BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Proses Menyusui pada Ibu Menyusui di Klinik Bersalin Mariani.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Proses Menyusui pada Ibu Menyusui di Klinik Bersalin Mariani."

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual pada penelitian ini disusun berdasarkan konsep keefektifan proses menyusui yang bertujuan untuk menggambarkan Keefektifan Proses Menyusui pada Ibu Menyusui di Klinik Bersalin Mariani. Secara konseptual yang dimaksud dengan proses menyusui yang efektif adalah proses interaktif antara ibu dan bayi yang berakibat secara langsung pada transfer ASI dari payudara ibu kepada bayi, dalam perilaku yang menggambarkan terpenuhinya kebutuhan ibu dan bayi. Menurut Mulder (2006), terdapat empat indikator dalam proses menyusui yang efektif. Keempat indikator tersebut meliputi posisi tubuh antara ibu dan bayi yang benar (Body position), perlekatan bayi yang tepat (Latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking), dan transfer ASI (Milk transfer). Posisi tubuh antara ibu dan bayi yang benar ditunjukan oleh posisi badan bayi dengan perut dan payudara ibu, letak telinga, lengan, kepala dan bagian belakang badan bayi. Perlekatan menggambarkan posisi dagu, mulut, lidah dan bibir bayi pada puting, areola dan payudara ibu. Keefektifan hisapan bayi merupakan kemampuan bayi memerah ASI keluar dari duktus laktiferus dan transfer ASI merupakan perpindahan ASI secara adekuat dari ibu kepada bayi yang ditunjukan dari refleks menelan, sensasi kesemutan yang dirasakan ibu dan rembesan ASI dari payudara.

2 Indikator keefektifan proses menyusui menurut : 1. Infant Breastfeeding Assesment Tool (IBFAT) 3. LACTH Assesment Tool 2. Mother-Baby Assesment Tool (MBA) 4. Attributes of Effective Breastfeeding Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan proses menyusui : 1.Usia gestasi 2.Anatomi payudara ibu 3.Pemberian susu formula 4. Faktor psikologis 5.Pengetahuan ibu 6.Dukungan keluarga Attributes of Effective Breastfeeding: 1.Posisi tubuh (Body Position) tidak benar benar 2.Perlekatan bayi yang tepat(latch) tidak tepat tepat 3.Keefektifan isapan bayi pada payudara (Effective Sucking) tidak efektif efektif 4.Transfer ASI (Milk transfer) tidak baik baik - Tidak efektif - Efektif Keterangan : = variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti Skema 1. Kerangka Konseptual Penelitian

3 2. Defenisi Operasional Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian No Variabel Penelitian 1. Keefektifan Proses Menyusui Defenisi Operasional Proses menyusui yang efektif adalah proses interaktif antara ibu dan bayi yang ditunjukan dalam posisi tubuh (Body position), perlekatan bayi yang tepat (Latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking), transfer ASI (Milk transfer) Alat Ukur Hasil Ukur Skala Lembar observasi dengan 17 pernyataan dan Kuisioner dengan 4 pertanyaan - Tidak efektif (Skor 0-11) Ordinal - Efektif (Skor 12-21) Indikator Posisi tubuh antara Lembar - Tidak Ordinal Posisi tubuh ibu dan bayi yang Observasi benar (Body ditunjukan oleh dengan 6 (Skor position) posisi badan bayi pernyataan 0 3) dengan perut dan - Benar payudara ibu, letak (Skor telinga, lengan, 4-6) kepala dan bagian belakang badan bayi.

4 Tabel 2 (Lanjutan) No Indikator Defenisi Operasional Perlekatan Perlekatan bayi yang menggambarkan tepat (Latch) posisi dagu, mulut, lidah dan bibir bayi pada puting, areola dan payudara ibu. Alat Ukur Hasil Ukur Skala Lembar - Tidak Ordinal Observasi tepat dengan 7 (Skor pernyataan 0 4) - Tepat (Skor 5-7) Keefektifan Kemampuan bayi Lembar - Tidak Ordinal hisapan bayi pada memerah ASI keluar dari duktus Observasi dengan 4 pernyataan Efektif (Skor 0-2) payudara laktiferus. - Efektif (effective sucking) (Skor 3 4) Transfer Perpindahan ASI Kuisioner - Tidak Ordinal ASI (Milk secara adekuat dari dengan 4 Baik transfer) ibu kepada bayi pertanyaan (Skor yang ditunjukan 0-2) dari refleks - Baik menelan, sensasi (Skor kesemutan yang 3 4) dirasakan ibu dan rembesan ASI dari payudara.

5 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan, bukan untuk menguji hipotesis tertentu (Arikunto, 2000). Desain ini bertujuan untuk menggambarkan keefektifan proses menyusui pada ibu menyusui di Klinik Bersalin Mariani. 2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu menyusui di Klinik Bersalin Mariani dalam satu tahun yakni 300 orang dengan rata-rata 25 orang per bulan. 2.2 Sampel Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Arikunto (2006), jika populasi lebih dari 100 maka sampel dibuat sekitar 10-15% atau 20-25% dari total populasi. Berdasarkan ketentuan tersebut, jumlah sampel yang diteliti oleh peneliti adalah 10% dari 300 orang, yakni 30 orang Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel diantara populasi sesuai dengan kriteria penelitian, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003).

6 Adapun kriteria sampel tersebut yaitu ibu menyusui dengan usia gestasi normal, bayi yang disusui berusia 0-6 bulan, tidak mengalami kelainan anatomi mulut, dan bersedia menjadi responden. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Mariani Medan, Jl. Gatot Subroto Gg. Johar No.5. Adapun alasan pemilihan lokasi dengan pertimbangan bahwa klinik bersalin tersebut memiliki jumlah pasien yang cukup banyak setiap bulannya sehingga tersedia sampel yang memadai dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai keefektifan proses menyusui sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada 1 Maret 30 April Pertimbangan Etik Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu dengan memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Jika calon responden bersedia diteliti tetapi tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka persetujuan dilakukan secara lisan. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya. Kerahasiaan catatan tentang data calon responden juga dijaga dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya menuliskan inisial namanya saja untuk menjaga kerahasiaan informasi yang

7 diberikan. Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008) 5. Alat Pengumpulan Data 5.1 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuisioner dan lembar observasi yang diadopsi dari B-R-E-A-S-T Feed Observation Form oleh WHO dan didasarkan pada tinjauan kepustakaan. Kuisioner yang ada memuat data demografi responden dan dan lembar observasi memuat keefektifan proses menyusui Kuisioner Data Demografi Kuisioner data demografi meliputi nama (inisial), usia, bayi yang disusui, pendidikan, dan pekerjaan ibu. Data demografi calon responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik calon responden dan mendeskripsikan distribusi frekuensi dan presentase demografi terhadap keefektifan proses menyusui Lembar Observasi dan Kuisioner Keefektifan proses menyusui Lembar observasi dan kuisioner keefektifan proses menyusui terdiri dari 21 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak. Untuk setiap jawaban Ya diberi nilai 1 dan jika Tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 21 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007) : p = rentang

8 banyak kelas Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dimana rentang kelas sebesar 21 dan banyak kelas 2 yaitu : tidak efektif dan efektif, sehingga diperoleh nilai p = 11 dan batas kelas interval bawah 0. Maka keefektifan proses menyusui dikategorikan menjadi : 0-10 = tidak efektif dan = efektif Lembar Observasi dan Kuisioner Indikator Keefektifan proses menyusui a. Posisi tubuh (Body position), Lembar observasi Posisi tubuh (Body position), terdiri dari 6 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak. Untuk setiap jawaban Ya diberi nilai 1 dan jika Tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 6 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007) : p = rentang banyak kelas Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dimana rentang kelas sebesar 6 dan banyak kelas 2 yaitu : tidak efektif dan efektif, sehingga diperoleh nilai p = 3 dan batas kelas interval bawah 0. Maka keefektifan proses menyusui dikategorikan menjadi : 0-2 = tidak efektif dan 3-6 = efektif

9 b. Perlekatan bayi yang tepat (Latch) Lembar observasi perlekatan bayi yang tepat (Latch), terdiri dari 7 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak. Untuk setiap jawaban Ya diberi nilai 1 dan jika Tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 7 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007) : p = rentang banyak kelas Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dimana rentang kelas sebesar 7 dan banyak kelas 2 yaitu : tidak efektif dan efektif, sehingga diperoleh nilai p = 4 dan batas kelas interval bawah 0. Maka keefektifan proses menyusui dikategorikan menjadi : 0-3 = tidak tepat dan 4-7 = tepat. c. Hisapan bayi pada payudara (Effective Sucking) Lembar observasi hisapan bayi pada payudara (Effective Sucking), terdiri dari 4 pernyataan dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak. Untuk setiap jawaban Ya diberi nilai 1 dan jika Tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 4 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007) : p = rentang

10 banyak kelas Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dimana rentang kelas sebesar 4 dan banyak kelas 2 yaitu : tidak efektif dan efektif, sehingga diperoleh nilai p = 2 dan batas kelas interval bawah 0. Maka hisapan bayi pada payudara (Effective Sucking) dikategorikan menjadi : 0-2 = tidak efektif dan 3-4 = efektif. d. Transfer ASI (Milk Transfer) Kuisioner transfer ASI (Milk Transfer), terdiri dari 4 pertanyaan dengan pilihan jawaban Ya atau Tidak. Untuk setiap jawaban Ya diberi nilai 1 dan jika Tidak diberi nilai 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 4 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0. Berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007) : p = rentang banyak kelas Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (selisih nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) dimana rentang kelas sebesar 4 dan banyak kelas 2 yaitu : tidak efektif dan efektif, sehingga diperoleh nilai p = 2 dan batas kelas interval bawah 0. Maka Transfer ASI (Milk Transfer) dikategorikan menjadi : 0-2 = tidak baik dan 3-4 = baik. 5.2 Uji validitas dan reliabilitas

11 Uji validitas pada instrumen penelitian bertujuan untuk menunjukan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi, disusun berdasarkan teori yang relevan dan dikonsultasikan kepada ahli. Validitas instrumen telah diuji oleh dosen bagian keperawatan maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 18 dan 20 Januari Berdasarkan uji validitas tersebut, lembar observasi dan kuisioner disusun kembali dengan bahasa yang lebih efektif dan dengan item-item pertanyaan yang akan mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan teori atau konsep. Dari hasil uji validitas terdapat 17 pernyataan dan 4 pertanyaan yang telah valid dan dapat disebarkan kepada responden. Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur sencara konsisten sasaran yang akan diukur (Arikunto, 2006). Menurut Nursalam (2003), uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel tetapi tidak akan menjadi sampel pada penelitian. Uji reliabilitas yang digunakan dalam instrumen ini adalah uji reabilitas Spearman-Brown dan KR-20. Untuk instrumen yang baru, akan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas lebih besar dari nilai r pada product-moment (Arikunto, 2003). Lembar observasi tentang posisi tubuh antara ibu dan bayi saat menyusu memiliki nilai reliabilitas 0,79. Lembar observasi tentang perlekatan bayi yang tepat pada payudara memiliki nilai reliabilitas 0,81. Lembar observasi tentang keefektifan hisapan bayi memiliki nilai reliabilitas 0,67. Kuisioner tentang transfer ASI memiliki nilai reliabilitas 0,86. Nilai reliabilitas instrumen memiliki nilai r yang lebih besar daripada nilai r

12 pada product-moment, oleh karena itu instrumen telah reliabel dan dapat disebar pada responden. 6. Pengumpulan Data Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal peneliti mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan ). Kemudian surat permohonan izin akan disampaikan ke tempat penelitian (Klinik Bersalin Mariani). Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menentukan calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden mengenai tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian, lalu calon responden yang bersedia menandatangani surat persetujuan menjadi responden penelitian. Jika responden tidak bersedia menjadi subjek penelitian, peneliti menghargai haknya dan tidak melakukan pemaksaan. Peneliti mengambil data demografi responden dengan memberikan kuisioner data demografi untuk diisi oleh responden. Sedangkan data keefektifan proses menyusui diperoleh dari pengisian lembar observasi yang diisi sendiri oleh peneliti melalui tindakan mengobservasi ibu saat proses menyusui berlangsung. Setelah kusioner dan lembar observasi selesai diisi, peneliti kemudian memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi, selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.

13 7. Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahap. Pertama mengecek kelengkapan data dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi kemudian data yang sesuai diberi kode untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya peneliti memasukkan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Metode statistik untuk analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik univariat. Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisis data dari variabel yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hasil penelitian. Pada penelitian ini metode statistik univariat digunakan untuk menganalisa variabel keefektifan proses menyusui dan masingmasing indikator yang ada, data akan dianalisa menggunakan skala ordinal dan akan ditampilkan dalam distribusi frekuensi.

14 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 30 orang responden di Klinik Bersalin Mariani Medan. Proses pengambilan data untuk penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar observasi yang diisi oleh peneliti saat mengobservasi responden dan kuisioner yang diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang ke rumah. Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik responden dan keefektifan proses menyusui pada ibu menyusui di Klinik Bersalin Mariani Medan. Hasil dari lembar observasi dan kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, sehingga dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini. 1. Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian akan menguraikan gambaran demografi responden dan keefektifan proses menyusui yang meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (Body position), perlekatan bayi yang tepat (Latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking), dan transfer ASI (Milk transfer).

15 1.1 Karakteristik Responden Tabel 1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik reponden berdasarkan usia, bayi yang disusui, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilan Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%) Usia (tahun) Bayi yang disusui anak ke Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA D3/S1 Pekerjaan Ibu rumah tangga PNS Pegawai Swasta Pembantu rumah tangga Penghasilan > 1 jt 1-2 jt 2-3 jt < 3 jt ,7 23,3 30,0 23,3 6,7 43,3 26,7 23,3 6,7 3,3 6,7 16,7 50,0 23,3 80,0 3,3 10,0 6,7 60,0 26,7 3,3 10,0

16 Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden yaitu mayoritas berusia tahun yaitu sebanyak 9 orang (30%), bayi yang disusui merupakan anak pertama yaitu sebanyak 13 orang (43,3%), berpendidikan SMA sebanyak 15 orang (50%), merupakan ibu rumah tangga sebanyak 24 orang (80%), dan penghasilan kurang dari Rp ,00 sebanyak 18 orang (60%). 1.2 Analisa Data Keefektifan Proses Menyusui Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Keefektifan Proses Menyusui Keefektifan Proses Frekuensi Persentase (%) Menyusui Efektif Tidak Efektif ,7 53,3 Total ,0 Ditinjau dari keefektifan proses menyusui, berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa terdapat 16 orang responden (53,3%) dengan proses menyusui yang tidak efektif, sedangkan proses menyusui yang efektif, sebanyak 14 orang (46,7%). Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Posisi Tubuh antara Ibu dan Bayi yang benar (Body Position) Posisi Tubuh Frekuensi Persentase (%) Benar Tidak benar ,3 26,7 Total ,0 Ditinjau dari posisi tubuh antara ibu dan bayi (body position) pada proses menyusui, berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa terdapat 22 orang ibu

17 (73,3%) dengan posisi tubuh yang benar pada proses menyusui, sedangkan posisi tubuh yang tidak benar, sebanyak 8 orang (26,7%). Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perlekatan bayi yang tepat (Latch) pada payudara pada Proses Menyusui Perlekatan Frekuensi Persentase (%) Tepat Tidak Tepat ,3 76,7 Total ,0 Ditinjau dari perlekatan bayi yang tepat pada payudara,berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa terdapat 23 orang bayi (76,7%) dengan perlekatan yang tidak tepat, sedangkan perlekatan yang tepat sebanyak 7 orang (23,3%). Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Keefektifan Hisapan bayi pada Payudara (Effective Suckling) Keefektifan Hisapan Frekuensi Persentase (%) Efektif Tidak Efektif ,7 73,3 Total ,0 Ditinjau dari keefektifan hisapan bayi pada payudara (Effective Suckling), berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa terdapat 22 orang bayi (73,3%) dengan hisapan yang tidak efektif pada payudara, sedangkan hisapan yang efektif sebanyak 8 orang (26,7%).

18 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Transfer ASI (Milk Transfer pada Proses Menyusui Transfer ASI Frekuensi Persentase (%) Baik Tidak Baik ,0 80,0 Total ,0 Ditinjau dari transfer ASI (Milk Transfer), berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa terdapat 24 orang responden (80%) dengan transfer ASI yang tidak baik, sedangkan transfer ASI yang baik sebanyak 6 orang (20%). 2. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan keefektifan proses menyusui pada ibu menyusui di Klinik Bersalin Mariani Medan yang meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (Body position), perlekatan bayi yang tepat (Latch), keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking), dan transfer ASI (Milk transfer). a. Keefektifan Proses Menyusui (Effective Breastfeeding) Analisa hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden (30%) berusia tahun. Kelompok usia tersebut termasuk kedalam kelompok usia reproduktif yaitu antara tahun (Potter Perry, 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan proses meyusui yang tidak efektif berusia tahun (88,9%).

19 Mayoritas responden (43,3%) menyusui bayi yang merupakan anak pertama dan didapat sebanyak 9 responden dengan proses menyusui yang tidak efektif. Sedangkan 2 responden (6,6%) yang menyusui bayi yang merupakan anak keempat, proses menyusuinya tergolong efektif. Asumsi peneliti hal ini mungkin berkaitan dengan belum berpengalamannya ibu dalam praktek menyusui, mengingat bayi yang disusui merupakan anak pertama. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Yuliani (2007) yang berjudul Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang ASI dan Kondisi Ibu Baru Lahir terhadap Keputusan Pemberian ASI yang mengatakan bahwa jumlah anak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu karena praktek ibu menyusui sangat berhubungan dengan proses belajar dari praktek ibu menyusui pada anak sebelumnya. Mayoritas responden (50%) berpendidikan SMA dan sebanyak 8 orang dengan proses menyusui yang efektif. Sedangkan pada responden yang berpendidikan SMP terdapat 2 orang responden dengan proses menyusui yang tidak efektif dan 2 orang responden yang berpendidikan SD dengan proses menyusui yang tidak efektif. Asumsi peneliti tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku ibu dalam praktek menyusui. Data dari Center for Diseasse Control (CDC) pada tahun 2005 menyatakan bahwa angka menyusui lebih rendah pada ibu yang berpendidikan dibawah jenjang sekolah menengah atas daripada ibu yang jenjang pendidikannya lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Muzaham (1995) yang mengatakan bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mencari informasi tentang hal yang sedang terjadi dan dengan pendidikan formal pada

20 dasarnya akan memberikan kemampuan dalam menyerap informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang teknik menyusui yang benar sehingga proses menyusui menjadi efektif. Dilihat dari pekerjaan, mayoritas responden yaitu sebanyak 24 orang (80%) merupakan ibu rumah tangga dan sebanyak 14 orang diantaranya dengan proses menyusui yang tidak efektif. Sedangkan ibu yang bekerja sebagai PNS dan Pegawai swasta sebanyak 4 orang (13,3%), memiliki proses menyusui yang efektif. Sementara hasil penelitian Goyal (2006) menyatakan proses menyusui yang tidak efektif lebih banyak ditemukan pada kategori ibu yang bekerja (24%). Asumsi peneliti, pekerjaan juga berpengaruh terhadap keefektifan proses menyusui. Hal ini disebabkan ibu yang bekerja mempunyai lingkungan yang lebih luas sehingga informasi yang didapat lebih banyak, sedangkan bagi ibu yang tidak bekerja apabila informasi dari lingkungan kurang maka pengetahuannya juga kurang, terlebih bila ibu tersebut tidak aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan kesehatan maka informasi yang diterimanya akan lebih sedikit. Penelitian Purwanti (2004) menemukan bahwa ibu yang tidak bekerja kurang mendapatkan informasi tentang menyusui disebabkan karena ibu kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pertukaran informasi dan pengalaman baik dari lingkungan kerja maupun dari luar. Menurut Association of Women Health, Obstentric and Neonatal Nurses (2000), proses menyusui merupakan proses dimana bayi menerima ASI.

21 Greenwood (2002) menyatakan bahwa proses menyusui dikatakan efektif apabila selama proses baik bayi maupun ibu merasakan kepuasan dan bebas dari rasa sakit. Keefektifan proses menyusui oleh Mulder (2006), didefinisikan sebagai proses interaktif antara ibu dan bayi yang berakibat secara langsung pada transfer ASI dari payudara ibu kepada bayi, dalam perilaku yang menggambarkan terpenuhinya kebutuhan ibu dan bayi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki proses menyusui yang tidak efektif (53,3%). Mulder (2006), menyatakan posisi tubuh antara ibu dan bayi yang benar, perlekatan yang tepat, keefektifan hisapan bayi pada payudara dan transfer ASI yang baik merupakan komponen proses menyusui yang efektif. Riordan (2005), menyatakan bahwa proses menyusui bukan merupakan perilaku tunggal, tetapi serangkaian perilaku yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dari data hasil penelitian ditemukan bahwa masalah utama penyebab ketidakfektifan proses menyusui adalah trasfer ASI yang tidak baik (80%). Asumsi peneliti hal ini berhubungan dengan tingginya angka ketidakefektifan hisapan bayi (73,3%) yang disebabkan oleh perlekatan yang tidak tepat pada payudara (76,7%). Perlekatan yang maksimal dapat memfasilitasi refleks bayi saat proses menyusui. Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara ke dalam mulutnya, bukan hanya menghisap puting, agar lidah bayi dapat memeras sinus laktiferus yang berada tepat dibawah areola (Fitria, 2011). Cara yang tepat untuk mengetahui proses menyusui berjalan secara efektif dan bayi mendapat cukup ASI adalah dengan memastikan ibu dan

22 bayi berada dalam posisi menyusui yang benar dan melekat dengan tepat pada payudara sehingga refleks bayi saat menghisap terfasilitasi dan transfer ASI dapat berjalan dengan baik (Lawson, 2007). b. Posisi ibu dan bayi yang benar (Body position) Berdasarkan hasil penelitian, sebagaimana yang telah dipaparkan pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyusui dalam posisi yang benar (73,3%). Asumsi peneliti mayoritas responden telah memiliki pengetahuan yang baik tentang posisi menyusui sehingga dapat menyusui dalam posisi yang benar. Menurut Perinasia (2003), pengetahuan yang baik membuat ibu tahu bagaimana menyusui bayinya dengan teknik menyusui yang benar. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian Mayasari (2011) yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Trimester III Terhadap Teknik Menyusui yang Benar dimana masih terdapat 74 orang ibu (76,3%) dari respondennya yang tidak mengetahui posisi menyusui yang benar. Lawson (2007), menyatakan bahwa posisi tubuh antara ibu dan bayi yang tidak benar merupakan masalah terbesar penyebab tidak berhasilnya proses menyusui. Selain itu kejadian lecet puting juga lebih mudah terjadi pada posisi menyusui yang tidak benar. Blair (2003), juga menyatakan bahwa posisi tubuh antara ibu dan bayi merupakan hal yang paling utama untuk menentukan perlekatan pada payudara yang tepat sehingga hisapan bayi pada payudara efektif dan transfer ASI dapat berlangsung dengan baik. Dalam penelitian ini, lebih banyak ibu muda (<20 tahun) yang memiliki posisi yang tidak benar dibandingkan ibu yang berusia lebih tua. Hal tersebut

23 sesuai dengan penelitian Goyal di Libya (2006), dimana posisi menyusui yang tidak benar lebih banyak pada ibu berusia <20 tahun (22,2%). Hal yang sama juga dinyatakan oleh Kronborg dkk, di Denmark (2009), Gupta di India Utara (2008), dan Santo dkk di Brazil (2007) yang melaporkan bahwa posisi yang tidak benar dalam proses menyusui lebih banyak pada ibu yang tergolong remaja. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas ibu multipara memiliki posisi menyusui yang benar dibandingkan ibu primipara. Asumsi peneliti hal ini berhubungan dengan pengalaman ibu dalam menyusui anak yang sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Goyal (2006), yang menunjukkan bahwa mayoritas (74%) dari ibu multipara memiliki posisi dan perlekatan yang baik dalam proses menyusui. Hal yang sama juga dikemukakan Kronborg dan Coca (2009), yang melaporkan bahwa parietas secara bermakna dapat dikaitkan dengan posisi tubuh antara ibu dan bayi yang benar dan perlekatan pada payudara yang tepat. Namun, Gupta (2008) dalam penelitiannya tidak menemukan keterkaitan yang bermakna antara parietas dengan posisi tubuh antara ibu dan bayi yang benar dan perlekatan pada payudara yang tepat. Dari keenam pernyataan dalam lembar observasi yang menggambarkan posisi tubuh yang benar antara ibu dan bayi, paling banyak responden yaitu sebanyak 29 orang (96,6%) melakukan tindakan benar pada pernyataan pertama (ibu dalam posisi yang nyaman). Menurut Jones (2005), rasa nyaman merupakan faktor psikologis yang dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga mempengaruhi pengeluaran ASI (Let-down reflex).

24 Penelitian Dian (2009) yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif menyatakan bahwa produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung stimulasi pada kelenjar payudara dimana salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah faktor psikologis ibu pada saat menyusui. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian Prasetyono (2009), yang menyatakan bahwa 80% kegagalan ibu menyusui disebabkan oleh faktor psikologis. Keadaan psikologis ibu dalam keadaan tidak nyaman, kesal, kurang percaya diri, dan kecemasan akan produksi ASI dapat merangsang kelenjar hipofisis untuk menekan pengeluaran hormon oksitosin yang mengatur pengeluaran ASI (Sulistyawati,2009). Sebanyak 12 orang responden (40%) melakukan paling banyak tindakan salah pada pernyataan keenam (badan bayi condong ke arah ibu). Posisi badan ibu yang condong ke arah bayi pada saat menyusui dapat menyebabkan kelelahan.posisi tubuh yang benar adalah badan bayi condong ke arah ibu. Posisi ini dapat meminimalkan pengeluaran energi dan memberikan ibu waktu istirahat (Suryani, 2007). c. Perlekatan bayi yang tepat (Latch) Ditinjau dari perlekatan bayi yang tepat pada payudara, dapat dilihat bahwa mayoritas responden (76,7%) masuk dalam kategori perlekatan yang tidak tepat. Menurut Daulat (2003), perlekatan yang tidak tepat pada payudara dapat mengakibatkan puting lecet. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Fitria (2011) yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI yang

25 menyatakan bahwa keadaan lecet puting merupakan salah satu faktor yang menghambat pemberian ASI dan penyebab utama terjadinya lecet puting adalah perlekatan yang tidak baik. Puting lecet dapat menyebabkan mastitis (peradangan payudara), oleh karena itu salah satu penanganan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya lecet puting adalah dengan teknik menyusui yang benar meliputi posisi dan perlekatan bayi yang tepat pada payudara (Daulat, 2003). Penelitian Lamontagne, dkk (2008) yang berjudul The Breastfeeding Experience of Woman with Major Difficulties Who Use the Service of a Breastfeeding Clinic juga menyatakan bahwa lecet puting merupakan masalah utama (89%) yang paling sering dihadapi ibu menyusui dan merupakan alasan ibu berhenti menyusui bayinya (39%). Lawson (2007), menyatakan bahwa memposisikan bayi dengan benar dan perlekatan yang tepat pada payudara dapat mengurangi resiko terjadinya lecet puting. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Coca (2009), dimana ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara perlekatan yang tidak tepat dengan kejadian lecet puting dan mastitis. Perlekatan yang maksimal dapat memfasilitasi refleks bayi saat proses menyusui. Agar bayi dapat menghisap secara efektif, maka bayi harus mengambil cukup banyak payudara ke dalam mulutnya, bukan hanya menghisap puting, agar lidah bayi dapat memeras sinus laktiferus yang berada tepat dibawah areola. Perlekatan yang kurang maksimal akan mengurangi keefektifan hisapan bayi pada payudara. Bila bayi tidak melekat dengan baik, hanya menghisap puting, bayi akan menarik puting, menggigit dan menggesek kulit payudara sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi terus menyusu akan merusak kulit

26 puting dan menimbulkan luka ataupun retak pada puting (Mulder, 2006 ; Fitria, 2011). Sasaran perlekatan yang tepat pada payudara adalah memposisikan bibir bawah paling sedikit 1,5 cm dari pangkal puting susu. Bayi harus mengulum sebagian besar areola di dalam mulutnya. Hal ini akan memungkinkan bayi menarik sebagian dari jaringan payudara masuk ke dalam mulutnya dengan lidah dan rahang bawah. Bila diposisikan dengan benar, jaringan puting susu, payudara dan sinus laktiferus akan berada dalam rongga mulut bayi,sehingga lidah dan langit-langit dapat memeras ASI secara sempurna. Puting susu akan masuk sejauh langit-langit lunak bayi dan bersentuhan dengan langit-langit tersebut. Sentuhan ini akan merangsang refleks menghisap pada bayi. (IDAI, 2008 ; Sulistyawati, 2009). d. Keefektifan hisapan bayi pada payudara (effective sucking) Ditinjau dari keefektifan hisapan bayi pada payudara, dapat dilihat bahwa mayoritas responden (73,3%) masuk dalam kategori hisapan yang tidak efektif. Asumsi peneliti hal ini berkaitan dengan perlekatan bayi pada payudara. Sebagaimana telah dipaparkan bahwa mayoritas responden (76,7%) masuk dalam kategori perlekatan yang tidak tepat. Hal ini sesuai dengan penyataan Mulder (2006) yang menyatakan bahwa perlekatan yang tepat dapat memfasilitasi hisapan yang efektif pada payudara, sebaliknya perlekatan yang tidak tepat dapat mengurangi keefektifan hisapan bayi pada payudara.

27 Pada posisi perlekatan yang tepat, rahang bawah bayi akan menutup pada jaringan payudara, penghisapan akan terjadi, dan puting susu akan ditangkap dengan baik dalam rongga mulut, sementara lidah memberikan penekanan secara berulang-ulang seperti memeras secara teratur sehingga ASI akan keluar dari duktus laktiferus (Walker,2011). Faktor usia gestasi dan berat bayi lahir juga mempengaruhi keefektifan hisapan. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi dapat disebabkan oleh berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ (Aritonang, 2007). Hal lain yang berpengaruh pada kemampuan bayi untuk dapat menghisap secara efektif adalah pemberian susu formula. Pemberian susu formula secara bergantian dengan menyusu pada ibu dapat mengakibatkan bayi bingung puting (nipple confusion). Hal ini terjadi karena mekanisme menyusu yang berbeda antara keduanya. Menyusu pada puting ibu memerlukan usaha yang lebih daripada minum pada botol, yaitu bayi harus mempergunakan otot pipi, gusi, langit-langit dan lidahnya. Sementara itu, menyusu dengan botol membuat bayi pasif menerima susu karena dot sudah mempunyai lubang diujungnya, sehingga bayi dapat menelan susu yang terus mengalir tanpa dihisap. Hal tersebut membuat kurang efektifnya hisapan bayi pada payudara (Maryunani, 2009). e. Transfer ASI (Milk transfer) Ditinjau dari transfer ASI (Milk Transfer), dapat dilihat bahwa mayoritas responden (80%) dengan transfer ASI yang tidak baik. Asumsi peneliti hal ini

28 berhubungan dengan tingginya angka ketidakefektifan hisapan bayi (73,3%) yang disebabkan oleh perlekatan yang tidak tepat pada payudara (76,7%). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Riordan (2005), yang menyatakan bahwa proses menyusui bukan merupakan perilaku tunggal, tetapi serangkaian perilaku yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Sebanyak 20 orang responden (66,6%) dapat merasakan sensasi kesemutan sewaktu ASI keluar dan ada ASI yang menetes di payudara ibu di bagian yang berlawanan dengan payudara yang digunakan untuk menyusui. Kemudian ada sebanyak 27 orang responden (90%) yang tidak dapat melihat dan mendengar bunyi bayi menelan ASI. Sensasi kesemutan sewaktu ASI keluar dan ada ASI yang menetes di payudara ibu merupakan tanda transfer ASI yang baik yang dipengaruhi oleh refleks pengeluaran (letdown reflex) dan hormon oksitosin (Cadwell, 2006). Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi transfer ASI. Pikiran dan perasaan seorang ibu sangat mempengaruhi refleks let-down atau refleks pengeluaran ASI. Keadaan psikologis ibu yang dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin antara ain perasaan dan curahan kaish sayang ibu pada bayinya, mendengar celoteh atau tangisan bayi, memikirkan bayi dan ibu merasa tenang. Sedangkan kondisi ibu dalam keadaan sedih, kesal, kecewa, kurang percaya diri, cemas terhadap bentuk payudara dan tubuh, dan takut ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi dan adanya rasa sakit sewaktu menyusui (Derek & Jones, 2005 : Maryunani, 2009).

29 3. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini, masih banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti. Salah satunya adalah lokasi penelitian, sebaiknya penelitian tersebut dilakukan di rumah dengan mengobservasi ibu pada saat menyusui (saat bayi ingin menyusu). Penelitian yang dilakukan di klinik dapat menghasilkan hasil yang bias dikarenakan tidak tepatnya waktu bayi menyusu. Selain itu kriteria sampel diperluas, ada yang diberi ASI dan susu formula secara bergantian dan yang hanya diberi ASI saja. Hal tersebut guna melihat ada atau tidaknya pengaruh pemberian susu formula terhadap keefektifan proses menyusui.

30 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai gambaran proses menyusui pada ibu menyusui di Klinik Bersalin Mariani Medan. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : a) Proses menyusui pada ibu menyusui di Klinik Bersalin Mariani pada umumnya tergolong tidak efektif yaitu sebanyak 16 orang responden (53,3%). b) Posisi ibu dan bayi (Body position) pada proses menyusui di Klinik Bersalin Mariani pada umumnya tergolong benar yaitu sebanyak 22 orang responden (73,3%). c) Perlekatan bayi (Latch) pada proses menyusui di Klinik Bersalin Mariani pada umumnya tergolong tidak tepat yaitu sebanyak 23 orang bayi (76,7%). d) Hisapan bayi pada payudara (effective sucking) pada proses menyusui di Klinik Bersalin Mariani pada umumnya tergolong tidak efektif yaitu sebanyak 22 orang bayi (73,3%). e) Transfer ASI (Milk transfer) pada proses menyusui di Klinik Bersalin Mariani pada umumnya tergolong tidak baik yaitu sebanyak 24 orang responden (80%).

31 2. Saran Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut yaitu : a) Bagi praktik keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah informasi kepada perawat sehingga dapat membantu ibu khususnya primigravida dalam memahami dan mengatasi masalah masalah yang didapat selama proses menyusui dan dapat juga dijadikan sebagai bahan informasi dalam perbaikan dan pengembangan program pelayanan kesehatan terkait proses menyusui yang efektif. Misalnya, dengan mengadakan penyuluhan dan meningkatkan pengetahuan kader tentang proses menyusui yang efektif melalui pelatihan sebagai wadah penyalur informasi kepada ibu menyusui dan bagi perawat maternitas di rumah sakit atau klinik agar mengadakan program tetap untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu menyusui. b) Bagi pendidikan keperawatan, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi keperawatan maternitas maupun komunitas yang membutuhkan informasi terkait keefektifan proses menyusui. c) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan agar lebih memperdalam cakupan penelitiannya dengan meneliti hubungan antara keefektifan proses menyusui dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI

GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI GAMBARAN KEEFEKTIFAN PROSES MENYUSUI DI KLINIK BERSALIN MARIANI Tangia Lestari Niekaesa Bintang*, Nur Afi Darti** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas dan Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui. 1. Anatomi Payudara Payudara

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama. Selain itu, dalam proses menyusui yang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nifas Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinyamelahirkan atau berari masa setelah melahirkan. Masa nifas

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Nama Saya Lucia Eirene Tamba, mahasiswa Fakultas Keperawatan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Nama Saya Lucia Eirene Tamba, mahasiswa Fakultas Keperawatan Lampiran Lembar Persetujuan Menjadi Responden Nama Saya Lucia Eirene Tamba, mahasiswa Fakultas Keperawatan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh perawatan Rooming-in terhadap Produksi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat, data yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini** HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN Andriyani Puji Hastuti, Rofik Rismawati Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar belakang : Menyusui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah-masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet, payudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung dari payudara ibu. Menyusui secara ekslusif adalah pemberian air susu

BAB I PENDAHULUAN. langsung dari payudara ibu. Menyusui secara ekslusif adalah pemberian air susu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui adalah proses memberikan makanan pada bayi dengan air susu ibu langsung dari payudara ibu. Menyusui secara ekslusif adalah pemberian air susu ibu (ASI) sampai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak hanya memberikan kesempatan pada bayi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelepasan air susu ibu (selanjutnya disingkat ASI) berada di bawah kendali neuro-endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara (ketika bayi menghisap) akan merangsang

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN 65 Lampiran 2 SURAT IJIN PENELITIAN 66 Lampiran 3 SURAT IJIN PENELITIAN 67 Lampiran 4 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan Non Equivalent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih rendah. Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa disebut masa puerperineum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan Cross sectional, yaitu untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa Indonesia harus mampu menurunkan angka kematian bayi menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016) Husnul Muthoharoh *Dosen Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENELITIAN BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASI adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Kandungan gizi yang tinggi dan adanya zat kebal didalamnya membuat ASI tidak tergantikan oleh susu formula yang paling

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG Ferawati 1), Anggorowati 2) 1 PSIK, STIKES Widya Husada 2 Jurusan Keperawatan FK, UNDIP email: aangham@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Point time. Tempat penelitian dilakukan di RB Hj. S.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini peneliti menggunakan rancangan Point time. Tempat penelitian dilakukan di RB Hj. S. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, dan akurat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN CALON RESPONDEN. mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tehnik Menyusui Terhadap

LEMBAR PENJELASAN CALON RESPONDEN. mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Tehnik Menyusui Terhadap LEMBAR PENJELASAN CALON RESPONDEN Assalammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama saya Mona Dewi Utari, mahasiswa yang sedang menjalani program D- IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghadapi persalinan pada primigravida. penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

BAB III METODE PENELITIAN. menghadapi persalinan pada primigravida. penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN INSTRUMEN PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN I. DATA DEMOGRAFI Petunjuk pengisian : TUNTUNGAN Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Lebih terperinci

1

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Post Partum merupakan keadaan dimana dimulainya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ kandungan kembali seperti keadaan semula dan sebelum hamil yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penlitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, pendidikan, sarana, dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008). BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor penyebab dan hubungan antara dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI 1. Definisi ASI Air susu ibu (ASI) adalah suatu lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki pengetahuan dan kesiapan untuk hamil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis rancangan survey yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan suatu indikator penting untuk menggambarkan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE- DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN Andri Tri Kusumaningrum Program Studi D Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Ibu post

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian non-ekperimen dengan desain cross sectional. Penelitian. diambil dalam waktu yang bersamaan.

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian non-ekperimen dengan desain cross sectional. Penelitian. diambil dalam waktu yang bersamaan. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode penelitian non-ekperimen dengan desain cross sectional. Penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah dilakukan. Variabel independen dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian dan metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi. Peneliti melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, yaitu penelitian deskriptif untuk mencari hubungan antara dua variabel pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang. Kinerja

Lebih terperinci

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN. Oleh Nugroho Susanto

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN. Oleh Nugroho Susanto VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Oleh Nugroho Susanto Pengantar Uji validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian. metode pengujian dengan bantuan uji statistik. validitas penelitian berbeda

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bernama Eliska Mayasari / adalah mahasiswi D-IV Bidan 45 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Eliska Mayasari / 105102072 adalah mahasiswi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140)

BAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140) BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kehamilan membuat banyak perubahan pada wanita. Dilihat dari segi fisik perubahan-perubahan itu antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe atau jenis penelitian quasi eksperimen kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan memberikan sebuah

Lebih terperinci