STUDI PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 380 V 125 HP PADA PT. ABB SAKTI INDUSTRY SERVICE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 380 V 125 HP PADA PT. ABB SAKTI INDUSTRY SERVICE"

Transkripsi

1 STUDI PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 380 V 125 HP PADA PT. ABB SAKTI INDUSTRY SERVICE Fajar Pudhi Ardhana Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November Kampus ITS Gedung B dan C Sukolilo Surabaya Abstrak : Mesin merupakan salah satu komponen yang menunjang kinerja suatu perusahaan, karena mesin dianggap vital dan menjadi otak dari sebagian aktivitas perusahaan. Mesin terdiri dari beberapa komponen, salah satu komponen yang penting tersebut adalah motor, apabila motor tersebut rusak maka kinerja dari sebuah mesin menjadi terhambat. Sering kali beberapa perusahaan maupun individu yang memanfaatkan mesin (motor) dalam menjalankan usahanya, jika mengalami kerusakan motor harus menggantinya dengan motor yang baru tentu saja hal ini membutuhkan biaya yang sangat mahal dan sifatnya tidak efisien. Oleh karena itu, diambil suatu langkah untuk mengatasi permasalahan ini dengan melakukan perbaikan pada motor tersebut sehingga motor dapat berfungsi secara optimal kembali dan tidak menghambat kinerja dari industri tersebut. PT. ABB Sakti Industri Service Devision adalah salah satu industri yang bergerak dalam bidang perbaikan motor dimana perusahaan ini memiliki metode yang kompleks untuk perbaikan setiap motor yang akan diperbaiki dari tahap penerimaan motor, pengecekan kelengkapan motor, pembongkaran motor, uji kelayakan motor, tindak lanjut mengenai kerusakan, pengujian ulang, sampai dengan perakitan motor. Dengan perbaikan motor tersebut tentunya dapat mengefisien dana untuk pembelian motor induksi baru dan membantu kinerja Industri agar lebih maksimal. Kata kunci : Perbaikan Motor, Motor Induksi 380 V 1 HP dan PT. ABB Sakti Industry Service I. PENDAHULUAN Dalam suatu industri tentunya terdapat suatu komponen yang menunjang kinerja suatu perusahaan yaitu mesin, karena mesin merupakan komponen terpenting yang dianggap vital yang menjadi otak dari sebagian aktivitas perusahaan. Namun sering kali terjadi permasalahan dalam sebuah industri yang berhubungan dengan mesin tersebut. Beberapa permasalahan yang sering terjadi dalam industri adalah apabila terjadi kerusakan komponen yang ada pada industri atau komponen tersebut bekerja kurang sempurna. Salah satu komponen yang penting tersebut adalah motor, apabila motor tersebut rusak dan harus diganti dengan motor yang baru tentunya membutuhkan biaya yang sangat mahal dan sifatnya tidak efisien. Oleh karena itu, diambil suatu langkah untuk mengatasi permasalahan ini dengan melakukan perbaikan pada motor tersebut sehingga motor dapat berfungsi secara optimal kembali dan tidak menghambat kinerja dari industri tersebut. PT. ABB Sakti Industri Service Devision adalah salah satu industri yang bergerak dalam bidang perbaikan motor dimana perusahaan ini memiliki metode yang kompleks untuk perbaikan setiap motor yang akan diperbaiki dari tahap penerimaan motor, pengecekan kelengkapan motor, pembongkaran motor, uji kelayakan motor, tindak lanjut mengenai kerusakan, pengujian ulang, sampai dengan perakitan motor. Dengan perbaikan motor tersebut tentunya dapat mengefisien dana untuk pembelian motor induksi baru dan membantu kinerja Industri agar lebih maksimal. II. TEORI PENUNJANG 2.1 Motor AC (Motor Induksi) Motor AC memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan dan murahnya biaya perawatan sehingga jenis motor ini banyak dipakai di lingkungan industri maupun rumah tangga. Motor Induksi atau biasa kita sebut dengan motor asinkron pada prinsipnya dipengaruhi juga dengan medan putar, perputaran pada motor induksi (motor AC) ditimbulakan oleh adanya medan putar (Flux yang berputar) yang dihasilkan oleh medan pada stator. Medan putar ini biasanya terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak, umumnya 3 fasa. Hubungan dapat berubah, hubungan bintang maupun delta. Motor Induksi/motor asinkron adalah motor 3Ø dan sistem supply adalah supply tegangan 3Ø (R,S,T). Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik atau AC, arus motor induksi didapatkan dari arus yang terinduksi akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dan putaran medan putar pada stator %20Electric% 1

2 2.6 Slip Berubahnya kecepatan motor induksi (nr) mengakibatkan berubahnya harga slip dari 100% pada saat start sampai 0% pada saat berhenti/diam (nr = ns). Hubungan frekuensi dengan slip adalah sebagai berikut : (Persamaan 2.4) Dimana p = jumlah kutub ns = kecepatan sinkron dan pada rotor berlaku: Dimana f 2 = frekuensi rotor Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s) dinyatakan dengan: S = (ns-nr)/ns x 100%...(Persamaan 2.6) Dalam perbaikan suatu motor tentunya diperlukan suatu gulungan dan untuk penentuan suatu gulungan yang dipakai adalah seperti dibawah ini (Persamaan 2.7) (Persamaan 2.8) U = Tegangan P = Jumlah Kutub N = Nomor dari Pararel ; jika seri = 1 ; jika pararel = 2 L BI = Panjang Core dalam mm Ø BI = Diameter dalam stator dalam mm = Winding factor ; z =Area Factor ; s = Cord Factor N = Jumlah Slot B l = Air gap flux density Menentukan jumlah total gulungan: B l memiliki nilai 0.82 apabila pole nya 2, dan apabila lebih dari 4 memiliki nilai 0.85 aitu Untuk untuk parameter tabel 4.5 dimana nilainya tergantung dari jumlah kutub dan jumlah Slot. Berikut ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan penampang dari suatu kawat dimana kawat ini digunakan sebagai gulungan. Persamaan ini bisa dilihat pada persamaan 2.9 Dimana :...(Persamaan 2.9) i = Arus D = Diameter kawat n = jika seri 1 jika pararel 2 N = jumlah kawat Dan nilai dari Rapat arus ini antara 4 7 lebih atau kurang daripada itu dianggap tidak sesuai 2. III. Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Perbaikan Motor PT ABB Sakti Industri Service 3.1 Proses Pembongkaran Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan oleh PT ABB Sakti Industri Service dalam penerimaan suatu motor yang akan diperbaiki Persiapan Pembongkaran Melakukan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan pembongkaran, disini akan dilakukan pelepasan bagian demi bagian dari suatu motor, generator atau transformator Pelepasan Kopling Melepaskan coupling atau hub dari drive-end shaft rotor saat pekerjaan pembongkaran. Pelaksanaan pekerjaan: Sebelum melepaskan coupling dilakukan pengukuran letak coupling terhadap tepi ujung shaft dan titik-titik referensi lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan saat pemasangan coupling dan tidak terjadi kesalahan pemasangan Melepaskan Penutup dan Kipas Pendingin Membuka atau melepaskan penutup dan kipas pendingin saat pekerjaan pembongkaran Pelepasan End-Shields (Bagian NDE dan DE) Membuka end-shield bagian NDE (non driveend) dan DE (drive-end) pada proses pekerjaan pembongkaran Pelepasan Brush Holder dan Carbon Brushes Melepaskan Brush Holder dan Carbon Brushes pada proses pekerjaan pembongkaran pada motormotor dan generator-generator yang mempunyai komponen dimaksud Pelepasan Bearings Melepaskan bearing dari tempat dudukanya, shaft dan housing bearing-nya saat proses pembongkaran Rotor Out / Pembongkaran Rotor Mengeluarkan bagian rotor saat proses pekerjaan pembongkaran Electrical Measurements / Pengukuran Elektrik Untuk mengetahui kerusakan bagian-bagian lisrik dari motor, generator, transformator 2 Supporting Doctument Winding Motor. PT. ABB Sakti Industri Sevice Division 2

3 saatpenerimaan/receiving atau sering disebut dengan pre-test Mechanical Inspection / Tindakan Mekanik Untuk mengetahui kerusakan dari bagianbagian mekanikal saat penerimaaan atau receiving motor, generator, transformator. 3.2 Pembersihan Mesin dan Komponen Setelah pembongkoran dan pendataan motor seperti dibahas sebelumnya, diperlukan suatu pembersihan atau suatu filterisasi yang akan dijelaskan pada sub bab berikut ini Pembersihan dengan Menggunakan Air Pressure and Vacuum Cleaner Untuk membersihkan bagian-bagian dari motor, generator, transformator hingga bagian yang terkecil. Umumnya dilakukan pertama kali saat motor, generator akan dilakukan rekondisi /overhaul Pembersihan dengan Menggunakan Dry Cloths Melakukan pekerjaan cleaning atau membersihkan bagian-bagian dari motor, generator dan transformator Pembersihan dengan Menggunakan Steam Cleaner Membersihkan mesin listrik dan bagianbagiannya dengan peralatan Steam Cleaner atau air panas yang bertekanan. Untuk membersihkan kotoran yang sulit terlepas, seperti grease, minyak, sisa carbon dan kontaminasi bahan kimia lainnya Pembersihan dengan Menggunakan Electric Cleaner Membersihkan bagian-bagian dari motor, generator dengan cairan pembersih khusus untuk bagian yang berisolasi/tidak boleh menghantar arus listrik atau sering disebut dengan electric cleaner atau solvents. Biasanya dipergunakan untuk membersihkan bagian-bagian yang kotor yang tidak bisa dibersihkan dengan pembersih biasa, seperti kotoran yang mengandung minyak misalkan grease Pembersihan dan Pengecatan Ulang Bagian Mesin Melakukan pekerjaan membersihkan bagianbagian permukaan electric motor, generator yang akan dilakukan pengecatan ulang Pengeringan Setelah Pembersihan Untuk mengeringkan bagian-bagian dari motormotor listrik setelah proses pembersihan dilakukan. Sehingga bagian yang terdapat bahan isolasi benarbenar kering dan nilai tahanan isolasi menjadi lebih tinggi dari sebelum proses pembersihan Electrical Measurements / Pengukuran Elektrik Melakukan pengukuran bagian-bagian electrical, khususnya bagian tahanan insulation dari suatu motor, generator, transformator setelah pekerjaan cleaning dilakukan dan proses pengeringan sudah selesai. 3.3 Mechanical Work/Tindakan Mekanik Mechanical work adalah proses dimana dilakukan tindakan mekanis terhadap suatu motor yang rusak. Dan tindakan tindakan tersebut akan dibahas pada sub bab berikut ini Penggantian Bearing Melepaskan atau mengganti bearing yang rusak atau perlu untuk diganti/direkondisi dari shaft suatu electric machine saat proses dismantling dengan metode dan peralatan yang tepat dan benar Rolling Bearing (Ball Bearing dan Roller Bearing) Untuk melepas bearing dengan jenis Rolling Bearing, ada beberapa hal yang penting yang harus diperhatikan, antara lain jika bearing akan dipergunakan kembali. Saat melepas bearing harus berhati-hati Sleeve Bearing Melepaskan sleeve bearing umumnya dilakukan dengan prosedur mekanikal ini secara berurutan. Bersihkan permukaan luar sleeve bearing terlebih dahulu guna memudahkan pelaksanaan pekerjaan dismantling Restacking the Core / Perbaikan Core Melakukan perbaikan core yang terdapat indikasi panas yang abnormal setelah dilakukan pengujian core. Core yang rusak karena gesekan diperbaiki dan dilaminasi ulang. Membersihkan sisa-sisa tembaga dari coil yang terbakar/meledak dan melekat pada laminasi core Balancing Rotor Balancing adalah salah satu bagian pekerjaan di dalam proses recondition atau proses akhir setelah rewinding suatu electric rotor/bagian yang berputar. Pekerjaan balancing dimaksudkan untuk mendapatkan pembagian berat saat rotor berputar dengan tidak terdapat gaya centrifugal yang tak seimbang. Semua pekerjaan balancing jenis rotor masuk dalam bagian Dynamic Balancing Metal Spray Metal Spray adalah pekerjaan mekanikal untuk memperbaiki suatu permukaan yang sudah aus karena gesekan mekanis. Prinsip kerjanya adalah menambah lapisan yang aus dengan bubuk/powder tertentu yang dibantu dengan peralatan thermal coating system Rebushing Bearing Seat Rolling Bearing Type Rebushing bearing saat atau machining dudukan bearing adalah memperbaiki dudukan suatu bearing yang sudah tidak masuk kedalam toleransi yang diperbolehkan. 3

4 BAB IV Proses Perbaikan Motor Induksi 380 V 125 HP Pada PT ABB Sakti Industri Service Pada bab ini akan dijelaskan dan diberikan suatu penjelasan bagaimana proses penerimaan order sampai dengan solusi dan tindakan yang harus dilakukan. Untuk penanganan perbaikan pada PT ABB sakti Industri Service dapat dilihat dalam blok diagram berikut Pada Gambar Test Inspection / Pengukuran Motor Tes ini bertujuan untuk mendapatkan semua data data motor yang diperlukan yang berhubungan dengan kelistrikan dimana dari data data ini akan diketahui sejauh mana kerusakan yang dialami oleh motor yang akan diperbaiki. Berikut pada tabel 4.1 dijelaskan pengukuran motor. Tabel 4.3 Data Gulungan Lama Winding data Jumlah Grup 12 Jumlah Slot 48 Jumlah Slot dalam satu Grup 4 Coil Span 1 13 Jumlah gulungan dalam satu 9 Slot Number Of Conductors 1//2 Number standards per 8 Conductors Wire Size (mm) Ø1.40 Condition Not Original Winding Setelah pendataan gulungan lama, langkah yang harus dilakukan adalah menghitung jumlah gulungan total pada motor lama. Gambar 4.5 Dimensi Core Stator Pada Gambar 4.5 adalah gambar dimensi core stator yang diperlukan untuk penghitungan gulungan dan perhitungan tersebut menggunakan rumus berikut ini: Menentukan jumlah total gulungan: Gambar 4.1 Blok Diagram Perbaikan Motor Induksi 4.1 Test Inspection / Pengukuran Motor Tes ini bertujuan untuk mendapatkan semua data data motor yang diperlukan yang berhubungan dengan kelistrikan dimana dari data data ini akan diketahui sejauh mana kerusakan yang dialami oleh motor yang akan diperbaiki. Berikut pada tabel 4.1 dijelaskan pengukuran motor. Tabel 4.1 Electrical Measurements B l memiliki nilai 0.82 apabila pole nya 2, dan apabila lebih dari 4 memiliki nilai 0.85 s dan z ; Untuk z bernilai tetap yaitu sedangkan untuk parameter s Bernilai sesuai dengan tabel lampiran dimana nilainya tergantung dari jumlah kutub dan jumlah slot. 4.4 Electrical Inspection / Tindakan Elektrik Electrical inspection ini adalah tindakan elektrik yang dilakukan pada suatu motor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel4.3. Jadi untuk total gulungan motor lama tersebut adalah 573 gulungan Sedangkan untuk data gulungan per slot bisa dengan persamaan 4.1 Total gulungan tiap slot 4

5 Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka nilai tersebut mendekati 12 lilitan. Akan tetapi apabila nilai 12 lilitan ini dipakai, hal ini akan melebihi jumlah gulungan yang sudah dihitung dengan menggunakan persamaan 4.2 yaitu 573. Oleh karena jumlah lilitan yang digunakan adalah 11 lilitan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kawat yang digunakan pada saat lilitan, berikut ini adalah cara yang digunakan untuk menentukan diameter dari suatu kawat: Persamaan 4.3 Dan nilai dari rapat arus yang sesuai adalah antara 4 7, jika nilai rapat arus kurang dari nilai tersebut atau bahkan lebih maka dianggap tidak sesuai. Dan untuk kasus motor tersebut data lama nya menggunakan kawat dengan diameter 1.4 mm dan cara perhitungannya dengan menggunakan persamaan Rapat arus nya 4.03 New Winding data Jumlah Grup 12 Jumlah Slot 48 Jumlah Slot dalam satu 4 Grup Coil Span 1 13 Jumlah gulungan dalam 11 satu Slot Number Of Conductors 1//2 Number standards per 8 Conductors Wire Size (mm) Ø1.40x3 Wire Size (mm) Ø1.35x5 Condition Not Original Winding Dan untuk hubungan dalam tiap Slot bisa dilihat pada gambar 4.6 Gambar 4.6 Gulungan motor yang diwakili dalam Group 4.8 Test Running Setelah itu dilakukan test running dengan memberikan tegangan nominal pada terminalterminal motor (U-V-W) selama satu jam untuk mengetahui apakah motor dapat berputar dengan baik atau tidak, apakah dalam satu jam terjadi perubahan arus yang mencolok atau tidak. Kecepatan motor juga diukur untuk mengetahui apakah putaran motor dapat mencapai kecepatan nominal atau tidak, atau bahkan melebihi dan berikut ini adalah hasil pengukuran motor setelah diperbaiki. Tabel 4.9 ELECTRICAL FINAL TEST REPORT AC INDUCTION MOTOR Setelah semua diketahui, saatnya membuat data gulungan baru atau kalau memang data lama memungkinkan, kita bisa memakai data yang lama tersebut. Namun kita bisa mencoba alternatif lain dengan menganti hubungan antar slot ataupun mengubah diameter dari kawat lilitan dan caranya hampir sama seperti diatas dengan menggunakan persamaan 4.1 sampai =

6 Pada tabel 4.9 diatas dapat dijelaskan data dari motor tersebut sudah baik dan sesuai dengan ketentuan motor yang baik pada umumnya Dapat dilihat dari Winding Resistance antar fasa yang memiliki kesamaan pengukuran tiap fasanya. Hal ini juga dapat dilihat pada Winding Insulation yang juga memiliki nilai jauh diatas angka nominal baik untuk pengukuran antar fasa atau antar fasa dan ground 4.9 Finishing Motor yang sudah diperbaiki dibawa ke suatu tempat untuk kemudian dicat sesuai dengan warna dasar motor. Setelah kering, motor dibungkus dengan plastik. Untuk mesin-mesin yang berukuran besar setelah dibungkus dapat dibuatkan peti agar tidak lecet pada saat memindahkannya dengan kren atau alat lainnya. BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan 1. Cara Menganalisa Kerusakan motor adalah dengan melakukan pengukuran mekanik dan Elektrik yaitu Pengukuran Shield dan Shaft baik kutub DE dan NDE sedangkan untuk data elektrik yang diukur adalah Winding Resistance dan Insulation Resistance baik untuk fasa per fasa maupun fasa per ground 2. Cara mengatasi kerusakan motor adalah dengan melakukan perbaikan baik dari segi mekanik dan elektronik.. 3. Dalam memperbaiki suatu motor Induksi yang rusak, diperlukan tahapan tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan suatu hasil perbaikan yang memiliki kualitas yang baik dan memiliki daya tahan yang tinggi (umur pengoperasian yang lama. Tahap tahap yang diperlukan adalah: - Pembongkaran - Pengecekan dan pengujian motor (pengukuran Elektrik dan Mekanik) - Pembersihan bagian bagian motor - Electrical inspection dan Mechanical inspection - Penyatuan kembali bagian bagian motor - Pengujian Motor - Finishing 4. Dari perbaikan yang dilakukan pada motor induksi ini didapatkan hasil dimana terdapat perbedaan yang drastis antara keadaan dan kondisi motor sebelum diperbaiki dan sesudah diperbaiki hal ini dapat dilihat pada tabel 4.9, pada tabel tersebut dijelaskan data dari motor tersebut sudah baik dan sesuai dengan ketentuan motor yang baik pada umumnya dapat dilihat dari Winding Resistance antar fasa yang memiliki kesamaan pengukuran tiap fasanya. Hal ini juga dapat dilihat pada Winding Insulation yang juga memiliki nilai jauh diatas angka nominal baik untuk pengukuran antar fasa atau antar fasa dan ground. 5. Proses rewinding tidak perlu harus sesuai dengan data motor lama, akan tetapi bisa diubah asalkan nilainya tidak melebihi Standard yang telah ditentukan dan berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk penentuan gulungan suatu motor: U = Tegangan P = Jumlah Kutub N = Nomor dari Pararel ; jika seri = 1 ; jika pararel = 2 L BI = Panjang Core dalam mm Ø BI = Diameter dalam stator dalam mm = Winding factor; z = Area Factor; s = Cord Factor N = Jumlah Slot 5.2 Saran Diperlukan suatu peningkatan pelayanan dalam penerimaan, pengerjaan ataupun penyerahan kembali kepada konsumen sehingga konsumen puas tidak hanya kualitas perbaikan akan tetapi juga terhadap pelayanan yang diberikan. DAFTAR PUSTAKA 1. Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Perbaikan Motor. PT ABB Sakti Industri Service Division 2. Supporting Doctument Winding Motor. PT. ABB Sakti Industri Sevice Division 3. modules/indo/chapter%20- %20Electric% diakses pada tanggal 25 Oktober 2010, pukul WIB 4. n-listrik/65-teori-motor-induksi diakses pada 28 Oktober 2010, pukul WIB 5. Fajar Pudhi Ardhana, dilahirkan di Surabaya pada tanggal 25 oktober Lulus dari SMA negeri 2 surabaya pada Tahun 2005 dan melanjutkan studi di ITS untuk program D3 lulus pada tahun dan melanjutkan studi S1 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Teknik Elektro bidang studi Sistem Tenaga. Penulis dapat dihubungi melalui alamat pudhie_ardhana@yahoo.co.id 6

BAB IV. Sistem Perbaikan dan Perawatan. Motor Hoist Crane

BAB IV. Sistem Perbaikan dan Perawatan. Motor Hoist Crane BAB IV Sistem Perbaikan dan Perawatan Motor Hoist Crane 4.1 Penjelasan Umum Penyebab terbesar terjadinya kerusakan pada motor adalah karena kurangnya tindakan preventive, di mana seharusnya dilakukan pengecekan

Lebih terperinci

PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA (DAHLANDER) DI PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk.

PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA (DAHLANDER) DI PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Makalah Seminar Kerja Praktek PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA (DAHLANDER) DI PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk. Muhamad Hami Pradipta, karnoto, ST. MT Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H.

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT SELESAI MAGANG... iii. SURAT PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT SELESAI MAGANG... iii. SURAT PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii SURAT SELESAI MAGANG... iii SURAT PERNYATAAN... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi PRAKATA... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT Nama : Arif Andriansyah NPM : 11410068 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 3 : Dasar Mesin Listrik Berputar Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TESTING REWINDING MOTOR A. Data Nameplate B. Data Sebelum Rewinding Test Inspection / Pengukuran Motor...

BAB IV HASIL TESTING REWINDING MOTOR A. Data Nameplate B. Data Sebelum Rewinding Test Inspection / Pengukuran Motor... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii SURAT SELESAI MAGANG... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO)

PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO) PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 2380 kw DI PT.PINDAD (PERSERO) Nanda Tri Amalia (1), Drs. Teguh Harijono Mulud, M.T. (2), Budhi Prasetiyo, S.T., M.T. (3) 1,2,3,4) Mahasiswa dan 5,6) Dosen Program Studi Teknik

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 FASA

MOTOR LISTRIK 1 FASA MOTOR LISTRIK 1 FASA Alat alat listrik rumah tangga yang menggunakan motor listrik satu fasa biasanya menggunakan motor induksi 1 fasa, motor split fasa, motor kapasitor, motor shaded pole, dan motor universal.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 62-68 ISSN 0216-7395 PERANCANGAN PARAMETER PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA TIPE ROTOR BELITAN UNTUK PENINGKATAN UNJUK KERJA Tejo Sukmadi Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE. AGUNG GINANJAR M*) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS

ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE. AGUNG GINANJAR M*) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE AGUNG GINANJAR M*) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS Abstrak Motor induksi atau biasa kita sebut dengan motor asinkron

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sebuah generator magnet permanen fluks axial yang dirangkai dengan keluaran 1 fase. Cara kerja dari generator axial ini adalah

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT (DESIGN OF 4 POLE 1 PHASE INDUCTION MOTOR STATOR WINDING WITH COIL MESHES METHODE) Yanti Kumala Dewi, Widyono Hadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 1 Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling BAB II TINJAUAN PUSTAKA banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber

Lebih terperinci

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG 20 BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

12/1/2012. Belitan medan. Sumber AC 1 Fasa. Sikat-sikat dihubungsingk atkan. Jangkar DC

12/1/2012. Belitan medan. Sumber AC 1 Fasa. Sikat-sikat dihubungsingk atkan. Jangkar DC 12/1/2012 Sumber AC 1 Fasa Sikat-sikat dihubungsingk atkan Belitan medan U S Jangkar DC 1 Motor tidak dapat start, sedangkan sakelar tertutup. 1. Sekering putus 2. Bantalan aus 3. Sikat melekat pada pemegang

Lebih terperinci

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 SYNCHRONOUS GENERATOR Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010 1 Kelompok 7: Ainur Rofiq (0706199022) Rudy Triandi (0706199874) Reza Perkasa Alamsyah (0806366296) Riza Tamridho (0806366320) 2 TUJUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ARIF KURNIAWAN LF30144 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 003 A

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Arus bolak-balik Motor arus bolak-balik (motor AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC mempunyai

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Pada motor satu fasa terdapat dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U 1 -U 2 ) dan belitan fasa bantu (belitan Z 1 -Z 2 ), Belitan utama menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START DAN ARUS START,DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGASUTAN AUTOTRAFO, STAR DELTA DAN DOL (DIRECT ON LINE) PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi

Lebih terperinci

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan. MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN. 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase. memerlukan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN. 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase. memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN 3.1 Langkah-Langkah Dalam Merancang Motor Induksi 3 Phase Untuk melakukan perancangan motor induksi tiga phase mini, memerlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menggambar

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

B A B 1 PENDAHULUAN. sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah

B A B 1 PENDAHULUAN. sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah 1 B A B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

PERAWATAN MOTOR LISTRIK PADA MESIN PENGGERAK SISTEM CRANE DI PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA

PERAWATAN MOTOR LISTRIK PADA MESIN PENGGERAK SISTEM CRANE DI PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA PERAWATAN MOTOR LISTRIK PADA MESIN PENGGERAK SISTEM CRANE DI PT KRAKATAU BANDAR SAMUDERA Siswanto, Karnoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jalan Prof. H. Soedarto, S.H,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari untuk menggerakkan peralatan dan mesin yang membantu perkerjaan. Untuk itu sangatlah erat kaitannya antara motor

Lebih terperinci

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding) Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi

Lebih terperinci

ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE OLEH : AGUNG GINANJAR M ( )

ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE OLEH : AGUNG GINANJAR M ( ) ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE P3 OLEH : AGUNG GINANJAR M (4205 100 031) Motor induksi merupakan motor arus bolak balik atau AC, arus motor induksi didapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Frekuensi dan Tegangan Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri (421 13 019) Ryan Rezkyandi Saputra (421 13 018) Hardina Hasyim (421 13 017) Jusmawati (421 13 021) Aryo Arjasa

Lebih terperinci

Gambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat

Gambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat 2.1 Bentuk Bentuk Kumparan Stator Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 2 macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur alur stator. Bentuk

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. Keinginan untuk mendapatkan mesin yang mudah dirangkai, memiliki torsi yang besar, hemat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Generator Generator merupakan mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, Tenaga kinetik bisa berasal dari panas, air, uap, dll, Prinsip kerja generator tersebut

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 0 : PENDAHULUAN Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Informasi dan Letak mata Kuliah 2 TE091403 : Mesin Arus Bolak balik TE091403 : Alternating Current

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi TEKNO, Vol : 19 Maret 2013, ISSN : 1693-8739 MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi Abstrak : Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran JOB SHEET MESIN LISTRIK Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO JOB SHEET PRAKTIKUM MESIN LISTRIK Materi Judul Percobaan Waktu : Motor Induksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ME 091329) Presentasi Skripsi Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 ANALISA

Lebih terperinci

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Pengereman Dinamik Pada Motor Induksi Tiga Fasa (A. Warsito, M. Facta, M Anantha BP) PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA Agung Warsito, Mochammad Facta, M Anantha B P a.warsito@elektro.ft.undip.ac.id,

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Generator listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 01 ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI Pertemuan ke- Kompetensi Dasar 13-16 Memahami Motor Induksi Materi Pokok Indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak

Lebih terperinci

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf

Studi Komparatif Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Studi Komparatif Arus Asut Induksi Tiga Fasa Standar NEMA Berdasarkan Rangkaian Ekivalen Dan Kode Huruf Iwan Setiawan Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. kehidupan manusia sehari-hari. Pemanfaatan tenaga listrik tersebut akan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. kehidupan manusia sehari-hari. Pemanfaatan tenaga listrik tersebut akan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Listrik merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Pemanfaatan tenaga listrik tersebut akan mempengaruhi tingkat

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA Herda Dwi Cahyanova (L2F 008 132) Email: cahyanovaht@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA

ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN MOTOR INDUKSI 3 FASA Oleh: Rino Adi Putra (21060110141036) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro rinoadiputra5@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta http://maryonoam.wordpress.com Definisi Motor adalah suatu alat yang mengubah daya listrik menjadi daya mekanik (putaran) Generator adalah suatu alat yang mengubah

Lebih terperinci

PENGGULUNGAN ULANG BELITAN MOTOR KAPASITOR SATU FASA LAPORAN AKHIR

PENGGULUNGAN ULANG BELITAN MOTOR KAPASITOR SATU FASA LAPORAN AKHIR PENGGULUNGAN ULANG BELITAN MOTOR KAPASITOR SATU FASA LAPORAN AKHIR Dibuat untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... i ii iii iv v vii ix x I. PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Ali Sahbana Harahap, Raja Harahap, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009 ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT Bandung, Februari 2009 DEFINISI MOTOR LISTRIK Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Sidang Tugas Akhir - TM091486 ANALISA KERUSAKAN CENTRIFUGAL PUMP P951E DI PT. PETROKIMIA GRESIK Oleh : Farandy Afrizal Pembimbing : Dr. Muhammad Nur Yuniarto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN REWINDING MOTOR 1 FASA (POMPA AIR) PADA MATA KULIAH PRAKTEK PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK

METODE PEMBELAJARAN REWINDING MOTOR 1 FASA (POMPA AIR) PADA MATA KULIAH PRAKTEK PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 97 METODE PEMBELAJARAN REWINDING MOTOR 1 FASA (POMPA AIR) PADA MATA KULIAH PRAKTEK PEMELIHARAAN MOTOR LISTRIK Oleh: Urip Mudjiono dan Hendro Agus Widodo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penggerak generator adalah dari kayuhan sepeda untuk menghasilkan listrik yang disimpan dalam akumulator 12 Volt 10Ah yang akan digunakan sebagai sumber

Lebih terperinci

9/10/2015. Motor Induksi

9/10/2015. Motor Induksi 9/10/015 Motor induksi disebut juga motor tak serempak Motor Induksi Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa Lab. istem Tenaga Lab. istem Tenaga Keuntungan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM Disusun untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai

Lebih terperinci

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V MUHAMAD KOSIM

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik 2 Pembangkit Listrik adalah bagian dari alat Industri yang dipakai untuk memproduksi dan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai sumber tenaga. Bagian

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Mesin sinkron merupakan mesin listrik yang kecepatan putar rotornya (N R ) sama (sinkron) dengan kecepatan medan putar stator (N S ), dimana: (2.1) Dimana: N S = Kecepatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui beberapa tahap dalam pembuatan alat pengatur kecepatan motor induksi satu fasa melalui pengaturan frekuensi Menggunakan Multivibrator Astable, yaitu dimulai dari

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK

ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK TUGAS AKHIR RE1599 ANALISA HARMONISA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TORSI ELEKTROMAGNETIK PADA MOTOR INDUKSI JENIS ROTOR BELIT PADA SISTEM PEMAKAIAN SENDIRI PT PJB GRESIK IRMA PRIMASARI NRP 2202 100 057 Dosen

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 38 BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas rancangan diagram blok alat, rancangan Konstruksi Kumparan Stator dan Kumparan Rotor, rancangan Konstruksi Magnet Permanent pada Rotor

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT SEMESTER / SKS : IV / 2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : INSTALASI ELEKTRIK / IT04124 SEMESTER / SKS : IV / 2 Pertemuan ke Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Cara Pengajaran 1 Standarisasi dan

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Pada umumnya motor induksi tiga fasa merupakan motor bolak-balik yang paling luas digunakan dan berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis berupa tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di 24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

Lebih terperinci