ANALISIS PENGARUH ARUS KAS PERUSAHAAN, KESEMPATAN INVESTASI, DAN TINGKAT KONSTRAIN FINANSIAL TERHADAP INVESTASI PERUSAHAAN PADA SEKTOR MANUFAKTUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH ARUS KAS PERUSAHAAN, KESEMPATAN INVESTASI, DAN TINGKAT KONSTRAIN FINANSIAL TERHADAP INVESTASI PERUSAHAAN PADA SEKTOR MANUFAKTUR"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH ARUS KAS PERUSAHAAN, KESEMPATAN INVESTASI, DAN TINGKAT KONSTRAIN FINANSIAL TERHADAP INVESTASI PERUSAHAAN PADA SEKTOR MANUFAKTUR Ramlan Pangaribuan Program Studi S1 Reguler Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Studi ini menganalisis pengaruh arus kas dan kesempatan investasi terhadap investasi perusahaan. Penelitian yang dilakukan terhadap 94 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI juga menganalisis perbedaan tingkat pengaruh arus kas terhadap investasi pada masa sebelum dan sesudah krisis Subprime Mortgage serta perusahaan dengan tingkat konstrain finansial yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan arus kas berpengaruh signifikan terhadap investasi, sebaliknya kesempatan investasi dengan proxy Tobin s Q tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap investasi. Sedangkan pengaruh arus kas terhadap investasi terbukti mengalami penurunan pasca krisis keuangan dan lebih rendah untuk perusahaan yang tidak membagikan dividen dan perusahaan berukuran besar. Kata kunci : Investasi; Arus Kas; Tobin s Q; Konstrain Finansial 1. Pendahuluan Keputusan mengenai besaran investasi sebuah perusahaan dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dalam menganalisis pertumbuhan perusahaan. Keputusan investasi perusahaan meliputi investasi pada aset jangka pendek (aset lancar) dan aset jangka panjang (aset tetap). Aset jangka pendek adalah aset dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus bisnis. Aset jangka pendek terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Aset jangka panjang didefinisikan sebagai aset dengan jangka waktu lebih dari satu tahun dimana dana yang ditanamkan pada aset jangka panjang akan diterima kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya secara bertahap. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aset jangka panjang itu sendiri adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. (Hidayat, 2010)

2 Merger dan akuisisi merupakan salah satu bagian dari investasi perusahaan. Hasil studi menunjukkan bahwa proses merger dan akuisisi dari sebuah perusahaan memberikan dampak profitabilitas dari perusahaan pada saat sebelum dan sesudah proses merger dan akuisisi (Acharya, 2000). Untuk itu, para investor tidak jarang menjadikan besaran investasi sebagai salah satu indikator untuk menentukan perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat untuk berinvestasi. Indikator lain yang sering digunakan oleh investor adalah arus kas perusahaan. Studi menyebutkan bahwa arus kas memiliki korelasi dengan investasi perusahaan (Carpenter dan Guariglia, 2008). Untuk menganalisis pengaruh arus kas perusahaan dan investasi perusahaan, peneliti juga membutuhkan suatu parameter yang dapat dijadikan proxy bagi kesempatan investasi perusahaan. Variabel yang sering digunakan untuk mewakili kesempatan investasi adalah Tobin s Q perusahaan. James Tobin, peraih penghargaan Nobel dalam bidang Ekonomi pada tahun 1981 berhasil menemukan The Q-theory of investment. Secara teori, investment opportunities dari perusahaan dapat dijelaskan oleh Tobin s Q, yaitu rasio antara market value dari asset perusahaan dibagi dengan book value dari aset perusahaan (Fang, Noe, dan Tice, 2009). Berdasarkan salah satu studi menggunakan Tobin s Q dalam analisis sebagai pendekatan untuk menjelaskan peluang investasi perusahaan. ternyata Tobin s Q tidak bisa menjelaskan dengan baik untuk pengukuran tersebut (Fazzari, Hubbard, dan Petersen, 1988). Studi mencoba untuk menghubungkan arus kas perusahaan dan investasi perusahaan dengan tingkat konstrain finansial. Beberapa proxy digunakan untuk analisis pengaruh antara kedua hal tersebut. yaitu tingkat dividen yang dibagikan (Fazzari, Hubbard, dan Petersen, 1988) dan ukuran perusahaan (Devereux dan Schiantarelli, 1990). Analisis lebih mendalam terhadap interpretasi pengaruh antara arus kas dan investasi perusahaan di Amerika Serikat menyimpulkan bahwa terjadi perbedaan sensitivitas arus kas terhadap investasi diantara perusahaan yang tergolong memiliki

3 konstrain keuangan tingkat tinggi dan tingkat rendah. Karena pada dasarnya pasar saham tidak sempurna, dan pendanaan dari internal perusahaan lebih murah daripada melakukan pendanaan eksternal. Studi berikutnya menyimpulkan sensitivitas investasi terhadap arus kas yang lebih tinggi tidak bisa diinterpretasikan sebagai bukti bahwa perusahaan tersebut lebih memiliki banyak konstrain finansial (Kaplan dan Zingales, 1997). Penelitian dari Allayannis dan Mozumdar (2004) menyanggah hasil penelitian dari Kaplan dan Zingales. Mereka berargumen bahwa hasil penelitian dari Kaplan dan Zingales lebih besar disebabkan oleh financially distressed firms (contohnya perusahaan dengan arus kas negatif) dan outliers. Devereux dan Schiantarelli (1990) menggunakan ukuran perusahaan sebagai proxy bagi konstrain finansial pada penelitian. Mereka meneliti data perusahaanperusahaan Inggris untuk sampai pada kesimpulan bahwa perusahaan berukuran kecil memiliki konstrain finansial yang lebih rendah dibandingkan perusahaan besar. Dilandasi oleh data-data diatas, penelitian ini akan mencoba untuk mencari tahu apakah terdapat pengaruh positif antara arus kas perusahaan dan Tobin s Q Perusahaan terhadap investasi perusahaan. Penelitian ini juga akan mencari tahu pengaruh arus kas perusahaan terhadap investasi perusahaan pada pembagian subsampel menurut pembagian dividen, ukuran perusahaan, serta periode sebelum dan sesudah krisis keuangan. 2. Tinjauan Teoritis Investasi Perusahaan Investasi adalah suatu pemberian atau transfer uang yang diekspektasikan untuk menghasilkan uang tambahan. Setiap investasi mengharuskan perusahaan untuk menghadapi resiko pada tingkat tertentu. Dari sisi perusahaan, investasi didefinisikan sebagai kas yang dibayarkan oleh perusahaan untuk pembelian aset tetap, yaitu property, land or equipment pada masa sekarang demi mendapatkan

4 keuntungan yang tidak dapat dipastikan dimasa yang akan datang. (Fazzari, Hubbard, and Petersen, 1988) Arus Kas Brigham dan Ehrhardt (2005) menyebutkan banyak analis keuangan fokus pada net cash flow. Net cash flow dari suatu bisnis berbeda dengan net income karena beberapa dari pengeluaran dan pendapatan yang tercantum dalam laporan laba rugi tidak dibayar dalam bentuk kas pada tahun berjalan. Kaplan dan Zingales (1997) menggunakan indirect method untuk menghitung arus kas perusahaan. Mereka menghitung arus kas dengan cara mengeluarkan menambahkan Laba Setelah Pajak dengan item yang tidak dibayar kas pada tahun berjalan yaitu depresiasi. Hasil dari penghitungan ini adalah angka yang digunakan sebagai proxy untuk mewakili arus kas perusahaan didalam penelitian. Tobin s Q sebagai Pengukuran bagi Investasi Perusahaan Tobin s q atau yang seringkali dikenal sebagai q adalah rasio yang membandingkan nilai perusahaan dalam pasar finansial dengan nilai dari aset perusahaan. Secara sederhana rasio dihitung dengan formulasi dari hasil membagi nilai pasar dari saham perusahaan dengan replacement costnya. Fang, Noe, dan Tice (2009) memperkirakan Tobin s Q dengan kalkulasi yang berbeda. Mereka menghitung Tobin s Q dengan membandingkan nilai pasar dari total aset dengan nilai buku dari aset. Tobin s Q it Market Value of Assets = Book Value of Assets (1) Tobin s q yang lebih dari satu berarti nilai pasar perusahaan melebihi nilai aset-aset perusahaan yang tercatat. Hal ini berarti bahwa ada aset yang tidak tercermin dalam market value. Rasio q yang tinggi mendorong perusahaan untuk melakukan investasi modal yang lebih banyak karena investasi tersebut bernilai lebih dibandingkan harga yang dibayarkan untuk mendapatkannya.

5 Hipotesis Asymmetric Information menyebutkan perusahaan pada dasarnya memiliki dua pilihan pendanaan, yaitu pendanaan secara internal dan pendanaan secara eksternal. Perusahaan akan cenderung untuk memilih pendanaan secara internal karena asymmetric information berpotensi untuk menimbulkan biaya kerugian yang lebih besar apabila menggunakan pendanaan secara eksternal (Gugler, Mueller, and Yurtoglu, 2004). Hiopotesis ini didukung oleh Teori Lemon s Problem dan Teori Pecking Order atau Financing Hierarchy Lemon s Problem menyebutkan bahwa aset yang akan diperjualbelikan dapat diibaratkan seperti sebuah lemon yang bisa saja kelihatan berkualitas dari luar namun isinya ternyata memiliki kualitas yang tidak begitu bagus. Hal ini akan menyebabkan pasar menjadi rusak atau paling tidak menyebabkan harga yang disepakati untuk sebuah aset lebih rendah dari yang seharusnya disepakati apabila pembeli dan penjual memiliki informasi yang sama mengenai suatu aset. (Akerlof, 1970) Teori Pecking Order mengasumsikan manajemen perusahaan memiliki informasi yang lengkap mengenai nilai dari aset yang dimiliki perusahaan dan keuntungan dari proyek investasi. Apabila pendanaan internal tidak mencukupi untuk membiayai investasi, maka manajemen akan membutuhkan pendanaan eksternal untuk membiayai proyek yang diinginkan. Investor eksternal tidak dapat membedakan kualitas perusahaan. Karenanya, investor baru secara tidak langsung akan meminta premium pembiayaan investasi perusahaan yang dinilai bagus untuk menutupi kerugian yang akan timbul karena membiayai lemon. (Fazzari, Hubbard, dan Petersen, 1988) Pola berpikir Q-theory menyebutkan bahwa pasar tidak memperdulikan keberadaan pajak atau capital market imperfections, sehingga perusahaan yang berusaha untuk memaksimalkan nilainya akan berinvestasi selama nilai bayangan dari penambahan satu unit modal (marginal q) melebihi satu. Premium yang diinginkan oleh investor pada saat perusahaan ingin memperoleh pendanaan eksternal sebagai akibat adanya Lemon s Problem menyebabkan investor mengharapkan tingkat

6 pengembalian yang lebih tinggi dari perusahaan. Untuk itu, parameter yang mereka gunakan untuk memutuskan hal tersebut adalah dengan melihat Tobin s Q perusahaan. Dengan kata lain Tobin s Q perusahaan yang lebih tinggi membuat perusahaan memperoleh pendanaan eksternal yang lebih besar dan memperbesar kesempatan investasi perusahaan. (Fazzari, Hubbard, and Petersen, 1988) Investasi Perusahaan dan Krisis Subprime Mortgage Krisis finansial berdampak negatif bagi investasi perusahaan. Krisis tersebut menyebabkan devaluasi mata uang dan penurunan performa dari sektor perbankan, seperti yang pernah terjadi di Asia Timur, Amerika Latin, dan Rusia (Blalock, Gertler, dan Levine, 2008). Keruntuhan sektor perbankan akan membatasi akses perusahaan terhadap kredit sehingga menurunkan investasi perusahaan. Krisis ini menyebabkan kejatuhan dari sektor perbankan sehingga berdampak negatif pada supply pembiayaan eksternal bagi perusahaan. Investasi perusahaan mengalami penurunan secara signifikan pada periode kemunculan krisis tersebut sejalan dengan pengukuran kesempatan investasi. Perubahan ini terutama dijelaskan oleh perubahan kesempatan investasi perusahaan yang dijelaskan oleh Tobin s Q dan Arus Kas Perusahaan. (Duchin, Ozbaz, Sensoy, 2010). Kendala Keuangan (Financial Constraints) Kendala keuangan didefinisikan sebagai keterbatasan suatu perusahaan dalam mendapatkan modal tambahan untuk melakukan investasi usahanya, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan itu sendiri (Fazzari, Hubbard, dan Petersen, 1988). Mereka mamaparkan bahwa perusahaan yang dikategorikan sebagai kendala keuangan merupakan perusahaan yang membiayai kegiatan perusahaannya dengan pendanaan dari eksternal perusahaan, sehingga perusahaan mau tidak mau menggunakan pendanaan internal untuk membiayai kegiatan investasinya. Fazzari et al. menyebutkan bahwa sensitivitas yang lebih besar antara investasi dan arus kas

7 adalah suatu bukti bahwa perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang lebih menghadapi kendala finansial. Dividend Signaling Theory menyebutkan bahwa pada saat perusahaan mengumumkan pembagian dividen dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan yang mengalami financial constraints dapat diidentifikasi berdasarkan kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar dividen. (Fazzari, Hubberd, dan Petersen, 1988). Perusahaan yang tidak membayar dividen akan digolongkan kedalam kategori perusahaan berkendala keuangan sedangkan perusahaan yang membayar dividen akan digolongkan kedalam perusahaan tidak berkendala keuangan. Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan besar menghadapi halangan yang lebih kecil. (Almeida et al., 2004). Devereux and Schiantirelli (1990) dan Carpenter et al. (1998) menggunakan ukuran perusahaan sebagai dasar untuk mengelompokkan perusahaan ke dalam 2 kategori, yakni perusahaan yang lebih besar kemungkinan dan lebih kecil kemungkinan untuk menghadapi kendala keuangan. 3. Data dan Metode Penelitian akan dilakukan terhadap 94 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memenuhi kelengkapan data yang dibutuhkan selama periode Data tersebut didapatkan dari perangkat lunak Datastream 5.0. Pemilihan data sampel penelitian menggunakan metode non-probabilitas (Non Probability Sampling) dengan pertimbangan (Purposive / Judgemental Sampling). Metode ini merupakan bentuk penarikan sampel dari populasi dengan menggunakan kriteria tertentu. Subsampel dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sampel penelitian yang dikelompokkan menjadi 2 sebanyak 3 kali, yakni berdasarkan tingkat dividen

8 yang dibagikan, ukuran perusahaan, dan periode sebelum dan sesudah krisis keuangan. Pengelompokkan subsampel pertama yaitu perusahaan akan dikelompokkan berdasarkan tingkat dividen yang dibagikan. Parameter yang digunakan untuk pengelompokkan adalah pernah tidaknya perusahaan tersebut mengeluarkan dividen selama periode (Fazzari, Hubbard, and Petersen, 1988). Apabila perusahaan tersebut membagikan dividen pada satu periode, maka data perusahaan pada periode tersebut akan dikelompokkan kedalam subsampel perusahaan berkendala finansial tingkat rendah/tidak berkendala keuangan. Apabila perusahaan tidak membagikan dividen pada satu periode, maka data perusahaan pada periode tersebut akan dikelompokkan kedalam perusahaan berkendala finansial tingkat tinggi/berkendala keuangan. Pengelompokkan subsampel kedua yaitu perusahaan akan dikelompokkan berdasarkan ukuran perusahaan. Parameter yang akan digunakan adalah adalah kapitalisasi pasar dari perusahaan tersebut pada satu periode (Moeller, Schlingemann, dan Stulz, 2004). Perusahaan-perusahaan akan diurutkan berdasarkan kapitalisasi pasar dari perusahaan. Pemeringkatan sampel perusahaan dilakukan untuk tiap tahun dari periode Pada pengelompokkan ketiga, data akan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sampel perusahaan sebelum periode Krisis Subprime Mortgage ( ) dan sampel perusahaan pada periode kemunculan dan sesudah periode krisis Subprime Mortgage ( ).Perusahaan-perusahaan yang menduduki 25% peringkat teratas akan digolongkan kedalam perusahaan berukuran besar dan perusahaanperusahaan yang menduduki 25% peringkat terbawah akan digolongkan kedalam perusahaan berukuran kecil. Penelitian akan menggunakan perangkat lunak E-Views 6.0 untuk pengolahan data dengan metode data panel. Peneliti akan menggunakan 2 model penelitian. Model penelitian 1 akan digunakan untuk regresi dengan sampel seluruh perusahaan

9 manufaktur, subsampel perusahaan berukuran besar dan kecil, dan subsampel perusahaan berdasarkan perioden krisis. Model 2 akan digunakan untuk regresi dengan subsampel berdasarkan pembagian dividen. Model Penelitian INVT it / K i(t-1) = β 0 + β 1 CF it /K i(t-1) + β 2 Q i(t-1) + β 3 SLS it /K i(t-1) + β 4 INVT i(t-1) /K i(t-2) + ε it (2) INVT it / K i(t-1) = β 0 + β 1 CF it /K i(t-1) x dummyhigh + β 2 CF it /K i(t-1) x dummylow + β 3 Q i(t-1) + β 4 SLS it /K i(t-1) + β 5 INVT i(t-1) /K i(t-2) + ε it (3) dimana: INVT it CF it Q (t-1) SLS it INVT (t-1) K i(t-1) K i(t-2) ε it dummyhigh dummylow = Investasi Perusahaan i pada tahun t = Arus Kas Perusahaan i pada tahun t = Tobin s Q Perusahaan i pada tahun sebelumnya = Penjualan Perusahaan i pada tahun t = Investasi Perusahaan i pada tahun sebelumnya (t-1) = Replacement Value of Capital Stock perusahaan i pada tahun sebelumnya (t-1) = Replacement Value of Capital Stock 2 perusahaan i pada tahun sebelumnya (t-2) = Error Estimation perusahaan i pada tahun t (residual) = dummy yang akan bernilai 1 apabila perusahaan tidak membagikan dividen pada periode tersebut dan bernilai 0 apabila perusahaan membagikan dividen = dummy yang akan bernilai 1 apabila perusahaan membagikan dividen pada periode tersebut dan bernilai 0 apabila perusahaan tidak membagikan dividen

10 Tabel Ringkasan Variabel Penelitian No. Nama Variabel Jenis Variabel 1. Investasi Perusahaan Dependen (Carpenter dan Guariglia, 2008) 2. Arus Kas Perusahaan Independen (Carpenter dan Guariglia, 2008) 3. Tobin s Q Independen Perusahaan (Fang, Noe, dan Tice, 2009) 4. Nilai Penjualan Kontrol (Carpenter dan Guariglia, 2008) 5. Investasi Tahun Kontrol Sebelumnya (Carpenter dan Guariglia, 2008) Proxy Penelitian INVT it / K i(t-1) CF it / K i(t-1) Market Value of Assets Book Value of Assets SLS it / K i(t-1) INVT i(t-1) / K i(t-2) Variabel K yang digunakan sebagai pembagi pada proxy merupakan variabel untuk mewakili Nilai Penganti dari Capital Stock. Rumus yang digunakan untuk mendapatkan K (Bond dan Meghir, 1994) adalah: K t = (1 Depreciation Rate) x Aset Tetap (t-1) + Investasi Perusahaan t (4) 4. Hasil Penelitian Ouput Persamaan Model Sampel Seluruh Perusahaan INVT it / K i(t-1) = 0, , CF it / K i(t-1) + 0, Q i(t-1) + 0, SLS it / K i(t-1) + 0, INVT i(t-1) / K i(t-2) + ε it (5)

11 Tabel Ringkasan Output Regresi Model Sampel Seluruh Perusahaan Variabel Nilai Intercept Probabilita Signifikansi C 0, ,0000 Signifikan Cash Flow 0, ,0000 Signifikan Tobin s Q 0, ,6751 Tidak Signifikan Sales 0, ,0392 Signifikan Investasi (t-1) 0, ,0000 Signifikan Durbin Watson 2, R-squared 0, Prob (F-Stat) 0, Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012) Ouput Persamaan Model Subsampel Pembagian Dividen INVT it / K i(t-1) = -2, ,38310 CF it / K i(t-1) x dummyhigh + 0, CF it / K i(t-1) x dummylow - 5,92E-05 Q i(t-1) + 0, SLS it / K i(t-1) 0, INVT i(t-1) / K i(t-2) + ε it (6) Tabel Ringkasan Output Regresi Model Subsampel Pembagian Dividen Variabel Nilai Intercept Probabilita Signifikansi C -2, ,0000 Signifikan Cash Flow (Dummy Low) 11, ,0000 Signifikan Cash Flow (Dummy High) 0, ,0094 Signifikan Tobin s Q -5,92E-05 0,6796 Tidak Signifikan Sales 0, ,0000 Signifikan Investasi (t-1) -0, ,6765 Tidak Signifikan Durbin Watson 1, R-squared 0, Prob (F-Stat) 0, Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012)

12 Ouput Persamaan Model Subsampel Perusahaan Berukuran Besar INVT it / K i(t-1) = 0, , CF it / K i(t-1) + 0, Q i(t-1) + 0, SLS it / K i(t-1) + 0, INVT i(t-1) / K i(t-2) + ε it (7) Tabel Ringkasan Output Regresi Model Subsampel Perusahaan Berukuran Besar Variabel Nilai Intercept Probabilita Signifikansi C 0, ,3456 Tidak Signifikan Cash Flow 0, ,0000 Signifikan Tobin s Q 0, ,3125 Tidak Signifikan Sales 0, ,0000 Signifikan Investasi (t-1) 0, ,0000 Signifikan Durbin Watson 2, R-squared 0, Prob (F-Stat) 0, Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012) Ouput Persamaan Model Subsampel Perusahaan Berukuran Kecil INVT it / K i(t-1) = 0, , CF it / K i(t-1) + 0, Q i(t-1) 0, SLS it / K i(t-1) 0, INVT i(t-1) / K i(t-2) + ε it (8) Tabel Ringkasan Output Regresi Model Subsampel Perusahaan Berukuran Kecil Variabel Nilai Intercept Probabilita Signifikansi C 0, ,0067 Signifikan Cash Flow 0, ,0391 Signifikan Tobin s Q 0, ,3720 Tidak Signifikan Sales -0, ,0347 Signifikan Investasi (t-1) -0, ,0059 Signifikan Durbin Watson 2, R-squared 0, Prob (F-Stat) 0, Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012)

13 Ouput Persamaan Model Subsampel Periode Sebelum Krisis Keuangan INVT it / K i(t-1) = -5, ,36651 CF it / K i(t-1) 0, Q i(t-1) 0, SLS it / K i(t-1) + 75,27919 INVT i(t-1) / K i(t-2) 53,51708 INVT i(t-2) / K i(t-3) + ε it (9) Tabel Ringkasan Output Regresi Model Subsampel Periode Sebelum Krisis Keuangan Variabel Nilai Intercept Probabilita Signifikansi C -5, ,0000 Signifikan Cash Flow 11, ,0000 Signifikan Tobin s Q -0, ,0000 Signifikan Sales -0, ,0450 Signifikan Investasi (t-1) 75, ,0000 Signifikan Investasi (t-2) -53, ,0000 Signifikan Durbin Watson 1, R-squared 0, Prob (F-Stat) 0, Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012) Ouput Persamaan Model Subsampel Periode Sesudah Krisis Keuangan INVT it / K i(t-1) = 0, , CF it / K i(t-1) + 0, Q i(t-1) + 0, SLS it / K i(t-1) 0, INVT i(t-1) / K i(t-2) + ε it (10) Tabel Ringkasan Output Regresi Model Subsampel Periode Sesudah Krisis Keuangan Variabel Nilai Intercept Probabilita Signifikansi C 0, ,0000 Signifikan Cash Flow 0, ,0008 Signifikan Tobin s Q 0, ,5379 Tidak Signifikan Sales 0, ,0000 Signifikan Investasi (t-1) -0, ,0000 Signifikan Durbin Watson 2, R-squared 0, Prob (F-Stat) 0, Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2012)

14 5. Pembahasan Berdasarkan output regresi persamaan 5, variabel CF memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap investasi perusahaan. Koefisien menunjukkan angka 0, Ini berarti pada saat CF it / K i(t-1) mengalami kenaikan satu satuan, maka INVT it / K i(t-1) pada perusahaan manufaktur akan mengalami peningkatan sebanyak 0, kali. Sementara itu, variabel TBQ memberikan pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap investasi perusahaan. Koefisien variabel menunjukkan angka 0, Ini berarti pada saat Q i(t-1) mengalami kenaikan satu satuan, maka INVT it / K i(t-1) pada perusahaan manufaktur akan mengalami peningkatan sebanyak 0, kali. Arus kas yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi perusahaan menunjukkan bahwa pendanaan perusahaan manufaktur di Indonesia sejalan dengan hipotesis assymetric information yang menyebutkan bahwa perusahaan akan memaksimalkan pendanaan yang diperoleh dari pendanaan internal karena dihadapkan dengan pendanaan eksternal yang membuhkan biaya lebih mahal. Ini menjadi satu bukti bahwa biaya yang lebih mahal dari pendanaan eksternal menyebabkan investasi lebih sensitif terhadap sumber pendanaan internal, yaitu arus kas perusahaan. Tobin s Q ternyata berpengaruh tidak signifikan terhadap investasi perusahaan. Pada saat perusahaan beroperasi dalam pasar dengan kompetisi tidak sempurna, beberapa akan menghadapi biaya dan sewa yang akan dikapitalisasi pada nilai pasar. Perbedaan dari Tobin s Q didominasi oleh perbedaan pengembalian modal dibawah dari batas yang seharusnya (inframarginal). Pengembalian modal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan membuat Tobin s Q tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai proxy bagi kesempatan investasi perusahaan (hipotesis assymetric information). Berdasarkan hasil regresi persamaan 6, sensitivitas arus kas perusahaan terhadap investasi perusahaan pada perusahaan manufaktur yang membagikan dividen (11,38310) lebih besar apabila dibandingkan sensitivitas arus kas perusahaan

15 terhadap investasi perusahaan pada perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen (0,022906). Perilaku-perilaku manajemen perusahaan manufaktur Indonesia ternyata menunjukkan bahwa mereka cenderung risk averse dan tidak mau bergantung pada pendanaan ekternal walaupun mereka tidak menghadapi kendala finansial. Mereka lebih memilih untuk pendanaan internal sebagai sumber untuk pembiayaan investasi. Berdasarkan hasil regresi persamaan 7 dan 8, sensitivitas arus kas perusahaan terhadap investasi perusahaan pada perusahaan manufaktur berukuran besar (0,071789) lebih kecil dibandingkan perusahaan manufaktur berukuran kecil (0,215457). Perusahaan manufaktur berukuran besar di Indonesia memiliki akses yang lebih mudah terhadap pendanaan eksternal sehingga pendanaan internal tidak menjadi satu-satunya sumber pendanaan mereja. Perusahaan berukuran besar juga memiliki fleksibilitas yang lebih besar untuk memutuskan pemilihan waktu investasi perusahaan. Sebaliknya, perusahaan berukuran kecil memiliki akses yang lebih sulit terhadap pendanaan eksternal dan fleksibilitas yang lebih sulit karena keterbatasan akses pendanaan. Berdasarkan hasil regresi persamaan 9 dan 10, sensitivitas arus kas perusahaan terhadap investasi perusahaan pada periode sebelum krisis (11,36651) lebih besar dibandingkan dengan periode sesudah krisis (0,025606). Perusahaan manufaktur di Indonesia terkena imbas dari krisis Subprime Mortgage. Penurunan tingkat kepercayaan konsumen dan tingkat konsumsi yang terjadi di Indonesia membuat perusahaan manufaktur berhati-hati dalam menjalankan kebijakannya. Krisis keuangan membuat mereka menurunkan tingkat investasi perusahaan. Inilah yang membuat sensitivitas arus kas perusahaan terhadap investasi perusahaan mengalami penurunan yang signifikan.

16 6. Kesimpulan Variabel arus kas perusahaan dan Tobin s Q perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap investasi perusahaan. Akan tetapi, secara parsial variabel arus kas berpengaruh signifikan dan Tobin s Q berpengaruh tidak signifikan terhadap investasi perusahaan. Hasil ini menunjukkan perusahaan menggunakan pendanaan internal dalam pembiayaan investasi dan Tobin s Q tidak dapat dijadikan proxy kesempatan investasi bagi perusahaan manufaktur di Indonesia. Hasil regresi pembagian subsampel perusahaan berdasarkan pembagian dividen menunjukkan perusahaan dengan konstrain finansial tingkat rendah (membagikan dividen) memiliki pengaruh arus kas terhadap investasi perusahaan yang lebih besar dibandingkan perusahaan dengan konstrain finansial tingkat tinggi. Sementera itu, perusahaan manufaktur berukuran besar di Indonesia terbukti memiliki tingkat konstrain finansial yang lebih rendah dibandingkan perusahaan manufaktur berukuran kecil karena memiliki akses yang lebih mudah terhadap pendanaan eksternal. Krisis finansial ternyata memiliki dampak signifikan bagi perusahaan manufaktur di Indonesia. Perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang juga akan berakibat pada penurunan investasi. Hal ini dapat dijelaskan oleh penurunan pengaruh arus kas perusahaan terhadap investasi perusahaan pada masa sesudah krisis. 7. Saran Manajemen perusahaan harus mampu mengelola dengan baik arus kas perusahaan sebagai sumber pendanaan internal bagi investasi perusahaan. Seiring dengan peningkatan ukuran perusahaan, manajemen perusahaan juga harus lebih objektif dalam pembiayaan dan mempertimbangkan pendanaan eksternal sebagai salah satu opsi untuk meningkatkan ekspansi usaha. Manajemen perusahaan juga dibutuhkan untuk merancang contingency plan berdasarkan skenario kondisi

17 perekonomian agar dapat mengambil kebijakan yang tepat dalam pengelolaan investasi mengantisipasi munculnya krisis keuangan. Dalam penelitian berikutnya, peneliti dapat mempertimbangkan faktor lain dalam penelitian yang mampu mempengaruhi investasi dan tidak hanya terbatas pada industri manufaktur di Indonesia saja. Penelitian berikutnya juga dapat menggunakan proxy lain dalam merepresentasikan tingkat konstrain finansial. Perubahan pada periode penelitian dan lag time juga dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih merepresentasikan investasi perusahaan manufaktur yang bersifat tahun jamak (multiyears). 8. Referensi Almeida, H., Campello, M., & Weisbach, Michael S., The Cash Flow Sensitivity of Cash. The Journal of Finance 59. Bond, S., Meghir, C., Dynamic investment models and the firm s financial policy. Review of Economic Studies 61, Brigham, Eugene F., and Michael C. Ehrhardt, 2005, Financial Management: Theory and Practice. Eleventh Edition, South Western, Australia: Thomson Learning Brown, K. C. dan Reilly, F. K Analysis of Investments and Management of Portofolios. Ninth Edition, South Western: Cengage Learning. Carpenter, R. & Guariglia, A., Cash Flow, investment, and investment opportunities: New test using UK panel data. Journal of Banking & Finance 32, Devereux, M., Schiantarelli, F., Investment, financial factors, and cash flow: Evidence from U.K. panel data. In: Hubbard, G. (Ed.), Information, Capital Market and Investment. University of Chicago Press.

18 Duchin, R., Oguzhan, O., & Sensoy, Berk A., Costly External Finance, Corporate Investment, and The Subprime Mortgage Credit Crisis. Journal of Financial Economics 97, Fang, Vivian W., Noe, Thomas H., and Tice, Sheri., Stock Market Liquidity and Firm Value. Journal of Financial Economics (JFE) 94, Fazzari, S., Hubbard, G., Petersen, B., Financing constraints and corporate investment. Brookings Papers on Economic Activity 1, Gujarati, Damodar. (2003). Basic Econometrics (2 nd Company, New York. Ed). Mcgraw-Hill Book Hidayat, Riskin Keputusan Investasi dan Financial Constraints Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April Kaplan, S., Zingales, L., Do investment cash flow sensitivities provide useful measures of financing constraints? Quarterly Journal of Economics 112, Prasmuko, Andry dan Anugrah, Donni Fajar Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Daerah. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2010, Ross, Westerfeld, dan Jordan Corporate Finance Fundamentals. Eighth Edition, New York: McGraw-Hill International. Tobin, J., A general equilibrium approach to monetary theory. Journal of Money, Credit and Banking 1,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat diukur dari sejauh mana perusahaan mampu meningkatkan nilainya sehingga dapat meningkatkan kemakmuran baik bagi para stockholders maupun stakeholders

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan penentuan membagikan laba yang diperoleh dari perusahan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan terbentuk ketika beberapa individu dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan nilai. Beberapa individu memanfaatkan peluang dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Likuiditas dan Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi Perusahaan

Pengaruh Likuiditas dan Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi Perusahaan FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 52-57 52 Pengaruh Likuiditas dan Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi Perusahaan Yeremia Christian Program Manajemen Keuangan Program Studi Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor dalam menentukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan pembayaran dividen merupakan salah satu hal krusial yang menjadi perhatian manajemen perusahaan dan pemegang saham. Manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori 2.1. Signaling Theory Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Kerugian dan kebangkrutan banyak perusahaan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Hasil pengujian data empiris membuktikan bahwa delapan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini seluruhnya diterima. Karena dapat disimpulkan bahwa: a. Cash Flow

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi saham property dan real estate adalah salah satu pilihan investasi yang menarik. Industri property memiliki supply lahan yang terbatas sementara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya BAB I PENDUHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dan perdagangan bebas telah membuat persaingan usaha semakin ketat. Berbagai perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dan mengembangkan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam melakukan bisnis perekonomian. Pasar modal menjembatani bertemunya investor yang menginvestasikan dananya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan adalah suatu hal yang ingin dicapai setiap individu, terutama kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari terpenuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap negara menginginkan perekonomian negaranya untuk maju dan berkembang. Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN FINANCIAL CONSTRAINTS: STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA

KEPUTUSAN INVESTASI DAN FINANCIAL CONSTRAINTS: STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA Keputusan Investasi dan Financial Constraints: Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia 457 KEPUTUSAN INVESTASI DAN FINANCIAL CONSTRAINTS: STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA Riskin Hidayat 1 Abstract

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran

BAB V PENUTUP. merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran dan keterbatas penelitian. Kesimpulan merupakan penyajian singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan, saran merupakan anjuran yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan di berbagai negara mampu beradaptasi dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan di berbagai negara mampu beradaptasi dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan di berbagai negara mampu beradaptasi dalam kondisi yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal perusahaan lebih difokuskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pentingnya sektor agrikultur di Indonesia menjadi alasan utama perlunya dilakukan analisis keuangan dan non-keuangan terhadap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 1. Manajemen Resiko Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 1.1 SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Nilai perusahaan yang tinggi menyebabkan penggunaan hutang yang semakin minimal untuk menghindari konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur Indonesia memburuk akibat kondisi ekonomi global yang terjadi mulai tahun 2008. Daniri (2008) menyatakan bahwa krisis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobability

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobability 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan ekonomi global dimulai pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan pertumbuhan ekonomi di Asia dipelopori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan organ vital yang penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan investasi semakin ketat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya investor asing yang menanamkan dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis ekonomi Amerika Serikat yang disebabkan oleh kredit macet sektor perumahan, lalu membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi memiliki dampak yang luas terutama pada bidang ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi (iptek) telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Peran ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1999 dan 2008 memberikan dampak langsung terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan Indonesia mengalami kerugian dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham, et.al., 1999). Manajer diberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan menyebabkan negara-negara di dunia berlombalomba membenahi perekonomiannya. Sektor industri diyakini sebagai sektor pemimpin (leading

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor industri di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi negara tesebut, sehingga secara langsung maupun tidak langung perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Utang Menurut Munawir (2004) dalam Pitaloka (2009) utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendanaan digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan baik yang bersifat operasional maupun non operasional. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. Modal tersebut berasal dari dalam perusahaan (internal financing),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa sektor bisnis di Indonesia mengalami kemunduran akibat terjadinya krisis global. Krisis yang terjadi bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai

Lebih terperinci

Nurlaila

Nurlaila PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk bisa memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga setiap keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik supaya bisa

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEORI PECKING ORDER PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGUJIAN TEORI PECKING ORDER PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGUJIAN TEORI PECKING ORDER PADA STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007 2012 Echi Artanti Bernardus Yuliarto Nugroho FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal, terutama bagi para investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. B. Teknik Sampling Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun demikian banyak hambatan yang

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun demikian banyak hambatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini ternyata sangat tergantung dengan masalah pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa berhadapan dengan persoalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BERSIH, RASIO TOTAL UTANG, MARJIN LABA BERSIH, MARKET TO BOOK RATIO, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP INVESTASI ASET TETAP DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman. DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISTILAH... x

DAFTAR ISI Halaman. DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISTILAH... x DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISTILAH... x 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 12 1.3 Tujuan Penelitian... 12 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham keputusan investasi sangat penting karena investasi dijadikan indikator

BAB I PENDAHULUAN. saham keputusan investasi sangat penting karena investasi dijadikan indikator 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh para investor.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian. minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Objek penelitian yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian. minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Objek penelitian yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran dan deskripsi data dengan menggunakan pendekatan statistik. Statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Harga-harga saham turun secara tajam demikian pula dengan volume transaksi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin bertambah jumlahnya. Industri barang konsumsi merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat. Banyaknya perusahaan yang bersaing untuk dapat berkembang di masing-masing usaha yang mereka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, waktu penelitian ini direncanakan mulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin kompetitif, banyak perusahaan melakukan strategi dengan melakukan investasi tambahan melalui penjualan saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang didesain untuk untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan merupakan suatu bentuk entitas tempat terjadinya suatu kesatuan dari berbagai fungsi dan kinerja operasional yang bekerja secara sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar financial (financial market) terdiri dari pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Peran pasar modal dalam era globalisasi semakin penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang paling efektif untuk para investor dalam menanamkan modalnya agar dapat memperoleh keuntungan. Pengembangan pasar modal sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, bangsa Indonesia mengalami banyak masalah yang disebabkan oleh berbagai macam krisis yang terjadi di dalam maupun dari luar negeri. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009.

Lebih terperinci