REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN KRISIS FINANSIAL GLOBAL (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Masuk Dalam LQ45) Hariyo Subekti Utomo Prasojo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN KRISIS FINANSIAL GLOBAL (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Masuk Dalam LQ45) Hariyo Subekti Utomo Prasojo"

Transkripsi

1 REAKSI PASAR SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN KRISIS FINANSIAL GLOBAL (Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Masuk Dalam LQ45) Abstrak Hariyo Subekti Utomo Prasojo Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang This study aimed to determine the market's reaction to the events of the global financial crisis on 7 September This study used two sample of its coal mining company in the period April to September From these study it can be seen if the global financial crisis responses by the market and generate significant negative abnormal returns after the event date, although from test analysis the average abnormal return before and after the global financial crisis, the average yield was not significantly different. And from test average trading volume yielded an average activity significantly different. Keywords: global financial crisis, market's reaction, abnormal return, trading volume activity. Abstrak Latar belakang penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap peristiwa krisis finansial global 7 September Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 2 saham perusahaan pertambangan yang usahanya batubara pada periode April sampai September Dari hasil penelitian ini dapat diketahui jika krisis finansial global direaksi oleh pasar dan menghasilkan abnormal return yang signifikan negatif setelah event date, walaupun dari analisa uji rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global menghasilkan rata-rata yang tidak berbeda secara signifikan. Dan dari uji rata-rata trading volume activity menghasilkan rata-rata yang berbeda secara signifikan. Kata Kunci: krisis finansial global, reaksi pasar, abnormal return, trading volume activity. A. PENDAHULUAN Investasi dalam saham merupakan salah satu pilihan investasi dalam pasar modal dan merupakan salah satu sekuritas yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meskipun, saham merupakan investasi yang bukan bebas risiko namun terdapat investor yang tetap berinvestasi dalam saham. Hal ini dikarenakan saham dapat memberikan keuntungan berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan. Sedangkan, capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.

2 Investasi dalam saham dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal merupakan faktor yang berhubungan dengan perusahaan itu sendiri. Sedangkan, lingkungan eksternal merupakan faktor yang berhubungan dengan makro ekonomi. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi reaksi investor saham adalah krisis finansial global. Pada awal tahun 2007 di Amerika Serikat (AS) mulai terjadi sebuah krisis keuangan. Puncaknya terjadi pada September Dan bulan september 2008 adalah bulan dimana perusahaanperusahaan terbesar di dunia ambruk. Dikutip dari ( diakses 30 November 2012, tanggal 7 september 2008 menjadi catatan kelam sejarah perekonomian Amerika serikat. Krisis yang terjadi di Amerika tersebut telah membawa dampak bagi stabilitas perekonomian dunia. Krisis tersebut berawal dari kebangkrutan perusahaan prekreditan rumah Fannie Mae dan Freddie Mac yang diikuti kebangkrutan Leman Brothers yang merupakan salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika. Hal ini terjadi karena melakukan pemberian kredit secara sangat ekspansif (mekanisme Sub Prime Mortgage), sehingga menyebabkan lembaga keuangan dan penjamin simpanan mengalami kerugian. Subprime mortgage merupakan istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitur dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi. Keadaan tersebut memicu hilangnya kepercayaan kepada lembaga keuangan dan pasar keuangan. Keterikatan sistem keuangan dengan pasar keuangan global inilah yang pada akhirnya membawa dampak krisis bagi perekonomian dunia. Kondisi buruknya perekonomian dunia diperjelas dengan rilis dari Lembaga Moneter Internasional International Monetary Fund (IMF) pada 6 November 2008 yang memprediksi pertumbuhan ekonomi negatif untuk Amerika Serikat (- 0,7), empat negara di Eropa (-0,5) dan Inggris (-1,3) untuk tahun Tampak pula tren penurunan pertumbuhan negaranegara tersebut sejak 2007 hingga Menurut Didik Kurniawan Hadi- Chief Economist Assistant PT Recapital Advisors yang dikutip dari ( global) diakses 28 november Situasi keuangan dunia yang tidak menentu seakan menjadi ancaman bagi perekonomian dunia. Yang mengakibatkan sejumlah negaranegara kaya saat ini mengalami resesi, sebagian karena kredit yang ketat dan sebagian lagi karena melonjaknya harga minyak dunia. Pendapatan nasional di Inggris, Perancis, Jerman, dan Jepang turun. Dengan melihat cepatnya para pekerja yang kehilangan pekerjaannya dan lemahnya daya beli konsumen, perekonomian Amerika serikat juga mengalami kemunduran. Selain itu, untuk negara Asia seperti China, Jepang, dan India sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di Asia juga tak luput dari hantaman krisis. Berdasarkan prediksi IMF pada 6 November 2008 yang dikutip dari world economic outlook 2008, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif (-0,2) pada Sementara China mengalami penurunan dari 11,9% pada 2007 menjadi 9,7% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 8,5% pada Demikian juga dengan India yang berturutturut mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3% pada 2007 menjadi 7,8% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 6,3% pada Untuk Indonesia sendiri mengalami penurunan dari 6,3% pada 2007 menjadi 6,1% pada Indonesia termasuk salah satu Negara yang terkena dampak krisis finansial global. Hal ini dapat terlihat pada

3 melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Nilai tukar Rupiah pernah mencapai titik terendah di level Rp ,- pada 10 oktober 2008, data ini dapat dilihat dari Bank Indonesia (BI) pada kurs BI tahun Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global. Karena melemahnya Rupiah terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik. Krisis ini juga akan menyebabkan peningkatan inflasi. Menurut Didik Kurniawan Hadi- Chief Economist Assistant PT Recapital Advisors yang dikutip dari ( global) diakses 28 november 2012, krisis keuangan global juga berdampak kepada ekspor Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor. Selama 5 tahun terakhir, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke- 2 setelah Jepang dengan kisaran masingmasing 12% 15%. Selain itu, negaranegara importir produk Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel, Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor Indonesia. Dari informasi tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa keseluruhan negara-negara tersebut sedang mengalami dampak krisis keuangan global yang berakibat pada perlambatan ekonomi di setiap negara. Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang berorientasi ekspor di Indonesia. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang terkena dampak dari krisis keuangan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ekspor sektor pertambangan pada Triwulan I 2008 yang hanya mencapai US$5,5 miliar (pangsa 20,7%), atau hanya tumbuh 1,5%. Pertumbuhan ini sangat rendah karena komoditas unggulan seperti tembaga dan batubara, tumbuh negatif masing-masing 27,2%, dan 1,3%. Hanya ekspor komoditas timah (tumbuh 288,5%) dan nikel (10,3%) yang tumbuh cukup tinggi, terutama didorong oleh tingginya volume ekspor. Khusus untuk tembaga dan batubara, penurunan volume ekspor ini terkait dengan kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation) yang digunakan sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Semua ini dapat dilihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sektor pertambangan tahun Dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB), pertumbuhan sektor pertambangan juga tidak terlalu signifikan. Berdasarkan data dari BPS sektor pertambangan tahun 2008, sektor pertambangan hanya tumbuh 2,0% pada tahun Tingkat pertumbuhan tahun 2007 ini justru lebih rendah dibandingkan capaian pada tahun 2006 sebesar 2,2%. Sementara itu, pada Triwulan I 2008 ini, sektor pertambangan justru mengalami pertumbuhan negatif 2,3% dibandingkan Kuartal I Menurut Didik Kurniawan Hadi- Chief Economist Assistant PT Recapital Advisors yang dikutip dari ( global) diakses 28 november 2012, krisis Keuangan juga berdampak pada aktivitas pasar modal global. Perkembangan indeks bursa saham di beberapa bursa dunia yang sebelumnya menunjukkan kinerja yang outperform, terkoreksi turun sampai dengan level yang tidak diperkirakan. Hal ini terjadi karena krisis finansial global ini menimbulkan kepanikan yang luar biasa. Para investor menarik dana investasi mereka demi melindungi nilainya. Indeks Nasdaq dan Down Jones mengalami penurunan yang drastis. Indeks Dow Jones merosot tajam

4 dari level menjadi atau terkoreksi sekitar 37%. Sedangkan indeks Nasdaq dari level turun menjadi level atau terkoreksi 40%. Pemerintah AS pun melakukan tindakan. Melalui persetujuan dari DPR-nya, dana talangan sebesar US$700 miliar disiapkan. Tetapi tindakan itu tidak cukup untuk membendung krisis. Bahkan ada perkiraan bahwa dana tersebut akan membengkak menjadi US$1 triliun. Hal ini langsung berdampak bursa saham di negara-negara lain. Indeks Nikkei di Jepang dari level turun ke level atau terkoreksi 47%. Di Hongkong, indeks Hang Seng turun dari level ke level atau terkoreksi 40%. BEI juga terkena dampak dari krisis keuangan global. Hal ini dapat dilihat dari Indonesia Stock Exchange (IDX) statistics yang dikeluarkan oleh BEI tahun 2008, IHSG yang semula berada pada level terkoreksi sebesar 59% atau turun ke level pada 30 Oktober Dalam penelitian ini usaha saham pertambangan batubara menjadi objek dalam penelitian ini karena dalam tempo satu dasawarsa terakhir, komoditas batubara telah menjadi penggerak sentimen utama bursa. Maka, tidak heran, jika ada berita positif tentang bursa regional di periode itu, maka saham batubara akan masuk lebih dulu dalam daftar belanjaan investor. Minat orang pada saham batubara sudah muncul sejak lebih dari 10 tahun lalu kala PT Bumi Modern berubah nama menjadi PT Bumi Resources Tbk (BUMI), Ketertarikan pasar pada saham emiten batubara kian menjadijadi setelah pada kurun waktu , harga minyak di (New York Merchantile Exchange) NYMEX melejit dari US$ 17 US$ 20 per barel hingga menyentuh US$ 147 per barel. Batubara pun kecipratan berkahnya. Harganya ikut naik dari US$ 22 US$ 25 per ton menjadi US$ 192,5 per ton. Dikutip dari ESDM.go.id, jumlah cadangan batubara siap tambang yang ada di Indonesia hingga tahun 2008 tercatat sebanyak 7,12 miliar ton. Meskipun pada tahun 2008 ekspor batubara turun, namun produksi batubara Indonesia mulai dari tahun 2002 sampai tahun 2007 cenderung meningkat bahkan tahun 2008 mencapai 231,18 juta ton, Saham BUMI, yang semula di level Rp 25 per saham, pernah mencapai rekor harga tertinggi di posisi Rp per saham pada pertengahan 2008 silam. Hal ini dapat dilihat dari harga penutupan BEI tahun Namun, setelah itu harga saham pertambangan batubara berangsur turun mulai pertengahan 2008 tersebut. Hal ini dikarenakan tanda dimulainya krisis sudah mulai terasa dan permintaan komoditas pertambangan batubara dari negara-negara lain cenderung melemah saat krisis global akhir Kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu kejadian menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Menurut Martalena et al (2011: 41) Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dalam konsep Efficient Market Hipotesis (EMH), suatu pasar dikatakan efisien (dalam bentuk setengah kuat) jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia. Menurut Irham Fahmi (2012: 260) Pasar modal dikatakan efisien bila informasi tentang semua harga dapat diperoleh secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang khusus. Bila pasar modal efisien, maka harga-harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannya pun tidak terduga. Informasi tersebut akan masuk ke dalam pasar modal dan kemudian membentuk harga sekuritas. Reaksi pasar tersebut dapat dilihat dari adanya reaksi volume perdagangan, reaksi harga dan

5 reaksi tingkat keuntungan (return saham). Adanya informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh para investor untuk melakukan analisis di pasar modal. Harga saham merupakan salah satu faktor bagi investor dalam pengambilan keputusan. Pembentukan harga saham tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, terutama lingkungan ekonomi, lingkungan politik dan stabilitas keamanan negara. Salah satu lingkungan ekonomi yang mempengaruhi pembentukan harga saham adalah terjadinya krisis finansial global. Menurut Jogiyanto (2012: 555) Event study dapat juga digunakan sebagai alat untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Dalam menguji efisiensi pasar modal, event study digunakan untuk mengetahui apakah abnormal return yang terjadi setelah peristiwa tersebut diperkirakan sebelumnya dan digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh event terhadap aktivitas di pasar modal. Kaitannya dengan perubahan trading volume activity yang terjadi. Event study menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari event study. Abnormal return merupakan kelebihan dari return sesungguhnya yang terjadi terhadap return normal. Jika suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika tidak mengandung informasi maka tidak akan memberikan abnormal return. Selain itu, event study juga menganalisis volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan petunjuk mengenai kekuatan atau kelemahan pasar. Konsep ini menganggap bahwa kenaikan atau penurunan pergerakan pasar saham yang disertai dengan volume perdagangan saham yang besar merupakan tanda kekuatan pasar. Sedangkan jika tidak disertai dengan volume yang relative besar merupakan tanda pasar yang lemah. Event study dilakukan seperti yang dilakukan oleh Tri Gunarsih dan Yushita Astawuri (2003) yang melakukan penelitian mengenai reaksi pasar terhadap pengumuman pembentukan komite audit di BEI. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat abnormal return signifikan secara statistik. Hasil yang signifikan secara statistik ini mengindikasikan bahwa pembentukan komite audit direaksi oleh investor. Selain itu, penelitian juga dilakukan oleh Aulia Kurnia Dewi (2010) yang melakukan penelitian tentang perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Dan dilakukan juga oleh Theodorus Radityo (2011) yang melakukan penelitian tentang analisis abnormal return saham dan TVA atas kebijakan stock split. Hasilnya dari penelitian ini adalah reaksi yang ditimbulkan merupakan respon negatif, karena investor menganggap stock split merupakan sinyal yang buruk bagi masa depan perusahaan. Dari kedua penelitian terdahulu diketahui bahwa variabel harga saham secara cepat menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dan rata-rata volume perdagangan sebelum dan sesudah peristiwa mengalami perubahan. B. METODE Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah selama 121 hari bursa yang dibagi menjadi dua periode, yaitu periode estimasi (estimation period) dan periode kejadian (event period). Periode estimasi selama 100 hari, yaitu dari t-110 sampai t-11 sebelum event date. Periode kejadian selama 21 hari, yakni terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa

6 (pre-event), 1 hari pada saat peristiwa (event date) dan 10 hari sesudah peristiwa (post event). A B C D E A : beginning of estimation period (t-110) tanggal 2 April 2008 B : end of estimation period (t-11) tanggal 22 Agustus 2008 C : beginning of event period (t-10) tanggal 25 Agustus 2008 D : event date (t) tanggal 8 September 2008 E : end of event period (t+10) tanggal 22 September 2008 Penyesuaian atas penentuan periode penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan event date hari senin, 8 September 2008 dikarenakan peristiwa krisis finansial global terjadi pada hari minggu tanggal 7 September 2008 yang bukan merupakan hari bursa. 2. Peristiwa lain yang terjadi pada periode peristiwa diasumsikan tidak berpengaruh terhadap fluktuasi di pasar modal. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang masuk dalam LQ45 sampai dengan Desember 2008 yang mencapai 8 emiten. Sedangkan sampel menurut Uma Sekaran (2006: 123) adalah sebagian dari populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria dalam penelitian dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Supomo 2002:131). Adanya kriteria penentuan sampel bertujuan untuk menghindari adanya miss specification yang akan mempengaruhi hasil penelitian. Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih dari sahamsaham indeks LQ45. Saham-saham indeks LQ45 merupakan saham-saham yang telah ditentukan BEI yang merupakan saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang besar. Saham-saham indeks LQ45 mengalami perubahan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan Februari sampai dengan Juli dan Agustus sampai dengan Januari tahun berikutnya. Setiap saham yang dijadikan sampel harus masuk dalam LQ45 selama 3 tahun berturut-turut. Dari 8 perusahaan hanya 2 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari sumber data sekunder. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tanggal terjadinya krisis finansial global yang terdapat pada situs Bursa Efek Indonesia ( Data harga saham pertambangan, volume dan Indek LQ-45 selama 100 hari, yaitu dari t-110 sampai t-11 sebelum event date. Periode kejadian selama 21 hari, yakni terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (pre-event), 1 hari pada saat peristiwa (event date) dan 10 hari sesudah peristiwa (post event). Event study dipergunakan untuk menganalisis data. Studi peristiwa (event study) yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya

7 dipublikasikan sebagai suatu pengumuman (Jogiyanto, 2003:410). Reaksi pasar dapat diukur dengan melihat perubahan pada abnormal return dan trading volume activity akibat adanya suatu informasi. Dalam penelitian ini akan diuji apakah krisis finansial global mempengaruhi reaksi pasar yang dilihat dari pergerakan harga saham dan perubahan trading volume activity. Pergerakan harga saham tersebut digunakan untuk mencari abnormal retun. Analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut: Menghitung Abnormal return Abnormal return sering disebut keuntungan diatas normal dari sebuah sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Menurut Jogiyanto (2012: 580) cara menghitung abnormal return sebagai berikut: A = - A = abnormal return saham i pada hari ke-t. = actual return untuk saham i pada hari ke-t. = expected return untuk saham i pada hari ke-t. Nilai dapat dihitung sebagai berikut: = return sesungguhnya saham i pada waktu t. = closing price saham i pada waktu t. = closing price saham i pada waktu t-1. Dalam penelitian ini untuk menghitung expected return masingmasing saham dipergunakan market model dilakukan melalui dua tahap (Jogiyanto, 2000:421) yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data return realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk menghitung expected return dalam periode estimasi, expected return dihitung dengan rumus sebagai berikut: = expected return untuk saham i hari ke t. = return indeks IHSG pada hari ke-t. = free rate dalam hal ini Suku Bunga Indonesia (SBI). = beta dari periode estimasi. Sedangkan nilai dapat dihitung sebagai berikut: = return pasar yang sebenarnya pada waktu t. t-1. = indeks LQ45 pada waktu t. = indeks LQ45 pada waktu Untuk menghitung koefisien dan diperoleh dari perhitungan regresi runut waktu antara return saham sebagai variabel terikat dan return pasar ( ) sebagai variabel bebas. Dari koefisien dan tersebut dapat dihitung expected return tiap-tiap saham atau E(Ri). Setelah abnormal return dapat ditentukan maka rata-rata abnormal return dari berbagai sekuritas pada tiap-tiap hari pengamatan dapat

8 dihitung dengan rumus sebagai berikut: sekuritas pada tiap-tiap hari pengamatan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: = abnormal return saham i pada hari ke-t. = average abnormal return saham i pada hari ke-t. n = jumlah seluruh saham yang diteliti. Cumulative Abnormal Return (CAR) harian tiap-tiap saham selama periode event dapat dihitung dengan rumus: = cumulative abnormal return saham i pada hari ke-t. = abnormal return saham pada hari ke-a, yaitu awal periode event t- 10 sampai hari ke-t Menghitung Trading Volume Activity Merupakan aktivitas perdagangan saham dan mencerminkan seberapa aktif atau likuid suatu saham diperdagangkan di pasar modal. Trading Volume Activity yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Setelah trading volume activity dapat ditentukan maka rata-rata trading volume activity dari berbagai = trading volume activity saham i pada hari ke-t. = average trading volume activity saham i pada hari ke-t. n = jumlah seluruh saham yang diteliti. Uji normalitas untuk data abnormal return dan trading volume activity Uji normalitas dimaksudkan supaya data yang digunakan dalam pengujian hipotesis berdistribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Dengan uji kolmogorov smirnov dapat diketahui nilai sampel yang teramati berdistribusi normal. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah (two tailed test), yaitu dengan menggunakan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka uji beda dua sampel yang digunakan adalah uji peringkat wilcoxon (wilcoxon signed rank test) yang merupakan uji statistik non parametrik. Langkahlangkah dalam pengujian ini antara lain menentukan level of significance ( ). Yaitu sebesar 5% dengan derajat kebebasan (df) sebesar n-1, kemudian membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan = 5%. Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan (1) apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka tidak signifikan. (2) apabila nilai

9 probabilitas (p) > 0,05 maka signifikan. Menguji ada atau tidaknya abnormal return di periode peristiwa. Untuk menguji ada atau tidaknya abnormal return yang ada di periode peristiwa, digunakan Uji t. si yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). Uji t dilakukan dengan cara standarisasi abnormal return (standardized abnormal return), menggunakan perhitungan berdasarkan deviasi standar return-return selama periode estimasi dengan nilai prediksi returnnya. Untuk menghitung nilai t hitung dari sampel digunakan rumus sebagai berikut: = standarized abnormal return untuk portfolio (t hitung) = abnormal return untuk saham i pada hari t = kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i Kesalahan standar estimasi untuk masing-masing saham selama periode estimasi dihitung dengan menggunakan rumus: = kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i = return sekuritas i untuk hari ke-k selama periode estimasi = expected return sekuritas i untuk hari ke-k selama periode estimasi (dihitung berdasarkan model estimasi dari perhitungan sebelumnya T = periode estimasi Menguji beda dua rata-rata untuk abnormal return sebelum peristiwa dan abnormal return setelah peristiwa. Dalam hal ini digunakan uji beda dua mean (paired sample t-test). Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan dua cara yaitu secara kumulatif dan parsial. Dalam penelitian ini untuk uji t digunakan bantuan dengan progam SPSS yang langsung dapat dilihat nilai signifikansinya, sehingga tidak perlu melihat tabel. Bila nilai signifikansi 0,05 maka tidak signifikan yang berarti bahwa rata-rata abnormal return sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa tidak berbeda secara signifikan. Tetapi bila nilai signifikansi < 0,05 maka signifikan yang berarti bahwa rata-rata abnormal return sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa berbeda secara signifikan. Langkah-langkah yang digunakan untuk pengujian secara kumulatif pada sepuluh hari sebelum peristiwa krisis finansial global terjadi dan sepuluh hari setelah peristiwa krisis finansial global terjadi menggunakan average abnormal return sepuluh hari sebelum peristiwa krisis finansial global terjadi dan sepuluh hari setelah peristiwa krisis finansial global terjadi. Bila signifikansi 0,05 maka tidak signifikan yang berarti bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan antara sebelum dan sesudah

10 peristiwa krisis finansial global terjadi. Tetapi bila nilai signifikansi < 0,05 maka signifikan yang berarti ada perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global terjadi. Menguji beda dua rata-rata untuk trading volume activity sebelum peristiwa dan trading volume activity dan setelah peristiwa. Dalam hal ini digunakan uji beda dua mean (paired sample t-test). Untuk melakukan pengujian ini dilakukan dengan dua cara yaitu secara kumulatif dan parsial. Dalam penelitian ini untuk uji t digunakan bantuan dengan progam SPSS yang langsung dapat dilihat nilai signifikansinya, sehingga tidak perlu melihat tabel. Bila nilai signifikansi 0,05 maka tidak signifikan yang berarti bahwa rata-rata trading volume activity sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa tidak berbeda secara signifikan. Tetapi bila nilai signifikansi < 0,05 maka signifikan yang berarti bahwa rata-rata trading volume activity sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa berbeda secara signifikan. Langkah-langkah yang digunakan untuk pengujian secara kumulatif pada sepuluh hari sebelum peristiwa krisis finansial global terjadi dan sepuluh hari setelah peristiwa krisis finansial global terjadi menggunakan average trading volume activity sepuluh hari sebelum peristiwa krisis finansial global terjadi dan sepuluh hari setelah peristiwa krisis finansial global terjadi. Bila signifikansi 0,05 maka tidak signifikan yang berarti bahwa tidak ada perbedaan trading volume activity yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global terjadi. Tetapi bila nilai signifikansi < 0,05 maka signifikan yang berarti ada perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global terjadi. C. ANALISIS Pengujian normalitas menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Dengan uji kolmogorov smirnov dapat diketahui nilai sampel yang teramati berdistribusi normal. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah (two tailed test), yaitu dengan menggunakan taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Apabila p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan jika nilai p 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 3.1. menunjukkan hasil uji normalitas data rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah tanggal peristiwa Tabel 3.1. Hasil Uji Normalitas Data Rata-rata Abnormal Return Saham di Sekitar Peristiwa Item yang diuji Sebelum Peristiwa Sesudah Pengumuman Asymp.Sig.(2- tailed) Keterangan Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa berdistribusi normal, hal ini dapat ditunjukkan dengan semua nilai p-value di atas 0,05.

11 Sedangkan Tabel menunjukkan hasil uji normalitas data ratarata trading volume activity sebelum dan sesudah tanggal peristiwa. dengan nilai standar yang digunakan adalah nilai prediksi returnnya. Tabel Hasil Uji Normalitas Data Rata-rata Volume Perdagangan Harian Item yang Asymp.Sig.(2 Keterangan diuji -tailed) Sebelum Berdistribusi Peristiwa Normal Sesudah Berdistribusi Peristiwa Normal Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa berdistribusi normal, hal ini dapat ditunjukkan dengan semua nilai p-value di atas 0,05. Dikarenakan data berdistribusi normal baik itu abnormal return maupun trading volume activity maka, pengujian hipotesis ini memakai statistik parametrik yaitu uji t (paired sample t-test). D. PEMBAHASAN Hal pertama yang ingin diuji adalah signifikansi abnormal return untuk semua saham (rata-rata abnormal return) yang ada di periode peristiwa. Untuk menguji ada atau tidaknya abnormal return dengan tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di periode peristiwa, digunakan uji t. Berikut ini adalah hasil pengujian dengan uji t secara standarisasi abnormal return berdasarkan deviasi standar returnreturn saham selama periode estimasi Tabel 4.1. Hasil Analisis si Rata-rata Abnormal Return Saham selama Periode Pengamatan Hari AR t hitung Keterangan -10-0, ,0833 Tidak -9-0, ,3441 Tidak -8-0,0766-0,9845 Tidak -7-0, ,0139 Tidak -6-0, ,0096 Tidak -5-0, ,2266 Tidak -4-0, ,3221 Tidak -3-0, , , ,6042 Tidak -1-0, ,5908 Tidak 0-0,0827-1,0630 Tidak +1-0, , , , , ,1666 Tidak +4-0, , , , , ,2391 Tidak

12 +7-0, ,9095 Tidak +8-0, ,9161 Tidak +9 0, ,1358 Tidak +10-0, ,2510 Tidak Dari tabel 4.1, dengan menggunakan uji t secara standarisasi abnormal return untuk melihat signifikansi rata-rata abnormal return, tampak bahwa ada 5 hari selama event period yang menghasilkan menghasilkan abnormal return yang signifikan dibandingkan dengan hari yang lain bagi para pemegang saham, yaitu hari ke -3 sebelum event date dan hari ke +1, +2, +4, dan +5 setelah event date. Hal ini dikarenakan selama hari-hari tersebut nilai t hitung kurang dari ataupun lebih dari Hal ini mengindikasikan bahwa krisis finansial global direaksi oleh investor selama 5 hari tersebut. Fluktuasi abnormal return negatif yang signifikan terjadi dengan alasan yang mendasari terjadinya hal tersebut adalah pasar segera memberi tanggapan terhadap krisis finansial global. Pergerakan harga saham mengindikasikan bahwa krisis finansial global merupakan informasi yang negatif (bad news) sehingga menyebabkan investor menjual kepemilikan sahamnya. Hal ini memicu kelebihan supply daripada demand yang berakibat pada penurunan harga saham. Namun, jika kita cermati lebih dalam lagi, dari nilai AR diketahui jika hampir semua hari kecuali t+9 selama event period menghasilkan nilai yang negatif, hal ini mengindikasikan jika krisis finansial global tidak menghasilkan keuntungan bagi investor atau hal ini mengindikasikan jika peristiwa krisis finansial global ditangkap oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan batubara. Dari hasil pengujian signifikansi abnormal return selama event period terlihat bahwa terdapat rata-rata abnormal return yang signifikan yang diterima investor baik sebelum event date maupun setelah event date. Melalui pengujian signifikansi ini dapat diketahui apabila krisis finansial global dapat memberikan informasi bagi investor untuk mengambil keputusan. Dari data terlihat jika pada t-3 investor mulai merespon isu-isu terkait finansial global dan setelah pengumuman peristiwa krisis finansial global investor langsung merespon negatif pada hari ke +1, +2, +4, dan +5 dengan menjual kepemilikan saham, hal ini mengindikasikan jika investor lebih bereaksi setelah pengumuman peristiwa krisis finansial global daripada sebelum peristiwa krisis finansial global yang berarti investor dapat mengambil keputusan dari informasi peristiwa krisis finansial setelah diumumkan dan apabila dicermati lebih dalam lagi investor bereaksi pendek terhadap krisis finansial global. Melalui pengujian signifikansi dapat ditarik kesimpulan bahwa peristiwa krisis finansial global 7 September 2008 menghasilkan abnormal return bagi para investor. Selain itu, kesimpulan yang dapat ditarik lagi adalah bahwa krisis finansial global menghasilkan reaksi negatif selama event period dan direspon dalam jangka pendek. Hal kedua yang akan diuji dalam penelitian ini adalah bahwa rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji beda dua mean (paired t-test) untuk membandingkan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Dalam penelitian ini uji beda dua mean (paired t- test) dilakukan dengan menggunakan program SPSS sehingga tidak perlu melihat

13 tabel, langsung dapat dilihat nilai signifikansinya. Berikut ini adalah hasil dari pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji t untuk membandingkan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa secara kumulatif terlihat pada tabel Tabel Hasil Analisis rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Peristiwa secara Kumulatif Perbandin gan AR t- hitung Sig.(2- tailed) Ketera ngan Sebelum Tidak dan Signifik Sesudah an 6E-4 Dari hasil pengujian data tersebut terlihat bahwa secara kumulatif rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi yang 0,05. Jadi dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa tidak berbeda secara signifikan atau selama event period peristiwa krisis finansial global, investor tidak mendapatkan keuntungan luar biasa yang merugikan orang lain (fair game) yang berarti krisis finansial global tidak mengandung informasi yang bisa digunakan investor dalam mengambil keputusan baik sebelum event date maupun setelah event date. Investor tidak dapat mengambil informasi untuk mengambil keputusan dari peristiwa krisis finansial global sehingga abnormal return sebelum event date dengan abnormal return setelah event date tidak berbeda. Investor tidak dapat mengambil keputusan meskipun sudah diumumkannya adanya peristiwa krisis finansial global. Yang akan diuji dalam penelitian ini adalah rata-rata trading volume activity saham sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman tidak berbeda secara signifikan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji beda dua mean (paired t- test) untuk membandingkan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa. Dalam penelitian ini uji beda dua mean (paired t-test) dilakukan dengan menggunakan program SPSS sehingga tidak perlu melihat tabel, langsung dapat dilihat nilai signifikansinya. Berikut ini adalah hasil dari pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji t untuk membandingkan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa secara kumulatif terlihat pada tabel Tabel Hasil Analisis Rata-rata Data Volume Perdagangan Harian Sebelum dan Sesudah Peristiwa secara Kumulatif Perbandin gan ATV A t- hitung Keterang an Sebelum dan Sesudah E-3 Sig.( 2- tailed ) Tidak Dari hasil pengujian data tersebut terlihat bahwa secara kumulatif rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan nilai signifikansi yang 0,05. Jadi dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa berbeda secara signifikan atau krisis

14 finansial global menyebabkan terjadinya reaksi dari investor. E. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya reaksi pasar terhadap peristiwa krisis finansial global dengan menggunakan sampel 2 saham perusahaan pertambangan batubara pada periode April sampai dengan September Setelah data dikumpulkan maka dapat ditarik kesimpulan beberapa hal berikut. Pertama, pada pengujian signifikansi abnormal return selama event date dapat dilihat bahwa terdapat ada 5 hari menghasilkan menghasilkan abnormal return yang signifikan dibandingkan dengan hari yang lain bagi para pemegang saham, yaitu pada hari ke -3 sebelum event date dan hari ke +1, +2, +4 dan +5 setelah event date. Dari hasil pengujian signifikansi abnormal return tersebut membuktikan bahwa peristiwa krisis finansial global 7 September 2008 menghasilkan abnormal return bagi para investor. Selain itu, kesimpulan yang dapat ditarik lagi adalah bahwa krisis finansial global menghasilkan reaksi negatif selama event period dan direspon dalam jangka pendek. Kedua, bila dilihat perbandingan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global secara kumulatif tidak berbeda secara signifikan. Jadi dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa tidak berbeda secara signifikan atau dapat dikatakan jika investor tidak mendapatkan keuntungan yang lebih dari peristiwa krisis finansial global yang berarti krisis finansial global tidak mengandung informasi yang bisa digunakan investor dalam mengambil keputusan.. Ketiga, bila dilihat perbandingan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global secara kumulatif berbeda secara signifikan. Jadi dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa berbeda secara signifikan atau dapat dikatakan jika krisis finansial global menyebabkan terjadinya reaksi dari investor. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa peristiwa krisis finansial global menghasilkan abnormal return yang yang signifikan baik sebelum event date maupun setelah event date. Namun dari analisa uji rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global menghasilkan rata-rata yang tidak berbeda secara signifikan. Dan dari analisa uji ratarata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa krisis finansial global menghasilkan rata-rata yang berbeda secara signifikan. Bursa Efek Indonesia semakin sensitif terhadap munculnya berbagai informasi yang relevan, termasuk informasi ekonomi yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini menuntut para pelaku pasar modal untuk lebih berhatihati dan memiliki kepekaan terhadap berbagai kegiatan atau peristiwa yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap fluktuasi harga saham. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan beberapa hal berikut ini. Pertama, pada penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas sampel penelitian. Kedua, penelitian dimasa yang akan datang hendaknya berhati-hati di dalam pemilihan

15 sampel karena terdapat perusahaan yang belum terdaftar di bursa pada saat periode estimasi atau terdapat perusahaanperusahaan yang dikeluarkan dari daftar kategorisasi yang diinginkan untuk setiap periodenya. Ketiga,setiap jenis informasi akan menghasilkan reaksi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemilihan jenis informasi yang relevan terhadap pasar modal. Keempat, penelitian selanjutnya dalam menghitung return pada pendekatan event study perlu dikembangkan penggunaan model penghitungan lain, seperti: market adjusted model, mean adjusted model. Kelima, penelitian selanjutnya hendaknya mengkoreksi beta sekuritas agar untuk pasar modal yang sedang berkembang seperti BEI tidak bias karena perdagangan yang tidak sinkron

16 DAFTAR PUSTAKA Ahadisti Nastiti Analisis reaksi pasar modal terhadap pengumuman perubahan komposisi Jakarta Islamic Index (JII). Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Alwi, Z. Iskandar. (2003). Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Aulia Kurnia Dewi Perbedaan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Bodie kane and Marcus Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, Tjiptono, Pasar Modal di Indonesia, Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat. Didik Kurniawan Hadi. Dampak krisis finansial global. (diakses 28 november 2012). Hapyani, P, N. Pengujian Teori Static Teori Struktur Modal, Jurnal riset akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009 Indriantoro dan Supomo Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Irham Fahmi Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ketujuh. Yogyakarta: BPFE. Maulida Dwi Indah Sari Analisis perbedaan abnormal return, volume perdagangan, volatilitas harga saham serta bid-ask spread perusahaan sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Martalena dan Maya Malinda Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi. Rika Andriyani dan Nurmadi Harsa Sumarta. Reaksi harga saham di bursa efek Jakarta terhadap kondisi keamanan di dalam negeri. Journal. FE-Unversitas Dr. Soetomo. Volume IV no.1. Desember Sekaran, Uma Metodologi penelitian untuk bisnis, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sekolah Pasar Modal Level 1. Surabaya: Bursa Efek Indonesia.

17 Sunariyah Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi IV, cetakan pertama. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Taufiq Noor Rokhman Analisis return, aktivitas volume perdagangan dan bid-ask spread saham di seputar pengumuman stock split. Tesis. Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Theodorus Radityo Analisis abnormal return saham dan TVA atas kebijakan stock split. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Tri Gunarsih dan Yushita Astawuri. Reaksi pasar terhadap pengumuman pembentukan komite audit di bursa efek Jakarta. Kompak nomor 9, September - Desember Yanuar Wahyu Pradhana Putra Reaksi pasar modal atas peristiwa January effect pada perushaan LQ 45 yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Skripsi. Fakultas ekonomi Universitas Brawijaya Malang. (diakses 14 September 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Globalisasi yang tengah menjadi fenomena kehidupan masyarakat dunia, telah membawa dampak dan perubahan yang besar terhadap pola hubungan ekonomi antar negara. Perubahan

Lebih terperinci

REAKSI PASAR MODAL SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PENGUATAN TERTINGGI DOLAR US TERHADAP RUPIAH TAHUN Disusun Oleh: Niswah Qurrotul Aini

REAKSI PASAR MODAL SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PENGUATAN TERTINGGI DOLAR US TERHADAP RUPIAH TAHUN Disusun Oleh: Niswah Qurrotul Aini REAKSI PASAR MODAL SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA PENGUATAN TERTINGGI DOLAR US TERHADAP RUPIAH TAHUN 2015 Disusun Oleh: Niswah Qurrotul Aini Dosen Pembimbing: Drs. Djumahir, SE., MM. ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Studi Penelitian ini menggunakan metode event study, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara dan sebagai tujuan alternatif investasi yang menguntungkan. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini hampir semua negara menaruh perhatian besar terhadap pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah atau mengurangi jumlah saham yang beredar menjadi n

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain mengorbankan sesuatu

Lebih terperinci

Management Analysis Journal

Management Analysis Journal MAJ 1 (3) (2014) Management Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj REAKSI PASAR MODAL INDONESIA TERHADAP PENGUMUMAN KENAIKAN HARGA BBM 22 JUNI 2013 Ervina Ratna Ningsih, Dwi Cahyaningdyah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode Februari Juli yaitu indeks yang terdiri dari 45 perusahaan yang tercatat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pasar modal di negara-negara kawasan Asia lainnya, seperti Jepang, Singapura,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange)

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amerika Serikat memiliki salah satu pasar keuangan terbesar dan paling berpengaruh di dunia. Bursa saham New York (New York Stock Exchange) merupakan bursa terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Teknik pemilihan sampel

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA Siti Murtopingah Rina Mudjiyanti Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This study is to analysis

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK Peristiwa pengumuman penerbitan sukuk dan obligasi adalah informasi menarik bagi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan Trading Volume Activity (TVA) yang terjadi dalam perusahan perusahaan yang sudah melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan studi peritiwa (event study). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa (event) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek Indonesia terhadap pengumuman peristiwa bencana banjir yang melanda daerah khusus

Lebih terperinci

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS REAKSI PASAR ATAS PENGUMUMAN STOCK SPLIT OLEH PT. JAPFA COMFEED INDONESIA TBK. TAHUN 2013 (Studi Pada Perusahaan di Sektor Peternakan Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2013) I Putu Gede Brahmaputra

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 60 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-ekperimental, dengan jenis deskriptif, dan komparatif. Dilihat dari pengendalian variabel, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas.

BAB I PENDAHULUAN. dimasa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktifitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang. Istilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, era globalisasi membawa suatu pengaruh yang sangat besar dalam perekonomian suatu negara. Era globalisasi ini terjadi dikarenakan adanya rasa saling ketergantungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tidak hanya dimiliki oleh negara-negara industri, bahkan banyak Negara-negara yang sedang berkembang yang juga memiliki pasar modal. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat menunjang ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar Modal memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakuan dengan menggunakan metode event study, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakuan dengan menggunakan metode event study, yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakuan dengan menggunakan metode event study, yang digunakan untuk menganalisis reaksi sebelum dan sesudah pengumuman CGPI periode 2010-2013

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional sebagai wahana investasi bagi masyarakat dan sebagai wahana pembiayaan bagi perusahaan dengan menjual

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu

BAB I PENDAHULUAN. dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara,

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ZAINUL BACHTIAR B 200 090 031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN III.METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak memasuki memasuki era globalisasi, satu persatu negara di dunia mulai ikut dalam proses globalisasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bidang keuangan, event study digunakan untuk meneliti dampak suatu peristiwa seperti pengumuman dividen, right issue, stock split maupun peristiwa lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan perdagangan internasional semakin ketat. Untuk itu Indonesia perlu meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 DAMPAK PERGANTIAN MENTERI KEUANGAN RI TAHUN 2010 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Rica Syafitri Sirait,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting terutama terkait dengan arus permodalan dan pertumbuhan ekonomi. Pasar modal merupakan indikator

Lebih terperinci

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar 1BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Objek yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah efektifitas aksi korporasi. Sebuah aksi korporasi yang efektif akan memberikan sinyal kandungan informasi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata

BAB V PEMBAHASAN. Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata BAB V PEMBAHASAN A. Return Saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Wenny (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal 3.1 Objek Penelitian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split di BEI pada tahun 2010

Lebih terperinci

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM WINNER DAN SAHAM LOSER UNTUK MENGIDENTIFIKASI PRICE REVERSAL (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ 45 di BEI Periode 2014-2015) Nadhira Nur Aulia Topowijono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite merupakan salah satu indeks pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Seperti yang tercermin dalam judul, jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dimana peneliti mencoba untuk menjelaskan apakah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Imbas the U.S. subprime mortgage crisis ke perekonomian negara-negara di luar Amerika Serikat benar-benar terasa, setelah kejadian Lehman Brothers menyatakan bangkrut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Indeks DJIA, Indeks Nikkei 225, dan Indeks FTSE 100 terhadap pergerakan Indeks LQ45 Periode 2013-2014 ini, maka dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016

ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016 ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016 1 Ni Putu Tila Permata Sari 2 I Gusti Ayu Purnamawati, 3 Nyoman Trisna Herawati Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi perekonomian global, ditandai dengan meningkatnya harga minyak dunia sampai menyentuh harga tertinggi $170

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Purwanti (2005) dengan obyek penelitian Indeks LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Sumber data berasal dari perusahaan sector keuangan antara lain berasal dari sub sektor pembiayaan, sub sektor lainnya, sub sektor bank, sub sektor perusaahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder, data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Harga dari sekuritas menunjukkan informasi yang penting bagi investor dalam berinvestasi di saham tertentu. Salah satu pengumuman yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal sebagai alternatif untuk menghimpun dana masyarakat, bagi emiten memberikan banyak manfaat. Dalam kondisi risiko hutang yang tinggi maka akan

Lebih terperinci

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013 JURNAL MAKSIPRENEUR, Vol. VI, No. 2, Juni 2017, hal. 56 65 ANALISIS REAKSI PASAR MODAL ATAS PENGUMUMAN KENAIKAN BI RATE TANGGAL 12 NOVEMBER 2013 Dwi Cahyaningdyah Nidya Arum Cahyasani Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual

BAB II. Kajian Pustaka. perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual BAB II Kajian Pustaka 2.1 Tinjauan pustaka 2.1.1 Pasar Modal Menurut Jogiyanto (2014,29-30), pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan salah satu tempat (media) yang memberikan kesempatan berinvestasi bagi investor perorangan maupun institusional. Oleh karena itu, arah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang datanya diperoleh melalui www.idx.co.id. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan krisis Subprime Mortgage telah merontokkan Amerika, juga sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di pertengahan tahun 2007 hingga 2009 lalu perekonomian dunia, khususnya Amerika Serikat mengalami gejolak keuangan yang cukup serius. Banyak analis yang memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dan sarana representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan disuatu negara, karena hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan 9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan mencari cara untuk tetap mampu bertahan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah modal kerja dan memperluas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ardian Agung Witjaksono (2010) Sunariyah, (2006: 20-22).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ardian Agung Witjaksono (2010) Sunariyah, (2006: 20-22). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya krisis ekonomi global memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan pasar modal di Indonesia. Dampak krisis keuangan dunia atau lebih dikenal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 25

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 25 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR GRAFIK...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pratama (2011), peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan berupa return dan abnormal return pada sampel saham LQ 45 yang terdaftar di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IHSG yang mencatat pergerakan saham dari semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga mencerminkan pasar modal yang tengah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Ahmad, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Ahmad, 2004). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi suatu negara termasuk Indonesia. Peranan penting pasar modal yaitu sebagai sarana pembentuk modal dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian event study. Event study digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu peristiwa.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (SRV) DI SEKITAR EX-DIVIDEND DATE PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Radita Sari Anggraeni 10208985 Latar Belakang Masalah Sebagai pasar yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sebuah alternatif sektor keuangan selain perbankan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BI rate merupakan salah satu faktor yang digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu ditunggu oleh para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, pasar modal tidak lepas dari pengaruh lingkungan, terutama

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, pasar modal tidak lepas dari pengaruh lingkungan, terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh gejolak moneter yang terjadi di beberapa negara Asia dan Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah menimbulkan kesulitan yang sangat besar terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY DAN ABNORMAL RETURN SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN BUY BACK SAHAM (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI yang Melakukan Buy Back Tahun 2012-2014) Rizka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset III. METODE PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset yang memungkinkan peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia

Lebih terperinci