khususnya masyarakat pada umumnya (Departemen Pertanian, 2001). Suatu program pembangunan tidak terlepas dari pembangunan pertanian secara merata. Kegiatan program juga dapat diharapkan dapat mengubah perilaku sasarannya agar dapat memiliki pengetahuan, sikap yang mau melakukan perubahan dan inovatif terhadap informasi baru. Dalam kaitan dengan kegiatan program pembangunan yang menggunakan media dimaksudkan untuk menyebarkan informasi secara efektif kepada sasarannya serta sebagai perantara antara petani dan program. Tetapi penggunaan media ini bukan dimaksudkan sebagai pengganti peran penyuluh melainkan sebagai media yang membantu penyuluh dalam kegiatannya. Berbagai informasi dari pengkajian Program Ketahanan Pangan memiliki media dan khalayak yang luas, namun pada akhirnya akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, informasi tersebut akan sangat bermanfaat apabila dapat diterima pengguna dengan tepat, sehingga berbagai upaya untuk menyempurnakan kegiatan dan tercapainya tujuan akan dapat terlaksana. Penggunaan media komunikasi merupakan langkah-langkah yang tak terpisahkan dari upaya pembangunan pertanian. Penyebaran informasi melalui media sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat khususnya di daerah pertanian. Demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat petani Indonesia, penyebaran informasi melalui media komunikasi akan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan pertanian. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang cepat seiring tuntutan perubahan zaman. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terutama sejak munculnya teknologi internet telah menyebabkan perubahan besar dalam masyarakat. Produk teknologi informasi yang relatif murah dan terjangkau memudahkan akses informasi melampaui batas negara dan batas kultur/budaya. Kondisi ini telah merambah kepada semua lapisan kehidupan manusia termasuk

35 3 para petani di pedesaan. Kini sebagian petani sudah terbiasa mengakses informasi melalui koran, majalah, radio, televisi, bahkan internet dan handphone Menurut Effendy, O. U. (2007), komunikasi bermedia adalah komunikasi yang menggunakan saluran atau sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan yang jauh atau banyak jumlahnya. Komunikasi bermedia disebut juga dengan komunikasi massa, karena jumlah komunikannya yang tak terbatas. Keuntungan komunikasi bermedia ini antara lain dapat menimbulkan keserempakan (simultanity) yaitu suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif banyak, ratusan, ribuan, bahkan ratusan juta pada saat yang sama secara bersama-sama. Media massa mempunyai peran yang berarti untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas termasuk yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembangunan dalam beberapa dasawarsa terakhir ini. Rogers (1976) menggambarkannya sebagai pengganda ajaib (magic multiplier). Media masa terdiri dari radio, televisi dan surat kabar. Media massa sebagaimana teknologi yang dapat membantuk bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain. Misalnya dari masyarakat suku yang belum mengenal huruf menuju masyarakat yang memakai peralatan komunikasi cetak ke masyarakat yang memakai peralatan komunikasi elektronik. McLuhan (dalam Nurudin, 2007) menyatakan bahwa budaya dibentuk oleh bagaimana cara berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membantuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa Kita membantuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan membantu atau memengaruhi kehidupan kita sendiri. Kita belajar, merasa dan berpikir terhadap apa yang akan kita lakukan karena pesan yang diterima teknologi komunikasi menyediakan untuk itu. Artinya, teknologi komunikasi menyediakan pesan dan membantuk perilaku kita sendiri. Radio menyediakan pesan kepada manusia melalui indera pendengaran (audio), sementara televisi menyediakan pesan tidak hanya melalui pendengaran tetapi juga penglihatan (audio visual). Apa yang diterpa dari kedua media itu masuk ke dalam perasaan manusia dan mempengaruhi kehidupan

36 4 sehari-hari. Selanjutnya kita ingin terus menggunakannya. Bahkan McLuhan sampai pada kesimpulan bahwa media adalah pesan itu sendiri (the medium is the message). Teori uses and gratification (kegunaan dan kepuasan) yang diperkenalkan oleh Hebert Blumer dan Elihu Katz yang mengemukakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya (Nurudin, 2007). Lerner dalam Prawiranegara (2010) menemukan bahwa media merupakan agen modernisasi yang ampuh untuk menyebarkan informasi dan pengaruhnya kepada individu-individu dalam menciptakan iklim modernisasi. Berlo (1960) mengemukakan bahwa media sebagai salah satu dari elemen komunikasi merupakan alat atau segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima pesan. Penyebaran informasi melalui media merupakan mata rantai dari rangkaian kegiatan timbal balik dan tidak terpisahkan dalam upaya menyebarluaskan inovasi. Kecamatan Gandus di kota Palembang yang merupakan wilayah agropolitan di wilayah Sumatera Selatan yang terdapat di daerah pinggiran kota. Para petani khususnya petani padi dalam kegiatan Program Ketahanan Pangan tentu mendapatkan terpaan media yang lebih besar dibandingkan di daerah pedesaan. Hal ini lebih memungkinkan petani padi di wilayah tersebut untuk mengakses informasi mengenai tanaman padi dari banyak media tidak hanya informasi yang tersedia di dalam media leaflet yang sengaja dirancang oleh Dinas Pertanian kota Palembang untuk kegiatan Program Ketahanan Pangan tetapi juga petani padi dapat mengakses informasi dari media televisi. Dinas Pertanian Kota Palembang juga menunjuk petugas penyuluh sebagai media interpersonal untuk terciptanya komunikasi dua arah agar petani bisa aktif dalam diskusi untuk memahami kebutuhan informasi tentang usahatani padi. Dilihat dari segi keefektivan media dalam mempengaruhi perilaku petani padi, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji keefektivitasan media komunikasi yang ada di Kecamatan Gandus dan media mana yang paling efektif atau yang paling dirasakan dan dibutuhkan oleh petani padi pada Program

37 5 Ketahanan Pangan dari berbagai media yang tersedia yaitu media cetak, penyuluh sebagai media interpersonal dan media elektronik. Kamudian bagaimana petani berpersepsi tentang Program Ketahanan Pangan dari pendekatan terhadap media massa yang dibahas secara deskkriptiif. Penelitian ini memposisikan media cetak leaflet dan surat kabar, media televisi sebagai media elektronik dan penyuluh sebagai media interpersonal untuk mengetahui keefektivan media komunikasi pada petani padi dalam Program Ketahanan Pangan. Penelitian ini juga mengkaji informasi yang diterima petani padi melalui organisasi-organisasi yang ada di masyarakat, kemudian hal ini dibahas secara deskriptif untuk mengetahui dari mana saja informasi yang sampai kepada petani padi tentang tanaman padi dalam rangka kegiatan Program Ketahanan Pangan di Kota Palembang. Program Ketahanan Pangan Kota Palembang mengoptimasi 200 ha lahan ketahanan pangan di kecamatan Gandus dan melibatkan 35 kelompok tani yang terdiri dari 761 orang petani padi. Program Ketahanan Pangan tersebut mencakup teknik budidaya tanaman padi, kegiatan irigasi, dan pelaksanaan kegiatan pembangunan jalan usaha tani yang bermanfaat bagi fasilitas kegiatan usaha pertanian. Informasi yang diberikan melalui leaflet mencakup teknik budidaya padi dari pembibitan hingga panen. Wilayah Kecamatan Gandus tersedia lahan pengembangan pertanian yang masih luas yaitu sekitar Ha. Luas wilayah seluruhnya Ha, dengan kriteria berupa lahan lebak (2.336 Ha); lahan kering (1.454 Ha). Ketersediaan lahan yang masih luas ini sangat mendukung program pengembangan infrastruktur, pengelolaan lahan dan air. Tersedianya infrastruktur pendukung sektor pertanian seperti : Jalan Produksi dan Jalan Usaha Tani (JUT). Tersedianya sumber daya manusia yang memadai, terutama dari segi kuantitas. Jumlah penduduk kelurahan Pulokerto tahun 2009 sebesar jiwa terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Jumlah penduduk ini berpotensi sebagai Sumber Tenaga Kerja. Mata pencaharian utama penduduk sebagian besar bertani (bercocok tanam, beternak, berkebun), dengan jumlah petani sebanyak jiwa (43,14 %). Masyarakat yang bercirikan komunitas pertanian ini merupakan modal bagi pengembangan wilayah ini menjadi kawasan agribisnis.

38 6 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang menarik untuk dikaji adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus? 2. Bagaimana efektivitas komunikasi bagi petani padi di Kecamatan Gandus? 3. Bagaimana hubungan keterdedahan petani padi terhadap media komunikasi dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus? 4. Bagaimana hubungan penilaian media komunikasi oleh petani padi dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus? TUJUAN Berkaitan dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis efektivitas media komunikasi pada petani padi di Kecamatan Gandus Kota Palembang dengan berusaha menghimpun data dan informasi melalui tujuan-tujuan khusus sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi petani padi di Kecamatan Gandus. 2. Mengkaji efektivitas komunikasi bagi petani padi di Kecamatan Gandus. 3. Menganalisis hubungan keterdedahan petani padi terhadap media komunikasi dengan efektivitas komunikasi di Kecamatan Gandus. 4. Menganalisis hubungan penilaian media komunikasi oleh petani padi dengan efektivitas komunikasi di Kecamatan Gandus.

39 7 KEGUNAAN PENELITIAN Secara praktis, penelitian ini dilakukan sebagai pertimbangan bagi instansi peneilitian dan dinas pertanian serta lembaga penyuluh pertanian dalam mengambil kebijakan di sektor pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk pengembangan inovasi dan diharapkan menjadi bahan masukan dalam upaya perbaikan, penyusunan dan perumusan program serta pengembangannya terkait dengan Program Ketahanan Pangan. Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi dan gambaran tentang efektivitas media komunikasi bagi petani padi dalam Program Ketahanan Pangan Kota Palembang. Bagi masyarakat pembaca, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumber pengetahuan dan acuan dalam melakukan aktivitas penyebaran informasi melalui media yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan petani.

40 8

41 9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Uses and Gratification Pendekatan teori uses and gratification merupakan pendekatan dari komunikasi tentang efek, walaupun hanya menjelaskan tentang proses penerimaan saja, tidak mencakup keseluruhan proses, pendekatan ini memiliki keuntungan antara lain dapat membantu peneliti memahami pentingnya penggunaan media (McQuail, 1991). Pendekatan uses and gratification memfokuskan pada pelanggan anggota khalayak, lebih dari sekedar pesan. Pendekatan ini mulai dengan orang sebagai pemilih media komunikasi yang aktif. Pendekatan uses and gratification memusatkan pada konsumen media dari pada pesan media dalam menentukan titik awal pembahasan dan mengungkapkan perilaku komunikasinya dalam kaitannya dengan pengalaman langsung dengan media. Pendekatan ini memandang para anggota khalayak secara aktif memanfaatkan isi media lebih dari sekedar bertindak pasif terhadap media. Dengan demikian, pendekatan ini tidak mengasumsikan suatu hubungan langsung antara pesan dan pengaruh, melainkan mendalilkan bahwa para anggota khalayak mengambil pesan untuk digunakan, dan bahwa tindakan menggunakan pesan itu sebagai variabel antara dalam proses pengaruh (Winarso, 2005). Teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya pengguna mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara yaitu kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibelitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual. Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia (Nurudin, 2007).

42 10 Media Komunikasi Menurut van den Ban dan Hawkins (1999) komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima pesan melalui saluran yang menciptakan pengertian yang sama antara sumber dan penerima. Komunikasi adalah proses di mana pesan-pesan dioper dari sumber kepada penerima. Soekartawi (2005) menyatakan komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perorangan maupun berkelompok, yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti. Definisi komunikasi bisa berbeda-beda tergantung dari bidang ilmu yang akan digunakannya. Menurut Effendy (2000) proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan yang timbul dari lubuk hati. Dhani dalam Prawiranegara (2010) mengemukakan saluran/media komunikasi adalah jalan yang dilalui pesan komunikator untuk sampai ke komunikannya. Terdapat dua jalan agar pesan komunikator sampai ke komunikannya yaitu tanpa media (yang berlangsung secara tatap muka) dan dengan media. Media yang dimaksud adalah media komunikasi. Media merupakan alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk meghantarkan pesannya agar sampai ke komunikan. Termasuk di dalamnya media personal (penyuluh). Fungsi media komunikasi adalah sebagai alat yang dipakai untuk melakukan komunikasi, sedangkan pelaku komunikasi itu sendiri terdiri dari komunikator dan komunikan melalui pesan yang disampaikan. Memperhatikan komponen komunikasi tersebut, maka komunikator dapat mengetahui apakah tugasnya telah dinilai berhasil atau tidak, komunikator dapat melakukan suatu evaluasi. Pekerjaan evaluasi dalam proses komunikasi penting sekali. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk melakukan evaluasi adalah mengevaluasi umpan balik (feed-back) dari komunikasi yang telah dilakukan. Umpan balik dari komunikan ke komunikator ini dapat bersifat langsung (direct feed-back) atau bersifat tidak langsung (Soekartawi, 2005). Menurut Lionberger dan Gwin (1982) kenyataan yang ada pada komunikasi yang terjadi secara berulang antara dua individu dan di antara

43 11 individu-individu dalam suatu kelompok dapat meningkatkan pengenalan kebutuhan dari para petani dan para peneliti. Pada dasarnya interaksi merupakan proses yang berkelanjutan di mana hubungan antara pengirim pesan dan penerima pesan akan terus berlanjut dalam waktu yang lebih lama. Meskipun kita tidak selalu dapat memastikan respon penerima pesan terhadap isi pesan dari pesan yang pengirim sampaikan, kita harus selalu menanamkan bahwa kita harus selalu dapat meningkatkan proses percakapan seperti berdiskusi, mendengarkan, dan bertanya. Pemikiran mengenai komunikasi sirkuler memiliki beberapa implikasi praktis untuk para agen perubahan. Para agen perubahan mungkin akan berfikir dua kali sebelum mereka menyampaikannya kepada para petani. Dengan memiliki pengetahuan mengenai cara atau kecenderungan seorang petani dalam merespon para agen perubahan dapat menyesuaikan diri dalam memberikan pesan-pesan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seperti yang dikatakan Lionberger dan Gwin (1982), the better we understand the situation of our intended respondents and appropriately consider it, the more succesful we are likely to be. Media menjadi penghubung semua elemen masyarakat, media memiliki arti penting dalam kehidupan bermasyarakat seperti dikemukakan oleh Althaeide dalam Wisnu (2006) media dapat menjembatani kesenjangan informasi antar pihak, mengurangi jumlah informasi asimetris. Kesenjangan informasi sendiri erat kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat. Salah satu cara memberdayakan suatu masyarakat adalah dengan membuka akses informasi seluas-luasnya, agar mereka bisa mendapatkan informasi yang sekiranya berguna dan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup. Dengan kemampuan membantu masyarakat, media memiliki potensi pembebas yang meluaskan cakrawala pemikiran agar tidak terpenjara dalam batas-batas ketidaktahuan dan keterbatasan lain yang umum ditemui pada masyarakat yang belum maju terutama di pedesaan. Media diketahui memiliki kekuatan mengendalikan pengetahuan khalayaknya melalui apa-apa yang ditampilkan. Karena itu dengan mengorganisir sedemikian rupa isi pesan yang disampaikan. Media pada dasarnya dapat membantu masyarakat memusatkan perhatian pada masalah-masalah pembangunan, termasuk di dalamnya mengenai sikap-sikap baru yang diperlukan dan keterampilan yang harus dimiliki

44 12 untuk mengubah keadaan suatu bangsa yang sedang membangun (Nasution, 1990). Media Massa Media massa sebenarnya merupakan kependekan dari istilah media komunikasi massa, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan serentak kepada khalayak banyak yang berbeda-beda dan tersebar di berbagai tempat. Sebagai alat penyampai pesan dalam proses komunikasi, media massa juga disebut saluran pesan atau penyaluran pesan. Kemampuan media massa sebagai penyalur pesan kepada khalayak yang berbeda-beda, berjumlah besar dan tersebar diberbagai tempat, disebabkan oleh penggunaan mesin yang mampu menggandakan lambanglambang pesan tersebut. Lambang-lambang itu umumnya dapat ditangkap oleh panca indera telinga. Oleh karena itu, media massa sering dibedakan menjadi media massa bentuk tampak (visual), media massa bentuk dengar (audio), dan media massa bentuk gabungan tampak dengar atau audio-visual (Depdikbud, 1998). Saluran media massa adalah semua alat penyampaian pesan-pesan yang melibatkan mekanisme untuk mencapai audien yang luas dan tidak terbatas. Surat kabar, radio, film dan televisi merupakan alat yang memungkinkan sumber informasi menjangkau audien dalam jumlah yang besar dan tersebar luas. Pesan-pesan dalam media massa memang kurang kuat dalam merubah sikap, kecuali pesan-pesan tersebut justru memperkuat nilai-nilai dan kepercayaan audien, sedangkan pesan-pesan yang bertentangan akan disaring audien melalui tingkat selektivitas mereka. Saluran komunikasi yang tepat harus dipilih berdasarkan tujuan dari sumber komunikasi serta pesan yang akan disampaikan pada audien. Seringkali melalui pemanfaatan pel-bagai jenis media massa dan menggabungkannya dengan saluran komunikasi antar pribadi. Hal ini terjadi apabila sumber informasi bertujuan untuk mencapai audien dalam jumlah besar dan mengharapkan suatu perubahan yang meluas (Depari dan MacAndrews, 1991). Menurut Soekartawi (2005) Media massa yaitu komunikasi melalui media massa seperti koran, majalah, radio, televisi dan film. Media umum adalah komunikasi yang isi pesan dikomunikasikan kepada semua pihak, secara bebas, umum dan tidak rahasia, hanya saja sifatnya tidak massal. Dengan demikian

45 13 semua anggota masyarakat dapat memperoleh pesan tersebut dengan proporsi yang sama dengan anggota masyarakat yang lain. Komunikasi dengan media massa sebenarnya mirip dengan komunikasi media umum, hanya saja pada komunikasi media massa sifatnya lebih massal. Schramm dalam Jahi (1988) mengatakan bahwa media massa mencerminkan sistem kontrol sosial suatu negara, yang menentukan hubungan antara lembaga-lembaga dan individuindividu. Untuk saluran yang lebih kecil namun masih tergolong dalam saluran komunikasi massa biasanya masih menggunakan media massa tradisional seperti meneriakkan berita-berita dan pengumuman-pengumuman publik di jalanjalan dengan menggunakan juru bicara atau pendongeng. Bahkan pertunjukan boneka yang menggunakan pengisi suara juga bisa dikategorikan dalam komunikasi massa. Media sekunder adalah media yang berwujud, baik media massa, misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media surat, telepon atau poster. Dalam komunikasi interpersonal, sumber informasi dapat dilihat sebagai seseorang yang bersahabat, hangat, dapat diterima, kredibel, dan berpengetahuan. Jadi, komunikator pada komunikasi interpersonal hanya menggunakan satu media saja, misalnya bahasa. Berbeda dengan situasi pada komunikasi interpersonal, mereka yang membangun pesan-pesan untuk saluran dengan khalayak banyak, didukung oleh organisasi tertentu yang mengumpulkan informasi-informasi, membantu dalam proses informasi tersebut sampai ke pengiriman, dan berpartisipasi dalam pemilihan materi yang akan dikomunikasikan kepada publik. Tanpa sistem yang mendukung, komunikasi massa tidak lebih dari sekedar proses perluasan tingkat kedua dari komunikasi interpersonal. Dalam saluran dengan khalayak massa yang baru, mereka yang membangun pesan jarang mengetahui atau melihat para pendengarnya, akan tetapi berusaha menarik dan memikat para khalayaknya. Untuk mencapai hal ini mereka melakukan banyak hal, mereka berusaha untuk memberikan apa yang orang-orang inginkan dalam cara-cara yang sangat menarik. Mereka banyak menggunakan gimmick untuk memikat dan menarik perhatian para audiennya. Polling dilakukan secara berkesinambungan untuk menentukan apakah orangorang membaca, mendengar, atau melihat dan apakah mereka bereaksi terhadap yang sudah disuguhkan.

46 14 Pada pemograman informasi, seperti pada saluran massa, pesan harus disusun agar menarik dan dapat memenuhi kebutuhan pendengar istimewa. Pesan juga harus disuguhkan pada waktu yang tepat, di mana para pendengarnya dapat mendengar atau melihat pesan tersebut. Ketertarikan khalayak sangat penting karena melihat, membaca atau mendengarkan merupakan hal yang dilakukan secara sukarela, dan juga karena kompetisi dalam hal menarik perhatian sangat ramai dilakukan, terutama di negara-negara yang dapat mengembangkan pemograman saluran. Televisi Televisi bukanlah sekedar fenomena teknologis. Bagi masyarakat modern, televisi juga merupakan fenomena sosiologis, politis, ekonomis, dan cultural yang terpenting di abad ke-20. Kehadirannya dalam masyarakat modern itu diwarnai oleh penerimaan dan penolakan sekaligus. Sebagai sebuah fenomena teknologis, ia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari revolusi informasi setelah penemuan mesin cetak oleh Gutenberg dan penemuan teknologi radio. Televisi dapat dikatakan sebagai fenomena aktual masyarakat modern, dalam arti televisi dipersepsikan sebagai karakter khas masyarakat modern yang acap kali mengedepankan logika dan rasionalitas. Berkat kehadiran televisi, jarak kultural peradaban dapat teratasi (Deptan, 1995). Televisi menjadi bukti bagaimana perkembangan teknologi media komunikasi dalam masyarakat tidak pernah mengenal batas ruang dan waktu. Sebagai sebuah simbol dari kemajuan teknologi, televisi, secara diam-diam, pun memiliki hubungan yang erat dengan proses pembentukan kesadaran kultural dalam masyarakat. Televisi dianggap sebagai salah satu artefak budaya yang paling pengaruh. Sebagai media informasi, televisi diartikulasi sebagai media yang dapat semakin mendekatkan masyarakat pada permasalahan kemanusiaan diberbagai belahan penjuru dunia. Sebagai media hiburan, televisi menampilkan ruang katarsis yang lebih intim bagi para pemirsanya. Keintiman ini terjadi karena transmisi langsung yang berupa gambar.

47 15 Surat Kabar Di negara-negara Dunia Ketiga, surat kabar pada umumnya menunjukkan ciri urban yang kuat. Surat kabar tersebut biasanya dicetak di kota besar, ibu kota negara bagian ataupun ibu kota propinsi, dan di kota metropolitan. Sirkulasi surat kabar-surat kabar itu biasanya terbatas di daerah urban dan pinggirannya (Nwuneli, Sinha, Vilanilam dalam Jahi, 1988). Leaflet Menurut De Fleur & Dennis (dalam Prawiranegara, 2010) leaflet merupakan terbitan tidak terjilid (tidak berkulit) yang disebarkan kepada umum, biasanya untuk mempropogandakan sesuatu, selain itu leaflet biasanya satu halaman naskah tercetak berisikan pesan. Leaflet berguna untuk menyajikan informasi yang sederhana dan hal-hal yang praktis. Itulah sebabnya maka pada leaflet perlu penyajian pesan yang sesuai dengan keadaan media dan sasaran yang dituju. Bentuk penyajian pesan merupakan salah satu strategi untuk mencapai komunikasi yang efektif. Media cetak disediakan untuk memenuhi bahan kebutuhan para petani dan masyarakat lain yang memerlukan dan mengambil manfaat dari adanya informasi. Menyiapkan informasi kepada khalayak ataupun petani melalui media cetak hendaknya merencanakan pesan yang akan disampaikan tersebut untuk siapa disampaikan, apakah khalayak tersebut cocok untuk dapat menerima informasi melalui media cetak ini dan apakah media cetak tersebut cocok untuk digunakan kepada khalayak tertentu. Menurut Deptan (1995), seseorang menyiapkan informasi untuk petani melalui media cetak hendaknya bertanya pada diri sendiri tentang ; 1) untuk siapa media cetak ini disiapkan, 2) apakah calon pembaca mengetahui pokok yang dibahas, 3) informasi apa yang dapat disampaikan untuk menambah pengetahuan calon pembaca, 4) kebijaksanaan apakah yang dapat membawa perubahan, 5) apakah keputusan itu mungkin dapat diterapkan. Untuk menjawab pertanyaan ini maka perencanaan pembuatan leaflet yang baik sangat diperlukan yaitu ; 1) harus menentukan dengan pasti tingkat usia, latar belakang dan jenis kepentingan calon pembaca, 2) mempersiapkan outline termasuk rencana ilustrasinya, 3) mengumpulkan bahan yang akan disajikan, 4) mengembangkan dan mengorganisasi ide dan informasi ke dalam bentuk cetak. Media cetak tetap bertahan dalam pembangunan khususnya di Negara Asia disebabkan oleh beberapa sifat media cetak itu sendiri untuk mencapai

48 16 khalayak di antaranya yaitu sifat permanen pesan-pesan yang telah dicetak, keluasan pembaca mengontrol keterdedahannya (exposure), dan mudah disimpan serta diambil kembali. Sifat-sifat yang menguntungkan ini mengakibatkan media cetak tetap dianggap sebagai tulang punggung komunikasi (Lozare dalam Jahi, 1988). Media yang disampaikan harus dibuat sesuai dengan kondisi dan kemampuan mereka. Hal ini karena mengingat masyarakat pedesaan dalam kehidupannya sehari-hari mempunyai banyak keterbatasan antara lain pendidikan, kemampuan baca tulis yang rendah, serta berfikir yang sederhana dan sebagainya. Untuk itu media yang dibuat harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) sederhana, mudah dimengerti dan dikenal, 2) menarik, 3) mengesankan ketelitian, 4) menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, 5) mengajak sasaran untuk memperhatikan, mengingatkan, dan menerima ide-ide yang dikemukakan (Deptan, 1995). Media cetak berfungsi sebagai bahan publikasi untuk untuk menyebarkan informasi pertanian, khusnya kepada masyarakat tani dan masyarakt ramai yang menaruh minat terhadap pembangunan pertanian. Leaflet atau folder dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan sasaran pada tahap menilai, mencoba dan menerapkan (Mardikanto dalam Prawiranegara, 2010). Beberapa keunggulan media cetak yaitu (a) sifat permanen pesan-pesan yang telah dicetak, (b) keluwesan pembaca mengontrol keterdedahan dan (c) mudah disimpan serta diambil kembali. Untuk meningkatkan keefektivan media cetak disarankan agar media : (a) menyajikan topik yang sesuai dengan kebutuhan yang dianggap penting dan mendesak serta dapat diterapkan oleh masyarakat, (b) menyajikan materi yang sesuai dengan masalah, minat dan tingkat pendidikan pembaca, (c) menghindari konsep yang sukar, (d) menyusun fakta secara logis sehingga pembaca dapat mengikuti secara bertahap, (e) menggunakan ilustrasi foto dan gambar yang sesuai (Kesley dan Hearne dalam Kushartini, 2001). Selanjutnya menurut van den Ban dan Hawkins (1999) menyatakan bahwa agar publikasi teknis media cetak yang diterbitkan oleh dinas-dinas penyuluhan efektif bagi sasaran/penggunanya, media tersebut harus dikemas dalam bentuk yang mudah dimengerti, artinya dengan menggunakan bahasa yang sederhana, meyusun dan merangkaikan perbedaan pendapat dengan jelas

49 17 dan hal-hal pokok dinyatakan dengan singkat dan jelas. Isi pesan ditulis sesuai dengan kemampuan daya serap pembaca, bahasa yang setingkat dengan pengertian mereka, dengan pilihan pesan yang diminati dan menggunakan media yang mereka kenal dan menarik pesan. Berkaitan dengan efek dari media cetak akan sangat tergantung dari sasaran atau penggunanya. Sebab efek tidak ada seandainya sasaran atau pengguna tidak menyukai media tersebut, meskipun media itu sarat dengan informasi dan pengetahuan. Karakteristik media cetak (bahasa yang mudah dipahami, sesuai kebutuhan, dan penyajian yang menarik) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku petani (Syarifuddin dalam Prawiranegara, 2010). Media cetak yang telah diterapkan kepada petani dalam Program Ketahanan Pangan adalah media cetak dalam bentuk leaflet, di mana media ini merupakan media yang paling banyak dalam penyebaran informasi secara luas kepada setiap petani Program Ketahanan Pangan. Berdasarkan pustaka dan hasil penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini karakteristik media cetak dimaksud adalah karakteristik media leaflet dilihat dari kejelasan materi dan kesesuaian isi materi dengan kebutuhan petani. Komunikasi Interpersonal Persuasi tercapai karena karakteristik personal pembicara, yang ketika komunikator menyampaikan pembicaraannya komunikan menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang yang baik daripada orang lain. Ini berlaku pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin terbagi. Ketika komunikator berkomunikasi, yang berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri. Ia tidak menyuruh pendengar hanya memeperhatikan apa yang ia katakan. Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan. Kadang-kadang siapa lebih penting dari apa (Rakhmat, 2005). Menurut Koehler, Annatol, dan Applbaum (dalam Rakhmat, 2005) ada empat komponen kredibilitas seorang komunikator dalam komunikasi interpersonal yaitu: 1. Dinamisme, komunikator memiliki dinamisme bila dipandang sebagai bergairah, bersemangat, aktif, tegas dan berani. Sebaliknya komunikator

50 18 yang tidak dinamis dianggap pasif, ragu-ragu, lesu dan lemah. Dalam komunikasi, dinamisme memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan. 2. Sosiabilitas adalah kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul. 3. Koorientasi merupakan kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang kita senangi, yang mewakili nilai-nilai kita. 4. Karisma digunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar biasa yang dimiliki komunikator yang menarik dan mengendalikan komunikan seperti magnet menarik dan mengendalikan benda-benda di sekitarnya. Penyuluh Pertanian Penyuluhan pertanian adalah proses komunikasi ide dan praktek di antara dan sesama orang. Termasuk di dalamnya tidak saja pengalihan informasi teknis dari sumbernya kepada petani atau penduduk pedesaan, tetapi lebih dari itu. Informasi teknis akan berguna apabila informasi itu dapat dipercaya, disesuaikan dengan keperluan penduduk dan dipraktekkan. Lagi pula penduduk mungkin saja tidak memahami informasi yang disampaikan dan ingin mengajukan pertanyaan. Atau penduduk mungkin juga menghadapi masalah yang pemecahannya ingin dibantu oleh penyuluh pertanian. Oleh karena itu komunikasi timbal balik antara penyuluh pertanian dengan petani atau penduduk pedesaan sangat diperlukan (Yayasan Pengembangan Sinar Tani, 2001). Selanjutnya, penyuluh pertanian harus selalu menyadari betapa pentingnya peranan yang harus dimainkan dalam situasi belajar. Penyuluh pertanian tidak bisa menghindari dari situasi belajar, karena peranan pertama dan utamanya adalah menjadi pendidik orang dewasa. Situasi belajar adalah kesempatan untuk mengajar, tetapi kegiatan belajar tidak terjadi dengan sendirinya. Menciptakan situasi belajar yang efektif adalah tugas utama seorang penyuluh pertanian, keseluruhan program akan tetap melekat di atas secarik kertas atau didalam pikirannya, kecuali penyuluh pertanian berupaya menghidupkannya. Menghidupkan dengan menciptakan situasi belajar yang efektif. Terdapat ratusan cara menciptakan situasi belajar yang efektif. Setiap cara harus dirancang agar tujuan khusus tertentu menjadi kenyataan. Karena itu perlu memahami proses komunikasi (Yayasan Pengembangan Sinar Tani, 2001).

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Teori Uses and Gratification

TINJAUAN PUSTAKA Teori Uses and Gratification 9 TINJAUAN PUSTAKA Teori Uses and Gratification Pendekatan teori uses and gratification merupakan pendekatan dari komunikasi tentang efek, walaupun hanya menjelaskan tentang proses penerimaan saja, tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Paradigma baru pembangunan Indonesia lebih diorientasikan pada sektor pertanian sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas lokal. Salah satu fokus

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA

PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA PENGARUH MODEL DAN SUARA NARATOR VIDEO TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH BERBASIS GENDER NURMELATI SEPTIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementrian Pertanian (2013) menyebutkan bahwa pada tahun 2014 pertanian di Indonesia dihadapkan pada tantangan berat. Tantangan berat yang dihadapi menyangkut beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang maknanya adalah sama. Apabila dua orang sedang berkomunikasi berarti mereka

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KLINIK AGRIBISNIS PADA PRIMA TANI DI KECAMATAN LEUWI SADENG BOGOR NIA RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK

Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah Ratnaningsih 1. ABSTRAK PERSEPSI PETANI TENTANG DETERMINAN SELEKSI SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENERIMAAN INFORMASI USAHATANI PADI (KASUS PETANI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN) Pepi Rospina Pertiwi, Rinda Noviyanti, Dewi Juliah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL EFEKTIVITAS PENYEBARAN INFORMASI DI BIDANG PERTANIAN MELALUI PERPUSTAKAAN DIGITAL (Kasus Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian) SITI MARYAM SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY ANALISIS PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN AGROPOLITAN BATUMARTA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU ROSITADEVY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian di Indonesia telah mengalami perubahan yang pesat. Berbagai terobosan yang inovatif di bidang pertanian telah dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI (PREPAID CARD) LOVITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN ANALISIS MANFAAT KEMITRAAN DALAM MENGELOLA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (MHBM) DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN WULANING DIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU KOMPETENSI PEMILIK RUMAH MAKAN TRADISIONAL KELAS C DALAM PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN DI DAERAH TUJUAN WISATA JAKARTA TIMUR MARIA BINUR FRANSISKA MANALU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment

Lebih terperinci

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa Bedoyo,

Lebih terperinci

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO Oleh Kristevel Mokoagow e-mail: kristevelmokoagow@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT

ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MODEL PRIMA TANI SEBAGAI DISEMINASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI DESA CITARIK KABUPATEN KARAWANG JAWA BARAT FIRMANTO NOVIAR SUWANDA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA

MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA MANFAAT KEMITRAAN AGRIBISNIS BAGI PETANI MITRA (Kasus: Kemitraan PT Pupuk Kujang dengan Kelompok Tani Sri Mandiri Desa Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat) Oleh : ACHMAD

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Uses and Gratification Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN

ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN ANALISIS KEBUTUHAN LUAS LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN PENDUDUK KABUPATEN LAMPUNG BARAT SUMARLIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN

PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN PERSEPSI MASYARAKAT KELURAHAN MANGGA PERUMNAS SIMALINGKAR TERHADAP TELEVISI LOKAL DELI TV (DTV) MEDAN (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Televisi

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN USMIZA ASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami kemajuan, walaupun perkembangan tersebut dirasakan memiliki ketimpangan atau ketidakseimbangan pada pemerataan pembangunan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT KOMPETENSI PETANI JAGUNG DALAM BERUSAHATANI DI LAHAN GAMBUT: KASUS PETANI JAGUNG DI LAHAN GAMBUT DI DESA LIMBUNG KABUPATEN PONTIANAK KALIMANTAN BARAT M A L T A SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat)

HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) HUBUNGAN TERPAAN MEDIA TELEVISI DENGAN BELAJAR KOGNITIF PADA ANAK (Kasus Sekolah Dasar Negeri 04 Dramaga, Bogor, Jawa Barat) Oleh : VIORA TORIZA I34063121 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK.

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGEMBANGAN KARIR PADA KANTOR PUSAT PT BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. Oleh: Gusri Ayu Farsa PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI

MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI MODEL PENGARUH PERSEPSI DAN MOTIVASI MUZAKKI TERHADAP KEPUTUSAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI (Studi Kasus: Karyawan PT PLN Region Jawa Barat) PEMI PIDIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT

ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT ANALISIS SIKAP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KUNJUNGAN KONSUMEN KAFE BACA DI BUKU KAFE, DEPOK JAWA BARAT OLEH : FANNY RAMA A. 14104547 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak (individu maupun kelompok) kepada pihak (individu atau kelompok) lainnya. komunikasi merupakan penyampaian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa Puri Kusuma D.Putriii 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2.

Lebih terperinci

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS

KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS KONVERGENSI KEEFEKTIVAN KEPEMIMPINAN (Kasus Anggota Gabungan Kelompok Tani Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor) SKRIPSI FERRI FIRDAUS PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW 1 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PROGRAM ACARA TELEVISI CHARITY SHOW (Program Acara Televisi Bedah Rumah dan Uang Kaget ) (Studi Kasus: RT 04 RW 04 Kelurahan Balumbang Jaya, Kecamatan Bogor Barat,

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 1 EVALUASI KINERJA KEUANGAN SATUAN USAHA KOMERSIAL PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DARSONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004

PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004 1 PROFIL FOTO BERITA DALAM SURAT KABAR REPUBLIKA EDISI TAHUN 2004 RR. BRAMAYANTI KRISMASAKTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG

HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. Oleh: Maya Andini Kartikasari

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR. Oleh: Maya Andini Kartikasari PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR Oleh: Maya Andini Kartikasari PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan peranan media. Media massa dianggap penting karena berfungsi sebagai pemberi informasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Data dan Instrumentasi 41 METODE PENELITIAN Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR

KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BAGIAN WEAVING PT. UNITEX TBK, BOGOR Oleh EVITA DWI PRANOVITANTY A 14203053 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai definisi yaitu sebuah transmisi sebuah pesan dari sumber kepada penerima, lebih dari 50 tahun konsep komunikasi dikemukakan olehn Harold Lasswell,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut salah satunya tercurah pada sektor pertanian. Berbagai macam komoditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar yang diperlukan manusia dalam hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR.

KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR. KEEFEKTIFAN PROGRAM SIARAN RADIO PERTANIAN CIAWI: KASUS IKLAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU DI KECAMATAN CIAWI, BOGOR Oleh LUTFI ARIYANI A14204059 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

Oleh : Dewi Mutia Handayani A

Oleh : Dewi Mutia Handayani A ANALISIS PROFITABILITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH MENURUT LUAS DAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN (Studi Kasus Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : Dewi Mutia Handayani

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Penciptaan inovasi pertanian oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) Pertanian serta aplikasinya terus dilakukan melalui berbagai program penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi Dalam bukunya, Effendy (2007) mengutip perkataan Lasswell bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjelaskan pertanyaan : who says what in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA KOMUNIKASI PRIMA TANI DAN AKSESIBILITAS KELEMBAGAAN TANI DENGAN PERSEPSI PETANI TENTANG INTRODUKSI TEKNOLOGI AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN (Kasus di Jawa Barat dan Sulawesi

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN

KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN KEMANDIRIAN PEREMPUAN PENGOLAH HASIL PERIKANAN DI DESA MUARA, KECAMATAN WANASALAM, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Oleh : MAYA RESMAYANTY C44101004 PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini

ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI. Oleh: Darsini ANALISIS PELAKSANAAN REDISTRIBUSI TANAH DALAM RANGKA REFORMA AGRARIA DI KABUPATEN PATI Oleh: Darsini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Hak cipta milik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972)

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory Bateson, 1972) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari sebuah proses yang dinamakan komunikasi. Setiap individu lainnya untuk berbagi pendapat, persepsi, dan bertukar pikiran. (Gregory

Lebih terperinci

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Kecakapan Antar Personal Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom Deskripsi Perkuliahan Mata kuliah ini merupakan tinjauan tentang komunikasi atau interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal serta saling

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2. Bagaimana pendapat Anda

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kelompok dikatakan efektif apabila kelompok tersebut dapat menjalankan fungsi-nya yaitu untuk saling berbagi informasi. Karena itu keefektifan suatu kelompok dapat

Lebih terperinci

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor) Oleh: Rianti TM Marbun A14204006 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBACA DALAM MEMPEROLEH INFORMASI GAYA HIDUP SEHAT (Studi Kasus Pembaca Tabloid Senior di Kecamatan Bogor Utara) Oleh : ENDANG SRI WAHYUNI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN 136 PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (KASUS DI RW 04 DUSUN DAWUKAN DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA) DJULI SUGIARTO

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, komunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KEPUASAN PETERNAK TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN AYAM BROILER (Kasus Kemitraan Peternak Plasma Rudi Jaya PS Sawangan, Depok) Oleh : MAROJIE FIRWIYANTO A 14105683 PROGRAM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN

EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN EFEKTIVITAS VIDEO INSTRUKSIONAL DALAM DISEMINASI INFORMASI PERTANIAN (Eksperimen Lapangan : Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) pada Petani Kakao di Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah) MUHAMMAD

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat membawa kita pada era komunikasi massa. Komunikasi pada awalnya sederhana berubah menjadi kompleks. Sejak ditemukannya mesin cetak

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA

SEKOLAH PASCASARJANA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya

Lebih terperinci