LIES SETYOWATI : EVALUASI KINERJA DINAS KEBERSIHAN DALAM PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN, 2008.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LIES SETYOWATI : EVALUASI KINERJA DINAS KEBERSIHAN DALAM PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN, 2008."

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA DINAS KEBERSIHAN DALAM PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN TESIS Oleh LIES SETYOWATI /MTK PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2 EVALUASI KINERJA DINAS KEBERSIHAN DALAM PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN TESIS Untuk Memperoleh Gelar Megister Teknik dalam Program Studi Megister Teknik Kimia pada Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Oleh LIES SETYOWATI /MTK PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

3 Judul Tesis : EVALUASI KINERJA DINAS KEBERSIHAN DALAM PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : LIES SETYOWATI Nomor Pokok : Program Studi : Megister Teknik Kimia Menyetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Ketua Dr. Ir. Fatimah, MT Anggota Ketua Program Studi, Direktur, Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Prof. Dr.Ir. T. Chairun Nisa B, MSc Tanggal Lulus :

4 Telah diuji pada Tanggal... PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Anggota : 1. Dr. Ir. Fatimah, MT 2. Dr. Halimatuddahliana, ST, MSc 3. Dr. Retno Widhiastuti, MS 4. Dr. Luqman Erningpraja 5. Mersi S. Sinaga, ST, MT

5 ABSTRAK Penelitian ini merupakan evaluasi terhadap kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan aspek transportasi, penanganan sampah dan kualitas lingkungan (air lindi dan udara ambien) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Namo Bintang, Medan. Komponen yang diteliti adalah waktu angkut mulai dari pool sampai ke TPA Sampah, umur kendaraan dan jumlah timbulan sampah. Data primer tersebut diperoleh melalui penelitian dan pengamatan langsung di lapangan dan data sekunder diperoleh dari Dinas/Instansi Pemerintah yang terkait dalam penanganan persampahan. Data hasil penelitian dievaluasi dengan pendekatan Metode Sistem Kontainer Angkat (HCS) dan Sistem Kontainer Tetap (SCS), sedangkan kualitas lingkungan TPA Namo Bintang dievaluasi menggunakan metode perbandingan dengan Baku Mutu Lingkungan yang berlaku. Dari hasil evaluasi diperoleh bahwa timbulan sampah Kota Medan adalah 4.285,9 m 3 /hari, jumlah sampah terangkut adalah sebesar m 3 /hari atau 79,24 %. Selain itu dari hasil penelitian diketahui bahwa pola pengumpulan dan pengangkutan sampah dengan sistem individual tidak langsung ternyata lebih efisien daripada sistem individual langsung (door to door) ditinjau dari jumlah ritasi kendaraan pengangkut dalam satu hari. Sistem Open Dumping yang diterapkan di TPA Sampah Namo Bintang menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, hal ini terlihat dari kualitas air lindinya yang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan. Kata kunci : sampah, pengumpulan dan pengangkutan, TPA Sampah Namo Bintang, Open Dumping

6 ABSTRACT This research has evaluated the Departement of Cleanliness Medan City based on transportation aspect, solid waste control and environment quality (leachate and ambient air) in Final Land Disposal of solid waste Namo Bintang, Medan. Components analyzed were the transport time, start from the pool to Final Land Disposal Namo Bintang, the age of the vehicles and the amount of solid waste generation. The primary data was collected by direct field observation and secondary data was taken from the government institution according with solid waste management. Data was evaluated by using Hauled Container Systems (HCS) and Stationary Container Systems (SCS), environment quality of Final Land Disposal Namo Bintang was evaluated by comparative methods to current Environment Quality Standard. Based on the evaluation, it has been found that solid waste generation of Medan City is 4.289,5 m 3 /day, the amount of lifted solid waste is about m 3 /day or 79,24 %. Moreover, from the study it has been found that the collection pattern and solid waste transportation by indirect individual system more efficient than direct individual system (door to door) review from the transportation vehicle rotation in one day. System Open Dumping which applied in the Final Land Disposal Namo Bintang emerged negative to the environment, it can be seen from leachate quality which over the Environment Quality Standards. Key word : solid waste, collection and transport, final land disposal Namo Bintang, Open Dumping.

7 LEMBAR PENGESAHAN J u d u l : Evaluasi Kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan Berdasarkan Aspek Transportasi Persampahan dan Penanganan Sampah di TPA Namo Bintang N a m a : Lies Setyowati N I M : Program Studi : Teknik Kimia Menyetujui Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Pembimbing I Dr. Ir. Fatimah, MT Pembimbing II Mengetahui, Ketua Program Studi, Direktur, Prof. Dr. Ir. Setiaty Pandia Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc NIP NIP

8 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Ruang Lingkup... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Klasifikasi sampah Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya Klasifikasi sampah berdasarkan tipenya Klasifikasi sampah berdasarkan sifatnya Karakteristik Sampah Teknik Operasional Penanganan sampah Timbulan Sampah Faktor yang mempengaruhi timbulan sampah Metode Perhitungan timbulan sampah Besaran timbulan sampah Pewadahan sampah Persyaratan Bahan Penentuan Ukuran Volume Faktor yang harus diperhatikan dalam pewadahan Penempatan Wadah Pengumpulan Sampah Pola Pengumpulan dan persyaratan Sistem operasional Pengumpulan Pelaksanaan Pengumpulan Pemindahan sampah Pengangkutan Sampah Sistem pemindahan Sistem Pengosongan Kontainer Sistem Pembuangan dan penanganan sampah di TPA BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Kerangka Metodologi Survey dan pengumpulan data Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data primer ii

9 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Persampahan Kota Medan Aspek Organisasi Timbulan Sampah Kegiatan Pengumpulan Tempat Pembuangan Sementara Pemindahan Kegiatan Pengangkutan Daerah Pelayanan Pembuangan Akhir Pembahasan Aspek Organisasi Timbulan Sampah Kegiatan Pengumpulan Tempat Pembuangan Sementara Pemindahan Kegiatan Pengangkutan Daerah Pelayanan Pembuangan Akhir BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

10 D A F T A R T A B E L Tabel 2.1. Komposisi Sampah Di Beberapa Kota Besar Tabel 2.2. Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen Sumber Sampah Tabel 2.3. Besaran timbulan sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota Tabel 2.4. Pola dan Karakteristik Pewadahan Sampah Tabel 2.5. Jenis Pewadahan Sampah Tabel 2.6. Kriteria Teknis Tipe Pemindahan Tabel 2.7. Parameter Kualitas Air Lindi yang dianalisis Tabel 2.8. Parameter Kualitas Udara yang dianalisis Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan Tabel 4.2. Jumlah Pegawai Dinas kebersihan Kota Medan Berdasarkan Status Pekerjaan Tabel 4.3. Timbulan Sampah Kota Medan Tabel 4.4. Komposisi Sampah Kota Medan Tabel 4.5. Jenis dan Jumlah TPS di Kota Medan Tabel 4.6. Lokasi TPS Per Kecamatan Tabel 4.7. Jumlah Sampah Terangkut dan Tingkat Pelayanan Sampah di Kota Medan Tabel 4.8. Data Kondisi TPA Namo Bintang dan Terjun Tabel 4.9. Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang Medan Tabel Hasil Uji Kualitas Udara Ambien di TPA Namo Bintang Medan iv

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Peta Kota Medan... 2 Gambar 2.1. Skema Mekanisme Operasional Pengelolaan Sampah Gambar 2.2. Sistem Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah Gambar 2.3. Pola Pengangkutan Sistem Transfer Depo Gambar 2.4 Sistem Pengosongan Kontainer Cara Gambar 2.5. Sistem Pengosongan Kontainer Cara Gambar 2.6. Sistem Pengosongan Kontainer Cara Gambar 2.7. Sistem Pengosongan Kontainer Tetap Gambar 3.1. Kerangka Acuan Penlitian Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan v

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 ii

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dengan pola hidup yang semakin konsumtif sudah tentu diikuti dengan meningkatnya produksi sampah. Di semua daerah, sampah selalu menimbulkan masalah yang rumit untuk dipecahkan. Hal ini disebabkan karena dampak yang ditimbulkan menjadi masalah bagi lingkungan hidup. Sampah yang dibuang secara open dumping berpotensi menimbulkan berbagai penyakit dan tempat berkembangbiaknya vektor penyakit. Masalah persampahan perkotaan di Indonesia saat ini sudah sampai pada tingkat sangat serius. Berbagai pihak ikut serta dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan masyarakat dan lingkungan pemukiman. Salah satu komponen pembangunan yang mendapat perhatian adalah pembangunan di bidang penyehatan lingkungan pemukiman, yaitu program peningkatan sistem pengelolaan persampahan, berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun Peraturan tersebut mengatur tentang pengelolaan persampahan, yakni diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota. Kota Medan termasuk diantara kotakota besar di Indonesia, juga tak luput dari permasalahan sampah kota. Sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara, kota Medan merupakan pusat perdagangan, industri dan jasa, yang berkembang dengan

14 2 pesat. Selain itu, Medan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, yang termasuk dalam kawasan segitiga emas, harus dapat memberikan kesan sebagai kota yang bersih dan nyaman. Dengan semakin meningkatnya aktifitas di kota Medan, maka jumlah timbulan sampah yang dihasilkan juga semakin meningkat. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan sistem pengelolaan sampah, sehingga upaya tersebut optimal dan efisien. Kota Medan sebagai kota metropolitan, memiliki luas 265,1 km2, yang terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Jumlah timbulan sampah pada tahun 2004 mencapai ton/tahun. Guna mengoptimalkan dan memperbaiki tingkat pelayanan sampah di kota Medan, yang pada tahun 2004 mencapai 80 % (Bangun Praja Lingkungan Kota Medan, 2005), maka kota Medan dibagi dalam 3 (tiga) wilayah daerah pelayanan (Gambar 1.1). Pada setiap daerah pelayanan terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan. Sampah dari daerah pelayanan Medan I dan Medan II dibuang ketempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Namo Bintang, sedangkan daerah pelayanan Medan III dibuang ke TPA Sampah Terjun, Marelan. Pelaksanaan pengelolaan sampah di Kota Medan meliputi beberapa tahapan kegiatan, yaitu dimulai dari tahap pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir. Tahap pengumpulan dan pengangkutan sampah memerlukan perhatian yang serius. Sekarang ini, kegiatan pengumpulan sampah dinilai masih belum optimal. Sistem pewadahan sampah pada sumbernya belum memenuhi kriteria teknis yang

15 3 berlaku dan tidak ada pemilahan sampah. Pengumpulan sampah dari sumbernya ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sampah masih dalam keadaan tercampur, antara sampah organik dan sampah anorganik. Di TPS juga masih banyak sampah yang berserakan, yang disebabkan oleh kurang disiplinnya petugas pengumpul sampah. Tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dalam membantu mengatasi masalah persampahan, makin memperberat tugas pengelolaan sampah. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah di sekitar lokasi TPS/kontainer dan sungai, sehingga sampah bertebaran di sekitar TPS. Selain itu, masih ada masyarakat yang menumpuk sampah mereka di pinggir jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut sampah, akibatnya muncul TPSTPS liar yang dapat menurunkan nilai estetika. Hal ini terjadi mungkin karena masih kurangnya TPS yang tersedia. Dari segi kegiatan pengangkutan sampah, sampai saat ini juga dinilai belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari beberapa alasan berikut ini : 1. Masih banyaknya sampah yang berserakan di sekitar lokasi TPS/kontainer, yang tidak terangkut sebagaimana mestinya. 2. Masih adanya TPS liar di beberapa lokasi, yang dilalui truk sampah, sehingga truk sampah harus sering berhenti di setiap lokasi tersebut. 3. Sistem pengumpulan sampah door to door, langsung dengan truk sampah tidak seluruhnya dapat dijalankan, karena banyak jalan pemukiman yang tidak dapat

16 4 dilalui oleh truk pengangkut sampah, sehingga memperlama waktu pengangkutan sampah ke TPA. Dari segi pembuangan akhir sampah, Kota Medan memiliki ada dua lokasi TPA Sampah, yaitu TPA Namo Bintang dan TPA Terjun. Semula teknologi yang digunakan dalam pembuangan akhir sampah adalah metode control landfill, namun pada kenyataannya metode yang digunakan adalah open dumping, hal ini disebabkan karena pihak pengelola tidak menerapkan aturanaturan yang berlaku. TPA sampah tersebut menjadi semrawut, bau busuk, berasap dan lindinya menyebar ke arah yang tidak diinginkan. Pencemaran air sumur penduduk sekitarnya oleh air lindi merupakan salah satu masalah yang paling serius dalam penerapan sistem open dumping sampah yang tidak dilengkapi dengan saluran pengumpul air lindi dan instalasi pengolahan air lindi Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang perlu dirumuskan masalah pengelolaan sampah secara detail untuk diteliti. Permasalahan yang akan dikaji : Sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah dari sumbernya sampai ke TPA Penerapan teknik operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah dapat meningkatkan trip pengangkutan sampah Lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan jarak angkut terpendek ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

17 5 Penerapan metode open dumping berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan hidup di lokasi TPA Namo Bintang 1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan aspek transportasi dan penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah) Namo Bintang. 2. Untuk mengetahui kualitas air lindi dan udara ambien di Tempat Pembuangan Akhir Namo Bintang. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu hasil evaluasi, yang nantinya dapat dipergunakan bagi Pemerintah kota Medan, khususnya Dinas Kebersihan, sebagai acuan dalam menetapkan teknik operasional pengelolaan sampah yang baik, terutama dalam tahap pengumpulan dan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir, agar pengelolaan sampah di kota Medan semakin optimal Ruang Lingkup Berdasarkan pertimbanganpertimbangan teknis di lapangan, maka ditetapkan bahwa ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Lokasi kajian adalah daerah pelayanan sampah Medan II, yang meliputi Kecamatan Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia,

18 6 Medan Tuntungan, Medan Selayang dan Medan Baru. Wilayah ini merupakan kawasan perdagangan, perkantoran, pendidikan, pasar dan permukiman. 2. Melakukan survey dan investigasi lapangan untuk pengumpulan data, seperti : Data Primer : data yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung, yang meliputi pengukuran timbulan sampah, jarak dan waktu pengumpulan sampah dari sumbernya ke TPS, jarak dan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA, sistem teknis operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah termasuk sarana dan prasarana. Mengukur kualitas lingkungan di lokasi TPA Sampah Namo Bintang, dengan parameter uji untuk air lindi adalah ph, Total Padatan Terlarut, Total Krom, Hidrogen Sulfida, Amoniak Bebas, BOD 5 dan COD. Sedangkan parameter uji untuk kualitas udara adalah SO 2, NO 2, CO, HC dan Debu. Data Sekunder : data yang diperoleh dari Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah Kota Medan, yang meliputi Dinas Kebersihan, PD. Pasar, Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan, Bappeda dan BPS. Sementara itu data yang diambil berupa peta RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota), peta Jaringan Jalan, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, timbulan sampah, komposisi sampah, sarana dan prasarana persampahan di Kota Medan.

19 7 Sebagai acuan untuk mengetahui kualitas lingkungan hidup di TPA digunakan standar kualitas udara, yaitu Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1999, dan standar kualitas air limbah, yaitu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 51/MENLH/10/1995.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi berupaya memperoleh informasi yang seakurat mungkin tentang kinerja para anggotanya. Penilaian kinerja harus dilakukan dengan baik, karena akan sangat bermanfaat bagi organisasi secara keseluruhan, bagi para atasan langsung dan bagi karyawan yang bersangkutan. Menurut Amstrong (1994), Pengelolaan Kinerja merupakan proses yang dikendalikan oleh manajer dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi, tim kerja dan individu. Dalam pengelolaan kinerja, manajer bekerjasama dengan karyawan untuk menetapkan tujuan penilaian, mengarahkan kinerja memberikan umpan balik, mengevaluasi kinerja dan memberikan penghargaan kepada karyawan. Realisasi aktivitas tersebut mendukung keberhasilan perusahaan pada masa yang akan datang Pengelolaan Sampah Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diingingkan atau tidak digunakan lagi (Tchobanoglous, dkk, 1993). Menurut Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang keplpan Perkotaan dan Perdesaan, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3 yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

21 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Dinas Kebersihan Kota Medan dan TPA Namo Bintang. Waktu penelitian pada bulan Januari 2005 sampai dengan Januari Kerangka Metodologi Gambaran penelitian yang akan dilakukan, dapat dilihat pada Kerangka Acuan dalam gambar Survey dan Pengumpulan Data Survey dan pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapat informasi yang akurat mengenai daerah studi dan sistem pengelolaan sampah terutama sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah serta system penanganan sampah di TPA yang sudah ada. Survey dan pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Wawancara Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa pejabat dan staf teknis pada Dinas Kebersihan Kota Medan, sebagai institusi pengelola kebersihan di kota Medan

22 44 Ide awal (Perumusan Masalah) Apakah optimasi teknik operasional pengumpulan dan pengangkutan dapat meningkatkan trip pengangkutan? Dimana lokasi TPS yang strategis, dengan jarak angkut terpendek ke TPA? Apakah sistem Open Dumping di TPA mempengaruhi kualitas lingkungan hidup? Tinjauan Pustaka Pemahaman Teori Persampahan Standart Tata Cara Pengelolaan Sampah Perkotaan Laporan Penelitian sebelumnya Survey dan Pengumpulan Data Data Sekunder Data Primer Kondisi Wilayah Studi Jumlah timbulan sampah kota Timbulan dan komposisi Sampah Jarak dan waktu Pengumpulan Sarana pengumpulan dan Jarak dan waktu Pengangkutan Pengangkutan sampah eksisting Sistem Teknik Operasional Pe Data kualitas lingkungan hidup di ngumpulan dan pengangkutan TPA yg sebelumnya sampah Uji kualitas air lindi dan udara ambien di TPA Analisa dan Evaluasi Jumlah timbulan sampah kota Waktu dan jarak pengumpulan sampah Waktu dan jarak pengangkutan sampah Teknis Operasional Pengumpulan, pengangkutan sampah, penempatan TPS Membandingkan kualitas air lindi dan udara ambien dengan BML Rekomendasi Pola sistem pengumpulan & pengangkutan sampah yang efisien dan efektif Penempatan TPS dan jumlah alat angkut serta rute pengangkutan Metode pengolahan sampah di TPA yang aman terhadap lingkungan

23 45 Gambar 3.1. Kerangka Penelitian dan Dinas / Instansi terkait. Data yang diperlukan adalah cara atau pola pengumpulan dan pengangkutan sampah serta pelaksanaan sistem pembuangan sampah di TPA, terkait dengan permasalahan yang dihadapi. 2. Survey / Penelitian Lapangan Dilakukan untuk memperoleh data primer yang diperlukan dalam evaluasi, yaitu jumlah timbulan sampah, waktu dan jarak pengumpulan sampah dari sumber sampah ke TPS dengan becak/gerobak sampah atau mobil pengangkut sampah. Selain itu, waktu dan jarak pengangkutan sampah dari TPS ke TPA serta mekanisme pembuangan dan penanganan sampah di TPA. 3. Pengumpulan dokumendokumen Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dari semua laporan dan penelitian yang berkaitan dengan pengumpulan dan pengangkutan sampah di Kota Medan, seperti jumlah sarana dan prasarana pengumpulan dan pengangkutan sampah, serta rute pengangkutan yang saat ini dilaksanakan Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder harus dikumpulkan sebelum penelitian dilakukan, yaitu data yang berhubungan dengan lokasi wilayah studi. Data sekuder diperoleh melalui Dinas/Instansi yang terkait dengan masalah pengelolaan sampah kota Medan, yaitu

24 46 Dinas Kebersihan dan PD.Pasar, Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan, Bappeda dan BPS. Data sekunder yang diperlukan antara lain : peta lokasi studi, peta jaringan jalan, peta rute pengumpulan dan pengangkutan sampah, jumlah penduduk, sarana dan prasarana persampahan, jumlah timbulan dan komposisi sampah, struktur organisasi pengelola sampah Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penelitian langsung di lapangan. Data primer yang diperlukan adalah : 1. Timbulan Sampah Timbulan sampah yang dihasilkan pada Wilayah Pelayanan II, untuk daerah permukiman dihitung berdasarkan ratio timbulan sampah yang berlaku di Kota Medan dan jumlah penduduk di daerah tersebut, termasuk fasilitas perkantoran, perdagangan dan lainlain. 2. Waktu dan Jarak Pengumpulan Waktu yang diperlukan becak /gerobak sampah dalam mengumpulkan sampah dari sumber sampah ke TPS dan kemampuan pelayanannya. 3. Waktu dan Jarak Pengangkutan Waktu yang dibutuhkan truk sampah untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA dan panjang jarak yang ditempuh. Hal ini dilakukan dengan mengikuti rute yang dilalui kendaraan pengangkut sampah dan menghitung waktu yang diperlukan

25 47 untuk melakukan satu kali trip pengangkutan dan jumlah trip dalam satu hari. Jumlah kendaraan yang akan disurvey di lapangan adalah jumlah kendaraan yang melayani daerah pelayanan Medan II, yang terdiri dari compactor truck, dump truck, typer truck, dan armroll truck. 4. Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Meliputi cara pengumpulan sampah, baik individual maupun komunal dan cara pengangkutan sampah, baik dengan Sistem Kontainer Angkat (HCS) maupun dengan Sistem Kontainer Tetap (SCS), termasuk perawatan peralatan operasional kebersihan. 5. Kualitas Lingkungan Hidup di TPA Namo Bintang Data kualitas lingkungan hidup yang diperlukan adalah kualitas air lindi dan kualitas udara ambien di TPA Talun Kenas. 3.5 Analisa Berdasarkan data yang dikumpulkan, kemudian dilakukan analisa data berdasarkan lingkup kondisi persampahan yang ada saat ini dan permasalahanpermasalahan yang ada. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : 1. Timbulan sampah yang berhubungan dengan persentase pelayanan yang dapat diberikan sesuai dengan sarana yang ada.

26 48 2. Waktu dan kemampuan becak/gerobak sampah dalam mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS dalam satu hari. 3. Waktu yang dibutuhkan oleh truk pengangkut sampah dari TPS ke TPA dalam satu hari untuk menentukan berapa jumlah trip/hari sampah dapat diangkut ke TPA, serta analisa kemungkinan adanya penambahan trip. 4. Dalam analisa ini diasumsikan semua timbulan sampah yang dilayani dapat terangkut ke TPA, tanpa memperhitungkan adanya reduksi sampah di sumbernya dan TPS. 5. Membandingkan hasil uji laboratorium kualitas air lindi di TPA dengan Kep. Menteri Lingkungan Hidup no : 51/MenLH/10/1995, tentang Baku Mutu Limbah Cair (Lampiran C) dan untuk hasil uji laboratorium kualitas udara ambient dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah no :41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara Menghitung Waktu Angkut Sampah Untuk menghitung waktu angkut sampah dan jumlah trip/hari digunakan rumus (Tchobanoglous, dkk, 1993) : Hauled Container Sistem (HCS) 1. Waktu per Trip ( T hsc, jam per trip ) : T hcs = P hcs + h + s (3.1)

27 49 h = a + bx (3.2) T hcs = P hcs + a + bx + s (3.3) P hcs = pc + uc + dbc (3.4) dimana, P hcs (Pick up) : waktu yang diperlukan untuk menuju lokasi kontiner berikutnya setelah meletakkan kontiner kosong di lokasi sebelumnya, waktu untu mengambil kontiner penuh dan waktu untuk mengembalikan kontiner kosong. Haul (h) : waktu yang diperlukan menuju lokasi yang akan diangkut kontainernya. At site (s) : waktu yang digunakan untuk menunggu dan membongkar di lokasi. Offroute (W) : faktor waktu non produktif, waktu untuk cheking pagi dan sore, perbaikan dan hal tak terduga (diperkirakan) a b x pc uc dbc : emperical haul time constant, jam/trip : emperical haul time constant, jam/km : jarak ratarata lokasi kontainer/tps, km/trip : waktu mengambil kontainer penuh,jam/trip : waktu untuk meletakkan kontainer kosong, jam/trip : waktu ratarata antar kontainer, jam/trip

28 50 2. Jumlah Trip per hari : N d = [ (1W) H (t 1 + t 2 )] / T hsc (3.5) dimana, N d H t 1 t 2 : jumlah trip/hari : waktu kerja per hari, jam : dari generasi ke lokasi pertama, jam : dari lokasi terakhir ke pool, jam Stasiun Container System (SCS) 1. Waktu per trip (pengumpulan mekanis, T scs ) : T scs = P scs + a + bx + s (3.6) P scs = C t (uc) + (n p 1)(dbc) (3.7) dimana, Pscs : waktu yang diperlukan untuk memuat sampah dari lokasi pertama sampai lokasi terakhir, jam/trip Ct uc n p dbc : jumlah kontainer dikosongkan per trip, kont/trip : waktu ratarata untuk mengosongkan kontainer, jam/kont : jumlah lokasi kontainer lokasi/trip : waktu ratarata antar lokasi kontainer,jam/lokasi

29 51 2. Jumlah kontainer kosong per trip, C t : dimana, C t = vr / cf (3.8) v r c f : volume alat angkut. m 3 /trip : compaction ratio : volume kontiner, m 3 /trip : factor berat kontiner 3. Jumlah trip per hari, N d : N d = V d / vr (3.9) dimana, V d : jumlah sampah per hari, m 3 /hari 4. Waktu sebenarnya yang dibutuhkan, H : dimana, H = [ (t 1 + t 2 ) + N d. T scs ] / ( 1W ) (3.10) t 1 : waktu dari pool (garasi) ke kontainer I, jam t 2 : waktu dari TPA ke pool, jam

30 52 5. Waktu Per Trip, Untuk Pengumpulan Manual : Jumlah lokasi yang dapat dikumpulkan dalam satu trip, N p : dimana, N p = 60 P scs.n / t p (3.11) 60 : konversi jam ke menit, 60 menit/jam n : jumlah pengumpulan tp : waktu pengambilan per lokasi, menit/lokasi Jumlah volume sampah terangkut per trip, v, m 3 /trip : Vp. Np V = (3.11) r dimana, Vp : volume sampah terkumpulkan per lokasi TPS, m3/lokasi Np : jumlah lokasi TPS R : faktor pemadatan

31 Jadwal Penelitian Pelaksanaan penelitian Evaluasi Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah di Kota Medan dilakukan dengan beberapa tahapan sebagaimana tertera dalam tabel 3.1. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian No Bulan, 2005 Uraian Kegiatan 1. Pengumpulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli

32 54 bahan dan literatur 2. Pembuatan Proposal 3. Kolokium 4. Persiapan administrasi penelitian dan data sekunder 5. Pengumpulan data primer dan penelitian 6. Analisa data 7. Penyusunan hasil penelitian 8. Seminar Hasil

33 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Eksisting Sistem Pengelolaan Persampahan Kota Medan Aspek Organisasi Dinas kebersihan adalah merupakan salah satu unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan yang bertanggung jawab dalam bidang pelaksanaan pelayanan umum kebersihan kota. Dasar pembentukan Dinas kebersihan kota Medan adalah Peraturan Daerah Kota Medan nomor : 4 tahun 2001, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinasdinas di lingkungan Pemko Medan dan Surat Keputusan Walikota Medan No : 24 tahun 2001, tanggal 26 Juni 2001 tentang Pelaksanaan Perda Kota Medan nomor : 4 tahun Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Medan nomor : 10 tahun 2002, tanggal 1 Januari 2003 tentang Tugas Pokok dan fungsi Dinas Kebersihan kota Medan, Dinas Kebersihan kota Medan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : a. Penyapuan jalanjalan protokol dan kolektor b. Pengumpulan sampah dari sumber ke tempat Pembuangan Sementara (TPS) c. Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah d. Pemusnahan sampah dan pengelolaan TPA e. Penyedotan septiktank f. Retribusi kebersihan

34 55 Jumlah personil dan struktur organisasi Dinas Kebersiahan kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, dan gambar 4.1. No Tabel 4.1. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan Pendidikan Jumlah Keterangan Jenis Pendidikan (orang) Strata 2 2 PSL Strata 1 38 Ekonomi Diploma III 6 Ekonomi, Teknik SLTA 473 SLTP 596 SD 710 Jumlah Sumber : Dinas Kebersihan, 2005 Tabel 4.2. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan Berdasarkan Status Pekerjaan Status No. Jabatan/Tugas Jumlah PNS ABRI THL Kepala Dinas Kepala Bagian Kepala Sub Dinas Kepala Sub Bagian/Seksi Pemegang Kas Koordinator Operator Komputer Staff Mandor Angkutan Mandor Operasional Operator Alat Berat Mekanik Hansip Supir Container Supir Typer Kenek Bestari Melati Petugas TPA Tukang Kebun Jumlah

35 56 Kepala Dinas Kelompok Jabatan Fungsional Kabag Tata Usaha Kasubbag Umum Kasubbag Keuangan Kasubbag Kepegawaian Kasubdis P2 Litbang Kasubdis Perawatan Kasubdis Retribusi Kasubdis Operasional Kasi Pengawasan Kasi Perbengkelan Kasi Penerimaan Medan I Kasi Ops. Medan I Kasi Perencanaan Kasi Pertukangan Kasi Penerimaan Medan II Kasi Ops. Medan II Kasi Litbang Kasi Service Pool Kasi Penerimaan Medan III Kasi Ops. Medan III Kasi TPA Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan

36 57 Metode yang diterapkan dalam pengelolaan kebersihan kota Medan meliputi : a. Pewadahan b. Pengumpulan c. Pengangkutan, dan d. Pemusnahan Ada lima jabatan struktural yang sampai saat ini belum terisi personil PNS, yaitu Kasi Pengawasan, Kasi Pertukangan, Kasi Penerimaan Medan II, Kasi TPA dan Kasubbag Umum. Namun guna memperlancar tugastugas kedinasan, telah ditetapkan Pelaksana Harian pada jabatanjabatan tersebut. Sesuai dengan kebijakan Walikota Medan tentang Pemberdayaan kelurahan, dimana dalam operasional kebersihan di lapangan, Dinas Kebersihan kota Medan bekerjasama dan samasama bekerja dengan camat, lurah dan kepala lingkungan. Adapun peran Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota Medan adalah sebagai berikut : a. Kepala Lingkungan berperan menghimbau dan mengkoordinir pewadahan sampah. b. Lurah berperan mengkoordinir penyapuan, pengumpulan sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). c. Camat berperan mengkoordinir pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Mekanisme operasional persampahan di kota Medan adalah sebagai berikut (Dinas Kebersihan Kota Medan, 2005) :

37 58 Permukiman, perkantoran. Pertokoan, jalan umum, rumah makan dan perguruan tinggi, kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh gerobak sampah dan becak sampah dan pengangkutannya menggunakan armroll truck. Sedangkan untuk daerah yang dapat dilalui kenderaan pengangkut, maka pengumpulan dan pengangkutan dilakukan oleh typer truck dan compactor truck. Hotel, industri, plaza, rumah sakit, pengumpulan dan pengangkutan sampahnya dilakukan langsung oleh armroll truck dan typer truck. Fasilitas umum seperti terminal, taman, stasiun KA, tempat hiburan, halte, dan lainlain, kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh gerobak sampah dan becak sampah (kelompok Bestari), sedangkan pengangkutannya menggunakan armroll truck. Penyapuan jalan protokol dan kolektor dilakukan oleh kelompok Melati, yang dibentuk oleh Dinas Kebersihan kota Medan. Selain itu, penyapuan jalan juga dilakukan dengan menggunakan alat sweeper. Penanganan sampah di TPA dilakukan dengan menngunakan metode open dumping, yang dilengkapi dengan peralatan buldozer, scope, dan excavator Timbulan Sampah Untuk memperoleh timbulan sampah, maka perlu diketahui sumbersumber sampah kota, sumbersumber sampah yang ada di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

38 59 a. Sampah Domestik, yaitu sampah yang bersumber dari lokasi pemukiman penduduk. b. Sampah Non Domestik, yaitu sampah yang berasal dari Pasar, Pertokoan, Plaza Perkantoran Fasilitas Umum, misalnya Rumah Sakit, Pendidikan, Jalan, Hotel, Tempat Rekreasi, Terminal, Stasiun Kereta Api, dll. Industri. Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan, besarnya laju timbulan sampah Kota Medan adalah 2,3 liter/orang/hari atau 0,6 kg/orang/hari (dari RUTRK Kota Medan dan SK SNI ). Untuk mengetahui produksi sampah Kota Medan dapat diperkirakan berdasarkan : Jumlah penduduk tetap dan komuter. Daerah pelayanan. Standart timbulan sampah perkapita. Jumlah penduduk tetap dihitung berdasarkan hasil sensus yang dilaksanakan oleh BPS Kota Medan (Medan dalam angka), sedangkan penduduk komuter diasumsikan sebesar orang. Daerah pelayanan persampahan di Kota Medan hanya mencakup 80% dari timbulan sampah yang dihasilkan oleh seluruah penduduk Kota Medan atau dalam istilah persampahan Kota Medan disebut Daerah Terbangun.

39 60 Contoh perhitungan timbulan sampah (Berat Basah Sampah) Tahun 2001 Jumlah penduduk Kota Medan Standart timbulan sampah perkapita = orang = 0,6 kg/org/hari ~ 2, m3/org/hari Jumlah timbulan sampah daerah terbangun = 0,8 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = m 3 /hari Jumlah penduduk komuter = orang Jumlah timbulan sampah penduduk komuter = 0,5 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = 675 m 3 /hari Jadi jumlah timbulan sampah total = (3.467, ) m 3 /hari = 4.142,7 m 3 /hari = 1.104,7 ton/hari Hasil perhitungan timbulan sampah Kota Medan selama 4 tahun (2001 s/d 2004) dapat dilihat pada tabel 4.3.

40 61 Tabel 4.3 Timbulan sampah Kota Medan, Tahun No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan sampah (ton/hari) 1.104,7 Timbulan sampah (ton/thn) Volume sampah (m3/hari) 4.142, , , , , , , , ,4 Sumber : Medan Dalam Angka Hasil Perhitungan BPS Prop. Sumatera Utara Dalam perhitungan komposisi sampah ini tidak dilakukan penelitian secara langsung, tapi berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Adapun komposisi fisik sampah Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Komposisi Fisik Sampah Kota Medan No. Komponen Sampah Persentase 1. Sampah Organik a. Daundaunan 32,0 % b.makanan 16,2 % c. Kertas 17,5 % c. Kayu 4,5 % 2. Sampah Anorganik Plastik 13,5 % Kaca 2,3 % Logam 3,5 % Karet 2,3 % Lainlain 8,2 % J u m l a h 100% Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2005

41 62 Dari tabel 4.4 diketahui bahwa komponen sampah dari sisa makanan dan daundaunan merupakan komponen paling besar persentasenya yaitu 48,2%. Dengan komposisi sampah tersebut sangat potensial dikembangkan pengurangan sampah dengan pembuatan kompos. Dalam pembuatan kompos ini dapat dilibatkan masyarakat setempat dan LSM, dimana kompos yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau mungkin dapat dipasarkan sebagai tambahan penghasilan Kegiatan Pengumpulan Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan untuk sumber sampah yang terletak pada jalanjalan yang dapat dilalui oleh truk pengangkut sampah. Sementara itu, untuk daerah permukiman yang tidak dapat dilalui oleh truk sampah, maka kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan bekerjasama dengan Kelurahan setempat dengan menggunakan angkutan becak/gerobak sampah. Pola pengumpulan sampah di Kota Medan ada 2 (dua) jenis, yaitu : a. Pola Individual Langsung Proses pengumpulan sampah secara langsung (door to door) dengan menggunakan truk sampah (typer truck, dump truck dan compactor truck) dan kemudian dibuang langsung ke TPA. Warga diharuskan memasukkan sampah ke dalam wadah yang berupa tong, kantong atau karung plastic dan diletakkan di depan rumah pada jadwal yang telah ditentukan, untuk kemudian diambil

42 63 langsung oleh Petugas truk sampah. Pola pengumpulan ini diterapkan pada daerah permukiman, perkantoran, sekolah, plaza, rumah sakit, rumah makan, hotel, pasar, jalan umum dan lainlain. b. Pola Individual Tidak Langsung Proses pengumpulan sampah dengan menggunakan becak/gerobak sampah dan kemudian sampah dipindahkan ke TPS. Pada sistem ini, setiap warga mengumpulkan sampah di depan rumah dengan wadah berupa tong sampah atau kantong plastik, kemudian diangkut oleh petugas dengan becak/gerobak sampah yang berkapasitas 1 m 3 untuk dibuang ke TPS atau kontainer tersebut. Dalam implementasi operasional kebersihan di Kota Medan, bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Kota Medan, namun juga menjadi tanggung jawab Camat, Lurah, dan Kepala Lingkungan setempat. Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sbb : 1. Kepala Lingkungan berperan menghimpun dan mengkoordinir pewadahan sampah. 2. Lurah berperan mengendalikan penyapuan jalan, pengumpulan sampah dan TPS. 3. Camat berperan mengendalikan pengangkutan sampah dari TPS Ke TPA. 4. Dinas Kebersihan Kota Medan berperan menyusun program kebersihan kota, melakukan pengawasan dan pengelolaan TPA. Kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah adalah sampah yang berasal dari rumah tangga / kompleks perumahan, jalan umum dan terminal. Jumlah armada becak/gerobak sampah yang ada di Kota

43 64 medan sebanyak 661 unit yang melayani kurang lebih 151 Kelurahan. Jadi disetiap Kelurahan dilayani oleh unit becak/gerobak sampah. Petugas becak/gerobak sampah di Kota Medan diberi istilah Pasukan Bestari. Setiap unit becak/gerobak sampah dalam 1 hari dapat melakukan 2 (dua) kali ritasi dalam pengumpulan sampah dari rumah ke rumah. Apabila kapasitas becak/gerobak sampah 1m 3 /ritasi, dengan faktor pemadatan 1,1, maka kapasitas sampah terangkut oleh becak/gerobak sampah adalah 2,2 m 3 /hari. Dengan jumlah becak/gerobak sebanyak 661 unit, maka sampah yang dapat dikumpulkan adalah sebanyak 1.454,2 m3/hari. Pelayanan pengumpulan sampah individual secara tidak langsung, yang dilakukan dengan becak/gerobak sampah, dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Pelayanan Penuh, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah yang dilakukan setiap hari. Daerah yang mendapatkan pelayanan penuh adalah daerah inti kota. 2. Pelayanan Menengah, pengumpulan sampah yang dilakuakn oleh becak/gerobak sampah dilakukan 2 (dua) hari sekali. Daerah yang mendapatkan pelayanan menengah adalah daerah yang tingkat kegiatannya sedang. 3. Pelayanan Rendah, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah dilakukan 3 (tiga) hari sekali. Daerah yang tingkat pelayanannya rendah adalah daerah yang berada di pinggiran kota.

44 65 Sementara itu, untuk kegiatan penyapuan jalan dilakukan oleh Pasukan Melati, yang berjumlah 376 orang, Penyapuan jalan dilakukan petugas pada jalanjalan utama / protokol dengan dikoordinir oleh Kelurahan setempat. Petugas penyapu jalan menyapu sepanjang jalan yang ditentukan, kemudian sampah yang dihasilkan (umumnya berupa daundaun kering) dikumpulkan pada tempattempat tertentu, untuk selanjutnya diangkut oleh petugas becak/gerobak sampah atau langsung diambil oleh truk sampah Tempat Pembuangan Sementara Tempat Pembuangan Sementara (TPS) mempunyai fungsi untuk menampung sampah dari sumber sampah sebelum diangkut untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Di Kota Medan ada 2 jenis TPS, yaitu kontainer dengan kapasitas 10 m 3 dan 6 m 3, serta transfer depo. Jenis dan jumlah TPS yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.5. Sedangkan untuk lokasi TPS dan Transfer Depo yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.5 Jenis dan Jumlah TPS di Kota Medan No. Jenis Jumlah (unit) Kontainer Kapasitas 10 m3 Kontainer Kapasitas 6 m3 Transfer Depo J u m l a h 137 Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006.

45 66 Tabel 4.6. Daftar Lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) per Kecamatan No. Kecamatan Lokasi Keterangan Medan Belawan Medan Labuhan Medan Deli Pasar Kapuas Jl. Cimanuk Simpang Kantor PT. Coca Cola Griya Martubung Jl. K.L. Yos Sudarso PT. KIM Jl. Metal III Kompleks DPR Pasar Palapa Medan Barat Medan Timur Medan Sunggal Medan Petisah Jl. Pertempuran Jl. Cilincing Jl. Karya II Jl. Pembangunan Jl. Danau Poso Jl. Sei Deli Jl. Rambung Jl. Gudang RS. Pirngadi Jl. Mabar Jl. Bulan Jl. Timor Jl. Mentawai Kompleks Bumi Asri Perumnas Helvetia Terminal Pinang Baris Jl. Pinang Baris Tasbih Jl. Sepakat Club Store Pasar Petisah Jl. Mangkara Los III IV

46 67 Lanjutan tabel 4.6. No. Kecamatan Lokasi Keterangan 8. Medan Kota Jl. Sibarao Jl. Sutrisno Jl. Mahkamah Yuki Simpang Raya Belakang Stad. Teladan Jl. Pelangi Jl. Busi Pasar Super Market 9. Medan Area Jl. Bakaran Batu Pasar Ramai Jl. Asia Rumah Susun Jl. Gang Langgar 10. Medan Baru Jl. Wahid Hasyim Jl. Pegadaian Pasar Pringgan Ramayana Plaza Pasar Sore P. Bulan Jl. Pasar Baru 11. Medan Polonia Bandara Polonia 12. Medan Denai Menteng Indah Jl. Madio Santoso Jl. Ambar Jl. Mustika Jl. Trikora Jl. Pancasila Jl..Menteng II Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 13. Medan Amplas Terminal Amplas Jl. Bajak I Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 14. Medan Johor Villa Johor Indah Pasar Inpres Titi Kuning Jl. Sawit Raya Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 15. Medan Deli Jl. Alfaka VII Transfer Depo (TD) Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006.

47 68 Dalam perkembangannya, transfer depo yang ada kembali fungsinya sebagai TPS biasa. Selain itu, di Kota Medan juga terdapat TPS Terapung, kondisi ini terjadi karena tidak terjadinya lokasi/lahan untuk TPS, sehingga becak/gerobak sampah berkumpul pada suatu tempat dipinggir jalan, untuk menunggu truk pengangkut sampah. Sehingga sampah dipindahkan ke truk sampah dan diangkut ke TPA. TPS Terapung ini dapat dilihat di Jl. Kapten Muslim (dekat gang Jawa). Kondisi TPS / Kontainer saat ini adalah 70% baik dan 30% kurang baik, sedangkan dari jumlah kontainer sebanyak 126 unit tersebut, 29 unit sudah tertutup. Pada lokasilokasi tertentu, dimana jumlah timbulan sampahnya cukup banyak (di pasarpasar), maka pada lokasi tersebut ditempatkan 2 (dua) unit container, misalnya Pasar di Jl. Letda Sujono, Pasar Petisah, Belawan, dan lainlain. Penempatan kontainer sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak berdasarkan per wilayah kelurahan, tapi disesuaikan dengan ketersediaan lahan sebagai tempat peletakan container dan akses kendaraan pengangkut sampah Pemindahan Pemindahan sampah dari TPS ke dalam truk, dilakukan sesuai dengan jenis TPS yang ada, yaitu dengan cara sbb : a. Pemindahan secara manual Pemindahan secara manual dilakukan dengan cara mengangkat sampah menggunakan sekop atau mengangkat keranjang sampah, yang berupa transfer depo. Kendaraan yang dipakai adalah typer truck.

48 69 b. Pemindahan secara mekanis Pemindahan secara mekanis ini dilakukan dengan cara mengkaitkan kontainer dengan alat mekanik pada arm roll truck, kemudian menaikkannya ke atas truck. Cara ini hanya dipakai pada TPS jenis kontainer Kegiatan Pengangkutan Kegiatan pengangkutan sampah dari Transfer Depo atau kontainer ke Tempat Pembuangan Akhir menggunakan dua jenis kendaraan yaitu Typer Truck dan Arm Roll Truck. Sedangkan kendaraan Dump Truck dan Compactor Truck digunakan untuk mengangkut sampah yang mengikuti pola individual langsung. Sistem pengangkutan sampah yang diterapkan untuk Dump Truck adalah Sistem Kontainer Tetap (Stationary Container Systems / SCS). Truk sampah mengawali kegiatan dari pool langsung menuju ke lokasi lokasi sumber sampah di sepanjang jalan yang menjadi rutenya setiap hari dan juga melayani TPS terapung yang telah ditentukan, kemudian membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari TPA, dump truck menuju ke TPS berikutnya untuk ritasi kedua. Arm Roll Truck menggunakan Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System / HCS). Kendaraan dengan kontainer kosong mengawali kegiatan dari pool menuju lokasi kontainer, lalu meletakkan kontainer kosong dan mengangkat kontainer yang berisi sampah dan membawa ke TPA. Dari TPA, kendaraan sampah yang membawa kontainer kosong menuju ke lokasi kontainer II. Kontainer kosong diletakkan dan membawa kontainer yang berisi sampah

49 70 menuju ke TPA. Demikian seterusnya sampai kontainer sampah terakhir, yaitu kontainer ke VI diangkat dan dibuang ke TPA. Selanjutnya kendaraan kembali ke Pool dengan membawa kontainer kosong, untuk digunakan pada hari berikutnya. Hasil pengamatan lapangan terhadap daerah pelayanan pada kegiatan pengangkutan dan waktu ritasi kendaraan sampah dapat dilihat pada tabel 4.7. sampai dengan tabel 4.9. Lokasi kerja kendaraan pengangkut sampah di Wilayah Operasional Medan II dapat dilihat pada tabel 4.10 sampai dengan tabel Sedangkan Peta rute pengangkutan sampah dapat dilihat pada lampiran. Saat ini, Dinas Kebersihan Kota Medan memililki kendaraan operasional pengangkutan sampah sebanyak 152 unit, dengan perincian sbb : a. Typer Truck 86 unit Melayani : rumah tangga / kompleks perumahan, jalan umum dan terminal. b. Arm Roll Truck 18 unit Melayani : plaza, rumah sakit, industri, pasar dan TPS (kontainer) c. Dump Truck 18 unit Melayani : TPS (terapung), pengangkutan langsung door to door d. Compactor Truck 30 unit Melayani : rumah tangga / kompleks perumahan, perkantoran, rumah makan / restoran, jalan umum dan lainlain. Status kepemilikan kendaraan pengangkutan sampah tersebut adalah aset Pemerintah Kota Medan, kecuali Dump Truck dan Compactor Truck yang disewa dari suatu perusahaan angkutan truk swasta. Selain itu, guna mendukung

50 71 pengangkutan sampah yang berasal dari pasarpasar, PD. Pasar Kota Medan mempunyai 3 unit Typer Truck. Jumlah sampah yang terangkut oleh kendaraan pengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) per hari dapat dilihat pada tabel Tabel 4.15 Jumlah Sampah Terangkut dan Tingkat Pelayanan Sampah di Kota Medan. No. Kendaraan Pengangkut Jumlah (unit) 1. Compactor Truck 30 Kapasitas (m3) 16 Ratarata Trip/hari 2 Sampah Terangkut (m3/hari) Typer Truck Dump Truck , Arm Truck Typer Truck PD. Pasar Jumlah Sampah Terangkut ,0 Timbulan sampah Tahun ,9 Persentase Pelayanan... 79,24 % Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2006 Perhitungan Daerah Pelayanan Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan, daerah yang mendapat pelayanan sampah adalah 80% dari wilayah Kota Medan, yang disebut dengan daerah terbangun, dengan mengacu pada jumlah penduduk yang ada.

51 72 Jumlah timbulan sampah Kota Medan 4.285,9 m 3 /hari. Sampah yang terangkut sebesar m 3 /hari, yang berarti hanya + 79% dari total timbulan sampah Kota Medan. Dari jumlah sampah yang terangkut, 42,8 % pengumpulannya dilayani secara individual langsung dengan truk pengangkut sampah. Daerah yang menjadi prioritas pelayanan adalah daerah sekitar pusat kota, atau yang dikenal dengan daerah terbangun. Sementara itu daerah yang mendapatkan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran Pembuangan Akhir Merupakan kegiatan operasional pembuangan sampah tahap akhir, dimana sampah ditempatkan pada suatu tempat, dengan tujuan agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kualitas lingkungan di sekitarnya. Metode pengelolaan sampah di TPA yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan adalah Open Dumping, yaitu sampah yang masuk ke TPA dibuang atau dipaparkan langsung di lokasi TPA tanpa melalui proses tertentu. Sebelum dilakukan pembuangan sampah, terlebih dahulu lokasi TPA dibagi dalam beberapa zona, agar pembuangan / pemaparan sampah menjadi teratur. Sampah yang masuk ke TPA ditimbun di satu zona tertentu, dan apabila zona tersebut telah penuh dengan timbunan sampah, maka pembuangan dan penimbunan sampah dialihkan ke zona yang baru, demikian seterusnya.

52 73 Kota Medan memiliki 2 (dua) buah lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA), yaitu TPA Namo Bintang dan TPA Terjun. TPA Namo Bintang berjarak + 15 km dari pusat kota, dengan luas + 17,6 Ha dan beroperasi sejak tahun Sedangkan TPA Terjun berjarak + 14 km dari pusat kota, dengan luas + 13,7 Ha dan beroperasi sejak tahun Data data mengenai TPA di Kota Medan dapat dilihat pada tabel Tabel 4.16 Data mengenai kondisi TPA Namo Bintang dan TPA Terjun No Uraian TPA Namo Bintang Terjun Lokasi : a. Kelurahan Namo Bintang Terjun b. Kecamatan Pancur Batu Medan Marelan c. Dati II Kab. Deli Serdang Kota Medan 2. Luas Lokasi m m2 3. Kepemilikan Lahan Pemko Medan Pemko Medan 4. Jarak Lokasi TPA dari : a. Permukiman b. Sungai c. Pantai d. Lapangan Terbang e. Pusat Kota 500 m 5 km (Sei Tuntungan) 25 km (Belawan) 10 km (Polonia) 15 km 500km (Sei Deli) 6 km (Belawan) 23 (Polonia) 14 km 5. Kondisi Tanah a. Areal b. Lapisan Dasar Tanah liat Tanah Lempung Tanah Liat 6. Topografi Lembah Relatif Datar 7. Prasarana Umum : a. Jalan Masuk b. Jalan Operasional c. Pagar Ada Ada Pagar Hidup Ada Ada Tanggul

53 74 d. Pos Jaga e. Kantor f. IPAL (Leachate) Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Tidak Ada 8. Mulai dioperasikan 5 Juli 1987 ( ± 19 tahun ) 7 Januari 1993 ( ± 13 Tahun ) 9. Sistem Pemusnahan Open Dumping Open Dumping 10. Fasilitas lain : a. Incenerator b. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) c. Komposting Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada 11. Persen Pemakaian 90% 90% 12 Sampah yang masuk per hari 50% dari sampah terangkut 50% dari sampah terangkut Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang Guna mengetahui kualitas air lindi (leachate) yang timbul akibat kegiatan pembuangan sampah di TPA Namo Bintang, telah dilakukan pengambilan sampah air lindi, dengan cara pengambilan sampel sesaat, yaitu sebanyak 5 (lima) titik sampel. Tiga lokasi titik sampel terletak di zona yang saat ini sudah tidak dilakukan aktifitas pembuangan sampah (zona yang sudah tua), yaitu pada zona I sampai dengan V dan aliran air menuju ke kolam air lindi. Sedang 2 (dua) titik sampling lainnya terletak di zona aktif, yaitu zona VI VIII. Sampling dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2005 dan uji laboratorium terhadap air lindi dilakukan di Laboratorium Sucofindo Medan. Adapun hasil uji kualitas air lindi di TPA Namo Bintang dapat dilihat pada tabel 4.17.

54 75 Tabel 4.17 Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang No. Parameter Satuan Hasil Baku Mutu TPA1 TPA2 TPA3 TPA4 TPA5 1*) 2 Keterangan 1 ph 7,93 7,36 7,06 7,76 7,45 6,09,0 6,09,0 2 Sulfida sbg H 2 S mg/l 8,24 5,45 5,27 8,53 10,42 0,05 0,1 3. Amoniak Total (NH 3 N) mg/l 201,5 54,75 160,0 144,5 231, Krom Total (Cr) mg/l 0,202 0,074 0,563 0,189 0,189 0, Padatan Tersuspensi mg/l COD dgn K 2 Cr 2 O 7 mg/l 717,6 202,8 647,4 585,0 585, BOD 5 hari, 20 0 C mg/l 415,8 108,6 346,2 336,6 360, Keterangan : Baku Mutu adalah Kep. Men LH No. Kep51/MenLH/10/1995(C). 1*) Yang digunakan sebagai Standart dalam pengujian air lindi TPA1, dst : lokasi sampling air lindi di TPA Namo Bintang (Lampiran). Dari hasil uji laboratorium terhadap kualitas air lindi dari TPA Namo Bintang dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kualitas air lindi TPA Namo Bintang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan yang berlaku. Nilai keasaman (ph) air lindi ratarata masih dalam batasan Baku Mutu, namun mempunyai kecenderungan bersifat basa. Kadar krom total ratarata masih dalam rentang Baku Mutu, hanya saja ada 1 sampel yang melebihi Baku Mutu, yaitu air lindi yang diambil di zona II. Sedangkan untuk parameter Sulfida sebagai H 2 S, Amoniak Total, Padatan Tersuspensi, COD dan BOD 5, kadarnya telah melebihi jauh di atas Baku Mutu Lingkungan yang berlaku. Kondisi tersebut terjadi, karena penanganan sampah di TPA Namo Bintang dilakukan secara open dumping dan tidak mengikuti prosedur / syarat

55 76 syarat teknis yang harus diikuti dalam proses pembuangan dan penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Selain itu, pembuangan sampah yang dilakukan di TPA Namo Bintang, yang umurnya mendekati 20 tahun, telah melebihi daya tampung TPA yang telah ditentukan. Sistem pembuangan dan penimbunan sampah yang diterapkan menggunakan sistem zona, dimana setelah suatu zona telah selesai dimanfaatkan tidak dilakukan penutupan dengan lapisan tanah yang dipadatkan, sehingga menimbulkan bau dan dapat menjadi sarang vektor penyakit. Di dalam lokasi TPA, tidak dilengkapi dengan fasilitas drainase, saluran pembuangan air lindi, Instalasi Pengolahan Air Lindi dan sistem penangkap gas methane. Kemungkinan perembesan air lindi ke dalam air tanah disekitar lokasi sangat besar, mengingat tidak adanya penanganan yang maksimal terhadap air lindi yang dihasilkan. Adanya kandungan logamlogam tertentu dalam air lindi disebabkan tidak adanya pemilihan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir, termasuk sisasisa barang yang berasal dari logam Hasil Uji Kualitas Udara di TPA Namo Bintang Pengujian kualitas udara ambien di TPA Namo Bintang dilakukan untuk mengetahui kondisi atau kualitas udara sesaat di lokasi pembuangan akhir sampah

56 77 dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pengendalian Pencemaran Udara. Adapun parameter yang diuji kualitasnya adalah Sulfur Dioksida (SO 2 ), Nitrogen Dioksida (NO 2 ), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC) dan debu. Pengujian kualitas udara di TPA Namo Bintang dilakuakan pada tanggal 2 Agustus 2005 oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan kerja Propinsi Sumatera Utara. Hasil Uji Kualitas Udara di TPA Namo Bintang dapat dilihat pada tabel Tabel 4.18 Hasil Uji Kualitas Udara Ambien di TPA Namo Bintang No. Parameter Satuan I Lokasi II BML Keterangan 1. CO µg/nm , Memenuhi BML 2. SO2 µg/nm 3 836,75 98,5 900 Memenuhi BML 3. NO2 µg/nm 3 315,85 46,0 400 Memenuhi BML 4. HC µg/nm 3 96,5 28,5 160 Memenuhi BML 5. Partikulat 2,5 µg/nm ,6 65 Memenuhi BML Keterangan : I : zona 6 (yang masih digunakan) II : zona 4 (yang sudah tidak digunakan) Hasil uji kualitas udara ambien di TPA Namo Bintang menunjukkan, bahwa kualitas udara ambien di lokasi TPA (yaitu di lokasi yang masih aktif) masih memenuhi Baku Mutu Lingkungan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun Namun dari hasil pemantauan kualitas udara ambien tersebut dapat dicermati, bahwa di lokasi I, kadar dari parameterparameter yang

57 78 diuji sudah mendekati nilai Baku Mutu Lingkungan. Timbulan gasgas pencemar tersebut akibat penanganan sampah yang tidak mengikuti ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Teknologi yang diterapkan di TPA Namo Bintang sampai saat ini adalah metode open dumping. Dalam metode ini, tidak dilakukan penutupan sampah yang telah ditebar dengan lapisan tanah penutup dan tidak dilengkapi dengan pipapipa pengumpul gas hasil dekomposisi sampah. Hal ini menyebabkan bau dan gas hasil proses dekomposisi sampah menguap begitu saja ke linngkungan sekitar dan dapat merupakan aktifitas yang mengkontribusi pencemaran udara dan efek rumah kaca. 4.2 Pembahasan Aspek Organisasi Pengelolaan sampah di kota Medan dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan. Dalam menjalankan aktifitasnya sebagai pengelola sampah kota Medan, Dinas Kebersihan kota menjalankannya sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi yang telah ditetapkan dalam keputusan Walikota Medan No. 10 tahun Sebelum ditetapkannya Perda kota Medan No. 4 tahun 2001, maka bentuk organisasi pengelola kebersihan atau sampah di kota Medan berupa Perusahaan Daerah. Namun sejak Perda tersebut ditetapkan, maka secara struktural bentuk organisasinya berubah menjadi Dinas dan bertanggung jawab langsung ke Walikota. Dalam implementasinya, dan sesuai dengan kebijakan Walikota Medan mengenai Pemberdayaan Kecamatan/Kelurahan, maka Dinas Kebersihan kota

58 79 Medan bekerjasama dan sama sama bekerja dengan Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota Medan. Dengan penerapan kebijakan Pemberdayaan Kecamatan/ Kelurahan dalam program kebersihan kota Medan memberikan nilai positif dalam peningkatan peran aktif masyarakat dalam penanganan kebersihan, namun di sisi lain mengurangi optimalisasi pelaksanaan Tupoksi pada Dinas Kebersihan. Misalnya mengenai pengutipan retribusi sampah, secara struktural pada Dinas Kebersihan terdapat Subdis Retribusi, namun tugastugas yang terkait dengan pengutipan retribusi ditangani oleh Kepala Lingkungan dan Lurah setempat, dan disetor langsung ke Dispenda Kota Medan, sehingga Subdis Retribusi tidak dapat menjalankan tugastugas pokok yang terdapat dalam Tupoksinya. Selain itu, pengontrolan terhadap pengutipan retribusi sampah juga tidak optimal, karena ada wajib retribusi sampah yang tidak mengetahui nilai retribusi yang harus dibayar sesuai SK Walikota Medan dan tidak memperoleh bukti pembayaran retribusi sampah dan penetapan besaran retribusinya. Dari segi kuantitas sumber daya manusia yang ada, yaitu sebesar orang, yang merupakan pegawai tetap (PNS) hanya sebesar 3,6%, sedangkan sisanya sebesar 96,4% merupakan pegawai tidak tetap (honorer). Sementara itu dari segi kualitas, sumber daya manusia yang berkualifikas S1 dan S2 sebesar 2,2%. Diploma III sebesar 0,3% dan sisanya 97,5% merupakan lulusan SD, SMP dan SLTA. Sementara itu, dilihat dari latar belakang pendidikannya, tidak ada yang berlatar belakang bidang teknik lingkungan/persampahan, pada umumnya SDM yang ada berlatar belakang pendidikan umum/social ekonomi. Dengan

59 80 beberapa permasalahan dari aspek organisasi, maka Dinas Kebersihan kota Medan belum bisa bekerja secara optimal dan evaluasi pengelolaan sampah sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Persampahan yang ada Timbulan dan komposisi sampah Total timbulan sampah di kota Medan yang dihasilkan setiap hari adalah 4.285,9 m 3. Dari jumlah timbulan sampah tersebut hanya 79,24% yang terangkut. Daerah Pelayanan sampah kota Medan saat ini baru mencakup 80% dari jumlah penduduk kota Medan atau yang lebih dikenal dengan Daerah terbangun. Dengan demikian, masih sekitar 20% dari jumlah pendudk kota Medan yang belum terlayani sarana pengangkutan sampah. Dengan demikian persentase sampah terangkut, akan menjadi + 60,65%, apabila daerah palayanannya mencakup 100% jumlah penduduk kot Medan. Pada daerah yang belum mendapat pelayanan ini, penanganan sampah dilakuakn sendiri oleh masingmasing warga dengan cara mengumpulkan sampah dalam lubang tanah kemudian ditimbun atau dibakar. Ada sebagian warga yang membuang sampahnya ke sungai. Dilihat dari komposisinya, sampah kota Medan didominasi oleh sampah organik (48,2%), yang terdiri dari sampah makanan, sayuran dan daundaunan. Sampah dengan kandungan organik tinggi sangat berpotensi di daur ulang menjadi kompos. Apabila kegiatan pengomposan dapat dilakukan di lokasi sumber sampah (rumah tangga), maka akan sangat membantu mengurangi jumlah timbulan sampah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah.

60 81 Selain itu juga perlu digalakkan dan disosialisasikan Program Pemisahan Sampah pada sumbernya dan Program 3R (Reuse, Recycle dan Reduce) Kegiatan Pengumpulan Pengumpulan sampah di kota Medan dilakukan dengan cara pengumpulan individual langsung dan pengumpulan individual tidak langsung. Pengumpulan sampah dengan cara individual tidak langsung tidak semuanya dapat dilakukan setiap hari, tergantung dengan tingkat timbulan sampah yang ada dan tersedianya sarana gerobak/becak sampah di suatu wilayah. Dengan komposisi sampah organik yang cukup tinggi, maka seharusnya pengumpulan sampah dilakukan setiap hari, hal ini untuk mencegah berkembangnya vector penyakit dan bau yang tidak sedap. Apabila jumlah becak/gerobak sampah bertambah, maka pelayanan pengumpulan sampah dari rumah ke rumah untuk wilayah / daerah yang tidak dapat dilalui truk pengangkut sampah dan jumlah sampah yang terangkut akan semakin meningkat. Selain itu, untuk mengurangi jumlah timbulan sampah, maka setiap rumah tangga harus mulai melakukan upaya pemilahan sampah. Sedangkan cara pengumpulan sampah individual langsung dilakukan oleh dump truck dan compactor truck. Cara pengumpulan sampah ini sangat banyak menghabiskan waktu operasional. Waktu yang dibutuhkan truk sampah dari rumah ke rumah pada rute jalan yang dilalui sangat lama, karena harus mengambil sampah dari rumah ke rumah. Namun waktu ritasi yang lama dapat dipersingkat

61 82 apabila setiap rumah tangga melakukan pewadahan sampah dengan baik dan mengetahui jadwal pengambilan sampah. Ditinjau dari segi wadah, masih banyak masyarakat yang belum melakukan pewadahan dengan baik. Ratrata dari daerah pengamatan, masyarakat masih banyak yang menggunakan keranjang sampah. Wadah seperti ini tidak memiliki nilai estetika, sampah menjadi berserakan dan menimbulkan bau. Dengan penggunaan wadah yang memenuhi syarat (berupa tong sampah atau kantong plastik), maka akan sangat membantu petugas dalam proses dan waktu pengumpulan sampah. Selain itu, masih ada beberapa masyarakat yang karena tidak mau dikutip biaya retribusi, membuang sampah pada lahan kosong, yang pada akhirnya sampah menumpuk di lokasi tersebut tanpa pernah dilakukan pengangkutan sampah. Mengingat kondisi daerah permukiman di kota Medan, maka sangat baik dikembangkan cara pengumpulan sampah pola individual tidak langsung, sampah diambil langsung dari rumahrumah dengan becak/gerobak sampah dan dikumpulkan ke TPS/container terdekat. Hal ini didukung oleh kondisi wilayah yang relative datar, yang memungkinkan pengumpulan sampah dilakukan dengan becak/gerobak sampah. Sedangkan sistem pengumpulan sampah dnegan pola individual langsung hanya dilakukan pada daerah yang sulit dicari lokasi untuk TPS. Dengan demikian waktu pengumpulan dapat lebih dihemat dan tenaga pengangkutan sebagian dapat dialihkan untuk kegiatan

62 83 pengumpulan sampah. Yang pada akhirnya akan memungkinkan penambahan ritasi pengangkutan sampah dalam satu hari Tempat Pembuangan Sampah Sementara Tempat pembuangan sampah sementara di Kota Medan ada 3 jenis, yaitu bak sampah container, TPS Terapung dan Transfer Dipo. a. Bak sampah kontainer Bak sampah untuk tempat pembuangan sampah sementara yang berupa kontainer sangat baik untuk ditingkatkan penggunaannya. Kontainer berfungsi sebagai tempat pembuangan sementara sampah yang telah dikumpulkan oleh gerobak/becak sampah. Pengangkutan sampahnya dilakukan menggunakan arm roll truk dengan sistem pemindahan secara mekanis, sehingga operasi pengangkutan sampah bisa menjadi lebih cepat. Kondisi container saat ini sebagian besar masih berupa bak terbuka, namun sejak tahun 206 ada beberapa yang sudah berupa bak tertutup. Mengingat umur bak container sebagian besar sudah cukup lama, sehingga kondisi bak kontainernya banyak yang mengalami pengeroposan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan harus segera dilakukan peremajaan, sehingga tidak mengganggu kegiatan pengangkutan sampah. Keuntungan dari penggunaan kontainer adalah : Dapat memberikan kemudahan dalam pengumpulan sampah dan pengambilannya untuk diangkut oleh kendaraan sampah ke TPA.

63 84 Kontainer lebih higienis, karena alat ini dapat ditutup, sehingga dapat terhindar dari gangguan binatang, seperti anjing dan kucing. Kontainer lebih tahan lama, karena terbuat dari bahan besi / baja yang kuat dan kedap air. b. Transfer Depo Pada saat ini, transfer depo berfungsi tidak lebih hanya sebagai tempat berkumpulnya gerobak / becak sampah sementara menunggu truk pengangkutan sampah dating. Pemindahan sampah dilakukan secara manual ke truk sampah tanpa melalui sarana yang telah ada di transfer depo. Hal ini terjadi karena terbatasnya sarana pengangkutan, sehingga sulit mempertemukan gerobak dengan truk sampah pada jadwal yang telah ditentukan. Selain itu juga disebabkan adanya kerusakankerusakan yang terjadi pada transfer depo. c. TPS Terapung TPS Terapung adalah suatu istilah yang digunakan oleh Dinas Kebersihan, untuk proses pemindahan sampah dari gerobak / becak di suatu lokasi pelayanan ke truk pengangkutan sampah. Pemindahan dilakukan secara manual oleh petugas gerobak / becak. Gerobak / becak sampah berkumpul di suatu tempat, biasanya dipinggir jalan yang bisa dilalui truk sampah, menunggu datangnya truk pengangkut sampah. TPS Terapung ini cukup banyak di Kota Medan. Hal ini terjadi karena keterbatasan lahan, permukiman yang sangat padat dan banyak warga yang menolak penempatan container sampah di wilayahnya. Sebagai contoh adalah TPS Terapung di Jl. Kapten Muslim (depan Mess PTPN III).

64 85 Penempatan lokasi TPS pada saat tidak dapat mengacu sepenuhnya kepada peraturan yang ada, karena banyaknya kendalakendala di lapangan, seperti yang disebutkan di atas Kegiatan Pengangkutan Kapasitas sampah terangkut kota Medan saat ini sebesar m3/hari atau melayani 79.24% dari timbulan sampah yang dihasilkan di Daerah Terbangun. Pengangkutan sampah dengan Arm Roll Truck yang menggunakan sistem Terbangun. Pengangkutan sampah dengan Arm Roll Truck yang menggunakan sistem container angkat cara 1, sudah cukup baik karena waktu yang dipergunakan untuk pengangkutan sampah dapat dipersingkat. Hal ini karena pengumpulan sampah di bak container dilakukan dengan baik, dimana tidak ada lagi sampah yang berserakan di sekitar lokasi container, sehingga waktu pengangkutan bisa lebih cepat. Jumlah ritasi pengangutan sampah oleh Arm Roll Truck, yang sebanyak ratarata 6 rit/hari, sudah sangat maksimal, mengingat batasan ritasi Arm Roll Truck adalah 5 rit/hari. Dengan ritasi yang tinggi akan meningkatkan jumlah sampah yang terangkut ke TPA. Namun yang harus diperhatikan juga adalah umur kendaraan yang sudah melebihi 10 tahun, akan memerlukan biaya perawatan yang sangat tinggi. Dengan demikian, biaya operasional dan perawatan untuk arm roll truck akan semakin tinggi. Selain itu yang harus menjadi perhatian adalah jumlah Arm Roll Truck yang hanya 18 unit, tanpa adanya kendaraan cadangan, akan sangat mengganggu kontinuitas dari pengangkutan sampah ke TPA.

65 86 Kendaraan sampah jenis Dump Truck, yang menggunakan sistem container tetap masih belum optimal penggunaanya, terutama dalam sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah langsung dari rumah ke rumah. Dengan sistem ini, mengharuskan dump truck memerlukan waktu pengumpulan yang lebih lama, sehingga dalam 1 (satu)hari hanya sanggup melakukan 2 (dua) kali ritasi. Hal ini dapat diperbaiki dengan menerapkan pola pengumpulan sampah secara individual tidak langsung, sehingga kendaraan pengangkut sampah hanya mengumpulkan sampah pada TPS yang telah disediakan. Dengan cara ini diharapkan dapat dilakukan penambahan jumlah trip dalam 1 (satu) hari.

66 87 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN 1. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa kemampuan armada pengangkutan sampah belum optimal. Dengan armada pengangkutan yang terdiri dari 18 unit Arm Roll Truck yang beritasi 6 trip/hari, 18 unit Dump Truck yang beritasi 2 trip/hari, 86 unit Typer Truck yang beritasi 2 trip/hari dan 30 unit Compactor Truck yang beritasi 2 trip/hari ternyata hanya mampu mengangkut 79,24 % atau m3 dari total timbulan sampah Kota Medan. 2. Ritasi pengangkutan sampah dengan menggunakan Arm Roll Truck saat ini adalah 6 rit/hari, yang mana nilai ini telah melebihi batasan optimal kemampuan pengangkutan dalam satu hari, yaitu sebesar 4 rit/hari/truk pengangkut. Sementara itu, ritasi pengangkutan sampah dengan menggunakan Dump Truck dan Typer truck masih bisa ditingkatkan lagi menjadi 3 trip perhari. 3. Kemampuan pengangkutan sampah yang ada saat ini juga dipengaruhi oleh kondisi dan umur kendaraan. Umur efektif pemakaian kendaraan adalah 7 tahun. Ratarata umur kendaraan pengangkut sampah yang digunakan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan telah mencapai lebih dari 7 tahun. Untuk pengangkut sampah jenis Typer Truck 96,5 % atau 83 unit telah berumur 15

67 88 tahun. Sedangkan untuk jenis Arm Roll Truck yang berjumlah 18 unit, ternyata 88,9 % berumur di atas 7 tahun. 4. Lokasi penempatan TPS atau kontainer yang strategis adalah di lahan yang menjadi milik Pemerintah Kota, agak jauh dari pemukiman, dapat dilalui oleh kendaraan/truk pengangkut sampah serta pengangkutan sampahnya tidak boleh lebih dari satu hari (24 jam). Sistem TPS yang tepat untuk Kota Medan adalah jenis kontainer tertutup atau dengan sistem transfer depo. 5. Penanganan sampah dengan Sistem Open Dumping yang saat ini diterapkan di TPA Sampah Namo Bintang sangat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup di TPA. Hal ini ditunjukkan dari kualitas air lindi yang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan, sedangkan kualitas udara ambien di TPA Namo Bintang masih memenuhi Baku Mutu Lingkungan REKOMENDASI 1. Di bidang kelembagaan harus ada pemisahan peran yang jelas antara pembuat peraturan/kebijakan, pengatur/pembina dan pelaksana (operator). 2. Perlu penambahan jumlah Gerobak sampah dan TPS (kontainer) yang sesuai dengan kriteria standar, sehingga jumlah sampah yang terkumpul dapat diangkut dalam waktu kurang dari 24 jam. 3. Perlu dilakukan peremajaan terhadap kendaraan pengumpul/gerobak dan truk pengangkut sampah, serta penambahan jumlah armada pengangkutan sampah sehingga tingkat pelayanan sampah semakin meningkat.

68 DAFTAR PUSTAKA Ariyadnya, I Putu Studi Aspek Teknis Operasional Manajemen Persampahan Untuk Peningkatan Sistem Pengelolaan Persampahan Di Kotamadya Mojokerto. Jurusan Teknik Lingkungan. ITS. Surabaya. Arianto Wibowo, dkk. 2006, Penanganan Sampah Perkotaan Terpadu, (9 Pebruari 2007). Badan Pusat Statistik, Bappeda Kota Medan Kota Medan Dalam Angka Departemen Pekerjaan Umum Buku Pedoman Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu ( P3KT). Departemen Pekerjaan Umum Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan. SK SNI T F. Yayasan LPMB. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan.SK SNI M Yayasan LPMB. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi Timbulan Sampah Untuk Kota Kecil dan Kota Sedang di Indonesi. SK SNI S Yayasan LPMB. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Sampah Terpadu Skala Kawasan di Kota Besar / Sedang. Bandung. Departemen Pekerjaan Umum Perencanaan Pembangunan Bidang keplpan Perkotaaan dan Pedesaan. Jakarta. Departemen Dalam Negeri Panduan Teknis Manajemen Operasional Persampahan. Jakarta. Damanhuri, E Pengelolaan Limbah Padat, Diklat Kuliah Teknik Lingkungan ITB dan Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Yogyakarta. Damanhuri, E Teknik Pembuangan Akhir. Jurusan Teknik Lingkungan. ITB. Bandung. Ehler, Victor M, Ernest W Steel, Municipal and Rural Sanitation, Mc Graw Hill Publishing Company Ltd. New Delhi. Hadiwiyoto S Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta.

69 Haskarlianus Pasang Pengelolaan Sampah Yang regional dan Terintegrasi, (9 Pebruari 2007) Hidayat, SE. Mengolah Sampah Secara Terpadu, (9 Pebruari 2007). Peavy HS, Donald R. Rowe, Tchobanoglous G Environmental Enginering. Mc Graw Hill Book Company Pemerintah Kota Medan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan TPA Talun Kenas. Kabupaten Deli Serdang. Medan. Pemerintah Kota Medan Penyusunan Studi Pengelolaan Sampah TPA Talun Kenas Dengan Sanitary Landfill. Medan. Pemerintah Kota Medan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan Tahun Pemerintah Kota Medan Buku Data Non Fisik Bangun Praja Lingkungan Kota Medan. Sarwono Kusumaatmadja. Manajemen Sampah Kota. (9 Pebruari 2007). Tchobanoglous G, Hillary Theisen, Samuel A. Vigil. 1993). Integrated Solid Waste Management. Mc Graw Hill. International Editions. Zulfi Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Medan. Medan

70

71 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4.1. Letak Wilayah dan Pembagian Administrasi Kota Medan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara terletak pada dataran rendah di sebelah timur Pulau Sumatera. Secara geografis wilayah Kota Medan terletak pada posisi Lintang Utara (LU) dan 98 o Bujur Timur (BT). Wilayah Kota Medan secara administratif memiliki batasbatas sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabubaten Deli serdang Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Lokasi Kota Medan dapat dilihat pada gambar 4.1 Berdasarkan buku Medan Dalam Angka tahun 2004, luas wilayah Kota Medan secara adminitratif adalah 265,1 km 2 yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Pembagian luas wilayah Kota Medan per Kecamatan dapat dilihat pada tabel Kondisi Fisik Dasar Wilayah Ketinggian Ketinggian Kota Medan sangat bervariasi, yaitu berkisar antara 2,5 37,5 meter di atas permukaan laut. Beberapa ketinggian wilayah di Kota Medan dapat di lihat pada tabel 4.2. IV 1

72 Tabel 4.1. Luas Wilayah Kota Medan Menurut Kecamatan Kecamatan Luas ( Km2 ) Persentase ( % ) 1. Medan Tuntungan 2. Medan Johor 3. Medan Amplas 4. Medan Denai 5. Medan Area 6. Medan Kota 7. Medan Maimun 8. Medan Polonia 9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat 15. Medan Timur 16. Medan Perjuangan 17. Medan Tembung 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan 20,68 14,58 11,19 9,05 5,52 5,84 2,98 9,01 5,84 12,81 15,44 13,16 5,33 6,82 7,76 4,09 7,99 20,84 36,67 23,82 26,25 7,80 5,50 4,22 3,41 2,08 2,20 1,12 3,40 2,20 4,83 5,82 4,96 2,01 2,57 2,93 1,54 3,01 7,86 13,83 8,99 9,90 Jumlah Total 265,10 100,00 Sumber : Medan Dalam Angka Kota Medan, Tabel 4.2. Letak Geografis dan Ketinggian di Kota Medan Nama Lokasi Garis Lintang Garis Bujur Ketinggian ( m ) 1. Sampali 2. Polonia 3. Belawan 4. Tanjung Morawa LU LU LU LU BT BT BT BT Sumber : Medan Dalam Angka Kota Medan, IV 2

73 Klimatologi Wilayah Kota Medan, kondisi iklimnya sangat dipengaruhi oleh letak geografisnya, yaitu di daerah pantai dipengaruhi oleh lautan dan dan di daerah daratan di pengaruhi oleh pegunungan Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut stasiun Polonia pada tahun 2003 berkisar antara 22,5 0 C 23,9 0 c dan suhu maksimum berkisar antara 30,8 0 C 23,7 0 C dan suhu maksimum berkisar antara 30,8 0 C 33,8 0 C, serta menurut Stasiun Sampali, suhu minimumnya berkisar antara 23,4 0 C dan suhu maksimum berkisar antara 30,9 o C 33,8 o C ( Medan Dalam Angka, 2003 ). Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata rata berkisar antara %. Dan kecepatan angin rata rata sebesar 0,84 m/det, sedangkan rata rata total laju penguapan tiap bulannya 112,2 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2004 rata rata per bulannya 16 hari, dengan rata rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 120,9 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 169,9 mm ( Medan Dalam Angka, 2003 ). Beberapa kondisi iklim yang terjadi selama tahun 2003 dapat dijelaskan pada tabel 4.3. berikut ini. IV 3

74 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Hari hujan ( hari) Tabel 4.3. Kondisi Iklim Kota Medan, 2003 ( Hasil Pengukuran Stasiun Sampali Medan ) Curah hujan (mm) Kelembaban udara * ) Kec. Angin (m/det) 0,46 0,45 0,51 0,44 0,46 0,46 0,45 0,43 0,73 0,49 0,45 Penyinaran matahari (%) Suhu Udara ( 0 C) ,40 43 Jumlah ,51 Rata rata Sumber : Medan Dalam Angka, 2003 *) data tidak tersedia 31,2 32,3 33,0 33,2 33,2 33,8 32,9 32,1 31,5 31,2 30,9 31, Penggunaan Lahan Dari luas wilayah Kota Medan keseluruhan 265,10 km 2, yang dijadikan sebagai lahan terbangun hanya ± 138,11 km 2 (52,09 %). Bagian wilayah lainnya sebagian digunakan untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan penggunaan lainnya. Penggunaan lahan di Kota Medan dapat diperinci sebagai berikut pemukiman 138,11 km 2 (52,09 %), Pertanian 53,27 km 2 (20,1 %), Hutan Mangrove 0,03 km 2 ( 0,01 %), dan lain lain yang dapat dilihat pada tabel 4.4. IV 4

75 KECAMATAN 1. Medan Tuntungan 2. Medan Selayang 3. Medan Johor 4. Medan Amplas 5. Medan Denai 6. Medan Tembung 7. Medan Kota 8. Medan Area 9. Medan Baru 10. Medan Polonia 11. Medan Maimun 12. Medan Sunggal 13. Medan Helvetia 14. Medan Barat 15. Medan Petisah 16. Medan Timur 17. Medan Perjuangan 18. Medan Deli 19. Medan Labuhan 20. Medan Marelan 21. Medan Belawan Tabel 4.4. : Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Penggunaan Lahan Utama di Kota Medan Pemuki man Pertanian Padang Rumpu t Semak/ Alangalang Hutan Lahan Kritis Lahan Lain Waduk Rawa Danau Luas Wilayah Km 2 Km 2 Km 2 Km 2 Km 2 Km 2 Km 2 Km 2 Km 2 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 6,75 6,87 7,06 20,68 4,50 5,88 2,43 12,81 6,80 1,93 5,81 0,04 14,58 6,87 1,65 2,67 11,19 5,87 0,98 0,30 2,17 9,05 1,98 0,40 5,60 0,01 7,99 0,60 0,19 4,48 5,27 3,86 1,66 5,52 3,45 0,24 2,15 5,84 3,74 0,65 4,62 9,01 2,38 0,60 2,98 9,73 1,34 4,37 15,44 9,53 1,46 2,17 13,16 2,70 4,12 6,82 3,76 0,50 1,52 5,33 5,59 0,20 1,97 7,76 2,57 1,52 4,09 10,34 5,20 0,04 0,04 5,22 20,84 19,01 9,20 8,46 36,67 4,17 15,77 0,62 0,77 0,80 1,69 23,82 23,91 1,26 0,03 0,91 0,14 26,25 Jumlah 138, Sumber : SLHD Kota Medan, ,69 0,81 0,03 0,00 70,31 1,88 265, Kependudukan Pada tahun 2002, penduduk Kota Medan sebanyak jiwa, yang terdiri dari lakilaki jiwa dan perempuan jiwa, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio ) 99,43. Kota Medan memiliki kepadatan penduduk sebesar 7,408 jiwa / km 2. Berdasarkan data sensus yang terakhir menunjukkan bahwa kecamatan Medan Perjuangan memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi, yaitu 24,296 jiwa / km 2. IV 5

76 Lebih jelasnya, jumlah penduduk dan kepadatan serta penyebaran penduduk di Kota Medan menurut kecamatan, dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6. Tabel 4.5. Banyaknya Penduduk Kota Medan Menurut Jenis Kelamin Tahun Lakilaki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Sumber : Medan Dalam Angka, IV 6

77 No Tabel 4.6. Penduduk Menurut Kecamatan, Kepadatan dan Rumah Tangga Tahun 2003 Kecamatan Luas Wilayah Km 2 Penduduk Kepadatan per km2 Rumah Tangga Rata 2 Anggota Rumah Tangga (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Jumlah Total Sumber : Medan Dalam Angka, Sarana Sosial dan Ekonomi Pendidikan Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan bangsa, oleh sebab itu berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya. Banyaknya Sekolah menurut Tingkat Sekolah dan Perguruan Tinggi di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 4.8. IV 7

78 Tabel 4.7. Banyaknya Sampah dan Truk Sampah Menurut Kecamatan Tahun 2002 dan 2003 Kecamatan I. Wilayah Pelayanan I : 1. M. Kota 2. M. Area 3. M. Johor 4. M. Amplas 5. M. Denai 6. M. Polonia 7. M. Maimun RataRata Produksi Sampah per Hari Truk Pengangkut RataRata Produksi Sampah per Hari Truk Pengangkut 32 II. Wilayah Pelayanan II : 1. M. Barat 2. M. Petisah 3. M. Sunggal 4. M. Helvetia 5. M. Tuntungan 6. M. Selayang 7. M. Baru III. Wilayah Pelayanan III : 1. M. Belawan 2. M. Labuhan 3. M. Marelan 4. M. Deli 5. M. Timur 6. M. Perjuangan 7. M. Tembung J u m l a h Sumber : Medan Dalam Angka, 2003 IV 8

79 Tabel 4.8. Banyaknya Sekolah Menurut Tingkat Sekolah di Kota Medan NO TINGKAT SEKOLAH STATUS STATUS JUMLAH NEGERI SWASTA 1. Sekolah Dasar SLTP Umum S M U S M K Universitas, Institut Sekolah Tinggi, Akademi, Politeknik J u m l a h Sumber : Medan dalam angka, Sarana Kesehatan Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Berdasarkan Buku Medan Dalam Angka tahun 2003, Kota Medan memiliki 39 Puskesmas, 40 Puskesmas pembantu, 191 Balai Pengobatan Umum, 147 Rumah Bersalin dan 47 Rumah Sakit Umum. Banyaknya sarana Kesehatan menurut Jenisnya pada tiap Kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.9. IV 9

80 Tabel 4.9. Banyaknya Sarana Kesehatan Dirinci Menurut Jenisnya dan Kecamatan di Kota Medan KECAMATAN PUSKES MAS PUSTU BPU RUMAH BERSALIN 1. Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan J u m l a h Sumber : Medan dalam angka, 2003 RSU Sarana Perdagangan/Pasar Banyaknya pasar di Kota Medan berdasarkan Buku Medan Dalam Angka Kota Medan, Tahun 2003 adalah 56 buah, dengan luas total ,79 m2. Sementara itu, jumlah Perusahaan Dagang yang tercatat di Kota Medan berdasarkan SIUP adalah buah, yang terdiri atas 69 perusahaan dagang besar, 187 perusahaan dagang menengah IV 10

81 dan perusahaan dagang kecil, dengan perincian per Kecamatan dapat dilihat pada tabel Tabel Banyaknya Pasar dan Perusahaan Dagang Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Medan KECAMATAN PASAR PERS. DAGANG BESAR PERS. DAGANG MENENGAH PERS. DAGANG KECIL 1. Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan J u m l a h Sumber : Medan dalam angka, Prasarana Jalan Kota Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu lintas di darat. Guna menunjang kelancaran arus perhubungan darat, di Kota Medan sampai dengan akhir IV 11

82 tahun 2004 tercatat panjang jalan yang ada 3.078,94 km, berarti selama lima tahun terakhir ini bertambah sebesar 727,58 km. Perincian mengenai kondisi jalan di Kota medan dapat dilihat pada tabel Tabel Panjang Jalan Dirinci Menurut Kondisi Jalan dan Jenis Jalan di Kota Medan KONDISI JALAN JALAN NEGARA (km) JALAN PROPINSI (km) JALAN KAB/KOTA (km) JUMLAH 1. Baik 56,86 70, , ,45 2. Sedang 575,97 575,97 3. Rusak 156,96 156,96 4. Rusak Berat 5. Tidak Diperinci 505,56 505,56 J u m l a h 56,86 70, , ,94 Sumber : Medan dalam angka, 2004 IV 12

83 BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Existing Sistem Pengelolaan Persampahan Kota Medan Aspek Organisasi Dinas kebersihan adalah merupakan salah satu unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan yang bertanggung jawab dalam bidang pelaksanaan pelayanan umum kebersihan kota. Dasar pembentukan Dinas kebersihan kota Medan adalah Peraturan Daerah Kota Medan nomor : 4 tahun 2001, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinasdinas di lingkungan Pemko Medan dan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor : 24 tahun 2001, tanggal 26 Juni 2001 tentang Pelaksanaan Perda Kota Medan nomor : 4 tahun Sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Medan nomor : 10 tahun 2002, tanggal 1 Januari 2003 tentang Tugas Pokok dan fungsi Dinas Kebersihan kota Medan, Dinas Kebersihan kota Medan mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut : a. Penyapuan jalanjalan protokol dan kolektor b. Pengumpulan sampah dari sumber ke tempat Pembuangan Sementara (TPS) c. Pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah d. Pemusnahan sampah dan pengelolaan TPA e. Penyedotan septiktank f. Retribusi kebersihan

84 Jumlah personil dan struktur organisasi Dinas Kebersiahan kota Medan dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2, dan gambar 5.1. Tabel 5.1. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan berdasarkan Pendidikan No. Jenis Pendidikan Jumlah (orang) Strata 2 Strata 1 Diploma III SLTA SLTP SD Jumlah Sumber : Dinas Kebersihan, 2005 Tabel 5.2. Jumlah Pegawai Dinas Kebersihan Kota Medan Berdasarkan Status Pekerjaan Status No. Jabatan/Tugas Jumlah PNS ABRI THL Kepala Dinas Kepala Bagian Kepala Sub Dinas Kepala Sub Bagian/Seksi Pemegang Kas Koordinator Operator Komputer Staff Mandor Angkutan Mandor Operasional Operator Alat Berat Mekanik Hansip Supir Container Supir Typer Kenek Bestari Melati Petugas TPA Tukang Kebun Jumlah

85 Kepala Dinas Kelompok Jabatan Fungsional Kabag Tata Usaha Kasubbag Umum Kasubbag Keuangan Kasubbag Kepegawaian Kasubdis P2 Litbang Kasubdis Perawatan Kasubdis Retribusi Kasubdis Operasional Pensiun Pensiun Kasi Pengawasan Kasi Perbengkelan Kasi Penerimaan Medan I Kasi Ops. Medan I Kasi Perencanaan Kasi Pertukangan Kasi Penerimaan Medan II Kasi Ops. Medan II Kasi Litbang Kasi Service Pool Kasi Penerimaan Medan III Kasi Ops. Medan III Kasi TPA Gambar 5.1. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan

86 Metode yang diterapkan dalam pengelolaan kebersihan kota Medan meliputi : a. Pewadahan b. Pengumpulan c. Pengangkutan, dan d. Pemusnahan Sesuai dengan kebijakan Walikota Medan tentang Pemberdayaan kelurahan, dimana dalam operasional kebersihan di lapangan, Dinas Kebersihan kota Medan bekerjasama dan samasama bekerja dengan camat, lurah dan kepala lingkungan. Adapun peran Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota Medan adalah sebagai berikut : a. Kepala Lingkungan berperan menghimbau dan mengkoordinir pewadahan sampah. b. Lurah berperan mengkoordinir penyapuan, pengumpulan sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS). c. Camat berperan mengkoordinir pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Mekanisme operasional persampahan di kota Medan adalah sebagai berikut (Dinas Kebersihan Kota Medan, 2005) : Permukiman, perkantoran. Pertokoan, jalan umum, rumah makan dan perguruan tinggi, kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh gerobak sampah dan becak sampah dan pengangkutannya menggunakan armroll truck. Sedangkan untuk daerah yang dapat dilalui kenderaan pengangkut, maka

87 pengumpulan dan pengangkutan dilakukan oleh typer truck dan compactor truck. Hotel, industri, plaza, rumah sakit, pengumpulan dan pengangkutan sampahnya dilakukan langsung oleh armroll truck dan typer truck. Fasilitas umum seperti terminal, taman, stasiun KA, tempat hiburan, halte, dan lainlain, kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh gerobak sampah dan becak sampah (kelompok Bestari), sedangkan pengangkutannya menggunakan armroll truck. Penyapuan jalan protokol dan kolektor dilakukan oleh kelompok Melati, yang dibentuk oleh Dinas Kebersihan kota Medan. Selain itu, penyapuan jalan juga dilakukan dengan menggunakan alat sweeper. Penanganan sampah di TPA dilakukan dengan menngunakan metode open dumping, yang dilengkapi dengan peralatan buldozer, scope, dan excavator Timbulan Sampah Untuk memperoleh timbulan sampah, maka perlu diketahui sumbersumber sampah kota, sumbersumber sampah yang ada di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Sampah Domestik, yaitu sampah yang bersumber dari lokasi pemukiman penduduk. b. Sampah Non Domestki, yaitu sampah yang berasal dari Pasar, Pertokoan, Plaza Perkantoran

88 Fasilitas Umum, misalnya Rumah Sakit, Pendidikan, Jalan, Hotel, Tempat Rekreasi, Terminal, Stasiun Kereta Api, dll. Industri. Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan, besarnya laju timbulan sampah Kota Medan adalah 2,3 liter/orang/hari atau 0,6 kg/orang/hari (dari RUTRK Kota Medan dan SK SNI ). Untuk mengetahui produksi sampah Kota Medan dapat diperkirakan berdasarkan : Jumlah penduduk tetap dan komuter. Daerah pelayanan. Standart timbulan sampah perkapita. Jumlah penduduk tetap dihitung berdasarkan hasil sensus yang dilaksanakan oleh BPS Kota Medan (Medan dalam angka), sedangkan penduduk komuter diasumsikan sebesar orang. Daerah pelayanan persampahan di Kota Medan hanya mencakup 80% dari timbulan sampah yang dihasilkan oleh seluruah penduduk Kota Medan atau dalam istilah persampahan Kota Medan disebut Daerah Terbangun. Contoh perhitungan timbulan sampah (Berat Basarh Sampah) Tahun 2001 Jumlah penduduk Kota Medan Standart timbulan sampah perkapita = orang = 0,6 kg/org/hari ~ 2, m3/org/hari Jumlah timbulan sampah daerah terbangun = 0,8 x x 0,6

89 = kg/hari = ton/tahun = m 3 /hari Jumlah penduduk komuter = orang Jumlah timbulan sampah penduduk komuter = 0,5 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = 675 m 3 /hari Jadi jumlah timbulan sampah total = (3.467, ) m 3 /hari = 4.142,7 m 3 /hari = 1.104,7 ton/hari Hasil perhitungan timbulan sampah Kota Medan selama 4 tahun (2001 s/d 2004) dapat dilihat pada table 5.3 Tabel 5.3 Timbulan sampah Kota Medan, Tahun No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan sampah (ton/hari) 1.104,7 Timbulan sampah (ton/hari) Volume sampah (m3/hari) 4.142, , , , , , ,9 Sumber : Medan Dalam Angka 2004 Hasil Perhitungan

90 Dalam perhitungan komposisi sampah ini tidak dilakukan penelitian secara langsung, tapi berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Adapun komposisi fisik sampah Kota Medan dapat dilihat pada table 5.4. Tabel 5.4 Komposisi Fisik Sampah Kota Medan No. Komponen Sampah Persentase 1. Sampah Organik a. Daundaunan 32,0 % b. Makanan 16,2% 2. Sampah An Organik a. Kertas b. Plastik c. Kaca d. Logam e. Karet f. Kayu g. Lainlain 17,5% 13,5% 2,3% 3,5% 2,3% 4,5 8,2% J u m l a h 100% Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2005 Dari table 5.4 diketahui bahwa komponen sampah dari sisa makanan dan daundaunan merupakan komponen paling besar persentasenya yaitu 48,2%. Dengan komposisi sampah tersebut sangat potensial dikembangkan pengurangan sampah dengan pembuatan kompos. Dalam pembuatan kompos ini dapat dilibatkan masyarakat setempat dan LSM, dimana kompos yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau mungkin dapat dipasarkan sebagai tambahan penghasilan.

91 Kegiatan Pengumpulan Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan untuk sumber sampah yang terletak pada jalanjalan yang dapat dilalui oleh truk pengangkut sampah. Sementara itu, untuk daerah permukiman yang tidak dapat dilalui oleh truk sampah, maka kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan bekerjasama dengan Kelurahan setempat dengan menggunakan angkutan becak/gerobak sampah. Pola pengumpulan sampah di Kota Medan ada 2 (dua) jenis, yaitu : a. Pola Individual Langsung Proses pengumpulan sampah secara langsung (door to door) dengan menggunakan truk sampah (typer truck, dump truck dan compactor truck) dan kemudian dibuang langsung ke TPA. Warga diharuskan memasukkan sampah ke dalam wadah yang berupa tong, kantong atau karung plastic dan diletakkan di depan rumah pada jadwal yang telah ditentukan, untuk kemudian diambi langsung oleh Petugas truk sampah. Pola pengumpulan ini diterapkan pada daerah permukiman, perkantoran, sekolah, plaza, rumah sakit, rumah makan, hotel, pasar, jalan umum dan lainlain. b. Pola Individual Tidak Langsung Proses pengumpulan sampah dengan menggunakan becak/gerobak sampah dan kemudian sampah dipindahkan ke TPS. Pada sistem ini, setiap warga mengumpulkan sampah di depan rumah dengan wadah berupa tong sampah atau kantong plastik, kemudian diangkut oleh petugas dengan becak/gerobak sampah yang berkapasitas 1 m 3 untuk dibuang ke TPS atau kontainer tersebut.

92 Dalam implementasi operasional kebersihan di Kota Medan, bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Kota Medan, namun juga menjadi tanggung jawab Camat, Lurah, dan Kepala Lingkungan setempat. Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sbb : 1. Kepala Lingkungan berperan menghimpun dan mengkoordinir pewadahan sampah. 2. Lurah berperan mengendalikan penyapuan jalan, pengumpulan sampah dan TPS. 3. Camat berperan mengendalikan pengangkutan sampah dari TPS Ke TPA. 4. Dinas Kebersihan Kota Medan berperan menyusun program kebersihan kota, melakukan pengawasan dan pengelolaan TPA. Kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah adalah sampah yang berasal dari rumah tangga / kompleks perumahan, jalan umum dan terminal. Jumlah armada becak/gerobak sampah yang ada di Kota medan sebanyak 661 unit yang melayani kurang lebih 151 Kelurahan. Jadi disetiap Kelurahan dilayani oleh unit becak/gerobak sampah. Petugas becak/gerobak sampah di Kota Medan diberi istilah Pasukan Bestari. Setiap unit becak/gerobak sampah dalam 1 hari dapat melakukan 2 (dua) kali ritasi dalam pengumpulan sampah dari rumah ke rumah. Apabila kapasitas becak/gerobak sampah 1m 3 /ritasi, dengan faktor pemadatan 1,1, maka kapasitas sampah terangkut oleh becak/gerobak sampah adalah 2,2 m 3 /hari. Dengan jumlah becak/gerobak sebanyak 661 unit, maka sampah yang dapat dikumpulkan adalah sebanyak 1.454,2 m3/hari.

93 Pelayanan pengumpulan sampah individual secara tidak langsung, yang dilakukan dengan becak/gerobak sampah, dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Pelayanan Penuh, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah yang dilakukan setiap hari. Daerah yang mendapatkan pelayanan penuh adalah daerah inti kota. 2. Pelayanan Menengah, pengumpulan sampah yang dilakuakn oleh becak/gerobak sampah dilakukan 2 (dua) hari sekali. Daerah yang mendapatkan pelayanan menengah adalah daerah yang tingkat kegiatannya sedang. 3. Pelayanan Rendah, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah dilakukan 3 (tiga) hari sekali. Daerah yang tingkat pelayanannya rendah adalah daerah yang berada dipinggiran kota. Sementara itu, untuk kegiatan penyapuan jalan dilakukan oleh Pasukan Melati, yang berjumlah 376 orang, Penyapuan jalan dilakukan petugas pada jalanjalan utama / protocol dengan dikoordinir oleh Kelurahan setempat. Petugas penyapu jalan menyapu sepanjang jalan yang ditentukan, kemudian sampah yang dihasilkan (umumnya berupa daundaun kering) dikumpulkan pada tempattempat tertentu, untuk selanjutnya diangkut oleh petugas becak/gerobak sampah atau langsung diambil oleh truk sampah Tempat Pembuangan Sementara Tempat Pembuangan Sementara (TPS) mempunyai fungsi untuk menampung sampah dari sumber sampah sebelum diangkut untuk dibuang ke

94 Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Di Kota MEdan ada 2 jenis TPS, yaitu container dengan kapasitas 10m3 dan 6m3 serta transfer depo. Jenis dan jumlah TPS yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada table 5. Sedangkan untuk lokasi TPS dan Transfer Depo yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada table 5.5. Tabel 5.5 Jenis dan Jumlah TPS di Kota Medan No. Jenis Jumlah (unit) Kontainer Kapasitas 10 m3 Kontainer Kapasitas 6 m3 Transfer Depo J u m l a h 137 Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, Tabel 5.6. Daftar Lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) per Kecamatan No. Kecamatan Lokasi Keterangan Medan Belawan Medan Labuhan Medan Deli Pasar Kapuas Jl. Cimanuk Simpang Kantor PT. Coca Cola Griya Martubung Jl. K.L. Yos Sudarso PT. KIM Jl. Metal III Kompleks DPR Pasar Palapa

95 Medan Barat Medan Timur Medan Sunggal Medan Petisah Jl. Pertempuran Jl. Cilincing Jl. Karya II Jl. Pembangunan Jl. Danau Poso Jl. Sei Deli Jl. Rambung Jl. Gudang RS. Pirngadi Jl. Mabar Jl. Bulan Jl. Timor Jl. Mentawai Kompleks Bumi Asri Perumnas Helvetia Terminal Pinang Baris Jl. Pinang Baris Taman Setia Budi Indah Jl. Sepakat Club Store Pasar Petisah Jl. Mangkara Los III IV No. Kecamatan Lokasi Keterangan Medan Kota Medan Area Jl. Sibarao Jl. Sutrisno Jl. Mahkamah Yuki Simpang Raya Belakang Stadion Teladan Jl. Pelangi Jl. Busi Pasar Super Market Jl. Bakaran Batu Pasar Ramai Jl. Asia Rumah Susun Jl. Gang Langgar

96 10. Medan Baru Jl. Wahid Hasyim Jl. Pegadaian Pasar Pringgan Ramayana Plaza Pasar Sore Padang Bulan Jl. Pasar Baru 11. Medan Polonia Bandara Polonia 12. Medan Denai Menteng Indah Jl. Madio Santoso Jl. Ambar Jl. Mustika Jl. Trikora Jl. Pancasila Jl..Menteng II Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 13. Medan Amplas Terminal Amplas Jl. Bajak I Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 14. Medan Johor Villa Johor Indah Pasar Inpres Titi Kuning Jl. Sawit Raya Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 15. Medan Deli Jl. Alfaka VII Transfer Depo (TD) Dalam perkembangannya, transfer depo yang ada kembali fungsinya sebagai TPS biasa. Selain itu, di Kota Medan juga terdapat TPS Terapung, kondisi ini terjadi karena tidak terjadinya lokasi/lahan untuk TPS, sehingga becak/gerobak sampah berkumpul pada suatu tempat dipinggir jalan, untuk menunggu truk pengangkut sampah. Sehingga sampah dipindahkan ke truk sampah dan diangkut ke TPA. TPS Terapung ini dapat dilihat di Jl. Kapten Muslim (dekat gang Jawa).

97 Kondisi TPS / Kontainer saat ini adalah 70% baik dan 30% kurang baik, sedangkan dari jumlah container sebanyak 126 unit tersebut, 29 unit sudah tertutup. Pada lokasilokasi tertentu, dimana jumlah timbulan sampahnya cukup banyak (di pasarpasar), maka pada lokasi tersebut ditempatkan 2 (dua) unit container, misalnya Pasar di Jl. Letda Sujono, Pasar Petisah, Belawan, dll. Penempatan container sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak berdasarkan per wilayah kelurahan, tapi disesuaikan dengan ketersediaan lahan sebagai tempat peletakan container Pemindahan Pemindahan sampah dari TPS ke dalam truk, dilakukan sesuai dengan jenis TPS yang ada, yaitu dengan cara sbb : a. Pemindahan secara manual Pemindahan secara manual dilakukan dengan cara mengangkat sampah menggunakan sekop atau mengangkat keranjang sampah, yang berupa transfer depo. Kendaraan yang dipakai adalah typer truck. b. Pemindahan secara mekanis Pemindahan secara mekanis ini dilakukan dengan cara mengkaitkan kontainer dengan alat mekanik pada arm roll truck, kemudian menaikkannya ke atas truck. Cara ini hanya dipakai pada TPS jenis kontainer.

98 Kegiatan Pengangkutan Kegiatan pengangkutan sampah dari transfer Depo atau kontainer ke Tempat Pembuangan Akhir menggunakan 2 jenis kenderaan yaitu Typer truck dan Arm Roll Truck. Sedangkan kendaraan Dump Truck dan Compactor Truck digunakan untuk mengangkut sampah yang mengikuti pola individual langsung. Sistem pengangkutan sampah yang diterapkan untuk Dump Truck adalah sistem Kontainer Tetap (Stationary Container Systems/SCS). Truck sampah menngawali kegiatan dari pool langsung menuju ke lokasi lokasi sumber sampah disepanjang jalan yang menjadi rutenya setiap hari dan juga melayani TPS terapung yang telah ditentukan, kemudian membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dari TPA, Dump truck menuju ke TPS berikutnya untuk rotasi kedua. Arm Roll Truck menggunakan Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System / HCS). Kendaraan dengan kontainer kosong mengawali kegiatan dari pool menuju lokasi kontainer, lalu meletakkan kontainer kosong dan mengangkat kontainer yang berisi sampah dan membawa sampahnya ke TPA. Dari TPA, kendaraan sampah yang membawa kontainer kosong menuju ke lokasi kontainer II. Kontainer kosong diletakkan dan membawa kontainer yang berisi sampah menuju ke TPA. Demikian seterusnya sampai kontainer sampah terakhir, yaitu kontainer ke VI diangkat dan dibuang ke TPA. Selanjutnya kendaraan kembali ke Pool dengan membawa kontainer kosong, untuk digunakan pada hari berikutnya.

99 Hasil pengamatan lapangan terhadap daerah pelayanan pada kegiatan pengnngkutan dan waktu ritasi kendaraan sampah dapat dilihat pada tabel 5... sampai dengan tabel 5... Peta rute pengangkutan sampah dapat dilihat pada lampiran... Saat ini pada Dinas Kebersihan Kota Medan memililki kendaraan operasional pengangkutan sampah sebanyak 152 unit, dengan perincian sbb : a. Typer Truck 86 unit Melayani : rumah tangga / komplek perumahan, jalan umum dan terminal. b. Arm Roll Truck 18 unit Melayani : plaxa, rumah sakit, industri, pasar dan TPS (kontainer) c. Dump Truck 18 unit Melayani : TPS (terapung), pengangkutan langsung door to door d. Compector Truck 30 unit Melayani : rumah tangga / kompleks perumahan, perkantoran, rumah makan / restoran, jalan umum dan lainlain. Status kepemilikan kendaraan pengangkutan sampah tersebut adalah aset Pemerintah Kota Medan, kecuali Dump Truck yang dibawa dari suatu perusahaan angkutan truck. Selain itu, guna mendukung pengangkutan sampah yang berasal dari pasarpasar, PD. Pasar Kota Medan mempunyai 3 unit Typer Truck. Jumlah sampah yang terangkut oleh kendaraan pengangkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) per hari dapat dilihat pada tabel 5...

100 Tabel 5... Jumlah Sampah Terangkut dan Tingkat Pelayanan Sampah di Kota Medan. No. Kendaraan Pengangkut Jumlah (unit) 1. Compactor Truck 30 Kapasitas (m3) 16 Ratarata Trip/hari 2 Sampah Terangkut (m3/hari) Typer Truck Dump Truck , Arm Truck Typer Truck PD. Pasar Jumlah Sampah Terangkut Timbulan sampah Tahun ,9 Persentase Pelayanan... 79,24 % Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan Perhitungan Daerah Pelayanan Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan, daerah yang mendapat pelayanan sampah adalah 80% dari wilayah Kota Medan, yang disebut dengan daerah tertangan, dengan mengacu pada jumlah penduduk yang ada. Jumlah timbulan sampah Kota Medan 4.285,9 m 3 /hari. Sampah yang terangkut sebesar 3,396 m 3 /hari, yang berarti hanya + 79% dari total timbulan sampah Kota Medan. Dari jumlah sampah yang terangkut, 42,8 % pengumpulannya dilayani secara individual langsung dengan truk pengangkut sampah.

101 Daerah yang menjadi prioritas pelayanan adalah daerah sekitar pusat kota, atau yang dikenal dengan daerah terbangun. Sementara itu daerah yang mendapatkan pelayanan minim adalah Pembuangan Akhir Merupakan kegiatan operasional pembuangan sampah tahap akhir, dimana sampah ditempatkan disuatu tempat, dengan tujuan agar tidak menimbulkan gangguan terhadap kualitas lingkungan disekitarnya. Metode pengelolaan sampah di TPA yang diterapkan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan adalah Open Dumping, yaitu sampah yang masuk ke TPA dibuang atau dipaparkan langsung di lokasi TPA tanpa melalui proses tertentu. Sebelum dilakukan pembuangan sampah, terlebih dahulu lokasi TPA dibagi dalam b eberapa zona, agar pembuangan / pemaparan sampah menjadi teratur. Sampah yang masuk ke TPA ditimbun di satu zona tertentu, dan apabila zona tersebut telah penuh dengan timbunan sampah, maka pembuangan dan penimbunan sampah dialihkan ke zona yang baru, demikian seterusnya. Kota Medan memiliki 2 (dua) bauh lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA), yaitu TPA Namo Bintang dan TPA Terjun. TPA Namo Bintang berjarak + 15 km dari pusat kota, dengan luas + 17,6 Ha dan beroperasi sejak tahun Sedangkan TPA Terjun berjarak + 14 km dari pusat kota, dengan luas + 13,7 Ha dan beroperasi sejak tahun Data data mengenai TPA di Kota Medan dapat dilihat pada tabel 5...

102 No 1. Tabel 5 : Data mengenai kondisi TPA Namo Bintang dan TPA Terjun Uraian Lokasi : a. Kelurahan b. Kecamatan c. Dati II TPA Namo Bintang Namo Bintang Pancur Batu Kab. Deli Serdang Terjun Terjun Medan Marelan Kota Medan 2. Luas Lokasi m m2 3. Kepemilikan Lahan Pemko Medan Pemko Medan 4. Jarak Lokasi TPA dari : a. Permukiman b. Sungai c. Pantai d. Lapangan Terbang e. Pusat Kota 500 m 5 km (Sei Tuntungan) 25 km (Belawan) 10 km (Polonia) 15 km 500km (Sei Deli) 6 km (Belawan) 23 (Polonia) 14 km 5. Kondisi Tanah a. Areal b. Lapisan Dasar Tanah liat Tanah Lempung Tanah Liat 6. Topografi Lembah Relatif Datar 7. Prasarana Umum : a. Jalan Masuk b. Jalan Operasional c. Pagar d. Pos Jaga e. Kantor f. IPAL (Leachate) Ada Ada Pagar Hidup Ada Ada Tidak Ada Ada Ada Tanggul Ada Ada Tidak Ada Mulai dioperasikan Sistem Pemusnahan 5 Juli 1987 (+ 19 tahun) Open Dumping 7 Januari 1993 (+ 13 Tahun) Open Dumping 10. Fasilitas lain : a. Incenerator b. Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) c. Komposting Tidak Ada Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

103 11. Persen Pemakaian 90% 90% 12 Sampah yang masuk per hari 50% dari sampah terangkut 50% dari sampah terangkut Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang Guna mengetahui kualitas air lindi (leachate) yang timbul akibat kegiatan pembuangan sampah di TPA Namo Bintang, telah dilakukan pengambilan sampah air lindi, dengan cara pengambilan sampah sesaat, yaitu sebanyak 5 (lima) titik sampel. Tiga lokasi titik sampel terletak di zona yang saat ini sudah tidak dilakukan aktifitas pembuangan sampah (zona yang sudah tua), yaitu zona I sampai dengan V dan aliran air menuju ke sumur air lindi. Sedang 2 (dua) titik sampling lainnya terletak di zona aktif, yaitu zona VI VIII. Sampling dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2005, dan pengujian laboratorium dilakukan oleh Laboratorium Sucofindo Medan. Adapun hasil uji kualitas air lindi di TPA Namo Bintang dapat dilihat pda tabel... Tabel 5.1. : Hasil Uji Kualitas Air Lindi di TPA Namo Bintang No. Parameter Satuan Hasil Bahan Baku TPA1 TPA2 TPA3 TPA4 TPA ph 7,93 7,36 7,06 7,76 7,45 6,09,0 6,09,0 2 Sulfida sbg H2S mg/l 8,24 5,45 5,27 8,53 10,42 0,05 0,1 3. Amoniak Total (NH 3 N) mg/l 201,5 54,75 160,0 144,5 231, Krom Total (Cr) mg/l 0,202 0,074 0,563 0,189 0,189 0, Padatan Tersuspensi mg/l COD dgn K2Cr2O 7 mg/l 717,6 202,8 647,4 585,0 585, BOD 5 hari, 200C mg/l 415,8 108,6 346,2 336,6 36, Keterangan

104 Keterangan : Baku Mutu adalah Kep. Men LH No. Kep51/MenLH/10/1995, lamp. C. TPA1, dst : lokasi sampling (lihat gambar). Dari hasil uji laboratorium terhadap kualitas air lindi dari TPA Namo Bintang dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kualitas air lindi TPA Namo Bintang telah melebihi Baku Mutu Lingkungan yang berlaku. Nilai keasaman (ph) air lindi ratarata masih dalam batasan Baku Mutu, namun mempunyai kecenderungan bersifat basa. Kadar krom total ratarata masih dalam rentang Baku Mutu, hanya saja ada 1 sampel yang melebihi Baku Mutu, yaitu air lindi yang diambil di zona II. Sedangkan untuk parameter Sulfida sebagai H2S, Amoniak Total, Padatan Tersuspensi, COD dan BOD5, kadarnya telah melebihi jauh di atas Baku Mutu Lingkungan yang berlaku. Kondisi tersebut terjadi, karena penanganan sampah di TPA Namo Bintang dilakukan secara open dumping dan tidak mengikuti prosedur / syaratsyarat teknis yang harus diikuti dalam proses pembuangan dan penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Selain itu, pembuangan sampah yang dilakukan di TPA Namo Bintang, yang umumnya mendekati 20 tahun, telah melebihi daya tampung TPA yang telah ditentukan. Sistem pembuangan dan penimbunan sampah yang diterapkan menggunakan sistem zona, dimana setelah suatu zona telah selesai dimanfaatkan

105 tidak dilakukan penutupan dengan lapisan tanah yang dipadatkan, sehingga menimbulkan bau dan dapat menjadi sarang vektor penyakit. Di dalam lokasi TPA, tidak dilengkapi dengan fasilitas drainase, saluran pembuangan air lindi, Instalasi Pengolahan Air Lindi dan sistem penangkap gas methane. Kemungkinan perembesan air lindi ke dalam air tanah disekitar lokasi sangat besar, mengingat tidak adanya penanganan yang maksimal terhadap air lindi yang dihasilkan. Adanya kandungan logamlogam tertentu dalam air lindi disebabkan tidak adanya pemilihan sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir, termasuk sisasisa barang yang berasal dari logam Hasil Uji Kualitas Udara di TPA Namo Bintang Pengujian kualitas udara ambien di TPA Namo Bintang dilakukan untuk mengetahui kondisi atau kualitas udara sesaat di lokasi pembuangan akhir sampah dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pengendalian Pencemaran Udara. Adapn parameter yang diuji kualitasnya adalah Sulfur Dioksida (SO 2 ), Nitrogen Dioksida (NO 2 ), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon (HC) dan debu. Pengujian kualitas udara di TPA Namo Bintang dilakuakan pada tanggal 2 Agustus 2005 oleh Balai Hiperkes dan Keselamatan kerja Propinsi Sumatera Utara. Hasil Uji Kualitas Udara di TPA Namo Bintang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

106 Tabel 5. Hasil Uji Kualitas Udara Ambien di TPA Namo Bintang No. Parameter Satuan I Lokasi II BML Keterangan 1. CO Mg/NM , Memenuhi BML 2. SO2 Mg/NM 3 836,75 98,5 900 Memenuhi BML 3. NO2 Mg/NM 3 315,85 46,0 400 Memenuhi BML 4. HC Mg/NM 3 96,5 28,5 160 Memenuhi BML 5. Partikulat 2,5 Mg/NM ,6 65 Memenuhi BML Keterangan : I : up stream II : down stream Hasil uji kualitas udara ambien di TPA Namo Bintang menunjukkan, bahwa kualitas udara ambien di lokasi TPA (yaitu di lokasi yang masih aktif) masih memenuhi Baku Mutu Lingkungan yang berlaku, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor : 41 tahun Namun dari hasil pemantauan kualitas udara ambien tersebut dapat dicermati, bahwa di lokasi I, kadar dari parameterparameter yang diuji sudah mendekati nilai Baku Mutu Lingkungan. Timbulan gasgas pencemar tersebut akibat penanganan sampah yang tidak mengikuti ketentuan teknis yang telah ditetapkan. Teknologi yang diterapkan di TPA Namo Bintang sampai saat ini adalah metode open dumping. Dalam metode ini, tidak dilakukan penutupan sampah yang telah ditebar dengan lapisan tanah penutup dan tidak dilengkapi dengan pipapipa pengumpul gas hasil dekomposisi sampah. Hal ini menyebabkan bau dan gas hasil proses dekomposisi sampah menguap begitu saja ke linngkungan sekitar dan

107 dapat merupakan aktifitas yang mengkontribusi pencemaran udara dan efek rumah kaca.

108 Timbulan Sampah Untuk memperoleh timbulan sampah, maka perlu diketahui sumbersumber sampah kota, sumbersumber sampah yang ada di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Sampah Domestik, yaitu sampah yang bersumber dari lokasi pemukiman penduduk. b. Sampah Non Domesti, yaitu sampah yang berasal dari Pasar, Pertokoan, Plaza Perkantoran Fasilitas Umum, misalnya Rumah Sakit, Pendidikan, Jalan, Hotel, Tempat Rekreasi, Terminal, Stasiun Kereta Api, dll. Industri. Menurut Dinas Kebersihan Kota Medan, besarnya laju timbulan sampah Kota Medan adalah 2,3 liter/orang/hari atau 0,6 kg/orang/hari (dari RUTRK Kota Medan dan SK SNI ). Untuk mengetahui produksi sampah Kota Medan dapat diperkirakan berdasarkan : Jumlah penduduk tetap dan komuter. Daerah pelayanan. Standart timbulan sampah perkapita. Jumlah penduduk tetap dihitung berdasarkan hasil sensus yang dilaksanakan oleh BPS Kota Medan (Medan dalam angka), sedangkan penduduk komuter diasumsikan sebesar orang.

109 Daerah pelayanan persampahan di Kota Medan hanya mencakup 80% dari timbulan sampah yang dihasilkan oleh seluruah penduduk Kota Medan atau dalam istilah persampahan Kota Medan disebut Daerah Terbangun. Contoh perhitungan timbulan sampah (Berat Basarh Sampah) Tahun 2001 Jumlah penduduk Kota Medan Standart timbulan sampah perkapita = orang = 0,6 kg/org/hari ~ 2, m3/org/hari Jumlah timbulan sampah daerah terbangun = 0,8 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = m 3 /hari Jumlah penduduk komuter = orang Jumlah timbulan sampah penduduk komuter = 0,5 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = 675 m 3 /hari Jadi jumlah timbulan sampah total = (3.467, ) m 3 /hari = 4.142,7 m 3 /hari = 1.104,7 ton/hari Hasil perhitungan timbulan sampah Kota Medan selama 4 tahun (2001 s/d 2004) dapat dilihat pada table 5.3

110 Tabel 5.3 Timbulan sampah Kota Medan, Tahun No. Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan sampah (ton/hari) 1.104,7 Timbulan sampah (ton/hari) Volume sampah (m3/hari) 4.142, , , , , , ,9 Sumber : Medan Dalam Angka 2004 Hasil Perhitungan Dalam perhitungan komposisi sampah ini tidak dilakukan penelitian secara langsung, tapi berdasarkan data yang ada pada Dinas Kebersihan Kota Medan. Adapun komposisi fisik sampah Kota Medan dapat dilihat pada table 5.4. Tabel 5.4 Komposisi Fisik Sampah Kota Medan No. Komponen Sampah Persentase 1. Sampah Organik a. Daundaunan 32,0 % b. Makanan 16,2% 2. Sampah An Organik a. Kertas b. Plastik c. Kaca d. Logam e. Karet f. Kayu g. Lainlain 17,5% 13,5% 2,3% 3,5% 2,3% 4,5 8,2% J u m l a h 100% Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2005

111 Dari table 5.4 diketahui bahwa komponen sampah dari sisa makanan dan daundaunan merupakan komponen paling besar persentasenya yaitu 48,2%. Dengan komposisi sampah tersebut sangat potensial dikembangkan pengurangan sampah dengan pembuatan kompos. Dalam pembuatan kompos ini dapat dilibatkan masyarakat setempat dan LSM, dimana kompos yang dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau mungkin dapat dipasarkan sebagai tambahan penghasilan Kegiatan Pengumpulan Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan untuk sumber sampah yang terletak pada jalanjalan yang dapat dilalui oleh truk pengangkut sampah. Sementara itu, untuk daerah permukiman yang tidak dapat dilalui oleh truk sampah, maka kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh Dinas Kebersihan bekerjasama dengan Kelurahan setempat dengan menggunakan angkutan becak/gerobak sampah. Pola pengumpulan sampah di Kota Medan ada 2 (dua) jenis, yaitu : a. Pola Individual Langsung Proses pengumpulan sampah secara langsung (door to door) dengan menggunakan truk sampah (typer truck, dump truck dan compactor truck) dan kemudian dibuang langsung ke TPA. Warga diharuskan memasukkan sampah ke dalam wadah yang berupa tong, kantong atau karung plastic dan diletakkan di depan rumah pada jadwal yang telah ditentukan, untuk kemudian diambi langsung oleh Petugas truk sampah. Pola pengumpulan ini diterapkan pada

112 daerah permukiman, perkantoran, sekolah, plaza, rumah sakit, rumah makan, hotel, pasar, jalan umum dan lainlain. b. Pola Individual Tidak Langsung Proses pengumpulan sampah dengan menggunakan becak/gerobak sampah dan kemudian sampah dipindahkan ke TPS. Pada sistem ini, setiap warga mengumpulkan sampah di depan rumah dengan wadah berupa tong sampah atau kantong plastik, kemudian diangkut oleh petugas dengan becak/gerobak sampah yang berkapasitas 1 m 3 untuk dibuang ke TPS atau kontainer tersebut. Dalam implementasi operasional kebersihan di Kota Medan, bukan hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Kota Medan, namun juga menjadi tanggung jawab Camat, Lurah, dan Kepala Lingkungan setempat. Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab tersebut adalah sbb : 1. Kepala Lingkungan berperan menghimpun dan mengkoordinir pewadahan sampah. 2. Lurah berperan mengendalikan penyapuan jalan, pengumpulan sampah dan TPS. 3. Camat berperan mengendalikan pengangkutan sampah dari TPS Ke TPA. 4. Dinas Kebersihan Kota Medan berperan menyusun program kebersihan kota, melakukan pengawasan dan pengelolaan TPA. Kegiatan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah adalah sampah yang berasal dari rumah tangga / kompleks perumahan, jalan umum dan terminal. Jumlah armada becak/gerobak sampah yang ada di Kota medan sebanyak 661 unit yang melayani kurang lebih 151 Kelurahan. Jadi

113 disetiap Kelurahan dilayani oleh unit becak/gerobak sampah. Petugas becak/gerobak sampah di Kota Medan diberi istilah Pasukan Bestari. Setiap unit becak/gerobak sampah dalam 1 hari dapat melakukan 1 (satu) kali ritasi dalam pengumpulan sampah dari rumah ke rumah. Apabila kapasitas becak/gerobak sampah 1m 3 /ritasi, dengan faktor pemadatan 1,1, maka kapasitas sampah terangkut oleh becak/gerobak sampah adalah 1,1 m 3 /hari. Dengan jumlah becak/gerobak sebanyak 661 unit, maka sampah yang dapat dikumpulkan adalah sebanyak 727,1 m3/hari. Pelayanan pengumpulan sampah individual secara tidak langsung, yang dilakukan dengan becak/gerobak sampah, dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : 1. Pelayanan Penuh, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah yang dilakukan setiap hari. Daerah yang mendapatkan pelayanan penuh adalah daerah inti kota. 2. Pelayanan Menengah, pengumpulan sampah yang dilakuakn oleh becak/gerobak sampah dilakukan 2 (dua) hari sekali. Daerah yang mendapatkan pelayanan menengah adalah daerah yang tingkat kegiatannya sedang. 3. Pelayanan Rendah, pengumpulan sampah yang dilakukan oleh becak/gerobak sampah dilakukan 3 (tiga) hari sekali. Daerah yang tingkat pelayanannya rendah adalah daerah yang berada dipinggiran kota. Sementara itu, untuk kegiatan penyapuan jalan dilakukan oleh Pasukan Melati, yang berjumlah 376 orang, Penyapuan jalan dilakukan petugas pada jalanjalan utama / protocol dengan dikoordinir oleh Kelurahan setempat.

114 Petugas penyapu jalan menyapu sepanjang jalan yang ditentukan, kemudian sampah yang dihasilkan (umumnya berupa daundaun kering) dikumpulkan pada tempattempat tertentu, untuk selanjutnya diangkut oleh petugas becak/gerobak sampah atau langsung diambil oleh truk sampah Tempat Pembuangan Sementara Tempat Pembuangan Sementara (TPS) mempunyai fungsi untuk menampung sampah dari sumber sampah sebelum diangkut untuk dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Di Kota MEdan ada 2 jenis TPS, yaitu container dengan kapasitas 10m3 dan 6m3 serta transfer depo. Jenis dan jumlah TPS yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada table 5. Sedangkan untuk lokasi TPS dan Transfer Depo yang ada di Kota Medan dapat dilihat pada table 5.5. Tabel 5.5 Jenis dan Jumlah TPS di Kota Medan No. Jenis Jumlah (unit) Kontainer Kapasitas 10 m3 Kontainer Kapasitas 6 m3 Transfer Depo J u m l a h 137 Sumber : Dinas Kebersihan Kota Medan, 2005.

115 Tabel 5.6. Daftar Lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS) per Kecamatan No. Kecamatan Lokasi Keterangan Medan Belawan Medan Labuhan Medan Deli Medan Barat Medan Timur Medan Sunggal Medan Petisah Pasar Kapuas Jl. Cimanuk Simpang Kantor PT. Coca Cola Griya Martubung Jl. K.L. Yos Sudarso PT. KIM Jl. Metal III Kompleks DPR Pasar Palapa Jl. Pertempuran Jl. Cilincing Jl. Karya II Jl. Pembangunan Jl. Danau Poso Jl. Sei Deli Jl. Rambung Jl. Gudang RS. Pirngadi Jl. Mabar Jl. Bulan Jl. Timor Jl. Mentawai Kompleks Bumi Asri Perumnas Helvetia Terminal Pinang Baris Jl. Pinang Baris Taman Setia Budi Indah Jl. Sepakat Club Store Pasar Petisah Jl. Mangkara Los III IV

116 No. Kecamatan Lokasi Keterangan 8. Medan Kota Jl. Sibarao Jl. Sutrisno Jl. Mahkamah Yuki Simpang Raya Belakang Stadion Teladan Jl. Pelangi Jl. Busi Pasar Super Market 9. Medan Area Jl. Bakaran Batu Pasar Ramai Jl. Asia Rumah Susun Jl. Gang Langgar 10. Medan Baru Jl. Wahid Hasyim Jl. Pegadaian Pasar Pringgan Ramayana Plaza Pasar Sore Padang Bulan Jl. Pasar Baru 11. Medan Polonia Bandara Polonia 12. Medan Denai Menteng Indah Jl. Madio Santoso Jl. Ambar Jl. Mustika Jl. Trikora Jl. Pancasila Jl..Menteng II Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 13. Medan Amplas Terminal Amplas Jl. Bajak I Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 14. Medan Johor Villa Johor Indah Pasar Inpres Titi Kuning Jl. Sawit Raya Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) Transfer Depo (TD) 15. Medan Deli Jl. Alfaka VII Transfer Depo (TD)

117 Dalam perkembangannya, transfer depo yang ada kembali fungsinya sebagai TPS biasa. Selain itu, di Kota Medan juga terdapat TPS Terapung, kondisi ini terjadi karena tidak terjadinya lokasi/lahan untuk TPS, sehingga becak/gerobak sampah berkumpul pada suatu tempat dipinggir jalan, untuk menunggu truk pengangkut sampah. Sehingga sampah dipindahkan ke truk sampah dan diangkut ke TPA. TPS Terapung ini dapat dilihat di Jl. Kapten Muslim (dekat gang Jawa). Kondisi TPS / Kontainer saat ini adalah 70% baik dan 30% kurang baik, sedangkan dari jumlah container sebanyak 126 unit tersebut, 29 unit sudah tertutup. Pada lokasilokasi tertentu, dimana jumlah timbulan sampahnya cukup banyak (di pasarpasar), maka pada lokasi tersebut ditempatkan 2 (dua) unit container, misalnya Pasar di Jl. Letda Sujono, Pasar Petisah, Belawan, dll. Penempatan container sebagai Tempat Pembuangan Sementara (TPS) tidak berdasarkan per wilayah kelurahan, tapi disesuaikan dengan ketersediaan lahan sebagai tempat peletakan container.

118 5.2. Analisa dan Evaluasi Aspek Organisasi Sampah di kota Medan dikelola oleh Dinas Kebersihan Kota Medan. Dalam menjalankan aktifitasnya sebagai pengelola sampah kota Medan, Dinas Kebersihan kota menjalankannya sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan dalam keputusan Walikota Medan No. 10 tahun Sebelum ditetapkannya Perda kota Medan No. 4 tahun 2001, maka bentuk organisasi pengelola kebersihan atau sampah di kota Medan berupa Perusahaan Daerah. Namun sejak Perda tersebut ditetapkan, maka secara structural bentuk organisasinya berubah menjadi Dinas dan bertanggung jawab langsung ke Walikota. Dalam implementasinya, dan sesuai dengan kebijakan Walikota Medan mengenai Pemberdayaan Kecamatan/Kelurahan, maka Dinas Kebersihan kota Medan bekerjasama dan sama sama bekerja dengan Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan dalam menciptakan kebersihan kota Medan. Dengan penerapan kebijakan Pemberdayaan Kecamatan/Kelurahan dalam program kebersihan kota Medan memberikan nilai positif dalam peningkatan peran aktif masyarakat dalam penanganan kebersihan, namun di sisi lain mengurangi optimalisasi pelaksanaan tupoksi pada Dinas Kebersihan. Misalnya mengenai retribusi sampah, secara structural ada subdis Retribusi, namun tugastugas yang terkait dengan pengutipan retribusi ditangani oleh Kepala Lingkungnan dan Lurah setempat, yang penyetorannya lansung ke Dispenda kota Medan. Sehingga subdis Retribusi tidak dapat bekerja secara optimal sesuai topoksinya. Selain itu pengontrolan pengutipan retribusi juga kurang optimal,

119 karena ada beberapa wajib retribusi sampah yang tidak memperoleh bukti pembayaran retribusi sampah dan penetapan besaran retribusinya. Dari segi kuantitas sumber daya manusia yang ada, yaitu sebesar 1825 orang, yang menjadi pegawai tetap (PNS) hanya sebesar 3,6%, sedangkan sisanya sebesar 96,4% merupakan pegawai tidak tetap (honorer). Sementara itu dari segi kualitas, sumber daya manusia yang berkualifikas S1 dan S2 sebesar 2,2%. Diploma III sebesar 0,3% dan sisanya 97,5% merupakan lulusan SD, SMP dan SLTA. Sementara itu, dilihat dari latar belakang pendidikannya, tidak ada yang berlatar belakang bidang teknik lingkungan/persampahan, pada umumnya SDM yang ada berlatar belakang pendidikan umum/social ekonomi. Dengan beberapa permasalahan dari aspek organisasi, maka Dinas Kebersihan kota Medan belum bias bekerja secara optimal dan evaluasi pengelolaan sampah sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Persampahan yang ada Timbulan dan komposisi sampah Total timbulan sampah di kota Medan yang dihasilkan setiap hari adalah 4285,9 m 3. Dari jumlah timbulan sampah tersebut hanya 79,24% yang terangkut. Daerah Pelayanan sampah kota Medan saat ini baru mencakup 80% dari jumlah penduduk kota Medan atau yang lebih dikenal dengan Daerah terbangun. Dengan demikian, masih sekitar 20% dari jumlah pendudk kota Medan yang belum terlayani sarana pengangkutan sampah. Dengan demikian persentase sampah terangkut, akan menjadi + 60,65%, apabila daerah palayanannya mencakup 100% jumlah penduduk kot Medan.

120 Pada daerah yang belum mendapat pelayanan ini, penanganan sampah dilakuakn sendiri oleh masingmasing warga dengan cara mengumpulkan sampah dalam lubang tanah kemudian ditimbun atau dibakar. Ada sebagian warga yang membuang sampahnya ke sungai. Dilihat dari komposisinya, sampah kota Medan didominasi oleh sampah organig (48,2%), yang terdiri dari sampah makanan, sayuran dan daundaunan. Sampah dengan kandungan organik tinggi sangat berpotensi di daur ulang menjadi kompos. Apabila kegiatan pengomposan dapat dilakukan di lokasi sumber sampah (rumah tangga), maka akan sangat membantu mengurangi jumlah timbulan sampah yang harus dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Selain itu juga perlu digalakkan dan disosialisasikan Program Pemisahan Sampah pada sumbernya dan Program 3R (Reuse, Recycle dan Reduce) Kegiatan Pengumpulan Pengumpulan sampah di kota Medan dilakukan dengan cara pengumpulan individual langsung dan pengumpulan individual tidak langsung. Pengumpulan sampah dengan cara individual tidak langsung tidak semuanya dapat dilakukan setiap hari, tergantung dengan tingkat timbulan sampah yang ada dan tersedianya sarana gerobak/becak sampah di suatu wilayah. Dengan komposisi sampah organik yang cukup tinggi, maka seharusnya pengumpulan sampah dilakukan setiap hari, hal ini untuk mencegah berkembangnya vector penyakit dan bau yang tidak sedap.

121 Apabila jumlah becak/gerobak sampah bertambah, maka pelayanan pengumpulan sampah dari rumah ke rumah untuk wilayah / daerah yang tidak dapat dilalui truk pengangkut sampah dan jumlah sampah yang terangkut akan semakin meningkat. Selain itu, untuk timbulan sampah, maka setiap rumah tangga harus mulai melakukan upaya pemilahan sampah. Sedangkan cara pengumpulan sampah individual langsung dilakukan oleh dump truck dan compactor truck. Cara pengumpulan sampah ini sangat banyak menghabiskan waktu operasional. Waktu yang dibutuhkan truk sampah dari rumah ke rumah pada rute jalan yang dilalui sangat lama, karena harus mengambil sampah dari rumah ke rumah. Namun waktu ritasi yang lama dapat dipersingkat apabila setiap rumah tangga melakukan pewadahan sampah dengan baik dan mengetahui jadwal pengambilan sampah. Ditinjau dari segi wadah, masih banyak masyarakat yang belum melakukan pewadahan dengan baik. Ratrata dari daerah pengamatan, masyarakat masih banyak yang menggunakan keranjang sampah. Wadah seperti ini tidak memiliki nilai estetika, sampah menjadi berserakan dan menimbulkan bau. Dengan penggunaan wadah yang memenuhi syarat (berupa tong sampah atau kantong plastik), maka akan sangat membantu petugas dalam proses dan waktu pengumpulan sampah. Selain itu, masih ada beberapa masyarakat yang karena tidak mau dikutip biaya retribusi, membuang sampah pada lahan kosong, yang pada akhirnya sampah menumpuk di lokasi tersebut tanpa pernah dilakukan pengangkutan sampah.

122 Mengingat kondisi daerah permukiman di kota Medan, maka sangat baik dikembangkan cara pengumpulan sampah pola individual tidak langsung, sampah diambil langsung dari rumahrumah dengan becak/gerobak sampah dan dikumpulkan ke TPS/container terdekat. Hal ini didukung oleh kondisi wilayah yang relative datar, yang memungkinkan pengumpulan sampah dilakukan dengan becak/gerobak sampah. Sedangkan sistem pengumpulan sampah dnegan pola individual langsung hanya dilakukan pada daerah yang sulit dicari lokasi untuk TPS. Dengan demikian waktu pengumpulan dapat lebih dihemat dan tenaga pengangkutan sebagian dapat dialihkan untuk kegiatan pengumpulan sampah. Yang pada akhirnya akan memungkinkan penambahan ritasi pengangkutan sampah dalam satu hari Tempat Pembuangan Sampah Sementara Tempat pembuangan sampah sementara di Kota Medan ada 3 jenis, yaitu bak sampah container, TPS Terapung dan Transfer Dipo. a. Bak sampah kontainer Bak sampah untuk tempat pembuangan sampah sementara yang berupa kontainer sangat baik untuk ditingkatkan penggunaannya. Kontainer berfungsi sebagai tempat pembuangan sementara sampah yang telah dikumpulkan oleh gerobak/becak sampah. Pengangkutan sampahnya dilakukan menggunakan arm roll truk dengan sistem pemindahan secara mekanis, sehingga operasi pengangkutan sampah bisa menjadi lebih cepat. Kondisi container saat ini sebagian besar masih berupa bak terbuka, namun sejak tahun 206 ada beberapa yang sudah berupa bak tertutup. Mengingat umur bak container

123 sebagian besar sudah cukup lama, sehingga kondisi bak kontainernya banyak yang mengalami pengeroposan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dan harus segera dilakukan peremajaan, sehingga tidak mengganggu kegiatan pengangkutan sampah. Keuntungan dari penggunaan kontainer adalah : Dapat memberikan kemudahan dalam pengumpulan sampah dan pengambilannya untuk diangkut oleh kendaraan sampah ke TPA. Kontainer lebih higienis, karena alat ini dapat ditutup, sehingga dapat terhindar dari gangguan binatang, seperti anjing dan kucing. Kontainer lebih tahan lama, karena terbuat dari bahan besi / baja yang kuat dan kedap air. Pada saat ini, transfer depo berfungsi tidak lebih hanya sebagai tempat berkumpulnya gerobak / becak sampah sementara menunggu truk pengangkutan sampah dating. Pemindahan sampah dilakukan secara manual ke truk sampah tanpa melalui sarana yang telah ada di transfer depo. Hal ini terjadi karena terbatasnya sarana pengangkutan, sehingga sulit mempertemukan gerobak dengan truk sampah pada jadwal yang telah ditentukan. Selain itu juga disebabkan adanya kerusakankerusakan yang terjadi pada transfer depo. C. TPS Terapung Adalah suatu istilah yang digunakan oleh Dinas Kebersihan, untuk proses pemindahan sampah dari gerobak / becak di suatu lokasi pelayanan ke truk pengangkutan sampah. Pemindahan dilakukan secara manual oleh petugas gerobak / becak. Gerobak / becak sampah berkumpul di suatu tempat, biasanya

124 dipinggir jalan yang bisa dilalui truk sampah, menunggu datangnya truk pengangkut sampah. TPS Terapung ini cukup banyak di Kota Medan. Hal ini terjadi karena keterbatasan lahan, permukiman yang sangat padat dan banyak warga yang menolak penempatan container sampah di wilayahnya. Sebagai contoh adalah TPS Terapung di Jl. Kapten Muslim (depan Mess PTPN III). Penempatan lokasi TPS pada saat tidak dapat mengacu sepenuhnya kepada peraturan yang ada, karena banyaknya kendalakendala di lapangan, seperti yang disebutkan di atas Kegiatan Pengangkutan Kapasitas sampah terangkut kota Medan saat ini sebesar m3/hari atau melayani 79.24% dari timbulan sampah yang dihasilkan di Daerah Terbangun. Pengangkutan sampah dengan Arm Roll Truck yang menggunakan sistem Terbangun. Pengangkutan sampah dengan Arm Roll Truck yang menggunakan sistem container angkat cara 1, sudah cukup baik karena waktu yang dipergunakan untuk pengangkutan sampah dapat dipersingkat. Hal ini karena pengumpulan sampah di bak container dilakukan dengan baik, dimana tidak ada lagi sampah yang berserakan di sekitar lokasi container, sehingga waktu pengangkutan bisa lebih cepat. Jumlah ritasi pengangutan sampah oleh Arm Roll Truck, yang sebanyak ratarata 6 rit/hari, sudah sangat maksimal, mengingat batasan ritasi Arm Roll Truck adalah 5 rit/hari. Dengan ritasi yang tinggi akan meningkatkan jumlah sampah yang terangkut ke TPA. Namun yang harus diperhatikan juga adalah umur kendaraan yang sudah melebihi 10 tahun, akan

125 memerlukan biaya perawatan yang sangat tinggi. Dengan demikian, biaya operasional dan perawatan untuk arm roll truck akan semakin tinggi. Selain itu yang harus menjadi perhatian adalah jumlah Arm Roll Truck yang hanya 18 unit, tanpa adanya kendaraan cadangan, akan sangat mengganggu kontinuitas dari pengangkutan sampah ke TPA. Kendaraan sampah jenis Dump Truck, yang menggunakan sistem container tetap masih belum optimal penggunaanya, terutama dalam sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah langsung dari rumah ke rumah. Dengan sistem ini, mengharuskan dump truck memerlukan waktu pengumpulan yang lebih lama, sehingga dalam 1 (satu)hari hanya sanggup melakukan 2 (dua) kali ritasi. Hal ini dapat diperbaiki dengan menerapkan pola pengumpulan sampah secara individual tidak langsung, sehingga kendaraan pengangkut sampah hanya mengumpulkan sampah pada TPS yang telah disediakan. Dengan cara ini diharapkan dapat dilakukan penambahan jumlah trip dalam 1 (satu) hari.

126 Analisa Waktu Ritasi Dump Truck Pola pengangkutan sampah dump truck menggunakan Stationary Container Systems dengan pemuatan sampah ke dalam dump truk dilakukan secara manual. Dari hasil survey lapangan (table 5.16 s.d. table 5.189) dapat dihitung waktu kerja eksisting yang dibutuhkan masingmasing dump truck dalam satu hari seperti table Tabel Waktu Ritasi Eksisting Dump Truck No. Pol. No. t1 C1 + uc (np1)dbc Pscs h S T2 W H Kendaraan Rit. (menit) (menit) (menit) (menit) (menit (menit) (menit) (menit) (menit BA 8381 AQ Ket : Dari table terlihat lamanya waktu yang ditempuh oleh truk sampah antar dua TPS. Ini terjadi karena sistem pengumpulan door to door pada jalur utama yagn dilalui oleh truk sampah tersebut. Banyaknya TPS liar di sepanjang jalan yang muncul karena keengganan masyarakat membuang sampah pada lokasi TPS, mengharuskan truk sampah berhenti untuk mengangkut sampah di TPS liar tersebut, juga memperpanjang waktu operasional. Dengan kondisi demikian, kecepatan ratarata kendaraan sampah antar dua TPS hanya mencapai + 4 km/jam. Hal ini dapat diatasi dengan menerpakan pola pengumpulan individual tidak langsung, kecuai pada jalanjalan utama yang sulilt mencari lokasi TPS.

127 Petugas sampah dengan gerobak / becak, mengumpulkan sampah langsung dari rumah ke rumah dan membuangnya ke TPS. Truk sampah cukup mengambil sampah di TPSTPS yang disediakan. Dengan adanya perbaikan sistem tersebut maka berdasarkan pengamatan di lapangan, kecepatan dump truck sampah antar TPS bisa mencapai ratarata 20 km/jam, sehingga kemampuan pengangkutan truk sampah bisa lebih ditingkatkan. Dengan cara tersebut jumlah trip pengangkutan sampah per hari dapat ditentukan seperti perhitungan berikut : Contoh Perhitungan Ritasi Dump Truk BA 8381 AQ Waktu pickup (Pscs), dengan menggunakan persamaan 2.9. Pscs = C t.(uc) + (np 1 ) (dbc) Pscs = C t.(uc) + (np 1 ). X 2 /20 Dimana : C t = 4 unit Uc = 0,2 jam (estimasi), hasil survey = 0,146 jam Np = 4 lokasi TPS X2 = 1.07 km (jarak ratarata antar TPS) Pscs = 4. 0,2 + ( 41 ) (1,07 / 20 ) = 0,96 jam Waktu pertrip dengan menggunakan persamaan 2.8. Tscs = (Pscs + s + a + b x) Nilai a dan b dapat dicari dengan grafik hubungan jarak dan waktu perjalanan dari TPS ke TPA seperti table 5.29 dan gambar Tabel Jarak dan Waktu perjalanan dump truck dari TPS TPA

128 No. No. Pol. Kendaraan No. Trip Jarak/trip Waktu Kec. Rata 2 km menit jam (km/jam) Sumber : Hasil Analisa Dari tabel berdasarkan hubungan jarak dan waktu dari TPS dan TPA diperoleh sebuah grafik dengan persamaan seperti pada gambar Sumber : Hasil Perhitungan Dari gambar diperoleh : a = 0,1056 dan b = 0,024 Sedangkan nilai : s = 0,275 jam (hasil survey) X = 32,15 km (jarak ratarata TPS TPA) Maka, T Hcs = 0,96 + 0, , ,024 (32,15) = 2,11 jam/trip Jumlah trip per hari (persamaan 2.12) Nd = [(1 W) H] / T HCS (nilai t1 dan t2 sudah dimasukkan dalam menghitung nilai a dan b) Dimana : W = 0,15 (asumsi), off route factor berkisar antara 0,1 0,4 H = 8 jam/hari N d = [(1 0,15) 8] / 2,11 = 3,22 trip N d actual = 3 trip. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada table 5.30.

129 Perhitungan kondisi eksisting dengan kondisi setelah perbaikan dapat dilihat pada table Tabel Evaluasi Ritasi Pengangkutan Sampah Dump Truck No. No. Pol, Jumlah Trip Jumlah Trip Evaluasi Kenderaan Eksisting Seharusnya Sumber : Hasil Analisa Dari hasil perhitungan waktu ritasi Arm Roll Truck dan Dump Truk ternyata kemampuan truk sampah masih dapat ditingkatkan, dimana masingmasing dapat menambah satu trip setiap hari. Dengan demikian jumlah sampah yang dapat diangkut ke TPA menjadi lebih besar. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada table Tabel Evaluasi Kemampuan Pengangkutan Kendaraan Sampah PerHari No. Kendaraan Jumlah Eksisting Perbaikan (unit) Jenis Kap. Jml. trip M3 Jml. trip M3 Sumber : Hasil Perhitungan Dari tabel di atas terlihat adanya penambahan volume sampah terangkut sebesar 232,8 m3. Ini berarti, dengan sarana yang ada volume sampah terangkut dapat ditingkatkan dari 38% menjadi 50% dari total sampah Kota Padang. Dengan memperkirakan laju timbulan sampah 2 liter/orang hari, maka jumlah penduduk terlayani dapat ditingkatkan sebanyak jiwa. Dengan a

130 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN 1. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa kemampuan armada pengangkutan sampah belum optimal. Dengan armada pengangkutan yang terdiri dari 15 unit Arm Roll Truck yang beritasi 4 tri/hari dan 15 unit Dump Truck yang beritasi 2 trip/hari, hanya mampu melayani 793,2 m2 atau 38% dari total timbunan sampah Kota Padang. Hal ini disebabkan karena pengumpulan sampah menggunakan sistem door to door langsugn dengan kendaraan sampah tidak efisien, karena membutuhkan waktu yang lebih lama. Karena itu sangat baik digunakan sistem TPS yaitu teknik pengumpulan sampah degan pola individual tidak langsng, dimana sampah dari sumber dikumpulkan dengan becak sampah ke TPS. Dari TPS sampah diangkut oleh kendaraan sampah ke TPA. Perbaikan pola pengumpulan ini dapat menambah satu ritasi lagi setiap hari untuk masingmasing kendaraan sampah. 2. Dengan adanya penambahan ritasi kendaraan sampah masingmasing satu trip per hari, maka dengan sarana pengangkutan yang ada, jumlah volume sampah terangkut meningkat dari 38% menjadi 50% dari total sampah Kota Padang. 3. Melihat kondisi kendaraan sampah saat ini dan sesuai dengan umur efektif pemakaian kendaraan (7 tahun), pada tahun 2003 sebanyak 23 unit atau lebih dari 75% dari armada pengangkutan sudah melewati batas umur efektif, sehingga perlu diganti.

131 6.2. REKOMENDASI Aspek Organisasi Di bidang organisasi pengelolaan sampah, perlu adanya sedikit perbaikan dalam tugas dan tanggung jawab operasional pengangkutan sampah ke TPA. Sub Seksi Kebersihan pada Dinas Pasar yang selam ini bertangung jawab dalam pengangkutan sampah pasar sampai ke Tempat Pembuangan Akhir, sebaiknya menyerahkan tugasnya tersebut kepada Seksi Penyapuan dan Pengangkutan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Sub Seksi Kebersihan Dinas Pasar cukup mempunyai tanggung jawab dalam mengumpulkan sampah pasar ke TPS atau container. Cara ini lebih memudahkan bagi Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam menetapkan rute yang dilalui kendaraan sampah dan pengawasannya Pengumpulan dan Pengangkutan Dalam operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah perlu adanya perbaikan. Sistem door to door atau pengumpulan sampah dari sumber, yang langsugn dilakukan dengan kendaraan sampah pada kondisi eksisting, sebaiknya diganti dengan pola individual tidak langsung. Pada pola ini, sampah dari sumber diambil dengan becak sampah dan dikumpulkan di Tempat Pembuangan Sementera (TPS). Dari TPS sampah dibuang dengan kendaraan sampah (Arm Roll Truck dan Dump Truck) ke Tempat Pembuangan Akhir (TPS). Hal ini dapat dilakukan karena didukung oleh kondisi sebagai berikut (Anonim,1991) : Alat pengumpul masih dapat menjangkau sumber sampah secara langsung.

132 Kondisi Topografi daerah pelayanan relative datar (ratarata kurang dari 5%). Kondisi lebar jalan/gang dapat dilalui alat pengumpul tanpa mengganggu pemakai jalan lainnya SARAN 1. Pola pengumpulan sampah sistem door to door dengan truck sampah sebaiknya diganti dengan sistem door to door dengan gerobak sampah atau menggunakan pola individual tidak langsung, untuk mempercepat waktu pengangkutan. 2. Untuk menjaga kelancaran operasional pengangkutan sampah, Pemerintah Daerah Kota Padang perlu untuk menyiapkan armada pengganti bagi kendaraan sampah yang tidak dapat lagi beroperasi karena sudah melewati masa pemakaian umur efektif ( 7 tahun ).

133

134 Pengujian Kualitas Udara Ambien di Kawasan Kesawan Square Medan pada malam hari

135 Contoh perhitungan timbulan sampah (Berat Basah Sampah) Tahun 2001 Jumlah penduduk Kota Medan Standart timbulan sampah perkapita = orang = 0,6 kg/org/hari ~ 2, m3/org/hari Jumlah timbulan sampah daerah terbangun = 0,8 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = m 3 /hari Jumlah penduduk komuter = orang Jumlah timbulan sampah penduduk komuter = 0,5 x x 0,6 = kg/hari = ton/tahun = 675 m 3 /hari Jadi jumlah timbulan sampah total = (3.467, ) m 3 /hari = 4.142,7 m 3 /hari = 1.104,7 ton/hari

136 Pengujian Kualitas Udara Ambien di Kawasan Kesawan Square Medan pada malam hari

137 Kondisi TPS di Jl. Danau Singkarak Medan

138 Armada pengangkut Sampah (Dump Truck dan Arm roll Truck)

139 Kondisi Transfer Depo Saat Ini Id Kota Medan

140 TPS (Kontainer) dan Truk Pengangkut Sampah

141 TPS Terapung Jl. Kapt. Muslim Medan

142 Kondisi Gerobak Sampah dan Kontainer di TPS

143 U J I U D A R A A M B I E N D I T P A

144 Pembuangan Sampah Tanpa Pemilahan

145 Kondisi Zona TPA Namo Bintang yang sudah tidak digunakan Terjadi Pembakaran Sampah

146 Saluran drainase yang berfungsi juga sebagai saluran air lindi kondisinya penuh dengan sampah, bagaimana airnya mengalir???

147 Lokasi Pembuangan Sampah yang tidak tertata dan berasap (terjadi pembakaran sampah)

148 Saluran air lindi dan Pengambilan sample air lindi

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah

Kata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah ABSTRAK Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada Kecamatan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA Kristub Subur, Agustina Wilujeng, Harmin Sulistiyaning Titah Program Studi Magister Teknik Prasarana Lingkungan Pemukiman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck

Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck Rute Pengangkutan Eksisting Kendaraan Arm Roll Truck TPA POOL Keterangan : BL 8041 AJ BL 8098 AH Kontainer 4. TPS Gerobak 1,5 m³ sebanyak 6 unit, bak pasangan bata terbuka 3 m³ sebanyak 1 unit, kontainer

Lebih terperinci

BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH

BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH BAGIAN 7 PENGANGKUTAN SAMPAH Bagian ini menjelaskan secara teoritis metode pengangkutan sampah, pola dan operasional pengangkutan sampah, serta perhitungan optimasinya. Dijelaskan pula peralatan serta

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG

ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 2, April 2013 ANALISIS PENGELOLAAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG I Komang Trisna Satria Pramartha 1,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Sampah adalah limbah yang bersifat padat yang terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah dan Permasalahannya Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi barang dari sumber daya alam. Disamping

Lebih terperinci

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah

Kata kunci : manajemen sampah, sistem pengangkutan, Kecamatan Tabanan dan Kecamtan Kediri, kebutuhan armada pengangkut sampah ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan, khususnya Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri, diikuti oleh peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan yang menyebabkan penumpukan sampah di

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO Oleh: Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta menjaga keindahan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) 2006466 Bandung LAMPIRAN A : DESAIN SURVEY Dalam studi ini, pengumpulan data menjadi sangat

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAUMERE Yohanes R. Maswari dan Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ryan@enviro.its.ac.id ABSTRAK Tingkat pelayanan persampahan

Lebih terperinci

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT PROPOSAL PROYEK AKHIR STUDI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR STUDY ON SOLID WASTE COLLECTION AND TRANSPORT IN SANGATTA CITY,EAST KUTAI Yayuk Tri Wahyuni NRP 311

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi pembangunan. Sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di kota. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sampah Berdasarkan SNI 19-2454 tahun 2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 SKPD DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SEMARANG Visi :

Lebih terperinci

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan

Metoda Pemindahan dan Pengangkutan Metoda Pemindahan dan Pengangkutan Sampah terpilah tidak diperkenankan dicampur kembali. Didasarkan jenis sampah terpilah, dilakukan: 1. Pengaturan jadwal pemindahan & pengangkutan, sesuai jenis sampah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 006 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN TAHUN 007 GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ======================================================

Lebih terperinci

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN

PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH PERKOTAAN TAHUN 005 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO GAMBARAN UMUM PROFIL PENGELOLAAN SAMPAH KOTA MOJOKERTO ====================================================== Batas Umum Kota Mojokerto

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG NANANG FAKHRURAZI 1,JONI HERMANA 2, IDAA WARMADEWANTHI 2 1 Program Magister Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik

Lebih terperinci

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN E-3-1 OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Achmad Safei, Joni Hermana, Idaa Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo ABSTRAK Penyebab utama permasalahan sampah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM:

ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA. Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM: ANALISIS KEBUTUHAN TRUK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR UTARA Oleh : I Ketut Gd Yoga Satria Wibawa NIM: 1104105124 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK Pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH Ajeng Rudita Nareswari 1 dan Nieke Karnaningroem 2 1 Program Magister Teknik Prasarana

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan.

Kata kunci: pengangkutan sampah, ritase, cakupan pelayanan. KAJIAN SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BATU Yosa Putri Hapsari, Dewi Dwirianti, Yulinah Trihadiningrum Program Pascasarjana, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS, Surabaya E-mail: yprincess@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Kebersihan Kota Medan

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN. A. Sejarah Singkat Dinas Kebersihan Kota Medan BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Kebersihan Kota Medan Pengelolaan sampah sudah dimulai sejak pemerintahan Hindia Belanda, setelah Indonesia merdeka, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan anggapan akan memperoleh

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.

Lebih terperinci

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN Ahmad Solhan, Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KISARAN SUMATERA UTARA KOTA KISARAN ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN

ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN ANALISIS TRANSPORTASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN KOTA) William Iskandar Sihombing¹, Yusandy Aswad, ST.MT² ¹Departemen Teknik Sipil,Universitas Sumatera Utara, Jalan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY

EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY EVALUASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MALANG EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION SYSTEM IN MALANG CITY Achmad Widarto PT. Indra Karya Wilayah I Malang Jl. Surabaya No. 3A Malang wid_alf@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH

PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH A. PEWADAHAN SAMPAH 1. Pendahuluan Pewadahan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke tempat

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PERSAMPAHAN

LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PERSAMPAHAN LAMPIRAN A: SPESIFIKASI TEKNIS SEKTOR PERSAMPAHAN 1. KONSEP PENGELOLAAN PERSAMPAHAN Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 2008, upaya pengelolaan persampahan meliputi kegiatan pengurangan dan penanganan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Karanganyar yang terus meningkat disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan manusia sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Dalam aktivitas sehari-hari, manusia sering kali bergantung dengan bahanbahan yang dihasilkan oleh alam. Dalam proses pemanfaatan bahan-bahan yang dihasilkan

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI 4.1 Umum Pada bab ini berisi uraian studi yang dilakukan Departemen Pekerjaan Umum (tahun 2006) mengenai penyusunan perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sampah Terdapat banyak pengertian mengenai sampah menurut para ahli, antara lain sebagai berikut: 1. Sampah adalah barang yang tidak dipakai lagi lalu dibuang (Badudu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak dikehendaki lagi lalu dibuang. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI

MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANGLI TUGAS AKHIR OLEH : I GEDE ARTAWAN 0219151040 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2011 ABSTRAK Meningkatnya pertumbuhan perekonomian

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Sidang Tesis Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Ellina S. Pandebesie, MT Dosen Penguji : IDAA Warmadewanthi, ST, MT, PhD Dosen Penguji : Alia Damayanti, ST, MT, PhD Dosen Penguji : Drs. Satrijo Wiweko, MT Disampaikan oleh

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT Oleh : Setiyono dan Sri Wahyono *) Abstract Recently, problems of municipal solid waste have appeared in the indonesian metropolitan city,

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**) SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**) ABSTRACT Solid waste management has become one of the major problems in developing

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Bagi Masyarakat Perkotaan (Sosialisasi 3R) Pekerjaan Penyusunan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH

EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH EVALUASI PELAYANAN PERSAMPAHAN DENGAN OPTIMASI SISTEM PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MEMPAWAH Wike Yolanda, Endah Angreni, Adhi Yuniarto Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan ITS Email: yolanda_1102@yahoo.com

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif

Lebih terperinci

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr) LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMEN PROGRAM

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SAMPAH KOTA PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION IN PASIR PENGARAIAN CITY ROKAN HULU Alfi Rahmi ABSTRAK Transportasi sampah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam yang berbentuk padat seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah jika tidak dikelola dengan baik.

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR

EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR EVALUASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KABUPATEN GIANYAR Dewa Nyoman Raka, Agus Slamet Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Surabaya ABSTRAK Kabupaten Gianyar dipandang perlu memiliki rencana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D

TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D TUGAS AKHIR ANALISIS RUTE JALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR (STUDI KASUS: KECAMATAN TAMALANREA) OLEH: RIZKY HADIJAH FAHMI D111 09 254 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan

Lebih terperinci

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P OLEH : SIGIT NUGROHO H.P 3110040708 MENGAPA SAMPAH DOMESTIK Sampah Domestik (khususnya rumah tangga) merupakan Penyumbang terbesar ( menurut penelitian mencapai 80 % sampah dikediri berasal dari sampah

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI Dwi Indrawati, H. Widyatmoko, Toto Riswandi Pratama Jurusan Teknik Lingkungan, FALTL, Universitas Trisakti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mohd. Gempur Adnan

KATA PENGANTAR. Mohd. Gempur Adnan KATA PENGANTAR Kami menyambut baik terbitnya Buku Statistik Persampahan Indonesia tahun 2008 ini. Terima kasih kami sampaikan kepada pihak Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah memprakarsai

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **) PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **) ABSTRACT Solid waste management has become an increasingly urgent

Lebih terperinci

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi BAB III METDE PEREANAAN 3.1 Umum TPA Randuagung terletak disebelah Utara Kabupaten Malang. Secara administratif berada di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Secara geografis Kabupaten Malang terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota yang terkenal dengan makanan khas ondeondenya ini menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana,

ABSTRAK. Kata kunci :Volume timbulan sampah, kebutuhan armada pengangkut sampah, BOK Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, ABSTRAK Peningkatan jumlah samapah di Kabupaten Jembrana, khususnya Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana, diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk dan menyebabkan penumpukan sampah dibeberapa wilayah.

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Oleh : EBERT FEBRIANUS TONIMBA Dosen Pembimbing : Prof. Ir. JONI HERMANA, M.Sc.ES., Ph.D. LATAR BELAKANG Kondisi sarana dan prasarana yang tersedia

Lebih terperinci

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH

PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH PENGELOLAAN SAMPAH GEDUNG GEOSTECH Suprapto Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: suprapto.bpptbas@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana kegiatan air limbah di Kabupaten Buru Selatan diarahkan pada sasaran yang tingkat resiko sanitasinya yang cukup tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sampah merupakan limbah yang dihasilkan dari adanya aktivitas manusia. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang pesat menyebabkan makin bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di kota tersebut. Demikian juga dengan volume sampah yang diproduksi oleh kota

Lebih terperinci

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN

BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN BAGIAN 6 PEWADAHAN, PENGUMPULAN DAN PEMINDAHAN Bagian ini menjelaskan aktivitas teknik operasional persampahan, mulai dari pewadahan sampai ke transfer. Dijelaskan tentang jenis dan pola pewadahan, serta

Lebih terperinci

BAB I Permasalahan Umum Persampahan

BAB I Permasalahan Umum Persampahan BAB I Permasalahan Umum 1.1. Timbulan Sampah Permasalahan yang berhubungan dengan timbulan sampah antara lain sebagai berikut: Produksi sampah setiap orang rata-rata terus meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA UTARA KOTA ADMINISTRASI Profil Kota Kota Percut Sei Tuan merupakan ibukota Kecamatan (IKK) dari kecamatan Percut Sei Tuan yang merupakan bagian dari kabupaten Deli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sisa-sisa aktivitas manusia dan lingkungan yang sudah tidak diinginkan lagi keberadaannya. Sampah sudah semestinya dikumpulkan dalam suatu tempat

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci