BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data berdasarkan pertanyaan penelitian (Sekaran dan Bougie, 2013) sehingga

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian meliputi desain pengambilan, pengukuran dan analisis data berdasarkan pertanyaan penelitian (Sekaran dan Bougie, 2013) sehingga dapat diperoleh data yang valid dan dapat diandalkan, terhindar dari bias penelitian dan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Metode penelitian berpengaruh terhadap kualitas penelitian, karena berkaitan dengan ketepatan dalam memilih metode penelitian yang digunakan (Sekaran dan Bougie, 2013). Terdapat beberapa hal yang akan dijelaskan dalam bab ini, yaitu lingkup penelitian, populasi dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran instrument penelitian, dan analisis statistik. A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel persepsi resiko, insentif, altruisme, dan sikap pada variabel niat donor darah dan pengumpulan data dilakukan pada periode waktu 26 Maret 04 April 2016 sehingga penelitian ini hanya menjelaskan fenomena niat donor darah pada waktu tersebut. B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Klaten yang memiliki niat donor darah dan memenuhi beberapa syarat donor darah yang ditetapkan oleh

2 Palang Merah Indonesia (PMI), yaitu sehat jasmani dan rohani, usia 17 tahun sampai dengan 65 tahun dan berat badan minimal 45kg ( Klaten di dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan salah satu daerah yang memiliki stok darah terendah di Jawa Tengah ( sehingga perlu dilakukan penelitian fenomena perilaku donor darah di Klaten. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 200 orang sesuai kriteria kelayakan uji SEM (Loehlin et al., 1998). Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili populasi yang sebenarnya, sehingga untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik suatu populasi tidak perlu semua anggota populasi diobservasi, tetapi cukup hanya sebagiannya saja dengan menggunakan sampel penelitian. Dengan menggunakan sampel, maka akan diperoleh efesiensi baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya dibandingkan dengan mengamati seluruh populasinya. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode survey dengan menggunakan kuesioner. Teknik yang digunakan adalah dengan memberikan kuesioner kepada responden dan menunggu responden sampai selesai menjawab pertanyaan kuesioner. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan response rate. Rencana pengambilan sampel dilakukan pada periode waktu 26 Maret 04 April 2016 di empat lokasi yaitu Plaza Klaten, Pasar Klaten, Alun-alun Klaten dan acara car free day. Keempat lokasi tersebut saling berdekatan dan merupakan tempat berkumpulnya banyak masyarakat Klaten sehingga diharapkan sampel penelitian ini dapat mewakili masyarakat Klaten.

3 Pengambilan sampel tidak dilakukan di Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Klaten karena penelitian ini akan mengungkap fenomena perilaku masyarakat Klaten yang memiliki niat donor darah, sedangkan masyarakat yang mendatangi Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Klaten untuk donor darah merupakan responden yang sudah melakukan donor darah. C. Definisi Operasional dan Pengukuran 1. Persepsi Resiko Persepsi resiko merupakan persepsi seseorang terhadap peluang terjadinya kerugian (Sjöberg et al., 2004). Dalam penelitian ini dimensi persepsi resiko terdiri dari terdiri dari resiko ketidaknyamanan, resiko psikologis, resiko kesehatan, dan resiko sosial (Adam dan Soutar, 1999), pengertian mengenai dimensi resiko dijelaskan sebagai berikut. Persepsi resiko ketidaknyamanan merupakan persepsi donor yang berkaitan dengan ketidaknyamanan lokasi dan proses donor darah (Groosman et al., 2005; Shaz et al., 2009; Yuan et al., 2011; Gillespie dan Hillyer, 2013), resiko kehilangan waktu, karena merasa waktu yang digunakan untuk donor darah terlalu lama (Nguyen et al., 2008; Yuan et al., 2009), lokasi donor darah jauh sehingga diperlukan pengorbanan menuju lokasi donor darah (Sjöberg et al., 2004), dan petugas tidak ramah dalam melayani donor darah (Marantidou, 2007; Aluja dan Sahuja, 2009). Indikator persepsi resiko ketidaknyamanan dalam penelitian ini adalah melelahkan, membosankan, menjemukan, berbelit-belit dan menyebalkan.

4 Indikan-indikan tersebut merefleksikan persepsi resiko ketidaknyamanan yang diindikasikan terjadi pada penelitian sebelumnya. Persepsi resiko psikologis, berkaitan dengan perasaan sakit yang muncul pada donor darah, pusing (Shaz et al., 2009), takut darah (Marantidou, 2007; Aluja dan Sahuja, 2009), takut injeksi (Shaz et al., 2009), mau pingsan (Shaz et al., 2009), fisik menjadi lemah (Shashahani et al., 2006; Kasraian, 2010; Desai dan Satapara, 2014; Abderrahaman dan Saleh, 2014). Persepsi psikologis lebih mengarah pada perasaan sakit pada saat donor darah yang belum tentu benar. Indikator resiko psikologis adalah cemas, tegang, gelisah, gemetar, takut. Indikanindikan tersebut merefleksikan persepsi resiko psikologis yang diindikasikan terjadi pada penelitian sebelumnya. Persepsi resiko kesehatan, merupakan persepsi resiko karena perasaan takut tertular penyakit (Marantidou, 2007; Shashahani et al., 2006; Abderrahaman dan Saleh, 2014), prosedur keamanan donor darah kurang baik (Adam & Soutar 1999), meragukan pemeriksaan kesehatan donor darah (Rodríguez & Hita, 2009), infeksi yang dihasilkan dari peralatan yang tidak memadai, lingkungan donor darah tidak sehat, pembuangan sampah donor darah tidak baik, terjadinya kesalahan dalam pencocokan golongan darah (Cen dan Ma, 2015), proses donor darah yang menyakitkan, perasaan pusing, mual dan mau pingsan (Shaz et al., 2009), fisik menjadi lemah (Shashahani et al., 2006; Kasraian, 2010; Desai dan Satapara, 2014; Abderrahaman dan Saleh, 2014). Indikator persepsi resiko kesehatan adalah badan menjadi lemah, pusing, mau pingsan, tertular penyakit,

5 menjadi sakit. Indikan-indikan tersebut merefleksikan persepsi resiko kesehatan yang diindikasikan terjadi pada penelitian sebelumnya Persepsi resiko sosial merupakan persepsi adanya hambatan donor darah dari keluarga (Adam dan Soutar, 1999; Kumari dan Raina, 2015), teman, masyarakat dan agama (Adam dan Soutar, 1999). Indikator persepsi sosial adalah hujatan, cacian, teguran, kecaman, hinaan. Indikan-indikan tersebut merefleksikan persepsi resiko sosial yang diindikasikan terjadi pada penelitian sebelumnya. Indikator persepsi resiko diukur dengan menggunakan skala likert dari 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. 2. Insentif Persepsi insentif merupakan persepsi individu terhadap suatu imbalan baik materi maupun non materi (Buchan et al., 2000; Errea dan Cabases, 2013) dan setiap individu memiliki persepsi yang berbeda terhadap insentif (Errea dan Cabases, 2013). Indikator insentif adalah: sesuai, wajar, fair, layak, adil. Indikanindikan tersebut merefleksikan insentif yang diindikasikan terjadi pada penelitian sebelumnya. Indikator insentif diukur dengan menggunakan skala likert dari 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. 3. Sikap Donor Darah Sikap donor darah adalah disposisi yang bersifat positif atau negatif (Fishbein, 1963; Ajzen, 2005), baik atau buruk (Evans dan Ferguson, 2014), bermanfaat atau tidak bermanfaat, menyenangkan atau tidak menyenangkan, menarik atau tidak menarik (Ferguson et al., 2012), untuk menanggapi hal-hal

6 yang bersifat evaluatif terhadap donor darah. Sikap donor darah berpengaruh dinamis terhadap perilaku donor darah karena sikap merupakan reaksi terhadap situasi donor darah (Jain, 2014). Sikap donor darah tidak dapat dilihat dari karakteristik fisik, karena bersifat tersembunyi dan hanya dapat disimpulkan melalaui perilaku donor darah (Ajzen, 2005). Indikator sikap dalam penelitian ini adalah senang, bahagia, gembira, sukacita, berpikir positif. Indikan-indikan tersebut merefleksikan sikap donor darah yang diindikasikan terjadi pada penelitian sebelumnya Indikator sikap diukur dengan menggunakan skala likert dari 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. 4. Niat Donor Darah Niat donor darah adalah ukuran sejauh mana individu termotivasi untuk donor darah (Giles et al., 2004). Indikator niat donor darah dalam penelitian ini adalah: saya ingin donor darah, saya akan donor darah (Masser et al., 2009), saya berniat donor darah (Giles et al., 2004), saya berkomitmen donor darah, saya berjanji donor darah. Indikan-indikan tersebut merefleksikan niat donor darah pada penelitian sebelumnya Indikator niat donor darah diukur dengan menggunakan skala likert dari 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. 5. Altruisme Altruisme adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk membantu orang lain dan bukan untuk kepentingan pribadinya (Hoffman, 1978) dan merupakan salah satu alasan melakukan donor darah (Uma et al., 2013; Kumari

7 dan Raina, 2015 a ). Altruisme merupakan bagian dari kepribadian seseorang sehingga perilaku altruisme dipengaruhi oleh kepribadian. Seseorang berkepribadian altruistik memiliki kepedulian pada permasalahan orang lain, sehingga seseorang yang memiliki ciri-ciri kepribadian altruistik memiliki kemampuan mengenali keadaan emosional orang lain (Haas et al., 2015), memiliki tanggung jawab sosial dan empati yang tinggi (Bierhoff dan Rohmann, 2004), sehingga perilaku prososial melekat pada orang yang memiliki kepribadian altruistik. Indikator altruisme dalam penelitian ini adalah: terharu terhadap bencana alam, sedih terhadap kelaparan, prihatin terhadap musibah, iba terhadap kecelakaan, simpati terhadap penderitaan. Indikan-indikan tersebut merefleksikan perilaku prososial seseorang. Indikator altruisme tersebut diukur dengan menggunakan skala likert dari 1 = sangat tidak setuju sampai dengan 5 = sangat setuju. D. Metode Analisis Data 1. Uji Statistik Uji validitas dan reliabilitas data penelitian, untuk memastikan data yang diperoleh layak diuji sehingga hasil yang diperoleh mampu menggambarkan fenomena penelitian.

8 1.1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2014), sehingga dapat diketahui apakah item-item pertanyaan dalam kuesioner mampu mengukur hubungan kausalitas antar variabel dalam penelitian ini dengan tepat. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Confirmatory Factor Analysis yang mensyaratkan setiap item pertanyaan memiliki factor loading > 0,5, asumsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melakukan analisis model dengan Structural Equation Modeling (SEM). Teknik yang digunakan adalah rotated component matrix yang outputnya harus terekstrak sempurna Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi internal instrumen penelitian. Dalam penelitian ini uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha dari software SPSS 17. Rules of tumb yang dipakai adalah item-total correlation masing-masing butir harus lebih besar dari 0,50 dan cronbach's alpha harus lebih besar dari 0,70 agar konstruk dikatakan memenuhi syarat reliabilitas dengan baik (Hair et al., 1998). 2. Stuctural Equation Model (SEM) SEM digunakan untuk mengestimasi beberapa persamaan regresi yang saling terpisah tetapi masing-masing mempunyai hubungan simultan atau bersamaan, karena dalam analisis penelitian ini terdapat variabel dependen yang menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang lainnya. Dalam analisis SEM digunakan beberapa asumsi.

9 Penelitian ini menggunakan teknik maximum likelihood dan jumlah sampel minimum yang dibutuhkan untuk analsis SEM adalah 200 (Loehlin, 1998). Asumsi normalitas dengan jumlah sampel 200 atau lebih dapat menggunakan kriteria critical ratio (cr) skewness dan kurtosis di bawah nilai absolute 2,58 pada level signifikansi 0,01 (Ghasemi dan Zahediashl, 2012). Uji Outliers dilakukan dengan mengevaluasi nilai mahalanobis distance pada degree of freedom jumlah variabel yang dipergunakan dalam penelitian pada tingkat p < 0,001. Uji Goodness of Fit mencerminkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan, dan diindikasikan good fit jika memenuhi persyaratan seperti pada tabel III.1 Chi Square Tabel 3.1 Indeks Goodness-of-fit Indeks Cut-off kecil Probabilitas Chi Square (p) > 0,05 CMIN/DF < 2,00 Goodness of Fit Index (GFI) > 0,90 Adjusted Goodness of Fit index (AGFI) > 0,90 Comparative fit index (CFI) > 0,95 Tucker-Lewis Index (TLI) > 0,95 RMSEA < 0,06 IFI > 0,95