Pe n d a h u l u a n. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pe n d a h u l u a n. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013"

Transkripsi

1 Pe n d a h u l u a n 1.1. Dasar Hukum Secara historis Banggai Kepulauan adalah merupakan bagian dari Kerajaan Banggai yang sudah dikenal sejak abad ke 13 Masehi sebagaimana termuat dalam buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Pujangga Besar Empu Prapanca pada tahun Saka 1478 atau 1365 Masehi. Kerajaan Banggai, Awalnya hanya meliputi wilayah Banggai Kepulauan, Namun kemudian oleh Adi Cokro yang bergelar Mumbu Doi Jawa disatukan dengan wilayah Banggai Darat. Adi Cokro yang merupakan panglima perang dari Kerajaan Ternate yang menikah dengan seorang Putri Portugis kemudian melahirkan Putra bernama Mandapar. Mandapar inilah yang dikenal sebagai Raja Banggai Pertama yang dilantik pada tahun 1600 oleh Sultan Said Berkad Syam dari Kerajaan Ternate. Raja Mandapar yang bergelar Mumbu Doi Godong ini memimpin Banggai sampai tahun Adapun sisa peninggalan Kerajaan Banggai yang dibangun pada abad ke XVI yang masih dapat ditemui hingga saat ini yaitu Kerajaan Keraton Banggai yang ada dikota Banggai pada masa pemerintahan Raja Syukuran Amir, ibukota Kerajaan Banggai yang semula berada di Banggai Kepulauan dipindahkan ke Banggai Darat (Luwuk). Untuk penyelenggaraan pemerintahan diwilayah Banggai Laut ditempatkan pejabat yang disebut Bun Kaken sedang untuk Banggai Darat disebut Ken Kariken. Wilayah Banggai Darat dan Banggai Laut kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tentang Pembentukan daerah tingkat II di Sulawasi Tengah menjadi Kabupaten otonom yang dikenal sebagai Kabupaten Banggai dengan ibukota Luwuk Kabupaten Banggai Kepulauan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 pasal 5 menyebutkan Kabupaten Banggai Kepulauan berasal dari sebagian Kabupaten Banggai yang terdiri atas wilayah : 1. Kecamatan Banggai 2. Kecamatan Totikum 3. Kecamatan Tinangkung 4. Kecamatan Liang 5. Kecamatan Bulagi 6. Kecamatan Buko 7. Kecamatan Labobo Bangkurung Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 51 tahun 1999 menyebutkan Ibukota kabupaten Banggai Kepulauan berkedudukan di Banggai. Selanjutnya sesuai amanat pasal 11 yang menyebutkan bahwa selambat-lambatnya dalam jangka waktu lima tahun terhitung sejak peresmian Kabupaten Banggai Kepulauan, kedudukan ibukota dipindahkan ke Salakan. Tindaklanjut dari pasal tersebut pada tahun 2008 Ibukota I /1

2 Kabupaten Banggai Kepulauan Yang semula berkedudukan di Banggai di pindahkan ke Salakan. Kabupaten Banggai Kepulauan dalam mengembangkan wilayah dan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga sampai dengan tahun 2012 telah mengalami banyak pemekaran kecamatan sehingga jumlah kecamatan sampai dengan tahun 2012 telah mencapai 19 (Sembilan Belas) kecamatan yang meliputi : 1. Kecamatan Labobo 2. Kecamatan Bokan Kepulauan 3. Kecamatan Bangkurung 4. Kecamatan Banggai 5. Kecamatan Banggai Utara 6. Kecamatan Banggai tengah 7. Kecamatan Banggai Selatan 8. Kecamatan Totikum 9. Kecamatan Totikum selatan 10. Kecamatan Tinangkung 11. Kecamatan Tinangkung Selatan 12. Kecamatan Tinangkung Utara 13. Kecamatan Liang 14. Kecamatan Peling Tengah 15. Kecamatan Bulagi 16. Kecamatan Bulagi Selatan 17. Kecamatan Bulagi Utara 18. Kecamatan Buko 19. Kecamatan Buko Selatan 1.2. Gambaran Umum Wilayah Kondisi Geografis Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Tengah. Secara geografis Kabupaten Banggai Kepulauan terletak pada posisi 1 06' 30" Lintang Selatan sampai dengan 2 20' 00" Lintang Selatan dan ' 00" Bujur Timur sampai dengan ' 30" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi. Batas-batas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan meliputi : Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Banggai Laut Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini I /2

3 Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas 19 Kecamatan, 6 Kelurahan dan 205 Desa. Pada tahun (2013) seiring ditetapkannya Kabupaten Banggai Laut sebagai Daerah Otonomi Baru, maka jumlahnya pun berubah menjadi 12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa, dengan ibu kota Kabupaten terletak di kota Salakan. Dari total 144 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan, sekitar 90,28 persen merupakan desa/kelurahan swakarya dan sisanya 8,33 persen merupakan desa/kelurahan swadaya. Peta Kabupaten Banggai Kepulauan Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki luas wilayah ± 9.160,11 Km 2 yang terdiri dari luas darat 2.488,79 Km 2 dan luas laut 6.671,32 Km 2 atau sekitar 72,83 % dari luas keseluruhan. Secara rinci luas wilayah per kecamatan di Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Luas Wilayah Per Kecamatan Kabupaten Banggai Kepulauan Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Darat % Laut % (1) (2) (3) (4) (5) 01. Totikum 155,45 12, ,85 87, Totikum Selatan 95,19 12,55 663,09 87, Tinangkung 312,60 41,16 446,96 58, Tinangkung Selatan 187,89 42,79 251,23 57, Tinangkung Utara 136,65 41,16 195,38 58, Liang 176,19 25,76 507,78 74, Peling Tengah 140,00 25,76 403,49 74, Bulagi 275,66 47,59 303,58 52, Bulagi Selatan 319,00 47,58 351,45 52, Bulagi Utara 318,00 47,59 350,21 52, Buko 184,84 14, ,60 85, Buko Selatan 187,32 14, ,70 85,04 Banggai Kepulauan ,79 26,88 6,671,32 85,42 Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan) I /3

4 Topografi Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasikan atas : (1). Kemiringan lereng , dengan luas ,31 Ha atau sekitar 6,25% dari luas wilayah tersebut. Kondisi tanah seperti ini sangat potensial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan pemukiman. (2). Kemiringan lereng dengan luas ,29 Ha atau sekitar 19,13% dari luas wilayah, potensi ini dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha. Namun pada wilayah ini, sangat dibutuhkan usaha konservasi dan air. (3). Kemiringan lereng dengan luas ,38 Ha atau sekitar 46,99% dari luas wilayah. Penggunaan tanah pada kemiringan ini cukup rawan, sehingga sebelum mengusahakan usaha tani perlu dilakukan pembuatan terasering untuk menghindari terjadinya erosi dan penanaman tanaman teras spesifik lokasi. (4). Kemiringan lereng diatas 40 0 dengan luas ,82 Ha atau sekitar 27,45% dari luas wilayah daerah. Wilayah dengan kemiringan tersebut sangat potensial terkena erosi sehingga hanya layak untuk dimanfaatkan sebagai kawasan hutan lindung. Berdasarkan data topografi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan usaha, baik budidaya tanaman pertanian maupun untuk lahan pemukiman hanya 25,38% dari luas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan yakni pada kemiringan lereng Sedangkan Berdasarkan sudut elevasi atau ketinggian dari permukaan laut, wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasi sebagai berikut : (1). Elevasi <500 Meter = % (2). Elevasi Meter = % (3). Elevasi > 700 Meter = % Kondisi topografi berdasarkan jenis perbukitan di daerah Kepulauan Banggai bervariasi yakni : (1). Perbukitan Karst, morfologi di Pulau Peling didominasi oleh perbukitan karst yang tersusun oleh batu gamping. Topografi tersebut sangat jelas dikenal dilapangan maupun penampakannya pada citra LandSat TM-7. Perbukitan karst dicirikan oleh bentuk bukit-bukit yang tidak beraturan dengan puncak tumpul membundar; I /4

5 (2). Satuan Perbukitan bergelombang lemah - sedang, morfologi ini dijumpai dibagian timur Pulau Peling di sekitar Batang Babasal dan Salangano yang tersusun oleh batu lempung. Kemiringan lereng umumnya bervariasi antara dengan beda tinggi berkisar meter; (3). Satuan Morfologi Dataran Pantai, morfologi ini tersusun oleh endapan aluvial pantai, yang terdiri dari material-material hasil erosi laut, maupun hasil erosi sungai yang terendapkan disekitar muara; material hasil endapan berukuran lempung hingga pasir dan bersifat lepas. Daerah dataran yang cukup luas dijumpai di labibi, Patukuki, Alakasing, Kayobunga dan Kolak (Peling Tengah) juga di daerah Luksagu, Palam, Mansamat, Salakan, Sabang, Tataba hingga Buko di bagian selatannya (Pulau Peling). Daerah pemukiman (desa) umumnya tersebar disekitar pesisir pantai dengan kemiringan lereng Klimatologi Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 25,7 C sampai 29,1 C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan November, yaitu sebesar 32,1 C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Agustus, yaitu sebesar 23,3 C. Rata-rata Suhu Udara dan kelembaban relatif pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk pada tahun 2012 berkisar antara 72% (Oktober) dan 82% (Mei). Untuk Rata-rata jumlah curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 36,00 mm (September) dan 301,4 mm (Juli). Sedangkan jumlah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 6 hari (Oktober dan November) dan 28 hari (Juli) Aparatur Pemerintahan Penyelenggarakan Pemerintahan Daerah, sangat didukung oleh keberadaan Sumber daya manusia yang memadai. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2013 sebanyak orang yang tersebar di seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan. Dari jumlah tersebut orang (56,85%) merupakan pegawai lakilaki dan orang (43,15%) merupakan pegawai perempuan. Adapun Jabatan Struktural di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 392 Jabatan yang terdiri dari Esselon II : 24 orang, Esselon III : 128 orang dan Esselon IV : 240 orang. I /5

6 Grafik 1.1 Jabatan Struktural PNS Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2013 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Banggai Kepulauan Untuk komposisi Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Golongan/Ruang terdiri dari Golongan I : 30 orang, Golongan II : orang, Golongan III : orang dan Golongan IV : 262 orang. Grafik 1.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Tahun 2013 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Banggai Kepulauan Sedangkan berdasarkan tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari, SD : 10 orang, SLTP dan Sederajat : 30 orang, SLTA dan Sederajat : orang, Diploma : 732 orang, S1 : orang dan S2 : 61 orang. Grafik 1.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2013 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kab. Banggai Kepulauan I /6

7 Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja Aparat, Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan telah melakukan berbagai program melalui pendidikan pelatihan teknis umum dan fungsional, yang meliputi : 1). Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan PIM IV sebanyak 80 orang. 2). Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan barang dan jasa sebanyak 2 orang Pada Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan tidak melaksanakan pengadaan CPNS tetapi hanya pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil dari formasi tahun 2011 sebanyak 254 orang Perekonomian Pembangunan perekonomian di Kabupaten Banggai Kepulauan sampai saat ini telah berhasil menunjukkan peningkatan secara signifikan, baik melalui pembangunan sarana dan prasarana fisik, infrastruktur, juga terhadap perbaikan perekonomian masyarakat. Peningkatan pertumbuhan ekonomi, didukung oleh ekspor komoditi perikanan, rumput laut, serta komoditi pertanian dan perkebunan juga adanya investasi serta berbagai kegiatan yang menunjang perekonomian seperti pembangunan sarana jalan, gedung perkantoran, perumahan serta sarana penunjang perekonomian lainnya. a. Pertumbuhan Ekonomi Keadaan perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan dalam kurun waktu periode dengan penilaian tahun dasar 2000, masih menunjukkan perkembangan yang signifikan. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari 8,35% yang dicapai pada tahun 2011 meningkat menjadi 8,60% pada tahun Artinya kondisi pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Kepulauan S e k t o r * 2012** Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Bersih Bangunan Perdag. Hotel & Restoran Angkutan & Komunikasi Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa - jasa 6,54 4,71 7,49 10,38 9,45 10,71 8,48 6,75 8,07 6,67 7,59 7,24 10,16 10,69 10,65 8,63 7,61 8,11 6,93 8,79 7,64 11,03 10,90 10,72 8,99 9,18 9,22 6,99 8,23 7,52 11,41 11,09 10,79 10,83 9,11 8,89 7,40 8,81 6,58 10,63 14,46 10,63 10,96 9,39 7,67 P D R B 7,84 7,98 8,38 8,53 8,60 Sumber : PDRB 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan) I /7

8 b. Peranan dan Laju Pertumbuhan Sektoral Struktur perekonomian Kabupaten Banggai Kepulauan selama ini ditunjang oleh 9 (sembilan) sektor pembentuk PDRB. Adanya perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sektor ekonomi menyebabkan berubahnya struktur perekonomian. Berdasarkan harga konstan, diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 47,08 %, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,48 %, selanjutnya sektor jasa-jasa sebesar 10,34 %, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 6,79 %, sektor industri pengolahan sebesar 4,44 %, sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan lainnya sebesar 4,27 %. Sektor lainnya dibawah 4 persen adalah sektor bangunan sebesar 1,23 %, sektor penggalian sebesar 0,56 % dan sektor listrik dan air bersih sebesar 0,45 %. Pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukan peningkatan dari Rp tahun 2011 meningkat menjadi Rp pada tahun Indikator ini menunjukkan masih terjadi peningkatan perbaikan ekonomi sebagaimana arah kebijakan ekonomi daerah yang telah digariskan oleh Pemerintah daerah Kabupaten Banggai Kepulauan untuk meningkatkan kinerja sektor ekonomi riil. Tabel 1.3 PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Sektor Ekonomi PDRB Hrg Berlaku (Juta) PDRB Hrg Konstan 2000 (Juta) 2011*) 2012**) 2011*) 2012**) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 2. Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdag. Hotel & Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 8. Keu, Persewaan & Jasa Perusahaan 9. Jasa - jasa P D R B Sumber : PDRB 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan) c. Perkembangan PDRB Perkapita Indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat berdasarkan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita. I /8

9 Akibat naiknya aktifitas ekonomi riil Kabupaten Banggai Kepulauan yang ditunjukan oleh pertumbuhan ekonomi berpengaruh langsung terhadap pendapatan perkapita masyarakat. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai rupiah mengalami kenaikan dari tahun 2011 lalu yang hanya mencapai rupiah. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 2000 juga meningkat dari tahun 2011 sebesar rupiah meningkat 7,33 persen menjadi rupiah pada tahun Peningkatan pertumbuhan PDRB Perkapita 7,33 persen diatas pertumbuhan penduduk 1,18 persen menunjukan adanya perbaikan tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan. Tabel 1.4 PDRB Per Kapita Kabupaten Banggai Kepulauan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah) Tahun PDRB Per Kapita Harga Berlaku (Rp) PDRB Per Kapita Harga Konstan (Rp) Perkembangan PDRB Per Kapita (%) Harga Berlaku Harga Konstan (1) (2) (3) (4) (5) *) 2012**) ,10 13,06 13,57 13,02 12,58 6,47 6,64 7,18 6,56 7,33 Sumber : PDRB 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan) Sosial Budaya Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2012 tercatat sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki (50,63%) dan (49,37%) perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,0118%. Dilihat dari penyebaran penduduk, Kecamatan Tinangkung memiliki presentasenya paling tinggi yaitu 7,87% sedangkan penyebaran penduduk terendah berada di wilayah Kecamatan Bulagi yaitu 4,22%. Etnis Suku yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari Etnis Suku Banggai sebagai suku asli, Suku Butun, Suku Bugis dan etnis suku lainnya. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan jenis kelamin Kabupaten Banggai Kepulauan terlihat dalam tabel berikut : I /9

10 Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2012 Kecamatan Lakilaki Penduduk (Orang) Perempua n Jumlah Rasio Jenis Kelamin Kepadatan (Orang/ Km 2 ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01. Totikum , Totikum Selatan , Tinangkung , Tinangkung Selatan , Tinangkung Utara , Liang , Peling Tengah , Bulagi , Bulagi Selatan , Bulagi Utara , Buko , Buko Selatan ,02 42 Banggai Kepulauan ,46 50,08 Sumber : Kab. Banggai Kepulauan Dalam Angka 2013 (BPS Kab. Banggai Kepulauan) b. Tenaga Kerja Pada tahun 2013 tercatat penduduk yang bekerja di Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak orang, jumlah pencari kerja sebanyak orang dan untuk rata-rata upah minimum, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, jika pada tahun 2012 rata-rata upah minimum sebesar Rp , maka di tahun 2013 meningkat menjadi Rp ,. Tabel 1.6 Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun No. U r a i a n T a h u n Jumlah Angkatan Kerja (15-60 Tahun) Jumlah Penduduk Bekerja Pencari Kerja yang Terdaftar Rata-rata upah minimum (Rp,-) Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banggai Kepulauan c. Kesehatan Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah banyak dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan penyediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas/pustu, poskesdes, posyandu, polindes, dan penyediaan sarana air bersih. I /10

11 Tingkat kesehatan masyarakat antara lain dapat dilihat dari indikator rata-rata usia harapan hidup penduduk, angka kematian bayi per kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan, dan status gizi masyarakat. Pada tahun 2013, rata-rata usia harapan hidup sebesar 64,4 tahun. Angka Kematian Bayi (AKB) di bawah 10 per kelahiran hidup sebesar 6 per kelahiran hidup. Kematian ibu (AKI) pada tahun 2013 sebesar 9 per kelahiran hidup dan untuk Prevelensi gizi buruk pada tahun 2013 sebesar 835 orang. Tabel 1.7 Kondisi Perkembangan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan NO. ASPEK SATUAN TAHUN Usia Harapan Hidup Tahun 64,33 64,4 2. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup 1.000/Kh Angka Kematian Ibu Per Kelahiran / 10 9 Hidup Kh 4. Prevalensi gizi kurang Orang Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin ke Orang Puskesmas 6. Jumlah Puskesmas Buah Jumlah Puskesmas Pembantu Buah Jumlah Puskesdes/Polindes Buah Jumlah Posyandu Buah Jumlah Tenaga Dokter Orang Frekuensi Kunjungan Penduduk ke Fasilitas Kesehatan Kali 1,87 1,9 12. Persentase Penduduk yang Terganggu Kesehatan dan Berkunjung ke Fasilitas Persen 39,98 40 Kesehatan 13. Persentase Penolong Kelahiran Oleh Tenaga Medis Persen 37,62 37, Persentase Balita Usia 2-4 Tahun yang Diberi ASI Persen 94,79 95,19 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai Kepulauan d. Pendidikan Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Banggai Kepulauan selama ini mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan dapat dilihat berdasarkan Angka Melek Huruf, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Sekolah (APS). Pada tahun 2012 Angka Melek Huruf Kabupaten Banggai Kepulauan sebesar 95,08%. Untuk Angka Partispasi Kasar (APK) SD/MI sebesar 103,12%, APK SMP/MTs sebesar 97,24%, dan APK SMA/MA sebesar 74,75%. Untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI sebesar 89,31%, APM SMP/MTs sebesar 66,69% dan APM SMA/MA mencapai I /11

12 48,16%. Untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia 7-12 tahun sebesar 95,86%, usia tahun sebesar 92,92% dan usia tahun mencapai 61,04%. Tabel 1.8 Kondisi Perkembangan Pendidikan Kabupaten Banggai Kepulauan NO. ASPEK SATUAN TAHUN Angka Melek Huruf Persen 95,07 95,08 2. Angka Partisipasi Kasar (APK) - APK SD/MI Persen 103,12 103,12 - APK SMP/MTs Persen 94,96 97,24 - APK SMA/MA Persen 69,74 74,75 3. Angka Partispasi Murni - APM SD/MI Persen 89,33 89,31 - APM SMP/MTs Persen 66,69 66,69 - APM SMA/MA Persen 43,52 48,16 4. Angka Partisipasi Sekolah (APS) APS Usia 7-12 tahun Persen 95,86 95,86 APS Usia Tahun Persen 92,87 92,92 APS Usia tahun Persen 51,85 61,04 Sumber : BPS Kab. Banggai Kepulauan/Susenas (Data Tahun 2013 Sementara dalam Pengolahan) e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten Banggai Kepulauan tetap menjadi prioritas pembangunan daerah. Perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Banggai Kepulauan menunjukkan perkembangan yang semakin membaik. Hal tersebut antara lain ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2011, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banggai Kepulauan mencapai angka 68,28 dan untuk tahun 2012 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Banggai Kepulauan mencapai angka 68,90, artinya terjadi peningkatan sebesar 0,62 poin dari tahun sebelumnya Kedudukan, Kewenangan, Tugas Pokok dan Struktur Organisasi Kedudukan Dengan diberlakukannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang lebih menekankan aspek desentralisasi yang diberikan dalam wujud otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab. Berkaitan dengan otonomi daerah dalam pelaksanaannya di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat dijelaskan melalui 2 (dua) aspek, yaitu : I /12

13 a. Aspek Politik Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 di Kabupaten Banggai Kepulauan dari aspek politik ditandai dengan keberadaan dan kegiatan partai politik tingkat daerah dan DPRD sebagai mitra pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Sementara itu di tingkat desa dapat dilihat dengan telah terbentuk dan berfungsinya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di semua desa (desa). Demikian pula peran serta anggota BPD merupakan bukti pelaksanaan otonomi daerah dari aspek politik dapat berlangsung dengan baik. b. Aspek Administrasi/ Manajemen Pemerintah Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan dalam melaksanakan otonomi daerah secara administratif diawali dengan melakukan identifikasi kewenangan pemerintah daerah, penataan kelembagaan, penempatan personil, pengelolaan sumber keuangan daerah, pengelolaan sarana dan prasarana (aset daerah), dan manajemen pelayanan publik Kewenangan dan Tugas Pokok a. Kewenangan Dengan dijadikannya Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai daerah otonomi, maka sesuai dengan pasal 7 ayat (1) Undang Undang No.32 Tahun 2004 kewenangannya mencakup seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lainnya yang meliputi kebijakan perencanaan nasional, pengendalian secara makro, perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tinggi yang strategis serta konservasi dan standarisasi nasional. Kewenangan wajib sebagaimana disebut diatas meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi dan tenaga kerja serta lain-lain urusan seperti urusan pengembangan otonomi daerah, sosial, politik dalam negeri, olah raga, kependudukan, hukum dan perundang-undangan, pertambangan dan energi, kelautan dan pariwisata. I /13

14 b. Tugas Pokok Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar terwujud masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan sejahteran dan religius Struktur Organisasi Dalam melaksanakan tugas pemerintahan, Bupati dibantu oleh seorang Wakil Bupati. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan telah mengalami beberapa kali restrukturisasi yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 14 Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah (terdiri dari 8 Badan, 2 Kantor dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah) dan 3 Lembaga lainnya. Adapun rinciannya sebagai berikut : Sekretariat Daerah, terdiri dari : - Staf Ahli terdiri dari tiga (3) bidang keahlian yang meliputi Staf Ahli Pemerintahan, Staf Ahli Hukum dan Politik; Staf Ahli Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan; dan Staf Ahli Kemasyarakatan dan SDM. - Asisten meliputi : - Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat meliputi 2 bagian : - Bagian Adminitrasi Pemerintahan Umum - Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat & Kemasyarakatan - Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kehumasan meliputi 2 bagian : - Bagian Administrasi Perekonomian dan Administrasi Pembangunan - Bagian Humas dan Protokol - Asisten Administrasi Umum meliputi 3 bagian : - Bagian Organisasi dan Tata Laksana - Bagian Umum - Bagian Hukum dan Perundang-undangan Sekretariat DPRD, membawahi : - Bagian Umum - Bagian Persidangan - Bagian Perundang - undangan I /14

15 - Bagian Humas, Perpustakaan dan Penerbitan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri atas : Dinas Daerah, terdiri dari 14 (empat belas) Dinas, yaitu : - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata - Dinas Pertambangan dan Energi - Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga - Dinas Kesehatan - Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika - Dinas Bina Marga dan Pengairan - Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang - Dinas Pertanian dan Peternakan - Dinas Kehutanan dan Perkebunan - Dinas Kelautan dan Perikanan - Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Lembaga Teknis, terdiri dari 8 Badan, 2 Kantor dan 1 Rumah Sakit Umum Daerah, yaitu : - Badan Kepegawaian Daerah - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal - Inspektorat Daerah - Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat - Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa - Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup - Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluh - Kantor Perpusatakaan, Arsip dan Dokumentasi - Kantor Satuan Polisi Pamong Praja - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Banggai Kepulauan Lembaga Lain, terdiri dari : - Badan Penanggulangan Bencana Daerah - Sekretariat Dewan Pengurus Korpri Kabupaten - Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten - Pemerintahan Kecamatan - Pemerintahan Kelurahan I /15

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii

Daftar Isi. KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vii BAB. I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Dasar Hukum... I-1 1.2. Gambaran Umum Wilayah... I-2 1.2.1. Kondisi Geografis Daerah... I-2 1.2.2. Topografi...

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013 TANJUNGPANDAN, MARET 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA Sejarah dan Profil Kabupaten Labuhan Batu Utara Sejarah Singkat Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut Belanda

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 33 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI LANDAK, : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH, STAF AHLI DAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN D A F T A R I S I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL.... ix DAFTAR GAMBAR.... xi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... I 1 B. DASAR HUKUM... I 1 C. GAMBARAN UMUM DAERAH...

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG STAF AHLI BUPATI DAN URAIAN TUGAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR Urusan Pemerintahan 1 - URUSAN WAJIB 1.20 - Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, 1.20.05 - BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALBAR 15.090.246.60 5.844.854.40

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2008 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR : 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 20088 TAHUN 2004 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

URUSAN DESENTRALISASI

URUSAN DESENTRALISASI BAB III URUSAN DESENTRALISASI 1. Ringkasan Urusan Desentralisasi Setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Medan Gambaran umum kondisi kota Medan memuat perkembangan kondisi Kota Medan sampai saat ini, capaian hasil pembangunan kota sebelumnya

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008

ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 TAHUN 2008 ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 5 organisasi perangkat daerah sebagai unsur staf. b. Dasar hukum perda ini adalah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KOTA DUMAI KOTA DUMAI PEMERINTAH KOTA DUMAI PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci