BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP
|
|
- Ratna Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III LOW PRESSURE DRAIN PUMP 3.1 Pengaruh LP drain pump terhadap effisiensi thermal Low Pressure drain pump (LP drain pump) merupakan jenis pompa sentrifugal yang digunakan untuk memindahkan fluida dari tekanan rendah ke tempat yang bertekanan lebih tinggi dengan melewati fluida pada sistem perpipaan. Pompa LP drain termasuk non positive displacement pump (dynamic) artinya pompa jenis ini volume ruangannya tidak berubah, waktu pompa bekerja energi yang dimasukkan kedalam fluida adalah energi kinetis sehingga pemindahan fluida akibat terjadinya perubahan kecepatan. Gambar pompa sentrifugal bisa dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini : 2
2 27 Gambar 3.1 Aliran fluida di dalam pompa sentrifugal Adapun spesifikasi dari motor LP drain pump dapat ditunjukkan pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Spesifikasi LP drain pump unit 1 DESCRIPTION TYPE HORIZONTAL MANUFACTURE EBARA PUMP SPEED RPM 3000 RATED CAPACITY OF EACH PUMP m 3 /hour 140 TOTAL HEAD m 131 NPSH REUIRED m 2.4 MOTOR POWER OF RATED CAPACITY KW 90 SHUT OFF HEAD m 13 DAYA MOTOR KW 110 FREKUENSI Hz 50 TEGANGAN V 380 TEMPERATUR AMBIENT o C 40 Batas Kenaikan Temperatur o C 80 POWER FAKTOR 0.89 POLES 2 ARUS A 200 BEARING Ball Bearing 310
3 Prinsip Kerja LP Drain Pump LP drain pump bekerja menghisap air drain dari drain tank untuk di pompakan menuju sisi masuk feedwater LP heater 2, Sedangkan air di drain tank merupakan drain dari LP heater 1 dan LP heater 2. Maksud dari drain ini dialirkan ke sisi masuk feedwater LP heater 2 adalah untuk memanfaatkan drain dengan temperatur tinggi tersebut serta untuk menambah laju alir massa feedwater pada LP Heater 2 sehingga bisa meningkatkan efisiensi pertukaran panas di heater tersebut. Adapun diagram skematik pemipaan dari LP drain dalam feedwater system dapat ditunjukkan pada gambar 3.2 Gambar 3.2 Piping and Instrumentation diagram (P&ID) LP drain pump Masalah yang timbul pada kondisi saat ini adalah jika unit dalam beban lebih dari 50% MCR aliran dari drain LP drain Tank dialirkan ke Hotwell pada saat pompa LP drain dalam proses perbaikan/rusak sehingga hal ini dinilai kurang ekonomis dalam proses pemanfaatan fluida dari drain LP yang seharusnya drain
4 29 tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan laju alir massa pada sisi masukan Feedwater LP Heater 2, Sehingga bisa mengoptimalkan penyerapan panas feedwater LP Heater 2. Hal ini salah satunya juga bisa berdampak pada pengurangan pemakaian jumlah batubara tiap jamnya sehingga bisa meningkatkan efisiensi dari boiler itu sendiri. Dengan demikian perlu adanya pengecekan secara rutin (predictive maintenance) yang berupa pengecekan vibrasi, pengecekan temperature (IR Thermography) dan pengecekan motor induksi secara online dengan metode MCSA. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika motor LP drain pump tersebut tidak bisa jalan normal pada saat beban lebih dari 50% MCR. 3.3 Pengaruh Gangguan LP Drain Pump LP drain pump merupakan salah satu alat bantu dalam sistem air kondensat terutama dalam membantu mengalirkan aliran drain LP heater 1 dan 2 ke sisi masukan feedwater LP Heater 2. Pada beban diatas 50% MCR fungsi LP drain pump sangat penting manfaatnya karena membantu menambah suplai air dari drain dalam storage tank temperaturnya yang masih tinggi sekitar 0 o C menuju sisi masuk dari feed water heater 2. Drain dengan temperatur yang masih tinggi sangat disayangkan jika drain tersebut masuk ke dalam hotwell karena hal ini bisa sedikit meningkatkan temperatur di dalam hotwell, maka dari itu untuk meningkatkan reliability (kehandalan) perlunya kegiatan predictive maintenance untuk mengetahui gejala kerusakan pada motor pompa LP drain pump. Secara tidak langsung keberadaan LP drain pump itu sendiri sangat diperlukan demi kehandalan unit serta efisiensi perpindahan panas dalam heater
5 30 itu sendiri. Faktor faktor yang sering menyebabkan LP drain pump mengalami gangguan/kerusakan antara lain sebagai berikut ini : 1. Winding temperatur pada motor yang tinggi 2. Overload pada motor 3. Coupling penghubung antara motor dengan pompa seret 4. Bearing unbalance Jika salah satu penyebab faktor tersebut terjadi maka LP drain pump akan trip sehingga level air di drain storage tank makin meningkat, sehingga hal ini akan memerintahkan LCV drain emergency akan membuka sampai batas level storage tank normal kembali Pengaruh aliran drain pada feed water LP Heater 1 LP Heater 1 merupakan pemanas awal dalam sistem air condensat yang memanfaatkan uap ekstraksi dari LP Turbin 2 sebagai pemanas, dimana LP Heater 1 terdiri dari suatu shell sederhana dan tube penukar panas dan serangkaian U-tubes. Feedwater masuk ke ruang air (water chamber / waterbox) dan lewat melalui tube kemudaian keluar. Uap diekstrak dari turbin (bled steam) dan masuk melewati bagian shell. Adapun sistem aliran fluida pada LP Heater 1 dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.3 dibawah ini :
6 31 BLED STEAM 1 LP HTR 1 FEEDWATER IN 3 FEEDWATER OUT DRAIN DARI LP HTR 2 LP DRAIN PUMP Gambar 3.3 Sistem aliran fluida pada LP Heater 1 Berdasarkan pengambilan data sesuai tabel A.1 pada lampiran maka didapatkan data LP heater 1 sebagai berikut : Data data LP Heater 1 : T o C P kg/cm 2 T o C h kcal/kg 23,88 kj/kg h kcal/kg x 4,18 kj/kcal 24,2 kj/kg m kg/cm 2 m1,15 kg/s T2 0.0 o C T 3 41, o C T 4 57,28 o C h kcal/kg 118,9 kj/kg kg/s m m 3 m kg/s 12,30 x 10 Kcal/hour Untuk menghitung besarnya effisiensi pada LP Heater 1 pada saat LP drain pump running maupun stop dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
7 32 Kondisi LP drain pump running : Dengan memperhitungkan Temperatur Hotwell sebesar 37,5 o C, maka temperatur total yang diserap feedwater pada LP Heater 1 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : _ T T c (3.1) o o 41, C + 57,28 C 49,47 o C ,47 K 2 Lihat Table properties A.2 pada lampiran berdasarkan hasil interpolasi didapatkan c p,c J/kg.K, sehingga akan didapatkan persamaan 3.2 berikut ini : in c, in + T m 2 c, out c. cp, c.( Tc, o Tc, i ) (3.2) kg/s J/kg.K.(57,28 41,) ,81 J/s14,32 MW ,81 J/s.(300s/418J.hr) ,89 Kcal/hour 12,31x10 Kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 12,31x10 12,30x10 in 100% Kondisi LP drain pump stop Dengan menggunakan persamaan 3.2 diatas maka effisiensi yang dapat dihitung pada LP Heater 1 saat LP drain pump kondisi stop adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) kg/s J/kg.K.(57,28 41,) ,81 J/s14,32 MW ,81 J/s.(300s/418J.hr) ,89 Kcal/hour 12,31x10 Kcal/hour
8 33 Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η 12,31x10 12,30x10 in out 100 % Untuk LP Heater 1 dengan LP drain pump kondisi jalan (running) maka proses pertukaran panas yang terjadi antara feedwater heater dengan bled steam berlangsung sempurna, artinya bahwa feedwater mampu menyerap panas dari bled steam secara sempurna sehingga bled steam dapat terkondensasi secara sempurna. LP drain pump jalan (running) tidak berpengaruh terhadap laju alir massa feedwater pada LP heater 1. Maka LP drain pump kerja maupun posisi stand-by (stop) tidak terlalu berpengaruh terhadap proses pertukaran panas yang terjadi di dalam LP Heater 1. Proses pertukaran panas pada LP Heater 1 akan berpengaruh jika temperatur di hotwell maupun temperature feedwater keluaran gland steam condenser naik Pengaruh aliran drain pada feed water LP Heater 2 LP Heater 2 merupakan pemanas tahap kedua dalam sistem air condensat yang memanfaatkan uap ekstraksi dari LP Turbin 1 sebagai pemanas, dimana LP Heater 2 terdiri dari suatu shell dan tube penukar panas dan serangkaian U-tubes. Feedwater masuk ke ruang air (water chamber / waterbox) dan lewat melalui tube kemudaian keluar. Uap diekstrak dari turbin (bled steam) dan masuk melewati bagian shell, terkondensasi pada bagian luar tube di area kondensasi, menetes ke bagian bawah shell, dan masuk ke area pendinginan air buangan (drain). kecuali untuk LP Heater 1. Adapun sistem aliran fluida pada LP Heater 2 dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.4 dibawah ini
9 34 BLED STEAM 8 LP HTR 2 FEEDWATER IN FEEDWATER OUT DRAIN DARI LP HTR 3 KE DRAIN LP HTR 1 Gambar 3.4 Sistem aliran fluida pada LP Heater 2 Berdasarkan pengambilan data sesuai tabel A.1 pada lampiran maka didapatkan data LP heater 2 sebagai berikut : Data data LP Heater 2 : T o C P kg/cm 2 T o C h kcal/kg 23,88 kj/kg h 5 1. kcal/kg x 4,18 kj/kcal 24,2 kj/kg m kg/cm 2 m kg/s T o C T 57. o C T o C h kcal/kg 118,9 kj/kg kg/s m out 1,489 x 10 Kcal/hour 19,171 MW Laju alir massa saat LP drain pump running m m kg/s Laju alir massa saat LP drain pump stop m m kg/s
10 35 Untuk menghitung besarnya effisiensi pada LP Heater 1 pada saat LP drain pump running maupun stop dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Kondisi LP drain pump running Temperatur total yang diserap oleh feedwater pada LP Heater 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : _ T T c c, in + T 2 c, out o o 57, C + 7,07 C,835 o C ,835 K 2 Lihat Table properties A.2 pada lampiran, berdasarkan hasil interpolasi didapatkan : c p,c 4187,93 J/kg.K Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump running adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 247,72 kg/s. 4187,93 J/kg.K.(18,47) ,34J/s 19,11 MW ,34J/s.(300s/418J.hr) ,55 Kcal/ hour 1,479 x 10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 1,479x10 1,489x10 in 99,939 % LP drain pump stop Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump stop adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) kg/s.4187,93 J/kg.K.(18,47) ,97J/s 1,959 MW ,97J/s.(300s/418J.hr)
11 ,74 Kcal/ hour 14,58 x 10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η 14,58x10 1,489x10 in out 88,458 % Pengaruh aliran drain pada feed water LP Heater 3 LP Heater 3 merupakan pemanas tahap kedua dalam sistem air condensat yang memanfaatkan uap ekstraksi dari LP Turbin 1 sebagai pemanas, dimana LP Heater 3 terdiri dari suatu shell dan tube penukar panas dan serangkaian U-tubes. Feedwater masuk ke ruang air (water chamber / waterbox) dan lewat melalui tube kemudaian keluar. Uap diekstrak dari turbin (bled steam) dan masuk melewati bagian shell, terkondensasi pada bagian luar tube di area kondensasi, menetes ke bagian bawah shell, dan masuk ke area pendinginan air buangan (drain). kecuali untuk LP Heater 1.Adapun sistem aliran fluida pada LP Heater 2 dapat ditunjukkan seperti pada gambar 3.5 dibawah ini : BLED STEAM 12 LP HTR 3 FEEDWATER IN 10 FEEDWATER OUT KE DRAIN LP HTR 2 Gambar 3.5 Sistem aliran fluida pada LP Heater 3
12 37 Berdasarkan pengambilan data sesuai tabel A.1 pada lampiran maka didapatkan data LP heater 3 sebagai berikut : Data data LP Heater 3 : T o C ; T o C Laju alir massa saat LP drain pump running m 10 m kg/s Laju alir massa saat LP drain pump stop m 10 m11 Bled steam kg/s T o C ; T o C m 12 m kg/s out 30,089 x 10 Kcal/hour Temperatur total yang diserap oleh feedwater pada LP Heater 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : Kondisi LP drain pump running Temperatur total yang diserap oleh feedwater pada LP Heater 3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 sebagai berikut : _ o o Tc, in + Tc, out 7,07 C + 109, C T 92,835 o C ,835 K c 2 2 Lihat Table properties pada lampiran A.2 berdasarkan hasil interpolasi didapatkan c p,c 4209,84 J/kg.K Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump running adalah in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) 247,72 kg/s. 4209,84 J/kg.K.(33,53) ,27 J/s 34,97 MW
13 ,27 J/s.(300s/418J.hr) ,4 Kcal/ hour 30,072 x 10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 30,072x10 30,089x10 in 99,944 % Kondisi LP drain pump stop Dengan menggunakan persamaan 3.2 maka besarnya effingsiensi panas yang diserap pada LP Heater 2 untuk kondisi LP drain pump stop adalah : in mc. c p, c.( Tc, o Tc, i ) kg/s. 4209,84 J/kg.K.(33,53) ,35 J/s MW ,35 J/s.(300s/418J.hr) 21717,05 Kcal/ hour 2,17x10 kcal/hour Efisiensi Panas yang diserap oleh Feedwater : η out 2,17x10 30,089x10 in 88,41 % Berdasarkan hasil perhitungan Pengaruh Drain LP Drain Tank ke Inlet Feed water LP Heater 1,2 dan 3 diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat beban unit 400 MW dengan kondisi LP drain pump jalan (running) dapat meningkatkan laju alir massa yang masuk ke dalam LP Heater 2 sampai ke deaerator, Selain itu dengan laju alir massa yang meningkat bisa menyebabkan terjadinya pertukaran panas dari bled steam bisa diserap oleh feedwater secara sempurna. Ini berarti bahwa drain hasil kondensasi dari bled steam juga lebih sempurna. Sedangkan jika LP drain pump tidak dijalankan maka proses pertukaran panas dari bled steam tidak bisa diserap secara sempurna oleh feedwater didalam LP heater 2 maupun
14 39 LP heater 3 serta deaerator sehingga berdampak pada drain hasil kondensasi temperaturnya lebih tinggi dibandingkan dengan LP drain pump dijalankan Pengaruh aliran drain dari LP Drain Tank ke Hotwell. Apabila LP drain pump trip pada beban diatas 50% MCR maka drain di LP drain tank levelnya akan tinggi, hal ini akan memberikan signal untuk memerintahkan LCV B drain tank level control emergency akan membuka supaya drain mengalir ke Hotwell, Sehingga temperatur Hotwell akan sedikit meningkat pada kondisi normal temperatur hotwell 37.5 o C menjadi 41 o C, dapat diketahui bahwa apabila temperatur hotwell naik maka akan mempengaruhi proses kondensasi steam keluaran dari LP turbin karena T nya semakin kecil sehingga kalor yang dilepaskan oleh steam juga kecil. Akan tetapi jika drain hanya dari LP drain tank saja yang masuk ke dalam hotwell, maka ini tidak terlalu mempengaruhi kerja pertukaran panas pada LP Heater 1, tapi sebaliknya jika drain dari HP heater yang masuk kedalam hotwell maka ini akan mempengaruhi proses pertukaran panas baik di LP heater1, Main Air Ejektor maupun di Gland Steam Kondensor. 3.4 Prosedur pengambilan data dengan MCSA Prosedur pengambilan data arus motor LP drain pump dengan metode MCSA yaitu menggunakan alat PowerSight PS 4500 seperti yang ditunjukkan pada gambar 3., dimana pengukuran arus dilakukan di breaker motor / switchgear MCC (Motor Control Center) 380 volt.
15 40 Gambar 3. Power Sight PS 4500 Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data arus motor MCSA, yaitu : 1. Probe arus model clamp dengan CSI machinery analyzer. 2. Analyzer spectrum model 2117 / 2120 / Adapter penghubung antara port 25 DB dan BNC dengan penghalang arus dari meter/analyzer (untuk CSI, gunakan model 25 atau yang kompatibel) 4. Jaga jarak aman minimum dari rangkaian listrik yang bertegangan. Berikut instruksi kerja pengambilan data arus motor dengan metode MCSA : a. Persiapan : 1. Charge batere dan cadangannya 2. Download rute koleksi data arus motor dari komputer 3. Uji operasi analyzer spectrum, adapter dan probe arusnya 4. Ajak seorang teknisi listrik yang berpengalaman untuk selalu menemani selama pengambilan data arus
16 41 5. Pastikan kabel CT yang akan dikalungi clamp arus adalah supply 3 phasa dan kenali jalur untuk phasa R, S, T. Pastikan breaker/switchgear yang akan diinspeksi dibuka dan di energized minimum 50% dari arus beban penuh b. Pengambilan data arus : 1. Koleksi data arus motor pada breaker/switchgear (MCC 380 volt) 2. Jaga jarak aman minimum dari rangkaian listrik yang bertegangan 3. Beritahu operator atau penanggung jawab lokal sebelum pengambilan data arus 4. Tempatkan probe arus pada jalur phasa R 5. Ambil data arus motor. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian setting pada kolektor dan ambil data tambahan. Ulangi pengambilan data pada jalur phasa lainnya (jalur phasa S dan T) 7. Catat kondisi-kondisi yang tidak memuaskan (pada mesin dan area sekitar) 8. Ulangi prosedur untuk sisa breaker/switchgear dalam rute/schedule 9. Upload data arus motor ke komputer 10. Untuk keperluan estimasi waktu, biarkan satu menit untuk titik data. Diperlukan sekitar 3 sampai 5 menit untuk tipikal pengukuran jalur 3 phasa. 3.5 Langkah pengujian dan analisa data MCSA Untuk menganalisa data arus yang telah diambil digunakan software Empath.23. Berikut langkah-langkah untuk menganalisa :
17 42 1. Buka aplikasi empath.23, maka akan munculan tampilan layar seperti pada gambar 3.7 sebagai berikut : Gambar 3.7 Tampilan aplikasi empath Open data file untuk mengambil data online hasil pengukuran dari Power Sight PS Pilih data file header seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8 untuk mengetahui properties dari karakteristik kemampuan pada motor listrik. Gambar 3.8 Tampilan data file header
18 43 4. Pilih low frequency data pada analysis tools untuk menganalisa kerusakan rotor bar. Hasil spektrum arus pada domain low frekuensi seperti pada gambar 3.9 berikut ini : Gambar 3.9 Tampilan Spektrum pada low frekuensi Analisa Low frekuensi pada MCSA dapat digunakan untuk mengetahui beberapa indikasi kerusakan pada motor, antara lain : a. Rotor bar degradation b. Misalignment c. Mechanical unbalance d. Foundation looseness 5. Pilih high frequency data pada analysis data untuk menganalisa static eccentricity. Hasil spektrum arus pada domain high frekuensi ditunjukkan seperti pada gambar 3.10 berikut ini :
19 44 Gambar 3.10 Tampilan Spektrum pada high frekuensi Analisa High frekuensi pada MCSA dapat digunakan untuk mengetahui beberapa indikasi kerusakan pada motor, antara lain : a. Static eccentricity b. Dynamic eccentricity c. Stator mechanical fault d. Stator electrical fault e. Bearing degradation. Pilih calculate pada kolom tools untuk mengetahui hasil analisa dari kesehatan motor secara keseluruhan seperti yng ditunjukkan pada gambar 3.11 berikut :
20 Gambar 3.11 Tampilan hasil analisa secara keseluruhan 45
BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP
BAB IV ANALISA KERUSAKAN MOTOR LP DRAIN PUMP 4.1 Gangguan LP Drain Pump PLTU Suralaya unit 1 pernah mengalami kegagalan motor induksi 3 phasa pada sistem LP drain pump seperti yang diperlihatkan pada gambar
Lebih terperinciSTEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai
STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu Steam Power Plant dituntut punya availability tinggi dengan biaya yang optimum, konsekuensinya suatu power plant harus memiliki Program peningkatan kehandalan
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciBAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK
BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik, untuk mengatasi hal ini maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan
Lebih terperinciPengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,
Pengoperasian pltu PERSIAPAN COLD START PLTU 1. SISTEM AUXILIARY STEAM (UAP BANTU) FUNGSI : a. Menyuplai uap ke sistem bahan bakar minyak pada igniter untuk mengabutkan bahan bakar minyak (Atomizing sistem).
Lebih terperinciANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR
ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR Jamaludin, Iwan Kurniawan Program Studi Teknik mesin, Fakultas
Lebih terperinciTES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?
TES TERTULIS KODE UNIT : KTL.PO.20.111.02 JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Air Condensate (1) NAMA : JABATAN : UNIT KERJA : TANDA TANGAN : Tes tertulis ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo
B107 Analisis Pengaruh Tekanan Fluida Pemanas pada LPH terhadap Efisiensi dan Daya PLTU 1x660 MW dengan Simulasi Cycle Tempo Muhammad Ismail Bagus Setyawan dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kebutuhan energi listrik pada zaman globalisasi ini, Indonesia melaksanakan program percepatan pembangkitan listrik sebesar 10.000 MW dengan mendirikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gangguan Motor Lube Oil Bfpt Pump PT UBJ O & M PLTU Rembang pernah mengalami kegagalan motor induksi 3 fasa pada Motor Lube Oil Bfpt Pump seperti yang di perlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modern ini, Indonesia sudah banyak mengembangkan kegiatan pendirian unit -
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah Indonesia melaksanakan kegiatan percepatan
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI PADA PENGARUH FWH7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Disusun oleh : Sori Tua Nrp : 21.11.106.006 Dosen pembimbing : Ary Bacthiar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI EFEKTIVITAS CONDENSER DI PLTU PAITON UNIT 5 PT. YTL JAWA TIMUR
Jurnal Ilmiah Rotary ISSN 2540-8704 Vol. 1 No. 1, Edisi Agustus 2016 PENENTUAN NILAI EFEKTIVITAS CONDENSER DI PLTU PAITON UNIT 5 PT. YTL JAWA TIMUR Asrorin Safira Zata Lini 1, dan Bayu Rudiyanto 2 1) 2)
Lebih terperinciKata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik
Makalah Seminar Kerja Praktek SIMULASI PLC SEDERHANA SEBAGAI RESPRESENTASI KONTROL POMPA HIDROLIK PADA HIGH PRESSURE BYPASS TURBINE SYSTEM Fatimah Avtur Alifia (L2F008036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciSession 11 Steam Turbine Protection
Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN
ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT
ANALISIS PENGARUH PEMAKAIAN BAHAN BAKAR TERHADAP EFISIENSI HRSG KA13E2 DI MUARA TAWAR COMBINE CYCLE POWER PLANT Anwar Ilmar Ramadhan 1,*, Ery Diniardi 1, Hasan Basri 2, Dhian Trisnadi Setyawan 1 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan meningkatnya kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal ini, maka pemerintah melaksanakan kegiatan percepatan pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Materi penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah analisis proses konversi energi pada PLTU Suralaya Unit 5 mulai dari energi pada batubara hingga menjadi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Batasan Rancangan Untuk rancang bangun ulang sistem refrigerasi cascade ini sebagai acuan digunakan data perancangan pada eksperiment sebelumnya. Hal ini dikarenakan agar
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciSession 13 STEAM TURBINE OPERATION
Session 13 STEAM TURBINE OPERATION SISTEM OPERASI Operasi plant yang baik harus didukung oleh hal-hal berikut: Kelengkapan buku manual dari pabrikan Prosedur operasi standar yang meliputi instruksi untuk
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus
Lebih terperinciJurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi
Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN
ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2012
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Brine Sistem Brine adalah salah satu sistem refrigerasi kompresi uap sederhana dengan proses pendinginan tidak langsung. Dalam proses ini koil tidak langsung mengambil
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Freezer Freezer merupakan salah satu mesin pendingin yang digunakan untuk penyimpanan suatu produk yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.
0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas, memindahkan
Lebih terperinciCOOLING WATER SYSTEM
2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)
ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine 600-1200 rpm) Oleh: NURHADI GINANJAR KUSUMA NRP. 6308030042 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODE PERHITUNGAN
BAB III METODE PERHITUNGAN 1.1. Spesifikasi High Pressure Heater Spesifikasi yang ada pada HPH 7 unit 1 PLTU Indramayu ditunjukkan oleh tabel 3.1 di bawah. Tabel 3.1 Spesifikasi HPH 7 PLTU Indramayu Tipe
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Arus bolak-balik Motor arus bolak-balik (motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC mempunyai
Lebih terperinciANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG
ANALISA PERHITUNGAN EFISIENSI TURBINE GENERATOR QFSN-300-2-20B UNIT 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG Dwi Cahyadi 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. listrik. Adapun pembangkit listrik yang umumnya digunakan di Indonesia yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bertambahnya perindustrian di Indonesia menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat ini pemerintah berupaya untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciTURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.
5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang terletak di Desa Leran dan Desa Trahan, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang. Lokasi PLTU berjarak sekitar 137 KM dari Semarang
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU. Bambang Setyoko * ) Abstracts
ANALISA EFISIENSI PERFORMA HRSG ( Heat Recovery Steam Generation ) PADA PLTGU Bambang Setyoko * ) Abstracts Heat Recovery Steam Generator ( HRSG ) is a construction in combine cycle with gas turbine and
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1
ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 Reind Junsupratyo 1), Frans P. Sappu 2), Arwanto M.A. Lakat 3) Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI
BAB III POTRET PENGGUNAAN ENERGI / IDENTIFIKASI POTENSI PENGHEMATAN ENERGI 3.1.SISTEM KELISTRIKAN Listrik digunakan untuk keperluan penerangan pabrik maupun kantor dan untuk menggerakkan motor-motor listrik
Lebih terperinciANALISA PERFORMANSI KONDENSOR DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN M 3 /JAM DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA PERFORMANSI KONDENSOR DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN 22082 M 3 /JAM DI PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System
32 BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System PLTP Gunung Salak merupakan PLTP yang berjenis single flash steam system. Oleh karena itu, seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam proses PLTU dibutuhkan fresh water yang di dapat dari proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, untuk menghasilkan uap dibutuhkan air yang dipanaskan secara bertahap melalui beberapa heater sebelum masuk ke boiler untuk dipanaskan
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan
Lebih terperinciANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK
Wahana Teknik Vol 02, Nomor 02, Desember 2013 Jurnal Keilmuan dan Terapan teknik Hal 70-80 ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP ( PLTU ) UNIT 3 DAN 4 GRESIK Wardjito, Sugiyanto
Lebih terperinciPermasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.
STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciAUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR).
AUDIT ENERGI PADA WHB (WASTE HEAT BOILER) UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN PADA PROSES UREA (STUDI KASUS PADA PT PETROKIMIA GRESIK-JAWA TIMUR). Mohammad khatib..2411106002 Dosen pembimbing: Dr. Ridho Hantoro,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk
Lebih terperinciSteam Power Plant. Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU
Steam Power Plant Siklus Uap Proses Pada PLTU Komponen PLTU Kelebihan dan Kekurangan PLTU Siklus dasar yang digunakan pada Steam Power Plant adalah siklus Rankine, dengan komponen utama boiler, turbin
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3
BAB III PERALATAN LISTRIK PADA MOTOR CONTROL CENTER (MCC) WATER TREATMENT PLANT (WTP) 3 3.1 Sistem Proteksi Kelistrikan pada Motor Control Center (MCC) Sistem proteksi kelistrikan pada motor control center
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :
STUDI PENENTUAN KAPASITAS MOTOR LISTRIK UNTUK PENDINGIN DAN PENGGERAK POMPA AIR HIGH PRESSURE PENGISI BOILER UNTUK MELAYANI KEBUTUHAN AIR PADA PLTGU BLOK III (PLTG 3x112 MW & PLTU 189 MW) UNIT PEMBANGKITAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER
BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER 4.1 Spesifikasi boiler di PT. Kartika Eka Dharma Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan kapasitas 1 ton/ jam,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI
TUGAS AKHIR BIDANG STUDI KONVERSI ENERGI Dosen Pembimbing : Ir. Joko Sarsetiyanto, MT Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh
Lebih terperinciPrinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG
1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi
Lebih terperinciANALISA EFEKTIVITAS HIGH PRESSURE HEATER UNIT 2 DENGAN LAJU ALIRAN AIR 59,721 kg/s PADA PLTU PANGKALAN SUSU PT PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN
ANALISA EFEKTIVITAS HIGH PRESSURE HEATER UNIT 2 DENGAN LAJU ALIRAN AIR 59,721 kg/s PADA PLTU PANGKALAN SUSU PT PLN SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR
27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine
Lebih terperinciBab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data 57 Maka setelah di klik akan muncul seperti gambar dibawah ini, lalu klik continue.
Bab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA Hasil dari pengambilan data parabolic solar concentrator pada skripsi ini secara umum berhasil karena alat ini mampu memanaskan
Lebih terperinciDETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI
DETEKSI KERUSAKAN BEARING PADA CONDENSATE PUMP DENGAN ANALISIS SINYAL VIBRASI Ganong Zainal Abidin, I Wayan Sujana Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang Email : ganongzainal@outlook.com
Lebih terperinciANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure Ryan Hidayat dan Bambang
Lebih terperinciExercise 1c Menghitung efisiensi
Exercise 1 In a Rankine cycle, steam leaves the boiler 4 MPa and 400 C. The condenser pressure is 10 kpa. Determine the cycle efficiency & Simplified flow diagram for the following cases: a. Basic ideal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA
BAB IV HASIL PENGAMATAN & ANALISA 4.1. Spesifikasi Main Engine KRI Rencong memiliki dua buah main engine merk Caterpillar di bagian port dan starboard, masing-masing memiliki daya sebesar 1450 HP. Main
Lebih terperinciSTUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL
STUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL Hariyotejo Pujowidodo Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Puspiptek Serpong Tangerang Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan
Lebih terperinciPerencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik
Perencanaan Ulang Instalasi Perpipaan dan Pompa pada Chlorination Plant PLTGU PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik Oleh : Dunung Sarwo Jatikusumo 2110 038 017 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Heru Mirmanto, MT Latar
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem kerja PLTU Sistem PLTU merupakan sistem pembangkit energi listrik yang memiliki empat komponen utama, yaitu : ketel, turbin, kondensor dan pompa. Ketel berfungsi sebagai
Lebih terperinciTugas khusus Adi Kunchoro
Tugas khusus Adi Kunchoro 03111003045 EJEKTOR A. Fungsi Ejektor Ejektor merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan udara atau gas gas yang tidak dapat dikondensasikan di tempat-tempat vakum. Ejektor
Lebih terperinciPENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU
PENGARUH PENURUNAN VACUUM PADA SAAT BACKWASH CONDENSER TERHADAP HEAT RATE TURBIN DI PLTU Imron Rosyadi 1*, Dhimas Satria 2, Cecep 3 1,2,3 JurusanTeknikMesin, FakultasTeknik, Universitas Sultan AgengTirtayasa,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh: HEDI PURWANTO
ANALISIS KERUSAKAN ROTOR BAR DAN ARUS TIDAK SEIMBANG PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN METODE MOTOR CURRENT SIGNATURE ANALYSIS (MCSA) DI PT PJB UBJ O&M PLTU REMBANG TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi
Lebih terperinciBAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap
BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.
Lebih terperinciBAB IV PERCOBAAN, ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
BAB IV PERCOBAAN, ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN Proses analisa alat uji pada sistem organic rankine cycle ini menggunakan data Reference Fluid Thermodynamic and Transport Properties dan perhitungan berdasarkan
Lebih terperinciSKRIPSI / TUGAS AKHIR
SKRIPSI / TUGAS AKHIR ANALISIS PEMANFAATAN GAS BUANG DARI TURBIN UAP PLTGU 143 MW UNTUK PROSES DESALINASI ALBERT BATISTA TARIGAN (20406065) JURUSAN TEKNIK MESIN PENDAHULUAN Desalinasi adalah proses pemisahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam prosesnya Pembangkit ListrikTenaga Uap menggunakan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam prosesnya Pembangkit ListrikTenaga Uap menggunakan berbagai macam peralatan bantu dan utama. Perlatan utamanya sepertiboiler,kondensor, turbin dan generator.
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciPerhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator
Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo
B117 Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo Raditya Satrio Wibowo dan Prabowo Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciSTUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (04) ISSN: 30-97 STUDI PADA PENGARUH FEEDWATER HEATER 7 TERHADAP EFISIENSI DAN BIAYA KONSUMSI BAHAN BAKAR PLTU DENGAN PEMODELAN GATECYCLE Sori Tua dan Ary Bacthiar Krishna
Lebih terperinciBAB III TURBIN UAP PADA PLTU
BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinci