KATA PENGANTAR. Mohd. Gempur Adnan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Mohd. Gempur Adnan"

Transkripsi

1

2

3 KATA PENGANTAR Kami menyambut baik terbitnya Buku Statistik Persampahan Indonesia tahun 2008 ini. Terima kasih kami sampaikan kepada pihak Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah memprakarsai penyusunan dan penerbitan buku ini. Penyusunan dan penerbitan Buku Statistik Persampahan Domestik Indonesia ini menemukan momentum yang tepat karena bersamaan dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam Pasal 11 disebutkan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai penyelenggaraan pengelolaan sampah. Penyusunan informasi dan data statistik sampah adalah salah satu tahapan awal yang tidak mudah didapatkan. Informasi dan data statistik ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum kondisi pengelolaan sampah di Indonesia dan dapat menjadi arahan dasar bagi pengambilan kebijakan pengelolaan sampah kota secara terpadu. Mudah-mudahan panduan ini bermanfaat, khususnya bagi penyelenggaraan pengelolaan sampah di daerah. Jakarta, Agustus 2008 Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup Mohd. Gempur Adnan Hal - i

4 DAFTAR ISI PENDAHULUAN... 1 A. PROFIL UMUM... 2 A.1 Jumlah Kota/Kabupaten... 2 A.2 Jumlah Penduduk... 2 B. ASPEK KELEMBAGAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN... 2 B.1 Pegawai Kota/Kabupaten... 2 B.2 Keterlibatan Pihak Swasta Pengelolaan Persampahan... 3 C. DATA TIMBULAN SAMPAH... 4 D. PENGUMPULAN DAN PENANGANAN SAMPAH... 6 D.1 Jumlah Penduduk Terlayani... 6 D.2 Tingkat Pelayanan Pengumpulan Sampah... 7 D.3 Sistem Penanganan Sampah oleh Masyarakat (RT/RW)... 7 E. TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA... 8 E.1 Jenis dan Jumlah TPS... 8 E.2 Transfer Depo F. TRANSPORTASI/PENGANGKUTAN SAMPAH G. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH G.1 Jumlah dan Lokasi TPA G.2 Status lahan TPA dan Akses Jalan G.3 Pemulung di TPA G.4 Masa Layan TPA Yang Ada dan Calon Lokasi TPA G.5 Pendataan sampah yang Masuk ke TPA G.6 Prasarana dan Pemantauan di TPA H. FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH I. DAUR ULANG SAMPAH J. ASPEK PERATURAN K. ASPEK PEMBIAYAAN K.1 Sumber Pendanaan dan Pengeluaran K.2 Retribusi L. PARTISIPASI MASYARAKAT Hal - ii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar. 1 Distribusi Total Pegawai yang Terlibat Pengelolaan Persampahan... 3 Gambar. 2 Ada Tidaknya Keterlibatan Pihak Swasta dalam Pengelolaan Sampah. 4 Gambar. 3 Bentuk Keterlibatan Pihak Swasta dalam Pengelolaan Persampahan... 4 Gambar. 4 Persentase Total Penduduk yang Dilayani... 6 Gambar. 5 Estimasi Tingkat Pelayanan Pengumpulan Sampah oleh Pemda... 7 Gambar. 6 Sistem Penanganan Sampah Setelah Sampah Dikumpulkan Masyarakat dari Permukiman... 8 Gambar. 7 Tipe TPS... 9 Gambar. 8 Volume Kontainer yang Tersedia di TPS... 9 Gambar. 9 Distribusi Luas Transfer Depo Gambar. 10 Jumlah Truk Gambar. 11 Keberadaan TPA Gambar. 12 Letak TPA Berdasarkan Batas Administrasi Gambar. 13 Penggunaan TPA Gambar. 14 Status Lahan TPA Gambar. 15 Akses Jalan Menuju TPA Gambar. 16 Estimasi Penggunaan TPA Gambar. 17 Calon TPA Gambar. 18 Pengolahan Lindi di TPA Gambar. 19 Pemantauan Terhadap Lindi Gambar. 20 Kondisi Pengolahan Gas di TPA Gambar. 21 Pemantauan Terhadap Kualitas Air Gambar. 22 Fasilitas TPA Gambar. 23 Ketersediaan Alat Berat di TPA Gambar. 24 Jumlah Fasilitas Pengolahan Sampah Gambar. 25 Proporsi Pengolahan Sampah pada Fasilitas Persampahan Gambar. 26 Kegiatan 3R di Sumber, TPS dan TPA Gambar. 27 Proporsi Total Sampah yang Didaur Ulang di Sumber, TPS dan TPA Gambar. 28 Dasar Penentuan Tarif Retribusi Gambar. 29 Sistem Pembayaran Gambar. 30 Bentuk Partisipasi Masyarakat Hal - iii

6 DAFTAR TABEL Tabel. 1 Jumlah Kota/Kabupaten yang Mengembalikan Kuesioner... 2 Tabel. 2 Jumlah Penduduk pada Kota/Kabupaten yang Berpartisipasi... 2 Tabel. 3 Estimasi Total Pegawai yang Terlibat Pengelolaan Persampahan... 3 Tabel. 4 Total Timbulan Sampah dari Kota/Kabupaten yang Menjawab... 4 Tabel. 5 Estimasi Total Timbulan Sampah Seluruh Indonesia... 5 Tabel. 6 Estimasi Timbulan Sampah Berdasarkan Jenisnya... 5 Tabel. 7 Estimasi Total Penduduk yang Dilayani... 6 Tabel. 8 Estimasi Jumlah TPS... 9 Tabel. 9 Truk yang Berfungsi Tabel. 10 Estimasi Jumlah Truk Tabel. 11 Jumlah TPA yang Masih Digunakan Tabel. 12 Pencatatan Volume Sampah yang Masuk ke TPA Tabel. 13 Estimasi Sampah yang Dibuang ke TPA Tabel. 14 Total Pengeluaran Hal - iv

7 STATISTIK PERSAMPAHAN INDONESIA PENDAHULUAN Kementerian Negara Lingkungan Hidup Indonesia telah menyelenggarakan kegiatan Statistik Persampahan Indonesia tahun 2008 berupa penyebaran kuesioner secara nasional ke 465 (empat ratus enam puluh lima) Kota/Kabupaten pada 33 (tiga puluh tiga) Provinsi di seluruh Indonesia. Kegiatan Statistik Persampahan Indonesia ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara umum keadaan pengelolaan persampahan di Indonesia. Hasil rekapitulasi Statistik Persampahan Indonesia akan meliputi berbagai aspek pengelolaan, yaitu kelembagaan, besaran timbulan, aspek teknis penanganan sampah, aktivitas daur ulang, peraturan terkait, pembiayaan dan partisipasi masyarakat. Data pada laporan ini adalah data terakhir pada Tahun Pada kuesioner diminta untuk mencantumkan data tertanggal 31 Desember 2006 atau data yang mendekati tahun Untuk menggambarkan kondisi Indonesia secara keseluruhan, estimasi beberapa data dari seluruh kota/kabupaten yang terkumpul dilakukan berdasarkan 6 (enam) kelompok, yaitu: (1) Metropolitan/Kota Besar, (2) Sumatera, (3) Jawa, (4) Balinusra (Bali dan Nusa Tenggara), (5) Kalimantan, dan (6) Sumapapua (Sulawesi, Maluku dan Papua). Kelompok (1) sampai dengan (6) mencakup seluruh kota/kabupaten yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Program Adipura. Sedangkan tampilan output data seluruh kota dan kabupaten dikelompokkan berdasarkan kewenangan 5 (lima) Kantor Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional (PPLH Regional) yang ada, yaitu: Sumatera, Jawa, Balinusra, Kalimantan, dan Sumapapua. Catatan: (1) Nilai yang disajikan pada Diagram dan Tabel di dalam hasil laporan ini merupakan hasil pembulatan, sehingga pada beberapa kasus dijumpai hasil penjumlahan yang tidak sama persis dengan nilai totalnya. Hal - 1

8 A. PROFIL UMUM A.1 Jumlah Kota/Kabupaten Kuesioner disebarkan ke 465 kota/kabupaten seluruh Indonesia. Total kuesioner yang terkumpul berasal dari 154 kota/kabupaten (tingkat partisipasi 33%), dan distribusi kota/kabupaten tersebut berdasarkan kelompok wilayah regional dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel. 1 Jumlah Kota/Kabupaten yang Mengembalikan Kuesioner Kelompok Wilayah Jumlah Kota/Kabupaten Laju Kuesioner (%) Sumatera 50 36% Jawa 57 49% Balinusra 11 29% Kalimantan 16 29% Sumapapua 20 17% TOTAL % A.2 Jumlah Penduduk Total jumlah penduduk dari data yang diberikan oleh kota/kabupaten yang berpartisipasi berjumlah orang (sekitar 40% dari total populasi Indonesia orang berdasarkan Badan Pusat Statistik). Tabel. 2 Jumlah Penduduk pada Kota/Kabupaten yang Berpartisipasi Kelompok Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa) Laju Kuesioner (%) Sumatera % Jawa % Balinusra % Kalimantan % Sumapapua % TOTAL % B. ASPEK KELEMBAGAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN B.1 Pegawai Kota/Kabupaten Persentase total pegawai kota/kabupaten yang terlibat dalam pengelolaan persampahan seperti terlihat pada Gambar 1 berikut. Hal - 2

9 7% 4% 28% 5% 16% 40% Petugas Penyapu Jalan Tenaga Dorong Gerobak Tenaga Alat Angkut Petugas TPA Petugas Administrasi Lain-lain Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 153 Laju persentase total kuesioner terjawab : 33 % Gambar. 1 Distribusi Total Pegawai yang Terlibat Pengelolaan Persampahan Estimasi jumlah pegawai kota/kabupaten di instansi bidang persampahan seluruh Indonesia berjumlah orang. Tabel. 3 Estimasi Total Pegawai yang Terlibat Pengelolaan Persampahan Kelompok Wilayah Jumlah Pegawai (dalam Ribuan orang) Sumatera 20,5 Jawa 31,9 Balinusra 5,9 Kalimantan 4,3 Sumapapua 10,8 TOTAL 73,5 Catatan untuk estimasi total jumlah pegawai kota/kabupaten: 1) Hitung populasi terlayani untuk setiap kuesioner terjawab menggunakan rumus berikut. = Persentase Total penduduk terlayani Total populasi dari kuesioner terjawab. 2) Jumlahkan Total pegawai dari kuesioner terjawab, dan jumlahkan populasi terlayani pada setiap grup (grup1-6) 3) Hitung rata-rata unit tiap grup (dari grup1 6) dengan menggunakan rumus berikut = total dari Total pegawai total populasi terlayani yang terkait 4) Estimasi Total pegawai untuk masing-masing kota/ kabupaten yang tidak menjawab kuesioner = populasi terlayani (data ini juga hasil estimasi) unit rata-rata 5) Jumlahkan setiap data kota/ kabupaten. B.2 Keterlibatan Pihak Swasta Pengelolaan Persampahan Keterlibatan pihak swasta dalam kegiatan operasional persampahan meliputi tahap pengangkutan, tahap pengolahan, tahap pembuangan akhir dan tahap lainnya. Hal - 3

10 77% 23% Ada Tidak ada Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 149 Laju persentase total kuesioner terjawab : 32 % Gambar. 2 Ada Tidaknya Keterlibatan Pihak Swasta dalam Pengelolaan Sampah 10% 8% 7% 9% 6% 4% 2% 4% 5% 0% Pengangkutan Pengolahan Pembuangan Akhir Lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 149 Laju persentase total kuesioner terjawab : 32 % Gambar. 3 Bentuk Keterlibatan Pihak Swasta dalam Pengelolaan Persampahan C. DATA TIMBULAN SAMPAH Data timbulan sampah ini merupakan data timbulan sampah di sumber, yang berasal dari sampah permukiman (rumah tangga) dan non-permukiman. Pertanyaan di kuesioner meminta pengisisan sekurang-kurangnya data pada 5 tahun terakhir. Estimasi timbulan sampah seluruh Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5, sedangkan estimasi berdasarkan komposisi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel. 4 Total Timbulan Sampah dari Kota/Kabupaten yang Menjawab Kelompok Wilayah Timbulan Sampah (m 3 /tahun) Laju Kuesioner (%) Sumatera % Jawa % Balinusra % Kalimantan % Sumapapua % ALL % Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 126 Laju persentase total kuesioner terjawab : 27 % Jumlah populasi dari Kota/Kabupaten yang menjawab : 82,870,801 Laju persentase (berdasarkan populasi) : 36% Hal - 4

11 Tabel. 5 Estimasi Total Timbulan Sampah Seluruh Indonesia Kelompok Wilayah Timbulan Sampah (juta ton/tahun) Sumatera 8,7 Jawa 21,2 Balinusra 1,3 Kalimantan 2,3 Sumapapua 5,0 TOTAL 38,5 Catatan untuk estimasi total timbulan sampah : 1) Konversikan setiap data dari kuesioner terjawab Ton/tahun untuk setiap data (sampah permukiman, sampah non-permukiman, total estimasi timbulan sampah). Dengan densitas ratarata sampah permukiman sebesar 0,34 ton/m 3 dan densitas rata-rata sampah non-permukiman sebesar 0,33 ton/m 3 ). 2) Jumlahkan masing-masing sampah permukiman, sampah non permukiman dan total estimasi timbulan sampah. 3) Jumlahkan volume timbulan sampah tersebut diatas dan jumlahkan pula Total populasi yang berkaitan pada setiap kelompok wilayah (grup1-6). 4) Hitung rata-rata unit berat sampah pada masing-masing grup menggunakan rumus berikut. = total timbulan sampah (dalam berat) total populasi yang berkaitan 5) Hitung estimasi timbulan sampah (dalam berat) pada masing-masing kota/kabupaten menggunakan rumus berikut. = populasi masing-masing kota/ kabupaten (dari data lainnya (misal BPS, dll.)) rata-rata unit berat sampah 6) Jumlahkan data pada masing-masing kota/ kabupaten. Berdasarkan estimasi, Kota Metropolitan/Besar (26 kota) menghasilkan 14,1 juta ton sampah (total penduduk 40,1 juta). Tabel. 6 Estimasi Total Timbulan Sampah Berdasarkan Jenisnya Jenis Sampah Jumlah Persentase (juta ton/tahun) (%) Sampah Dapur 22,4 58% Sampah Plastik 5,4 14% Sampah Kertas 3,6 9% Sampah Lainnya 2,3 6% Sampah Kayu 1,4 4% Sampah Kaca 0,7 2% Sampah Karet/Kulit 0,7 2% Sampah Kain 0,7 2% Sampah Metal 0,7 2% Sampah Pasir 0,5 1% TOTAL 38,5 100% Hal - 5

12 Catatan untuk estimasi komposisi timbulan sampah : 1) Misal dalam menghitung sampah dapur, hitung sampah dapur (dalam berat) pada masingmasing kuesioner terjawab. = Timbulan sampah (dalam berat (Ton/tahun)) Komposisi sampah dapur (%) 2) Jumlahkan Timbulan sampah dapur (dalam berat) pada setiap kuesioner yang terhitung. 3) Hitung jenis sampah yang lain menggunakan metode yang sama. 4) Hitung persentase komposisi setiap jenis sampah. D. PENGUMPULAN DAN PENANGANAN SAMPAH D.1 Jumlah Penduduk Terlayani Persentase penduduk terlayani berbeda antara satu kota/kabupaten dengan yang lainnya. Distribusi persentase dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. 26% 28% 14% 0-20% (tidak termasuk 20%) 20-40% 16% 40-60% 60-80% 16% % Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 128 Laju persentase total kuesioner terjawab : 28 % Gambar. 4 Persentase Total Penduduk yang Dilayani Estimasi total penduduk terlayani di seluruh Indonesia mencapai 130 juta jiwa (56% dari total penduduk Indonesia). Tabel. 7 Estimasi Total Penduduk yang Dilayani Kelompok Wilayah Total Populasi (juta penduduk) Populasi Terlayani (juta penduduk) % Populasi Terlayani Sumatera 49,3 23,5 48% Jawa 137,2 80,8 59% Balinusra 12,6 6,0 47% Kalimantan 12,9 6,0 46% Sumapapua 20,8 14,2 68% TOTAL 232,7 130,3 56% Catatan untuk estimasi total populasi terlayani : 1) Hitung semua populasi terlayani dari kuesioner yang terjawab menggunakan rumus berikut. A = (% total populasi terlayani) x (total populasi) 2) Cari persentase rata-rata populasi terlayani pada setiap grup dengan menggunakan rumus berikut. B = (A): Total populasi terlayani dari kuesioner terjawab Total populasi dari kuesioner terjawab Hal - 6

13 D.2 Tingkat Pelayanan Pengumpulan Sampah Tingkat pelayanan terhadap permukiman masih jauh lebih besar dibandingkan sumber sampah lainnya (Gambar 5). Data tingkat pelayanan pengumpulan sampah ini berasal dari sekurang-kurangnya data pada 5 tahun terakhir. (juta ton/tahun) 18,0 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 16,7 7,7 3,5 3,4 3,1 Permukiman Pasar Jalan Fasilitas Umum 2,3 1,8 Perkantoran Industri Lainnya Gambar. 5 Estimasi Tingkat Pelayanan Pengumpulan Sampah oleh Pemda Catatan untuk estimasi tingkat pelayanan pemerintah pada pengumpulan persampahan : 1) Hitung timbulan sampah terlayani (ton/tahun) menggunakan rumus berikut. = Persentase tingkat pelayanan (misal : Permukiman) x total timbulan sampah 2) Jumlahkan volume timbulan sampah. 3) Hitung volume sampah untuk setiap jenis area pengumpulan dengan menggunakan metode yang sama. 4) Hitung persentase volume sampah untuk tiap jenis area pengumpulan. 5) Estimasi volume sampah pada masing-masing area pengumpulan di Indonesia dengan menggunakan rumus berikut. = Timbulan sampah di Indonesia x Persentase volume sampah tiap area pengumpulan D.3 Sistem Penanganan Sampah oleh Masyarakat (RT/RW) Tidak semua sampah yang dihasilkan dapat diangkut ke TPS/TPA oleh instansi berwenang di setiap kota/kabupaten sehingga ditemukan berbagai macam sistem penanganan sampah dilakukan oleh masyarakat (Gambar 6). Pertanyaan di kuesioner meminta pengisian sekurang-kurangnya data pada 5 tahun terakhir. Hal - 7

14 (juta ton/tahun) ,5 Sam pah diangkut ke TPS/TPA 1,6 1,2 1,1 0,8 0,5 Sampah ditimbun Sampah dibuat kom pos Lain-lain Sampah dibakar Sampah dibuang ke sungai Gambar. 6 Sistem Penanganan Sampah Setelah Sampah Dikumpulkan Masyarakat dari Permukiman Catatan untuk estimasi penanganan sampah setelah sampah dikumpulkan masyarakat : 1) Hitung timbulan sampah dengan berbagai sistem penanganan sampah (m 3 /tahun) dari Permukiman menggunakan rumus berikut. = Persentase sistem penanganan sampah (misal : sampah diangkut ke TPS/TPA) x total timbulan sampah permukiman 2) Jumlahkan volume timbulan sampah. 3) Hitung volume sampah untuk setiap jenis sistem penanganan sampah dengan menggunakan metode yang sama. 4) Hitung persentase volume sampah untuk tiap jenis sistem penanganan sampah. 5) Estimasi berat sampah pada masing-masing sistem penanganan sampah dengan menggunakan rumus berikut. = Persentase volume sampah tiap sistem penanganan sampah x Densitas sampah permukiman (0,34 ton/m 3 ) x Estimasi total timbulan sampah permukiman di Indonesia E. TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA E.1 Jenis dan Jumlah TPS Berdasarkan jenisnya, TPS berupa bangunan permanen, bangunan semi-permanen, dan TPS yang hanya berupa kontainer saja. Dari kota/kabupaten yang menjawab, diketahui sekitar 39% dari total TPA adalah bangunan semi permanen (Gambar 7). Sekitar 41% dari total jumlah kontainer yang tersedia di TPS memiliki volume 6 m 3 (Gambar 8). Hal - 8

15 27% 39% 34% TPS-Bangunan Permanen TPS-Bangunan Semi Permanen TPS-Hanya Kontainer Keterangan: TPS : tempat pembuangan sementara tanpa adanya landasan untuk gerobak sampah / truk untuk bongkar muatan dengan kontainer Bangunan permanen : TPS dilengkapi dinding tembok & atap. Bangunan semi permanen: TPS berupa lantai yang disemen dan atau dilengkapi dengan dinding tembok (tanpa atap). Hanya Kontainer : Tidak ada konstruksi bangunan TPS Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 133 Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % Gambar. 7 Tipe TPS 22% 22% 9% 22% 6% 41% Kontainer TPS-10 M3 Kontainer TPS-8 M3 Kontainer TPS-6 M3 Kontainer TPS-1000 L Kapasitas Lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 122 Laju persentase total kuesioner terjawab : 26 % Gambar. 8 Volume Kontainer yang Tersedia di TPS Dari hasil estimasi diperoleh distribusi 50,800 buah TPS di seluruh Indonesia dengan 40% TPS terdapat di Sumatera (Tabel 8). Tabel. 8 Estimasi Jumlah TPS Kelompok Wilayah Total TPS (dalam ribuan unit) Sumatera 23,3 Jawa 11,8 Balinusra 1,8 Kalimantan 4,0 Sumapapua 18,0 TOTAL 59,0 Catatan untuk estimasi jumlah total TPS 1) Hitung unit ton/tahun/tps (A) dari kuesioner terjawab pada masing-masing grup = (B): total timbulan sampah diangkut ke TPS/TPA (ton/tahun) (dari hasil estimasi sebelumnya) total (jumlah TPS) yang terkait 2) Estimasi jumlah TPS dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut = (B): total timbulan sampah diangkut ke TPS/TPA (ton/tahun) (A): Unit Ton/tahun/TPS Hal - 9

16 E.2 Transfer Depo Transfer depo merupakan tempat pembuangan sementara yang dilengkapi dengan landasan untuk gerobak sampah maupun untuk truk dalam melakukan bongkar muatan kontainer. Distribusi luas transfer depo dapat dilihat sebagai berikut. 2% 38% 14% 46% > 200 M M2 10 M3 Lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 81 Laju persentase total kuesioner terjawab : 17 % Gambar. 9 Distribusi Luas Transfer Depo F. TRANSPORTASI / PENGANGKUTAN SAMPAH Transportasi / pengangkutan sampah yang dimaksud adalah fasilitas transportasi sampah yang hanya melayani pemindahan sampah dari TPS dan/atau permukiman (dalam beberapa kasus) menuju ke tempat pengolahan sampah dan/atau TPA. Dari kota/kabupaten yang menjawab, hampir semua armada truk pengangkut sampah dimiliki oleh pemerintah (Gambar 10). 3% 97% Truk Milik Pem erintah Truk Sewa Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 134 Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % Gambar. 10 Distribusi Kepemilikan Truk Hal - 10

17 Dump truck bervolume 6 m 3 adalah yang paling banyak difungsikan (Tabel 9). Jumlah total truk pengangkut sampah yang ada di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 7,700 truk (Tabel 10). Tabel. 9 Truk yang Berfungsi Jenis Transportasi Jumlah (unit) Proporsi (%) Amroll Truck-6 M 3 Berfungsi % Amroll Truck-8 M 3 Berfungsi 123 4% Amroll Truck-10 M 3 Berfungsi 184 6% Dump Truck-6 M 3 Berfungsi % Dump Truck-8 M 3 Berfungsi % Dump Truck-10 M 3 Berfungsi 156 5% CompactorTruck-6 M 3 Berfungsi 40 1% Compactor Truck-8 M 3 Berfungsi 12 0,4% Compactor Truck-10 M 3 Berfungsi 23 1% Truk Biasa-2 M 3 Berfungsi 193 6% Truk Biasa-6 M 3 Berfungsi 47 2% Truk Biasa-8 M 3 Berfungsi 17 1% Lainnya 275 9% TOTAL % Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 142 Laju persentase total kuesioner terjawab : 31 % Keterangan : Armroll Truck : mengangkut sampah dalam kontainer ke TPA. Truk ini dilengkapi mesin pengangkat kontainer. Dump Truck : mengangkut sampah dari TPS ke TPA dengan sistem hidrolik. Truk ini dilengkapi dengan penutup kontainer. Truck Biasa / Pick Up : hanya sebagai pengangkut sampah dari TPS ke TPA, tanpa ada perlakuan lain. Compactor Truck : mengangkut sampah dari transfer depo ke TPA. Truk jenis ini dapat mengkompaksi sampah. Tabel. 10 Estimasi Jumlah Truk Kelompok Wilayah Total Truk (ribuan unit) Sumatera 2,0 Jawa 3,6 Balinusra 0,2 Kalimantan 0,4 Sumapapua 1,4 TOTAL 7,7 Catatan untuk estimasi jumlah truk : 1) Jumlahkan total sampah yang diangkut ke TPS/TPA pada masing-masing grup : (A) = (% Sampah terangkut ke TPS/TPA) x Total timbulan sampah 2) Jumlahkan unit truk per jumlah sampah yang terangkut ke TPA : (B) = (Truk milik pemerintah + Truk sewa) (A) 3) Estimasi total jumlah truk pada masing-masing kota/kabupaten menggunakan rumus berikut. = (A) dari masing-masing kota/kabupaten x (B) Hal - 11

18 G. TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH G.1 Jumlah dan Lokasi TPA Dari kota/kabupaten yang memberikan data, diketahui bahwa hampir seluruh kota/kabupaten memiliki 1 buah TPA. Tabel. 11 Jumlah TPA yang Masih Digunakan Kelompok Kota/Kabupaten Jumlah Wilayah yang menjawab Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sumapapua TOTAL Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 153 Laju persentase total kuesioner terjawab : 32 % 2% 98% Ketersediaan TPA Ketidaktersediaan TPA Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 153 Laju persentase total kuesioner terjawab : 33 % Gambar. 11 Keberadaan TPA Sebagian besar TPA kota/kabupaten masih berada di dalam batas administrasi (Gambar 12). Dari total kota/kabupaten yang memberikan data didapat bahwa ada sekitar 6% TPA digunakan secara bersama-sama oleh 2 atau lebih kota/kabupaten (Gambar 13). 12% 88% Dalam Batas administrasi Diluar Batas administrasi Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 139 Laju persentase total kuesioner terjawab : 30 % Gambar. 12 Letak TPA Berdasarkan Batas Administrasi Hal - 12

19 6% Kota/Kabupaten Sendiri Bersama 94% Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 138 Laju persentase total kuesioner terjawab : 30 % Gambar. 13 Penggunaan TPA G.2 Status lahan TPA dan Akses Jalan Informasi terkait status lahan TPA dan akses jalan menuju ke TPA dapat dilihat pada Gambar 14 dan Gambar 15 berikut. 3% 4% Lahan TPA Milik Pemerintah Lahan TPA Sewa 93% Status lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 141 Laju persentase total kuesioner terjawab : 30 % Gambar. 14 Status Lahan TPA 5% 3% 16% 76% Aspal Perkerasan Jalan Tanah Aspal & perkerasan Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 141 Laju persentase total kuesioner terjawab : 30 % Gambar. 15 Akses Jalan Menuju TPA Hal - 13

20 G.3 Pemulung di TPA Jumlah pemulung di TPA dari 116 kota/kabupaten yang menjawab adalah orang pemulung (dengan total populasi dari kota/kabupaten yang menjawab sebesar 85 juta orang). G.4 Masa Layan TPA Yang Ada dan Calon Lokasi TPA Kota/kabupaten diminta untuk melakukan estimasi periode penggunaan TPA yang masih digunakan saat ini dan ternyata ada sekitar 21% TPA yang ada pada kota/kabupaten yang menjawab akan segera berakhir dalam 2 tahun kedepan (Gambar 16). Akan tetapi, 53% dari kota/kabupaten masih belum memiliki calon lokasi TPA yang baru (Gambar 17). 22% 18% 23% % Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 115 Laju persentase total kuesioner terjawab : 25 % Gambar. 16 Estimasi Penggunaan TPA 53% 30% 17% Ada (Disetujui DPRD) Ada (Belum Disetujui DPRD) Tidak Ada Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 129 Laju persentase total kuesioner terjawab : 28 % Gambar. 17 Calon TPA G.5 Pendataan sampah yang Masuk ke TPA Tidak semua pengelola TPA melakukan pencatatan volume sampah yang masuk TPA (Tabel 12). Dari estimasi didapat bahwa sekitar 11,6 juta ton telah dibuang ke TPA di seluruh Indonesia (Tabel 13). Hal - 14

21 Tabel. 12 Pencatatan Volume Sampah yang Masuk ke TPA Kelompok Wilayah Volume Sampah (juta m 3 /tahun) Laju Kuesioner (%) Sumatera 1,5 17% Jawa 8,8 42% Balinusra 0,5 11% Kalimantan 1,4 13% Sumapapua 1,6 9% TOTAL 13,8 20% Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 94 Laju persentase total kuesioner terjawab : 20 % Jumlah populasi dari Kota/Kabupaten yang menjawab : Laju persentase (berdasarkan populasi) : 32% Tabel. 13 Estimasi Sampah yang Dibuang ke TPA Kelompok Wilayah Sampah dibuang ke TPA (juta ton/tahun) Sumatera 2,5 Jawa 7,0 Balinusra 1,7 Kalimantan 0,7 Sumapapua 1,6 TOTAL 13,6 Catatan untuk estimasi prosedur pencatatan jumlah sampah masuk ke TPA : 1) Gunakan densitas sampah rata-rata sebesar 0,31 ton/m 3 2) Konversi total sampah yang masuk ke TPA (m 3 /tahun) menjadi (ton/tahun) (A)= (Volume sampah masuk ke TPA) x (Densitas sampah) 3) Bandingkan total sampah yang masuk ke TPA terhadap populasi terlayani pada setiap grup. (B) = (A) populasi terlayani 4) Estimasi total sampah yang masuk ke TPA untuk kota/kabupaten yang tidak menjawab. = (B) x populasi terlayani G.6 Prasarana dan Pemantauan di TPA Tabel dan Gambar berikut memperlihatkan ketersediaan dan berfungsinya prasarana penunjang TPA seperti pengolahan lindi dan gas. Adanya prasarana lain seperti drainase, liner dan alat-alat berat juga diidentifikasi dari data yang diberikan oleh kota/kabupaten. Kegiatan pemantauan terhadap lindi dan kualitas air tanah juga telah dilakukan oleh sebagian kota/kabupaten. Hal - 15

22 60% 50% 40% 30% 20% 47% 42% Tidak Ada Ada (Berfungsi) Ada (Tidak Berfungsi) 31% Ada (Berfungsi) - Pengolahan Fisika Ada (Berfungsi) - Pengolahan Kimia Ada (Berfungsi) - Pengolahan Biologi 10% 0% 10% * Beberapa fasilitas memiliki berbagai sistem pengelolaan (kimia/fisika/biologi) Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 137 Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % 9% 2% Keterangan : Contoh Pengolahan Fisik : Filtrasi, Sedimentasi, Reverse Osmosis (membran), dsb. Contoh Pengolahan Kimia : Presipitasi Kimia, dsb. Contoh Pengolahan Biologi : Kolam Fakultatif, Kolam Aerasi, Lumpur Aktif, Rotating Biological Contactor, Packaged Filter Bed, Trickling Filter Bed, dll Gambar. 18 Pengolahan Lindi di TPA 47% 53% Ada Tidak Ada Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 117 Laju persentase total kuesioner terjawab : 25 % Gambar. 19 Pemantauan Terhadap Lindi 60% 52% Tidak Ada 50% 40% 48% Ada Ada - Berfungsi 30% 33% Ada - Tidak Berfungsi Ada - Tidak ada informasi 20% 8% 10% 7% 0% Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 136 Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % Gambar. 20 Kondisi Pengolahan Gas di TPA Hal - 16

23 100% 88% 80% 60% 40% 36% 64% Ada Tidak Ada 20% 0% 13% Air Tanah Air Permukaan Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 134 Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % Gambar. 21 Pemantauan Terhadap Kualitas Air Tingkat keberadaan fasilitas di Kota/Kab yang menjawab 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 65% 45% 26% 2% Drainase Tanggul Liner Lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 137 (Perkiraan dengan jumlah yang sama pada pertanyaan Gambar 18) Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % Keterangan : Sistem Drainase Permukaan : sistem yang dirancang untuk mengumpulkan air hujan & air limpasan agar tidak berinfiltrasi ke dalam timbunan sampah (contoh : perencanaan selokan, pengaturan kemiringan sampah, dsb). Sistem Liner (Pelapisan Dasar) : lapisan-lapisan dasar yang dirancang & disiapkan untuk mencegah lindi berinfiltrasi ke dalam air tanah, mengumpulkan lindi menuju tempat pengolahan dan juga merupakan bagian dari sistem pengelolaan gas di TPA. Gambar. 22 Fasilitas di TPA Kepemilikan alat berat di Kota/Kab yang menjawab 100% 80% 60% 40% 20% 0% 84% 50% 36% 28% Buldozer-Berfungsi Loader-Berfungsi Excavator-Berfungsi Compactor- Berfungsi 16% Lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 137 (Perkiraan dengan jumlah yang sama pada pertanyaan Gambar 18) Laju persentase total kuesioner terjawab : 29 % Gambar. 23 Ketersediaan Alat Berat di TPA Hal - 17

24 Keterangan : Buldozer : Berfungsi untuk meratakan dan memadatkan sampah maupun tanah penutup; termasuk penyiapan sel sampah dan pekerjaan tanah lainnya. Wheel Loader : Berfungsi untuk menggali lapisan tanah lunak, memuat hasil pemotongan ke atas truk, dan mengangkut material pada jarak tidak lebih dari 50 meter. Excavator : Berfungsi untuk menggali tanah dan memuati truk. Alat ini juga sangat efektif dalam menyiapkan cadangan tanah penutup. Landfill Compactor : Berfungsi untuk meratakan dan secara efektif memadatkan sampah. H. FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH Pengolahan sampah yang ada dapat berupa fasilitas yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah atau pihak swasta yang bekerjasama maupun yang telah mendapatkan izin. Fasilitas pengolahan sampah ini berupa bangunan pengomposan, insinerator maupun fasilitas pengolahan lainnya Bangunan Pengomposan Insinerator Fasilitas Pengolahan Lainnya Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 154 Laju persentase total kuesioner terjawab : 33 % Gambar. 24 Jumlah Fasilitas Pengolahan Sampah Tidak tertangani Sampah Diterima 2,72% Hasil produksi Sampah yang diproses 0,70% 0,23% Bangunan Pengomposan Tidak tertangani Sampah Diterima 0,08% Residu Sampah yang diproses 0,04% 0,002% Insinerator Tidak tertangani Sampah Diterima 0,02% Fasilitas Lainnya Hasil produksi Sampah yang diproses 0,02% 0,001% Gambar. 25 Proporsi Pengolahan Sampah pada Fasilitas Persampahan Hal - 18

25 Catatan untuk perhitungan pengolahan sampah : Untuk Sampah yang diterima : 1) Jumlahkan Total Timbulan Sampah hasil estimasi (dalam ton/tahun). 2) Konversi Total Timbulan Sampah menjadi m 3 /tahun (menggunakan densitas sampah : 0,35 ton/tahun). 3) Jumlahkan Sampah yang diterima untuk setiap kota/kabupaten yang menjawab (m 3 /tahun). 4) Hitung persentase Sampah yang diterima, menggunakan rumus berikut. = Total Sampah yang diterima (m 3 /tahun) Total Timbulan Sampah (m 3 /tahun) dari 154 kota/kabupaten yang menjawab. 5) Untuk perhitungan persentase Sampah yang diproses dan Hasil produksi dapat menggunakan metode yang sama. I. DAUR ULANG SAMPAH Kegiatan daur ulang dapat dilakukan di sumber, TPS maupun di TPA. Kegiatan 3R dibatasi hanya kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah atau pihak swasta yang bekerjasama maupun yang telah mendapatkan izin. Kegiatan pemulung tidak dimasukkan ke dalam data, kecuali kegiatan tersebut merupakan bagian dari program dari pemerintah/swasta. 60% 57% 50% 44% 43% 40% 30% 26% 29% 20% 10% 0% Ada Ada di Sumber Ada di TPS Ada di TPA Tidak Ada Suatu kota bisa memberikan jawaban lebih dari satu Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 137 Laju persentase total kuesioner terjawab : 29% Gambar. 26 Kegiatan 3R di Sumber, TPS dan TPA Hal - 19

26 Tingkat daur ulang terhadap volume timbulan sampah 2.50% 2.00% 1.50% 1.00% 0.50% 0.00% Total 2,26% 0,004% Total 2,01% 0,50% 0,01% Total 1,60% 0,42% 0,08% 0,82% 0,36% 0,82% 0,19% 0,13% 0,03% 0,06% 0.16% 0,12% 0,03% 0,06% 0,09% 0,59% 0,05% 0,50% 0,85% Sumber TPS TPA O rganik Logam K ertas Kaca BotolPET Plastik Lainnya Gambar. 27 Proporsi Total Sampah yang Didaur Ulang di Sumber, TPS dan TPA Catatan untuk perhitungan daur ulang sampah yang dihasilkan di sumber/tpa/tpa : Misal untuk (Organik) 1) Penjumlahan (Organik). Jumlahkan estimasi timbulan sampah dari (154) kota/ kabupaten yang menjawab kuesioner. 2) Hitung persentase sampah dapur yang didaur ulang (B). = (Organik) (A) 3) Perhitungan ini dapat diaplikasikan untuk mengestimasi jenis sampah yang lainnya. J. ASPEK PERATURAN K. ASPEK PEMBIAYAAN K.1 Sumber Pendanaan dan Pengeluaran Tabel 14 berikut memperlihatkan data pengeluaran dari dari kota/kabupaten yang menjawab. Tabel. 14 Total Pengeluaran Kelompok Wilayah Rp/tahun (dalam miliar) Laju Kuesioner (%) Sumatera 152,8 22% Jawa 370,1 35% Balinusra 50,2 13% Kalimantan 16,1 16% Sumapapua 41,1 8% TOTAL 630,3 20% Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 95 Laju persentase total kuesioner terjawab : 20 % Hal - 20

27 Estimasi nilai total pengeluaran untuk persampahan di Indonesia adalah sebesar milliar rupiah per tahun dengan estimasi biaya pengeluaran Rp ,- per orang per tahun. Catatan untuk estimasi total pengeluaran per tahun : 1) Jumlahkan semua total pengeluaran dan jumlahkan pula populasi terlayani yang terkait pada masing-masing grup (grup1-6). 2) Hitung rata-rata unit pengeluaran pada masing-masing grup menggunakan rumus berikut. = total pengeluaran total populasi terlayani yang berkaitan 3) Hitung estimasi total pengeluaran pada setiap kota/ kabupaten yang tidak menjawab, menggunakan rumus berikut. = populasi terlayani pada masing-masing kota/ kabupaten rata-rata unit pengeluaran 4) Jumlahkan semua data pengeluaran pada masing-masing kota/kabupaten K.2 Retribusi Besaran tarif retribusi lebih banyak ditentukan oleh jenis rumah dan jenis peruntukan banugnan dan 50% pembayaran retribusi dilakukan secara langsung oleh RT/RW. Persentase (%) Jenis Rumah 42 Jenis peruntukan bangunan 5 4 Besar tegangan listrik Lainnya Suatu kota bisa memberikan jawaban lebih dari satu Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 108 Laju persentase total kuesioner terjawab : 23% Gambar. 28 Dasar Penentuan Tarif Retribusi Persentase (%) Secara langsung (RT/RW) Tagihan Air Tagihan Listrik Lainnya Suatu kota bisa memberikan jawaban lebih dari satu Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 104 Laju persentase total kuesioner terjawab : 22% Gambar. 29 Sistem Pembayaran Hal - 21

28 L. PARTISIPASI MASYARAKAT Inisiatif masyarakat 95 Retribusi 71 Pengelolaan sampah 57 Pendidikan untuk anak di sekolah Dikelola sepenuhnya oleh masyarakat Perlibatan masyarakat dalam perencanaan 44 Pemilahan di sumber Suatu kota bisa memberikan jawaban lebih dari satu Total Kota/Kabupaten yang menjawab : 126 Laju persentase total kuesioner terjawab : 27% Gambar. 30 Bentuk Partisipasi Masyarakat Hal - 22

29 Hal - 23

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO 2.1. Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo Hingga pertengahan tahun 2005 pengelolaan lingkungan hidup di Kota Probolinggo dilaksanakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas

Lebih terperinci

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI

BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI BAB IV INVENTARISASI STUDI PERSAMPAHAN MENGENAI BIAYA SPESIFIK INVESTASI 4.1 Umum Pada bab ini berisi uraian studi yang dilakukan Departemen Pekerjaan Umum (tahun 2006) mengenai penyusunan perhitungan

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 36 PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 37 EKSPOSE P1 ADIPURA TAHUN 2017 / 2018 21 38 39 KOORDINASI PENYAMBUTAN PENGHARGAAN TENTANG LINGKUNGAN HIDUP Merupakan kegiatan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Sampah merupakan masalah klasik yang dihadapi oleh negara-negara maju maupun berkembang dan hingga saat ini penanganan serta pengelolaan sampah masih

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya pertambahan penduduk dan pola konsumsi

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak dikehendaki lagi lalu dibuang. Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL EVALUASI SISTEM PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DI TPA LADANG LAWEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU CONTROLLED LANDFILL Oleh : ROFIHENDRA NRP. 3308 202 014 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP No.933, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Karanganyar yang terus meningkat disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan manusia sehari-hari

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN MATERI MUATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 6A TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa salah satu faktor

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang dipandang tidak mempunyai

Lebih terperinci

BAB I Permasalahan Umum Persampahan

BAB I Permasalahan Umum Persampahan BAB I Permasalahan Umum 1.1. Timbulan Sampah Permasalahan yang berhubungan dengan timbulan sampah antara lain sebagai berikut: Produksi sampah setiap orang rata-rata terus meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif

Lebih terperinci

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr) LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIPURA FORMULIR ISIAN SISTEM MANAJEMEN PROGRAM

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan,

KATA PENGANTAR. bertujuan untuk mewujudkan perbaikan kualitas fungsi lingkungan hidup yang berkelanjutan, KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Bagi Masyarakat Perkotaan (Sosialisasi 3R) Pekerjaan Penyusunan

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan mencapai 10,4 miliar di tahun 2100 (Andrady, 2003). Meningkatnya populasi menuntut peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia maupun proses alam yang berbentuk padat seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah jika tidak dikelola dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Adapun bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi dari penelitian mengenai Kajian Pengelolaan Sampah yang Terintegrasi untuk Mendukung Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO Oleh: Chrisna Pudyawardhana Abstraksi Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan serta menjaga keindahan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237.641.326 orang (BPS 2010), dengan laju pertumbuhan penduduk sebanyak 1,49%. Tingkat pertumbuhan penduduk yang

Lebih terperinci

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT SONNY SAPUTRA 3305100076 PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT Latar Belakang Kecamatan Gedangan yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan kecamatan yang padat penduduknya. dengan penduduk lebih dari

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PERKOTAAN (Studi Kasus Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang)

KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PERKOTAAN (Studi Kasus Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang) KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PERKOTAAN (Studi Kasus Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Jatibarang) M. Debby Rizani Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar Pesatnya pembangunan perkotaan tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi berkembangnya kota tersebut tetapi juga menimbulkan dampak

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA Perumahan menengah : meliputi kompleks perumahan atau dan sederhana permukiman Perumahan pasang surut : meliputi perumahan yang berada di daerah

Lebih terperinci

PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 02 TAHUN 2014

PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 02 TAHUN 2014 PERATURANDAERAH KABUPATEN PADANG LAWAS NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk dan perubahan pola

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap

Lebih terperinci

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

ASPEK MANAJEMEN (INSTITUSI, PERATURAN DAN PEMBIAYAAN)

ASPEK MANAJEMEN (INSTITUSI, PERATURAN DAN PEMBIAYAAN) ASPEK MANAJEMEN (INSTITUSI, PERATURAN DAN PEMBIAYAAN) A. KELEMBAGAAN 1. UMUM Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial perekonomian suatu kota, kompleksitas permasalahan sampahpun akan meningkat, seperti

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KEBERSIHAN KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik pengelolaan sampah di TPA Piyungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SANGGAU, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota yang pesat menyebabkan makin bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di kota tersebut. Demikian juga dengan volume sampah yang diproduksi oleh kota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA. PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH ABSTRAK KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH Peningkatan populasi penduduk dan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kuantitas sampah kota. Timbunan sampah yang tidak terkendali terjadi

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) PRESENTASI TESIS PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MApp.Sc OLEH : MALIK EFENDI (3310202708)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah menurut SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.. Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 00% terlayani (universal

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO

EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO EVALUASI METODE PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK UMUR LAYAN DI TPA PUTRI CEMPO Silvia Yulita Ratih Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta E-mail : kenabim_249@yahoo.com

Lebih terperinci

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa memenuhi ketentuan pasal 18 ayat 1, 2 dan 3 Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non organik. Produksi sampah ini juga selalu mengalami

Lebih terperinci

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010

PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 PERANSERTA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SEMARANG DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN KOTA SEMARANG TAHUN 2010 SKPD DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA SEMARANG Visi :

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kriteria-kriteria Evaluasi Kebijakan Publik... 18 Tabel 2.3 Skala Perbandingan Berpasangan..... 21 Tabel 3.1 Konversi Angka... 29 Tabel 4.1 Tingkat Kelerengan Wilayah Kota

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.188, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Sampah. Rumah Tangga. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH

BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH Dalam bab ini akan dilakukan analisis yang ditekankan kepada analisis pengelolaan sampah yang berkelanjutan dengan menggunakan metode Life Cycle Inventory

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI PIDIE, Menimbang

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF PELANGGARAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2014

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1

Lebih terperinci

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan Kota-Kota lainnya di Propinsi

Lebih terperinci

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017 L ampiran - 1 A. Kerangka Kerja Logis (KKL) A.1 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Isu Strategis Tujuan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Penaganan air limbah

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BALIGE SUMATERA UTARA KOTA BALIGE ADMINISTRASI Profil Kota Kota Balige merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari kabupaten Toba Samosir yang terletak di propinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAB III STUDI LITERATUR

BAB III STUDI LITERATUR BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar

Lebih terperinci

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi BAB IV Strategi Pengembangan Sanitasi Program pengembangan sanitasi untuk jangka pendek dan menengah untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase di Kabupaten Aceh Jaya merupakan rencana

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini akan membahas mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil analisis tata kelola persampahan berkelanjutan di Kawasan Perkotaan Sumedang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian rakyat pedesaan ke kota dengan anggapan akan memperoleh

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari instansi yang terkait dengan penelitian, melaksanakan observasi langsung di Tempat Pembuangan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI Bab ini merupakan inti dari Strategi Kabupaten Toba Samosir tahun 2011-2015 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta trategi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI maksud dan tujuan ruang lingkup pengertian... 1

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI maksud dan tujuan ruang lingkup pengertian... 1 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I DESKRIPSI..... maksud dan tujuan....2 ruang lingkup....3 pengertian... BAB II PERSYARATAN PERSYARATAN... 3 BAB III KETENTUAN KETENTUAN... 4 3. Umum... 4 3.2 perencanaan...

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015 SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

Lebih terperinci