BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP
|
|
- Veronika Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP 4.1 Gangguan LP Drain Pump PLTU Suralaya unit 1 pernah mengalami kegagalan motor induksi 3 phasa pada sistem LP drain pump seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1, yang mengakibatkan pada tanggal 20 september 2010 Motor LP drain pump trip/stop tiba-tiba pada saat beroperasi.. Gambar 4.1 LP drain pump PLTU Suralaya unit 1 46
2 47 Adanya vibrasi yang tinggi pada sisi bearing menyebabkan terjadinya unbalance antara pompa dengan motor sehingga timbul gaya aksial yang besar ke arah rotor yang menyebabkan terjadinya eccentricity antara rotor dengan stator. Untuk mengetahui tingkat kegagalan pada LP drain pump baik dari segi pompa maupun motor induksi, maka dilakukan beberapa pengecekan yang meliputi analisa vibrasi, analisa IR thermography dan analisa MCSA (Motor Current Signature Analisys). Analisa dengan metode MCSA digunakan untuk menindak lanjuti kerusakan motor induksi 3 phasa dari hasil analisa vibrasi dan IR thermography. MCSA digunakan untuk mendeteksi kerusakan di sisi elektrik (electrical problem) dari sebuah motor induksi. Hasil uji vibrasi, IR thermography dan MCSA dapat diperlihatkan seperti dibawah ini : 4.2 Hasil pengukuran dengan metode Vibrasi Metode analisa vibrasi dilakukan sebagai langkah awal untuk mendeteksi kegagalan pada motor. Adanya indikasi vibrasi tinggi inilah yang dapat menyebabkan terjadinya eccentricity pada motor. Berikut hasil pengambilan data vibrasi yang dilakukan dua kali pada tanggal 20 september dan 19 oktober Hasil uji tes vibrasi tanggal 20 september 2010 Pengujian vibrasi ini dilakukan pada keadaan motor berbeban (Load) yang fungsinya untuk mengetahui sumber-sumber penyebab terjadinya kerusakan motor 3 phasa pada LP drain pump. Berikut hasil pengambilan data vibrasi pada saat motor dalam keadaan berbeban (Load) yang ditunjukkan dalam tabel 4.1 :
3 48 Tabel 4.1 Hasil Load test vibrasi tanggal 20 september 2010 LP DRAIN PUMP UNIT 1 DATE MEASUREMENT POINT Overall velocity RMS -(mm/s) MOTOR POMPA 1V 1H 1A 2V 2H 2A 3V 3H 3A 4V 4H 4A 20/09/ : Normal condition : Low condition : Medium condition : High / critical condition Dari pengambilan data vibrasi per tanggal 20 september 2010 dapat diketahui bahwa vibrasi yang paling tinggi (critical condition) terdapat pada sisi Horizontal inboard bearing pompa (3H) yaitu sebesar 7.76 mm/s dan sisi Horizontal outboard bearing pompa (4H) sebesar 4.52 mm/s Dari hasil pengambilan data vibrasi diatas, maka dapat direkomendasikan bahwa : 1. Perlu adanya pengecekan motor (kondisi rotor bar, winding) 2. Perlu adanya pengecekan grease pada bearing. 3. Perlu adanya pengecekan MCSA dan Thermography 4. Perlu adanya pengecekan pondasi dan penguatan struktur 5. Perlu adanya Re-alignment pada motor dan pompa Hasil tes uji vibrasi tanggal 19 oktober 2010 Pengujian vibrasi yang kedua dilakukan pada tanggal 19 oktober 2010, hal ini dimaksudkan untuk pengecekan rutin Predictive Maintenance (PdM) sebagai
4 49 langkah awal untuk mengetahui kesehatan pada motor 3 phasa. Pada pengecekan kali ini dilakukan dalam kondisi motor berbeban (Load). Berikut hasil pengambilan data vibrasi pada saat motor dalam keadaan berbeban (Load) dalam tabel 4.2 : Tabel 4.2 Hasil Load test vibrasi tanggal 19 oktober 2010 LP DRAIN PUMP UNIT 1 DATE MEASUREMENT POINT Overall velocity RMS -(mm/s) MOTOR POMPA 1V 1H 1A 2V 2H 2A 3V 3H 3A 4V 4H 4A 19/10/ : Normal condition : Low condition : Medium condition : High / critical condition Dari pengambilan data vibrasi per tanggal 19 oktober 2010 diketahui bahwa masih terdapat vibrasi (medium condition) pada inboard bearing pompa, antara lain pada sisi Vertikal (3V) sebesar 3.07 mm/s, Horizontal (3H) sebesar 4.23 mm/s dan Axial (3A) sebesar 3.19 mm/s. Sedangkan pada outboard bearing pompa, vibrasi terdapat pada sisi Vertikal (4V) sebesar 2.84 mm/s dan sisi Axial (4A) sebesar 3.25 mm/s. Hal ini memperlihatkan bahwa kerusakan motor 3 phasa pada LP drain pump salah satunya disebabkan karena adanya vibrasi dibagian mekanik pompa yaitu di sisi inboard bearing pompa dan outboard bearing pompa.
5 Hasil pengukuran dengan IR thermography Pengukuran temperatur pada motor dengan menggunakan metode IR thremography dilakukan untuk mendeteksi besarnya temperatur pada motor ketika motor beroperasi. Berikut hasil pengambilan temperatur motor dengan metode IR thermography yang dilakukan dua kali pada tanggal 20 september dan 19 oktober Hasil uji temperatur tanggal 20 september 2010 Uji IR thermography dimaksudkan untuk mengetahui temperatur motor 3 phasa pada saat kondisi motor abnormal yaitu sesuai dengan hasil tes vibrasi yang tinggi (critical condition). Uji IR thermography dilakukan pada saat kondisi motor tanpa beban (No Load). Hasil pengukuran temperature dengan metode IR thermography pada motor LP drain pump tanggal 20 september 2010 ditunjukkan seperti pada gambar 4.2 sebagai berikut ini :
6 51 Gambar 4.2 Hasil uji temperatur tanggal 20 september 2010 Dari pengecekan dengan metode IR termography yang dilakukan tanpa berbeban (No load) selama ± 2.5 jam menunjukkan bahwa temperatur pada sisi inboard bearing motor mencapai 94.9 C. Dimana untuk keadaan normal, temperatur motor hanya ± 50 C Hasil uji temperatur tanggal 19 oktober 2010 Pengecekan temperatur dengan menggunakan IR Thermography yang kedua dilakukan pada tanggal 19 oktober 2010, hal ini dimaksudkan untuk pengecekan rutin Predictive Maintenance (PdM) sebagai langkah awal untuk mengetahui kesehatan pada motor 3 phasa pada LP drain pump. Pada pengecekan kali ini dilakukan dalam kondisi motor berbeban (Load). Hasil pengukuran temperature dengan metode IR thermography pada motor LP drain pump tanggal 19 oktober 2010 ditunjukkan seperti pada gambar 4.3 sebagai berikut :
7 52 Gambar 4.3 Hasil uji temperatur tanggal 19 oktober 2010 Dari hasil pengecekan temperatur dengan metode IR termography yang dilakukan dengan kondisi motor berbeban (Load) selama ± 2.5 jam menunjukkan bahwa temperatur pada motor 54.4 C (relatif normal) 4.4 Hasil tes Rotor bar dan Eccentricity dengan MCSA Berdasarkan hasil rekomendasi pada pengambilan vibrasi pada tanggal 20 september 2010 dan hasil pengecekan temperatur yang tinggi maka selanjutnya
8 53 dilakukan pengujian tes rotor bar dan eccentricity dengan metode MCSA (Motor Current Signature Analisys) untuk mengetahui kesehatan motor. Hasil pengujian dengan metode MCSA pada motor 3 phasa LP drain pump dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Hasil pengujian Motor LP drain pump dengan MCSA MEASUREMENT POINT LOW AND HIGH FREQUENCY DATA LP DRAIN PUMP UNIT 1 TANGGAL 20/09/ /09/ /10/ /10/ /01/2011 Power Factor Current OK OK OK Ok Ok Voltage OK OK OK Ok Ok Load 86.7% 4.2% 62.6% 56.65% 69.80% Voltage-GND Ok Ok Ok Ok Ok Connection Ok Ok Ok Ok Ok Rotor RB questionable ( C:5 ) OK ( C:1) OK ( C:1 ) OK ( C:1 ) OK ( C:1 ) Stator OK OK OK OK OK Air Gap Static eccentricity OK OK OK OK Harmonic distortion OK OK OK OK OK Misalignment OK OK OK OK OK Bearing OK OK OK OK OK Bottom line Suspicious operation Abnormal indication OK OK OK Berdasarkan hasil pengujian MCSA pada motor LP drain pump dapat diketahui bahwa pada tanggal 20 september 2010 kondisi motor mengalami indikasi kerusakan rotor bar crack (rotor bar broken) dan terjadi static eccentricity.
9 Hasil Uji MCSA tanggal 20 september 2010 Berdasarkan hasil pengambilan data MCSA sesuai tabel 4.3 pada tanggal 20 september 2010 diatas maka dapat dilakukan analisis perhitungan sebagai berikut : a. Analisis rotor bar degradation (rotor bar broken) Analisis rotor bar degradation dilakukan pada low frekuensi untuk mengetahui tingkat kerusakan pada rotor bar. Spektrum arus pada domain low frekuensi dapat ditunjukkan seperti pada gambar 4.4 sebagai berikut : Gambar 4.4 Spektrum low frekuensi tanggal 20 september 2010 Untuk menghitung analisa rotor (broken rotor bar) terlebih dahulu kita menghitung besarnya frekuensi running speed dengan menggunakan persamaan 2.16 sebagai berikut : 60 /
10 55!! = 50 $% 3000() 60 / Setelah diketahui besarnya Frekuensi running speed sebesar 50 Hz, maka untuk mengetahui besarnya nilai frekuensi synchronous speed (frekuensi slip), digunakan persamaan 2.17, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : & = 2 ( ) *+, & = 2 ( $% 2 & = $% Dengan menghitung besarnya frekuensi running speed dan frekuensi synchronous speed (frekuensi slip) maka dapat ditentukan besarnya frekuensi sideband yang terjadi disekitar line frekuensi dengan menggunakan persamaan 2.15 yang besarnya :./ = (,./ = ( $% 50 $% ) ( = (0.232 $%) ( = $% Berdasarkan nilai frekuensi sideband sebesar Hz, maka dapat diartikan bahwa sideband yang muncul disekitar line frekuensi besarnya adalah : 7 89_<= = ) *+ ± *? / /,...(4.1) 7 89_< = $% $% = $%./_= = $% $% = $% Besarnya nilai frekuensi sideband yang muncul diantara line frekuensi dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 sebagai berikut :
11 56 Gambar 4.5 Sideband low frekuensi tanggal 20 september 2010 Sedangkan untuk mengetahui indikasi kerusakan rotor bar (broken rotor bar) dapat dilihat besarnya penurunan (degradation) yang terjadi antara line frekuensi dengan frekuensi sideband. Penentuan ada dan tidaknya rotor degradation harus sesuai dengan tabel severity level chart yang ditunjukkan seperti pada tabel 2.1 Dengan membandingkan hasil analisa pada low frekuensi dengan tabel severity chart dapat dilihat bahwa degradation pada kurva spektrum bernilai db (gambar 4.6) sehingga dapat dikatakan bahwa motor LP drain pump tersebut teridentifikasi adanya kerusakan rotor bar (gambar 4.7) kondisi level tiga ( severity level C : 3)
12 57 Gambar 4.6 Indikasi rotor bar crack tanggal 20 september 2010 Gambar 4.7 Kondisi rotor bar crak pada motor LP drain pump Unit 1 b. Analisis static eccentricity Analisis static eccentricity dilakukan pada high frekuensi untuk mengetahui tingkat kerusakan pada sisi air gap motor. Spektrum arus pada domain high frekuensi dapat ditunjukkan seperti pada gambar 4.8 sebagai berikut :
13 58 Gambar 4.8 Spektrum high frekuensi tanggal 20 september 2010 Untuk menghitung analisa static eccentricity terlebih dahulu kita menghitung besarnya frekuensi running speed dengan menggunakan persamaan 2.19 sebagai berikut :! = () 60 /! 50 $% / Dengan menghitung besarnya frekuensi running speed maka dapat ditentukan besarnya frekuensi static eccentricity dengan persamaan 2.18 yang besarnya adalah sebagai berikut : D9D 2 22D 2 D1 E F G > H F ) G D9D 2 22D 2 D1 28 F 50 $% > H F $% D9D 2 22D 2 D $% > H F $%
14 59 Dimana nilai N adalah bilangan integer bulat, sehingga nilai dari masingmasing frekuensi static eccentricity yang timbul berdasarkan perhitungan adalah sebagai berikut : Frek. SE1 = 1400 Hz ± (1 x Hz) = Hz dan Hz Frek. SE3 = 1400 Hz ± (3 x Hz) = Hz dan Hz Frek. SE5 = 1400 Hz ± (5 x Hz) = Hz dan Hz Frek. SE7 = 1400 Hz ± (7 x Hz) = Hz dan Hz Besarnya nilai frekuensi static eccentricity yang muncul pada center frekuensi dapat ditunjukkan pada gambar 4.9 sebagai berikut : Hz Hz Hz Hz Hz Hz Gambar 4.9 Static eccentricity tanggal 20 september 2010 Dari spektrum static eccentricity pada gambar 4.9 dapat diketahui nilai frekuensi sideband yang timbul diantara center frekuensi (CF) yaitu :
15 60 Frek. SE1 = Hz Frek. SE2 = Hz Frek. SE3 = Hz Frek. SE4 = Hz Frek. SE5 = Hz Frek. SE6 = Hz Dari hasil perhitungan serta hasil spektrum arus pada high frekuensi yang besarnya nilai mendekati sama maka dapat dinyatakan bahwa motor induksi 3 phasa LP drain pump terindikasi adanya kerusakan pada static eccentricity. Untuk mengetahui perbandingan besarnya hasil perhitungan static eccenticity dengan nilai dari spektrum pada high frekuensi yang muncul dapat dilihat pada grafik 4.1 dibawah ini. Frequency september 2010 SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 Spektrum ,5 1245,5 1546,9 1145,1 1647,4 Perhitungan 1349, , , , , ,16 Static eccentricity Grafik 4.1 Perbandingan static eccentricity tanggal 20 september 2010
16 Hasil Uji MCSA tanggal 19 Oktober 2010 Berdasarkan hasil pengambilan data MCSA sesuai tabel 4.4 pada tanggal 19 Oktober 2010 diatas maka dapat dilakukan analisis sebagai berikut : a. Analisis rotor bar degradation (rotor bar broken) Pengujian rotor bar dengan menggunakan metode MCSA yang kedua dilakukan pada tanggal 19 oktober 2010, hal ini dimaksudkan untuk pengecekan rutin Predictive Maintenance (PdM) sebagai langkah awal untuk mengetahui kesehatan pada motor 3 phasa pada LP drain pump. Pada pengujian kali ini dilakukan dalam kondisi motor berbeban (Load). Adapun spektrum arus pada domain low frekuensi dapat ditunjukkan seperti pada gambar 4.10 sebagai berikut : Gambar 4.10 Spektrum low frekuensi tanggal 19 oktober 2010
17 62 Untuk menghitung analisa rotor (broken rotor bar) terlebih dahulu kita menghitung besarnya frekuensi running speed dengan menggunakan persamaan 2.16 sebagai berikut :! = () 60 /! =! = 50 $% 3000() 60 / Setelah diketahui besarnya Frekuensi running speed sebesar 50 Hz, maka untuk mengetahui besarnya nilai frekuensi synchronous speed (frekuensi slip), digunakan persamaan 2.17, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut : & = 2 ( ) *+, & = 2 ( $% 2 & = $% Dengan menghitung besarnya frekuensi running speed dan frekuensi synchronous speed (frekuensi slip) maka dapat ditentukan besarnya frekuensi sideband yang terjadi disekitar line frekuensi dengan menggunakan persamaan 2.15 yang besarnya adalah :./ = ! 6 (, 7 89 = ( $% 50 $% ) ( = (0.195 $%) ( = 0.39 $% Berdasarkan nilai frekuensi sideband sebesar 0.39 Hz, maka dengan menggunanakan persamaan 4.1 akan didapatkan nilai sideband yang muncul disekitar line frekuensi yang besarnya :
18 _<= ) *+ > *? / /, 7 89_< $% C 0.39 $% $% 7 89_= $% $% $% Besarnya nilai frekuensi sideband yang muncul diantara line frekuensi dapat ditunjukkan pada gambar 4.11 sebagai berikut : Gambar 4.11 Sideband low frekuensi tanggal 19 oktober 2010 Sedangkan untuk mengetahui indikasi kerusakan rotor bar (broken rotor bar) dapat dilihat besarnya penurunan (degradation) yang terjadi antara line frekuensi dengan frekuensi sideband. Penentuan ada dan tidaknya rotor degradation harus sesuai dengan tabel severity level chart yang ditunjukkan seperti pada tabel 2.1
19 64 Dengan membandingkan hasil analisa pada low frekuensi dengan tabel severity chart pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa degradation pada kurva spektrum bernilai (gambar 4.12) sehingga motor LP drain pump tersebut dalam kondisi normal level satu (severity level C : 1) Gambar 4.12 Rotor bar normal tanggal 19 oktober 2010 b. Analisis static eccentricity Pengujian static eccentricity dengan menggunakan metode MCSA yang kedua dilakukan pada tanggal 19 oktober 2010, hal ini dimaksudkan untuk pengecekan rutin Predictive Maintenance (PdM) sebagai langkah awal untuk mengetahui kesehatan pada motor 3 phasa pada LP drain pump. Pada pengujian kali ini dilakukan dalam kondisi motor berbeban (Load). Adapun spektrum arus pada domain high frekuensi dapat ditunjukkan seperti pada gambar 4.13 sebagai berikut :
20 65 Gambar 4.13 Spektrum high frekuensi tanggal 19 oktober 2010 Untuk menghitung analisa static eccentricity terlebih dahulu kita menghitung besarnya frekuensi running speed dengan menggunakan persamaan 2.19 sebagai berikut :! = () 60 /! 50 $% / Dengan menghitung besarnya frekuensi running speed maka dengan menggunakan persamaan 2.18 dapat ditentukan besarnya frekuensi static eccentricity yang besarnya : D9D 2 22D 2 D1 E F G > H F ) G 22D 2 D1 28 F 50 $% > H F $% D9D $% > H F $%
21 66 Dimana nilai N adalah bilangan integer bulat, sehingga nilai dari masingmasing frekuensi static eccentricity yang timbul adalah : Frek. SE1 = 1400 Hz ± (1 x Hz) = Hz dan Hz Frek. SE3 = 1400 Hz ± (3 x Hz) = Hz dan Hz Frek. SE5 = 1400 Hz ± (5 x Hz) = Hz dan Hz Frek. SE7 = 1400 Hz ± (7 x Hz) = Hz dan Hz Besarnya nilai frekuensi static eccentricity yang muncul pada center frekuensi dapat ditunjukkan pada gambar 4.14 sebagai berikut : Hz Hz Hz Hz Hz Hz Gambar 4.14 Static eccentricity tanggal 19 oktober 2010 Dari spektrum static eccentricity pada gambar 4.14 dapat diketahui nilai frekuensi sideband yang timbul diantara center frekuensi (CF) yaitu : Frek. SE1 = Hz Frek. SE2 = Hz Frek. SE3 = Hz
22 67 Frek. SE4 = Hz Frek. SE5 = Hz Frek. SE6 = Hz Dengan melihat hasil perhitungan serta hasil spektrum arus pada high frekuensi yang besarnya nilai static eccentricity tidak sama maka dapat dinyatakan bahwa motor induksi 3 phasa LP drain pump tidak terindikasi adanya kerusakan pada static eccentricity. Untuk mengetahui perbandingan besarnya hasil perhitungan static eccenticity dengan nilai dari spektrum pada high frekuensi yang muncul dapat dilihat pada grafik 4.2 dibawah ini : Frequency oktober 2010 SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 Spektrum 1320,8 1420,4 1221, ,6 1619,6 Perhitungan 1350, , , , , ,025 Static eccentricity Grafik 4.2 Perbandingan static eccentricity tanggal 19 oktober Dampak gangguan Dari gangguan motor induksi 3 phasa pada LP drain pump unit 1 PLTU Suralaya, dampak langsung yang terjadi yaitu losses panas yang terbuang di
23 68 dalam LP Heater terutama pada beban diatas 50% MCR sangat besar. Apabila motor LP drain pump mengalami gangguan/trip, maka LP drain pump perlu di outservicekan untuk dilakukan perbaikan. Jika perbaikan LP drain pump tersebut bisa diselesaikan dalam waktu 10 jam/hari (tergantung tingkat kerusakannya) maka akibatnya kerugian yang terjadi adalah kurang efektifnya perpindahan panas pada LP heater 2 dan LP Heater 3 dapat dihitung sebagai berikut : Looses pada LP Heater 2 : Looses pada LP Heater 2 adalah looses (kehilangan) panas yang diserap oleh feedwater. Besarnya panas yang terbuang di LP heater 2 = Q out - Q in = (16, , ) kcal/hour = 1, kcal/hr Maka untuk menghasilkan panas yang terbuang diperlukan batubara sebanyak : Q = G x LHV, Jika nilai kalori batubara = 5300 kcal/kg 6 1,903 x10 kcal / hour G = = 359,06 kg/hour 5300kcal / kg Sehingga jika dihitung kerugian panas dalam rupiah adalah : = 359,06 kg/hour x Rp 400,-/kg = Rp ,-/hour x 10 jam/hari = Rp ,-/hari Looses pada LP Heater 3 : Sama halnya dengan LP Heater 2, looses yang terjadi pada LP Heater 3 adalah kehilangan kalor (panas) yang diserap oleh feedwater. Besarnya panas yang terbuang di LP heater 3 = Q out - Q in = (30, , ) kcal/hour = 3, kcal/hr
24 69 Maka untuk menghasilkan panas yang terbuang diperlukan batubara sebanyak : Q = G x LHV, Jika nilai kalori batubara = 5300 kcal/kg 6 3,472 x10 kcal / hour G = = 655,09 kg/hour 5300kcal / kg Sehingga jika dihitung kerugian panas dalam rupiah adalah : = 655,09 kg/hour x Rp 400,-/kg = Rp ,-/hour x 10 jam/hari = Rp ,-/hari Jadi biaya akibat panas yang terbuang selama 10 jam pada LP Heater 2 dan LP Heater 3 adalah sebagai berikut : Total biaya akibat looses kalor = Rp ,-/hari + Rp ,-/hari = Rp ,-/hari Biaya yang timbul diatas belum termasuk adanya biaya penggantian motor 3 phasa yang baru apabila diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya yang optimum, konsekuensinya suatu power plant harus memiliki Program peningkatan kehandalan
Lebih terperinciBAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP
BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Arus bolak-balik Motor arus bolak-balik (motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC mempunyai
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gangguan Motor Lube Oil Bfpt Pump PT UBJ O & M PLTU Rembang pernah mengalami kegagalan motor induksi 3 fasa pada Motor Lube Oil Bfpt Pump seperti yang di perlihatkan
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI
DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh: HEDI PURWANTO
ANALISIS KERUSAKAN ROTOR BAR DAN ARUS TIDAK SEIMBANG PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN METODE MOTOR CURRENT SIGNATURE ANALYSIS (MCSA) DI PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal. Tipe bantalan C C 0 Fr Fa Putaran kn
52 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Umur Pakai Bantalan Sisi Luar Pada Ring Hammer Coal Crusher B Dengan Keandalan 90 % Dalam perhitungan umur pakai bantalan ini digunakan data-data yang telah diperoleh
Lebih terperinciANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS HIGH AXIAL VIBRATION PADA BLOWER 22K-102 REFORMER FORCE DRAFT FAN (FDF) - HYDROGEN PLANT *Norman Iskandar, Muhammad Lazuardi
Lebih terperinciDIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN
DIAGNOSA KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN SINYAL GETARAN *Rizka Rosyadi 1, Achmad Widodo 2, Ismoyo Haryanto 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK
Sidang Tugas Akhir - TM091486 ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Farandy Afrizal Pembimbing : Dr. Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciPredictive Maintenance
Predictive Maintenance Metode Perawatan Mesin Breakdown Maintenance Preventive Maintenance Proactive Maintenance Predictive Maintenance Predictive Maintenance Predictive maintenance, disebut juga dengan
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN BATANG ROTOR PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE MOTOR CURRENT SIGNATURE ANALYSIS
ANALISIS KERUSAKAN BATANG ROTOR PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN METODE MOTOR CURRENT SIGNATURE ANALYSIS Niko Riza Firdhana *), Tejo Sukmadi, and Karnoto Departemen Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water
Lebih terperinciANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK
Judul ANALISA VIBRASI PADA IGNITOR COOLING FAN 2A DI PT PJB UP GRESIK Disusun oleh : Hizky Putra Prasetya NRP 2107.030.012 Dosen Pembimbing : Ir. Arino Anzip,M.Eng,Sc Latar Belakang Fan merupakan peralatan
Lebih terperinciAnalisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisa Kerusakan Centrifugal Pump P951E di PT. Petrokimia Gresik Farandy Afrizal dan Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik
Lebih terperinciTeknik Tenaga Listrik(FTG2J2)
Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian
Lebih terperinciKAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN KASUS MESIN POMPA Arvin Ekoputranto *, Otong Nurhilal, Ahmad Taufik.
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN VIBRASI UNTUK MENDETEKSI KEGAGALAN AWAL PADA MESIN ROTASI DENGAN
Lebih terperinciAnalisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem
SENATIK 2017 Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komputer Analisis Data Sekuensial Pada Condition Monitoring Untuk Meningkatkan Ketersediaan Sistem Dr.Ing. SUDARNO, DEA Pamulang, 9 November 2017 STMIK
Lebih terperinciANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 98 ANALISA KERUSAKAN POMPA SENTRIFUGAL P-011C DI PT. SULFINDO ADIUSAHA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSDUCER GETARAN ACCELEROMETER Levi Amanda Putra Program
Lebih terperinciVolume XLVI, No.l, Mei 2011, pp 1-5 Analisa Gelombang Arus Motor. ANALlSA GELOMBANG ARUS MOTOR. (Motor Current Signature Analysis MSCA) ABSTRAK
ANALlSA GELOMBANG ARUS MOTOR (Motor Current Signature Analysis MSCA) Oleh : Gunawan Sukaca ABSTRAK Motor Current Signature Analysis (MCSA) adalah suatu metoda untuk mendeteksi kerusakan suatu motor dengan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI
POLITEKNOLOGI VOL. 10 NO. 3, SEPTEMBER 2011 ANALISIS PENGARUH MISALIGNMENT TERHADAP VIBRASI DAN KINERJA MOTOR INDUKSI ABSTRACT Andi Ulfiana Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru -
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang
Lebih terperinciAnalisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor
Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi
Lebih terperinciANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK
ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUMP STEAM TURBINE 32-K-101-P1-T DALAM PLATFORMING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU)
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISIS KERUSAKAN DAN PERBAIKAN OIL PUP STEA TURBINE 32-K-101-P1-T DALA PLATFORING UNIT-NAPHTA PROCESSING UNIT (NPU) *Norman Iskandar,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Lokasi PLTU berjarak sekitar 137 KM dari Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian di rancang untuk dapat memformulasikan daignosa kegagalan pada pompa sentrifugal dengan sinyal getaran. Untuk mencapai tujuan ini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, mesin rotari merupakan bagian yang sangat penting dalam proses produksi dan bantalan (bearing) mempunyai peran penting dalam menjaga performa
Lebih terperinciPT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 00 KAJIAN ENJINIRING BAB 1 PENDAHULUAN
Halaman : 1 dari 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. NAMA KAJIAN Nama kajian No Kajian Engineering : Analisa vibrasi steam turbine #1 PLTU Amurang : Klasifikasi program : Operasi & Pemeliharaan Pembangkit Lokasi
Lebih terperinciBAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciHasil dan Analisis. f brb. Analisis dengan frekuensi resolusi tinggi mengunakan FFT
Analisis dengan frekuensi resolusi tinggi mengunakan FFT Frekuensi resolusi tinggi dari fast fourier transform (FFT) berhubungan dengan total panjang rentang waktu untuk memperhatikan banyaknya sample
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciMAINTENANCE MOTOR LISTRIK PADA SISTEM FLUE GAS DESULFURIZATION PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3&4 PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT.
Makalah Seminar Kerja Praktek MAINTENANCE MOTOR LISTRIK PADA SISTEM FLUE GAS DESULFURIZATION PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3&4 PT. KOMIPO PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. KPJB) JEPARA Heru Pujiyatmoko 1, Dr. Ir.
Lebih terperinciANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN
Analisis Vibrasi Pada (Pranto B, dkk) ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER JE01 AP003 Pranto Busono, Syafrul, Aep Saefudin Catur PRSG - BATAN Abstrak ANALISIS VIBRASI PADA POMPA PENDINGIN PRIMER
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh:
LAPORAN TUGAS AKHIR Analisa Kerusakan Pompa Sentrifugal One Stage type Ebara Pump 37KW Pada Water Treatment Plant (WTP) Dengan Metode FFT Analyzer Studi Kasus Mall Senayan City Diajukan Guna Memenuhi Syarat
Lebih terperinciINVESTIGASI PENYEBAB HIGH VIBRATION MOTOR PADA BOOSTER PUMP BFP SYSTEM
INVESTIGASI PENYEBAB HIGH VIBRATION MOTOR PADA BOOSTER PUMP BFP SYSTEM M. Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Kotak Pos 6199/SMS, Semarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Motor Induksi adalah peralatan elektromekanik yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri untuk mengubah tenaga listrik menjadi energi mekanik. Motor induksi
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN ROTOR BAR MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN ANALISIS ARUS OUTPUT INVERTER BERBASIS WAVELET
SEMINAR TUGAS AKHIR JUNI 2013 DETEKSI KERUSAKAN ROTOR BAR MOTOR INDUKSI MENGGUNAKAN ANALISIS ARUS OUTPUT INVERTER BERBASIS WAVELET Oleh: Rifaldy Swasetyasakti 2209100080 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Mochamad
Lebih terperinciSession 10 Steam Turbine Instrumentation
Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL
PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL Arwadi Sinuraya*) Abstrak Pembangunan pembangkit listrik dengan daya antara 1kW 10 kw banyak dilaksanakan
Lebih terperinciDampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar
Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciPEMANFAATAN SPEKTRUM VIBRASI UNTUK MENGINDIKASIKAN KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DI PLTU INDRAMAYU 3 X 330 MW
PEMANFAATAN SPEKTRUM VIBRASI UNTUK MENGINDIKASIKAN KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DI PLTU INDRAMAYU 3 X 330 MW Rosyid Nuur Harjono *), Tedjo Sukmadi, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN
BAB III METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN 3.1. Metode Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada mesin bubut type EMCO MAXIMAT V13 dengan menggunakan alat vibrometer (untuk mengukur getaran) Kohtect
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sebagai pendukung kelengkapan sistem trasportasi menjadi suatu hal tersendiri dalam penyempurnaan dan pendesainan mesin diesel agar menjadi
Lebih terperinciCOOLING WATER SYSTEM
2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan
Lebih terperinciPROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD]
PROSES PERENCANAAN PERAWATAN POMPA LEAN AMINE[STUDI KASUS DI HESS (INDONESIA- PANGKAH)LTD] ANDRILA N. AKBAR (2108 100 621) DOSEN PEMBIMBING Ir. Arino Anzip M.Eng.sc JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. side) A unit 10 yang diambil oleh pihak CBM ( condition based maintenance) termography infrared sebanyak 2 buah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil pada panel listrik 3 fasa Generator A.C sealing oil pump motor (air side) A
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN-300-2-20B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG Dwi Cahyadi 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berputar dengan putaran tertentu (Zhou and Shi, 2001). Salah satunya adalah pompa
BAB I PENDAHULUAN 1.2 LatarBelakang Mesin-mesin rotasi seperti turbin, kompresor, pompa, dan fan banyak digunakan di dunia industri. Mesin-mesin rotasi tersebut pada umumnya terdiri dari poros yang berputar
Lebih terperinciHubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik
1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan dan penggunaan motor listrik untuk berbagai keperluan semakin meningkat. Motor listrik digunakan sebagai salah satu alat penunjang perkembangan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciBAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3
BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 3.1 Sistem Proteksi Kelistrikan pada Motor Control Center (MCC) Sistem proteksi kelistrikan pada motor control center
Lebih terperinciSession 11 Steam Turbine Protection
Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa
Lebih terperinciPermasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.
STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK
TUGAS AKHIR RE1599 ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK IRMA PRIMASARI NRP 2202 100 057 Dosen
Lebih terperinciUJI KONDISI MOTOR AC 3-FASA PADA MESIN UNTAI UJI BETA MENGGUNAKAN TEKNIK VIBRASI
UJI KONDISI MOTOR AC 3-FASA PADA MESIN UNTAI UJI BETA MENGGUNAKAN TEKNIK VIBRASI Restu Maerani Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir BATAN ABSTRAK UJI KONDISI MOTOR AC 3-FASA PADA MESIN UNTAI
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,
Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari sistem starting star delta, autotrafo dan reaktor pada motor induksi 3 fasa 2500 KW sebagai penggerak
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciMesin Arus Bolak Balik
Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciPERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO)
PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO) Nanda Tri Amalia (1), Drs. Teguh Harijono Mulud, M.T. (2), Budhi Prasetiyo, S.T., M.T. (3) 1,2,3,4) Mahasiswa dan 5,6) Dosen Program Studi Teknik
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Kelayakan Capacitor Bank Untuk Pemasangan ESP. Oleh : Saiful Adib
aporan Evaluasi Kelayakan apacitor Bank Untuk Pemasangan EP Oleh : aiful Adib UNIT BINI PT. PERTAMINA-EP (UBEP) ANGAANGA & TARAKAN FIED ANGAANGA 009 Evaluasi Kelayakan apacitor Bank Untuk Pemasangan EP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Besarnya Arus Start Motor Induksi Berkapasitas Besar Terhadap Jatuh Tegangan Bus
Analisis Perbandingan Besarnya Arus Start Motor Induksi Berkapasitas Besar Terhadap Jatuh Tegangan Bus Aztrid Nurmalitawati 1 dan Amien Rahardjo 2 1,2 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Lebih terperinciSISTEM TENAGA LISTRIK
Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
Lebih terperinci9/10/2015. Motor Induksi
9/10/015 Motor induksi disebut juga motor tak serempak Motor Induksi Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa Lab. istem Tenaga Lab. istem Tenaga Keuntungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam mengoptimalkan kerja sistem pendingin jenis Mechanical Draft Crossflow Cooling Tower digunakan data dari menara pendingin yang dioperasikan oleh PT. Indonesia Power PLTP
Lebih terperinciMesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri
Mesin AC Motor Induksi Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin induksi digunakan sebagai motor dan generator. Namun paling banyak digunakan sebagai motor. MI merupakan perangkat penting di industri Kebanyakan
Lebih terperinciEVALUASI SPEKTRUM VIBRASI KERUSAKAN MISSALIGMENT SHAFT DAN NILAI INVESTASI BALANCING SHAFT PADA BOOSTER PUMP BFP
EVALUASI SPEKTRUM VIBRASI KERUSAKAN MISSALIGMENT SHAFT DAN NILAI INVESTASI BALANCING SHAFT PADA BOOSTER PUMP BFP M. Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Dalam pembahasan metode penelitian ini disuse untuk mengidentifikasikan kegagalan yang terjadi pada pompa sentrifugal terhadap sinyal vibrasi yang
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA
DETEKSI KERUSAKAN MOTOR INDUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SINYAL SUARA Akbar Anggriawan 1, Feblil Huda 2 Laboratorium Konstruksi Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.
ABSTRAK Penyulang Menjangan merupakan sistem jaringan tegangan menengah 20 kv yang melayani daerah Gilimanuk dan sebagian Buleleng. Penyulang Menjangan memiliki total gardu terpasang sebanyak 69 Gardu,
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE. AGUNG GINANJAR M*) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS
ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE AGUNG GINANJAR M*) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS Abstrak Motor induksi atau biasa kita sebut dengan motor asinkron
Lebih terperinciBAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa
BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Getaran Mesin Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur (bolakbalik) dari keadaan diam /netral, (F=0). Con toh sederhana untuk menunjukkan suatu getaran
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO
UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISIS UJI VIBRASI PADA INDUCED DRAFT FAN (IDF) COOLING FAN MOTOR UNTUK MENGINDIKASIKAN UNBALANCE DI PLTU 1 JAWA TIMUR PACITAN 2 X 315 MW TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satusyarat
Lebih terperinciANALISA GETARAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN BEARING MESIN GERINDA DUDUK
ANALISA GETARAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KERUSAKAN BEARING MESIN GERINDA DUDUK Mochammad Syahrul 1, Margianto 2, Unung Lesmanah 3 1.Mahasiswa Teknik Mesin, Universitas Islam Malang 2,3. Dosen Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB III 1 METODE PENELITIAN
17 BAB III 1 METODE PENELITIAN 1.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, yaitu melakukan studi literatur dari berbagi sumber terkait.
Lebih terperinciYanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat
RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT (DESIGN OF 4 POLE 1 PHASE INDUCTION MOTOR STATOR WINDING WITH COIL MESHES METHODE) Yanti Kumala Dewi, Widyono Hadi,
Lebih terperinciELECTRICAL PROBLEM Page 1
ELECTRICAL PROBLEM Thunder Strike Thunder Strike Thunder Strike Thunder Strike Grounding Ideally the ground resistance of a system is zero ohms NFPA & IEEE: Recommends a ground resistance value of 5 Ohm
Lebih terperinciSYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010
SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN
Lebih terperinciSTUDI PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 380 V 125 HP PADA PT. ABB SAKTI INDUSTRY SERVICE
STUDI PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 380 V 125 HP PADA PT. ABB SAKTI INDUSTRY SERVICE Fajar Pudhi Ardhana Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS
Tugas Akhir (TM 1486) IDENTIFIKASI KERUSAKAN ROLLING BEARING PADA HAMMER CLINKER COOLER BERBASIS ANALISA PEAKVUE DAN KURTOSIS LUQMAN PURWADANI 2102 100 004 Pembimbing : Ir. Suwarmin, PE PENDAHULUAN LATAR
Lebih terperinciKARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH
KARAKTERISTIK VIBRASI PADA GEAR PUTARAN RENDAH (Studi Kasus Gearbox Main Drive Kiln Pabrik Indarung V PT Semen Padang) Suherdian Septa Sarianja Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas
BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam
Lebih terperinciALAT PENGUKUR GETARAN
ALAT PENGUKUR GETARAN Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita gunakan. Ada beberapa
Lebih terperinciLatar Belakang Masalah. Perumusan Masalah
pendahuluan Latar Belakang Masalah PT. PLN (Persero) sebagai satu satunya perusahaan listrik milik negara Predictive Maintenance Transformator sebagai peralatan penting penyaluran listrik Perumusan Masalah
Lebih terperinciBAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG
BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciPENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF
PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF KHAIREZA HADI 2208100606 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT NIP. 1964
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) memiliki variasi yang cukup banyak sesuai fungsinya, dengan tujuan utama yaitu mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi
Lebih terperinciPT PEMBANGKITAN JAWA BALI UNIT PEMBANGKITAN PAITON No. Dokumen : FMP
TERM OF REFERENCE (TOR) Halaman : 1 dari 7 PENGADAAN & PEMASANGAN MOTOR CONVEYOR F1 PROGRAM RKAP 2017 A. LATAR BELAKANG & TUJUAN PT PJB UP Paiton menggunakan bahan bakar batu bara dalam pengoperasiannya.
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo
B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinci